Balikpapan, 18 September 2025 – Program Studi Farmasi Universitas Mulia menjalin kolaborasi dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui dua agenda akademik yang digelar pada Rabu–Kamis, 16–17 September 2025 di Cheng Hoo. Agenda tersebut membahas Studi Pembiayaan Program Penanggulangan Stunting dan Pengembangan Model Intervensi Kampung Keluarga Mandiri dalam Penanganan Stunting dan Gangguan Perkembangan pada Anak Baduta di Daerah Pedesaan.

PLT Kaprodi Farmasi Universitas Mulia, Apt. Eka Kumala Retno, S.Farm., M.Si., menjelaskan bahwa keterlibatan Prodi Farmasi dalam isu stunting berangkat dari sifat masalahnya yang multidimensi. Menurutnya, stunting tidak hanya terkait gizi, tetapi juga berhubungan dengan ketersediaan, keamanan, serta efektivitas intervensi kesehatan. “Farmasi memiliki peran strategis dalam riset bahan alam, pengembangan sediaan suplemen, dan edukasi masyarakat terkait penggunaan obat, vitamin, serta produk kesehatan yang tepat. Karena itu, kolaborasi dengan BRIN diinisiasi sebagai langkah sinergis lintas disiplin,” ujarnya.

PLT Kaprodi Farmasi Universitas Mulia, Apt. Eka Kumala Retno, S.Farm., M.Si., (kiri) saat menunggu acara dimulai.

Ia menegaskan bahwa ilmu farmasi dapat memberikan kontribusi nyata melalui tiga aspek utama. Pertama, riset dan pengembangan, misalnya menciptakan suplemen gizi, produk herbal, atau formula farmasi yang mendukung pertumbuhan anak. Kedua, aspek keamanan dan efektivitas, yaitu memastikan setiap intervensi kesehatan yang digunakan masyarakat terbukti aman, stabil, dan efektif. Ketiga, edukasi dan advokasi, dengan mendampingi masyarakat agar penggunaan obat, vitamin, atau suplemen lebih rasional.

Dalam pandangannya, kegiatan ini juga memiliki relevansi langsung dengan kurikulum, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Pada kurikulum, isu stunting dapat diintegrasikan ke berbagai mata kuliah, antara lain farmasi klinik, farmasi komunitas, farmakognosi, dan farmakoekonomi. Pada bidang penelitian, kerja sama ini membuka peluang kajian interdisipliner, mulai dari formulasi sediaan suplemen hingga evaluasi cost-effectiveness intervensi gizi dan kesehatan. Sementara itu, untuk pengabdian masyarakat, kegiatan ini dapat dijadikan media edukasi langsung mengenai kesehatan, gizi, dan penggunaan produk farmasi yang aman di desa.

Para tamu undangan menyimak pemaparan dalam agenda kolaborasi Prodi Farmasi Universitas Mulia dan BRIN

Lebih jauh, Eka menyebutkan peluang keterlibatan mahasiswa dalam agenda ini cukup luas. Mahasiswa dapat mengikuti survei status gizi masyarakat desa, praktik formulasi sediaan sederhana, hingga edukasi langsung mengenai pola konsumsi, sanitasi, dan penggunaan produk kesehatan. “Mahasiswa juga bisa menuliskan hasil penelitian sebagai skripsi atau publikasi ilmiah, sehingga mereka memperoleh pengalaman nyata dalam menghubungkan teori dengan praktik lapangan,” jelasnya.

Terkait harapan jangka panjang, Eka menekankan pentingnya pembangunan model desa percontohan yang mandiri dalam aspek gizi, kesehatan, dan pemanfaatan produk farmasi berbasis potensi lokal. “Kolaborasi ini diharapkan tidak hanya berdampak pada penurunan angka stunting, tetapi juga memperkuat kapasitas riset, publikasi, serta inovasi produk farmasi yang bermanfaat bagi masyarakat. Selain itu, kegiatan ini menjadi ajang peningkatan kompetensi mahasiswa dan dosen dalam riset aplikatif,” pungkasnya. (YMN)

Balikpapan, 18 September 2025 – Universitas Mulia kembali melanjutkan rangkaian kegiatan Studi Pembiayaan Program Penanggulangan Stunting bersama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Setelah sehari sebelumnya, Rabu (17/9), dilakukan penandatanganan Implementation Arrangement (IA) antara Fakultas Humaniora dan Kesehatan (FHK) Universitas Mulia dengan BRIN di Ruang Eksekutif Gedung White Campus, agenda Kamis (18/9) diisi dengan pemaparan materi substantif yang menghadirkan peneliti BRIN.

Dekan Fakultas Humaniora dan Kesehatan Universitas Mulia, Dr. Mada Aditia Wardhana, S.Sos., M.M., menandatangani dokumen Implementation Arrangement (IA) bersama perwakilan BRIN.

Materi utama disampaikan oleh Hadi Ashar, S.K.M., M.Ph., Peneliti Madya BRIN, dengan tajuk “Pengembangan Model Intervensi Kampung Keluarga Mandiri dalam Penanganan Stunting dan Gangguan Perkembangan pada Anak Baduta di Daerah Perdesaan”. Acara dipandu oleh Safri selaku moderator, dengan partisipasi sivitas akademika Universitas Mulia serta perwakilan dari BRIN.

