Foto bersama saat penutupan ToF pada Sabtu (7/9). Foto: Istimewa

Berharap Lahir Wiramuda seperti Nadiem Makarim dan Sandiaga Uno

UM – Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Kemenpora RI) menyelenggarakan Training of Facilitator (ToF) Dosen Kewirausahaan di Hotel Sagita Horison Balikpapan selama tiga hari, mulai Kamis (5/9) sampai dengan Sabtu (7/9).

Dalam kesempatan ini, tiga orang dosen Universitas Mulia mendapat penugasan untuk mengikuti hingga selesai, antara lain Dr. Linda Fauziyah Ariyani, Istia Budi, S.T., M.M dan Subur Anugerah, S.T., M.Eng. Selengkapnya, kegiatan ini diikuti 45 orang dosen dari 22 perguruan tinggi di Kalimantan Timur.

Acara dibuka oleh Asisten Deputi Kewirausahaan Pemuda Kemenpora Dr. Ir. Hendro Wicaksono, M.Sc., Eng. Mengutip pernyataan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Dito Ariotedjo, Hendro mengatakan masa depan Indonesia yang cemerlang ada di tangan wirausaha muda, yang bermimpi dan bergerak untuk meraihnya.

“Bukan tidak mungkin kita bisa menjadi seperti Nadiem Makarim (Mendikbudristek) dan Sandiaga Uno (Menparekraf). Dengan begitu, Indonesia Emas 2045 bisa diwujudkan oleh pemimpin muda,” tutur Hendro.

Hendro mengatakan, ToF Dosen Kewirausahaan ini merupakan lanjutan dari program kuliah penumbuhan minat kewirausahaan pemuda yang digelar Kemenpora pada tahun sebelumnya. Program tersebut diikuti 14 ribu mahasiswa dari 37 kampus.

Namun, tambahnya, target penumbuhan minat kewirausahaan mahasiswa atau pemuda tersebut dinilai kurang menjangkau seluruh pemuda Indonesia yang berjumlah 64 juta.

“Atas dasar itu, pimpinan membuat inisiatif kegiatan Training of Facilitator untuk memberikan pelatihan kepada dosen kewirausahaan, yang kemudian meneruskan kepada mahasiswanya,” terang Hendro.

Hendro menerangkan, ToF bertujuan untuk meningkatkan kompetensi dosen atau tenaga kependidikan yang mengampu mata kuliah kewirausahaan. Diharapkan, dosen dapat memberikan bimbingan yang lebih efektif kepada mahasiswanya dalam mengembangkan jiwa kewirausahaan.

Selain itu, lanjutnya, ToF juga bertujuan menumbuhkan semangat kewirausahaan di kalangan mahasiswa. Dengan demikian, diharapkan para lulusan perguruan tinggi tidak hanya menguasai ilmu pengetahuan di bidang akademik saja, tetapi juga memiliki semangat dan kemampuan menjadi wirausahawan muda yang berhasil.

Di kesempatan lain, Hendro memaparkan, berdasarkan data yang diolah dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2022, kecenderungan Kegiatan Penduduk berumur 15 tahun ke atas menurut pendidikan tertinggi yang ditamatkan, terungkap paradigma baru lulusan pendidikan di Indonesia.

Berdasarkan data BPS terungkap, semakin tinggi tingkat pendidikan, semakin tinggi pula kecenderungan memilih untuk menjadi pegawai (76,55%). Sebaliknya, semakin rendah tingkat pendidikan, maka semakin tinggi kecenderungan memilih untuk berwirausaha.

Hendro berharap, melalui ToF Dosen Kewirausahaan, peran pengembangan kewirausahaan di kalangan pemuda bukan saja menjadi tanggung jawab pemerintah saja, melainkan juga tanggung jawab bersama dengan perguruan tinggi.

“Melalui kolaborasi ini, ekosistem kewirausahaan di Indonesia dapat tumbuh dengan lebih pesat, dan pada akhirnya mampu menghasilkan wiramuda yang tidak hanya sukses di tingkat nasional tetapi juga mampu bersaing di pasar global,” jelasnya.

Tiga orang dosen Universitas Mulia, dari kanan Subur Anugerah, Linda Fauziyah, Istia Budi, Dr. Hendro Wicaksono dan Founder Gue Girang Afiat Rasyid serta dua dosen lainnya. Foto: dok. Linda

Tiga orang dosen Universitas Mulia, dari kanan Subur Anugerah, Linda Fauziyah, Istia Budi, Dr. Hendro Wicaksono dan Founder Gue Girang Afiat Rasyid serta dua dosen lainnya. Foto: dok. Linda

Dosen Istia Budi (tiga dari kanan) foto bersama dengan narasumber Dr. Herawati, Afiat Rasyid, Kukuh Prasena dan Bastian serta anggota kelompok kerjanya. Foto: Istimewa

Dosen Istia Budi (tiga dari kanan) foto bersama dengan narasumber Dr. Herawati (tengah), Afiat Rasyid (dua dari kanan), Kukuh Indra Prasena (empat dari kiri) dan Bastian Saputra (paling kiri) serta dosen lainnya. Foto: Istimewa

Dr. Linda Fauziyah saat presentasi tugas. Foto: Panitia

Dr. Linda Fauziyah saat presentasi tugas. Foto: Panitia

Para peserta ToF sedang megerjakan tugas bersama Framework Inkubator Bisnis. Foto: Bastian

Para peserta ToF sedang mengerjakan tugas membuat Inkubator Bisnis menggunakan Framework. Foto: Bastian

Sementara itu, tampil sebagai narasumber dalam ToF Dosen Kewirausahaan di Balikpapan ini antara lain Dr. Susetya Herawati, S.T., M.Si, yang berprofesi sebagai dosen Universitas Krisnadwipayana dan penggiat kewirausahaan dan kebudayaan.

Kemudian Afiat Rasyid Rustamadji, pelaku usaha Gue Girang, yang memproduksi buah tangan khas Jakarta. Produk yang dihasilkan berupa karya unik dalam bidang fesyen dan kriya dengan menampilkan ikon-ikon Jakarta.

