Para siswa SMA Patra Dharma Balikpapan sedang mencoba Pemrograman Arduino di Lab. Robotik Fak. Ilmu Komputer, Jumat (8/11). Foto: Dok. Lab. Komputer

Belajar Langsung di Laboratorium Robotik Fakultas Ilmu Komputer

UM – Universitas Mulia menerima kunjungan rombongan guru dan siswa SMA Patra Dharma Balikpapan untuk belajar Pemrograman Arduino, Jumat (8/11). Rombongan sebanyak 27 siswa kelas XII dan tiga orang guru ini dipimpin Guru Bimbingan Konseling Hj. Sofya Wahyuni, S.Psi., M.M dan diterima Dosen Muhammad Safii, S.Kom., M.Kom.

Muhammad Safii mengatakan, kegiatan ini merupakan lanjutan dari pertemuan sebelumnya di SMA Patra Dharma membahas materi yang sama, kemudian dilanjutkan di Laboratorium Robotik Universitas Mulia.

“Ini dalam rangka P5 prakarya anak-anak yang akan persiapan lomba tahun depan,” ujarnya.

P5, menurutnya, merupakan singkatan dari Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. Program ini merupakan Kurikulum Merdeka, yang bertujuan memberi kesempatan para peserta didik mempelajari isu-isu penting di sekitar.

Dalam kesempatan ini, siswa-siswi melakukan pembelajaran lintas disiplin ilmu dengan mengamati dan memikirkan solusi teknologi informasi terhadap permasalahan di lingkungan sekitarnya.

“Mereka belajar bagaimana membuat alat filter penyaringan air, deteksi jarak antar kendaraan, alat pengaliran air, dan lain-lain,” ujar Safii.

Lebih lanjut, Safii mengatakan, lewat kegiatan kokurikuler berbasis proyek ini, para pelajar diajak untuk belajar dari lingkungan sekitarnya. Hal ini merupakan upaya mewujudkan karakter sesuai dengan profil pelajar pancasila yang disusun berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan.

Sementara itu, Hj. Sofya Wahyuni yang didampingi Guru BK lainnya, Agustin Ikawati, S.Psi, kepada media ini mengatakan dirinya terkesan dengan kunjungan ini.

“Karena dapat menghadiri salah satu fasilitas Universitas Mulia serta melihat murid-murid langsung uji praktek dalam kelas robotik yang telah dibimbing oleh dosen Universitas Mulia,” ujar Hj. Sofya.

Endah Wahyu Ningsih, S.Kom, salah seorang Guru yang juga turut mendampingi menambahkan, para siswa belajar menerapkan mata pelajaran Informatika untuk menerapkan bagaimana menjadi sebuah solusi di lingkungan sekitarnya.

Dalam kunjungan tersebut, salah seorang siswa kelas 12 (1), Dhafir Tsabit menceritakan pengalamannya bagaimana ia bersama teman-temannya belajar Pemrograman Arduino.

“Kami sedang melakukan pembuatan Sistem Robotik dengan Arduino yang nantinya dapat menjadi suatu sistem yang berguna seperti pemfilteran sampah, pengaliran air, dan lain-lain,” ujar Dhafit.

Selama belajar singkat itu, Dhafit mengaku merasa terkesan belajar langsung mempraktekkan bagaimana cara membuat alat-alat fungsi yang berhubungan dengan mesin dan teknologi.

“Tentu, akan menjadi salah satu pilihan saya untuk masuk ke Universitas Mulia ini setelah hadir dan praktek langsung ke lab robotik ini,” ujar Dhafit.

Muhammad Safii, S.Kom., M.Kom sedang mengajar materi pemorgraman Arduino kepada para siswa SMA Patra Dharma. Foto: Dok. Lab. Komp

Muhammad Safii, S.Kom., M.Kom sedang mengajar materi pemorgraman Arduino kepada para siswa SMA Patra Dharma. Foto: Dok. Lab. Komp

Para siswa SMA Patra Dharma Balikpapan sedang mencoba Pemrograman Arduino di Lab. Robotik Fak. Ilmu Komputer, Jumat (8/11). Foto: Dok. Lab. Komputer

Para siswa SMA Patra Dharma Balikpapan sedang mencoba Pemrograman Arduino di Lab. Robotik Fak. Ilmu Komputer, Jumat (8/11). Foto: Dok. Lab. Komputer

Kepala Lab. Komputer FIKOM Subur Anugerah berbincang dengan para guru SMA Patra Dharma Balikpapan antara lain Hj. Sofya Wahyuni (tengah) bersama Agustin Ikawati (dua dari kiri) dan Endah Wahyu Ningsih (kiri) di depan Lab. Komp. Foto: Dok. Lab. Komp.

Kepala Lab. Komputer FIKOM Subur Anugerah (kanan) berbincang dengan para guru SMA Patra Dharma Balikpapan antara lain Hj. Sofya Wahyuni (tengah) bersama Agustin Ikawati (dua dari kiri) dan Endah Wahyu Ningsih (kiri) di depan Lab. Komp. Foto: Dok. Lab. Komp.

Kesiapan Laboratorium Komputer

Kunjungan rombongan para siswa dan guru SMA Patra Dharma Balikpapan tak lepas dari kesiapan Laboratorium Robotik Fakultas Ilmu Komputer (FIKOM) Universitas Mulia.

Hal ini seperti yang dikatakan oleh Kepala Laboratorium Komputer Subur Anugerah, S.T., M.Eng yang menyebut peran para teknisi, laboran, dan dibantu para siswa magang dalam menyiapkan perangkat dengan baik.

“Dalam satu pekan ini kegiatan Laboratorium Komputer FIKOM cukup padat. Selain digunakan untuk praktikum, juga ada kegiatan dari Fakultas Humaniora dan Kesehatan untuk UTS Online. Alhamdulillah, semuanya berjalan lancar,” ujarnya.

Ia menyebut, dalam satu hari ini saja, Jumat (8/11), para teknisi, laboran serta dibantu siswa magang memastikan pelaksanaan tiga aktivitas di luar kegiatan akademik FIKOM berjalan sukses.

“Pertama UTS Prodi Farmasi, ada 34 orang peserta di Lab D sehingga menggunakan waktu lebih untuk bergiliran karena melebihi kapasitas 30 orang. Ini di luar informasi sebelumnya 17 orang, tapi Alhamdulillah sukses, tidak bersamaan dengan kelas yang lain,” ujarnya.

“Kedua, menyambut kunjungan SMA Patra Dharma di Lab. Robotik. Ketiga, sore hari kegiatan Himpunan Mahasiswa Prodi S1 Teknologi Informasi di Lab. Jaringan Komputer. Alhamdulillah ya, semuanya sukses, tidak ada kendala yang berarti,” ujarnya.

Meski demikian, dengan segala keterbatasan yang dimilikinya, ia dan para teknisi serta laboran akan berusaha memberikan layanan untuk berbagai kegiatan, baik akademik maupun riset dosen di Laboratorium Komputer.

Dengan semakin tingginya aktivitas, ke depan, ia berencana menyusun beberapa hal terkait pengelolaan dan penggunaan laboratorium yang lebih prosedural. Ia berharap hal ini untuk mendukung tata kelola perguruan tinggi yang akuntabel dan transparan sesuai dengan Good University Governance (GUG).

“Tentu, kami membutuhkan kerjasama para pengguna lab komputer, misalnya, tidak makan minum dan meninggalkan kotoran di meja komputer, atau merapikan kembali setelah selesai menggunakan,” pungkasnya.

(SA/Kontributor)

Foto bersama seluruh peserta pelajar SMA/SMK di Balikpapan yang mengikuti pelatihan Public Speaking. Foto: Media Kreatif

Testimoni Mahasiswa Menjadi MC Profesional Berawal dari Kampus

UM – Program Studi S1 Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mulia menggelar Pelatihan Public Speaking untuk pelajar SMA dan SMK se-Kota Balikpapan. Kegiatan yang berlangsung di Ballroom Cheng Ho Kampus Utama, Jumat (1/11), ini diikuti kurang lebih 40 orang pelajar.

Ketua Prodi S1 Manajemen Dr. Pudjiati mengatakan, kegiatan ini membahas pentingnya komunikasi dan bagaimana public speaking dapat membantu dalam mencapai beberapa tujuan dalam bersosialisasi.

Ia pun mengungkap beberapa keunggulan yang dimiliki Prodi S1 Manajemen, yang membahas Public Speaking pada mata kuliah Komunikasi Bisnis, Manajemen Umum, Kewirausahaan, hingga Pemasaran dan Sumber Daya Manusia.

“Jadi, masuknya nanti di Prodi S1 Manajemen ya, ketemu sama Ibu Puji, banyak banget di situ materi atau perkuliahan atau mata kuliah-mata kuliah yang nanti akan menunjang ketika kalian nanti mau bekerja,” ajak Pudjiati kepada pelajar yang hadir.

Dalam paparannya, Pudjiati mengenalkan dan memberikan kiat bagaimana belajar public speaking. Ia juga mengajak seorang mahasiswa Prodi S1 Manajemen, Nabila Tsabitha Saptaningtyas, untuk berbagi pengalaman karir public speaking sebagai Master of Ceremony (MC).

