Dosen Universitas Mulia Ini Aktif dalam Program Sekolah Penggerak Kemendikbud Memajukan Pendidikan
UM – Dosen Universitas Mulia pada Semester Ganjil 2021/2022 ini banyak yang melaksanakan pengabdian masyarakat sebagai bagian dari menjalankan tugas Tri Dharma Perguruan Tinggi. Salah satunya dilakukan Drs. Suprijadi, M.Pd. dalam Program Sekolah Penggerak di Penajam Paser Utara Kalimantan Timur, Selasa (23/11) yang lalu.
Dikutip dari situs Kemendikbud, Program Sekolah Penggerak merupakan penyempurnaan program transformasi sekolah sebelumnya, yakni bertugas mengakselerasi sekolah negeri/swasta untuk bergerak 1-2 tahap lebih maju. Program ini dijalankan secara bertahap dan terintegrasi dengan ekosistem sehingga seluruh sekolah di Indonesia menjadi Program Sekolah Penggerak.
Menurut Drs. Suprijadi, untuk mengawali kegiatan ini dilakukan pembentukan Program Forum Pemangku Kepentingan Daerah (FPKD) Program Sekolah Penggerak Kabupaten Penajam Paser Utara. Hal ini berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nomor : 371/M/2021 tentang Program Sekolah Penggerak.
Program FPKD tersebut diikuti anggota maupun perwakilan mulai dari pengawas pendidikan, kepala sekolah, guru, komite sekolah, orang tua, tokoh masyarakat, perwakilan siswa, dan pemangku kepentingan lainnya.
Dalam kesempatan ini, mereka berdiskusi dengan Dirjen PAUD, Pendidikan Dasar dan Menengah Jumeri, STP.,M.Si, Bupati yang diwakili oleh Asisten I Bidang Pemerintahan Sodikin,S.Pd.,MM, Kepala LPMP Kalimantan Timur Dr.Khairullah,S.Pd.,M.Pd, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kabupaten PPU Drs.Alimuddin.M,Si. serta Pelatih Ahli Program Sekolah Penggerak Drs. Suprijadi, M.Pd dari Universitas Mulia.

Dirjen PAUD, Pendidikan Dasar dan Menengah Jumeri, STP.,M.Si, Bupati yang diwakili oleh Asisten I Bidang Pemerintahan Sodikin,S.Pd.,MM, Kepala LPMP Kalimantan Timur Dr.Khairullah,S.Pd.,M.Pd, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kabupaten PPU Drs.Alimuddin.M,Si. pada Pelaksanaan Program Sekolah Penggerak di SMPN 1 PPU, Selasa (23/11). Dok. Foto: Suprijadi

Pelaksanaan Program Sekolah Penggerak di SMPN 1 PPU, Selasa (23/11). Dok. Foto: Suprijadi

Drs. Suprijadi MPd pada Pelaksanaan Program Sekolah Penggerak di SMPN 3 PPU. Dok. Foto: Suprijadi

Drs. Suprijadi MPd pada Pelaksanaan Program Sekolah Penggerak di SMPN 3 PPU. Dok. Foto: Suprijadi
Jumeri mengatakan bahwa FPKD dinilai sangat penting untuk dilaksanakan mengingat, melalui forum tersebut, masing-masing sekolah penggerak bisa saling bertukar informasi dan berbagi praktik baik dalam mengimplementasikan program sekolah penggerak.
Jumeri juga mengatakan Program Sekolah Penggerak merupakan program kolaborasi antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah yang dimulai dari kompetensi sumber daya manusia. “Sekolah penggerak harus selalu melakukan inovasi-inovasi demi terwujudnya pendidikan yang berkualitas,” tutur Jumeri.
Menurut Jumeri, proses belajar siswa di kelas juga terdapat perubahan-perubahan tata cara belajar. Seperti penataan meja kursi siswa tidak lagi mengarah ke guru layaknya penumpang bus, melainkan siswa diwajibkan untuk duduk berkelompok.
Setiap kelompok, terangnya, diberikan permasalahan yang harus dipecahkan. Siswa diharapkan saling berkolaborasi, saling bekerja sama gotong royong dan berkomunikasi, dan memiliki rasa toleransi antar siswa lainnya.
Sementara itu, Drs Suprijadi mengatakan bahwa salah satu program prioritas Kemendikbud dalam sekolah penggerak adalah program digitalisasi sekolah.
“Artinya, tidak hanya terkait pengadaan alat elektronik digitalisasi sekolah, melainkan Kemendikbud akan membuat suatu platform sehingga para guru bisa dengan mudah mengunduh kurikulum dan memilih dalam bentuk modul-modul agar proses pembelajaran jauh lebih efektif dan efisien,” tutur Drs. Suprijadi.
Digitalisasi sekolah, menurut Drs. Suprijadi, tidak hanya berfungsi menyediakan sarana Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) saja, tetapi juga mempermudah guru untuk memilih apa yang paling cocok sesuai dengan karakteristik siswa.
“Misalnya, dalam kurikulum sekolah penggerak terdapat mata pelajaran Informatika baik tingkat SMP maupun SMA yang dapat diampu oleh guru yang mempunyai kualifikasi akademik sarjana atau memiliki sertifikat pendidik bidang keahlian Ilmu Komputer, Informatika, dan TIK,” tuturnya.
Meski demikian, banyak sekolah yang memiliki keterbatasan tenaga guru yang mumpuni untuk mengampu mata pelajaran informatika. “Maka dalam kesempatan diskusi FPKD, kami membuka kesempatan menjalin kerjasama pengabdian masyarakat dengan Dinas Pendidikan terutama sekolah-sekolah yang menjadi Pilot Project Sekolah Penggerak sebanyak 12 Sekolah Penggerak,” ungkap Drs. Suprijadi.
Dirinya kemudian berdiskusi dengan Dekan Fakultas Ilmu Komputer Universitas Mulia Wisnu Hera Pamungkas .S.TP., M.Eng. untuk membantu mengatasi permasalahan tersebut dengan mendorong tenaga pendidik atau dosen yang berkualifikasi Profesional untuk terlibat sebagai Pelatih Ahli Sekolah Penggerak di waktu yang akan datang.
“Kami berharap semoga teman-teman Dosen yang mengikuti rekrutmen Pelatih Ahli Sekolah Penggerak angkatan kedua dapat menjadi teman sharing bagi kami untuk mengimplementasikan Program Sekolah Penggerak dalam mewujudkan 6 dimensi Profil Pelajar Pancasila yaitu Beriman, bertaqwa kepada Tuhan YME dan berakhlak mulia, mandiri, bernalar kritis, kreatif, bergotong royong, berkebhinekaan tunggal ika,” pungkasnya.
(SA/PSI)