UM – Dalam rangka memperdalam metode pembelajaran bagi mahasiswa, Program Studi (Prodi) S1 Ilmu Hukum Universitas Mulia mengadakan kuliah lapangan ke Pengadilan Negeri Balikpapan, Rabu (17/3).

Kuliah lapangan dengan agenda pembuktian ini dilakukan untuk mata kuliah Hukum Perdata. Ada sebanyak 11 mahasiswa semester 2 yang hadir dan didampingi langsung dosen pengampu Ibu Sari Damayanti SH.MH dan Kaprodi Ilmu Hukum Universitas Mulia Ibu Okta Nofia Sari S.H.,M.H.

Sari Damayanti mengatakan, dilakukannya kuliah lapangan ini untuk menambah Ilmu pengetahuan mahasiswa dalam bidang hokum serta menambah wawasan terhadap praktik Peradilan di Pengadilan.  “Karena kita juga ada jadwal persidangan perkara perdata dengan agenda bukti surat dan saksi. Jadi karena saksi belum dihadirkan, maka kita mengajukan bukti surat. Dan mahasiswa kita hadirkan selain sebagai absensi dalam mata kuliah hukum perdatanya, mengganti kuliah di kampus dengan kuliah lapangan juga menambah wawasan terhadap praktek Peradilan di Pengadilan,” kata Sari Damayanti.

Ia menyebut, dari total keseluruhan mahasiswa semester 2 yang berjumlah 21 orang, hadir kegiatan itu 11 orang mahasiswa. “Dengan menggunakan almamater mereka hadir mengikuti jalannya persidangan perkara perdata dimana kita sebelumnya sudah meminta izin juga pada pengadilan terkait keikut sertaan mahasiswa dalam kuliah lapangan ini,” ujarnya.

Sari Damayanti menjelaskan, ini menjadi agenda kuliah lapangan pertama bagi mahasiswa di semester 2 untuk mata kuliah Hukum Perdata. “Dalam keikut sertaan mahasiswa, mereka mendapatkan banyak pembelajaran langsung. Mulai dari tahapan proses jalannya agenda perkara perdata hingga proses persidangan. Yang tentu awalnya kita kenalkan pula pihak-pihak yang terlibat dalam persidangan itu secara langsung mulai dari pihak panitera hingga pihak majelis hakim serta tugas-tugasnya,” jelasnya.

Dalam proses persidangan tersebut, kata Sari Damayanti, karena mereka dari pihak penggugat maka timnya mengajukan saksi dan bukti surat dari penggugat, dasar-dasar gugatan yang dilampirkan, setelah diperlihatkan kepada hakim, kemudian diperiksa oleh pihak tergugat.

“Setelah di Pengadilan Negeri, nantinya mahasiswa juga akan kita ajak ke Pengadilan Agama. Tetapi tetap mengikuti jadwal kami. Bla nanti kami memiliki agenda sidang di Pengadilan Agama, maka nanti akan kami bawa juga mahasiswa, agar mereka juga bisa memeriksa apa saja yang bisa di pelajari di Pengadilan Agama,” terangnya.

Setelah mengikuti kuliah lapangan ini, sebutnya, selanjutnya mahasiswa akan membuat laporan apa saja yang ditangkap dalam proses persidangan tersebut.

“Jadi mahasiswa saya arahkan langsung untuk mengikuti kuliah lapangan ini, saya harap bisa lebih jelas dan mengetahui lebih menedalam di lapangan. Merka bisa mengenal semua tahapan proses persidangan. Mulai dari dasar hingga tahapannya. Sehingga bila nanti saat mereka mengikuti Peradilan Semu di semester yang akan datang maka mereka sudah akan siap,” sebutnya.

“Biasanya di semesnter 4 atau 6 mahasiswa akan kita arahkan untuk praktik Peradilan Semu yang akan dilakukan di kampus, mereka sudah mendapat gambaran nyatanya. Karena bila hanya teori mereka tidak memiliki bayangan, sementara bila langsung terjun ke lapangan mereka dapat melihat secara langsung tahapannya,” sambungnya.

Sari Damayanti pun berharap, dengan adanya kegiatan kuliah lapangan ini mahasiswa Prodi Ilmu Hukum Universitas Mulia diharapkan semakin menguasai hukum baik secara formil dan materiil (secara aplikatif) yang diterapkan di lapangan. Mahasiswa juga diharapkan dapat mengenal praktik hukum di lapangan dengan pengalaman yang secara langsung diberikan. Selain itu, mahasiswa diarahkan untuk memiliki kepekaan terhadap kendala-kendala penegakan hukum di Indonesia. Pada akhirnya, mahasiswa diharapkan terampil dalam melakukan analisis hukum serta dapat memberikan solusi tepat terhadap masalah hukum yang dihadapi tersebut. (mra)

Agung Sakti Pribadi (tengah) resmikan langsung Lembaga Konsultasi Bantuan Hukum Mulia Airlangga Balikpapan (LKBH MAB) kepada Direktur LKBH MAB Wuri Sumampouw (empat kiri) didampingi Wakil Direktur Kana Kurnia (tiga kiri) dan Kaprodi Ilmu Hukum Universitas Mulia Okta Nofia Sari (dua kiri), sekretaris Kaprodi Ilmu Hukum Nur Arfiani (kiri), serta Dosen dan Karyawan Universitas Mulia (kanan) selepas Kegiatan Sabtu Ceria (13/03).

Agung Sakti Pribadi (tengah) resmikan langsung Lembaga Konsultasi Bantuan Hukum Mulia Airlangga Balikpapan (LKBH MAB) kepada Direktur LKBH MAB Wuri Sumampouw (empat kiri) didampingi Wakil Direktur Kana Kurnia (tiga kiri), Kaprodi Ilmu Hukum Universitas Mulia Okta Nofia Sari (dua kiri), sekretaris Kaprodi Ilmu Hukum Nur Arfiani (kiri), serta Dosen dan Karyawan Universitas Mulia (kanan) selepas Kegiatan Sabtu Ceria (13/03).

UM – Universitas Mulia resmi mimiliki Lembaga Konsultasi Bantuan Hukum (LKBH). Lembaga yang diberi nama LKBH Mulia Airlangga Balikpapan (LKBH MAB) ini diresmikan langsung oleh Rektor Universitas Mulia Agung Sakti Pribadi pada Sabtu (13/3).

Direktur LKBH MAB Wuri Sumampouw didampingi Wakil Direktur Kana Kurnia dan Kaprodi Ilmu Hukum Universitas Mulia Okta Nofia Sari menjelaskan, pembentukan LKBH MAB dilakukan karena berkaitan dengan adanya Prodi Ilmu Hukum di Universitas Mulia. “Jadi ini yang menjadi cikal bakal bagaimana kita mengajarkan kepada mahasiswa untuk menjadi praktisi hukum,” jelasnya.

Wuri mengatakan, pembentukan ini pun sebagai bagian dari perwujudan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang menjadi pesan dari rektor. “Karena berbicara mengenai pengabdian, maka banyak hal yang bisa kita bantu, bukan saja urusan kemahasiswaan, tetapi juga berhubungan dengan bagaimana kampus secara aktif melalui LKBH mengabil peran dalam memberikan pencerahan terkait hukum juga memberikan bantuan hukum kepada masyarakat Balikpapan,” kata Wuri.