Menariknya, dalam paparannya, Pudjiati mengajak para pelajar untuk bagaimana memulai belajar public speaking lewat belajar dari video pembicara yang sukses dan menganalisis gayanya.

“Perhatikan bagaimana mereka menyampaikan pesan, berinteraksi dengan audiens, dan menggunakan bahasa tubuh,” ujarnya.

Dengan begitu, mahasiswa akan belajar berbagai teknik dan strategi dalam public speaking, seperti cara menyusun materi, penggunaan bahasa tubuh, dan cara menarik perhatian audiens. Buku dan sumber online juga bisa menjadi referensi yang baik.

Selain itu, Pudjiati mendorong para pelajar mengatasi rasa takut dan rasa gugup saat berbicara di depan umum. Teknik relaksasi, seperti pernapasan dalam, dapat membantu menenangkan diri sebelum tampil di atas panggung.

“Setelah melakukan presentasi, mintalah umpan balik dari audiens atau mentor. Ini membantu kalian memahami kekuatan dan area yang perlu diperbaiki,” ujar Pudjiati.

Dr. Pudjiati saat berbicara di depan para pelajar Pelatihan Public Speaking. Foto: Media Kreatif

Dr. Pudjiati saat berbicara di depan para pelajar Pelatihan Public Speaking. Foto: Media Kreatif

Mahasiswa Prodi S1 Manajemen Nabila Tsabitha saat berbicara berbagi pengalaman Public Speaking. Foto: Media Kreatif

Mahasiswa Prodi S1 Manajemen Nabila Tsabitha saat berbicara berbagi pengalaman Public Speaking. Foto: Media Kreatif

Salah seorang pelajar, Gracia Chelsea Afrilia dari SMA 4 Balikpapan berbagi pengalaman. Foto: Media Kreatif

Salah seorang pelajar, Gracia Chelsea Afrilia dari SMA 4 Balikpapan berbagi pengalaman. Foto: Media Kreatif

Dengan terus berlatih, menurutnya, akan menjadi kunci untuk meningkatkan keterampilan berbicara di depan umum. “Cobalah untuk berbicara di depan cermin, merekam diri sendiri, atau berlatih di depan teman dan keluarga untuk mendapatkan kepercayaan diri,” ujarnya.

Cara lainnya adalah dengan bergabung dengan pelatihan atau kursus public speaking yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan atau organisasi. Hal ini akan memberikan kesempatan untuk belajar dari instruktur yang berpengalaman dan mendapatkan umpan balik langsung.

Apabila tidak memungkinkan, aktif mengikuti organisasi atau klub yang fokus pada public speaking, seperti Toastmasters, akan memberikan kesempatan untuk berlatih secara teratur dan mendapatkan dukungan dari anggota lain.

Testimoni Karir Public Speaking

Nabila Tsabitha membagikan pengalamannya mengasah kemampuan public speaking hingga menjadi seorang MC. Kemampuannya diawali ketika menjadi mahasiswa baru Universitas Mulia dan berbicara di depan Wali Kota Balikpapan 2011-2021 Rizal Effendi.

Pengalamannya itu membuat Nabila terus mendapatkan kesempatan dan kepercayaan sebagai MC di internal kampus untuk belajar dan mengembangkan diri, hingga dirinya bertemu dengan MC senior di lingkungan Pemerintah Kota Balikpapan.

“Saya ikut pelatihan MC yang kebetulan diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata dan Olahraga. Pada saat itu, ternyata saya bertemu dengan MC-MC senior yang ternyata dia ikut pelatihan juga pada saat itu,” ujarnya.

“Di situ kita mulai bertukar pikiran, bercerita, terus beliau juga cerita, ternyata jadi MC itu susah ya mbak. Karena pandangan orang itu jadi MC enak, cuma ngomong doang,” tambahnya.

Nabila menjelaskan bahwa seorang MC dituntut untuk memiliki perbendaharaan kata yang luas dan kepercayaan diri yang tinggi. Dia juga menekankan pentingnya untuk tidak terlihat lelah di depan audiens, meskipun sebenarnya merasa capek.

Mau belajar public speaking? Yuk, masuk Prodi S1 Manajemen.

(SA/Kontributor)

Foto bersama Kaprodi S1 Manajemen Dr. Pudjiati dan Made Ayu Lestariani bersama panitia mahasiswa dan pelajar SMA/SMK Balikpapan. Foto: Media Kreatif

Membangkitkan Jiwa Kewirausahaan dan Memanfaatkan Inkubator Bisnis

UM – Program Studi S1 Manajemen menggelar Pelatihan Kewirausahaan dan Digital Marketing untuk pelajar SMA dan SMK se-Kota Balikpapan, Kamis (31/10). Setidaknya 50 orang pelajar mengikuti pemaparan bagaimana membangkitkan jiwa kewirausahaan dan memanfaatkan Inkubator Bisnis di Universitas Mulia.

Ketua Prodi S1 Manajemen Dr. Pudjiati mengatakan, kegiatan ini membahas tentang pentingnya jiwa kewirausahaan dan bagaimana cara membangkitkannya dalam diri mereka.

Selain itu, para pelajar diajak untuk mendengar langsung testimoni para mahasiswa yang telah memulai usaha dan belajar tentang inkubator bisnis yang ada di Universitas Mulia.

“Saya juga beritahukan bahwa kami di sini punya yang namanya inkubator bisnis. Jadi, inkubator bisnis ini wadah tempatnya teman-teman mahasiswa ini berkumpul menjadi satu komunitas di situ untuk berkegiatan terkait dengan kewirausahaan, dan ada kegiatan-kegiatan, ketika ada event-event,” ujar Pudjiati.

Menurutnya, kewirausahaan atau Entrepreneurship didefinisikan sebagai kemampuan untuk menciptakan nilai tambah melalui keterbatasan serta melalui peluang usaha yang kreatif, inovatif, dan adaptif dalam mengelola sumber daya.

“Selain itu, kewirausahaan juga melibatkan keberanian untuk mengambil risiko, di mana setiap usaha pasti memiliki risiko yang harus dihadapi, baik itu keuntungan maupun kerugian,” tambahnya.

Oleh karena itu, menurutnya, untuk membangkitkan jiwa kewirausahaan dalam diri seseorang, beberapa langkah yang dapat diambil. Simak paparannya berikut ini.

Pertama, membangun Mindset Kewirausahaan, yakni dengan mengubah pola pikir untuk melihat diri sebagai bos dan bukan hanya sebagai pekerja. Ini melibatkan pemikiran tentang bagaimana menciptakan peluang dan bukan hanya mencari pekerjaan.

Kedua, mengikuti Pendidikan dan Pelatihan. Menurut Pudjiati, mengikuti pelatihan kewirausahaan dan program inkubator bisnis yang disediakan oleh institusi pendidikan dapat memberikan keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk memulai usaha.

Ketiga, Pengelolaan dan Manajemen. Memiliki pengetahuan tentang manajemen, katanya, sangat penting. Ini mencakup pengelolaan keuangan, pemasaran, dan produksi. Pelatihan dalam manajemen dapat membantu seseorang untuk lebih siap dalam menjalankan usaha.

Keempat, memiliki kemampuan melihat peluang pasar. Bagi Pudjiati, penting untuk menganalisis kebutuhan pasar dan prospek usaha. Memahami apa yang dibutuhkan oleh konsumen dapat membantu dalam menentukan jenis usaha yang akan dijalankan.

Kelima, menciptakan Inovasi. Menurutnya, untuk bersaing dengan kompetitor, seseorang harus berinovasi. Ini berarti menciptakan sesuatu yang baru atau memberikan nilai tambah pada produk atau layanan yang ada.

Dan keenam, menyenangkan diri sendiri. Pudjiati mengatakan, pilih usaha yang sesuai dengan hobi dan minat pribadi. “Jika seseorang menikmati apa yang mereka lakukan, mereka akan lebih termotivasi untuk berusaha,” ujarnya.

Meski demikian, bagi pelajar yang ingin belajar Entrepreneurship ketika menjadi mahasiswa, di Universitas Mulia disediakan Inkubator Bisnis.

Pudjiati menerangkan, Inkubator Bisnis adalah sebuah wadah atau program yang dirancang untuk mendukung pengembangan usaha baru, terutama bagi para mahasiswa atau pengusaha pemula.

“Inkubator Bisnis berfungsi sebagai komunitas di mana mahasiswa dapat berkumpul untuk berkolaborasi dan berpartisipasi dalam kegiatan yang berkaitan dengan kewirausahaan,” ujarnya.

Dr. Pudjiati. Foto: YouTube

Dr. Pudjiati. Foto: Media Kreatif

Made Ayu Lestariani, S.E., M.M pemateri Digital Marketing. Foto: YouTube

Made Ayu Lestariani, S.E., M.M pemateri Digital Marketing. Foto: Media Kreatif

Rinda Syaharani, salah seorang mahasiswa yang memberikan pengalaman menjalankan usaha. Foto: YouTube

Rinda Syaharani, salah seorang mahasiswa yang membagikan pengalaman menjalankan usaha. Foto: Media Kreatif

Ia kemudian memberikan kiat agar para mahasiswa menggunakan Inkubator Bisnis untuk membantunya menjadi Entrepreneur pemula yang sukses.