Foto bersama usai penandatanganan Implementation Arrangement antara Fakultas Humaniora dan Kesehatan Universitas Mulia dan BRIN, dengan menampilkan dokumen kerja sama yang telah ditandatangani.

Dalam paparannya, Hadi menjelaskan bahwa penelitian ini merupakan riset jangka panjang (multi-year research) yang telah dimulai sejak 2023 di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Latar belakang riset ini berawal dari undangan resmi Bupati Magelang melalui Bappeda, menyusul tingginya prevalensi stunting yang menjadikan Magelang peringkat pertama di Jawa Tengah pada 2022.

“Riset ini bisa disebut riset titipan. Karena berangkat dari keprihatinan pimpinan daerah, kami diminta untuk menyusun rancangan intervensi berbasis kajian akademik dan implementasi lapangan,” jelas Hadi.

Hadi Ashar, S.K.M., M.Ph., Peneliti Madya BRIN, menyampaikan kuliah umum bertema “Pengembangan Model Intervensi Kampung Keluarga Mandiri dalam Penanganan Stunting dan Gangguan Perkembangan pada Anak Baduta di Daerah Perdesaan.”

Penelitian ini dirancang sebagai Research and Development (R&D) dengan tiga tahapan: asesmen, uji coba, dan implementasi. Tahun 2023 menjadi fase penyusunan proposal dan kajian awal. Memasuki 2024, tim peneliti melakukan studi kualitatif terhadap berbagai pemangku kepentingan dari tingkat kabupaten, kecamatan, hingga desa. Hasil studi tersebut melahirkan prototype model intervensi “Kampung Keluarga Mandiri” yang telah dipublikasikan di jurnal bereputasi internasional Q1.

Tahun 2025, riset memasuki tahap kuasi-eksperimen dengan desain kelompok kontrol. Fokus penelitian diarahkan pada pengembangan Keluarga Kawal Baduta (KKB), yakni program pendampingan intensif kepada keluarga yang memiliki anak berusia di bawah dua tahun. Dari fase ini dihasilkan tiga keluaran utama: Modul KKB, Buku Pedoman Kader Pendamping, dan Booklet Milestone perkembangan anak.

Suasana pemaparan materi oleh BRIN di Universitas Mulia yang diikuti sivitas akademika dan tamu undangan.

Lebih jauh, Hadi menargetkan pada 2026 riset akan diperluas dengan pendampingan menyasar Wanita Usia Subur, calon pengantin, dan ibu hamil. Sementara pada 2027, hasil penelitian akan diformulasikan sebagai rekomendasi kebijakan bagi Pemerintah Kabupaten Magelang, sebelum direplikasi ke daerah lain.

“Tujuan akhir kami bukan sekadar publikasi ilmiah, tetapi memastikan hasil riset dapat menjadi dasar pengambilan kebijakan daerah. Dengan demikian, penanganan stunting dan gangguan perkembangan anak dapat berjalan berbasis bukti (evidence-based policy),” tegasnya.

Dekan FHK UM, Dr. Mada Aditia Wardhana, S.Sos., M.M., menyampaikan bahwa kolaborasi ini memperkuat komitmen Universitas Mulia untuk menghadirkan kontribusi nyata dalam isu kesehatan masyarakat. “Kemitraan dengan BRIN memungkinkan kampus kita terlibat langsung dalam riset strategis nasional, khususnya di bidang penanggulangan stunting yang merupakan masalah prioritas,” ujarnya.

Foto bersama dosen farmasi, dan perwakilan BRIN setelah rangkaian acara penandatanganan dokumen IA selesai

Rangkaian kegiatan dua hari ini tidak hanya memperkuat jejaring akademik Universitas Mulia dengan lembaga riset nasional, tetapi juga membuka ruang bagi sivitas akademika untuk belajar langsung dari penelitian lapangan berskala nasional. (YMN)

Foto bersama sebagian pelatihan Digital Entrepreneurship Academy (DEA) yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) di Ballroom Cheng Ho Universitas Mulia, Rabu (17/9/2025). Foto: Vio/Media Kreatif

UM – Antusiasme generasi muda terhadap teknologi kecerdasan buatan (AI) terbukti luar biasa dalam pelatihan Digital Entrepreneurship Academy (DEA). Pelatihan yang diselenggarakan oleh Fakultas Ilmu Komputer (FIKOM) Universitas Mulia dan Balai Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Penelitian Komunikasi dan Informatika (BPSDMP Kominfo) Banjarmasin, bertempat di Ballroom Cheng Ho Universitas Mulia, Rabu (17/9).

Pelatihan bertajuk Pemasaran Digital Dengan Kecerdasan Buatan (AI) untuk Wirausaha ini mencatat 113 pendaftar, jauh melampaui kuota awal yang ditetapkan untuk 50 orang.

Fenomena ini menunjukkan tingginya kesadaran dan minat mahasiswa serta calon wirausahawan untuk membekali diri dengan keterampilan digital yang relevan dengan tuntutan zaman.

Kegiatan yang merupakan bagian dari program Digital Talent Scholarship (DTS) ini dibuka secara resmi oleh Dekan Fakultas Ilmu Komputer Djumhadi, S.T., M.Kom.

