Tag Archive for: Kuliah Umum

Balikpapan, 30 Oktober 2025 – Program Studi Farmasi Universitas Mulia mempertegas perannya sebagai bagian dari institusi yang aktif membangun kesadaran kesehatan masyarakat melalui kegiatan Kuliah Umum Pencegahan Kanker, Rabu (29/10) di Ballroom Cheng Hoo.
Kegiatan ini menjadi hasil kolaborasi antara Universitas Mulia dengan Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Cabang Balikpapan serta tiga perguruan tinggi mitra — Universitas Balikpapan, Politeknik Nusantara, dan Politeknik Borneo Medistra — yang diikuti oleh 215 peserta. Melalui forum ini, Universitas Mulia tidak hanya memperkaya wawasan akademik mahasiswa, tetapi juga memperkuat jejaring kolaborasi lintas lembaga dalam bidang kesehatan dan pengabdian kepada masyarakat.

dr. Maurits Marpaung, Sp.P(K) saat memaparkan materi dengan fokus pada aspek pulmonologi serta pengaruh faktor lingkungan terhadap risiko kanker.

Pada kesempatan tersebut, Ketua Program Studi Farmasi Universitas Mulia, Citta Widya Sari, S.Farm., M.Farm., Apt., menjelaskan bahwa pemilihan topik Pencegahan Kanker memiliki relevansi langsung dengan kurikulum pembelajaran di bidang farmasi, khususnya mata kuliah Farmakoterapi. Ia menuturkan, kegiatan ini juga menjadi bagian dari dukungan akademik terhadap kampanye edukasi kesehatan yang selama ini dijalankan oleh YKI Cabang Balikpapan.

“Mahasiswa farmasi perlu memahami aspek promotif dan preventif dalam pelayanan kesehatan masyarakat. Kuliah umum ini menjadi salah satu sarana pembelajaran yang kontekstual dan aplikatif,” ujarnya.

Lebih lanjut, Citta menekankan bahwa mahasiswa farmasi memiliki posisi strategis sebagai garda terdepan dalam edukasi kesehatan, terutama melalui kegiatan pembelajaran berbasis masyarakat. Hal tersebut telah terintegrasi dalam mata kuliah Farmasi Kesehatan Masyarakat dan Pharmaceutical Care Internship yang menggunakan pendekatan Problem Based Learning. Melalui kegiatan tersebut, mahasiswa dilatih untuk berinteraksi langsung dengan masyarakat di tingkat layanan dasar kesehatan serta melakukan sosialisasi terkait pencegahan penyakit. Ia menambahkan, tindak lanjut dari kuliah umum ini akan diterapkan dalam kegiatan pembelajaran semester berikutnya agar pemahaman mahasiswa terhadap pencegahan kanker dapat terus berkembang secara berkelanjutan.

Dosen Program Studi Farmasi Universitas Mulia bersama Kaprodi Apt. Warrantia Citta Citti Putri, S.Farm., M.Sc., mengajak peserta melakukan sesi ice breaking melalui senam poco-poco di sela kegiatan kuliah umum, menciptakan suasana interaktif dan menyegarkan di tengah kegiatan akademik.

Kegiatan kuliah umum ini sekaligus memperluas ruang interaksi akademik antara Universitas Mulia dan lembaga mitra dalam isu kesehatan masyarakat. Melalui jejaring kolaborasi lintas perguruan tinggi bersama YKI Cabang Balikpapan, universitas berupaya menumbuhkan kesadaran kritis mahasiswa terhadap pentingnya pencegahan penyakit melalui ilmu pengetahuan yang teruji dan pendekatan yang humanis. Inisiatif semacam ini memperlihatkan bagaimana Universitas Mulia memosisikan pendidikan tinggi bukan sekadar proses belajar di ruang kelas, tetapi juga sebagai wahana aktualisasi nilai kemanusiaan dan tanggung jawab sosial sivitas akademika. (YMN)

Balikpapan 30 Oktober 2025 – Sebagai bagian dari upaya membangun kesadaran kesehatan masyarakat, Program Studi Farmasi Universitas Mulia berkolaborasi dengan Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Cabang Balikpapan menggelar Kuliah Umum Pencegahan Kanker di Ballroom Cheng Hoo, Rabu (29/10).

Kegiatan ini juga melibatkan tiga perguruan tinggi mitra, yakni Universitas Balikpapan, Politeknik Nusantara, dan Politeknik Borneo Medistra, dengan total peserta mencapai 215 orang. Melalui kegiatan bersama ini, Universitas Mulia menegaskan peran aktifnya dalam memperkuat edukasi publik melalui kegiatan akademik yang berdampak langsung bagi masyarakat.

Ketua YKI Cabang Balikpapan, drg. Dyah Muryani, MARS, memberikan sambutan pada seremonial pembukaan Kuliah Umum Pencegahan Kanker di Ballroom Cheng Hoo, Rabu (29/10).

Kuliah umum menghadirkan tiga pemateri dengan latar keahlian berbeda, yaitu dr. Daniel Y.P., Sp.OG., MKed.Klin, dr. Martin Ayuningtyas Wulandari, M.Kes., Sp.GK, dan dr. Maurits Marpaung, Sp.P(K). Ketiganya memaparkan berbagai aspek pencegahan kanker, mulai dari pentingnya deteksi dini hingga peran gaya hidup sehat dalam mengurangi risiko penyakit.

Ketua YKI Cabang Balikpapan, drg. Dyah Muryani, MARS, menjelaskan bahwa kolaborasi dengan perguruan tinggi menjadi strategi penting dalam memperluas jangkauan edukasi pencegahan kanker di kalangan muda.

“YKI Balikpapan ingin mengampanyekan pencegahan kanker secara dini kepada mahasiswa dan civitas akademika, khususnya di lingkungan Prodi Farmasi Universitas Mulia,” ujarnya.

Ia mengungkapkan bahwa kesadaran masyarakat Balikpapan terhadap pentingnya deteksi dini kanker kini semakin meningkat.

