Dijadwalkan akan hadir sebagai narasumber, Prof.Dr. apt. Ajeng Diantini, M.Si, seorang pakar Farmakologi dan Farmasi Klinis dari Universitas Padjajaran Bandung dan Dr. apt. Kintoko, M.Sc, seorang Pakar Etnomedisin dari Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta. Foto: safana.universitasmulia.ac.id

Call for Papers Safana 2024

UM – Program Studi S1 Farmasi akan menggelar Seminar Farmasi Nasional secara Hybrid, Kamis (17/10) dan Jumat (18/10) mendatang. Seminar dengan tema Peranan Tenaga Kesehatan dalam Menunjang Pencegahan, Persiapan dan Respon terhadap Krisis Kesehatan Akan Datang.

Dijadwalkan akan hadir sebagai narasumber, Prof.Dr. apt. Ajeng Diantini, M.Si, seorang pakar Farmakologi dan Farmasi Klinis dari Universitas Padjajaran Bandung dan Dr. apt. Kintoko, M.Sc, seorang Pakar Etnomedisin dari Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta.

Ketua Panitia apt. Murtiyana Sari, M.Clin.Pharm mengatakan, panitia mengundang peserta lainnya, baik sebagai partisipan maupun sebagai pemakalah (Call for Papers), baik dosen, guru, apoteker, praktisi, maupun mahasiswa di bidang terkait.

Dengan lingkup antara lain Analisis Farmasi, Farmakologi dan Toksikologi, Farmasi Klinik, Farmakognosi, Fitokimia, Mikrobiologi Farmasi, Bioteknologi Farmasi, Manajemen Farmasi serta Undang-undang dan Etika Kefarmasian.

Makalah yang diterima diwajibkan untuk dipresentasikan dan akan dimasukkan ke dalam Prosiding Seminar Farmasi Nasional 2024. Adapun makalah terbaik akan dimasukkan ke dalam Jurnal terindeks Sinta.

Adapun pelaksanaan akan digelar secara hybrid, yaitu onsite di Ballroom Cheng Ho, Kampus Utama Universitas Mulia, Jalan Letjen Zaini Azhar Maulani, Balikpapan Kalimantan Timur maupun daring Zoom.

Seminar akan dilaksanakan pada Kamis, 17 Oktober 2024. Sedangkan Presentasi Oral masing-masing pemakalah pada Jumat 18 Oktober 2024.

Saat ini pendaftaran baik sebagai partisipan maupun pemakalah masih dibuka hingga 30 September 2024. Adapun batas penerimaan makalah direncanakan sampai denganl 30 September 2024.

Selengkapnya bisa diakses melalui website https://safana.universitasmulia.ac.id. Informasi lebih lanjut dapat menghubungi Ayu (0852 4643 4545) atau Citta (0852 4619 8001) lewat pesan WhatsApp.

(SA/Kontributor)

FGD yang digelar oleh BPSDMP Kominfo Banjarmasin membahas persiapan kegiatan VSGA Pola Baru 2025 di Samarinda. Foto: Istimewa

UM – Balai Pengembangan Sumber Daya Manusia Penelitian Komunikasi dan Informatika (BPSDMP Kominfo) Banjarmasin menggelar Forum Group Discussion (FGD) bersama perguruan tinggi mitra. Kegiatan ini dalam rangka persiapan kegiatan Vocational School Graduate Academy (VSGA) Pola Baru 2025, yang berlangsung di Hotel Ibis Samarinda, Sabtu (7/9).

Dua orang dosen, yakni Dekan Fakultas Ilmu Komputer Jamal S.Kom., M.Kom dan dosen Teknologi Informasi Agus Wijayanto, S.Kom., M.Kom mendapatkan penugasan mewakili Universitas Mulia untuk mengikuti FGD yang berlangsung sehari.

Agus Wijayanto mengatakan, diskusi membahas rencana pelaksanaan program Digital Talent Scholarship Kominfo RI, seperti program PROA, GTA, VSGA,TSA, VGA, TA, dan DGA yang akan diselenggarakan pada tahun 2025 mendatang bersama perguruan tinggi mitra.

Program tersebut dimaksudkan untuk perbaikan dan peningkatan pembelajaran pada mahasiswa, dengan mengadopsi kurikulum yang sesuai dengan SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia) dan sertifikasi LSP (Lembaga Sertifikasi Profesi).

FGD yang digelar oleh BPSDMP Kominfo Banjarmasin membahas persiapan kegiatan VSGA Pola Baru 2025 di Samarinda. Foto: Istimewa

FGD yang digelar oleh BPSDMP Kominfo Banjarmasin membahas persiapan kegiatan VSGA Pola Baru 2025 di Samarinda. Foto: Istimewa

Tampak Dekan FIKOM Jamal SKom MKom dan AGus Wijayanto SKom MKom. Foto: Istimewa

Tampak Dekan FIKOM Jamal SKom MKom dan Agus Wijayanto SKom MKom (memegang mik). Foto: Istimewa

Agus mengatakan, khusus VSGA pada tahun 2025 mendatang terdapat pilihan pola pelatihan yang akan digunakan. Pola pertama, pelatihan mengikuti hasil penyesuaian modul perkuliahan.

Pola kedua, pelatihan dengan konversi SKS (Satuan Kredit Semester). Dan pola ketiga, pelatihan untuk mahasiswa non-IT.

“Nah, di Kaltim sudah ada dua perguruan tinggi yang menjadi mitra Kominfo dalam menyelenggarakan sertifikasi program VSGA, yakni Politeknik Negeri Samarinda dan Politeknik Negeri Balikpapan,” ujar Agus Wijayanto.

Dengan demikian, lanjut Agus, kedua perguruan tinggi tersebut bisa menjadi alternatif bagi mahasiswa Universitas Mulia yang membutuhkan sertifikasi tersebut.

“Universitas Mulia bisa menyelenggarakan sendiri dengan mengajukan proposal yang ditujukan kepada Kominfo untuk menjadi mitra dalam hal penyelenggaraan sertifikasi VSGA, mulai tanggal 7 – 21 September 2024,” ujarnya.

Untuk kebutuhan tersebut, Agus mengatakan masih akan berdiskusi kembali dengan para pimpinan di Universitas Mulia.

“Mungkin perlu dibahas secara detail bagaimana kemudian pelaksanaan sertifikasi ini bisa mengakomodir semua mahasiswa yang ada di Kaltim,” ujarnya.

“Termasuk perihal konversi SKS mengingat minimal 10 SKS yang bisa diajukan (dikonversi), sedangkan 1 Skema 90 JP hanya diakui 2 SKS,” ujarnya.

“Melalui sertifikasi LSP, yang kita ketahui bersama bahwa di setiap kesempatan diakui secara Nasional, bahkan ASEAN. Meski pada kenyataannya Industri lebih tertarik kepada sertifikasi global, seperti sertifikasi MTCNA, MTCRE, dan CISCO,” ungkap Agus.

Agus mengatakan masih akan berdiskusi lebih lanjut dengan para pimpinan. Ia berharap dapat melengkapi segala persyaratannya sehingga membawa dampak positif bagi Universitas Mulia.

“Semoga sedikit kurangnya ini bisa menjadi diskusi lanjutan di FGD berikutnya,” tutup Agus.

(SA/Kontributor)

Foto bersama saat penutupan ToF pada Sabtu (7/9). Foto: Istimewa

Berharap Lahir Wiramuda seperti Nadiem Makarim dan Sandiaga Uno

UM – Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Kemenpora RI) menyelenggarakan Training of Facilitator (ToF) Dosen Kewirausahaan di Hotel Sagita Horison Balikpapan selama tiga hari, mulai Kamis (5/9) sampai dengan Sabtu (7/9).

Dalam kesempatan ini, tiga orang dosen Universitas Mulia mendapat penugasan untuk mengikuti hingga selesai, antara lain Dr. Linda Fauziyah Ariyani, Istia Budi, S.T., M.M dan Subur Anugerah, S.T., M.Eng. Selengkapnya, kegiatan ini diikuti 45 orang dosen dari 22 perguruan tinggi di Kalimantan Timur.

Acara dibuka oleh Asisten Deputi Kewirausahaan Pemuda Kemenpora Dr. Ir. Hendro Wicaksono, M.Sc., Eng. Mengutip pernyataan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Dito Ariotedjo, Hendro mengatakan masa depan Indonesia yang cemerlang ada di tangan wirausaha muda, yang bermimpi dan bergerak untuk meraihnya.

“Bukan tidak mungkin kita bisa menjadi seperti Nadiem Makarim (Mendikbudristek) dan Sandiaga Uno (Menparekraf). Dengan begitu, Indonesia Emas 2045 bisa diwujudkan oleh pemimpin muda,” tutur Hendro.