Dalam sambutannya, ia menekankan pentingnya sinergi antara dunia akademik dan pemerintah untuk melahirkan sumber daya manusia yang unggul dan inovatif.

“Transformasi digital telah mengubah hampir seluruh aspek kehidupan. Melalui program ini, para peserta tidak hanya dibekali pengetahuan, tetapi juga keterampilan praktis dalam membangun dan mengembangkan bisnis berbasis teknologi digital,” ujar Dekan.

Pelatihan yang berlangsung selama satu hari penuh ini dirancang secara komprehensif. Sesi dimulai dari pukul 08.00 WITA dengan agenda registrasi dan pembukaan, hingga berakhir pada pukul 21.00 WITA. Materi yang disampaikan mencakup topik-topik krusial, seperti:

  1. Memahami fundamental AI untuk Pemasaran Digital.
  2. Riset Pasar dan Persona Buyer dengan AI.
  3. Pembuatan Konten Teks, Gambar, dan Video dengan AI.
  4. Optimalisasi Kampanye dan Analisis Data menggunakan AI.
  5. Studi Kasus Praktis dan Penyusunan Rencana Aksi Digital.
Dekan Fakultas Ilmu Komputer Djumhadi, S.T., M.Kom saat memberikan sambutan. Foto Vio/Media Kreatif

Dekan Fakultas Ilmu Komputer Djumhadi, S.T., M.Kom saat memberikan sambutan. Foto Vio/Media Kreatif

Istia Budi, S.T., M.M., salah seorang narasumber ahli di bidangnya. Foto: Vio/Media Kreatif

Istia Budi, S.T., M.M., salah seorang narasumber ahli di bidangnya. Foto: Vio/Media Kreatif

Amir Iskandar, S.E., M.M salah seorang narasumber ahli di bidangnya. Foto: Vio/Media Kreatif

Amir Iskandar, S.E., M.M salah seorang narasumber ahli di bidangnya. Foto: Vio/Media Kreatif

Peserta pelatihan sedang serius berdiskusi. Foto Vio/Media Kreatif

Peserta pelatihan sedang serius berdiskusi. Foto Vio/Media Kreatif

Penguatan Kompetensi Melalui Praktik Langsung

Pelatihan ini menghadirkan narasumber ahli di bidangnya, yaitu Istia Budi, S.T., M.M., dan Amir Iskandar, S.E., M.M. Para peserta tidak hanya mendapatkan teori, tetapi juga diajak untuk langsung mempraktekkan penggunaan berbagai tools AI untuk kebutuhan pemasaran.

Sesi-sesi seperti Pembuatan Konten dan Studi Kasus memberikan kesempatan bagi peserta untuk melihat implementasi nyata AI dalam meningkatkan efektivitas strategi pemasaran.

“Harapan kami, para peserta dapat mengikuti program ini dengan sungguh-sungguh, menyerap ilmu, dan pada akhirnya mampu menjadi digital entrepreneur yang dapat memberikan solusi kreatif serta membuka lapangan pekerjaan,” tambah Dekan.

Kolaborasi untuk Kemajuan Bangsa

Keberhasilan acara ini menjadi bukti nyata dari kolaborasi strategis antara Fakultas Ilmu Komputer, berbagai program studi terkait seperti Teknologi Informasi, Sistem Informasi, dan Teknik Industri, dengan program Kominfo Digital (Komdigi).

Dukungan penuh dari berbagai pihak, termasuk Dekan FEB, Dr. Ivan Armawan, S.E., M.M., Wakil Dekan FIKOM Tri Sudinugraha, S.Kom., M.Kom., Kaprodi S1 Teknologi Informasi Agus Wijayanto, S.Kom., M.Kom, Kaprodi S1 Sistem Informasi Nasrudin bin Idris, S.Kom., M.Kom., dan Kaprodi S1 Teknik Industri Rizcky Gandarrityaz, S.T., M.T., menunjukkan komitmen bersama untuk mencetak talenta digital berdaya saing tinggi.

Dengan membludaknya jumlah pendaftar, kegiatan Digital Entrepreneurship Academy (DEA) ini tidak hanya sukses sebagai program pelatihan, tetapi juga menjadi indikator kuat bahwa generasi muda Indonesia siap menyambut dan memanfaatkan teknologi AI untuk berkontribusi pada kemajuan ekonomi digital bangsa.

(SA/Kontributor)

Seorang mahasiswa baru tampak antusias mengikuti perkuliahan perdana, Senin (15/9). Foto: Media Kreatif/Nadya

UM – Suasana penuh semangat menyelimuti gedung baru Fakultas Teknik (FT) Universitas Mulia pada hari Senin, (15/9). Momen ini menandai tonggak sejarah penting dengan dimulainya perkuliahan perdana semester ganjil tahun akademik 2025/2026 untuk tiga program studi yang baru berdiri.

Fakultas yang baru diresmikan tahun ini menaungi Program Studi S1 Teknik Industri, S1 Teknik Sipil, dan S1 Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian (TPHP), yang seluruhnya menyambut angkatan pertama mahasiswa baru.

Perkuliahan hari pertama ini disambut dengan antusiasme tinggi, terbukti dengan kehadiran mahasiswa yang mencapai 100%.

