Tag Archive for: Kuliah Tamu

“Inovasi bukan momen jenius yang datang sekali. Ia adalah proses yang konsisten, rendah hati, dan penuh rasa ingin tahu. Kamu tak perlu jadi yang paling pintar—cukup jadi yang paling tangguh dan mudah beradaptasi.”
Sanjith M. Gowda, Manajer R&D

Humas Uni versitas Mulia, 21 Juni 2025 – Dalam lanjutan program Business Coaching yang diinisiasi oleh UPT Inkubator Bisnis Universitas Mulia, hadir narasumber istimewa dari India, Sanjith M. Gowda, seorang R&D Manager dari perusahaan listrik ternama di negaranya. Dalam sesi wawancara eksklusif dengan Tim Humas UM sebelum acara, Sanjith membagikan pandangannya yang tajam dan reflektif mengenai inovasi dan peran pentingnya dalam dunia bisnis masa kini.

Menurutnya, inovasi bukan sekadar menciptakan sesuatu yang baru, tetapi bagaimana ide tersebut mampu menyelesaikan masalah nyata secara praktis dan bisa diterapkan dalam skala luas.

“Young entrepreneurs must shift from ‘cool idea’ thinking to ‘what problem am I truly solving?’” ujarnya, menekankan pentingnya empati dan ketekunan dalam berinovasi.

Saat ditanya tentang tahapan penting dalam mengubah ide menjadi produk siap pasar, ia menyebut lima tahap krusial: validasi masalah, desain konsep, uji prototipe, umpan balik pasar, dan rekayasa skalabilitas. Namun, ia menggarisbawahi satu kesalahan umum:

“Most innovators fail at underestimating iteration—they fall in love with version one and stop listening to the user.”

Berkarier di negara dengan populasi terbesar dan pasar yang sangat kompetitif, Sanjith menilai bahwa inovasi di India adalah soal bertahan hidup.

“Frugal innovation is a necessity, not a choice,” katanya. Dengan keterbatasan sumber daya dan ekspektasi tinggi, solusi yang bertahan adalah yang murah, andal, dan bisa disesuaikan.

Ia juga membagikan titik balik dalam kariernya saat timnya berhasil menghemat waktu dan biaya dengan mendesain ulang arsitektur modular untuk dua jenis kendaraan listrik yang berbeda. “That mindset shift was a game-changer,” ungkapnya.

Lebih jauh, ia mengajak mahasiswa untuk memandang R&D sebagai jantung dari kelangsungan hidup bisnis, bukan sekadar bagian eksperimental. Di negara berkembang seperti Indonesia, inovasi yang berkelanjutan adalah satu-satunya cara untuk tetap relevan.

“R&D isn’t an expense—it’s an investment in survival.”

Berbagai kesalahan umum dalam pengembangan produk juga diungkapnya secara lugas—mulai dari over-engineering, mengabaikan kebutuhan nyata, hingga kurangnya pengujian dan ketidaksiapan produksi massal.

Sanjith juga menekankan pentingnya kolaborasi lintas bidang dan lintas budaya. “Some of the best solutions emerge when engineers talk to designers, marketers, even users from other countries.” Ia menyarankan mahasiswa untuk mengasah kemampuan mendengar, empati, dan kerja tim lintas latar belakang sejak dini.

Menutup wawancara, Sanjith menyampaikan pesan menyentuh untuk mahasiswa Indonesia:

“Don’t wait to be perfect—start small, fail fast, and listen harder. Innovation isn’t a lone genius moment. It’s a consistent, humble, curious process.”

Webinar ini menjadi panggung inspiratif bagi mahasiswa Universitas Mulia untuk tidak hanya menyerap wawasan global, tapi juga melatih keberanian, rasa ingin tahu, dan kemampuan adaptif—bekal utama dalam menaklukkan dunia inovasi masa depan.

Humas UM (YMN)

 

 

“Jika Indonesia ingin menjadi emas di 2045, maka mahasiswa harus menjadi bara yang menyalakan obor perubahan sejak sekarang.”— Dr. Ir. Hetifah Sjaifudian, MPP

Humas Universitas Mulia, 18 Juni 2025 – Dalam Seminar Nasional yang menjadi bagian dari Kongres BEM Se-Kalimantan XII, Anggota DPR RI Dapil Kalimantan Timur sekaligus Ketua Komisi X, Dr. Ir. Hetifah Sjaifudian, MPP, menyampaikan gagasan strategis tentang pentingnya pembangunan sumber daya manusia (SDM) unggul sebagai fondasi utama menyongsong Indonesia Emas 2045.

Dalam paparannya yang berjudul “Membangun SDM Unggul Melalui Pendidikan”, Hetifah menekankan bahwa investasi terbaik bagi bangsa adalah membangun manusia yang berkarakter, adaptif, dan kontributif.

“Indonesia tidak akan sampai pada cita-cita Emas 2045 tanpa pendidikan yang inklusif, berkualitas, dan merata. Mahasiswa hari ini harus menjadi aktor utama dalam transformasi itu,” ujar Hetifah di hadapan ratusan peserta dari berbagai perguruan tinggi se-Kalimantan.

Dr. Ir. Hetifah Sjaifudian, MPP berdialog dengan para peserta Kongres BEM Se-Kalimantan XII di Universitas Mulia. Dalam sesi ini, Hetifah menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dan keberanian mahasiswa menjadi katalis perubahan.

Tantangan Nyata Dunia Pendidikan

Hetifah memaparkan sejumlah tantangan besar yang masih membayangi dunia pendidikan di Indonesia, antara lain:

  • Kesenjangan kualitas antara daerah kota dan desa
  • Ketimpangan akses pendidikan
  • Minimnya literasi teknologi dan kepemimpinan partisipatif di kalangan muda

“Disparitas pendidikan ini bukan hanya soal infrastruktur, tapi juga soal kompetensi tenaga pendidik, kurikulum yang belum kontekstual, serta budaya belajar yang belum merata,” tambahnya.

Mahasiswa Harus Jadi Katalis Perubahan

Dalam paparan visionernya, Hetifah mendorong mahasiswa untuk mengembangkan enam kompetensi utama:

  1. Problem solving kontekstual
  2. Kolaborasi lintas sektor
  3. Kewirausahaan sosial
  4. Literasi digital dan teknologi terapan
  5. Komunikasi dan kepemimpinan partisipatoris
  6. Adaptabilitas dan resiliensi sosial

Menurutnya, kompetensi-kompetensi ini bukan hanya penting untuk menghadapi dunia kerja, tapi juga untuk menjawab tantangan sosial di akar rumput.