Narasumber berikutnya adalah Kukuh Indra Prasena, S.Si selaku Direktur tatainsan.org. Kemudian Bastian A Saputra, seorang wiramuda yang menjadi Direktur Eksekutif Perkumpulan Untuk Peningkatan Usaha Kecil (PUPUK) Bandung, Jawa Barat.

Selama mengikuti pelatihan, seluruh peserta dosen mendapatkan buku kerja (Workbook) bagi fasilitator. Buku kerja ini merupakan modul dasar pengayaan pengalaman kewirausahaan.

Adapun materi ToF setara dengan 30 jam pelatihan, meliputi konsep pengembangan ekosistem kewirausahaan, fondasi kurikulum kewirausahaan, Framework Bisnis UKM dan Bisnis Digital, perancangan kurikulum pendampingan wirausaha, Framework Inkubator Bisnis hingga gamifikasi pengembangan kewirausahaan.

Dr. Herawati, dalam salah satu pesannya mengucapkan terima kasih atas partisipasi para peserta. “Tetap semangat, mohon dapat dilengkapi lembar Workbook ToF dan semoga hasil ToF dapat lebih dikembangkan dan diimplementasikan di kampus dan masyarakat sekitar,” tuturnya.

Terpisah, Dr. Linda Fauziyah mengatakan ToF sangat menarik dan banyak memberi inspirasi terkait model pengembangan kewirausahaan di lingkungan kampus.

“Semoga perguruan tinggi semakin memahami pentingnya peran inkubator bisnis bagi mahasiswa dan dapat memberi perhatian lebih,” ujar Linda.

Sedangkan Istia Budi menambahkan, dirinya berharap ilmu yang telah didapatkan bisa implementasikan di kampus dan lingkungan sekitar.

“Inkubasi Bisnis Kampus UM bisa dioptimalkan sebaik mungkin agar muncul pengusaha hebat dari UM. Ilmunya bisa diterapkan di kurikulum kampus UM,” tutup Istia Budi.

(SA/Kontributor)

Rektor Prof. Muhammad Ahsin Rifa'i, Wakil Rektor Wisnu Hera, Wakil Rektor Yusuf Wibisono, Kepala PSDKU Samarinda Suprijadi, dekan dan narasumber OBE Dr. Mohammad Iqbal serta para peserta workshop. Foto: PSDKU Samarinda

UM – Universitas Mulia menggelar workshop Kurikulum berbasis Outcome-Based Education (OBE) bertempat di Hotel Midtown Samarinda selama dua hari, Rabu (7/8) dan Kamis (8/8). Dr. Muhammad Iqbal, S.Kom., MMSI dan Ir. Sutrisno, S.T., M.Sc., Ph.D tampil sebagai narasumber.

Workshop diikuti oleh Dekan, Ketua Program Studi, dosen, dan tenaga kependidikan. OBE atau Pembelajaran Berorientasi Luaran adalah metode pembelajaran yang fokus pada luaran atau capaian pembelajaran.

OBE menekankan pada proses pendidikan yang mencapai hasil yang ditentukan, baik dalam sisi pengetahuan, kemampuan, maupun perilaku peserta didik atau mahasiswa dan berorientasi pada hasil.

Pada kesempatan ini, Rektor Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i, M.Si turut hadir membuka pelaksanaan workshop dan menyaksikan jalannya pelatihan. Dalam sambutannya, Rektor mengingatkan pentingnya penyesuaian kurikulum agar sesuai dengan kebutuhan industri dan perkembangan zaman.

Narasumber OBE Dr. Muhammad Iqbal, S.Kom., MMSI. Foto: PSDKU Samarinda

Narasumber OBE Dr. Muhammad Iqbal, S.Kom., MMSI. Foto: PSDKU Samarinda

Narasumber PjBL dan Case Method Ir. Sutrisno, S.T., M.Sc., Ph.D. Foto: PSDKU Samarinda

Narasumber PjBL dan Case Method Ir. Sutrisno, S.T., M.Sc., Ph.D. Foto: PSDKU Samarinda

Narasumber Ir. Sutrisno, S.T., M.Sc., Ph.D foto bersama peserta workshop. Foto: PSDKU Samarinda

Narasumber Ir. Sutrisno, S.T., M.Sc., Ph.D foto bersama peserta workshop. Foto: PSDKU Samarinda

“OBE menekankan pada hasil belajar yang diinginkan, dan ini akan membantu kami memastikan bahwa lulusan memiliki keterampilan dan pengetahuan yang relevan dengan kebutuhan pasar kerja,” tutur Prof. Ahsin.

Memasuki pelaksanaan workshop hari pertama, pakar dalam bidang pendidikan berbasis OBE Dr. Muhammad Iqbal, memberikan materi tentang Reorganisasi Kurikulum Berbasis Outcome-Based Education (OBE) dan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).

Materi yang dipaparkan meliputi berbagai macam contoh praktis penerapan OBE dalam program studi tertentu, kemudian diikuti dengan sesi diskusi dan tanya jawab.

Dalam sesi ini, seluruh peserta terbagi dalam kelompok kerja diskusi dan merancang rencana implementasi OBE, yang diterapkan program studi masing-masing.

Setiap kelompok kemudian mempresentasikan hasil diskusi mereka, yang mencakup identifikasi hasil belajar yang diinginkan, strategi pembelajaran, dan metode evaluasi yang akan digunakan.

Kegiatan ini diakhiri dengan penyusunan rekomendasi untuk langkah-langkah selanjutnya dalam proses reorganisasi kurikulum di Universitas Mulia. Rekomendasi ini akan menjadi panduan bagi tim pengembang kurikulum dalam memperbaharui kurikulum agar lebih sesuai dengan pendekatan OBE.

Workshop Hari Kedua

Materi hari kedua diisi oleh Sutrisno, Ph.D, seorang akademisi dan praktisi yang memiliki pengalaman luas dalam penerapan metode pembelajaran berbasis proyek dan studi kasus.

Dalam workshop kali ini, ia memaparkan materi tentang Model Pembelajaran Berbasis Project Base Learning (PjBL) dan Case Method.