Hendro mengatakan, ToF Dosen Kewirausahaan ini merupakan lanjutan dari program kuliah penumbuhan minat kewirausahaan pemuda yang digelar Kemenpora pada tahun sebelumnya. Program tersebut diikuti 14 ribu mahasiswa dari 37 kampus.

Namun, tambahnya, target penumbuhan minat kewirausahaan mahasiswa atau pemuda tersebut dinilai kurang menjangkau seluruh pemuda Indonesia yang berjumlah 64 juta.

“Atas dasar itu, pimpinan membuat inisiatif kegiatan Training of Facilitator untuk memberikan pelatihan kepada dosen kewirausahaan, yang kemudian meneruskan kepada mahasiswanya,” terang Hendro.

Hendro menerangkan, ToF bertujuan untuk meningkatkan kompetensi dosen atau tenaga kependidikan yang mengampu mata kuliah kewirausahaan. Diharapkan, dosen dapat memberikan bimbingan yang lebih efektif kepada mahasiswanya dalam mengembangkan jiwa kewirausahaan.

Selain itu, lanjutnya, ToF juga bertujuan menumbuhkan semangat kewirausahaan di kalangan mahasiswa. Dengan demikian, diharapkan para lulusan perguruan tinggi tidak hanya menguasai ilmu pengetahuan di bidang akademik saja, tetapi juga memiliki semangat dan kemampuan menjadi wirausahawan muda yang berhasil.

Di kesempatan lain, Hendro memaparkan, berdasarkan data yang diolah dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2022, kecenderungan Kegiatan Penduduk berumur 15 tahun ke atas menurut pendidikan tertinggi yang ditamatkan, terungkap paradigma baru lulusan pendidikan di Indonesia.

Berdasarkan data BPS terungkap, semakin tinggi tingkat pendidikan, semakin tinggi pula kecenderungan memilih untuk menjadi pegawai (76,55%). Sebaliknya, semakin rendah tingkat pendidikan, maka semakin tinggi kecenderungan memilih untuk berwirausaha.

Hendro berharap, melalui ToF Dosen Kewirausahaan, peran pengembangan kewirausahaan di kalangan pemuda bukan saja menjadi tanggung jawab pemerintah saja, melainkan juga tanggung jawab bersama dengan perguruan tinggi.

“Melalui kolaborasi ini, ekosistem kewirausahaan di Indonesia dapat tumbuh dengan lebih pesat, dan pada akhirnya mampu menghasilkan wiramuda yang tidak hanya sukses di tingkat nasional tetapi juga mampu bersaing di pasar global,” jelasnya.

Tiga orang dosen Universitas Mulia, dari kanan Subur Anugerah, Linda Fauziyah, Istia Budi, Dr. Hendro Wicaksono dan Founder Gue Girang Afiat Rasyid serta dua dosen lainnya. Foto: dok. Linda

Tiga orang dosen Universitas Mulia, dari kanan Subur Anugerah, Linda Fauziyah, Istia Budi, Dr. Hendro Wicaksono dan Founder Gue Girang Afiat Rasyid serta dua dosen lainnya. Foto: dok. Linda

Dosen Istia Budi (tiga dari kanan) foto bersama dengan narasumber Dr. Herawati, Afiat Rasyid, Kukuh Prasena dan Bastian serta anggota kelompok kerjanya. Foto: Istimewa

Dosen Istia Budi (tiga dari kanan) foto bersama dengan narasumber Dr. Herawati (tengah), Afiat Rasyid (dua dari kanan), Kukuh Indra Prasena (empat dari kiri) dan Bastian Saputra (paling kiri) serta dosen lainnya. Foto: Istimewa

Dr. Linda Fauziyah saat presentasi tugas. Foto: Panitia

Dr. Linda Fauziyah saat presentasi tugas. Foto: Panitia

Para peserta ToF sedang megerjakan tugas bersama Framework Inkubator Bisnis. Foto: Bastian

Para peserta ToF sedang mengerjakan tugas membuat Inkubator Bisnis menggunakan Framework. Foto: Bastian

Sementara itu, tampil sebagai narasumber dalam ToF Dosen Kewirausahaan di Balikpapan ini antara lain Dr. Susetya Herawati, S.T., M.Si, yang berprofesi sebagai dosen Universitas Krisnadwipayana dan penggiat kewirausahaan dan kebudayaan.

Kemudian Afiat Rasyid Rustamadji, pelaku usaha Gue Girang, yang memproduksi buah tangan khas Jakarta. Produk yang dihasilkan berupa karya unik dalam bidang fesyen dan kriya dengan menampilkan ikon-ikon Jakarta.

Narasumber berikutnya adalah Kukuh Indra Prasena, S.Si selaku Direktur tatainsan.org. Kemudian Bastian A Saputra, seorang wiramuda yang menjadi Direktur Eksekutif Perkumpulan Untuk Peningkatan Usaha Kecil (PUPUK) Bandung, Jawa Barat.

Selama mengikuti pelatihan, seluruh peserta dosen mendapatkan buku kerja (Workbook) bagi fasilitator. Buku kerja ini merupakan modul dasar pengayaan pengalaman kewirausahaan.

Adapun materi ToF setara dengan 30 jam pelatihan, meliputi konsep pengembangan ekosistem kewirausahaan, fondasi kurikulum kewirausahaan, Framework Bisnis UKM dan Bisnis Digital, perancangan kurikulum pendampingan wirausaha, Framework Inkubator Bisnis hingga gamifikasi pengembangan kewirausahaan.

Dr. Herawati, dalam salah satu pesannya mengucapkan terima kasih atas partisipasi para peserta. “Tetap semangat, mohon dapat dilengkapi lembar Workbook ToF dan semoga hasil ToF dapat lebih dikembangkan dan diimplementasikan di kampus dan masyarakat sekitar,” tuturnya.

Terpisah, Dr. Linda Fauziyah mengatakan ToF sangat menarik dan banyak memberi inspirasi terkait model pengembangan kewirausahaan di lingkungan kampus.

“Semoga perguruan tinggi semakin memahami pentingnya peran inkubator bisnis bagi mahasiswa dan dapat memberi perhatian lebih,” ujar Linda.

Sedangkan Istia Budi menambahkan, dirinya berharap ilmu yang telah didapatkan bisa implementasikan di kampus dan lingkungan sekitar.

“Inkubasi Bisnis Kampus UM bisa dioptimalkan sebaik mungkin agar muncul pengusaha hebat dari UM. Ilmunya bisa diterapkan di kurikulum kampus UM,” tutup Istia Budi.

(SA/Kontributor)

Lokakarya dihadiri para Raja, Ratu, Sultan Datu, Penglingsir, Kepala Suku Marga, Kepala Persekutuan Masyarakat Hukum Adat seluruh Indonesia. Foto: Media Kreatif

UM – Lembaga Komunikasi Perangkat Adat Seluruh Indonesia (LKPASI) menggelar Lokakarya Nasional Perlindungan dan Pengelolaan Aset Ulayat Masyarakat Adat Nusantara, bertempat Ballroom Cheng Ho Universitas Mulia, Jalan Letjen Zaini Azhar Maulani Balikpapan, Rabu (4/9).

Lokakarya dihadiri para Raja, Ratu, Sultan Datu, Penglingsir, Kepala Suku Marga, Kepala Persekutuan Masyarakat Hukum Adat seluruh Indonesia.

Turut hadir para undangan perwakilan Gubernur Provinsi Kalimantan Timur, Pangdam Tanjungpura dan Pangdam Mulawarman, Kapolda Kaltim, Walikota Balikpapan serta pimpinan yayasan dan perguruan tinggi dan akademisi. Tampak Rektor Universitas Mulia Prof. Dr. Muhammad Ahsin Rifa’i.

Ketua DPP LKPASI, Yang Mulia (YM) Ade Muhammad Iswadi SE, Pangeran Muda Wiraguna Suryanata, Kerabat Kesultanan Sintang Kalimantan Barat, mengawali sambutannya mengatakan, lokakarya bertujuan dalam rangka menghadapi kemungkinan kemunculan data dan fakta yang mengoreksi dari data dan fakta sebelumnya.

“Kemudian, tentunya ada komitmen sebenarnya dari pemerintah Republik Indonesia, yang hari ini mungkin akan kita tagih sebetulnya. Karena apa yang dilakukan LKPASI realnya adalah regulasi yang dibuat oleh pemerintah sendiri,” ujarnya.

Ia berharap, melalui kegiatan ini LKPASI membangun upaya-upaya untuk memperjuangkan kepentingan seluruh masyarakat adat kerajaan, puri marga, suku marga, masyarakat hukum adat, atau masyarakat adat pada umumnya yang ada di seluruh Indonesia.