“Masyarakat sudah semakin mengerti tentang pentingnya deteksi dini sebagai langkah pencegahan. Setiap tahun kami bekerja sama dengan puskesmas, klinik TNI dan Polri, serta organisasi wanita seperti PKK untuk melakukan pemeriksaan IVA test dan metode SADARI. Rata-rata hampir seribu sasaran kami jangkau setiap tahun,” jelasnya.

Para narasumber, pimpinan perguruan tinggi mitra, panitia, dan peserta berfoto bersama seusai seremonial pembukaan Kuliah Umum Pencegahan Kanker.

Melalui kegiatan bersama perguruan tinggi, YKI berharap pesan tentang pencegahan kanker dapat menjangkau kalangan muda secara lebih luas.

“Kami ingin pesan pencegahan kanker menjangkau generasi muda. Karena itu, kami aktif bekerja sama dengan perguruan tinggi dan kelompok pemuda untuk kegiatan penyuluhan serta deteksi dini menggunakan metode SADARI,” terangnya.

Dyah juga menekankan pentingnya peran mahasiswa dalam menyebarkan semangat hidup sehat kepada lingkungannya.

“Kami berharap mahasiswa yang mengikuti kuliah umum ini bisa menyebarkan kembali pesan pencegahan kanker kepada keluarga, teman, dan masyarakat, termasuk melalui media sosial mereka,” katanya.

Ia menutup dengan pesan reflektif agar generasi muda mampu menjadi teladan dalam menjalankan pola hidup sehat.

“Generasi muda diharapkan disiplin terhadap diri sendiri dan mengajak lingkungannya untuk hidup sehat — mulai dari pola makan, olahraga teratur, tidak merokok, serta aktif melakukan pencegahan kanker sedini mungkin,” pesan Dyah.

Sejumlah mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Balikpapan tampak antusias mengikuti Kuliah Umum Pencegahan Kanker yang digelar di Ballroom Cheng Hoo.

Kegiatan ini mencerminkan cara Universitas Mulia memaknai peran pendidikan tinggi bukan hanya sebatas ruang kuliah, tetapi juga sebagai sarana membangun kesadaran dan tanggung jawab sosial di kalangan mahasiswa. Bagi Universitas Mulia, kuliah umum ini bukan sekadar agenda akademik, melainkan bagian dari proses pembentukan karakter mahasiswa agar peka terhadap persoalan kesehatan masyarakat. Melalui kolaborasi dengan YKI Balikpapan, universitas berupaya menanamkan kepedulian ilmiah dan menghubungkan pengetahuan yang diperoleh di ruang kelas dengan realitas kehidupan, sehingga ilmu yang dipelajari benar-benar memberi manfaat bagi masyarakat. (YMN)

Balikpapan, 14 Oktober 2025 – Universitas Mulia menggelar Kuliah Umum Pasar Modal 2025 dengan tema “Investasi Cerdas, Masa Depan Berkualitas: Menumbuhkan Minat dan Pengetahuan Pasar Saham di Kalangan Mahasiswa Universitas Mulia”, Selasa (14/10/2025) pagi, bertempat di Ballroom Cheng Hoo Universitas Mulia.

Kegiatan ini diawali dengan pelantikan Kelompok Studi Pasar Modal (KSPM) Universitas Mulia periode 2025–2026, kemudian dilanjutkan dengan kuliah umum menghadirkan dua narasumber dari dunia pasar modal, yakni Aldila Bandaro, Deputi Kepala Wilayah Bursa Efek Indonesia Kalimantan Timur, dan Surya Darma Hakim, PIC PT MNC Sekuritas Balikpapan.

Mewakili Rektor, Wakil Rektor Bidang Sumber Daya, Wibisono Wibisono, S.E., M.T.I., dalam sambutannya menekankan pentingnya memanfaatkan kemudahan teknologi di era digital secara bijak dan produktif. Ia mengajak mahasiswa untuk bersyukur karena hidup di masa yang penuh kemudahan, di mana akses informasi dan peluang belajar terbuka sangat luas.

“Mahasiswa hari ini hidup di era dengan banyak kemudahan. Dulu, mahasiswa tahun 80-an harus mengetik skripsi dengan mesin ketik. Era 90-an sudah mulai menggunakan komputer. Tahun 1996, internet baru masuk Kalimantan Timur, dan Balikpapan adalah kota pertama yang memiliki ISP. Sekarang, cukup buka ponsel, semuanya bisa diakses dengan mudah,” tutur Wibisono.

Wakil Rektor Bidang Sumber Daya Universitas Mulia, Yusuf Wibisono, S.E., M.T.I., saat memberikan sambutan pada kegiatan Kuliah Umum Pasar Modal 2025 di Ballroom Cheng Hoo, Selasa (14/10).

Beliau kemudian menelusuri perjalanan generasi akademik dari masa ke masa — mulai dari era mesin ketik, kemunculan komputer dan internet, hadirnya mesin pencari seperti Yahoo dan Google, hingga kini memasuki era Artificial Intelligence (AI).

“Kalau dulu search engine hanya membantu mencari informasi, kini AI bisa membantu berpikir dan bahkan mengambil keputusan. Tapi ini pisau bermata dua — bisa meningkatkan kecerdasan mahasiswa, tapi juga bisa menurunkannya jika disalahgunakan. AI bisa mematikan kreativitas kalau mahasiswa terlalu bergantung padanya,” tegasnya.

Menurutnya, kemajuan teknologi seharusnya tidak membuat mahasiswa malas berpikir, melainkan menjadi alat bantu untuk meningkatkan daya nalar, kreativitas, dan efisiensi belajar.

Memasuki pembahasan inti, Wibisono mengaitkan tema kuliah umum dengan realitas ekonomi digital saat ini. Ia menjelaskan bahwa aktivitas perdagangan saham di pasar modal sejatinya merupakan bentuk modern dari kegiatan berdagang tradisional, hanya saja dilakukan melalui teknologi.

