“Hijrah sejati adalah keberanian membongkar kebiasaan lama, membangun pola pikir baru, dan menghidupkan nilai Islam dalam tindakan nyata — inilah yang menjadikan dakwah kampus bukan hanya mimbar ceramah, tetapi medan pembebasan pikiran dan peradaban.”Ustadz Putra Pradipta

Humas Universitas Mulia, 28 Juni 2025 Peringatan 1 Muharram di Universitas Mulia melalui Tabligh Akbar yang diinisiasi LDK Al-Izzah bukan hanya menjadi panggung retorika, tetapi ruang refleksi kritis: sejauh mana makna hijrah benar-benar dihidupkan dalam realitas mahasiswa?

Panitia Tabligh Akbar dari LDK Al-Izzah menyambut para peserta ikhwan di area registrasi. Kegiatan ini terbuka untuk mahasiswa maupun masyarakat sekitar Masjid Nurul Iman.

Dalam tausiyahnya, Ustadz Putra Pradipta menekankan bahwa hijrah bukan sekadar slogan, tetapi perubahan aplikatif yang menuntut kerja nyata.

“Hijrah secara aplikatif berarti mengubah diri dan berkontribusi langsung pada umat melalui perubahan pola pikir yang lebih baik, peningkatan pengetahuan, pengembangan keterampilan, dan karakter positif,” tegasnya.

Hijrah Bukan Teori, Tapi Agenda Nyata

Tantangan hijrah, lanjutnya, tidak pernah ringan. Godaan dunia, tekanan lingkungan negatif, kurangnya pengetahuan Islam, dan kebiasaan buruk yang terus dipantik oleh pergaulan menjadi jebakan nyata.

Kaum bapak, pengurus Masjid Nurul Iman, dan warga sekitar kampus mulai memenuhi ruang utama masjid untuk mendengarkan tausiyah Tabligh Akbar 1 Muharram.

“Tantangan terbesar umat Islam dalam memulai hijrah adalah godaan dunia, tekanan sosial negatif, kurangnya kesadaran dan pengetahuan Islam, serta sulitnya mengubah kebiasaan buruk yang senantiasa ada pemantik di sekitar,” jelasnya.

Dalam konteks mahasiswa, tantangan ini semakin relevan. Di usia produktif dengan distraksi digital, kemudahan akses hiburan instan, dan gaya hidup pragmatis, spirit hijrah seringkali kalah oleh rutinitas. Maka, Ustadz Putra menegaskan bahwa mahasiswa Muslim harus menjaga keseimbangan dunia dan akhirat, mengembangkan keterampilan, meningkatkan kesadaran etis, dan mengelola waktu sebaik mungkin.

Personel LDK Al-Izzah bertugas sebagai MC membuka rangkaian acara Tabligh Akbar dengan khidmat.

“Seorang mahasiswa Muslim perlu menjaga keseimbangan dunia-akhirat, mengembangkan keterampilan, meningkatkan kesadaran etis, mengelola waktu, mencari ilmu bermanfaat, dan berdoa serta berusaha menjadi yang terbaik,” pesannya.

Memperbaiki Niat, Merancang Rencana, Menguatkan Dukungan

Banyak yang semangat di awal hijrah, lalu redup di tengah jalan. Ustadz Putra mengingatkan bahwa kunci keberlanjutan ada pada niat yang tulus dan rencana aksi yang realistis. “Yang perlu diperbaiki adalah niat tulus, tujuan jelas, rencana aksi bertahap, dukungan positif, dan refleksi berkala untuk mempertahankan semangat hijrah,” tegasnya.

Dua mahasiswa LDK Al-Izzah, para ikhwan pejuang dakwah kampus, melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur’an dengan suara merdu dan penuh penghayatan.

Dalam hal ini, spirit hadits ﴿إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ﴾ “Sesungguhnya setiap amal tergantung niatnya…” (HR. Bukhari Muslim) menjadi prinsip dasar hijrah. Tanpa niat yang jernih, hijrah hanya akan menjadi slogan tanpa makna.

Kepemimpinan Butuh Spirit, Bukan Cuma Ilmu

Ia juga menyoroti bahwa spiritualitas menjadi elemen vital kepemimpinan mahasiswa di masa depan. Pengetahuan, menurutnya, hanyalah satu sisi koin.

“Spiritualitas memainkan peran penting dengan membentuk nilai, etika, dan karakter yang kuat. Pengetahuan saja tidak cukup, karena kepemimpinan yang efektif membutuhkan kombinasi pengetahuan, keterampilan, dan spiritualitas untuk membangun hubungan positif dan membuat keputusan yang bijak,” ungkapnya.

Dakwah Kampus, Garda Depan Kebangkitan Umat

Di akhir, Ustadz Putra menegaskan bahwa dakwah kampus bukan sekadar ruang ceramah, tetapi benteng pengkaderan umat. Di tangan mahasiswa, dakwah harus berwajah kritis, sadar sosial, membangun jaringan kolaborasi, dan mempersiapkan kader berintegritas.

Perwakilan LAZ Nurul Hayat, mahasiswa, dan jamaah Masjid Nurul Iman tampak berbaur khusyuk menyimak materi kajian.

“Dakwah kampus dapat menjadi garda depan kebangkitan umat melalui pengembangan pemikiran kritis, kesadaran sosial, jaringan kolaborasi, dan kaderisasi berintegritas,” pungkasnya.

Pesan ini selaras dengan firman Allah ﴿وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى﴾ “…dan tolong-menolonglah kamu dalam kebaikan dan ketakwaan…” (QS. Al-Maidah: 2).

Jamaah akhwat juga hadir memenuhi shaf dalam Tabligh Akbar 1 Muharram, menandai inklusivitas dakwah kampus dan masjid.

Tabligh Akbar 1 Muharram di Universitas Mulia bukan hanya peringatan seremonial, tetapi panggilan untuk berpindah: dari apatis ke peduli, dari wacana ke aksi, dari sekadar ‘mahasiswa aktif’ menjadi agen perubahan yang benar-benar hidup di jalur dakwah dan peradaban.

