Agung Widiyanto. mahasiswa Prodi S1 Manajemen Universitas Mulia ini sukses mengukir prestasi gemilang di International Youth Excursion Network (IYEN) 2025 yang diselenggarakan di Kuala Lumpur, Malaysia pada 4-7 Maret 2025. Foto: Istimewa

UM – Kabar membanggakan datang mahasiswa Universitas Mulia, Agung Widiyanto. Pemuda asal Balikpapan ini sukses mengukir prestasi gemilang di International Youth Excursion Network (IYEN) 2025 yang diselenggarakan di Kuala Lumpur, Malaysia pada 4-7 Maret 2025.

Mahasiswa Program Studi S1 Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), yang juga menjabat sebagai Presiden Mahasiswa Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) ini berhasil meraih tiga penghargaan bergengsi, yaitu (1) Best Delegate International Youth Excursion Network, (2) 1st Best Presentation, dan (3) 3rd Project Innovation SDGs.

Keberhasilan ini menjadikannya salah satu pemuda Kaltim yang mampu bersaing di kancah internasional dan membawa nama baik daerahnya.

Seleksi Ketat dan Kompetisi Global

Agung tidak meraih prestasi ini dengan mudah. Ia harus melewati proses seleksi yang ketat, yang dimulai dari pemberkasan administrasi, kemudian ujian tertulis yang menguji wawasan kebangsaan, kebudayaan, matematika, psikologi, serta kepribadian.

Puji Tuhan, Alhamdulillah, saya diberikan jalan untuk lolos pada tahap awal dan lanjut ke tahapan berikutnya, yaitu Focus Group Discussion (FGD),” kenang Agung.

Dalam FGD, peserta diuji kemampuannya dalam berpikir kritis, memecahkan masalah serta memberikan solusi terkait pembangunan berkelanjutan (SDGs) sesuai dengan bidang yang mereka pilih.

Dari ratusan pendaftar se-Indonesia, Agung berhasil masuk 40 finalis terbaik, yang kemudian berkesempatan untuk mempresentasikan inovasi digital SDGs dalam forum internasional di Kuala Lumpur.

Agung Widiyanto. mahasiswa Prodi S1 Manajemen Universitas Mulia ini sukses mengukir prestasi gemilang di International Youth Excursion Network (IYEN) 2025 yang diselenggarakan di Kuala Lumpur, Malaysia pada 4-7 Maret 2025. Foto: Istimewa

Agung Widiyanto. mahasiswa Prodi S1 Manajemen Universitas Mulia ini sukses mengukir prestasi gemilang di International Youth Excursion Network (IYEN) 2025 yang diselenggarakan di Kuala Lumpur, Malaysia pada 4-7 Maret 2025. Foto: Istimewa

Pesan Inspiratif dan Harapan ke Depan

Agung menyampaikan rasa syukurnya atas pencapaian ini serta mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukungnya.

Anda tidak perlu menunggu hebat untuk memulai, melainkan Anda hanya perlu memulai untuk menjadi hebat,” ujarnya, seperti yang dikutip dari media.

Ia juga menekankan bahwa prestasi ini bukan akhir, melainkan awal untuk terus menorehkan kontribusi positif yang bermanfaat bagi masyarakat.

IYEN: Forum Global Pemuda Berprestasi

International Youth Excursion Network (IYEN) merupakan ajang yang mempertemukan pemuda-pemudi inovatif dari berbagai negara untuk berdiskusi, bertukar ide, serta mengembangkan proyek-proyek berorientasi sosial dan pembangunan berkelanjutan (SDGs).

Tahun ini, IYEN mengangkat tema “Youth-Led Solutions for Sustainable Development Goals”, menekankan peran pemuda dalam menciptakan solusi bagi tantangan global.

Dukungan dari Pemerintah dan Akademisi

Prestasi Agung mendapat apresiasi dari Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Disparpora) Kota Balikpapan, Ratih Kusuma.

Kami sangat mengapresiasi dan berterima kasih kepada Agung Widiyanto yang telah mengharumkan nama Kota Balikpapan di kancah internasional. Ini membuktikan bahwa pemuda Kaltim memiliki daya saing tinggi. Kami berharap prestasi ini menginspirasi lebih banyak generasi muda untuk terus berinovasi dan membawa nama daerah ke tingkat global,” ujar Ratih Kusuma.

Sementara itu, Ketua Program Studi S1 Manajemen Universitas Mulia, Dr. Pudjiati, turut bangga dengan pencapaian Agung.

Keberhasilan ini bukan hanya membanggakan bagi Agung secara pribadi, tetapi juga bagi Universitas Mulia dan Program Studi Manajemen. Ajang internasional ini memberikan wawasan luas, meningkatkan keterampilan komunikasi, serta membangun jaringan global. Kami berharap pengalaman ini dapat menginspirasi mahasiswa lain untuk terus berprestasi dan berkontribusi bagi masyarakat,” tuturnya.

Proyek Inovasi Digital SDGs dan Rencana Implementasi di Balikpapan

Dalam kompetisi IYEN, Agung mempresentasikan proyek inovasi digital berbasis pembangunan berkelanjutan (SDGs) di bidang ekonomi. Proyek ini mendapat apresiasi dari para juri karena dinilai memiliki potensi besar untuk diimplementasikan secara nyata.

Sekembalinya ke Balikpapan, Agung berencana untuk mengembangkan serta menerapkan inovasi ini di daerahnya.

Rencana konkret saya adalah mengimplementasikan inovasi ini di Kota Balikpapan serta menjadi pemuda penggerak dan role model bagi generasi muda lainnya. Saya ingin membuktikan bahwa pemuda Balikpapan mampu memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat,” ujar Agung.

Pemuda Kaltim di Kancah Internasional

Keberhasilan Agung menambah daftar panjang prestasi pemuda Kalimantan Timur di forum internasional. Sebelumnya, sejumlah pemuda Kaltim juga telah meraih penghargaan dalam berbagai ajang global, menegaskan potensi besar generasi muda daerah ini di bidang akademik, inovasi, dan kepemimpinan.

Dengan semakin banyaknya pemuda yang berprestasi di tingkat dunia, harapannya Kalimantan Timur dapat terus mencetak talenta-talenta unggul yang siap membawa perubahan positif bagi Indonesia dan dunia.

(SA/Kontributor)

Ratih Kusuma foto bersama 15 mahasiswa dari Universitas Mulia yang mengikuti kompetisi cosplay serta beberapa peserta lain yang ikut meramaikan acara dengan costwalk. Foto: Aqilah

UM – Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Disparpora) Kota Balikpapan, CI Ratih Kusuma, menunjukkan kekagumannya terhadap kreativitas mahasiswa Universitas Mulia (UM) dalam kompetisi cosplay yang menjadi bagian dari acara Pasar Pagi Mulia, Minggu (23/2).

Hal ini saat mengunjungi langsung kegiatan tersebut di tengah rintik hujan. Kedatangan Kepala Disparpora ini merupakan undangan dari Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Mushibunken, sebuah UKM yang diketuai oleh Gray Hansen Limantoro, yang berfokus pada kebudayaan Jepang.

Kompetisi cosplay ini sendiri adalah bagian dari rangkaian acara Pasar Pagi yang berlangsung selama tiga hari dengan 21 tema berbeda.

Meski awalnya dijadwalkan tidak dapat hadir karena urusan lain, Ratih Kusuma akhirnya menyempatkan diri untuk datang dan memberikan sambutan serta melihat langsung kegiatan cosplay tersebut.

Dalam kunjungannya yang berlangsung sekitar 30 menit itu, Ratih Kusuma didampingi oleh beberapa mahasiswa Universitas Mulia yang tergabung dalam tim duta kampus. Mereka adalah Laksamana Andhika, Achmad Bagus, Aqilah Aulya, Marsya Delila, dan Rinda Syahrani.

Para mahasiswa inilah yang secara spontan menjadi pemandu kunjungan Ratih Kusuma ketika meninjau Pasar Pagi Mulia dan melihat-lihat suasana Kampus Cheng Ho.

Saya sangat mengapresiasi kreativitas anak-anak muda Universitas Mulia dalam ajang cosplay ini. Semoga acara seperti ini semakin maju dan jaya, semakin ramai dikunjungi,” ujar Ratih Kusuma dalam sambutannya.

Ratih juga menyoroti potensi ekonomi kreatif dan dukungan terhadap Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Kota Balikpapan, yang akan semakin tumbuh melalui kegiatan seperti Pasar Pagi Mulia dan kompetisi cosplay.

Kompetisi cosplay yang diadakan oleh UKM Mushibunken ini memang memiliki nuansa Jepang yang kuat. Para mahasiswa mengenakan beraneka ragam kostum yang didominasi karakter anime dan budaya pop Jepang.

Menurut informasi dari panitia, terdapat 15 mahasiswa dari Universitas Mulia yang mengikuti kompetisi cosplay serta beberapa peserta lain yang ikut meramaikan acara dengan coswalk, yaitu berpartisipasi dengan kostum tanpa mengikuti penilaian lomba.