Menurutnya, sejak tahun 2020 ketika menghadapi Covid-19, pihaknya terus berkomunikasi dengan sesama anggota LKPASI. Memasuki tahun 2022 menggelar kegiatan offline Maklumat dan Simposium Nasional di Grand Cempaka Jakarta, dilanjutkan tahun 2023 menggelar simposium dan petisi.

“Dan hari ini, bersama Yang Mulia Prof. Juajir tentunya, akan membahas lebih detail terkait bagaimana kita bisa mengusulkan secara bersama dan fasilitasnya tentunya. Juga diberikan oleh Universitas Mulia dan LKPASI yang akan bersama-sama mengawal,” tuturnya.

YM Ade mengatakan, pembahasan lokakarya terkait rancangan peraturan pemerintah tentang perlindungan dan pengelolaan aset ulayat masyarakat adat Nusantara.

“Mudah-mudahan saja apa yang menjadi perjuangan kita tanpa henti ini mendapatkan respon yang positif, sehingga apa yang selama ini kita coba bangun, kita coba persiapkan ini mulai menampakkan hasil yang positif,” tuturnya.

Ketua Pembina DPP LKPASI, YM Prof. Dr. Muhammad Yunus Abdullah Rahmadsyah Al Hajj, Paduka Raja dari Kerajaan Air Tiris, Melayu Kampar Provinsi Riau menambahkan, bersyukur dan berterima kasih hadir di tengah-tengah peserta lokakarya.

“Ini obat kami di LKPASI yang sangat mahal, tidak bisa dinilai dengan uang. Hadir pada pagi hari ini, di tengah-tengah. Kami juga laporkan kepada pemerintah, kami LKPASI ini tadi sudah sampaikan perjuangannya ikhlas. Dari awal, Kami sangat tahu dan persis sekali jiwa Prof Juajir sebagai pendiri dan beserta kawan-kawan,” tuturnya.

Dr. Agung Sakti Pribadi menyerahkan buku Hanua Sinjai kepada YM Prof. Dr. Muhammad Yunus Abdullah Rahmadsyah Al Hajj, Paduka Raja dari Kerajaan Air Tiris, Melayu Kampar Provinsi Riau. Foto: Media Kreatif

Dr. Agung Sakti Pribadi menyerahkan buku Hanua Sinjai kepada YM Prof. Dr. Muhammad Yunus Abdullah Rahmadsyah Al Hajj, Paduka Raja dari Kerajaan Air Tiris, Melayu Kampar Provinsi Riau. Foto: Media Kreatif

Para raja menerima buku Hanua Sinjai. Foto: Media Kreatif

Para raja menerima buku Hanua Sinjai. Foto: Media Kreatif

Rektor Prof. Dr. Muhammad Ahsin Rifa'i duduk bersama Prof. Dr. Juajir Sumardi Kertanegara membahasi materi lokakarya. Foto: Media Kreatif

Rektor Prof. Dr. Muhammad Ahsin Rifa’i duduk bersama Prof. Dr. Juajir Sumardi Kertanegara membahasi materi lokakarya. Foto: Media Kreatif

YM Prof. Yunus Abdullah mengatakan, kiprah LKPASI sampai juga di kerajaan-kerajaan Eropa dan telah terdaftar di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Ia berharap, LKPASI mendapatkan undangan apabila ada undangan kegiatan di Eropa.

LKPASI juga telah menandatangani kontrak kerjasama dengan kerajaan di enam negara, seperti di Madrid Spanyol, kerajaan di China, ASEAN, dan Korea.

YM Prof. Yunus mengucapkan terima kasih kepada Universitas Mulia dan Yayasan Airlangga yang telah menjembatani kegiatan LKPASI.

Ia menuturkan, beberapa pekan sebelumnya telah mengunjungi kerajaan Malaka, ke Kerajaan Seremban, Kedah dan terakhir ke Singapura.

“Kami juga disambut dengan bagus. Kami tidur di Sentosa, di lantai yang 38, sangat tinggi. Alhamdulillah, sambutan kami sebagai ketua pembina dan kami ceritakan LKPASI ini di internasional,” ungkapnya.

Ia berharap, pemerintah RI menerima masukan dan gagasan hasil lokakarya nasional yang digelar LKPASI, baik pada pemerintahan Joko Widodo, maupun pemerintahan yang baru Presiden Prabowo Subianto nanti.

Lebih lanjut, Ketua Dewan Pendiri LKPASI Prof. Dr. Juajir Sumardi Kertanegara SH MH, yang juga merupakan keturunan trah Kerajaan Singosari Jawa Timur, mengatakan bahwa dirinya bersyukur mengikuti lokakarya, membahas masa depan generasi berikutnya, yang menjadi tanggung jawab bersama para pemangku adat seluruh Indonesia.

“Oleh karena itu, sebagai Ketua Dewan Pendiri Lembaga Komunikasi Pemangku Adat Seluruh Indonesia selalu mengingatkan kembali, kepada seluruh pemangku pemerintahan Republik Indonesia. Kami ada sebelum kamu ada. Kamu ada, karena kami akui kamu ada. Oleh karena itu, tidak ada alasan bagi kamu untuk tidak mengakui keberadaan kami,” terangnya.

“Leluhur kita bergabung dalam negara kesatuan Republik Indonesia, dengan harapan agar anak-anak cucunya mendapat kesempatan yang seimbang untuk menggapai kesejahteraan sejati, untuk menggapai kemerdekaan sejati.” imbuhnya.

Ia melihat perjuangan LKPASI agar anak-anak adat yang disaksikan banyak terampas hak-hak tradisionalnya oleh tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab.

“Insya Allah kita akan membicarakan tentang produk hukum yang kita akan sampaikan. Kita akan usulkan kepada pemerintah Republik Indonesia, yang secara khusus mengatur tentang perlindungan dan pengelolaan Aset Ulayat Masyarakat Adat Nusantara,” ujarnya.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Yayasan Airlangga Dr. Agung Sakti Pribadi dalam sambutannya mengatakan, suatu saat akan ada cara terbaik bagaimana permasalahan tanah ulayat bisa diselesaikan untuk dibicarakan.

Menurutnya, hal ini terjadi lantaran terdapat dua kutub yang berbeda. Di satu sisi, pemerintah yang menguasai dan dilengkapi peraturan dan perundang-undangan sehingga menjadi sah.

“Tapi di sisi lain, yang nanti akan dibahas oleh Prof. Juajir dan para raja, itu juga ada undang-undang yang mengatur. Bahkan ada budaya hukum, ada struktur hukum. Jadi, kita harus berkomunikasi,” terangnya.

“Nah, kami berkeinginan pendekatan pemerintah itu tidak lagi menggunakan pola Rempang yang sama terhadap daerah di Kalimantan Timur. Kalau itu dilakukan, kita punya Pak Yulianus Henock untuk melakukan pendekatan secara baik,” ujarnya, sembari memperkenalkan Dr. Yulianus Henock Samual SH MSi, anggota DPD RI terpilih.

Dalam kesempatan ini, Dr. Agung menyerahkan lima buah buku berjudul Hanua Sinjai, yang ditulis selama lebih kurang 30 tahun oleh seorang guru di Sinjai Sulawesi Selatan. Buku ini memiliki ketebalan 700 halaman, berisi sejarah berdirinya Kabupaten Sinjai.

Buku diserahkan kepada YM Prof. Dr. Muhammad Yunus Abdullah, YM Raden Ayu Puspo Nitinegoro, trah Kerajaan Singosari Malang Jawa Timur, YM Noh Saubaki, Raja Kerajaan Sonbai Kecil Nusa Tenggara Timur.

Kemudian kepada YM Dato Abdul Hamid, Pemangku Raja Kesultanan Bulungan Kalimantan Utara, YM Ade Muhammad Iswadi SE, Pangeran Muda Wiraguna Suryanata, YM Erwin Natsir Daeng Matutu SH, Kerabat Kerajaan Goa Sulawesi Selatan dan YM Pangeran Adiningrat Ratu Bagus Agus Wirawan Mertakusuma.

(SA/Kontributor)

Seorang mahasiswa baru 2024 beraksi ketika kamera menyorot. Foto: Media Kreatif

Dari Dinasti Politik, Banjir, Macet, Air Bersih, Flyover Rapak hingga Beasiswa Kaltim Tuntas

UM – Rangkaian kegiatan PKKMB Paduka Mulia tahun 2024 resmi ditutup, Jumat (30/8). Pada kesempatan ini, mahasiswa baru ditantang kritis dan berani bersuara, baik soal pengalaman pribadi, ketimpangan sosial, hingga sejumlah permasalahan di daerah kepada Calon Gubernur Kaltim Dr. Isran Noor.

Turut hadir Rektor Prof.Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i bersama Wakil Rektor Mundzir, S.Kom.,M.T, Ketua Panitia Riski Zulkarnain, S.Pd., M.Pd, Yustian Servanda, S.Kom., M.Kom, Gunawan, S.T., M.T, dosen serta undangan lainnya.