Untuk itu sebut Wuri, sebagai langkah awal dalam mempermudah masyarakat terhubung dengan LKBH MAB, maka pihaknya saat ini tengah mempersiapkan situs web. “Jadi melalui web itu, siapa saja bisa masuk ke link kita, baik untuk konsultasi maupun mempercayakan penanganan kasus ataupun sebaliknya kita memberikan masukan kepada pemerintah maupun legislatif,” sebutnya.

Namun, sembari menunggu web tersebut, masyarakat sudah dapat melakukan konsultasi maupun semua hal yang berkaitan dengan hukum ssecara langsung. “Jadi sudah efektik, kita sudah berjalan sejak diresmikan. Saat ini kita tinggal menyiapkan pendukung fasilitas, seperti web, tempat yang sedang kita renovasi. Tetapi secara umum, masyarakat sudah bisa datang bertemu dan melakukan konsultasi dan lainnya,” terang Wuri.

Terkait SDM, Okta Nofia Sari mengatakan, pihaknya memiliki paralegal yang merupakan mahasiswa Ilmu Hukum. “Jadi kita meggaet mereka, kita tempatkan mahasiswa sebagai garda terdepan dalam memberikan pelayanan. Paralegal ini juga akan berkontribusi untuk memberikan masukan dan pemahaman soal hukum, disamping ada pendampingan dari para ketua divisi,” ujarnya.

Dirinya menyebut, keterkaitan paralegal dengan universitas juga sesungguhnya berkaitan dengan program Merdeka Belajar. “Karena dengan adanya paralegal ini, mereka tidak hanya mendapatkan materi di kelas, tetapi ketika mereka bergabung dengan LKBH mereka bisa gabungkan ilmu yang sudah didapat dengan praktek langsung,” sebutnya.

Sementara itu, Kana Kurnia menambahkan, dengan kelebihan yang dimiliki Universitas Mulia sebagai kampus yang berbasis IT, maka tentu pihaknya ingin memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk dapat mengakses apapun yang ada di LKBH MAB. “Karena disini terdapat banyak orang-orang yang ahli dibidang komputer, maka kita inginnya ketika kita sudah membuat web LKBH, masyarakat dapat langsung melakukan konsultasi online, pengaduan online, hingga akan kita sediakan legal opini yang berisikan artikel mengenai kasus yang sedang marak dibahas,” ucap Kana.

Bahkan lanjut Kana, program LKBH MAB nantinya juga akan disinkronkan dengan program dari Universitas Mulia seperti Smart RT. “Dengan begitu nantinya ketika disebuah RT ada keluhan baik yang berkaitan dengan pemudannya, maka mereka bisa langsung terintegrasi dengan web kita. Misalnya disebuah lingkungan banyak pemuda yang diketahui pengguna narkomba, maka pihak RT dapat melaporkan melalui smart RT, untuk selanjutnya diteruskan melalui web LKBH MAB,” terangnya.

Diketahui, walau baru berjalan lima hari sejak diresmikan, ternyata LKBH MAB sudah mulai melakukan pendampingan terhadap satu kasus dari seorang ibu di Balikpapan, terkait pencemaran nama baik. (mra)

UM– Sebagai upaya mendekatkan mahasiswa dengan industri, terlebih mengenalkan Universitas Mulia kepada masyarakat luas, Program Studi (Prodi) S1 Manajemen Universitas Mulia Balikpapan kembali menjalin kerjasama dengan perusahaan besar di Kota Minyak.

Tak tanggung-tanggung, lima perusahaan secara resmi menjalin kerjasama dengan prodi yang dipimpin Linda Fauziyah Ariyani, S.Pd, M.Pd selaku Kaprodi S1 Manajemen Universitas Mulia, pada Senin (8/3).

Lima perusahan tersebut yakni BPJS Ketenagakerjaan, PT Ammar Abikara Indonesia, PT. Lab Otomatisasi Depot, Human Resources (HR) Forum Balikpapan dan CV Mitra Aulia.

Linda Fauziyah Ariyani mengatakan, kerjasama dengan lima perusahaan ini terkait Tri Dharma Perguruan Tinggi. “Karena baru awal, maka saat ini kerjasamanya masih dalam lingkup program pemagangan,” kata Linda.

Linda menyebut, pemagangan ini sangat membantu mahasiswa. “Karena magangnya mahasiswa Manajemen bukan hanya sekedar magang, melainkan mereka bisa dikatakan semi bekerja. Karena mereka juga mendapatkan gaji, sehingga mereka dapat membiayai kuliahnya sendiri,” sebutnya.

“Jadi cukup banyak mahasiswa kami yang mendapatkan pekerjaan yang memang langsung dibantu oleh kampus khususnya tiap prodi. Dan bahkan dikerjasama ini ada yang minta mahasiswa kami untuk langsung menjadi karyawan. Dimana sebelumnya mahasiswa kami ini sudah mengikuti magang disana akan diangkat menjadi karyawan, dan itu permintaan dari PT Ammar Abikara Indonesia,” tambah Linda.

Selain menjalin kerjasama dengan lima perusahaan tersebut, ujar Linda, dihari yang sama, pihaknya juga sekaligus berkoordinasi membahas kerjasama dengan Smartfren. “Nantinya kita akan melakukan kerjasmaa dengan Regional Smartfren Kalimantan dalam hal pembelajaran teknologi untuk bisnis. Dan yang akan mengisi rencananya adalah para pejabat di Smartfren, baik dibidang IT maupun lainnya,” terang Linda.

Untuk waktunya, katanya, masih akan dibahas lebih lanjut nantinya, dengan mengatur jadwal para pejabat di Smartfren.

Terkait kerjasama yang sudah dilakukan, lanjut Linda, di tahun ini Prodi S1 Manajemen sudah menjalin kerjasama dengan beberapa perusahaan, diantaranya ada Mandiri Utama Finance, PT Trikarya Inti Sinergi, PT Sinar Terang Mulia Bersama, ditambah lima perusahaan yang baru bergabung.  “Untuk totalnya ada sekitar 12 perusahaan di tahun ini yang sudah kita kerjasamakan,” bebernya.

Linda pun berharap dengan adanya kerjasama ini, target Universitas Mulia adalah untuk semakin dekat dengan industri, sehingga ilmu yang didapat dapat semakin up to date. “Jadi mahasiswa kami akan lebih dikenal oleh perusahaan. Dan nantinya bila saat perusahaan membutuhkan karyawan, maka langsung mencari lulusan dari Universitas Mulia, terkhusus dari prodi kami. Karena juruan kami bukan hanya sekedar mencetak orang yang kompeten dibidangnya, tetapi juga melahirkan wirausaha,” harapnya. (mra)

Dr Engkos Achmad Kuncoro dari Universitas Binus dan Prof. Dr. Lindrianasari, S.E., Akt., M.Si. dari Universitas Lampung bersama Wakil Rektor Bidang Akademik Universitas Mulia Yusuf Wibisono MTI saat diskusi daring Penyusunan Kurikulum MBKM secara daring Zoom, Sabtu (6/3). Foto: tangkapan layar

UM – Universitas Mulia menggelar Diskusi Penyusunan Kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka atau MBKM bersama dengan Prof. Dr. Lindrianasari, S.E., Akt., M.Si. dari Universitas Lampung dan Dr. Engkos Achmad Kuncoro, S.E, M.M. dari Universitas Binus. Diskusi digelar daring Zoom Meeting dan diikuti Wakil Rektor Bidang Akademik, Dekan, dan Kaprodi, Sabtu (6/3).

