Tag Archive for: Pengabdian Masyarakat

Foto bersama warga RT 62 Kel. Graha Indah. Foto: Istimewa

UM – Ingin mengangkat nilai bisnis material FABA kepada masyarakat luas, sejumlah mahasiswa Universitas Mulia menggelar sosialisasi pemanfaatan Sistem Informasi kepada masyarakat di Kampung FABA Kel. Graha Indah Balikpapan, Selasa (20/6).

Sosialisasi ini dihadiri Ketua RT 62 Kel. Graha Indah Rachmad Andi, Bhabinkamtibmas Aiptu Ardian Wempi Antariksa yang menjadi pelopor adanya Kampung FABA dan warga. Turut menyaksikan dosen M. Ari Prayogo, S.Pd., M.Kom dan Heruzulkifli Rowa, S.Kom., M.Kom.

Ketua Program Studi S1 Sistem Informasi Tri Sudinugraha, S.Kom., M.Kom mengatakan bahwa untuk memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah Proposal Penelitian dan Aplikasi Bisnis Teknologi Informasi yang diasuh oleh dosen Yustian Servanda, S.Kom., M.Kom, tiga orang mahasiswanya membuat Proposal Pengabdian kepada Masyarakat.

Ketiga mahasiswa tersebut antara lain Karina Adisyafitri, Rachman Anggara Arum, dan Muchsin Assyidik. Ketiganya merupakan mahasiswa tahun masuk 2020.

Tri Sudinugraha menyerahkan cenderamata kepada Ketua RT 62 Kel. Graha Indah Rachmad Andi disaksikan Bhabinkamtibmas Aiptu Ardian Wempi Antariksa. Foto: Istimewa

Tri Sudinugraha menyerahkan cenderamata kepada Ketua RT 62 Kel. Graha Indah Rachmad Andi disaksikan Bhabinkamtibmas Aiptu Ardian Wempi Antariksa. Foto: Istimewa

Tri Sudinugraha dan sebagian warga yang menyaksikan. Foto: Istimewa

Tri Sudinugraha dan sebagian warga yang menyaksikan. Foto: Istimewa

Mahasiswa mepresentasikan proposalnya kepada warga. Foto: Istimewa

Mahasiswa mepresentasikan proposalnya kepada warga. Foto: Istimewa

Tri Sudinugraha kemudian tertarik proposal mereka. “Awalnya, mereka memperhatikan sebuah kampung yang ada di RT 62 Kelurahan Graha Indah ada potensi bisnis dari limbah yang bisa dikembangkan,” terangnya.

Menurutnya, limbah FABA (Fly Ash Bottom Ash) yang ada di kampung tersebut bisa digunakan untuk membuat bahan bangunan seperti Paving Block, Batako, Roaster, Panel, bahkan Beton dengan kualitas yang padat, kuat, dan kokoh.

“Harganya sama dengan harga dari bahan bangunan yang sama yang dibuat dari pasir putih,” katanya.

Tri mengatakan pengolahan limbah FABA di Balikpapan ini merupakan satu-satunya pengolahan secara swadaya masyarakat. “Bukan di bawah naungan Koperasi seperti yang ada di wilayah lain yang ada di Indonesia,” tambahnya.

Namun, Tri menyayangkan tidak banyak orang mengenalnya. “Bahkan orang se-Kecamatan Balikpapan Utara belum seluruhnya tahu adanya material bangunan yang dibuat dari FABA ini,” ungkapnya.

Menurutnya, harga bahan baku material bangunan dari FABA sangat terjangkau dan memiliki kualitas yang dapat bersaing.

“FABA ini berasal dari limbah sisa pembakaran batubara dari PLTU Teluk Balikpapan. Dahulu dianggap sebagai limbah beracun, tapi setelah diteliti, sekarang dinyatakan aman dan dapat diolah menjadi bahan yang bernilai jual tinggi,” tutur dosen berkacamata ini.

Oleh karena itu, melalui sosialisasi pemanfaatan Sistem Informasi yang dilakukan tiga orang mahasiswanya, Tri berharap masyarakat sekitar Kampung FABA dapat mengimplementasikan pemasaran atau marketing menggunakan sosial media.

“Dengan adanya sosialisasi itu diharapkan dapat mendorong masyarakat untuk meningkatkan daya saing bisnis dan meningkatkan perekonomian masyarakat setempat,” tuturnya.

Selaku Ketua Program Studi, Tri Sudinugraha juga ingin memperkenalkan kepada masyarakat setempat. “Saya ingin menghadirkan mahasiswa saya di tengah masyarakat sehingga mengenal lebih dekat,” tuturnya.

Dengan begitu, ia berharap masyarakat akan melihat sejauh mana mahasiswa mengimplementasikan pengetahuannya selama belajar. “Mahasiswa diharapkan mampu melihat permasalahan sehari-hari di masyarakat dan ikut memberikan solusi mengatasi masalah,” pungkasnya.

(SA/Puskomjar)

Subur Anugerah bersama anggota komunitas relawan bersih-bersih pantai di lokasi. Foto: Istimewa

UM – PT. Kilang Pertamina Internasional Refinery Unit V, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Balikpapan bersama komunitas dan masyarakat menggelar Coastal Clean Up sepanjang 10.000 meter, Sabtu (10/6). Kegiatan ini diikuti dosen Universitas Mulia dalam rangka penugasan pengabdian masyarakat.

Pada kesempatan ini, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) RI Siti Nurbaya Bakar membuka secara resmi kegiatan bersih-bersih pantai dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup (HLH) Sedunia tahun 2023, yang dipusatkan di Balikpapan Kalimantan Timur.

“Kegiatan bersih pantai ini serentak di 135 titik di 37 Provinsi seluruh Indonesia dengan jumlah peserta kurang lebih 21.324. Lokasi utama di Pantai Banua Patra Balikpapan,” tutur Siti Nurbaya.

Kepada seluruh elemen masyarakat yang terlibat, Menteri Siti Nurbaya mengucapkan terima kasih dan memberikan apresiasi bahwa masyarakat siap memerangi pencemaran sampah plastik.

Kegiatan ini, menurut Menteri Siti Nurbaya, sejalan dengan Program Lingkungan PBB (UN Environment Programme) dengan tema Beat Plastic Pollution, yakni seruan kepada masyarakat dan komunitas untuk bersama-sama bertindak menangani sampah plastik dan mencari solusi terkait polusi plastik.

Subur Anugerah menyaksikan relawan bersih-bersih pantai. Foto: Istimewa

Subur Anugerah menyaksikan relawan bersih-bersih pantai. Foto: Istimewa

Anak-anak antusias ikut membersihkan sampah plastik di pesisir pantai. Foto: Subur Anugerah

Anak-anak antusias ikut membersihkan sampah plastik di pesisir pantai. Foto: Subur Anugerah

Sementara itu, Subur Anugerah, S.T., M.Eng, dosen Program Studi Informatika Universitas Mulia turut bergabung bersama dengan komunitas bersih-bersih pantai di bawah koordinasi PT. Kilang Pertamina Internasional Refinery Unit V dan DLH Kota Balikpapan.

