Deddy Kurniawan saat memaparkan materi pelatihan software editing video. Foto: PSDKU Samarinda

Mendapat Tanggapan Positif dari Peserta Pelatihan

UM – Universitas Mulia Kampus Samarinda berkolaborasi dengan Perwakilan Bank Indonesia menggelar pelatihan dan sertifikasi kompetensi skema konten kreator, Jumat (17/1). Berikut dosen instruktur bertutur tentang isi materi yang dibahasnya dan tanggapan peserta.

Salah seorang dosen Universitas Mulia, Deddy Kurniawan, S.Kom., M.Kom., dalam paparannya kepada para peserta membahas tentang teknologi perangkat keras dan perangkat lunak yang akan digunakan membuat konten digital.

“Beberapa software atau aplikasi editing video seperti Camtasia, Filmora, dan iMovie, banyak digunakan sebagai pilihan konten kreator,” kata Deddy.

Camtasia dikenal sebagai software yang serbaguna dan sering digunakan untuk membuat tutorial video dan presentasi layar. Sedangkan Filmora relatif mudah digunakan, populer di kalangan pemula karena antarmukanya yang intuitif.

Bagi pengguna produk keluaran Apple seperti mac OS dan iOS, mungkin sering terbiasa menggunakan software aplikasi editing video iMovie.

Banyaknya pilihan software editing video menunjukkan bahwa ada berbagai pilihan alat yang bisa digunakan oleh konten kreator mengolah video untuk dipublikasikan di media sosial.

Menurutnya, pilihan alat, baik hardware maupun software akan bergantung pada keahlian, kebutuhan, dan jenis konten yang akan dibuat.

Tiga orang instruktur, dari kiri ke kanan, Tina Tri Wulansari, S.Kom., M.T.I., Istiqomah Wulandari, S.E., M.E. dan Deddy Kurniawan, S.Kom., M.Kom. Foto: PSDKU Samarinda

Tiga orang instruktur, dari kiri ke kanan, Tina Tri Wulansari, S.Kom., M.T.I., Istiqomah Wulandari, S.E., M.E. dan Deddy Kurniawan, S.Kom., M.Kom. Foto: PSDKU Samarinda

Peserta pelatihan dan sertifikasi kompetensi konten kreator dari pelaku UMKM Samarinda. Foto: PSDKU Samarinda

Peserta pelatihan dan sertifikasi kompetensi konten kreator dari pelaku UMKM Samarinda. Foto: PSDKU Samarinda

Peserta pelatihan dan sertifikasi kompetensi konten kreator dari pelaku UMKM Samarinda. Foto: PSDKU Samarinda

Peserta pelatihan dan sertifikasi kompetensi konten kreator dari pelaku UMKM Samarinda. Foto: PSDKU Samarinda

Kiri, Widi Karima Karmawati dan Tiara Hajrahwati memberikan tanggapan positif pelatihan hari pertama. Foto: PSDKU Samarinda

Kiri, Widi Karima Karmawati dan Tiara Hajrahwati memberikan tanggapan positif pelatihan hari pertama. Foto: PSDKU Samarinda

Selain itu, Deddy membahas tentang Algoritma Facebook yang kerap loncat-loncat. Algoritma Facebook dianggap lebih tidak pasti atau loncat-loncat dibandingkan algoritma platform lain seperti Youtube dan Instagram.

Ini berarti menyebabkan konten di Facebook mungkin tidak selalu muncul secara konsisten di feed pengikut. Jangkauan konten di Facebook bisa sangat fluktuatif, naik turun tanpa pola yang jelas.

Menurut Deddy, perbedaan algoritma ini penting untuk dipahami oleh konten kreator. Konten kreator harus menyesuaikan strategi penyebaran konten di setiap platform agar bisa memaksimalkan jangkauan dan engagement.

Deddy juga memberikan perhatian pada gaya kerja konten kreator yang berbeda-beda. “Konten kreator ada yang single fighter atau ada juga yang dia pakai tim, tapi timnya nggak kelihatan. Gitu,” ujar Deddy.

Menurutnya, disebut tim tidak kelihatan, lantaran tim tersebut tidak muncul di depan layar atau tidak secara eksplisit diperkenalkan kepada audiens. Tim ini bisa terdiri dari editor, penulis naskah, kameramen, dan lainnya.

Sedangkan disebut single fighter lantaran konten kreator bekerja sendiri. Artinya, seorang konten kreator melakukan semua proses pembuatan konten, mulai dari perencanaan, pengambilan gambar, editing, hingga publikasi, tanpa bantuan orang lain.

Dengan memahami gaya kerja konten kreator ini, peserta diharapkan mengetahui bagaimana konten kreator bekerja dan bagaimana membagi tugas. Dibalik sebuah konten yang terlihat sederhana, ada proses yang kompleks yang melibatkan berbagai peran.

Tanggapan Positif dari Peserta Pelatihan

Sementara itu, Widi Karima Karmawati, seorang peserta pelaku UMKM di Samarinda mengatakan bahwa dirinya memiliki beberapa usaha. Salah satu usaha bisnisnya adalah penjualan produk-produk UMKM di Samarinda.

Usai mengikuti hari pertama pelatihan konten kreator, Widi menilai sangat bagus. Ia merasa mendapatkan manfaat dari pelatihan.

“Pada hari pertama pelatihan konten kreator, akhirnya kami memahami apa sebenarnya konten kreator itu, kemudian bagaimana kita bisa menjadi seorang konten kreator. Lalu, bagaimana kita mencoba untuk mengaplikasikan beberapa aplikasi agar kita bisa membuat konten yang bagus,” terangnya.

Tiara Hajrahwati, pelaku UMKM Pintu Cafe yang memproduksi keripik pisang, sambal, dan aneka cemilan lainnya, mengatakan pelatihan sangat bermanfaat.

Ia berterima kasih kepada Bank Indonesia yang telah bekerja sama dengan Universitas Mulia menggelar pelatihan dan sertifikasi kompetensi konten kreator.

“Kami bisa mengetahui apa alasan kita menjadi konten kreator, platform apa saja yang bisa kita pilih dengan kelebihan dan kekurangannya. Terus, untuk meng-upgrade diri dengan berkenalan dengan orang-orang baru, dan mendapatkan ilmu yang baru,” pungkasnya.

(SA/Kontributor)

Foto bersama seluruh peserta bersama narasumber dan perwakilan KPw BI Kaltim Sheila Reswari. Foto: PSDKU Samarinda

Menggelar Pelatihan dan Sertifikasi Kompetensi Kreator Konten

UM – Kantor Universitas Mulia Samarinda berkolaborasi dengan Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kalimantan Timur menggelar pelatihan dan sertifikasi kompetensi untuk skema kreator konten, yang dibuka pada Jumat (17/1).

Pelatihan yang berlangsung dalam tiga hari ini difasilitasi Universitas Mulia Kampus Samarinda, Jalan Pahlawan 2A. Tercatat 75 orang peserta, baik mahasiswa maupun pelaku usaha UMKM mengikuti pelatihan.

Perwakilan BI Sheila Reswari, dalam sambutannya secara daring mengatakan, BI selalu concern terhadap peningkatan pengembangan UMKM.

Mainstream dari program ini adalah UMKM, yang selalu kami lakukan dalam bentuk sosialisasi atau program pengembangan sosial lainnya,” tutur Sheila.

Sheila menambahkan, dalam program pengembangan sosial terdapat tiga poin utama, yakni mendorong inklusi finansial, meningkatkan perekonomian UMKM, dan mengembangkan SDM UMKM, yang salah satunya melalui pelatihan dan sertifikasi konten kreator.

Untuk itu, perwakilan BI Kaltim menggandeng Universitas Mulia Samarinda dalam bentuk kolaborasi dan dedikasi, yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas para pelaku usaha UMKM lewat pelatihan.

Sedangkan, untuk pelaksanaan sertifikasi kompetensi pada Selasa (21/1), BI bekerja sama dengan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Teknologi Digital yang telah mendapatkan lisensi BNSP.