“Dulu berdagang itu harus punya tempat, menata barang, mengangkut dagangan. Sekarang, cukup di depan komputer sudah bisa stock trading. Ini bukan judi, karena bukan menebak angka. Ini sama seperti berdagang di pasar — memilih mana yang memberi keuntungan terbaik,” jelasnya.

Sebagai contoh menarik, Wibisono menuturkan logika sederhana agar mahasiswa lebih memahami makna kepemilikan saham.

“Kalau kalian setiap hari pakai pasta gigi Pepsodent, berarti kalian menggunakan produk Unilever. Bayangkan kalau kalian punya saham Unilever, itu artinya kalian memakai produk dari perusahaan kalian sendiri,” ujarnya disambut tawa dan tepuk tangan peserta.

Melalui contoh tersebut, Wibisono ingin menanamkan kesadaran bahwa investasi bukan sekadar mencari keuntungan, tetapi juga bentuk partisipasi dalam ekosistem ekonomi yang produktif. Ia mendorong mahasiswa untuk belajar berinvestasi sejak dini dengan disiplin dan konsisten.

“Belajarlah dari skala kecil. Kalau kalian bisa konsisten profit 2% per hari, dari modal 1 juta itu hanya 20 ribu. Tapi kalau nanti modal kalian 100 juta, hasilnya bisa 2 juta per hari. Yang penting adalah belajar dengan baik dan konsisten,” pesan beliau.

Kegiatan ini dihadiri oleh pimpinan fakultas, dosen, serta ratusan mahasiswa dari Program Studi Akuntansi dan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mulia. Melalui kegiatan ini, diharapkan mahasiswa mampu memahami dunia pasar modal secara lebih mendalam dan menumbuhkan budaya investasi yang cerdas, etis, dan produktif. (YMN)

WR III Bidang kemahasiswaan dan Alumni Universitas Mulia, Sumardi, S.Kom., M.Kom., paparkan urgensi budaya dan etika bermedia sosial dalam era digital yang penuh tantangan

Humas Universitas Mulia, 26 Mei 2025 Dalam kegiatan Sosialisasi Kinerja Kepolisian bertema “Sinergitas Kepolisian dan Perguruan Tinggi dalam Bijak Bermedia Sosial” yang digelar di Ballroom Cheng Hoo Universitas Mulia pada Senin, 26 Mei 2025, Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Sumardi, S.Kom., M.Kom., turut tampil sebagai narasumber yang menyampaikan pemaparan bertajuk “Budaya dan Etika Digital Media Sosial.”

Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Universitas Mulia, Sumardi, S.Kom., M.Kom., saat memaparkan materi bertema Budaya dan Etika Digital Media Sosial dalam kegiatan Sosialisasi Kinerja Kepolisian, Senin (26/5/2025).

Dalam paparannya, Sumardi menekankan bahwa media sosial merupakan ruang publik baru yang membuka peluang besar bagi siapa saja untuk menyuarakan opini dan memperoleh informasi. Namun, ia juga mengingatkan bahwa kebebasan berekspresi di dunia maya tidaklah tanpa batas.

“Kebebasan berbicara, baik di dunia nyata maupun dunia maya, adalah hak asasi manusia yang dijamin konstitusi dan hukum internasional. Namun, hak tersebut harus disertai tanggung jawab dan tidak boleh melanggar hak orang lain maupun merusak ketertiban umum,” tegas Sumardi.

Mengutip Pasal 19 dan Pasal 20 Kovenan Internasional tentang Hak Sipil dan Politik (ICCPR), serta Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE), Sumardi menekankan pentingnya masyarakat, khususnya generasi muda, untuk memahami batasan hukum dan etika dalam menggunakan media sosial.

Para peserta tampak khusyuk memanjatkan doa bersama sesaat sebelum kegiatan Sosialisasi Kinerja Kepolisian dimulai di Ballroom Gedung Cheng Hoo Universitas Mulia.

Ia juga menggarisbawahi fenomena “digital native”, yakni generasi yang lahir dan tumbuh dalam ekosistem digital. Generasi ini sangat akrab dengan teknologi dan media sosial, namun belum tentu memiliki literasi digital yang memadai.

“Remaja hari ini sangat fasih menggunakan teknologi, tetapi belum tentu memahami dampak sosial dan etika dari setiap tindakan digital mereka. Maka dari itu, penting bagi kita untuk menginternalisasi nilai-nilai budaya dan etika dalam aktivitas daring,” tambahnya.

Dalam presentasinya, Sumardi juga menguraikan beberapa advantage dan disadvantage dari media sosial. Di satu sisi, media sosial mampu meningkatkan konektivitas, edukasi, dan solidaritas sosial. Namun di sisi lain, ia juga dapat memicu masalah serius seperti perundungan siber (cyberbullying), penipuan digital, adiksi, hingga kerusakan reputasi pribadi.

Materi juga menampilkan The Ten Commandments of Computer Ethics, prinsip-prinsip moral dalam penggunaan teknologi informasi yang mencakup larangan menyebarkan hoaks, menghormati hak cipta, menjaga privasi, serta menghindari perilaku manipulatif dan tidak bertanggung jawab di ruang digital.

Suasana kegiatan Sosialisasi Kinerja Kepolisian yang berlangsung hangat dan interaktif, dengan dihadiri oleh sivitas akademika Universitas Mulia dan jajaran Kepolisian Daerah Kalimantan Timur.

Sebagai penutup, Sumardi mendorong mahasiswa Universitas Mulia untuk tidak hanya menjadi pengguna pasif media sosial, tetapi juga menjadi agen literasi digital yang mampu membedakan antara opini dan fakta, serta menjaga etika dan martabat dalam setiap interaksi daring.

“Jadilah netizen yang bahagia, yang menghargai nilai-nilai, sopan santun, dan berkontribusi positif dalam dunia digital,” pungkasnya.

