“Momentum 1 Muharram mengingatkan kita bahwa dakwah bukan sekadar menyampaikan, tetapi menghidupkan nilai Islam dalam sikap sehari-hari—sebuah hijrah dari apatis menjadi peduli, dari konsumtif menjadi produktif, dan dari egois menjadi kontributif.” Isa Rosita, S.Kom., M.Cs.

Humas Universitas Mulia, 28 Juni 2025 — Menyambut Tahun Baru Islam 1 Muharram, Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Al-Izzah Mahasiswa Universitas Mulia (UM) menggelar Tabligh Akbar bertema “Generasi Berhijrah: Dari Kebiasaan Buruk Menuju Keberkahan Hidup.” Kegiatan ini tak hanya menjadi agenda rutin keagamaan, tetapi juga bagian dari upaya membangun karakter mahasiswa berbasis nilai-nilai Islam.

Para jama’ah perempuan melakukan registrasi peserta Tabligh Akbar, disambut ramah oleh panitia akhwat pejuang dakwah LDK Al-Izzah.

Isa Rosita, S.Kom., M.Cs., selaku Dosen Pembina LDK Al-Izzah, menegaskan bahwa filosofi utama dalam membimbing mahasiswa adalah menempatkan kegiatan keagamaan bukan sekadar ritual, melainkan sarana pembentukan karakter.

Ketua LAZ Nurul Hayat Kota Balikpapan, Kang Adib, memberikan sambutan pada pembukaan Tabligh Akbar. Semoga Nurul Hayat semakin luas menebar manfaat dan terus berkolaborasi di jalan dakwah bersama Al-Izzah UM. Aamiin.

“Saya berusaha mengajak mahasiswa melihat program kerja mereka sebagai media belajar bertanggung jawab, memperkuat akhlak mulia, dan membangun ukhuwah. Dakwah bukan hanya menyampaikan, tetapi juga menghidupkan nilai Islam dalam sikap sehari-hari,” ujar Ibu Isa.

Ia mencontohkan, kolaborasi menjadi kunci dakwah yang berdampak. Tabligh Akbar kali ini turut melibatkan tiga lembaga sekaligus: DKM Masjid Jami’ Nurul Iman, LAZ Nurul Hayat Kota Balikpapan, dan Human Initiative. “Semakin banyak pihak yang diajak berkolaborasi, semakin luas jangkauan dakwahnya. Dakwah itu kerja bersama, amal jama’i,” tambahnya.

Para akhwat pejuang dakwah LDK Al-Izzah berpose bersama sesaat sebelum Tabligh Akbar 1 Muharram dimulai.

1 Muharram: Momentum Hijrah Mahasiswa

Dalam konteks pendidikan tinggi, Isa menekankan bahwa 1 Muharram harus dimaknai lebih dari sekadar penanggalan baru. “1 Muharram adalah simbol hijrah, bukan hanya secara geografis, tetapi juga spiritual dan moral. Di kampus, momentum ini relevan untuk mengajak mahasiswa hijrah dari apatis menjadi peduli, dari konsumtif menjadi produktif, dan dari egois menjadi kontributif,” terangnya.

Ketua LDK Al-Izzah Universitas Mulia menyampaikan sambutan sebagai Ketua Panitia Tabligh Akbar.

Tema yang diangkat, “Generasi Berhijrah,” menurutnya sejalan dengan visi membangun generasi muda kuat karakter dan tangguh secara intelektual.

Tantangan Dakwah di Era Digital

Meskipun demikian, Isa tak menutup mata terhadap tantangan dakwah di era digital yang penuh disrupsi nilai. Menurutnya, tantangan terberat adalah menjaga keseimbangan antara substansi dakwah dan penyajian yang relevan bagi generasi digital.

“Informasi sekarang cepat tapi seringkali dangkal. Kami berusaha agar dakwah tetap mendalam, solutif, tapi juga menarik. Tantangan lain adalah menjaga ukhuwah di tengah kecenderungan individualisme digital dan apatisme mahasiswa,” ungkapnya.

Strategi Agar Dakwah Merangkul Semua

Agar kegiatan spiritual tak hanya diminati oleh mahasiswa yang aktif rohani, strategi inklusif diterapkan melalui tema universal dan pendekatan kreatif. “Kami selalu mengangkat tema yang lintas disiplin atau isu sosial. Kegiatan dakwah juga kami kolaborasikan dengan media digital, sosial media, hingga teknologi interaktif agar lebih merangkul semua mahasiswa,” jelasnya.

Para aktivis dakwah dari Nurul Hayat turut hadir mendukung Tabligh Akbar di Masjid Nurul Iman.

Peran Strategis LDK

Lebih jauh, Ibu Isa melihat LDK berperan strategis dalam mendukung misi UM sebagai institusi pencetak intelektual beretika dan bermoral.

“LDK adalah ruang pembinaan karakter yang mendalam. Mahasiswa belajar kepekaan sosial, integritas, dan tanggung jawab moral. Ini sejalan dengan misi universitas: mencetak intelektual yang kompeten, berjiwa pemimpin, dan berakhlak mulia,” ujarnya.

Sinergi Berkelanjutan

Agar agenda dakwah kampus tak hanya insidental, Ibu Isa menekankan pentingnya sinergi pembina, kampus, dan mahasiswa. “Sinergi ideal terbentuk jika ada komunikasi terbuka dan dukungan struktural dari kampus. Pembina menjadi jembatan antara idealisme mahasiswa dan kebijakan kampus. Ketika visi kita sama, maka keberlanjutan bukan hal yang sulit dicapai,” pungkasnya.

Jamaah ikhwan dari kalangan mahasiswa, pengurus masjid, dan warga sekitar hadir memenuhi shaf Tabligh Akbar.

Kegiatan Tabligh Akbar 1 Muharram ini menjadi bukti nyata komitmen Al-Izzah UM, bersama mitra seperti LAZ Nurul Hayat, untuk menanamkan nilai hijrah dan semangat perubahan di hati generasi muda—bahwa dakwah bukan hanya panggung ceramah, tetapi panggilan hidup untuk berbuat nyata.

Humas UM (YMN)

“Kami ingin mahasiswa belajar tidak hanya dari buku, tapi dari peluh, kegigihan, dan dapur bisnis yang sesungguhnya.”  — Dr. Linda Fauziyah Ariyani, S.Pd., M.Pd., Kepala Inkubator Bisnis Universitas Mulia

Humas Universitas Mulia, 27 Juni 2025— Sebagai bagian dari pembelajaran kontekstual dan penguatan ekosistem kewirausahaan kampus, mahasiswa Universitas Mulia melakukan kegiatan Business Visit ke salah satu jaringan kuliner nasional ternama, Waroeng Steak. Kegiatan ini berlangsung dalam suasana interaktif dan inspiratif, mempertemukan mahasiswa dengan dunia usaha secara langsung dan nyata.