Sutrisno menekankan pentingnya kedua metode ini untuk mendorong mahasiswa lebih aktif dalam proses pembelajaran. Mahasiswa juga didorong untuk tergerak meningkatkan kemampuan analitis dan problem-solving yang sangat dibutuhkan di dunia kerja.

“Model pembelajaran seperti PjBL dan Case Method memungkinkan mahasiswa untuk belajar tidak hanya dari teori, tetapi juga dari pengalaman langsung menyelesaikan masalah-masalah nyata,” tutur Sutrisno.

Ketua Panitia Tina Tri Wulansari, S.Kom., M.T.I menambahkan, dirinya berharap pelaksanaan workshop merupakan langkah awal untuk melakukan perubahan positif dan lebih maju dalam penyusunan kurikulum di masa yang akan datang.

“Dengan penerapan OBE, PjBL, dan Case Method, kami yakin lulusan kami akan lebih siap menghadapi tantangan di dunia kerja dan masyarakat,” tutup Tina.

Reportase: Deddy Kurniawan
Editor: Subur Anugerah

Sebagian mahasiswa S1 Manajemen yang berhasil membuat produk kerajinan tangan menggunakan kayu. Foto: Istimewa

UM – Program Studi S1 Manajemen FEB mengikutsertakan sembilan orang mahasiswanya mengikuti Pelatihan Kecakapan Hidup. Pelatihan diselenggarakan oleh Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Kaltim, bertempat di Aula Kantor Kelurahan Manggar Baru, Balikpapan, 11-15 Juni 2024.

Pelatihan dibuka Penjabat Gubernur Kaltim, Akmal Malik diwakili Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Kaltim, H. M. Agus Hari Kesuma dan dihadiri mewakili Wali Kota Balikpapan, Staf Ahli Wali Kota Balikpapan Bidang Sosial, Kesejahteraan dan Pengembangan SDM Adamin Siregar, didampingi Kepala Disporapar C.I. Ratih Kusuma W, di Aula Kantor Disporapar Kota Balikpapan, Selasa (11/6).

Ketua Prodi S1 Manajemen Pudjiati, S.E., M.M mengatakan bahwa pelatihan yang bertujuan agar mahasiswa memiliki kemampuan dalam menciptakan peluang kerja bagi dirinya dan memiliki jiwa Entrepreneurship ini sesuai dengan visi Prodi S1 Manajemen

“Yakni, menjadi program studi unggulan dalam ilmu manajemen dan bisnis berbasis Technopreneurship yang berjiwa kewirausahaan serta berperan aktif dalam pengembangan, dan pembangunan bangsa hingga tingkat global,” ungkap Pudjiati.

Peserta pelatihan kecakapan hidup berhasil membuat produk kerajinan tangan. Foto:

Peserta pelatihan kecakapan hidup berhasil membuat produk kerajinan tangan. Foto:

Seorang mahasiswa S1 Manajemen sedang belajar menggunakan mesin pemotong kayu. Foto: Istimewa

Seorang mahasiswa S1 Manajemen sedang belajar menggunakan mesin pemotong kayu. Foto: Istimewa

Seorang mahasiswa S1 Manajemen sedang belajar menggunakan mesin penghalus kayu. Foto: Istimewa

Seorang mahasiswa S1 Manajemen sedang belajar menggunakan mesin penghalus kayu. Foto: Istimewa

Selesai mengikuti pelatihan, mahasiswa diharapkan bisa menularkan apa yang sudah didapatkannya kepada mahasiswa lain dan memiliki jiwa Entrepreneurship.

“Dengan begitu, kami berharap akan terbangun inkubator bisnis di tingkat prodi dengan memanfaatkan keterampilan yang dimiliki oleh mahasiswa, sehingga mereka mampu menciptakan produk lewat karyanya sendiri,” ujarnya.

Pelatihan kecakapan hidup tersebut meliputi tata rias kecantikan, event organizer, kerajinan tangan (Handycraft), Barista (peracik kopi), Pastry, dan Content Creator.

Sembilan orang perwakilan mahasiswa yang mengikuti pelatihan seluruhnya berasal dari Prodi S1 Manajemen semester dua, antara lain Nabila Tsabitha Saptaningtyas, Nursiti Aisyah, Chinta Syafirna Ramadhani Budi, Rinda Syaharani, Najla Na’ilah Manggabarani, Nadya Putri Aulia, Najwa Divanny Dwi Shasyia, Andi Hilda Yani, dan Bintang Chairunnisa Azizah.

Tampak mahasiswa yang keseluruhannya wanita ini menggunakan alat-alat bermesin yang biasa digunakan pria untuk memotong kayu. Mereka berlatih bagaimana membuat produk kerajinan tangan dari kayu dan berhasil memamerkan karyanya.

(SA/Kontributor)

Foto bersama peserta Bimbingan Teknis Kewirausahaan UMKM, Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perdagangan Kota Bontang, di Hotel Grand Tiga Mustika Balikpapan, Kamis, 30 Mei 2024. Foto: Istimewa

Pelatihan Entrepreneurship dan Pemasaran Digital pada UMKM Kota Bontang

UM – Dosen Universitas Mulia melaksanakan Bimbingan Teknis Kewirausahaan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perdagangan Kota Bontang, bertempat di Hotel Grand Tiga Mustika Balikpapan, Kamis (30/5). Dosen itu adalah Istia Budi, S.T., M.M dan Gabriela Sibarani, S.Kom., M.Ds.

Dalam pengantarnya, Istia Budi yang juga sebagai Trainer pada Layanan UMKM Naik Kelas (LUNAS) ini mengatakan bahwa dalam bimbingan teknis ini dirinya membahas materi tentang membangun kewirausahaan.

“Diantaranya adalah memahami kewirausahaan, melakukan perencanaan bisnis, latihan-latihan serta umpan balik dari seluruh peserta,” ujar Istia Budi.

Menurutnya, seorang wirausahawan sukses memiliki karakter kreatif, mampu menangkap peluang, berani mengambil resiko, dan dapat memanfaatkan potensi di sekitarnya.

