UM– Mengusung Tema “Perlindungan Hak Tenaga Kerja dan Kewajiban Pemberi Kerja” Program Studi (Prodi) S1 Manajemen Universitas Mulia Balikpapan kembali menggelar webinar dengan menghadirkan narasumber dari BPJS Ketenagakerjaan.

Dengan menghadirkan pakar dibidang ketenagakerjaan, Universitas Mulia ingin menjawab semua permasalahan yang sedang ramai dibahas di masyarakat saat ini. Dalam webinar yang digelar pada Sabtu, 06 Maret ini, hadir Kepala Bidang Kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan (BPJS-TK) Kota Balikpapan, Murniati.

Kaprodi S1 Manajemen Universitas Mulia, Linda Fauziyah Ariyani, S.Pd, M.Pd mengatakan, tema ini diangkat karena selain mahasiswa Universitas Mulia banyak yang berstatus pekerja dan magang. Selain itu perlindungan terhadap tenaga kerja merupakan hal yang paling utama untuk diketahui bila seseorang memasuki dunia kerja.

“Tema yang kita diangkat ini memang sedang ramai dibahas, dimana di Universitas Mulia juga banyak yang pekerja dan juga berstatus magang, maka mereka perlu belajar dari sumbernya langsung, tentang hak-hak pekerja. Maka kita hadirkan Ibu Murniati ini,” kata Linda Fauziyah.

Dalam pemaparannya kata Linda, Ibu Murni banyak menjelaskan terkait jaminan apa saja yang harus dimiliki para pekerja dan apa saja manfaatnya, hingga kerugian apa saja yang didapat bila pekerja tidak dilindungi. Ia juga, katanya, banyak menunjukkan kasus-kasus yang ada di Balikapapan. Dimana akhirnya para mahasiswa sadar akan pentingnya jaminan sosial sehingga membuat mereka langsung ikut memilih bergabung dengan BPJS Ketenagakerjaan secara mandiri.

Dan karena antusiasme mahasiswa Universitas Mulia yang sangat tinggi ini pula, kata Linda, maka Ibu Murni pun menawarkan kerjasama kepada mahasiswa untuk ikut menjadi Agen Perisai yang tugasnya mensosialisasikan program-program BPJS Ketenagakerjaan kepada masyarakat agar sadar akan pentingnya jaminan sosial bagi para pekerja. “Jadi mahasiswa Universitas Mulia akan menjadi kepanjangan tangan dari BPJS Ketenagakerjaan,” ungkap Linda.

Pihaknya pun, katanya, sudah secara resmi melakukan penandatanganan kerjasama. Dimana BPJS Ketenagakerjaan akan memberikan pelatihan khusus untuk para mahasiswa sebagai Agen Perisai. “Dan saat ini saya juga sudah mulai mendata berapa banyak mahasiswa yang ingin bergabung menjadi Agen Perisai ini,” ujarnya.

Selain kerjasama terkait program tersebut, sebut Linda, pihaknya dengan BPJS Ketenagakerjaan secara meluas juga bekerjasama terkait Tri Dharma Perguruan Tinggi, mulai dari Pengajaran, seperti menjadi pemateri di webinar atau kuliah umum untuk pengembangan SDM, kemudian penelitian dan juga pengabdian masyarakat. “Untuk pengabdian masyarakat inilah, mahasiswa dapat ikut mensosialisasikan program BPJS Ketenagakerjaan ke masyarakat. Dan mahasiswa juga bisa melakukan penelitian dimana BPJS Ketenagakerjaan sangat terbuka menerima mahasiswa kami,” sebutnya.

“Ibu Murni sangat mengapresiasi program yang dijalankan Universitas Mulia karena sangat peduli dengan pengembagan SDM, melalui pelatihan yang diberikan kepada mahasiswa khususnya tentang program BPJS Ketenagakerjaan, karena mahasiswa ini akan masuk di dunia kerja. Dan Universitas Mulia sangat paham apa yang dibutuhkan oleh mahasiswa karena belajarnya pun dapat secara langsung dengan para pakar atau praktisi,” tambahnya.

Terkait webinar, tambah Linda, pihknya akan semakin gencar menggelar secara rutin. “Kedepan, agenda webinar ini akan kita buat secara rutin setiap bulan dengan tema yang berbeda dan dengan narasumber yang juga berbeda. Para pakar atau praktisi dibidangnya. Karena di Universitas Mulia ini kita juga memiliki konsentrasi Business Innovation and Management, jadi dengan menghadirkan para pakar kita bisa menciptakan inovasi yang bisa dikembangkan mahasiswa dan meningkatkan pemahaman mereka diberbagai bidang khususnya,” lanjutnya.  

Sementara itu, dilain pihak, Murniati mengatakan, pada dasarnya ujung dari muara para siswa dan mahasiswa bersekolah maupun kuliah dalah untuk bekerja. Dimana selama ini yang diketahui oleh para pekerja khususnya yang baru akan bekerja selain tugas pekerjaan adalah menerima gaji. Sementara kita tidak tahu hak-hak apa saja yang bisa didapatkan oleh seorang calon pekerja bila sudah resmi masuk disebuah perusahaan.

“Harusnya kita tahu lebih dulu apa saja hak yang akan kita dapatkan bila nanti kita sudah bekerja. Salah satunya yang sangat penting harus kita pahami adalah hak perlindungan Jaminan Sosial. Dimana jaminan sosial ini meliputi jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian, jaminan pensiun hingga jaminan hari tua ketika kelak kita sudah tidak bisa bekerja. Maka saat memasuki dunia kerja, kita harus sudah mengetahui hak-hak apa saja yang bisa didapatkan saat bekerja,” ungkapnya.

Ia pun meminta para mahasiswa khususnya yang sudah bekerja untuk dari sekarag mengawal tempat kerjanya masing-masing. “Lihat di BPJS TK, ketahui semua apakah perusahaan membayar lancar apa tidak, upahnya lancar apa tidak. Kawal ini agar perusahaan bisa tertib administrasi dan peduli terhadap para pekerja,” katanya.

Ia pun menegaskan, bahwa Jaminan Sosial untuk para pekerja adalah kebutuhan utama, karena bila pekerja mengalami kecelakaan kerja, akan memerlukan biaya yang pastinya besar. “Jangan berpikir ini kebutuhan yang kesekian, karena ini menyagkut masa depan kita sendiri. Kesehatan pun juga sebagai kebutuhan utama, hingga jaminan hari tua pun sama. Maka sebagai pekerja kita sangat harus punya. Bahkan mahasiswa pencinta alam pun perlu mengikuti program BPJS Ketenagakerjaan,” terangnya.

