UM- Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Program Studi Teknologi Informasi (Prodi TI) Universitas Mulia (UM) Balikpapan menggelar webinar nasional dengan tema yang sangat menarik, Kamis (1/4). Temanya, Cyber Crime & Computer Forensics.

Kepala Sub Bidang Siber Ditreskrimsus Polda Kaltim, AKBP Hari Rosena yang diwakili oleh Briptu Singgih Adriyanto, serta Kepala Prodi TI UM Djumhadi, ST.,M.Kom yang menjadi pembicara kali ini.

Pesertanya dari seluruh Indonesia, merupakan mahasiswa dan masyarakat umum dengan banyak profesi. Tercatat lebih dari 100 orang yang tergabung via zoom meeting. Kegiatan ini juga disiarkan secara langsung di kanal YouTube Universitas Mulia.

Menurut Djumhadi, kegiatan tersebut merupakan salah satu program Prodi TI. Dimana mengadakan kegiatan yang sifatnya edukatif untuk menambah khazanah pengetahuan di bidang keilmuan teknologi informasi. Untuk diketahui, prodi ini punya dua konsentrasi, Network Technology dan Forensics & Architecture Security.

Pokok pembicaraan terkait kejahatan dunia maya dan forensik komputer dibahas tuntas oleh kedua narasumber. Diakui Djumhadi, cyber atau kejahatan dunia maya ini sudah sangat meresahkan. Warga masyarakat perlu diberi pemahaman yang lebih dalam. Dimana publik masih banyak yang awam dengan pengetahuan dunia maya “Contohnya, semua hal diunggah ke internet. Pada hal seharusnya, kita tak boleh meng-upload data pribadi secara sembarangan. Kita tidak tahu hal buruk apa yang mengintai,” ujarnya.

Cyber crime adalah tindak kejahatan yang dilakukan secara online. Kejahatan ini tidak mengenal waktu dan tidak pilih-pilih target. Bisa terjadi pada individu atau perusahaan di mana pun berada. Tujuan cyber crime sendiri beragam. Bisa sekadar iseng, sampai kejahatan serius yang merugikan korbannya secara finansial. Djumhadi mengurai kejahatan dunia maya ada banyak macam. Mulai dari pencurian identitas, carding, cyber extortion, malware, hacking, deface website, hingga sosial engineering. Yang saat ini sedang marak di Balikpapan, lanjut pria berkacamata ini adalah penipuan pinjaman online. Utamanya di masa pandemi Covid-19 dimana masyarakat mudah diperdaya dengan iming-iming bunga rendah, masa pelunasan yang panjang, dan kemudahan lain. “Modusnya memang untuk menggaet pelanggan tapi data-data mereka disalahgunakan,” pungkasnya. (mra)

Prof. Aris Junaidi Direktur Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Ditjen Dikti Kemdikbud RI saat mengawali sambutan. Foto: Tangkapan layar

UM – Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi melalui Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan menawarkan kembali Bantuan Dana Inovasi Pembelajaran dan Teknologi Bantu (teknologi asistif) untuk Mahasiswa Berkebutuhan Khusus di Perguruan Tinggi. Penawaran ini disosialisasikan melalui siaran dalam jaringan Internet, Jumat (25/3).

Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Prof. Aris Junaidi pada kesempatan tersebut mengatakan bahwa bantuan dana ini sangat penting untuk dilakukan. “Pertama ini memang kita tidak banyak, tetapi mudah-mudahan yang sedikit itu nanti bisa betul-betul sebagai hal yang sangat bermakna sekali,” tutur Prof. Aris saat mengawali sambutan sosialisasi.

Menurut Prof. Aris, tahun 2021 ini diharapkan ada 122 perguruan tinggi yang nantinya dapat menyelenggarakan program ini. “Dan tentu saja ke depan akan terus kita tingkatkan,” tuturnya.

Prof. Aris menerangkan bahwa tujuan program ini adalah selain untuk meningkatkan mutu dan layanan kepada mahasiswa berkebutuhan khusus di perguruan tinggi, juga memiliki dua sasaran. “Yang pertama adalah untuk perguruan tinggi yang memiliki mahasiswa berkebutuhan khusus. Sedangkan yang kedua adalah yang memang belum ada (mahasiswa berkebutuhan khusus),” ungkapnya. Luaran yang diharapkan, lanjut Prof. Aris, terdiri atas luaran klaster 1 dan klaster 2.

Paparan Prof. Munawir terkait Hambatan Mahasiswa Berkebutuhan Khusus. Foto: Tangkapan layar presentasi

Paparan Prof. Munawir terkait Hambatan Mahasiswa Berkebutuhan Khusus. Foto: Tangkapan layar presentasi

Paparan Prof. Munawir terkait Simbol Penyandang Cacat. Foto: Tangkapan layar presentasi

Paparan Prof. Munawir terkait Simbol Penyandang Cacat. Foto: Tangkapan layar presentasi

Adapun yang dimaksud luaran klaster 1 adalah menghasilkan model-model pembelajaran inovatif untuk mahasiswa berkebutuhan khusus, dan teknologi asistif/adaptif untuk mendukung kegiatan belajar mengajar bagi mahasiswa berkebutuhan khusus. Luaran yang dihasilkan harus diimplementasikan atau diujicobakan kepada mahasiswa berkebutuhan khusus di semester berjalan 2021/2022.

Sedangkan luaran klaster 2 adalah cukup menghasilkan teknologi asistif/adaptif untuk individu berkebutuhan khusus. Luaran yang dihasilkan harus diimplementasikan atau diujicobakan kepada individu berkebutuhan khusus yang ada di perguruan tinggi lain.

Baik luaran klaster 1 dan klaster 2 harus menghasilkan artikel yang dipublikasikan dalam seminar atau jurnal yang terakreditasi. Keduanya juga harus memenuhi kriteria mengandung unsur kebaruan.

Yang menarik, model pembelajaran inovatif yang diharapkan harus dilengkapi dengan RPS, bahan/materi ajar, media yang digunakan serta evaluasi. Sedangkan teknologi bantu asistif harus berupa produk yang memenuhi unsur kepraktisan, kegunaan, keselamatan, kemudahan, dan kemandirian untuk individu berkebutuhan khusus.

Sementara itu, pada sosialisasi ini tampil dua orang narasumber yang berasal dari Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta, yakni Prof. Munawir dan Prof. Subagya.

Prof. Munawir memaparkan tentang latar belakang diselenggarakannya konsep pendidikan khusus. “Konstitusional menjamin hak pendidikan setiap warga sebagai bagian hak asasi manusia. Di sisi lain, ada keterbatasan aktualisasi diri bagi penyandang disabilitas dalam pendidikan tinggi,” tutur Prof. Munawir.

Ia menerangkan, pendidikan tinggi sebagai salah satu alasan sebagai faktor penentu dalam memperoleh pekerjaan, karir, dan kualitas hidup. “Tetapi, bagi mahasiswa penyandang disabilitas memiliki hambatan dalam kehidupan akademik dan non-akademik kampus yang dipengaruhi faktor sosial dan lingkungan,” ungkapnya.

Prof. Munawir mengatakan bahwa hambatan yang dialami mahasiswa antara lain hambatan penglihatan, hambatan intelektual, kesulitan belajar spesifik, hambatan pendengaran, hambatan emosi dan tingkah laku, gangguan spektrum autis, hambatan fisik motorik, lamban belajar, dan gangguan perhatian dan hiperaktif.