Kepala Disparpora CI Ratih Kusuma saat memberikan sambutan kegiatan Coswalk di Pasar Pagi Mulia, Minggu (23/2). Foto: IG disparpora_balikpapan

Kepala Disparpora CI Ratih Kusuma saat memberikan sambutan kegiatan Coswalk Pasar Pagi Mulia, Minggu (23/2). Foto: IG disparpora_balikpapan

Ratih Kusuma foto bersama 15 mahasiswa dari Universitas Mulia yang mengikuti kompetisi cosplay serta beberapa peserta lain yang ikut meramaikan acara dengan costwalk. Foto: Aqilah

Ratih Kusuma foto bersama 15 mahasiswa dari Universitas Mulia yang mengikuti kompetisi cosplay serta beberapa peserta lain yang ikut meramaikan acara dengan coswalk. Foto: Aqilah

Kepala Disparpora CI Ratih Kusuma saat berbincang dengan Ketua UKM Mushibunken Gray Hansen Limantoro di Ruang Domain. Foto: Aqilah

Kepala Disparpora CI Ratih Kusuma saat berbincang dengan Ketua UKM Mushibunken Gray Hansen Limantoro di Ruang Domain. Foto: Aqilah

Ratih Kusuma saat melihat-lihat stand UMKM didampingi para mahasiswa. Foto: IG disparpora_balikpapan

Ratih Kusuma saat melihat-lihat stand UMKM didampingi para mahasiswa. Foto: IG disparpora_balikpapan

Ratih Kusuma saat didampingi para mahasiswa duta kampus, dari kiri Laksamana Andhika, Achmad Bagus, Aqilah Aulya, Marsya Delila, Rinda Syahrani. Foto: IG diparpora_balikpapan

Ratih Kusuma saat didampingi para mahasiswa duta kampus, dari kiri Laksamana Andhika, Achmad Bagus, Aqilah Aulya, Marsya Delila, Rinda Syahrani. Foto: IG disparpora_balikpapan

Berbagai kegiatan lomba itu antara lain Fashion Show Competition, Recall Competition, Eat Competition, Pound x Zumba dan Coswalk Competition.

Tidak hanya dari kalangan mahasiswa Universitas Mulia saja, kegiatan ini juga berhasil menarik minat peserta dari luar kampus.

Meski kunjungan Ratih Kusuma terkesan mendadak dan tanpa persiapan pendampingan dari dosen, justru para mahasiswa Universitas Mulia inilah yang berhasil menunjukkan kesiapan dan keramahan dalam menyambut tamu penting.

Secara umum, Ratih Kusuma mengapresiasi kegiatan ini menjadi wadah kreatif dan pembinaan UMKM Mahasiswa serta bisa berkelanjutan.

Dokumentasi foto dan video selama kunjungan ini mayoritas dilakukan oleh mahasiswa sendiri, yang kemudian juga diminta oleh pihak Disparpora untuk keperluan publikasi di media sosial dinas tersebut.

Acara Pasar Pagi dan kompetisi cosplay ini diharapkan dapat menjadi agenda rutin yang tidak hanya menghibur, tetapi juga menjadi wadah bagi kreativitas mahasiswa Universitas Mulia serta mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif di Balikpapan.

(SA/Kontributor)

Agung Widiyanto, mahasiswa Universitas Mulia, berhasil meraih penghargaan sebagai Pemuda Terbaik kategori Intelegensia Putra Duta Pemuda Kota Balikpapan 2025. Foto: Istimewa

Pemuda Berprestasi, Agen Perubahan untuk Masa Depan Kota Balikpapan

UM – Ajang bergengsi Pemilihan Duta Pemuda Kota Balikpapan 2025 yang digelar di Gedung Kesenian Balikpapan, Jumat (21/2), berlangsung meriah. Ajang ini diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (DISPARPORA) Kota Balikpapan, bekerja sama dengan Dewan Pengurus Cabang Purna Prakarya Muda Indonesia untuk mencari pemuda-pemudi berbakat yang siap menjadi agen perubahan bagi daerahnya.

Ratusan peserta dari berbagai institusi pendidikan di Balikpapan bersaing dalam ajang ini. Mereka mengikuti tahapan seleksi ketat yang meliputi tes kesehatan, tes Samapta untuk menguji ketahanan fisik serta wawancara terkait wawasan kebangsaan.

Mereka juga memiliki wawasan tentang isu kepemudaan, budaya lokal dan nasional serta memiliki kemampuan berbahasa Inggris yang baik. Selain itu, peserta juga menjalani tes psikologi dan evaluasi kepribadian oleh tim ahli.

Kepala DISPARPORA Kota Balikpapan CI Ratih Kusuma menegaskan bahwa pemilihan Duta Pemuda bukan sekadar ajang pencarian bakat, tetapi langkah strategis dalam membina generasi muda yang akan berkontribusi dalam pembangunan daerah.

Pemilihan Duta Pemuda ini bukan sekadar ajang kompetisi, tetapi merupakan langkah strategis untuk mengidentifikasi dan membentuk pemimpin muda yang siap menjadi agen perubahan bagi Kota Balikpapan,” ujarnya.

Sementara itu, setelah melalui proses seleksi ketat, Agung Widiyanto, mahasiswa Universitas Mulia, berhasil meraih penghargaan sebagai Pemuda Terbaik kategori Intelegensia Putra Duta Pemuda Kota Balikpapan 2025.

Prestasi ini menjadi bukti nyata bahwa pemuda Balikpapan memiliki potensi besar untuk bersaing dan berkontribusi bagi kemajuan daerahnya.

Agung mengungkapkan rasa syukurnya atas pencapaian ini dan menegaskan bahwa keberhasilannya bukan hanya miliknya pribadi, tetapi juga hasil dari dukungan orang-orang di sekelilingnya.

Pencapaian ini bukan hanya tentang saya, tetapi juga tentang orang-orang hebat di sekitar saya yang selalu mendukung, mendoakan, dan menginspirasi,” ungkapnya dengan rendah hati.

Ia juga menegaskan bahwa gelar yang diraihnya membawa tanggung jawab besar untuk terus menjadi inspirasi bagi generasi muda.

Ini bukan sekadar penghargaan, tetapi amanah agar saya bisa menjadi penggerak, pelopor perubahan, dan role model bagi pemuda lainnya. Kami, generasi muda, harus menjadi agen inovasi dan inspirasi yang terus berkontribusi bagi masyarakat, lingkungan, kota, dan bangsa,” tegasnya.

Sebagai Duta Pemuda, para pemenang akan mendapatkan kesempatan untuk mewakili Kota Balikpapan dalam berbagai kegiatan tingkat lokal, nasional, hingga internasional.

Para Duta Pemuda diharapkan dapat membawa aspirasi pemuda Kota Balikpapan turut serta dalam berbagai program pembangunan daerah.

Ajang bergengsi Pemilihan Duta Pemuda Kota Balikpapan 2025 yang digelar di Gedung Kesenian Balikpapan, Rabu (21/2), berlangsung meriah. Foto: Istimewa

Ajang bergengsi Pemilihan Duta Pemuda Kota Balikpapan 2025 yang digelar di Gedung Kesenian Balikpapan, Rabu (21/2), berlangsung meriah. Foto: Istimewa

Agung Widiyanto bersama kedua orangtuanya yang mendukung penuh. Foto: Istimewa

Agung Widiyanto bersama kedua orangtuanya yang mendukung penuh. Foto: Istimewa

Agung Widiyanto bersama dua orang dosennya, Rizki Zulkarnaen dan Richki Hardi, hadir dan turut memberikan dukungan. Foto: Istimewa

Agung Widiyanto bersama dua orang dosennya, Rizki Zulkarnaen dan Richki Hardi, hadir dan turut memberikan dukungan. Foto: Istimewa

Dukungan Universitas Mulia dalam Pengembangan Mahasiswa

Keberhasilan Agung Widiyanto, mahasiswa S1 Manajemen, mendapat apresiasi dari Ketua Program Studi S1 Manajemen Universitas Mulia, Dr. Pudjiati, S.E., M.M.. Ia mengungkapkan kebanggaannya atas prestasi yang diraih mahasiswanya di bidang kepemudaan.

Bagi saya, ini merupakan kebanggaan tersendiri bagi Prodi Manajemen. Kami tidak hanya mencetak mahasiswa yang unggul secara intelektual, tetapi juga mereka yang mampu bersaing dengan pemuda-pemudi lainnya di Balikpapan,” ujar Dr. Pudjiati.

Ia juga menekankan pentingnya pengalaman di luar kampus bagi mahasiswa, terutama dalam pengembangan karakter, jiwa kepemimpinan, serta wawasan sosial mereka.

Pengalaman seperti ini sangat penting bagi mahasiswa, karena mengasah keterampilan yang tidak mereka dapatkan hanya di dalam kelas. Semoga prestasi ini dapat menginspirasi mahasiswa lain untuk terus berkarya di luar kampus dan mempertahankan pencapaian ini di tahun-tahun mendatang,” tambahnya.

Pemilihan Duta Pemuda Kota Balikpapan 2025 bukan sekadar ajang kompetisi, tetapi juga menjadi momentum penting dalam pemberdayaan pemuda untuk berperan aktif dalam pembangunan kota.

Melalui ajang ini, DISPARPORA dan DPC Purna Prakarya Muda Indonesia Kota Balikpapan berharap dapat melahirkan pemimpin muda yang tidak hanya berprestasi secara akademik, tetapi juga memiliki jiwa sosial tinggi, inovatif, dan berkontribusi nyata bagi masyarakat.

