LLDIKTI 11 Kalimantan bermitra dengan Komisi X DPR RI menggelar Sosialisasi Pengembangan Karir Dosen Pasca berlakunya PermenPANRB No. 1 Tahun 2023. Kegiatan ini berlangsung di Aula Gedung Cheng Ho, Universitas Mulia, Sabtu (23/12). Foto: Istimewa

UM – Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah 11 Kalimantan bermitra dengan Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI menggelar Sosialisasi Pengembangan Karir Dosen Pasca berlakunya PermenPANRB No 1 Tahun 2023. Kegiatan ini berlangsung di Aula Gedung Cheng Ho, Universitas Mulia, Sabtu (23/12).

Tampak hadir Wakil Ketua Komisi X DPR RI Dr. Ir. Hetifah Saifudian, MPP bersama dengan Kepala LLDIKTI 11 Dr. Muhammad Akbar, M.Si serta Rektor Universitas Mulia Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i, M.Si dan para undangan.

Hetifah yang membidangi Pendidikan dan Kebudayaan, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Pemuda dan Olahraga serta Perpustakaan dan Literasi ini menerangkan peran DPR RI pasca terbitnya PermenPANRB No 1 Tahun 2023 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang mengubah tugas Aparatur Sipil Negara (ASN) secara fundamental.

Berdasarkan peraturan menteri tersebut, Hetifah mengatakan dosen ASN saat ini secara fungsional melaksanakan tugas organisasi untuk mendukung pencapaian tujuan organisasi. Dosen tidak lagi menjalankan tugasnya sebagai individu, namun menjadi bagian dari tujuan institusinya.

“Hal ini berdampak pada pengukuran kinerja dosen yang akan dievaluasi oleh pimpinan perguruan tinggi,” tutur Hetifah di depan 100 orang perwakilan dosen ASN, dosen tetap yayasan, dan tenaga pendidik bagian Sumber Daya Manusia (SDM) dari 28 Perguruan Tinggi se-Kalimantan Timur.

Wakil Ketua Komisi X DPR RI Dr. Ir. Hetifah Saifudian, MPP saat memaparkan terbitnya PermenPANRB No 1 Tahun 2023 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (PNS). Foto: Istimewa

Wakil Ketua Komisi X DPR RI Dr. Ir. Hetifah Saifudian, MPP saat memaparkan terbitnya PermenPANRB No 1 Tahun 2023 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (PNS). Foto: Istimewa

Rektor Prof. Dr. Muhammad Ahsin Rifa'i bersama Kepala LLDIKTI 11 Dr. Muhammad Akbar saat mengikuti sosialisasi. Foto: Istimewa

Rektor Prof. Dr. Muhammad Ahsin Rifa’i bersama Kepala LLDIKTI 11 Dr. Muhammad Akbar saat mengikuti sosialisasi. Foto: Istimewa

Sekira 100 orang perwakilan dosen ASN, dosen tetap yayasan, dan tenaga pendidik bagian Sumber Daya Manusia (SDM) dari 28 Perguruan Tinggi se-Kalimantan Timur. Foto: Istimewa

Sekira 100 orang perwakilan dosen ASN, dosen tetap yayasan, dan tenaga pendidik bagian Sumber Daya Manusia (SDM) dari 28 Perguruan Tinggi se-Kalimantan Timur. Foto: Istimewa

“Perguruan tinggi harus bagaimana?” tanya Hetifah. Menurutnya, dengan adanya Permenpan tersebut, pimpinan perguruan tinggi perlu melakukan tough management dalam pengelolaan usulan penghitungan angka kredit (PAK) di masa transisi.

Terhadap berlakunya PermenPANRB tersebut, Hetifah mengingatkan secara regulasi dosen agar tidak dibebani tugas administratif, tetapi lebih kepada substantif. “Jangan sampai ada peraturan baru, dosen dirugikan,” tuturnya.

Ia mendorong perlu adanya ketentuan atau peraturan yang mengatur pengakuan bagi dosen yang sudah mempunyai poin Jabatan Fungsional sebelum hadirnya kebijakan ini agar tidak hangus poinnya.

Sementara itu, Rektor Prof. Dr. Muhammad Ahsin Rifa’i mengatakan terima kasih kepada Universitas Mulia yang telah menjadi tempat penyelenggaraan kegiatan dan telah berjalan sangat baik.

Usai sosialisasi PermenPANRB tersebut, Prof. Ahsin berharap perguruan tinggi segera melakukan usulan jabatan fungsional (Jafung) pada masa transisi diberlakukannya PermenPANRB No. 1 tahun 2023.

Secara singkat, Hetifah mengucapkan terima kasih kepada Rektor Prof. Ahsin atas sinergi yang telah berjalan.

“Terima kasih Pak Rektor Universitas Mulia atas sinergi hebatnya. Mari terus berbuat nyata untuk pendidikan di provinsi kita,” pungkas Hetifah.

(SA/Puskomjar)

File Presentasi:
[1] Bahan Paparan Karir Dosen
[2] Arah Kebijakan Karir Dosen Permenpanrb No. 1 Tahun 2023

Humas UM-Mahasiswa universitas mulia atas nama Muhammad Farhan Ramadhan mengikuti Lomba Musabaqoh Tilawatil Quran yang diadakan di gedung UNIBA Balikpapan ,sabtu 16/12/2023. Lomba MTQ ini dilaksanakan setingkat provinsi karena mengundang semua perguruan tinggi dan sekolah menengah atas sekalimantan timur . cabang kegiatan lomba dibagi menjadi 3 cabang yakni, lomba Tilawah dengan 16 peserta , lomba da’i dan da’iyah dengan 17 peserta dan Hifdzil Quran dengan 26 peserta.