Dirinya membulatkan tekad bersama masyarakat dan komunitas untuk terjun langsung memungut sampah, baik sampah anorganik maupun organik. Ia tertarik untuk menjadi bagian dari solusi permasalahan sampah.

“Saya tertarik momen yang bagus ini, mulai persiapan, pelaksanaan, hingga evaluasi kegiatan. Apalagi, Balikpapan menjadi salah satu kota penyangga IKN. Tentu akan banyak pendatang yang berharap melihat kota ini bersih indah aman dan nyaman, seperti kota-kota maju di luar negeri,” tuturnya.

Tepat pukul 6.30 Wita, ia tiba di lokasi penjemputan di Kantor Besar Pertamina Refinery Unit V bersama peserta dari berbagai komunitas dan elemen masyarakat lainnya. Setelah itu, rombongan peserta diantar truk TNI menuju lokasi.

“Rasanya seru ya, bisa naik truk TNI kembali seperti ini. Mirip dulu pernah diantar truk TNI menuju bumi perkemahan di kaki Gunung Semeru,” katanya sambil mengenang awal-awal kuliah Sarjana.

Setiba di lokasi, tepat di Area 6B di pantai dekat Pelabuhan PT. ITCI Jalan Letjen Suprapto Kel. Baru Tengah, ia menemui sejumlah narasumber. Di antaranya adalah H. Syamsudin, petugas DLH Kel. Baru Tengah, Kec. Balikpapan Barat.

Menurut H. Syamsyudin, selama dirinya bertugas di DLH, Area 6B belum pernah dijamah petugas kebersihan. Sedangkan jumlah personil petugas kebersihan sangat terbatas.

Dengan adanya kegiatan tersebut, dirinya merasa bersyukur tugas-tugas melakukan kebersihan menjadi lebih ringan. “Kami mengucapkan terima kasih karena kami secara tidak langsung turut dibantu membersihkan,” ungkapnya.

Baginya, persoalan sampah merupakan masalah klasik. “Walaupun pemerintah menyampaikan aturan, tapi kalau kesadaran warga itu kurang, ya tetap saja seperti ini,” tuturnya.

Di sisi lain, Subur menjumpai beberapa anggota komunitas yang masuk dalam golongan lanjut usia atau lansia. “Saya melihat beliau ini semangat menjadi relawan bersih-bersih, padahal termasuk lansia. Apa beliau kuat?” tanya Subur.

Untuk itu, ia tertarik apa motivasinya mengikuti kegiatan bersih-bersih, yang tentu saja membutuhkan kondisi fisik yang prima. “Saya Kusnanto, umur 78 tahun. Alhamdulillah, sehat (tidak ada penyakit penyerta). Insya Allah kuat,” tuturnya.

Dalam kegiatan ini, Kusnanto termotivasi ingin lebih bermanfaat bagi masyarakat dengan apa yang dilakukannya, khususnya di bidang lingkungan. “Dengan kebersihan itu akan menjaga kesehatan di sekelilingnya khususnya, dan sehat di seluruh Kota Balikpapan,” harapnya.

Bukan hanya itu, peserta lainnya juga berharap kegiatan bersih-bersih tidak saja dilakukan dalam seremonial saja, tetapi dapat dilakukan secara rutin dengan melibatkan masyarakat sekitar agar sampah tidak menggunung. “Setiap tiga bulan sekali,” tutur mereka.

Bahkan, lanjut Subur, anak-anak juga ternyata tergerak ikut memungut sampah plastik yang mengambang di pantai. “Ini artinya apa ya, anak-anak itu ternyata juga mengerti kebersihan. Mereka meniru orang-orang di sekitarnya, meski sambil bermain,” tutur Subur.

Selanjutnya, dirinya berharap hal ini menjadi data atau informasi yang bisa digunakan para peneliti, dosen, maupun mahasiswa untuk melakukan penelitian, riset, maupun pengabdian masyarakat terkait permasalahan lingkungan dan solusinya.

“Sepertinya, masyarakat tidak bisa begitu saja menjadi biang dari permasalahan lingkungan seperti sampah ini ya. Tampaknya ada beberapa faktor lainnya juga,” pungkasnya sembari mempersilakan mahasiswanya yang tertarik untuk menjadikan obyek penelitian.

(SA/Puskomjar)

Kepala LPPM Universitas Mulia Richki Hardi, S.T., M.Eng saat memaparkan program LPPM di Ruang SmartClassroom Lantai 3, Rabu (5/4/2023). Foto: Nariza

UM – Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (LPPM) Universitas Mulia membuka usulan penelitian dan pengabdian masyarakat tahun 2023. Program ini disosialisasikan oleh Kepala LPPM Richki Hardi, S.T., M.Eng di Ruang SmartClassroom Lantai 3 White Campus, Jalan Letjen Zaini Azhar Maulani Damai Bahagia Balikpapan, Rabu (5/4).

“Proposal sifatnya kompetitif ya Bapak Ibu, untuk penelitian kategori nasional disediakan kuota 25 proposal dengan dana masing-masing sebesar Rp 3.5 juta. Luaran wajib berupa laporan penelitian, publikasi nasional terindeks SINTA, dan penerbitan HKI (Hak Kekayaan Intelektual),” tutur Richki.

Menurut Richki, yang dimaksud kategori nasional adalah penelitian yang masuk dalam publikasi nasional. Meski tidak terbatas apabila di kemudian hari melakukan publikasi internasional.

Sedangkan untuk kategori internasional disediakan kuota lima proposal dengan besaran dana hibah masing-masing sebesar Rp 5.5 juta. “Luaran wajib sama, yang membedakan publikasi internasional terindeks Scopus,” tutur Richki.

Beberapa syarat agar dosen bisa mendapatkan hibah internal tersebut di antaranya adalah telah memiliki Nomor Induk Dosen Nasional (NIDN), memiliki akun SINTA, dan tidak memiliki tanggungan laporan penelitian sebelumnya.

Selain hibah penelitian internal, Richki juga mendorong dosen untuk mengajukan proposal hibah pengabdian pada masyarakat. “Ini lebih banyak kuota 30 proposal dengan pendanaan masing-masing Rp 1.5 juta,” ungkap Richki.

Richki juga mendorong dosen untuk menerbitkan buku ajar sebagai hasil dari pelatihan yang telah diikuti pada tahun 2022 yang lalu. “Kuotanya tahun ini hanya 6 proposal, dengan nilai hibah masing-masing sebesar Rp 3 juta. Penerbit Universitas Mulia Press,” ungkapnya.