Pertama, dengan bergabung dalam inkubator bisnis, mahasiswa dapat membangun jaringan dengan sesama pengusaha, berbagi pengalaman, dan saling mendukung dalam perjalanan kewirausahaan mereka.

Kedua, Inkubator bisnis sering mengadakan event-event yang memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk mempresentasikan ide-ide bisnisnya, mendapatkan umpan balik, dan berinteraksi dengan calon investor atau pelanggan.

Ketiga, mahasiswa yang terlibat dalam inkubator bisnis dapat mengakses berbagai sumber daya, termasuk mentor, jaringan profesional, dan fasilitas yang mendukung pengembangan usahanya.

Keempat, Inkubator Bisnis menyediakan pelatihan-pelatihan yang membantu mahasiswa mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk memulai dan mengelola usaha mereka. Ini termasuk pelatihan dalam manajemen, pemasaran, dan aspek-aspek lain dari kewirausahaan.

“Jadi, inkubator bisnis berfungsi sebagai platform yang membantu mahasiswa untuk mengembangkan jiwa kewirausahaan dan mempersiapkan mahasiswa untuk menghadapi tantangan dalam dunia usaha,” terangnya.

Testimoni Mahasiswa Entrepreneur

Beberapa mahasiswa memberikan testimoni mengenai pengalaman mereka dalam kewirausahaan. Salah seorang di antaranya adalah Rinda Syaharani, seorang mahasiswa dari Prodi S1 Manajemen semester tiga.

Rinda berbagi tentang produk yang ia buat, yaitu keripik pisang coklat dan keripik pangsit. Ia menceritakan bagaimana ia memulai usaha tersebut setelah menyadari bahwa seorang temannya tidak lagi menjual produk yang sama. Ia kemudian memutuskan untuk membuat dan menjual produknya sendiri.

Selain Rinda, beberapa mahasiswa lainnya memberikan testimoni telah mempraktekkan apa yang diajarkan dalam perkuliahan di Program Studi S1 Manajemen dan berhasil memiliki pelanggan tetap.

Pemaparan tentang Digital Marketing

Memasuki sesi tentang Digital Marketing, dipaparkan oleh Made Ayu Lestariani, S.E., M.M, salah seorang dosen Prodi S1 Manajemen.

Menurut Made Ayu, Digital Marketing merupakan alat yang sangat penting dalam dunia kewirausahaan modern saat ini. Mahasiswa diajarkan untuk memanfaatkan berbagai platform digital untuk mempromosikan usaha.

Dengan mempraktekkan secara langsung Digital Marketing, mahasiswa diharapkan akan memahami bagaimana cara menarik pelanggan dan membangun basis konsumen yang loyal.

Mahasiswa juga diberikan pemahaman tentang pentingnya packaging atau pengemasan yang menarik untuk produk. Dengan pengemasan menarik akan membantu dalam menarik perhatian konsumen dan meningkatkan penjualan.

Menurut Made Ayu, dalam sesi pembelajaran, mahasiswa diajarkan tentang bagaimana cara berjualan dalam jaringan online, termasuk teknik-teknik pemasaran yang efektif.

“Contoh-contoh penggunaan platform digital seperti TikTok dan marketplace juga diberikan untuk menunjukkan bagaimana produk dapat dipasarkan secara efektif,” ujarnya.

Baginya, Digital Marketing tidak hanya terbatas pada promosi, tetapi juga mencakup berbagai aktivitas pemasaran yang bertujuan untuk mengkomunikasikan produk kepada konsumen.

“Hal ini termasuk penggunaan media sosial, iklan online, dan strategi pemasaran lainnya untuk menarik perhatian pelanggan,” pungkasnya.

(SA/Kontributor)

Seorang mahasiswa baru 2024 beraksi ketika kamera menyorot. Foto: Media Kreatif

Dari Dinasti Politik, Banjir, Macet, Air Bersih, Flyover Rapak hingga Beasiswa Kaltim Tuntas

UM – Rangkaian kegiatan PKKMB Paduka Mulia tahun 2024 resmi ditutup, Jumat (30/8). Pada kesempatan ini, mahasiswa baru ditantang kritis dan berani bersuara, baik soal pengalaman pribadi, ketimpangan sosial, hingga sejumlah permasalahan di daerah kepada Calon Gubernur Kaltim Dr. Isran Noor.

Turut hadir Rektor Prof.Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i bersama Wakil Rektor Mundzir, S.Kom.,M.T, Ketua Panitia Riski Zulkarnain, S.Pd., M.Pd, Yustian Servanda, S.Kom., M.Kom, Gunawan, S.T., M.T, dosen serta undangan lainnya.

Direktur Eksekutif Yayasan Airlangga Dr. Agung Sakti Pribadi mengatakan, mengundang mantan Bupati Kutai Timur dan Gubernur Kaltim periode 2018-2023 tersebut untuk berdiskusi dengan mahasiswa.

“Saya rasa pemimpin yang tepat itu akan membuat negeri ini jadi lebih bagus,” ujarnya.

Pasalnya, lanjut Dr Agung, seorang mahasiswa baru tampak ragu dengan upaya yang dilakukan para pemimpin agar negeri ini menjadi lebih bagus, sedangkan biaya pendidikan sangat mahal.

“Padahal, untuk mencapai tingkat lebih tinggi itu harus melalui pendidikan,” ujar Dr. Agung.

Dalam acara ini, Dr. Isran Noor diajak untuk berdiskusi bersama mahasiswa baru, yang dikoordinasikan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Mulia Agung Widiyanto.

Agung Widiyanto berharap, melalui diskusi ini, para mahasiswa baru ke depan dapat melanjutkan tangga perjuangan dan pergerakan mahasiswa di Universitas Mulia.

“Harapannya, kepada teman-teman semua, mahasiswa baru, lebih aktif lagi nanti ketika menjadi mahasiswa, lebih kritis dan bisa menjadi motor pergerakan mahasiswa untuk generasi masa depan dan untuk negara kita, yaitu Indonesia,” ujar Agung Widiyanto.

Tampil sebagai moderator H Rizal Effendi, Walikota Balikpapan dua periode, 2011-2021. “Ya, adik-adik sekalian, ini hari Jumat yang berkah untuk kita semua. Kita kedatangan tamu istimewa, Pak Dr Isran Noor. Kita beri tepuk tangan untuk beliau,” tutur Rizal Effendi.

Hal ini istimewa lantaran Isran Noor baru saja datang dari Rumah Sakit A Wahab Sjahranie Samarinda, kemudian menuju Kota Balikpapan.

“Karena janji dengan Pak Agung, beliau datang akan berbicara di depan kalian, begitu. Jadi, Pak Isran sejak kemarin menjalani pemeriksaan kesehatan, begitu, untuk syarat mengikuti pemilihan gubernur,” tambahnya.

Rizal mengucapkan terima kasih kepada Dr. Agung yang telah memfasilitasi bersama para mahasiswa baru. Rizal berharap, ke depan para mahasiswa bisa menjadi orang-orang pilihan di Ibu Kota Nusantara.

Sementara itu, dalam diskusi ini, Isran Noor berbicara di depan lebih dari 500 orang mahasiswa baru. Isran mengatakan merasa terhormat diundang berdiskusi untuk yang kedua kalinya.

“Sebelumnya saya pernah diundang ke sini, pada tempat yang sama bersama dengan Prof. Jimly Asshiddiqie, seorang tokoh nasional yang ahli di bidang hukum tata negara. Dan beliau sekarang menjadi ketua MKMK,” tuturnya.

Calon Gubernur Kaltim periode 2024-2029 Dr. Isran Noor, M.Si saat tampil di depan mahasiswa baru 2024 di Ballroom Cheng Ho, Jumat (30/8). Foto: Media Kreatif

Calon Gubernur Kaltim periode 2024-2029 Dr. Isran Noor, M.Si saat tampil di depan mahasiswa baru 2024 di Ballroom Cheng Ho, Jumat (30/8). Foto: Media Kreatif

Walikota Balikpapan dua periode, 2011-2021, H Rizal Effendi saat menjadi moderator diskusi. Foto: Media Kreatif

Walikota Balikpapan dua periode, 2011-2021, H Rizal Effendi saat menjadi moderator diskusi. Foto: Media Kreatif

Dr. Agung Sakti Pribadi dan Ketua BEM Agung Widiyanto. Foto: Media Kreatif

Dr. Agung Sakti Pribadi dan Ketua BEM Agung Widiyanto. Foto: Media Kreatif

Miftahul Jannah, mahasiswa baru S1 Akuntansi yang aktif bertanya. Foto: Media Kreatif

Miftahul Jannah, mahasiswa baru S1 Akuntansi yang aktif bertanya. Foto: Media Kreatif

Seorang mahasiswa baru mengeluh selalu membeli air bersih meski musim hujan. Keluhannya mendapat repons positif Dr. Isran Noor. Foto: Media Kreatif

Seorang mahasiswa baru mengeluh selalu membeli air bersih meski musim hujan. Keluhannya mendapat repons positif Dr. Isran Noor. Foto: Media Kreatif

Dalam diskusi ini, Isran Noor mengajak para mahasiswa untuk menerapkan praktek ketatanegaraan jika dibanding dengan membahas wawasan kebangsaan.