Bukan hanya itu, ia menambahkan, menjadi wirausahawan juga harus menyukai tantangan, memiliki daya tahan yang tinggi, memiliki visi jauh ke depan serta mampu memberikan yang terbaik dan adaptif terhadap perkembangan teknologi dan zaman.

“Pola pikir kita menentukan keberhasilan nasib kita,” ujarnya. Pasalnya, menurutnya, bermula dari pikiran, maka perkataan seseorang itu muncul. Kemudian turun menjadi perbuatan, kebiasaan, karakter, lalu kemudian nasib.

Oleh karena itu, di dalam mengembangkan Entrepreneurship, Istia Budi mengajak seluruh peserta untuk mengawalinya dengan pikiran yang sehat, percaya diri, dan sikap optimis.

Seorang entrepreneur, menurutnya, harus bermimpi tentang meraih kesuksesan bisnis. Ini membantu mengarahkan fokus membangun bisnis yang kuat dan berkelanjutan.

Istia Budi menerima sertifikat penghargaan sebagai pemateri, diberikan oleh Muh. Takwin, M.Si Kabid Koperasi dan Usaha Mikro DKUMPP Kota Bontang. Foto: Istimewa

Istia Budi menerima sertifikat penghargaan sebagai pemateri, diberikan oleh Muh. Takwin, M.Si Kabid Koperasi dan Usaha Mikro DKUMKMP Kota Bontang. Foto: Istimewa

Gabriela Sibarani menerima sertifikat penghargaan sebagai pemateri, diberikan oleh Zulkifli, SE Pejabat Fungsional Pengawas Koperasi Kota Bontang. Foto: Istimewa

Gabriela Sibarani menerima sertifikat penghargaan sebagai pemateri, diberikan oleh Zulkifli, SE Pejabat Fungsional Pengawas Koperasi Kota Bontang. Foto: Istimewa

Sesi bimbingan teknis kewirausahaan. Foto: Istimewa

Sesi bimbingan teknis kewirausahaan. Foto: Istimewa

Sementara itu, Gabriela mengatakan, tujuan kegiatan ini merupakan kontribusi kedua dosen dalam tridharma perguruan tinggi, yakni dalam rangka pengabdian kepada masyarakat, terutama dalam hal pendidikan dan pelatihan.

Dosen memberikan pelatihan yang diharapkan dapat bermanfaat bagi peserta, terutama pelaku usaha dan UMKM dalam memahami peran pentingnya meningkatkan produktivitas dan pendapatan hasil usahanya.

Ia menuturkan, dalam kesempatan ini dirinya memberikan bekal kepada para pelaku usaha Kota Bontang agar mampu melakukan Promosi dan Pemasaran melalui Digital Media.

Dosen muda yang menyebut dirinya Digipreneur dan Relawan TIK Kota Balikpapan ini menjadikan promosi dan pemasaran digital sebagai salah satu strategi yang populer dan efektif di era teknologi saat ini.

Gabriela mengungkap bagaimana saat ini memperoleh data. Ia kemudian menyajikan tools AI (Artificial Intelligence) yang dapat digunakan untuk membantu memecahkan masalah.

Secara teknis, Gabriela mengajak peserta memanfaatkan berbagai macam tools di Internet yang tersedia gratis. Di antaranya adalah Google Sites.

“Google Sites cocok digunakan untuk membuat situs web pribadi, situs tim, situs pendidikan, atau proyek-proyek kecil,” ujar Gabriela. Menurutnya, Google Sites mudah diakses dan dibagikan oleh pengguna dengan izin yang sesuai.

Selain itu, Gabriela mengajak para peserta untuk memanfaatkan media sosial. Salah satunya adalah memanfaatkan berbagai keunggulan yang dimiliki Facebook.

“Dua pertiga pengguna Facebook melaporkan mengunjungi halaman Facebook Bisnis lokal setidaknya sekali seminggu. Pasar digital ini benar-benar ramai,” ungkap Gabriela.

Untuk itulah, ia memberikan tips bagaimana memanfaatkan pemasaran digital dan membuat strategi pemasaran menggunakan Facebook.

“Setiap posting, setiap komentar, setiap iklan yang dibuat di Facebook pada akhirnya harus sesuai dengan tujuan Anda,” tuturnya.

Oleh karena itu, menurutnya, agar konten Facebook tetap berada pada jalurnya, ia menyarankan peserta membuat pernyataan misi Facebook yang sesuai dengan merek serta panduan gaya Facebook yang dapat menginformasikan tampilan, nuansa, dan suara yang konsisten untuk semua konten.

“Singkatnya, konten di Facebook harus konsisten dengan merek kita,” katanya.

Beberapa media sosial memiliki karakter dan cara yang berbeda dalam menyajikan konten. Instagram, misalnya, memiliki tombol untuk diklik agar audiens berinteraksi langsung di halaman profil.

Gabriela mengajak peserta bagaimana memanfaatkan dan mengeksplorasi berbagai fungsi dan fitur digital marketing pada media sosial, termasuk Search Engine Marketing yang sangat bermanfaat bagi pelaku usaha menjalankan promosi digital.

Bimbingan teknis kewirausahaan ini diikuti 29 peserta dari Anggota UMKM Kota Bontang. Dibuka sehari, mulai pukul 8.30 Wita dan berakhir pukul 16.00 Wita.

(SA/Kontributor)

Linda Fauziyah (tengah) bersama peserta pelatihan Manajemen Keuangan dari Dinas KPLH Kab. Kutai Barat, Kamis (18/4). Foto: Dok. Linda

UM – Dosen Universitas Mulia Dr. Linda Fauziyah Ariyani, S.Pd., M.Pd melaksanakan tugas memberikan pelatihan Manajemen Keuangan untuk Keberlanjutan Bisnis. Pelatihan diikuti 12 pegawai Bagian SDM dan Keuangan, Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) Batu Rook Dinas Kehutanan Kab. Kutai Barat, bertempat di Hotel Zurich Balikpapan, Kamis (18/4).

“Pelatihan manajemen keuangan bisnis ini fokus pada kegiatan pengelolaan keuangan pada perencanaan jangka pendek untuk mendukung pengambilan keputusan yang efektif dalam rangka mencapai tujuan operasional,” kata Linda.