Sementara itu, Sekretaris LPPM Nariza Wanti Wulan Sari, S.Si., M.Si mengatakan pembukaan pengajuan proposal penelitian maupun pengabdian masyarakat mulai 10 April 2023. Pengumuman hasil seleksi proposal 9 Mei 2023. Penandatanganan kontrak hibah 31 Mei 2023. Sedangkan monitoring evaluasi dilakukan September 2023 mendatang.

“Kemungkinan seperti biasa pengajuan proposal ada perpanjangan waktu yang akan diumumkan kemudian,” tutur Nariza Wanti.

Di luar program hibah tersebut, dosen juga diharapkan dapat mendaftarkan inovasi atau produk kekayaan intelektual atas berbagai karya yang telah dibuatnya untuk mendapatkan HKI.

“Untuk prosedur pengajuan HKI di luar hibah penelitian, dosen dapat mendaftarkannya kepada program studinya masing-masing. Nanti program studi yang akan mendaftarkannya kepada LPPM. Lebih lengkap akan diinformasikan di website LPPM,” pungkas Nariza Wanti.

(SA/Puskomjar)

Sosoalisasi LPPM 2023
Sebagian mahasiswa dan dosen saat tiba di lokasi KKN Kelurahan Lamaru Kec. Balikpapan Timur, Balikpapan, Kaltim, Kamis (9/2). Foto: Media Kreatif

UM – Sebanyak 65 mahasiswa Universitas Mulia mengikuti Pembekalan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Angkatan I Semester Genap 2022/2023. Pembekalan yang digelar Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) ini berlangsung di Hall Kampus Cheng Ho, Rabu (8/2/2023). KKN pertama ini akan dilaksanakan di Kelurahan Lamaru Kecamatan Balikpapan Timur, Kota Balikpapan.

Rektor Dr. Muhammad Rusli, M.T, pada kesempatan ini diwakili Wakil Rektor Bidang Akademik dan Sistem Informasi Yusuf Wibisono, M.T.I secara resmi membuka pelaksanaan KKN yang akan diberangkatkan Kamis, (9/2).

Pada kesempatan ini turut hadir Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Dr. Ivan Armawan, Dekan Fakultas Ilmu Komputer Jamal, S.Kom., M.Kom, Dekan Fakultas Humaniora dan Kesehatan Mada Aditia Wardana, S.Sos., M.M serta beberapa dosen dan panitia.

Wakil Rektor Bidang Akademik dan Sistem Informasi Yusuf Wibisono, M.T.I saat memberikan materi pembekalan KKN. Foto: Media Kreatif

Wakil Rektor Bidang Akademik dan Sistem Informasi Yusuf Wibisono, M.T.I saat memberikan materi pembekalan KKN. Foto: Media Kreatif

Sebanyak 65 orang mahasiswa peserta KKN angkatan I mengikuti pembekalan, Rabu (8/2/2023). Foto: Media Kreatif

Sebanyak 65 orang mahasiswa peserta KKN angkatan I mengikuti pembekalan, Rabu (8/2/2023). Foto: Media Kreatif

Materi Pembekalan KKN kemudian disampaikan oleh Kepala LPPM Richki Hardi, S.T., M.Eng. Foto: Media Kreatif

Materi Pembekalan KKN disampaikan oleh Kepala LPPM Richki Hardi, S.T., M.Eng. Foto: Media Kreatif

Sebagian mahasiswa dan dosen saat tiba di lokasi KKN Kelurahan Lamaru Kec. Balikpapan Timur, Balikpapan, Kaltim, Kamis (9/2). Foto: Media Kreatif

Sebagian mahasiswa dan dosen saat tiba di lokasi KKN Kelurahan Lamaru Kec. Balikpapan Timur, Balikpapan, Kaltim, Kamis (9/2). Foto: Media Kreatif

Mahasiswa Universitas Mulia melaksanakan KKN angkatan I Semester Genap 2022/2023 di Kelurahan Lamaru Kec. Balikpapan. Kamis (9/2). Foto: Media Kreatif

Mahasiswa Universitas Mulia melaksanakan KKN angkatan I Semester Genap 2022/2023 di Kelurahan Lamaru Kec. Balikpapan. Kamis (9/2). Foto: Media Kreatif

“Sesuatu yang pertama itu biasanya istimewa. Mungkin kalau ingat cinta pertama itu biasanya akan sulit untuk dilupakan,” tutur Yusuf Wibisono saat mengawali sambutan. “Apa pun hasil KKN untuk tahun 2023 ini, kalian semua akan tercatat sebagai mahasiswa Universitas Mulia yang pertama kali melaksanakan KKN,” lanjutnya.

Yusuf Wibisono mengingatkan bahwa ada perbedaan cara belajar di sekolah menengah dengan perguruan tinggi. “Di perguruan tinggi itu kita mengenal yang namanya tridarma perguruan tinggi, yang pertama pendidikan dan pengajaran, kemudian yang kedua adalah penelitian,” tuturnya.

Saat dosen melakukan penelitian, lanjutnya, sudah banyak mahasiswa dilibatkan dalam pengumpulan data. “Dan yang ketiga adalah pengabdian masyarakat. Jadi, setelah belajar, meneliti, harus dipraktikkan di masyarakat, apa dampaknya ke masyarakat,” tuturnya.

Menurutnya, KKN merupakan salah satu bentuk nyata bagaimana perguruan tinggi melakukan pengabdian kepada masyarakat. “Jadi, nanti tujuan adik-adik KKN itu adalah berusaha untuk menerapkan semua pengetahuan teori dan keterampilan yang sudah didapat, kira-kira masyarakat bisa seperti apa,” ungkapnya.

Mahasiswa juga diimbau ketika berada di tempat KKN agar tidak terlalu banyak berteori dibanding dengan implementasi pelaksanaannya di lapangan.

“Jangan sampai masyarakat diajari teori, diajak berdiskusi lama-lama juga, tapi sesuaikan saja dengan kebutuhan. Bahwa nanti ujung-ujungnya ternyata diajak untuk membersihkan lingkungan, menanam pohon, merapikan administrasi di Kantor Kelurahan, misalnya, apa pun bisa kita lakukan, karena itu bentuk dari pengabdian kepada masyarakat,” tuturnya.

Hal terpenting ketika berada di tempat KKN, mahasiswa didorong untuk belajar meningkatkan skill komunikasi. “Apa tujuan komunikasi?” tanya Yusuf Wibisono kepada para peserta pembekalan.

Menurutnya, agar tujuan komunikasi tercapai, mahasiswa harus memiliki kemampuan berkomunikasi yang efektif. “Ketika kalian nanti KKN, mau tidak mau kalian akan berinteraksi dengan warga, baik informal maupun formal. Boleh jadi nanti saat pertemuan, Pak Lurah akan meminta kalian atau ketua kelompok untuk presentasi di depan apa yang harus dilakukan untuk warga,” tuturnya.