Kepala Inkubator Bisnis Universitas Mulia, Dr. Linda Fauziyah Ariyani, M.Pd., menjelaskan bahwa pemilihan Waroeng Steak sebagai destinasi bukan tanpa alasan. “Waroeng Steak adalah UMKM yang mampu bertahan lebih dari dua dekade. Saat ini telah menjadi grup perusahaan yang menaungi beberapa usaha dan memiliki lebih dari 120 cabang di seluruh Indonesia,” ungkapnya.

Mahasiswa Universitas Mulia saat mengikuti kegiatan Business Visit yang diselenggarakan oleh Inkubator Bisnis UM di Waroeng Steak. Kegiatan ini merupakan bagian dari pembelajaran kontekstual untuk mengasah kompetensi kewirausahaan secara langsung di dunia usaha.

Pembelajaran Kontekstual yang Mengasah Mental Wirausaha

Business visit ini merupakan bagian dari pembelajaran mata kuliah Manajemen Koperasi dan UMKM serta Manajemen Inovasi. Menurut Dr. Linda, kunjungan semacam ini menghadirkan pembelajaran yang lebih bermakna karena mahasiswa tidak hanya menerima materi di ruang kelas, tetapi juga bersentuhan langsung dengan realitas industri.

“Ini adalah bentuk experiential learning yang kami dorong. Selain sesi sharing bersama pelaku usaha, mahasiswa juga diajak berkeliling ke dapur produksi dan menjelajahi setiap sudut ruangan operasional di Waroeng Steak,” jelasnya.

Kegiatan ini dirancang untuk menumbuhkan sejumlah kompetensi strategis, antara lain: kemampuan mengelola usaha, menciptakan inovasi, memahami budaya organisasi, serta ketahanan bisnis. Hal ini, menurut Dr. Linda, merupakan inti dari pembangunan karakter entrepreneur sejati.

Usai sesi diskusi serius, para mahasiswa tak melewatkan kesempatan untuk mencicipi steak dan aneka kudapan khas Waroeng Steak. Bukan hanya ilmunya yang diserap, tapi juga rasanya yang ‘diendapkan’. Belajar bisnis sambil kenyang: inilah kurikulum yang disukai semua orang!

Dari Observasi Menuju Aksi dan Inspirasi

Tidak hanya menjadi sarana observasi, business visit ini juga merupakan bagian dari metode penilaian pembelajaran berbasis studi kasus. “Kami menggunakan pendekatan analisis terhadap perusahaan-perusahaan nyata sebagai bagian dari evaluasi akademik. Hal ini memperkuat relevansi kurikulum dengan dunia usaha,” imbuhnya.

Mahasiswa yang mengikuti kunjungan ini menunjukkan antusiasme tinggi. Banyak dari mereka aktif bertanya tentang strategi bisnis, inovasi produk, hingga pengelolaan sumber daya manusia. Bahkan, menurut Dr. Linda, kegiatan ini memberi dorongan nyata bagi mahasiswa yang telah memiliki usaha untuk mengembangkan bisnis mereka lebih jauh.

“Salah satu indikator keberhasilan kegiatan ini adalah munculnya motivasi baru dari mahasiswa untuk memulai atau mengembangkan usaha yang mereka miliki. Ini adalah bentuk learning outcome yang sangat nyata,” ujarnya.

Waroeng Steak sebagai Benchmark Bisnis

Dr. Linda menegaskan bahwa Waroeng Steak merupakan contoh nyata benchmark model bisnis yang relevan untuk startup mahasiswa. Ketangguhan bisnis yang telah bertahan lebih dari 20 tahun, khususnya di sektor kuliner yang sangat kompetitif, menjadi studi kasus yang sangat kaya.

“Tidak banyak UMKM di sektor kuliner yang mampu bertahan sejauh ini. Maka, kami ingin mahasiswa belajar langsung dari pelaku yang telah membuktikan resiliensinya dalam menghadapi tantangan pasar dan dinamika usaha,” katanya.

Foto bersama Manager Waroeng Steak dan Dr. Linda (tengah), Kepala Inkubator Bisnis UM, bersama para mahasiswa peserta business visit. Kolaborasi akademik dan industri yang hangat, inspiratif, dan (tentu saja) penuh cita rasa.

Menuju Kolaborasi Strategis dan Publikasi Akademik

Dalam jangka panjang, Dr. Linda menyebutkan bahwa Universitas Mulia sangat terbuka untuk menjalin kerja sama dengan Waroeng Steak, baik dalam bentuk program magang, mentoring, riset, maupun rekrutmen.

Selain itu, kegiatan seperti ini juga akan didokumentasikan sebagai bagian dari studi kasus lokal yang dapat digunakan dalam materi ajar maupun publikasi kampus. “Dengan publikasi, kita bisa memperkuat brand image Universitas Mulia sebagai kampus yang tidak hanya kuat secara teori, tetapi juga relevan dalam praktik,” pungkasnya.

Pesan untuk Mahasiswa: Mulailah Usahamu, Sekarang!

Di akhir wawancara, Dr. Linda memberikan pesan inspiratif kepada mahasiswa. “Bisnis hari ini sangat terbuka di bidang apapun, apalagi dengan dukungan teknologi.

Siapapun bisa memulai, asal ada kemauan. Saya berharap akan muncul lebih banyak ide usaha kreatif dari mahasiswa Universitas Mulia,” tuturnya.

Ia juga menekankan bahwa pendidikan kewirausahaan bukan hanya soal keterampilan, tetapi juga soal mindset. “Kita ingin membangun mental wirausaha dalam diri mahasiswa. Itu yang akan menjadi bekal jangka panjang,” tutupnya.

Humas UM (YMN)

“Debat ini bukan ajang saling menjatuhkan, tapi ruang membangun gagasan dan menunjukkan integritas. Inilah proses lahirnya pemimpin muda yang siap merangkul, bukan memecah.”
Prof. Dr. Ir. H. Muhammad Ahsin Rifa’i, M.Si., Rektor Universitas Mulia

Humas Universitas Mulia, 26 Juni 2025 – Suasana semangat dan antusiasme mewarnai gelaran debat Calon Presiden Mahasiswa Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Mulia, sebuah forum yang tidak hanya menjadi bagian dari tahapan Pemira, tetapi juga menjadi cermin hidupnya budaya demokrasi di lingkungan kampus.

Para pimpinan Universitas Mulia, dosen pembina kemahasiswaan, panitia Pemira, para calon Presiden dan Wakil Presiden Mahasiswa, serta ratusan mahasiswa menyanyikan lagu Indonesia Raya pada seremonial pembukaan debat Presma.