“Yang penting bagi mereka diberi kesempatan untuk ikut masuk di perguruan tinggi,” tutur Prof. Munawir. Untuk memfasilitasi hal tersebut, Permen Pekerjaan Umum no 30/PRT/M/2006 dan Permen Dikbud nomor 46 tahun 2014 mengatur kondisi terkait aksesibilitas lingkungan fisik khususnya kepada individu berkebutuhan khusus.

Aksesibitilitas yang dimaksud mengandung makna setiap orang semaksimal mungkin memiliki tingkat kemudahan untuk menuju, mencapai, memasuki, dan menggunakan semua fasilitas umum yang ada.

Pada sesi terakhir, Prof. Subagya memaparkan Panduan Bantuan Dana Inovasi Pembelajaran dan Teknologi Bantu (Teknologi Asistif) untuk Mahasiswa Berkebutuhan Khusus di Perguruan Tinggi tahun 2021.

Beberapa persyaratan yang perlu diperhatikan perguruan tinggi pengusul proposal adalah berada di bawah Ditjen Dikti, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Program studi yang diusulkan harus di bidang Pendidikan Akademik.

Perguruan tinggi pengusul memiliki akreditasi program studi minimal B dan AIPT Terakreditasi. Proposal diajukan oleh perguruan tinggi dengan surat pengantar dari pimpinan perguruan tinggi, dan memiliki komitmen untuk melaksanakan program sampai tuntas dengan luaran yang ditargetkan.

Pengusul Klaster 1 wajib mempunyai mahasiswa berkebutuhan khusus aktif pada semester berjalan. Perguruan Tinggi wajib menyediakan dana pendamping maupun fasilitasi.

“Maksimal besaran dana bantuan 50 juta dan perguruan tinggi menyediakan dana pendamping sebesar minimal 10% dari dana bantuan,” tutur Prof. Subagya.

Selanjutnya usulan proposal dapat dikirimkan melalui tautan https://bit.ly/bantuan-dana-pensus-2021 paling lambat tanggal 19 April 2021 pukul 10:00 WIB. Informasi lebih lengkap di Situs Kemdikbud.

Sosialisasi ini diikuti dan dilaporkan oleh perwakilan dari Universitas Mulia. (SA/PSI)

Sosialisasi dan Pendampingan Pelaporan SPT Tahunan bagi wajib pajak, Rabu (10/3). Foto: Tangkapan layar

UM – Tax Center UM dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mulia bersama dengan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Kalimantan Timur dan Utara (Kaltimtara) menggelar sosialisasi dan pendampingan pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT) Pajak Tahunan melalui DJP Online. Kegiatan ini disiarkan dalam jaringan Internet atau daring, Rabu (10/3) yang lalu.

Plt. Dekan FEB Ivan Armawan, S.E., M.M. mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari implementasi UU nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, yakni Perguruan Tinggi wajib menyelenggarakan Tri Dharma Perguruan Tinggi.

Dalam rangka mewujudkan Pengabdian pada Masyarakat di bidang edukasi perpajakan, FEB bersama Tax Center UM menjalankan perannya sebagai Agensi Pajak melalui Program Relawan Pajak. Salah satu kegiatannya adalah melakukan penyuluhan dan pendampingan wajib pajak pribadi dan/atau badan dalam rangka pelaporan SPT pajak.

“Kami berharap, kegiatan ini merupakan proses implementasi secara online tidak mengurangi inti pelaporan SPT Tahunan bagi wajib pajak pribadi maupun badan,” tutur Ivan Armawan.

Seperti diketahui sebelumnya, Universitas Mulia telah bekerja sama dengan Kanwil DJP Kaltimtara membentuk Tax Center Universitas Mulia (UM) yang telah ditandatangani Rektor Dr. Agung Sakti Pribadi, S.H., M.H. pada tanggal 22 Juli 2020 yang lalu bersama dengan perguruan tinggi lainnya, yakni STT Migas Balikpapan dan Akbid Borneo Medistra Balikpapan.

Ketua Tax Center UM Hety Devita, S.E., M.M. mengatakan bahwa kegiatan Relawan Pajak telah berlangsung sejak 2019 yang lalu. “Tax Center UM tidak hanya memberikan pelayanan perpajakan untuk sivitas akademika Universitas Mulia saja, tetapi juga untuk masyarakat sekitar, termasuk UMKM dan warga Balikpapan,” tutur Hety Devita.

“Pelayanan yang diberikan adalah pendampingan pengisian Form 1770 S, 1770 SS, dan E-Filling,” ungkap Hety. Pelayanan tersebut bukan saja dilakukan oleh dosen dari FEB, terangnya, tetapi juga oleh mahasiswa yang tergabung dalam Relawan Pajak Tax Center UM.

Sosialisasi dan Pendampingan Pelaporan SPT Tahunan bagi wajib pajak, Rabu (10/3). Foto: Tangkapan layar

Sosialisasi dan Pendampingan Pelaporan SPT Tahunan bagi wajib pajak, Rabu (10/3). Foto: Tangkapan layar

Hety menyebut, selain dirinya, juga ada beberapa dosen FEB yang telah bergabung sebagai Relawan Pajak Tax Center UM, di antaranya Ivan Armawan, S.E., M.M, Lidia Rohana, S.E., M.Ak., Isti Prabawani, S.E., M.M., FX. Nanang Sujatmiko, S.Kom., M.M., serta mahasiswa FEB.

Ia mengatakan, sosialisasi ini diikuti peserta bukan saja dosen dan karyawan Universitas Mulia, tetapi juga karyawan Yayasan Airlangga, UMKM di lingkungan RT 41 Perumahan Balikpapan Regency Kelurahan Sepinggan Baru serta pelaku UMKM lainnya di wilayah Balikpapan dan sekitarnya.

Hety ingin menggugah pentingnya kesadaran masyarakat terhadap pajak. Menurutnya, sudah menjadi kewajiban negara berwenang memungut pajak dari rakyat yang digunakan untuk meningkatkan pembangunan dan mensejahterakan rakyat.

“Sistem pemungutan pajak yang dipakai saat ini adalah self-assessment system, yaitu sistem pemungutan yang memberi kepercayaan kepada wajib pajak untuk menghitung, melaporkan utang pajak yang tertuang dalam SPT Tahunan, dan menyetorkan laporan kewajiban pajaknya,” tuturnya.

Kewajiban pelaporan SPT Tahunan berdasar pada Undang-undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan pasal 3 menyebutkan, “Setiap Wajib Pajak wajib mengisi Surat Pemberitahuan dengan benar, lengkap, dan  jelas, dalam bahasa Indonesia dengan menggunakan huruf Latin, angka Arab, satuan mata uang Rupiah, dan menandatangani serta menyampaikannya ke kantor Direktorat Jenderal Pajak tempat wajib pajak terdaftar atau dikukuhkan atau tempat lain yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak”.

Usai kegiatan sosialisasi, tercatat beberapa dosen dan karyawan telah melaporkan SPT. Mereka merasa tergugah kesadarannya untuk rutin melaporkan kewajiban pajak dan mendapatkan manfaatnya untuk menunjang kewajiban melaksanakan kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi.