Para mahasiswa baru memulai perjalanan akademik mereka dengan mata kuliah dasar yang menjadi fondasi keilmuan, yaitu Kalkulus 1 dan Pengantar Teknik Industri untuk Prodi Teknik Industri serta Fisika Dasar 1 untuk Prodi Teknik Sipil dan TPHP.

Dekan Fakultas Teknik, Dr. Pascarianto Putra Bura, S.T., M.Eng., menyatakan rasa syukurnya atas kelancaran pelaksanaan kuliah perdana ini.

“Alhamdulillah perkuliahan perdana Fakultas Teknik hari ini secara umum berjalan lancar. Seluruh prodi hari ini sudah melaksanakan perkuliahan perdana,” ujarnya.

Suasana perkuliahan berlangsung hangat dan interaktif. Sesi awal dimanfaatkan sebagai ajang perkenalan antara dosen dan mahasiswa, yang kemudian dilanjutkan dengan penjelasan mengenai rencana pembelajaran semester, parameter penilaian, dan tata tertib perkuliahan.

Dosen Prodi S1 Teknik Industri, Nanda Fathia Saputri, S.T., M.MT. mengawali pembelajaran mata kuliah Kalkulus 1 di Gedung Baru Fakultas Teknik, Senin (15/9/2025). Foto: Media Kreatif/Nadya

Dosen Prodi S1 Teknik Industri, Nanda Fathia Saputri, S.T., M.MT. mengawali pembelajaran mata kuliah Kalkulus 1 di Gedung Baru Fakultas Teknik, Senin (15/9/2025). Foto: Media Kreatif/Nadya

Suasana serius perkuliahan Mahasiswa Baru 2025 Prodi S1 Teknik Industri. Foto: Media Kreatif/Nadya

Suasana serius perkuliahan Mahasiswa Baru 2025 Prodi S1 Teknik Industri. Foto: Media Kreatif/Nadya

Suasana serius perkuliahan Mahasiswa Baru 2025 Prodi S1 Teknik Industri. Foto: Media Kreatif/Nadya

Suasana serius perkuliahan Mahasiswa Baru 2025 Prodi S1 Teknik Industri. Foto: Media Kreatif/Nadya

Salah satu momen menarik terjadi di kelas Fisika Dasar 1. Para mahasiswa tidak hanya mendengarkan paparan teori, namun juga diajak untuk berpartisipasi aktif dalam sebuah permainan sederhana. Mereka ditantang untuk mengamati dan mengidentifikasi fenomena fisika yang ada di dalam ruang kelas.

“Sesi tersebut berjalan cukup menarik sekaligus memberikan pembelajaran pada mahasiswa bahwa fenomena fisika sangat dekat dengan kehidupan manusia sehari-hari dan menjadi pondasi bagi bidang ilmu Teknik,” jelas Dr. Pascarianto.

Semangat serupa juga dirasakan di program studi lainnya. Kaprodi Teknik Industri, Rizcky Gandarrityaz, S.T., M.T., bersama dosen pengampu mata kuliah Kalkulus 1, Nanda Fathia Saputri, S.T., M.MT., memulai perkuliahan dengan pengenalan mendalam mengenai dasar-dasar ilmu teknik industri dan matematika teknik.

Hal yang sama juga dilakukan oleh Kaprodi Teknik Sipil, Rahman Prasojo, S.T., M.T. dan Kaprodi TPHP, Rafika Dyah Maharani, S.Pi., M.T., di program studi masing-masing.

Kegiatan perkuliahan perdana yang berlangsung di gedung baru ini menjadi simbol dari awal yang baru dan harapan besar yang disematkan pada angkatan pertama Fakultas Teknik Universitas Mulia.

“Harapannya semangat positif ini dapat terus berlanjut hingga akhir semester dan kedepannya,” tambah Rizcky Gandarrityaz, optimistis akan masa depan para calon insinyur yang baru memulai langkah.

(SA/Kontributor)

Balikpapan, 15 September 2025 – Suasana perkuliahan di Fakultas Ilmu Komputer Universitas Mulia kembali bergeliat pada Senin (15/9), menandai dimulainya semester ganjil tahun akademik 2025–2026. Di antara wajah-wajah baru mahasiswa angkatan 2025, dosen-dosen pun tampak bersemangat membuka lembaran baru perjalanan akademik.

Salah satunya adalah Wahyu Nur Alimyaningtias, S.Kom., M.Kom., dosen FIKOM, yang mengaku selalu menantikan momen kuliah perdana. “Awal semester selalu menyenangkan. Kita bisa bertemu lagi dengan mahasiswa lama sekaligus menyambut mahasiswa baru. Ini waktu yang tepat untuk menanamkan motivasi dan membangun energi positif sejak hari pertama,” ungkapnya.

Ia menekankan bahwa pertemuan pertama bukan sekadar rutinitas, melainkan kesempatan untuk membantu mahasiswa, khususnya angkatan baru, mulai beradaptasi dengan lingkungan kampus dan menyusun rencana studi sesuai target yang mereka harapkan.