Dalam sambutannya, Rektor Universitas Mulia, Prof. Dr. Ir. H. Muhammad Ahsin Rifa’i, M.Si., menegaskan bahwa debat ini merupakan ajang strategis dalam membentuk karakter dan kapasitas kepemimpinan mahasiswa.

“Debat ini bukan sekadar formalitas, tetapi perwujudan konkret dari demokrasi kampus—tempat di mana gagasan diuji, visi diuji, dan integritas diperlihatkan,” ujarnya di hadapan para pimpinan universitas, dosen pembina kemahasiswaan, panitia Pemira, para calon presiden dan wakil presiden mahasiswa, serta ratusan mahasiswa yang hadir.

Menurut Rektor, forum debat semacam ini bukan hanya melatih keberanian berbicara, tetapi juga menanamkan nilai-nilai luhur pendidikan tinggi seperti kebebasan berpendapat, penghargaan terhadap keberagaman pandangan, dan keberanian menyampaikan kebenaran secara santun. Hal ini sejalan dengan semangat Universitas Mulia yang mengusung technopreneurship dan keunggulan karakter sebagai pilar utama pembelajaran.

Ratusan mahasiswa Universitas Mulia dengan antusias mengikuti jalannya debat calon Presiden Mahasiswa di Ballroom Cheng Hoo Universitas Mulia.

Kepada para kandidat, Rektor menyampaikan pesan moral yang kuat agar debat dijadikan ajang membangun gagasan, bukan saling menjatuhkan.

“Gunakan kesempatan ini untuk membangun narasi kebaikan dan kolaborasi. Tunjukkan bahwa Anda siap memimpin dengan gagasan, bukan sekadar jargon,” tegasnya.

Tak kalah penting, Rektor juga mengajak seluruh mahasiswa untuk aktif terlibat dalam proses demokrasi kampus ini. Ia mendorong mahasiswa menjadi pemilih cerdas yang menilai calon berdasarkan visi, integritas, dan kesiapan memimpin. “Sebab kualitas BEM ke depan adalah cerminan dari pilihan kita hari ini,” tandasnya.

Para calon Presiden dan Wakil Presiden Mahasiswa berpose bersama usai sesi debat, menunjukkan semangat sportivitas dan kolaborasi.

Debat ini menjadi bagian penting dalam proses pembelajaran kepemimpinan mahasiswa yang kontekstual, membumi, dan relevan dengan tantangan zaman. Bagi Universitas Mulia, setiap forum seperti ini adalah bagian dari ruang tempa—menyiapkan generasi muda yang intelektual, berintegritas, dan siap bersaing di kancah global.

Kegiatan debat ditutup dengan semangat persatuan dan harapan bahwa siapa pun yang terpilih nantinya, akan menjadi pemimpin yang mampu merangkul, membangun, dan memajukan mahasiswa Universitas Mulia secara kolektif.

Humas UM (YMN)

Humas Universitas Mulia, 26 Juni 2025 — Debat calon Presiden Mahasiswa (Presma) yang digelar di Universitas Mulia tidak hanya menjadi ajang tahunan dalam rangkaian Pemilihan Raya (Pemira), tetapi telah menjelma menjadi ruang pembelajaran demokrasi substantif. Hal ini ditegaskan oleh Bapak Riski Zulkarnain, S.Pd., M.Pd., Kepala Bagian Kemahasiswaan dan Alumni , yang dimintai keterangan dalam rangka penguatan perspektif akademik terhadap kegiatan tersebut.

Suasana khidmat saat berlangsungnya seremonial pembukaan rangkaian kegiatan Pemilihan Raya Presiden Mahasiswa Universitas Mulia.

“Debat calon presiden mahasiswa merupakan laboratorium demokrasi yang sangat berharga di perguruan tinggi. Ini bukan sekadar ritual tahunan, melainkan proses pembelajaran yang mengajarkan kompetisi gagasan, transparansi, dan akuntabilitas publik,” ujarnya.

Menguji Gagasan, Melatih Kepemimpinan Intelektual

Menurut Riski, kualitas debat juga menjadi refleksi langsung dari proses pendidikan yang dijalankan universitas. Saat para kandidat mampu menyampaikan visi yang terstruktur, menawarkan solusi berbasis data, dan merespons pertanyaan dengan kedalaman analisis, saat itulah nalar kritis dan kepemimpinan intelektual mahasiswa benar-benar diuji.

Para mahasiswa menyanyikan lagu kebangsaan “Indonesia Raya” dengan penuh semangat pada pembukaan resmi debat calon Presiden Mahasiswa.

“Kepemimpinan intelektual tercermin dari kemampuan mengintegrasikan teori dengan praktik serta menghadirkan inovasi yang kontekstual,” imbuhnya.

Nilai-Nilai Demokrasi dan Ukuran Debat Berkualitas

Riski menekankan bahwa Pemira seharusnya menjadi wahana penanaman nilai-nilai utama: integritas, transparansi, inklusivitas, kolaborasi, serta orientasi terhadap kepentingan bersama. Ia juga menambahkan bahwa indikator debat berkualitas tidak hanya ditentukan oleh kemampuan retorika, tetapi lebih pada kedalaman substansi, respons kritis, serta konsistensi antara visi dan program kerja.

Dibandingkan dengan tahun sebelumnya, terdapat peningkatan dalam hal penguasaan data dan pendekatan berbasis bukti (evidence-based). Meski begitu, peningkatan keberanian dalam mengambil posisi yang benar walau tidak populer tetap menjadi catatan penting.

Lagu Mars Universitas Mulia menggema di ruang acara, dinyanyikan secara serempak sebagai bentuk kebanggaan dan semangat sivitas akademika.

Menata Format, Menembus Isu Nasional

Riski juga mengusulkan penyegaran pada format debat. Selain tanya jawab antar kandidat, penting untuk melibatkan audiens dan menguji kandidat dalam simulasi kasus nyata. Ia juga mendorong agar isu-isu yang diangkat melampaui urusan internal kampus, termasuk keterlibatan BEM dalam isu nasional dan global yang relevan dengan mahasiswa.

Para pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden Mahasiswa berpose bersama menjelang pemilihan, siap mengadu gagasan dan visi untuk kepemimpinan mahasiswa.

Presma sebagai Representasi dan Mitra Kritis

Menanggapi posisi strategis Presiden Mahasiswa, ia menyatakan bahwa pemimpin mahasiswa harus mampu memainkan dua peran sekaligus: menjadi representasi mahasiswa dan menjadi mitra kritis institusi.

“Presma adalah tangan kanan untuk kepentingan birokrasi dan tangan kiri untuk kepentingan mahasiswa. Komunikasi terbuka dan berbasis data menjadi kunci sinergi yang sehat,” jelasnya.

Sejumlah mahasiswa berfoto bersama menjelang pelaksanaan Pemira, menandai partisipasi aktif mereka dalam pesta demokrasi kampus.