“Sekarang ini, negara kita baru-baru ini hampir mengalami sebuah krisis ketatanegaraan, hampir, hampir apa itu? Ada putusan Mahkamah Konstitusi nomor 60 dan 70, yang oleh kalangan DPR RI sebagian besar fraksi-fraksi ingin menganulir,” ujarnya.

“Untung mahasiswa sebagai penggerak di seluruh tanah air, cepat bereaksi. Bisa dibayangkan. Kalau saya bisa membayangkan. Kalau kemarin itu sempat disahkan, revisi undang-undang Pilkada, apa yang terjadi?” tambahnya.

Menurutnya, peristiwa tersebut akan memicu demonstrasi yang lebih besar di seluruh Indonesia, seperti yang terjadi pada tahun 1998 yang berujung menurunkan pemerintahan orde baru Presiden Soeharto.

Oleh karena itu, Isran Noor berterima kasih atas peran besar mahasiswa dalam menerapkan sebuah demokrasi yang ideal, demokrasi yang sesuai dengan marwahnya.

“Terima kasih sekali lagi. Itu harus kita jaga. Dimanapun kalian harus mengawasi yang namanya jalannya demokrasi di Republik Indonesia ini. Kenapa? Kalian ini adalah calon-calon pemimpin ke depan. Kalau saya ini sudah tua, tapi muda perasaan saya,” ujarnya.

Isran juga memberi perhatian atas putusan Mahkamah Konstitusi (MK) Nomor 65/PUU-XXI/2023 tentang kampanye di tempat pendidikan.

Dengan putusan tersebut, kampanye di kampus pun diperbolehkan, dengan syarat harus berdasarkan undangan atau izin rektor atau penyelenggara dan tidak membawa atribut kampanye atau alat peraga kampanye.

“Kita boleh bicara politik. Kenapa boleh? Karena para mahasiswa lah yang akan menjalani, mau memilih pemimpinnya itu hebat,” ujar Isran Noor.

Memasuki sesi tanya jawab, Isran mempersilakan mahasiswa baru untuk berani bersuara, baik soal ketimpangan yang terjadi di masyarakat hingga permasalahan umum di daerah.

Pertanyaan pertama diajukan oleh Miftahul Jannah, mahasiswi S1 Akuntansi. Miftahul bertanya tentang masalah flyover yang tidak kunjung dibangun di daerah Rapak Balikpapan.

Miftahul juga bertanya anggaran pembangunan untuk Kota Balikpapan apabila Isran Noor kembali terpilih menjadi Gubernur Kaltim.

Menurut Isran Noor, di masa kepemimpinannya sebagai Gubernur sebelumnya, ia mengakui sudah menyetujui anggaran flyover, hanya saja DPRD Provinsi disebutnya tidak setuju.

“Saya sudah setuju. Tapi mohon maaf Anggota DPRD tidak setuju. Anggota DPRD Provinsi tidak setuju. Saya sudah ajak permohonannya untuk dianggarkan, mereka tidak setuju. Nggak tahu alasannya apa jadi tidak setuju. Itulah,” ujar Isran.

“Kemudian, program yang saya laksanakan nanti 5 tahun lagi, saya akan melanjutkan program saya yang belum selesai. Apa itu? Peningkatan pendapatan penerimaan daerah,” tambahnya.

Dengan meningkatnya penerimaan daerah, maka diharapkan pembangunan di Provinsi Kalimantan Timur juga akan meningkat. Hal ini diungkapkan Isran Noor selama lima tahun menjadi Gubernur Kaltim.

Menurutnya, di tahun 2018 akhir, pendapatan Kalimantan Timur total tidak melebihi 36 triliun. Sampai dengan berakhir jabatannya di tahun 2023, pendapatan Kalimantan Timur melonjak menjadi 76,6 triliun.

Dengan peningkatan tersebut, Isran berencana melanjutkan program pendidikan, yakni Beasiswa Kaltim Tuntas (BKT). Menurutnya, BKT diberikan kepada sekira 236 ribu pelajar dan mahasiswa se-Kaltim. BKT disebutnya beasiswa terbesar kedua setelah LPDP.

Beberapa pertanyaan pun mengemuka susul menyusul datang dari mahasiswa baru. Mulai dari polemik dinasti politik, ketimpangan BKT yang dinilai kurang tepat sasaran, masalah Bus Balikpapan City Trans, banjir dan macet hingga kebutuhan air bersih.

Khusus terhadap masalah kebutuhan air bersih, Isran Noor berjanji apabila kembali terpilih kembali sebagai Gubernur Kaltim periode selanjutnya, ia akan memprioritaskan kebutuhan air bersih di Kota Balikpapan.

“Insya Allah saya akan memprioritaskan kebutuhan air bersih di Balikpapan. Just my words,” ujar Isran Noor.

Terhadap pertanyaan kritis mahasiswa baru, Isran Noor mengatakan suka dan tidak keberatan. “Saya suka dengan kritikan-kritikan seperti itu, saya suka. Itu adalah real,” ujarnya. Isran berharap dapat berdiskusi kembali di Universitas Mulia di masa berikutnya.

(SA/Kontributor)

Mahasiswa baru 2024 Fakultas Humaniora dan Kesehatan (FHK). Foto: Media Kreatif

Dalam Paduka Mulia 2024 Tingkat Fakultas

UM – Sesi Pengenalan Dunia Kampus Universitas Mulia (Paduka Mulia) di Fakultas Humaniora dan Kesehatan (FHK) berlangsung di Ballroom Cheng Ho, Kamis (29/8). Dekan FHK Dr Mada Aditia Wardhana mengajak mahasiswa baru mengenal dosen sebagai partner diskusi di perguruan tinggi.

Sebelumnya, Dr Mada menerangkan nama Fakultas Humaniora dan Kesehatan yang unik. “Secara unik memang ada tiga rumpun besar keilmuan di sini,” tuturnya.

Sejarah pendirian FHK, lanjutnya, bermula dari keberadaan beberapa prodi yang masuk rumpun yang berbeda, yakni Hukum, Farmasi, dan Pendidikan Guru Anak Usia Dini (PG AUD).

“Yang perlu kalian ketahui dan kalian perlu optimis, tiga rumpun keilmuan ini, baik Hukum, Farmasi, PG AUD, itu adalah rumpun yang nanti prospek keilmuan dan pekerjaannya itu spesifik. Profesinya tidak bisa di-handle oleh keprofesian lain,” terangnya.

Misalnya, Farmasi, di beberapa industri memerlukan persyaratan dan peraturan yang tidak boleh diisi oleh keilmuan lain. Begitu pula Ilmu Hukum dan PG AUD. “Seperti profesi guru, tapi yang lebih spesifik itu ada peraturannya. Bahkan segmen PG AUD nanti akan melebar,” ujarnya.

Meski demikian, terangnya, ketiga-tiganya, baik Hukum, Farmasi, dan PG AUD memiliki orientasi bisnis yang bisa dikembangkan sendiri. Jalur profesinya pun tidak hanya berdasar pada bidang keilmuannya saja, tetapi kewirausahaan atau Entrepreneurship juga bisa.

“Konsultan-konsultan hukum, jasa-jasa konsultasi, bidang hukum banyak, bisa juga masuk di HRD. Farmasi banyak juga. Kosmetik itu tidak lain yang buat itu adalah apoteker, penanggung jawabnya. Dan PG AUD sama, daycare itu bisnis yang besar,” ungkapnya.

Oleh karena itu, ia mengajak mahasiswa baru untuk tidak perlu merisaukan masa depan. Selama mengenal lebih jauh program studinya masing-masing.

Lebih lanjut, ke depan, kemungkinan nama fakultas FHK akan berdasarkan nama program studi atau keilmuan masing-masing.

“Mungkin Fakultas Kesehatan namanya Farmasi sebagai induknya, kemudian Fakultas Hukum sendiri, yang nantinya Fakultas Ilmu Pendidikan atau Keguruan, PAUD akan menjadi induknya,” terangnya.

Dengan demikian, mahasiswa baru yang ada saat ini akan masuk dalam historis sejarah, bagian sejarah awal dari Universitas Mulia tentang perkembangan fakultasnya.

Kaprodi Farmasi Apt. Warrantia Citta Citti Putri, S.Farm., M.Sc berbicara di depan mahasiswa baru FHK. Foto: Media Kreatif

Kaprodi Farmasi Apt. Warrantia Citta Citti Putri, S.Farm., M.Sc berbicara di depan mahasiswa baru FHK. Foto: Media Kreatif

Plt. Kaprodi Hukum Kana Kurnia, S.H., M.H berbicara di depan mahasiswa baru FHK. Foto: Media Kreatif

Plt. Kaprodi Hukum Kana Kurnia, S.H., M.H berbicara di depan mahasiswa baru FHK. Foto: Media Kreatif

Sebagian mahasiswa baru 2024 FHK. Foto: Media Kreatif

Sebagian mahasiswa baru 2024 FHK. Foto: Media Kreatif

Dosen adalah Partner Diskusi

Pada Paduka Mulia 2024 ini, Dr Mada mengatakan akan berbagi tentang bagaimana dan seharusnya seperti apa sih pola pikir sebagai mahasiswa. Ia berharap akan menjadi bekal mahasiswa baru menjalani pembelajaran di perguruan tinggi.