Rektor Dr. Agung Sakti Pribadi, S.H., M.H. menyambut baik masukan dari pakar dan meminta seluruh sivitas akademika mempersiapkan diri dalam menyambut MBKM yang akan diterapkan di Universitas Mulia.

“Saya menyambut baik kehadiran Pak Engkos dan Ibu Profesor Sari yang akan membimbing kami menyusun Kurikulum MBKM. Beliau-beliau ini merupakan asesor akreditasi perguruan tinggi yang cukup berpengalaman. Silakan Bapak Ibu Ketua Program Studi dan Dekan memanfaatkan kesempatan ini untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di Universitas Mulia,” tutur Pak Agung saat memberikan sambutan pada acara senam pagi, Sabtu (6/3).

Pada diskusi yang berlangsung selama tiga jam ini, Pak Engkos, demikian Dr. Engkos Achmad Kuncoro disapa di forum ini, mengajak forum untuk berdiskusi terkait integrasi Tri Dharma Perguruan Tinggi dengan Research Based Education atau Pembelajaran Berbasis Riset untuk diskusi berikutnya.

“Bagaimana caranya (mengintegrasikan) itu. Nanti mungkin minggu depan topik kita adalah itu. Kita tunggu penyusunan kurikulum ini beres semua, karena kebutuhan tersebut pada akreditasi yang baru akan dituntut,” tutur Pak Engkos.

Menurutnya, integrasi Tri Dharma dengan Pembelajaran Berbasis Riset menjadi penting mengingat bagaimana keduanya menyatu tetapi dengan memperhatikan cara, teknik, aturan, strategi operasional, hingga apa yang harus dilakukan dosen sehingga memenuhi persyaratan dan penilaian akreditasi.

“Dengan dana yang tentu saja terbatas, tapi bagaimana bisa optimal. Tidak banyak tapi bisa memiliki value added dan impact. Buat Universitas Mulia itu bagus,” tutur Pak Engkos.

Menurut pengamatannya, beberapa PTN besar yang ada di Indonesia masih kesulitan menyatukan tri dharma tersebut. “Kita ingin Universitas Mulia menjadi motor integrasi Tri Dharma, topiknya rumit, tapi bisa,” ujarnya.

Dr Engkos Achmad Kuncoro dari Universitas Binus dan Prof. Dr. Lindrianasari, S.E., Akt., M.Si. dari Universitas Lampung bersama Wakil Rektor Bidang Akademik Universitas Mulia Yusuf Wibisono MTI saat diskusi daring Penyusunan Kurikulum MBKM secara daring Zoom, Sabtu (6/3). Foto: tangkapan layar

Dr Engkos Achmad Kuncoro dari Universitas Binus dan Prof. Dr. Lindrianasari, S.E., Akt., M.Si. dari Universitas Lampung bersama Wakil Rektor Bidang Akademik Universitas Mulia Yusuf Wibisono MTI saat diskusi daring Penyusunan Kurikulum MBKM secara daring Zoom, Sabtu (6/3). Foto: tangkapan layar

Sementara itu, Prof. Sari memperkenalkan diri terkait pengalamannya menyusun kurikulum MBKM di Universitas Lampung, terutama sebagai Ketua Jurusan Akuntansi. “Terima kasih saya dilibatkan dalam pertumbuhan Universitas Mulia ini. Terima kasih untuk Dr Kuncoro yang sudah meminta hadir pada pagi ini,” ungkapnya.

Ia mengatakan bahwa telah menyelesaikan menyusun kurikulum di Universitas Lampung di tahun 2020 yang lalu sebelum panduan kurikulum MBKM dari Dikti turun. “Kami waktu itu masih meraba-raba. Bulan Agustus (2020) itu Universitas Lampung mewajibkan seluruh program studi menyelesaikan kurikulum MBKM. Alhamdulillah, jurusan saya konform dengan panduan dari Dikti,” tutur Prof. Sari.

Ia bersyukur, di awal tahun 2021 ini telah melaksanakan monitoring dan evaluasi atau monev kurikulum MBKM. Prof. Sari menjadi salah satu asesor di Universitas Lampung. Oleh karena itulah, pada kesempatan ini Prof. Sari membagikan pengalamannya menyusun kurikulum MBKM.

Menanggapi hasil diskusi, Wakil Rektor Bidang Akademik Yusuf Wibisono mengatakan bahwa akan menggelar lokakarya. “Kita dalam waktu dekat memang akan melakukan lokakarya kurikulum yang akan mengundang industri juga. Mungkin sebagai masukan awal, masukan Prof. Sari dan Pak Engkos untuk persiapan itu. Jadi memang momentumnya pas,” tutur Pak Wibi.

Menurut Pak Engkos, industri perlu dilibatkan dalam penyusunan kurikulum agar membekali mahasiswa dengan mata kuliah yang dibutuhkan dalam industri. Hal ini diungkapkan ketika ia berdiskusi dengan pihak industri. Ia mengaku sempat berdiskusi dengan salah satu manajer di industri terkait kebutuhan Sumber Daya Manusia SDM.

“Orang industri mengatakan, itu semua lulusan komputer sains yang hebat-hebat itu rata-rata tidak bisa berkomunikasi, kaku, sama orang tidak pernah diskusi, kalau ada masalah langsung hajar,” tutur Pak Engkos mengisahkan.

Oleh karena itu, lanjutnya, ia berharap dalam kurikulum perlu disisipkan mata kuliah lain terkait dengan bisnis. “Tidak terlalu matematis, tapi terhadap dunia real itu lulusan bisa paham,” ungkapnya.

Terkait dengan penamaan mata kuliah yang harus relevan dengan kebutuhan dan kondisi saat ini, Pak Engkos memberikan saran agar mata kuliah tersebut menjadi indah untuk mahasiswa.

“Mahasiswa itu begitu melihat judulnya langsung loyo. Karena mereka mengikuti pelajaran dari mulai SD sampai SMA,” ujarnya. Oleh karena itu, lanjutnya, tantangan perguruan tinggi adalah bagaimana menyiapkan konten.

Ia memberi contoh mata kuliah Pendidikan Pancasila. “Di tempat saya itu mahasiswa membuat video tentang bagaimana menghilangkan korupsi. Dia bikin video tiga menit-tiga menit,” ungkapnya.

Mahasiswa mampu menceritakan korupsi menurut pemahaman mahasiswa dengan disertai video yang menggugah kesadaran. “Terus juga bagaimana Pancasila mereaktualisasi sesuai zamannya, membuat Pancasila itu menjadi enak diikuti oleh mahasiswa. Bagaimana mata kuliah Bahasa Indonesia diarahkan agar mahasiswa menulis dengan baik dan benar,” ujarnya.

Tidak lagi memberikan pengajaran dengan materi lama. Saat ini zaman telah berubah. “Bayangkan, Gojek itu bisa menguasai satu juta lebih tukang ojek, tidak pernah mikirin asuransinya, tidak mikirin apa tapi bisa menguasai. Masa depan yang penting adalah hak aksesnya, gak perlu kita harus punya,” tuturnya panjang lebar memberikan contoh.