seluruh peserta lomba tilawah

Wakil rektor 3 Bidang Kemahasiswaan bapak Mundzir S.Kom., M.T. didampingi oleh pembina UKM Al Izzah ibu Wahyu Nur Alimyaningtias dan Ibu Isa Rosita menerima piala prestasi yang telah didapatkan oleh mahasiswa sebagai bentuk kepedulian terhadap prestasi yang sudah diraih oleh mahasiswa. dalam penyampaian beliau merasa mahasiswa perlu menunjukan kemampuan diri nya dalam berbagai bidang agar dapat terus meningkatakan prestasi. Pembina UKM Al Izzah juga menyampaikan kepada seluruh mahasiswa terutama yang beragama Islam dan tergabung kedalam organisasi keagamaan kampus universitas Mulia untuk tetap istiqomah dalam belajar memperdalam agama untuk bekal dimasa mendatang. selain itu wakil rektor 3 juga menambahkan  “semoga kedepan dapat menelurkan kemampuan nya kepada adik-adik tingkat terutama di UKM Al- Izzah agar dapat menumbuhkan rasa senang membaca Al Quran.” imbuhnya.

wakil rektor 3 Mundzir , S.Kom., M.T (kiri) dan Pembina Al Izzah Wahyu Nur Alimyaningtias, S.Kom., M.Kom

Farhan merupakan salah satu dari mahasiswa yang juga masuk kedalam UKM keagamaan Universitas Mulia Al-Izzah dan tahun ini berkesempatan mendaftar lomba Tilawah dengan 15 pesaing dan berhasil memperoleh juara ke 2 lomba tilawah. menurut farhan saat kegiatan berlangsung semua peserta memiliki talenta dan suara yang merdu, “cukup grogi saat memulai lomba nya, namun alhamdulillah saat membaca tdak grogi lagi.” kata farhan

kegiatan Lomba ini menjadi ajang bagi mahasiswa agar lebih semangat dalam memperdalam Al quran selain itu juga memberi pengalaman spritual yang baik agar bisa terus berkembang dan menjadi pemuda terbaik penmbaca Alquran dengan bacaan yang benar dan lantunan yang indah.

 

Akademisi Universitas Mulia Yusuf Wibisono ketika berbicara dalam diskusi publik membahas permasalahan distribusi BBM. Di sebelahnya Christofel Ketua DPC Hiswana Migas Balikpapan. Foto: YouTube.

UM – Akademisi Universitas Mulia turut serta dalam pembahasan permasalahan di daerah. Hal ini seperti yang dilakukan Yusuf Wibisono S.E, M.T.I Wakil Rektor Bidang Sumber Daya dalam diskusi bertajuk Sulitnya Mencari Bahan Bakar Minyak di Daerah Kaya Minyak kerja sama Kaltim Post dan IKA UB Kaltim di Hotel Platinum Balikpapan, Rabu (13/12).

Direktur Kaltim Post Erwin Dede Nugroho saat membuka Rembuk Etam mengatakan, antrean BBM adalah masalah penting karena berkaitan dengan hajat hidup banyak orang. “Kami berharap dari forum ini bisa menemukan solusi dari setiap saran para stakeholder,” tuturnya, seperti dikutip dari koran Kaltimpost, Kamis (14/12).

Ketua Ikatan Keluarga Alumni Universitas Brawijaya Kalimantan Timur Dr. Myrna Asnawati Safitri mengatakan masalah BBM tidak sederhana, mulai dari distribusi, kuota, hingga manajemen transportasi kota.

“Bila warga lebih memilih kendaraan pribadi, berarti kebutuhan BBM semakin tinggi. Pemerintah daerah harus memikirkan bagaimana mobilitas warga dengan kendaraan umum yang layak,” tutur wanita yang juga menjabat sebagai Deputi Bidang Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) ini.

Myrna berharap dibentuknya forum diskusi sebagai sarana warga Kaltim ikut berpartisipasi memikirkan dan menyampaikan usulan yang bisa diberikan kepada para pengambil kebijakan sehingga permasalahan segera dapat diatasi bersama.

Diskusi dipimpin Redaktur Kaltim Post Ismet Rifani. Direktur Kaltim Post Erwin Dede Nugroho, dan Ketua IKA UB Kaltim Myrna Safitri. Foto: Kaltimpost

Diskusi dipimpin Redaktur Kaltim Post Ismet Rifani. Direktur Kaltim Post Erwin Dede Nugroho, dan Ketua IKA UB Kaltim Myrna Safitri. Foto: Kaltimpost

Foto bersama seluruh peserta usai diskusi Rembuk Etam bahas distribusi BBM di Kaltim. Foto: Kaltimpost

Yusuf Wibisono (empat dari kanan) foto bersama seluruh peserta usai diskusi Rembuk Etam bahas distribusi BBM di Kaltim. Foto: Kaltimpost

Turut hadir Slamet Brotosiswoyo Ketua Apindo Kaltim, Christofel Ketua DPC Hiswana Migas Balikpapan, Giman Santoso Wakil Ketua Umum Kadin Kaltim, Firly Firdauzy Ketua Organda Kaltim, Dalhari Staf Dinas ESDM Kaltim, M Tahir Sekretaris DPD Aptrindo Kaltim, dan Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Nusantara Piatur Pangaribuan serta akademisi dan perwakilan pemerintah lainnya.

Beberapa permasalahan yang turut diungkap antara lain kelangkaan solar di Kaltim yang sudah berlangsung cukup lama, kelangkaan Pertalite sejak September 2023, terjadinya antrean BBM di Kaltim, tetapi tidak terjadi antrean di Pulau Jawa.

Kemudian beredar kabar bahwa informasi kuota BBM mencukupi Kaltim, namun BBM jenis Pertalite tidak tersedia di sejumlah SPBU hingga kejelasan pihak yang berwenang dalam hal penindakan kegiatan pengetap, pengecer, pom mini, dan sebagainya.