“Ada yang tahu Ki Hajar Dewantara?” tanya Dr Mada kepada mahasiswa baru.

Ki Hajar Dewantara adalah salah seorang Pahlawan Nasional dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia, khususnya di bidang pendidikan.

Ia mendirikan lembaga pendidikan bernama Taman Siswa pada tahun 1922, yang bertujuan untuk memberikan pendidikan bagi rakyat Indonesia tanpa diskriminasi berdasarkan status sosial atau ekonomi.

Salah satu prinsip pendidikan yang terkenal dari Ki Hajar Dewantara adalah Ing Ngarsa Sung Tuladha (Di depan memberi teladan), Ing Madya Mangun Karsa (Di tengah memberi semangat), Tut Wuri Handayani (Di belakang memberi dorongan).

Prinsip ini mencerminkan filosofi pendidikan yang mengedepankan peran seorang pendidik sebagai pemimpin, motivator, dan pendukung bagi murid-muridnya.

“Kalian harus kenali ini, pertama, guru itu kadang harus di depan, manakala siswanya muridnya itu tidak tahu apa-apa. Maka dia ada di depan supaya dicontoh dan diikuti oleh murid,” ujar Mada.

“Terminologi kedua, guru itu terkadang juga ada di samping, menjadi pendamping, menjadi partner, menjadi teman sharing, diskusi. Kenapa? Bahwa muridnya itu sebenarnya sudah tahu dia butuh hal yang pengayaan-pengayaan lain,” jelasnya.

“Terminologi yang ketiga, pada kondisinya yang lain guru itu ada juga nanti di belakang, murid yang di depan. Artinya apa? Bahwa murid ini sudah bisa menjalankan ini, guru itu tinggal mendorong, memotivasi, menjaga, mendorong,” imbuhnya.

Namun, menurutnya, terminologi tersebut sedikit berbeda jika diterapkan oleh mahasiswa di perguruan tinggi.

“Kalian sudah melewati dari PAUD, TK, SD, SMA, SMK, SLTA sampai ke perguruan tinggi. Dalam filosofi itu, mahasiswa ada di mana?” tanya Dr Mada.

Menurutnya, secara ideal disinilah seharusnya mahasiswa harus sudah mempersiapkan diri dan menempatkan guru, dalam hal ini dosen, ada di samping dan di belakang. Bukan lagi di depan.

“Apa maksudnya ini? Kalian sudah dianggap mahasiswa, artinya sudah tahu membawa diri dan tahu kemana sebenarnya. Dosen itu adalah partner, partner sharing, partner diskusi, partner bertanya, partner membimbing, bahkan memotivasi manakala kalian memang sudah siap untuk itu,” ujarnya.

“Jadi, cara belajar di perguruan tinggi itu murid atau mahasiswa itu sebenarnya menempatkan dosen tidak lagi di depan, tapi di samping dan di belakang. Artinya apa? Mahasiswa itu harus aktif, tahu apa yang dia cari. Inilah dunia pendidikan tinggi,” tutupnya.

(SA/Kontributor)

Sebagian Mahasiswa Baru 2024 FEB. Foto: Media Kreatif

Dalam Paduka Mulia 2024 Tingkat Fakultas

UM – Pengenalan Dunia Kampus Universitas Mulia (Paduka Mulia) pada hari ke-3 diikuti mahasiswa baru dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB). Paduka Mulia yang merupakan brand PKKMB ini masih berlangsung di Ballroom Cheng Ho, Rabu (28/8).

Pada sesi tanya jawab, terungkap salah seorang mahasiswa khawatir kalah bersaing dengan pengguna jalur orang dalam. Pertanyaan ini mengemuka setelah Dekan FEB Dr Ivan Armawan memaparkan visi dan misi FEB, yang mengajak mahasiswa mengubah mindset.

“Yang pertama adalah yang ingin saya sampaikan kepada teman-teman semua termasuk panitia. Biasakan kita on time, itu nomor satu. Disiplin adalah kunci. Ketika Anda ingin sukses, maka disiplin adalah sesuatu yang menjadi poin penting. Maka jangan sia-siakan waktu,” ujar Dr Ivan.

Ivan kemudian menerangkan tentang visi dan misi FEB kepada mahasiswa baru yang didominasi wanita.

“Visi Fakultas Ekonomi dan Bisnis adalah menjadi Fakultas Ekonomi dan Bisnis berbasis Technopreneur. Kita garis bawahi adalah Technopreneur-nya. Itu yang pertama. Yang kedua adalah mampu bersaing secara nasional berdasarkan nilai kreativitas, ada kompetitif, ada kearifan,” terangnya.

Kenapa berbasis Technopreneur? Menurut Ivan, sebagai mahasiswa FEB diharapkan harus memiliki pemikiran bukan hanya sesaat untuk bisa menghasilkan suatu bisnis.

“Maka di situ ada Entrepreneur-nya, di depannya ada teknologi, maka memanfaatkan semua teknologi yang ada, yang lebih baik. Ini menjadi poin yang penting,” terangnya.

Ivan kemudian menerangkan bagaimana mencapai visi dengan misi yang dimiliki Fakultas Ekonomi dan Bisnis, salah satunya dengan melaksanakan pembelajaran yang berkualitas.

Menurutnya, ketika mahasiswa datang kuliah untuk belajar, maka yang diharapkan adalah apa yang didapatkan pada hari itu. Jadi, tambahnya, jika berbicara tentang kualitas, maka apa yang mahasiswa dapatkan pada hari itu adalah sangat penting.

“Kalau pembelajaran datang, kemudian kalian duduk, kalian diam, kalian pulang, apa yang kalian dapatkan? Maka misinya tidak akan tercapai. Supaya misinya tercapai, maka teman-teman harus melakukan yang namanya pembelajaran berkualitas,” ujarnya.

Lalu, bagaimana dengan yang dimaksud dengan penelitian inovatif pada bidang ekonomi dan bisnis, apalagi ada teknologinya?

Menurutnya, jika melaksanakan penelitian inovatif, maka mahasiswa harus melakukan sesuatu yang kreativitasnya cukup tinggi.

“Boleh dong donut itu bentuknya kotak, tapi bahan bakunya sama, rasanya mirip, tapi bentuknya berbeda. Itu yang sebetulnya inovasi. Nah, itu yang harus teman-teman pahami konteksnya,” terangnya.

Ivan kemudian memaparkan sejumlah data statistik yang diperolehnya dari Badan Pusat Statistik (BPS). Data tersebut menunjukkan tingkat pengangguran tertinggi masih dipegang oleh lulusan SMK.

“Artinya, langkah yang teman-teman lakukan pada hari ini masuk ke perguruan tinggi, itu akan mengurangi teman-teman untuk terjadi proses pengangguran,” tegas Ivan.

Disisi lain, masih menurut data tersebut, untuk mendapatkan pekerjaan tidak perlu jauh-jauh ke luar kota. Cukup di Kota Balikpapan yang menunjukkan prosentasenya 34%, lebih tinggi dibanding kota-kota lain di Kalimantan Timur.

“Tapi ingat saya bilang tadi, kalian harus meng-upgrade pendidikannya. Makanya teman-teman berada di sini,” ujar Ivan.

Dekan FEB Dr. Ivan Armawan saat memaparkan FEB di hadapan Mahasiswa Baru 2024. Foto: Media Kreatif

Dekan FEB Dr. Ivan Armawan saat memaparkan FEB di hadapan Mahasiswa Baru 2024. Foto: Media Kreatif

Mahasiswa Baru 2024 Fakultas Ekonomi dan Bisnis bersama panitia Paduka Mulia. Foto: Media Kreatif

Mahasiswa Baru 2024 Fakultas Ekonomi dan Bisnis bersama panitia Paduka Mulia. Foto: Media Kreatif

Fenomena Orang Dalam (Ordal)

Memasuki sesi tanya jawab, salah seorang mahasiswa baru dari Program Studi S1 Akuntansi, Miftahul Jannah, bertanya tentang fenomena orang dalam.

“Kata Bapak tadi itu kan harus meng-upgrade skill supaya kita meng-upgrade-nya itu lebih ber-value. Tapi biasanya itu kan kalau kita sudah cari pekerjaan nih, kita sudah, misalkan, ikut sertifikasi, lumayan banyak lah. Tapi ternyata kalah sama yang namanya orang dalam. Nah itu seperti apa ya menurut Bapak?” tanya dia.

Ivan mengajak mahasiswa kembali melihat visi Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang berbasis Technopreneur. Ia mendorong mahasiswa mengubah cara berpikir untuk tidak mencari pekerjaan.

