“Qurban bukan sekadar ritual, tapi media pendidikan nilai multidimensi yang membentuk insan cerdas secara intelektual, sosial, emosional, dan spiritual.”
— Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifai, M.T.

Humas Universitas Mulia, 5 Juni 2025 — Universitas Mulia terus menguatkan komitmennya dalam membentuk karakter religius dan humanis sivitas akademikanya melalui pelaksanaan ibadah qurban di lingkungan kampus. Rektor Universitas Mulia, Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifai, menyampaikan bahwa kegiatan qurban bukan sekadar ritual keagamaan tahunan, tetapi memiliki nilai edukatif yang mendalam serta relevansi strategis dalam pengembangan karakter mahasiswa dan dosen di era pendidikan tinggi berbasis technopreneurship.

“Dengan melibatkan sivitas akademika dalam qurban, kita membangun kampus sebagai pusat pembinaan karakter religius yang sejalan dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi.” — Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifai, M.T.

“Ibadah qurban mengandung nilai pengorbanan, ketulusan, dan ketaatan kepada Allah SWT. Dengan melibatkan sivitas akademika dalam kegiatan ini, kampus dapat menjadi tempat pembinaan karakter religius yang sejalan dengan pendidikan nilai dan moral dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi,” tutur Prof. Ahsin.

Ia menekankan bahwa nilai-nilai pendidikan yang terinternalisasi dalam kegiatan qurban sangat selaras dengan misi Universitas Mulia. Beberapa nilai yang dapat ditanamkan antara lain ketakwaan, keikhlasan, kepedulian sosial, tanggung jawab, profesionalisme, dan refleksi diri. Menurutnya, qurban adalah media pendidikan multidimensi yang sangat relevan dalam mencetak lulusan yang tidak hanya unggul secara intelektual, tetapi juga matang secara emosional, sosial, dan spiritual.

“Kegiatan ini harus menjadi bagian dari budaya kampus. Nilai-nilai religius, sosial, dan edukatif dari qurban dapat diintegrasikan dengan visi Universitas Mulia sebagai perguruan tinggi yang humanis, technopreneurial, dan berkontribusi pada masyarakat,” lanjutnya.

Rektor juga mencermati bahwa tradisi berqurban telah tumbuh sejak masa STMIK-STIKOM, jauh sebelum merger menjadi Universitas Mulia. Hal ini, menurutnya, merupakan bukti nyata bahwa nilai-nilai ketakwaan telah tertanam dan dijaga secara istiqomah oleh warga kampus selama bertahun-tahun.

“Meskipun kami perguruan tinggi berbasis technopreneurship, nilai kemanusiaan tetap menjadi pijakan. Qurban menanamkan hati nurani dalam ekosistem teknologi.” — Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifai, M.T.

Ke depan, Prof. Ahsin berharap agar pelaksanaan qurban melibatkan mahasiswa dan masyarakat secara lebih luas. Pelibatan ini tidak hanya memperluas manfaat sosial kegiatan, tetapi juga memperkuat peran kampus sebagai pusat pembelajaran dan pengabdian kepada masyarakat.

“Meskipun Universitas Mulia berfokus pada technopreneurship dan teknologi, kami tetap mengedepankan pembangunan karakter. Qurban adalah momen penting yang dapat membentuk lulusan yang tidak hanya cakap secara teknologi, tetapi juga memiliki hati nurani dan empati sosial yang kuat,” pungkasnya.

Dengan menjadikan qurban sebagai bagian dari tradisi kampus, Universitas Mulia menunjukkan bahwa pendidikan tinggi tidak hanya mencetak insan cerdas secara akademik, tetapi juga mendidik manusia seutuhnya—yang menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dan spiritualitas di tengah kemajuan teknologi.

Humas UM (YMN)

“Pelibatan mahasiswa dan masyarakat dalam qurban memperluas dampak sosial kampus dan memperkuat fungsinya sebagai pusat pembelajaran dan pengabdian.” — Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifai, M.T.

Humas Universitas Mulia, 5 Juni 2025—Dalam semangat kebersamaan dan ketulusan, segenap civitas akademika Universitas Mulia menyampaikan Selamat Hari Raya Idul Adha 10 Dzulhijah 1446 H. Momentum Idul Adha bukan sekadar ritual keagamaan, tetapi juga panggilan nurani untuk meneladani keikhlasan Nabi Ibrahim AS dan kesabaran Nabi Ismail AS dalam menjalankan perintah Ilahi.

Rektor Universitas Mulia, Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i, M.Si., bersama para Wakil Rektor—Wisnu Hera Pamungkas, S.TP., M.Eng., Yusuf Wibisono, S.E., M.T.I., dan Sumardi, S.Kom., M.Kom.—mengajak seluruh keluarga besar Universitas Mulia untuk menjadikan Idul Adha sebagai momentum memperkuat nilai-nilai pengabdian, solidaritas, dan kepedulian sosial.

Melalui ibadah kurban, mari kita tanamkan semangat berbagi, memperkuat jiwa empati, dan menumbuhkan kesadaran kolektif untuk terus menebar manfaat—baik dalam kehidupan bermasyarakat maupun dalam dunia pendidikan.