Termasuk, munculnya permasalahan baru akibat kebijakan yang tidak efektif, yakni terkait hanya tiga SPBU yang tidak melayani Pertalite untuk kendaraan roda empat. Ketiga SPBU itu antara lain SPBU MT Haryono, SPBU Stal Kuda, dan SPBU Sepinggan.

Kemudian hadirnya kebijakan baru memindahkan solar untuk kendaraan besar di SPBU KM 13 Balikpapan yang justru menambah persoalan baru menumpuknya kendaraan besar di satu tempat.

“Sebenarnya kita bisa mendefinisikan solusi yang kita harapkan untuk BBM, yakni kuota tercukupi, distribusi tepat sasaran, kapanpun diperlukan BBM tersedia di SPBU. Dari sisi akademis, penting bagi kita untuk memiliki data yang komprehensif dan valid terkait kebutuhan dan konsumsi BBM,” tutur Yusuf Wibisono.

Dalam penentuan kuota, menurut Yusuf Wibisono tidak cukup dengan hanya berdasarkan jumlah penduduk.

“Jumlah penduduk Kaltim relatif kecil dibandingkan pulau Jawa, tetapi dengan wilayah yang jauh lebih luas. Maka pergerakan dari satu titik ke titik yang lain juga lebih jauh, dan semuanya membutuhkan BBM,” ujarnya.

Oleh karena itu, selain jumlah penduduk, lanjutnya, juga penting untuk mengetahui data estimasi pergerakan penduduk.

“Data kendaraan juga sangat penting dan tidak cukup hanya berdasarkan data administratif,” tutur Yusuf Wibisono.

Menurutnya, kendaraan pengguna BBM bisa dibagi menjadi tiga jenis. Pertama, kendaraan yang secara administratif berada di Kaltim, maka beroperasi di Kaltim dan membayar pajak di Kaltim.

Kedua, kendaraan yang secara administratif terdaftar di luar Kaltim, tetapi beroperasi di Kaltim. Ketiga, adalah kendaraan yang melintas dari provinsi atau pulau lain, tetapi menggunakan BBM di Kaltim.

“Tanpa memiliki data ini secara lengkap, maka estimasi kuota tidak akan akurat,” tutur Yusuf Wibisono. Apalagi, lanjutnya, dari pemaparan perwakilan Pemprov Kaltim diketahui bahwa estimasi kuota BBM tahun 2023 ternyata belum memperhitungkan IKN.

“Jumlah penduduk yang tinggal di wilayah IKN saat ini tentu masih sangat kecil, tapi kegiatan proyek pembangunan di sana membutuhkan operasional alat berat yang cukup banyak dan mobilisasi kendaraan operasional yang tinggi dan itu semua mengambil jatah BBM untuk Kaltim, utamanya di Balikpapan,” terang Yusuf Wibisono.

Untuk itu, dirinya mengusulkan agar perlunya ketersediaan data yang lengkap sehingga dapat digunakan untuk membantu pengambilan keputusan dalam mengatasi permasalahan distribusi BBM di Kaltim.

“Secara prinsip, kebutuhan data yang komprehensif dan akurat sangat penting dalam menentukan kebijakan terkait pemenuhan BBM di Kaltim,” pungkasnya.

(SA/Puskomjar)

Humas Universitas Mulia Wahyu Nur Alimyaningtias, S.Kom., M.Kom. menyambut kedatangan tamu dari PERURI salah satu Perusahaan BUMN yang berdasarkan peraturan pemerintah no 06 tahun 2019 ditugaskan untuk mencetak uang rupiah, dokumen sekuriti milik negara dan security document lain nya. Kamis, 14/12/23.

Hari Sukmono sebelah kiri dan Wahyu Nur sebelah kanan

Bapak Hari Sukmono Kepala divisi Hubungan Antar Lembaga Bersama bapak Teguh Prasetyo Putra selaku senior account Manager mengisi Kuliah tamu terhadap mahasiswa managemen dengan tema Transformasi Digital di Peruri dan Aplikasi produk digital Peruri untuk perguruan tinggi. Kegiatan ini juga dihadiri oleh rekan Dosen Universitas Mulia bapak Istia Budi, S.T., M.M dan Gabriella Yunita Sibarani, S.Kom., M.Ds dalam kesempatan ini dosen juga mengambil pengalaman terhadap peluang yang ada di Peruri.

Perum Peruri adalah satu-satunya BUMN yang bergerak di bidang layanan digital security dan telah mendapatkan sertifikat PSrE (Penyelenggara Sertifikat Elektronik ) berinduk dari Kominfo. Layanan Peruri memiliki standar sekuriti yang tinggi untuk menjamin bahwa setiap layanan yang diberikan reliable dan trusted. Saat ini layanan digital security Peruri telah digunakan oleh kementrian dan Lembaga pemerintahan, BUMN, Perbankan dan Fintech, Perguruan tinggi dan Perusahaan swasta.

Dengan adanya kegiatan Kuliah tamu ini selain menjadi silahturahmi antar institusi tetapi juga harapan nya kedepan dapat bekerjasama dengan UM dalam Penyelenggaraan fasilitas Digital untuk memudahkan operasional perguruan tinggi.

WN/Humas UM

 

Rektor Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin bersama instruktur dan peserta senam aerobik, Jumat (8/12). Foto: Istimewa

UM – Pelaksanaan olahraga dalam program Kesehatan Jasmani dan Rohani (Kejar) yang biasa digelar pada setiap Sabtu pagi, kini diubah setiap Jumat pagi. Dalam kegiatan perdana ini, Jumat (8/12), tampak pelaksanaan olahraga berlangsung seru yang dipandu oleh instruktur senam profesional dari Studio Balikpapan Baru.