Humas UM (YMN)

“Kesempatan ini sangat langka. Mereka yang sukses adalah yang tak pernah melewatkan kesempatan sekecil apa pun itu yang dapat memberikan manfaat untuk masa depan mereka.”
— Dr. Linda Fauziyah Ariyani, Kepala UPT Inkubator Bisnis UM

Humas Universitas Mulia, 16 Juni 2025 – Universitas Mulia kembai akan menghadirkan program unggulan melalui UPT Inkubator Bisnis, berupa kegiatan business coaching bertaraf internasional. Bertajuk “The Future is Now: Real Stories, Real Innovations, Real Impact”, webinar ini menjadi agenda rutin yang dirancang untuk mengembangkan keterampilan mahasiswa, khususnya dalam bidang inovasi produk.

Yang membedakan webinar kali ini dengan sesi sebelumnya adalah kehadiran narasumber dari luar negeri untuk pertama kalinya. “Ini pertama kalinya inkubator bisnis menghadirkan pemateri dari luar negeri,” ungkap Dr. Linda Fauziyah Ariyani, moderator sekaligus dosen Universitas Mulia.

Pemateri yang diundang adalah Sanjith M. Gowda, M.Tech, Manager R&D dari salah satu perusahaan listrik terkemuka di India. Dr. Linda mengisahkan awal pertemuan mereka, “Mr. Sanjith ini saya kenal 3 tahun yang lalu saat jadi presenter pemakalah terbaik di ICSINTESA yang diadakan Universitas Mulia. Kami terus menjalin komunikasi. Dalam waktu singkat itu, dia telah berhasil menjadi R&D Manager dan baru saja launching produk baru.” Koneksi profesional yang terjalin melalui pesan singkat kembali mempertemukan mereka dalam semangat berbagi inovasi.

Webinar ini dirancang agar mahasiswa memperoleh pengalaman belajar langsung dari praktisi internasional. “Peserta bisa mendapatkan insight baru dari praktisi di India, negara dengan populasi terbanyak di dunia dan persaingan bisnis yang sangat ketat. Wawasan menjadi lebih luas, tidak terbatas pada lingkungan sekitar saja,” jelas Dr. Linda.

Lebih jauh, ia menekankan bahwa inovasi sangat penting untuk business sustainability. “Kemampuan berinovasi perlu dilatih sejak dini di dalam kampus,” ujarnya. Tak hanya dalam ranah bisnis, menurutnya inovasi juga penting dalam pengembangan karir pribadi agar mampu menjawab tantangan zaman.

Dr. Linda juga menegaskan bahwa kegiatan ini membuka peluang kolaborasi global. “Peserta bisa interaksi langsung dan terhubung dengan pemateri. Mereka bisa terus berinteraksi lewat sosial media,” katanya.

Tak sekadar menambah wawasan, webinar ini juga diharapkan menjadi latihan kepercayaan diri dan penguasaan bahasa Inggris mahasiswa. “Harapannya, mahasiswa terbiasa untuk terlibat dan tampil percaya diri dalam berbagai event antarnegara,” lanjutnya.

Dalam berbagai perkuliahan, Dr. Linda mengaku selalu menyelipkan kisah-kisah inspiratif, termasuk dari pengusaha sukses Indonesia. Namun kali ini, ia ingin mahasiswa belajar langsung dari tokoh inspiratif luar negeri. “Saya ingin menghadirkan langsung success story dari praktisi luar negeri,” katanya.

Dengan menghadirkan langsung praktisi internasional yang telah berhasil menciptakan inovasi nyata di tengah ketatnya persaingan industri global, webinar ini menjadi momentum yang sayang untuk dilewatkan. Mahasiswa Universitas Mulia tak hanya diajak mendengar cerita sukses, tetapi juga diberi ruang untuk terhubung, bertanya, dan menyerap wawasan baru yang bisa jadi titik awal perjalanan inovasi mereka sendiri. Inilah kesempatan untuk melampaui batas kelas dan memperluas cakrawala, langsung dari tangan pertama yang telah membuktikannya.

Humas UM (YMN)

Humas Universitas Mulia, 26 Mei 2025 Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Mulia menjalin kerja sama strategis dengan FEB Universitas Widya Gama Mahakam (UWGM) Samarinda dalam bentuk program pertukaran dosen. Kerja sama ini dilatarbelakangi oleh semangat memperluas jejaring antarlembaga perguruan tinggi dan mendukung implementasi kebijakan Kampus Merdeka dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.

Kaprodi Manajemen FEB Universitas Mulia, Dr. Pudjiati, S.E., M.M., menjelaskan bahwa UWGM dipilih sebagai mitra karena memiliki akreditasi Baik Sekali, termasuk beberapa program studi di dalamnya yang telah menunjukkan reputasi akademik yang kuat.

“Tujuan utama dari program ini adalah untuk meningkatkan kepercayaan diri dosen agar mampu mengajar tidak hanya di kampus sendiri, tetapi juga berkolaborasi dengan dosen lain dalam pengajaran lintas institusi,” ungkap Dr. Pudji.

Program pertukaran ini telah mulai dilaksanakan, diawali dengan kunjungan dari dosen FEB UWGM ke Universitas Mulia pada 19 Mei 2025, yang kemudian disusul dengan kunjungan balasan dari dosen FEB Universitas Mulia ke UWGM pada 21 Mei 2025.

Penyerahan Dokumen Implementation of Agreement Kaprodi Manajemen Universitas Mulia, Dr. Pudjiati, S.E., M.M., menyerahkan dokumen Implementation of Agreement (IA) kepada Kaprodi Manajemen Universitas Widya Gama Mahakam Samarinda sebagai bentuk resmi dimulainya kerja sama pertukaran dosen.

Adapun mata kuliah yang akan diampu dalam program ini mencakup Manajemen, Perilaku Organisasi, Akuntansi Manajemen, Kewirausahaan, dan Pengantar Akuntansi. Beberapa dosen Universitas Mulia yang terlibat di antaranya adalah Dr. Abdul Halim, M.M., Murtasiyah, S.E., M.M., dan Nandha Narendra Muvano, S.E., M.M. dari Program Studi Manajemen. Dari Prodi Akuntansi turut berpartisipasi Ekki Satria Jaya, S.E., M.Si., Ak., C.FA, Henny Oktapiyani, S.E., M.Ak., serta Khadijah Zhafarina Noorendi, S.Ak., M.Ak.

Penyerahan Dokumen IA Prodi Akuntansi Kaprodi Akuntansi Universitas Mulia, Eko Edy Susanto, S.E., M.Ak., menyerahkan dokumen Implementation of Agreement (IA) kepada Kaprodi Akuntansi Universitas Widya Gama Mahakam Samarinda dalam rangka kerja sama akademik antarkampus.