Selamat Hari Raya Idul Adha.
Semoga setiap tetes pengorbanan kita menjadi amal yang diberkahi dan membawa kedamaian bagi sesama.

Humas UM (YMN)

“Kegiatan qurban bukan hanya bentuk ketaatan individu kepada Allah, tetapi juga merupakan sarana edukasi moral dan sosial bagi seluruh sivitas akademika. Melalui kegiatan ini, kami berusaha menjaga nilai-nilai keislaman, memperkuat semangat berbagi, serta mengaktualisasikan Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya dalam pengabdian kepada masyarakat. Harapan kami, kegiatan ini dapat terus berkembang dan menjadi budaya kampus yang mengakar, tidak hanya rutin secara teknis, tapi juga tumbuh secara spiritual dan intelektual,”
Drs. H. Achmad Prijanto, Ketua Panitia Qurban Universitas Mulia

 

Humas Universitas Mulia, 5 Juni 2025 – Dalam rangka menyambut Hari Raya Idul Adha 1446 Hijriah, Universitas Mulia kembali melaksanakan kegiatan pemotongan hewan qurban yang telah menjadi tradisi tahunan sejak lebih dari satu dekade lalu. Kegiatan ini bukan hanya sebagai bentuk ibadah, namun juga menjadi representasi nyata dari implementasi nilai-nilai Islam, kepedulian sosial, dan pengamalan Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya dalam aspek pengabdian kepada masyarakat.

Ketua Panitia Qurban Universitas Mulia, Drs. H. Achmad Prijanto, mengungkapkan bahwa kegiatan ini telah dirintis sejak tahun 2014, saat institusi ini masih bernama STMIK Balikpapan dan berlokasi di Jalan Pier Tendean, Gunung Pasir.

“Waktu itu kami mulai dengan sangat sederhana, hanya satu ekor sapi. Alhamdulillah, sejak enam tahun terakhir rata-rata kami bisa menyembelih empat ekor sapi setiap tahun,” ungkapnya.

Ketua Panitia Qurban Universitas Mulia, Drs. H. Achmad Prijanto, secara simbolis menyerahkan dana hasil tabungan qurban dosen dan karyawan kepada penjual sapi. Sebanyak tiga ekor sapi berhasil dibeli dan dinyatakan SAH untuk disembelih pada Iduladha tahun ini.

Tahun ini, panitia kembali berhasil mengumpulkan empat ekor sapi. Tiga di antaranya berasal dari tabungan qurban para dosen dan karyawan Universitas Mulia yang secara rutin menyisihkan Rp300.000 per bulan selama sebelas bulan. Inisiatif kolektif ini diikuti oleh 21 peserta. Sementara satu ekor sapi lainnya berasal dari dukungan tahunan Direktur Eksekutif Yayasan Airlangga, Bapak Dr. Agung Sakti Pribadi, S.H., M.H.,  sebagai bentuk konsistensi dan kepedulian terhadap kegiatan ini.

Drs. H. Achmad Prijanto menjelaskan bahwa kegiatan qurban di lingkungan Universitas Mulia tidak semata menjadi ajang seremonial keagamaan, tetapi sarat dengan nilai-nilai edukatif dan spiritual.

“Kami memaknai qurban sebagai teladan dari Nabi Ibrahim AS dan bentuk ketaatan terhadap perintah Allah. Tapi lebih dari itu, ini adalah penguatan nilai kepedulian terhadap lingkungan sosial kampus dan wujud kontribusi nyata sivitas akademika kepada masyarakat,” ujarnya.

Distribusi daging qurban dilakukan secara internal oleh panitia, dan disalurkan kepada para peserta qurban, dosen dan karyawan yang membutuhkan, dua panti asuhan, petugas DKPP, kaum dhuafa, serta warga sekitar kampus.

  

Namun demikian, panitia masih menghadapi tantangan dalam hal partisipasi. Menurutnya, belum banyak dosen dan karyawan yang secara konsisten terlibat dalam program ini karena berbagai alasan, salah satunya terkait pelaksanaan qurban di tempat domisili masing-masing.

Meskipun begitu, panitia tetap berupaya mempertahankan pola pelaksanaan yang sudah berjalan dengan baik. Tahun ini, panitia mulai menggunakan mesin pemotong tulang untuk efisiensi kerja, menggantikan metode manual yang digunakan pada tahun-tahun sebelumnya.

Drs. H. Achmad Prijanto berharap, di tahun-tahun mendatang akan semakin banyak dosen dan karyawan yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan qurban ini. Ia juga mengajak seluruh sivitas akademika untuk merenungkan makna qurban sebagaimana yang tertuang dalam Surah Al-Kautsar sebagai perintah yang wajib ditunaikan bagi mereka yang memiliki kemampuan.

“Semoga dari kegiatan ini, tumbuh semangat beribadah, silaturahim yang lebih kuat, dan kesadaran kolektif bahwa qurban bukan sekadar menyembelih hewan, tapi juga menyembelih ego, rasa enggan berbagi, dan mengganti dengan semangat memberi,” pungkasnya.