Menjawab Tantangan Era Digital

Dalam menghadapi tantangan era digital, calon pemimpin mahasiswa dituntut memiliki literasi digital yang tinggi dan kemampuan membangun dialog konstruktif di ruang maya. Debat juga menjadi sarana untuk melatih sensitivitas terhadap isu disinformasi dan polarisasi opini.

BEM sebagai Katalis Akademik dan Sosial

Lebih lanjut, Riski juga menekankan bahwa Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) harus menjadi katalis ekosistem akademik yang sehat. Ini mencakup mendorong budaya riset, menjembatani dunia industri, hingga melibatkan mahasiswa dalam kerja sosial yang bermakna.

“Demokrasi kampus jangan berhenti sebagai ritual administratif, tapi menjadi ruang pembelajaran sosial yang mengakar dan membangun,” katanya.

Menuju Pemira yang Substantif dan Rasional

Untuk menjauhkan Pemira dari jebakan politik identitas dan popularitas semu, pihak WR III menyiapkan mekanisme seleksi berbasis visi, rekam jejak akademik, serta kapasitas kepemimpinan nyata. Evaluasi dilakukan secara menyeluruh melalui pendekatan 360 derajat.

Membentuk Pemimpin Masa Depan

Universitas Mulia tengah mengembangkan Leadership Development Pipeline, mencakup pelatihan, mentoring alumni, hingga pengiriman mahasiswa ke forum kepemimpinan nasional dan internasional. Tujuannya jelas: melahirkan pemimpin yang tidak hanya siap saat Pemira, tapi matang secara berkelanjutan.

Humas UM (YMN)

WR III Bidang kemahasiswaan dan Alumni Universitas Mulia, Sumardi, S.Kom., M.Kom., paparkan urgensi budaya dan etika bermedia sosial dalam era digital yang penuh tantangan

Humas Universitas Mulia, 26 Mei 2025 Dalam kegiatan Sosialisasi Kinerja Kepolisian bertema “Sinergitas Kepolisian dan Perguruan Tinggi dalam Bijak Bermedia Sosial” yang digelar di Ballroom Cheng Hoo Universitas Mulia pada Senin, 26 Mei 2025, Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Sumardi, S.Kom., M.Kom., turut tampil sebagai narasumber yang menyampaikan pemaparan bertajuk “Budaya dan Etika Digital Media Sosial.”

Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Universitas Mulia, Sumardi, S.Kom., M.Kom., saat memaparkan materi bertema Budaya dan Etika Digital Media Sosial dalam kegiatan Sosialisasi Kinerja Kepolisian, Senin (26/5/2025).

Dalam paparannya, Sumardi menekankan bahwa media sosial merupakan ruang publik baru yang membuka peluang besar bagi siapa saja untuk menyuarakan opini dan memperoleh informasi. Namun, ia juga mengingatkan bahwa kebebasan berekspresi di dunia maya tidaklah tanpa batas.

“Kebebasan berbicara, baik di dunia nyata maupun dunia maya, adalah hak asasi manusia yang dijamin konstitusi dan hukum internasional. Namun, hak tersebut harus disertai tanggung jawab dan tidak boleh melanggar hak orang lain maupun merusak ketertiban umum,” tegas Sumardi.

Mengutip Pasal 19 dan Pasal 20 Kovenan Internasional tentang Hak Sipil dan Politik (ICCPR), serta Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE), Sumardi menekankan pentingnya masyarakat, khususnya generasi muda, untuk memahami batasan hukum dan etika dalam menggunakan media sosial.

Para peserta tampak khusyuk memanjatkan doa bersama sesaat sebelum kegiatan Sosialisasi Kinerja Kepolisian dimulai di Ballroom Gedung Cheng Hoo Universitas Mulia.

Ia juga menggarisbawahi fenomena “digital native”, yakni generasi yang lahir dan tumbuh dalam ekosistem digital. Generasi ini sangat akrab dengan teknologi dan media sosial, namun belum tentu memiliki literasi digital yang memadai.

“Remaja hari ini sangat fasih menggunakan teknologi, tetapi belum tentu memahami dampak sosial dan etika dari setiap tindakan digital mereka. Maka dari itu, penting bagi kita untuk menginternalisasi nilai-nilai budaya dan etika dalam aktivitas daring,” tambahnya.

Dalam presentasinya, Sumardi juga menguraikan beberapa advantage dan disadvantage dari media sosial. Di satu sisi, media sosial mampu meningkatkan konektivitas, edukasi, dan solidaritas sosial. Namun di sisi lain, ia juga dapat memicu masalah serius seperti perundungan siber (cyberbullying), penipuan digital, adiksi, hingga kerusakan reputasi pribadi.

Materi juga menampilkan The Ten Commandments of Computer Ethics, prinsip-prinsip moral dalam penggunaan teknologi informasi yang mencakup larangan menyebarkan hoaks, menghormati hak cipta, menjaga privasi, serta menghindari perilaku manipulatif dan tidak bertanggung jawab di ruang digital.

Suasana kegiatan Sosialisasi Kinerja Kepolisian yang berlangsung hangat dan interaktif, dengan dihadiri oleh sivitas akademika Universitas Mulia dan jajaran Kepolisian Daerah Kalimantan Timur.

Sebagai penutup, Sumardi mendorong mahasiswa Universitas Mulia untuk tidak hanya menjadi pengguna pasif media sosial, tetapi juga menjadi agen literasi digital yang mampu membedakan antara opini dan fakta, serta menjaga etika dan martabat dalam setiap interaksi daring.

“Jadilah netizen yang bahagia, yang menghargai nilai-nilai, sopan santun, dan berkontribusi positif dalam dunia digital,” pungkasnya.

Dengan penyampaian yang penuh semangat dan berbasis data, kehadiran Sumardi dalam forum ini memperkuat pesan pentingnya sinergi antara pendidikan tinggi dan aparat penegak hukum dalam membangun budaya digital yang sehat, cerdas, dan beretika.

Humas UM (YMN)


Humas Universitas Mulia, 26 Mei 2025 Acara Sosialisasi Kinerja Kepolisian bertema “Sinergitas Kepolisian dan Perguruan Tinggi dalam Bijak Bermedia Sosial” yang diselenggarakan di Ballroom Gedung Cheng Hoo Universitas Mulia pada Senin, 26 Mei 2025, mendapat perhatian khusus dari para narasumber, salah satunya adalah Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Kalimantan Timur, KOMBES POL. Yulinto, S.I.K., M.Sc.

Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Kalimantan Timur, KOMBES POL. Yulinto, S.I.K., M.Sc., saat memberikan sambutan pada kegiatan Sosialisasi Kinerja Kepolisian bertema “Sinergitas Kepolisian dan Perguruan Tinggi dalam Bijak Bermedia Sosial” di Universitas Mulia.