Perwakilan Bank Indonesia Sheila Reswari saat membuka pelatihan dan sertifikasi secara daring. Foto: Tangkapan layar Zoom

Perwakilan Bank Indonesia Kaltim Sheila Reswari saat membuka pelatihan dan sertifikasi secara daring. Foto: Tangkapan layar Zoom

Foto bersama seluruh peserta bersama narasumber. Foto: PSDKU Samarinda

Foto bersama seluruh peserta bersama narasumber. Foto: PSDKU Samarinda

Lebih lanjut, Sheila mengatakan, tujuan dari pelatihan dan sertifikasi konten kreator ini, pertama, adalah untuk meningkatkan kompetensi di bidang digital bagi pelaku UMKM.

“Kedua, memberikan sertifikasi kompetensi berstandar nasional. Dan ketiga, mendukung peningkatan digitalisasi dan transformasi UMKM di Kota Samarinda,” tuturnya.

“Kami berharap, dengan program ini, akan mampu memberikan dampak yang positif bagi UMKM, khususnya yang ada di Samarinda,” tambahnya.

Sheila mengatakan, Bank Indonesia selalu berupaya untuk terus dan akan melanjutkan program pengembangan UMKM, termasuk digitalisasi UMKM.

“Sebagai informasi, Ibu Tina, kami di Bank Indonesia secara rutin menyelenggarakan yang namanya Digital Kaltimpreneurs, yaitu program onboarding untuk UMKM Go Digital,” ujarnya.

Meski demikian, untuk saat ini, Sheila mengatakan program tersebut belum sampai pada tahap sertifikasi.

“Dalam program Digital Kaltimpreneurs tersebut, UMKM didampingi dari proses onboarding hingga berjualan di media sosial, dan bahkan sampai live selling,” terangnya.

Dalam pelatihan yang berlangsung selama tiga hari tersebut, beberapa materi yang dibahas antara lain pengenalan hardware dan software editing, menyusun creative brief, menggunakan aplikasi media sosial, hingga publikasinya.

Sheila berharap, seluruh peserta, baik para pelaku usaha UMKM maupun mahasiswa mengikuti seluruh pelatihan dengan sebaik-baiknya.

“Gunakan kesempatan ini dengan baik, karena belum tentu ada kesempatan seperti ini lagi ke depan, karena program ini baru pertama kali diadakan, dan kami belum tahu apakah akan ada lagi ke depannya,” tuturnya.

Sheila juga mengingatkan, apabila peserta mengalami kesulitan terkait dengan pelatihan, ia mengajak peserta untuk bertanya kembali kepada para instruktur pelatihan.

“Namun, mungkin ada kendala ataupun tantangan, atau mungkin ada yang bertanya, Kok belum viral ya? Nah, itu bisa ditanyakan kepada para ahlinya, para pelatihnya,” ujar Sheila.

Pelatihan Hari Pertama

Hari pertama pelatihan dipandu oleh Tina Tri Wulansari, S.Kom., M.T.I., dan Deddy Kurniawan, S.Kom., M.Kom. Keduanya memberikan pembekalan teori fundamental serta wawasan tentang tren konten digital masa kini.

Kemudian ditutup oleh Istiqomah Wulandari, S.E., M.E. dengan pemaparan tentang teknik penyusunan Creative Brief dan teori dasar tentang pentingnya perencanaan konten yang terstruktur.

(SA/Kontributor)

Humas Universitas Mulia, 16 Januari 2025—Fakultas Ilmu Komputer (FIKOM) Universitas Mulia sukses menyelenggarakan kegiatan Kuliah Umum Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU) Agama Islam dengan tema “Panduan Praktis Mengurus Jenazah”. Kegiatan ini dilaksanakan pada Jumat, 10 Januari 2025 lalu, di Ballroom Cheng Hoo, Kampus Universitas Mulia, Balikpapan.

Kuliah Umum MKDU Agama Islam

Kuliah umum ini menghadirkan Ustadz Haji Salmani, S.E., sebagai dosen tamu yang memberikan pemaparan mendalam tentang tata cara pengurusan jenazah sesuai syariat Islam. Acara ini diprakarsai oleh Dosen Pengampu MKDU Agama Islam, Lisda Agustina, S.Ag., M.Pd., yang bertujuan memperkaya pemahaman mahasiswa terhadap salah satu konsep penting dalam ajaran Islam.

Dalam sambutannya, Lisda Agustina menyampaikan pentingnya pemahaman mendalam terhadap konsep fardhu kifayah yang meliputi pengurusan jenazah.

“Pengurusan jenazah merupakan salah satu konsep penting dalam ajaran Islam yang menekankan tanggung jawab kolektif umat untuk memenuhi kebutuhan esensial masyarakat. Konsep ini tidak hanya relevan dalam konteks ibadah, tetapi juga berdampak pada berbagai aspek kehidupan seperti pendidikan, ekonomi, dan sosial. Pemahaman yang mendalam tentang fardhu kifayah akan membantu kita menjadi individu yang lebih peka terhadap kebutuhan masyarakat dan lebih bertanggung jawab dalam menjalankan peran kita masing-masing.”

Dosen Pengampu MKDU Agama Islam, Lisda Agustina, S.Ag., M.Pd.

Lisda juga menambahkan apresiasinya kepada Ustadz Haji Salmani yang saat ini menjabat sebagai pembina fardhu kifayah di Masjid Istiqomah, Balikpapan.

“Kehadiran Ustadz Haji Salmani, S.E., beserta tim merupakan kesempatan yang sangat berharga. Saya berharap teman-teman mahasiswa dapat memperoleh wawasan baru yang bermanfaat tidak hanya untuk dunia akademik tetapi juga kehidupan bermasyarakat. Jangan ragu untuk berdiskusi dan bertanya. Insya Allah, selain pemaparan materi, kita juga akan melakukan praktik langsung tata cara mengurus jenazah,” ujar Lisda.

Praktik Mengafani Mayyit oleh Mahasiswa

Hal senada juga disampaikan oleh Kepala Bagian HRD Universitas Mulia, Drs. Achmad Priyanto, dalam sambutannya. Beliau menekankan pentingnya ilmu pengurusan jenazah sebagai bagian dari kewajiban seorang Muslim.

“Mengurus jenazah adalah kewajiban fardhu kifayah bagi umat Islam. Kita semua pada dasarnya adalah calon jenazah, sehingga memahami tata cara pengurusan jenazah dengan baik dan benar menjadi sebuah keharusan. Kematian seseorang harus diurus dengan sebaik-baiknya, sebagaimana seseorang dilahirkan ke dunia.”

Praktek Mengafani Mayyit oleh Mahasiswi

Drs. Achmad Priyanto juga mengapresiasi kerja sama yang terjalin dengan pihak-pihak terkait, khususnya rombongan pembina dari Muhammadiyah, serta berterima kasih kepada dosen-dosen Universitas Mulia atas terselenggaranya acara ini.

“Kami sangat berterima kasih atas kerja sama yang terjalin dan berharap kolaborasi ini dapat terus berlanjut. Semoga mutu pembelajaran di Universitas Mulia semakin meningkat dan materi yang kita pelajari hari ini dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.”

Acara ini mendapatkan antusiasme tinggi dari mahasiswa yang aktif bertanya dalam sesi diskusi. Kuliah umum kemudian dilanjutkan dengan sesi praktik tata cara pengurusan jenazah, mulai dari memandikan, mengafani, menshalatkan, hingga menguburkan jenazah.

Melalui kegiatan ini, diharapkan mahasiswa FIKOM Universitas Mulia tidak hanya mendapatkan ilmu akademik, tetapi juga memiliki kesadaran spiritual yang lebih baik serta mampu memberikan kontribusi positif kepada masyarakat.

Humas UM (YMN)

Humas Universitas Mulia 14 Januari 2025—Universitas Mulia Balikpapan bekerja sama dengan Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang sukses menggelar Pelatihan Pendampingan Proses Halal dan Sertifikasi Halal. Kegiatan ini dihadiri oleh Rektor Universitas Mulia, Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i, M.Si., Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Pengembangan Kelembagaan UIN Walisongo, Prof. Dr. H. Muhammad Muhsin Jamil, M.Ag., Direktur Walisongo Halal Center
Dr. Hj. Malikhatul Hidayah, S. T, M. Pd, M. T.,  serta Kepala Inkubator Bisnis Universitas Mulia, Dr. Linda Fauziah, M.Pd.