Selain pengajaran, bentuk kerja sama ini juga mencakup studi banding dalam bidang kewirausahaan, pengembangan kurikulum, penelitian bersama, serta pelaksanaan Pengabdian kepada Masyarakat (PKM). Menurut Dr. Pudji, kerja sama ini diharapkan memberikan manfaat konkret, seperti peningkatan kualitas tridharma perguruan tinggi, pengembangan profesional dosen, serta penguatan reputasi akademik Universitas Mulia.

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mulia menerima kunjungan dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Widya Gama Mahakam (UWGM) Samarinda dalam rangka penjajakan kerja sama akademik antarprogram studi.

“Kontribusi program ini terhadap peningkatan kualitas akademik di Prodi Manajemen mencakup penguatan kurikulum dan pembelajaran, peningkatan mutu penelitian dosen, serta dukungan terhadap pengembangan dosen dan peningkatan akreditasi program studi,” tambahnya.

Kerja sama ini juga memberikan dampak langsung kepada mahasiswa, misalnya dalam bentuk kuliah tamu dan kelas bersama (joint class), yang telah mulai dilaksanakan oleh dosen FEB UWGM di Program Studi Manajemen dan Akuntansi Universitas Mulia.

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mulia melakukan kunjungan balasan ke Universitas Widya Gama Mahakam (UWGM) Samarinda sebagai tindak lanjut kerja sama pertukaran dosen dan kolaborasi tridharma perguruan tinggi.

Dr. Pudji menegaskan bahwa kolaborasi ini tidak berhenti di pengajaran saja. Saat ini, penelitian kolaboratif antar dosen dari kedua kampus juga tengah berjalan. Ia berharap agar kerja sama ini tidak bersifat sementara atau seremonial semata, tetapi dapat memberikan manfaat jangka panjang melalui implementasi program yang konsisten dan terstruktur.

Sebagai penutup, ia menyampaikan pesan kepada seluruh dosen dan mahasiswa untuk mendukung penuh program ini. “Bagi dosen, ini adalah peluang strategis untuk memperluas wawasan, berbagi keahlian, serta memperkaya metode dan materi pembelajaran. Sementara bagi mahasiswa, ini menjadi kesempatan belajar langsung dari berbagai narasumber, praktisi, dan dosen dari luar kampus,” pungkasnya.

Humas UM (YMN)

WR III Bidang kemahasiswaan dan Alumni Universitas Mulia, Sumardi, S.Kom., M.Kom., paparkan urgensi budaya dan etika bermedia sosial dalam era digital yang penuh tantangan

Humas Universitas Mulia, 26 Mei 2025 Dalam kegiatan Sosialisasi Kinerja Kepolisian bertema “Sinergitas Kepolisian dan Perguruan Tinggi dalam Bijak Bermedia Sosial” yang digelar di Ballroom Cheng Hoo Universitas Mulia pada Senin, 26 Mei 2025, Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Sumardi, S.Kom., M.Kom., turut tampil sebagai narasumber yang menyampaikan pemaparan bertajuk “Budaya dan Etika Digital Media Sosial.”

Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Universitas Mulia, Sumardi, S.Kom., M.Kom., saat memaparkan materi bertema Budaya dan Etika Digital Media Sosial dalam kegiatan Sosialisasi Kinerja Kepolisian, Senin (26/5/2025).

Dalam paparannya, Sumardi menekankan bahwa media sosial merupakan ruang publik baru yang membuka peluang besar bagi siapa saja untuk menyuarakan opini dan memperoleh informasi. Namun, ia juga mengingatkan bahwa kebebasan berekspresi di dunia maya tidaklah tanpa batas.

“Kebebasan berbicara, baik di dunia nyata maupun dunia maya, adalah hak asasi manusia yang dijamin konstitusi dan hukum internasional. Namun, hak tersebut harus disertai tanggung jawab dan tidak boleh melanggar hak orang lain maupun merusak ketertiban umum,” tegas Sumardi.

Mengutip Pasal 19 dan Pasal 20 Kovenan Internasional tentang Hak Sipil dan Politik (ICCPR), serta Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE), Sumardi menekankan pentingnya masyarakat, khususnya generasi muda, untuk memahami batasan hukum dan etika dalam menggunakan media sosial.

Para peserta tampak khusyuk memanjatkan doa bersama sesaat sebelum kegiatan Sosialisasi Kinerja Kepolisian dimulai di Ballroom Gedung Cheng Hoo Universitas Mulia.

Ia juga menggarisbawahi fenomena “digital native”, yakni generasi yang lahir dan tumbuh dalam ekosistem digital. Generasi ini sangat akrab dengan teknologi dan media sosial, namun belum tentu memiliki literasi digital yang memadai.

“Remaja hari ini sangat fasih menggunakan teknologi, tetapi belum tentu memahami dampak sosial dan etika dari setiap tindakan digital mereka. Maka dari itu, penting bagi kita untuk menginternalisasi nilai-nilai budaya dan etika dalam aktivitas daring,” tambahnya.

Dalam presentasinya, Sumardi juga menguraikan beberapa advantage dan disadvantage dari media sosial. Di satu sisi, media sosial mampu meningkatkan konektivitas, edukasi, dan solidaritas sosial. Namun di sisi lain, ia juga dapat memicu masalah serius seperti perundungan siber (cyberbullying), penipuan digital, adiksi, hingga kerusakan reputasi pribadi.

Materi juga menampilkan The Ten Commandments of Computer Ethics, prinsip-prinsip moral dalam penggunaan teknologi informasi yang mencakup larangan menyebarkan hoaks, menghormati hak cipta, menjaga privasi, serta menghindari perilaku manipulatif dan tidak bertanggung jawab di ruang digital.

Suasana kegiatan Sosialisasi Kinerja Kepolisian yang berlangsung hangat dan interaktif, dengan dihadiri oleh sivitas akademika Universitas Mulia dan jajaran Kepolisian Daerah Kalimantan Timur.

Sebagai penutup, Sumardi mendorong mahasiswa Universitas Mulia untuk tidak hanya menjadi pengguna pasif media sosial, tetapi juga menjadi agen literasi digital yang mampu membedakan antara opini dan fakta, serta menjaga etika dan martabat dalam setiap interaksi daring.