Dalam sambutannya, Kombes Pol. Yulinto menggarisbawahi bahwa isu media sosial masih sangat relevan untuk terus dibahas, terutama di kalangan generasi muda dan lingkungan akademik. Hal ini diperkuat dengan data dan pemaparan sebelumnya oleh Wakil Rektor II Universitas Mulia, Yusuf Wibisono, S.E., M.T.I., yang menekankan perlunya kesadaran dan kecerdasan digital dalam menghadapi derasnya arus informasi.

“Kalau kita berbicara tentang media sosial, apakah masih layak dibicarakan saat ini? Ya, sangat layak. Meskipun beberapa platform telah eksis bahkan sebelum sebagian besar mahasiswa hari ini lahir,” ungkap Kombes Yulinto.

Ia menjelaskan, media sosial telah hadir sejak tahun 1997 melalui platform Six Degrees, diikuti oleh Friendster, Facebook pada 2004, hingga kini berkembang pesat dengan platform seperti Instagram dan TikTok. Berdasarkan pengamatannya, Instagram merupakan salah satu platform yang paling banyak digunakan masyarakat Kalimantan Timur saat ini.

Wakil Rektor II Bidang Sumber Daya Universitas Mulia, Yusuf Wibisono, S.E., M.T.I., menyerahkan plakat sebagai bentuk apresiasi kepada Kepala Bidang Humas Polda Kaltim, KOMBES POL. Yulinto, S.I.K., M.Sc., atas sinergi dalam penguatan literasi digital.

Sebagai bentuk apresiasi kepada peserta kegiatan, Kombes Yulinto turut menyampaikan adanya hadiah voucher belanja senilai satu juta rupiah sebagai bagian dari giveaway yang teknis pelaksanaannya akan disampaikan oleh panitia melalui media sosial.

Lebih lanjut, Kabid Humas juga menyambut baik kolaborasi dengan Universitas Mulia, khususnya dalam memberikan edukasi dan pembinaan kepada mahasiswa agar lebih bijak dalam bermedia sosial.

“Kami sangat mengucapkan terima kasih kepada pihak kampus atas kesempatan yang diberikan untuk melaksanakan kegiatan ini. Harapannya, sinergi ini tidak berhenti di sini, namun dapat terus berlanjut dan ditindaklanjuti pada kesempatan berikutnya,” ujarnya.

Ia juga mengapresiasi kontribusi Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Sumardi, S.Kom., M.Kom., yang telah mengintegrasikan kegiatan ini sebagai bagian dari aktivitas ekstrakurikuler mahasiswa, sehingga memiliki dampak yang lebih luas dan berkelanjutan.

Foto bersama para tamu undangan, narasumber, dan peserta usai seremonial pembukaan kegiatan Sosialisasi Kinerja Kepolisian di Ballroom Gedung Cheng Hoo Universitas Mulia, Senin (26/5/2025).

Dengan semangat kolaboratif antara institusi pendidikan tinggi dan aparat kepolisian, acara ini menjadi langkah nyata dalam membangun budaya digital yang sehat, cerdas, dan bertanggung jawab di tengah masyarakat.

Humas UM (YMN)

Humas Universitas Mulia, 26 Mei 2025 – Universitas Mulia menggelar kegiatan sosialisasi kinerja kepolisian dengan mengusung tema “Sinergitas Kepolisian dan Perguruan Tinggi dalam Bijak Bermedia Sosial”, Senin, 26 Mei 2025, bertempat di Ballroom Gedung Cheng Hoo, Kampus Universitas Mulia. Kegiatan ini dihadiri oleh sivitas akademika serta perwakilan dari Kepolisian Daerah Kalimantan Timur.

Acara ini dibuka secara resmi oleh Wakil Rektor II Bidang Sumber Daya, Yusuf Wibisono, S.E., M.T.I., yang dalam sambutannya menekankan pentingnya peningkatan literasi digital di tengah masifnya penggunaan teknologi komunikasi di Indonesia. Menurutnya, sinergi antara institusi pendidikan tinggi dan aparat kepolisian merupakan langkah strategis dalam mengedukasi masyarakat, khususnya generasi muda, untuk lebih cerdas dan bijak dalam menggunakan media sosial.

Wakil Rektor II Bidang Sumber Daya, Yusuf Wibisono, S.E., M.T.I., saat menyampaikan sambutan pembuka pada kegiatan Sosialisasi Kinerja Kepolisian di Ballroom Gedung Cheng Hoo Universitas Mulia, Senin (26/5/2025).

“Tema hari ini sangat kontekstual dan relevan dengan situasi saat ini. Literasi digital, terutama dalam hal bijak bermedia sosial, adalah isu yang tidak boleh kita abaikan. Ini menjadi tanggung jawab bersama, termasuk institusi pendidikan tinggi,” ujar Yusuf Wibisono.

Dalam paparannya, Yusuf Wibisono menyampaikan data bahwa pada tahun 2023 jumlah penduduk Indonesia mencapai sekitar 278 juta jiwa, sedangkan jumlah smartphone aktif yang digunakan mencapai 364 juta unit, atau sekitar 128 persen. Hal ini menunjukkan tingginya akses dan penggunaan teknologi informasi, namun belum diimbangi dengan kemampuan literasi digital yang memadai.

“Indonesia adalah pengguna smartphone terbesar keempat di dunia setelah China, India, dan Amerika Serikat. Namun, menurut data Digital Competitiveness Index yang dirilis oleh Institute for Management Development (IMD) tahun 2024, Indonesia hanya menempati peringkat 43 dari 67 negara dalam hal literasi digital,” jelasnya.

Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa rendahnya kecerdasan digital masyarakat Indonesia sebagian besar disebabkan oleh ketidakmampuan membedakan antara fakta dan opini. Hal ini menyebabkan maraknya penyebaran informasi yang belum terverifikasi kebenarannya.

Wakil Rektor II Universitas Mulia, Yusuf Wibisono, S.E., M.T.I., menerima cendera mata dari Kepala Bidang Humas Polda Kalimantan Timur, KOMBES POL. Yulinto, S.I.K., M.Sc., sebagai simbol apresiasi atas kerja sama antara kepolisian dan perguruan tinggi dalam membangun literasi digital yang bijak.

“Reaktivitas emosional saat menerima informasi, tanpa mengecek sumber dan keabsahan datanya, menjadi salah satu penyebab utama rendahnya kualitas literasi digital. Oleh karena itu, kita semua harus menjadi pionir dalam membedakan fakta dan opini, dimulai dari lingkungan terkecil kita masing-masing,” tegasnya.