Dengan penyampaian yang penuh semangat dan berbasis data, kehadiran Sumardi dalam forum ini memperkuat pesan pentingnya sinergi antara pendidikan tinggi dan aparat penegak hukum dalam membangun budaya digital yang sehat, cerdas, dan beretika.

Humas UM (YMN)


Humas Universitas Mulia, 26 Mei 2025 Acara Sosialisasi Kinerja Kepolisian bertema “Sinergitas Kepolisian dan Perguruan Tinggi dalam Bijak Bermedia Sosial” yang diselenggarakan di Ballroom Gedung Cheng Hoo Universitas Mulia pada Senin, 26 Mei 2025, mendapat perhatian khusus dari para narasumber, salah satunya adalah Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Kalimantan Timur, KOMBES POL. Yulinto, S.I.K., M.Sc.

Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Kalimantan Timur, KOMBES POL. Yulinto, S.I.K., M.Sc., saat memberikan sambutan pada kegiatan Sosialisasi Kinerja Kepolisian bertema “Sinergitas Kepolisian dan Perguruan Tinggi dalam Bijak Bermedia Sosial” di Universitas Mulia.

Dalam sambutannya, Kombes Pol. Yulinto menggarisbawahi bahwa isu media sosial masih sangat relevan untuk terus dibahas, terutama di kalangan generasi muda dan lingkungan akademik. Hal ini diperkuat dengan data dan pemaparan sebelumnya oleh Wakil Rektor II Universitas Mulia, Yusuf Wibisono, S.E., M.T.I., yang menekankan perlunya kesadaran dan kecerdasan digital dalam menghadapi derasnya arus informasi.

“Kalau kita berbicara tentang media sosial, apakah masih layak dibicarakan saat ini? Ya, sangat layak. Meskipun beberapa platform telah eksis bahkan sebelum sebagian besar mahasiswa hari ini lahir,” ungkap Kombes Yulinto.

Ia menjelaskan, media sosial telah hadir sejak tahun 1997 melalui platform Six Degrees, diikuti oleh Friendster, Facebook pada 2004, hingga kini berkembang pesat dengan platform seperti Instagram dan TikTok. Berdasarkan pengamatannya, Instagram merupakan salah satu platform yang paling banyak digunakan masyarakat Kalimantan Timur saat ini.

Wakil Rektor II Bidang Sumber Daya Universitas Mulia, Yusuf Wibisono, S.E., M.T.I., menyerahkan plakat sebagai bentuk apresiasi kepada Kepala Bidang Humas Polda Kaltim, KOMBES POL. Yulinto, S.I.K., M.Sc., atas sinergi dalam penguatan literasi digital.

Sebagai bentuk apresiasi kepada peserta kegiatan, Kombes Yulinto turut menyampaikan adanya hadiah voucher belanja senilai satu juta rupiah sebagai bagian dari giveaway yang teknis pelaksanaannya akan disampaikan oleh panitia melalui media sosial.

Lebih lanjut, Kabid Humas juga menyambut baik kolaborasi dengan Universitas Mulia, khususnya dalam memberikan edukasi dan pembinaan kepada mahasiswa agar lebih bijak dalam bermedia sosial.

“Kami sangat mengucapkan terima kasih kepada pihak kampus atas kesempatan yang diberikan untuk melaksanakan kegiatan ini. Harapannya, sinergi ini tidak berhenti di sini, namun dapat terus berlanjut dan ditindaklanjuti pada kesempatan berikutnya,” ujarnya.

Ia juga mengapresiasi kontribusi Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Sumardi, S.Kom., M.Kom., yang telah mengintegrasikan kegiatan ini sebagai bagian dari aktivitas ekstrakurikuler mahasiswa, sehingga memiliki dampak yang lebih luas dan berkelanjutan.

Foto bersama para tamu undangan, narasumber, dan peserta usai seremonial pembukaan kegiatan Sosialisasi Kinerja Kepolisian di Ballroom Gedung Cheng Hoo Universitas Mulia, Senin (26/5/2025).

Dengan semangat kolaboratif antara institusi pendidikan tinggi dan aparat kepolisian, acara ini menjadi langkah nyata dalam membangun budaya digital yang sehat, cerdas, dan bertanggung jawab di tengah masyarakat.

Humas UM (YMN)

Humas Universitas Mulia, 26 Mei 2025 – Universitas Mulia menggelar kegiatan sosialisasi kinerja kepolisian dengan mengusung tema “Sinergitas Kepolisian dan Perguruan Tinggi dalam Bijak Bermedia Sosial”, Senin, 26 Mei 2025, bertempat di Ballroom Gedung Cheng Hoo, Kampus Universitas Mulia. Kegiatan ini dihadiri oleh sivitas akademika serta perwakilan dari Kepolisian Daerah Kalimantan Timur.

Acara ini dibuka secara resmi oleh Wakil Rektor II Bidang Sumber Daya, Yusuf Wibisono, S.E., M.T.I., yang dalam sambutannya menekankan pentingnya peningkatan literasi digital di tengah masifnya penggunaan teknologi komunikasi di Indonesia. Menurutnya, sinergi antara institusi pendidikan tinggi dan aparat kepolisian merupakan langkah strategis dalam mengedukasi masyarakat, khususnya generasi muda, untuk lebih cerdas dan bijak dalam menggunakan media sosial.

Wakil Rektor II Bidang Sumber Daya, Yusuf Wibisono, S.E., M.T.I., saat menyampaikan sambutan pembuka pada kegiatan Sosialisasi Kinerja Kepolisian di Ballroom Gedung Cheng Hoo Universitas Mulia, Senin (26/5/2025).

“Tema hari ini sangat kontekstual dan relevan dengan situasi saat ini. Literasi digital, terutama dalam hal bijak bermedia sosial, adalah isu yang tidak boleh kita abaikan. Ini menjadi tanggung jawab bersama, termasuk institusi pendidikan tinggi,” ujar Yusuf Wibisono.