Ia menekankan agar dosen juga membekali mahasiswa dengan praktek-praktek di lapangan. “Kalau materinya ada di buku-buku lama semua itu ya, apa yang diomongkan dosen dengan yang ada di lapangan beda jauh,” tuturnya.

Untuk itu, ia berharap khusus pada mata kuliah dasar umum atau MKDU seperti Pancasila, Kewarganegaraan, Agama, dan Bahasa Indonesia perlu diubah caranya. “Nanti kita perlu sesi khusus untuk ini bagaimana mereaktualisasi Pancasila supaya lebih keren, nyaman, lebih enak diterima. Nah, di tempat saya namanya ditambah Character Building,” tuturnya.

Dengan penambahan nama Character Building pada nama mata kuliah Pancasila, misalnya, ia berharap setelah selesai mengikuti mata kuliah tersebut mahasiswa memiliki karakter yang lebih baik berdasarkan Pancasila. “Buat apa belajar agama kalau karakternya tidak dibangun baik? Jadi, arahnya ke situ,” pungkasnya. (SA/PSI).

UM– Masih dalam agenda webinar yang sama, usai membahas mengenai Perlindungan Hak Tenaga Kerja dan Kewajiban Pemberi Kerja, Program Studi (Prodi) S1 Manajemen Universitas Mulia Balikpapan melajutkan pembahasan dengan mengangkat tema “Mewujudkan SDM yang Unggul di Era Industri 4.0″. Menghadirkan Chairman HR Forum kota Balikpapan Adi Firdaus, Sabtu, 06 Maret.

Dalam webinar yang bukan hanya diikuti mahasiswa Universitas Mulia, melainkan juga mahasiswa dari berbagai daerah di Kalimantan serta siswa SMA/SMK ini, Adi Firdaus membahas mengenai cara membangun kapabilitas individu dalam menghadapi Era Industri 4.0.

Dihadapan ratusan peserta melalui aplikasi zoom juga siaran live Youtube dan Facebook, Director Ammar Learning Center ini mengawali dengan mengatakan bahwa perjalanan Era Industri 4.0 ini sangatlah panjang. “Bila dibilang perjalanan 4.0 ini sangat panjang, mulai dari tahun seribu enam ratus sekian hingga sekarang. Dan bila kita melihat didalam media massa dan literatur, ini sudah bukan lagi 4.0 tetapi masuk di era 5.0 dan 6.0.  Jadi sangat cepat perkembangan industri saat ini, dimana dibutuhakan kemampuan untuk menghadapi kondisi saat ini. Dan tentu ini juga menjadi suatu catatan penting bagi kita semua,” tuturnya.

Dalam paparanya, ia pun memberikan gambaran bagaimana dunia industri yang perlu dihadapi dan dipersiapkan khususnya oleh generasi muda saat ini. Ia menjelaskan, bahwa Revolusi Industri merupakan perubahan yang sangat besar dari cara manusia mengola sesuatu dan memproduksi barang dan jasa yang siap pakai, dimana perubahan ini mencakup seluruh bidang. Mulai dari pertanian, manufakturing, pertambagan, transportasi dan teknologi yang akhirnya berdampak terhadap kondisi sosial, ekonomi, dan budaya di dunia.

“Dengan munculnya revolusi industri ini memang sangat mempengaruhi seluruh aspek yang ada. Jadi tidak bisa kita abaikan dan kita harus mempersiapkan diri, bagaimana mengantisipasi dan menghadapi revolusi industri kedepan,” katanya.

Ia pun menceritakan terjadinya revolusi industri yang berkembang hingga saat ini. Dimana penyebab utamanya adalah gaya kapitalisme, dimana orang-orang kaya yang memili uang dan kekayaan memulai bisnis sendiri tanpa kontrol dari pemerintah.

“Adapun yang harus kita persiapkan dalam menghadapi era industri 4.0, yang pertama adalah mampu menyelesaikan masalah. Kemampuan kita untuk dapat berpikir jernih kemudian mendalami secara mendalam suatu masalah yang muncul dengan melakukan identifikasi melihat dan mendapatkan informasi yang lebih detail, kemudian memberikan suatu solusi dan mengevaluasi hingga sampai terhadap membentuk opini dalam menentukan apapun yang dapay menyelesaikan masalah. Ini adalah kapabilitas yang sangat penting. Dan bila kita tidak memiliki ini kita pasti akan tertinggal,” ungkapnya.

Kemudian yang kedua, katanya yakni berpikir kritis. “Ketika menghadapi suatu kendala, jangan hanya menerima saja, tetapi juga harus mencoba berpikir kristi terdapat apa yang kita terima. Agar kita bisa mendapatkan hasil yang baik. Kemudian tentu kreatif. Kita harus memiliki kemampuan untuk memiliki sesuatu yang baru atau kemampuan memperbaiki hal yang sudah ada untuk menjadi lebih baik lagi,” ujar Adi Firdaus.

Selain itu yang tidak kalah penting sebutnya, yakni Manajemen Personnel. “Ketika kelak kita akan menjadi pemimpin, harus mampu mengelola orang, mampu memiliki rasa taggung jawab, harus mampu memimpin dan mampu mengarahkan mau dibawa kemana organisasi atau mau dibawa kemana arah perusahaan ini,” sebutnya.

Kemampuan Manajemen Personnel ini, tambahnya dalam mengelola menjagak orang untuk lebih baik dan itulah kemampuan seorang pemimpin.  “Yang terpenting mampu berkomunikasi dengan baik dan mampu membuat area kerja kita menjadi nyaman,” tambahnya.

“Selanjutnya adalah Kecerdasan emosional, bagaimana kecerdasan kita mengelola emosi kita. Dan ini sangat mempengaruhi kita dalam bersikap, sehingga sangat berpengaruh pada pengambilan keputusan kita kelak,” lanjutnya.

Dan inilah beberapa hal yang harus dimiliki untuk menghadapi era industri 4.0. Yang terpenting, tegasnya, kunci agar Indonesia bisa berkembang adalah kembali lagi kepada individu yang sedang dijalani para siswa dan mahasiswa saat ini. “Bila mereka telah mampu, tentu akan berdampak sangat besar pada kemajuan dan perkembangan Indonesia tentunya,” terang  Adi Firdaus.

Sementara itu  Kaprodi S1 Manajemen Universitas Mulia, Linda Fauziyah Ariyani, S.Pd, M.Pd mengungkapkan bahwa Prodi S1 Manajemen Universitas Mulia sangat bangga bisa menghadirkan pembicara yang luar biasa seperti Adi Firdaus. Selain sebagai Chairman HR Forum Balikpapan, Linda menyebut, Adi Firdaus dulunya bekerja sebagai HR Manajer di PT Merdeka Copper Gold Tbk (Merdeka) yang merupakan perusahan pertambangan terbesar di Indonesia. “Ia adalah pakar dibidang SDM, saat ini menjadi konsultan SDM dan menjadi Director Ammar Learning Center dan PT Ammar Abikara Indonesia,” katanya.