Tampak hadir Rektor Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i, M.Si, Wakil Rektor Bidang Sumber Daya Yusuf Wibisono, S.E., M.T.I, Dr. Mada Aditia Wardhana, Ketua Prodi Ilmu Hukum Okta Nofia Sari, S.H, M.H dan dosen lserta karyawan lainnya.

Kegiatan olahraga ini berdasarkan Surat Keputusan yang ditandatangani Rektor dengan nomor 261/SK/Rektor/UM/XII/2023 tanggal 1 Desember 2023 tentang Penetapan Hari Kerja dan Jam Kerja bagi Karyawan dan Dosen Universitas Mulia.

SK tersebut terbit dengan pertimbangan dalam rangka implementasi Undang-undang no 13. tahun 2003 tentang ketenagakerjaan, yaitu lima hari kerja, dengan rincian delapan jam kerja dalam sehari atau 40 jam kerja dalam satu minggu.

Selain itu, tugas dosen di perguruan tinggi dipandang tidak hanya mengajar, tetapi juga wajib melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat sebagai bagian dari tridarma perguruan tinggi. Dosen diharapkan lebih produktif dalam tridarma di hari Sabtu dan Minggu.

Dalam sambutan pembukaan olahraga tersebut, Yusuf Wibisono mengatakan kegiatan ini merupakan kegiatan perdana atas pelaksanaan SK tersebut. Kepada dosen dan karyawan, Yusuf Wibisono berharap bagi yang tidak sedang bertugas di pagi itu dapat bergabung olahraga bersama.

Sementara itu, dua orang instruktur senam, Yuni dan Sriyanti, tampak semangat memimpin jalannya olahraga senam. Seluruh peserta mengikuti gerakan yang dipandu keduanya dengan lincah sehingga berkeringat.

Ketika ditanya media ini usai memandu senam, Yuni tampak terkesan. “Kegiatan hari ini sangat luar biasa. Pesertanya semangat semua, terutama kampusnya keren banget,” kata Yuni sembari tertawa.

Yuni mengaku baru kali ini memandu gerakan senam aerobik di Universitas Mulia.

Salah seorang peserta mengatakan cukup bersemangat usai mengikuti olahraga senam aerobik selama kurang lebih 30 menit. “Wah, banyak berkeringat. Di tengah-tengah senam tadi sempat berhenti mengikuti gerakan, perlu ambil nafas sebentar,” katanya.

Awalnya, dirinya merasa kesulitan mengikuti gerakan, tetapi semakin lama terbiasa. Baginya, senam aerobik terasa bermanfaat untuk memadukan gerakan tubuh dan saraf motorik melalui pandangan mata melihat gerakan instruktur dan pendengaran mendengar perintah gerakan.

“Awalnya kaku ya, tapi lama-lama sedikit bisa mengikuti gerakan aerobik yang cepat. Cuman gerakan goyang pinggul tetap gak bisa seluwes gerakan instruktur, rasanya encok kambuh,” pungkas peserta pria ini sembari tertawa.

(SA/Puskomjar)

Tampak Rektor Prof. Dr. Ir. Mhummad Ahsin Rifa'i turut hadir bersama Direktur Eksekutif Yayasan Airlangga Dr. Agung Sakti Pribadi bersama Manajer HRD BPH Yayasan Airlangga Ny. Ririn Kusdyawati, S.H., M.M, narasumber dan peserta pelatihan. Foto: Istimewa

UM – Dalam rangka meningkatkan layanan akademik, Universitas Mulia menggelar pelatihan Basic Mentality for Excellence untuk staf dan tenaga kependidikan. Pelatihan digelar selama dua hari, 5-6 Desember 2023, berlangsung di Ruang Eksekutif White Campus, Jalan Letjen Zaini Azhar Maulani, Kel. Damai Bahagia, Balikpapan, Kalimantan Timur.

Rektor Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i, M.Si dalam sambutan mengawali pembukaan, mengatakan bahwa pelatihan sangat penting dan dibutuhkan para staf dan tenaga kependidikan untuk menunjang pelayanan di lingkungan Universitas Mulia.

“Pelatihan ini penting bagi para staf dan karyawan dalam memberikan layanan dengan sikap dan pelayanan terbaik sebagai representasi dari Universitas Mulia,” tutur Rektor.

Dengan pelatihan, Ia berharap seluruh staf dan karyawan, mulai dari pegawai security hingga staf administrasi Front Office memilki sikap dan pengetahuan yang tinggi sebagai garda terdepan dalam memberikan layanan untuk sivitas akademika dan stakeholder.

Dalam kesempatan ini, turut hadir Direktur Eksekutif Yayasan Airlangga Dr. Agung Sakti Pribadi bersama Manajer Human Resources Development (HRD) Badan Pengurus Harian (BPH) Yayasan Airlangga Ny. Ririn Kusdyawati, S.H., M.M.

“Masa depan Universitas Mulia akan banyak tergantung pada anak-anak muda, karena itu pembekalan terhadap para peserta adalah bagian dari mempersiapkan masa depan,” tutur Dr. Agung Sakti.

Ny. Ririn Kusdyawati menambahkan, ia berharap kegiatan pelatihan ini tidak berhenti hanya untuk Universitas Mulia saja, tetapi juga untuk para staff di divisi lain di lingkungan Yayasan Airlangga.

