Farah Via Rahmawati saat berbincang spill bukunya dengan moderator Niya Syams. Foto: Puskomjar

UM – Penulis buku Farah Via Rahmawati meluncurkan buku barunya berjudul Aku yang Lebih Kuat dari Kemarin, bertempat di Ruang Domain Universitas Mulia, Jumat (15/9). Peluncuran ini mendapatkan dukungan dari Anggota DPR RI Dr. Hetifah Syaifudian dan Bunda Literasi Balikpapan Hj. Nurlena Rahmad Mas’ud.

Pada kesempatan ini, hadir Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Elvin Junaidi sekaligus membuka peluncuran yang diikuti sekira 50 orang peserta yang berasal dari mahasiswa dan generasi muda Balikpapan.

“Alhamdulillah kita bersyukur kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Penulis ini, Mbak Farah ini bisa nantinya ke depan jadi penulis yang besar yang membanggakan kota Balikpapan. Ini suatu pencapaian yang menurut saya baik sekali,” tutur Elvin mengawali sambutan.

Menurutnya, menjadi seorang penulis itu bukan perkara yang mudah. Ia lalu menceritakan pengalamannya bagaimana menulis sebuah artikel untuk media massa yang membutuhkan pemikiran, waktu, dan usaha yang tidak mudah.

“Waktu itu kelihatannya sangat mudah, tetapi habis memakan waktu, begitu, apalagi menulis sebuah buku,” tuturnya. Untuk itu, tambahnya, dirinya yakin untuk menjadi penulis yang baik adalah juga seorang pembaca yang baik.

Menjadi penulis sangat penting bagi perkembangan dan kemajuan dunia. “Jika dunia ini tanpa penulis, mungkin kita tidak akan tahu kalau tidak ada yang menuliskan kejadian-kejadian sebelumnya. Kita tidak tahu dunia di masa yang lalu seperti apa,” tuturnya.

Untuk menjadi seorang penulis, dirinya mendorong para remaja untuk suka membaca. Tidak hanya buku pelajaran sekolah, tetapi juga di luar pelajaran sekolah. “Ketika masih SMP, SMA, membaca buku novel itu dimarahi orang tua, dianggap kita tidak belajar. Padahal itu bagus untuk melatih kita berimajinasi,” tuturnya.

Penulis buku Farah Via Rahmawati menyerahkan karyanya Aku yang Lebih Kuat dari Kemarin kepada Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Balikpapan Elvin Junaidi, bertempat di Ruang Domain Universitas Mulia, Jumat (15/9). Foto: Puskomjar

Penulis buku Farah Via Rahmawati menyerahkan karyanya Aku yang Lebih Kuat dari Kemarin kepada Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Balikpapan Elvin Junaidi, bertempat di Ruang Domain Universitas Mulia, Jumat (15/9). Foto: Puskomjar

Farah juga menggelar beberapa pameran terkait cara laut bekerja yang disaksikan Elvin Junaidi. Foto: Puskomjar

Farah juga menggelar beberapa pameran terkait cara laut bekerja yang disaksikan Elvin Junaidi. Foto: Puskomjar

Sementara itu, Farah Via mengatakan bukunya yang ketiga ini bercerita tentang masalah atau isu yang sedang marak akhir-akhir ini terkait kesehatan mental.

“Ya, terus di sini aku paling menekankan bagaimana cara memanusiakan manusia, diri kita sendiri, manusianya, memanusiakan semua emosi yang pernah kita rasakan,” ungkap Farah spill bukunya.

Menurutnya, menjadi manusia bukan menjadi seperti malaikat atau makhluk gaib lainnya. “Kamu yang punya peran di bumi ini seperti apa, kemudian interaksi dengan teman, dengan Tuhan, dengan lingkungan sekitar, dengan diri sendiri itu harusnya seperti apa yang tepat,” tuturnya.

Farah mengungkapkan, dirinya sengaja mengangkat topik terkait laut lantaran ia sendiri mengagumi filosofi laut yang memiliki jati diri.

“Laut itu punya jati diri, punya prinsip, dia datang dari berbagai macam sungai yang rasanya macam-macam, ada yang hambar, ada yang campuran, kemudian ada yang kotor, ada yang bersih, namun ketika kembali ke laut itu kembali menjadi asin laut,” tuturnya.

Lebih lanjut, ia mengatakan laut memiliki cara bekerja, yakni bagaimana seluruh kehidupan yang ada di dalam dirinya terus berlangsung sepanjang waktu.

“Laut itu kan punya ikan, punya ubur-ubur dan lain-lain, semua kehidupan banyak ada di laut, gimana caranya kehidupan tetap terjaga,” ujarnya. Padahal, lanjutnya, banyak yang mengetahui terdapat limbah yang kadang masuk ke laut, air kotor maupun air bersih.

“Semuanya masuk ke laut itu, semua tersaring, Dia menjaga bagaimana caranya seluruh kehidupan di laut ini tetap hidup,” tuturnya. Ia kemudian mengutip filosofi Jawa jembar segarane.

Jembar segarane, artinya itu adalah mudah memaafkan. Ketika kita punya hati yang lapang, ada kesalahan dari orang lain yang kita terima, itu racun. Ibaratnya ada sungai yang beracun mengalir ke dalam laut, tapi laut itu terima dengan lapang dada, dia terima dengan cara memaafkan. Seperti itu, supaya ini laut ini kembali memurnikan,” terangnya.

“Jadi, saya coba jelaskan dalam buku ini bahwa satu hal yang paling sulit yang dilakukan oleh manusia adalah memaafkan. Memaafkan orang lain mungkin terlihat mudah, tetapi mencoba memaafkan diri sendiri itu yang sulit,” pungkasnya.