“Sungguh kehadiran beliau sangat memberikan manfaat, banyak ilmu dan pesan yang ia berikan untuk semua peserta, bukan hanya untuk mahasiswa kami tetapi mahasiswa lain serta para siswa yang kelak akan melanjutkan ke perguruan tinggi dan tentunya akan ada di fase untuk berada di industri,” terang Linda.

“Ia banyak memberikan pesan agar mahasiswa dapat membangun kapabilitasnya di era industri 4.0. Karena semaju apapun teknologinya nanti, sebagai pelaku SDM harus membangun kapabilitas. Orang yang memiliki kapabilitas dalam keadaan apapun, mereka akan tetap bisa bertahan,” tambahnya.

Linda mengatakan, tujuan Universitas Mulia menghadirkan para praktisi adalah sebagai bagian atau upaya membangun kapabilitas tersebut, agar lebih dekat mengetahui apa yang dibutuhkan oleh industri saat ini.

Untuk diketahui, tambah Linda dalam webinar ini, diikuti 190 lebih peserta. Dimana bukan hanya diikuti mahasiswa Universitas Mulia, tetapi juga ada dari Tarakan, Banjarmasin serta Samarinda. “Jadi 190an peserta hadir dalam zoom, sementara seratus peserta lainnya menyaksikan Live di Youtube dan Facebook, jadi ada total keseluruhan sekitar 300 peserta. Bahkan dalam satu komentar, ada mahasiswa dari universitas lain yang sangat menunggu selalu agenda yang dibuat oleh Universitas Mulia,” ujarnya.

Dirinya pun berharap, kedepan kegiatan webinar seperti ini dapat semakin banyak dilakukan Universitas Mulia khususnya Prodi S1 Manajemen. “Dan kita bisa memberikan kesempatan ke masyarakat yang lebih luas lagi untuk ikut belajar bersama dengan Universitas Mulia dan tumbuh bersama. Universitas Mulia akan terus menghadirkan tema-tema yang menarik dan menghadirkan para ahli agar seluruh masyarakat khususnya pelajar Indonesia agar dapat belajar bersama,” pungkasnya. (mra)

UM– Mengusung Tema “Perlindungan Hak Tenaga Kerja dan Kewajiban Pemberi Kerja” Program Studi (Prodi) S1 Manajemen Universitas Mulia Balikpapan kembali menggelar webinar dengan menghadirkan narasumber dari BPJS Ketenagakerjaan.

Dengan menghadirkan pakar dibidang ketenagakerjaan, Universitas Mulia ingin menjawab semua permasalahan yang sedang ramai dibahas di masyarakat saat ini. Dalam webinar yang digelar pada Sabtu, 06 Maret ini, hadir Kepala Bidang Kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan (BPJS-TK) Kota Balikpapan, Murniati.

Kaprodi S1 Manajemen Universitas Mulia, Linda Fauziyah Ariyani, S.Pd, M.Pd mengatakan, tema ini diangkat karena selain mahasiswa Universitas Mulia banyak yang berstatus pekerja dan magang. Selain itu perlindungan terhadap tenaga kerja merupakan hal yang paling utama untuk diketahui bila seseorang memasuki dunia kerja.

“Tema yang kita diangkat ini memang sedang ramai dibahas, dimana di Universitas Mulia juga banyak yang pekerja dan juga berstatus magang, maka mereka perlu belajar dari sumbernya langsung, tentang hak-hak pekerja. Maka kita hadirkan Ibu Murniati ini,” kata Linda Fauziyah.

Dalam pemaparannya kata Linda, Ibu Murni banyak menjelaskan terkait jaminan apa saja yang harus dimiliki para pekerja dan apa saja manfaatnya, hingga kerugian apa saja yang didapat bila pekerja tidak dilindungi. Ia juga, katanya, banyak menunjukkan kasus-kasus yang ada di Balikapapan. Dimana akhirnya para mahasiswa sadar akan pentingnya jaminan sosial sehingga membuat mereka langsung ikut memilih bergabung dengan BPJS Ketenagakerjaan secara mandiri.

Dan karena antusiasme mahasiswa Universitas Mulia yang sangat tinggi ini pula, kata Linda, maka Ibu Murni pun menawarkan kerjasama kepada mahasiswa untuk ikut menjadi Agen Perisai yang tugasnya mensosialisasikan program-program BPJS Ketenagakerjaan kepada masyarakat agar sadar akan pentingnya jaminan sosial bagi para pekerja. “Jadi mahasiswa Universitas Mulia akan menjadi kepanjangan tangan dari BPJS Ketenagakerjaan,” ungkap Linda.

Pihaknya pun, katanya, sudah secara resmi melakukan penandatanganan kerjasama. Dimana BPJS Ketenagakerjaan akan memberikan pelatihan khusus untuk para mahasiswa sebagai Agen Perisai. “Dan saat ini saya juga sudah mulai mendata berapa banyak mahasiswa yang ingin bergabung menjadi Agen Perisai ini,” ujarnya.

Selain kerjasama terkait program tersebut, sebut Linda, pihaknya dengan BPJS Ketenagakerjaan secara meluas juga bekerjasama terkait Tri Dharma Perguruan Tinggi, mulai dari Pengajaran, seperti menjadi pemateri di webinar atau kuliah umum untuk pengembangan SDM, kemudian penelitian dan juga pengabdian masyarakat. “Untuk pengabdian masyarakat inilah, mahasiswa dapat ikut mensosialisasikan program BPJS Ketenagakerjaan ke masyarakat. Dan mahasiswa juga bisa melakukan penelitian dimana BPJS Ketenagakerjaan sangat terbuka menerima mahasiswa kami,” sebutnya.

“Ibu Murni sangat mengapresiasi program yang dijalankan Universitas Mulia karena sangat peduli dengan pengembagan SDM, melalui pelatihan yang diberikan kepada mahasiswa khususnya tentang program BPJS Ketenagakerjaan, karena mahasiswa ini akan masuk di dunia kerja. Dan Universitas Mulia sangat paham apa yang dibutuhkan oleh mahasiswa karena belajarnya pun dapat secara langsung dengan para pakar atau praktisi,” tambahnya.

Terkait webinar, tambah Linda, pihknya akan semakin gencar menggelar secara rutin. “Kedepan, agenda webinar ini akan kita buat secara rutin setiap bulan dengan tema yang berbeda dan dengan narasumber yang juga berbeda. Para pakar atau praktisi dibidangnya. Karena di Universitas Mulia ini kita juga memiliki konsentrasi Business Innovation and Management, jadi dengan menghadirkan para pakar kita bisa menciptakan inovasi yang bisa dikembangkan mahasiswa dan meningkatkan pemahaman mereka diberbagai bidang khususnya,” lanjutnya.  

Sementara itu, dilain pihak, Murniati mengatakan, pada dasarnya ujung dari muara para siswa dan mahasiswa bersekolah maupun kuliah dalah untuk bekerja. Dimana selama ini yang diketahui oleh para pekerja khususnya yang baru akan bekerja selain tugas pekerjaan adalah menerima gaji. Sementara kita tidak tahu hak-hak apa saja yang bisa didapatkan oleh seorang calon pekerja bila sudah resmi masuk disebuah perusahaan.

