Makna Mendalam Silaturahim: Ustadz Dr. H. Sartono, S.Pd., M.Pd. Ajak Civitas Universitas Mulia Jaga Teamwork dan Networking
Humas Universitas Mulia, 26 April 2025–Ballroom Cheng Hoo Universitas Mulia menjadi saksi hadirnya semangat ukhuwah dan kebersamaan dalam momen Halal Bihalal pada jumat, 25 April 2025. Dalam kesempatan ini, tausyiah yang disampaikan oleh Ustadz Dr. H. Sartono, S.Pd.I., M.Pd. menggugah hati dan menyentuh nurani, mengingatkan pentingnya menjaga silaturahim sebagai fondasi kesuksesan dunia dan akhirat.

Peserta Halal Bihalal khusyuk menyimak tausyiah penuh hikmah dari Ustadz Dr. H. Sartono, S.Pd.I., M.Pd. di Ballroom Cheng Hoo.
Mengawali ceramahnya, Ustadz Sartono menegaskan bahwa memutuskan silaturahim termasuk dalam kategori dosa besar. Hal ini merujuk pada sabda Rasulullah SAW:
“لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ قَاطِعٌ”
“Tidak akan masuk surga orang yang memutus silaturahmi.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Lebih lanjut, Rasulullah juga memperingatkan:
“لَا يَحِلُّ لِمُسْلِمٍ أَنْ يَهْجُرَ أَخَاهُ فَوْقَ ثَلَاثٍ، فَمَنْ هَجَرَ فَوْقَ ثَلَاثٍ فَمَاتَ دَخَلَ النَّارَ”
“Tidak halal bagi seorang muslim untuk tidak bertegur sapa dengan saudaranya lebih dari tiga hari, siapa yang melakukannya lalu mati dalam keadaan demikian maka ia akan masuk neraka.” (HR. Abu Dawud)
“Silaturahim bukan sekadar budaya, tapi energi kehidupan,” ungkap beliau. Rasulullah SAW menjanjikan limpahan rezeki dan panjang umur bagi siapa pun yang menjaganya:
“مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ وَيُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ”
“Barang siapa ingin dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung silaturahmi.” (HR. Bukhari)
Dalam konteks kekinian, silaturahim dimaknai sebagai teamwork dan networking. Nabi Muhammad SAW, menurut beliau, membangun peradaban besar karena dikelilingi oleh tim yang solid: Abu Bakar sebagai sosok bijak, Umar sebagai ahli strategi, Utsman sebagai ekonom, dan Ali sebagai cendekiawan. “Kesuksesan besar lahir dari tim yang kuat,” tegasnya.

Foto bersama civitas akademika Universitas Mulia dan peserta dari divisi lainnya seusai tausyiah Halal Bihalal sebagai simbol ukhuwah dan kebersamaan.
Beliau mengajak civitas Universitas Mulia untuk membangun sinergi agar tujuan kampus tercapai dengan sukses.
“Mau sukses? Perkuat jaringan. Ingin hidup penuh berkah? Bangun tim yang solid,” serunya.
Namun, silaturahim yang baik bisa rusak jika kita tak waspada terhadap enam “virus” yang dijelaskan dalam Surat Al-Hujurat. Keenam virus tersebut adalah:
-
Sukhriah (سُخْرِيَّةٌ) – Mengolok-olok suku, kelompok, atau pribadi.
“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain, boleh jadi mereka yang diolok lebih baik dari mereka yang mengolok.” (QS. Al-Hujurat: 11)
-
Menghina diri sendiri dan orang lain
“Janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan jangan pula saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk.” (QS. Al-Hujurat: 11)
-
Memanggil dengan julukan buruk (الألقاب) – Seperti memanggil teman dengan sebutan negatif yang menyakitkan.
-
Su’uzhan (سُوءُ الظَّنِّ) – Berprasangka buruk tanpa bukti.
“Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa.” (QS. Al-Hujurat: 12)
-
Tajassus (التَّجَسُّسُ) – Suka mencari-cari kesalahan atau aib orang lain.
-
Ghibah (الْغِيبَةُ) – Menggunjing dan membicarakan keburukan orang lain.
“Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang telah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik.” (QS. Al-Hujurat: 12)
Menutup tausyiahnya, Ustadz Sartono menyampaikan harapan agar Universitas Mulia menjadi kampus yang penuh dengan harmoni, sinergi, dan kebersamaan. “Mari kita rawat silaturahim, jaga etika pergaulan, dan bangun tim yang solid. Insya Allah, keberkahan dan kesuksesan akan menyertai langkah-langkah kita,” pungkasnya.
Humas UM (YMN)