Tag Archive for: universitas mulia

Dekan FEB UM, “Kurikulum OBE FEB Universitas Mulia dirancang tidak hanya untuk membekali mahasiswa dengan kompetensi teknis dan nonteknis yang terintegrasi, tetapi juga untuk menyiapkan lulusan yang adaptif, inovatif, dan siap bersaing di dunia kerja modern yang terus berubah”.

Humas Universitas Mulia, 4 Juni 2025— Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Mulia melakukan langkah strategis dengan merevisi kurikulum berbasis Outcome-Based Education (OBE) yang terintegrasi dengan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI). Revisi ini dilakukan sebagai respons terhadap dinamika dunia bisnis dan ekonomi yang terus berubah dengan cepat, seperti digitalisasi, disrupsi model bisnis, serta pergeseran kompetensi tenaga kerja yang dibutuhkan di pasar.

Dekan FEB Universitas Mulia, Dr. Ivan Armawan, S.E., M.M., tengah fokus menyiapkan materi pemaparan penyusunan kurikulum berbasis OBE dan SKKNI.

Dekan FEB Universitas Mulia, Dr. Ivan Armawan, S.E., M.M., menjelaskan bahwa kurikulum OBE FEB dirancang untuk menyiapkan lulusan yang unggul dan relevan dengan kebutuhan dunia kerja. Salah satu elemen penting dalam kurikulum ini adalah penyusunan Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL) yang mengintegrasikan kompetensi teknis (hard skills) dan nonteknis (soft skills). Kompetensi teknis yang dikembangkan mencakup analisis keuangan, perencanaan strategis, audit, riset pasar, serta pemanfaatan teknologi informasi. Sementara itu, kompetensi nonteknis mencakup kepemimpinan, komunikasi bisnis, pemecahan masalah, dan etika profesional.

Sejumlah dosen FEB tampak aktif terlibat dalam proses penyusunan kurikulum yang menekankan integrasi kompetensi teknis dan nonteknis.

“Penggabungan ini dirancang secara sistematis dalam struktur kurikulum, mulai dari mata kuliah inti program studi, serta pengalaman praktis berbasis proyek,” jelasnya.

Lebih lanjut, kurikulum OBE di FEB juga menargetkan pengembangan jiwa kewirausahaan dan kepemimpinan mahasiswa. Hal ini tercermin dalam profil lulusan seperti wirausaha, manajer, analis manajemen, serta analis pemasaran digital dan media sosial. Mahasiswa dirancang untuk memiliki kompetensi adaptif terhadap dunia bisnis modern.

Para kaprodi dan dosen serius menyimak pemaparan dari Wakil Rektor I Bidang Akademik dalam sesi pembukaan workshop kurikulum.

“Lulusan diarahkan untuk mampu menciptakan usaha mandiri, memimpin organisasi, menganalisis dan menyelesaikan masalah manajerial, serta merancang strategi pemasaran digital yang efektif,” ujarnya.

Proses penyusunan kurikulum ini melibatkan partisipasi berbagai pemangku kepentingan, termasuk mitra industri, asosiasi profesi, alumni, dan pelaku usaha. Kegiatan seperti focus group discussion (FGD), tracer study, dan benchmarking dengan perusahaan serta institusi pendidikan ternama akan menjadi bagian penting dari proses pengembangan kurikulum.

Peserta workshop membentuk lingkaran diskusi, berdialog hangat dan kritis dalam merumuskan arah kurikulum yang relevan dan berdaya saing.

“Masukan dari praktisi memberikan insight yang tajam terhadap kebutuhan pasar kerja saat ini dan masa depan,” pungkas Dr. Ivan.

Humas UM (YMNI)

Dekan FIKOM, “Siapkan Lulusan Siap Kerja dan Berdaya Saing Global!”

Humas Universitas Mulia, 2 Juni 2025 Fakultas Ilmu Komputer (FIKOM) Universitas Mulia secara aktif menyusun dan merancang kurikulum terbaru berbasis Outcome-Based Education (OBE) yang terintegrasi dengan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI). Langkah strategis ini dilakukan dalam rangka menjawab tantangan dunia kerja digital yang terus berkembang pesat, sekaligus memperkuat posisi lulusan FIKOM sebagai talenta yang adaptif dan kompeten secara profesional.

Rektor Universitas Mulia, Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i, memberikan arahan sekaligus membuka kegiatan penyusunan kurikulum berbasis OBE, KKNI, dan SKKNI di lingkungan Universitas Mulia.

Dekan FIKOM, Bapak Djumhadi, S.T., M.Kom., dalam wawancaranya menjelaskan bahwa pendekatan kurikulum terbaru ini memiliki perbedaan yang sangat mendasar dibandingkan kurikulum sebelumnya.

“Kurikulum yang lama lebih fokus pada apa yang diajarkan oleh dosen. Selama dosen sudah menyampaikan materi dan mahasiswa mengikuti ujian, itu dianggap cukup. Namun, tidak selalu apa yang diajarkan sesuai dengan kebutuhan dunia kerja,” tuturnya.

Sebaliknya, pendekatan OBE menitikberatkan pada hasil akhir pembelajaran, yaitu kompetensi nyata yang harus dimiliki mahasiswa setelah lulus.

“Bukan sekadar paham teori pemrograman, tetapi juga mampu mengembangkan aplikasi, bekerja dalam tim, melakukan presentasi, dan beradaptasi dengan teknologi baru. Semua proses pembelajaran didesain untuk mendukung pencapaian tersebut,” ujarnya.