Humas UM (YMN)

 

 

 

 

“Outcome-Based Education bukan soal mengganti dokumen, tapi mengganti cara berpikir tentang pendidikan itu sendiri. Di Universitas Mulia, kami tidak hanya menyusun kurikulum—kami sedang membangun budaya belajar yang berorientasi pada hasil nyata.”
Wakil Rektor I Bidang Akademik Universitas Mulia, Wisnu Hera Pamungkas, S.T.P., M.Eng.

Humas Universitas Mulia, 4 Juni 2025 — Universitas Mulia kembali menunjukan komitmennya dalam merespons perubahan paradigma pendidikan tinggi melalui penerapan kurikulum berbasis Outcome-Based Education (OBE). Dalam wawancara eksklusif bersama Wakil Rektor I Bidang Akademik, disampaikan bahwa transformasi kurikulum ini bukan sekadar perubahan administratif, melainkan pergeseran cara pandang terhadap seluruh proses pembelajaran.

“Transformasi kurikulum dengan pendekatan OBE bukan soal dokumen semata, melainkan soal cara pandang terhadap proses pembelajaran itu sendiri,” ujar Wakil Rektor Bidang Akademik. “Kami memulai langkah strategis ini dengan membangun pemahaman mendasar terlebih dahulu—bahwa Outcome-Based Education berangkat dari kemampuan akhir pembelajaran, bukan sekadar menghabiskan materi pembelajaran.”

Selama empat hari penyelenggaraan workshop kurikulum, para ketua program studi dan dosen tidak hanya menyusun dokumen kurikulum, tetapi juga didampingi untuk memahami filosofi OBE secara menyeluruh. Peserta diajak untuk mengidentifikasi profil lulusan, menyusun capaian pembelajaran, hingga memetakannya secara hierarkis.

Peserta workshop dari berbagai program studi tampak menyimak serius pemaparan materi kurikulum berbasis OBE yang disampaikan oleh narasumber.

“Kami ingin memastikan bahwa setiap dosen memahami bahwa perubahan ini menyentuh cara kita merancang, menyampaikan, dan menilai pembelajaran secara menyeluruh,” tegasnya.

Salah satu fondasi penting dalam implementasi OBE adalah sistem asesmen yang akurat dan terstruktur. Universitas Mulia menegaskan bahwa kesiapan sistem informasi pembelajaran menjadi langkah awal yang vital.

“Kami memastikan bahwa sistem informasi pembelajaran kami siap untuk mendukung pelaksanaan asesmen yang mengacu langsung pada setiap sub-CPMK di tiap mata kuliah,” terang beliau.

Melalui sistem ini, dosen didorong untuk merancang, melaksanakan, dan merekam asesmen secara terdokumentasi. Di samping itu, peran Gugus Kendali Mutu di tingkat program studi diaktifkan kembali untuk memantau kesinambungan antara capaian dan penilaian.

Peserta membentuk Focus Group Discussion (FGD) dalam kelompok kecil berdasarkan fakultas masing-masing untuk mendiskusikan penyusunan profil lulusan dan capaian pembelajaran.

Sebelum workshop berlangsung, seluruh fakultas dan program studi telah lebih dulu melakukan lokakarya internal serta FGD eksternal bersama pemangku kepentingan strategis, termasuk mitra industri, asosiasi profesi, dan alumni. Masukan mereka dijadikan acuan langsung dalam menyusun profil lulusan dan struktur mata kuliah.

“Beberapa mata kuliah bahkan disesuaikan berdasarkan kompetensi yang dibutuhkan langsung di lapangan kerja, termasuk penambahan CPMK berbasis problem solving dan kemampuan praktis,” jelasnya.

Lebih jauh, Universitas Mulia juga mulai merancang kurikulum yang selaras dengan skema sertifikasi nasional. Kolaborasi aktif dengan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) internal yang terafiliasi dengan BNSP menjadi langkah konkret untuk memudahkan mahasiswa memperoleh sertifikasi kompetensi.

“Beberapa unit kompetensi sudah mulai dipetakan agar terintegrasi langsung dalam mata kuliah tertentu, sehingga proses sertifikasi tidak menjadi beban tambahan, tetapi bagian dari proses belajar,” ungkapnya.

Terkait kesiapan sumber daya manusia, khususnya dosen, penguatan kapasitas menjadi prioritas berikutnya. Universitas membuka ruang partisipasi dosen dalam berbagai program pelatihan dan sertifikasi yang relevan.

“Kami percaya bahwa dosen perlu terus upgrading tidak hanya dalam hal pedagogi, tetapi juga pada perkembangan teknologi, industri, dan standar kompetensi yang terus bergerak cepat,” jelasnya.

Akhirnya, semua inisiatif akademik ini tidak berjalan dalam ruang hampa, tetapi dirancang secara selaras dengan roadmap institusi. Dengan Universitas Mulia yang saat ini berada pada fase Research and Innovation, strategi akademik diarahkan untuk membentuk budaya riset dan integrasi dengan dunia industri.

Wakil Rektor I Bidang Akademik, Wisnu Hera Pamungkas, S.T.P., M.Eng., saat memaparkan konsep dan arah strategis pengembangan kurikulum di lingkungan Universitas Mulia.