Dalam paparannya, Yusuf Wibisono menyampaikan data bahwa pada tahun 2023 jumlah penduduk Indonesia mencapai sekitar 278 juta jiwa, sedangkan jumlah smartphone aktif yang digunakan mencapai 364 juta unit, atau sekitar 128 persen. Hal ini menunjukkan tingginya akses dan penggunaan teknologi informasi, namun belum diimbangi dengan kemampuan literasi digital yang memadai.

“Indonesia adalah pengguna smartphone terbesar keempat di dunia setelah China, India, dan Amerika Serikat. Namun, menurut data Digital Competitiveness Index yang dirilis oleh Institute for Management Development (IMD) tahun 2024, Indonesia hanya menempati peringkat 43 dari 67 negara dalam hal literasi digital,” jelasnya.

Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa rendahnya kecerdasan digital masyarakat Indonesia sebagian besar disebabkan oleh ketidakmampuan membedakan antara fakta dan opini. Hal ini menyebabkan maraknya penyebaran informasi yang belum terverifikasi kebenarannya.

Wakil Rektor II Universitas Mulia, Yusuf Wibisono, S.E., M.T.I., menerima cendera mata dari Kepala Bidang Humas Polda Kalimantan Timur, KOMBES POL. Yulinto, S.I.K., M.Sc., sebagai simbol apresiasi atas kerja sama antara kepolisian dan perguruan tinggi dalam membangun literasi digital yang bijak.

“Reaktivitas emosional saat menerima informasi, tanpa mengecek sumber dan keabsahan datanya, menjadi salah satu penyebab utama rendahnya kualitas literasi digital. Oleh karena itu, kita semua harus menjadi pionir dalam membedakan fakta dan opini, dimulai dari lingkungan terkecil kita masing-masing,” tegasnya.

Acara ini menghadirkan narasumber dari Kepolisian Daerah Kalimantan Timur, yakni AKBP Mustofa, S.E., selaku Kasubdit Penmas Bidhumas Polda Kaltim dan IPDA Ibrahim, Ps. Panit Subdit Siber Ditreskrimsus Polda Kaltim. Keduanya memaparkan berbagai aspek hukum dan potensi pelanggaran yang terjadi di dunia digital, termasuk bagaimana aparat kepolisian menangani kasus-kasus kejahatan siber dan ujaran kebencian di media sosial.

Para tamu undangan, narasumber, dan peserta berdiri khidmat menyanyikan lagu Indonesia Raya sebagai pembuka rangkaian kegiatan Sosialisasi Kinerja Kepolisian di Universitas Mulia.

Turut hadir sebagai narasumber dari pihak kampus, Sumardi, S.Kom., M.Kom., Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Universitas Mulia, yang menyoroti peran aktif mahasiswa dalam menciptakan ekosistem digital yang sehat dan bertanggung jawab.

Kegiatan ini menjadi bagian dari komitmen Universitas Mulia dalam mendukung program literasi digital nasional dan membangun budaya akademik yang adaptif terhadap perkembangan teknologi informasi. Diharapkan melalui forum ini, sinergi antara kepolisian dan perguruan tinggi dapat memperkuat kesadaran masyarakat terhadap pentingnya etika digital serta tanggung jawab bermedia sosial.

Humas UM (YMN)

Transformasi Pemikiran Pengurus OSIS dalam Pelatihan Kepemimpinan

Humas Universitas Mulia, 29 April 2025 – Pelatihan Kepemimpinan OSIS tingkat SMA/SMK yang digelar selama dua hari di Universitas Mulia bukan sekadar transfer ilmu organisasi. Kegiatan ini menjadi ruang transformasi karakter dan refleksi mendalam bagi para peserta tentang esensi menjadi pemimpin muda yang inklusif, komunikatif, dan beretika.

Kegiatan ini melibatkan berbagai pemateri berpengalaman dari kalangan akademisi, psikolog, hingga praktisi organisasi kemahasiswaan. Para peserta diajak memahami bukan hanya struktur dan fungsi organisasi, tetapi juga pentingnya nilai, etika, empati, dan kerja kolaboratif dalam menjalankan roda organisasi pelajar.

Belajar Kepemimpinan Lewat Interaksi dan Praktik Langsung

Darel, siswa SMK Antasari, mengaku awalnya tertarik untuk memperluas relasi. Namun, setelah mengikuti sesi demi sesi, ia justru menemukan bahwa pelatihan ini memberi pemahaman mendalam tentang kepemimpinan dan cara praktis menjalankannya.

“Saya jadi tahu apa yang harus saya lakukan ketika ditunjuk sebagai ketua acara. Saya belajar manajemen, cara berkomunikasi dengan anggota tim, sampai menyatukan pendapat yang berbeda tanpa menjatuhkan siapa pun,” jelasnya.

Darel, siswa SMK Antasari, berfoto bersama narasumber utama pelatihan, Bapak Adjat Sudradjat, S.Psi., Psikolog, usai sesi pelatihan kepemimpinan.

Materi yang paling membekas baginya adalah sesi manajemen yang dibawakan oleh Dr. Pudjianti. Ia menyadari bahwa keberhasilan sebuah acara bergantung pada proses koordinasi, pembagian tugas, dan komunikasi yang terstruktur—sesuatu yang sering luput dalam praktik organisasi sekolah.

Kepemimpinan Sebagai Pengalaman yang Mengubah Cara Pandang

Bagas dari SMK Kartika merasakan hal serupa. Ia menyebut pelatihan ini sebagai ruang untuk menumbuhkan rasa percaya diri dan membuka perspektif baru dalam kepemimpinan.

“Materinya padat, tapi sangat mudah dipahami. Saya jadi tahu pentingnya manajemen, tidak hanya dalam organisasi tapi juga dalam kehidupan pribadi. Dan saya belajar menyatukan banyak kepala dengan isi pikiran yang berbeda-beda,” ujarnya.

Bagas dari SMK Kartika berfoto bersama Bapak Adjat Sudradjat, S.Psi., Psikolog, di sela-sela waktu istirahat pelatihan.