Direktur Eksekutif Yayasan Airlangga Dr. Agung Sakti Pribadi mengatakan, mengundang mantan Bupati Kutai Timur dan Gubernur Kaltim periode 2018-2023 tersebut untuk berdiskusi dengan mahasiswa.

“Saya rasa pemimpin yang tepat itu akan membuat negeri ini jadi lebih bagus,” ujarnya.

Pasalnya, lanjut Dr Agung, seorang mahasiswa baru tampak ragu dengan upaya yang dilakukan para pemimpin agar negeri ini menjadi lebih bagus, sedangkan biaya pendidikan sangat mahal.

“Padahal, untuk mencapai tingkat lebih tinggi itu harus melalui pendidikan,” ujar Dr. Agung.

Dalam acara ini, Dr. Isran Noor diajak untuk berdiskusi bersama mahasiswa baru, yang dikoordinasikan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Mulia Agung Widiyanto.

Agung Widiyanto berharap, melalui diskusi ini, para mahasiswa baru ke depan dapat melanjutkan tangga perjuangan dan pergerakan mahasiswa di Universitas Mulia.

“Harapannya, kepada teman-teman semua, mahasiswa baru, lebih aktif lagi nanti ketika menjadi mahasiswa, lebih kritis dan bisa menjadi motor pergerakan mahasiswa untuk generasi masa depan dan untuk negara kita, yaitu Indonesia,” ujar Agung Widiyanto.

Tampil sebagai moderator H Rizal Effendi, Walikota Balikpapan dua periode, 2011-2021. “Ya, adik-adik sekalian, ini hari Jumat yang berkah untuk kita semua. Kita kedatangan tamu istimewa, Pak Dr Isran Noor. Kita beri tepuk tangan untuk beliau,” tutur Rizal Effendi.

Hal ini istimewa lantaran Isran Noor baru saja datang dari Rumah Sakit A Wahab Sjahranie Samarinda, kemudian menuju Kota Balikpapan.

“Karena janji dengan Pak Agung, beliau datang akan berbicara di depan kalian, begitu. Jadi, Pak Isran sejak kemarin menjalani pemeriksaan kesehatan, begitu, untuk syarat mengikuti pemilihan gubernur,” tambahnya.

Rizal mengucapkan terima kasih kepada Dr. Agung yang telah memfasilitasi bersama para mahasiswa baru. Rizal berharap, ke depan para mahasiswa bisa menjadi orang-orang pilihan di Ibu Kota Nusantara.

Sementara itu, dalam diskusi ini, Isran Noor berbicara di depan lebih dari 500 orang mahasiswa baru. Isran mengatakan merasa terhormat diundang berdiskusi untuk yang kedua kalinya.

“Sebelumnya saya pernah diundang ke sini, pada tempat yang sama bersama dengan Prof. Jimly Asshiddiqie, seorang tokoh nasional yang ahli di bidang hukum tata negara. Dan beliau sekarang menjadi ketua MKMK,” tuturnya.

Calon Gubernur Kaltim periode 2024-2029 Dr. Isran Noor, M.Si saat tampil di depan mahasiswa baru 2024 di Ballroom Cheng Ho, Jumat (30/8). Foto: Media Kreatif

Calon Gubernur Kaltim periode 2024-2029 Dr. Isran Noor, M.Si saat tampil di depan mahasiswa baru 2024 di Ballroom Cheng Ho, Jumat (30/8). Foto: Media Kreatif

Walikota Balikpapan dua periode, 2011-2021, H Rizal Effendi saat menjadi moderator diskusi. Foto: Media Kreatif

Walikota Balikpapan dua periode, 2011-2021, H Rizal Effendi saat menjadi moderator diskusi. Foto: Media Kreatif

Dr. Agung Sakti Pribadi dan Ketua BEM Agung Widiyanto. Foto: Media Kreatif

Dr. Agung Sakti Pribadi dan Ketua BEM Agung Widiyanto. Foto: Media Kreatif

Miftahul Jannah, mahasiswa baru S1 Akuntansi yang aktif bertanya. Foto: Media Kreatif

Miftahul Jannah, mahasiswa baru S1 Akuntansi yang aktif bertanya. Foto: Media Kreatif

Seorang mahasiswa baru mengeluh selalu membeli air bersih meski musim hujan. Keluhannya mendapat repons positif Dr. Isran Noor. Foto: Media Kreatif

Seorang mahasiswa baru mengeluh selalu membeli air bersih meski musim hujan. Keluhannya mendapat repons positif Dr. Isran Noor. Foto: Media Kreatif

Dalam diskusi ini, Isran Noor mengajak para mahasiswa untuk menerapkan praktek ketatanegaraan jika dibanding dengan membahas wawasan kebangsaan.

“Sekarang ini, negara kita baru-baru ini hampir mengalami sebuah krisis ketatanegaraan, hampir, hampir apa itu? Ada putusan Mahkamah Konstitusi nomor 60 dan 70, yang oleh kalangan DPR RI sebagian besar fraksi-fraksi ingin menganulir,” ujarnya.

“Untung mahasiswa sebagai penggerak di seluruh tanah air, cepat bereaksi. Bisa dibayangkan. Kalau saya bisa membayangkan. Kalau kemarin itu sempat disahkan, revisi undang-undang Pilkada, apa yang terjadi?” tambahnya.

Menurutnya, peristiwa tersebut akan memicu demonstrasi yang lebih besar di seluruh Indonesia, seperti yang terjadi pada tahun 1998 yang berujung menurunkan pemerintahan orde baru Presiden Soeharto.

Oleh karena itu, Isran Noor berterima kasih atas peran besar mahasiswa dalam menerapkan sebuah demokrasi yang ideal, demokrasi yang sesuai dengan marwahnya.

“Terima kasih sekali lagi. Itu harus kita jaga. Dimanapun kalian harus mengawasi yang namanya jalannya demokrasi di Republik Indonesia ini. Kenapa? Kalian ini adalah calon-calon pemimpin ke depan. Kalau saya ini sudah tua, tapi muda perasaan saya,” ujarnya.

Isran juga memberi perhatian atas putusan Mahkamah Konstitusi (MK) Nomor 65/PUU-XXI/2023 tentang kampanye di tempat pendidikan.

Dengan putusan tersebut, kampanye di kampus pun diperbolehkan, dengan syarat harus berdasarkan undangan atau izin rektor atau penyelenggara dan tidak membawa atribut kampanye atau alat peraga kampanye.

“Kita boleh bicara politik. Kenapa boleh? Karena para mahasiswa lah yang akan menjalani, mau memilih pemimpinnya itu hebat,” ujar Isran Noor.

Memasuki sesi tanya jawab, Isran mempersilakan mahasiswa baru untuk berani bersuara, baik soal ketimpangan yang terjadi di masyarakat hingga permasalahan umum di daerah.

Pertanyaan pertama diajukan oleh Miftahul Jannah, mahasiswi S1 Akuntansi. Miftahul bertanya tentang masalah flyover yang tidak kunjung dibangun di daerah Rapak Balikpapan.

Miftahul juga bertanya anggaran pembangunan untuk Kota Balikpapan apabila Isran Noor kembali terpilih menjadi Gubernur Kaltim.

Menurut Isran Noor, di masa kepemimpinannya sebagai Gubernur sebelumnya, ia mengakui sudah menyetujui anggaran flyover, hanya saja DPRD Provinsi disebutnya tidak setuju.

“Saya sudah setuju. Tapi mohon maaf Anggota DPRD tidak setuju. Anggota DPRD Provinsi tidak setuju. Saya sudah ajak permohonannya untuk dianggarkan, mereka tidak setuju. Nggak tahu alasannya apa jadi tidak setuju. Itulah,” ujar Isran.

“Kemudian, program yang saya laksanakan nanti 5 tahun lagi, saya akan melanjutkan program saya yang belum selesai. Apa itu? Peningkatan pendapatan penerimaan daerah,” tambahnya.

Dengan meningkatnya penerimaan daerah, maka diharapkan pembangunan di Provinsi Kalimantan Timur juga akan meningkat. Hal ini diungkapkan Isran Noor selama lima tahun menjadi Gubernur Kaltim.

Menurutnya, di tahun 2018 akhir, pendapatan Kalimantan Timur total tidak melebihi 36 triliun. Sampai dengan berakhir jabatannya di tahun 2023, pendapatan Kalimantan Timur melonjak menjadi 76,6 triliun.

Dengan peningkatan tersebut, Isran berencana melanjutkan program pendidikan, yakni Beasiswa Kaltim Tuntas (BKT). Menurutnya, BKT diberikan kepada sekira 236 ribu pelajar dan mahasiswa se-Kaltim. BKT disebutnya beasiswa terbesar kedua setelah LPDP.