“Jadilah netizen yang bahagia, yang menghargai nilai-nilai, sopan santun, dan berkontribusi positif dalam dunia digital,” pungkasnya.

Dengan penyampaian yang penuh semangat dan berbasis data, kehadiran Sumardi dalam forum ini memperkuat pesan pentingnya sinergi antara pendidikan tinggi dan aparat penegak hukum dalam membangun budaya digital yang sehat, cerdas, dan beretika.

Humas UM (YMN)


Humas Universitas Mulia, 26 Mei 2025 Acara Sosialisasi Kinerja Kepolisian bertema “Sinergitas Kepolisian dan Perguruan Tinggi dalam Bijak Bermedia Sosial” yang diselenggarakan di Ballroom Gedung Cheng Hoo Universitas Mulia pada Senin, 26 Mei 2025, mendapat perhatian khusus dari para narasumber, salah satunya adalah Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Kalimantan Timur, KOMBES POL. Yulinto, S.I.K., M.Sc.

Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Kalimantan Timur, KOMBES POL. Yulinto, S.I.K., M.Sc., saat memberikan sambutan pada kegiatan Sosialisasi Kinerja Kepolisian bertema “Sinergitas Kepolisian dan Perguruan Tinggi dalam Bijak Bermedia Sosial” di Universitas Mulia.

Dalam sambutannya, Kombes Pol. Yulinto menggarisbawahi bahwa isu media sosial masih sangat relevan untuk terus dibahas, terutama di kalangan generasi muda dan lingkungan akademik. Hal ini diperkuat dengan data dan pemaparan sebelumnya oleh Wakil Rektor II Universitas Mulia, Yusuf Wibisono, S.E., M.T.I., yang menekankan perlunya kesadaran dan kecerdasan digital dalam menghadapi derasnya arus informasi.

“Kalau kita berbicara tentang media sosial, apakah masih layak dibicarakan saat ini? Ya, sangat layak. Meskipun beberapa platform telah eksis bahkan sebelum sebagian besar mahasiswa hari ini lahir,” ungkap Kombes Yulinto.

Ia menjelaskan, media sosial telah hadir sejak tahun 1997 melalui platform Six Degrees, diikuti oleh Friendster, Facebook pada 2004, hingga kini berkembang pesat dengan platform seperti Instagram dan TikTok. Berdasarkan pengamatannya, Instagram merupakan salah satu platform yang paling banyak digunakan masyarakat Kalimantan Timur saat ini.

Wakil Rektor II Bidang Sumber Daya Universitas Mulia, Yusuf Wibisono, S.E., M.T.I., menyerahkan plakat sebagai bentuk apresiasi kepada Kepala Bidang Humas Polda Kaltim, KOMBES POL. Yulinto, S.I.K., M.Sc., atas sinergi dalam penguatan literasi digital.

Sebagai bentuk apresiasi kepada peserta kegiatan, Kombes Yulinto turut menyampaikan adanya hadiah voucher belanja senilai satu juta rupiah sebagai bagian dari giveaway yang teknis pelaksanaannya akan disampaikan oleh panitia melalui media sosial.

Lebih lanjut, Kabid Humas juga menyambut baik kolaborasi dengan Universitas Mulia, khususnya dalam memberikan edukasi dan pembinaan kepada mahasiswa agar lebih bijak dalam bermedia sosial.

“Kami sangat mengucapkan terima kasih kepada pihak kampus atas kesempatan yang diberikan untuk melaksanakan kegiatan ini. Harapannya, sinergi ini tidak berhenti di sini, namun dapat terus berlanjut dan ditindaklanjuti pada kesempatan berikutnya,” ujarnya.

Ia juga mengapresiasi kontribusi Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Sumardi, S.Kom., M.Kom., yang telah mengintegrasikan kegiatan ini sebagai bagian dari aktivitas ekstrakurikuler mahasiswa, sehingga memiliki dampak yang lebih luas dan berkelanjutan.

Foto bersama para tamu undangan, narasumber, dan peserta usai seremonial pembukaan kegiatan Sosialisasi Kinerja Kepolisian di Ballroom Gedung Cheng Hoo Universitas Mulia, Senin (26/5/2025).

Dengan semangat kolaboratif antara institusi pendidikan tinggi dan aparat kepolisian, acara ini menjadi langkah nyata dalam membangun budaya digital yang sehat, cerdas, dan bertanggung jawab di tengah masyarakat.

Humas UM (YMN)

Humas Universitas Mulia, 26 Mei 2025 – Universitas Mulia menggelar kegiatan sosialisasi kinerja kepolisian dengan mengusung tema “Sinergitas Kepolisian dan Perguruan Tinggi dalam Bijak Bermedia Sosial”, Senin, 26 Mei 2025, bertempat di Ballroom Gedung Cheng Hoo, Kampus Universitas Mulia. Kegiatan ini dihadiri oleh sivitas akademika serta perwakilan dari Kepolisian Daerah Kalimantan Timur.

Acara ini dibuka secara resmi oleh Wakil Rektor II Bidang Sumber Daya, Yusuf Wibisono, S.E., M.T.I., yang dalam sambutannya menekankan pentingnya peningkatan literasi digital di tengah masifnya penggunaan teknologi komunikasi di Indonesia. Menurutnya, sinergi antara institusi pendidikan tinggi dan aparat kepolisian merupakan langkah strategis dalam mengedukasi masyarakat, khususnya generasi muda, untuk lebih cerdas dan bijak dalam menggunakan media sosial.

Wakil Rektor II Bidang Sumber Daya, Yusuf Wibisono, S.E., M.T.I., saat menyampaikan sambutan pembuka pada kegiatan Sosialisasi Kinerja Kepolisian di Ballroom Gedung Cheng Hoo Universitas Mulia, Senin (26/5/2025).

“Tema hari ini sangat kontekstual dan relevan dengan situasi saat ini. Literasi digital, terutama dalam hal bijak bermedia sosial, adalah isu yang tidak boleh kita abaikan. Ini menjadi tanggung jawab bersama, termasuk institusi pendidikan tinggi,” ujar Yusuf Wibisono.

Dalam paparannya, Yusuf Wibisono menyampaikan data bahwa pada tahun 2023 jumlah penduduk Indonesia mencapai sekitar 278 juta jiwa, sedangkan jumlah smartphone aktif yang digunakan mencapai 364 juta unit, atau sekitar 128 persen. Hal ini menunjukkan tingginya akses dan penggunaan teknologi informasi, namun belum diimbangi dengan kemampuan literasi digital yang memadai.