(SA/Puskomjar)

Rektor Prof. Muhammad Ahsin Rifa'i saat memberikan pengarahan pada apel pagi, Senin (18/9). Foto: Puskomjar

UM – Hari pertama perkuliahan Semester Ganjil 2023/2024 pada Senin (18/9) pagi berjalan lancar. Rektor Prof. Muhammad Ahsin Rifa’i mengawali dengan melaksanakan jalan kaki keliling kampus dan apel pagi bersama Wakil Rektor Wisnu Hera Pamungkas dan Wakil Rektor Yusuf Wibisono serta kepala biro, dosen, dan karyawan.

“Alhamdulillah puji syukur kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala Tuhan Yang Maha Esa. Pada hari ini saya sudah mengikuti kegiatan yang pertama tadi jalan keliling melihat kampus Universitas Mulia,” tutur Prof. Ahsin saat memberikan sambutan apel pagi.

“Sesuai dengan nama Universitas Mulia, dan mudah-mudahan seluruh civitas akademiknya, juga sesuai dengan namanya, menghasilkan pendidikan tinggi yang tujuannya sangat mulia untuk meningkatkan SDM atau sumber daya manusia yang mulia,” tambah Prof. Ahsin.

Untuk itu, Rektor berharap kegiatan apel pagi rutin tersebut dapat menyatukan rasa dan menambah motivasi sivitas akademika untuk bekerja. “Apalagi pekerjaan kita ini sudah ada, nanti akan sedikit berubah dengan kebijakan yang saya sampaikan pada saat saya dilantik kemarin dengan adanya Permendikbud Nomor 53 Tahun 2023,” tutur Prof. Ahsin.

Dengan peraturan menteri tersebut, Rektor mengingatkan bahwa perguruan tinggi ini ke depan tidak lagi dibatasi peraturan yang mengikat seperti sebelumnya. “Nah, ini nanti diharapkan akan memudahkan kita untuk menghasilkan sumber daya manusia ataupun kurikulum yang tidak terlalu terikat dengan aturan-aturan,” tuturnya.

Meski demikian, Rektor mengingatkan untuk tetap bersabar menunggu detail atau petunjuk pelaksanaan peraturan menteri tersebut sebelum melakukan improvisasi menyusun buku besar.

Terhadap kebijakan yang baru nanti, Rektor berharap seluruh sivitas akademika saling bekerja sama dan berkolaborasi. “Yang ingin saya sampaikan pada hari ini, saya hadir di sini niatannya betul-betul ingin membantu, kemudian menjadikan fokus yang sesuai dengan visi akan menjadi apa,” tuturnya.

Perkuliahan hari pertama di Prodi Hukum Fakultas Humaniora dan Kesehatan (FHK), Senin (18/9). Media Kreatif

Perkuliahan hari pertama di Prodi Hukum Fakultas Humaniora dan Kesehatan (FHK), Senin (18/9). Media Kreatif

Perkuliahan hari pertama di Fakultas Ilmu Komputer (FIKOM), Senin (18/9). Media Kreatif

Perkuliahan hari pertama di Fakultas Ilmu Komputer (FIKOM), Senin (18/9). Media Kreatif

Perkuliahan hari pertama di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), Senin (18/9). Media Kreatif

Perkuliahan hari pertama di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), Senin (18/9). Media Kreatif

Sementara itu, pagi itu pelaksanaan perkuliahan Semester Ganjil 2023/2024 mulai berlangsung di beberapa kelas. Sejak pagi mahasiswa datang tepat waktu, memarkir kendaraan di tempatnya dengan tertib, kemudian menuju ke ruang kelas masing-masing.

Aktivitas perkuliahan tampak terlihat di White Campus Fakultas Ilmu Komputer (FIKOM) dan Gedung Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) serta Fakultas Humaniora dan Kesehatan (FHK).

Salah seorang dosen yang mengajar mata kuliah Teknologi Informasi yang diikuti mahasiswa baru 2023, mengatakan bahwa di hari pertama ia mengisi materi kuliah bukan saja berisi perkenalan dan kontrak kuliah seperti pada umumnya.

“Tidak cuma perkenalan dan kontrak kuliah saja, tapi yang lebih penting di hari pertama itu mahasiswa baru harus diberi pemahaman bagaimana cara meraih sukses menjalani kuliah dalam satu semester ini,” tutur dosen yang tidak ingin disebut namanya ini.

“Karena, ketika mereka sukses meraih IP 4, misalnya, maka itu berarti peluang besar untuk meraih kesuksesan, salah satunya peluang mendapatkan beasiswa, misalnya, beasiswa Kaltim Tuntas,” pungkasnya.

(SA/Puskomjar)

Rektor Universitas Mulia periode 2023-2027 Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa'i, M.Si. Foto: Media Kreatif

UM – Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i, M.Si resmi dilantik sebagai Rektor Universitas Mulia periode 2023-2027 menggantikan Prof. Dr. Muhammad Rusli, M.T. Pelantikan dilakukan oleh Direktur Eksekutif Yayasan Airlangga Dr. Agung Sakti Pribadi, bertempat di Ruang Eksekutif White Campus, Jalan Letjen Zaini Azhar Maulani, Balikpapan, Jumat (15/9).

Pada kesempatan ini, turut menyaksikan seremonial pelantikan Ketua Yayasan Airlangga Hj. Mulia Hayati Devianti, Pembina Yayasan Drs. Satria Dharma, Bendahara Ny. Elly Nur Amalia Safitri, Ny. Ririn Kusdyawati dan keluarga.

Turut hadir Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah XI Kalimantan Dr. Drs. Muhammad Akbar, M.Si, Dekan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Lambung Mangkurat Dr. Ir. Hj. Agustiana, M.P dan staf beserta para undangan.

Direktur Eksekutif Dr. Agung Sakti mengatakan pergantian Rektor merupakan hal biasa terjadi pada perguruan tinggi. “Pergantian Rektor ini untuk penyegaran institusi,” tuturnya singkat.

Rektor sebelumnya, Prof. Rusli mengucapkan terima kasih kepada seluruh sivitas akademika yang telah bekerja sama mendorong pengembangan Unversitas Mulia. Kepada Rektor yang baru, dirinya berharap dapat lebih memajukan dan mengembangkan Universtas Mulia menjadi lebih baik.