Dengan semangat berembuk, berdampak, dan bermanfaat, para Duta Pemuda ini diharapkan menjadi inspirasi bagi generasi muda lainnya dalam menghadapi tantangan masa depan serta membawa Balikpapan menuju kemajuan yang lebih gemilang.

(SA/Kontributor)

Pasar Pagi Mulia yang digelar di halaman Gedung Cheng Ho, Jumat (21/2) siang. Foto: SA/Kontributor

Dari Kuliner Hingga Fashion, Serunya Universitas Mulia di Akhir Pekan

UM – Suasana di Kampus Universitas Mulia Balikpapan, tepatnya di halaman parkir Gedung Putih dan Ballroom Cheng Ho, mendadak ramai layaknya pasar tumpah, Jumat (21/2/2025) pagi. Ratusan pengunjung dari kalangan mahasiswa, siswa, hingga warga sekitar tampak antusias memadati area pasar bertajuk Pasar Pagi Mulia.

Puluhan stand Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang menjajakan beragam produk kuliner dan fashion menjadi daya tarik utama acara yang digelar di Jalan Letjen Zaini Azhar Maulani No. 9, Kelurahan Damai Bahagia, Balikpapan Selatan ini.

Saat media ini menyusuri stand kuliner, sebuah stand nasi ayam McDonald’s yang dipadukan dengan teh kotak dan es krim menarik perhatian.

Ayo, Pak. Beli saja, nanti saya yang bayar,” ujar Ibu Elly, seorang pejabat Yayasan Airlangga, sambil tersenyum ramah.

Tawaran traktiran tak terduga ini tentu disambut dengan gembira. Bak durian runtuh, paket nasi ayam lengkap dengan es krim pun berpindah tangan.

Tak hanya stand makanan cepat saji, Himpunan Mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer (HIMA FIKOM) juga membuka lapak. Namun, alih-alih produk teknologi, mereka justru menjual aneka kuliner.

“Wah, saya kira jualan aplikasi atau robot, ternyata kuliner,” canda media ini ketika mengunjungi lapaknya.

Salah seorang mahasiswa HIMA FIKOM menjelaskan bahwa mereka ingin mendalami dunia kewirausahaan dan mempelajari cara memasarkan produk secara langsung.

Pasar Pagi Mulia yang digelar di depan Gedung Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jumat (21/2) siang. Foto: SA/Kontributor

Pasar Pagi Mulia yang digelar di depan Gedung Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jumat (21/2) siang. Foto: SA/Kontributor

Stand produk fashion untuk generasi Z. Foto: SA/Kontributor

Stand produk fashion untuk generasi Z. Foto: SA/Kontributor

Stand kopi racikan di depan Gedung Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jumat (21/2) siang. Foto: SA/Kontributor

Stand kopi racikan di depan Gedung Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jumat (21/2) siang. Foto: SA/Kontributor

Penjaga stand McDonalds memamerkan paket nasi ayam unggulannya. Foto: SA/Kontributor

Penjaga stand McDonalds memamerkan paket nasi ayam unggulannya. Foto: SA/Kontributor

Tak hanya kuliner, Pasar Pagi Mulia juga menghadirkan stand fashion yang menawarkan pakaian kekinian, khususnya untuk generasi Z. Produk-produk ini dijual dalam jumlah terbatas, menjadikannya incaran pengunjung muda yang ingin tampil beda.

Menurut Iqbal dan Yufi, pengelola Domain Universitas Mulia sekaligus inisiator acara, Pasar Pagi Mulia tidak sekadar pasar biasa.

Acara yang berlangsung hingga hari Minggu (23/2) ini menghadirkan serangkaian kegiatan menarik, mulai dari pasar kuliner dan UMKM dengan harga terjangkau dan pertunjukan seni komunitas lokal.

Acara ini bukan hanya tentang belanja, tapi juga tentang pemberdayaan UMKM, jejaring komunitas, dan edukasi kewirausahaan bagi generasi muda,” jelas Iqbal.

Tak heran, informasi tentang Pasar Pagi Mulia menyebar luas, termasuk ke warga sekitar kampus, seperti di Perumahan Posindo yang berada di belakang Universitas Mulia.

Mulai jam berapa acaranya?” tanya seorang warga melalui WhatsApp.

Panitia menjelaskan bahwa Pasar Pagi Mulia dibuka mulai pukul 08.00 hingga 18.00 WITA setiap harinya selama pasar berlangsung.

Bagi yang penasaran dan ingin tahu lebih banyak, panitia juga mengimbau untuk mengikuti akun Instagram resmi @pasarpagimulia guna mendapatkan update terbaru seputar acara.

Dengan semangat kolaborasi dan pemberdayaan UMKM, Pasar Pagi Mulia menjadi wadah produktif bagi mahasiswa, pelaku usaha lokal, dan masyarakat untuk belajar, berjejaring, dan berbelanja sambil menikmati akhir pekan.

Jangan lupa ajak keluarga, sahabat, dan tetangga. Siapa tahu, seperti saya, Anda juga beruntung dapat traktiran!

(SA/Kontributor)

Humas UM-Balikpapan,Universitas Mulia kembali menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan kualitas lulusan dan akuntabilitas pendidikan melalui kegiatan Deseminasi Laporan Tracer Study 2025 yang digelar pada 31 Januari 2025 bertermpat di Ruang Eksekutif White  Campus Universitas Mulia. Acara ini dihadiri oleh pimpinan Universitas Mulia yakni Rektor Universitas Mulia Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i, M.Si. dan Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan & Alumni bapak Sumardi , S.Kom., M.Kom., Dekan Fakultas Ilmu Komputer, Fakultas Ekonomi Bisnis dan Fakultas Humaniora dan Kesehatan, kepala lembaga, sertam seluruh ketua program studi (Kaprodi) akan menjadi momentum strategis untuk mengevaluasi capaian serta merumuskan langkah progresif dalam memantau perkembangan alumni.


Kegiatan dibuka secara resmi oleh Rektor Universitas Mulia Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i, M.Si. dan Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan & Alumni bapak Sumardi , S.Kom., M.Kom. Dalam sambutannya, Rektor menegaskan pentingnya tracer study sebagai indikator keberhasilan kurikulum dan relevansi pendidikan dengan kebutuhan dunia kerja. “Tracer study bukan sekadar kewajiban administratif, tetapi alat evaluasi untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan dan daya saing lulusan,” ujarnya. Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan & Alumni menyoroti perlunya kolaborasi seluruh stakeholder untuk mencapai target responden yang Maksimal.

Acara inti dimulai dengan presentasi laporan tracer study oleh Riski Zulkarnain, S.Pd., M.Pd., yang juga menjabat sebagai Kepala Bagian Kemahasiswaan & Alumni. Data yang disajikan mencakup tingkat respons alumni, profil pekerjaan lulusan, serta kesesuaian bidang studi dengan dunia kerja, dll. Riski mengungkapkan, capaian responden tracer study Universitas Mulia tahun 2024 Berdasarkan data yang disajikan pada jumlah lulusan yang mengisi kuesioner keseluruhan dapat di simpulkan rata-rata yang mengisi Kuesioner pada TS-2, TS-3 dan TS-4 untuk Program Sarjana sebesar 54,43 % dan untuk program Diploma III sebesar 43,37 %.
Selanjutnya, Riski memaparkan materi bertajuk “Praktik Baik Tracer Study di Perguruan Tinggi”. Ia mencontohkan sejumlah universitas terkemuka yang berhasil meningkatkan partisipasi alumni melalui inovasi teknologi dan pendekatan personal. “Kunci keberhasilan adalah integrasi sistem, komitmen tim, dan insentif yang menarik bagi alumni maupun prodi,” Pungkasnya.

Berdasarkan analisis data dan praktik terbaik yang di peroleh saat mengikuti Bimtek di Banjarmasin bersama Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) dan LLDIKTI Wilayah XI, Riski mengajukan lima rekomendasi krusial yang bisa di terapkan di Universitas Mulia, diantaranya:

  1. Membuat tim Tracer di tingkat Fakultas Hingga Prodi yang di SK – kan Universitas sebagai penanggung jawab di masing-masing stakeholder yang di kawal oleh Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni untuk mencapai Angka yang di harapkan.
  2. Pembuatan aplikasi Tracer study yang terintegrasi dengan tracer kemendiktisaintek.
  3. Pemberian Reward untuk pencapaian Hasil Tracer Study hingga >85% Responden Mulai dari Tingkat Prodi, Fakultas Hingga Universitas dengan menggunakan anggaran dana Kemahasiswaan & Alumni.
  4. Mengundang alumni untuk podcast bersama membahas keberhasilan lulusan setelah lulus.
  5. Semua Prodi wajib membuat poster Profil Lulusan minimal 5 Poster di masing-masing Prodi.

Usai sesi tanya jawab yang dinamis, Rektor Universitas Mulia menyampaikan lima arahan strategis sebagai tindak lanjut, Diantarnya:

  1. Kaprodi wajib memastikan lulusan mengisi tracer study dengan memperbarui data kontak alumni secara berkala.
  2. Laporan tracer study tahun depan harus mencakup tiga tingkatan: universitas, fakultas, dan prodi.
  3. Mengundang Alumni pada saat sosialisasi tracer study, dan menjelaskan isi point kuesioner tracer Study.
  4. Sosialisasi Tracer Study di viralkan di media social untuk menjangkau generasi muda.
  5. Ada reward bagi yang mencapai target sampai 75% Responden.