“Indonesia adalah pengguna smartphone terbesar keempat di dunia setelah China, India, dan Amerika Serikat. Namun, menurut data Digital Competitiveness Index yang dirilis oleh Institute for Management Development (IMD) tahun 2024, Indonesia hanya menempati peringkat 43 dari 67 negara dalam hal literasi digital,” jelasnya.

Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa rendahnya kecerdasan digital masyarakat Indonesia sebagian besar disebabkan oleh ketidakmampuan membedakan antara fakta dan opini. Hal ini menyebabkan maraknya penyebaran informasi yang belum terverifikasi kebenarannya.

Wakil Rektor II Universitas Mulia, Yusuf Wibisono, S.E., M.T.I., menerima cendera mata dari Kepala Bidang Humas Polda Kalimantan Timur, KOMBES POL. Yulinto, S.I.K., M.Sc., sebagai simbol apresiasi atas kerja sama antara kepolisian dan perguruan tinggi dalam membangun literasi digital yang bijak.

“Reaktivitas emosional saat menerima informasi, tanpa mengecek sumber dan keabsahan datanya, menjadi salah satu penyebab utama rendahnya kualitas literasi digital. Oleh karena itu, kita semua harus menjadi pionir dalam membedakan fakta dan opini, dimulai dari lingkungan terkecil kita masing-masing,” tegasnya.

Acara ini menghadirkan narasumber dari Kepolisian Daerah Kalimantan Timur, yakni AKBP Mustofa, S.E., selaku Kasubdit Penmas Bidhumas Polda Kaltim dan IPDA Ibrahim, Ps. Panit Subdit Siber Ditreskrimsus Polda Kaltim. Keduanya memaparkan berbagai aspek hukum dan potensi pelanggaran yang terjadi di dunia digital, termasuk bagaimana aparat kepolisian menangani kasus-kasus kejahatan siber dan ujaran kebencian di media sosial.

Para tamu undangan, narasumber, dan peserta berdiri khidmat menyanyikan lagu Indonesia Raya sebagai pembuka rangkaian kegiatan Sosialisasi Kinerja Kepolisian di Universitas Mulia.

Turut hadir sebagai narasumber dari pihak kampus, Sumardi, S.Kom., M.Kom., Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Universitas Mulia, yang menyoroti peran aktif mahasiswa dalam menciptakan ekosistem digital yang sehat dan bertanggung jawab.

Kegiatan ini menjadi bagian dari komitmen Universitas Mulia dalam mendukung program literasi digital nasional dan membangun budaya akademik yang adaptif terhadap perkembangan teknologi informasi. Diharapkan melalui forum ini, sinergi antara kepolisian dan perguruan tinggi dapat memperkuat kesadaran masyarakat terhadap pentingnya etika digital serta tanggung jawab bermedia sosial.

Humas UM (YMN)

Humas Universitas Mulia, 16 Januari 2025—Fakultas Ilmu Komputer (FIKOM) Universitas Mulia sukses menyelenggarakan kegiatan Kuliah Umum Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU) Agama Islam dengan tema “Panduan Praktis Mengurus Jenazah”. Kegiatan ini dilaksanakan pada Jumat, 10 Januari 2025 lalu, di Ballroom Cheng Hoo, Kampus Universitas Mulia, Balikpapan.

Kuliah Umum MKDU Agama Islam

Kuliah umum ini menghadirkan Ustadz Haji Salmani, S.E., sebagai dosen tamu yang memberikan pemaparan mendalam tentang tata cara pengurusan jenazah sesuai syariat Islam. Acara ini diprakarsai oleh Dosen Pengampu MKDU Agama Islam, Lisda Agustina, S.Ag., M.Pd., yang bertujuan memperkaya pemahaman mahasiswa terhadap salah satu konsep penting dalam ajaran Islam.

Dalam sambutannya, Lisda Agustina menyampaikan pentingnya pemahaman mendalam terhadap konsep fardhu kifayah yang meliputi pengurusan jenazah.

“Pengurusan jenazah merupakan salah satu konsep penting dalam ajaran Islam yang menekankan tanggung jawab kolektif umat untuk memenuhi kebutuhan esensial masyarakat. Konsep ini tidak hanya relevan dalam konteks ibadah, tetapi juga berdampak pada berbagai aspek kehidupan seperti pendidikan, ekonomi, dan sosial. Pemahaman yang mendalam tentang fardhu kifayah akan membantu kita menjadi individu yang lebih peka terhadap kebutuhan masyarakat dan lebih bertanggung jawab dalam menjalankan peran kita masing-masing.”

Dosen Pengampu MKDU Agama Islam, Lisda Agustina, S.Ag., M.Pd.

Lisda juga menambahkan apresiasinya kepada Ustadz Haji Salmani yang saat ini menjabat sebagai pembina fardhu kifayah di Masjid Istiqomah, Balikpapan.

“Kehadiran Ustadz Haji Salmani, S.E., beserta tim merupakan kesempatan yang sangat berharga. Saya berharap teman-teman mahasiswa dapat memperoleh wawasan baru yang bermanfaat tidak hanya untuk dunia akademik tetapi juga kehidupan bermasyarakat. Jangan ragu untuk berdiskusi dan bertanya. Insya Allah, selain pemaparan materi, kita juga akan melakukan praktik langsung tata cara mengurus jenazah,” ujar Lisda.

Praktik Mengafani Mayyit oleh Mahasiswa

Hal senada juga disampaikan oleh Kepala Bagian HRD Universitas Mulia, Drs. Achmad Priyanto, dalam sambutannya. Beliau menekankan pentingnya ilmu pengurusan jenazah sebagai bagian dari kewajiban seorang Muslim.

“Mengurus jenazah adalah kewajiban fardhu kifayah bagi umat Islam. Kita semua pada dasarnya adalah calon jenazah, sehingga memahami tata cara pengurusan jenazah dengan baik dan benar menjadi sebuah keharusan. Kematian seseorang harus diurus dengan sebaik-baiknya, sebagaimana seseorang dilahirkan ke dunia.”

Praktek Mengafani Mayyit oleh Mahasiswi

Drs. Achmad Priyanto juga mengapresiasi kerja sama yang terjalin dengan pihak-pihak terkait, khususnya rombongan pembina dari Muhammadiyah, serta berterima kasih kepada dosen-dosen Universitas Mulia atas terselenggaranya acara ini.