“Harusnya kita tahu lebih dulu apa saja hak yang akan kita dapatkan bila nanti kita sudah bekerja. Salah satunya yang sangat penting harus kita pahami adalah hak perlindungan Jaminan Sosial. Dimana jaminan sosial ini meliputi jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian, jaminan pensiun hingga jaminan hari tua ketika kelak kita sudah tidak bisa bekerja. Maka saat memasuki dunia kerja, kita harus sudah mengetahui hak-hak apa saja yang bisa didapatkan saat bekerja,” ungkapnya.

Ia pun meminta para mahasiswa khususnya yang sudah bekerja untuk dari sekarag mengawal tempat kerjanya masing-masing. “Lihat di BPJS TK, ketahui semua apakah perusahaan membayar lancar apa tidak, upahnya lancar apa tidak. Kawal ini agar perusahaan bisa tertib administrasi dan peduli terhadap para pekerja,” katanya.

Ia pun menegaskan, bahwa Jaminan Sosial untuk para pekerja adalah kebutuhan utama, karena bila pekerja mengalami kecelakaan kerja, akan memerlukan biaya yang pastinya besar. “Jangan berpikir ini kebutuhan yang kesekian, karena ini menyagkut masa depan kita sendiri. Kesehatan pun juga sebagai kebutuhan utama, hingga jaminan hari tua pun sama. Maka sebagai pekerja kita sangat harus punya. Bahkan mahasiswa pencinta alam pun perlu mengikuti program BPJS Ketenagakerjaan,” terangnya.

Dalam closing statementnya pun, dia menyebut, tidak akan ada keadila sosial bila tidak memiliki Jaminan Sosial. “Kita tidak akan sejahtera bila tidak memiliki jaminan sosial. Jaminan sosial adalah hal yang sangat penting dalam kehiduapan kita, baik sebagai pekerja maupun sebagai warga negara Indonesia. Dimana pemerintah sudah meyiapkan jaminan sosial baik dari BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan. Maka mari berpikirlah cerdas untuk masa depan kita, dan untuk warisan bagi kelurga kita atau hingga masa tua kita. Utamakan keselamatan kerja dan pelindunganya adalah jaminan sosial,” pesannya. (mra)

Pelaksanaan Raker 2021 hari kedua, Kamis (25/2). Foto: Media Kreatif

UM – Rapat Kerja 2021 Yayasan Airlangga pada hari kedua akhirnya menghasilkan beberapa keputusan penting yang harus ditindaklanjuti. Di antaranya adalah penerapan E-Kinerja, Program Kerja Rekomendasi serta Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan RKAT. Rapat Kerja bertempat di Aula Kampus Cheng Ho Universitas Mulia, Jalan Letjen Zaini Azhar Maulani Damai Bahagia, Kamis (25/2).

Manager Pendidikan Yayasan Airlangga Dr. Agung Sakti Pribadi, S.H, M.H mengatakan bahwa pada kesempatan ini ada sedikit tambahan terkait dengan E-Kinerja. “E-Kinerja ada sedikit beberapa hal yang belum disampaikan, yang masih bisa didiskusikan lebih lanjut. Masing-masing punya level,” tuturnya saat menutup Raker yang berakhir sore pukul 15.00 Wita.

Pak Agung menerangkan bahwa saat ini sedang membangun Sumber Daya Manusia, maka masukan-masukan dari karyawan menjadi bagian penting agar memiliki sistem yang terbaik.

“Sistem yang kita buat ini masih terbuka untuk dikembangkan. Semua E-Kinerja yang sedang dibangun ini masih terbuka. Harapan saya setelah tiga bulan, kita dapatkan formulanya. Mudah-mudahan cocok,” tutur Pak Agung.

Ia berharap, dapat mengoptimalkan potensi SDM yang sudah ada untuk mengembangkan sistem yang mampu membantu dalam pengambilan keputusan penilaian setiap karyawan sesuai dengan kebutuhan. “Bagaimana memandang bahwa setiap karyawan akan meningkatkan kinerjanya yang berbeda-beda (sesuai level), juga ada reward and punishment,” harapnya.

Menurutnya, dengan sistem E-Kinerja tersebut akan lebih fair menilai prestasi kinerja setiap karyawan di berbagai level atau jenjang. “Sampai tiga bulan ke depan kita masih menerima masukan dari karyawan sebelum menjadi sebuah dokumen lengkap,” tutur Pak Agung.

Terkait dengan pelaksanaan Raker, Pak Agung cukup surprise mengingat untuk pertama kalinya peserta mengikuti dari beberapa kota. Selain dari Balikpapan dan Samarinda, juga ada peserta dari Surabaya, Jogja, dan Jakarta.

Pak Agung mengingatkan, saat ini sudah banyak beredar perangkat teknologi yang bisa dimanfaatkan untuk membantu berbagai keperluan, seperti untuk Raker. “Teknologinya sebenarnya sudah lama, tapi kita baru memulai kebiasaan baru, baru mengalami langsung,” ungkapnya.

Salah satu penerapan teknologi yang baru saja dimanfaatkan oleh Universitas Mulia adalah Diskusi Terbatas Sharing Kebijakan dan Implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka dengan mengundang narasumber dua orang Doktor dan empat orang Profesor beberapa waktu yang lalu.

Pelaksanaan Raker 2021 hari kedua, Kamis (25/2). Foto: Media Kreatif

Pelaksanaan Raker 2021 hari kedua, Kamis (25/2). Foto: Media Kreatif

Sementara itu, Ketua Yayasan Airlangga Ibu Hj. Mulia Hayati Deviantie, pada kesempatan penutupan Raker 2021 ini tampak hadir menutup kegiatan. “Ibu mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya bahwa semua jajaran ini bersemangat dan berkomitmen, itu yang penting,” tutur Ibu Mulia di Aula Kampus Cheng Ho, setibanya dari Jakarta.

“Ibu juga sepintas melihat hasil rapat ini ada kemajuan bahwa setiap yang direncanakan ada komitmen untuk melaksanakan,” tutur Ibu Mulia. Ia berharap, seluruh karyawan tidak ragu-ragu dalam menerapkan rencana kerja yang telah disusun sebagai sebuah janji. “Janji itu seperti utang,” tuturnya.

“Dengan mengucapkan terima kasih bahwa rapat ini telah diselenggarakan dengan baik dan pesertanya juga semangat. Mudah-mudahan ini merupakan rasa syukur yang tumbuh dari dalam hati, setiap apa yang kita kerjakan harus kita syukuri,” tuturnya. Ia berpesan, dengan rasa syukur yang tumbuh dalam hati, karyawan akan selalu bersemangat sehingga hilang rasa kecewa dan capek. (SA/PSI)

Suasana Raker 2021 yang berlangsung di Aula Kampus Cheng Ho Universitas Mulia, Rabu (24/2). Foto: Nadya

UM – Learning Management System LENTERA garapan Universitas Mulia menjadi salah satu Program Kerja unggulan tahun ini. Beberapa program kerja mulai diperkenalkan pada seluruh pimpinan devisi di lingkungan Yayasan Airlangga pada Rapat Kerja 2021 yang berlangsung daring maupun luring di Kampus Cheng Ho, Jalan Letjen Zaini Azhar Maulani Damai Bahagia, Rabu (24/2).

Rapat yang dibuka Ketua Yayasan Airlangga Ibu Hj. Mulia Hayati Deviantie secara daring dari Jakarta ini diikuti 60 lebih peserta offline dan 30 orang peserta online lewat aplikasi Zoom Meeting.