Integrasi SKKNI dalam kurikulum juga menjadi pijakan penting dalam menjamin relevansi lulusan terhadap kebutuhan industri nasional. SKKNI, sebagai panduan resmi dari pemerintah mengenai kompetensi kerja di setiap sektor, digunakan sebagai acuan dalam merancang capaian pembelajaran.

Para Dekan dan Ketua Program Studi Universitas Mulia dengan khidmat menyimak pemaparan dari narasumber dalam sesi materi penyusunan kurikulum terpadu.

“Kami merujuk pada SKKNI untuk menentukan kemampuan-kemampuan apa saja yang wajib dimiliki lulusan. Misalnya, jika disebut bahwa seorang programmer harus mampu mengembangkan aplikasi web, maka kami pastikan mahasiswa benar-benar belajar dan praktik membangun aplikasi web secara nyata,” jelas Djumhadi.

Dampak dari pergeseran paradigma kurikulum ini diproyeksikan akan memberikan keuntungan signifikan bagi mahasiswa FIKOM. Mereka tidak hanya memperoleh pemahaman teoritis, tetapi juga pengalaman praktis dan portofolio karya digital seperti aplikasi, video, desain, hingga konten kreatif lainnya. Lebih jauh lagi, kurikulum ini membuka peluang integrasi dengan sertifikasi profesi nasional maupun internasional, seperti Microsoft, Cisco, atau Adobe, sebagai bukti pengakuan atas keahlian mahasiswa.

Ketua Program Studi Farmasi, Ibu Apt. Warrantia Citta Citti Putri, S.Farm., M.Sc., menyampaikan pendapat dan pertanyaan kritis dalam sesi diskusi penyusunan kurikulum berbasis capaian pembelajaran.

“Dengan kurikulum baru ini, mahasiswa FIKOM tidak hanya lulus dengan ijazah, tetapi juga dengan karya, pengalaman kerja tim, kemampuan komunikasi, dan pemikiran kritis yang sangat dibutuhkan di dunia kerja saat ini,” tambahnya.

Transformasi kurikulum ini merupakan bagian dari upaya besar Universitas Mulia dalam menyelaraskan pendidikan tinggi dengan kebutuhan industri digital, memperkuat kualitas lulusan, serta mendukung agenda nasional dalam penguatan sumber daya manusia unggul dan berdaya saing global.

Humas UM (YMN)

Humas Universitas Mulia, 29 Mei 2025 Universitas Mulia menegaskan komitmennya untuk mengambil bagian dalam upaya penyelamatan lingkungan melalui pengurangan penggunaan plastik sekali pakai di lingkungan kampus. Gagasan ini pertama kali disampaikan oleh Rektor Universitas Mulia, Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i, sebagai bentuk tanggung jawab kampus dalam merespons isu krisis lingkungan yang semakin mendesak, baik secara lokal maupun nasional.

Dalam keterangannya, Prof. Ahsin menyampaikan bahwa persoalan sampah, khususnya sampah plastik, telah menjadi persoalan serius yang harus mendapat perhatian seluruh elemen masyarakat, termasuk perguruan tinggi. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), timbunan sampah nasional mencapai 64 juta ton per tahun, dengan sekitar 12 persen atau 7,68 juta ton merupakan sampah plastik.

“Khusus di Kota Balikpapan, volume sampah mencapai sekitar 500 ton per hari, dan 380 hingga 400 ton di antaranya dibuang ke TPA Manggar. Tidak sedikit sampah plastik yang akhirnya masuk ke sungai, pantai, bahkan lautan,” ungkap Prof. Ahsin.

Sampah plastik di laut tidak hanya mengancam kelestarian ekosistem laut dan biota yang hidup di dalamnya, tetapi juga berdampak langsung terhadap sektor ekonomi seperti perikanan dan pariwisata. Dalam konteks ini, Universitas Mulia menilai perlu ada langkah konkret dari institusi pendidikan tinggi untuk ikut ambil bagian dalam pengurangan timbulan sampah plastik.

“Kampus kita sangat potensial menghasilkan sampah plastik dari berbagai kegiatan akademik dan non-akademik seperti seminar, ujian, workshop, wisuda, hingga diskusi ilmiah. Kita tidak bisa tinggal diam,” ujar Prof. Ahsin.

Ia menambahkan bahwa banyak sektor industri seperti perhotelan dan ritel modern telah lebih dulu mengambil langkah nyata, misalnya dengan mengganti air kemasan dan kantong plastik dengan alternatif ramah lingkungan. Oleh karena itu, sudah saatnya kampus juga melakukan langkah serupa dan menjadi teladan.

Dari Green Campus hingga Digitalisasi Akademik

Rektor Universitas Mulia menyampaikan bahwa gagasan pengurangan plastik ini merupakan bagian dari mimpi jangka panjang menjadikan UM sebagai “Green Campus”, sejalan dengan visinya sebagai kampus technopreneur yang unggul dan adaptif terhadap tantangan zaman.

“Salah satu langkah yang dapat kita tempuh adalah menerapkan kebijakan paperless dalam berbagai aspek akademik, mulai dari administrasi hingga tugas akhir mahasiswa,” tegasnya.

Beliau juga menyampaikan bahwa dokumen akademik seperti skripsi, tesis, maupun disertasi ke depan sebaiknya tidak lagi dicetak fisik, melainkan diserahkan dan diakses secara elektronik. Transformasi ini tidak hanya mendukung efisiensi, tetapi juga selaras dengan arah kebijakan nasional dalam digitalisasi pendidikan tinggi.