Dalam closing statementnya pun, dia menyebut, tidak akan ada keadila sosial bila tidak memiliki Jaminan Sosial. “Kita tidak akan sejahtera bila tidak memiliki jaminan sosial. Jaminan sosial adalah hal yang sangat penting dalam kehiduapan kita, baik sebagai pekerja maupun sebagai warga negara Indonesia. Dimana pemerintah sudah meyiapkan jaminan sosial baik dari BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan. Maka mari berpikirlah cerdas untuk masa depan kita, dan untuk warisan bagi kelurga kita atau hingga masa tua kita. Utamakan keselamatan kerja dan pelindunganya adalah jaminan sosial,” pesannya. (mra)

Pelaksanaan Raker 2021 hari kedua, Kamis (25/2). Foto: Media Kreatif

UM – Rapat Kerja 2021 Yayasan Airlangga pada hari kedua akhirnya menghasilkan beberapa keputusan penting yang harus ditindaklanjuti. Di antaranya adalah penerapan E-Kinerja, Program Kerja Rekomendasi serta Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan RKAT. Rapat Kerja bertempat di Aula Kampus Cheng Ho Universitas Mulia, Jalan Letjen Zaini Azhar Maulani Damai Bahagia, Kamis (25/2).

Manager Pendidikan Yayasan Airlangga Dr. Agung Sakti Pribadi, S.H, M.H mengatakan bahwa pada kesempatan ini ada sedikit tambahan terkait dengan E-Kinerja. “E-Kinerja ada sedikit beberapa hal yang belum disampaikan, yang masih bisa didiskusikan lebih lanjut. Masing-masing punya level,” tuturnya saat menutup Raker yang berakhir sore pukul 15.00 Wita.

Pak Agung menerangkan bahwa saat ini sedang membangun Sumber Daya Manusia, maka masukan-masukan dari karyawan menjadi bagian penting agar memiliki sistem yang terbaik.

“Sistem yang kita buat ini masih terbuka untuk dikembangkan. Semua E-Kinerja yang sedang dibangun ini masih terbuka. Harapan saya setelah tiga bulan, kita dapatkan formulanya. Mudah-mudahan cocok,” tutur Pak Agung.

Ia berharap, dapat mengoptimalkan potensi SDM yang sudah ada untuk mengembangkan sistem yang mampu membantu dalam pengambilan keputusan penilaian setiap karyawan sesuai dengan kebutuhan. “Bagaimana memandang bahwa setiap karyawan akan meningkatkan kinerjanya yang berbeda-beda (sesuai level), juga ada reward and punishment,” harapnya.

Menurutnya, dengan sistem E-Kinerja tersebut akan lebih fair menilai prestasi kinerja setiap karyawan di berbagai level atau jenjang. “Sampai tiga bulan ke depan kita masih menerima masukan dari karyawan sebelum menjadi sebuah dokumen lengkap,” tutur Pak Agung.

Terkait dengan pelaksanaan Raker, Pak Agung cukup surprise mengingat untuk pertama kalinya peserta mengikuti dari beberapa kota. Selain dari Balikpapan dan Samarinda, juga ada peserta dari Surabaya, Jogja, dan Jakarta.

Pak Agung mengingatkan, saat ini sudah banyak beredar perangkat teknologi yang bisa dimanfaatkan untuk membantu berbagai keperluan, seperti untuk Raker. “Teknologinya sebenarnya sudah lama, tapi kita baru memulai kebiasaan baru, baru mengalami langsung,” ungkapnya.

Salah satu penerapan teknologi yang baru saja dimanfaatkan oleh Universitas Mulia adalah Diskusi Terbatas Sharing Kebijakan dan Implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka dengan mengundang narasumber dua orang Doktor dan empat orang Profesor beberapa waktu yang lalu.

Pelaksanaan Raker 2021 hari kedua, Kamis (25/2). Foto: Media Kreatif

Pelaksanaan Raker 2021 hari kedua, Kamis (25/2). Foto: Media Kreatif

Sementara itu, Ketua Yayasan Airlangga Ibu Hj. Mulia Hayati Deviantie, pada kesempatan penutupan Raker 2021 ini tampak hadir menutup kegiatan. “Ibu mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya bahwa semua jajaran ini bersemangat dan berkomitmen, itu yang penting,” tutur Ibu Mulia di Aula Kampus Cheng Ho, setibanya dari Jakarta.

“Ibu juga sepintas melihat hasil rapat ini ada kemajuan bahwa setiap yang direncanakan ada komitmen untuk melaksanakan,” tutur Ibu Mulia. Ia berharap, seluruh karyawan tidak ragu-ragu dalam menerapkan rencana kerja yang telah disusun sebagai sebuah janji. “Janji itu seperti utang,” tuturnya.

“Dengan mengucapkan terima kasih bahwa rapat ini telah diselenggarakan dengan baik dan pesertanya juga semangat. Mudah-mudahan ini merupakan rasa syukur yang tumbuh dari dalam hati, setiap apa yang kita kerjakan harus kita syukuri,” tuturnya. Ia berpesan, dengan rasa syukur yang tumbuh dalam hati, karyawan akan selalu bersemangat sehingga hilang rasa kecewa dan capek. (SA/PSI)

Suasana Raker 2021 yang berlangsung di Aula Kampus Cheng Ho Universitas Mulia, Rabu (24/2). Foto: Nadya

UM – Learning Management System LENTERA garapan Universitas Mulia menjadi salah satu Program Kerja unggulan tahun ini. Beberapa program kerja mulai diperkenalkan pada seluruh pimpinan devisi di lingkungan Yayasan Airlangga pada Rapat Kerja 2021 yang berlangsung daring maupun luring di Kampus Cheng Ho, Jalan Letjen Zaini Azhar Maulani Damai Bahagia, Rabu (24/2).

Rapat yang dibuka Ketua Yayasan Airlangga Ibu Hj. Mulia Hayati Deviantie secara daring dari Jakarta ini diikuti 60 lebih peserta offline dan 30 orang peserta online lewat aplikasi Zoom Meeting.

“Mohon maaf, saya tidak dapat hadir karena ada keperluan yang mendesak di Jakarta, semoga pelaksanaan Raker dapat berjalan dengan lancar dan menghasilkan keputusan-keputusan yang baik untuk kemajuan kita bersama,” tutur Ibu Mulia lewat aplikasi Zoom Meeting.

Manager Pendidikan Yayasan Airlangga Dr. Agung Sakti Pribadi, S.H., M.H. mengatakan bahwa raker ini dapat menghasilkan pemikiran yang strategis untuk perkembangan dan kemajuan masing-masing devisi.

“Saya Insyaallah tidak akan berhenti untuk terus menyekolahkan S3, karena di balik gelar itu, saya menginginkan kompetensi dilakukan di mana saja, bukankah platform Pendidikan yang ada sekarang itu gratis, ada dimana-mana,” tutur Pak Agung Sakti dalam sambutannya.