“Kami sangat berterima kasih atas kerja sama yang terjalin dan berharap kolaborasi ini dapat terus berlanjut. Semoga mutu pembelajaran di Universitas Mulia semakin meningkat dan materi yang kita pelajari hari ini dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.”

Acara ini mendapatkan antusiasme tinggi dari mahasiswa yang aktif bertanya dalam sesi diskusi. Kuliah umum kemudian dilanjutkan dengan sesi praktik tata cara pengurusan jenazah, mulai dari memandikan, mengafani, menshalatkan, hingga menguburkan jenazah.

Melalui kegiatan ini, diharapkan mahasiswa FIKOM Universitas Mulia tidak hanya mendapatkan ilmu akademik, tetapi juga memiliki kesadaran spiritual yang lebih baik serta mampu memberikan kontribusi positif kepada masyarakat.

Humas UM (YMN)

Universitas Mulia Samarinda menggelar kuliah tamu menghadirkan Prof. Dr. Sfenrianto, S.Kom, M.Kom, Selasa (16/7). Foto: Dok. PSDKU

Dalam Rangka Pelaksanaan Program Kompetisi Kampus Merdeka (PKKM) 2024

UM – Universitas Mulia Samarinda menggelar kuliah tamu menghadirkan Prof. Dr. Sfenrianto, S.Kom, M.Kom, Selasa (16/7) yang lalu. Kuliah tamu diikuti seluruh mahasiswa, bertempat di Ruang 403 Lantai 2, Jalan Pahlawan no. 2A Kota Samarinda, Kalimantan Timur.

Kepala Universitas Mulia Samarinda Drs. Suprijadi, M.Pd mengatakan bahwa kuliah tamu digelar dalam rangka Program Kompetisi Kampus Merdeka (PKKM) tahun 2024 yang didanai pemerintah melalui Kemendikbudristek.

“Program Studi Sistem Informasi Universitas Mulia Kampus Samarinda (PSDKU) adalah satu-satunya program studi di Universitas Mulia yang berhasil lolos mendapatkan pendanaan untuk PKKM tahun 2024,” tutur Suprijadi, saat mengawali sambutan.

Menurutnya, PKKM bertujuan meningkatkan mutu, relevansi dan inovasi pendidikan tinggi untuk merespon dan mengantisipasi perkembangan IPTEK di masa depan sesuai dengan keunggulan program studi dan meningkatkan kerja sama dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI) dan Top World Class Universities.

Kepala Universitas Mulia Samarinda Drs. Suprijadi, M.Pd memberikan cenderamata kepada Prof. Sfenrianto. Foto: Dok. PSDKU

Kepala Universitas Mulia Samarinda Drs. Suprijadi, M.Pd memberikan cenderamata kepada Prof. Sfenrianto. Foto: Dok. PSDKU

Prof. Sfenrianto foto wefie bersama mahasiswa. Foto: Dok. PSDKU

Prof. Sfenrianto foto wefie bersama mahasiswa. Foto: Dok. PSDKU

Terlaksananya Program PKKM diharapkan perguruan tinggi melakukan transformasi pendidikan untuk mendapatkan pengakuan internasional dan meningkatkan daya saing bangsa.

“Dalam rangka mengimplementasikan program PKKM ini, kami menggelar dalam kuliah umum terkait dengan Program Studi Sistem Informasi, menghadirkan tiga orang narasumber yang berkompeten selama tiga hari,” ungkapnya.

Narasumber pertama, yakni Prof. Dr. Sfenrianto S.Kom. M.Kom dari Universitas Bina Nusantara Jakarta, yang menyajikan materi kuliah tentang Perkembangan Sistem Informasi Terkini dan Kompetensi Wajib bagi Sistem Analis, pada Selasa (16/7).

Narasumber kedua adalah Nur Fajri Azhar, S.Kom., M.Kom., CIISA dari Institut Teknologi Kalimantan, membawakan materi tentang Manajemen Proyek Sistem Informasi Berbasis PMBOK dan Mitigasi Risiko Keamanan Data, pada Rabu (17/7).

Narasumber ketiga, yakni Rusydi Umar, S.T., M.T., Ph.D dari Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, membawakan materi tentang Sistem Basis Data untuk Cloud Computing, pada Kamis (18/7).

“Saya berharap, dengan kegiatan ini sivitas Universitas Mulia makin semangat, khususnya yang di Samarinda, dalam menghadapi perkembangan IPTEK, dan tidak kalah pentingnya adalah menghadapi dinamika yang ada di masyarakat,” tutur Suprijadi.

“Kami juga berharap setelah program PKKM ini terealisasi, semua harus ada perubahan Mindset atau pola pikir, paradigma semua sivitas akademika,” imbuhnya.

“Tentunya, Kami berharap di tahun 2025 nanti program studi lainnya dapat lolos program PKKM ini,” pungkas Suprijadi.

(SA/Kontributor)

Rektor Prof Dr Muhammad Ahsin Rifa'i saat memberikan sambutan Kuliah Umum dengan narasumber Prof Dr Jimly Asshiddiqie di Ballroom Cheng Ho, Rabu (26/6). Foto: Media Kreatif

Kuliah Umum Bersama Ketua Mahkamah Konstitusi RI 2003-2008 Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie

UM – Universitas Mulia menggelar Kuliah Umum tentang Peran Perguruan Tinggi Menyambut Ibu Kota Nusantara (IKN), dengan narasumber Ketua Mahkamah Konstitusi RI 2003-2008 Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, S.H, yang berlangsung di Ballroom Cheng Ho, Rabu (26/6).

Rektor Universitas Mulia Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i dalam sambutannya mengatakan, sebagai warga Kalimantan patut bersyukur pemerintah RI telah menetapkan IKN berada di Provinsi Kalimantan Timur.

“Sebagaimana tadi malam diskusi, yang disampaikan oleh Prof Jimly sebenarnya banyak sekali provinsi yang menginginkan agar IKN itu ditempatkan di provinsinya, tetapi pemerintah menetapkan Kaltim sebagai lokasi IKN,” tutur Prof Ahsin.

“Saya tadi malam baru mendengar, terungkap ya, dari Gubernur periode sebelumnya, Pak Isran Noor, itu tidak serta-merta jadi IKN, tetapi melalui perjuangan dan lobi yang intensif sehingga Kalimantan Timur ditetapkan sebagai IKN,” tambahnya.