Langkah ini juga sejalan dengan semangat Permendikbud Nomor 3 Tahun 2020 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi, yang mendorong pemanfaatan teknologi informasi dalam pelaksanaan tridarma perguruan tinggi, termasuk pembelajaran dan pengelolaan data akademik.

Implementasi Bertahap dan Kolaboratif

Meski saat ini masih dalam tahap wacana, Prof. Ahsin menegaskan bahwa semua unit di Universitas Mulia nantinya akan terlibat secara aktif apabila kebijakan ini mulai diimplementasikan. Langkah awal akan dimulai dari perumusan kebijakan internal di tingkat pimpinan universitas dan yayasan, kemudian disosialisasikan secara menyeluruh ke semua unit, termasuk kepada pihak ketiga yang bermitra dengan kampus.

Selain aspek kebijakan, penguatan infrastruktur juga menjadi perhatian. Prof. Ahsin mendorong pemanfaatan lahan kampus sebagai ruang hijau produktif, seperti penanaman pohon untuk meningkatkan suplai oksigen serta pembuatan biopori di berbagai sudut kampus sebagai sistem resapan air hujan.

Mahasiswa sebagai Ujung Tombak Gerakan

Dalam implementasinya, Rektor menekankan bahwa mahasiswa harus menjadi garda terdepan dalam gerakan kampus hijau ini. Melalui pelibatan aktif mahasiswa dalam kegiatan berorientasi lingkungan, diharapkan tumbuh kesadaran dan budaya cinta lingkungan yang tidak hanya berhenti di bangku kuliah, tetapi dibawa ke dunia kerja dan masyarakat.

“Transformasi budaya akademik adalah bagian penting. Kita tidak hanya mencetak lulusan yang kompeten, tapi juga agen perubahan yang peduli terhadap lingkungan hidup,” ujarnya.

Kontribusi untuk Kota dan Provinsi

Lebih jauh, Rektor berharap bahwa Universitas Mulia dapat memberi kontribusi nyata dalam mendukung kebijakan Pemerintah Kota Balikpapan dan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur dalam pengelolaan lingkungan hidup, khususnya pengurangan sampah plastik.

Sebagai kota penyangga Ibu Kota Nusantara (IKN), Balikpapan memiliki peran strategis dalam menjaga kualitas lingkungan hidup. Oleh karena itu, inisiatif dari kampus seperti Universitas Mulia akan menjadi bagian penting dalam membentuk ekosistem pendidikan tinggi yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga peduli terhadap keberlanjutan.

Penutup

Gagasan ini memang masih dalam tahap wacana. Namun demikian, semangat dan arah visi yang ditunjukkan Rektor Universitas Mulia menandai langkah penting dalam menjadikan kampus sebagai benteng moral dan penyelamat lingkungan. Dari pengurangan plastik, digitalisasi akademik, hingga penghijauan lingkungan, Universitas Mulia tengah merintis jalan menuju kampus masa depan yang cerdas, bersih, dan berkelanjutan.

Humas UM (YMN)

Humas Universitas Mulia, 26 Mei 2025 Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Mulia menjalin kerja sama strategis dengan FEB Universitas Widya Gama Mahakam (UWGM) Samarinda dalam bentuk program pertukaran dosen. Kerja sama ini dilatarbelakangi oleh semangat memperluas jejaring antarlembaga perguruan tinggi dan mendukung implementasi kebijakan Kampus Merdeka dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.

Kaprodi Manajemen FEB Universitas Mulia, Dr. Pudjiati, S.E., M.M., menjelaskan bahwa UWGM dipilih sebagai mitra karena memiliki akreditasi Baik Sekali, termasuk beberapa program studi di dalamnya yang telah menunjukkan reputasi akademik yang kuat.

“Tujuan utama dari program ini adalah untuk meningkatkan kepercayaan diri dosen agar mampu mengajar tidak hanya di kampus sendiri, tetapi juga berkolaborasi dengan dosen lain dalam pengajaran lintas institusi,” ungkap Dr. Pudji.

Program pertukaran ini telah mulai dilaksanakan, diawali dengan kunjungan dari dosen FEB UWGM ke Universitas Mulia pada 19 Mei 2025, yang kemudian disusul dengan kunjungan balasan dari dosen FEB Universitas Mulia ke UWGM pada 21 Mei 2025.

Penyerahan Dokumen Implementation of Agreement Kaprodi Manajemen Universitas Mulia, Dr. Pudjiati, S.E., M.M., menyerahkan dokumen Implementation of Agreement (IA) kepada Kaprodi Manajemen Universitas Widya Gama Mahakam Samarinda sebagai bentuk resmi dimulainya kerja sama pertukaran dosen.

Adapun mata kuliah yang akan diampu dalam program ini mencakup Manajemen, Perilaku Organisasi, Akuntansi Manajemen, Kewirausahaan, dan Pengantar Akuntansi. Beberapa dosen Universitas Mulia yang terlibat di antaranya adalah Dr. Abdul Halim, M.M., Murtasiyah, S.E., M.M., dan Nandha Narendra Muvano, S.E., M.M. dari Program Studi Manajemen. Dari Prodi Akuntansi turut berpartisipasi Ekki Satria Jaya, S.E., M.Si., Ak., C.FA, Henny Oktapiyani, S.E., M.Ak., serta Khadijah Zhafarina Noorendi, S.Ak., M.Ak.

Penyerahan Dokumen IA Prodi Akuntansi Kaprodi Akuntansi Universitas Mulia, Eko Edy Susanto, S.E., M.Ak., menyerahkan dokumen Implementation of Agreement (IA) kepada Kaprodi Akuntansi Universitas Widya Gama Mahakam Samarinda dalam rangka kerja sama akademik antarkampus.