“Bayangkan begini, kalau semua orang berpikir mencari pekerjaan, sedangkan kuota pekerjaannya hanya 20, lulusannya 1000, maka teman-temen bisa bayangkan ordal pun akan terjadi,” imbuhnya.

Ketika mengikuti perkuliahan nanti, Ivan menyebut ada matakuliah yang relevan dengan hal itu. Salah satunya adalah Business Plan yang membahas tentang perancangan pengembangan bisnis hingga inovasi bisnis.

Apalagi, menurutnya, didukung adanya teknologi Internet dan media sosial yang secara masif digunakan masyarakat luas.

“Artinya apa? Bagaimana dengan kreativitas, inovasi bisa kita ciptakan dengan otak kita. Kita pakai bukan hanya untuk mencari pekerjaan, tapi bagaimana kita menciptakan pekerjaan. Prinsipnya seperti itu,” terangnya.

“Ketika Anda mau usaha, jangan cari untung atau rugi dulu, tapi jalankan dulu. Ketika Anda sudah jalan, Anda akan tahu di depan ada lubang, di sana ada hujan. Itu yang harus Anda antisipasi,” tutupnya.

(SA/Kontributor)

Sebagian Mahasiswa baru 2024 Fakultas Ilmu Komputer mengikuti PKKMB. Foto: Media Kreatif

Dalam Paduka Mulia 2024 Tingkat Fakultas

UM – Pengenalan Dunia Kampus Universitas Mulia (Paduka Mulia) pada hari kedua khusus diikuti mahasiswa baru yang ada di Fakultas Ilmu Komputer. Kegiatan ini berlangsung di Ballroom Cheng Ho, Selasa (27/8). Pada kesempatan ini, Panca Budi Setiono, alumnus Teknik Informatika hadir berbagi inspirasi dengan mahasiswa baru.

Dekan Fakultas Ilmu Komputer Jamal, S.Kom., M.Kom dalam sambutannya mengucapkan selamat datang kepada mahasiswa baru. Kehadiran mahasiswa baru selalu membawa semangat baru.

“Anda telah memilih sebuah langkah penting dalam perjalanan hidup Anda dengan bergabung di sini. Dan kami merasa bangga menjadi bagian dari perjalanan tersebut, dan mengembangkan potensi yang terbaik yang Anda miliki,” ucap Jamal.

Kepada mahasiswa baru, Jamal mengingatkan mahasiswa akan berhadapan dengan dunia teknologi yang terus berkembang dengan sangat cepat.

Untuk itu, selain mengikuti pembelajaran di dalam kelas, mahasiswa juga diharapkan tertib mencari ilmu di luar, terlibat di dalam penelitian dosen, mengikuti kegiatan kemahasiswaan, dan membangun jaringan yang luas.

“Kita semua tahu bahwa di era digital ini, kolaborasi dan inovasi adalah kunci untuk sukses,” kata Jamal.

“Saya juga ingin menekankan pentingnya sikap disiplin, tanggung jawab dan integritas dalam menjalani kehidupan kampus,” tambahnya.

Universitas Mulia, lanjutnya, tidak hanya berkomitmen untuk memberikan pendidikan akademik yang berkualitas, tetapi juga membentuk karakter yang kuat dan siap menghadapi tantangan dunia kerja.

Jamal berharap para mahasiswa dapat menjalani masa-masa kuliah dengan penuh semangat, selalu antusias dan tekad yang kuat.

“Jadikanlah setiap tantangan sebagai peluang untuk belajar dan berkembang. Kami seluruh Civitas Akademika Fakultas Ilmu Komputer siap mendukung dan membimbing kalian untuk meraih sukses,” ujarnya.

Dekan Fakultas Ilmu Komputer Jamal berfoto bersama Kaprodi, narasumber, panitia dan peserta PKKMB. Foto Media Kreatif

Dekan Fakultas Ilmu Komputer Jamal berfoto bersama Kaprodi, narasumber, panitia dan peserta PKKMB. Foto Media Kreatif

Dua orang alumni Informatika Panca Budi Setiono dan Wahyu Nur Alimyaningtyas. Foto: Media Kreatif

Dua orang alumni Informatika Panca Budi Setiono dan Wahyu Nur Alimyaningtyas. Foto: Media Kreatif

Panca Budi Setiono bersama salah seorang peserta PKKMB. Foto: Media Kreatif

Panca Budi Setiono bersama salah seorang peserta PKKMB. Foto: Media Kreatif

Sementara itu, Panca Budi Setiono yang kini bekerja di PT Infomedia Nusantara, Business Service PT Telkom Indonesia, memberikan materi kuliah umum tentang Perkembangan Teknologi Terkini.

“Ngeri ya, kembali ke kampus saya dulu. Tapi, for your information dulu gak semegah ini, dulu… Wah, pokoknya luar biasa,” ujar Panca.

Bagi Panca, momen ini adalah kesempatan untuk pertama kali dirinya berbicara di kampus Universitas Mulia. Seingatnya, dulunya masih berupa kampus kecil dan menumpang bersama sekolah Airlangga.

“Dulu di Gunung Guntur dan di Gunung Pasir. Jadi, kita give applause dulu untuk Universitas Mulia. Keren banget ya,” ujarnya.

Menurutnya, ia mengaku ketinggalan informasi jika dibandingkan generasi mahasiswa saat ini perihal perkembangan teknologi terkini.

I’m quite sure kalau teman-teman masih lebih update daripada kita semua. Karena sekarang sudah masuk ke dalam era digital yang tinggal satu kali klik, kita semua bisa tahu apa yang FYP hari ini. Coba. Siapa yang punya TikTok?” tanya dia.

FYP atau For Your Page adalah laman TikTok yang berisi video hasil dari kurasi algoritma yang sesuai dengan tingkat ketertarikan dan minat pengguna. Fitur FYP memudahkan pengguna menemukan konten maupun kreator yang paling disuka.

Apa itu Fenomena Tech Winter?

Memasuki sesi tanya jawab, ada pertanyaan menarik yang membuat semua orang mungkin tidak banyak tahu. Pasalnya, pertanyaan ini sulit dimengerti oleh banyak mahasiswa baru, bahkan dosen sekalipun.

Pertanyaan ini diajukan oleh Indra Putra Kelana, seorang mahasiswa baru Informatika.

“Pertanyaan saya, kan tadi Ibu Wahyu bilang semakin berkembang industri dan teknologi, maka tenaga IT makin dibutuhkan ya. Nah, terus kalau, misalnya, kejadian seperti itu, tolong jelaskan kenapa belakangan ini malah terjadi fenomena Tech Winter?” tanya Indra.

Winter atau musim dingin, dalam hal ini identik dengan perlambatan semua aktivitas untuk efisiensi sumber daya.

Fenomena Tech Winter adalah fenomena musim dingin dalam dunia teknologi yang ditandai dengan menurunnya nilai investasi, melambatnya pendapatan, dan melakukan sejumlah langkah efisiensi.

Tech Winter juga dikenal sebagai kondisi terjadinya penurunan minat dan investasi dalam sektor teknologi.

Tech Winter inilah yang disebut dengan waktu atau masa ketika banyak perusahaan teknologi gagal dalam mendapatkan investasi sehingga harus melakukan PHK massal dan hiring freeze.

Perusahaan besar seperti Amazon, Google, dan Microsoft telah melakukan PHK massal beberapa waktu yang lalu.

Di Indonesia, perusahaan startup berbasis teknologi seperti Zenius, JD.id, dan Pegi-pegi, dan yang terbaru unicorn eFishery juga melakukan hal yang sama pada Juli bulan lalu.

Meski demikian, Tech Winter bukanlah tanpa kepastian solusi. Faktanya, dengan menerapkan strategi yang tepat, masih banyak perusahaan yang mampu bertahan, bahkan berkembang di masa seperti ini.

Dengan menggabungkan strategi investasi bijak, evaluasi bisnis model, penghematan cerdas, dan rekrutmen selektif, perusahaan mampu melewati masa-masa sulit dan menjadi perusahaan yang lebih kuat dan berkembang.

(SA/Kontributor)

Sebagian mahasiswa baru 2024 dari 563 peserta yang mengikuti PKKMB Paduka Mulia di halaman White Campus, Senin (26/8). Foto: Media Kreatif

Dalam Paduka Mulia, Pengenalan Dunia Kampus Universitas Mulia 2024

UM – Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) 2024 telah dibuka Rektor Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i, M.Si bertempat di Ballroom Cheng Ho, Senin (26/8). Dalam sambutannya, Rektor memberikan pesan-pesan bagaimana meraih sukses mengikuti kuliah. Apakah lulus tepat waktu empat tahun, atau bisa jadi tujuh tahun?

“Adik-adik mahasiswa yang saya hormati, selamat datang di kampus Universitas Mulia, Balikpapan. Mulai hari ini kalian menjadi bagian dari keluarga besar Universitas Mulia. Sebelum saya lanjutkan, saya ingin bertanya, apakah ada mahasiswa yang di luar Balikpapan?” tanya Prof. Ahsin mengawali sambutan

Beberapa mahasiswa baru pun mengangkat tangan. Ternyata ada banyak mahasiswa yang berasal dari luar kota maupun luar provinsi. Rektor kemudian memperkenalkan Universitas Mulia yang baru berdiri sejak enam tahun yang lalu dari gabungan (merger) tiga perguruan tinggi.