Dengan pelatihan manajemen keuangan, Linda berharap operasional harian perusahaan akan semakin lancar dan penggunaan sumber daya keuangan dalam jangka pendek akan optimal.

Linda menerangkan, setidaknya ada dua jenis manajemen keuangan yang dibahas pada pelatihan ini, yakni manajemen keuangan taktis yang biasa di-handle oleh manajer keuangan tingkat operasional, dan manajemen keuangan strategis yang ditangani manajer tingkat atas.

Menurut Linda, manajemen keuangan taktis menangani penganggaran dan perencanaan keuangan jangka pendek, manajemen kas dan likuiditas, pengendalian biaya, manajemen piutang dan payable, manajemen risiko keuangan, dan kepatuhan regulasi.

Sedangkan manajemen keuangan strategis, lanjutnya, lebih fokus kepada peningkatan nilai perusahaan, pengelolaan risiko, alokasi sumber daya, dan keberlanjutan.

Peserta pelatihan dari Dinas KPLH Kab. Kutai Barat serius megnikuti pelatihan. Foto: Dok. Linda

Peserta pelatihan dari Dinas KPLH Kab. Kutai Barat serius megnikuti pelatihan. Foto: Dok. Linda

 

Linda Fauziyah saat memberikan pelatihan kepada peserta. Foto: Dok. Linda

Linda Fauziyah saat memberikan pelatihan kepada peserta. Foto: Dok. Linda

“Nah, disinilah pentingnya implementasi manajemen keuangan strategis dengan menggunakan integrasi dan strategi bisnis, Teknologi dan Sistem Informasi, dan pembelajaran dan adaptasi terhadap perkembangan zaman,” terangnya.

“Misalnya, kita mendapatkan proyek pengembangan tanah warisan, tapi malah habis tak tersisa. Ini menunjukkan sebagian besar orang tidak gagal dalam memperoleh uang, tapi justru gagal mengelola keuangan,” ujarnya.

Maka, menurutnya, disinilah pentingnya memahami manajemen keuangan dengan baik untuk meningkatkan profitabilitas, kestabilan keuangan, pengambilan keputusan, kepatuhan hukum dan etika, peningkatan kepuasan stakeholder, peningkatan kinerja, hingga pengurangan risiko.

“Uang tidak merubah seseorang, namun uang menunjukkan diri seseorang yang sebenarnya,” tuturnya.

Ketika ditanya apa harapan setelah mengikuti pelatihan, Linda mengatakan dirinya berharap peserta menjadi lebih terampil melakukan pengelolaan keuangan.

“Tentu saja, saya berharap mereka lebih terampil dalam melakukan pengelolaan keuangan, baik taktis maupun strategis di bagian masing-masing. Dan semoga kerjasama dengan Universitas Mulia bisa terus ditingkatkan dalam bidang lainnya,” pungkasnya.

(SA/Kontributor)

Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa'i, M.Si ketika memaparkan rubrik PO BKD dan PAK kepada dosen Universitas Mulia, Jumat (23/2). Foto: SA/Kontributor

UM – Rektor Prof. Dr. Ir Muhammad Ahsin Rifa’i, M.Si terus mendorong para dosen untuk meningkatkan kapasitas berdasarkan Rubrik Pedoman Operasional (PO) Beban Kerja Dosen (BKD) dan Penilaian Angka Kredit (PAK). Hal ini disampaikan dalam pelatihan daring dan luring, bertempat di Ruang Eksekutif Universitas Mulia, Jumat (23/2).

“Saya pernah melihat ketika kuliah dulu, dosen mengajar dengan materi itu. Setelah saya selesai dan sarjana, dosen itu masih mengajar dengan materi yang sama, tidak berubah. Nah, inilah pentingnya dosen harus meningkatkan kapasitas melalui penelitian dan pengabdian masyarakat,” tutur Prof. Ahsin, saat apel pagi pada Senin (19/2).

Untuk itu, Rektor mendorong agar dosen mengetahui bagaimana pentingnya meningkatkan diri dengan mengetahui penilaian BKD maupun PAK. Pada dasarnya, prinsip penilaian berdasarkan rubrik PO BKD dan PAK dilakukan oleh asesor yang berkompeten sesuai bidang keahliannya.

Dosen yang sedang dinilai harus memahami bagaimana mengisi data portofolio laporan BKD/LKD (Laporan Kinerja Dosen) dalam aplikasi BKD Sister. Prof. Ahsin kemudian memaparkan beberapa poin penting berdasarkan rubrik PO BKD/PAK agar dosen membaca lebih cermat.

“Jadi, kalau misalkan Pak Zul, tiba-tiba ada orang minta tolong review makalah, maka itu nanti masuk di penunjang, karena hanya minta me-review satu makalah saja, satu artikel saja, bukan sebagai resmi di dalam lamannya itu,” terang Prof. Ahsin.

Dosen diimbau meningkatkan publikasi hasil penelitiannya, baik ke dalam jurnal internasional maupun nasional. Apalagi memiliki hak cipta atau paten. Hal ini lantaran memiliki nilai kredit yang lebih besar jika dibanding hanya sekadar mengajar kuliah dan membimbing mahasiswa.

“Jadi, gampang sekali sebenarnya mencari-cari nilai kredit ini. Kalau cari saja yang paten-paten, itu yang diusahakan. Kalau mengajar itu sedikit sekali nilainya, membimbing sedikit sekali,” ujarnya.

Oleh karena itu, dosen harus memahami bahwa setiap aktivitasnya dalam melaksanakan tridharma perguruan tinggi, yakni pendidikan, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat memiliki nilai yang dapat diakui sebagai portofolio.

“Yang penting ada SK-nya,” tutur Prof. Ahsin, selalu mengingatkan.

“Kadang-kadang juga dinilai oleh asesor salah. Nah, di tempat kita ada masa sanggah selama satu minggu. Kok ini dinilai keliru, atau kalau misalkan salah kamar, seharusnya buku monograf ditaruhnya di tempat lain, kan jadi nol,” terangnya. Untuk itu, ia berharap kesalahan pengisian tersebut dapat segera diperbaiki.