Pelatihan ini tidak hanya menyajikan teori, tetapi juga praktik yang menantang. Simulasi dan diskusi kelompok yang dinamis menjadikan proses belajar terasa hidup dan bermakna.

Wawasan Baru tentang Kolaborasi dan Refleksi Organisasi

Fadli dari SMA Negeri 2 menyebut pelatihan ini sebagai momen pencerahan. Ia mengaku awalnya tidak terlalu memahami bagaimana cara menjalankan organisasi dengan baik.

“Tapi setelah ikut kegiatan ini, saya jadi tahu hal-hal penting yang sebelumnya tidak saya pikirkan. Materinya membuka wawasan baru, dan sangat membantu peran saya sebagai pengurus OSIS,” tuturnya.

Fadli, siswa SMA Negeri 2 Kota Balikpapan, berpose bersama rekannya satu sekolah di atas panggung setelah mengikuti sesi kegiatan.

Ia berharap pelatihan seperti ini bisa menjangkau lebih banyak siswa agar nilai-nilai organisasi yang sehat dan kolaboratif bisa ditanamkan sejak dini.

Pelatihan yang Membangkitkan Kesadaran Kolektif

Sementara itu, Ibrahim dari SMA Auliya memberikan refleksi yang sangat dalam. Ia mengikuti pelatihan ini dengan semangat untuk mengevaluasi kondisi organisasinya.

“Kegiatan ini membuat saya merasa benar-benar diperhatikan. Saya tidak pernah merasa seterayomi ini dalam sebuah sosialisasi,” ungkapnya.

Ibrahim, siswa SMA Auliya, berpose di atas panggung sebagai bagian dari dokumentasi kegiatan pelatihan kepemimpinan OSIS.

Menurutnya, metode pelatihan yang melibatkan pembentukan kelompok secara acak justru mencerminkan realitas organisasi yang sebenarnya—di mana keberhasilan tidak bergantung pada banyaknya anggota, melainkan pada satu kesepahaman tujuan.

“Saya belajar bagaimana menyatukan perbedaan untuk mencapai satu visi bersama. Semua sesi menjadi bagian favorit saya karena saling melengkapi,” katanya.

Dorongan untuk Konsistensi dan Pemberdayaan Pelajar

Para peserta sepakat bahwa pelatihan seperti ini sangat penting untuk diadakan secara berkala. Mereka menilai pelatihan ini bukan hanya membekali peserta dengan teori kepemimpinan, tapi juga memberi ruang untuk belajar dari sesama siswa dari sekolah lain, membangun jejaring, dan yang paling penting—melatih empati, kesadaran diri, dan tanggung jawab sosial.

Meski sempat memberikan catatan kecil soal teknis waktu pelaksanaan, mereka tetap mengapresiasi panitia dan berharap pelatihan semacam ini bisa menjadi agenda rutin yang dinanti para pengurus OSIS di Balikpapan dan sekitarnya.

Humas UM (YMN)

“Lewat latihan implementatif, peserta OSIS didorong mengasah kepemimpinan dan kolaborasi melalui pengalaman langsung dalam organisasi mereka.”

Humas Universitas Mulia, 28 April 2025 – Universitas Mulia kembali menunjukkan komitmennya dalam mencetak generasi muda yang berkualitas dengan menggelar Pelatihan Kepemimpinan dan Manajemen Organisasi bagi pengurus OSIS SMA dan SMK se-Kota Balikpapan, pada Senin, 28 April 2025.
Kegiatan ini bertujuan membekali para siswa dengan keterampilan kepemimpinan, pengelolaan organisasi, serta pengembangan karakter sejak usia dini.

Salah satu sesi pelatihan diisi oleh Dr. Pudjiati, S.E., M.M., dosen Universitas Mulia, yang membawakan materi bertajuk “Penerapan Manajemen dalam Pengelolaan Organisasi (OSIS)”.
Dalam pemaparannya, Dr. Pudjiati menggarisbawahi pentingnya pemahaman konsep dasar manajemen, tidak hanya dalam organisasi seperti OSIS, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari.

“Manajemen dibutuhkan untuk mencapai tujuan, dengan melaksanakan fungsi-fungsi dasar manajemen yaitu POAC: Planning, Organizing, Actuating, dan Controlling,” jelasnya.

Dr. Pudjiati, S.E., M.M. saat menyampaikan materi “Penerapan Manajemen dalam Pengelolaan Organisasi (OSIS)” dalam Pelatihan Kepemimpinan dan Manajemen OSIS se-Kota Balikpapan di Universitas Mulia.

Selain itu, beliau menekankan prinsip-prinsip penting dalam manajemen seperti koordinasi, komunikasi, delegasi tugas, serta kepemimpinan yang efektif.
Menurutnya, keterampilan ini akan menjadi fondasi penting dalam membentuk karakter siswa di masa pembentukan kepribadian mereka.

Dr. Pudjiati juga mengungkapkan alasan mengapa pelatihan kepemimpinan sejak dini sangat penting. Di antaranya adalah untuk membangun keterampilan dasar, meningkatkan rasa percaya diri, mempersiapkan siswa menghadapi dunia kerja dan kehidupan bermasyarakat, mengasah kemampuan berkolaborasi, serta mendorong partisipasi aktif dalam berbagai kegiatan ekstrakurikuler seperti OSIS.

“Siswa yang aktif berorganisasi akan memperkaya pengalaman mereka dan memperluas jaringan sosial, yang sangat berguna bagi masa depan mereka,” tambahnya.

Sesi tanya jawab antara pemateri Dr. Pudjiati, S.E., M.M. dan peserta, dipandu oleh moderator Mas Agung, dalam Pelatihan Kepemimpinan dan Manajemen Organisasi OSIS di Universitas Mulia.

Selama sesi pelatihan, respons peserta sangat antusias. Materi yang disampaikan Dr. Pudjiati dirancang langsung berorientasi pada implementasi nyata dalam kegiatan OSIS sehari-hari, sehingga mudah dipahami dan langsung bisa diaplikasikan.