Beberapa pertanyaan pun mengemuka susul menyusul datang dari mahasiswa baru. Mulai dari polemik dinasti politik, ketimpangan BKT yang dinilai kurang tepat sasaran, masalah Bus Balikpapan City Trans, banjir dan macet hingga kebutuhan air bersih.

Khusus terhadap masalah kebutuhan air bersih, Isran Noor berjanji apabila kembali terpilih kembali sebagai Gubernur Kaltim periode selanjutnya, ia akan memprioritaskan kebutuhan air bersih di Kota Balikpapan.

“Insya Allah saya akan memprioritaskan kebutuhan air bersih di Balikpapan. Just my words,” ujar Isran Noor.

Terhadap pertanyaan kritis mahasiswa baru, Isran Noor mengatakan suka dan tidak keberatan. “Saya suka dengan kritikan-kritikan seperti itu, saya suka. Itu adalah real,” ujarnya. Isran berharap dapat berdiskusi kembali di Universitas Mulia di masa berikutnya.

(SA/Kontributor)

Rektor Universitas Mulia Prof. Dr. Ir., Muhammad Ahsin Rifai, M.S.I.  menerima buku hasil penelitian mahasiswa fakultas Ilmu Komputer atas nama Gray Hansen Limantoro dengan NIM 2113004 pada tanggal 10 Oktober 2023 yang berjudul Japanese Typography – 日本タイポグラフィ、過去と現在  dengan no ISBN: 978-623-09-5379-8 .

Buku ini berisi tentang Tipografi yang  merupakan ilmu pengaturan dan desain huruf dalam desain grafis. Jepang sendiri memiliki konsep tipografi yang berbeda dengan huruf latin, dimana sistem penulisan Jepang terdiri dari hiragana, katakana, dan kanji. Setiap jenis huruf ini memiliki karakteristik dan penggunaan yang berbeda dalam tipografi. Mengenal tipografi Jepang merupakan sesuatu yang baru terutama bagi masyarakat Indonesia. Buku ini berisikan hasil penelitian penulis mengenai tipografi Jepang dari zaman dahulu saat menggunakan Kinzoku Katsuji, hingga di zaman sekarang menggunakan Digital Publisher. Hal ini tidak lepas dari penataan huruf, namun juga berbagai jenis wajah huruf yang digunakan di Jepang. Selama perkembangannya, tipografi di Jepang juga mengadopsi pengaruh dan teknik dari tipografi barat atau tipografi berbasis latin. Kombinasi antara estetika tradisional Jepang dan elemen-elemen modern memberikan kesempatan untuk eksperimen dan inovasi dalam desain tipografi di Jepang.

Buku ini telah diterbitkan oleh CV. Hosting Rakyat Media dan telah didistribusikan ke Perpustakaan Universitas Mulia, perpustakaan daerah  dan Perpustakaan Nasional. Rektor Universitas Mulia Prof. Dr. Ir., Muhammad Ahsin Rifai, M.S.I.  berharap dari prestasi yang telah diberikan oleh mahasiswa program studi Sistem informasi S1 Fakultas ilmu Komputer dapat menjadi motivasi bagi mahasiswa lain untuk dapat terus berkarya serta memunculkan prestasi-prestasi lain nya dan dapat menunjang keilmuan dari mahasiswa .

WN- Humas UM

Mahasiswa baru 2024 Fakultas Humaniora dan Kesehatan (FHK). Foto: Media Kreatif

Dalam Paduka Mulia 2024 Tingkat Fakultas

UM – Sesi Pengenalan Dunia Kampus Universitas Mulia (Paduka Mulia) di Fakultas Humaniora dan Kesehatan (FHK) berlangsung di Ballroom Cheng Ho, Kamis (29/8). Dekan FHK Dr Mada Aditia Wardhana mengajak mahasiswa baru mengenal dosen sebagai partner diskusi di perguruan tinggi.

Sebelumnya, Dr Mada menerangkan nama Fakultas Humaniora dan Kesehatan yang unik. “Secara unik memang ada tiga rumpun besar keilmuan di sini,” tuturnya.

Sejarah pendirian FHK, lanjutnya, bermula dari keberadaan beberapa prodi yang masuk rumpun yang berbeda, yakni Hukum, Farmasi, dan Pendidikan Guru Anak Usia Dini (PG AUD).

“Yang perlu kalian ketahui dan kalian perlu optimis, tiga rumpun keilmuan ini, baik Hukum, Farmasi, PG AUD, itu adalah rumpun yang nanti prospek keilmuan dan pekerjaannya itu spesifik. Profesinya tidak bisa di-handle oleh keprofesian lain,” terangnya.

Misalnya, Farmasi, di beberapa industri memerlukan persyaratan dan peraturan yang tidak boleh diisi oleh keilmuan lain. Begitu pula Ilmu Hukum dan PG AUD. “Seperti profesi guru, tapi yang lebih spesifik itu ada peraturannya. Bahkan segmen PG AUD nanti akan melebar,” ujarnya.

Meski demikian, terangnya, ketiga-tiganya, baik Hukum, Farmasi, dan PG AUD memiliki orientasi bisnis yang bisa dikembangkan sendiri. Jalur profesinya pun tidak hanya berdasar pada bidang keilmuannya saja, tetapi kewirausahaan atau Entrepreneurship juga bisa.

“Konsultan-konsultan hukum, jasa-jasa konsultasi, bidang hukum banyak, bisa juga masuk di HRD. Farmasi banyak juga. Kosmetik itu tidak lain yang buat itu adalah apoteker, penanggung jawabnya. Dan PG AUD sama, daycare itu bisnis yang besar,” ungkapnya.

Oleh karena itu, ia mengajak mahasiswa baru untuk tidak perlu merisaukan masa depan. Selama mengenal lebih jauh program studinya masing-masing.

Lebih lanjut, ke depan, kemungkinan nama fakultas FHK akan berdasarkan nama program studi atau keilmuan masing-masing.

“Mungkin Fakultas Kesehatan namanya Farmasi sebagai induknya, kemudian Fakultas Hukum sendiri, yang nantinya Fakultas Ilmu Pendidikan atau Keguruan, PAUD akan menjadi induknya,” terangnya.

Dengan demikian, mahasiswa baru yang ada saat ini akan masuk dalam historis sejarah, bagian sejarah awal dari Universitas Mulia tentang perkembangan fakultasnya.

Kaprodi Farmasi Apt. Warrantia Citta Citti Putri, S.Farm., M.Sc berbicara di depan mahasiswa baru FHK. Foto: Media Kreatif

Kaprodi Farmasi Apt. Warrantia Citta Citti Putri, S.Farm., M.Sc berbicara di depan mahasiswa baru FHK. Foto: Media Kreatif

Plt. Kaprodi Hukum Kana Kurnia, S.H., M.H berbicara di depan mahasiswa baru FHK. Foto: Media Kreatif

Plt. Kaprodi Hukum Kana Kurnia, S.H., M.H berbicara di depan mahasiswa baru FHK. Foto: Media Kreatif

Sebagian mahasiswa baru 2024 FHK. Foto: Media Kreatif

Sebagian mahasiswa baru 2024 FHK. Foto: Media Kreatif

Dosen adalah Partner Diskusi

Pada Paduka Mulia 2024 ini, Dr Mada mengatakan akan berbagi tentang bagaimana dan seharusnya seperti apa sih pola pikir sebagai mahasiswa. Ia berharap akan menjadi bekal mahasiswa baru menjalani pembelajaran di perguruan tinggi.

“Ada yang tahu Ki Hajar Dewantara?” tanya Dr Mada kepada mahasiswa baru.

Ki Hajar Dewantara adalah salah seorang Pahlawan Nasional dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia, khususnya di bidang pendidikan.

Ia mendirikan lembaga pendidikan bernama Taman Siswa pada tahun 1922, yang bertujuan untuk memberikan pendidikan bagi rakyat Indonesia tanpa diskriminasi berdasarkan status sosial atau ekonomi.

Salah satu prinsip pendidikan yang terkenal dari Ki Hajar Dewantara adalah Ing Ngarsa Sung Tuladha (Di depan memberi teladan), Ing Madya Mangun Karsa (Di tengah memberi semangat), Tut Wuri Handayani (Di belakang memberi dorongan).

Prinsip ini mencerminkan filosofi pendidikan yang mengedepankan peran seorang pendidik sebagai pemimpin, motivator, dan pendukung bagi murid-muridnya.

“Kalian harus kenali ini, pertama, guru itu kadang harus di depan, manakala siswanya muridnya itu tidak tahu apa-apa. Maka dia ada di depan supaya dicontoh dan diikuti oleh murid,” ujar Mada.