Sementara itu, Rektor Prof. Ahsin yang merupakan Guru Besar di Bidang Perikanan dan Kelautan Universitas Lambung Mangkurat ini berterima kasih kepada Rektor sebelumnya, yang telah meletakkan dasar-dasar manajemen di dalam penyelenggaraan pendidikan tinggi di Universitas Mulia.

Kepala LLDIKTI 11 Kalimantan Dr. Drs. Muhammad Akbar, M.Si saat memberikan sambutan. Foto: Media Kreatif

Kepala LLDIKTI 11 Kalimantan Dr. Drs. Muhammad Akbar, M.Si saat memberikan sambutan. Foto: Media Kreatif

Kepala LLDIKTI 11 Kalimantan Dr. Drs. Muhammad Akbar, M.Si saat memberikan sambutan. Foto: Media Kreatif

Kepala LLDIKTI 11 Kalimantan Dr. Drs. Muhammad Akbar, M.Si saat memberikan sambutan. Foto: Media Kreatif

Direktur Eksekutif Yayasan Airlangga Dr. Agung Sakti Pribadi, Prof. Dr. Muhammad Rusli, M.T, dan Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa'i, M.Si. Foto: Media Kreatif

Direktur Eksekutif Yayasan Airlangga Dr. Agung Sakti Pribadi, Prof. Dr. Muhammad Rusli, M.T, dan Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i, M.Si. Foto: Media Kreatif

Foto bersama Rektor Prof. Muhammad Ahsin Rifa'i dengan Prof. M Rusli, Ketua Yayasan Hj. Mulia Hayati, Direktur Eksekutif Dr. Agung Sakti, Drs. Satria Dharma, pejabat LLDIKTI 11 Dr. M Akbar, Dekan FPK ULM Dr. Agustiana, dan pengurus Yayasan. Foto: Media Kreatif

Foto bersama Rektor Prof. Muhammad Ahsin Rifa’i dengan Prof. M Rusli, Ketua Yayasan Hj. Mulia Hayati, Direktur Eksekutif Dr. Agung Sakti, Drs. Satria Dharma, pejabat LLDIKTI 11 Dr. M Akbar, Dekan FPK ULM Dr. Agustiana, dan pengurus Yayasan. Foto: Media Kreatif

Foto bersama Rektor Prof. Muhammad Ahsin Rifa'i dengan Prof. M Rusli, Ketua Yayasan Hj. Mulia Hayati, Direktur Eksekutif Dr. Agung Sakti, Drs. Satria Dharma, pejabat LLDIKTI 11 Dr. M Akbar, Dekan FPK ULM Dr. Agustiana, Wakil Rektor Yusuf Wibisono, Wisnu Hera Pamungkas, Mundzir, serta Dekan di Universitas Mulia. Foto: Media Kreatif

Foto bersama Rektor Prof. Muhammad Ahsin Rifa’i dengan Prof. M Rusli, Ketua Yayasan Hj. Mulia Hayati, Direktur Eksekutif Dr. Agung Sakti, Drs. Satria Dharma, pejabat LLDIKTI 11 Dr. M Akbar, Dekan FPK ULM Dr. Agustiana, Wakil Rektor Yusuf Wibisono, Wisnu Hera Pamungkas, Mundzir, serta Dekan di Universitas Mulia. Foto: Media Kreatif

“Bapak satu-satunya, yang saya dengar, Profesor IT kebanggaan LLDIKTI Wilayah 11. Semoga, meskipun tidak lagi menjabat Rektor, dapat membantu kami di sini memberikan masukan dan saran,” tutur Prof. Ahsin.

Menurutnya, pengalaman-pengalaman selama menjabat Rektor sebelumnya sangat dibutuhkan. “Sehingga kami bisa meneruskan yang baik, ya tentu diberikan saran-saran apa yang harus kami lakukan di masa yang akan datang,” tuturnya.

Pria kelahiran Kotabaru Kalimantan Selatan, 5 September 1966 ini merupakan lulusan Program Studi Budidaya Perairan S1 Universitas Lambung Mangkurat tahun 1990.

Kemudian menyelesaikan pendidikan S2 pada Program Studi Pengelolaan Pesisir dan Laut Dangkal Universitas Hasanuddin Makassar tahun 1998. Di perguruan tinggi yang sama, ia menyelesaikan pendidikan S3 Ilmu Pertanian/Kelautan tahun 2009.

Terkait program kerja ke depan, Prof. Ahsin telah mempelajari visi dan misi Universitas Mulia yang akan menjadi perguruan tinggi Technopreneur terdepan dan terkemuka di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.

“Saya bersyukur, ternyata Universitas Mulia sudah menyusun Milestone menjadi lima Milestone. Pertama, sudah dilewati tahun ini yang disebut dengan istilahnya Teaching University,” tuturnya.

Lebih lanjut, ia melihat ada beberapa hal yang belum atau masih dalam tahap penyusunan agar memenuhi syarat sebagai Teaching University. “Kita harus kuat dulu SDM-nya, infrastrukturnya, dan lain sebagainya,” tuturnya,

“Jadi ini yang mungkin menjadi pekerjaan yang harus kita selesaikan. Tugas saya nanti masuk ke Milestone yang kedua, yaitu 2024 sampai 2028, Riset dan Inovasi,” tambah Prof. Ahsin.

Terhadap rencana ke depan Rektor Prof. Ahsin, Kepala LLDIKTI 11 Dr. Muhammad Akbar mendorong agar seluruh sivitas akademik bekerja sama berkolaborasi untuk mewujudkan tercapainya visi dan misi perguruan tinggi.

“Semuanya itu menggembirakan bagi Kami ketika ada perguruan tinggi memiliki visi yang baik dan ada kesadaran dari seluruh sivitas untuk saling tolong-menolong, saling gotong royong dan kolaborasi, untuk maju bersama, tugasnya harus banyak kolaborasi dengan pihak luar mana saja yang bisa diajak berkomunikasi, berkolaborasi, berkontribusi ke dalam kampus,” tutur Dr. Muhammad Akbar.