“Betul, sosialisasi ini bagus sekali dan perlu secara berkelanjutan disampaikan kepada masyarakat setiap tahun, tujuannya tentu untuk menggugah kesadaran masyarakat. Kalau sudah melaporkan SPT Tahunan, rasanya senang bisa ikut andil membayar pajak,” tutur salah satu dosen Informatika Fakultas Ilmu Komputer yang enggan disebut namanya.

Menurutnya, dulu ia mengira tidak perlu melaporkan SPT pajak mengingat slip gaji setiap bulan yang diterimanya sudah dipotong pajak. “Tapi ternyata kita perlu melaporkan SPT sehingga manfaatnya memudahkan dosen seperti saya untuk beberapa keperluan ke depan,” tuturnya.

Ia mengatakan, jauh sebelumnya ia mengira tidak ada dampaknya jika tidak memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak atau NPWP, apalagi melaporkan SPT Tahunan. Namun, seiring berjalannya waktu terkait dengan penelitian dosen dengan hibah pendanaan dari pemerintah, misalnya, hibah pengabdian masyarakat, pelaksanaan pendidikan dan pengajaran, sertifikasi, hingga pencairan DPLK, BPJS Ketenagakerjaan, proposal proyek pekerjaan pemerintah, sampai dengan proposal membangun rumah kepada bank pun memerlukan NPWP sebagai bukti kesehatan keuangan.

“Jadi, jika telah memiliki NPWP, berdasarkan Undang-undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan tersebut setiap pribadi atau badan wajib mengisi SPT dengan benar, lengkap, dan jelas. Mudah-mudahan kita semua dimudahkan membayar pajak,” tutupnya. (SA/PSI)

 

Program Studi (Prodi) S1 Manajemen Universitas Mulia Balikpapan menggelar pelatihan Literasi Digital bagi mahasiswa semester empat, pada Sabtu (27/3)

UM– Guna meningkatkan pemahaman mahasiswa tentang pentingnya mengimplementasikan dan menggunakan teknologi dengan optimal khususnya didunia bisnis maka Program Studi (Prodi) S1 Manajemen Universitas Mulia Balikpapan menggelar pelatihan Literasi Digital bagi mahasiswa semester empat, pada Sabtu (27/3).

Agenda yang digelar secara daring melalu zoom itu diikuti sekitar 50 mahasiswa jurusan Manajemen dan dimulai dari pukul 09.00 hingga 12.00 Wita. Menghadirkan pembicara yang merupakan City Seller Performance dari Tokopedia Malang yakni Mohammad Arif Fadli. Selain itu, saat ini ia juga menjabat sebagai Freelance Fasilitator di Google Gapura Digital Indonesia dan merupakan alumni Universitas Negeri Malang.

Diketahui, Literasi digital merupakan kemampuan menerima, mengumpulkan, mengirimkan serta menganalisis informasi yang didapat secara digital, dan hal ini merupakan bagian dari revolusi digital yang saat ini menjadi tren di berbagai bidang. Kemampuan ini dinilai penting untuk dimiliki setiap individu, terlebih calon lulusan ataupun angkatan kerja di era digital saat ini. Melalui literasi digital, mahasiswa akan memiliki kemampuan yang luar biasa untuk berpikir, belajar, berkomunikasi, bekerja sama, serta berkarya. Dan kemampuan ini dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari, baik di lingkungan masyarakat, keluarga, sekolah, tempat kerja serta lingkungan lainnya.

Sekprodi S1 Manajemen, Nandha Narendra Muvano SE MM menjelaskan, dalam pelatihan Literasi Digital tersebut mahasiswa diberikan informasi terkait bisnis digital secara umum. “Diawal kita membicarakan soal startup serta e-commerce. Dan yang kita bicarakan terkait bisnisnya secara umum, setelah itu kita khususkan di e-commerce-nya. Walaupun kebanyakan kita membicarakan terkait digital marketing,” jelas Nandha.

Ia mengatakan, dihadirkannya Arif Fadli dalam pelatihan ini karena dia merupakan praktisi yang sudah berpengalaman. “Ia juga merupakan senior saya di Malang di bidang ekonomi digital. Karena saat saya kuliah di Malang sudah banyak yang membicarakan mengenai literasi digital ini, dan ia merupakan salah satu senior saya untuk belajar digital bisnis. Jadi sangat relevan sekali ketika saya harus mengajar mata kuliah technopreneur, setidaknya ada satu orang atau beberapa orang yang bisa berbicara langsung dari sisi praktisinya,” katanya.

Jadi, sebut Nandha, pelatihan ini digelar untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa, dimana mereka bukan hanya mendapat materi dari kampus, tetapi juga dapat memperoleh informasi atau pandangan lebih luas lagi langsung dari praktisi.

“Tentunya target kita untuk manajemen yakni karena kita memiliki satu mata kuliah yang membahas bisnis secara teknologi, jadi ketika kita mulai membahas entrepreneur, tentu akan dibahas juga terkait berdagang atau berbisnis secara biasa. Tetapi karena saat ini kita dituntut untuk bisa bersaing secara digital atau online yang pasarnya tidak hanya orang di Balikpapan, tetapi juga seluruh dunia, maka pengetahuan literasi digital ini sangat dibutuhkan,” ujarnya.

Nandha mengatakan, mahasiswa khususnya manajemen sangat memerlukan pemahaman ini. “Mereka harus tahu pengalaman seseorang dalam berbisnis ini seperti apa. Dengan mereka memahami hal tersebut, mereka bisa menentukan strategi apa yang nantinya bisa mereka ambil. Misalnya saja mereka membangun startup hasilnya nanti akan seperti apa, kemudian bila membangun ecommerce atau digital marketing hasilnya seperti apa mereka sudah mengetahuinya,” ungkapnya.

Ia menerangkan pelatihan yang diberikan kepada mahasiswa ini lebih kedasar, membahas fundamental bisnis. “Secara pribadi saya ingin mahasiswa mengali potensi, dan saya membebaskan mereka untuk memilih konsentrasi mereka untuk bidang bisnis digital ini nantinya. Apakah sebagai startup atau ecommerce atau digital marketing. Karena sangat terbutka untuk mendapatkan info baru, sebab banyak cara untuk berbisnis saat ini,” terangnya.

Melalui pelatihan ini, dirinya pun berharap mahasiswa dapat semangat untuk menghasilkan sebuah karya dengan kreativitas masing-masing. “Yang utama sesungguhnya kuncinya saya ingin agar mahasiswa dapat mengalahkan musuh terbesar manusia yaitu rasa malas dan takut. Sebab kebanyakan ketika seseorang ingin berbisnis walau pun telah permudah melalui digital, tetapi terkadang mereka akan menemukan dua hal ini, malas dan takut. Jadi harapan saya selanjutnya apa yang saya lakukan ini, walau tidak secara langsung tetapi mereka para mahasiswa bisa mengalahkan rasa malas dan takut mereka sehingga mereka tahu batasan mereka untuk meghasilkan sebuah kreativitas sudah sampai sejauh mana,” pungkasnya. (mra)

Endah Lestari, S.E., M.M. dan Linda Fauziyah Aryani, S.Pd., M.Pd. saat webinar, Sabtu (13/3). Foto: tangkapan layar

UM – Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) menggelar Webinar yang disiarkan dalam jaringan atau daring, Sabtu (13/3) yang lalu. Webinar yang mengangkat tema mengoptimalkan peran orang tua dalam membangun karakter dan manajemen waktu dalam pembelajaran daring ini disampaikan oleh Endah Lestari, S.E., M.M. dengan sangat menarik.