Sebagai penutup, Dr. Pudjiati berpesan kepada seluruh peserta agar tidak berhenti pada pemahaman teori saja, melainkan harus mampu mengimplementasikan teori tersebut ke dalam praktik nyata.

“Dengan menerapkan apa yang didapatkan secara teori, siswa dapat membuktikan kebenaran sebuah konsep dalam pengalaman nyata,” ujarnya.

Ia juga memberikan apresiasi tinggi terhadap kontribusi Universitas Mulia dalam pengembangan kepemimpinan muda di Balikpapan.

“Manfaat yang diberikan Universitas Mulia sangat besar bagi pengembangan kepemimpinan generasi muda, terlihat dari konsistensi kegiatan-kegiatan yang berfokus pada pengembangan soft skills anak-anak muda,” tutur Dr. Pudjiati.

Melalui pelatihan ini, Universitas Mulia tidak hanya membekali siswa dengan keterampilan teknis, tetapi juga menanamkan nilai-nilai karakter kepemimpinan yang diperlukan untuk membangun masa depan bangsa.

Foto bersama para pemateri dan peserta Pelatihan Kepemimpinan dan Manajemen OSIS se-Kota Balikpapan yang diselenggarakan di Universitas Mulia.

Dengan terselenggaranya pelatihan ini, Universitas Mulia berharap dapat terus menjadi mitra strategis dalam pengembangan sumber daya manusia yang unggul di Balikpapan.
Tidak hanya memperkuat kemampuan teknis, tetapi juga menanamkan nilai-nilai kepemimpinan, tanggung jawab sosial, dan etika organisasi sejak dini.

Ke depan, Universitas Mulia berkomitmen untuk terus menyelenggarakan program-program serupa yang menjangkau lebih banyak siswa, memperluas jejaring, serta berkontribusi nyata terhadap pembangunan karakter generasi muda di tingkat lokal maupun nasional.

Humas UM (YMN)

Makna Mendalam Silaturahim: Ustadz Dr. H. Sartono, S.Pd., M.Pd. Ajak Civitas Universitas Mulia Jaga Teamwork dan Networking

Humas Universitas Mulia, 26 April 2025Ballroom Cheng Hoo Universitas Mulia menjadi saksi hadirnya semangat ukhuwah dan kebersamaan dalam momen Halal Bihalal pada jumat, 25 April 2025. Dalam kesempatan ini, tausyiah yang disampaikan oleh Ustadz Dr. H. Sartono, S.Pd.I., M.Pd. menggugah hati dan menyentuh nurani, mengingatkan pentingnya menjaga silaturahim sebagai fondasi kesuksesan dunia dan akhirat.

Peserta Halal Bihalal khusyuk menyimak tausyiah penuh hikmah dari Ustadz Dr. H. Sartono, S.Pd.I., M.Pd. di Ballroom Cheng Hoo.

Mengawali ceramahnya, Ustadz Sartono menegaskan bahwa memutuskan silaturahim termasuk dalam kategori dosa besar. Hal ini merujuk pada sabda Rasulullah SAW:

“لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ قَاطِعٌ”
“Tidak akan masuk surga orang yang memutus silaturahmi.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Lebih lanjut, Rasulullah juga memperingatkan:

“لَا يَحِلُّ لِمُسْلِمٍ أَنْ يَهْجُرَ أَخَاهُ فَوْقَ ثَلَاثٍ، فَمَنْ هَجَرَ فَوْقَ ثَلَاثٍ فَمَاتَ دَخَلَ النَّارَ”
“Tidak halal bagi seorang muslim untuk tidak bertegur sapa dengan saudaranya lebih dari tiga hari, siapa yang melakukannya lalu mati dalam keadaan demikian maka ia akan masuk neraka.” (HR. Abu Dawud)

“Silaturahim bukan sekadar budaya, tapi energi kehidupan,” ungkap beliau. Rasulullah SAW menjanjikan limpahan rezeki dan panjang umur bagi siapa pun yang menjaganya:

“مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ وَيُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ”
“Barang siapa ingin dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung silaturahmi.” (HR. Bukhari)

Dalam konteks kekinian, silaturahim dimaknai sebagai teamwork dan networking. Nabi Muhammad SAW, menurut beliau, membangun peradaban besar karena dikelilingi oleh tim yang solid: Abu Bakar sebagai sosok bijak, Umar sebagai ahli strategi, Utsman sebagai ekonom, dan Ali sebagai cendekiawan. “Kesuksesan besar lahir dari tim yang kuat,” tegasnya.

Foto bersama civitas akademika Universitas Mulia dan peserta dari divisi lainnya seusai tausyiah Halal Bihalal sebagai simbol ukhuwah dan kebersamaan.

Beliau mengajak civitas Universitas Mulia untuk membangun sinergi agar tujuan kampus tercapai dengan sukses.

“Mau sukses? Perkuat jaringan. Ingin hidup penuh berkah? Bangun tim yang solid,” serunya.

Namun, silaturahim yang baik bisa rusak jika kita tak waspada terhadap enam “virus” yang dijelaskan dalam Surat Al-Hujurat. Keenam virus tersebut adalah:

  1. Sukhriah (سُخْرِيَّةٌ) – Mengolok-olok suku, kelompok, atau pribadi.

    “Wahai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain, boleh jadi mereka yang diolok lebih baik dari mereka yang mengolok.” (QS. Al-Hujurat: 11)

  2. Menghina diri sendiri dan orang lain

    “Janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan jangan pula saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk.” (QS. Al-Hujurat: 11)

  3. Memanggil dengan julukan buruk (الألقاب) – Seperti memanggil teman dengan sebutan negatif yang menyakitkan.

  4. Su’uzhan (سُوءُ الظَّنِّ) – Berprasangka buruk tanpa bukti.

    “Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa.” (QS. Al-Hujurat: 12)

  5. Tajassus (التَّجَسُّسُ) – Suka mencari-cari kesalahan atau aib orang lain.

  6. Ghibah (الْغِيبَةُ) – Menggunjing dan membicarakan keburukan orang lain.

    “Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang telah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik.” (QS. Al-Hujurat: 12)

Menutup tausyiahnya, Ustadz Sartono menyampaikan harapan agar Universitas Mulia menjadi kampus yang penuh dengan harmoni, sinergi, dan kebersamaan. “Mari kita rawat silaturahim, jaga etika pergaulan, dan bangun tim yang solid. Insya Allah, keberkahan dan kesuksesan akan menyertai langkah-langkah kita,” pungkasnya.