Untuk itu, dirinya mengimbau agar mahasiswa mempersiapkan diri bagaimana berkomunikasi yang baik dan efektif agar memiliki pemahaman yang sama dengan lawan bicara. “Yang kedua, tidak perlu menjadi orang lain. Jadilah diri sendiri, perkuat artikulasi, perkuat diksi,” tuturnya.

Materi Pembekalan KKN kemudian disampaikan oleh Kepala LPPM Richki Hardi, S.T., M.Eng.

Sementara itu, Ketua Panitia Nariza Wanti Wulan Sari, S.Si., M.Si mengatakan bahwa mahasiswa peserta KKN berasal dari empat Program Studi. “Dengan rincian, delapan peserta dari Teknologi Informasi, satu peserta dari Akuntansi, 47 peserta dari Manajemen, dan sembilan peserta dari Sistem Informasi,” ungkap Nariza.

“Dari seluruh peserta tersebut terbagi ke dalam enam kelompok, yang Insya Allah besok sesuai dengan jadwal yang ada akan dilaksanakan di Kelurahan Lamaru yang terbagi di dalam beberapa RT,” pungkasnya.

(SA/Puskomjar)

Update:

Ketua Panitia Nariza Wanti Wulan Sari memberikan informasi terbaru, Kamis (9/2), pukul 11.07 Wita, jumlah peserta bertambah menjadi 69 orang mahasiswa, yakni 8 orang mahasiswa dari Prodi Teknologi Informasi, 48 mahasiswa dari Prodi Manajemen, 1 orang dari Prodi Akuntansi, dan 12 orang mahasiswa Sistem Informasi.

Rektor Dr. Muhammad Rusli menerima kunjungan delegasi DTETI FT UGM yang dipimpin Sekretaris Ir. Lesnanto Multa Putranto, S.T., M.Eng., Ph.D., IPM di Ruang Eksekutif Universitas Mulia, Rabu (25/1). Foto: Media Kreatif

UM – Delegasi Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi (DTETI) Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada melakukan kunjungan kerja di Universitas Mulia. Rombongan yang dipimpin Sekretaris Ir. Lesnanto Multa Putranto, S.T., M.Eng., Ph.D., IPM disambut hangat Rektor Dr. Muhammad Rusli, M.T di Ruang Eksekutif, Jalan Letjen Zaini Azhar Maulani Balikpapan, Rabu (25/1).

Tampak hadir Ir. Lukito Edi Nugroho, M.Sc., Ph.D, Syukron Abu Ishaq Alfarozi, S.T., Ph.D, Azkario Rizky Pratama, S.T., M.Eng., Ph.D, Ir. Agus Bejo, S.T., M.Eng., D.Eng., IPM, Dr. Bimo Sunarfri Hantono, S.T., M.Eng, Ir. Sigit Basuki Wibowo, S.T., M.Eng., Ph.D., IPM, Ir. Prapto Nugroho, S.T., M.Eng., D.Eng., IPM, dan Naufal Hilmi Fauzan, S.Si., M.T.

Turut menyambut hangat Wakil Rektor Bidang Akademik dan Sistem Informasi Yusuf Wibisono, M.T.I, Wakil Rektor Bidang Sumber Daya Wisnu Hera Pamungkas, S.TP., M.Eng, Dekan FHK Dr. Ivan Armawan, Kepala LPPM Richki Hardi, S.T., M.Eng, Ketua Program Studi Teknologi Informasi Djumhadi, S.T., M.Kom, Kepala Biro Pusat Komputer dan Jaringan Subur Anugerah, S.T., M.Eng serta dosen lainnya.

Dalam sambutannya, Rektor berterima kasih atas kunjungan rombongan DTETI UGM Yogyakarta. Rektor kemudian memperkenalkan diri sekaligus mengenalkan beberapa dosen yang juga alumni UGM. “Terima kasih. Semoga perbincangan nanti ada solusi yang lebih bagus,” harap Rektor.

Rektor Dr. Muhammad Rusli menerima cenderamata dari Sekretaris DTETI UGM Sekretaris Ir. Lesnanto Multa Putranto, S.T., M.Eng., Ph.D., IPM. Foto: Media Kreatif

Rektor Dr. Muhammad Rusli menerima cenderamata dari Sekretaris DTETI UGM Ir. Lesnanto Multa Putranto, S.T., M.Eng., Ph.D., IPM. Foto: Media Kreatif

Foto bersama Rektor Universitas Mulia, Wakil Rektor dan dosen bersama dengan jajaran DTETI FT UGM. Foto: Media Kreatif

Foto bersama Rektor Universitas Mulia, Wakil Rektor dan dosen bersama dengan jajaran DTETI FT UGM. Foto: Media Kreatif

Sementara itu, Lesnanto Putranto mengucapkan terima kasih atas sambutan yang hangat. “Pertama kami mengucapkan terima kasih atas sambutan yang hangat. Awalnya komunikasi by wa, sekarang komunikasi zaman canggih, akhirnya bisa ke sini dan kami senang melihat universitas di Balikpapan,” tutur Lesnanto.

Menurutnya, keberadaan perguruan tinggi di Balikpapan merupakan jaminan pengembangan Sumber Daya Manusia di Kalimantan agar semakin baik. Terlebih saat ini, lanjutnya, hadirnya Ibu Kota Nusantara (IKN) yang tengah dalam pembangunan di Kecamatan Sepaku Kabupaten Penajam Paser Utara sudah mulai berjalan.

“Kita sebagai dosen kan punya kewajiban tridarma. Bagaimana kita bisa berkontribusi untuk itu,” tutur Lesnanto. Ia menerangkan, terkait dengan IKN, Rektor UGM Prof. Ova Emilia telah beberapa kali mengunjungi IKN. “Secara umum itu dosen diminta untuk turut mengawal pembangunan dan masa transisi di IKN,” tuturnya.

“Pembangunan fisik merupakan satu hal yang sudah biasa ya, tetapi pembangunan manusia yang juga transisi dari masyarakatnya, sosial, juga hal yang menjadi perhatian,” tuturnya.

Pada tahap awal, menurutnya, yang saat ini dilakukan adalah dengan mengidentifikasi permasalahan sebelum membentuk Smart City dan kelompok-kelompok khusus. “Kebetulan Pak Lukito banyak membidangi Smart City di seluruh Indonesia. Beliau koordinator yang ada di UGM,” tuturnya.

Menurutnya, pembangunan fisik lebih mudah dibanding dengan pembangunan manusia. “Tapi, SDM untuk menjalankan tridarma mengawal proses transisi itu kami tidak mampu. Kita bersama-sama bagaimana menggerakkan SDM yang ada di daerah bisa mengawal proses transisi,” harapnya.

Berdasarkan pengalaman yang dilakukan sebelumnya, dirinya melihat pemahaman masyarakat terkait Smart City, misalnya, masih berbeda. “Ada yang menganggap Smart City itu kota yang sangat canggih sehingga penduduk yang ada di situ akan berubah secara drastis,” ungkapnya.