“Berdasarkan data, 42% Indeks Prestasi Semester Ganjil 2020/2021 kemarin di atas 3.5. Dari sini, kami melakukan analisis dan kajian agar prosentase ini bisa meningkat, salah satunya dengan keterlibatan orang tua mahasiswa berperan mendorong putra-putri mereka mampu beradaptasi dengan pembelajaran daring,” tutur Linda Fauziyah Ariyani, S.Pd., M.Pd. Ketua Program Studi (S1) Manajemen FEB Universitas Mulia.

Ia menerangkan, Prodi Manajemen menjadi salah solusi untuk memenuhi kebutuhan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkompeten di bidangnya. Apalagi di Era Digital dan pandemik Covid-19 saat ini, Prodi Manajemen didukung dengan model kegiatan pembelajaran berbasis IT (Information Technology).

“Bagaimana nanti kami berupaya untuk mencari cara agar anak-anak belajar dengan segala keterbatasan saat ini. Kalaupun mereka harus turun ke kampus, maka protokol kesehatan harus kita terapkan,” tutur Linda Fauziyah.

Ia kemudian menerangkan bagaimana model pembelajaran yang diterapkan khususnya di Program Studi Manajemen. “Implementasi Life Based Learning memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mempelajari berbagai hal dengan para ahli melalui pembelajaran lintas disiplin ilmu,” tuturnya.

Endah Lestari, S.E., M.M. dan Linda Fauziyah Aryani, S.Pd., M.Pd. saat webinar, Sabtu (13/3). Foto: tangkapan layar

Endah Lestari, S.E., M.M. dan Linda Fauziyah Aryani, S.Pd., M.Pd. saat webinar, Sabtu (13/3). Foto: tangkapan layar

“Nah, di sini, di Prodi Manajemen diberikan kesempatan belajar dan berkarir pada semua sektor bisnis. Bagaimana lulusan terjun ke masyarakat di semua lini kehidupan. Kami ingin siap menjadi bagian dari Entrepreneur masa depan,” tambah Ibu yang kini tengah menyelesaikan Program Doktoralnya.

Sementara itu, Endah Lestari memaparkan bagaimana cara belajar yang tepat di tengah kondisi saat ini. Seperti diketahui sebelumnya, selama kurun waktu satu tahun ini Universitas Mulia telah melakukan pembelajaran daring dengan segala dampak perubahan.

Kini, model pembelajaran ditingkatkan dengan Blended Learning yang memungkinan mahasiswa mengikuti pembelajaran tatap muka di kelas sekaligus daring di rumah.

“Nah, pembelajaran daring di rumah ini berarti kita ciptakan rumah kita sebagai School of Love, Baiti Jannati, atau Rumahku Surgaku sehingga pembelajaran di rumah seharusnya sangat menyenangkan dan menggembirakan, bukan malah membosankan,” kata Endah Lestari.

Untuk itu, lanjutnya, bagaimana setiap anggota keluarga yang lebih dewasa harus dapat saling belajar dan mengajarkan sikap spiritual, meningkatkan rasa sosial dan kesetiakawanan, meningkatkan pengetahuan dan keterampilan atau skills untuk kehidupan yang penuh makna di masa depan.

“Bagaimana orang tua kita menanamkan karakter yang kuat dengan memberikan rasa aman terhadap anak agar merasa dekat dan menjadikan orangtua sebagai role model di rumah,” tutur Dosen Manajemen Universitas Mulia ini.

Agar peran orang tua tidak hilang begitu saja, menurut Endah, mahasiswa juga harus sadar dan mampu menjaga ritme belajarnya secara berkelanjutan.

“Mahasiswa harus mampu membuat skala prioritas mana tugas dan tanggung jawab yang mendesak segera dikerjakan, mana yang harus didelegasikan jika tidak memungkinkan untuk dikerjakan saat itu, atau bisa juga dikerjakan di waktu berikutnya dengan pertimbangan yang matang,” tuturnya.

Untuk itu, tipsnya adalah mahasiswa belajar mengelola waktu yang baik. “Caranya, pertama buat daftar agenda tugas dan pekerjaan, kedua tentukan prioritas secara berurutan. Ketiga, hindari distraksi atau abaikan gangguan di sekitar,” tutur Endah memberikan tips.

Keempat, lanjutnya, mahasiswa belajar mengenali waktu-waktu produktif. “Masing-masing orang memiliki waktu istimewa atau Me Time. Nah, pilih mana Me Time masing-masing,” ungkapnya.

Kelima, yang tidak kalah penting adalah fokus terhadap apa yang menjadi prioritas. Dan yang keenam, jangan menjadi procrastinator atau orang yang suka menunda-nunda waktu.

“Ini penting sekali karena pengalaman saya melihat masalah yang sering dialami mahasiswa adalah suka menunda waktu sampai menunggu batas waktu terakhir, misalnya, ketika mengumpulkan tugas kuliah sering menunggu sampai batas waktu,” tuturnya.

Menurutnya, dengan keterlibatan peran orang tua untuk mengingatkan putra-putrinya akan meningkatkan perhatian dan kasih sayang yang dirasakan mahasiswa. “Mahasiswa tidak mudah stress atau tertekan karena mengerjakan sendiri semua kegiatannya,” tutur Endah.

Webinar yang digelar secara mandiri ini dimoderatori oleh Murtasiyah, S.E, M.M. Menurut Linda Fauziyah, melibatkan peran orang tua mahasiswa dalam pembelajaran di perguruan tinggi menjadi persoalan yang tidak mudah.

“Seringkali kita temukan anak-anak di rumah itu belum siap (belajar daring). Ada yang sambil di dapur. Ada yang sambil tidur-tiduran. Ada yang sambil maskeran. Jadi mohon ini supaya diingatkan. Mahasiswa itu bukan anak-anak kecil lagi yang harus didorong untuk belajar,” ungkapnya.

Menurut Linda, pembelajaran di kampus itu hanya diperoleh 25%, sedangkan sisanya mahasiswa harus belajar mandiri. “Jadi, kalau anak-anak tidak pernah belajar, tidak pernah buka buku, tidak pernah buka laptop, maka orang tua diharapkan mengingatkan mereka,” harap Linda Fauziyah.

Meski demikian, ia yakin hal ini bisa dilakukan dengan cara mengajak orang tua mahasiswa tergabung dalam komunitas yang dibentuknya untuk mendorong minat belajar mahasiswa.

“Alhamdulillah, usai Webinar itu kami berhasil membentuk Himpunan Orang Tua Mahasiswa dengan tujuan agar para orang tua dan Universitas Mulia dapat bersinergi dalam mensukseskan pendidikan mahasiswa. Mudah-mudahan berjalan lancar,” tutup Linda Fauziyah. (SA/PSI)

 

UM– Masih dalam agenda webinar yang sama, usai membahas mengenai Perlindungan Hak Tenaga Kerja dan Kewajiban Pemberi Kerja, Program Studi (Prodi) S1 Manajemen Universitas Mulia Balikpapan melajutkan pembahasan dengan mengangkat tema “Mewujudkan SDM yang Unggul di Era Industri 4.0″. Menghadirkan Chairman HR Forum kota Balikpapan Adi Firdaus, Sabtu, 06 Maret.

