Terdorong Ingin Berbagi Menolong Sesama, Security Kampus Ini Rutin Donor Darah

Kegiatan donor darah bersama Wali Kota Rahmad Mas'ud di PMI Kota Balikpapan tahun 2021 yang lalu. Syamsuddin Noor hanya memotretnya. Foto: Dok. Syamsuddin Noor

UM – Ada banyak jalan mencapai tujuan seperti yang dilakukan oleh Security Kampus Universitas Mulia ini untuk selalu berbagi. Dirinya merasa tergerak untuk menolong sesama dengan rutin donor darah lantaran terdorong dengan slogan Palang Merah Indonesia (PMI), Setetes darah Anda, nyawa bagi sesama.

Adalah Syamsuddin Noor, seorang Petugas Keamanan (Security) Kampus Utama Universitas Mulia di Jalan Letjen Zaini Azhar Maulani. Ia mengirimkan sebuah foto bahwa dirinya baru saja mendonorkan darahnya di PMI Balikpapan.

“Sendiri saja. Hari Kamis kemarin gagal, maka kucoba lagi,” tuturnya memberi kabar kepada media ini, Sabtu (21/5). Dirinya sempat gagal mendonorkan darah dua hari sebelumnya.

Pak Syam, begitu dirinya disapa, tercatat telah memiliki kartu donor PMI, yang menunjukkan dirinya telah dinyatakan sehat dan memenuhi syarat sebagai donor. Tidak mudah menjadi donor, ada syarat tertentu yang mengharuskan seseorang dinyatakan sehat dan memenuhi syarat.

Petugas Security Kampus Utama Universitas Mulia Syamsuddin Noor saat rutin donor darah di PMI Kota Balikpapan, Sabtu (21/5). Foto: Istimewa

Petugas Security Kampus Utama Universitas Mulia Syamsuddin Noor saat rutin donor darah di PMI Kota Balikpapan, Sabtu (21/5). Foto: Istimewa

Setiap tiga bulan sekali ia bertekad untuk rutin mendonorkan darah. “Saya bulan ke-5 baru bisa donor lagi per tiga bulan satu kali,” ungkapnya saat itu. Menurutnya, pendonoran dilakukan sebanyak empat kali dalam satu tahun.

“Saya pernah donor darah dua kali per tiga bulan karena menolong teman anak saya yang lagi kecelakaan. Pernah juga menolong sepupu Pak Rahmad Mas’ud, Wali Kota sekarang, bertempat di RS Pertamina,” tuturnya senang.

Ia mengaku pernah mengikuti kegiatan donor darah di Kampus saat masih bernama STIKOM Balikpapan. “Saya berharap agar dibuatkan agenda rutin donor darah. Bisa 2, 3, 4 kali setiap tahun,” tuturnya.

Dirinya berharap, apa yang dilakukannya dapat menolong sesama umat manusia. “Kalau dari sisi materi saya pas-pasan. Jadi lewat donor darah ini, saya rasa tepat untuk bisa menolong orang lain,” tuturnya.

Sampai saat ini, ketika di waktu luang, ia juga menjalankan profesinya sebagai tukang ojek online (ojol). Salah satu putranya kini tengah menyelesaikan studinya di Kampus Universitas Mulia.

“Pikiran di benak saya, suatu saat kita juga membutuhkan pertolongan orang lain, mungkin dari jalur lain,” tuturnya. Ia mengaku, setelah melakukan donor darah, dirinya merasakan badan sehat segar bugar.

Ketika ditanya apa saran yang sebaiknya diikuti sivitas akademika Universitas Mulia, dirinya mengatakan tidak ada kata terlambat donor darah. “Selagi kita masih bernafas dan kondisi kesehatan kita masih okey, mengapa tidak? Makin sering donor, makin bagus,” tutupnya memberi motivasi. Semoga manfaat dan berkah ya, Pak.

(SA/PSI)