Dosen FIKOM Universitas Mulia, Wahyu Nur Alimyaningtias, S.Kom., M.Kom., saat mengajar mata kuliah Pemodelan Data di hari pertama perkuliahan semester ganjil 2025–2026.

Sebagai pengampu beberapa mata kuliah di FIKOM, Wahyu menuturkan telah menyiapkan Rencana Pembelajaran Semester (RPS) dengan pendekatan yang lebih kontekstual. “Materi ajar kami sesuaikan dengan kebutuhan terkini, dengan tambahan elemen pembelajaran berbasis teknologi agar lebih interaktif. Yang tidak kalah penting, kami membangun komunikasi dua arah sehingga mahasiswa merasa terlibat penuh dalam proses belajar,” jelasnya.

Meski penuh optimisme, ia tidak menutup mata terhadap berbagai tantangan yang menanti mahasiswa. Manajemen waktu, adaptasi terhadap mata kuliah baru yang semakin kompleks, hingga konsistensi belajar menjadi persoalan yang kerap muncul. “Tugas dosen adalah menjadi fasilitator dan menciptakan lingkungan belajar yang kondusif agar mahasiswa tetap fokus dan termotivasi. Tantangan lain, mahasiswa harus siap dengan perubahan teknologi yang kian masif. Karena itu metode belajar harus variatif dan berorientasi pada implementasi di lapangan,” tegasnya.

Untuk menjawab tantangan tersebut, Wahyu menyiapkan blended learning dengan paduan tatap muka dan daring, ditambah penerapan project-based learning. Metode ini, menurutnya, tidak hanya memperkaya pengalaman belajar mahasiswa, tetapi juga melatih mereka menyelesaikan studi kasus nyata yang berdampak langsung pada masyarakat. “Mahasiswa perlu menyadari bahwa dunia perkuliahan berbeda dengan sekolah menengah. Mereka harus siap mengeksplorasi variasi keilmuan dan berani menerapkannya dalam kehidupan nyata,” tambahnya.

Di akhir wawancara, Wahyu menitipkan harapan bagi seluruh mahasiswa agar lebih aktif, kreatif, dan membangun karakter positif. Secara khusus, ia menekankan kepada mahasiswa baru untuk menjaga norma di lingkungan kampus, membangun hubungan yang sehat dengan kakak tingkat, serta berani melaporkan jika menemukan tindakan negatif, termasuk bullying. “Lingkungan kelas harus tetap aman dan nyaman agar semua bisa berkembang,” tuturnya.

Dengan semangat itu, FIKOM Universitas Mulia berharap semester ganjil 2025–2026 bukan hanya menjadi awal perkuliahan baru, tetapi juga pijakan penting dalam menyiapkan generasi muda yang tangguh menghadapi dinamika teknologi dan masyarakat. (YMN)

Balikpapan, 15 September 2025—Universitas Mulia melalui Inkubator Bisnis turut terlibat dalam Siniar Culinary & Techno Festival 2025 yang berlangsung dua hari, 13–14 September. Kegiatan ini merupakan kolaborasi dengan Himpunan Mahasiswa Manajemen (HMM) yang menghadirkan perlombaan antar SMA, seminar kewirausahaan untuk mahasiswa baru, serta bazar kuliner yang melibatkan UMKM dan tenant bisnis mahasiswa.

Kepala Inkubator Bisnis, Dr. Linda Fauziyah Ariyani, S.Pd., M.Pd., menyebut keterlibatan inkubator merupakan bagian dari inisiasi bersama dengan HMM untuk mendukung visi Global Technopreneur Campus. “Pengembangan kemampuan wirausaha dan manajemen menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam mewujudkan kampus berbasis technopreneur,” ungkapnya.

Menurut Dr. Linda, festival ini tidak hanya menjadi ruang kreativitas mahasiswa, tetapi juga sarana nyata bagi tenant inkubator untuk memasarkan produk yang telah diinkubasi, membangun jejaring, sekaligus melakukan benchmarking dengan usaha sejenis. “Acara ini adalah wadah membangun networking dan juga media pembanding yang penting bagi pengembangan bisnis mahasiswa,” jelasnya.

Ia menegaskan bahwa pesan utama yang ingin disampaikan kepada mahasiswa baru melalui festival ini adalah bahwa wirausaha bukan sekadar membangun bisnis. “Menjadi wirausaha dapat dilakukan oleh siapa saja dan kapan saja. Yang paling utama bagi mahasiswa adalah membangun mental wirausaha,” tegas Dr. Linda.

Sesi foto bersama usai seremonial pembukaan Siniar Culinary & Techno Festival 2025 yang melibatkan pimpinan Universitas Mulia, panitia, dan mitra kolaborasi

Dampak nyata yang diharapkan, lanjutnya, adalah munculnya motivasi baru bagi mahasiswa tenant untuk mengembangkan usaha sekaligus menginspirasi mahasiswa lain untuk memulai langkah wirausaha. Dr. Linda menekankan perbedaan penting antara teori dan praktik. “Teori bisnis memberi arahan dalam setiap langkah wirausaha. Sementara praktik lapangan memperkuat sikap dan mental mereka sebagai seorang wirausaha,” paparnya.