Dari kanan ke kiri Manager Pendidikan Yayasan Airlangga Dr. Agung Sakti Pribadi, S.H., M.H., Ibu Elly Safitri mewakili Ibu Mulia Hayati Ketua Yayasan, dan Yusuf Wibisono, S.E., M.T.I Ketua Panitia Raker 2021. Foto: Nadya

Dari kanan ke kiri Manager Pendidikan Yayasan Airlangga Dr. Agung Sakti Pribadi, S.H., M.H., Ibu Elly Safitri mewakili Ibu Mulia Hayati Ketua Yayasan, dan Yusuf Wibisono, S.E., M.T.I Ketua Panitia Raker 2021. Foto: Nadya

Suasana Raker 2021 yang berlangsung di Aula Kampus Cheng Ho Universitas Mulia, Rabu (24/2). Foto: Nadya

Suasana Raker 2021 yang berlangsung di Aula Kampus Cheng Ho Universitas Mulia, Rabu (24/2). Foto: Nadya

Menurutnya, setidaknya ada 25 layanan pendidikan online. “Seperti Udemy, Coursera, kebanyakan dari luar negeri, maka Bapak/ibu mudah-mudahan kita perlahan menuju ke sana,” tuturnya.

Ia menuturkan, visi yang ditetapkan Universitas Mulia 5 tahun ke depan adalah memperkuat tata kelola. “Kita tahu bahwa lemahnya tata kelola kita disebabkan karena belum terintegrasi, kalaupun ada data, muncul data masing-masing. Titik A, titik B, titik C, jalan masing-masing, tidak terintegrasi,” sebutnya.

“Saya sangat berharap pada raker ini muncul pemikiran-pemikiran strategis dari masing-masing peserta untuk perkembangan dan kemajuan devisi, misalnya saja, saat mengajar dan membuat video tutorial, bisa berkolaborasi dengan guru atau dosen yang lain untuk memperkaya wawasan,” tuturnya.

Menurutnya, saat ini materi kegiatan belajar mengajar sudah banyak yang tersedia di Internet dengan kualitas pengajaran yang sangat baik. Untuk itu, dosen atau guru yang memiliki kompetensi yang sama bisa saling berkolaborasi berbagi materi pembelajaran.

“Mudah-mudahan dengan raker ini kita membuka wawasan bahwa kita tidak bisa berdiri sendiri. Kita harus berkolaborasi dengan kekuatan masing-masing,” harapnya.

Hal ini selaras dengan Raker yang memiliki tema Dengan Sistem IT Terintegrasi serta tersedianya SDM Berkualitas, Kita Wujudkan Percepatan Institusi Berbasis Digital yang Tangguh dan Kompetetif. Raker diikuti seluruh devisi di lingkungan Yayasan Airlangga, baik Devisi Pendidikan Menengah yang terdiri atas SMP Plus Airlangga, SMK Airlangga, SMK Kesehatan Airlangga, dan SMKTI Airlangga Samarinda, maupun Devisi Pendidikan Tinggi yakni Universitas Mulia.

Sementara itu, salah satu Program Kerja Rekomendasi yang saat ini tengah dikembangkan adalah LENTERA atau Learning Management System LMS Airlangga.

“Yang pertama latar belakang dikembangkannya LENTERA ini adalah tuntutan kebutuhan. Yang kedua adalah Universitas Mulia belum memiliki Elearning,” tutur Yusuf Wibisono, Ketua Tim Pengembangan LENTERA. Menurutnya, Google Classroom masih jauh dari kebutuhan.

“Jadi, goal kita membangun LENTERA ini tolok ukurnya adalah bisa menggantikan pertemuan tatap muka ketika diperlukan,” ungkap Wibisono. “Kualitasnya bisa menggantikan pertemuan fisik, apalagi dipadukan dengan pertemuan fisik,” tambahnya.

Ia berharap, LENTERA mampu menggantikan pertemuan fisik di kelas sesuai yang diharapkan, baik dari sisi kualitas dan capaian pembelajaran.

Meski demikian, menurutnya, untuk mencapai tujuan penerapan LENTERA tersebut harus mendapatkan dukungan dari seluruh stakeholder. “Critical Factor pertama itu adalah jaringan Internet harus bagus, Insyaallah untuk saat ini relative bagus,” ungkapnya.

“Yang kedua adalah ada komitmen yang jelas dari Program Studi. Meskipun LENTERA jalan bagus, tapi tidak ada Policy atau kebijakan tentang kewajiban bagi dosen untuk menggunakan, ya buat apa?” ujar Pak Wibi. Untuk itu, ia berharap pekan depan pengembangan protoype LENTERA dapat dilihat dan dicoba sesuai milestone yang sudah direncanakan.

Raker dilanjutkan esok hari Kamis (25/2) di tempat dan waktu yang sama membahas Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan RKAT. (SA/PSI)

Rapat Koordinasi Panitia Raker 2021 Yayasan Airlangga, Senin (22/2). Foto: PSI

UM – Universitas Mulia bersama seluruh divisi akan mengikuti Rapat Kerja Yayasan Airlangga Tahun 2021 membahas Rekomendasi dan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan atau RKAT. Rapat yang akan diikuti peserta dari Balikpapan dan Samarinda ini diselenggarakan daring dan luring selama dua hari, 24-25 Februari 2021.

“Raker ini akan memperkenalkan Program Rekomendasi yang sudah dibahas di rapat sebelumnya, ada 11 Program Rekomendasi yang kita sepekati bersama, baik program yang sedang berjalan saat ini seperti Learning Management System, maupun yang masih dalam tahap perencanaan seperti Program Kampus Merdeka dan Kampus Terpadu, tetapi semua program sudah dalam tahap perencanaan sehingga tahun  ini diharapkan dapat kita wujudkan,” ungkap Ketua Panitia Yusuf Wibisono, M.T.I yang juga Wakil Rektor Bidang Akademik Universitas Mulia.

Sebelas Program Rekomendasi tersebut antara lain terkait dengan LMS, Video Tutorial, Tim Akreditasi, Tim Jabatan Fungsional dan Sertifikasi Dosen, Tim Program Studi Kedokteran, Tim Kampus Terpadu, Revisi Kurikulum Kampus Merdeka, Kewajiban Dosen Mengajar di Sekolah Menengah, Anggaran berbasis Akreditasi, Membuat Profile Video masing-masing Program Studi, dan Pembuatan Apps Pengembangan Aplikasi Terpadu.

“Hari pertama kita akan memperkenalkan 11 Program Rekomendasi, diperkirakan satu hari dari pagi pukul 7.30 Wita sampai dengan pukul 15.10 Wita selesai. Apa saja detail Program Rekomendasi tersebut kita tunggu saja. Pada hari berikutnya membahas mengenai RKAT,” tuturnya.