Selain pengajaran, bentuk kerja sama ini juga mencakup studi banding dalam bidang kewirausahaan, pengembangan kurikulum, penelitian bersama, serta pelaksanaan Pengabdian kepada Masyarakat (PKM). Menurut Dr. Pudji, kerja sama ini diharapkan memberikan manfaat konkret, seperti peningkatan kualitas tridharma perguruan tinggi, pengembangan profesional dosen, serta penguatan reputasi akademik Universitas Mulia.

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mulia menerima kunjungan dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Widya Gama Mahakam (UWGM) Samarinda dalam rangka penjajakan kerja sama akademik antarprogram studi.

“Kontribusi program ini terhadap peningkatan kualitas akademik di Prodi Manajemen mencakup penguatan kurikulum dan pembelajaran, peningkatan mutu penelitian dosen, serta dukungan terhadap pengembangan dosen dan peningkatan akreditasi program studi,” tambahnya.

Kerja sama ini juga memberikan dampak langsung kepada mahasiswa, misalnya dalam bentuk kuliah tamu dan kelas bersama (joint class), yang telah mulai dilaksanakan oleh dosen FEB UWGM di Program Studi Manajemen dan Akuntansi Universitas Mulia.

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mulia melakukan kunjungan balasan ke Universitas Widya Gama Mahakam (UWGM) Samarinda sebagai tindak lanjut kerja sama pertukaran dosen dan kolaborasi tridharma perguruan tinggi.

Dr. Pudji menegaskan bahwa kolaborasi ini tidak berhenti di pengajaran saja. Saat ini, penelitian kolaboratif antar dosen dari kedua kampus juga tengah berjalan. Ia berharap agar kerja sama ini tidak bersifat sementara atau seremonial semata, tetapi dapat memberikan manfaat jangka panjang melalui implementasi program yang konsisten dan terstruktur.

Sebagai penutup, ia menyampaikan pesan kepada seluruh dosen dan mahasiswa untuk mendukung penuh program ini. “Bagi dosen, ini adalah peluang strategis untuk memperluas wawasan, berbagi keahlian, serta memperkaya metode dan materi pembelajaran. Sementara bagi mahasiswa, ini menjadi kesempatan belajar langsung dari berbagai narasumber, praktisi, dan dosen dari luar kampus,” pungkasnya.

Humas UM (YMN)

Humas Universitas Mulia, 22 Mei 2025 – Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Mulia menjalin kerja sama strategis dengan PT Pos Indonesia (Persero), perusahaan milik negara yang bergerak di bidang logistik, keuangan, dan layanan digital. Kerja sama ini bertujuan untuk menjembatani dunia pendidikan tinggi dengan kebutuhan industri dalam rangka menciptakan sumber daya manusia yang kompeten dan siap menghadapi tantangan global.

Diskusi strategis antara PT Pos Indonesia dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Mulia yang berlangsung di Gedung White Campus, Universitas Mulia Balikpapan.

Kerja sama ini dilandasi semangat link and match antara dunia pendidikan dan dunia industri. PT Pos Indonesia, sebagai BUMN dengan jaringan layanan yang luas, membutuhkan tenaga profesional yang adaptif terhadap transformasi digital dan inovasi layanan. Di sisi lain, FEB Universitas Mulia berkomitmen untuk mencetak lulusan unggul yang mampu menjawab kebutuhan industri secara langsung.

Penandatanganan Nota Kesepahaman (MoA) antara Dekan FEB Universitas Mulia, Dr. Ivan Armawan, S.E., M.M., dan perwakilan PT Pos Indonesia, sebagai bentuk kerja sama dalam bidang magang, riset, dan pengembangan SDM.

“Kolaborasi ini tidak hanya memperkuat pelaksanaan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), tetapi juga membuka ruang bagi pengembangan kurikulum yang lebih aplikatif dan relevan dengan dinamika dunia kerja, khususnya di sektor logistik, keuangan, dan digital,” ungkap Dekan FEB Universitas Mulia, Dr. Ivan Armawan, S.E., M.M.

Melalui kemitraan ini, mahasiswa FEB memiliki kesempatan untuk terlibat dalam kegiatan magang, praktik kerja lapangan, serta studi kasus langsung di lingkungan PT Pos Indonesia. Selain itu, kolaborasi ini juga mendorong penelitian terapan yang berfokus pada isu-isu strategis seperti digitalisasi layanan, transformasi BUMN, penguatan ekonomi digital, dan pemberdayaan UMKM.

Pose bersama antara Dekan FEB Universitas Mulia, Dr. Ivan Armawan, S.E., M.M., dan pimpinan PT Pos Indonesia usai penandatanganan MoA sebagai simbol komitmen kolaboratif antara dunia pendidikan dan industri.

FEB Universitas Mulia juga akan berperan aktif dalam kegiatan pengabdian masyarakat yang didukung oleh PT Pos Indonesia, dengan memberikan pelatihan kewirausahaan dan manajemen kepada mitra UMKM. Di sisi lain, dosen-dosen FEB akan berkontribusi dalam pelatihan sumber daya manusia untuk karyawan PT Pos dalam bidang kepemimpinan, bisnis, dan manajemen keuangan.

Foto bersama pimpinan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mulia (Dekan dan Kaprodi) bersama perwakilan PT Pos Indonesia, menandai awal sinergi program pendidikan tinggi dengan kebutuhan dunia kerja.