Dalam webinar yang bukan hanya diikuti mahasiswa Universitas Mulia, melainkan juga mahasiswa dari berbagai daerah di Kalimantan serta siswa SMA/SMK ini, Adi Firdaus membahas mengenai cara membangun kapabilitas individu dalam menghadapi Era Industri 4.0.

Dihadapan ratusan peserta melalui aplikasi zoom juga siaran live Youtube dan Facebook, Director Ammar Learning Center ini mengawali dengan mengatakan bahwa perjalanan Era Industri 4.0 ini sangatlah panjang. “Bila dibilang perjalanan 4.0 ini sangat panjang, mulai dari tahun seribu enam ratus sekian hingga sekarang. Dan bila kita melihat didalam media massa dan literatur, ini sudah bukan lagi 4.0 tetapi masuk di era 5.0 dan 6.0.  Jadi sangat cepat perkembangan industri saat ini, dimana dibutuhakan kemampuan untuk menghadapi kondisi saat ini. Dan tentu ini juga menjadi suatu catatan penting bagi kita semua,” tuturnya.

Dalam paparanya, ia pun memberikan gambaran bagaimana dunia industri yang perlu dihadapi dan dipersiapkan khususnya oleh generasi muda saat ini. Ia menjelaskan, bahwa Revolusi Industri merupakan perubahan yang sangat besar dari cara manusia mengola sesuatu dan memproduksi barang dan jasa yang siap pakai, dimana perubahan ini mencakup seluruh bidang. Mulai dari pertanian, manufakturing, pertambagan, transportasi dan teknologi yang akhirnya berdampak terhadap kondisi sosial, ekonomi, dan budaya di dunia.

“Dengan munculnya revolusi industri ini memang sangat mempengaruhi seluruh aspek yang ada. Jadi tidak bisa kita abaikan dan kita harus mempersiapkan diri, bagaimana mengantisipasi dan menghadapi revolusi industri kedepan,” katanya.

Ia pun menceritakan terjadinya revolusi industri yang berkembang hingga saat ini. Dimana penyebab utamanya adalah gaya kapitalisme, dimana orang-orang kaya yang memili uang dan kekayaan memulai bisnis sendiri tanpa kontrol dari pemerintah.

“Adapun yang harus kita persiapkan dalam menghadapi era industri 4.0, yang pertama adalah mampu menyelesaikan masalah. Kemampuan kita untuk dapat berpikir jernih kemudian mendalami secara mendalam suatu masalah yang muncul dengan melakukan identifikasi melihat dan mendapatkan informasi yang lebih detail, kemudian memberikan suatu solusi dan mengevaluasi hingga sampai terhadap membentuk opini dalam menentukan apapun yang dapay menyelesaikan masalah. Ini adalah kapabilitas yang sangat penting. Dan bila kita tidak memiliki ini kita pasti akan tertinggal,” ungkapnya.

Kemudian yang kedua, katanya yakni berpikir kritis. “Ketika menghadapi suatu kendala, jangan hanya menerima saja, tetapi juga harus mencoba berpikir kristi terdapat apa yang kita terima. Agar kita bisa mendapatkan hasil yang baik. Kemudian tentu kreatif. Kita harus memiliki kemampuan untuk memiliki sesuatu yang baru atau kemampuan memperbaiki hal yang sudah ada untuk menjadi lebih baik lagi,” ujar Adi Firdaus.

Selain itu yang tidak kalah penting sebutnya, yakni Manajemen Personnel. “Ketika kelak kita akan menjadi pemimpin, harus mampu mengelola orang, mampu memiliki rasa taggung jawab, harus mampu memimpin dan mampu mengarahkan mau dibawa kemana organisasi atau mau dibawa kemana arah perusahaan ini,” sebutnya.

Kemampuan Manajemen Personnel ini, tambahnya dalam mengelola menjagak orang untuk lebih baik dan itulah kemampuan seorang pemimpin.  “Yang terpenting mampu berkomunikasi dengan baik dan mampu membuat area kerja kita menjadi nyaman,” tambahnya.

“Selanjutnya adalah Kecerdasan emosional, bagaimana kecerdasan kita mengelola emosi kita. Dan ini sangat mempengaruhi kita dalam bersikap, sehingga sangat berpengaruh pada pengambilan keputusan kita kelak,” lanjutnya.

Dan inilah beberapa hal yang harus dimiliki untuk menghadapi era industri 4.0. Yang terpenting, tegasnya, kunci agar Indonesia bisa berkembang adalah kembali lagi kepada individu yang sedang dijalani para siswa dan mahasiswa saat ini. “Bila mereka telah mampu, tentu akan berdampak sangat besar pada kemajuan dan perkembangan Indonesia tentunya,” terang  Adi Firdaus.

Sementara itu  Kaprodi S1 Manajemen Universitas Mulia, Linda Fauziyah Ariyani, S.Pd, M.Pd mengungkapkan bahwa Prodi S1 Manajemen Universitas Mulia sangat bangga bisa menghadirkan pembicara yang luar biasa seperti Adi Firdaus. Selain sebagai Chairman HR Forum Balikpapan, Linda menyebut, Adi Firdaus dulunya bekerja sebagai HR Manajer di PT Merdeka Copper Gold Tbk (Merdeka) yang merupakan perusahan pertambangan terbesar di Indonesia. “Ia adalah pakar dibidang SDM, saat ini menjadi konsultan SDM dan menjadi Director Ammar Learning Center dan PT Ammar Abikara Indonesia,” katanya.

“Sungguh kehadiran beliau sangat memberikan manfaat, banyak ilmu dan pesan yang ia berikan untuk semua peserta, bukan hanya untuk mahasiswa kami tetapi mahasiswa lain serta para siswa yang kelak akan melanjutkan ke perguruan tinggi dan tentunya akan ada di fase untuk berada di industri,” terang Linda.

“Ia banyak memberikan pesan agar mahasiswa dapat membangun kapabilitasnya di era industri 4.0. Karena semaju apapun teknologinya nanti, sebagai pelaku SDM harus membangun kapabilitas. Orang yang memiliki kapabilitas dalam keadaan apapun, mereka akan tetap bisa bertahan,” tambahnya.

Linda mengatakan, tujuan Universitas Mulia menghadirkan para praktisi adalah sebagai bagian atau upaya membangun kapabilitas tersebut, agar lebih dekat mengetahui apa yang dibutuhkan oleh industri saat ini.

Untuk diketahui, tambah Linda dalam webinar ini, diikuti 190 lebih peserta. Dimana bukan hanya diikuti mahasiswa Universitas Mulia, tetapi juga ada dari Tarakan, Banjarmasin serta Samarinda. “Jadi 190an peserta hadir dalam zoom, sementara seratus peserta lainnya menyaksikan Live di Youtube dan Facebook, jadi ada total keseluruhan sekitar 300 peserta. Bahkan dalam satu komentar, ada mahasiswa dari universitas lain yang sangat menunggu selalu agenda yang dibuat oleh Universitas Mulia,” ujarnya.