“Kami mendorong program studi untuk memperbanyak mata kuliah berbasis proyek, kolaborasi riset dosen-mahasiswa, serta integrasi pembelajaran dengan studi kasus riil dari dunia kerja,” pungkasnya.

Transformasi kurikulum ini bukan sekadar langkah teknis, melainkan representasi dari visi Universitas Mulia dalam mencetak lulusan yang tidak hanya siap kerja, tetapi juga siap berkarya dan memimpin perubahan.

Humas UM (YMN)

Dekan FEB UM, “Kurikulum OBE FEB Universitas Mulia dirancang tidak hanya untuk membekali mahasiswa dengan kompetensi teknis dan nonteknis yang terintegrasi, tetapi juga untuk menyiapkan lulusan yang adaptif, inovatif, dan siap bersaing di dunia kerja modern yang terus berubah”.

Humas Universitas Mulia, 4 Juni 2025— Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Mulia melakukan langkah strategis dengan merevisi kurikulum berbasis Outcome-Based Education (OBE) yang terintegrasi dengan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI). Revisi ini dilakukan sebagai respons terhadap dinamika dunia bisnis dan ekonomi yang terus berubah dengan cepat, seperti digitalisasi, disrupsi model bisnis, serta pergeseran kompetensi tenaga kerja yang dibutuhkan di pasar.

Dekan FEB Universitas Mulia, Dr. Ivan Armawan, S.E., M.M., tengah fokus menyiapkan materi pemaparan penyusunan kurikulum berbasis OBE dan SKKNI.

Dekan FEB Universitas Mulia, Dr. Ivan Armawan, S.E., M.M., menjelaskan bahwa kurikulum OBE FEB dirancang untuk menyiapkan lulusan yang unggul dan relevan dengan kebutuhan dunia kerja. Salah satu elemen penting dalam kurikulum ini adalah penyusunan Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL) yang mengintegrasikan kompetensi teknis (hard skills) dan nonteknis (soft skills). Kompetensi teknis yang dikembangkan mencakup analisis keuangan, perencanaan strategis, audit, riset pasar, serta pemanfaatan teknologi informasi. Sementara itu, kompetensi nonteknis mencakup kepemimpinan, komunikasi bisnis, pemecahan masalah, dan etika profesional.

Sejumlah dosen FEB tampak aktif terlibat dalam proses penyusunan kurikulum yang menekankan integrasi kompetensi teknis dan nonteknis.

“Penggabungan ini dirancang secara sistematis dalam struktur kurikulum, mulai dari mata kuliah inti program studi, serta pengalaman praktis berbasis proyek,” jelasnya.

Lebih lanjut, kurikulum OBE di FEB juga menargetkan pengembangan jiwa kewirausahaan dan kepemimpinan mahasiswa. Hal ini tercermin dalam profil lulusan seperti wirausaha, manajer, analis manajemen, serta analis pemasaran digital dan media sosial. Mahasiswa dirancang untuk memiliki kompetensi adaptif terhadap dunia bisnis modern.

Para kaprodi dan dosen serius menyimak pemaparan dari Wakil Rektor I Bidang Akademik dalam sesi pembukaan workshop kurikulum.

“Lulusan diarahkan untuk mampu menciptakan usaha mandiri, memimpin organisasi, menganalisis dan menyelesaikan masalah manajerial, serta merancang strategi pemasaran digital yang efektif,” ujarnya.

Proses penyusunan kurikulum ini melibatkan partisipasi berbagai pemangku kepentingan, termasuk mitra industri, asosiasi profesi, alumni, dan pelaku usaha. Kegiatan seperti focus group discussion (FGD), tracer study, dan benchmarking dengan perusahaan serta institusi pendidikan ternama akan menjadi bagian penting dari proses pengembangan kurikulum.

Peserta workshop membentuk lingkaran diskusi, berdialog hangat dan kritis dalam merumuskan arah kurikulum yang relevan dan berdaya saing.

“Masukan dari praktisi memberikan insight yang tajam terhadap kebutuhan pasar kerja saat ini dan masa depan,” pungkas Dr. Ivan.

Humas UM (YMNI)

Dosen S1 Informatika M. Safi'i saat memberikan materi tentang Robotika. FOto: Ilyas/Tim Lab Fikom

UM – Antusiasme tinggi mewarnai perhelatan ROBOFUN Universitas Mulia 2025 yang diselenggarakan di Lab Robotika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Mulia, Selasa (3/6/2025). Acara yang berfokus pada pengenalan dan praktik langsung teknologi robotika ini berhasil menarik minat besar siswa-siswi SMA/SMK Balikpapan.

Dekan Fakultas Ilmu Komputer Djumhadi, S.T., M.Kom mengatakan, RoboFun 2025 ini terselenggara atas inisiatif Himpunan Mahasiswa Informatika (Himatika) di bawah bimbingan Kaprodi Isa Rosita S.Kom., M.Cs.

“Kegiatan ini bertujuan untuk menumbuhkan minat siswa SMA/SMK untuk berkreasi dan berinovasi dengan belajar robotika dasar, sekaligus mengenalkan Prodi S1 Informatika,” ujar Djumhadi.