Kemitraan ini merupakan langkah konkret Universitas Mulia dalam memperluas jejaring dan memperkuat peran perguruan tinggi sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan yang berkontribusi langsung terhadap kemajuan industri dan masyarakat.

Humas UM (YMN)

Humas Universitas Mulia, 22 Mei 2025 – Universitas Mulia kembali menunjukkan kiprah globalnya dalam pengembangan sumber daya manusia internasional melalui salah satu dosen terbaiknya, Dr. Linda Fauziyah Ariyani, S.Pd., M.Pd. Dosen Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) ini didaulat menjadi narasumber utama dalam pelatihan bertajuk Leadership Management and Financial Strategic Management yang diadakan oleh State Electric Company Limited (STELCO), perusahaan listrik nasional milik Pemerintah Maladewa.

Foto Hari Pertama Pelatihan: Dr. Ali Azwar (Executive Director), Mohammed Latheef (Chairman), Dr. Linda Fauziyah Ariyani, M.Pd. (Keynote Speaker), dan Ahmed Hasyim (Non-Executive Director) berpose bersama mengenakan syal Sasirangan, kain batik khas Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

Pelatihan yang berlangsung selama dua hari di Hotel Hilton Garden Inn, Taman Palem, Jakarta, tersebut dihadiri langsung oleh jajaran pimpinan STELCO, seperti Chairman, Deputy Managing Director, dan Non-Executive Director. Kehadiran Dr. Linda sebagai narasumber menjadi bukti nyata pengakuan atas kompetensi akademisi Universitas Mulia di tingkat internasional.

“Pada hari pertama, saya membawakan materi seputar gaya kepemimpinan yang dapat diterapkan dalam menghadapi beragam karakter bawahan. Saya juga menghadirkan simulasi penanganan krisis yang kerap dihadapi manajemen puncak,” jelas Dr. Linda.

Materi yang disampaikan terbukti sangat relevan dan menggugah perhatian peserta. Simulasi serta studi kasus yang dibawakan tidak hanya menarik, tetapi juga membuka wawasan baru. Bahkan, karena begitu terlibatnya peserta dalam diskusi, waktu pelatihan melebihi batas yang direncanakan.

Foto Hari Kedua Pelatihan: Dr. Ali Azwar (Executive Director), Mohammed Latheef (Chairman), Dr. Linda Fauziyah Ariyani, M.Pd. (Keynote Speaker), dan Ahmed Hasyim (Non-Executive Director) dalam sesi foto bersama pada hari kedua pelatihan STELCO.

Hari kedua pelatihan diisi dengan simulasi strategi manajemen keuangan yang aplikatif. Peserta yang merupakan jajaran pimpinan STELCO mengaku mendapatkan banyak insight baru dan menyebut sesi ini sebagai yang paling menyenangkan sekaligus bermanfaat bagi tugas-tugas mereka.

“Kegiatan ini mencerminkan peran strategis Universitas Mulia dalam menjembatani dunia akademik dan kebutuhan nyata dunia kerja global. Kami sangat mengapresiasi kepercayaan yang diberikan kepada dosen kami sebagai narasumber utama di forum internasional seperti ini. Dosen adalah duta intelektual institusi, dan kehadiran Dr. Linda memperkuat posisi Universitas Mulia sebagai institusi yang unggul dan adaptif terhadap dinamika global,” ujar Wakil Rektor I Bidang Akademik Universitas Mulia, Wisnu Hera Pamungkas, S.T.P., M.Eng.

Wisnu Hera Pamungkas, S.T.P., M.Eng., Wakil Rektor I Bidang Akademik Universitas Mulia.

Sebagai ungkapan terima kasih, pihak STELCO memberikan cinderamata khas Maladewa kepada Dr. Linda, yang membalas dengan cinderamata syal sasirangan khas Kalimantan.

Pemberian Cinderamata: Dr. Linda Fauziyah Ariyani, M.Pd. menerima cinderamata khas Maladewa dari Mr. Mohammed Latheef, Chairman STELCO, sebagai bentuk penghargaan atas kontribusinya sebagai narasumber utama.

Prestasi ini menegaskan komitmen Universitas Mulia untuk terus mendorong dosen-dosennya mengembangkan keilmuan, memperluas jaringan, dan berkontribusi dalam forum-forum strategis internasional demi mewujudkan visi kampus sebagai institusi unggul dan berdampak global.

 

Humas UM (YMN)

Humas Universitas Mulia, Senin 19 Mei 2025 – Ratusan pemuda memadati Ballroom Cheng Hoo Universitas Mulia, menyambut penuh semangat pembukaan Digital Youth Summit Universitas Mulia 2025. Suasana menjadi semakin hangat ketika Dr. Agung Sakti Pribadi, S.H., M.H., Direktur Eksekutif Badan Pengelola Harian (BPH) Yayasan Airlangga, menyampaikan sambutan penuh energi dan refleksi mendalam tentang pentingnya peran pemuda sebagai agen perubahan di era digital.

Dr. Agung Sakti Pribadi, S.H., M.H., Direktur Eksekutif Badan Pengelola Harian (BPH) Yayasan Airlangga, saat menyampaikan sambutan sekaligus membuka acara Digital Youth Summit Universitas Mulia 2025.

Mengawali sambutannya, Dr. Agung mengutip pidato legendaris Soekarno, “Berikan aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncang dunia.” Di hadapan ratusan mahasiswa, beliau menegaskan bahwa potensi pemuda Balikpapan jauh lebih besar dari sekadar sepuluh orang. “Kalau ratusan begini, Balikpapan akan jadi apa? Pasti luar biasa,” ujarnya optimis.