Dari penuturan Isran Noor, peringkat penentuan lokasi IKN itu adalah di Kalimantan Tengah, kemudian yang kedua Kalimantan Selatan, dan yang ketiga adalah baru di Kalimantan Timur.

“Jadi, sebenarnya Kalimantan Timur adalah urutan ketiga untuk lokasi Ibukota Negara Nusantara, atas lobi yang sangat piawai yang disampaikan oleh Gubernur pada saat itu, dengan menyampaikan berbagai fakta sosial sehingga Kalimantan Timur dipilih oleh pemerintah,” terangnya.

Menurut Prof Ahsin, salah satu yang dikatakan Isran Noor, Kalimantan Timur memiliki keunggulan tidak pernah ada konflik SARA (Suku Agama Ras dan Antar Golongan) jika dibandingkan dengan Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, dan Kalimantan Tengah.

Berlangsung penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding) antara Yayasan Airlangga dengan Yayasan Jimly School of Law and Governance, yang ditandatangani oleh Direktur Eksekutif Yayasan Airlangga Dr. Agung Sakti Pribadi dan Ketua Umum Yayasan Jimly School of Law and Governance Muzayyin Machbub. Dari kiri Rektor Universitas Balikpapan Dr. Isradi Zainal, Prof Muhammad Ahsin, Dr Agung Sakti, Prof Jimly Asshiddiqie, Muzayyin Machbub, Wakil Rektor Wisnu Hera, dan Wakil Rektor Yusuf Wibisono. Foto: Media Kreatif

Berlangsung penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding) antara Yayasan Airlangga dengan Yayasan Jimly School of Law and Governance. Dari kiri Rektor Universitas Balikpapan Dr. Isradi Zainal, Prof Muhammad Ahsin, Dr Agung Sakti, Prof Jimly Asshiddiqie, Muzayyin Machbub, Wakil Rektor Wisnu Hera, dan Wakil Rektor Yusuf Wibisono. Foto: Media Kreatif


Ketua Mahkamah Konstitusi RI 2003-2008 Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, S.H saat memberikan Kuliah Umum di hadapan perwakilan dari perguruan tinggi se-Balikpapan. Foto: Media Kreatif

Ketua Mahkamah Konstitusi RI 2003-2008 Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, S.H saat memberikan Kuliah Umum di hadapan perwakilan dari perguruan tinggi se-Balikpapan. Foto: Media Kreatif

“Nah, jadi inilah sebenarnya yang harus kita syukuri bahwa penempatan IKN itu sebenarnya bukan hadiah, meskipun itu adalah hasil dari penelitian yang mendalam terhadap kelayakannya, tetapi ada andil pemerintah provinsi Kalimantan Timur sehingga IKN ini ditentukan di Kalimantan Timur,” tuturnya.

Oleh karenanya, menurutnya, hal ini hendaknya dicatat dalam sejarah terbentuknya IKN, karena pemilihan IKN lantaran bukan berawal di Kalimantan Timur saja.

Untuk itu, Prof Ahsin mengajak para mahasiswa dan sivitas dari 14 perguruan tinggi se-Balikpapan tersebut tidak lagi meragukan keberadaan IKN di Kalimantan Timur lantaran berbeda pilihan politik.

“Karena kemarin tidak memilih orang yang pro dengan IKN, mulai sekarang kita warga Kalimantan Timur, mari kita ubah pemikiran kita itu. Mari kita dukung IKN ini agar nanti menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kesejahteraan masyarakat, khususnya masyarakat Kalimantan Timur,” ajaknya.

Ia mengajak bersama-sama memikirkan bagaimana mengisi pembangunan IKN yang lebih mengutamakan kepentingan peran masyarakat Kaltim.

Menurutnya, pembangunan IKN membutuhkan waktu yang lama. Dikutip dari buku saku yang dikeluarkan oleh otoritas IKN, pembangunan IKN itu ini memiliki lima tonggak.

Tonggak yang pertama, tahun 2022 sampai 2024 adalah masa pemindahan tahap awal. Kemudian tahun 2025 sampai 2029 adalah masa membangun IKN sebagai area inti yang tangguh.

“Jadi, saat ini sebenarnya masih proses pembangunan IKN sampai tahun 2024,” tuturnya.

Kemudian tahun 2030 sampai 2034 itu adalah melanjutkan pembangunan IKN yang lebih progresif 2035 sampai 2039 membangun seluruh infrastruktur dan ekosistem tiga kota untuk mempercantik pembangunan Kalimantan.

Terakhir adalah 2040 sampai 2045, mengokohkan reputasi sebagai Kota Dunia untuk semua.

“Nah, jika kita melihat dari tahapan ini atau tonggak ini, maka kita dapat mengambil peran. Pada tahapan ketiga dan kelima, yaitu pada tahun 2035 hingga tahun 2045, kurang lebih 10 tahun atau 11 tahun yang akan datang,” ujarnya.

“Nah, ini milik siapa? Ini adalah milik adik-adik mahasiswa semua, karena pada tahun 2045 itu penduduk Indonesia, kita mendapat bonus demografi hampir 60%-nya adalah usia produktif dan itu adalah milik para mahasiswa yang sekarang ini untuk mengisinya,” lanjutnya.

Diharapkan, menjadi mahasiswa perguruan tinggi di Kalimantan Timur tidak saja berpangku tangan, tetapi diharapkan lebih aktif melakukan kajian-kajian untuk memberikan rekomendasi kepada pemerintah IKN yang akan datang.

“Oleh sebab itu, kita perlu memiliki pemahaman dan kesepakatan bersama agar langkah-langkah apa yang harus kita lakukan, agar kita dapat mengambil peran yang lebih besar dibandingkan dengan perguruan tinggi-perguruan tinggi dari luar Kalimantan,” tuturnya.

Melalui paparan kuliah umum yang disampaikan Prof Jimly Asshiddiqie, Prof Ahsin berharap mahasiswa mendengarkan dengan seksama pemikiran-pemikiran Prof Jimly.

Senada, Direktur Eksekutif Yayasan Airlangga Dr. Agung Sakti Pribadi mengatakan, kehadiran Prof Jimly menjadi berkah untuk Universitas Mulia.

Selain kuliah umum, Dr. Agung berencana ke depan akan mengundang mahasiswa seluruh Balikpapan dalam kegiatan Jambore Mahasiswa se-Balikpapan.