Dr. H. Sudarmo, S.H., M.M ketika memaparkan rubrik PO BKD dan PAK kepada dosen Universitas Mulia, Jumat (23/2). Foto: SA/Kontributor

Dr. H. Sudarmo, S.H., M.M ketika memaparkan rubrik PO BKD dan PAK kepada dosen Universitas Mulia, Jumat (23/2). Foto: SA/Kontributor

Sementara itu, Dr. Sudarmo, narasumber pelatihan yang kedua yang akan menjadi asesor internal penilaian angka kredit internal, menyarankan agar para dosen betul-betul memperhatikan pengisian BKD dan PAK masing-masing.

“Karena nanti akan dinilai oleh orang lain lagi, selain daripada asesor satu dan dua, nanti akan dinilai oleh tim PAK,” tutur Dr. Sudarmo. Ia berharap para dosen siap dinilai dalam dua kali.

Sebagai asesor untuk internal, ia akan melakukan koreksi terlebih dahulu, apakah sudah sesuai atau belum. “Tetapi koreksi itu tidak kita cantumkan di dalam rubriknya. Kita bisa screenshot, lalu kita kirimkan lewat email, ini loh diperbaiki, ini loh yang kurang,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Dr. Sudarmo mengingatkan kembali agar setiap kali aktivitas dosen dalam melaksanakan tridharma perguruan tinggi harus disertai dengan surat tugas.

Ketika melaksanakan pengabdian kepada masyarakat, misalnya, maka dalam menyusun laporan kegiatan harus dilengkapi halaman cover, kata pengantar, daftar isi, pendahuluan, isi, penutup, dan lampiran pendukung seperti surat tugas, daftar hadir, foto, materi dan/atau bukti kegiatan yang menunjukkan peran masing-masing dosen dengan jelas.

Ia menambahkan, meskipun kegiatan dilaksanakan oleh beberapa dosen, laporan harus dibuat sendiri-sendiri dan kum utuh dibagi sejumlah dosen berdasarkan jumlah maksimal kum.

“Jadi, kalau Bapak Ibu melaksanakan pekerjaan tanpa Surat Tugas, maka itu tidak berlaku di dalam BKD, penilaian tidak akan berlaku,” tutupnya.

(SA/Kontributor)

Tampak Rektor Prof. Dr. Ir. Mhummad Ahsin Rifa'i turut hadir bersama Direktur Eksekutif Yayasan Airlangga Dr. Agung Sakti Pribadi bersama Manajer HRD BPH Yayasan Airlangga Ny. Ririn Kusdyawati, S.H., M.M, narasumber dan peserta pelatihan. Foto: Istimewa

UM – Dalam rangka meningkatkan layanan akademik, Universitas Mulia menggelar pelatihan Basic Mentality for Excellence untuk staf dan tenaga kependidikan. Pelatihan digelar selama dua hari, 5-6 Desember 2023, berlangsung di Ruang Eksekutif White Campus, Jalan Letjen Zaini Azhar Maulani, Kel. Damai Bahagia, Balikpapan, Kalimantan Timur.

Rektor Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i, M.Si dalam sambutan mengawali pembukaan, mengatakan bahwa pelatihan sangat penting dan dibutuhkan para staf dan tenaga kependidikan untuk menunjang pelayanan di lingkungan Universitas Mulia.

“Pelatihan ini penting bagi para staf dan karyawan dalam memberikan layanan dengan sikap dan pelayanan terbaik sebagai representasi dari Universitas Mulia,” tutur Rektor.

Dengan pelatihan, Ia berharap seluruh staf dan karyawan, mulai dari pegawai security hingga staf administrasi Front Office memilki sikap dan pengetahuan yang tinggi sebagai garda terdepan dalam memberikan layanan untuk sivitas akademika dan stakeholder.

Dalam kesempatan ini, turut hadir Direktur Eksekutif Yayasan Airlangga Dr. Agung Sakti Pribadi bersama Manajer Human Resources Development (HRD) Badan Pengurus Harian (BPH) Yayasan Airlangga Ny. Ririn Kusdyawati, S.H., M.M.

“Masa depan Universitas Mulia akan banyak tergantung pada anak-anak muda, karena itu pembekalan terhadap para peserta adalah bagian dari mempersiapkan masa depan,” tutur Dr. Agung Sakti.

Ny. Ririn Kusdyawati menambahkan, ia berharap kegiatan pelatihan ini tidak berhenti hanya untuk Universitas Mulia saja, tetapi juga untuk para staff di divisi lain di lingkungan Yayasan Airlangga.

Yusuf Wibisono dalam pelatihan ini memberikan materi tentang Building a Proactive Personality, Seek First to Understand Then To Be Understood, Begin With The End In Mind, Put First Thing First, dan Building Synergy Within A Team. Foto: Istimewa

Yusuf Wibisono dalam pelatihan ini memberikan materi tentang Building a Proactive Personality, Seek First to Understand Then To Be Understood, Begin With The End In Mind, Put First Thing First, dan Building Synergy Within A Team. Foto: Istimewa

Pujiati dalam pelatihan ini memberikan materi tentang - Emotional Intelligence dan Service Excellence in Education. Foto: Istimewa

Pujiati dalam pelatihan ini memberikan materi tentang – Emotional Intelligence dan Service Excellence in Education. Foto: Istimewa

Narasumber Yusuf Wibisono dan Pujiati bersama peserta pelatihan Basic Mentality for Excellence Angkat I Universitas Mulia. Foto: Istimewa

Narasumber Yusuf Wibisono dan Pujiati bersama peserta pelatihan Basic Mentality for Excellence Angkat I Universitas Mulia. Foto: Istimewa

Sementara itu, panitia pelatihan mendatangkan dua orang ahli yang sudah berpengalaman sebagai narasumber di bidang pengembangan Sumber Daya Manusia, yakni Yusuf Wibisono, S.E., M.T.I dan Pujiati, S.E., M.M.