Secara keseluruhan, ia berharap pelaksanaan Raker 2021 besok dapat berjalan dengan aman, sukses, dan lancar. “Semoga, seluruh peserta diberikan keselamatan dalam perjalanan tugas, diberikan kesehatan dan kesempatan mengikuti Raker besok dengan baik. Jangan lupa seluruh peserta tetap disiplin mengikuti protokol kesehatan,” tuturnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, menindaklanjuti Pra Raker yang diadakan 17-19 Desember 2020 yang lalu, Raker yang direncanakan berlangsung pada bulan Januari 2021 ini mengalami penundaan mengingat pandemik Covid-19. Raker akan yang diikuti jajaran pimpinan baik dari Yayasan Airlangga, Universitas Mulia, SMK Airlangga Balikpapan, SMK Kesehatan, SMP Plus Airlangga, dan SMK TI Airlangga Samarinda ini, selain melaksanakan raker tatap muka terbatas di Kampus Cheng Ho juga disiarkan terbatas menggunakan aplikasi Zoom Meeting. (SA/PSI)

 

Rektor Dr. Agung Sakti Pribadi, S.H., M.H. bersama Wakil Rektor I Bidang Akademik Yusuf Wibisono, M.T.I. saat menandatangani MoU di Ruang Rektor Universitas Mulia, Rabu (17/2). Foto: Nadya

UM – Universitas Mulia menandatangani kerjasama dengan Universiti Malaysia Sabah (UMS), Universitas Mulawarman, Universiti Malaysia Sarawak (UNIMAS) dan Universiti Teknologi Brunei UTB. Kelima universitas secara resmi menandatangani Memorandum of Understanding menandai awal kerjasama dan kolaborasi antar perguruan tinggi selama 5 tahun ke depan, Rabu (17/2) pagi.

Rektor Universitas Mulia Dr. Agung Sakti Pribadi, S.H., M.H. menyambut baik kerjasama tersebut. Ia berharap kerjasama ini dapat meningkatkan kerjasama dan kolaborasi antar perguruan tinggi berbasis informatika dan komputer di Borneo.

“Era sekarang ini adalah era kolaborasi. Saya menyambut baik dan tentu sangat berharap kerjasama ini menjadi salah satu upaya yang konstruktif untuk meningkatkan pendidikan, penelitian dan kerjasama antar perguruan tinggi,” tutur Dr. Agung Sakti Pribadi.

Sementara itu, Wakil Rektor I Bidang Akademik Yusuf Wibisono, M.T.I. yang turut mendampingi mengatakan bahwa UMS telah melakukan penjajakan sejak kurang lebih satu tahun yang lalu.

“Sesuai dengan pertemuan sebelumnya, kita telah melakukan penjajakan dengan perguruan tinggi terkait. Hari ini Pak Rektor telah melakukan penandatanganan MoU sebagai awal dimulainya kerjasama dalam bidang pendidikan, pertukaran pelajar, kolaborasi penelitian, dan kolaborasi dalam rangka meningkatkan mutu lulusan,” tutur Yusuf Wibisono.

Yusuf Wibisono mengatakan bahwa perguruan tinggi yang tergabung dalam kerjasama tersebut sepakat mendirikan konsorsium yang selanjutnya disebut Konsortium Komputeran dan Informatik Borneo atau KKIB.

“Nama konsorsium dalam Bahasa Melayu Malaysia, Konsortium Komputeran dan Informatik Borneo atau KKIB, kurang lebih Konsorsium Perguruan Tinggi Informatika dan Komputer yang ada di Pulau Borneo,” ungkapnya.

Rektor Dr. Agung Sakti Pribadi, S.H., M.H. bersama Wakil Rektor I Bidang Akademik Yusuf Wibisono, M.T.I. saat menandatangani MoU di Ruang Rektor Universitas Mulia, Rabu (17/2). Foto: Nadya

Rektor Dr. Agung Sakti Pribadi, S.H., M.H. bersama Wakil Rektor I Bidang Akademik Yusuf Wibisono, M.T.I. saat menandatangani MoU di Ruang Rektor Universitas Mulia, Rabu (17/2). Foto: Nadya

“Konsorsium ini berlaku mulai saat ini sampai dengan lima tahun ke depan, tentu ini diharapkan dapat kita ambil manfaatnya untuk meningkatkan kualitas tri dharma perguruan tinggi di Universitas Mulia, ini kesempatan kita untuk belajar mengembangkan diri,” tutur Yusuf Wibisono.

Seperti diberitakan sebelumnya, UMS telah melakukan penjajakan dengan menghubungi Universitas Mulia pada bulan April 2020 yang lalu untuk menjalin kerjasama di bidang pendidikan dan penelitian.

UMS merupakan salah satu universitas negeri ternama di Malaysia yang berdiri sejak tahun 1994. Hingga tahun 2017, universitas yang ada di Kota Kinabalu Sabah Malaysia ini tercatat telah menghasilkan lulusan sebanyak 15.817 Sarjana, 2.805 Magister, dan 620 Doktor.

Perguruan tinggi yang tergabung dalam konsorsium KKIB telah melakukan penandatanganan Letter of Intent pada 18 Mei 2020 yang lalu secara daring menggunakan aplikasi Zoom Meeting.

“Pertemuan intensif telah kami lakukan dengan Dr. Muzaffar bin Hamzah dari UMS serta tim dari universitas lainnya untuk mematangkan kerjasama, dan pada 17 Agustus yang lalu draf Nota Kesepahaman telah dikirimkan UMS dan telah kami pelajari bersama,” ungkap Yusuf Wibisono.

Salah satu Rencana Strategis KKIB di bidang akademik adalah pertukaran mahasiswa (Student Exchange) baik jangka pendek dalam 1-3 minggu maupun jangka panjang dalam 1-2 semester.

Termasuk sharing program pembelajaran virtual, baik menggunakan MOOC (Massive Online Open Course), LMS (Learning Management System), hybrid atau Blended Learningonline courses yang saat ini tidak memungkinkan belajar di kampus secara fisik karena pandemik Covid-19.

Pertemuan untuk mematangkan kerjasama dalam konsorsium terus dilanjutkan pada September 2020 yang lalu. Kerjasama diharapkan ke depan akan sangat relevan dengan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Kemdikbud RI, seperti kerjasama pertukaran mahasiswa dan pembelajaran dengan Blended Learning.

“Di dalam program Merdeka Belajar Kampus Merdeka mahasiswa diharapkan mengambil mata kuliah di luar Universitas Mulia, bisa di luar kampus di perguruan tinggi lain, di komunitas, masyarakat, atau pun di industri untuk belajar selama 1-2 semester,” tuturnya.