Acara ini menghadirkan narasumber dari Kepolisian Daerah Kalimantan Timur, yakni AKBP Mustofa, S.E., selaku Kasubdit Penmas Bidhumas Polda Kaltim dan IPDA Ibrahim, Ps. Panit Subdit Siber Ditreskrimsus Polda Kaltim. Keduanya memaparkan berbagai aspek hukum dan potensi pelanggaran yang terjadi di dunia digital, termasuk bagaimana aparat kepolisian menangani kasus-kasus kejahatan siber dan ujaran kebencian di media sosial.

Para tamu undangan, narasumber, dan peserta berdiri khidmat menyanyikan lagu Indonesia Raya sebagai pembuka rangkaian kegiatan Sosialisasi Kinerja Kepolisian di Universitas Mulia.

Turut hadir sebagai narasumber dari pihak kampus, Sumardi, S.Kom., M.Kom., Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Universitas Mulia, yang menyoroti peran aktif mahasiswa dalam menciptakan ekosistem digital yang sehat dan bertanggung jawab.

Kegiatan ini menjadi bagian dari komitmen Universitas Mulia dalam mendukung program literasi digital nasional dan membangun budaya akademik yang adaptif terhadap perkembangan teknologi informasi. Diharapkan melalui forum ini, sinergi antara kepolisian dan perguruan tinggi dapat memperkuat kesadaran masyarakat terhadap pentingnya etika digital serta tanggung jawab bermedia sosial.

Humas UM (YMN)

Humas Universitas Mulia, Senin 19 Mei 2025 – Ratusan pemuda memadati Ballroom Cheng Hoo Universitas Mulia, menyambut penuh semangat pembukaan Digital Youth Summit Universitas Mulia 2025. Suasana menjadi semakin hangat ketika Dr. Agung Sakti Pribadi, S.H., M.H., Direktur Eksekutif Badan Pengelola Harian (BPH) Yayasan Airlangga, menyampaikan sambutan penuh energi dan refleksi mendalam tentang pentingnya peran pemuda sebagai agen perubahan di era digital.

Dr. Agung Sakti Pribadi, S.H., M.H., Direktur Eksekutif Badan Pengelola Harian (BPH) Yayasan Airlangga, saat menyampaikan sambutan sekaligus membuka acara Digital Youth Summit Universitas Mulia 2025.

Mengawali sambutannya, Dr. Agung mengutip pidato legendaris Soekarno, “Berikan aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncang dunia.” Di hadapan ratusan mahasiswa, beliau menegaskan bahwa potensi pemuda Balikpapan jauh lebih besar dari sekadar sepuluh orang. “Kalau ratusan begini, Balikpapan akan jadi apa? Pasti luar biasa,” ujarnya optimis.

Apresiasi untuk Talenta Muda dan Kolaborasi Lintas Sektor

Dr. Agung memberikan apresiasi khusus kepada Ketua BEM Universitas Mulia, Agung, yang telah mengharumkan nama kampus hingga ke kancah internasional dengan meraih juara I di Malaysia. Ia juga mengapresiasi peran Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Kota Balikpapan yang dipimpin oleh Ibu Ratih Kusuma W, atas dukungannya terhadap potensi pemuda. Menurutnya, pemerintah yang aktif mendampingi dan membuka ruang bagi generasi muda akan mempercepat lahirnya inovasi berdampak.

Ratusan pemuda peserta Digital Youth Summit Universitas Mulia 2025 antusias menyimak pidato pembukaan yang disampaikan Dr. Agung Sakti Pribadi, S.H., M.H.

Tak lupa, ia juga menyampaikan terima kasih kepada mitra industri, khususnya Telkomsel, yang telah menjalin kerja sama jangka panjang dengan Universitas Mulia dan lembaga-lembaga pendahulunya, seperti STMIK-STIKOM Balikpapan. “Kerja sama kami dengan Telkom sudah dimulai sejak awal 2000-an. Alumni kami banyak berkiprah di Telkom maupun di sektor lainnya,” tuturnya.

Pendidikan Harus Berdampak, Bukan Sekadar Seremonial

Dr. Agung menekankan bahwa dalam paradigma pendidikan masa kini, terutama Kurikulum Merdeka, yang diukur bukan lagi sekadar proses atau formalitas acara, melainkan dampaknya. “Setelah acara ini, apa hasilnya? Apa manfaatnya? Itu yang harus dilaporkan,” tegasnya.

Ia berharap kegiatan seperti Digital Youth Summit tidak hanya menjadi panggung wacana, tetapi juga melahirkan aksi nyata yang berkontribusi terhadap kemajuan daerah.

Pengurus BEM Universitas Mulia berfoto bersama para keynote speaker usai sesi pembukaan Digital Youth Summit 2025.

Teknologi Ada di Genggaman, Tapi Karakter yang Menentukan

Dalam refleksi yang lebih dalam, Dr. Agung mengingatkan mahasiswa untuk tidak terlena oleh kemudahan teknologi. “Sekarang semua ada di genggaman. Tapi satu hal yang tidak berubah sejak dulu: karakter, terutama kejujuran. Tanpa kejujuran, negeri ini bisa karam,” ujarnya prihatin.

Ia mengutip pernyataan Prof. Mahfud MD tentang kondisi hukum di Indonesia yang sudah memasuki “lampu merah” sebagai peringatan serius. “Kita generasi tua merasa malu. Karena sistem rusak ini, kami yang merusaknya,” akunya jujur.

Berpikir Global, Bertindak Lokal: Mulai dari Hal Kecil seperti Sampah

Pesan terakhir yang tak kalah penting adalah ajakan untuk bertindak dari hal-hal kecil, yang sering dianggap remeh, seperti pengelolaan sampah. “Jangan remehkan masalah sampah. Di negara maju, sampah itu budaya dan ukuran peradaban. Kalau kita cuek terhadap sampah, artinya kita sedang menciptakan peradaban yang juga cuek terhadap masa depan,” pungkasnya.

Foto bersama seluruh narasumber, panitia, dan tamu undangan usai seremoni pembukaan Digital Youth Summit Universitas Mulia 2025.

Penutup: Momentum Kebangkitan Generasi Baru

Dengan semangat kolaboratif antara kampus, pemerintah, dan dunia industri, Digital Youth Summit Universitas Mulia 2025 diharapkan menjadi titik tolak kebangkitan generasi muda yang tidak hanya cerdas secara digital, tetapi juga kuat secara karakter dan kepedulian sosial.

Digitalisasi bukan semata-mata soal teknologi, tetapi tentang bagaimana manusia, terutama pemuda, menggunakan teknologi untuk menciptakan perubahan nyata.

Humas UM (YMN)

Para finalis Muda Mudi Mulia 2025 yang akan menjadi Duta Kampus dan Brand Ambassador Universitas Mulia. Foto: SA/Kontributor

UM – Universitas Mulia baru saja menggelar perhelatan akbar Grand Final Muda Mudi Mulia 2025 di Gedung Cheng Ho, Jumat (18/4). Setelah melalui proses panjang selama tiga bulan, ajang ini sukses melahirkan Duta Kampus yang siap menginspirasi dan mengharumkan nama Universitas Mulia.