Dosen Informatika Muhammad Safi’i S.Kom., M.Kom ditugaskan sebagai instruktur. “Beliau diharapkan dapat memberikan wawasan kepada para peserta, karena sering membawa mahasiswa untuk mengikuti lomba TTG, Krenova, atau yang sejenis dengan berbagai prestasi,” tutur Dekan.

Berdasarkan kuesioner yang dibagikan panitia, sebanyak 85% peserta menyatakan sangat puas dan puas terhadap keseluruhan kegiatan. Keberhasilan ini sekaligus menunjukkan komitmen Universitas Mulia dalam menyediakan platform pembelajaran teknologi terkini yang mudah diakses dan bahkan gratis bagi para mahasiswanya.

Tampak para siswa mengikuti ROBOFUN 2025 bersama para mahasiswa panitia HIMATIKA. Foto: Ilyas/Tim Lab Fikom

Tampak para siswa mengikuti ROBOFUN 2025 bersama para mahasiswa panitia HIMATIKA. Foto: Ilyas/Tim Lab Fikom

Para peserta ROBOFUN 2025 mendapatkan pengalaman langsung yang berharga, mulai dari pembelajaran coding dasar hingga mengontrol robot secara nyata. Sesi praktik seperti membuat program simulasi lampu lalu lintas dan mengendalikan robot menggunakan aplikasi remote XY menjadi favorit dan paling banyak disukai.

“Bagian bisa kontrol robot itu seru banget!” ujar salah satu peserta dengan antusias. Pengalaman pembelajaran code dan coding robotic juga disebut sebagai hal yang paling berkesan.

Meskipun terdapat beberapa catatan terkait durasi dan pendampingan yang menjadi masukan berharga bagi panitia, mayoritas peserta (90%) merasa acara ini sangat bermanfaat.

Lebih lanjut, 80% peserta menyatakan akan merekomendasikan acara serupa kepada orang lain, dan 75% menyatakan kesediaan untuk ikut kembali jika acara serupa diadakan.

“Acara ini sangat bermanfaat bagi saya, menambah wawasan baru tentang Arduino dan fungsi-fungsi dasar robotika,” ungkap seorang peserta. “Saya jadi lebih tertarik untuk belajar lebih dalam lagi.”

Menariknya, usulan tema untuk acara berikutnya didominasi oleh topik-topik yang sedang hangat di dunia industri teknologi, seperti Kecerdasan Artifisial (AI) dan Internet of Things (IoT).

Hal ini menunjukkan tingginya keingintahuan dan minat peserta yang didominasi siswa SMA/SMK untuk mendalami teknologi masa depan yang relevan dengan kebutuhan industri.

Universitas Mulia secara konsisten menunjukkan komitmennya untuk menyediakan pendidikan berkualitas yang tidak hanya teoritis namun juga kaya akan praktik langsung.

ROBOFUN menjadi salah satu cara bagaimana Universitas Mulia memfasilitasi mahasiswanya untuk belajar teknologi canggih dengan cara yang menyenangkan dan seringkali tanpa membebani biaya, alias gratis melalui berbagai kegiatan kemahasiswaan dan workshop.

Bagi calon mahasiswa baru yang memiliki passion di bidang teknologi, khususnya robotika, AI, dan IoT, Universitas Mulia menawarkan lingkungan belajar yang suportif, fasilitas memadai, dan kesempatan untuk terlibat langsung dalam proyek-proyek inovatif.

Keberhasilan ROBOFUN 2025 menjadi sinyal kuat bahwa Universitas Mulia adalah pilihan tepat untuk mereka yang ingin belajar lebih dalam, mendapatkan pengalaman praktis, dan mempersiapkan diri menjadi talenta digital unggul di masa depan, dengan biaya yang terjangkau, bahkan peluang belajar gratis dengan Gratispol, program pendidikan gratis dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur.

(SA/Kontributor)

Rektor: Dari “Aku Sudah Belajar Apa?” ke “Aku Bisa Apa?” Fokus pada Kompetensi dan Relevansi Kerja

Humas Universitas Mulia, 3 Juni 2025 – Universitas Mulia kembali menegaskan komitmennya dalam menjawab tantangan pendidikan abad ke-21 melalui reformasi kurikulum berbasis Outcome-Based Education (OBE). Dalam wawancara bersama Rektor UM, Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i, terungkap bahwa pendekatan ini bukan sekadar pembaruan dokumen, melainkan transformasi mendasar dalam cara mempersiapkan lulusan menghadapi dunia kerja dan perubahan sosial global.

“Selama ini, kita masih menggunakan kurikulum model lama yang bersifat tradisional, di mana proses belajar lebih menekankan pada pemenuhan silabus dan penguasaan materi, tanpa jaminan bahwa mahasiswa benar-benar menguasai kompetensi yang dibutuhkan di dunia kerja,” ungkap Prof. Ahsin.

Rektor Universitas Mulia, Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i, saat memberikan keterangan kepada humas kampus terkait urgensi reformasi kurikulum berbasis OBE.