Dengan asumsi tersebut, muncul kekhawatiran dari masyarakat akibat dampak perubahan drastis yang terjadi apabila Smart City betul-betul diterapkan di IKN. “Nah, hal-hal itu yang kita coba identifikasi,” tutur Lesnanto.

Berbagai masalah yang muncul lainnya, misalnya, UGM melihat masyarakat yang ada di sekitar IKN banyak yang berprofesi sebagai petani sawit. “Setelah lahannya ditebang dijadikan IKN, ya mereka memang dapat kompensasi, tetapi bagaimana mereka melanjutkan kehidupan setelahnya,” ungkapnya.

Meski demikian, secara konsep dirinya mengakui cukup mengerti dan memahami teori yang dipelajari. Namun, merasa kesulitan ketika masuk dalam tahap implementasi. Oleh karena itu, dirinya berharap kerja sama perguruan tinggi di daerah untuk turut mengawal pembangunan IKN ke depan.

(SA/Puskomjar)

Kegiatan donor darah bersama Wali Kota Rahmad Mas'ud di PMI Kota Balikpapan tahun 2021 yang lalu. Syamsuddin Noor hanya memotretnya. Foto: Dok. Syamsuddin Noor

UM – Ada banyak jalan mencapai tujuan seperti yang dilakukan oleh Security Kampus Universitas Mulia ini untuk selalu berbagi. Dirinya merasa tergerak untuk menolong sesama dengan rutin donor darah lantaran terdorong dengan slogan Palang Merah Indonesia (PMI), Setetes darah Anda, nyawa bagi sesama.

Adalah Syamsuddin Noor, seorang Petugas Keamanan (Security) Kampus Utama Universitas Mulia di Jalan Letjen Zaini Azhar Maulani. Ia mengirimkan sebuah foto bahwa dirinya baru saja mendonorkan darahnya di PMI Balikpapan.

“Sendiri saja. Hari Kamis kemarin gagal, maka kucoba lagi,” tuturnya memberi kabar kepada media ini, Sabtu (21/5). Dirinya sempat gagal mendonorkan darah dua hari sebelumnya.

Pak Syam, begitu dirinya disapa, tercatat telah memiliki kartu donor PMI, yang menunjukkan dirinya telah dinyatakan sehat dan memenuhi syarat sebagai donor. Tidak mudah menjadi donor, ada syarat tertentu yang mengharuskan seseorang dinyatakan sehat dan memenuhi syarat.

Petugas Security Kampus Utama Universitas Mulia Syamsuddin Noor saat rutin donor darah di PMI Kota Balikpapan, Sabtu (21/5). Foto: Istimewa

Petugas Security Kampus Utama Universitas Mulia Syamsuddin Noor saat rutin donor darah di PMI Kota Balikpapan, Sabtu (21/5). Foto: Istimewa

Setiap tiga bulan sekali ia bertekad untuk rutin mendonorkan darah. “Saya bulan ke-5 baru bisa donor lagi per tiga bulan satu kali,” ungkapnya saat itu. Menurutnya, pendonoran dilakukan sebanyak empat kali dalam satu tahun.

“Saya pernah donor darah dua kali per tiga bulan karena menolong teman anak saya yang lagi kecelakaan. Pernah juga menolong sepupu Pak Rahmad Mas’ud, Wali Kota sekarang, bertempat di RS Pertamina,” tuturnya senang.

Ia mengaku pernah mengikuti kegiatan donor darah di Kampus saat masih bernama STIKOM Balikpapan. “Saya berharap agar dibuatkan agenda rutin donor darah. Bisa 2, 3, 4 kali setiap tahun,” tuturnya.

Dirinya berharap, apa yang dilakukannya dapat menolong sesama umat manusia. “Kalau dari sisi materi saya pas-pasan. Jadi lewat donor darah ini, saya rasa tepat untuk bisa menolong orang lain,” tuturnya.

Sampai saat ini, ketika di waktu luang, ia juga menjalankan profesinya sebagai tukang ojek online (ojol). Salah satu putranya kini tengah menyelesaikan studinya di Kampus Universitas Mulia.

“Pikiran di benak saya, suatu saat kita juga membutuhkan pertolongan orang lain, mungkin dari jalur lain,” tuturnya. Ia mengaku, setelah melakukan donor darah, dirinya merasakan badan sehat segar bugar.

Ketika ditanya apa saran yang sebaiknya diikuti sivitas akademika Universitas Mulia, dirinya mengatakan tidak ada kata terlambat donor darah. “Selagi kita masih bernafas dan kondisi kesehatan kita masih okey, mengapa tidak? Makin sering donor, makin bagus,” tutupnya memberi motivasi. Semoga manfaat dan berkah ya, Pak.

(SA/PSI)

Monitoring dan Evaluasi Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Internal Universitas Mulia DIPA 2021 dengan asesor Zaini, S.Pd., M.Pd. Wakil Ketua Bidang Akademik STITEK Bontang, Jumat (10/12). Foto: PSI

UM – Lembaga Pengembangan Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (LP3M) Universitas Mulia menggelar Monitoring dan Evaluasi (Monev) berdasarkan Daftar Isian Pelaksanaan Anggara (DIPA) tahun 2021, Rabu (8/12) dan Jumat (10/12). Monev diselenggarakan daring Zoom dengan narasumber Zaini, S.Pd., M.Pd. dari STITEK Bontang.

Monev Pengabdian Masyarakat diikuti 13 judul baik pengusul tunggal maupun kelompok. Sedangkan Penelitian diikuti 15 judul, baik penulis tunggal maupun kelompok. Monev berlangsung selama dua jam, mulai pukul 13.15 Wita sampai dengan pukul  16.15 Wita.

Usai menjalankan Monev, Zaini menilai dan memberikan masukan terkait apa yang telah dipaparkan masing-masing dosen. Ia mengatakan bahwa ketika melaksanakan pengabdian masyarakat maupun penelitian, dosen hendaknya juga melibatkan mahasiswa.

Pasalnya, keterlibatan mahasiswa memiliki dampak yang cukup baik bagi peningkatan akreditasi program studi maupun lembaga atau institusi.

“Untuk membantu akreditasi program studi maupun institusi adalah melibatkan mahasiswa dalam penelitian,” tutur Zaini, Wakil Ketua Bidang Akademik STITEK Bontang ini. Menurutnya, salah satu hal yang menyebabkan mahasiswa butuh waktu lama untuk menyelesaikan studi adalah kesulitan menyelesaikan tugas akhirnya.

“Siapa tahu nanti mahasiswa dilibatkan dalam penelitian dosen akan meningkatkan mahasiswa lulus tepat waktu maupun bisa mengurangi potensi drop-out,” ungkapnya. Hal ini membawa pengaruh bagi prodi saat melakukan akreditasi.