Dengan demikian, KKIB dapat mengakomodasi MBKM sehingga memberikan manfaat yang lebih luas bagi masing-masing perguruan tinggi. Kerjasama diharapkan dapat berjalan sesuai dengan rencana. (SA/PSI)

Tangkapan Layar Diskusi Terbatas bersama Dr. Engkos Achmad Kuncoro, S.E., M.M. dari Universitas Bina Nusantara Jakarta, Kamis (11/2).

UM – Dalam rangka implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), Universitas Mulia menggelar diskusi terbatas bersama para pakar pendidikan, perguruan tinggi yang sedang melaksanakan MBKM, hingga Lembaga Layanan Dikti Wilayah XI Kalimantan. Diskusi dilaksanakan daring Zoom Meeting selama tiga hari, 9 – 11 Februari 2021.

“Selama tiga hari pekan lalu, kita telah melaksanakan diskusi terbatas bersama dua orang Doktor dan empat orang Profesor. Hasil diskusi Insyaallah menjadi masukan bagi kami untuk perencanaan pelaksanaan MBKM di Universitas Mulia pada semester yang akan datang,” tutur Wakil Rektor Bidang Akademik Yusuf Wibisono, M.T.I. dalam apel pagi Senin (15/2).

Tercatat, di hari pertama dua orang narasumber berbicara, antara lain Dr. Muhammad Rusli, M.T. pakar di bidang Teknologi Pendidikan dari Institut Teknologi dan Bisnis STIKOM Bali. Kemudian Prof. Dr. Christina Widya Utami, M.M., CLC, CPM Dekan Fakultas Manajemen dan Bisnis Universitas Ciputra Surabaya. Keduanya membagikan pengalamannya dalam pelaksanaan MBKM di perguruan tinggi masing-masing.

Di hari kedua, Prof. Dr. Ir. H. Udiansyah, M.S. selaku Kepala LLDIKTI XI Wilayah Kalimantan turut memberikan paparan. Kemudian sesi berikutnya diikuti paparan Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifai’i, M.Si. selaku ketua Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin Kalimantan Selatan.

Dalam paparannya, Prof. Udi menyampaikan materi terkait Implementasi Kebijakan MBKM dari Mendikbud RI Nadiem Anwar Makarim tentang prioritas utama di perguruan tinggi dalam 5 tahun ke depan, yakni penciptaan Sumber Daya Manusia unggul pemimpin masa depan.

Tangkapan Layar Diskusi Terbatas bersama Dr. Engkos Achmad Kuncoro, S.E., M.M. dari Universitas Bina Nusantara Jakarta, Kamis (11/2).

Tangkapan Layar Diskusi Terbatas bersama Dr. Engkos Achmad Kuncoro, S.E., M.M. dari Universitas Bina Nusantara Jakarta, Kamis (11/2).

Adapun prosesnya, lanjut Prof. Udi, adalah melalui pembinaan, pembelajaran, dan pencetakan karakter mahasiswa perguruan tinggi. “Pembelajaran relevan dengan dunia industri dunia usaha yang ideal adalah tiga semester di luar prodi melalui magang, pertukaran pelajar, proyek di desa, wirausaha, riset, studi independen, dan kegiatan mengajar di daerah terpencil yang dibimbing seorang dosen,” tutur Prof. Udi.

Menurut Prof. Udi, saat ini Capaian Pembelajaran Lulusan atau CPL perguruan tinggi berdasarkan Standar Nasional Pendidikan Tinggi nomor 3 tahun 2020 dan nomor 50 tahun 2018, yang menyebutkan bahwa selain lulusan berhak mendapat ijazah, juga mendapatkan sertifikat kompetensi bagi lulusan program pendidikan sesuai dengan keahlian dalam cabang ilmunya dan/atau memiliki prestasi di luar Program Studinya.

Bagi mahasiswa, tentu untuk meraih CPL ini semua tidak mudah. Lulusan diharapkan memiliki pemahaman literasi baru terkait literasi big data, literasi teknologi dan literasi manusia yang harus dipelajari di dalam sistem pembelajaran hybrid atau Blended Learning.

Mahasiswa diharapkan mampu melakukan adaptasi, flexible, memiliki kemampuan Leadership, Reading Skills, Writing Skills, kemampuan berbahasa Inggris hingga IT Skills. Perguruan tinggi diharapkan dapat menyediakan fasilitas dan dukungan dalam berbagai aspek untuk memenuhi CPL perguruan tinggi.

Sedangkan Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifai’i, M.Si. memaparkan Penyamaan Persepsi dan Langkah Implementasi MBKM di Perguruan Tinggi. Dalam paparannya, Prof. Ahsin menerangkan landasan MBKM berdasarkan Permendikbud nomor 3 tahun 2020 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi.

Di hari ketiga, Dr. Engkos Achmad Kuncoro, S.E., M.M. dari Universitas Bina Nusantara Jakarta dan Prof. Dr. Lambang Subagiyo, M.Si Ketua LP3M Universitas Mulawarman Samarinda Kalimantan Timur juga turut berbagi pengalaman. Dr. Engkos menekankan pada peran perguruan tinggi swasta untuk bersiap dalam MBKM. Perguruan tinggi harus betul-betul engagements atau terlibat dalam menyiapkan lulusan agar selaras dengan dunia usaha dan dunia industri atau DUDI.

Perguruan tinggi bukan sekadar bekerja sama dengan DUDI lewat perjanjian hitam di atas putih, tetapi juga memberikan perhatian dan kerjasama secara nyata. Civitas academica diharap secara totalitas memberikan perhatian kepada peserta didik.

Sedangkan Prof. Lambang menekankan azas kemanfaatan dalam kemerdekaan melengkapi kompetensi keahlian. Untuk itu, menurut pandangan Prof. Lambang, apabila mahasiswa lebih banyak teori di kampus, maka mahasiswa perlu pengalaman menerapkan teori tersebut pada dunia usaha dunia industri.

Menurutnya, apabila dijumpai mahasiswa yang sudah bekerja sesuai dengan bidang ilmu yang ditekuni saat ini, maka mahasiswa tersebut perlu recognisi cognitive atau teori yang kuat di perguruan tinggi.

Sementara itu, Wakil Rektor I Universitas Mulia Yusuf Wibisono usai kegiatan diskusi mengatakan bahwa secara umum seluruh pakar sepakat ada perbedaan antara kegiatan di luar kampus yang dulu pernah dilakukan dibanding dengan kebijakan Kampus Merdeka saat ini. “Jadi, misalnya, dulu ada kuliah kerja praktek atau KP, ada PKL, ada KKN, sebelum dilakukan Kampus Merdeka itu sudah dilakukan. Tapi ketika Kampus Merdeka, maka itu berbeda,” tuturnya.