“Mohon maaf, saya tidak dapat hadir karena ada keperluan yang mendesak di Jakarta, semoga pelaksanaan Raker dapat berjalan dengan lancar dan menghasilkan keputusan-keputusan yang baik untuk kemajuan kita bersama,” tutur Ibu Mulia lewat aplikasi Zoom Meeting.

Manager Pendidikan Yayasan Airlangga Dr. Agung Sakti Pribadi, S.H., M.H. mengatakan bahwa raker ini dapat menghasilkan pemikiran yang strategis untuk perkembangan dan kemajuan masing-masing devisi.

“Saya Insyaallah tidak akan berhenti untuk terus menyekolahkan S3, karena di balik gelar itu, saya menginginkan kompetensi dilakukan di mana saja, bukankah platform Pendidikan yang ada sekarang itu gratis, ada dimana-mana,” tutur Pak Agung Sakti dalam sambutannya.

Dari kanan ke kiri Manager Pendidikan Yayasan Airlangga Dr. Agung Sakti Pribadi, S.H., M.H., Ibu Elly Safitri mewakili Ibu Mulia Hayati Ketua Yayasan, dan Yusuf Wibisono, S.E., M.T.I Ketua Panitia Raker 2021. Foto: Nadya

Dari kanan ke kiri Manager Pendidikan Yayasan Airlangga Dr. Agung Sakti Pribadi, S.H., M.H., Ibu Elly Safitri mewakili Ibu Mulia Hayati Ketua Yayasan, dan Yusuf Wibisono, S.E., M.T.I Ketua Panitia Raker 2021. Foto: Nadya

Suasana Raker 2021 yang berlangsung di Aula Kampus Cheng Ho Universitas Mulia, Rabu (24/2). Foto: Nadya

Suasana Raker 2021 yang berlangsung di Aula Kampus Cheng Ho Universitas Mulia, Rabu (24/2). Foto: Nadya

Menurutnya, setidaknya ada 25 layanan pendidikan online. “Seperti Udemy, Coursera, kebanyakan dari luar negeri, maka Bapak/ibu mudah-mudahan kita perlahan menuju ke sana,” tuturnya.

Ia menuturkan, visi yang ditetapkan Universitas Mulia 5 tahun ke depan adalah memperkuat tata kelola. “Kita tahu bahwa lemahnya tata kelola kita disebabkan karena belum terintegrasi, kalaupun ada data, muncul data masing-masing. Titik A, titik B, titik C, jalan masing-masing, tidak terintegrasi,” sebutnya.

“Saya sangat berharap pada raker ini muncul pemikiran-pemikiran strategis dari masing-masing peserta untuk perkembangan dan kemajuan devisi, misalnya saja, saat mengajar dan membuat video tutorial, bisa berkolaborasi dengan guru atau dosen yang lain untuk memperkaya wawasan,” tuturnya.

Menurutnya, saat ini materi kegiatan belajar mengajar sudah banyak yang tersedia di Internet dengan kualitas pengajaran yang sangat baik. Untuk itu, dosen atau guru yang memiliki kompetensi yang sama bisa saling berkolaborasi berbagi materi pembelajaran.

“Mudah-mudahan dengan raker ini kita membuka wawasan bahwa kita tidak bisa berdiri sendiri. Kita harus berkolaborasi dengan kekuatan masing-masing,” harapnya.

Hal ini selaras dengan Raker yang memiliki tema Dengan Sistem IT Terintegrasi serta tersedianya SDM Berkualitas, Kita Wujudkan Percepatan Institusi Berbasis Digital yang Tangguh dan Kompetetif. Raker diikuti seluruh devisi di lingkungan Yayasan Airlangga, baik Devisi Pendidikan Menengah yang terdiri atas SMP Plus Airlangga, SMK Airlangga, SMK Kesehatan Airlangga, dan SMKTI Airlangga Samarinda, maupun Devisi Pendidikan Tinggi yakni Universitas Mulia.

Sementara itu, salah satu Program Kerja Rekomendasi yang saat ini tengah dikembangkan adalah LENTERA atau Learning Management System LMS Airlangga.

“Yang pertama latar belakang dikembangkannya LENTERA ini adalah tuntutan kebutuhan. Yang kedua adalah Universitas Mulia belum memiliki Elearning,” tutur Yusuf Wibisono, Ketua Tim Pengembangan LENTERA. Menurutnya, Google Classroom masih jauh dari kebutuhan.

“Jadi, goal kita membangun LENTERA ini tolok ukurnya adalah bisa menggantikan pertemuan tatap muka ketika diperlukan,” ungkap Wibisono. “Kualitasnya bisa menggantikan pertemuan fisik, apalagi dipadukan dengan pertemuan fisik,” tambahnya.

Ia berharap, LENTERA mampu menggantikan pertemuan fisik di kelas sesuai yang diharapkan, baik dari sisi kualitas dan capaian pembelajaran.

Meski demikian, menurutnya, untuk mencapai tujuan penerapan LENTERA tersebut harus mendapatkan dukungan dari seluruh stakeholder. “Critical Factor pertama itu adalah jaringan Internet harus bagus, Insyaallah untuk saat ini relative bagus,” ungkapnya.

“Yang kedua adalah ada komitmen yang jelas dari Program Studi. Meskipun LENTERA jalan bagus, tapi tidak ada Policy atau kebijakan tentang kewajiban bagi dosen untuk menggunakan, ya buat apa?” ujar Pak Wibi. Untuk itu, ia berharap pekan depan pengembangan protoype LENTERA dapat dilihat dan dicoba sesuai milestone yang sudah direncanakan.

Raker dilanjutkan esok hari Kamis (25/2) di tempat dan waktu yang sama membahas Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan RKAT. (SA/PSI)

Rapat Koordinasi Panitia Raker 2021 Yayasan Airlangga, Senin (22/2). Foto: PSI

UM – Universitas Mulia bersama seluruh divisi akan mengikuti Rapat Kerja Yayasan Airlangga Tahun 2021 membahas Rekomendasi dan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan atau RKAT. Rapat yang akan diikuti peserta dari Balikpapan dan Samarinda ini diselenggarakan daring dan luring selama dua hari, 24-25 Februari 2021.

“Raker ini akan memperkenalkan Program Rekomendasi yang sudah dibahas di rapat sebelumnya, ada 11 Program Rekomendasi yang kita sepekati bersama, baik program yang sedang berjalan saat ini seperti Learning Management System, maupun yang masih dalam tahap perencanaan seperti Program Kampus Merdeka dan Kampus Terpadu, tetapi semua program sudah dalam tahap perencanaan sehingga tahun  ini diharapkan dapat kita wujudkan,” ungkap Ketua Panitia Yusuf Wibisono, M.T.I yang juga Wakil Rektor Bidang Akademik Universitas Mulia.

Sebelas Program Rekomendasi tersebut antara lain terkait dengan LMS, Video Tutorial, Tim Akreditasi, Tim Jabatan Fungsional dan Sertifikasi Dosen, Tim Program Studi Kedokteran, Tim Kampus Terpadu, Revisi Kurikulum Kampus Merdeka, Kewajiban Dosen Mengajar di Sekolah Menengah, Anggaran berbasis Akreditasi, Membuat Profile Video masing-masing Program Studi, dan Pembuatan Apps Pengembangan Aplikasi Terpadu.