Ia menilai bahwa kurikulum lama cenderung menghasilkan lulusan yang hanya dibekali transkrip nilai, namun belum tentu mampu menjawab kebutuhan industri. Penilaian pun cenderung bersifat umum dan tidak berbasis pada CPMK (Capaian Pembelajaran Mata Kuliah) dan CPL (Capaian Pembelajaran Lulusan).

“Kita harus bergeser dari paradigma ‘aku sudah belajar apa?’ menjadi ‘aku bisa apa?’,” tegasnya.

Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i, Rektor Universitas Mulia, memberikan arahan strategis dalam pembukaan Workshop Penyusunan Kurikulum Berbasis Outcome-Based Education.

Integrasi OBE, KKNI, dan SKKNI: Membangun Lulusan Kompeten dan Siap Kerja

Lebih lanjut, Prof. Ahsin menekankan bahwa pendekatan OBE bukanlah konsep baru yang berdiri sendiri, melainkan integrasi dari Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) dan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI).

“Dengan mengacu pada KKNI dan SKKNI, kurikulum kita akan mampu menghasilkan lulusan yang tidak hanya siap memasuki dunia kerja, tetapi juga menciptakan pasar kerja melalui kompetensi yang relevan dan terstandar,” tuturnya.

Suasana khidmat dan antusias mewarnai pembukaan Workshop Penyusunan Kurikulum OBE di lingkungan Universitas Mulia.

OBE dirancang untuk menjawab empat pertanyaan mendasar:

  1. Kemampuan apa yang harus dikuasai mahasiswa?
  2. Bagaimana cara terbaik membantu mahasiswa mencapai kemampuan tersebut?
  3. Bagaimana kita mengetahui capaian itu telah tercapai?
  4. Bagaimana melakukan perbaikan berkelanjutan (Continuous Quality Improvement)?

Sinergi Akademik dalam Workshop Penyusunan Kurikulum

Melalui pelatihan intensif selama empat hari yang melibatkan para dekan, ketua program studi, dan unit-unit pendukung, UM berupaya menyusun ulang seluruh dokumen kurikulum berbasis OBE. Dalam kegiatan ini, narasumber berperan aktif memandu proses penyusunan agar setiap program studi memiliki dokumen kurikulum yang terukur, relevan, dan implementatif.

Para dekan dan ketua program studi Universitas Mulia dengan saksama mengikuti materi workshop sebagai langkah konkret menuju kurikulum berbasis capaian pembelajaran.

Rektor menegaskan bahwa keberhasilan reformasi kurikulum ini sangat bergantung pada kepemimpinan para dekan dalam mengkoordinasikan timnya. “Setiap prodi harus serius menyusun dokumennya. Dekan harus aktif memberikan masukan, arahan, dan memastikan seluruh proses berjalan optimal,” tandasnya.

Menjawab Tantangan Industri 4.0 dan Society 5.0

Prof. Ahsin juga menyampaikan bahwa reformasi kurikulum ini menjadi fondasi penting dalam menyiapkan lulusan menghadapi ekosistem kerja yang semakin kompleks. Dalam era Industri 4.0 dan transisi menuju Society 5.0, kompetensi seperti AI, Big Data, IoT, literasi digital, pemikiran kritis, kolaborasi, kreativitas, dan etika menjadi sangat krusial.

“OBE memungkinkan kita mengintegrasikan kompetensi berbasis teknologi dan kemanusiaan ke dalam CPL. Dengan begitu, lulusan UM bukan hanya sarjana, tetapi juga problem solver dan innovator yang mampu menjawab tantangan global,” pungkasnya.

 

Humas UM (YMN)

 

Dekan FIKOM, “Siapkan Lulusan Siap Kerja dan Berdaya Saing Global!”

Humas Universitas Mulia, 2 Juni 2025 Fakultas Ilmu Komputer (FIKOM) Universitas Mulia secara aktif menyusun dan merancang kurikulum terbaru berbasis Outcome-Based Education (OBE) yang terintegrasi dengan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI). Langkah strategis ini dilakukan dalam rangka menjawab tantangan dunia kerja digital yang terus berkembang pesat, sekaligus memperkuat posisi lulusan FIKOM sebagai talenta yang adaptif dan kompeten secara profesional.

Rektor Universitas Mulia, Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i, memberikan arahan sekaligus membuka kegiatan penyusunan kurikulum berbasis OBE, KKNI, dan SKKNI di lingkungan Universitas Mulia.

Dekan FIKOM, Bapak Djumhadi, S.T., M.Kom., dalam wawancaranya menjelaskan bahwa pendekatan kurikulum terbaru ini memiliki perbedaan yang sangat mendasar dibandingkan kurikulum sebelumnya.

“Kurikulum yang lama lebih fokus pada apa yang diajarkan oleh dosen. Selama dosen sudah menyampaikan materi dan mahasiswa mengikuti ujian, itu dianggap cukup. Namun, tidak selalu apa yang diajarkan sesuai dengan kebutuhan dunia kerja,” tuturnya.

Sebaliknya, pendekatan OBE menitikberatkan pada hasil akhir pembelajaran, yaitu kompetensi nyata yang harus dimiliki mahasiswa setelah lulus.