Untuk memastikan tenant mampu bersaing di pasar nyata, Inkubator Bisnis terus memberikan pembinaan berupa coaching, mentoring, membangun networking, hingga memfasilitasi business matching. “Banyak anggota inkubator yang akhirnya memiliki kemandirian finansial setelah berwirausaha, bahkan mampu memberi manfaat lebih kepada orang lain,” tambah Dr. Linda.

Ia menilai keberlanjutan setelah festival menjadi kunci penting. Karena itu, inkubator berkomitmen menumbuhkan engagement yang semakin erat di antara tenant, agar keterlibatan mereka tidak berhenti pada event, melainkan berkembang menjadi usaha riil.

Menutup keterangannya, Dr. Linda menyampaikan harapannya kepada mahasiswa baru yang menyaksikan langsung dinamika bisnis di festival ini. “Saya berharap mahasiswa dapat termotivasi menjadi bagian dari pelaku usaha. Tidak hanya mampu secara akademis, tetapi juga memberi manfaat ekonomis untuk dirinya sendiri dan orang lain,” pungkasnya. (YMN)

Balikpapan, 15 September 2025 – Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mulia berkolaborasi dengan Inkubator Bisnis dan Himpunan Mahasiswa Manajemen menyelenggarakan Siniar Culinary & Techno Festival pada 13–14 September 2025 di Ballroom Cheng Hoo Universitas Mulia.

Acara dibuka Dekan FEB, Dr. Ivan Armawan, S.E., M.M., dengan dihadiri guru SMA/SMK, sponsorship, BEM, UKM, dan HIMA. Rangkaian kegiatan meliputi lomba antar SMA/SMK, festival kuliner dan teknologi, serta seminar kewirausahaan yang dibuka oleh Mulia Hayati Deviantie, S.E., diikuti 215 mahasiswa baru Prodi Manajemen maupun prodi lain.

Kaprodi Manajemen, Dr. Pudjiati, S.E., M.M., menegaskan bahwa festival ini merupakan langkah strategis untuk mengembangkan soft skills mahasiswa, mendukung MBKM, memperluas jejaring, serta memperkuat branding prodi. “Melalui integrasi kuliner dan teknologi dalam platform siniar, mahasiswa belajar mengaplikasikan teori dari mata kuliah kewirausahaan berbasis teknologi, manajemen bisnis, hingga klinik bisnis,” ujarnya.

Ketua Yayasan Airlangga, Mulia Hayati Deviantie, S.E., membuka Seminar Kewirausahaan dalam rangkaian Siniar Culinary & Techno Festival 2025 di Ballroom Cheng Hoo Universitas Mulia.

Filosofi akademik yang ditanamkan sejak awal adalah membentuk mahasiswa baru agar kritis, berjiwa wirausaha, kolaboratif, dan siap menghadapi dunia nyata. Menurutnya, pengalaman praktis seperti festival, bazar, dan kompetisi adalah media pembelajaran kontekstual yang langsung mendukung capaian pembelajaran prodi.

Keterlibatan mahasiswa dalam perancangan dan pelaksanaan acara menjadikan festival ini sebagai laboratorium mini untuk melatih kepemimpinan, kreativitas, komunikasi, dan kemampuan mencari solusi. Integrasi ke pendidikan formal, jelasnya, memerlukan kurikulum fleksibel, pengakuan kegiatan praktis, kolaborasi dosen–mahasiswa–institusi, serta refleksi akademik yang terstruktur.

Indikator keberhasilan acara bukan hanya jumlah peserta, tetapi dampaknya pada proses pembelajaran, pembentukan karakter, dan reputasi prodi. Untuk menjaga semangat mahasiswa baru sepanjang studi, prodi menyiapkan lingkungan belajar inspiratif, integrasi kegiatan mahasiswa ke dalam kurikulum, serta penghargaan bagi yang aktif dan inovatif.

Dr. Pudjiati juga berharap festival ini menjadi agenda tahunan Prodi Manajemen karena bernilai strategis: memperkuat identitas prodi, mendukung capaian CPL, mendorong lahirnya ide bisnis mahasiswa, memperluas kemitraan eksternal, sekaligus menjadi kalender tetap pembuka tahun ajaran.

“Culinary & Techno Festival tidak sekadar acara, melainkan cultural learning experience yang mengintegrasikan karakter, kreativitas, dan koneksi dunia nyata mahasiswa sejak dini,” pungkasnya. (YMN)

 

Balikpapan, 12 September 2025– Kepala Lembaga Pengembangan, Pembelajaran, dan Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMPP) Universitas Mulia, Jamal, S.Kom., M.Kom., menegaskan bahwa sertifikasi Auditor Mutu Internal (AMI) bukan sekadar agenda administratif, melainkan fondasi untuk memperkuat budaya mutu yang terintegrasi dengan pengembangan pembelajaran.

Menurut Jamal, posisi LPMPP di Universitas Mulia memiliki peran strategis yang melampaui fungsi lembaga penjaminan mutu pada umumnya. Jika LPM hanya berfokus pada konsistensi standar mutu, LPMPP mengemban tanggung jawab ganda: menjaga mutu sekaligus memastikan pembelajaran, kurikulum, dan kompetensi dosen terus berkembang mengikuti kebutuhan industri, teknologi, serta akreditasi. “LPMPP itu LPM ditambah pusat pengembangan pembelajaran,” tegasnya.