Dirinya pun berharap, kedepan kegiatan webinar seperti ini dapat semakin banyak dilakukan Universitas Mulia khususnya Prodi S1 Manajemen. “Dan kita bisa memberikan kesempatan ke masyarakat yang lebih luas lagi untuk ikut belajar bersama dengan Universitas Mulia dan tumbuh bersama. Universitas Mulia akan terus menghadirkan tema-tema yang menarik dan menghadirkan para ahli agar seluruh masyarakat khususnya pelajar Indonesia agar dapat belajar bersama,” pungkasnya. (mra)

UM– Mengusung Tema “Perlindungan Hak Tenaga Kerja dan Kewajiban Pemberi Kerja” Program Studi (Prodi) S1 Manajemen Universitas Mulia Balikpapan kembali menggelar webinar dengan menghadirkan narasumber dari BPJS Ketenagakerjaan.

Dengan menghadirkan pakar dibidang ketenagakerjaan, Universitas Mulia ingin menjawab semua permasalahan yang sedang ramai dibahas di masyarakat saat ini. Dalam webinar yang digelar pada Sabtu, 06 Maret ini, hadir Kepala Bidang Kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan (BPJS-TK) Kota Balikpapan, Murniati.

Kaprodi S1 Manajemen Universitas Mulia, Linda Fauziyah Ariyani, S.Pd, M.Pd mengatakan, tema ini diangkat karena selain mahasiswa Universitas Mulia banyak yang berstatus pekerja dan magang. Selain itu perlindungan terhadap tenaga kerja merupakan hal yang paling utama untuk diketahui bila seseorang memasuki dunia kerja.

“Tema yang kita diangkat ini memang sedang ramai dibahas, dimana di Universitas Mulia juga banyak yang pekerja dan juga berstatus magang, maka mereka perlu belajar dari sumbernya langsung, tentang hak-hak pekerja. Maka kita hadirkan Ibu Murniati ini,” kata Linda Fauziyah.

Dalam pemaparannya kata Linda, Ibu Murni banyak menjelaskan terkait jaminan apa saja yang harus dimiliki para pekerja dan apa saja manfaatnya, hingga kerugian apa saja yang didapat bila pekerja tidak dilindungi. Ia juga, katanya, banyak menunjukkan kasus-kasus yang ada di Balikapapan. Dimana akhirnya para mahasiswa sadar akan pentingnya jaminan sosial sehingga membuat mereka langsung ikut memilih bergabung dengan BPJS Ketenagakerjaan secara mandiri.

Dan karena antusiasme mahasiswa Universitas Mulia yang sangat tinggi ini pula, kata Linda, maka Ibu Murni pun menawarkan kerjasama kepada mahasiswa untuk ikut menjadi Agen Perisai yang tugasnya mensosialisasikan program-program BPJS Ketenagakerjaan kepada masyarakat agar sadar akan pentingnya jaminan sosial bagi para pekerja. “Jadi mahasiswa Universitas Mulia akan menjadi kepanjangan tangan dari BPJS Ketenagakerjaan,” ungkap Linda.

Pihaknya pun, katanya, sudah secara resmi melakukan penandatanganan kerjasama. Dimana BPJS Ketenagakerjaan akan memberikan pelatihan khusus untuk para mahasiswa sebagai Agen Perisai. “Dan saat ini saya juga sudah mulai mendata berapa banyak mahasiswa yang ingin bergabung menjadi Agen Perisai ini,” ujarnya.

Selain kerjasama terkait program tersebut, sebut Linda, pihaknya dengan BPJS Ketenagakerjaan secara meluas juga bekerjasama terkait Tri Dharma Perguruan Tinggi, mulai dari Pengajaran, seperti menjadi pemateri di webinar atau kuliah umum untuk pengembangan SDM, kemudian penelitian dan juga pengabdian masyarakat. “Untuk pengabdian masyarakat inilah, mahasiswa dapat ikut mensosialisasikan program BPJS Ketenagakerjaan ke masyarakat. Dan mahasiswa juga bisa melakukan penelitian dimana BPJS Ketenagakerjaan sangat terbuka menerima mahasiswa kami,” sebutnya.

“Ibu Murni sangat mengapresiasi program yang dijalankan Universitas Mulia karena sangat peduli dengan pengembagan SDM, melalui pelatihan yang diberikan kepada mahasiswa khususnya tentang program BPJS Ketenagakerjaan, karena mahasiswa ini akan masuk di dunia kerja. Dan Universitas Mulia sangat paham apa yang dibutuhkan oleh mahasiswa karena belajarnya pun dapat secara langsung dengan para pakar atau praktisi,” tambahnya.

Terkait webinar, tambah Linda, pihknya akan semakin gencar menggelar secara rutin. “Kedepan, agenda webinar ini akan kita buat secara rutin setiap bulan dengan tema yang berbeda dan dengan narasumber yang juga berbeda. Para pakar atau praktisi dibidangnya. Karena di Universitas Mulia ini kita juga memiliki konsentrasi Business Innovation and Management, jadi dengan menghadirkan para pakar kita bisa menciptakan inovasi yang bisa dikembangkan mahasiswa dan meningkatkan pemahaman mereka diberbagai bidang khususnya,” lanjutnya.  

Sementara itu, dilain pihak, Murniati mengatakan, pada dasarnya ujung dari muara para siswa dan mahasiswa bersekolah maupun kuliah dalah untuk bekerja. Dimana selama ini yang diketahui oleh para pekerja khususnya yang baru akan bekerja selain tugas pekerjaan adalah menerima gaji. Sementara kita tidak tahu hak-hak apa saja yang bisa didapatkan oleh seorang calon pekerja bila sudah resmi masuk disebuah perusahaan.

“Harusnya kita tahu lebih dulu apa saja hak yang akan kita dapatkan bila nanti kita sudah bekerja. Salah satunya yang sangat penting harus kita pahami adalah hak perlindungan Jaminan Sosial. Dimana jaminan sosial ini meliputi jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian, jaminan pensiun hingga jaminan hari tua ketika kelak kita sudah tidak bisa bekerja. Maka saat memasuki dunia kerja, kita harus sudah mengetahui hak-hak apa saja yang bisa didapatkan saat bekerja,” ungkapnya.

Ia pun meminta para mahasiswa khususnya yang sudah bekerja untuk dari sekarag mengawal tempat kerjanya masing-masing. “Lihat di BPJS TK, ketahui semua apakah perusahaan membayar lancar apa tidak, upahnya lancar apa tidak. Kawal ini agar perusahaan bisa tertib administrasi dan peduli terhadap para pekerja,” katanya.

Ia pun menegaskan, bahwa Jaminan Sosial untuk para pekerja adalah kebutuhan utama, karena bila pekerja mengalami kecelakaan kerja, akan memerlukan biaya yang pastinya besar. “Jangan berpikir ini kebutuhan yang kesekian, karena ini menyagkut masa depan kita sendiri. Kesehatan pun juga sebagai kebutuhan utama, hingga jaminan hari tua pun sama. Maka sebagai pekerja kita sangat harus punya. Bahkan mahasiswa pencinta alam pun perlu mengikuti program BPJS Ketenagakerjaan,” terangnya.