Yusuf Wibisono dalam pelatihan ini memberikan materi tentang Building a Proactive Personality, Seek First to Understand Then To Be Understood, Begin With The End In Mind, Put First Thing First, dan Building Synergy Within A Team. Foto: Istimewa

Yusuf Wibisono dalam pelatihan ini memberikan materi tentang Building a Proactive Personality, Seek First to Understand Then To Be Understood, Begin With The End In Mind, Put First Thing First, dan Building Synergy Within A Team. Foto: Istimewa

Pujiati dalam pelatihan ini memberikan materi tentang - Emotional Intelligence dan Service Excellence in Education. Foto: Istimewa

Pujiati dalam pelatihan ini memberikan materi tentang – Emotional Intelligence dan Service Excellence in Education. Foto: Istimewa

Narasumber Yusuf Wibisono dan Pujiati bersama peserta pelatihan Basic Mentality for Excellence Angkat I Universitas Mulia. Foto: Istimewa

Narasumber Yusuf Wibisono dan Pujiati bersama peserta pelatihan Basic Mentality for Excellence Angkat I Universitas Mulia. Foto: Istimewa

Sementara itu, panitia pelatihan mendatangkan dua orang ahli yang sudah berpengalaman sebagai narasumber di bidang pengembangan Sumber Daya Manusia, yakni Yusuf Wibisono, S.E., M.T.I dan Pujiati, S.E., M.M.

Yusuf Wibisono mengatakan bahwa tujuan diselenggarakan pelatihan adalah untuk memberikan pembekalan sikap, motivasi, dan perilaku positif staf dan tenaga kependidikan dalam memberikan pelayanan prima di lingkungan Universitas Mulia.

“Staf dan tendik adalah ujung tombak dalam memberikan pelayanan kepada mahasiswa, dosen, dan tamu universitas. Penting bagi mereka untuk memiliki pengetahuan tentang bagaimana memberikan pelayanan terbaik,” tutur Yusuf Wibisono.

Meski demikian, tambahnya, baginya yang lebih penting lagi adalah sikap mental yang baik yang dimiliki setiap staf dan tenaga kependidikan dibalik memberikan pelayanan tersebut.

“Di dalam pelatihan ini, peserta dibekali pada hal-hal yang terkait dengan mentalitas dasar dalam membentuk perilaku yang baik. Dari 24 peserta, ada 19 yang berhasil menyelesaikan hingga tuntas pelatihan ini,” ungkap Wakil Rektor Bidang Sumber Daya ini.

Materi yang dipaparkan Yusuf Wibisono antara lain Building a Proactive Personality, Seek First to Understand Then To Be Understood, Begin With The End In Mind, Put First Thing First, dan Building Synergy Within A Team.

Sedangkan Pujiati membahas tentang Emotional Intelligence dan Service Excellence in Education.

Usai pelatihan, aktivitas peserta terus dipantau perkembangannya dan dibimbing dalam meningkatkan kapasitas masing-masing. Pelatihan Angkatan I BMSE ini berakhir Rabu (6/12). Direncanakan akan dibuka angkatan berikutnya, baik untuk Universitas Mulia maupun untuk divisi lainnya di bawah naungan Yayasan Airlangga.

(SA/Puskomjar)

Pakar Ilmu Kelautan dan Perikanan Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa'i saat berbicara sebagai narasumber Simposium Ketahanan Pangan dan Teknologi Informasi 2024 di Gran Senyiur Balikpapan, Sabtu (25/11). Foto Media Kreatif

Simposium Ketahanan Pangan dan Teknologi Informasi 2024

UM – Universitas Mulia menggelar Simposium Ketahanan Pangan dan Teknologi Informasi 2024, bertempat di Ballroom Gran Senyiur Balikpapan, Sabtu (25/11). Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i, M.Si, pakar Ilmu Kelautan dan Perikanan mengawali pembahasan tentang ketahanan pangan.

“Mengawali materi ini, saya ingin kita sama-sama menyaksikan atau melihat berita-berita di belahan bumi ini tentang bencana kemanusiaan,” tutur Prof. Ahsin saat membuka materi diskusi.

Prof. Ahsin kemudian menyajikan beberapa data dari World Health Organization (WHO) terkait kelaparan di beberapa negara, terutama di Afrika.

Meski demikian, dirinya mengatakan bukan saja terjadi masalah pangan, tetapi juga masalah kekurangan gizi. Menurut laporan Food and Agriculture Organization (FAO), jumlah penduduk yang menderita kekurangan gizi tahun 2019 sebesar 650,3 juta orang.

Dari jumlah tersebut, lebih dari 418 juta tinggal di Asia. Dengan rincian berada di Asia Selatan sebanyak 305,7 juta, diikuti Asia Tenggara sebanyak 48,8 juta, Asia Barat 42,3 juta, dan Asia Tengah 2,6 juta jiwa.

“Jadi, ternyata Asia itu adalah negara yang banyak mengalami kekurangan gizi. Dan, ternyata juga kalau kita lihat angka kelaparan di Asia Tenggara itu secara persentase angka penduduk, ya nomor satu itu adalah Timor Leste, nomor dua Indonesia,” ungkap Guru Besar Ilmu Kelautan dan Perikanan ini.

Berdasarkan fakta atau data tersebut, Prof. Ahsin memberikan perhatian bahwa kondisi pangan, ketahanan pangan, keamanan pangan dunia saat ini tidak sedang baik-baik saja.

Moderator H. Rizal Effendi, S.E, Wali Kota Balikpapan dua periode, 2011-2016 dan 2016-2021 bersama para narasumber Simposium Ketahanan Pangan dan Teknologi Informasi 2024. Foto: Nadya/Media Kreatif

Moderator H. Rizal Effendi, S.E, Wali Kota Balikpapan dua periode, 2011-2016 dan 2016-2021 bersama para narasumber Simposium Ketahanan Pangan dan Teknologi Informasi 2024. Foto: Nadya/Media Kreatif

Simposium Ketahanan Pangan dan Teknologi Informasi 2024 yang diselenggarakan oleh Universitas Mulia, bertempat di Gran Senyiur Balikpapan, Sabtu (25/11). Foto: Media Kreatif

Simposium Ketahanan Pangan dan Teknologi Informasi 2024 yang diselenggarakan oleh Universitas Mulia, bertempat di Gran Senyiur Balikpapan, Sabtu (25/11). Foto: Media Kreatif

Ia pun membeberkan beberapa penyebab bencana kemanusiaan di beberapa negara. “Yang pertama adalah karena kekeringan. Kekeringan ini lebih didominasi oleh yang namanya Elnino dan Lanina,” ungkapnya.