“Untuk kegiatan Jambore Mahasiswa se-Balikpapan itu, kalau ketemuan sesama perguruan tinggi itu share perguruan tinggi kalian seperti apa, juga boleh nanti seni budaya dan olahraga ketemu kita, sebagai sesama mahasiswa mahasiswa Balikpapan di Kaltim, mahasiswa Balikpapan yang saling bertemu,” tuturnya.

Pada kesempatan ini, berlangsung penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding) antara Yayasan Airlangga dengan Yayasan Jimly School of Law and Governance, yang ditandatangani oleh Direktur Eksekutif Yayasan Airlangga Dr. Agung Sakti Pribadi dan Ketua Umum Yayasan Jimly School of Law and Governance Muzayyin Machbub. Turut menyaksikan, Rektor Universitas Balikpapan Dr. Isradi Zainal.

(SA/Kontributor)

Foto bersama Prof. Ersis Warmansyah, Dr. Agung Sakti Pribadi, Prof. Jumadi seluruh peserta dan undangan. Foto: Media Kreatif

UM – Guru Besar Universitas Lambung Mangkurat Prof. Ersis Warmansyah Abbas berbagi kiat dan strategi menulis untuk mahasiswa dan dosen Universitas Mulia, di Ballroom Cheng Ho, Rabu (29/5). Salah satu kiatnya agar produktif menulis adalah menulis dengan panca indera. Seperti apa?

Panca indera yang terdapat pada manusia pada umumnya adalah indera penglihatan (mata), indera pendengaran (telinga), indera pengecap (lidah), indera peraba (kulit), dan indera penciuman (hidung).

“Setiap orang mempunyai panca indera. Ketika saya melihat, misalnya, gedung Universitas Mulia dengan mata saya atau melihat jaket mahasiswa Universitas Mulia, itu (berarti) saya menulis melalui mata saya di otak,” terangnya.

“Kalau, misalnya, saya masukkan ke otak saya, jaket almamater mahasiswa Universitas Mulia adalah kuning, maka saya akan keliru. Tapi lama-lama dia jadi kebenaran,” tambahnya.

Prof. Ersis kemudian memberikan contoh betapa masih banyak kesalahpahaman yang terjadi pada masyarakat terkait dengan pemahaman.

Penggunaan istilah mahasiswa, misalnya. Di kampus hingga di masyarakat sering menggunakan kata mahasiswa dibanding dengan mahasiswi. Tapi, penggunaan istilah mahasiswa sudah lebih umum dibanding mahasiswi yang spesifik pada gender.

“Kadang-kadang saya bilang begini, mahasiswa UM tidak boleh memakai jilbab. Protes, (mesti) protes tuh,” katanya.

Jika bicara tentang gender, istilah mahasiswa sering digunakan untuk menyebut mahasiswa berjenis kelamin laki-laki. Oleh karena itu, pernyataan seorang mahasiswa tidak boleh memakai jilbab, adalah benar.

Tetapi dalam sisi bahasa, penyebutan mahasiswa tidak spesifik pada gender semata, melainkan termasuk mahasiswa pria maupun wanita.

Oleh karena itu, ketika menjadi seorang penulis harus mampu menyusun kata dan kalimat yang benar dan tepat sesuai dengan konteksnya agar tidak disalahpahami oleh pembaca.

“Jadi, kadang-kadang kita keliru begitu dan kalau Anda jadi penulis, Anda harus hati-hati,” ujar Prof. Ersis.

Tips agar selalu hati-hati dalam menulis adalah harus membiasakan menerima data maupun informasi yang benar.

“Jadi, ingat, ketika menginput data di otak, jangan pernah salah,” ujarnya.

Prof. Ersis Warmansyah menerima cenderamata dari Direktur Ekeskutif Yayasan Airlangga Dr. Agung Sakti Pribadi. Foto: Media Kreatif

Prof. Ersis Warmansyah menerima cenderamata dari Direktur Ekeskutif Yayasan Airlangga Dr. Agung Sakti Pribadi. Foto: Media Kreatif

Meskipun seseorang berkebutuhan khusus, buta, misalnya, menurut Prof. Ersis sebenarnya masih bisa menulis di otaknya selama memiliki indra lainnya.

“Jadi, dari panca indera itu kita menulis,” sebutnya.

Di akhir sesi, Prof. Ersis memberikan tantangan untuk mahasiswa agar berani menulis. “Kita nulis buku sama-sama. Berani nggak? Nah, kalau berani kita tulis. Syaratnya bagaimana? Bebaskan pikiran dari aturan,” tantang Prof. Ersis.

Dalam tantangannya ini, mahasiswa diimbau untuk tidak takut salah menulis. Caranya, menulis apa yang pernah ditulis di otak.

“Misalnya begini, orang yang pernah jatuh cinta, tulis saja tentang jatuh cinta. Orang yang marah-marah terhadap sesuatu, tulis aja. Atau kalau Anda kagum dengan bangunan ala Cheng Ho di sini, tulis tentang itu. Atau bagaimana Anda masuk ke Universitas Mulia Balikpapan. Apa saja. Jadikan nanti tulisan bersama,” sebutnya.

“Nah. Jadi, adik-adik tulis apa yang adik alami dan pikirkan,” ujarnya. Bukan menulis tentang memikirkan orang lain.

“Ini Menteri Nadiem ini mau lanjut atau berhenti? Terserah dia saja. Dia mau lanjut jadi Menteri mau nggak, terserah. Itu bukan urusan kita, yang kita tulis adalah yang apa kita alami. Atau apa yang kita cita-citakan, apa yang kita maui,” ujarnya.

Ia kemudian bercerita pernah memiliki cita-cita kuliah di Belanda tahun 1978, tapi gagal. Justru sahabatnya yang semula diajaknya yang berangkat.

“Pokoknya saya ingin ke Belanda. Sampai saya Doktor, nggak bisa juga ke Belanda. Tapi, anak saya S3-nya bisa di Delft University. Itu universitas teknik paling bergengsi di Belanda,” ujarnya.

“Jadi, maksudnya adalah tanamkanlah keinginan di otak kita dan lakukanlah hal itu. Kalau kita tidak bisa melaksanakannya, kita masih punya anak, kita masih punya cucu, kita masih punya saudara, kita masih punya keluarga,” pungkasnya.

(SA/Kontributor)