Yusuf Wibisono mengatakan bahwa tujuan diselenggarakan pelatihan adalah untuk memberikan pembekalan sikap, motivasi, dan perilaku positif staf dan tenaga kependidikan dalam memberikan pelayanan prima di lingkungan Universitas Mulia.

“Staf dan tendik adalah ujung tombak dalam memberikan pelayanan kepada mahasiswa, dosen, dan tamu universitas. Penting bagi mereka untuk memiliki pengetahuan tentang bagaimana memberikan pelayanan terbaik,” tutur Yusuf Wibisono.

Meski demikian, tambahnya, baginya yang lebih penting lagi adalah sikap mental yang baik yang dimiliki setiap staf dan tenaga kependidikan dibalik memberikan pelayanan tersebut.

“Di dalam pelatihan ini, peserta dibekali pada hal-hal yang terkait dengan mentalitas dasar dalam membentuk perilaku yang baik. Dari 24 peserta, ada 19 yang berhasil menyelesaikan hingga tuntas pelatihan ini,” ungkap Wakil Rektor Bidang Sumber Daya ini.

Materi yang dipaparkan Yusuf Wibisono antara lain Building a Proactive Personality, Seek First to Understand Then To Be Understood, Begin With The End In Mind, Put First Thing First, dan Building Synergy Within A Team.

Sedangkan Pujiati membahas tentang Emotional Intelligence dan Service Excellence in Education.

Usai pelatihan, aktivitas peserta terus dipantau perkembangannya dan dibimbing dalam meningkatkan kapasitas masing-masing. Pelatihan Angkatan I BMSE ini berakhir Rabu (6/12). Direncanakan akan dibuka angkatan berikutnya, baik untuk Universitas Mulia maupun untuk divisi lainnya di bawah naungan Yayasan Airlangga.

(SA/Puskomjar)

Mundzir saat memberikan pelatihan pemanfaatan AI untuk mendukung strategi pembelajaran guru di SMP Negeri 6 Balikpapan, Sabtu (16/9). Foto; dok. Mundzir

UM – Dosen Program Studi Sistem Informasi Mundzir, S.Kom., M.T melaksanakan penugasan sebagai narasumber Workshop Pemanfaatan Kecerdasan Artifisial (AI) untuk mendukung strategi pembelajaran guru. Workshop diselenggarakan oleh SMP Negeri 6 Balikpapan, Sabtu (16/9).

“Materi yang dipaparkan adalah seputar pemanfaatan tools Artificial Intelligence (AI) dalam rangka meningkatkan kreatifitas dan efektifitas pembelajaran di sekolah termasuk untuk mendukung pembuatan bahan ajar,” tutur Mundzir kepada media ini.

Menurut Mundzir, workshop diikuti kurang lebih 40 orang peserta. “Baik guru maupun kepala sekolah mengikuti workshop ini secara aktif menerapkan tools AI, baik text, audio, video, maupun gambar atau picture,” terang Mundzir.

Mundzir menerangkan, teknologi AI saat ini hadir dengan berbagai macam fitur, fungsi, dan tampilan yang baru. Pemanfaatan yang benar dan cara yang benar semakin memberikan dampak pada banyak aspek kehidupan manusia, termasuk dalam pendidikan.

“Pemanfaatan AI saat ini bukan lagi penting, tetapi sudah menjadi kebutuhan primer atau kebutuhan pokok dalam teknologi pendidikan. Oleh karena itu, jika pemanfaatannya benar, caranya benar, maka akan memberikan dampak positif bagi kehidupan manusia di masa yang akan datang,” terang Mundzir.

Mundzir menerima bingkisan dari Kepala SMP Negeri 6 Balikpapan Suwiyadi, M.Pd usai melaksanakan Workshop, Sabtu (16/9). Foto: dok. Mundzir

Mundzir menerima bingkisan dari Kepala SMP Negeri 6 Balikpapan Suwiyadi, M.Pd usai melaksanakan Workshop, Sabtu (16/9). Foto: dok. Mundzir

Foto bersama peserta guru wanita. Foto: dok. Mundzir

Foto bersama peserta guru wanita. Foto: dok. Mundzir

Foto bersama peserta guru laki-laki. Foto: dok. Mundzir

Foto bersama peserta guru laki-laki. Foto: dok. Mundzir

Menurutnya, sekolah di masa sekarang harus betul-betul mampu memanfaatkan kehadiran banyaknya teknologi yang memudahkan pekerjaan guru, siswa, kepala sekolah, hingga kemudahan orang tua siswa dalam mengontrol belajar putra-putrinya.

Sekolah bisa memanfaatkan aplikasi, media, atau tools yang dapat mengotomatisasikan tugas-tugas dan memberikan umpan balik, mengelola materi pembelajaran, sampai dengan menyelaraskan kurikulum dengan kebutuhan siswa.

“AI dapat menganalisis kemampuan dan kebutuhan setiap siswa secara individual. Dengan informasi ini, guru dapat menyesuaikan kurikulum dan materi pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan masing-masing siswa sehingga diharapkan dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran,” terang Mundzir.

Dalam workshop ini, Mundzir memberikan pelatihan bagaimana memanfaatkan tools AI untuk mendukung strategi pembelajaran, baik menggunakan perangkat laptop atau komputer maupun menggunakan telepon cerdas (Smartphone).

Pada sesi berikutnya, Mundzir membantu narasumber berikutnya dalam pelatihan pembuatan dan pengelolaan website.

Usai workshop, Kepala SMP 6 Balikpapan Suwiyadi, M.Pd mengucapkan terima kasih kepada Mundzir yang telah membantu membimbing para guru memanfaatkan teknologi AI dalam mendukung strategi pembelajaran di kelas.

(SA/Puskomjar)

Muhammad Yani saat bersama Kepala SMK Negeri 2 Sangatta Utara Puji Rahayu Effendi, M.Pd bersama Wakil Kepala Sekolah dan para guru. Foto: dok. Muhammad Yani

UM – Dosen Program Studi Di luar Kampus Utama (PSDKU) Samarinda Muhammad Yani, S.Kom., M.T.I menjadi narasumber Workshop Pembuatan Media Pembelajaran Menyenangkan berbasis Teknologi Informasi, bertempat di SMK Negeri 2 Sangatta Utara, Kamis (5/10).