Menurutnya, sebelum Kampus Merdeka, esensi pelaksanaan KP maupun PKL sebagai kewajiban kerja praktek. “Kalau sekarang dituntut untuk mendapatkan kompetensinya, mau praktek itu dimana, apa syarat yang harus dipenuhi sehingga nanti dilakukan rekognisi mata kuliah itu jelas,” terangnya.

“Kegiatannya sama-sama di perusahaan, tetapi dalam konteks Kampus Merdeka menjadi berbeda. Kalau dulu, setelah KP membuat laporan, selesai. Kalau sekarang, kompetensi apa yang diharapkan, yang akan dikejar, ini disepakati antara pembimbing di kampus dengan pembimbing di tempat kerja,” pungkasnya. (SA/PSI)

UM – Universitas Mulia kembali membuka seleksi Program Kreativitas Mahasiswa atau PKM tahun 2021. Panitia seleksi proposal telah membuka pendaftaran proposal PKM lewat masing-masing dosen pembimbing mulai Senin (8/2) sampai dengan Sabtu (20/2) mendatang.

Sekretaris Rektorat Universitas Mulia Suhartati, S.E., M.Kom. mengatakan bahwa PKM ini digelar oleh Kemdikbud RI, berdasarkan Surat Nomor: 0446/E2/TU/2021 tanggal 2 Februari 2021 tentang Tawaran Program Kreativitas Mahasiswa Tahun 2021.

“Kami mengundang Bapak/Ibu Dosen Universitas Mulia untuk mengajukan proposal agar segera mendapatkan akun mahasiswa di Simbelmawa Kemdikbud,” tutur Suhartati.

PKM bertujuan untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang berorientasi ke masa depan dan ditempa dengan transformasi Pendidikan Tinggi sehingga menjadi lulusan yang unggul, kompetitif, adaptif, fleksibel, produktif, berdaya saing dengan karakter Pancasila, serta memandu mahasiswa menjadi pribadi yang tahu dan taat aturan, kreatif dan inovatif, objektif kooperatif dalam membangun keragaman intelektual.

Ia mengatakan bahwa dosen pendamping maupun mahasiswa diharap memperhatikan pedoman umum penyusunan proposal PKM berdasarkan Buku Panduan yang diterbitkan Kemdikbud Direktorat Belmawa tahun 2021. Dalam Pedoman tahun 2021, Pelaksanaan PKM dituangkan dalam 9 buku yang terdiri dari Buku 1, Buku 2, dan seterusnya sampai dengan Buku 9.

Setidaknya ada 8 skema PKM yang dibuka tahun ini yakni PKM Bidang Riset (PKM-R), PKM Bidang Kewirausahaan (PKM-K), PKM Bidang Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM-PM), PKM Bidang Penerapan Iptek (PKM-PI), PKM Bidang Karsa Cipta (PKM-KC), PKM Gagasan Futuristik Konstruktif (PKM-GFK), PKM Gagasan Tertulis (PKM-GT), dan terakhir PKM Artikel Ilmiah (PKM-AI). (Lihat Tabel Kriteria PKM)

Gambar Tabel Kriteria PKM

Dari tabel tersebut, setiap proposal PKM yang lolos akan mendapatkan pendanaan Rp. 5 juta sampai dengan Rp. 10 juta. Sedangkan Karya Tulis atau Artikel Ilmiah mendapatkan pendanaan sebesar Rp. 3 juta.

Adapun prosedur pendaftaran dengan mengikuti tata cara sebagai berikut.

  1. Proses pelaksanaan PKM melalui laman https://simbelmawa.kemdikbud.go.id
  2. Pedoman PKM 2021 dapat diunduh di laman simbelmawa. Jenis PK yang dapat diusulkan adalah PKM 5 bidang (PKM-R, PKM-PM, PKM-K, PKM-PI, PKM-KC), PKM-KT (PKM-AI dan PKM-GT), dan PKM-GFK.
  3. Perubahan nama skema PKM-PI bidang PKM-P menjadi PKM-R, PKM-M menjadi PKM-PM, PKM-T menjadi PKM-PI dan perubahan proses pengusulan proposal dan pelaksanaan PKM-GFK yang sebelumnya insentif menjadi bersifat pendanaan.
  4. Perguruan tinggi (PT) wajib melakukan evaluasi internal untuk memenuhi kuota di klaster PKM, dibuktikan dengan berita acara hasil evaluasi dan lampiran judul yang diunggah ke simbelmawa oleh operator PT.
  5. Pengusulan proposal melibatkan 4 (empat) akun pengguna yaitu.
    1. Akun operator PT;
    2. Akun pimpinan PT bidang kemahasiswaan yang dibuat oleh Belmawa. Bagi PT baru berdiri atau mengalami perubahan statsu dan.atau belum memiliki akun dapat mengajukan permohonan akun baru melalui http://bit.ly/simbelmawa-akun-pt-pkm atau https://s.id/simbelmawa-akun-pt-pkm
    3. Akun dosen pendamping
    4. Akun mahasiswa dibuat sistem otomatis setelah operator PT mendaftarkan usulan
  6. Seorang mahasiswa dapat bergabung pada lebih dari 2 (dua) tim pengusul, tetapi hanya dapat terlibat dalam 2 (dua) judul yang didanai (sebagai ketua dan anggota, atau keduanya sebagai anggota) di semua jenis PKM. Seorang dosen pendamping dapat mendampingi maksimal 10 (sepuluh) tim pengusul yang diajukan di semua jenis PKM.

 

Dijelaskan, PKM merupakan salah satu wujud implementasi Tridharma Perguruan Tinggi yang diluncurkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kemdikbud RI pada tahun 2021 di bawah pengelolaan Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa). PKM merupakan salah satu upaya untuk menumbuhkan, mewadahi, dan mewujudkan ide kreatif serta inovatif mahasiswa.

Dalam upaya mengakomodasi perkembangan ide kreatif dan inovatif mahasiswa tersebut, PKM terus dikembangkan dan disempurnakan sehingga mahasiswa mampu mengantisipasi, memahami bahkan berkontribusi untuk mewujudkan tujuan kehidupan dunia yang dicanangkan PBB dalam 17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) tahun 2015-2030.

Ayo, daftarkan proposalmu segera!

(SA/PSI)

 

Dr. Ir. Hetifah Sjaifudian, MPP bersama Rektor Universitas Mulia Dr. Agung Sakti Pribadi, S.H., M.H.

Dr. Ir. Hetifah Sjaifudian, MPP bersama Rektor Universitas Mulia Dr. Agung Sakti Pribadi, S.H., M.H.