“Di Indonesia, akibat Elnino menyebabkan kemarau yang berkepanjangan, bahkan kalau tingkat parah itu hingga mencapai 9 sampai 12 bulan,” tuturnya.

Dampak Elnino lahan pertanian mengalami kekeringan, gagal panen, terjadi wabah penyakit, kebakaran hutan, juga kebutuhan air tidak cukup untuk keperluan masyarakat sehari-hari.

Masalah pangan yang kedua adalah peperangan atau konflik sehingga negara tidak mampu mengamankan kondisi pangan.

“Sebagai contoh, perang Rusia dan Ukraina. Ini contoh yang paling mudah ya, mereka itu adalah negara-negara pemasok agrikultur di dunia saat ini,” tuturnya.

Berdasarkan data yang diperolehnya, kedua negara tersebut memproduksi 29% gandum, 19% jagung, dan 78% minyak bumi.

Masalah pangan yang ketiga, terganggunya stabilitas nasional seperti gejolak politik.

“Oleh sebab itu, seperti pada saat Pilpres, Pilkada, tentu harus kita jaga tetap kondusif agar stabilitas nasional tetap terjamin dan keamanan pangan, tata niaga stok, dan lain sebagainya itu tidak akan terpengaruh, meskipun kondisinya sangat bergejolak,” tuturnya.

Masalah keempat adalah kemiskinan. Kemiskinan menyebabkan keamanan pangan sangat terganggu mengingat banyak masyarakat yang tidak sanggup untuk memenuhi hajat hidupnya.

Menurut data yang diperolehnya, di Indonesia, tingkat kemiskinan mencapai 9,36%.”Jadi, masih ada 25,9 juta penduduk Indonesia itu berada di bawah garis kemiskinan. Nah, ini harus menjadi perhatian kita bersama,” tuturnya.

Masalah kelima adalah adopsi inovasi teknologi. Menurutnya, untuk menjaga stabilitas ketahanan pangan juga membutuhkan bantuan teknologi.

“Misalkan, kita tidak bisa lagi mengolah tanah dengan hanya mencangkul, menanam dengan menggunakan tangan, tetapi kita harus menggunakan mekanisasi pertanian, kita harus menggunakan IoT ke depannya,” tuturnya.

Oleh sebab itu, ia sependapat dengan kebijakan pemerintah saat ini yang membangun industri pertanian dengan memiliki lahan yang luas. Ia sependapat dengan gagasan Food Estate untuk bisa dilanjutkan.

Masalah keenam adalah program ketahanan pangan nasional. Ia menghendaki adanya ketersediaan akses. Untuk itu, ia mengusulkan harus menyusun sebuah program ketahanan pangan itu yang betul-betul memperhatikan berbagai aspek.

Prof. Ahsin mengingatkan bahwa sektor perikanan, pertanian, perkebunan itu juga bagian yang sangat penting diperhatikan di dalam pengembangan ketahanan pangan.

Terkait dengan produksi pangan di Kalimantan Timur, ia mengatakan data yang digunakan dalam pemaparan berasal dari data dari Biro Statistik Provinsi Kalimantan Timur.

“Jadi, basis saya ini adalah data statistik. Jadi bukan hasil riset,” tuturnya.

Terkait kehadiran IKN, menurutnya, tentu akan membawa dampak terhadap kebutuhan pangan di Kalimantan Timur.

“Saya menyarankan, ke depan agar di sekitar IKN kita akan membangun yang namanya kawasan agropolitan, minapolitan, dan agroindustri,” tuturnya.

Dirinya juga menyarankan pengembangan kawasan pertanian sebaiknya dilakukan di Kabupaten Kutai Kartanegara, Kabupaten Paser, dan PPU, Berau, Kutai Timur, dan Samarinda.

“Sekali lagi, saya menyatakan ini hanyalah hasil analisis data sekunder ya, bukan hasil riset melakukan aspek teknis,” tuturnya.

Di akhir pemaparan, Prof. Ahsin memberikan tiga saran kepada pemangku kepentingan untuk menuju ketahanan pangan, terutama di IKN dan Provinsi Kalimantan Timur.

“Pertama. Mari kita menyusun blueprint ketahanan pangan di kawasan penyangga, tentunya kebijakan dan program dengan tetap memperhatikan kesejahteraan petani, peternak, dan nelayan,” tuturnya.

Kedua, lanjutnya, menetapkan kawasan pertanian, perikanan, dan industri di buffer-zone sesuai dengan potensi daerah terintegrasi dan berkesinambungan.

Ketiga, membangun embung-embung atau waduk untuk mencegah kekeringan irigasi pertanian, perikanan, dan pengendali banjir.

Selain itu, ia juga menyarankan untuk menurunkan angka kemiskinan, menciptakan suasana nyaman dan kondusif, memberdayakan warga lokal sebagai subjek pembangunan, membangun jaringan infrastruktur yang terkoneksi dengan kawasan bisnis untuk UMKM menjadi spin-off industri sehingga menjadi industri yang mandiri.

“Kemudian membangun sistem pertanian berbasis teknologi IoT, dan yang terakhir adalah menjaga stabilitas harga di tingkat konsumen melalui ketersediaan, keterjangkauan, keamanan, dan kualitas pangan,” pungkasnya.