“Bukan sekadar paham teori pemrograman, tetapi juga mampu mengembangkan aplikasi, bekerja dalam tim, melakukan presentasi, dan beradaptasi dengan teknologi baru. Semua proses pembelajaran didesain untuk mendukung pencapaian tersebut,” ujarnya.

Integrasi SKKNI dalam kurikulum juga menjadi pijakan penting dalam menjamin relevansi lulusan terhadap kebutuhan industri nasional. SKKNI, sebagai panduan resmi dari pemerintah mengenai kompetensi kerja di setiap sektor, digunakan sebagai acuan dalam merancang capaian pembelajaran.

Para Dekan dan Ketua Program Studi Universitas Mulia dengan khidmat menyimak pemaparan dari narasumber dalam sesi materi penyusunan kurikulum terpadu.

“Kami merujuk pada SKKNI untuk menentukan kemampuan-kemampuan apa saja yang wajib dimiliki lulusan. Misalnya, jika disebut bahwa seorang programmer harus mampu mengembangkan aplikasi web, maka kami pastikan mahasiswa benar-benar belajar dan praktik membangun aplikasi web secara nyata,” jelas Djumhadi.

Dampak dari pergeseran paradigma kurikulum ini diproyeksikan akan memberikan keuntungan signifikan bagi mahasiswa FIKOM. Mereka tidak hanya memperoleh pemahaman teoritis, tetapi juga pengalaman praktis dan portofolio karya digital seperti aplikasi, video, desain, hingga konten kreatif lainnya. Lebih jauh lagi, kurikulum ini membuka peluang integrasi dengan sertifikasi profesi nasional maupun internasional, seperti Microsoft, Cisco, atau Adobe, sebagai bukti pengakuan atas keahlian mahasiswa.

Ketua Program Studi Farmasi, Ibu Apt. Warrantia Citta Citti Putri, S.Farm., M.Sc., menyampaikan pendapat dan pertanyaan kritis dalam sesi diskusi penyusunan kurikulum berbasis capaian pembelajaran.

“Dengan kurikulum baru ini, mahasiswa FIKOM tidak hanya lulus dengan ijazah, tetapi juga dengan karya, pengalaman kerja tim, kemampuan komunikasi, dan pemikiran kritis yang sangat dibutuhkan di dunia kerja saat ini,” tambahnya.

Transformasi kurikulum ini merupakan bagian dari upaya besar Universitas Mulia dalam menyelaraskan pendidikan tinggi dengan kebutuhan industri digital, memperkuat kualitas lulusan, serta mendukung agenda nasional dalam penguatan sumber daya manusia unggul dan berdaya saing global.

Humas UM (YMN)

Humas Universitas Mulia, 30 Mei 2025 Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Mulia terus memperluas jaringan kerja sama dengan dunia industri dalam rangka memperkuat relevansi pendidikan tinggi dengan kebutuhan nyata di lapangan. Terbaru, FEB resmi menandatangani Memorandum of Agreement (MoA) dengan Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Balikpapan dalam sebuah seremoni yang berlangsung di Hotel Platinum Balikpapan.

Dekan FEB Universitas Mulia, Dr. Ivan Armawan, S.E., M.M., menjelaskan bahwa kerja sama ini merupakan tindak lanjut dari nota kesepahaman (MoU) sebelumnya antara Universitas Mulia dengan Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO). “Kemitraan dengan PHRI menjadi langkah implementatif dari kerja sama strategis dengan APINDO, khususnya pada sektor pariwisata dan perhotelan yang kini tengah bertumbuh pesat di Kalimantan Timur,” ujarnya melalui wawancara daring bersama tim Humas Universitas Mulia, Rabu (29/5/2025).

Dr. Ivan menambahkan, kerja sama ini tidak hanya bersifat simbolik, melainkan diarahkan pada program-program konkret seperti pengembangan kurikulum berbasis industri, pelatihan kompetensi, program magang mahasiswa, hingga penyaluran alumni ke dunia kerja.

“Kami ingin memastikan bahwa lulusan FEB tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga siap pakai di lapangan,” tegasnya.

Kerja sama ini juga membuka peluang pembentukan Program Studi Bisnis Pariwisata di masa depan. Menurut Dr. Ivan, kebutuhan akan SDM unggul di bidang ini akan semakin meningkat seiring dengan perpindahan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara ke Kalimantan Timur.

“Sektor pariwisata akan menjadi salah satu penggerak utama ekonomi kawasan penyangga IKN. FEB Universitas Mulia harus mengambil peran strategis dalam menyiapkan SDM yang kompeten dan adaptif,” jelasnya.

Di sisi lain, kerja sama ini juga akan memperkuat jejaring profesional dosen melalui pelatihan dan kolaborasi bersama pelaku industri. “Kami sedang merancang skema kolaboratif yang memungkinkan dosen untuk mendapatkan pengalaman praktis dan insight langsung dari industri, sekaligus memperkaya proses pembelajaran di kelas,” kata Dr. Ivan.

Dalam jangka pendek, mahasiswa FEB berpeluang untuk magang sesuai kebutuhan dan syarat yang ditentukan.