Rektor Universitas Mulia Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i, M.Si., memberikan plakat penghargaan kepada Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Pengembangan Kelembagaan UIN Walisongo, Prof. Dr. H. Muhammad Muhsin Jamil, M.Ag.

Dalam sambutannya, Rektor Universitas Mulia, Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i, M.Si., mengapresiasi kolaborasi ini sebagai wujud nyata upaya mendukung program pemerintah terkait pengembangan produk halal di Indonesia. “Kami sangat berterima kasih kepada UIN Walisongo yang telah mempercayakan pelatihan ini di Universitas Mulia. Apalagi, kegiatan ini diberikan secara gratis kepada mahasiswa, yang seharusnya berbayar,” ujar beliau.

Beliau juga menekankan pentingnya sertifikasi halal, terutama di tengah meningkatnya kebutuhan produk halal di masyarakat. “Kita perlu memastikan bahwa produk yang ada di negara ini, baik makanan maupun barang lainnya, telah tersertifikasi halal,” tambahnya.

Sementara itu, Prof. Dr. H. Muhammad Muhsin Jamil, M.Ag., menjelaskan bahwa halal kini telah menjadi gaya hidup global dan bersifat mandatory berdasarkan Undang-Undang No. 33 Tahun 2014. “Hal ini menjadi kewajiban negara untuk memastikan produk halal tersedia di masyarakat. Oleh karena itu, UIN Walisongo membentuk Halal Center untuk mendukung masyarakat, khususnya pelaku UMKM, dalam menghasilkan produk halal,” jelasnya.

Pelatihan Pendampingan Proses Halal dan Sertifikasi Halal di Ruang Executive, White Campus

Pelatihan ini diikuti oleh mahasiswa Universitas Mulia yang tergabung dalam incubator business. Kepala Incubator Bisnis Universitas Mulia, Dr. Linda Fauziah, M.Pd., menyampaikan bahwa pelatihan ini memberikan pemahaman mendalam mengenai proses produksi halal dan sertifikasi halal. “Kami berharap mahasiswa tidak hanya mengurus sertifikasi halal untuk produk mereka sendiri, tetapi juga dapat membantu UMKM di Balikpapan dan sekitarnya,” katanya.

Dukungan terhadap pelatihan ini juga diungkapkan oleh salah satu pemateri yang akrab disapa Pak Joko. Menurutnya, pelatihan ini merupakan langkah awal untuk mempersiapkan generasi muda, khususnya mahasiswa, sebagai pendamping produk halal. “Kami percaya, mahasiswa dapat menjadi ujung tombak untuk mendukung pelaku usaha dalam proses produk halal, terutama di Kalimantan Timur,” ucapnya.

Kegiatan ini tidak hanya sebatas pelatihan, tetapi juga membuka peluang kolaborasi jangka panjang. Salah satunya adalah pelatihan penyelia halal, yang akan digelar secara berkala untuk mendukung kebutuhan sertifikasi halal di Indonesia.

Dengan pelatihan ini, Universitas Mulia dan UIN Walisongo berharap dapat terus berkontribusi dalam membangun ekosistem produk halal yang berkelanjutan, khususnya di Kalimantan Timur.

Humas UM (YMN)

Humas Universitas Mulia, 13 Januari 2025 —Universitas Mulia Balikpapan baru saja menggelar rapat koordinasi (rakor) sebagai bagian dari laporan pertanggungjawaban kinerja tahun 2024. Dalam wawancara eksklusif bersama Rektor Universitas Mulia, beliau mengungkapkan berbagai evaluasi dan rencana strategis untuk memperbaiki mutu pendidikan, meningkatkan produktivitas dosen, dan memperkuat daya saing universitas di tahun 2025.

Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i, M.Si., Rektor Universitas Mulia

Evaluasi Kinerja 2024
Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i, M.Si., Rektor Universitas Mulia menegaskan bahwa rakor ini merupakan forum penting untuk mengevaluasi sejauh mana target-target yang direncanakan telah tercapai selama tahun 2024. “Rakor ini bertujuan untuk mengidentifikasi keberhasilan maupun kendala yang dihadapi, sehingga dapat menjadi acuan dalam perencanaan yang lebih baik di tahun mendatang,” jelasnya.

Rektor memaparkan filosofi Good University Governance (GUG) yang menjadi pedoman utama dalam tata kelola universitas. Lima pilar yang menjadi landasan GUG—kredibilitas, transparansi, akuntabilitas, tanggung jawab, dan keadilan—disebut sebagai kunci dalam membangun universitas yang unggul dan berdaya saing tinggi.

Fokus Perbaikan di 2025
Dalam wawancara eksklusif tersebut, Rektor juga menyoroti beberapa isu utama yang perlu mendapatkan perhatian serius. Salah satunya adalah penurunan jumlah mahasiswa di beberapa program studi. “Penurunan ini menjadi tantangan besar yang harus disikapi bersama, tidak hanya oleh tim Marketing Branding dan Inovasi (MBI), tetapi juga oleh seluruh fakultas melalui program-program inovasi yang mampu menarik minat calon mahasiswa,” ungkapnya.

Selain itu, produktivitas dosen dalam publikasi ilmiah, paten, dan hibah penelitian menjadi prioritas lain di tahun 2025. “Kami akan fokus pada peningkatan kapasitas dosen melalui pelatihan dan pendampingan agar mereka lebih produktif, karena ini sangat berpengaruh pada akreditasi universitas,” tambahnya.

Peningkatan Layanan dan Program Mahasiswa
Untuk meningkatkan mutu layanan, Universitas Mulia akan mengimplementasikan survei kepuasan di tahun 2025, mencakup aspek kemahasiswaan, pembelajaran, hingga manajemen. “Survei ini penting agar kita bisa memahami kebutuhan dan harapan para mahasiswa, dosen, serta tenaga kependidikan,” tutur Rektor.

Drs. Achmad Priyanto, Kepala Bagian HRD bersama Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i, M.Si.

Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) juga menjadi fokus penting. Universitas berkomitmen untuk memberikan pelatihan intensif agar proposal mahasiswa dapat lolos seleksi dan mendapatkan pendanaan dari DIKTI.

Rektor mengungkapkan rencana perubahan model laporan pertanggungjawaban di tahun 2025 yang lebih efektif dan mendalam. “Laporan akan lebih bersifat internal, langsung dari unit-unit ke pimpinan universitas, dan hasilnya akan disarikan untuk dilaporkan kepada yayasan. Dengan model ini, kita dapat berdiskusi lebih rinci dan fokus pada solusi,” jelasnya dalam wawancara eksklusif.

Dengan rakor ini, Universitas Mulia menegaskan komitmennya untuk terus berbenah dan meningkatkan kualitas dalam berbagai aspek, demi mewujudkan visi sebagai universitas unggul yang berdaya saing di tingkat nasional maupun internasional.

Humas UM (YMN)

 

Foto bersama peserta Rakor dari seluruh Fakultas bersama Rektor dan Yayasan Airlangga. Foto: Media Kreatif

Menuju Good University Governance

UM – Sivitas Universitas Mulia menggelar Rapat Koordinasi atau Rakor tahun 2024, bertempat di Ballroom Cheng Ho, Jumat (10/1/2025). Rakor yang diikuti seluruh pimpinan lembaga, fakultas, dan program studi ini membahas sejumlah capaian dan evaluasi kinerja selama tahun 2024 di seluruh bidang.

Pada kesempatan ini, turut hadir Ketua Yayasan Airlangga Hj. Mulia Hayati Deviantie mengawali sambutan. Rakor dibuka secara resmi oleh Rektor Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i, M.Si dengan sebuah refleksi dan inspirasi dari media sosial Tiktok baru-baru ini.