(SA/Puskomjar)

Deputi Bidang Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) Dr. Myrna Asnawati Safitri, S.H., M.A yang dalam hal ini mewakili Kepala OIKN Bambang Susantono. Foto: Nadya/Media Kreatif

Simposium Ketahanan Pangan dan Teknologi Informasi 2024

UM – Deputi Bidang Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) Dr. Myrna Asnawati Safitri, S.H., M.A hadir lewat video pada Simposium Ketahanan Pangan dan Teknologi Informasi 2024 yang digelar Universitas Mulia. Simposium berlangsung hybrid, bertempat di Hotel Gran Senyiur Balikpapan, Sabtu (25/11).

Myrna dalam pesannya menyampaikan permohonan maaf tidak dapat hadir secara langsung mengingat bersamaan dengan kegiatan lainnya. Dalam kesempatan ini, Myrna Safitri mewakili Kepala Otorita IKN Bambang Susantono.

Dalam sambutannya, Myrna mengatakan bahwa IKN dibangun dengan tujuan untuk menjadikan kota yang selaras dengan alam, tangguh, dan rendah emisi karbon.

“Untuk mencapai tujuan itu, maka salah satunya adalah dengan mengalokasikan minimum 10% dari wilayah IKN untuk menjadi area produksi pangan,” terangnya.

Berbicara tentang pembangunan pertanian dan ketahanan pangan, Myrna mengatakan bahwa hal itu harus dikaitkan dengan tujuan dan prinsip penting pembangunan IKN.

“Prinsip pertama, yaitu bahwa pembangunan IKN harus selaras dengan alam dan tangguh. Kemudian yang kedua bahwa pembangunan IKN itu adalah rendah emisi karbon, dan yang ketiga pembangunan IKN itu sifatnya harus resilien,” tuturnya.

Untuk mewujudkan semua itu, dirinya menerangkan bahwa kebijakan pembangunan pertanian di IKN yang diterapkan adalah pertanian berkelanjutan, pertanian yang cerdas iklim.

“Artinya, pertanian yang mampu melakukan mitigasi terhadap emisi gas rumah kaca dan juga melakukan upaya-upaya adaptif terhadap kondisi iklim yang sedang berubah,” tutur Ketua IKA Universitas Brawijaya Kalimantan Timur ini.

Terhadap sebagian besar areal yang ekosistemnya mengalami kerusakan, maka pembangunan pertanian juga diarahkan kepada pertanian regeneratif.

“Artinya, pembangunan pertanian itu harus mampu untuk juga memulihkan ekosistem lahan yang sudah terlanjur rusak tersebut,” tuturnya.

Dirinya menyadari hal itu bukanlah perkara yang mudah untuk diwujudkan, meski juga tidak mustahil untuk dilakukan sepanjang arah yang sudah ditetapkan dengan jelas.

“Dalam hal ini, Kedeputian Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam yang membawahi Direktorat Ketahanan Pangan mempunyai tugas untuk mengawal agar kebijakan pembangunan pertanian berkelanjutan di IKN dapat dilakukan,” terangnya.

Lebih lanjut, pembangunan pertanian berkelanjutan di IKN tidak hanya dilakukan oleh Otorita IKN saja. Menurutnya, perlu ekosistem pertanian berkelanjutan yang kuat dan melibatkan daerah mitra yang ada di sekitar IKN,

Ia menyebut, beberapa daerah mitra yang telah menjadi area lumbung pangan bagi Provinsi Kalimantan Timur, seperti Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kabupaten Panajam Pasir Utara.

“Kami telah merintis berbagai upaya untuk melakukan koordinasi dan sinergi dengan pemerintah daerah Kalimantan Timur, khususnya pemerintah di dua kabupaten tersebut,” ujar Myrna.

Upaya lain yang dilakukan adalah secara konsisten memastikan input di dalam kegiatan pertanian tidak menimbulkan kerusakan lingkungan dan meminimalkan input yang bersifat kimiawi yang bisa merusak ekosistem.

Kota Cerdas dan Masa Depan Pertanian

Dalam keterangannya, Myrna mengatakan bahwa IKN dibangun sebagai sebuah kota cerdas. Hal ini akan berimbas di dalam kebijakan dan program-program pertanian berkelanjutan.

“Di dunia saat ini, kita sudah melihat bahwa teknologi memainkan peran yang penting untuk memastikan efisiensi di dalam pembangunan pertanian. Karena itu kami sudah mulai merintis agar para petani yang ada di IKN sudah mulai melek teknologi,” terang Myrna.

Berbagai upaya untuk menjadikan pertanian yang efisien, lahan pertanian yang efisien air, monitoring pertanian dilakukan dengan cara yang lebih mudah sudah mulai diperkenalkan. Dari sinilah keberadaan teknologi informasi ini menjadi penting.

Untuk itu, peranan civitas akademika juga menjadi penting dan diperlukan untuk membantu para petani menerapkan teknologi informasi di dalam kegiatan pertanian berkelanjutan.

“Karena itu, kami sangat terbuka dalam berbagai kerjasama dengan para mahasiswa, khususnya mahasiswa-mahasiswa yang mempunyai ketertarikan untuk mengembangkan teknologi informasi di dunia pertanian yang aplikabel, yang dapat diterapkan dengan mudah bagi para petani,” terang Doktor Ilmu Hukum Universitas Leiden Belanda ini.

Ia menambahkan, kegiatan pertanian ke depan akan menjadi sebuah profesi yang penting yang juga dapat digeluti oleh para mahasiswa ketika lulus dari perguruan tinggi.

“Karena ke depan pertanian tidak akan pernah mati sepanjang ada kehidupan dan ada peradaban di dalam masyarakat kita,” tuturnya.

Oleh karena itu, ia mendorong perguruan tinggi dapat mengembangkan berbagai macam teknologi tepat guna yang bermanfaat bagi petani, teknologi informasi yang mampu untuk menyiarkan informasi yang cepat bagi para petani.