Apresiasi untuk Talenta Muda dan Kolaborasi Lintas Sektor

Dr. Agung memberikan apresiasi khusus kepada Ketua BEM Universitas Mulia, Agung, yang telah mengharumkan nama kampus hingga ke kancah internasional dengan meraih juara I di Malaysia. Ia juga mengapresiasi peran Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Kota Balikpapan yang dipimpin oleh Ibu Ratih Kusuma W, atas dukungannya terhadap potensi pemuda. Menurutnya, pemerintah yang aktif mendampingi dan membuka ruang bagi generasi muda akan mempercepat lahirnya inovasi berdampak.

Ratusan pemuda peserta Digital Youth Summit Universitas Mulia 2025 antusias menyimak pidato pembukaan yang disampaikan Dr. Agung Sakti Pribadi, S.H., M.H.

Tak lupa, ia juga menyampaikan terima kasih kepada mitra industri, khususnya Telkomsel, yang telah menjalin kerja sama jangka panjang dengan Universitas Mulia dan lembaga-lembaga pendahulunya, seperti STMIK-STIKOM Balikpapan. “Kerja sama kami dengan Telkom sudah dimulai sejak awal 2000-an. Alumni kami banyak berkiprah di Telkom maupun di sektor lainnya,” tuturnya.

Pendidikan Harus Berdampak, Bukan Sekadar Seremonial

Dr. Agung menekankan bahwa dalam paradigma pendidikan masa kini, terutama Kurikulum Merdeka, yang diukur bukan lagi sekadar proses atau formalitas acara, melainkan dampaknya. “Setelah acara ini, apa hasilnya? Apa manfaatnya? Itu yang harus dilaporkan,” tegasnya.

Ia berharap kegiatan seperti Digital Youth Summit tidak hanya menjadi panggung wacana, tetapi juga melahirkan aksi nyata yang berkontribusi terhadap kemajuan daerah.

Pengurus BEM Universitas Mulia berfoto bersama para keynote speaker usai sesi pembukaan Digital Youth Summit 2025.

Teknologi Ada di Genggaman, Tapi Karakter yang Menentukan

Dalam refleksi yang lebih dalam, Dr. Agung mengingatkan mahasiswa untuk tidak terlena oleh kemudahan teknologi. “Sekarang semua ada di genggaman. Tapi satu hal yang tidak berubah sejak dulu: karakter, terutama kejujuran. Tanpa kejujuran, negeri ini bisa karam,” ujarnya prihatin.

Ia mengutip pernyataan Prof. Mahfud MD tentang kondisi hukum di Indonesia yang sudah memasuki “lampu merah” sebagai peringatan serius. “Kita generasi tua merasa malu. Karena sistem rusak ini, kami yang merusaknya,” akunya jujur.

Berpikir Global, Bertindak Lokal: Mulai dari Hal Kecil seperti Sampah

Pesan terakhir yang tak kalah penting adalah ajakan untuk bertindak dari hal-hal kecil, yang sering dianggap remeh, seperti pengelolaan sampah. “Jangan remehkan masalah sampah. Di negara maju, sampah itu budaya dan ukuran peradaban. Kalau kita cuek terhadap sampah, artinya kita sedang menciptakan peradaban yang juga cuek terhadap masa depan,” pungkasnya.

Foto bersama seluruh narasumber, panitia, dan tamu undangan usai seremoni pembukaan Digital Youth Summit Universitas Mulia 2025.

Penutup: Momentum Kebangkitan Generasi Baru

Dengan semangat kolaboratif antara kampus, pemerintah, dan dunia industri, Digital Youth Summit Universitas Mulia 2025 diharapkan menjadi titik tolak kebangkitan generasi muda yang tidak hanya cerdas secara digital, tetapi juga kuat secara karakter dan kepedulian sosial.

Digitalisasi bukan semata-mata soal teknologi, tetapi tentang bagaimana manusia, terutama pemuda, menggunakan teknologi untuk menciptakan perubahan nyata.

Humas UM (YMN)

Humas Universitas Mulia, Senin 19 Mei 2025 Pemerintah Kota Balikpapan melalui Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan Digital Youth Summit Universitas Mulia 2025 yang digelar oleh Universitas Mulia. Dalam sambutannya, Kepala Disporapar Kota Balikpapan, Ibu C.I. Ratih Kusuma W., menekankan pentingnya peran pemuda dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045 melalui penguatan lima domain pembangunan kepemudaan.

“Kami sangat mengapresiasi terselenggaranya kegiatan ini karena sejalan dengan arah kebijakan nasional, khususnya poin keempat dalam Asta Cita Presiden dan Wakil Presiden: memperkuat pembangunan sumber daya manusia, termasuk sains, teknologi, pendidikan, kesehatan, olahraga, serta penguatan peran perempuan, pemuda, dan penyandang disabilitas,” ujarnya di hadapan ratusan peserta yang didominasi mahasiswa dan pelajar dari berbagai lembaga pendidikan di Balikpapan.

Kepala Disporapar Kota Balikpapan, Ibu C.I. Ratih Kusuma W., menyampaikan sambutan inspiratif pada pembukaan Digital Youth Summit Universitas Mulia 2025 yang berlangsung di Ballroom Kampus Cheng Hoo, Universitas Mulia.