Kegiatan ditutup dengan penyampaian kesimpulan oleh Rektor “Kami akan mengawal implementasi rekomendasi ini secara bertahap. pentingnya sinergi antara Biro Alumni, fakultas, dan prodi. Dengan dukungan aplikasi terintegrasi dan tim khusus, kami yakin target 75% Responden bukan hanya mimpi” Pungkasnya.

Deseminasi ini tidak hanya menjadi ajang refleksi, tetapi juga bukti keseriusan Universitas Mulia dalam menjadikan alumni sebagai mitra strategis pengembangan kampus. Langkah-langkah konkret yang dihasilkan diharapkan memperkuat posisi universitas sebagai pencetak lulusan unggul dan berdaya saing global. ( kontributor : RZ )

Humas Um – WN

Dosen Pendidikan Agama Islam Lisda Hani Gustina, S.Ag., M.Pd. menggelar nonton bareng film karya mahasiswanya, bertempat di Ballroom Cheng Ho, Senin (20/1). Foto: Media Kreatif

Dalam Rangka Tugas Mata Kuliah Pendidikan Agama

UM – Dosen Pendidikan Agama Lisda Hani Gustina, S.Ag., M.Pd. menggelar nonton bareng film karya mahasiswanya, bertempat di Ballroom Cheng Ho, Senin (20/1). Dalam gelaran ini, enam buah karya film ditampilkan dengan tema Jejak Nikmat, Kisah Syukur dalam Kehidupan.

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Sumardi, S.Kom., M.Kom, yang dalam kesempatan ini diwakili oleh Bagian Kemahasiswaan Riski Zulkarnain, S.Pd., M.Pd mengatakan, dirinya mengapresiasi kegiatan pemutaran film ini sebagai bagian dari tugas mata kuliah.

“Terima kasih kepada Ibu Lisda Hani Gustina selaku dosen pengampu mata kuliah Pendidikan Agama, Bapak Nasruddin S.Kom., M.Kom Ketua Prodi Sistem Informasi serta adik-adik mahasiswa yang saya banggakan,” tuturnya mengawali sambutan.

Namun, Riski mengingatkan bahwa kegiatan ini bukan sekadar untuk menggugurkan kewajiban sebagai tugas kuliah, tetapi juga sebagai sarana untuk belajar dan mengamalkan nilai-nilai kebaikan.

“Saya juga mengingatkan tentang pentingnya bersyukur dan berhati-hati dalam menyampaikan agama,” terang Riski. Ia berharap, kegiatan ini dapat menginspirasi semua mahasiswa untuk menjadi pribadi yang lebih baik.

Senada, Dekan Fakultas Ilmu Komputer (FIKOM) Djumhadi, S.T., M.Kom. mengatakan, ia merasa bangga melihat kreativitas para mahasiswa. Menurutnya, alur cerita film tampaknya di luar dari keilmuan ilmu komputer, tetapi mahasiswa mampu membuat film yang bercerita.

“Hidup kita ini selalu penuh ujian, selalu ada pertanyaan dari bangun tidur sampai hari ini, dan kita harus menjawab dengan benar,” ujarnya.

Dengan begitu, ia mengajak setiap langkah dalam kehidupan juga harus didasari dengan rasa syukur. “Jangan mengeluh, karena orang yang bisa bersyukur pasti akan bersyukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala,” ujarnya.

Djumhadi berharap kegiatan ini tidak hanya berhenti di sini, tetapi terus dilanjutkan pada pertemuan berikutnya.

“Kegiatan ini bisa mencerminkan bagaimana mahasiswa menjiwai kehidupan dengan rasa syukur. Mari kita jadikan diri kita generasi penerus yang menciptakan kehidupan menjadi lebih baik,” terangnya.

Dengan begitu, ia berharap, mahasiswa menjalani perkuliahan dengan rasa syukur dan bahagia. Tidak saja melihat dari sulitnya menjalani kuliah, tetapi juga mampu merasakan sisi yang menyenangkan.

Foto bersama perwakilan pejabat Universitas Mulia, Dekan dan mahasiswa FIKOM serta dosen. Foto: Media Kreatif

Foto bersama perwakilan pejabat Universitas Mulia, Dekan dan mahasiswa FIKOM serta dosen. Foto: Media Kreatif

Para mahasiswa yang menggarap film pendek antara lain Minim Adab karya Taufik Hidayat, Sepi di Neraka karya Ahmad Rizki, Klik yang Menjerumuskan dengan sutradara Muhammad Dzaky Darussalam, Kazib karya Rizki Ahdiat, Berdampingan atau Paralelosis, dan Keyakinan karya Pipin Tamara. Foto: Media Kreatif

Para mahasiswa yang menggarap film pendek antara lain Minim Adab karya Taufik Hidayat, Sepi di Neraka karya Ahmad Rizki, Klik yang Menjerumuskan dengan sutradara Muhammad Dzaky Darussalam, Kazib karya Rizki Ahdiat, Berdampingan atau Paralelosis, dan Keyakinan karya Pipin Tamara. Foto: Media Kreatif

Salah satu aksi pemeran Arif ketika berkali-kali kalah judol, dalam film pendek berjudul Klik yang Menjerumuskan karya M Dzaky Darussalam. Foto: Media Kreatif

Salah satu aksi pemeran Arif ketika berkali-kali kalah judol, dalam film pendek berjudul Klik yang Menjerumuskan karya M Dzaky Darussalam. Foto: Media Kreatif

Enam Buah Karya Film

Dalam gelaran nonton bareng ini, setidaknya enam buah karya film garapan mahasiswa semester tiga dari beberapa prodi pada Fakultas Ilmu Komputer yang bisa ditonton di kanal YouTube Universitas Mulia.

Beberapa judul di antaranya adalah Minim Adab karya Taufik Hidayat, Sepi di Neraka karya Ahmad Rizki, Klik yang Menjerumuskan penulis skrip dan sutradara Muhammad Dzaky Darussalam, Kazib karya Rizki Ahdiat, Berdampingan atau Paralelosis, dan Keyakinan karya Pipin Tamara.

Klik yang Menjerumuskan, film ini bercerita tentang Arif, seorang mahasiswa yang terjerumus judi online atau judol. Diceritakan, awalnya, Arif yang duduk termenung sendirian lantaran suntuk tidak memiliki uang.

Datanglah Fikri, yang diperankan Dzaky Darussalam, menghibur Arif yang ditunjukkan game online yang bisa menghasilkan uang. Untuk meyakinkan Arif, Fikri menunjukkan saldo rekeningnya yang bertambah banyak.

“Dengar-dengar, bukannya itu haram?” tanya Arif.

“Lah, mau uang atau tidak?” jawab Fikri.

Tampaknya, jawaban Fikri membuat pikiran Arif semakin galau. Malam itu, Arif mengambil perangkat genggamnya. Ia membuka handphone-nya untuk menghapus rasa penasarannya. Ia lalu mengaksesnya.

Dari sinilah petaka itu berawal. Pertama kali mencoba, Arif berhasil menang dan mendapatkan pundi-pundi uang.  Ia pun mencoba dan terus mencoba hingga rasa penasarannya hilang. Tak lama kemudian, ia terus bernasib sial dan selalu kalah.

Ia pun terjerat hutang pada teman-temannya, hingga terus menumpuk. Hubungannya dengan kedua orang tuanya pun berantakan. Hingga akhirnya ia bertemu dengan seorang ustaz yang menyadarkannya ketika berkonflik dengan Dimas, teman yang uangnya dipinjam Arif.

Kumpulan film pendek ini cukup sederhana. Namun, pesan-pesan yang dibawanya sarat dengan pesan-pesan moral, tentang akhlak, adab, hingga bersyukur dalam kehidupan sehari-hari.

(SA/Kontributor)

Para mahasiswa mendapatkan pendampingan oleh beberapa dosen, di antaranya selaku dosen pembina Dr. Agung Sakti Pribadi, S.H., M.H. yang didampingi dosen Prodi Hukum M. Asyharuddin, S.H., M.H., dan Jhuanda, S.H., M.H. Foto: Media Kreatif

Simulasi Debat Hukum Mata Kuliah Pendidikan Anti Korupsi

UM – Ballroom Cheng Ho Universitas Mulia, Kamis (9/1/2025), menjadi saksi perdebatan sengit antara mahasiswa dari berbagai program studi. Mereka terlibat dalam simulasi debat hukum yang mengupas tuntas dugaan korupsi mantan Menteri Perdagangan RI, Thomas Lembong, dalam perspektif hukum dan ekonomi.

Acara ini bukan hanya sekadar simulasi, melainkan juga sebuah upaya untuk meningkatkan kesadaran mahasiswa tentang pentingnya integritas, keadilan, dan pemberantasan korupsi.

Debat hukum ini merupakan bagian dari mata kuliah Pendidikan Anti Korupsi, yang bertujuan untuk membekali mahasiswa dengan kemampuan analisis dan argumentasi dalam menghadapi isu-isu hukum, khususnya korupsi.

“Korupsi adalah masalah mental yang mendunia, dan kita sebagai generasi penerus harus bisa memahami bentuk-bentuk korupsi dan bagaimana peran masyarakat untuk mengatasinya,” ujar Dr. Agung Sakti Pribadi, dosen pengampu mata kuliah tersebut.