Meski baru berdiri, beberapa mahasiswa Universitas Mulia telah berhasil tercatat memiliki prestasi, baik di tingkat daerah maupun nasional.

“Dan mudah-mudahan ke depan, dengan kehadiran adik-adik, kita akan terus mencoba meningkatkan prestasi ini tidak hanya di tingkat nasional, tetapi juga di tingkat internasional,” harap Rektor.

“Ini menunjukkan kepada adik-adik mahasiswa, Universitas Mulia ini adalah universitas yang sedang tumbuh dan berkembang. Untuk mencapai visinya menjadi universitas yang terkemuka dan unggul berbasis Technopreneur,” ujar Rektor.

“Jadi banggalah kalian menjadi mahasiswa Universitas Mulia,” tambahnya.

Rektor pun menjelaskan mengenai pesan-pesan yang termuat dalam logo Universitas Mulia. Logo yang menunjukkan semangat dan nilai luhur yang ada di dalam Universitas Mulia.

Logo tersebut memuat api yang menyala berwarna merah dan kuning. Kemudian buku dan kumparan yang berwarna biru. Lalu di bawahnya ada pesan yang harus dipahami maknanya oleh mahasiswa baru, yaitu inovatif, mandiri, dan humanis.

Logo tersebut menunjukkan cita-cita pendiri Universitas Mulia dengan semangat yang berkobar, dengan api yang membara, ada buku yang menjadi sumber ilmu, jendela dan kumparan yang menjadi pusat pendidikan, pengembangan, dan pengetahuan.

Rektor Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa'i, M.Si mengetuk palu tanda dimulainya Paduka Mulia selama lima hari, 26-30 Agustus 2024. Foto: Media Kreatif

Rektor Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i, M.Si mengetuk palu tanda dimulainya Paduka Mulia selama lima hari, 26-30 Agustus 2024. Foto: Media Kreatif

Sebanyak 563 orang mahasiswa baru 2024 mengikuti Paduka Mulia, Senin (26/8). Foto: Media Kreatif

Sebanyak 563 orang mahasiswa baru 2024 mengikuti Paduka Mulia, Senin (26/8). Foto: Media Kreatif

Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Agung Widiyanto saat mengkoordinasikan mahasiswa baru 2024, Senin (26/8). Foto: Media Kreatif

Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Agung Widiyanto saat mengkoordinasikan panitia mahasiswa baru 2024, Senin (26/8). Foto: Media Kreatif

Rektor menerangkan, inovatif yang dimasukkan adalah ketika terjadi perubahan, mahasiswa diharapkan mampu melakukan adaptasi dan mampu mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.

“Jangan sampai nanti kalian berkata ketika lulus menjadi sarjana, ketika dihadapkan dengan pekerjaan, ‘oh, ini kemarin saya tidak pernah menerima mata kuliah ini’,” ujar Prof. Ahsin mengingatkan.

Memang, lanjutnya, tidak semua mata kuliah itu sesuai dengan bidang pekerjaan yang akan digeluti di masa depan.

“Tetapi dengan kemampuan inovasi, kreatif, akan mampu bertahan dengan perubahan-perubahan dan menerima segala apa yang kita hadapi, itu tidak ada masalah,” ujarnya.

“Oleh karena itu, maka dilanjutkan dengan mandiri. Kita harus mandiri,” tegasnya.

Menurutnya, diharapkan ke depan Universitas Mulia akan menghasilkan karya-karya teknologi yang inovatif yang berasal dari Universitas Mulia secara mandiri.

“Yang terakhir adalah humanis. Bagaimanapun kita memiliki pengetahuan teknologi yang baik yang kita kuasai. Bagaimanapun kita sudah mandiri mampu menghasilkan karya-karya yang berguna bagi masyarakat, tetapi kalau etika kita tidak bisa bekerja sama dengan orang lain, bekerja sama membangun bangsa ini, bersifat individualis, maka akan sulit juga kita terapkan. Itulah yang dimaksudkan dengan humanis,” terang Prof. Ahsin.

Rektor kemudian bertanya kepada mahasiswa baru apakah ada yang menjalani kuliah sembari menekuni pekerjaan sebagai pegawai atau karyawan. Ternyata juga ada.

Untuk itu, Rektor mengingatkan bahwa model pembelajaran di perguruan tinggi sangat berbeda dengan pembelajaran di pendidikan tingkat dasar maupun menengah.

Agar sukses menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi, mahasiswa memerlukan strategi dan perencanaan yang baik. Mulai dari bagaimana menyusun kemandirian, manajemen waktu, pertemanan, kerjasama yang baik, hingga komunikasi dengan dosen maupun sesama mahasiswa.

“Jadi, waktu kalian (menyelesaikan kuliah) sebenarnya pilihan kalian sendiri, empat sampai tujuh tahun. Kalau mau cepat, ya empat tahun. Itu standar nasional. Tetapi ada batasnya, maksimal adalah tujuh tahun. Kalau lebih dari tujuh tahun, maka akan di-drop-out,” ujar Rektor.

Lebih lanjut, Rektor mengatakan, perguruan tinggi memiliki misi tridharma, yang menjadi kewajiban bagi sivitas akademika. Tridharma itu adalah pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

“Jadi, tugas kalian adalah menjalankan, hak kalian adalah mendapatkan pendidikan dan pengajaran selama kuliah. Tetapi, pendidikan dan pengajaran itu tidak akan bermakna baik, kalau kita tidak memiliki kemampuan untuk melakukan tri yang kedua, yaitu penelitian,” ujarnya.

Rektor mengatakan, mahasiswa juga diwajibkan melakukan penelitian atau riset sebelum selesai menjadi sarjana.

“Dan yang ketiga, kita tidak boleh menjadi menara api. Perguruan tinggi itu tidak boleh menjadi menara api yang hanya enak dipandang, enak dilihat, tetapi tidak bermanfaat bagi masyarakat,” tuturnya,

Oleh karena itu, sebagai kaum intelektual, mahasiswa juga diharapkan menjadi menara air yang bisa dibuka krannya, kemudian airnya mengalir dan bisa dirasakan oleh umat manusia di muka bumi ini.

“Nah, inilah pentingnya pengabdian. Jadi, kalian juga harus melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Kapan itu waktunya?” tanya Prof. Ahsin.

Menurutnya, mahasiswa juga diharapkan melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat pada saat Kuliah Kerja Nyata (KKN), atau melalui program-program kemahasiswaan yang sifatnya pengabdian kepada masyarakat.

Rektor juga mengingatkan agar mahasiswa memiliki jati diri dan nilai-nilai etika yang kuat selama belajar di perguruan tinggi. Hal ini untuk menjaga kecerdasan ilmu pengetahuan, penguasaan teknologi, hingga aspek kognitif lain yang telah dikuasai selama duduk di perguruan tinggi.

Pendidikan di Universitas Mulia tidak hanya berfokus kepada penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi saja, tetapi juga diharapkan mahasiswa menempa dirinya sehingga memiliki karakter yang kuat dan baik.

Terkait dengan keterampilan psikomotorik, Rektor menerangkan pembelajaran di Universitas Mulia ke depan menggunakan kurikulum berbasis OBE atau Outcome Based Education atau Pendidikan Berbasis Luaran.

OBE adalah metode pembelajaran yang fokus pada luaran atau capaian pembelajaran. Menekankan pada proses pendidikan yang mencapai hasil yang ditentukan, baik dalam sisi pengetahuan, kemampuan, maupun perilaku peserta didik atau mahasiswa dan berorientasi pada hasil.

“Bisa saja nanti dosen kuliahnya itu dibawa jalan-jalan. Bisa saja kuliahnya nanti diskusi saja. Bisa saja nonton film di bioskop. Bisa saja sambil lari-lari. Itu adalah model-model pembelajaran. Yang penting nanti kompetensi itu akan kita capai,” ujarnya.

Rektor juga mengenalkan kepada mahasiswa baru tentang organisasi kemahasiswaan (ormawa) seperti BEM dan UKM, untuk menempa diri dengan belajar berorganisasi dan berprestasi, baik prestasi akademik maupun non-akademik.

“Kalian jangan hanya mendapatkan pendidikan ilmu pengetahuan saja, tetapi juga membentuk kemampuan untuk berorganisasi, kemudian berkomunikasi dengan baik dengan nanti masuk ke dalam organisasi itu,” ujarnya.

Selama beraktivitas di kampus, Rektor menyebut keberadaan Satgas PPKS, yakni satuan tugas yang bekerja melakukan Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual. Satgas PPKS menjamin keamanan sivitas akademika dari perundungan, intoleransi, dan kekerasan seksual.

Sementara itu, Ketua Panitia Riski Zulkarnain mengatakan, tahun ini PKKMB memiliki nama Branding yang sangat menarik, yakni Paduka Mulia, sinonim dari Pengenalan Dunia Kampus Universitas Mulia.