Usai memberikan sambutan, Prof. Ahsin melakukan serah terima jabatan Wakil Rektor Bidang Akademik dan Sistem Informasi, yang sebelumnya dijabat Yusuf Wibisono, S.E.,M.T.I kepada Wisnu Hera Pamungkas, S.T.P., M.Eng. Sedangkan Wakil Rektor Bidang Sumber Daya yang sebelumnya dijabat Wisnu Hera Pamungkas kepada Yusuf Wibisono.

(SA/Puskomjar)

Komisi Pengkajian dan Penelitian MUI Provinsi Kalimantan Timur menggelar Seminar tentang Aliran Keagamaan Menyimpang, bertempat di Hotel Puri Senyiur, Jalan Ruhui Rahayu I, Samarinda, Rabu, (13/9). Foto: Istimewa

UM – Komisi Pengkajian dan Penelitian MUI Provinsi Kalimantan Timur menggelar Seminar tentang Aliran Keagamaan Menyimpang, bertempat di Hotel Puri Senyiur, Jalan Ruhui Rahayu I, Samarinda, Rabu, (13/9). Seminar bekerja sama dengan Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Provinsi Kaltim serta beberapa perguruan tinggi.

Susunan acara diawali dengan sambutan Ketua Panitia oleh Prof. Drs. H. Syahrumsyah Asri. Kemudian dilanjutkan Ketua Umum MUI Kaltim KH. Muhammad Rasyid dan Kepala BRIDA Kaltim Dr.M. Ir. H. Fitriansyah, ST, MM.

Dalam sambutannya, Fitriansyah berharap peneliti tidak hanya memaparkan hasil penelitiannya tentang aliran keagamaan menyimpang. Namun, juga disertai dengan tindaklanjut serta pola pembinaan yang sesuai bersama pihak yang berwenang dan juga model penanganan yang tepat.

Sementara itu, para peneliti yang terlibat berasal dari beberapa perguruan tinggi, antara lain dari Universitas Islam Negeri Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda atau UINSI, yakni Prof. Dr. H. Zurqoni, M.Ag., Dr. Syahar Siti Inayah, M.Si., Dra. Ida Farida,M.Si, Bruri Yahya, S.H., M.Kn.

Kemudian dari Universitas Mulawarman antara lain Dr. Iman Surya, M.Si., Ridwan Idris, M.Si., Irma Suryani, S.H.., M.H serta dari Universitas Mulia Kampus Samarinda, yakni Tina Tri Wulansari, S.Kom., M.T.I dan Deddy Kurniawan, S.Kom., M.Kom.

Narasumber Seminar yang diselenggarakan MUI Provinsi Kaltim di Samairnda, Rabu (13/9). Foto: Istimewa

Narasumber Seminar yang diselenggarakan MUI Provinsi Kaltim di Samairnda, Rabu (13/9). Foto: Istimewa

Tina Tri Wulansari saat memaparkan hasil penelitiannya. Foto: Istimewa

Tina Tri Wulansari saat memaparkan hasil penelitiannya. Foto: Istimewa

Kepada media ini, Tina Tri Wulansari mengatakan bahwa dirinya memaparkan tahapan penelitian, mulai dari tahapan pengambilan data dari media sosial sampai pada tahap analisis dan intepretasi.

Menurutnya, pengambilan data lewat media sosial saat ini sangat penting mengingat masyarakat pada umumnya menggunakannnya untuk menyebarkan informasi dan pemikiran secara luas dan cepat.

“Media sosial menjadi sarana penting untuk menyebarkan informasi dan pemikiran secara luas dan cepat. Di Kaltim teridentifikasi ada aliran menyimpang yang menggunakan media sosial Twitter sebagai publikasi dan penyeberan informasi,” ungkap Tina.

Dirinya bersama timnya kemudian melakukan pengumpulan data dari Twitter. “Penelitian ini dibatasi pada media sosial Twitter. Data yang diambil dari 1 Januari – 10 Juni 2023 menggunakan Key Word sesuai aliran yang diduga menyimpang,” tuturnya.

“Dugaan penyimpangan menggunakan indikator dari MUI yaitu 10 plus 1. Berdasarkan indikator tersebut, di Kaltim setidaknya terdapat sekitar 15 aliran yang diduga menyimpang,” tambah Tina.

Data yang dikumpulkan yang bersumber dari media sosial tersebut dipaparkan mengenai tren/isu, posters populer, time, lokasi posters, kecenderungan arah Tweet, kemudian dilakukan analisis sentimen.

“Untuk Posters Kaltim sendiri 99% arah Tweet adalah bermotif politik, yaitu mengaitkan tokoh seperti calon presiden dengan kelompok aliran tertentu,” pungkas Tina.

(SA/Puskomjar)

Prof. Rusli tampak menyimak salah seorang mahasiswa Program Studi S1 Informatika yang sedang menjalankan Seminar Hasil Skripsi, (7/8/2023). Foto: Puskomjar

UM – Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) RI Nadiem Anwar Makarim menerbitkan Permendikbudristek Nomor 53 Tahun 2023 tentang Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi. Di dalamnya terdapat aturan baru terkait syarat kelulusan Diploma, Sarjana, dan Pascasarjana.

Melalui aturan tersebut, skripsi tidak lagi wajib diambil oleh mahasiswa strata satu. Perguruan tinggi diberikan keleluasaan untuk menentukan syarat kelulusan tidak saja lewat skripsi, tetapi juga dalam bentuk project base, prototype, atau lainnya.

Rektor Prof. Dr. Muhammad Rusli, M.T mengatakan bahwa mahasiswa program sarjana Universitas Mulia tidak lagi wajib mengerjakan skripsi, tetapi diberikan pilihan menulis buku atau menulis karya ilmiah yang dipublikasikan pada jurnal.