Dr. Ir. Hetifah Sjaifudian, MPP saat sosialisasikan Empat Pilar MPR RI, Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika yang dipusatkan di aula Kampus Cheng Ho, Rabu (10/2).

Dr. Ir. Hetifah Sjaifudian, MPP saat sosialisasikan Empat Pilar MPR RI, Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika yang dipusatkan di aula Kampus Cheng Ho, Rabu (10/2).

UM – Di hadapan beberapa perwakilan mahasiswa, rektor, dan dosen Universitas Mulia (UM) Balikpapan, Wakil Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian menegaskan pentingnya implementasi empat pilar kebangsaan dalam kehidupan sehari-hari.

Hal tersebut ia sampaikan dalam sosialisasi Empat Pilar MPR RI, Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika yang dipusatkan di aula Kampus Cheng Ho, Rabu (10/2).

Wakil rakyat dari Dapil Kaltim ini mengatakan, bahwa pemahaman kembali Empat Pilar MPR RI terlebih sampai dalam taraf implementasi adalah sangat penting terutama bagi generasi muda saat ini. “Mahasiswa adalah generasi muda yang merupakan elemen penting bagi bangsa dan negara, peran mahasiswa amat strategis sebagai agen perubahan untuk masa depan yang lebih baik lagi. Jadi walau jurusan apapun, tetap saja sebagai warga negara mahasiswa harus tahu pengaturan-pengaturan yang terpenting di dalam berbangsa, terutama nilai-nilai pancasila yang saat ini mulai tergerus,” ujarnya.

Dr. Ir. Hetifah Sjaifudian, MPP setelah melaksanakan sosialisasi Empat Pilar MPR RI, Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika yang dipusatkan di aula Kampus Cheng Ho, Rabu (10/2).

Dr. Ir. Hetifah Sjaifudian, MPP setelah melaksanakan sosialisasi Empat Pilar MPR RI, Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika yang dipusatkan di aula Kampus Cheng Ho, Rabu (10/2).

Ia menjelaskan sosialisasi ini bertujuan untuk menanamkan pemahaman ideologi kebangsaan kepada setiap mahasiswa, agar pancasila menjadi perilaku dalam kehidupan sehari-hari, karena Pancasila dapat mempersatukan masyarakat Indonesia yang terdiri dari beragam kepulauan, suku dan bahasa. “Kita harus bersama-sama merawat bangsa kita yang sudah dibentuk dengan susah payah agar tidak terpecah hanya karena perbedaan. Pandangan hidup ini bila tidak di praktekkan atau dipahami tentu sangat berbahaya. Jadi sebagai mahasiswa, kita lah yang menjadi motor, jangan sampai kita tidak bisa memberikan contoh ataupun teladan pada adik-adik atau teman yang lain,” terangnya.

Politisi Partai Golkar ini juga menyebut, bahwa mahasiswa khususnya Universitas Mulia menjadi harapan untuk menggantikan para wakil rakyat membangun Kaltim dan Indonesia nantinya. “Apalagi Jakarta saat ini merupakan Indonesia masa kini, tetapi Balikpapan dan Kaltim adalah Indonesia masa depan. Jadi penerus Indonesia masa depan tentu haruslah berasal dari sini,” ungkapnya.

Hetifah juga berharap melalui sosialisasi, selain dapat memberikan motivasi kepada mahasiswa juga agar mereka tidak anti dan akan lebih tertarik untuk mendalami seluk beluk ketatanegaraan dan juga kebijakannya.

Sementara itu Rektor Universitas Mulia Agung Sakti Pribadi sangat menyambut baik kehadiran  wakil rakyat tiga periode tersebut. Ia pun berpesan kepada mahasiswa untuk dapat mengamalkan atau menerapkan ilmu yang didapat baik di kampus maupun di lingkungan sehari-hari. “Ini adalah kesempatan langka untuk bisa berbicara langsung dengan beliau dimana mahasiswa dapat menyampaikan apa pendapat mereka yang mungkin bisa disampaikan langsung kepada Menteri dan pejabat tertinggi lainnya. Mudah-mudahan ini bisa memberikan pencerahan untuk seluruh mahasiswa,” harapnya. (mra)

BALIKPAPAN – Kepedulian terhadap para korban bencana gempa bumi di Mamuju-Majene, Sulawesi Barat (Sulbar) dan bencana banjir di Kalimantan Selatan (Kalsel) terus ditunjukkan berbagai lapisan masyarakat, tak terkecuali Universitas Mulia (UM) Balikpapan.

Dengan melibatkan civitas akademika, donasi yang dikumpulkan sejak Januari itu diserahkan ke PMI yang bertanggung jawab sebagai Posko Bantuan Utama Kota Balikpapan bertepatan dengan HUT Kota Balikpapan ke-124 pada, Rabu (10/2) lalu. Bantuan dengan total Rp 14.864.700 tersebut pun diterima langsung oleh Ketua PMI Balikpapan Dyah Muryani.

Koordinator Pelaksana Universitas Mulia Peduli Sosial H Akhmad Priyanto menjelaskan, hasil donasi yang diserahkan merupakan gabungan dari donasi yang dikumpulkan para dosen, karyawan serta mahasiswa Universitas Mulia. Selain uang tunai juga diserahkan bantuan bahan sembako dan perlengkapan bayi.

“Jadi partisipasi Universitas Mulia yang melibatkan dosen dan karyawan untuk membantu para korban terdampak bencana alam di dua provinsi ini sudah kita dibuka sejak 24 Januari lalu. Sementara khusus untuk kalangan Himpunan mahasiswa UM atau Hima sudah dibuka lebih awal yakni tanggal 15 Januari lalu,” jelasnya.

Ia mengatakan, Hima UM menghimpun donasi tidak terbatas hanya pada kalangan mahasiswa namun juga masyarakat umum. Dimana mereka menggalang dana dengan turun ke jalan yang dipusatkan di dua lokasi yakni seputaran MT Haryono dan  Letjen Z.A. Maulani.

“Hasilnya mereka serahkan pada 4 Februari lalu ke Rektor UM untuk kemudian digabung dengan donasi dari dosen dan karyawan. Dan pada 10 Februari panitia peduli bencana bersama perwakilan Hima UM menyerahkan langsung ke PMI, untuk kemudian akan dilanjutkan kepada korban bencana baik di Sulbar maupun Kalsel,” katanya.

Selain bantuan tersebut, sebut Akhmad, sebelumnya ada juga partisipasi UM untuk panitia peduli bencana yang dihimpun oleh LLDIKTI Wilayah XI Kalimantan, namun donasi tersebut mengatas namakan Institusi UM yang diserahkan ke Panitia LLDiKTI.  “Harapan kami semoga bentuk partisipasi ini sebagai wujud peduli kemanusiaan mudah-mudahan dapat meringankan beban saudara kita yang terkena bencana,” harapnya.