“Ada kalimat menarik yang membuat saya merenung. Kalimatnya sederhana: Janganlah suka mengejar dan menangkap kupu-kupu di kebun, tetapi tanamlah pohon dan rawatlah bunganya. Maka, kupu-kupu itu akan datang dengan sendirinya,” ujar Prof. Ahsin.

Prof. Ahsin mengatakan ia menggunakan TikTok bukan sekadar bermedia sosial, tetapi juga mengambil hikmah dari konten-konten yang ada, sebagaimana cerita kupu-kupu di kebun.

Menurutnya, pesan utama dari kalimat tersebut adalah pentingnya mengutamakan proses. Tidak hanya fokus mengejar hasil, peringkat, dan lain sebagainya, tetapi juga tidak mengabaikan proses.

“Oleh karena itu, saya selaku Rektor sangat mengapresiasi budaya yang telah dibangun oleh Yayasan Airlangga. Mulai dari kegiatan pra-rakor, rakor, dan lain sebagainya. Ini adalah bagian dari sistem penjaminan mutu dan budaya mutu yang harus terus kita laksanakan,” ujarnya.

Rektor Prof. Dr. Muhammad Ahsin Rifa'i saat memberikan sambutan. Foto: Media Kreatif

Rektor Prof. Dr. Muhammad Ahsin Rifa’i saat memberikan sambutan. Foto: Media Kreatif

Kepala PSDKU Samarinda Tina Tri Wulansari, S.Kom., M.T.I saat menyampaikan Laporan Pertanggungan Jawab (LPJ) tahun 2024. Foto: Media Kreatif

Kepala PSDKU Samarinda Tina Tri Wulansari, S.Kom., M.T.I saat menyampaikan Laporan Pertanggungan Jawab (LPJ) tahun 2024. Foto: Media Kreatif

Manajemen Pendidikan Tinggi: Tata Pamong dan Tata Kelola

Menurut Rektor, dalam manajemen pendidikan tinggi, ada hal penting yang perlu diperhatikan. Di samping visi dan misi, ada yang disebut dengan tata pamong dan tata kelola, yang disebutnya sebagai sebuah proses.

“Tata pamong dan tata kelola mengharuskan kita untuk memperhatikan beberapa hal, yang pertama adalah organisasi. Apakah organisasi kita kredibel? Apakah kita memiliki organ-organ yang mampu menjalankan fungsi pendidikan tinggi?” tuturnya.

Rektor bersyukur telah merampungkan re-organisasi Universitas Mulia. Prinsip dasar dari re-organisasi, menurutnya, adalah dengan melengkapi organ-organ yang dibutuhkan demi percepatan dan kemajuan universitas. Dengan begitu, diharapkan mampu menggapai visi dan menghadapi persaingan yang semakin ketat.

Good University Governance: Pilar dan Implementasi

Selain organisasi, hal yang tak kalah penting adalah Good University Governance.

“Kita tidak akan dapat melaksanakan pendidikan tinggi dengan baik apabila tidak menerapkan prinsip-prinsip Good University Governance. Inilah yang akan kita laksanakan,” tutur Rektor.

Good University Governance, menurut Rektor memiliki empat pilar, antara lain.

Kredibilitas

Universitas Mulia harus memiliki kredibilitas yang telah dibangun sejak lama. Mulai saat bernama STIKOM Balikpapan, Asmi Airlangga, dan STMIK SPB yang menjadi bukti kredibilitas.

“Kredibilitas ini dibangun dengan perjuangan yang tidak mudah sehingga melahirkan Universitas Mulia,” tutur Rektor.

Yayasan Airlangga melihat kemajuan universitas yang dalam waktu singkat telah memiliki 3.000 mahasiswa, walaupun masih dirasa kurang. Bahkan, pandangan dari pihak lain, seperti UIN yang menilai bahwa hal ini sudah luar biasa.

Transparansi

“Seluruh proses yang ada di universitas, terutama yang terkait dengan pelaksanaan Tri Dharma, harus dilakukan secara transparan. Tidak boleh ada yang ditutup-tutupi,” ujarnya.

Hal ini sudah dilakukan dalam berbagai aspek, seperti informasi hibah, penelitian, pengabdian, penghargaan dosen, dan lain-lain.

“Semuanya kita sampaikan secara transparan kepada seluruh pemangku kepentingan. Tanpa transparansi, pendidikan tinggi tidak akan berjalan dengan baik,” ujar Rektor.

Akuntabilitas dan Tanggung Jawab

“Apa yang sudah kita rencanakan harus dipertanggungjawabkan. Hari ini adalah bagian dari implementasi prinsip ini,” tuturnya.

Apa yang sudah kita rencanakan selama satu tahun, lanjutnya, sesuai dengan program yang telah kita susun, harus kita pertanggungjawabkan.

Apakah sudah dilakukan dengan baik? Apa masalahnya? Jika ada kendala, mengapa itu terjadi? Evaluasi ini akan menjadi acuan dalam menyusun program ke depan.

Keadilan

“Kita harus adil. Keadilan ini berlaku dalam segala hal, termasuk dalam penempatan jabatan,” kata Rektor.

Salah satu indikator keadilan adalah bahwa setiap penempatan didasarkan pada pengalaman, pendidikan, dan kinerja. Dengan begitu, ikut serta menerapkan prinsip keadilan.

Laporan dan Capaian Universitas Mulia Selama Satu Tahun

Selanjutnya, Rektor mengungkap beberapa poin sebagai laporan kepada yayasan.

Penguatan Visi, Misi, Tujuan, dan Strategi

Selama satu tahun ini telah berupaya untuk memperkuat visi, misi, tujuan, dan strategi universitas. Juga telah merevisi roadmap pencapaian dan melakukan perubahan target waktu dari 2023 menjadi 2025.

Hal ini disesuaikan dengan kondisi saat ini dan juga target Indonesia Emas.

Target teaching university juga diperpanjang sampai tahun 2025, sembari melakukan pembenahan SDM, sarana prasarana, dan sistem yang ada.

Dengan demikian, diharapkan dapat melompat ke tahapan berikutnya, yaitu menjadi research university.

Termasuk dalam menyusun rencana program jangka panjang dan pendek yang lebih realistis dan terukur. Seluruh perencanaan ini didasarkan pada indikator dan target yang jelas sehingga diharapkan dapat melakukan evaluasi dengan baik.

Tata Pamong, Tata Kelola, dan Penjaminan Mutu:

Organisasi: yakni telah melakukan reorganisasi untuk menghasilkan struktur yang lebih baik.

Sistem Fungsional dan Operasional: yakni sedang berupaya membenahi sistem yang ada, terutama terkait proses pendidikan.

Peraturan Komplain Nilai: telah membuat peraturan tentang komplain nilai yang bisa diajukan mahasiswa. Ini adalah hak mahasiswa.

Survei Kepuasan: yakni melakukan survei kepuasan terhadap layanan pendidikan. Hasil dari survei ini akan dievaluasi untuk perbaikan.

Tracer Study:

“Saya mengucapkan terima kasih kepada wakil rektor kemahasiswaan dan jajarannya atas kerja keras mereka dalam melakukan tracer study,” tutur Rektor.

Tracer study ini adalah upaya yang sangat berat karena harus meminta masukan dari alumni yang telah lulus 2-4 tahun yang lalu.

Tracer study ini juga telah sesuai dengan standar Dikti dan kita mendapatkan gambaran yang luar biasa terkait alumni. Data tracer study ini akan menjadi acuan dalam pengembangan kurikulum dan sistem akademik.

Badan Eksekutif Mahasiswa:

“Kita juga telah membentuk badan eksekutif mahasiswa, yang sebelumnya tidak ada. Saya melihat BEM sudah banyak berbuat dan aktif dalam berbagai kegiatan,” ujar Rektor.

Penelitian dan Pengabdian:

Menurut Rektor, banyak prestasi yang telah ditorehkan di bidang penelitian dan pengabdian. Begitu pula banyak dosen yang menghasilkan publikasi internasional.

“Kita juga telah mengadakan berbagai event nasional maupun internasional,” ujarnya.