“Skripsi tetap, tapi tidak wajib. Mahasiswa diberikan alternatif selain skripsi, yakni menulis buku atau menulis jurnal,” tutur Prof. Rusli.

Meski demikian, jurnal yang dimaksud harus terindeks SINTA. “Tergantung dosen pembimbingnya. Jadi nanti pembimbing yang bertanggung jawab pada mahasiswa. Memilih menulis buku juga ada dosen pembimbingnya. Nama dosennya ikut juga di situ,” tutur Prof. Rusli.

Selesai melakukan pembimbingan, lanjut Prof. Rusli, makalah yang akan masuk di jurnal dilakukan pengujian terlebih dahulu. Begitu pula buku yang akan diterbitkan oleh penerbit dilakukan pengujian terlebih dahulu.

“Ini untuk meringankan beban mahasiswa,” tutur Prof. Rusli. Menurutnya, aturan Rektor yang mengatur tentang alternatif skripsi sudah dibuat dan akan diberlakukan pada Semester Ganjil 2023/2024 mendatang.

Senada dengan Prof. Rusli, Wakil Rektor Bidang Akademik dan Sistem Informasi Yusuf Wibisono mengatakan bahwa skripsi tidak dihapus, tetapi diberikan alternatif pilihan untuk mempermudah mahasiswa dalam menyelesaikan studi.

“Peraturan menteri itu sebenarnya memberi keleluasaan dan alternatif menyelesaikan studi. Sama sekali bukan menghapus skripsi,” tutur Yusuf Wibisono.

Menurut Yusuf Wibisono, ada dua alasan yang digunakan mahasiswa untuk tidak menyusun skripsi.

“Pertama adalah dari diri mahasiswa sendiri yang merasa lebih bisa menunjukkan kompetensinya dalam bentuk karya tertentu, walaupun di prodi itu umumnya adalah menyusun skripsi,” tuturnya.

Ia mencontohkan, misal, mahasiswa menciptakan karya atau produk tertentu yang bisa dikembangkan untuk manfaat yang lebih luas.

“Alasan yang kedua, bisa juga ada prodi yang memang kurang cocok untuk membuat skripsi, misalnya prodi seni tertentu,” tuturnya.

“Mahasiswa menciptakan karya seni baru, kemudian menjelaskan karya seni tersebut dalam sebuah naskah akademik yang tidak lagi menggunakan format skripsi, begitu,” tambahnya.

Meski demikian, Yusuf Wibisono berpendapat bahwa menyusun skripsi dengan baik memiliki beberapa kelebihan.

“Karena, dunia kerja itu juga memerlukan pola pikir ilmiah. Bagi fresh graduate atau lulusan baru, pola pikir ilmiah itu terbentuk salah satunya dari pengalaman dalam menyelesaikan skripsi,” ungkapnya.

Ia kemudian menceritakan bagaimana pengalamannya ketika bekerja di industri. Menurutnya, perusahaan ketika melakukan perekrutan karyawan baru, biasanya akan disiapkan dengan menjalani Management Training lebih dulu.

“Nah, yang lebih disukai dari calon karyawan adalah yang memiliki cara berpikir runtut dan ilmiah dalam mengidentifikasn permasalahan, lalu memperkuatnya dengan fakta dan data, serta teori yang melandasinya,” tutur Yusuf Wibisono.

Kesiapan para karyawan yang fresh graduate dalam menyelesaikan sebuah tantangan pekerjaan baru, akan terbantu dengan kemampuan dalam membuat perencanaan yang baik. Ini di kampus dilatih dengan menyusun Metodologi Penelitian dalam skripsi.

“Harus diselesaikan dengan metode apa, bagaimana implementasinya, cara mengujinya seperti apa. Pola-pola ini apabila diterapkan pada pekerjaan di perusahaan akan meningkatkan kualitas proses dan hasilnya juga akan lebih bagus,” terangnya.

Ia menambahkan, tentu saja perlu penyesuaian dalam setiap jenis pekerjaan. Tapi seiring dengan jam terbang, maka seorang sarjana akan tahu bagaimana implementasi pola pikir yang runtut dan ilmiah itu dalam menyelesaikan pekerjaan yang berbeda-beda.

Jadi, skripsi melatih untuk menyelesaikan permasalahan secara ilmiah, tidak berarti semua permasalahan harus dibuat seperti naskah skripsi.

Untuk itulah, ia menyayangkan adanya pemikiran keliru yang menganggap bahwa perusahaan tidak membutuhkan kemampuan menyusun skripsi. “Itu salah. Perusahaan menyukai orang yang profesional yang terlihat dari pola pikir yang runtut dan ilmiah. Tentu harus ditunjang hal lain yang juga penting yaitu attitude orang tersebut,” tambahnya.

Bagaimanapun, peraturan baru ini memberikan manfaat baik yang memberi keleluasaan bagi Program Studi dalam menentukan bentuk Tugas Akhir mahasiswa, dengan skripsi sebagai salah satu pilihannya.

Jika ditemukan bentuk baru yang memungkinkan mahasiswa untuk menunjukkan kompetensi terbaiknya, tentu layak untuk menjadi salah satu pilihan tambahan. “Yang penting, tidak disimpulkan bahwa skripsi dihapus dari pendidikan sarjana. Ini yang harus kita luruskan,” pungkasnya.

(SA/Puskomjar)

Pelatihan Pemanfaatan AI untuk Bahan Ajar Guru. Foto: Humas

UM, Humas – Sabtu, 2 September 2023 Universitas Mulia bekerjasama dengan Ikatan Alumni Universitas Negeri Malang Wilayah Balikpapan telah melaksanakan kegiatan Pelatihan Pemanfaatan Teknologi Artificial Intelegence (AI) Untuk Pengembangan Bahan Ajar Guru . Kegiatan ini dibuka oleh Direktur Eksekutif Pendidikan Yayasan Airlangga Balikpapan, Bapak Dr. Agung Sakti Pribadi, S.H., M.H dan Ketua IKA  – Universitas Negeri Malang Wilayah Balikpapan, Ibu Dra, Ririen Friedayati. Harapan bapak Agung Sakti Pribadi terhadap Kerjasama yang berjalan antara universitas mulia Balikpapan dan Ikatan alumni Universitas Negeri Malang dapat menciptakan sinergi dan saling melengkapi dalam Tri Dharma perguruan tinggi.