“Terminologi kedua, guru itu terkadang juga ada di samping, menjadi pendamping, menjadi partner, menjadi teman sharing, diskusi. Kenapa? Bahwa muridnya itu sebenarnya sudah tahu dia butuh hal yang pengayaan-pengayaan lain,” jelasnya.

“Terminologi yang ketiga, pada kondisinya yang lain guru itu ada juga nanti di belakang, murid yang di depan. Artinya apa? Bahwa murid ini sudah bisa menjalankan ini, guru itu tinggal mendorong, memotivasi, menjaga, mendorong,” imbuhnya.

Namun, menurutnya, terminologi tersebut sedikit berbeda jika diterapkan oleh mahasiswa di perguruan tinggi.

“Kalian sudah melewati dari PAUD, TK, SD, SMA, SMK, SLTA sampai ke perguruan tinggi. Dalam filosofi itu, mahasiswa ada di mana?” tanya Dr Mada.

Menurutnya, secara ideal disinilah seharusnya mahasiswa harus sudah mempersiapkan diri dan menempatkan guru, dalam hal ini dosen, ada di samping dan di belakang. Bukan lagi di depan.

“Apa maksudnya ini? Kalian sudah dianggap mahasiswa, artinya sudah tahu membawa diri dan tahu kemana sebenarnya. Dosen itu adalah partner, partner sharing, partner diskusi, partner bertanya, partner membimbing, bahkan memotivasi manakala kalian memang sudah siap untuk itu,” ujarnya.

“Jadi, cara belajar di perguruan tinggi itu murid atau mahasiswa itu sebenarnya menempatkan dosen tidak lagi di depan, tapi di samping dan di belakang. Artinya apa? Mahasiswa itu harus aktif, tahu apa yang dia cari. Inilah dunia pendidikan tinggi,” tutupnya.

(SA/Kontributor)

Sebagian Mahasiswa Baru 2024 FEB. Foto: Media Kreatif

Dalam Paduka Mulia 2024 Tingkat Fakultas

UM – Pengenalan Dunia Kampus Universitas Mulia (Paduka Mulia) pada hari ke-3 diikuti mahasiswa baru dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB). Paduka Mulia yang merupakan brand PKKMB ini masih berlangsung di Ballroom Cheng Ho, Rabu (28/8).

Pada sesi tanya jawab, terungkap salah seorang mahasiswa khawatir kalah bersaing dengan pengguna jalur orang dalam. Pertanyaan ini mengemuka setelah Dekan FEB Dr Ivan Armawan memaparkan visi dan misi FEB, yang mengajak mahasiswa mengubah mindset.

“Yang pertama adalah yang ingin saya sampaikan kepada teman-teman semua termasuk panitia. Biasakan kita on time, itu nomor satu. Disiplin adalah kunci. Ketika Anda ingin sukses, maka disiplin adalah sesuatu yang menjadi poin penting. Maka jangan sia-siakan waktu,” ujar Dr Ivan.

Ivan kemudian menerangkan tentang visi dan misi FEB kepada mahasiswa baru yang didominasi wanita.

“Visi Fakultas Ekonomi dan Bisnis adalah menjadi Fakultas Ekonomi dan Bisnis berbasis Technopreneur. Kita garis bawahi adalah Technopreneur-nya. Itu yang pertama. Yang kedua adalah mampu bersaing secara nasional berdasarkan nilai kreativitas, ada kompetitif, ada kearifan,” terangnya.

Kenapa berbasis Technopreneur? Menurut Ivan, sebagai mahasiswa FEB diharapkan harus memiliki pemikiran bukan hanya sesaat untuk bisa menghasilkan suatu bisnis.

“Maka di situ ada Entrepreneur-nya, di depannya ada teknologi, maka memanfaatkan semua teknologi yang ada, yang lebih baik. Ini menjadi poin yang penting,” terangnya.

Ivan kemudian menerangkan bagaimana mencapai visi dengan misi yang dimiliki Fakultas Ekonomi dan Bisnis, salah satunya dengan melaksanakan pembelajaran yang berkualitas.

Menurutnya, ketika mahasiswa datang kuliah untuk belajar, maka yang diharapkan adalah apa yang didapatkan pada hari itu. Jadi, tambahnya, jika berbicara tentang kualitas, maka apa yang mahasiswa dapatkan pada hari itu adalah sangat penting.

“Kalau pembelajaran datang, kemudian kalian duduk, kalian diam, kalian pulang, apa yang kalian dapatkan? Maka misinya tidak akan tercapai. Supaya misinya tercapai, maka teman-teman harus melakukan yang namanya pembelajaran berkualitas,” ujarnya.

Lalu, bagaimana dengan yang dimaksud dengan penelitian inovatif pada bidang ekonomi dan bisnis, apalagi ada teknologinya?

Menurutnya, jika melaksanakan penelitian inovatif, maka mahasiswa harus melakukan sesuatu yang kreativitasnya cukup tinggi.

“Boleh dong donut itu bentuknya kotak, tapi bahan bakunya sama, rasanya mirip, tapi bentuknya berbeda. Itu yang sebetulnya inovasi. Nah, itu yang harus teman-teman pahami konteksnya,” terangnya.

Ivan kemudian memaparkan sejumlah data statistik yang diperolehnya dari Badan Pusat Statistik (BPS). Data tersebut menunjukkan tingkat pengangguran tertinggi masih dipegang oleh lulusan SMK.

“Artinya, langkah yang teman-teman lakukan pada hari ini masuk ke perguruan tinggi, itu akan mengurangi teman-teman untuk terjadi proses pengangguran,” tegas Ivan.

Disisi lain, masih menurut data tersebut, untuk mendapatkan pekerjaan tidak perlu jauh-jauh ke luar kota. Cukup di Kota Balikpapan yang menunjukkan prosentasenya 34%, lebih tinggi dibanding kota-kota lain di Kalimantan Timur.

“Tapi ingat saya bilang tadi, kalian harus meng-upgrade pendidikannya. Makanya teman-teman berada di sini,” ujar Ivan.

Dekan FEB Dr. Ivan Armawan saat memaparkan FEB di hadapan Mahasiswa Baru 2024. Foto: Media Kreatif

Dekan FEB Dr. Ivan Armawan saat memaparkan FEB di hadapan Mahasiswa Baru 2024. Foto: Media Kreatif

Mahasiswa Baru 2024 Fakultas Ekonomi dan Bisnis bersama panitia Paduka Mulia. Foto: Media Kreatif

Mahasiswa Baru 2024 Fakultas Ekonomi dan Bisnis bersama panitia Paduka Mulia. Foto: Media Kreatif

Fenomena Orang Dalam (Ordal)

Memasuki sesi tanya jawab, salah seorang mahasiswa baru dari Program Studi S1 Akuntansi, Miftahul Jannah, bertanya tentang fenomena orang dalam.

“Kata Bapak tadi itu kan harus meng-upgrade skill supaya kita meng-upgrade-nya itu lebih ber-value. Tapi biasanya itu kan kalau kita sudah cari pekerjaan nih, kita sudah, misalkan, ikut sertifikasi, lumayan banyak lah. Tapi ternyata kalah sama yang namanya orang dalam. Nah itu seperti apa ya menurut Bapak?” tanya dia.

Ivan mengajak mahasiswa kembali melihat visi Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang berbasis Technopreneur. Ia mendorong mahasiswa mengubah cara berpikir untuk tidak mencari pekerjaan.

“Bayangkan begini, kalau semua orang berpikir mencari pekerjaan, sedangkan kuota pekerjaannya hanya 20, lulusannya 1000, maka teman-temen bisa bayangkan ordal pun akan terjadi,” imbuhnya.

Ketika mengikuti perkuliahan nanti, Ivan menyebut ada matakuliah yang relevan dengan hal itu. Salah satunya adalah Business Plan yang membahas tentang perancangan pengembangan bisnis hingga inovasi bisnis.

Apalagi, menurutnya, didukung adanya teknologi Internet dan media sosial yang secara masif digunakan masyarakat luas.

“Artinya apa? Bagaimana dengan kreativitas, inovasi bisa kita ciptakan dengan otak kita. Kita pakai bukan hanya untuk mencari pekerjaan, tapi bagaimana kita menciptakan pekerjaan. Prinsipnya seperti itu,” terangnya.

“Ketika Anda mau usaha, jangan cari untung atau rugi dulu, tapi jalankan dulu. Ketika Anda sudah jalan, Anda akan tahu di depan ada lubang, di sana ada hujan. Itu yang harus Anda antisipasi,” tutupnya.

(SA/Kontributor)

Sebagian Mahasiswa baru 2024 Fakultas Ilmu Komputer mengikuti PKKMB. Foto: Media Kreatif

Dalam Paduka Mulia 2024 Tingkat Fakultas

UM – Pengenalan Dunia Kampus Universitas Mulia (Paduka Mulia) pada hari kedua khusus diikuti mahasiswa baru yang ada di Fakultas Ilmu Komputer. Kegiatan ini berlangsung di Ballroom Cheng Ho, Selasa (27/8). Pada kesempatan ini, Panca Budi Setiono, alumnus Teknik Informatika hadir berbagi inspirasi dengan mahasiswa baru.