Integrasi antara hasil audit mutu dan peningkatan pembelajaran menjadi prioritas. Temuan audit diolah menjadi rekomendasi pedagogis yang kemudian dibahas bersama program studi dan dosen. Proses ini terhubung langsung ke sistem SPMI berbasis siklus PPEPP, disertai pelatihan dosen dan monitoring implementasi di kelas. Bahkan, umpan balik mahasiswa turut dijadikan indikator nyata dalam menilai efektivitas pembelajaran.

Salah satu langkah penting yang ditempuh LPMPP adalah mengubah paradigma dosen mengenai AMI. Audit tidak lagi diposisikan sebagai kewajiban administratif, melainkan refleksi akademik yang memberi umpan balik personal dan relevan. LPMPP mendorong keterlibatan dosen dalam penyusunan standar mutu, memberikan pelatihan tindak lanjut, serta menampilkan manfaat nyata bagi pengembangan karier akademik, termasuk integrasi ke kenaikan jabatan fungsional.

Jamal juga mengakui masih terdapat kelemahan umum dalam budaya mutu perguruan tinggi, mulai dari persepsi mutu sebagai beban administratif, siklus PPEPP yang belum berjalan penuh, partisipasi rendah, hingga minimnya keterhubungan feedback dengan pembelajaran nyata. “Pelatihan ini hadir untuk menggeser mindset, menguatkan siklus PPEPP, dan membangun budaya apresiasi,” ujarnya.

Lebih jauh, hasil audit mutu internal juga diarahkan untuk mendukung pengembangan kurikulum dan inovasi pembelajaran. Setiap temuan dipetakan ke capaian pembelajaran lulusan (CPL) dan dijadikan bahan refleksi dalam pengembangan kurikulum. Inovasi pembelajaran—termasuk metode berbasis proyek atau kolaborasi dengan industri—lahir dari tindak lanjut AMI.

Terkait akreditasi, sertifikasi auditor mutu internal dinilai akan meningkatkan kredibilitas SPMI, menjamin konsistensi data, serta mempercepat kesiapan menuju akreditasi internasional. Auditor yang tersertifikasi memungkinkan universitas menghasilkan laporan evaluasi diri yang lebih kuat dan budaya mutu yang terukur.

Pasca pelatihan ini, LPMPP telah menyiapkan serangkaian tindak lanjut: monitoring implementasi, workshop, pendampingan program studi, hingga penyusunan roadmap pengembangan auditor dari tingkat pemula hingga asesor universitas. “Target kami bukan hanya sertifikat, tetapi keberlanjutan. Auditor internal harus tumbuh menjadi garda terdepan kampus dalam menjaga standar mutu, termasuk menyiapkan Universitas Mulia menuju akreditasi global,” jelas Jamal.

Indikator keberhasilan kegiatan ini disusun secara berlapis: mulai dari input berupa keterlibatan dosen lintas prodi, proses pelatihan sesuai standar kompetensi auditor, hingga outcome berupa auditor aktif yang terlibat dalam AMI rutin. Pada akhirnya, dampak jangka panjang yang diharapkan adalah peningkatan nyata dalam budaya mutu di setiap unit kerja dan data mutu yang siap mendukung akreditasi nasional maupun internasional.

Tidak hanya dosen, mahasiswa juga ditempatkan sebagai mitra dalam membangun budaya mutu. Mereka dipandang bukan sekadar penerima layanan, tetapi juga evaluator melalui survei, forum diskusi, maupun keterlibatan dalam inovasi pembelajaran. “Mahasiswa bisa menjadi agen perubahan sekaligus duta mutu. Mereka berperan penting menjaga etika akademik, memberi masukan, dan mengawal kualitas layanan kampus,” tambahnya.

Menutup keterangannya, Jamal menyampaikan pesan tegas kepada seluruh civitas akademika: mutu bukanlah dokumen untuk akreditasi semata, melainkan komitmen kolektif untuk menghadirkan pendidikan berkualitas. “Setiap ide, tindakan, dan inovasi di kelas maupun laboratorium adalah investasi masa depan. Universitas Mulia tidak hanya menjaga standar, tetapi menetapkan standar baru untuk melahirkan lulusan unggul dan berdaya saing.” (YMN)

Balikpapan, 12 September 2025 Rasa syukur dan kebanggaan dirasakan Lisda Hani Gustina S,Ag, M.Pd, dosen Mata Kuliah Wajib Kurikulum (MKWK) Agama Islam Universitas Mulia, saat Rencana Pembelajaran Semester (RPS) yang ia susun bersama tim resmi disahkan dalam Kurikulum 2025. Baginya, pengesahan ini bukan sekadar formalitas, melainkan tonggak penting dalam menghadirkan model pembelajaran yang lebih bermakna.

“Kerja keras kami akhirnya memperoleh pengesahan. Tentu ada rasa lega, tapi juga muncul semangat baru untuk mengimplementasikannya secara konsisten,” ungkap Lisda.

Kepala LPMPP Universitas Mulia, Jamal, menandatangani berkas pengesahan Kurikulum 2025 sebagai bagian dari rangkaian seremonial pengesahan.