Tema yang disampaikan pada kegiatan pelatihan ini diterima dengan penuh antusias oleh seluruh peserta dan sangat diperlukan dalam pengembangan bahan ajar di Era teknologi masa kini .Pelatihan ini  Terdapat dua pemateri atau narasumber  yakni Dr. Linda Fauziyah Ariyani, S.Pd., M.Pd (Praktisi Pendidikan sekaligus Kepala LSP dan Pengembangan Pendidikan Universitas Mulia) dan pemateri kedua oleh Mundzir, S.Kom., M.T (IT Manager dan Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Univ.Mulia) , Dalam implementasi pendidikan masa kini tidak lepas terhadap teknologi terutama dalam penyampaian materi bahan ajar banyak para guru dan dosen menggunakan fasilitas AI dan berbasis online . Murid -murid dan mahasiswa juga terbantu dengan media ajar yang inovatif dan mudah didapatkan. Selain itu pemateri berharap agar hasil dari kegiatan ini dapat diimplementasikan dalam pengembangan belajar mengajar dilingkungan sekolah dan perguruan tinggi masing-masing serta dapat menjadi bahan pengetahuan kepada peserta yang hadir dari lingkup Pendidikan.

Kegiatan yang dilaksanakan di Hotel Zurich Balikpapan ini mendapatkan antusiasme yang besar dari  peserta  yang dihadiri oleh 33  institusi sekolah dan perguruan tinggi di Kota Balikpapan, Kota Samarinda, Kab.PPU, Kab.Paser sangat beragam dan memiliki kesan yang baik terhadap kegiatan yang berlangsung salah satu nya adalah testimoni yang disampaikan oleh salah satu peserta yang mengikuti acara ini bahwa kegiatan yang diikuti sangat  inspiratif dan sangat bermanfaat sehingga akan  dipraktekan dalam membuat bahan ajar di sekolah masing-masing.

(WN/ Humas UM)

Nabila Tsabita, mahasiswa baru 2023 prodi S1 Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis saat berpidato di malam inagurasi, Kamis (31/8). Foto YouTube.

UM – Mulia Inauguration 2023 telah ditutup pekan lalu, Kamis (31/8). Namun, ada beberapa aksi yang dibawakan mahasiswa baru yang sangat menarik dan perlu dipahami banyak mahasiswa. Bukan saja hanya untuk mahasiswa baru, tetapi juga untuk mahasiswa lama dan dosen. Apa itu?

Yup, pidato Nabila Tsabita, mahasiswa baru Program Studi S1 Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Pidato yang langsung disimak Wali Kota Balikpapan 2011-2021 Rizal Effendi ini berhasil mencuri perhatian dan mendapat Applause hadirin.

Pasalnya, di atas panggung sore itu, Nabila tampak cukup menguasai keadaan. Dirinya tampak lancar dan tidak terbata-bata dalam mengungkapkan pendapat tanpa teks.

“Yang terhormat Bapak Rektor, yang Kami hormati Bapak Rizal Effendi, yang Kami hormati pula Bapak dan Ibu Dosen beserta teman-teman yang saya banggakan,” sapa Nabila di awal pidato.

Sebagaimana dalam setiap pidato, Nabila cukup lancar mengawalinya dengan kata pembuka, mengucapkan salam, menyapa hadirin, mengucapkan syukur, dan mendoakan seluruh hadirin agar selalu sehat dan dalam lindungan Tuhan yang Maha Esa.

Tak lupa, Nabila juga memperkenalkan diri sebelum berpidato tentang Peran Pemuda sebagai Mahasiswa dalam Kontribusinya Terhadap Bangsa.

Suasana tampak atas Nabila berpidato. Foto: Puskomjar

Suasana tampak atas Nabila berpidato. Foto: Puskomjar

Suasana tampak depan Nabila berpidato. Foto: Puskomjar

Suasana tampak depan Nabila berpidato. Foto: Puskomjar

“Ini bukan soal kenaikan atau sok kepedulian, tetapi ini tentang kesadaran. Kesadaran yang hanya akan tumbuh subur jika pemiliknya mau menyuburkannya,” kata Nabila.

“Apa peran kita sebagai seorang mahasiswa?” tanya Nabila.

Menurutnya, ada tiga peran utama penting mahasiswa sebagai pemuda dalam kehidupan bernegara dan berbangsa.

“Yang pertama sebagai Agent of Change, yang kedua sebagai Iron Stock, dan yang terakhir sebagai Social Control,” ungkap Nabila.

Ia mengatakan, mahasiswa sebagai Agent of Change dipersiapkan untuk membuat perubahan ke arah yang lebih baik, namun tidak melupakan nilai-nilai luhur bangsa, dan jiwa Pancasila sebagai dasar fundamental.

Sedangkan mahasiswa sebagai Iron stock, lanjutnya, mahasiswa dipersiapkan untuk menggantikan ke pemerintahan dalam menjalankan roda kepemimpinan ke depan.

“Jadi, seharusnya kecerdasan dan juga kepemimpinan akan jatuh kepada mahasiswa,” kata Nabila.

Sebagai Social Control, Nabila mendorong mahasiswa harus bisa membawa diri dalam mengawasi kebijakan publik dan turut membantu menyuarakan kesejahteraan.

“Demi terciptanya kehidupan kebangsaan dan bernegara yang adil, tertib, bagi seluruh rakyat Indonesia,” kata Nabila.