Acara yang berlangsung meriah dengan sorak sorai para pendukung masing-masing finalis ini dihadiri oleh jajaran pimpinan universitas, perwakilan Yayasan Airlangga, dewan juri, mahasiswa serta tamu undangan.

Direktur Eksekutif Yayasan Airlangga, Dr. Agung Sakti Pribadi, dalam sambutannya mengapresiasi panitia atas terselenggaranya acara yang sangat positif ini. Ia berharap kegiatan ini menjadi wadah untuk mendorong kreativitas dan bakat seni para mahasiswa.

“Kegiatan ini sangat positif bagi mahasiswa. Setelah kurang lebih tiga bulan kita libur, bukan waktu yang pendek, cukup panjang, akhirnya finalis tampil hari ini untuk menunjukkan kreativitas dan bakat seni,” tutur Dr. Agung.

Ia menambahkan, para finalis telah melalui proses yang panjang, termasuk karantina selama dua minggu. “Ini menunjukkan keseriusan dan dedikasi para finalis,” ujarnya.

Lebih lanjut, Ia mengatakan, para finalis akan mengemban tugas penting sebagai Duta Kampus selama satu tahun ke depan. Mereka akan mewakili Universitas Mulia dalam berbagai kesempatan serta berperan dalam mempromosikan citra positif kampus.

“Mereka akan menjadi Duta Kampus, menjadi Brand Ambassador Universitas Mulia. Ketika ada tamu-tamu yang datang, mereka bertugas di sana. Ketika harus datang ke perusahaan-perusahaan untuk memperkenalkan diri, mereka ada di sana,” jelasnya.

Sebagai bekal, para duta kampus ini juga akan mendapatkan pelatihan keterampilan khusus untuk menunjang peran dan kegiatan mereka dalam menjalankan tugas.

Direktur Eksekutif Yayasan Airlangga Dr. Agung Sakti Pribadi saat memberikan sambutan. Foto: SA/Kontributor

Direktur Eksekutif Yayasan Airlangga Dr. Agung Sakti Pribadi saat memberikan sambutan. Foto: SA/Kontributor

Muhammad Nizam Ihsan Fadil (menghadap kamera), Duta Wisata Kaltim 2024, saat menjadi salah satu juri Mudi Mudi Mulia 2025. Foto: SA/Kontributor

Muhammad Nizam Ihsan Fadil (menghadap kamera), Duta Wisata Kaltim 2024, saat menjadi salah satu juri Muda Mudi Mulia 2025. Foto: SA/Kontributor

Para finalis Muda Mudi Mulia 2025 saat unjuk gigi dalam proses seleksi Foto: SA/Kontributor

Para finalis Muda Mudi Mulia 2025 saat unjuk gigi dalam proses seleksi Foto: SA/Kontributor

Senada, Agung Widiyanto, Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Mulia, turut memberikan semangat dan motivasi kepada teman-temannya yang masuk sebagai finalis.

Dalam sambutannya yang berapi-api, Agung mengajak seluruh mahasiswa untuk terus bersemangat dan memberikan yang terbaik.

Agung mengingatkan, gelar Muda Mudi Mulia bukanlah sekadar simbol, tetapi juga amanah untuk memberikan pengaruh positif bagi kampus dan masyarakat.

“Jadikan gelar yang kalian dapat, kalian bisa buat pengaruh. Pengaruh di Universitas Mulia, pengaruh kepada orang-orang terdekat, dan jadikan diri kalian itu sebagai role model, contoh,” seru Agung dengan penuh semangat.

Ia juga mengutip kalimat inspiratif, “Teman-teman tidak perlu menunggu hebat untuk memulai, tapi teman-teman hanya perlu memulai untuk bisa menjadi hebat,” ujarnya.

Agung Widiyanto mengajak para finalis untuk terus berkolaborasi dan bersinergi dengan berbagai pihak di kampus untuk menciptakan kegiatan dan program kerja yang bermanfaat.

Sementara itu, mewakili Rektor Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i yang berhalangan hadir, Drs. Suprijadi, M.Pd., Kepala Biro Kemahasiswaan dan Alumni Universitas Mulia, turut memberikan sambutan yang menginspirasi.

Ia menyampaikan permohonan maaf atas ketidakhadiran Rektor Universitas Mulia dan Wakil Rektor III, dan mengapresiasi seluruh pihak yang telah menyukseskan gelaran Muda Mudi Mulia tahun 2025 ini.

Suprijadi mengatakan, pemilihan Muda Mudi Mulia 2025 diikuti oleh 60 peserta mahasiswa Universitas Mulia, yang kemudian disaring lewat proses seleksi ketat hingga terpilih 10 finalis terbaik.

“Tentunya kegiatan ini merupakan kegiatan yang tidak main-main. Pemilihan Muda Mudi Mulia ini diikuti oleh 60 kontestan dan masuklah the best ten, 10 besar,” ujarnya.

Ia juga memaparkan tahapan seleksi yang ketat, mulai dari tes wawancara, karantina, hingga tes public speaking.

Suprijadi menegaskan bahwa para pemenang Muda Mudi Mulia 2025 akan menjadi maskot, ujung tombak, dan corong Universitas Mulia, yang bertugas membantu tim marketing dalam mempromosikan kampus.

Ia juga berharap agar ajang Muda Mudi Mulia dapat terus berlanjut di tahun-tahun mendatang, menjadi agenda rutin tahunan yang semakin meriah dan berkualitas.

Grand Final Muda Mudi Mulia 2025 tidak hanya menjadi ajang kompetisi, tetapi juga momentum untuk mempererat tali silaturahmi dan memupuk semangat kebersamaan di lingkungan Universitas Mulia.

Para duta kampus yang terpilih diharapkan dapat mengemban amanah dengan baik dan memberikan kontribusi positif bagi kemajuan universitas.

Dalam sesi pemilihan ini, tercatat nama-nama mahasiswa beserta asal program studi dan tahun masuknya yang tampil di atas panggung, antara lain Rinda Syahrani dari S1 Manajemen 2023, Laksamana Andhika dari S1 Sistem Informasi 2023.

Selanjutnya, Tessa Stella dari S1 Farmasi 2024, Aljosa Maynardian dari S1 Teknologi Informasi 2024, Achmad Bagus Syaifullah dari S1 Akuntansi 2023, Zahra Maura dari S1 Akuntansi 2023.

Kemudian, Marsya Delila dari S1 Sistem Informasi 2023, Rafi Zalfa Muhammad dari S1 Pendidikan Guru Anak Usia Dini serta Aqilah Aulya Maulidah dari S1 Teknologi Informasi 2023.