Terpisah, Ketua Himpunan Mahasiswa Informatika (Himatika) Muhammad As’ad Durrofiqi mengatakan sebagai upaya meringankan beban masyarakat yang tertimpa bencana alam maka mahasiswa UM ikut tergerak untuk membantu. “Kami merasa saudara-saudara kita yang tertimpa musibah bencana alam wajib kita tolong dan support. Dari situ kami mengajak masyarakat, saudara, teman, keluarga beserta mahasiswa UM terlibat open donasi ini,” tutur Muhammad As’ad.

Tidak hanya dari Hima UM, ia menyebut, beberapa relawan yang aktif beserta perwakilan UKM Musik turut terlibat dalam aksi penggalangan dana yang dilaksanakan di sekitaran lampu merah BB, BDS dan beberapa angkringan dan coffee shop. “Sumber dana yang terkumpul berupa uang yang berasal dari seluruh elemen masyarakat, para pengguna jalan, kerabat, tetangga dekat, mahasiswa, para keluarga dan juga berasal dari hasil penjualan baju dalam kondisi baru, serta hasil dari acara live music UKM Musik,” pungkasnya. (mra)

Mahasiswa Program Studi S1 PG PAUD, Aditya Gustiawan Putra Terima Penghargaan dari Pemkot Balikpapan yang diserahkan langsung oleh Walikota Balikpapan Bapak H. Rizal Effendi, S.E.

BALIKPAPAN – Sebuah prestasi membanggakan kembali di torehkan oleh mahasiswa Universitas Mulia Balikpapan. Ia adalah Aditya Gustiawan Putra, mahasiswa dari Program Studi (Prodi) S1 PG PAUD yang terpilih menjadi Warga Pelopor bidang Pendidikan Anak Usia Dini dan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) dari Pemerintah Kota Balikpapan. Penghargaan itu pun diterima Aditya langsung dari Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi usai Rapat Paripurna Istimewa HUT ke-124 Kota Balikpapan, Senin (8/2).

Aditya Gustiawan Putra mengungkapkan rasa tak percayanya karena bisa terpilih menjadi salah satu penerima penghargaan Warga Pelopor dari Pemerintah Kota Balikpapan. Prestasi itu ia dapatkan berkat Kaprodi PG PAUD Universitas Mulia, Baldwine Honest yang telah mengusulkan dan mendaftarkan dirinya kepada Sekretariat Panitia Hari Jadi Kota Balikpapan. Dokumen serta surat rekomendasinya pun dibuat oleh Baldwine Honest.

“Jujur tanpa ada sesi tanya jawab ataupun lainnya, saya langsung mendapatkan telpon dari panitia bahwa saya menjadi salah satu penerima penghargaan warga pelopor dan bisa mengikuti gladi bersih Rapat Paripurna Istimewa HUT ke-124 pada Jumat, 5 Februari dan acara pada Senin, 8 Februari. Gladi bersih dilakukan untuk mengetahui posisi saat proses penerimaan penghargaan,” kata mahasiswa angkatan 2019 ini.

Dirinya pun merasa bangga karena dengan prestasi ini selain dapat membawa nama kampus juga nama sekolah tempat ia mengajar anak ABK.

“Alhamdulillah bisa kembali menerima penghargaan. Ini sebuah kebanggan tersendiri bagi saya, juga bagi keluarga, kampus dan sekolah tempat saya mengajar. Mudah-mudahan ini bisa menjadi daya tarik pula, bahwa Universitas Mulia banyak memberikan prestasi,” ungkap pria yang sebelumnya menjuarai lomba PG PAUD tingkat nasional 2020 ini.

Guru Pendamping di Sekolah Luqman Al Hakim ini juga menyebut, ketertarikannya untuk mengajar ABK karena melihat masih jarang sekali orang yang berminat menjadi guru pendamping untuk ABK. Padahal banyak poin yang bisa didapat saat menjadi guru pendamping mereka.

“Bukan hanya mendapat ilmu cara melakukan terapi kepada ABK, tetapi cara menghadapi emosi mereka, misalnya saat mereka tantrum atau saat mereka marah, dan yang terpenting belajar untuk bersabar. Karena sabarnya kita dengan ABK itu berlipat-lipat. Jadi saat mendapatkan masalah baik di kampus maupun di rumah, kita sudah teruji,” sebutnya.

Sementara itu, Baldwine Honest mengatakan, dirinya mengusulkan tiga perwakilan dari Universitas Mulia sebagai warga beprestasi dan pelopor. “Mereka adalah Cindy Maurellia mahasiswi PG PAUD yang telah sering meraih penghargaan tingkat nasional sebagai warga berprestasi, kemudian Aditya sebagai warga pelopor, karena selain aktif di organisasi ia sehari-hari memang berinteraksi dengan anak-anak ABK, serta satu dosen bidang pendidikan dan hukum. Dan dari tiga ini Adit berhasil terpilih,” ujar Honest.

Dirinya menyebut Aditya memang pantas meraih prestasi ini, karena ia merupakan sosok yang sangat aktif, beberapa kali menulis di media tentang ABK, serta peran guru pendamping ABK. “Dan semua itu juga saya deskripsikan saat mengusulkan dirinya, karena ketika saya mencalonkan mereka ke panitia saya mendeskripsikan semua prestasi mereka, mulai dari prestasi akademik hingga non akademik. Dan ketika mendapatkan info bahwa dia terpilih saya sungguh bahagia dan bangga. Merasa puas, karena apa yang saya lakukan untuknya terbayar dan sangat pantas mendapatkan predikat ini,” ungkapnya dengan mata berkaca-kaca.

Mahasiswa Program Studi S1 PG PAUD, Aditya Gustiawan Putra bersama Rektor Universitas Mulia Dr.Agung Sakti Pribadi, S.H., M.H.

Mahasiswa Program Studi S1 PG PAUD, Aditya Gustiawan Putra bersama Rektor Universitas Mulia Dr.Agung Sakti Pribadi, S.H., M.H.

Dilain pihak, Rektor Universitas Mulia Agung Sakti Pribadi juga mengungkapkan rasa bangganya atas prestasi yang kembali ditorehkan mahasiswanya. “Adit ini baru semester empat, dia punya waktu yang cukup untuk dikembangkan lebih baik lagi. Apalagi kedepan metode pembelajaran serba IT, maka saya sarankan Adit mengajar juga dalam bentuk IT. Ia harus masuk dalam kegiatan anak-anak, bagaimana anak-anak mengekspresikan belajar menggunakan media. Dan ini sudah ada dalam kurikulum PG Paud. Saya harap penghargaan ini sebagai pendorong bagi dia dan semua mahasiswa untuk lebih semangat mengembangkan prestasi,” pungkasnya. (mra)