Penangkapan dan penahanan Tom Lembong dengan tuduhan korupsi menimbulkan pendapat pro dan kontra di masyarakat.

Pasalnya, Tom yang menjabat Menteri Perdagangan tahun 2015-2016 di era Presiden Joko Widodo ini dikenal sebagai pejabat yang bersih, cerdas dan santun. Tom lulusan Harvard University Amerika Serikat, sebelum menjabat menteri memiliki rekam jejak dan prestasi yang cemerlang .

Mahasiswa semester tiga saling berdebat terkait Tom Lembong. Mereka berasal dari Prodi Informatika, Sistem Informasi (SI), dan Teknologi Informasi (TI) membahas Pro dan Kontra dengan sudut pandang sebagai Jaksa Penuntut Umum dan sisi lainnya berdiri sebagai pengacara.

Para mahasiswa mendapatkan pendampingan oleh beberapa dosen, di antaranya selaku dosen pembina Dr. Agung Sakti Pribadi, S.H., M.H. yang didampingi dosen Prodi Hukum M. Asyharuddin, S.H., M.H., dan Jhuanda, S.H., M.H.

Suasana debat hukum di Ballroom Cheng Ho, yang dipimpin dosen pembina Dr. Agung Sakti Pribadi, S.H., M.H. yang didampingi dosen Prodi Hukum M. Asyharuddin, S.H., M.H., dan Jhuanda, S.H., M.H. Foto: Media Kreatif

Suasana simulasi debat hukum di Ballroom Cheng Ho, yang dipimpin dosen pembina Dr. Agung Sakti Pribadi, S.H., M.H. yang didampingi dosen Prodi Hukum M. Asyharuddin, S.H., M.H., dan Jhuanda, S.H., M.H. Foto: Media Kreatif

Mahasiswa membahas Pro dan Kontra dengan sudut pandang sebagai Jaksa Penuntut Umum dan sisi lainnya berdiri sebagai pengacara. Foto: Media Kreatif

Mahasiswa membahas Pro dan Kontra dengan sudut pandang sebagai Jaksa Penuntut Umum dan sisi lainnya berdiri sebagai pengacara. Foto: Media Kreatif

Mahasiswa semester tiga saling berdebat terkait Tom Lembong. Mereka berasal dari Prodi Informatika, Sistem Informasi (SI), dan Teknologi Informasi (TI). Foto: Media Kreatif

Mahasiswa semester tiga saling berdebat terkait Tom Lembong. Mereka berasal dari Prodi Informatika, Sistem Informasi (SI), dan Teknologi Informasi (TI). Foto: Media Kreatif

Analisis Kasus dari Tim Jaksa Penuntut Umum

Tim jaksa penuntut umum, yang terdiri dari beberapa kelompok mahasiswa, menyajikan argumen yang kuat terkait dugaan penyalahgunaan wewenang dan tindak pidana korupsi yang dilakukan Thomas Lembong.

“Terdakwa tidak hanya melanggar hasil rapat koordinasi yang menyatakan tidak perlu impor gula, tapi juga merugikan negara sebesar 1,5 triliun,” kata salah seorang mahasiswa dari pihak perwakilan jaksa penuntut umum.

Jaksa penuntut juga berargumen bahwa terdakwa telah menerbitkan izin impor kepada perusahaan yang tidak memenuhi syarat.

“Tindakan tersebut merugikan petani lokal yang terpaksa menjual hasil panen mereka dengan harga jauh di bawah harga pasar dan juga menyebabkan manipulasi pasar melalui penimbunan gula,” lanjutnya.

Tim jaksa menyoroti pelanggaran Pasal 2 dan 3 UU No. 31/1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dan Pasal 19 UU No. 5/1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.

Jaksa penuntut juga menekankan temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang menunjukkan adanya penyimpangan prosedur dan kerugian negara akibat kebijakan impor gula.

Pembelaan dari Tim Penasihat Hukum

Di sisi lain, tim penasihat hukum berargumen bahwa Tom Lembong tidak melakukan korupsi. Mereka menyajikan data bahwa impor gula dilakukan atas persetujuan kepresidenan.

“Jika ada surplus atau impor gula, hal ini terjadi atas persetujuan kepresidenan. Jadi, salahkan kepresidenan pada saat itu,” ujar salah seorang anggota tim penasihat hukum.

Tim ini juga menyajikan 6 saksi ahli yang menyatakan bahwa untuk menjadikan seseorang tersangka, harus ada dua hal: kerugian negara dan niat jahat.

“Klien kami tidak memiliki niat jahat dan tidak ada dana yang masuk ke rekeningnya,” ungkap tim pengacara.

Mereka juga mengkritik proses hukum yang dianggap tidak adil dan terkesan dipaksakan. Tim penasihat hukum juga menegaskan bahwa impor gula dilakukan berdasarkan kebutuhan nasional untuk menjaga kestabilan harga dan pasokan.

Perdebatan Mengenai Bukti dan Legalitas

Perdebatan semakin memanas saat tim jaksa menunjukkan bukti-bukti yang mereka miliki, namun tim penasihat hukum mempertanyakan keabsahan bukti-bukti tersebut.

Salah satu poin krusial adalah perbedaan pendapat mengenai apakah tindakan Tom Lembong lebih tepat dikategorikan sebagai kekeliruan administratif atau tindak pidana korupsi.

“Jika memang ada kesalahan dalam memahami regulasi tersebut, hal ini seharusnya dipandang sebagai sebuah kekeliruan administratif, bukan sebagai tindakan yang melanggar hukum,” tegas salah satu penasihat hukum.

Kesimpulan dan Tuntutan

Tim jaksa penuntut umum menyatakan bahwa Tom Lembong tetap bersalah berdasarkan bukti-bukti yang ada dan menuntut hukuman pidana minimal 4 tahun dan maksimal 20 tahun penjara serta denda setinggi-tingginya.

Jaksa juga menuntut pemulihan kerugian negara dan sanksi terhadap korporasi yang terlibat.

Sementara itu, tim penasihat hukum memohon kepada hakim untuk membebaskan Thomas Lembong dari segala tuntutan dengan alasan bahwa klien mereka melakukan tindakan sesuai dengan prosedur dan tidak terbukti melakukan korupsi.

Simulasi Debat Hukum

Kegiatan debat hukum ini tidak lebih dari simulasi perdebatan yang menjadi tugas mata kuliah Pendidikan Anti Korupsi. Dengan demikian, hal ini merupakan bagian dari pendidikan dan pemberdayaan bagi mahasiswa.

Para mahasiswa dibekali dengan kemampuan menganalisis kasus, menyusun argumentasi, dan berpikir kritis.

Mahasiswa juga mendapat pencerahan mengenai pentingnya penegakan hukum dan keadilan serta bahaya korupsi.

Melalui acara ini, para mahasiswa diharapkan dapat memperkaya pengetahuan hukum dan wawasannya tentang isu-isu aktual.

“Mudah-mudahan kalian bisa menjelaskan betul-betul untuk apa yang disampaikan oleh penasehat hukum, kita paham apa yang dilakukan adalah benar,” kata Dr. Agung Sakti Pribadi.

Debat hukum ini mengupas tuntas dugaan korupsi mantan Menteri Perdagangan Tom Lembong. Acara ini digelar di Universitas Mulia dengan melibatkan mahasiswa dari berbagai program studi.

Melalui perdebatan sengit ini mahasiswa berhasil menunjukkan kemampuan menganalisis, berargumentasi, dan berpikir kritis.

Kasus ini memberikan gambaran betapa rumit dan rentannya sistem hukum dan ekonomi di Indonesia.

Debat hukum ini bukan hanya menjadi ajang perdebatan, tetapi juga wadah untuk meningkatkan kesadaran mahasiswa akan pentingnya pemberantasan korupsi.

Debat hukum mengenai kasus dugaan korupsi Tom Lembong di Universitas Mulia diharapkan memberikan wawasan mendalam kepada para mahasiswa tentang kompleksitas isu hukum, ekonomi, dan politik di Indonesia.

Usai menggelar debat hukum, mahasiswa dinilai berhasil menunjukkan kemampuan luar biasa dalam menganalisis, berargumentasi, dan mengaplikasikan pengetahuannya.

“Kegiatan ini menjadi bukti bahwa generasi muda memiliki potensi besar untuk menjadi agen perubahan dan menegakkan keadilan di masa depan. Perdebatan ini juga diharapkan akan meningkatkan kesadaran pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam pemerintahan,” pungkas Dr. Agung Sakti Pribadi.

(SA/Kontributor)

Yana Priatna ketika sedang berbicara Entrepreneurship di Universitas Mulia. Foto: Media Kreatif

Disampaikan dalam Youth Entrepreneur Summit 2024

UM – Universitas Mulia menggelar Youth Entrepreneur Summit 2024 dengan tema How to Raise Funds for Business, bertempat di Ballroom Cheng Ho, Selasa (3/12). Acara yang sangat menarik bagi para Entrepreneur pemula ini dihadiri Yana Priatna, pengusaha muda di bidang properti YanPro Land dari Bandung, Jawa Barat.

Acara yang dibuka Rektor Prof. Muhammad Ahsin Rifa’i ini turut dihadiri Direktur Eksekutif Yayasan Airlangga Dr. Agung Sakti Pribadi, para Wakil Rektor, Kepala Lembaga, Dekan serta dosen, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan ratusan mahasiswa Universitas Mulia.