Dalam closing statementnya pun, dia menyebut, tidak akan ada keadila sosial bila tidak memiliki Jaminan Sosial. “Kita tidak akan sejahtera bila tidak memiliki jaminan sosial. Jaminan sosial adalah hal yang sangat penting dalam kehiduapan kita, baik sebagai pekerja maupun sebagai warga negara Indonesia. Dimana pemerintah sudah meyiapkan jaminan sosial baik dari BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan. Maka mari berpikirlah cerdas untuk masa depan kita, dan untuk warisan bagi kelurga kita atau hingga masa tua kita. Utamakan keselamatan kerja dan pelindunganya adalah jaminan sosial,” pesannya. (mra)

Ibu Nariza sebagai moderator webinar dan Bapak Bambang sebagai narasumber Webinar UI UX. Sumber : tangkapan layar

UM – PSDKU Kampus Samarinda kembali menggelar webinar sekaligus sosialisasi Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) Universitas Mulia, Jumat (5/2). Berbeda dari sebelumnya, webinar kali ini diikuti siswa Kelas XII SMK 5 Samarinda.

Kepala Kantor PSDKU Kampus Samarinda Muhammad Yani menjelaskan, kegiatan ini diinisiasi oleh dua program studi di Kampus Samarinda yakni Program Studi S1 Sistem Informasi dan D3 Manajemen Informatika.

“Ini merupakan program ke dua yang kita gelar di tahun ini, dimana yang pertama dilakukan pada Januari lalu. Dilakukan menggunakan dua metode yakni video conference dan streaming youtube,” jelas Yani.

Ia mengatakan, sebelumnya kegiatan pertama diikuti oleh beberapa kalangan yakni mengundang siswa, mahasiswa dan masyarakat umum. Sementara dalam program kedua hanya di fokuskan pada satu sekolah. “Rencananya kedepan kita akan kembali menggabungkan lagi dengan kalangan umum dan beberapa sekolah lainnya,” kata Yani.

Yani menyebut, kegiatan ini pun rencananya akan digelar setiap bulannya dan akan dilaksanakan selama dua kali. “Akan kita buat berseri, bisa sebulan dua kali atau lebih, dengan mengangkat tema khusus dari dua prodi kampus Samarinda. Untuk materinya kami mengajak dosen memberikan wawasan ke peserta, mulai dari pengantar IT bagi siswa kelas XII SMK dan SMA di Samarinda dan materi lainya,” sebutnya.

Terkait webinar kedua ini kata Yani, pihaknya menghadirkan narasumber seorang pengiat multimedia, yakni Bapak Muhammad Bambang. Dalam paparanya, Bambang mengajarkan teknik dalam membuat user interface dengan melihat kaidah-kaidah akademisi yang berkaitan dengan alur membuat user interface dan user experience.

“Beliau juga memberikan contoh bagaimana dalam merancang user interface yang baik dengan metode beberapa metode termasuk menjelaskan tool apa saja yang bisa digunakan oleh pelajar untuk membuat user interface. Dari paparan itu pun, terlihat para siswa sangat antusias, respon mereka sangat baik dengan adanya beberapa pertanyaan. Ada yang bertanya, apakah dalam membuat user interface ini harus memiliki basic multimedia hingga pertanyaan lainnya,” ujarnya.  

Diakhir webinar tersebut, tambahnya, pihaknya tak lupa menyampaikan program penerimaan mahasiswa baru khususnya di Samarinda.

“Kami berusaha akan meggelar kegiatan ini lebih sering, mungkin saja bisa seminggu dua kali, kami juga sudah menjadwalkan. Dari Februari bahkan hingga Juli,” tambahnya.

Selain bertujuan untuk memberikan wawasan IT kepada masyarakat khususnya siswa-siswa SMK atau SMA yang akan melanjutkan ke Pendidikan Tinggi, Yani melanjutkan, pihanya berharap melalui kegiatan ini dapat memperkenalkan kampus PSDKU Samarinda kepada masyarakat. “Selain itu dengan adanya program ini untuk para dosen sebagai wadah dosen untuk melakukan pengabdian masyarakat, yang lanjutanya bisa ada penelitian dengan beberapa sekolah yang akan kita lakukan kerjasamanya,” pungkasnya. (mra)

Sosialisasi Skripsi dan Penelitian Dosen Program Studi Informatika Fakultas Ilmu Komputer Universitas Mulia, Sabtu (14/11). Foto: Screenshot

UM – Program Studi Informatika (S1) Fakultas Ilmu Komputer Universitas Mulia mensosialisasikan Grand Design SmartRT sebagai arah luaran atau hasil riset, baik penelitian dosen maupun skripsi mahasiswa. Luaran ini mulai diberlakukan Semester Ganjil 2020/2021. Sosialisasi ini disampaikan Wakil Rektor Mundzir, S.Kom., M.T. di kelas daring Zoom, Sabtu (14/11).

“Inisiasi smartRT ini bermula dari gagasan Bapak Rektor tentang bagaimana memanfaatkan peran RT (Rukun Tetangga) pada masa pandemik Covid-19. Harapannya, dengan smartRT ini dapat dimanfaatkan oleh masyarakat maupun pemerintah kota untuk membantu mengelola permasalahan kota, terlebih suasana pandemi,” tutur Mundzir.

Menurutnya, ketua RT adalah sosok pemimpin sekaligus pengendali bagi suksesnya pengelolaan lingkungan sosial demi membantu kesejahteraan dan pelayanan masyarakat di wilayahnya.

“RT juga merupakan jembatan bagi masyarakat dan pemerintah, bahwa RT adalah organ daerah yang paling dekat dengan masyarakat,” terangnya.

Ia menambahkan, ide atau gagasan smartRT lahir sejak tanggal 15 Juni 2020 yang lalu, dan sempat diperkenalkan kepada Wali Kota Balikpapan HM Rizal Effendi dalam sebuah Webinar Peran RT di masa Pandemi Covid-19, 9 Juli 2020 silam.

“Harapannya, dengan smartRT ini kita punya data sendiri dengan cara kita akan mendata langsung kepada masyarakat,” ungkap Mundzir.

Ia mengatakan, smartRT ke depan diharapkan akan berkembang seiring kebutuhan masyarakat. Modul yang tengah dikerjakan saat ini beberapa di antaranya masuk tahap pengkodean hingga pengujian, yakni Profil Penduduk, Prestasi Warga, Prestasi RT, Manula, Putus Sekolah, Gakin, e-Survey, e-Lapor, Kedatangan dan Kepindahan Warga, Kelahiran dan Kematian, Pekuburan atau Pemakaman, UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah), Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Perikanan serta beberapa bidang lainnya.

Ia berharap, dosen dan mahasiswa dapat memilih salah satu di antaranya yang dapat dijadikan penelitian untuk melengkapi materi kuliah, proyek tugas akhir atau Skripsi untuk mahasiswa sehingga diharapkan dapat diintegrasikan ke dalam SmartRT.

“Jadi, aplikasi apa saja bisa kita masukkan atau integrasikan ke dalam smartRT,” terangnya.