Penekanan pada Proses dan Sistem

“Terakhir, sesuai dengan inspirasi dari cerita kupu-kupu tadi, hal terpenting adalah kita harus membangun proses dan sistem. Siapa pun rektornya nanti, tidak masalah. Karena sistem kita sudah terbangun,” ujar Rektor.

Menurutnya, pedoman, peraturan, SOP, semua sudah ada. Hal ini akan memudahkan siapa pun yang menjalankan operasional Tri Dharma, yang hanya perlu mengacu pada kebijakan dan dokumen yang telah ditetapkan.

“Mudah-mudahan, tahun 2025 kita bisa menyelesaikan semua ini. Sehingga, siapa pun rektor dan pimpinannya nanti, mereka bekerja bukan karena sosok rektor, tetapi karena sistem yang sudah tertata dengan baik,” tuturnya.

Tanggapan Direktur Eksekutif Yayasan

Direktur Eksekutif Yayasan Airlangga Dr. Agung Sakti Pribadi, ditemui usai rakor mengatakan, ia berharap ada peningkatan kualitas lulusan menjadi semakin baik. Hal ini terlihat akan diberlakukannya kurikulum berbasis Outcome-Based Education (OBE).

“Ini berarti, capaian pembelajaran dan kompetensi mahasiswa harus betul-betul terukur dan sesuai dengan kebutuhan pasar kerja. Dengan kata lain, mahasiswa harus memiliki kompetensi yang unggul dan relevan,” ujar Dr. Agung.

“Mahasiswa tidak hanya harus memiliki kompetensi yang unggul, namun juga memiliki sertifikasi kompetensi sebagai nilai tambah selain ijazah mereka. Ini dapat berupa surat keterangan pendamping ijazah,” tambahnya.

Menurutnya, rakor merupakan bentuk laporan pertanggungjawaban untuk melihat sejauh mana program yang direncanakan telah berhasil direalisasikan. Secara umum, Dr. Agung melihat Universitas Mulia telah melakukan berbagai kegiatan dengan sukses.

Dr. Agung juga melihat perkembangan di Fakultas Ilmu Komputer (FIKOM) sangat signifikan. FIKOM dinilai berhasil meningkatkan kualitas mahasiswa dengan memberikan pelatihan-pelatihan yang berujung pada sertifikasi.

“Kualitas dosen juga saya rasa sudah menunjukkan peningkatan, meskipun ada beberapa hal yang perlu ditingkatkan, terutama terkait dengan pengalaman dan keterlibatan dalam kegiatan akademik dan penelitian. Saya melihat sudah ada percepatan ke arah yang lebih baik tahun ini,” pungkasnya.

(SA/Kontributor)

Para mahasiswa mendapatkan pendampingan oleh beberapa dosen, di antaranya selaku dosen pembina Dr. Agung Sakti Pribadi, S.H., M.H. yang didampingi dosen Prodi Hukum M. Asyharuddin, S.H., M.H., dan Jhuanda, S.H., M.H. Foto: Media Kreatif

Simulasi Debat Hukum Mata Kuliah Pendidikan Anti Korupsi

UM – Ballroom Cheng Ho Universitas Mulia, Kamis (9/1/2025), menjadi saksi perdebatan sengit antara mahasiswa dari berbagai program studi. Mereka terlibat dalam simulasi debat hukum yang mengupas tuntas dugaan korupsi mantan Menteri Perdagangan RI, Thomas Lembong, dalam perspektif hukum dan ekonomi.

Acara ini bukan hanya sekadar simulasi, melainkan juga sebuah upaya untuk meningkatkan kesadaran mahasiswa tentang pentingnya integritas, keadilan, dan pemberantasan korupsi.

Debat hukum ini merupakan bagian dari mata kuliah Pendidikan Anti Korupsi, yang bertujuan untuk membekali mahasiswa dengan kemampuan analisis dan argumentasi dalam menghadapi isu-isu hukum, khususnya korupsi.

“Korupsi adalah masalah mental yang mendunia, dan kita sebagai generasi penerus harus bisa memahami bentuk-bentuk korupsi dan bagaimana peran masyarakat untuk mengatasinya,” ujar Dr. Agung Sakti Pribadi, dosen pengampu mata kuliah tersebut.

Penangkapan dan penahanan Tom Lembong dengan tuduhan korupsi menimbulkan pendapat pro dan kontra di masyarakat.

Pasalnya, Tom yang menjabat Menteri Perdagangan tahun 2015-2016 di era Presiden Joko Widodo ini dikenal sebagai pejabat yang bersih, cerdas dan santun. Tom lulusan Harvard University Amerika Serikat, sebelum menjabat menteri memiliki rekam jejak dan prestasi yang cemerlang .

Mahasiswa semester tiga saling berdebat terkait Tom Lembong. Mereka berasal dari Prodi Informatika, Sistem Informasi (SI), dan Teknologi Informasi (TI) membahas Pro dan Kontra dengan sudut pandang sebagai Jaksa Penuntut Umum dan sisi lainnya berdiri sebagai pengacara.

Para mahasiswa mendapatkan pendampingan oleh beberapa dosen, di antaranya selaku dosen pembina Dr. Agung Sakti Pribadi, S.H., M.H. yang didampingi dosen Prodi Hukum M. Asyharuddin, S.H., M.H., dan Jhuanda, S.H., M.H.

Suasana debat hukum di Ballroom Cheng Ho, yang dipimpin dosen pembina Dr. Agung Sakti Pribadi, S.H., M.H. yang didampingi dosen Prodi Hukum M. Asyharuddin, S.H., M.H., dan Jhuanda, S.H., M.H. Foto: Media Kreatif

Suasana simulasi debat hukum di Ballroom Cheng Ho, yang dipimpin dosen pembina Dr. Agung Sakti Pribadi, S.H., M.H. yang didampingi dosen Prodi Hukum M. Asyharuddin, S.H., M.H., dan Jhuanda, S.H., M.H. Foto: Media Kreatif

Mahasiswa membahas Pro dan Kontra dengan sudut pandang sebagai Jaksa Penuntut Umum dan sisi lainnya berdiri sebagai pengacara. Foto: Media Kreatif

Mahasiswa membahas Pro dan Kontra dengan sudut pandang sebagai Jaksa Penuntut Umum dan sisi lainnya berdiri sebagai pengacara. Foto: Media Kreatif

Mahasiswa semester tiga saling berdebat terkait Tom Lembong. Mereka berasal dari Prodi Informatika, Sistem Informasi (SI), dan Teknologi Informasi (TI). Foto: Media Kreatif

Mahasiswa semester tiga saling berdebat terkait Tom Lembong. Mereka berasal dari Prodi Informatika, Sistem Informasi (SI), dan Teknologi Informasi (TI). Foto: Media Kreatif

Analisis Kasus dari Tim Jaksa Penuntut Umum

Tim jaksa penuntut umum, yang terdiri dari beberapa kelompok mahasiswa, menyajikan argumen yang kuat terkait dugaan penyalahgunaan wewenang dan tindak pidana korupsi yang dilakukan Thomas Lembong.

“Terdakwa tidak hanya melanggar hasil rapat koordinasi yang menyatakan tidak perlu impor gula, tapi juga merugikan negara sebesar 1,5 triliun,” kata salah seorang mahasiswa dari pihak perwakilan jaksa penuntut umum.

Jaksa penuntut juga berargumen bahwa terdakwa telah menerbitkan izin impor kepada perusahaan yang tidak memenuhi syarat.

“Tindakan tersebut merugikan petani lokal yang terpaksa menjual hasil panen mereka dengan harga jauh di bawah harga pasar dan juga menyebabkan manipulasi pasar melalui penimbunan gula,” lanjutnya.

Tim jaksa menyoroti pelanggaran Pasal 2 dan 3 UU No. 31/1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dan Pasal 19 UU No. 5/1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.

Jaksa penuntut juga menekankan temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang menunjukkan adanya penyimpangan prosedur dan kerugian negara akibat kebijakan impor gula.

Pembelaan dari Tim Penasihat Hukum

Di sisi lain, tim penasihat hukum berargumen bahwa Tom Lembong tidak melakukan korupsi. Mereka menyajikan data bahwa impor gula dilakukan atas persetujuan kepresidenan.