Satu dari Empat Warga Balikpapan Adalah Pemuda

Ratih menyampaikan bahwa dari total 738.000 penduduk Kota Balikpapan, sekitar seperempat di antaranya merupakan kelompok pemuda. Fakta ini menurutnya menunjukkan bahwa pemuda memiliki potensi besar untuk menjadi agen perubahan di daerah.

“Kalau dari empat penduduk, satu di antaranya adalah pemuda. Artinya, komunitas pemuda sangat besar. Maka pembangunan kepemudaan harus menjadi prioritas bersama,” katanya.

Evaluasi Indeks Pembangunan Kepemudaan Kota Balikpapan

Dalam paparannya, Ratih juga menyoroti lima domain penting dalam Indeks Pembangunan Kepemudaan (IPK): kesehatan, pendidikan, lapangan kerja, kepemimpinan, dan gender.

  • Kesehatan pemuda Balikpapan tercatat cukup baik dengan capaian lebih dari 70%. Namun, ia mengingatkan pentingnya menjaga gaya hidup sehat dan menjauhi perilaku menyimpang seperti narkoba, kekerasan, dan pernikahan usia dini.

  • Pendidikan juga menunjukkan tren positif, namun ia menekankan pentingnya mencegah angka putus sekolah dan mendorong keberlanjutan pendidikan hingga jenjang pascasarjana.

  • Kepemimpinan pemuda menjadi perhatian serius. “Saya harapkan adik-adik semua aktif berorganisasi, baik di kampus maupun di luar. Karena pemuda yang aktif dan punya jiwa kepemimpinan akan mendorong kemajuan kota,” tuturnya.

  • Lapangan kerja, menurutnya, masih menjadi tantangan besar dengan capaian di bawah 55%. Untuk itu, ia berharap kegiatan seperti Digital Youth Summit dapat melahirkan solusi dan rekomendasi nyata dalam membuka peluang kerja berbasis teknologi.

  • Kesetaraan gender juga diapresiasi, mengingat jumlah peserta laki-laki dan perempuan dalam acara ini terlihat cukup seimbang. “Semangat perempuan untuk berkolaborasi sudah sangat terlihat hari ini,” tambahnya.

Dr. Agung Sakti Pribadi, S.H., M.H., Direktur Eksekutif BPH Yayasan Airlangga, menyerahkan cinderamata kepada Kepala Disporapar Kota Balikpapan, Ibu C.I. Ratih Kusuma W., sebagai bentuk apresiasi dalam seremoni pembukaan Digital Youth Summit Universitas Mulia 2025.

Dorong Pemuda Jadi Kreator Digital

Lebih lanjut, Ratih berharap agar generasi muda Balikpapan tidak hanya menjadi konsumen teknologi, tetapi juga kreator dan inovator yang menghasilkan karya digital berdampak.

“Saya pernah mengikuti pelatihan di mana anak-anak muda bisa berwirausaha dari rumah melalui platform digital. Ini inspirasi yang nyata. Saya berharap dari acara ini muncul rekomendasi dan gagasan yang bisa mendukung UMKM dan membuka peluang ekonomi baru,” ujarnya.

Foto bersama tokoh penting dalam pembukaan Digital Youth Summit 2025: (dari kiri) Sumardi, S.Kom., M.Kom. – Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Universitas Mulia; Muhamad Asrullah – GM Consumer Business Telkomsel Region Kalimantan; Ibu C.I. Ratih Kusuma W. – Kepala Disporapar Kota Balikpapan; dan Dr. Agung Sakti Pribadi, S.H., M.H. – Direktur Eksekutif BPH Yayasan Airlangga.

Sinergi Pemerintah dan Dunia Kampus

Di akhir sambutannya, Kadisporapar menegaskan pentingnya sinergi antara pemerintah, dunia pendidikan, dan komunitas pemuda. “Kami terbuka untuk berkolaborasi lebih jauh. Kami ingin pemuda Kota Balikpapan menjadi barometer kepemudaan Kalimantan Timur,” pungkasnya.

Para peserta Digital Youth Summit Universitas Mulia 2025 terlihat antusias dan khusyuk menyimak sambutan Kepala Disporapar Kota Balikpapan, Ibu C.I. Ratih Kusuma W., yang mengangkat semangat kolaborasi dan kepemudaan berbasis digital.

Digital Youth Summit 2025 yang digelar oleh Universitas Mulia Balikpapan ini menjadi wadah bertemunya pemuda, akademisi, praktisi, dan pemerintah dalam membangun ekosistem digital yang inovatif dan berdampak. Kegiatan ini diharapkan dapat mendorong lahirnya pemuda-pemuda unggul yang siap menjawab tantangan era digital.

Humas UM (YMN)

Humas Universitas Mulia, Senin 19 Mei 2025 – Digital Youth Summit yang digelar di Ballroom Cheng Hoo Universitas Mulia pada Senin (19/5) dibuka dengan sambutan inspiratif oleh Bapak Sumardi, S.Kom.,M.Kom, Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan yang mewakili Rektor Universitas Mulia. Dalam pidatonya, Sumardi menyemangati para peserta yang didominasi oleh mahasiswa dan generasi muda untuk berani keluar dari zona nyaman dan menggali potensi terbaik diri mereka.

Dengan mengusung tema “Level Up Yourself to Inspire and Influence: Unlock Your Potential!”, Digital Youth Summit tahun ini menjadi momentum bagi Universitas Mulia untuk mendorong anak muda mengambil peran aktif dalam transformasi digital dan sosial.

Kata ‘level up’ bukan sekadar istilah dalam game. Ia adalah seruan untuk terus berkembang, meninggalkan zona nyaman, dan mengasah kemampuan,” tegas Sumardi.