“Teknologi yang berkaitan dengan iklim, yang berkaitan dengan produksi pangan, yang berkaitan dengan monitoring terhadap produksi-produksi pangan, yang berkaitan dengan koneksi antara para petani sebagai produsen dengan para konsumen,” terang Myrna.

“Saya berharap bahwa dunia kampus bisa melihat peluang ini dengan baik sehingga kita bisa bersinergi untuk memperkuat ekosistem pertanian berkelanjutan yang cerdas di IKN dan di Kalimantan Timur,” pungkasnya.

(SA/Puskomjar)

HumasUM- Rektor Universitas Mulia Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i, M.Si menyambut kedatangan Tamu dari universitas Malaysia Sarawak (UNIMAS) untuk membicarakan kerjasama lanjutan antar perguruan tinggi. Jumat 17/11/2023.kegiatan ini dihadiri oleh Prof Datuk Dr Mohamad Kadim Suaidiselaku Presiden/ Naib Conselor university Malaysia Sarawak, Prof Ir. Dr. Siti Noor Linda Taib selaku Timbalan Naib Canselor Penyelidikan dan Inovasi, Prof. Dr. Lo May Chiun Selaku Pengarah kanan selaku Pusat Penyelidikan, Inovasi dan Enterprise, dan Mohd Husaini Noorjaya Chew selaku pegawai Khas Naib Canselor. beserta seluruh pejabat dan kepala lembaga di Universitas Mulia.

Rektor Universitas Mulia Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i, M.Si dalam sambutan nya memperkenalkan secara singkat tentang universitas Mulia dan sedikit tentang kota balikpapan sebagai pusat industri di kalimantan timur . selain itu Prof Ahsin juga berharap dengan terjalin nya kerja sama antara Universitas Mulia dan Unimas akan memberikan kontribusi yang baik dalam peningkatan SDM dalam menghadapi pembangunan ibu kota negara di IKN.

Dalam kunjungan ini Rektor UNIMAS ingin berdiskusi mengenai kerjasama antar universitas terhadap penelitian khususnya pada pembangunan IKN yang sedang membutuhkan banyak inovasi. pengembangan inovasi yang ingin unimas tawarkan pada IKN adalah lebih kepada smart city dan smart transportation.

dalam sambutan nya Prof Datuk Dr Mohamad Kadim Suaidiselaku Presiden/ Naib Conselor university Malaysia Sarawak menyampaikan ingin bekerjasama dengan Universitas Mulia dalam bidang Informatika dan Ekonomi Bisnis serta sains dalam pengembangan SDM kedepan.beliau berharap akan dapat melakukan training dan development program bersama Universitas Mulia dalam menghadapi potensi pengembangan IKN .

selain itu dalam diskusi yang dilaksanakan Prof. Dr. Lo May Chiun Selaku Pengarah kanan selaku Pusat Penyelidikan, Inovasi dan Enterprise juga mengajak Dekan Fakultas Ekonomi Bisnis Dr. Ivan Armawan ,S.E., M.M. dapat berkolaborasi dalam pengembangan manajemen keuangan dan manajemen dalam industri serta mengajak mahasiswa turut handil dalam penelitian manajemen corporate.banyak masukan juga dari semua yang hadir dalam kegiatan ini untuk dapat berkolaborasi dalam berbagai bidang terutama penelitian.

WN/Humas UM

Humas UM-Prof. Dr. Rer. Nat. Ahmad Benny Mutiara Ketua umum DPP Aptikom melakukan Pembahasan materi diskusi pengembangan program studi bidang computer malam ini 24/11/2023. Dalam pembahasan ini beliau menyampaikan tentang beberapa syarat dalam menentukan program studi salah satu nya adalah harus memiliki cirikhas penciri program studi .diharapkan dari penciri tersebut dapat memberikan keunggulan pada prodi yang ada.selain itu tantangan AI kedepan akan memiliki peluang peran yang lebih besar dan lapangan pekerjaan kedepan akan banyak berhubungan dengan pengembangan Artificial Intelegent.

Pengembangan FIKOM kedepan harus juga memperhatikan kriteria dalam pengembangan perguruan tinggi dalam peningkatan akreditasi . salah satu nya adalam perlunya menyesuaikan antara kurikulum  dan capaian pembelajaran .Di dalam capaian dosen harus melakukan penilaian terhadap sikap , keterampilan, pengetahuan dan keterampilan khusus dari mahasiswa yang mengikuti matakuliah yang diampu. selain itu dalam implementasi OBE mahasiswa harus mulai diarahkan kearah dunia industri (DUDI).penerapan pembelajaran dikelas juga diarahkan 30 % merupakan PBL atau Projek base learning dan bobot penilaian 50 persen.

Kegiatan ini dihadiri oleh Wakil Rektor bidang akademik bapak Wisnu Hera Pamungkas, S.Tp., M.Eng, Wakil Rektor bidang sumberdaya bapak Yusuf Wibisono, S.E., M.TI. serta Dekan Fakultas Ilmu Komputer Bapak Jamal, S.Kom.,M.Kom, beserta seluruh Ka.Prodi yang ada di bawah Fakultas ilmu Komputer Bersama Dosen Prodi. Menurut peserta diskusi kali ini bahwa pembahasan tentang pengembangan ini akan berdampak pada rencana – rencana strategis fakultas kedepan terutama dalam pengembangan program studi komputer .

Menurut Prof. Dr. Rer. Nat. Ahmad Benny Mutiara mahasiswa sebaiknya tidak hanya memiliki kualifikasi yang sesuai dengan program studinya namun juga harus memiliki kompetensi yang sesuai dengan keilmuan pada program studi tersebut sehingga mahasiswa dapat menjadi sumberdaya yang dapat memenuhi kebutuhan di dunia industri.

WN/Humas UM