“Jika ada surplus atau impor gula, hal ini terjadi atas persetujuan kepresidenan. Jadi, salahkan kepresidenan pada saat itu,” ujar salah seorang anggota tim penasihat hukum.

Tim ini juga menyajikan 6 saksi ahli yang menyatakan bahwa untuk menjadikan seseorang tersangka, harus ada dua hal: kerugian negara dan niat jahat.

“Klien kami tidak memiliki niat jahat dan tidak ada dana yang masuk ke rekeningnya,” ungkap tim pengacara.

Mereka juga mengkritik proses hukum yang dianggap tidak adil dan terkesan dipaksakan. Tim penasihat hukum juga menegaskan bahwa impor gula dilakukan berdasarkan kebutuhan nasional untuk menjaga kestabilan harga dan pasokan.

Perdebatan Mengenai Bukti dan Legalitas

Perdebatan semakin memanas saat tim jaksa menunjukkan bukti-bukti yang mereka miliki, namun tim penasihat hukum mempertanyakan keabsahan bukti-bukti tersebut.

Salah satu poin krusial adalah perbedaan pendapat mengenai apakah tindakan Tom Lembong lebih tepat dikategorikan sebagai kekeliruan administratif atau tindak pidana korupsi.

“Jika memang ada kesalahan dalam memahami regulasi tersebut, hal ini seharusnya dipandang sebagai sebuah kekeliruan administratif, bukan sebagai tindakan yang melanggar hukum,” tegas salah satu penasihat hukum.

Kesimpulan dan Tuntutan

Tim jaksa penuntut umum menyatakan bahwa Tom Lembong tetap bersalah berdasarkan bukti-bukti yang ada dan menuntut hukuman pidana minimal 4 tahun dan maksimal 20 tahun penjara serta denda setinggi-tingginya.

Jaksa juga menuntut pemulihan kerugian negara dan sanksi terhadap korporasi yang terlibat.

Sementara itu, tim penasihat hukum memohon kepada hakim untuk membebaskan Thomas Lembong dari segala tuntutan dengan alasan bahwa klien mereka melakukan tindakan sesuai dengan prosedur dan tidak terbukti melakukan korupsi.

Simulasi Debat Hukum

Kegiatan debat hukum ini tidak lebih dari simulasi perdebatan yang menjadi tugas mata kuliah Pendidikan Anti Korupsi. Dengan demikian, hal ini merupakan bagian dari pendidikan dan pemberdayaan bagi mahasiswa.

Para mahasiswa dibekali dengan kemampuan menganalisis kasus, menyusun argumentasi, dan berpikir kritis.

Mahasiswa juga mendapat pencerahan mengenai pentingnya penegakan hukum dan keadilan serta bahaya korupsi.

Melalui acara ini, para mahasiswa diharapkan dapat memperkaya pengetahuan hukum dan wawasannya tentang isu-isu aktual.

“Mudah-mudahan kalian bisa menjelaskan betul-betul untuk apa yang disampaikan oleh penasehat hukum, kita paham apa yang dilakukan adalah benar,” kata Dr. Agung Sakti Pribadi.

Debat hukum ini mengupas tuntas dugaan korupsi mantan Menteri Perdagangan Tom Lembong. Acara ini digelar di Universitas Mulia dengan melibatkan mahasiswa dari berbagai program studi.

Melalui perdebatan sengit ini mahasiswa berhasil menunjukkan kemampuan menganalisis, berargumentasi, dan berpikir kritis.

Kasus ini memberikan gambaran betapa rumit dan rentannya sistem hukum dan ekonomi di Indonesia.

Debat hukum ini bukan hanya menjadi ajang perdebatan, tetapi juga wadah untuk meningkatkan kesadaran mahasiswa akan pentingnya pemberantasan korupsi.

Debat hukum mengenai kasus dugaan korupsi Tom Lembong di Universitas Mulia diharapkan memberikan wawasan mendalam kepada para mahasiswa tentang kompleksitas isu hukum, ekonomi, dan politik di Indonesia.

Usai menggelar debat hukum, mahasiswa dinilai berhasil menunjukkan kemampuan luar biasa dalam menganalisis, berargumentasi, dan mengaplikasikan pengetahuannya.

“Kegiatan ini menjadi bukti bahwa generasi muda memiliki potensi besar untuk menjadi agen perubahan dan menegakkan keadilan di masa depan. Perdebatan ini juga diharapkan akan meningkatkan kesadaran pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam pemerintahan,” pungkas Dr. Agung Sakti Pribadi.

(SA/Kontributor)

Sebagian sivitas Universitas Mulia foto bersama. Foto: Media Kreatif

Universitas Mulia Bangun Gedung Tiga Lantai

UM – Sivitas akademika Universitas Mulia menghadiri Refleksi Akhir Tahun 2024 yang diselenggarakan Yayasan Airlangga. Kegiatan yang diwarnai pembagian sejumlah hadiah ini bertempat di Ballroom Cheng Ho Universitas Mulia, Selasa (31/12).

Ketua Yayasan Airlangga Hj. Mulia Hayati Deviantie yang mengikuti secara daring, dalam sambutannya mengatakan, beberapa peristiwa penting selama tahun 2024 serta tantangan dan hambatan yang dihadapi, menjadi bahan evaluasi.

“Tujuannya adalah untuk mengukur sejauh mana kita telah bertumbuh, baik sebagai individu maupun sebagai bagian dari umat. Selain itu, kita juga perlu mengukur seberapa besar manfaat yang telah kita berikan dan dirasakan oleh orang lain,” tutur Hj. Mulia.

“Alhamdulillah, Yayasan Pendidikan Airlangga dikelola dengan prinsip humanis. Salah satu wujudnya adalah kita tidak menghilangkan peran seorang ibu yang mengantar anaknya ke sekolah atau ke kampus, agar mereka dapat tumbuh bersama dengan kemajuan yayasan,” tuturnya.

Demikian pula, lanjutnya, yayasan menghargai peran seorang bapak yang selalu mengantar dan menjemput anaknya ke sekolah. “Kita tidak melarang atau membatasi peran tersebut, karena kita menganut prinsip humanis,” terangnya.

Menurutnya, Yayasan Airlangga senantiasa mendukung upaya untuk mencapai dan merealisasikan visi dan misi yang telah direncanakan setiap tahun oleh lembaga pendidikan di bawah naungan Yayasan Airlangga.

“Rencana tersebut kita kembangkan, kita jalankan, dan kita evaluasi bersama di akhir tahun,” tambahnya.

Ketua Yayasan Airlangga Hj. Mulia Hayati Deviantie memberikan sambutan pada Refleksi Akhir tahun 2024 secara daring. Foto: Media Kreatif

Ketua Yayasan Airlangga Hj. Mulia Hayati Deviantie memberikan sambutan pada Refleksi Akhir tahun 2024 secara daring. Foto: Media Kreatif

Direktur Eksekutif Yayasan Airlangga Dr. Agung Sakti Pribadi. Foto: Media Kreatif

Direktur Eksekutif Yayasan Airlangga Dr. Agung Sakti Pribadi. Foto: Media Kreatif

Dosen Berprestasi 2024 Universitas Mulia mendapatkan penghargaan dari Direktur Eksekutif Yayasan Airlangga Dr. Agung Sakti Pribadi. Foto: Vio/Media Kreatif

Dosen Berprestasi 2024 Universitas Mulia mendapatkan penghargaan dari Direktur Eksekutif Yayasan Airlangga Dr. Agung Sakti Pribadi. Foto: Vio/Media Kreatif

Firmansyah, Kepala SMK Kesehatan Airlangga Balikpapan, Guru Inovatif tingkat Provinsi Kalimantan Timur tahun 2024. Foto: SA/Kontributor

Firmansyah, Kepala SMK Kesehatan Airlangga Balikpapan, Kepala Sekolah Inovatif tingkat Provinsi Kalimantan Timur tahun 2024. Foto: SA/Kontributor

Capaian Tahun 2024

Sejumlah prestasi yang membanggakan di bidang pendidikan berhasil diraih. “Salah satunya adalah kebanggaan atas terpilihnya Bapak Firmansyah sebagai kepala sekolah inovatif tingkat Provinsi Kalimantan Timur tahun ini,” tuturnya, disambut aplaus meriah.