Dekan Fakultas Ilmu Komputer Jamal, S.Kom., M.Kom dalam sambutannya mengucapkan selamat datang kepada mahasiswa baru. Kehadiran mahasiswa baru selalu membawa semangat baru.

“Anda telah memilih sebuah langkah penting dalam perjalanan hidup Anda dengan bergabung di sini. Dan kami merasa bangga menjadi bagian dari perjalanan tersebut, dan mengembangkan potensi yang terbaik yang Anda miliki,” ucap Jamal.

Kepada mahasiswa baru, Jamal mengingatkan mahasiswa akan berhadapan dengan dunia teknologi yang terus berkembang dengan sangat cepat.

Untuk itu, selain mengikuti pembelajaran di dalam kelas, mahasiswa juga diharapkan tertib mencari ilmu di luar, terlibat di dalam penelitian dosen, mengikuti kegiatan kemahasiswaan, dan membangun jaringan yang luas.

“Kita semua tahu bahwa di era digital ini, kolaborasi dan inovasi adalah kunci untuk sukses,” kata Jamal.

“Saya juga ingin menekankan pentingnya sikap disiplin, tanggung jawab dan integritas dalam menjalani kehidupan kampus,” tambahnya.

Universitas Mulia, lanjutnya, tidak hanya berkomitmen untuk memberikan pendidikan akademik yang berkualitas, tetapi juga membentuk karakter yang kuat dan siap menghadapi tantangan dunia kerja.

Jamal berharap para mahasiswa dapat menjalani masa-masa kuliah dengan penuh semangat, selalu antusias dan tekad yang kuat.

“Jadikanlah setiap tantangan sebagai peluang untuk belajar dan berkembang. Kami seluruh Civitas Akademika Fakultas Ilmu Komputer siap mendukung dan membimbing kalian untuk meraih sukses,” ujarnya.

Dekan Fakultas Ilmu Komputer Jamal berfoto bersama Kaprodi, narasumber, panitia dan peserta PKKMB. Foto Media Kreatif

Dekan Fakultas Ilmu Komputer Jamal berfoto bersama Kaprodi, narasumber, panitia dan peserta PKKMB. Foto Media Kreatif

Dua orang alumni Informatika Panca Budi Setiono dan Wahyu Nur Alimyaningtyas. Foto: Media Kreatif

Dua orang alumni Informatika Panca Budi Setiono dan Wahyu Nur Alimyaningtyas. Foto: Media Kreatif

Panca Budi Setiono bersama salah seorang peserta PKKMB. Foto: Media Kreatif

Panca Budi Setiono bersama salah seorang peserta PKKMB. Foto: Media Kreatif

Sementara itu, Panca Budi Setiono yang kini bekerja di PT Infomedia Nusantara, Business Service PT Telkom Indonesia, memberikan materi kuliah umum tentang Perkembangan Teknologi Terkini.

“Ngeri ya, kembali ke kampus saya dulu. Tapi, for your information dulu gak semegah ini, dulu… Wah, pokoknya luar biasa,” ujar Panca.

Bagi Panca, momen ini adalah kesempatan untuk pertama kali dirinya berbicara di kampus Universitas Mulia. Seingatnya, dulunya masih berupa kampus kecil dan menumpang bersama sekolah Airlangga.

“Dulu di Gunung Guntur dan di Gunung Pasir. Jadi, kita give applause dulu untuk Universitas Mulia. Keren banget ya,” ujarnya.

Menurutnya, ia mengaku ketinggalan informasi jika dibandingkan generasi mahasiswa saat ini perihal perkembangan teknologi terkini.

I’m quite sure kalau teman-teman masih lebih update daripada kita semua. Karena sekarang sudah masuk ke dalam era digital yang tinggal satu kali klik, kita semua bisa tahu apa yang FYP hari ini. Coba. Siapa yang punya TikTok?” tanya dia.

FYP atau For Your Page adalah laman TikTok yang berisi video hasil dari kurasi algoritma yang sesuai dengan tingkat ketertarikan dan minat pengguna. Fitur FYP memudahkan pengguna menemukan konten maupun kreator yang paling disuka.

Apa itu Fenomena Tech Winter?

Memasuki sesi tanya jawab, ada pertanyaan menarik yang membuat semua orang mungkin tidak banyak tahu. Pasalnya, pertanyaan ini sulit dimengerti oleh banyak mahasiswa baru, bahkan dosen sekalipun.

Pertanyaan ini diajukan oleh Indra Putra Kelana, seorang mahasiswa baru Informatika.

“Pertanyaan saya, kan tadi Ibu Wahyu bilang semakin berkembang industri dan teknologi, maka tenaga IT makin dibutuhkan ya. Nah, terus kalau, misalnya, kejadian seperti itu, tolong jelaskan kenapa belakangan ini malah terjadi fenomena Tech Winter?” tanya Indra.

Winter atau musim dingin, dalam hal ini identik dengan perlambatan semua aktivitas untuk efisiensi sumber daya.

Fenomena Tech Winter adalah fenomena musim dingin dalam dunia teknologi yang ditandai dengan menurunnya nilai investasi, melambatnya pendapatan, dan melakukan sejumlah langkah efisiensi.

Tech Winter juga dikenal sebagai kondisi terjadinya penurunan minat dan investasi dalam sektor teknologi.

Tech Winter inilah yang disebut dengan waktu atau masa ketika banyak perusahaan teknologi gagal dalam mendapatkan investasi sehingga harus melakukan PHK massal dan hiring freeze.

Perusahaan besar seperti Amazon, Google, dan Microsoft telah melakukan PHK massal beberapa waktu yang lalu.

Di Indonesia, perusahaan startup berbasis teknologi seperti Zenius, JD.id, dan Pegi-pegi, dan yang terbaru unicorn eFishery juga melakukan hal yang sama pada Juli bulan lalu.

Meski demikian, Tech Winter bukanlah tanpa kepastian solusi. Faktanya, dengan menerapkan strategi yang tepat, masih banyak perusahaan yang mampu bertahan, bahkan berkembang di masa seperti ini.

Dengan menggabungkan strategi investasi bijak, evaluasi bisnis model, penghematan cerdas, dan rekrutmen selektif, perusahaan mampu melewati masa-masa sulit dan menjadi perusahaan yang lebih kuat dan berkembang.

(SA/Kontributor)

Sebagian mahasiswa baru 2024 dari 563 peserta yang mengikuti PKKMB Paduka Mulia di halaman White Campus, Senin (26/8). Foto: Media Kreatif

Dalam Paduka Mulia, Pengenalan Dunia Kampus Universitas Mulia 2024

UM – Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) 2024 telah dibuka Rektor Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i, M.Si bertempat di Ballroom Cheng Ho, Senin (26/8). Dalam sambutannya, Rektor memberikan pesan-pesan bagaimana meraih sukses mengikuti kuliah. Apakah lulus tepat waktu empat tahun, atau bisa jadi tujuh tahun?

“Adik-adik mahasiswa yang saya hormati, selamat datang di kampus Universitas Mulia, Balikpapan. Mulai hari ini kalian menjadi bagian dari keluarga besar Universitas Mulia. Sebelum saya lanjutkan, saya ingin bertanya, apakah ada mahasiswa yang di luar Balikpapan?” tanya Prof. Ahsin mengawali sambutan

Beberapa mahasiswa baru pun mengangkat tangan. Ternyata ada banyak mahasiswa yang berasal dari luar kota maupun luar provinsi. Rektor kemudian memperkenalkan Universitas Mulia yang baru berdiri sejak enam tahun yang lalu dari gabungan (merger) tiga perguruan tinggi.

Meski baru berdiri, beberapa mahasiswa Universitas Mulia telah berhasil tercatat memiliki prestasi, baik di tingkat daerah maupun nasional.

“Dan mudah-mudahan ke depan, dengan kehadiran adik-adik, kita akan terus mencoba meningkatkan prestasi ini tidak hanya di tingkat nasional, tetapi juga di tingkat internasional,” harap Rektor.

“Ini menunjukkan kepada adik-adik mahasiswa, Universitas Mulia ini adalah universitas yang sedang tumbuh dan berkembang. Untuk mencapai visinya menjadi universitas yang terkemuka dan unggul berbasis Technopreneur,” ujar Rektor.

“Jadi banggalah kalian menjadi mahasiswa Universitas Mulia,” tambahnya.

Rektor pun menjelaskan mengenai pesan-pesan yang termuat dalam logo Universitas Mulia. Logo yang menunjukkan semangat dan nilai luhur yang ada di dalam Universitas Mulia.