Dengan penuh semangat, Hetifah menyampaikan materi bertajuk “Membangun SDM Unggul Menuju Indonesia Emas 2045” dalam Seminar Nasional BEM Se-Kalimantan. Ia menyoroti urgensi pendidikan yang inklusif dan adaptif terhadap tantangan zaman.

Revisi UU Sisdiknas: Jalan Menuju Sistem Pendidikan Masa Depan

Hetifah juga menginformasikan bahwa saat ini Komisi X DPR RI tengah menyusun Revisi Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas). RUU ini diharapkan menjadi terobosan legislatif dalam menciptakan sistem pendidikan yang lebih adil, fleksibel, dan tanggap terhadap kebutuhan zaman.

“RUU Sisdiknas ini bukan sekadar reformasi regulasi, tapi juga bentuk tanggung jawab negara untuk menyiapkan generasi emas yang kompetitif secara global,” ujarnya tegas.

Mahasiswa, DPR, dan Masa Depan Bangsa

Di akhir paparannya, Hetifah mengajak mahasiswa untuk menjalin sinergi strategis dengan para pemangku kebijakan.

“Perubahan tidak datang dari ruang tunggu. Mari bersama-sama, mahasiswa dan legislator, menyusun peta jalan menuju Indonesia yang inklusif, maju, dan berdaya,” tutup Hetifah yang juga aktif sebagai Ketua Umum KPPG dan anggota Majelis Wali Amanat UPI.

Humas UM (YMN)

 

 

WR III Bidang kemahasiswaan dan Alumni Universitas Mulia, Sumardi, S.Kom., M.Kom., paparkan urgensi budaya dan etika bermedia sosial dalam era digital yang penuh tantangan

Humas Universitas Mulia, 26 Mei 2025 Dalam kegiatan Sosialisasi Kinerja Kepolisian bertema “Sinergitas Kepolisian dan Perguruan Tinggi dalam Bijak Bermedia Sosial” yang digelar di Ballroom Cheng Hoo Universitas Mulia pada Senin, 26 Mei 2025, Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Sumardi, S.Kom., M.Kom., turut tampil sebagai narasumber yang menyampaikan pemaparan bertajuk “Budaya dan Etika Digital Media Sosial.”

Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Universitas Mulia, Sumardi, S.Kom., M.Kom., saat memaparkan materi bertema Budaya dan Etika Digital Media Sosial dalam kegiatan Sosialisasi Kinerja Kepolisian, Senin (26/5/2025).

Dalam paparannya, Sumardi menekankan bahwa media sosial merupakan ruang publik baru yang membuka peluang besar bagi siapa saja untuk menyuarakan opini dan memperoleh informasi. Namun, ia juga mengingatkan bahwa kebebasan berekspresi di dunia maya tidaklah tanpa batas.

“Kebebasan berbicara, baik di dunia nyata maupun dunia maya, adalah hak asasi manusia yang dijamin konstitusi dan hukum internasional. Namun, hak tersebut harus disertai tanggung jawab dan tidak boleh melanggar hak orang lain maupun merusak ketertiban umum,” tegas Sumardi.

Mengutip Pasal 19 dan Pasal 20 Kovenan Internasional tentang Hak Sipil dan Politik (ICCPR), serta Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE), Sumardi menekankan pentingnya masyarakat, khususnya generasi muda, untuk memahami batasan hukum dan etika dalam menggunakan media sosial.

Para peserta tampak khusyuk memanjatkan doa bersama sesaat sebelum kegiatan Sosialisasi Kinerja Kepolisian dimulai di Ballroom Gedung Cheng Hoo Universitas Mulia.

Ia juga menggarisbawahi fenomena “digital native”, yakni generasi yang lahir dan tumbuh dalam ekosistem digital. Generasi ini sangat akrab dengan teknologi dan media sosial, namun belum tentu memiliki literasi digital yang memadai.

“Remaja hari ini sangat fasih menggunakan teknologi, tetapi belum tentu memahami dampak sosial dan etika dari setiap tindakan digital mereka. Maka dari itu, penting bagi kita untuk menginternalisasi nilai-nilai budaya dan etika dalam aktivitas daring,” tambahnya.

Dalam presentasinya, Sumardi juga menguraikan beberapa advantage dan disadvantage dari media sosial. Di satu sisi, media sosial mampu meningkatkan konektivitas, edukasi, dan solidaritas sosial. Namun di sisi lain, ia juga dapat memicu masalah serius seperti perundungan siber (cyberbullying), penipuan digital, adiksi, hingga kerusakan reputasi pribadi.

Materi juga menampilkan The Ten Commandments of Computer Ethics, prinsip-prinsip moral dalam penggunaan teknologi informasi yang mencakup larangan menyebarkan hoaks, menghormati hak cipta, menjaga privasi, serta menghindari perilaku manipulatif dan tidak bertanggung jawab di ruang digital.

Suasana kegiatan Sosialisasi Kinerja Kepolisian yang berlangsung hangat dan interaktif, dengan dihadiri oleh sivitas akademika Universitas Mulia dan jajaran Kepolisian Daerah Kalimantan Timur.

Sebagai penutup, Sumardi mendorong mahasiswa Universitas Mulia untuk tidak hanya menjadi pengguna pasif media sosial, tetapi juga menjadi agen literasi digital yang mampu membedakan antara opini dan fakta, serta menjaga etika dan martabat dalam setiap interaksi daring.

“Jadilah netizen yang bahagia, yang menghargai nilai-nilai, sopan santun, dan berkontribusi positif dalam dunia digital,” pungkasnya.

Dengan penyampaian yang penuh semangat dan berbasis data, kehadiran Sumardi dalam forum ini memperkuat pesan pentingnya sinergi antara pendidikan tinggi dan aparat penegak hukum dalam membangun budaya digital yang sehat, cerdas, dan beretika.

Humas UM (YMN)


Humas Universitas Mulia, 26 Mei 2025 Acara Sosialisasi Kinerja Kepolisian bertema “Sinergitas Kepolisian dan Perguruan Tinggi dalam Bijak Bermedia Sosial” yang diselenggarakan di Ballroom Gedung Cheng Hoo Universitas Mulia pada Senin, 26 Mei 2025, mendapat perhatian khusus dari para narasumber, salah satunya adalah Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Kalimantan Timur, KOMBES POL. Yulinto, S.I.K., M.Sc.

Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Kalimantan Timur, KOMBES POL. Yulinto, S.I.K., M.Sc., saat memberikan sambutan pada kegiatan Sosialisasi Kinerja Kepolisian bertema “Sinergitas Kepolisian dan Perguruan Tinggi dalam Bijak Bermedia Sosial” di Universitas Mulia.

Dalam sambutannya, Kombes Pol. Yulinto menggarisbawahi bahwa isu media sosial masih sangat relevan untuk terus dibahas, terutama di kalangan generasi muda dan lingkungan akademik. Hal ini diperkuat dengan data dan pemaparan sebelumnya oleh Wakil Rektor II Universitas Mulia, Yusuf Wibisono, S.E., M.T.I., yang menekankan perlunya kesadaran dan kecerdasan digital dalam menghadapi derasnya arus informasi.

“Kalau kita berbicara tentang media sosial, apakah masih layak dibicarakan saat ini? Ya, sangat layak. Meskipun beberapa platform telah eksis bahkan sebelum sebagian besar mahasiswa hari ini lahir,” ungkap Kombes Yulinto.

Ia menjelaskan, media sosial telah hadir sejak tahun 1997 melalui platform Six Degrees, diikuti oleh Friendster, Facebook pada 2004, hingga kini berkembang pesat dengan platform seperti Instagram dan TikTok. Berdasarkan pengamatannya, Instagram merupakan salah satu platform yang paling banyak digunakan masyarakat Kalimantan Timur saat ini.

Wakil Rektor II Bidang Sumber Daya Universitas Mulia, Yusuf Wibisono, S.E., M.T.I., menyerahkan plakat sebagai bentuk apresiasi kepada Kepala Bidang Humas Polda Kaltim, KOMBES POL. Yulinto, S.I.K., M.Sc., atas sinergi dalam penguatan literasi digital.

Sebagai bentuk apresiasi kepada peserta kegiatan, Kombes Yulinto turut menyampaikan adanya hadiah voucher belanja senilai satu juta rupiah sebagai bagian dari giveaway yang teknis pelaksanaannya akan disampaikan oleh panitia melalui media sosial.

Lebih lanjut, Kabid Humas juga menyambut baik kolaborasi dengan Universitas Mulia, khususnya dalam memberikan edukasi dan pembinaan kepada mahasiswa agar lebih bijak dalam bermedia sosial.

“Kami sangat mengucapkan terima kasih kepada pihak kampus atas kesempatan yang diberikan untuk melaksanakan kegiatan ini. Harapannya, sinergi ini tidak berhenti di sini, namun dapat terus berlanjut dan ditindaklanjuti pada kesempatan berikutnya,” ujarnya.

Ia juga mengapresiasi kontribusi Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Sumardi, S.Kom., M.Kom., yang telah mengintegrasikan kegiatan ini sebagai bagian dari aktivitas ekstrakurikuler mahasiswa, sehingga memiliki dampak yang lebih luas dan berkelanjutan.

Foto bersama para tamu undangan, narasumber, dan peserta usai seremonial pembukaan kegiatan Sosialisasi Kinerja Kepolisian di Ballroom Gedung Cheng Hoo Universitas Mulia, Senin (26/5/2025).

Dengan semangat kolaboratif antara institusi pendidikan tinggi dan aparat kepolisian, acara ini menjadi langkah nyata dalam membangun budaya digital yang sehat, cerdas, dan bertanggung jawab di tengah masyarakat.

Humas UM (YMN)

Humas Universitas Mulia, 26 Mei 2025 – Universitas Mulia menggelar kegiatan sosialisasi kinerja kepolisian dengan mengusung tema “Sinergitas Kepolisian dan Perguruan Tinggi dalam Bijak Bermedia Sosial”, Senin, 26 Mei 2025, bertempat di Ballroom Gedung Cheng Hoo, Kampus Universitas Mulia. Kegiatan ini dihadiri oleh sivitas akademika serta perwakilan dari Kepolisian Daerah Kalimantan Timur.

Acara ini dibuka secara resmi oleh Wakil Rektor II Bidang Sumber Daya, Yusuf Wibisono, S.E., M.T.I., yang dalam sambutannya menekankan pentingnya peningkatan literasi digital di tengah masifnya penggunaan teknologi komunikasi di Indonesia. Menurutnya, sinergi antara institusi pendidikan tinggi dan aparat kepolisian merupakan langkah strategis dalam mengedukasi masyarakat, khususnya generasi muda, untuk lebih cerdas dan bijak dalam menggunakan media sosial.

Wakil Rektor II Bidang Sumber Daya, Yusuf Wibisono, S.E., M.T.I., saat menyampaikan sambutan pembuka pada kegiatan Sosialisasi Kinerja Kepolisian di Ballroom Gedung Cheng Hoo Universitas Mulia, Senin (26/5/2025).

“Tema hari ini sangat kontekstual dan relevan dengan situasi saat ini. Literasi digital, terutama dalam hal bijak bermedia sosial, adalah isu yang tidak boleh kita abaikan. Ini menjadi tanggung jawab bersama, termasuk institusi pendidikan tinggi,” ujar Yusuf Wibisono.

Dalam paparannya, Yusuf Wibisono menyampaikan data bahwa pada tahun 2023 jumlah penduduk Indonesia mencapai sekitar 278 juta jiwa, sedangkan jumlah smartphone aktif yang digunakan mencapai 364 juta unit, atau sekitar 128 persen. Hal ini menunjukkan tingginya akses dan penggunaan teknologi informasi, namun belum diimbangi dengan kemampuan literasi digital yang memadai.

“Indonesia adalah pengguna smartphone terbesar keempat di dunia setelah China, India, dan Amerika Serikat. Namun, menurut data Digital Competitiveness Index yang dirilis oleh Institute for Management Development (IMD) tahun 2024, Indonesia hanya menempati peringkat 43 dari 67 negara dalam hal literasi digital,” jelasnya.

Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa rendahnya kecerdasan digital masyarakat Indonesia sebagian besar disebabkan oleh ketidakmampuan membedakan antara fakta dan opini. Hal ini menyebabkan maraknya penyebaran informasi yang belum terverifikasi kebenarannya.

Wakil Rektor II Universitas Mulia, Yusuf Wibisono, S.E., M.T.I., menerima cendera mata dari Kepala Bidang Humas Polda Kalimantan Timur, KOMBES POL. Yulinto, S.I.K., M.Sc., sebagai simbol apresiasi atas kerja sama antara kepolisian dan perguruan tinggi dalam membangun literasi digital yang bijak.