Turut hadir Ketua DPD Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kaltim periode 2024-2029 Dr. Abriantinus, Koordinator Rembuk Pemuda Daerah Kaltim Agung Syahrir, Ketua Bidang XII BPD HIPMI Kaltim Sidik Amirullah dan Bendahara Umum BPC HIPMI Balikpapan Dio Ramadhan.

Dalam sambutannya, Rektor Prof. Ahsin mengingatkan visi besar Universitas Mulia, yakni menjadi Global Technopreneur Campus pada tahun 2045. Visi ini selaras dengan misi untuk mencetak lulusan-lulusan yang mampu menjadi wirausaha berbasis teknologi.

“Universitas Mulia punya mimpi besar untuk menjadi perguruan tinggi unggul dalam bidang technopreneur. Oleh karena itu, kegiatan ini sangat relevan dengan roadmap kami untuk mendorong riset dan inovasi pada 2026-2027, hingga mencapai puncaknya pada 2045,” ujar Prof. Ahsin.

Untuk itu, Rektor memberikan apresiasi kepada BEM Universitas Mulia, Rembuk Pemuda Daerah Kalimantan Timur, dan IKN Youth Forum atas terselenggaranya kegiatan ini. “Ini adalah bentuk konkret dari komitmen kita untuk mempersiapkan Generasi Emas 2045,” tambahnya.

Acara tersebut menghadirkan sejumlah narasumber inspiratif, seperti Yana Priatna, CEO dan Founder YanPro Land, serta Sidik Amirullah dan Dio Ramadhan dari HIPMI. Para narasumber diharapkan dapat memotivasi mahasiswa untuk mengembangkan jiwa kewirausahaan.

Rektor Prof. Muhammad Ahsin Rifa'i menerima cenderamata dari Agung Syahrir, Koordinator Rembuk Pemuda Daerah Kaltim selaku panitia penyelenggara Youth Entrepreneur Summit 2024. Foto: Media Kreatif

Rektor Prof. Muhammad Ahsin Rifa’i menerima cenderamata dari Agung Syahrir, Koordinator Rembuk Pemuda Daerah Kaltim selaku panitia penyelenggara Youth Entrepreneur Summit 2024. Foto: Media Kreatif

Yana Priatna menerima cenderamata dari Agung Syahrir, Koordinator Rembuk Pemuda Daerah Kaltim. Foto: Media Kreatif

Yana Priatna menerima cenderamata dari Agung Syahrir, Koordinator Rembuk Pemuda Daerah Kaltim. Foto: Media Kreatif

Tips Menggalang Dana Bisnis

Memasuki sesi pemaparan yang dipandu Presiden BEM Agung Widianto, Yana Priatna mengawali dengan memperkenalkan dirinya sebagai CEO dan founder YanPro Land dan berbagi latar belakang pribadinya, termasuk tantangan yang dihadapinya dalam mencapai posisi sebagai pengusaha.

“Saya memulai dari nol, berjuang dari latar belakang keluarga sederhana. Jika saya bisa, Anda juga pasti bisa. Kuncinya adalah kerja keras, integritas, dan terus belajar,” katanya.

Ia juga menyarankan mahasiswa untuk memilih bidang usaha yang sesuai dengan keahlian dan fokus pada satu sektor hingga menguasainya.

“Jangan berpindah-pindah sebelum menguasai satu bidang. Bisnis harus memiliki rencana dan proyeksi jangka panjang yang matang,” kata Yana.

“Lima tahun pertama bisnis penuh dengan tantangan, tetapi karakter seperti jujur dan amanah akan menarik perhatian investor,” ujarnya.

Hal ini diperlukan lantaran, menurutnya, investor selalu melihat integritas, semangat, dan kemampuan bertahan dalam menghadapi kegagalan.

Ia menekankan pentingnya karakter sebagai pengusaha, seperti antusiasme, keinginan untuk belajar, dan kemampuan untuk membangun jaringan yang menjadi kunci dalam mencari pendanaan dan membangun bisnis.

“Permodalan bisnis cuma tiga. Satu adalah penjualan, bootstrap. Kalau Anda belum punya duit, belum punya apapun dan sebagainya. Kalau Anda punya jasa, jasa itu bisa jualan dulu baru barangnya inden, atau apa namanya PO, Purchasing Order dulu segala macam, Anda bisa melalui penjualan,” ujarnya.

Bootstrap adalah metode pengembangan bisnis dengan menggunakan pendapatan dari penjualan produk atau layanan untuk mendanai operasional dan pertumbuhan bisnis.

Konsep ini menekankan pada efisiensi, pengelolaan keuangan yang hati-hati, dan reinvestasi keuntungan untuk mendukung pertumbuhan.

Artinya, sebelum mencari pendanaan tambahan dari investor atau lembaga keuangan, penting bagi pebisnis pemula untuk menunjukkan kemampuan menghasilkan pendapatan sendiri.

“Kedua adalah equity, kepemilikan. Jadi, kepemilikan Anda di sebuah perusahaan PT-nya, sahamnya dibagi-bagi atau disiarkan ke orang lain,” terangnya.

“Nah, baru ketiga adalah loan atau pinjaman. Kalau Anda punya aset, sertifikat tanah, rumah, lain sebagainya itu bisa dipakai pinjaman,” tambahnya.

Meski demikian, Yana melihat banyak perusahaan rintisan atau startup tidak memiliki aset sehingga pada akhirnya lebih fokus pada penjualan dan ekuitas.

Yana menekankan pentingnya memahami empat tipe bisnis yang sedang dijalani untuk menentukan strategi yang tepat dalam pengembangan dan pencarian pendanaan.

Pertama, Creator. Tipe bisnis ini adalah yang baru dibangun dan masih dalam tahap pengembangan. Bisnis ini berfokus pada menciptakan produk atau layanan hingga mencapai stabilitas dan menghasilkan omset yang konsisten.

Kedua, Growth. Setelah bisnis mencapai stabilitas, tipe ini berfokus pada pertumbuhan dan ekspansi. Bisnis mulai mencari cara untuk meningkatkan omset dan memperluas jangkauan pasar.

Ketiga, Mature. Tipe bisnis ini sudah mapan dan memiliki sistem yang berjalan dengan baik. Bisnis ini biasanya memiliki pelanggan tetap dan pendapatan yang stabil.

Keempat, Decline. Tipe bisnis ini mengalami penurunan dalam pendapatan atau relevansi di pasar. Bisnis ini perlu melakukan inovasi atau perubahan strategi untuk bertahan.

Yana menyarankan bahwa dengan memahami tipe bisnis yang sedang dijalani, pengusaha dapat menentukan strategi yang tepat untuk mendapatkan pendanaan.

Ia menjelaskan beberapa metode pendanaan yang dapat dipertimbangkan berdasarkan tipe bisnis, diantaranya adalah lewat Pinjaman, Feasibility Study, Konsorsium dan Dana Khusus, dan IPO.

Pinjaman dilakukan dengan menggunakan aset yang dimiliki kepada bank atau lembaga keuangan. Namun, Yana mengingatkan agar pengusaha mempertimbangkan risiko dan kemampuan pengembalian sebelum mengambil langkah ini.

Sedangkan Feasibility Study, yakni dengan menyiapkan studi kelayakan untuk meyakinkan investor tentang potensi bisnis, terutama jika memerlukan dana yang besar. Ini sering kali dilakukan dengan bantuan konsultan.

“Studi kelayakan sangat penting untuk proyek berskala besar. Dengan bantuan konsultan seperti Deloitte, EY, PWC, atau Grant Thornton, Anda dapat membuktikan kelayakan bisnis kepada calon investor,” paparnya.

Pendanaan juga bisa diperoleh lewat Konsorsium dan Dana Khusus. Mencari dana dari konsorsium atau dana khusus yang mungkin tersedia untuk jenis bisnis tertentu.

Pendanaan melalui konsorsium atau dana khusus juga menjadi pilihan strategis, terutama untuk proyek kolaboratif atau skala besar. Pendekatan ini memungkinkan pengusaha menggalang dana dari berbagai pihak dengan berbagi risiko dan manfaat.

IPO (Initial Public Offering), yakni apabila bisnis sudah cukup besar dan mapan, maka pendanaan dapat diperoleh dengan melakukan IPO untuk menjual saham kepada publik sebagai cara untuk mendapatkan dana.

“Menjual saham di bursa efek memberikan akses ke dana besar dan meningkatkan kredibilitas perusahaan di mata publik,” tutup Yana.

(SA/Kontributor)

Mahasiswa Prodi S1 Manajemen Universitas Mulia sedang menyimak pemaparan materi Entrepreneurship. Foto: Media Kreatif

Pentingnya Memiliki Mentor Agar Tidak Banyak Jatuh Bangun

UM – Himpunan Mahasiswa Manajemen menggelar Seminar Kewirausahaan dengan tema Tips dan Trik Sukses Membangun Usaha Sendiri, berlangsung di Ballroom Cheng Ho, Sabtu (14/9). Dalam kesempatan itu, Heru Nugroho Susanto, seorang Entrepreneur lulusan IPB Bogor berbagi pengalaman dengan mahasiswa.