Logo tersebut memuat api yang menyala berwarna merah dan kuning. Kemudian buku dan kumparan yang berwarna biru. Lalu di bawahnya ada pesan yang harus dipahami maknanya oleh mahasiswa baru, yaitu inovatif, mandiri, dan humanis.

Logo tersebut menunjukkan cita-cita pendiri Universitas Mulia dengan semangat yang berkobar, dengan api yang membara, ada buku yang menjadi sumber ilmu, jendela dan kumparan yang menjadi pusat pendidikan, pengembangan, dan pengetahuan.

Rektor Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa'i, M.Si mengetuk palu tanda dimulainya Paduka Mulia selama lima hari, 26-30 Agustus 2024. Foto: Media Kreatif

Rektor Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i, M.Si mengetuk palu tanda dimulainya Paduka Mulia selama lima hari, 26-30 Agustus 2024. Foto: Media Kreatif

Sebanyak 563 orang mahasiswa baru 2024 mengikuti Paduka Mulia, Senin (26/8). Foto: Media Kreatif

Sebanyak 563 orang mahasiswa baru 2024 mengikuti Paduka Mulia, Senin (26/8). Foto: Media Kreatif

Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Agung Widiyanto saat mengkoordinasikan mahasiswa baru 2024, Senin (26/8). Foto: Media Kreatif

Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Agung Widiyanto saat mengkoordinasikan panitia mahasiswa baru 2024, Senin (26/8). Foto: Media Kreatif

Rektor menerangkan, inovatif yang dimasukkan adalah ketika terjadi perubahan, mahasiswa diharapkan mampu melakukan adaptasi dan mampu mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.

“Jangan sampai nanti kalian berkata ketika lulus menjadi sarjana, ketika dihadapkan dengan pekerjaan, ‘oh, ini kemarin saya tidak pernah menerima mata kuliah ini’,” ujar Prof. Ahsin mengingatkan.

Memang, lanjutnya, tidak semua mata kuliah itu sesuai dengan bidang pekerjaan yang akan digeluti di masa depan.

“Tetapi dengan kemampuan inovasi, kreatif, akan mampu bertahan dengan perubahan-perubahan dan menerima segala apa yang kita hadapi, itu tidak ada masalah,” ujarnya.

“Oleh karena itu, maka dilanjutkan dengan mandiri. Kita harus mandiri,” tegasnya.

Menurutnya, diharapkan ke depan Universitas Mulia akan menghasilkan karya-karya teknologi yang inovatif yang berasal dari Universitas Mulia secara mandiri.

“Yang terakhir adalah humanis. Bagaimanapun kita memiliki pengetahuan teknologi yang baik yang kita kuasai. Bagaimanapun kita sudah mandiri mampu menghasilkan karya-karya yang berguna bagi masyarakat, tetapi kalau etika kita tidak bisa bekerja sama dengan orang lain, bekerja sama membangun bangsa ini, bersifat individualis, maka akan sulit juga kita terapkan. Itulah yang dimaksudkan dengan humanis,” terang Prof. Ahsin.

Rektor kemudian bertanya kepada mahasiswa baru apakah ada yang menjalani kuliah sembari menekuni pekerjaan sebagai pegawai atau karyawan. Ternyata juga ada.

Untuk itu, Rektor mengingatkan bahwa model pembelajaran di perguruan tinggi sangat berbeda dengan pembelajaran di pendidikan tingkat dasar maupun menengah.

Agar sukses menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi, mahasiswa memerlukan strategi dan perencanaan yang baik. Mulai dari bagaimana menyusun kemandirian, manajemen waktu, pertemanan, kerjasama yang baik, hingga komunikasi dengan dosen maupun sesama mahasiswa.

“Jadi, waktu kalian (menyelesaikan kuliah) sebenarnya pilihan kalian sendiri, empat sampai tujuh tahun. Kalau mau cepat, ya empat tahun. Itu standar nasional. Tetapi ada batasnya, maksimal adalah tujuh tahun. Kalau lebih dari tujuh tahun, maka akan di-drop-out,” ujar Rektor.

Lebih lanjut, Rektor mengatakan, perguruan tinggi memiliki misi tridharma, yang menjadi kewajiban bagi sivitas akademika. Tridharma itu adalah pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

“Jadi, tugas kalian adalah menjalankan, hak kalian adalah mendapatkan pendidikan dan pengajaran selama kuliah. Tetapi, pendidikan dan pengajaran itu tidak akan bermakna baik, kalau kita tidak memiliki kemampuan untuk melakukan tri yang kedua, yaitu penelitian,” ujarnya.

Rektor mengatakan, mahasiswa juga diwajibkan melakukan penelitian atau riset sebelum selesai menjadi sarjana.

“Dan yang ketiga, kita tidak boleh menjadi menara api. Perguruan tinggi itu tidak boleh menjadi menara api yang hanya enak dipandang, enak dilihat, tetapi tidak bermanfaat bagi masyarakat,” tuturnya,

Oleh karena itu, sebagai kaum intelektual, mahasiswa juga diharapkan menjadi menara air yang bisa dibuka krannya, kemudian airnya mengalir dan bisa dirasakan oleh umat manusia di muka bumi ini.

“Nah, inilah pentingnya pengabdian. Jadi, kalian juga harus melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Kapan itu waktunya?” tanya Prof. Ahsin.

Menurutnya, mahasiswa juga diharapkan melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat pada saat Kuliah Kerja Nyata (KKN), atau melalui program-program kemahasiswaan yang sifatnya pengabdian kepada masyarakat.

Rektor juga mengingatkan agar mahasiswa memiliki jati diri dan nilai-nilai etika yang kuat selama belajar di perguruan tinggi. Hal ini untuk menjaga kecerdasan ilmu pengetahuan, penguasaan teknologi, hingga aspek kognitif lain yang telah dikuasai selama duduk di perguruan tinggi.

Pendidikan di Universitas Mulia tidak hanya berfokus kepada penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi saja, tetapi juga diharapkan mahasiswa menempa dirinya sehingga memiliki karakter yang kuat dan baik.

Terkait dengan keterampilan psikomotorik, Rektor menerangkan pembelajaran di Universitas Mulia ke depan menggunakan kurikulum berbasis OBE atau Outcome Based Education atau Pendidikan Berbasis Luaran.

OBE adalah metode pembelajaran yang fokus pada luaran atau capaian pembelajaran. Menekankan pada proses pendidikan yang mencapai hasil yang ditentukan, baik dalam sisi pengetahuan, kemampuan, maupun perilaku peserta didik atau mahasiswa dan berorientasi pada hasil.

“Bisa saja nanti dosen kuliahnya itu dibawa jalan-jalan. Bisa saja kuliahnya nanti diskusi saja. Bisa saja nonton film di bioskop. Bisa saja sambil lari-lari. Itu adalah model-model pembelajaran. Yang penting nanti kompetensi itu akan kita capai,” ujarnya.

Rektor juga mengenalkan kepada mahasiswa baru tentang organisasi kemahasiswaan (ormawa) seperti BEM dan UKM, untuk menempa diri dengan belajar berorganisasi dan berprestasi, baik prestasi akademik maupun non-akademik.

“Kalian jangan hanya mendapatkan pendidikan ilmu pengetahuan saja, tetapi juga membentuk kemampuan untuk berorganisasi, kemudian berkomunikasi dengan baik dengan nanti masuk ke dalam organisasi itu,” ujarnya.

Selama beraktivitas di kampus, Rektor menyebut keberadaan Satgas PPKS, yakni satuan tugas yang bekerja melakukan Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual. Satgas PPKS menjamin keamanan sivitas akademika dari perundungan, intoleransi, dan kekerasan seksual.

Sementara itu, Ketua Panitia Riski Zulkarnain mengatakan, tahun ini PKKMB memiliki nama Branding yang sangat menarik, yakni Paduka Mulia, sinonim dari Pengenalan Dunia Kampus Universitas Mulia.

Adapun pelaksanaan Paduka selama lima hari, yakni mulai Senin (26/8) sampai dengan Jumat (30/8). Selama kegiatan, mahasiswa baru diharapkan akan memahami pengenalan tentang dunia kampus dari beberapa narasumber yang telah diundang panitia.

“Untuk pemateri kita pada kegiatan PKKMB ini, kami mengundang beberapa narasumber yang sudah terkonfirmasi. Alhamdulillah. Insya Allah nanti dari provinsi ada dua orang. Ada hari ini anggota DPRD Kota Provinsi, kemudian calon Gubernur Provinsi Kalimantan Timur,” tutur Riski.

Usai mengikuti rangkaian kegiatan PKKMB, mahasiswa baru diharapkan siap menjalani perkuliahan dengan baik dan sukses meraih sarjana.

(SA/Kontributor)