Selain itu, seluruh SMK di bawah naungan Yayasan Airlangga telah menjadi SMK Pusat Keunggulan. “Ini menunjukkan bahwa SMK-SMK kita telah menjadi acuan atau model bagi SMK lain,” terangnya.

Selain capaian akademik, yayasan juga telah berhasil mendirikan Pesantren Al-Madani di Sulawesi Selatan. Yayasan juga terus berupaya melakukan kolaborasi dengan berbagai komunitas dan mahasiswa.

“Kita juga telah berhasil mengadakan kegiatan kesenian, riset desa, dan seminar nasional dan internasional. Selain itu, kita juga berupaya untuk melakukan branding dan inovasi,” tambahnya.

Hj. Mulia juga memberikan apresiasi atas keberhasilan sivitas Universitas Mulia yang berhasil menyusun borang akreditasi institusi.

“Selain itu, kita terus berupaya membangun gedung kampus tiga lantai yang kita harapkan selesai dalam waktu dekat, agar dapat segera kita pergunakan,” ungkapnya.

SMK Pusat Keunggulan

Senada, Direktur Eksekutif Yayasan Airlangga Dr. Agung Sakti Pribadi mengatakan, patut berbangga lantaran seluruh SMK di bawah naungan yayasan berhasil menjadi SMK Pusat Keunggulan.

“Kita berikan apresiasi atas pencapaian ini. Perlu diketahui bahwa tidak semua SMK dapat menjadi pusat keunggulan. Hanya sekolah yang dianggap mampu dan memiliki kualitas yang memadai yang dapat ditunjuk oleh pemerintah,” tutur Dr. Agung.

Ia menilai, SMK TI Samarinda menjadi pionir yang pertama kali mendapatkan bantuan pemerintah, diikuti oleh SMK Airlangga Balikpapan dan SMK Kesehatan Airlangga Balikpapan

Dr. Agung mengatakan, bantuan ini memiliki dampak signifikan terhadap kinerja lembaga pendidikan sekolah. Hal ini terlihat jelas ketika mengunjungi sekolah yang telah mendapatkan bantuan tersebut.

“Contohnya, di SMK Kesehatan, bantuan pemerintah sangat memajukan Prodi Keperawatan, dengan fasilitas ruangan yang profesional dan modern,” terang Dr. Agung.

Berawal dari Raker di Bali 2022

Kepala Sekolah SMK Kesehatan Airlangga Balikpapan Firmansyah mengatakan, bantuan pemerintah diperolehnya usai dirinya mengikuti Rapat Kerja Yayasan Airlangga, di Bali tahun 2022 yang lalu.

“Sejak Raker yang kita ikuti di Bali pada tahun 2022, kita mulai menyusun peta jalan untuk membawa institusi kita ke arah yang lebih baik. Materi Raker tersebut kemudian kami presentasikan di hadapan kurator. Sejak saat itu, kita mulai terarah dalam pengembangan institusi,” ujar Firmansyah.

Setelah itu, lanjutnya, Firmansyah mendapatkan program pendampingan selama tiga tahun terkait pengembangan mutu.

“Pada tahun 2022, kita mendapatkan bantuan sebesar 1,3 Miliar. Bantuan tersebut meliputi bantuan fisik, kurikulum, dan peralatan. Dengan dukungan tersebut, kita menjadi lebih terbuka dan terarah,” terangnya.

Sejak saat itu pula, kemitraan yang dijalin SMK Kesehatan juga semakin luas, baik di tingkat lokal, daerah, maupun nasional.

“Kita menjalin kerjasama dengan berbagai pihak, termasuk rumah sakit dan institusi lainnya,” tambahnya.

Di tahun selanjutnya, SMK Kesehatan kembali mendapatkan bantuan berupa dana sebesar 150 juta. Meskipun tidak sebesar bantuan sebelumnya, tetapi sangat membantu dalam penguatan kurikulum.

Di tahun ketiga dan terakhir, mendapatkan bantuan serupa yang digunakan untuk penguatan kurikulum, menghadirkan guru tamu, dan berbagai program lainnya.

Sejumlah prestasi diraih Firmansyah, di antaranya adalah Juara 1 Kepala Sekolah Inovatif versi Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Timur. Kedua, Juara 2 versi Balai Guru Penggerak. Ketiga, mendapatkan Juara 2 SMK ter-perform di tingkat provinsi.

(SA/Kontributor)

Klasterisasi Perguruan Tinggi 2024 terdapat enam kriteria utama yang digunakan sebagai dasar pengelompokan meliputi: Kelembagaan 15%, Sumber Daya Manusia 15%, Penelitian 15%, Pengabdian kepada Masyarakat 15%, Publikasi 25%, dan Kekayaan Intelektual 10%. Bobot juga berbasis Sinta Score Affiliation dan Akreditasi Perguruan Tinggi.

Klasterisasi Berdasarkan Kinerja, Bukan Pemeringkatan, untuk Tingkatkan Kualitas Riset dan Pengabdian Masyarakat

UM – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengumumkan hasil klasterisasi perguruan tinggi tahun 2025, yang mengelompokkan institusi pendidikan tinggi berdasarkan kinerja penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.

Publikasi ilmiah menjadi salah satu prioritas utama dalam penilaian, dan kolaborasi antar perguruan tinggi lintas klaster sangat dianjurkan. Klasterisasi ini diharapkan mampu meningkatkan kualitas pendidikan tinggi secara keseluruhan di Indonesia.

Klasterisasi ini diumumkan melalui surat resmi dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi yang ditandatangani Direktur Riset, Teknologi, dan Pengabdian Kepada Masyarakat, M. Faiz Syuaib, tanggal 19 Desember 2024. (unduh)

Pengelompokan ini didasarkan pada data kinerja dari SINTA (Science and Technology Index) periode 2021-2023, yang mencakup data penulis, afiliasi, artikel, penelitian, pengabdian masyarakat, kekayaan intelektual, dan buku.

Berdasarkan klasterisasi tersebut, terdapat enam kriteria utama yang digunakan sebagai dasar pengelompokan meliputi: Kelembagaan 15%, Sumber Daya Manusia 15%, Penelitian 15%, Pengabdian kepada Masyarakat 15%, Publikasi 25%, dan Kekayaan Intelektual 10%. Bobot juga berbasis Sinta Score Affiliation dan Akreditasi Perguruan Tinggi.

Perguruan tinggi dikelompokkan menjadi empat klaster utama: Mandiri (tertinggi), Utama, Madya, dan Pratama. Daftar lengkap perguruan tinggi diurutkan secara alfabetis dalam setiap klaster dan bukan merupakan pemeringkatan. Perguruan tinggi yang tidak termasuk dalam daftar klaster dikelompokkan dalam klaster Binaan (Prakualifikasi).

Klasterisasi ini bukanlah untuk membandingkan atau pemeringkat perguruan tinggi, tetapi untuk memetakan kinerja, menentukan kewenangan, serta mendorong kolaborasi antar perguruan tinggi lintas klaster.

Tujuan klasterisasi adalah untuk meningkatkan kualitas dan efektivitas penelitian serta pengabdian kepada masyarakat secara keseluruhan.

Kemendikbudristek sangat menganjurkan kolaborasi antar perguruan tinggi yang berada di klaster berbeda, yakni perguruan tinggi dengan klaster yang lebih tinggi dapat membimbing dan mendampingi perguruan tinggi di klaster yang lebih rendah dalam mengembangkan kinerjanya.

Klasterisasi ini memberikan informasi penting bagi masyarakat dan calon mahasiswa mengenai kualitas dan fokus kinerja setiap perguruan tinggi. Hal ini akan membantu calon mahasiswa memilih perguruan tinggi yang paling sesuai dengan minat dan kebutuhannya.

Masyarakat juga dapat memantau perkembangan dan kinerja perguruan tinggi secara transparan.