Para finalis mengikuti proses seleksi dan penilaian dari dewan juri yang berasal dari profesional di bidangnya, salah satunya yakni Muhammad Nizam Ihsan Fadil dari Balikpapan yang saat ini menjadi Duta Wisata Kaltim 2024.

“Harapan saya, semoga nanti para finalis ini betul-betul bisa memerankan diri sebagai ujung tombak Universitas Mulia,” tutup Suprijadi.

(SA/Kontributor)

Agung Widiyanto. mahasiswa Prodi S1 Manajemen Universitas Mulia ini sukses mengukir prestasi gemilang di International Youth Excursion Network (IYEN) 2025 yang diselenggarakan di Kuala Lumpur, Malaysia pada 4-7 Maret 2025. Foto: Istimewa

UM – Kabar membanggakan datang mahasiswa Universitas Mulia, Agung Widiyanto. Pemuda asal Balikpapan ini sukses mengukir prestasi gemilang di International Youth Excursion Network (IYEN) 2025 yang diselenggarakan di Kuala Lumpur, Malaysia pada 4-7 Maret 2025.

Mahasiswa Program Studi S1 Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), yang juga menjabat sebagai Presiden Mahasiswa Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) ini berhasil meraih tiga penghargaan bergengsi, yaitu (1) Best Delegate International Youth Excursion Network, (2) 1st Best Presentation, dan (3) 3rd Project Innovation SDGs.

Keberhasilan ini menjadikannya salah satu pemuda Kaltim yang mampu bersaing di kancah internasional dan membawa nama baik daerahnya.

Seleksi Ketat dan Kompetisi Global

Agung tidak meraih prestasi ini dengan mudah. Ia harus melewati proses seleksi yang ketat, yang dimulai dari pemberkasan administrasi, kemudian ujian tertulis yang menguji wawasan kebangsaan, kebudayaan, matematika, psikologi, serta kepribadian.

Puji Tuhan, Alhamdulillah, saya diberikan jalan untuk lolos pada tahap awal dan lanjut ke tahapan berikutnya, yaitu Focus Group Discussion (FGD),” kenang Agung.

Dalam FGD, peserta diuji kemampuannya dalam berpikir kritis, memecahkan masalah serta memberikan solusi terkait pembangunan berkelanjutan (SDGs) sesuai dengan bidang yang mereka pilih.

Dari ratusan pendaftar se-Indonesia, Agung berhasil masuk 40 finalis terbaik, yang kemudian berkesempatan untuk mempresentasikan inovasi digital SDGs dalam forum internasional di Kuala Lumpur.

Agung Widiyanto. mahasiswa Prodi S1 Manajemen Universitas Mulia ini sukses mengukir prestasi gemilang di International Youth Excursion Network (IYEN) 2025 yang diselenggarakan di Kuala Lumpur, Malaysia pada 4-7 Maret 2025. Foto: Istimewa

Agung Widiyanto. mahasiswa Prodi S1 Manajemen Universitas Mulia ini sukses mengukir prestasi gemilang di International Youth Excursion Network (IYEN) 2025 yang diselenggarakan di Kuala Lumpur, Malaysia pada 4-7 Maret 2025. Foto: Istimewa

Pesan Inspiratif dan Harapan ke Depan

Agung menyampaikan rasa syukurnya atas pencapaian ini serta mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukungnya.

Anda tidak perlu menunggu hebat untuk memulai, melainkan Anda hanya perlu memulai untuk menjadi hebat,” ujarnya, seperti yang dikutip dari media.

Ia juga menekankan bahwa prestasi ini bukan akhir, melainkan awal untuk terus menorehkan kontribusi positif yang bermanfaat bagi masyarakat.

IYEN: Forum Global Pemuda Berprestasi

International Youth Excursion Network (IYEN) merupakan ajang yang mempertemukan pemuda-pemudi inovatif dari berbagai negara untuk berdiskusi, bertukar ide, serta mengembangkan proyek-proyek berorientasi sosial dan pembangunan berkelanjutan (SDGs).

Tahun ini, IYEN mengangkat tema “Youth-Led Solutions for Sustainable Development Goals”, menekankan peran pemuda dalam menciptakan solusi bagi tantangan global.

Dukungan dari Pemerintah dan Akademisi

Prestasi Agung mendapat apresiasi dari Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Disparpora) Kota Balikpapan, Ratih Kusuma.

Kami sangat mengapresiasi dan berterima kasih kepada Agung Widiyanto yang telah mengharumkan nama Kota Balikpapan di kancah internasional. Ini membuktikan bahwa pemuda Kaltim memiliki daya saing tinggi. Kami berharap prestasi ini menginspirasi lebih banyak generasi muda untuk terus berinovasi dan membawa nama daerah ke tingkat global,” ujar Ratih Kusuma.

Sementara itu, Ketua Program Studi S1 Manajemen Universitas Mulia, Dr. Pudjiati, turut bangga dengan pencapaian Agung.

Keberhasilan ini bukan hanya membanggakan bagi Agung secara pribadi, tetapi juga bagi Universitas Mulia dan Program Studi Manajemen. Ajang internasional ini memberikan wawasan luas, meningkatkan keterampilan komunikasi, serta membangun jaringan global. Kami berharap pengalaman ini dapat menginspirasi mahasiswa lain untuk terus berprestasi dan berkontribusi bagi masyarakat,” tuturnya.

Proyek Inovasi Digital SDGs dan Rencana Implementasi di Balikpapan

Dalam kompetisi IYEN, Agung mempresentasikan proyek inovasi digital berbasis pembangunan berkelanjutan (SDGs) di bidang ekonomi. Proyek ini mendapat apresiasi dari para juri karena dinilai memiliki potensi besar untuk diimplementasikan secara nyata.

Sekembalinya ke Balikpapan, Agung berencana untuk mengembangkan serta menerapkan inovasi ini di daerahnya.

Rencana konkret saya adalah mengimplementasikan inovasi ini di Kota Balikpapan serta menjadi pemuda penggerak dan role model bagi generasi muda lainnya. Saya ingin membuktikan bahwa pemuda Balikpapan mampu memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat,” ujar Agung.

Pemuda Kaltim di Kancah Internasional

Keberhasilan Agung menambah daftar panjang prestasi pemuda Kalimantan Timur di forum internasional. Sebelumnya, sejumlah pemuda Kaltim juga telah meraih penghargaan dalam berbagai ajang global, menegaskan potensi besar generasi muda daerah ini di bidang akademik, inovasi, dan kepemimpinan.

Dengan semakin banyaknya pemuda yang berprestasi di tingkat dunia, harapannya Kalimantan Timur dapat terus mencetak talenta-talenta unggul yang siap membawa perubahan positif bagi Indonesia dan dunia.

(SA/Kontributor)