Sosialisasi Skripsi dan Penelitian Dosen Program Studi Informatika Fakultas Ilmu Komputer Universitas Mulia, Sabtu (14/11). Foto: Screenshot

Sosialisasi Skripsi dan Penelitian Dosen Program Studi Informatika Fakultas Ilmu Komputer Universitas Mulia, Sabtu (14/11). Foto: Screenshot

Beberapa modul smarRT yang tengah dan akan dikembangkan dan ditawarkan kepada mahasiswa dan dosen Universitas Mulia, Sabtu (14/11). Foto: Screenshot

Beberapa modul smarRT yang tengah dan akan dikembangkan dan ditawarkan kepada mahasiswa dan dosen Universitas Mulia, Sabtu (14/11). Foto: Screenshot

Sosialisasi ini mengundang antusias dan beberapa pertanyaan dari mahasiswa, misalnya, terkait kesiapan pengguna smartRT. “Misalnya, terkait pertanian ini kan penggunanya banyak yang gaptek, itu bagaimana agar bisa menggunakan smartRT?” ujar salah satu penanya.

Mundzir mengatakan bisa saja nantinya yang menggunakan aplikasi adalah pemuda atau orang yang secara teknis memiliki kemampuan teknologi dapat memberikan bantuan kepada orang yang belum mampu menggunakan aplikasi.

Dari pantauan media ini, sosialisasi diikuti lebih dari 70 orang peserta, baik dosen maupun mahasiswa tingkat akhir yang tengah menyusun riset atau Skripsi. Tampil sebagai moderator Isa Rosita, S.Kom., M.Cs. selaku Sekretaris Program Studi Informatika.

Sementara itu, Ketua Program Studi Informatika Jamal, S.Kom., M.Kom. mengatakan bahwa mahasiswa harus memperhatikan rambu-rambu dalam menyusun Skripsi. “Silakan cek kembali mata kuliah dan jumlah SKS yang sudah pernah diambil, apakah masih ada yang belum tuntas,” tutur Jamal.

Ia mengimbau mahasiswa segera melengkapi kekurangan jumlah SKS tersebut. “Dahulukan mata kuliah yang wajib, jika sudah terambil semua, baru alokasikan untuk mata kuliah pilihan,” tutupnya. (SA/PSI)

Dampak pandemi Covid-19 hingga kini masih perlu diwaspadai, meski pemerintah mulai menetapkan kebijakan new normal. Pembatasan sosial dan kegiatan yang melibatkan orang banyak saat ini harus dihindari, termasuk kegiatan penyuluhan.

Walau penuh dengan keterbatasan, pemberian informasi khususnya dibidang kesehatan semestinya tetap harus dilakukan, terlebih disaat penyebaran Covid-19 yang semakin meningkat. Dengan memanfaatkan kemajuan teknologi, penyuluhan dapat dilakukan tanpa harus bertatap muka, misalnya melalui diskusi online ataupun kreatifitas di media sosial.

Ini adalah jenis eksperimen digital kreatif yang sangat dibutuhkan saat ini. Dan eksperimen ini datang pada saat dibutuhkan lebih dari apa pun sebelumnya. Dengan adanya larangan berkumpul, tentu memicu terciptanya lebih banyak ruang virtual yang dapat menopang dahaga ilmu dan kebutuhan bersosialisasi.

Melalui program studi (Prodi) S1 Farmasi, eksperimen penyuluhan itu pun dibahas dalam webinar. Dengan mengusung tema “Kreatifitas Komunikasi Penyuluhan pada Masa new Normal” menghadirkan para ahli dibidang kesehatan, Rabu (26/8).

Mereka adalah Agent of change GeMa CerMat Balikpapan Bapak Apt. Rida Saputra, S.Farm serta Ketua PD PAFI Kaltim Bapak H.M. Faisal, S.Sos., M.Si. Dipandu oleh moderator Ibu Wury Damayanti, S.Farm., M.Farm yang juga sebagai dosen Farmasi Universitas Mulia.

Kepala Prodi S1 Farmasi Ibu Apt. Warrantia Citta, S.Farm., M.Cs. menjelaskan, dipilihnya tema webinar tersebut karena komunikasi penyuluhan atau promosi kesehatan (promkes) merupakan bagian yang paling krusial saat ini, terlebih disaat masih dalam pandemi Covid-19. “Apalagi kesehatan saat ini begitu sangat amat penting diperhatikan masyarakat. Maka terkait informasi memilih, mendapatkan, menggunakan hingga menyimpan obat perlu diperhatikan masyarakat,” jelasnya.

Dia menyebut, di tengah keterbatasan, sebagai pihak yang berkecimpung dibidang ini, perlu adanya pengembangan dalam memberikan informasi kepada masyarakat. Agar walau tanpa bertatap muka, komunikasi atau penyuluhan itu tetap bisa dilakukan. Yakni dengan menciptakan kreatifitas dalam komunikasi penyuluhan.

“Dengan webinar  ini, kita mencoba untuk mempersiapkan penyuluhan promkes yang lebih menarik. Karena dengan didukung perkembangan teknologi, maka materi penyuluhan harus lebih menarik, mudah diingat khususnya saat pertemuan yang bisa dilakukan melalui media sosial,” terangnya.

Walau saat ini, prodi Farmasi UM, kata dia belum melakukan penyuluhan, tetapi dari webinar ini, pihaknya sudah mendapatkan gambaran pengembangan kedepan. “Karena kami juga memiliki rencana untuk membuat hasil diskusi ini menjadi materi dalam mata kuliah. Sebagai tantangan untuk mahasiswa, bagaimana mereka nantinya dapat menciptakan promkes yang menarik, walau dengan konten yang terbatas namun pesan tetap tersampaikan dengan baik,” ujarnya.

Namun, untuk menciptakan sebuah komunikasi penyuluhan yang menarik, sebut Citta dibutuhkan keterampilan dan pelatihan yang cukup. “Karena cara menuangkan apa yang biasa kami komunikasikan secara verbal menjadi bentuk konten menarik baik untuk di media sosial atau lainnya dibutuhkan keterampilan khusus. Maka saat ini, dengan adanya webinar ini, langkah lanjutan yang akan kami lakukan adalah pendalaman kurikulum yang mengedepankan komunikasi yang lebih tajam terlebih dahulu. Kita kembangkan dulu untuk masuk dalam kurikulum, serta rancangan studi. Bisa juga nantinya saat tugas akhir kami lakukan kolaborasi dengan Teknik Informatika,” katanya.

Citta melanjutkan, masukan-masukan yang diberikan oleh para narasumber dapat menjadi acuan untuk pengembangan kedepan. “Seperti yang disampaikan bapak Faisal menjadi PR bagi kita untuk membuat sebuah promosi kesehatan yang lebih menarik sehingga dapat lebih dikenal. Dalam artian gampang diingat, mudah dipahami dengan waktu yang singkat. Dengan isi yang padat dan jelas namun mampu dipahami. Dan ini memerlukan teknik mendalam,” bebernya.

Dirinya pun menegaskan, walau ini menjadi materi pertama yang dibahas dalam prodi Farmasi UM, dan masih banyak materi lanjutan yang harus dibahas, namun pihaknya berusaha untuk mengembangkan kreatifitas dan bersaing dengan kemajuan teknologi. “Dengan memanfaatkan teknologi, peralihan teknik komunikasi di saat pandemi, bagaimana yang biasanya kita tatap muka atau langsung mulut ke mulut, hanya bisa melalui sosial media dan itu harus lebih efektif dibandingkan saat penyuluhan tatap muka,” pungkasnya. (mra)