Klasterisasi ini memberdayakan perguruan tinggi untuk secara aktif melihat posisi dan potensinya serta merencanakan langkah-langkah strategis untuk meningkatkan kinerja.

Perguruan tinggi yang berada di klaster rendah diharapkan termotivasi untuk memperbaiki diri. Sementara yang berada di klaster tinggi diharapkan terus berinovasi untuk mempertahankan kualitasnya.

Klasterisasi ini memberikan pemahaman bahwa kualitas pendidikan tinggi tidak hanya diukur dari peringkat, tetapi juga dari seberapa besar kontribusi perguruan tinggi dalam bidang penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.

Pemahaman ini dapat mengubah paradigma pendidikan tinggi menjadi lebih berorientasi pada dampak sosial dan kemajuan bangsa.

Dengan dirilisnya klasterisasi perguruan tinggi tahun 2025, Kemendikbudristek berharap dapat mendorong peningkatan mutu pendidikan tinggi di Indonesia.

Perguruan tinggi diharapkan dapat memanfaatkan informasi klasterisasi ini untuk terus berinovasi, berkolaborasi, dan berkontribusi dalam memajukan bangsa melalui penelitian dan pengabdian yang berkualitas.

Hasil pengukuran data kinerja perguruan tinggi untuk klasterisasi perguruan tinggi tahun 2025 dapat dilihat pada (tab) Metrics Cluster pada profil perguruan tinggi melalui laman (https://sinta.kemdikbud.go.id/) dan pengguna operator BIMA Kemdikbud (https://bima.kemdikbud.go.id/) .

(SA/Kontributor)

Mahasiswa memanfaatkan sarana foto booth menjadikan kenang-kenangan. Foto: Vio/Media Kreatif
Technofest IT FIKOM, Seminar Membahas Dampak, Peluang, dan Inovasi AI dalam Berbagai Aspek Kehidupan

UM – Kamis, (19/12), Ballroom Cheng Ho Universitas Mulia menjadi saksi perhelatan seminar Teknologi AI yang diselenggarakan oleh Fakultas Ilmu Komputer (FIKOM) bekerja sama dengan NVIDIA dan Bitracom.

Seminar ini tidak hanya menyoroti kecanggihan teknologi AI, tetapi juga menjawab berbagai pertanyaan seputar dampaknya pada kehidupan profesional dan pendidikan.

Sesi tanya jawab menjadi sorotan utama. Sejumlah mahasiswa dari berbagai program studi melontarkan pertanyaan kritis kepada dua narasumber, Irwan Chandra dari NVIDIA Indonesia dan konten kreator Ilham Subki Wijaya.

Kekhawatiran tergantikannya manusia oleh AI hingga peluang AI di masa depan menjadi tema diskusi yang menarik.

Sesi tanya jawab kedua narasumber, Irwan Chandra dan Ilham Subki Wijaya, dengan moderator Ir. Richki Hardi, S.T., M.Eng. Foto: Vio/Media Kreatif

Sesi tanya jawab kedua narasumber, Irwan Chandra dan Ilham Subki Wijaya, dengan moderator Ir. Richki Hardi, S.T., M.Eng. Foto: Vio/Media Kreatif

Mahasiswa mencoba perangkat AI besutan vendor ternama NVIDIA di Universitas Mulia, Kamis (19/12). Foto: Vio/Media Kreatif

Mahasiswa mencoba perangkat AI besutan vendor ternama NVIDIA di Universitas Mulia, Kamis (19/12). Foto: Vio/Media Kreatif

Berikut ini ringkasan beberapa pertanyaan menarik dan relevan yang diajukan oleh para mahasiswa dan dosen Universitas Mulia.

AI itu Membantu, Bukan Menggantikan Kreativitas Manusia

Diko, mahasiswa Prodi Informatika, mempertanyakan nasib pekerja kreatif di era AI.

“AI tidak akan menggantikan manusia, tetapi akan menjadi alat yang memaksimalkan kreativitas. AI membutuhkan input dari manusia. Pekerja seni, misalnya, bisa menggunakan AI untuk mempercepat proses kreatif tanpa kehilangan sentuhan personal,” kata Irwan Chandra.

Penjelasan ini menggarisbawahi bahwa teknologi AI adalah mitra, bukan pesaing.

Efisiensi Energi dan Lingkungan

Farhan, mahasiswa yang bekerja yang sebagai Software Engineer, mengangkat isu efisiensi energi GPU NVIDIA di tengah krisis global warming.

Irwan Chandra menjelaskan bahwa teknologi GPU generasi terbaru sudah didesain untuk konsumsi daya lebih rendah dengan performa lebih tinggi.

“Kami tidak hanya fokus pada inovasi performa tetapi juga efisiensi energi, mengurangi dampak lingkungan,” tegasnya.

Peluang Kolaborasi Lintas Bidang

Mahasiswa non-IT pun turut serta dalam diskusi, mempertanyakan relevansi AI bagi bidang mereka, seperti Farmasi.

Ilham Subki Wijaya memberikan contoh kolaborasi antara farmasi dan informatika dalam riset obat dan manajemen stok obat menggunakan AI.

“Kolaborasi lintas disiplin dapat menghasilkan solusi inovatif, seperti sistem diagnosis berbasis AI untuk kesehatan,” jelasnya.

Pemanfaatan AI untuk Pendidikan dan Penelitian

Moderator seminar, Richki Hardi, menyoroti potensi AI seperti ChatRTX untuk penelitian ilmiah.

Ilham Subki menjelaskan keunggulan ChatRTX yang menggunakan dataset spesifik, sehingga dapat memberikan hasil yang lebih terverifikasi dibandingkan AI generik lainnya.

“Sebagai contoh, tadi saya tunjukkan bahwa di dataset terdapat 115 jurnal yang tersimpan. Jadi, jawaban yang diberikan ChatRTX akan merujuk hanya pada jurnal-jurnal tersebut. Dengan pendekatan ini, setiap tanggapan yang diberikan oleh ChatRTX selalu berdasarkan referensi valid yang telah kita simpan,” ujarnya.

Kabar ini menjadi angin segar bagi mahasiswa maupun dosen yang menghadapi tantangan besar dalam penyusunan skripsi dan jurnal ilmiah.

Peluang Mahasiswa dalam Membangun Ibu Kota Nusantara (IKN)

Syanisa Mutho’an Nafil, mahasiswa Prodi Informatika, bertanya tentang peran mahasiswa dalam memanfaatkan AI untuk mendukung pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).

Ilham Subki mengatakan, AI memiliki peluang luas, seperti penggunaan computer vision untuk memprediksi kemacetan dan teknologi scan wajah yang meningkatkan efisiensi transportasi.

“AI bisa diterapkan di banyak hal, dari prediksi kemacetan hingga manajemen real estate,” ujarnya.

Irwan Chandra menambahkan, pentingnya penguasaan dasar STEM (Science, Technology, Engineering, Mathematics) oleh mahasiswa untuk memahami dan memanfaatkan AI secara optimal.

Ia mendorong mahasiswa memanfaatkan teknologi AI untuk mempercepat pembelajaran dan mengadaptasi solusi dari negara lain.

Pandangan ini memotivasi mahasiswa untuk menjadikan AI sebagai pendorong utama pembangunan IKN yang lebih canggih dan efisien.

AI sebagai Pemberdaya Konten Kreator

Hadrian, seorang konten kreator, bertanya tentang peran AI dalam mengatasi tantangan dunia kreatif.

Irwan Chandra menerangkan bagaimana AI, seperti teknologi noise cancellation, membantu meningkatkan kualitas audio dan efisiensi produksi. “Dengan AI, biaya produksi bisa ditekan tanpa mengorbankan kualitas,” ujarnya.

Seminar ini tidak hanya memberikan jawaban atas berbagai pertanyaan kritis, tetapi juga menanamkan pemahaman bahwa AI adalah alat yang mampu memberdayakan manusia di berbagai bidang.

Seperti yang dikatakan Irwan Chandra, “AI tidak akan menjadi manusia super, tetapi kita bisa menjadi manusia super dengan memanfaatkan AI.”

(SA/Kontributor)