Adapun pelaksanaan Paduka selama lima hari, yakni mulai Senin (26/8) sampai dengan Jumat (30/8). Selama kegiatan, mahasiswa baru diharapkan akan memahami pengenalan tentang dunia kampus dari beberapa narasumber yang telah diundang panitia.

“Untuk pemateri kita pada kegiatan PKKMB ini, kami mengundang beberapa narasumber yang sudah terkonfirmasi. Alhamdulillah. Insya Allah nanti dari provinsi ada dua orang. Ada hari ini anggota DPRD Kota Provinsi, kemudian calon Gubernur Provinsi Kalimantan Timur,” tutur Riski.

Usai mengikuti rangkaian kegiatan PKKMB, mahasiswa baru diharapkan siap menjalani perkuliahan dengan baik dan sukses meraih sarjana.

(SA/Kontributor)

Sebagian mahasiswa S1 Manajemen yang berhasil membuat produk kerajinan tangan menggunakan kayu. Foto: Istimewa

UM – Program Studi S1 Manajemen FEB mengikutsertakan sembilan orang mahasiswanya mengikuti Pelatihan Kecakapan Hidup. Pelatihan diselenggarakan oleh Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Kaltim, bertempat di Aula Kantor Kelurahan Manggar Baru, Balikpapan, 11-15 Juni 2024.

Pelatihan dibuka Penjabat Gubernur Kaltim, Akmal Malik diwakili Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Kaltim, H. M. Agus Hari Kesuma dan dihadiri mewakili Wali Kota Balikpapan, Staf Ahli Wali Kota Balikpapan Bidang Sosial, Kesejahteraan dan Pengembangan SDM Adamin Siregar, didampingi Kepala Disporapar C.I. Ratih Kusuma W, di Aula Kantor Disporapar Kota Balikpapan, Selasa (11/6).

Ketua Prodi S1 Manajemen Pudjiati, S.E., M.M mengatakan bahwa pelatihan yang bertujuan agar mahasiswa memiliki kemampuan dalam menciptakan peluang kerja bagi dirinya dan memiliki jiwa Entrepreneurship ini sesuai dengan visi Prodi S1 Manajemen

“Yakni, menjadi program studi unggulan dalam ilmu manajemen dan bisnis berbasis Technopreneurship yang berjiwa kewirausahaan serta berperan aktif dalam pengembangan, dan pembangunan bangsa hingga tingkat global,” ungkap Pudjiati.

Peserta pelatihan kecakapan hidup berhasil membuat produk kerajinan tangan. Foto:

Peserta pelatihan kecakapan hidup berhasil membuat produk kerajinan tangan. Foto:

Seorang mahasiswa S1 Manajemen sedang belajar menggunakan mesin pemotong kayu. Foto: Istimewa

Seorang mahasiswa S1 Manajemen sedang belajar menggunakan mesin pemotong kayu. Foto: Istimewa

Seorang mahasiswa S1 Manajemen sedang belajar menggunakan mesin penghalus kayu. Foto: Istimewa

Seorang mahasiswa S1 Manajemen sedang belajar menggunakan mesin penghalus kayu. Foto: Istimewa

Selesai mengikuti pelatihan, mahasiswa diharapkan bisa menularkan apa yang sudah didapatkannya kepada mahasiswa lain dan memiliki jiwa Entrepreneurship.

“Dengan begitu, kami berharap akan terbangun inkubator bisnis di tingkat prodi dengan memanfaatkan keterampilan yang dimiliki oleh mahasiswa, sehingga mereka mampu menciptakan produk lewat karyanya sendiri,” ujarnya.

Pelatihan kecakapan hidup tersebut meliputi tata rias kecantikan, event organizer, kerajinan tangan (Handycraft), Barista (peracik kopi), Pastry, dan Content Creator.

Sembilan orang perwakilan mahasiswa yang mengikuti pelatihan seluruhnya berasal dari Prodi S1 Manajemen semester dua, antara lain Nabila Tsabitha Saptaningtyas, Nursiti Aisyah, Chinta Syafirna Ramadhani Budi, Rinda Syaharani, Najla Na’ilah Manggabarani, Nadya Putri Aulia, Najwa Divanny Dwi Shasyia, Andi Hilda Yani, dan Bintang Chairunnisa Azizah.

Tampak mahasiswa yang keseluruhannya wanita ini menggunakan alat-alat bermesin yang biasa digunakan pria untuk memotong kayu. Mereka berlatih bagaimana membuat produk kerajinan tangan dari kayu dan berhasil memamerkan karyanya.

(SA/Kontributor)

Dosen S1 Manajemen Pudjiati, S.E., M.M saat mengisi perkuliahan hari pertama Semester Genap 2023/2024, Senin (4/3). Foto: Media Kreatif

UM – Usai libur panjang, kuliah perdana Semester Genap 2023/2024 mulai diselenggarakan sejak Senin (4/3) pagi. Tampak aktivitas perkuliahan di kampus kembali terlihat. Satu persatu mahasiswa dan dosen tiba di kampus pukul 7.30 WITA. Beberapa kelas perkuliahan mulai pukul 8.00 WITA.

Pagi itu, Rektor Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i, M.Si mengawali kegiatan dengan apel pagi bersama Wakil Rektor dan sejumlah dosen serta karyawan. Hadir pula sejumlah mahasiswa mengenakan jas almamater turut bergabung.

“Hari ini, hari pertama kuliah Semester Genap 2023/2024 mengawali pertemuan pertama dengan para mahasiswa. Silakan mahasiswa eksplor ilmu pengetahuan yang diberikan oleh dosen. Mudah-mudahan semua proses pembelajaran berjalan dengan lancar,” tutur Rektor Prof. Ahsin.

Pada kesempatan tersebut, Rektor mengingatkan kepada para dosen untuk bekerja lebih keras. “Pertama adalah, di bulan-bulan ini saatnya dosen bekerja keras. Jadi, para dosen mudah-mudahan ini bisa menindaklanjuti,” tutur Rektor.

Mahasiswa sejak pagi mulai datang ke kampus sebelum perkuliahan dilaksanakan pukul 8.00 WITA. Foto: SA/Kontributor

Mahasiswa sejak pagi mulai datang ke kampus sebelum perkuliahan dilaksanakan pukul 8.00 WITA. Foto: SA/Kontributor

Pasalnya, beberapa tawaran hibah penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dari Dikti telah masuk di meja Rektor. Hal ini menjadi penting mengingat peluang yang bisa diraih dan proposal para dosen memiliki potensi untuk diterima.

“Jadi, banyak sekali tahun ini, pembahasan harus kita matangkan supaya kita bisa survive ya, meskipun kita ada dana mandiri dari universitas. Kita perlu juga mengaktifkan dana-dana hibah,” tuturnya.

Sementara itu, tim media kreatif masuk di sejumlah ruang kelas dan laboratorium yang ada di Gedung Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) dan Fakultas Ilmu Komputer (FIKOM). Mereka bertugas mendokumentasikan aktivitas pertama perkuliahan pagi itu.

“Baru hari pertama, (isinya) perkenalan, kontrak perkuliahan, dan penjelasan dulu secara umum materi perkuliahan,” tutur Pudjiati, S.E., M.M, salah seorang dosen Program Studi S1 Manajemen, yang tampak sekali semangat mengajar.

Namun, beberapa mahasiswa yang sedang menyimak paparan dosen di kelas sepertinya tampak tidak semangat. Ada yang memejamkan mata seperti mengantuk, tidak menulis catatan, dan meja yang tampak bersih dari alat tulis.

Apakah mahasiswa betul-betul memperhatikan dosen ketika berlangsung pembelajaran?

Ketika ditanya hal itu, Pudjiati mengatakan mahasiswa saat ini lebih menyukai menggunakan perangkat canggih, yang selalu dibawanya dimanapun mereka berada.

“Mereka lebih modern sekarang, mencatat di note hape. Bahkan kadang merekam,” ungkap Pudjiati sambil tertawa.

Ketika ditanya terkait pemanfaatan media dan sarana pembelajaran online seperti Lentera dan Google Classroom, ia mengaku menggunakanannya. Namun, ia berharap ke depan, baik Lentera maupun Classroom dapat dimanfaatkannya secara penuh.

“Sekarang ini saya lebih banyak tatap muka di kelas, mahasiswa wajib hadir di kelas dan presensi kehadiran menggunakan sistem informasi akademik SIAS,” ungkapnya.

Dari sekadar bertanya dan diskusi, akhirnya muncul gagasan atau ide baru terkait kesiapan mahasiswa dan dosen dalam menggunakan perangkat pembelajaran online. Ia tampaknya tertarik.

Syukur sekali bisa dilanjutkan penelitian yang akhirnya bisa dipublikasikan di sebuah jurnal terakreditasi dan terindeks SINTA ataupun Scopus. Artinya, memanfaatkan peluang dalam rangka menindaklanjuti arahan Rektor hari itu.

“Nanti akan dibuat kajian terkait proses pembelajaran menggunakan Lentera,” pungkasnya.

Semoga sukses ya, Bu!

(SA/Kontributor)