Nabila juga mengajak mahasiswa untuk tahu tugas-tugasnya sebagai mahasiswa. Menurutnya, ada dua tugas yang perlu mahasiswa lakukan.

“Yang pertama sebagai pejuang intelektual dan moral,” tuturnya.

Menurutnya, sebagai pejuang intelektual, mahasiswa harus belajar mengejar ketertinggalan. “Mencari 1000 alasan untuk memikirkan hal yang ke depan, kemudian mencari jawaban di setiap permasalahan,” ajak Nabila.

Dan yang kedua, Nabila mengajak mahasiswa memberikan solusi sebagai penyelesaian untuk pembuka jalan.

“Tidak perlu kita melangkah terlalu jauh untuk memikirkan bagaimana negara kita, cukup kita melakukan dari diri sendiri seperti apa kita membawa negara kita,” kata Nabila.

‘Jangan pernah tanya kepada negara apa yang negara berikan kepada kita, tetapi tanyakan kepada diri sendiri apa yang telah kita lakukan untuk negara kita,” pungkas Nabila di akhir pidatonya.

(SA/Puskomjar)

Anggota DPR RI Ny. Hetifah Syaifudian menerima cenderamata dari Wakil Rektor Bidang Akademik dan Sistem Informasi Yusuf Wibisono, disaksikan Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan inkubator Bisnis Mundzir, Ketua Panitia PKKMB 2023 Riski Zulkarnaen dan humas. Foto:

UM, Humas – Pada hari kedua PKKMB universitas Mulia tanggal 30 Agustus 2023 , Universitas Mulia kedatangan tamu anggota DPR RI Ibu Dr. Ir. Hetifah, MPP dalam kesempatan ini beliau hadir guna menyampaikan bebrapa ilmu tentang Pemantapan NKRI dan BHINEKA TUNGGAL IKA . Dalam materinya  beliau mengutip penyampaian pak Ir. Sukarno bahwa “ Negara ini , Republik Indonesia bukan milik kelompok maupun juga agama atau kelompok etnis manapun, atau kelompok adat dan tradisi apapun, milik kita semua dari sabang sampai Merauke.”

Kehadiran ibu Dr. Ir. Hetifah, MPP didampingi Wakil Rektor I Bpk, Yusuf Wibisono, S.E., M.TI dan Wakil Rektor III , Bapak Mundzir S.Kom., M.T dan kepala Kemahasiswaan, Bapak  Riski Zulkarnain, S.Pd., M.Pd serta disambut hangat oleh mahasiswa dan segenap civitas Universitas Mulia Balikpapan, beliau sangat antusias terhadap perkembangan Kaltim khususnya calon Ibu kota baru yang akan ada di Kalimantan timur, beliau menyampaikan satu hal penting, Ketika Ibu kota akan dipindahkan bukan berarti Jakarta akan dipindahkan ke Kalimantan namu ibu kota baru akan menunjukan potensi kebudayaan nya sendiri dengan beragam keistimewaan adat dan Masyarakat nya sendiri.Mahasiswa Balikpapan harus mampu menjadi pelopor dalam Pembangunan ibu kota baru serta menjadi salah satu yang turut serta dalam pengembangan ibu kota baru.

Tantangan Indonesia kedepan dalam mengawal NKRI agar tetap utuh dan Bersatu akan semakin menantang terhadap ancaman kedaulatan terutaman yang berbentuk konflik perbatasan, pelanggaran wilayah, gangguan keamanan maritim dan dirgantara, olehkarena itu perlu adanya kesadaran Masyarakat untuk tetap menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia .salah satu kesadaran Masyarakat terhadap ancaman persatuan adalah menumbuhkan jiwa bela negara dan memahami hukum-hukum bela negara.serta menerapkan ke bhinekaan untuk mendorong terciptanya perdamaian dalam kehidupan Bangsa dan Negara. Keberagaman Masyarakat Indonesia menjadi modal dasar dalam Pembangunan bangsa .

Ibu Hetifah berharap bahwa mahasiswa dapat Bersama – sama dalam menciptakan persatuan bangsa dan menjaga keselarasan dalam berbangsa dan bernegara.

(WN/Humas UM)

Budiono Wakil Ketua DPRD Kota Balikpapan bersama dengan panitia PKKMB 2023 Universitas Mulia. Foto: Humas

UM, HUMAS – Dalam rangka kegiatan PKKB 2023 mahasiswa Baru Universitas Mulia Balikpapan, dirasakan sangat penting memananmkan jiwa kebangsaan agar tercipta lingkungan Pendidikan yang menjadi pelopor dalam ideologi kebangsaan dan NKRI yang baik, oleh karena itu pada pelaksanaan nya telah hadir bapak Budiono selaku Wakil Ketua DPRD Kota Balikpapan yang menyampaikan beberapa pemahaman serta materi tentang “ Ideologi Pancasila Dalam Menghadapi Tantangan Global Di Era Abad 21 .”

Pada kesempatan ini bapak Budiono didampingi oleh Pak Mundzir, S.Kmom., M.T  selaku Wakil Rektor  III  Universitas Mulia dan panitia dalam PKKMB 2023 Universitas Mulia ,menyampaikan betapa pentingnya Ideologi Pancasila dalam implementasi Pendidikan di mahasiswa agar dapat menghadapi tantangan global yang semakin besar pengaruhnya terhadap kamu muda Indonesia terutama pemuda di Balikpapan , Kaltim. Besar harapan beliau agar didalam era modern . para mahasiswa tetap memiliki sifat kebangsaan yang baik serta berinteraksi dengan sesama dan saling menghormati antara satu dengan yang lain nya.

Dalam perumusan nya Pancasila sebagai ideologi negara adalah sebuah penafsiran filosofis sehingga ideologis tersebut dapat dilakukan guna mencapai nilai-nilai yang dikenal saat ini serta menjadi nilai-nilai luhur budaya sekaligus religious bangsa Indonesia. Ideologi ini juga dapat diartikan  sebagai Kumpulan nilai-nilai dan norma berdasarkan sila Pancasila.