“Kami ingin mahasiswa merasakan atmosfer kerja profesional sejak dini, sekaligus membangun jejaring yang bermanfaat untuk karier mereka setelah lulus,” tambahnya.

Lebih jauh, Dr. Ivan menekankan pentingnya kolaborasi yang berkelanjutan dan berbasis pada kebutuhan nyata.

“FEB tidak hanya ingin menjadi lembaga akademik yang unggul, tetapi juga menjadi mitra industri yang relevan dan responsif terhadap dinamika dunia usaha,” pungkasnya.

Kerja sama dengan PHRI Balikpapan menjadi tonggak penting bagi FEB Universitas Mulia dalam membangun ekosistem pendidikan tinggi yang terintegrasi dengan dunia industri. Dengan semangat kolaboratif dan orientasi pada masa depan, FEB terus berupaya menjadikan kampus sebagai pusat keunggulan dalam pendidikan ekonomi dan bisnis yang berbasis kebutuhan riil masyarakat dan dunia kerja.

Humas UM (YMN)

Spanduk Selamat Datang di Pasar Pagi Mulia yang dipotret pada Sabtu (31/5). Foto: SA/Kontributor

UM – Suasana akhir pekan di Universitas Mulia berubah jadi lebih semarak. Selama tiga hari berturut-turut, Pasar Pagi Mulia (Papamul) edisi Mei 2025 hadir memanjakan pengunjung dengan aneka kuliner, hiburan, dan kreativitas komunitas lokal.

Kegiatan ini digelar di halaman parkir timur Gedung Putih Kampus Universitas Mulia, mulai Jumat (30/5) hingga Minggu (1/6).

Papamul bukan sekadar bazar, tetapi ruang bertemunya pelaku usaha lokal, mahasiswa, dosen, komunitas seni, dan masyarakat umum dalam satu atmosfer yang hangat dan penuh semangat.

Setidaknya 20 tenant ikut meramaikan event ini, mulai dari stand food and beverage (F&B), produk fashion, kerajinan tangan, hingga layanan perbankan.

“Kamu suka ngopi? Tukang nyanyi? Tukang ngonten? Tukang jualan printilan lucu? Atau cuma tukang cuci mata? Semuanya boleh!” tulis panitia Papamul dalam unggahan media sosialnya yang mengundang senyum para warganet.

Surga Kuliner dan Hiburan Akhir Pekan di Kampus

Pada kunjungan Sabtu (31/5), media ini menemukan beragam sajian kuliner yang menarik. Ada Pecel, Rawon, dan Kare Ayam lengkap dengan kerupuk dan sambal dari lapak Pecel Bu Kus seharga Rp25.000–Rp30.000 per porsi.

Di sampingnya, lapak Mbak Sur alias Mbak Suryani yang ditemani suaminya, seorang pemborong bangunan, menjual jasuke (jagung susu keju) seharga Rp15.000 per cup.

Beragam tenant kuliner lainnya juga ikut serta, seperti Brownies Amanda, Drink and Drank, Kohffie, Rumah Dimsum, Donburi, Paramarasa, Fontana Juice Bar, Black Culture Coffee, Gama, Delicate Sannin, Warung Makan, Dendy Steak, Ayam Crispy, Susu Sehat, dan Siggu Lab.

Tak hanya kuliner, pengunjung juga bisa menikmati berbagai kegiatan seru, seperti pentas musik, workshop DIY, stand-up comedy, yoga zumba, knitting, body painting, dan photobooth yang diadakan sepanjang acara.

 

Panggung Musik “Berisik Berisi” dan Komunitas Kreatif Lokal

Sabtu malam, suasana diharapkan semakin hidup dengan digelarnya pentas musik “Berisik Berisi”, hasil kolaborasi panitia dengan komunitas Oasenada Ent dan Soundsreal. Tiga grup band lokal, yakni Misery, Outclass Band, dan Sleeper Waves, tampil memeriahkan malam akhir pekan.

“Tak hanya sebagai ruang ekspresi, Berisik Berisi juga menjadi wadah pertemuan antara musisi, pendengar, dan pelaku kreatif lintas komunitas,” tulis panitia.

Kegiatan Papamul akan ditutup dengan Fun Run dan senam Zumba pada Minggu pagi (1/6), sekaligus menjadi ajang relaksasi dan gaya hidup sehat bersama komunitas kampus dan masyarakat sekitar.

Bagi para calon mahasiswa baru, Papamul menjadi kesempatan istimewa untuk melihat langsung dinamika dan atmosfer kampus Universitas Mulia yang aktif, kreatif, dan ramah komunitas.

Papamul bukan cuma pasar, tapi diharapkan menjadi wadah silaturahmi, promosi UMKM, ajang ekspresi seni serta sarana membangun relasi sosial antar civitas akademika dan masyarakat.

Dengan kegiatan rutin seperti Papamul, Universitas Mulia tak hanya fokus pada pendidikan akademik, tapi juga mendorong pengembangan soft skill, kewirausahaan, dan semangat kolaborasi mahasiswa lintas jurusan.

(SA/Kontributor)