“Reaktivitas emosional saat menerima informasi, tanpa mengecek sumber dan keabsahan datanya, menjadi salah satu penyebab utama rendahnya kualitas literasi digital. Oleh karena itu, kita semua harus menjadi pionir dalam membedakan fakta dan opini, dimulai dari lingkungan terkecil kita masing-masing,” tegasnya.

Acara ini menghadirkan narasumber dari Kepolisian Daerah Kalimantan Timur, yakni AKBP Mustofa, S.E., selaku Kasubdit Penmas Bidhumas Polda Kaltim dan IPDA Ibrahim, Ps. Panit Subdit Siber Ditreskrimsus Polda Kaltim. Keduanya memaparkan berbagai aspek hukum dan potensi pelanggaran yang terjadi di dunia digital, termasuk bagaimana aparat kepolisian menangani kasus-kasus kejahatan siber dan ujaran kebencian di media sosial.

Para tamu undangan, narasumber, dan peserta berdiri khidmat menyanyikan lagu Indonesia Raya sebagai pembuka rangkaian kegiatan Sosialisasi Kinerja Kepolisian di Universitas Mulia.

Turut hadir sebagai narasumber dari pihak kampus, Sumardi, S.Kom., M.Kom., Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Universitas Mulia, yang menyoroti peran aktif mahasiswa dalam menciptakan ekosistem digital yang sehat dan bertanggung jawab.

Kegiatan ini menjadi bagian dari komitmen Universitas Mulia dalam mendukung program literasi digital nasional dan membangun budaya akademik yang adaptif terhadap perkembangan teknologi informasi. Diharapkan melalui forum ini, sinergi antara kepolisian dan perguruan tinggi dapat memperkuat kesadaran masyarakat terhadap pentingnya etika digital serta tanggung jawab bermedia sosial.

Humas UM (YMN)

Makna Mendalam Silaturahim: Ustadz Dr. H. Sartono, S.Pd., M.Pd. Ajak Civitas Universitas Mulia Jaga Teamwork dan Networking

Humas Universitas Mulia, 26 April 2025Ballroom Cheng Hoo Universitas Mulia menjadi saksi hadirnya semangat ukhuwah dan kebersamaan dalam momen Halal Bihalal pada jumat, 25 April 2025. Dalam kesempatan ini, tausyiah yang disampaikan oleh Ustadz Dr. H. Sartono, S.Pd.I., M.Pd. menggugah hati dan menyentuh nurani, mengingatkan pentingnya menjaga silaturahim sebagai fondasi kesuksesan dunia dan akhirat.

Peserta Halal Bihalal khusyuk menyimak tausyiah penuh hikmah dari Ustadz Dr. H. Sartono, S.Pd.I., M.Pd. di Ballroom Cheng Hoo.

Mengawali ceramahnya, Ustadz Sartono menegaskan bahwa memutuskan silaturahim termasuk dalam kategori dosa besar. Hal ini merujuk pada sabda Rasulullah SAW:

“لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ قَاطِعٌ”
“Tidak akan masuk surga orang yang memutus silaturahmi.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Lebih lanjut, Rasulullah juga memperingatkan:

“لَا يَحِلُّ لِمُسْلِمٍ أَنْ يَهْجُرَ أَخَاهُ فَوْقَ ثَلَاثٍ، فَمَنْ هَجَرَ فَوْقَ ثَلَاثٍ فَمَاتَ دَخَلَ النَّارَ”
“Tidak halal bagi seorang muslim untuk tidak bertegur sapa dengan saudaranya lebih dari tiga hari, siapa yang melakukannya lalu mati dalam keadaan demikian maka ia akan masuk neraka.” (HR. Abu Dawud)

“Silaturahim bukan sekadar budaya, tapi energi kehidupan,” ungkap beliau. Rasulullah SAW menjanjikan limpahan rezeki dan panjang umur bagi siapa pun yang menjaganya:

“مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ وَيُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ”
“Barang siapa ingin dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung silaturahmi.” (HR. Bukhari)

Dalam konteks kekinian, silaturahim dimaknai sebagai teamwork dan networking. Nabi Muhammad SAW, menurut beliau, membangun peradaban besar karena dikelilingi oleh tim yang solid: Abu Bakar sebagai sosok bijak, Umar sebagai ahli strategi, Utsman sebagai ekonom, dan Ali sebagai cendekiawan. “Kesuksesan besar lahir dari tim yang kuat,” tegasnya.

Foto bersama civitas akademika Universitas Mulia dan peserta dari divisi lainnya seusai tausyiah Halal Bihalal sebagai simbol ukhuwah dan kebersamaan.

Beliau mengajak civitas Universitas Mulia untuk membangun sinergi agar tujuan kampus tercapai dengan sukses.

“Mau sukses? Perkuat jaringan. Ingin hidup penuh berkah? Bangun tim yang solid,” serunya.

Namun, silaturahim yang baik bisa rusak jika kita tak waspada terhadap enam “virus” yang dijelaskan dalam Surat Al-Hujurat. Keenam virus tersebut adalah:

  1. Sukhriah (سُخْرِيَّةٌ) – Mengolok-olok suku, kelompok, atau pribadi.

    “Wahai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain, boleh jadi mereka yang diolok lebih baik dari mereka yang mengolok.” (QS. Al-Hujurat: 11)

  2. Menghina diri sendiri dan orang lain

    “Janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan jangan pula saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk.” (QS. Al-Hujurat: 11)

  3. Memanggil dengan julukan buruk (الألقاب) – Seperti memanggil teman dengan sebutan negatif yang menyakitkan.

  4. Su’uzhan (سُوءُ الظَّنِّ) – Berprasangka buruk tanpa bukti.

    “Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa.” (QS. Al-Hujurat: 12)

  5. Tajassus (التَّجَسُّسُ) – Suka mencari-cari kesalahan atau aib orang lain.

  6. Ghibah (الْغِيبَةُ) – Menggunjing dan membicarakan keburukan orang lain.

    “Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang telah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik.” (QS. Al-Hujurat: 12)

Menutup tausyiahnya, Ustadz Sartono menyampaikan harapan agar Universitas Mulia menjadi kampus yang penuh dengan harmoni, sinergi, dan kebersamaan. “Mari kita rawat silaturahim, jaga etika pergaulan, dan bangun tim yang solid. Insya Allah, keberkahan dan kesuksesan akan menyertai langkah-langkah kita,” pungkasnya.

Humas UM (YMN)

Humas UM, 3 Desember 2024 – Universitas Mulia kembali membuktikan komitmennya sebagai kampus yang berorientasi pada technopreneur melalui pelaksanaan Youth Entrepreneur Summit 2024 bertema How to Raise Funds for Business. Acara yang dihelat di Ballroom Cheng Ho Kampus Universitas Mulia ini dihadiri oleh ratusan mahasiswa, dosen, dan pemuda se-Kalimantan Timur.