Monitoring dan Evaluasi Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Internal Universitas Mulia DIPA 2021 dengan asesor Zaini, S.Pd., M.Pd. Wakil Ketua Bidang Akademik STITEK Bontang, Jumat (10/12). Foto: PSI

Monitoring dan Evaluasi Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Internal Universitas Mulia DIPA 2021 dengan asesor Zaini, S.Pd., M.Pd. Wakil Ketua Bidang Akademik STITEK Bontang, Jumat (10/12). Foto: PSI

Selain itu, Zaini memberikan masukan bahwa dosen perlu juga memikirkan luaran yang berdampak besar, yakni terbit pada jurnal terakreditasi atau jurnal Internasional yang ter-indeks. Menurutnya, hal ini memiliki kontribusi yang cukup signifikan bagi perguruan tinggi maupun pada jabatan fungsional dosen tersebut.

Zaini memberikan perhatian pada jabatan fungsional agar mendorong agar dosen bersemangat untuk meningkatkan jabatan fungsional lektor kepala hingga guru besar. “Bapak Ibu, silakan untuk bersemangat mengajukan fungsionalnya,” tuturnya.

Ia mengatakan, berdasarkan pengalamannya ada salah satu dosen yang sudah 11 tahun masih memiliki jabatan fungsional Asisten Ahli 100. “Alhamdulillah, kami dorong sehingga bisa naik jabatan fungsional Lektor 300,” tuturnya.

Terkait dengan paparan Monev masing-masing dosen, Zaini melihat dari beberapa penelitian yang memiliki potensi menjadi ‘Brand’ keunggulan bagi Universitas Mulia. “Nah itu juga bisa mendorong calon mahasiswa untuk bergabung dengan Universitas Mulia,” ungkapnya.

Meski demikian, dirinya melihat penelitian dosen Universitas Mulia juga memiliki potensi menjadi penelitian multiyear. “Artinya, Bapak Ibu tidak perlu berpikir untuk mengembangkan penelitian yang lain, tapi fokus saja pada bagian-bagian itu dan dikembangkan,” tuturnya.

Sementara itu, Kepala LP3M Richki Hardi, S.T., M.Eng. menyambut hangat masukan Zaini yang dinilainya cukup banyak. “Beberapa masukan sebenarnya ada yang sudah Kami terima, tapi ada yang belum Kami tahu juga. Alhamdulillah, terima kasih Pak Zaini, mudah-mudahan ke depan Kita bisa lebih baik lagi,” tutup Richki Hardi.

(SA/PSI)

Drs. Suprijadi MPd pada Pelaksanaan Program Sekolah Penggerak di SMPN 3 PPU. Dok. Foto: Suprijadi

UM – Dosen Universitas Mulia pada Semester Ganjil 2021/2022 ini banyak yang melaksanakan pengabdian masyarakat sebagai bagian dari menjalankan tugas Tri Dharma Perguruan Tinggi. Salah satunya dilakukan Drs. Suprijadi, M.Pd. dalam Program Sekolah Penggerak di Penajam Paser Utara Kalimantan Timur, Selasa (23/11) yang lalu.

Dikutip dari situs Kemendikbud, Program Sekolah Penggerak merupakan penyempurnaan program transformasi sekolah sebelumnya, yakni bertugas mengakselerasi sekolah negeri/swasta untuk bergerak 1-2 tahap lebih maju. Program ini dijalankan secara bertahap dan terintegrasi dengan ekosistem sehingga seluruh sekolah di Indonesia menjadi Program Sekolah Penggerak.

Menurut Drs. Suprijadi, untuk mengawali kegiatan ini dilakukan pembentukan Program Forum Pemangku Kepentingan Daerah (FPKD) Program Sekolah Penggerak Kabupaten Penajam Paser Utara. Hal ini berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nomor : 371/M/2021 tentang Program Sekolah Penggerak.

Program FPKD tersebut diikuti anggota maupun perwakilan mulai dari pengawas pendidikan, kepala sekolah, guru, komite sekolah, orang tua, tokoh masyarakat, perwakilan siswa, dan pemangku kepentingan lainnya.

Dalam kesempatan ini, mereka berdiskusi dengan Dirjen PAUD, Pendidikan Dasar dan Menengah Jumeri, STP.,M.Si, Bupati yang diwakili oleh Asisten I Bidang Pemerintahan Sodikin,S.Pd.,MM, Kepala LPMP Kalimantan Timur Dr.Khairullah,S.Pd.,M.Pd, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kabupaten PPU Drs.Alimuddin.M,Si. serta Pelatih Ahli Program Sekolah Penggerak Drs. Suprijadi, M.Pd dari Universitas Mulia.

Dirjen PAUD, Pendidikan Dasar dan Menengah Jumeri, STP.,M.Si, Bupati yang diwakili oleh Asisten I Bidang Pemerintahan  Sodikin,S.Pd.,MM, Kepala LPMP Kalimantan Timur Dr.Khairullah,S.Pd.,M.Pd, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kabupaten PPU Drs.Alimuddin.M,Si. pada Pelaksanaan Program Sekolah Penggerak di SMPN 1 PPU, Selasa (23/11). Dok. Foto: Suprijadi

Dirjen PAUD, Pendidikan Dasar dan Menengah Jumeri, STP.,M.Si, Bupati yang diwakili oleh Asisten I Bidang Pemerintahan Sodikin,S.Pd.,MM, Kepala LPMP Kalimantan Timur Dr.Khairullah,S.Pd.,M.Pd, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kabupaten PPU Drs.Alimuddin.M,Si. pada Pelaksanaan Program Sekolah Penggerak di SMPN 1 PPU, Selasa (23/11). Dok. Foto: Suprijadi

Pelaksanaan Program Sekolah Penggerak di SMPN 1 PPU, Selasa (23/11). Dok. Foto: Suprijadi

Pelaksanaan Program Sekolah Penggerak di SMPN 1 PPU, Selasa (23/11). Dok. Foto: Suprijadi

Drs. Suprijadi MPd pada Pelaksanaan Program Sekolah Penggerak di SMPN 3 PPU. Dok. Foto: Suprijadi

Drs. Suprijadi MPd pada Pelaksanaan Program Sekolah Penggerak di SMPN 3 PPU. Dok. Foto: Suprijadi

Drs. Suprijadi MPd pada Pelaksanaan Program Sekolah Penggerak di SMPN 3 PPU. Dok. Foto: Suprijadi

Drs. Suprijadi MPd pada Pelaksanaan Program Sekolah Penggerak di SMPN 3 PPU. Dok. Foto: Suprijadi

Jumeri mengatakan bahwa FPKD dinilai sangat penting untuk dilaksanakan mengingat, melalui forum tersebut, masing-masing sekolah penggerak bisa saling bertukar informasi dan berbagi praktik baik dalam mengimplementasikan program sekolah penggerak.