Menurutnya, legitimasi kurikulum yang baru memberi ruang lebih luas bagi para dosen untuk berkreasi. Dengan adanya payung resmi, ia merasa lebih leluasa menghadirkan pendekatan project based learning dan design thinking dalam perkuliahan Agama Islam. “Ini menjadi dorongan untuk terus mencari metode terbaik agar mahasiswa aktif, kritis, dan produktif,” ujarnya.

Namun, Lisda tak menutup mata pada tantangan yang menanti. Mengubah pola pikir dosen dan mahasiswa dari pola konvensional menuju pembelajaran berbasis proyek menjadi pekerjaan yang tidak ringan. Dibutuhkan adaptasi, kreativitas, serta keberanian untuk keluar dari zona nyaman. “Selain itu, dukungan sarana, kolaborasi, dan komitmen sangat menentukan keberhasilan pelaksanaan kurikulum ini,” tambahnya.

Sebagai bentuk implementasi, Lisda menyiapkan skema pembelajaran yang menuntut mahasiswa mengerjakan proyek nyata, mulai dari riset kecil, kerja kolaboratif, hingga penyajian hasil dalam bentuk karya. Dengan demikian, mahasiswa tidak berhenti pada pemahaman konsep, melainkan menginternalisasi nilai-nilai yang relevan melalui pengalaman langsung.

Di akhir wawancara, Lisda menekankan harapannya agar Kurikulum 2025 benar-benar mampu melahirkan lulusan yang unggul secara intelektual dan kokoh secara karakter. “Saya berharap kurikulum ini mendapat dukungan penuh dari semua pihak, sehingga cita-cita kita membangun pendidikan yang transformatif bisa diwujudkan,” tutupnya. (YMN)

Balikpapan, 12 September 2025– Pengesahan Kurikulum 2025 di Universitas Mulia tidak hanya dimaknai sebagai pembaruan administratif, tetapi sebagai langkah strategis untuk memastikan arah pendidikan tinggi benar-benar relevan dengan tuntutan zaman. Hal ini ditegaskan oleh Kepala Program Studi S1 Pendidikan Anak Usia Dini (PGPAUD), Bety Vitriana, S.Pd., M.Pd., saat ditemui usai kegiatan pengesahan kurikulum, Jumat (12/9).

Para Kepala Program Studi menandatangani dokumen Kurikulum 2025 disaksikan oleh Kepala LPMPP Universitas Mulia, Jamal, S.Kom., M.Kom., bersama Wakil Rektor Bidang Sumber Daya, Yusuf Wibisono, S.E., M.T.I.

Menurutnya, pengesahan kurikulum 2025 menjadi bukti komitmen Prodi PGPAUD dalam meningkatkan kualitas pendidikan sekaligus memperkuat keterhubungan dengan kebutuhan dunia kerja dan industri. “Kurikulum ini akan memungkinkan lahirnya lulusan yang lebih kompetitif dan siap menghadapi tantangan global,” ungkap Bety.

Tindak lanjut dari pengesahan ini tidak berhenti pada dokumen kurikulum. Prodi PGPAUD memastikan seluruh perangkat perkuliahan segera diperbarui, mulai dari penyusunan Rencana Pembelajaran Semester (RPS), pelaksanaan pelatihan bagi dosen, hingga pemantauan implementasi yang dilakukan secara berkala. Mekanisme monitoring ini dinilai penting untuk menjaga kesesuaian proses pembelajaran dengan standar yang telah ditetapkan.

Kesiapan prodi juga terlihat dari upaya sistematis dalam mendampingi dosen. Bety menegaskan bahwa pelatihan dan pendampingan berkelanjutan akan menjadi strategi utama. Selain itu, penyediaan sumber daya yang memadai disiapkan untuk memastikan RPS yang disahkan benar-benar dapat dijalankan secara efektif di kelas.

Dalam wawancara, Bety juga menyoroti bagaimana prodi menjembatani berbagai level kebijakan. Menurutnya, kurikulum nasional menjadi kerangka dasar yang tidak bisa diabaikan, namun tetap perlu diselaraskan dengan visi dan misi universitas. “Kami juga melakukan analisis kebutuhan para pemangku kepentingan, termasuk mahasiswa, alumni, dan pengguna lulusan, agar kurikulum tidak kehilangan konteks lokal yang relevan,” jelasnya.

Kepala Program Studi Desain Komunikasi Visual, Assaidatul Husna, S.Sn., M.Sn., menerima berkas Kurikulum 2025 sebagai simbol komitmen implementasi di tingkat program studi.

Adapun target jangka pendek Prodi PGPAUD pasca pengesahan ini diarahkan pada peningkatan kualitas pembelajaran dan kepuasan mahasiswa. Relevansi kurikulum dengan kebutuhan industri juga menjadi ukuran penting yang akan dievaluasi melalui monitoring implementasi dan umpan balik dari mahasiswa maupun mitra.

Dengan pendekatan tersebut, Prodi PGPAUD Universitas Mulia menempatkan Kurikulum 2025 bukan sekadar instrumen administratif, melainkan sebagai instrumen akademik yang harus berfungsi dalam meningkatkan mutu pendidikan dan menyiapkan lulusan yang siap berkontribusi di tengah perubahan sosial dan ekonomi global. (YMN)