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Universitas Mulia, Sumardi, S.Kom., M.Kom., membuka semangat kolaborasi digital dalam sambutan hangatnya pada seremoni pembukaan Digital Youth Summit Universitas Mulia 2025 di Ballroom Kampus Cheng Hoo.

Ia juga mengingatkan bahwa setiap individu memiliki potensi yang luar biasa, namun sering kali terhalang oleh rasa takut dan keraguan.

Jangan menunggu sempurna untuk menginspirasi. Inspirasi dimulai dari ketulusan, dan pengaruh positif lahir dari konsistensi,” lanjutnya.

Selain mengajak peserta untuk terus belajar, membangun jaringan, dan memanfaatkan teknologi untuk menciptakan solusi, Sumardi menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor. Menurutnya, perubahan besar hanya bisa dicapai jika para pemuda bersatu dan bergerak bersama.

Sumardi, S.Kom., M.Kom., mendampingi Direktur Eksekutif BPH Yayasan Airlangga, Dr. Agung Sakti Pribadi, S.H., M.H., menyerahkan cinderamata kepada GM Consumer Business Telkomsel Region Kalimantan, Muhamad Asrullah, sebagai bentuk apresiasi atas dukungan Telkomsel dalam Digital Youth Summit Universitas Mulia 2025.

Digital Youth Summit ini adalah panggung bagi Anda untuk bertemu mentor, berbagi ide, dan menemukan peluang. Saya percaya, di ruangan ini duduk calon pemimpin, kreator, dan inovator masa depan,” ujarnya penuh keyakinan.

Ia menutup pidato dengan kutipan terkenal dari Steve Jobs:

“The people who are crazy enough to think they can change the world are the ones who do.” Seraya mengajak peserta untuk menjadi “gila” dalam arti positif—gila belajar, gila berkarya, dan gila menginspirasi.

Acara ini menjadi awal dari rangkaian kegiatan inspiratif yang melibatkan kolaborasi antara dunia kampus dan industri, termasuk bersama Telkomsel sebagai mitra utama dalam Digital Youth Summit tahun ini.

Humas UM (YMN)

Humas Universitas Mulia, 19 mei 2025 – General Manager Consumer Business Telkomsel Regional Kalimantan Timur, Muhammad Asrullah, memberikan apresiasi tinggi kepada Universitas Mulia atas inisiasi kolaboratif yang melibatkan pihak industri dalam kegiatan Digital Youth Summit yang digelar Senin (19/5) di Ballroom Cheng Hoo Universitas Mulia.

Dalam sambutannya, Asrullah membuka pandangan audiens dengan sebuah kisah inspiratif dari Tiongkok, tentang perusahaan rintisan BYD (Build Your Dreams) yang memulai langkahnya dari sebuah gang kecil di Shenzhen pada tahun 2000.

“Dulu hanya memproduksi baterai handphone, kini BYD mampu menyalip Tesla sebagai produsen mobil listrik terbesar dunia,” ungkapnya.

Kisah BYD menurut Asrullah sejalan dengan semangat yang disampaikan Ketua BEM UM, Agung, yaitu pentingnya memulai dulu, memiliki mimpi besar, dan terus bertumbuh. “Kami merasa sangat terapresiasi ketika diajak untuk berkolaborasi oleh BEM UM dan civitas akademika Universitas Mulia. Ini sejalan dengan misi Telkomsel untuk memberi manfaat nyata bagi masyarakat dan pelanggan kami,” ujarnya.

Muhamad Asrullah – GM Consumer Business Telkomsel Region Kalimantan memantik semangat inovasi digital dalam sambutannya pada pembukaan Digital Youth Summit Universitas Mulia 2025 di Ballroom Kampus Cheng Hoo.

Lebih lanjut, Telkomsel menurutnya tengah berupaya menjembatani kesenjangan antara dunia pendidikan dan dunia industri. Salah satu langkah konkritnya adalah dengan membuka kesempatan magang bagi mahasiswa, yang beberapa di antaranya bahkan telah direkrut menjadi karyawan tetap. “Ini bukan sekadar seminar. Telkomsel juga memiliki Learning Management System yang dapat dimanfaatkan untuk meng-upgrade kemampuan dan keterampilan mahasiswa,” jelasnya.

Ratusan peserta menyimak dengan antusias jalannya pembukaan Digital Youth Summit Universitas Mulia 2025, menunjukkan semangat kolaboratif generasi muda dalam menghadapi era digital.

Asrullah juga menyinggung pentingnya konektivitas digital yang mendukung aktivitas akademik mahasiswa. Ia menyebutkan bahwa Telkomsel telah menghadirkan solusi konektivitas di berbagai kampus di Kalimantan seperti Pontianak, Palangkaraya, dan Banjarmasin—dan membuka peluang kerja sama serupa di Universitas Mulia.

Foto bersama para keynote speakers seusai seremoni pembukaan Digital Youth Summit Universitas Mulia 2025, menandai momen kolaboratif yang penuh inspirasi di Ballroom Kampus Cheng Hoo.

Ia menutup sambutannya dengan menegaskan bahwa gelar sarjana saja tidak lagi cukup di era digital saat ini.

“Mahasiswa perlu dibekali karakter dan kompetensi seperti literasi digital, data analytics, problem solving, dan agile mindset untuk bisa bersaing di industri. Kami berharap kolaborasi ini terus berlanjut melampaui seminar, demi memberikan kebermanfaatan lebih luas bagi kampus dan industri di Indonesia,” pungkasnya.

Humas UM (YMN)