Jumeri juga mengatakan Program Sekolah Penggerak merupakan program kolaborasi antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah yang dimulai dari kompetensi sumber daya manusia. “Sekolah penggerak harus selalu melakukan inovasi-inovasi demi terwujudnya pendidikan yang berkualitas,” tutur Jumeri.

Menurut Jumeri, proses belajar siswa di kelas juga terdapat perubahan-perubahan tata cara belajar. Seperti penataan meja kursi siswa tidak lagi mengarah ke guru layaknya penumpang bus, melainkan siswa diwajibkan untuk duduk berkelompok.

Setiap kelompok, terangnya, diberikan permasalahan yang harus dipecahkan. Siswa diharapkan saling berkolaborasi, saling bekerja sama gotong royong dan berkomunikasi, dan memiliki rasa toleransi antar siswa lainnya.

Sementara itu, Drs Suprijadi mengatakan bahwa salah satu program prioritas Kemendikbud dalam sekolah penggerak adalah program digitalisasi sekolah.

“Artinya, tidak hanya terkait pengadaan alat elektronik digitalisasi sekolah, melainkan Kemendikbud akan membuat suatu platform sehingga para guru bisa dengan mudah mengunduh kurikulum dan memilih dalam bentuk modul-modul agar proses pembelajaran jauh lebih efektif dan efisien,” tutur Drs. Suprijadi.

Digitalisasi sekolah, menurut Drs. Suprijadi, tidak hanya berfungsi menyediakan sarana Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) saja, tetapi juga mempermudah guru untuk memilih apa yang paling cocok sesuai dengan karakteristik siswa.

“Misalnya, dalam kurikulum sekolah penggerak terdapat mata pelajaran Informatika baik tingkat SMP maupun SMA yang dapat diampu oleh guru yang mempunyai kualifikasi akademik sarjana atau memiliki sertifikat pendidik bidang keahlian Ilmu Komputer, Informatika, dan TIK,” tuturnya.

Meski demikian, banyak sekolah yang memiliki keterbatasan tenaga guru yang mumpuni untuk mengampu mata pelajaran informatika. “Maka dalam kesempatan diskusi FPKD, kami membuka kesempatan menjalin kerjasama pengabdian masyarakat dengan Dinas Pendidikan terutama sekolah-sekolah yang menjadi Pilot Project Sekolah Penggerak sebanyak 12 Sekolah Penggerak,” ungkap Drs. Suprijadi.

Dirinya kemudian berdiskusi dengan Dekan Fakultas Ilmu Komputer Universitas Mulia Wisnu Hera Pamungkas .S.TP., M.Eng. untuk membantu mengatasi permasalahan tersebut dengan mendorong tenaga pendidik atau dosen yang berkualifikasi Profesional untuk terlibat sebagai Pelatih Ahli Sekolah Penggerak di waktu yang akan datang.

“Kami berharap semoga teman-teman Dosen yang mengikuti rekrutmen Pelatih Ahli Sekolah Penggerak angkatan kedua dapat menjadi teman sharing bagi kami untuk mengimplementasikan Program Sekolah Penggerak dalam mewujudkan 6 dimensi Profil Pelajar Pancasila yaitu Beriman, bertaqwa kepada Tuhan YME dan berakhlak mulia, mandiri, bernalar kritis, kreatif, bergotong royong, berkebhinekaan tunggal ika,” pungkasnya.

(SA/PSI)

Peserta pelatihan dari SMK Ibnu Khaldun foto bersama Dosen Prodi Manajemen Ibu Linda Fauziyah Ariyani, S.Pd., M.Pd., Ibu Murtasiyah, S.E, M.M., Ibu Endah Lestari, S.E, M.M di Gedung Chengho, Kamis (11/11)

UM– Program Studi (Prodi) S1 Manajemen Universitas Mulia Balikpapan kembali melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat pada Kamis (11/11). Dipusatkan di Kampus Cheng Ho, kegiatan itu berupa pelatihan pengolahan hasil laut untuk masyarakat pesisir Balikpapan.

Ketua Panitia Endah Lestari, S.E, M.M menjelaskan, program pelatihan ini merupakan tindak lanjut dari penerima hibah internal DIPA LP3M yang diberikan kepada Prodi Manajemen untuk pengabdian masyarakat.

“Jadi kegiatan ini salah satu bagian dari pengabdian kita dibidang Pengembangan Potensi Wirausaha untuk masyarakat sekitar pesisir Balikpapan,” jelas Endah.

Adapun yang terlibat dalam program ini katanya, yakni para dosen Prodi Manajemen yang terdiri dari Linda Fauziyah Ariyani, S.Pd, M.Pd, Nandha Narendra, S.E, M.M, Made Ayu, S.E, M.M dan Murtasiyah, S.E, M.M.

“Dalam program ini kita bekerjasama dengan SMK Ibnu Khaldun. Ada 12 peserta dimana mereka adalah para remaja yang ingin mengembangkan diri mereka menciptakan produk secara mandiri,” ujarnya.

Dirinya menyebut, pelatihan pengolahan hasil laut dipilih karena menurutnya di Balikpapan saat ini masih sedikit yang mengoptimalkan olahan hasil laut, untuk itu pihaknya pun berinisiatif melatih masyarakat pesisir Balikpapan untuk pengolahan hasil laut dengan tujuan meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar pesisir.

Antusias peserta pelatihan dari SMK Ibnu Khaldun praktik membuat Cireng Ikan, Empek Empek, Bakso Ikan hingga Krupuk Ikan di Gedung Chengho, Kamis (11/11)

Antusias peserta pelatihan dari SMK Ibnu Khaldun praktik membuat Cireng Ikan, Empek Empek, Bakso Ikan hingga Krupuk Ikan di Gedung Chengho, Kamis (11/11)

Selain pemberian materi dalam pelatihan itu juga diajarkan langsung secara praktik membuat olahan hasil laut. “Mereka membuat Cireng Ikan, Empek Empek, Bakso Ikan hingga Krupuk Ikan,” sebutnya.

Selain praktik membuat olahan, dalam pelatihan itu juga, katanya, diajarkan pula terkait Digital Marketing, Branding produk hingga packingan produk. “Ini dilakukan agar setelah mereka dapat menghasilkan olahan, mereka dapat langsung dapat memasarkan hasilnya dengan metode marketing yang baik sehingga dapat lebih mudah diterima oleh masyarakat,” katanya.

Endah menerangkan, dari hasil pelatihan itu, tampak para peserta sangat senang dengan hasil yang didapatkan. “Nantinya mereka ingin bila produk itu berhasil mereka akan kembali memangil tim kita untuk membantu pengembangan selanjutnya, seperti membuat event expo untuk produk-produk mereka,” terangnya.

“Intinya kita akan terus memantau semua pihak yang sudah bekerjasama dengan kita. Sebab sesuai dengan tag line Universitas Mulia yakni Global Technopreneurship Campus, dimana kita fokus dengan pengembangan wirausaha mahasiswa dan bukan hanya mahasiswa, sebagai wujud kepedulian kita terhadap pengembangan UMKM dan bisnis baru yang akan bermunculan di Balikpapan,” tambahnya.