Acara dibuka dengan sambutan inspiratif dari Koordinator Rembuk Pemuda Kalimantan Timur, Agung Syahir. Dalam pidatonya, ia memotivasi mahasiswa untuk aktif mengambil peran dalam dinamika pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN). “Dengan adanya IKN, peluang usaha sangat terbuka. Tinggal bagaimana kita memanfaatkannya. Kegiatan ini adalah ruang untuk berbagi dan bertukar pandangan. Pilihan ada di tangan kita, apakah mau melanjutkan mimpi atau berhenti di tengah jalan,” ungkapnya penuh semangat.

Rektor Universitas Mulia, Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i, M.Si.

Selanjutnya, sambutan sekaligus pembukaan acara disampaikan oleh Rektor Universitas Mulia, Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i, M.Si. Dalam pidatonya, beliau memaparkan pentingnya memanfaatkan bonus demografi yang diproyeksikan mencapai puncaknya pada tahun 2045. “Indonesia dipenuhi generasi muda yang memiliki potensi besar untuk menjadi pelaku utama pembangunan. Dengan pendidikan yang baik dan pelatihan keterampilan yang tepat, kita dapat menghasilkan SDM kompetitif di bidang teknologi, startup, dan industri kreatif,” tegasnya.

Menurut Prof. Ahsin, visi Universitas Mulia untuk menjadi Global Technopreneur Campus di tahun 2045 sangat relevan dengan kegiatan ini. “Kami berharap lulusan Universitas Mulia menjadi wirausahawan berbasis teknologi yang berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi dan mendukung Indonesia Emas 2045,” tambahnya.

Rektor Universitas Mulia, Prof. Dr. Muhammad Ahsin Rifa’i, M. Si., menerima cenderamata dari Koordinator Rembuk Pemuda Kalimantan Timur, Agung Syahir

Setelah pembukaan acara, Rektor Universitas Mulia menerima cenderamata dari Koordinator Rembuk Pemuda Kalimantan Timur, Agung Syahir, sebagai bentuk apresiasi atas dukungan dan kolaborasi antara Universitas Mulia dan Forum Rembuk Pemuda Kalimantan Timur (IKN Youth Forum).

Sesi Inspiratif dan Diskusi Interaktif
Acara dilanjutkan dengan networking speech dari tiga pembicara inspiratif:

  • Yana Priyatna, CEO Yan Proland, yang berbagi tips membangun karakter pebisnis dan cara menarik perhatian investor melalui integritas, semangat, dan konsistensi.
  • Sidik Amirullah, Ketua BPD HIPMI Kalimantan Timur, yang menekankan pentingnya membangun mindset pengusaha, sikap mental pemenang, dan penguasaan ilmu bisnis untuk kesuksesan jangka panjang.
  • Dio Ramadhan, Bendahara Umum BPC HIPMI Balikpapan, yang mendorong peserta untuk membangun network sejak dini dan memiliki visi besar sejak awal memulai bisnis.

Praktik Nyata Wirausaha

Dalam sesi diskusi, Yana Priyatna mengungkapkan bahwa membangun bisnis yang menarik investor membutuhkan perjuangan. “Investor akan melihat etos kerja, karakter, dan visi besar kita. Jangan hanya bermimpi kecil, miliki tujuan besar seperti saya, yang berasal dari latar belakang sederhana hingga berhasil membangun bisnis triliunan rupiah,” ujarnya, memberikan motivasi kuat kepada peserta.

Yana Priyatna, CEO Yan Proland

Sementara itu, Sidik Amirullah menjelaskan empat fondasi utama dalam membangun bisnis, yaitu mindset, sikap mental, ilmu pengetahuan, dan keterampilan. Ia menekankan pentingnya memiliki sikap mental pemenang untuk menghadapi tantangan dalam bisnis.

Sidik Amirullah, Ketua BPD HIPMI Kalimantan Timur

Dio Ramadhan melengkapi dengan pesan bahwa entrepreneur mindset adalah kunci keberhasilan. “Tidak apa-apa menjadi pemula, tapi pikirkan bagaimana bisnis Anda bisa besar sejak awal,” ujarnya. Ia juga menekankan pentingnya membangun jejaring dengan banyak orang tanpa pamrih.

Dio Ramadhan, Bendahara Umum BPC HIPMI Balikpapan

Apresiasi pada Penyelenggara

Kegiatan ini menjadi langkah konkret Universitas Mulia dalam mendukung mahasiswa dan generasi muda untuk menjadi wirausahawan yang mandiri, kompetitif, dan siap bersaing di era global. Dengan semangat dan motivasi yang diberikan para pembicara, peserta diharapkan dapat mengembangkan ide bisnis mereka dan menarik peluang investasi untuk masa depan yang lebih cerah.

Humas UM (YMN)

Humas Universitas Mulia, 29 Oktober 2024 – Universitas Mulia menjadi tuan rumah kegiatan sosialisasi dan edukasi konsumsi pangan dengan tema “B2SA Goes to Campus.” Acara ini mengajak mahasiswa dan dosen untuk meningkatkan pemahaman tentang pentingnya pola makan Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman (B2SA). Kegiatan ini diselenggarakan di Ballroom Gedung Cheng Hoo Kampus Universitas Mulia dan mendapat sambutan antusias dari seluruh peserta.

Dalam sambutannya, Rektor Universitas Mulia, Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i, M.SI menekankan pentingnya pemahaman tentang konsumsi pangan yang sehat dan aman sebagai bagian dari upaya membentuk generasi yang cerdas dan peduli terhadap kesejahteraan bangsa. “Sebagai sebuah institusi pendidikan, Universitas Mulia memiliki peran besar dalam membentuk generasi yang sehat, cerdas, dan peduli terhadap kesejahteraan bangsa. Kesehatan berawal dari asupan yang kita konsumsi setiap hari. Dengan adanya edukasi ini, diharapkan kita semua, baik mahasiswa, dosen, maupun staf, dapat lebih memperhatikan pola konsumsi sehari-hari,” ujar Rektor dalam sambutannya.

Selain itu, Rektor juga mengajak mahasiswa Universitas Mulia untuk tidak hanya menjadi konsumen yang cerdas, tetapi juga agen perubahan dalam masyarakat. “Sebarkan informasi yang kita dapatkan hari ini kepada keluarga, teman, dan lingkungan sekitar. Jadikan ini sebagai langkah awal untuk menggerakkan masyarakat menuju pola hidup sehat,” tambahnya.