Heru yang kelahiran Bogor, 40 tahun yang lalu ini berpengalaman menjadi Entrepreneur. Ia pernah mendirikan 145 bisnis skala Small Medium Enterprise (SME) atau UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah).

“Saya akan ceritakan tentang tips dan trik hal-hal terkait bisnis yang pernah saya lakukan. Bukan teori, bukan ngambil cerita orang, tapi yang saya lakukan sendiri,” tutur Heru mengawali paparannya.

Dengan pengalamannya itu, Heru berharap bisa dijadikan landasan oleh para mahasiswa tentang bagaimana cara memulai bisnis, baik dengan atau tanpa modal maupun tanpa tempat usaha. Untuk memulai bisnis, menurutnya, yang penting adalah niat.

“Kalau mau bangun bisnis tanpa niat itu yang susah,” ujarnya.

Heru Nugroho Susanto, seorang Entrepreneur lulusan IPB Bogor berbagi pengalaman dengan mahasiswa Universitas Mulia, Sabtu (14/9). Foto: Media Kreatif

Heru Nugroho Susanto, seorang Entrepreneur lulusan IPB Bogor berbagi pengalaman dengan mahasiswa Universitas Mulia, Sabtu (14/9). Foto: Media Kreatif

Sebagian isi slide paparan Heru Nugroho Susanto bagaimana kiat mengawali bisnis bagi mahasiswa. Foto: Media Kreatif

Sebagian isi slide paparan Heru Nugroho Susanto bagaimana kiat mengawali bisnis bagi mahasiswa. Foto: Media Kreatif

Kiat Mendirikan Usaha

Heru kemudian menerangkan bagaimana memulai bisnis bagi para mahasiswa. Salah satunya, mahasiswa bisa menjadikannya seorang mentor untuk belajar. Menurut Heru, ada setidaknya tujuh langkah yang dapat diikuti para mahasiswa.

Pertama, memiliki alasan yang kuat untuk memulai bisnis. Menurutnya, apabila mahasiswa mampu menemukan alasan yang tepat, maka ia akan bergerak untuk mendapatkannya.

“Contoh, kalau besok disuruh mendapatkan uang 100 juta, kira-kira bisa gak? Gak bisa. Tapi, kalau kita pulang ke rumah sekarang, terus orang tua kita sakit, terus butuh uang 100 juta, kalau gak besok meninggal, dicari gak?” ujarnya.

Heru mengatakan, setiap orang memiliki alasan yang berbeda-beda. Tetapi, dengan alasan apapun nantinya, hal itu menjadi pendorong dirinya untuk memulai bisnis.

“Alasan saya (berbisnis), karena istri saya banyak permintaannya. Anak saya juga begitu. Dan saya tuh paling gak bisa kalau istri sama anak saya minta saya gak bisa kasih,” ujarnya.

Kedua, make a goal before a plan. Apabila sudah mendapatkan alasan untuk memulai berbisnis, maka tentukan tujuannya sebelum membuat rencana bisnis.

“Kalau udah ketemu alasannya, baru kemudian Make a goal before a plan. Jadi, jangan kebanyakan rencana. Kalau kebanyakan rencana, nanti nggak jalan-jalan bisnisnya,” katanya.

Menurutnya, bisnis yang baik adalah bisnis yang segera dimulai, bukan yang hanya dipikirkan saja.

Berdasarkan pengalamannya, Heru melihat banyak orang yang hanya membuat rencana bisnis agar tidak menderita kerugian atau kebangkrutan. Padahal, belum tentu juga rugi.

“Bangkrut itu udah jadi part of business. Berkali-kali saya bangkrut. Dulu saya pertama kali bisnis itu adalah jual beli pupuk kandang,” ujarnya. Ia menceritakan, kala itu ia pernah berbisnis ban mobil, jual beli peti kemas, bisnis peternakan, hingga bisnis ikan lele.

Saat menjalankan bisnis ikan lele itulah, baru berjalan tiga bulan mengalami kerugian, bahkan bangkrut. Modal yang dikeluarkan 120 juta, tetapi balik modal hanya 30 juta saja.

“Jadi, saya tiap mau panen, dipanen dulu sama yang jaga. Dan akhir-akhir itu saya baru tahu bahwa daerah situ banyak mafianya,” ceritanya.

Ketiga, the power of kepepet. Terkadang, ketika dalam posisi terdesak, maka muncul kekuatan untuk berusaha. Hal ini, menurutnya, lebih baik dibanding jika menggunakan kekuatan atas dasar iming-iming atau the power of iming-iming.

“Orang kalau dikasih iming-iming, di Indonesia tuh, kadang-kadang mau, mau enggak enggak gitu, tapi kalau sudah kepepet, dikerjain ya. jadi, kita harus cari tau apa yang mepet nih,” ujarnya.

Keempat, stretch your brain. Meskipun ke depan mahasiswa telah menjadi pengusaha, Heru mengatakan jangan berhenti belajar.

“Saya sampai detik ini masih belajar. Saya menghabiskan satu miliar lebih untuk ikutan seminar dan sertifikasi. Sampai keluar negeri. Karena buat saya, melatih otak itu penting. Sama kayak orang nge-gym,” ujarnya.

Ia mendorong mahasiswa untuk terus berlatih mengasah ketajaman berpikir kritis dan kreatif, baik dengan membaca buku, menonton YouTube, ikut seminar atau bergabung dengan komunitas yang positif.

“Apalagi zaman sekarang itu kan banyak sekali lingkungan yang toxic ya, kalau sudah tahu lingkungan yang toxic, tinggalin. Percaya deh, karena gak selamanya teman terbaik Anda itu bisa bantu Anda,” ungkapnya.

Kelima, without but and later. Tanpa ‘tapi’, tanpa ‘nanti’. Hal ini untuk melatih kedisiplinan sebagaimana yang ada di militer.

“Tanpa ‘tapi’, tanpa ‘nanti’, yang ada hanya siap laksanakan. Jadi, kalau saya bilang temuin hari ini 10 orang, siap laksanakan. Kayak tentara sih,” ujarnya.

Keenam, push the button. Terkadang, dalam kehidupan, masih ada kekhawatiran atau ketakutan untuk memulai bisnis atau melakukan sesuatu. Hal ini wajar dialami oleh setiap manusia.

Meski demikian, manusia seolah memiliki tombol yang siap dipencet atau ditekan untuk memperingatkan dirinya agar segera sadar dan kembali memulai pekerjaan dengan baik.

“Dulu istri saya setiap pagi dengerin radio, lagunya galau. Postingnya (di medsos) jadi galau. Tapi, sekarang sudah gak pernah lagi (karena sudah tekan tombol). Sekarang yang didengerin murottal,” katanya.

Ketujuh, take action. Lakukan tindakan untuk memulai menjalankan bisnis.

“Dulu saya waktu bisnis gak punya mentor, bangkrutnya berkali-kali. Tapi sekali punya mentor itu enak banget, karena ada yang mengarahkan. Tanpa ‘tapi’, tanpa ‘nanti’, push the button sama take action,” tuturnya.

Untuk memulai bisnis, Heru menyarankan mahasiswa bisa melakukan dengan beberapa cara, diantaranya adalah menjual sesuatu, menjalankan jejaring bisnis, mendirikan UMKM, atau bisnis lainnya sepanjang ada solusi dan pasar.

Menjalankan jejaring bisnis, misalnya, Heru memberikan contoh warung kopi atau warkop. Apabila keuntungan bersih hanya 2 juta saja, tentu belum mencukupi untuk kebutuhan hidup. Hal ini berbeda jika memiliki 100 warkop di beberapa tempat.

“Jadi, bukan seberapa besar profitnya, tapi seberapa banyak kita punya cabang. Dari dulu selalu seperti itu,” ujarnya.

Daya Ungkit (Leverage)

Untuk memulai bisnis, menurut Heru, tentu saja harus bicara tentang daya ungkit atau leverage.

Leverage bertujuan untuk menggunakan sumber daya secara efektif untuk menghasilkan pertumbuhan yang lebih cepat dan keuntungan yang lebih besar, sambil tetap mempertimbangkan risiko yang ada.

“Kalau kita mau ganti ban, gak pakai dongkrak, berat gak? Berat. Jadi, leverage itu adalah dongkrak biar kita mudah mau ngapa-ngapain,” ujarnya.

Untuk itu, menurutnya ada beberapa cara menggunakan daya ungkit agar bisnis memiliki keuntungan yang berlipat ganda.

Pertama, prinsip Pareto 20:80. Menurutnya, dalam bisnis itu justru effort pengusaha hanya 20%, tetapi mendapatkan hasil 80%. Hal ini berbeda jika dibandingkan dengan pekerja, yang effort-nya 80%, sedangkan hasilnya hanya 20%. Maka disinilah berlaku hukum Pareto.

Kedua, Fishing or Netting. Memancing atau menjaring. Menurutnya, jika menggunakan prinsip memancing, maka mendapatkan hasilnya satu persatu. Berbeda dengan menjaring, maka akan mendapatkan sekaligus banyak.

“Maka berbisnis adalah sesuatu yang marketnya itu luas. Berbisnislah dengan jaringan, bukan berbisnis yang satu-satu,” ujarnya.

Ketiga, buying business, yakni dengan membeli bisnis yang sudah mengalami kebangkrutan. Menurutnya, ini memerlukan penjelasan tersendiri.