“Hari pertama kita akan memperkenalkan 11 Program Rekomendasi, diperkirakan satu hari dari pagi pukul 7.30 Wita sampai dengan pukul 15.10 Wita selesai. Apa saja detail Program Rekomendasi tersebut kita tunggu saja. Pada hari berikutnya membahas mengenai RKAT,” tuturnya.

Secara keseluruhan, ia berharap pelaksanaan Raker 2021 besok dapat berjalan dengan aman, sukses, dan lancar. “Semoga, seluruh peserta diberikan keselamatan dalam perjalanan tugas, diberikan kesehatan dan kesempatan mengikuti Raker besok dengan baik. Jangan lupa seluruh peserta tetap disiplin mengikuti protokol kesehatan,” tuturnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, menindaklanjuti Pra Raker yang diadakan 17-19 Desember 2020 yang lalu, Raker yang direncanakan berlangsung pada bulan Januari 2021 ini mengalami penundaan mengingat pandemik Covid-19. Raker akan yang diikuti jajaran pimpinan baik dari Yayasan Airlangga, Universitas Mulia, SMK Airlangga Balikpapan, SMK Kesehatan, SMP Plus Airlangga, dan SMK TI Airlangga Samarinda ini, selain melaksanakan raker tatap muka terbatas di Kampus Cheng Ho juga disiarkan terbatas menggunakan aplikasi Zoom Meeting. (SA/PSI)

 

Rektor Dr. Agung Sakti Pribadi, S.H., M.H. bersama Wakil Rektor I Bidang Akademik Yusuf Wibisono, M.T.I. saat menandatangani MoU di Ruang Rektor Universitas Mulia, Rabu (17/2). Foto: Nadya

UM – Universitas Mulia menandatangani kerjasama dengan Universiti Malaysia Sabah (UMS), Universitas Mulawarman, Universiti Malaysia Sarawak (UNIMAS) dan Universiti Teknologi Brunei UTB. Kelima universitas secara resmi menandatangani Memorandum of Understanding menandai awal kerjasama dan kolaborasi antar perguruan tinggi selama 5 tahun ke depan, Rabu (17/2) pagi.

Rektor Universitas Mulia Dr. Agung Sakti Pribadi, S.H., M.H. menyambut baik kerjasama tersebut. Ia berharap kerjasama ini dapat meningkatkan kerjasama dan kolaborasi antar perguruan tinggi berbasis informatika dan komputer di Borneo.

“Era sekarang ini adalah era kolaborasi. Saya menyambut baik dan tentu sangat berharap kerjasama ini menjadi salah satu upaya yang konstruktif untuk meningkatkan pendidikan, penelitian dan kerjasama antar perguruan tinggi,” tutur Dr. Agung Sakti Pribadi.

Sementara itu, Wakil Rektor I Bidang Akademik Yusuf Wibisono, M.T.I. yang turut mendampingi mengatakan bahwa UMS telah melakukan penjajakan sejak kurang lebih satu tahun yang lalu.

“Sesuai dengan pertemuan sebelumnya, kita telah melakukan penjajakan dengan perguruan tinggi terkait. Hari ini Pak Rektor telah melakukan penandatanganan MoU sebagai awal dimulainya kerjasama dalam bidang pendidikan, pertukaran pelajar, kolaborasi penelitian, dan kolaborasi dalam rangka meningkatkan mutu lulusan,” tutur Yusuf Wibisono.

Yusuf Wibisono mengatakan bahwa perguruan tinggi yang tergabung dalam kerjasama tersebut sepakat mendirikan konsorsium yang selanjutnya disebut Konsortium Komputeran dan Informatik Borneo atau KKIB.

“Nama konsorsium dalam Bahasa Melayu Malaysia, Konsortium Komputeran dan Informatik Borneo atau KKIB, kurang lebih Konsorsium Perguruan Tinggi Informatika dan Komputer yang ada di Pulau Borneo,” ungkapnya.

Rektor Dr. Agung Sakti Pribadi, S.H., M.H. bersama Wakil Rektor I Bidang Akademik Yusuf Wibisono, M.T.I. saat menandatangani MoU di Ruang Rektor Universitas Mulia, Rabu (17/2). Foto: Nadya

Rektor Dr. Agung Sakti Pribadi, S.H., M.H. bersama Wakil Rektor I Bidang Akademik Yusuf Wibisono, M.T.I. saat menandatangani MoU di Ruang Rektor Universitas Mulia, Rabu (17/2). Foto: Nadya

“Konsorsium ini berlaku mulai saat ini sampai dengan lima tahun ke depan, tentu ini diharapkan dapat kita ambil manfaatnya untuk meningkatkan kualitas tri dharma perguruan tinggi di Universitas Mulia, ini kesempatan kita untuk belajar mengembangkan diri,” tutur Yusuf Wibisono.

Seperti diberitakan sebelumnya, UMS telah melakukan penjajakan dengan menghubungi Universitas Mulia pada bulan April 2020 yang lalu untuk menjalin kerjasama di bidang pendidikan dan penelitian.

UMS merupakan salah satu universitas negeri ternama di Malaysia yang berdiri sejak tahun 1994. Hingga tahun 2017, universitas yang ada di Kota Kinabalu Sabah Malaysia ini tercatat telah menghasilkan lulusan sebanyak 15.817 Sarjana, 2.805 Magister, dan 620 Doktor.

Perguruan tinggi yang tergabung dalam konsorsium KKIB telah melakukan penandatanganan Letter of Intent pada 18 Mei 2020 yang lalu secara daring menggunakan aplikasi Zoom Meeting.

“Pertemuan intensif telah kami lakukan dengan Dr. Muzaffar bin Hamzah dari UMS serta tim dari universitas lainnya untuk mematangkan kerjasama, dan pada 17 Agustus yang lalu draf Nota Kesepahaman telah dikirimkan UMS dan telah kami pelajari bersama,” ungkap Yusuf Wibisono.

Salah satu Rencana Strategis KKIB di bidang akademik adalah pertukaran mahasiswa (Student Exchange) baik jangka pendek dalam 1-3 minggu maupun jangka panjang dalam 1-2 semester.

Termasuk sharing program pembelajaran virtual, baik menggunakan MOOC (Massive Online Open Course), LMS (Learning Management System), hybrid atau Blended Learningonline courses yang saat ini tidak memungkinkan belajar di kampus secara fisik karena pandemik Covid-19.

Pertemuan untuk mematangkan kerjasama dalam konsorsium terus dilanjutkan pada September 2020 yang lalu. Kerjasama diharapkan ke depan akan sangat relevan dengan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Kemdikbud RI, seperti kerjasama pertukaran mahasiswa dan pembelajaran dengan Blended Learning.

“Di dalam program Merdeka Belajar Kampus Merdeka mahasiswa diharapkan mengambil mata kuliah di luar Universitas Mulia, bisa di luar kampus di perguruan tinggi lain, di komunitas, masyarakat, atau pun di industri untuk belajar selama 1-2 semester,” tuturnya.

Dengan demikian, KKIB dapat mengakomodasi MBKM sehingga memberikan manfaat yang lebih luas bagi masing-masing perguruan tinggi. Kerjasama diharapkan dapat berjalan sesuai dengan rencana. (SA/PSI)