Kepala Bidang Konsumsi dan Keamanan Pangan Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Timur, Ibu Rika Nuzli Furkanti, S.P., M.P. menyampaikan apresiasi terhadap Universitas Mulia atas terselenggaranya kegiatan ini. “Kami sangat menghargai upaya Universitas Mulia yang turut aktif dalam memberikan pemahaman dan pembekalan kepada mahasiswa tentang pentingnya memilih dan mengonsumsi pangan yang sehat, aman, dan berkelanjutan,” ungkapnya.

Ari Priswanto, S.Gz., ahli gizi dari PERSAGI Balikpapan, juga menekankan pentingnya pola konsumsi B2SA bagi mahasiswa. “Asupan gizi yang tepat sejak sekarang akan berdampak positif dalam jangka panjang. Sayangnya, banyak mahasiswa masih terbiasa mengonsumsi junk food dan fast food yang minim sayuran dan buah, serta kurang aktivitas fisik. Dengan menerapkan pola makan B2SA yang seimbang—sepertiga lauk, sepertiga buah, dan seperenam sayur—mereka dapat mengurangi risiko masalah kesehatan di masa depan,” jelasnya.

Kegiatan ini diharapkan mampu meningkatkan kesadaran mahasiswa Universitas Mulia akan pentingnya pola makan sehat, serta mendorong mereka untuk berperan aktif dalam menyebarkan pengetahuan B2SA di lingkungan sekitarnya, guna membangun generasi yang lebih sehat dan kuat.Dengan diadakannya sosialisasi ini, Universitas Mulia diharapkan dapat menjadi salah satu pelopor dalam mengedukasi mahasiswa tentang pentingnya konsumsi pangan sehat yang beragam, bergizi, seimbang, dan aman.

Humas UM (YMN)

Humas UM, 28 Oktober 2024–BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) Universitas  Mulia Balikpapan sukses menyelenggarakan ZFEST 2024 pada 28 Oktober 2024, yang bertepatan dengan peringatan Hari Sumpah Pemuda. Acara yang mengusung tema “Memilih Masa Depan” ini menjadi wadah inspiratif bagi mahasiswa dan alumni untuk mengeksplorasi wawasan terkait masa depan mereka. Para pembicara ternama, seperti Drs. Alimuddin, M.Si., Deputi Bidang Sosial Budaya Pemberdayaan Masyarakat OIKN; Muhammad Pascal Caesar Giswatama, Chairman of IKN Youth Forum; Muhammad Raja Siraj, Anggota DPRD Kota Balikpapan termuda; Aidil Pananrang, Founder Rembuk Pemuda; serta Dr. Agung Sakti Pribadi, S.H., M.H., Direktur Eksekutif BPH Yayasan Airlangga, turut berbagi pandangan mereka terkait peran pemuda dalam era digital dan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).

Muhammad Raja Siraj, anggota DPRD termuda di Kota Balikpapan, mengajak mahasiswa untuk lebih sadar akan pentingnya pemahaman politik. Meski tidak harus terlibat langsung dalam politik praktis, mahasiswa harus menyadari bahwa keputusan besar, seperti perpindahan IKN ke Kalimantan Timur, adalah hasil dari proses politik. “Pemuda perlu berperan aktif mengawal kebijakan publik,” tegasnya. Dengan semangat yang sejalan dengan nilai Sumpah Pemuda, Siraj berharap ZFEST 2024 dapat menjadi wadah bagi mahasiswa untuk meningkatkan kesadaran politik mereka dalam mendukung pembangunan bangsa.

Aidil Pananrang, Founder Rembuk Pemuda, menyampaikan pentingnya kolaborasi dan adaptasi di era digitalisasi. Menurutnya, kemampuan berpikir kritis, beradaptasi dengan cepat, dan membangun relasi sosial adalah keunggulan yang harus dimiliki pemuda di masa depan. Ia juga memperkenalkan gerakan IKN Youth Forum, yang bertujuan mengonsolidasikan pemuda untuk berkontribusi dalam pembangunan IKN. Gerakan ini diharapkan dapat menyatukan kekuatan pemuda dalam mendukung percepatan pembangunan ibu kota baru.

Dalam pidatonya, Drs. Alimuddin, M.Si. menekankan bahwa pembangunan IKN telah mendorong pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur, dengan peningkatan sebesar 7,22%, jauh di atas rata-rata nasional. Infrastruktur yang terus berkembang, termasuk pembangunan jalan, tol, listrik, dan air, telah membuka banyak peluang investasi, dengan total investasi swasta mencapai lebih dari 56 triliun rupiah. “Ini adalah kesempatan besar bagi pemuda untuk berperan aktif dalam pembangunan,” jelasnya.

Namun, Alimuddin juga menyoroti bahwa dari 74.000 tenaga kerja di IKN, hanya 7% yang berasal dari masyarakat lokal. Ia menyayangkan rendahnya partisipasi masyarakat lokal dan menekankan pentingnya kesiapan anak muda dalam menghadapi perubahan yang dibawa oleh digitalisasi. “Kita harus siap bersaing, jangan hanya menjadi penonton di lapangan,” ungkapnya, mengingatkan mahasiswa bahwa peluang hanya dapat dimanfaatkan jika mereka siap dan berlatih.

Selain itu, Alimuddin mengungkapkan bahwa beberapa warga lokal berhasil meraih kesuksesan melalui usaha di sekitar IKN, seperti penjual amplang yang kini mampu meraup penghasilan hingga 30 juta rupiah per bulan. Ini menunjukkan bahwa dengan adaptasi dan kejelian melihat peluang, anak muda lokal dapat bersaing di tingkat nasional. Ia mendorong pemuda untuk tidak hanya mengandalkan status sebagai putra daerah, tetapi juga meningkatkan kompetensi.

Dr. Agung Sakti Pribadi, dalam ceramahnya, menekankan bahwa setiap generasi memiliki tantangannya masing-masing. Ia mengajak mahasiswa Universitas Mulia untuk memanfaatkan waktu di kampus sebagai kesempatan terbaik dalam membentuk diri dan masa depan. 