Dirinya pun berharap dengan pelatihan ini dapat membantu menigkatkan ekonomi masyarakat dan bertumbuhnya bisnis-bisnis baru yang ada di masyarakat yang diplopori oleh anak muda. (mra)

Drs. Suprijadi M.Pd. bersama sesama peserta Pelatihan Penyamaan Persepsi dalam rangka meningkatkan kapasitas perannya sebagai pelatih ahli melalui kegiatan upgrading bersama PPPPTK dan LPPKSPS, 12-14 Oktober 2021 di Serpong. Foto: Istimewa

UM – Dosen Universitas Mulia Drs. Suprijadi, M.Pd. diangkat sebagai Pelatih Ahli Program Penggerak Angkatan I oleh Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI. Hal ini berdasarkan SK dengan Nomor 5465/B/KP.04.00/2021 yang ditandatangani Direktur Jenderal Ditjen Guru dan Tenaga Kependidikan Iwan Syahril, (29/9) yang lalu.

Pada SK tersebut terdapat 635 orang Pelatih Ahli dari seluruh Indonesia. Tercatat 10 orang Pelatih Ahli berasal dari Provinsi Kalimantan Timur. Paling banyak didominasi dari Kota Samarinda. Sedangkan dari Kutai Kartanegara, Penajam Paser Utara dan Kota Balikpapan masing-masing satu orang.

Rektor Universitas Mulia DR. Agung Sakti Pribadi S.H., M.H. mengapresiasi atas keterlibatan dosen Universitas Mulia dalam kegiatan yang termasuk dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi yang meliputi Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian pada Masyarakat.

“Saya selalu mendorong dan mengapresiasi dosen-dosen untuk berkegiatan dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi, seperti yang dilakukan Pak Suprijadi yang diangkat sebagai Pelatih Ahli dalam Program Sekolah Penggerak Kemendikbudristek. Mudah-mudahan ini memotivasi dosen lainnya untuk terlibat aktif dalam program-program yang relevan,” tutur DR. Agung Sakti.

Berdasarkan SK tersebut, Pelatih Ahli bertugas untuk melakukan lokakarya pengawas sekolah dan kepala sekolah dan melatih kepala sekolah dan operator sekolah mengenai perencanaan berbasis data dan pengelolaan sumber daya sekolah.

Selain itu, Pelatih Ahli diharapkan berperan aktif pada pertemuan forum pemangku kepentingan sekolah, melakukan penguatan kepada komite pembelajaran, mendampingi kepala sekolah melalui coaching serta meningkatkan kapasitas perannya sebagai pelatih ahli melalui kegiatan upgrading bersama PPPPTK dan LPPKSPS.

Pelatih Ahli bertanggungjawab kepada Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbudristek RI dan bertugas sampai akhir Program Sekolah Penggerak Angkatan I.

Drs. Suprijadi mengatakan bahwa Program Pelatih Ahli atau Asessor adalah Program Kerjasama Ditjen Dikti dengan Ditjen Guru dan Tenaga Kependidikan No 2607/B.B2/GT.03.15/2021 tentang Rekrutmen Pelatih Ahli dari unsur akademisi sebagai wujud program penelitian dan pengabdian masyarakat.

Pelatihan Penyamaan Persepsi dalam rangka meningkatkan kapasitas perannya sebagai pelatih ahli melalui kegiatan upgrading bersama PPPPTK dan LPPKSPS, 12-14 Oktober 2021 di Serpong. Foto: Istimewa

Pelatihan Penyamaan Persepsi dalam rangka meningkatkan kapasitas perannya sebagai pelatih ahli melalui kegiatan upgrading bersama PPPPTK dan LPPKSPS, 12-14 Oktober 2021 di Serpong. Foto: Istimewa

Drs. Suprijadi M.Pd. bersama sesama peserta Pelatihan Penyamaan Persepsi dalam rangka meningkatkan kapasitas perannya sebagai pelatih ahli melalui kegiatan upgrading bersama PPPPTK dan LPPKSPS, 12-14 Oktober 2021 di Serpong. Foto: Istimewa

Drs. Suprijadi M.Pd. bersama sesama peserta Pelatihan Penyamaan Persepsi dalam rangka meningkatkan kapasitas perannya sebagai pelatih ahli melalui kegiatan upgrading bersama PPPPTK dan LPPKSPS, 12-14 Oktober 2021 di Serpong. Foto: Istimewa

Drs. Suprijadi M.Pd. saat Coaching dalam jaringan (daring) dengan Kepala Sekolah SDN 30 Babulu Penajam Paser Utara, Minggu (31/10). Foto: Dok. Suprijadi

Drs. Suprijadi M.Pd. saat Coaching dalam jaringan (daring) dengan Kepala Sekolah SDN 30 Babulu Penajam Paser Utara, Minggu (31/10). Foto: Dok. Suprijadi

Ia mengatakan bahwa tujuan Pelatih Ahli ini dalam rangka mewujudkan visi Pendidikan Indonesia Maju berdaulat, mandiri, dan berkepribadian melalui terciptanya Profil Pelajar Pancasila yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, mandiri, berpikir kritis, kreatif, berjiwa gotong royong serta berkebhinekaan global.

“Adapun tugasnya mendampingi (coaching) Pengawas Sekolah, Kepala Sekolah untuk mewujudkan visi pendidikan. Lama tugas satu tahun mendampingi secara luring 4-6 kali yang dikolaborasikan dengan program pengabdian masyarakat Universitas Mulia,” tutur Suprijadi.

“Hari ini saya sedang coaching dengan Kepala Sekolah Dasar Negeri 30 Babulu Penajam Paser Utara,” ungkap Suprijadi. Minggu (31/10).

Menurutnya, coaching bersifat menggali permasalahan-permasalahan yang ada di sekolah dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka Belajar berparadigma baru dengan model pembelajaran berdeferensiasi. “Selain itu juga menggali kekawatiran Kepala Sekolah dalam menjalankan Program Sekolah Penggerak menuju Profil Pelajar Pancasila,” ungkapnya.

Suprijadi berharap dengan Program Pelatih Ahli ini dapat meningkatkan motivasi dirinya sebagai dosen Universitas Mulia. “Saya sebagai dosen harus secara berkelanjutan melakukan kegiatan Penelitian dan Pengabdian Masyarakat sebagaimana yang Bapak Rektor amanatkan kepada kita,” tuturnya.

Baginya, tugas dosen adalah menerapkan implementasi dari Tri Dharma Perguruan Tinggi. “Tentunya semoga amanat ini dapat memberikan kemaslahatan bagi diri saya sekeluarga, Universitas Mulia, Yayasan Airlangga, dan masyarakat pada umumnya,” pungkasnya.

(SA/PSI)