Humas UM (YMN)

Humas Universitas Mulia, 13 Maret 2025 – Universitas Mulia terus berkomitmen dalam meningkatkan kualitas akademik dan inovasi mahasiswa melalui Workshop Pembekalan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) 2025. Dalam wawancara eksklusif, Rektor Universitas Mulia, Prof. Dr. Muhammad Ahsin Rifa’i, menegaskan pentingnya partisipasi mahasiswa dalam PKM sebagai salah satu upaya untuk meraih pendanaan penelitian dan pengabdian masyarakat dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti).

Membuka Peluang Hibah Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Menurut Prof. Ahsin Rifa’i, salah satu tujuan utama dari workshop ini adalah memberikan pemahaman kepada mahasiswa bahwa Dikti menyediakan banyak peluang hibah dalam berbagai skema PKM. Namun, agar bisa mendapatkan pendanaan, mahasiswa harus menyusun proposal yang tidak hanya memenuhi aspek administratif, tetapi juga memiliki substansi yang kuat dan urgensi dalam pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, serta pemberdayaan masyarakat.

Rektor Universitas Mulia, Prof. Dr. Muhammad Ahsin Rifa’i, saat menyampaikan wawasan dan harapan terhadap partisipasi mahasiswa dalam PKM 2025.

“Mahasiswa harus menyadari bahwa peluang untuk mendapatkan hibah penelitian dan pengabdian ini cukup besar, asalkan proposal yang diajukan memenuhi kriteria yang ditetapkan. Oleh karena itu, keterampilan menyusun proposal yang baik sangat penting,” ujar Prof. Ahsin.

Untuk mendukung hal tersebut, Universitas Mulia tidak hanya membekali mahasiswa, tetapi juga melibatkan dosen pembimbing dalam workshop ini. Hal ini bertujuan untuk menyamakan persepsi dan memperbarui pemahaman mereka terhadap panduan penyusunan proposal PKM 2025 agar bimbingan yang diberikan kepada mahasiswa semakin optimal.

Dukungan Penuh Universitas Mulia dalam PKM

Sebagai bentuk dukungan konkret, Universitas Mulia menghadirkan narasumber kompeten dari Universitas Hasanuddin yang telah berpengalaman membimbing mahasiswa hingga sukses meraih pendanaan PKM dan melaju ke Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas).

Sesi tanya jawab yang interaktif, di mana mahasiswa dan dosen aktif berdiskusi dengan narasumber terkait strategi sukses dalam PKM.

Selain itu, universitas juga menyediakan dosen pembimbing untuk setiap proposal PKM mahasiswa, sehingga mereka bisa mendapatkan arahan dan masukan yang lebih terarah sebelum proposal diunggah ke Dikti.

“Kami juga memberikan dukungan moral dan finansial bagi mahasiswa yang serius mengikuti PKM. Wakil Rektor dan Kepala Bagian Kemahasiswaan siap mendampingi mahasiswa dalam setiap tahap penyusunan proposal,” tambahnya.

Strategi Lolos Pendanaan dan Target 2025

Universitas Mulia tidak hanya berhenti pada workshop pembekalan. Sebagai strategi untuk meningkatkan peluang lolos pendanaan, universitas akan mengadakan boot camp intensif yang melibatkan mahasiswa dan dosen pembimbing.

Foto bersama pemateri, dosen, dan mahasiswa di akhir acara sebagai simbol kolaborasi dalam mempersiapkan PKM 2025.

“Workshop ini adalah langkah awal, selanjutnya akan ada boot camp agar mahasiswa lebih siap dalam menyusun proposal yang kompetitif. Dengan cara ini, kami berharap setidaknya tiga proposal PKM mahasiswa Universitas Mulia bisa lolos pendanaan tahun ini. Bahkan, jika memungkinkan, kami ingin ada yang sampai ke Pimnas 2025,” harap Prof. Ahsin.

PKM, Inovasi, dan Reputasi Akademik Universitas Mulia

Lebih dari sekadar ajang kompetisi, PKM memiliki peran penting dalam meningkatkan reputasi akademik dan inovasi di Universitas Mulia. Prof. Ahsin menegaskan bahwa semakin banyak mahasiswa yang mendapatkan pendanaan PKM, maka prestasi akademik dan non-akademik kampus juga akan semakin meningkat.

“Dengan pendanaan PKM, mahasiswa bisa lebih aktif dalam publikasi ilmiah, menulis di media massa, hingga menghasilkan paten atau Hak Kekayaan Intelektual (HKI). Selain itu, pengalaman dalam penelitian dan pengabdian akan menjadi bekal berharga bagi mereka setelah lulus dan memasuki dunia kerja,” tuturnya.

Suasana workshop yang berlangsung dengan penuh antusiasme, di mana peserta menyimak materi dengan serius untuk mempersiapkan proposal PKM yang berkualitas.

Workshop PKM 2025 ini menjadi langkah awal dalam membangun generasi mahasiswa Universitas Mulia yang inovatif, kompetitif, dan siap berkontribusi dalam dunia riset serta pengabdian masyarakat. Dengan dukungan penuh dari universitas, mahasiswa diharapkan dapat mencetak prestasi lebih tinggi dan mengharumkan nama Universitas Mulia di tingkat nasional.

Humas UM (YMN)