Lebih lanjut, Dr. Agung mengingatkan bahwa mahasiswa saat ini adalah generasi emas yang sedang mengukir masa depan bangsa. “Bagaimana dengan masa depan? Potensinya sangat luar biasa. Kalian adalah generasi emas. Saya setuju dengan apa yang disampaikan oleh Mas Pascal Caesar sebelumnya, bahwa kalian adalah generasi emas saat ini, bukan harus menunggu tahun 2045. Saat ini, di tangan kalian, ‘emas-emas kecil’ sedang dibentuk. Ibarat sebuah bangunan, batu pertama sedang kalian letakkan. ‘Emas’ itu ada di tangan kalian sekarang, dan tugas kalian adalah mengukirnya dengan baik. Kampus adalah tempat terbaik untuk mengukir ‘emas’ tersebut, karena tidak semua orang memiliki kesempatan menjadi mahasiswa. Maka, bersyukurlah kalian yang memiliki kesempatan ini,” tegasnya, menginspirasi para mahasiswa untuk terus mengejar ilmu dan keterampilan yang akan bermanfaat di masa depan.

Beliau juga menambahkan, “Saya berharap pertemuan seperti ini tidak berhenti hanya sekali saja. Lanjutkan! Lanjutkan ke pertemuan-pertemuan yang lebih berkualitas. Kita tahu generasi muda saat ini sangat kreatif, namun kalian perlu mengarahkan kreativitas tersebut. Jangan hanya ingin tampil dan menjadi terkenal, karena bukan itu tujuannya. Yang perlu diangkat adalah kebaikan yang kalian temukan di sekitar kalian. Temukan orang-orang hebat dan bergaullah dengan mereka. Hindari pergaulan dengan hal-hal buruk, karena keburukan itu akan mengurangi keyakinan kalian bahwa hidup ini bisa menjadi lebih baik.”

Dr. Agung mengakhiri pidatonya dengan berpesan, “Cari teman-teman yang hebat. Temukan kisah-kisah inspiratif yang akan membuat kalian lebih kuat. Hindari sikap cengeng dan hal-hal yang tidak bermanfaat, meskipun mungkin tampak menyenangkan.”

ZFEST 2024 di Universitas Mulia tidak hanya menjadi momen refleksi, tetapi juga mendorong mahasiswa untuk berperan aktif dalam menghadapi tantangan zaman. Dengan semangat Sumpah Pemuda, acara ini mengingatkan generasi muda bahwa masa depan bangsa ada di tangan mereka, dan kolaborasi serta kesiapan diri menjadi kunci keberhasilan dalam membangun masa depan Indonesia yang lebih baik.

Humas UM (YMN)

 

HUMAS UM– Universitas Mulia kembali menunjukkan komitmennya dalam mendukung upaya perlindungan terhadap perempuan, anak, dan keluarga melalui kegiatan sosialisasi yang digelar hari ini. Acara yang bertempat di Ball Room Gedung Cheng Hoo kampus balikpapan (22/10/2024) ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman mahasiswa serta masyarakat mengenai regulasi terkait perlindungan perempuan, anak, dan keluarga.

Sosialisasi ini dihadiri oleh Rektor Universitas Mulia, Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i, M.SI  narasumber kegiatan Iptu Renny  Witasari,S.Kom ( Subdit 4 Ditreskrimum Polda Kaltim), Plt. Sekretaris DP3KB ( Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan anak dan keluarga berencana) Kota Balikpapan bapak Umar Adi. serta Kepala bidang DP3KB ibu Rinda setyawati bersama Tim dari PUSPAGA ( Pusat pembelajaran Keluarga) Mereka memaparkan berbagai regulasi yang telah ditetapkan pemerintah untuk melindungi hak-hak perempuan dan anak, serta bagaimana masyarakat dapat berperan aktif dalam mencegah kekerasan domestik.

Rektor Universitas Mulia, Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i, M.Si

Rektor Universitas Mulia, Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i, M.Si., dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari kontribusi nyata universitas dalam membangun kesadaran kolektif mengenai pentingnya perlindungan terhadap kelompok rentan. “Atas nama Rektor Universitas Mulia, saya menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga, Ibu Heria Prisni, penyelenggara, dan seluruh pihak yang terlibat dalam kegiatan ini. Pemberdayaan perempuan, anak, dan keluarga adalah isu yang sangat krusial, terutama di tengah semakin maraknya kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), suami menganiaya istri, bahkan sampai pembunuhan. Beberapa kasus pelecehan seksual tragis juga menimpa anak-anak pada masa golden age atau usia emas mereka, seperti anak usia dini. Mirisnya, ada ayah yang tega melecehkan anak kandung atau anak tiri, serta guru terhadap siswanya. Semoga Universitas Mulia terhindar dari semua ini. Amiin ya Rabbal ‘Alamin.”

“Di dunia pendidikan, Menteri Pendidikan dengan tegas menyatakan adanya tiga dosa besar, yang membuat kami membentuk Satgas PPKS (Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual). Ketiga dosa besar tersebut adalah pelecehan seksual, bullying/perundungan, dan intoleransi. Ini menjadi tantangan di dunia pendidikan kita,” lanjutnya.

Dalam konteks sosial saat ini, kesetaraan gender, penghormatan terhadap hak-hak perempuan, serta perlindungan dari segala bentuk kekerasan dan diskriminasi harus menjadi prioritas bersama. Oleh karena itu, pelaksanaan acara ini sangatlah tepat.

“Kampus berkomitmen untuk menjadi bagian dari solusi. Kami sepenuhnya mendukung kegiatan seperti ini karena kami percaya bahwa perubahan sosial dimulai dari kesadaran individu dan kolektif. Mahasiswa kami adalah agen perubahan yang harus memahami pentingnya kesetaraan gender dan menjadi pelindung bagi hak-hak perempuan, baik di dalam kampus maupun di masyarakat luas. Sebagai kelanjutan dari kegiatan ini, kami berharap Universitas Mulia dan Dinas P3AK dapat membentuk MOU maupun SPK. Melalui sosialisasi ini, kami berharap seluruh peserta dapat memperluas pengetahuan tentang isu-isu perlindungan perempuan, memahami upaya yang telah dilakukan pemerintah, serta lebih siap mendukung perlindungan terhadap perempuan, anak, dan keluarga dalam kehidupan sehari-hari. Saya juga mengajak seluruh civitas akademika Universitas Mulia untuk terus mendukung gerakan perlindungan perempuan, anak, dan keluarga, memperkuat advokasi, serta menciptakan lingkungan yang aman, nyaman, dan inklusif bagi semua,” tutupnya.

Plt. Sekretaris Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3KB) Kota Balikpapan, Umar Adi, menyampaikan sambutan sekaligus membuka acara sosialisasi mengenai perlindungan perempuan, anak, dan keluarga. Dalam sambutannya, Umar Adi mengungkapkan bahwa DP3KB menghadapi banyak tantangan dan pekerjaan rumah terkait perlindungan perempuan dan anak di Kota Balikpapan.