Workshop diikuti 40 orang guru SMK Negeri 2 Sangatta Utara yang juga merupakan SMK Pusat Keunggulan (SMKPK) di Kabupaten Kutai Timur.

Untuk melaksanakan kegiatan tersebut, Muhammad Yani mengatakan dirinya mendapatkan penugasan untuk melaksanakan pengabdian kepada masyarakat menjadi narasumber workshop pembuatan media pembelajaran di sekolah tersebut.

Muhammad Yani merasakan surprise lantaran untuk pertama kalinya dirinya menumpangi kendaraan hybrid yang mulai banyak digunakan di daerah pelosok di Kalimantan Timur.

“Saya dijemput dari Samarinda. Berangkat hari Rabu (4/10) siang, pulang Kamis (5/10) sore kemarin. Alhamdulillah, merasakan naik mobil hybrid,” kata Muhammad Yani sembari tersenyum.

Sebagaimana diketahui, mobil hybrid merupakan kendaraan yang menggunakan sistem penggerak dari dua sumber energi, yaitu bahan bakar yang diolah pada mesin pembakaran dalam dan listrik dari baterai yang diproses motor listrik.

Sampai di lokasi kegiatan, dirinya disambut hangat Kepala SMKN 2 Sangatta Utara Puji Rahayu Effendi, M.Pd bersama para guru. “Sambutan sangat baik,” ujar Muhammad Yani.

Saat pelaksanaan workshop pembuatan media pembelajjaran. Foto: dok. Muhammad Yani

Saat pelaksanaan workshop pembuatan media pembelajjaran. Foto: dok. Muhammad Yani

Muhammad Yani bersama Abdul Rahman Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum, saat menggunakan mobil hybrid. Foto: dok. Muhammad Yani

Muhammad Yani bersama Abdul Rahman Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum dan mobil hybrid. Foto: dok. Muhammad Yani

Pada workshop tersebut, Yani memberikan materi pelatihan seputar bagaimana membuat presentasi dan video pembelajaran menggunakan perangkat lunak Canva.

“Kami optimalisasikan akun belajar.id yang telah difasilitasi oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Guru-guru di Indonesia, termasuk kepala sekolah, dan siswa-siswi mulai jenjang TK sampai dengan SMA dan yang sederajat menggunakan platform belajar.id,” terang Muhammad Yani.

Hasil pembuatan video pembelajaran masing-masing guru pada workshop tersebut kemudian disimpan di YouTube dan dibagikan pada Platform Merdeka Mengajar Kemdikbudristek RI.

“Kami upload di YouTube, selanjutnya dibagikan ke dalam Platform Merdeka Mengajar (PMM) dalam bentuk Bahan Ajar Digital. Dari PMM, para guru bisa belajar, mengajar, dan berkarya,” tutur Yani.

Meski demikian, Yani menerangkan bahwa karya video pembelajaran tersebut hanya dapat dilihat atau diakses oleh pengguna atau user yang telah memasang (install) atau memiliki akses PMM. “Alhamdulillah,” pungkas Yani.

(SA/Puskomjar)

Pelatihan Pemanfaatan AI untuk Bahan Ajar Guru. Foto: Humas

UM, Humas – Sabtu, 2 September 2023 Universitas Mulia bekerjasama dengan Ikatan Alumni Universitas Negeri Malang Wilayah Balikpapan telah melaksanakan kegiatan Pelatihan Pemanfaatan Teknologi Artificial Intelegence (AI) Untuk Pengembangan Bahan Ajar Guru . Kegiatan ini dibuka oleh Direktur Eksekutif Pendidikan Yayasan Airlangga Balikpapan, Bapak Dr. Agung Sakti Pribadi, S.H., M.H dan Ketua IKA  – Universitas Negeri Malang Wilayah Balikpapan, Ibu Dra, Ririen Friedayati. Harapan bapak Agung Sakti Pribadi terhadap Kerjasama yang berjalan antara universitas mulia Balikpapan dan Ikatan alumni Universitas Negeri Malang dapat menciptakan sinergi dan saling melengkapi dalam Tri Dharma perguruan tinggi.

Tema yang disampaikan pada kegiatan pelatihan ini diterima dengan penuh antusias oleh seluruh peserta dan sangat diperlukan dalam pengembangan bahan ajar di Era teknologi masa kini .Pelatihan ini  Terdapat dua pemateri atau narasumber  yakni Dr. Linda Fauziyah Ariyani, S.Pd., M.Pd (Praktisi Pendidikan sekaligus Kepala LSP dan Pengembangan Pendidikan Universitas Mulia) dan pemateri kedua oleh Mundzir, S.Kom., M.T (IT Manager dan Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Univ.Mulia) , Dalam implementasi pendidikan masa kini tidak lepas terhadap teknologi terutama dalam penyampaian materi bahan ajar banyak para guru dan dosen menggunakan fasilitas AI dan berbasis online . Murid -murid dan mahasiswa juga terbantu dengan media ajar yang inovatif dan mudah didapatkan. Selain itu pemateri berharap agar hasil dari kegiatan ini dapat diimplementasikan dalam pengembangan belajar mengajar dilingkungan sekolah dan perguruan tinggi masing-masing serta dapat menjadi bahan pengetahuan kepada peserta yang hadir dari lingkup Pendidikan.

Kegiatan yang dilaksanakan di Hotel Zurich Balikpapan ini mendapatkan antusiasme yang besar dari  peserta  yang dihadiri oleh 33  institusi sekolah dan perguruan tinggi di Kota Balikpapan, Kota Samarinda, Kab.PPU, Kab.Paser sangat beragam dan memiliki kesan yang baik terhadap kegiatan yang berlangsung salah satu nya adalah testimoni yang disampaikan oleh salah satu peserta yang mengikuti acara ini bahwa kegiatan yang diikuti sangat  inspiratif dan sangat bermanfaat sehingga akan  dipraktekan dalam membuat bahan ajar di sekolah masing-masing.

(WN/ Humas UM)