Pentingnya sebuah Ideologi dalam suatu negara  menjadi sebuah makna dalam pandangan , nilai , cita-cita dan keyakinan yang ingin diwujudkan Bersama dalam kehidupan serta dapat membangkitkan kesadaran Masyarakat setempat di negara Republik Indonesia terhadap perjuangan kemerdekaan.

Dalam hal ini maka Pak Budiono mengharapkan agar setiap mahasiswa memiliki kesadaran dan memiliki ideologi agar dapat mengembangkan Pendidikan dan menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

(WN/Humas UM)

Wali Kota Balikpapan 2011-2021 Rizal Effendi saat memberikan motivasi kepada Mahasiswa Baru 2023 pada malam Inagurasi di Kampus Universitas Mulia, Kamis (31/8). Foto: YouTube

UM – PKKMB 2023 resmi ditutup, Kamis (31/8) dan diakhiri dengan malam inagurasi. Wali Kota Balikpapan 2011-2021 Rizal Effendi turut hadir sore hari dan memberikan motivasi kepada mahasiswa baru 2023 agar menjadi mahasiswa kuat dan tangguh meraih cita-cita.

Kepada mahasiswa baru, Rizal bercerita tentang pengalamannya menjadi mahasiswa. “Dulu, saya juga mahasiswa, bahkan saya pernah 12 hari ditahan di Kodam di samping Rumah Sakit Tentara yang sekarang di Prapatan itu,” tuturnya mengawali cerita.

Berdasarkan penelusuran, di tahun 1978, Rizal aktif menjadi mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda sebagai pengurus Senat Mahasiswa dan Dewan Mahasiswa. Kala itu dirinya memimpin demonstrasi menolak KNPI masuk GBHN dan menolak rencana pembangunan TMII di Jakarta.

“Kalau tidak karena reformasi, tidak mungkin saya jadi Walikota. Jadi pegawai negeri mungkin tidak bisa, karena saya termasuk yang dicatat sebagai daftar hitam,” ungkapnya.

Meski demikian, Rizal mengatakan tantangan menjadi mahasiswa pada zaman dulu sangat berbeda dengan saat ini. “Cuma kan, dulu untungnya jadi mahasiswa tidak dikejar dengan waktu. Jadi, kita biar kuliah 7-8 tahun nggak DO (Drop Out),” tutur Rizal mengingatkan.

Rizal juga mengaku pernah tidak lulus mata kuliah Ekonomi Industri gegara berselisih dengan dosen.

“Suatu hari, beliau mengumumkan hasil ujian itu tengah malam. Jadi, kita ngantuk. Jadi, saya bilang sama beberapa teman, kita kempesin saja sepeda motornya. Kita dipanggil bertiga, saya, adiknya pak Imdad sama ada orang India, sekarang jualan di Kebun Sayur itu, Nasir, kita kempesin sepeda motornya Pak Kaharuddin,” tuturnya.

Akibatnya, ia bertiga dipanggil oleh dosennya. “Beliau bilang begini, pokoknya selama saya mengajar, Anda bertiga tidak akan pernah lulus dengan saya,” kata Rizal.

“Ah, kiamat, saya bilang,” kata Rizal.

Setelah berjalan selama dua tahun tetap tidak lulus mata kuliah tersebut, Rizal mengatakan dosennya mendapatkan beasiswa studi lanjut S2 di Universitas Gadjah Mada.

“Kita selamatan, Alhamdulillah,” kata Rizal, sembari tertawa.

Setelah dosennya pindah ke Jogjakarta, Rizal dan teman-temannya baru bisa lulus. “Tapi, dulu kita berani, kalau sekarang kita berani dengan dosen, ya alamat… kiamatnya tidak berhenti di situ,” tuturnya, mewanti-wanti mahasiswa agar tidak bermasalah dengan dosen.

Kepada mahasiswa baru, Rizal mendorong agar memiliki semangat dan keberanian untuk berpikir kritis. “Tadi sudah disampaikan oleh temanmu (Nabila Tsabita), tidak mungkin kita bisa maju kalau tidak kiritis. Kritis itu membuat kita beranalisis,” tuturnya.

Rizal teringat pesan Dahlan Iskan, pimpinannya semasa menjadi wartawan. “Saya teringat Pak Dahlan ketika memberikan orasi ilmiah di Universitas Mulia, di Dies Natalis pertama. Pak Dahlan itu guru saya. Kalau dulu kita bekerja sebagai wartawan, beliau jagonya,” tutur Rizal.

“Pak Dahlan bilang begini, ada tiga hal yang bisa membuat mahasiswa itu sukses. Kata beliau, punya kapasitas yang bagus, punya cara berpikir yang tajam dan kritis, dan yang ketiga mempunyai metode atau sistematika yang baik,” tuturnya.

Dengan menguasai tiga hal tersebut, Rizal yakin mahasiswa akan sukses menjalani perannya sebagai intelektual.

Untuk mahasiswa baru yang saat ini masuk Generasi Z, Rizal mengutip pesan-pesan Prof. Rhenald Kasali dalam bukunya Strawberry Generation.

“Generasi Strawberry itu orangnya sangat kuat dengan ide dan sangat kuat mengadaptasi dengan teknologi, tapi penyakitnya mudah patah arang, mudah menyerah, dan mudah putus asa,” ungkapnya.

Untuk itu, agar menjadi mahasiswa yang tangguh dan kuat, menurutnya, selama menempuh pendidikan di kampus, mahasiswa diharapkan berusaha dengan baik mengikuti pelajaran, terus belajar membentuk watak atau karakter yang baik, mengembangkan kapasitas diri serta selalu berusaha menjadi manusia kritis.

“Selamat mengikuti kuliah bagi yang baru, ya semuanya sukses, jaga kekompakan, jaga tali silaturahmi, jangan ngobat ya, jangan merokok kalau bisa,” tutupnya.

(SA/Puskomjar)