Keempat, don’t sell the product but the system. Tidak menjual produk, tetapi menjual sistem.

Dalam entrepreneurship, menjual sistem mengacu pada konsep menjual solusi yang lebih besar atau ekosistem yang mendukung produk daripada hanya fokus pada produk tunggal itu sendiri.

Ini berarti seorang pengusaha tidak hanya menawarkan produk fisik, tetapi juga menjual nilai tambah yang lebih luas melalui sistem, layanan, atau model bisnis.

“Kenapa Starbucks bisa bertahan, bisa ada di mana-mana? Karena dia jual sistem kan. Dia jual sistem, yang dia jual itu adalah royalty-nya gitu. MCD, KFC, itu kan bisa besar sampai kemana-mana,” ujarnya.

“Jadi, bisnis itu banyak macamnya. Tapi, kita bisa mulai dari hal yang kecil-kecil. Bisnis tanpa sistem itu gak akan pernah bawa kita sampai mana-mana. Kebayang gak sih kalau KFC atau Starbucks gak ada sistemnya?” tutupnya.

(SA/Kontributor)

Foto bersama narasumber bersama panitia dan peserta Program Studi S1 Manajemen dalam Seminar Kewirausahaan yang digelar HIMA Manajemen, Sabtu (14/9). Foto: Media Kreatif

Pelantikan Pengurus Ikatan Keluarga Alumni Manajemen (IKM)

UM – Himpunan Mahasiswa Manajemen menggelar Seminar Kewirausahaan dengan tema Tips dan Trik Sukses Membangun Usaha Sendiri, berlangsung di Ballroom Cheng Ho, Sabtu (14/9). Kegiatan ini juga sekaligus pelantikan Pengurus Ikatan Keluarga Alumni Manajemen (IKM) yang diketuai Hendri Samsudin.

Seminar Kewirausahaan digelar oleh Himpunan Mahasiswa (Hima) Program Studi S1 Manajemen. Ketua Panitia Pelaksana Andi Hilda Yani mengatakan, seminar diikuti 226 mahasiswa dari Prodi Manajemen.

Ketua Prodi S1 Manajemen Dr. Hj. Pudjiati, S.E., M.M mengatakan, ia melihat dunia usaha saat ini terjadi persaingan dan tuntutan industri. Hal itu, menurutnya, membutuhkan SDM dengan kreativitas yang tinggi agar usaha bisnis terus survive di masa depan.

“Jadi, bukan hanya sekedar secara teoritis yang didapatkan di dalam bangku kuliah, tapi bagaimana di luar sana kita mampu bersaing dengan berbagai macam orang yang punya kemampuan dan kompetensi yang tinggi,” ujar Pudjiati.

“Pada saat sekarang ini pun, masih banyak sarjana-sarjana yang bukan hanya lulusan S1, bahkan S2 pun banyak juga yang mencari pekerjaan. Jadi, bagaimana kita mencoba untuk menciptakan peluang usaha sendiri,” tambahnya.

Terlebih, saat ini telah berdiri Ibu Kota Nusantara (IKN), ia mengingatkan mahasiswa untuk membekali diri dengan kemampuan kewirausahaan.

Mau tak mau, menurutnya, ke depan akan banyak pendatang baru tiba di Kalimantan Timur sehingga muncul persaingan yang semakin ketat.

“Saya tanya pada Ketua Panitia, ternyata hasilnya itu hampir 90% itu mahasiswa kita masih belum punya usaha,” ungkapnya.

Hal ini tentu saja membuat dirinya heran. Padahal, saat ini ada banyak generasi muda yang telah berwirausaha.

Dengan Seminar Kewirausahaan ini, ia ingin mendorong mahasiswa memiliki jiwa kewirausahaan, kemudian terinspirasi untuk membangun usaha sendiri.

Dr. Pudjiati, S.E., M.M dan Ketua IKM Hendri Samsudin bersama pengurus lainnya. Foto: Media Kreatif

Dr. Hj. Pudjiati, S.E., M.M dan Ketua IKM Hendri Samsudin bersama pengurus lainnya. Foto: Media Kreatif

Heru Nugroho Susanto menerima cenderamata dari Dr. Hj. Pudjiati, S.E., M.M. Foto: Media Kreatif

Heru Nugroho Susanto menerima cenderamata dari Dr. Hj. Pudjiati, S.E., M.M. Foto: Media Kreatif

Mahasiswa Prodi S1 Manajemen sedang mengikuti Seminari Kewirausahaan. Foto: Media Kreatif

Mahasiswa Prodi S1 Manajemen sedang mengikuti Seminari Kewirausahaan. Foto: Media Kreatif

Pudjiati mengatakan, pasca seminar ini, ia berencana menggelar pelatihan kewirausahaan.

“Bagi yang sudah punya usaha itu nanti akan kita kumpulkan untuk masuk ke dalam inkubator bisnis. Di dalam inkubator bisnis itu nanti kita lihat apa yang menjadi keunggulan yang dimiliki usaha oleh teman-teman ini,” tuturnya.

Sedangkan yang belum memiliki usaha, ia berharap akan muncul usaha bisnis baru dari mahasiswa pasca seminar kewirausahaan ini.

Ending-nya dari kegiatan ini adalah, kita akan mengadakan Expo Kewirausahaan bagi mahasiswa,” ujarnya.

Dalam kesempatan ini, Pudjiati melantik dan menyerahkan Surat Keputusan Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis tentang pengangkatan Pengurus Ikatan Keluarga Alumni Manajemen (IKM), kepada Hendri Samsudin sebagai Ketua IKM periode 2024-2025 bersama pengurus lainnya.

Hendri dalam pesannya mengatakan, ia sadar pengalamannya di kampus tidak hanya ilmu pengetahuan saja yang diperolehnya, tetapi juga pengalaman yang membentuk karakternya di masa depan.

“Saya sebagai alumni memiliki tanggung jawab dan kesempatan untuk membalas budi kepada almamater dan kampus tercinta kita, yaitu Universitas Mulia,” tutur Hendri.

“Saya sangat berharap dengan dibentuknya Ikatan Keluarga Alumni Manajemen bisa membawa kita saling berkolaborasi antara kami sebagai alumni, kemudian BEM dan seluruh HIMA yang ada di Universitas Mulia, untuk membangun dan membanggakan kampus kita baik di dalam kota, provinsi maupun di tingkat nasional,” tambahnya.

Hendri pun membacakan visi dan misi IKM. Hendri mengatakan, IKM ingin memastikan bahwa setiap anggotanya merasa terhubung dan diberdayakan serta memiliki akses sumber daya dan peluang yang dapat memperkaya perjalanan karirnya.

Sementara itu, sesi Seminar Kewirausahaan ini diisi oleh Heru Nugroho Susanto, pria kelahiran Bogor, 40 tahun yang lalu. Heru adalah seorang Entrepreneur yang memiliki latar pendidikan S1 IPB dan S2 Business School IPB Bogor.

Selain pernah bekerja di perusahaan besar, Heru berpengalaman mendirikan 145 bisnis skala Small Medium Enterprise (SME) atau UMKM. Bagi Heru, untuk memulai bisnis, bahkan dengan tanpa modal dan tanpa tempat usaha, yang terpenting dimiliki adalah niat.

“Kalau mau bangun bisnis tanpa niat itu yang susah,” ujarnya.

Bagi Heru, untuk memulai bisnis harus diawali dari mimpi (Dreams). Sebagaimana ikatan alumni yang memiliki visi dan misi, maka untuk mewujudkannya dibutuhkan niat dan tindakan untuk mencapainya.

Heru mengingatkan, bukan saja organisasi ataupun perusahaan saja yang memiliki visi dan misi, tetapi diri sendiri juga harus memilikinya.

“Saya pribadi itu punya visi punya 9 lembaga sosial di negara berbeda. Nah, untuk mencapai hal itu, gak bisa saya kerja biasa, gak bisa saya bangun relasinya biasa,” ujarnya.

Untuk itu, hal pertama untuk memulai bisnis adalah harus memiliki mimpi untuk diwujudkan. Kedua, adanya inflasi, yakni adanya kenaikan harga barang-barang yang mendorong dirinya untuk mendapatkan pemasukan.

“Yang ketiga, kenapa sih harus bisnis? Biar bisa jadi berkah buat orang lain. Ya, kalau kita kerja jadi berkah buat siapa? Buat bos kalian. Iya dong, kadang-kadang kita capek, pulang ke rumah, yang ada nanti orang tua ngomong apa, kita ngomel,” ujarnya.

“Jadi kalau mau jadi berkah buat banyak orang, mulailah dengan berbisnis,” imbuhnya.

Dan yang keempat, Endgame. Menurut Heru, yang dimaksud Endgame adalah manfaat yang diperoleh setelah tujuannya tercapai.

“Kayak tadi contoh ya, tujuannya mau masuk ke pemerintahan. Manfaatnya apa sih? Dapat pensiun. Berapa sih pensiunnya? Nggak besar kok. Ya, basic,” terangnya.

Bagi Heru, Endgame adalah financial freedom, time freedom, location freedom. “Punya uang banyak, punya waktu banyak, tapi gak sehat, gak bisa kemana-mana, percuma juga. Jadi harus ada tiga itu. Itu hanya bisa dicapai oleh bisnis,” pungkasnya.

(SA/Kontributor)