“Bapak dan Ibu sekalian, ketika berbicara mengenai perlindungan perempuan di Kota Balikpapan, kami memohon kebijaksanaan Bapak Ibu yang hadir di ruangan ini. Sebab, di DP3KB, kami memiliki banyak tugas dan masalah yang perlu ditangani. Jika semua hal tersebut kami ungkapkan, mungkin bisa menimbulkan kekhawatiran, namun jika kami sembunyikan, rasanya tidak bijak. Mengapa demikian? Saat kami menjabat di DP3KB, data dari tahun 2022 mencatat, melalui aplikasi KPPA terkait kekerasan terhadap perempuan dan anak, terdapat 88 kasus, di mana 80 persen di antaranya melibatkan anak-anak. Pada tahun 2023, jumlah kasus meningkat menjadi 156, dengan 70 persen di antaranya juga melibatkan anak-anak. Hingga September 2024, sudah tercatat 173 laporan kasus. Data ini yang tercatat di kami, dan belum termasuk data dari UPPA Polres yang nantinya akan disampaikan oleh Bu Reni.”

Umar Adi juga menjelaskan mengapa kasus kekerasan terhadap anak lebih mendominasi. “Kasus kekerasan terhadap anak lebih banyak karena dalam kasus kekerasan terhadap perempuan, korban dewasa memiliki tingkat kedewasaan yang memungkinkan mereka mencabut laporan. Walaupun demikian, nanti Bu Reni, sebagai narasumber, akan menjelaskan mengenai undang-undang Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) dan sanksi yang tegas.”

Lebih lanjut, Umar Adi juga menyoroti penyebab utama kasus kekerasan terhadap perempuan di Kota Balikpapan. “Beberapa kasus kekerasan yang terjadi terhadap perempuan biasanya dipicu oleh faktor ekonomi dan gaya hidup. Kasus penganiayaan yang sering terjadi adalah kekerasan berkelanjutan. Kami sering menemui situasi di mana ketika proses hukum dilanjutkan, korban justru rujuk dengan pelaku. Misalnya, hari ini bertengkar hingga tetangga ramai membuat status di media sosial, tapi besoknya mereka sudah baikan. Dalam kasus seperti ini, orang yang menyebarkan informasi bisa terkena sanksi berdasarkan Undang-Undang ITE.

Narasumber kegiatan Iptu Renny  Witasari,S.Kom ( Subdit 4 Ditreskrimum Polda Kaltim)

Pada kegiatan ini menghadirkan Iptu Renny  Witasari,S.Kom ( Subdit 4 Ditreskrimum Polda Kaltim) yang menjadi narasumber pada kegiatan hari ini , beliau menyampaikan undang-undang perlindungan terhadap korban kekerasan seksual antara lain Kekerasan seksual yang mencakup berbagai bentuk perilaku atau tindakan yang bersifat memaksa, melecehkan, atau memanipulasi secara seksual, yang dilakukan tanpa persetujuan dari korban. Berikut ini adalah beberapa jenis kekerasan seksual yang umum terjadi:

1. Pemerkosaan

Pemaksaan hubungan seksual tanpa persetujuan korban, termasuk penggunaan kekerasan, ancaman, atau paksaan. Pemerkosaan bisa terjadi dalam berbagai bentuk, termasuk dalam pernikahan.

2. Pelecehan seksual

Tindakan seksual yang tidak diinginkan, baik secara verbal maupun fisik, yang menciptakan lingkungan yang tidak nyaman bagi korban. Pelecehan seksual dapat terjadi di tempat kerja, sekolah, atau lingkungan publik.

3. Eksploitasi seksual

Penyalahgunaan posisi kekuasaan atau kepercayaan untuk tujuan seksual. Hal ini sering melibatkan orang yang berada dalam posisi otoritas seperti guru, majikan, atau orang tua.

4. Pelecehan seksual Verbal

Komentar, lelucon, atau ungkapan yang bersifat seksual dan tidak diinginkan oleh orang yang menjadi target. Ini bisa mencakup ejekan, rayuan tidak pantas, atau permintaan seksual yang tidak diinginkan.

5. Perdagangan Orang

Perdagangan manusia untuk tujuan eksploitasi seksual, di mana korban dipaksa untuk bekerja di industri seks, seperti prostitusi paksa atau produksi pornografi.

6. Perundungan seksual online ( cyber Harassment)

Kekerasan seksual yang dilakukan melalui platform digital, seperti penyebaran gambar atau video tanpa persetujuan korban, mengancam untuk menyebarkan konten eksplisit, atau pelecehan berbasis gender secara daring.

7. Pornografi Anak

Pembuatan, distribusi, atau konsumsi materi pornografi yang melibatkan anak-anak. Ini termasuk tindakan eksploitasi anak secara seksual.

8. Voyeurisme

Tindakan memata-matai atau melihat seseorang dalam keadaan intim atau pribadi tanpa sepengetahuan atau persetujuannya. Ini sering kali terjadi tanpa persetujuan korban dan bisa melibatkan perekaman secara diam-diam.

9. Catcalling

Bentuk pelecehan seksual di tempat umum, di mana seseorang mengganggu atau menggoda orang lain secara seksual, seperti dengan bersiul, berteriak, atau membuat komentar seksual yang tidak diinginkan.

10. Inses

Kekerasan atau pelecehan seksual yang terjadi antara anggota keluarga dekat. Ini adalah salah satu bentuk kekerasan seksual yang sangat kompleks dan sering kali terjadi dalam situasi di mana korban sulit untuk melaporkan pelakunya.

“Semua bentuk kekerasan seksual ini sangat merugikan dan memiliki dampak yang luas terhadap korban, baik secara fisik, emosional, maupun psikologis. Penting bagi masyarakat untuk memahami, mencegah, dan membantu korban kekerasan seksual mendapatkan keadilan dan pemulihan yang layak.” terang Iptu Renny.

Peserta Sosialisasi Regulasi Perlindungan Perempuan, Anak, dan Keluarga

Kegiatan ini diharapkan mampu membangun jaringan kolaboratif antara pihak kampus, pemerintah, dan masyarakat dalam mewujudkan lingkungan yang aman dan ramah bagi perempuan dan anak. Sosialisasi ini juga menjadi momentum penting bagi Universitas Mulia dalam melanjutkan upaya peningkatan kesadaran terhadap isu-isu perlindungan keluarga yang sering kali masih kurang dipahami.

Team HUMAS UM