HUMAS UM– Universitas Mulia kembali menunjukkan komitmennya dalam mendukung upaya perlindungan terhadap perempuan, anak, dan keluarga melalui kegiatan sosialisasi yang digelar hari ini. Acara yang bertempat di Ball Room Gedung Cheng Hoo kampus balikpapan (22/10/2024) ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman mahasiswa serta masyarakat mengenai regulasi terkait perlindungan perempuan, anak, dan keluarga.

Sosialisasi ini dihadiri oleh Rektor Universitas Mulia, Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i, M.SI  narasumber kegiatan Iptu Renny  Witasari,S.Kom ( Subdit 4 Ditreskrimum Polda Kaltim), Plt. Sekretaris DP3KB ( Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan anak dan keluarga berencana) Kota Balikpapan bapak Umar Adi. serta Kepala bidang DP3KB ibu Rinda setyawati bersama Tim dari PUSPAGA ( Pusat pembelajaran Keluarga) Mereka memaparkan berbagai regulasi yang telah ditetapkan pemerintah untuk melindungi hak-hak perempuan dan anak, serta bagaimana masyarakat dapat berperan aktif dalam mencegah kekerasan domestik.

Rektor Universitas Mulia, Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i, M.Si

Rektor Universitas Mulia, Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i, M.Si., dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari kontribusi nyata universitas dalam membangun kesadaran kolektif mengenai pentingnya perlindungan terhadap kelompok rentan. “Atas nama Rektor Universitas Mulia, saya menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga, Ibu Heria Prisni, penyelenggara, dan seluruh pihak yang terlibat dalam kegiatan ini. Pemberdayaan perempuan, anak, dan keluarga adalah isu yang sangat krusial, terutama di tengah semakin maraknya kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), suami menganiaya istri, bahkan sampai pembunuhan. Beberapa kasus pelecehan seksual tragis juga menimpa anak-anak pada masa golden age atau usia emas mereka, seperti anak usia dini. Mirisnya, ada ayah yang tega melecehkan anak kandung atau anak tiri, serta guru terhadap siswanya. Semoga Universitas Mulia terhindar dari semua ini. Amiin ya Rabbal ‘Alamin.”

“Di dunia pendidikan, Menteri Pendidikan dengan tegas menyatakan adanya tiga dosa besar, yang membuat kami membentuk Satgas PPKS (Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual). Ketiga dosa besar tersebut adalah pelecehan seksual, bullying/perundungan, dan intoleransi. Ini menjadi tantangan di dunia pendidikan kita,” lanjutnya.

Dalam konteks sosial saat ini, kesetaraan gender, penghormatan terhadap hak-hak perempuan, serta perlindungan dari segala bentuk kekerasan dan diskriminasi harus menjadi prioritas bersama. Oleh karena itu, pelaksanaan acara ini sangatlah tepat.

“Kampus berkomitmen untuk menjadi bagian dari solusi. Kami sepenuhnya mendukung kegiatan seperti ini karena kami percaya bahwa perubahan sosial dimulai dari kesadaran individu dan kolektif. Mahasiswa kami adalah agen perubahan yang harus memahami pentingnya kesetaraan gender dan menjadi pelindung bagi hak-hak perempuan, baik di dalam kampus maupun di masyarakat luas. Sebagai kelanjutan dari kegiatan ini, kami berharap Universitas Mulia dan Dinas P3AK dapat membentuk MOU maupun SPK. Melalui sosialisasi ini, kami berharap seluruh peserta dapat memperluas pengetahuan tentang isu-isu perlindungan perempuan, memahami upaya yang telah dilakukan pemerintah, serta lebih siap mendukung perlindungan terhadap perempuan, anak, dan keluarga dalam kehidupan sehari-hari. Saya juga mengajak seluruh civitas akademika Universitas Mulia untuk terus mendukung gerakan perlindungan perempuan, anak, dan keluarga, memperkuat advokasi, serta menciptakan lingkungan yang aman, nyaman, dan inklusif bagi semua,” tutupnya.

Plt. Sekretaris Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3KB) Kota Balikpapan, Umar Adi, menyampaikan sambutan sekaligus membuka acara sosialisasi mengenai perlindungan perempuan, anak, dan keluarga. Dalam sambutannya, Umar Adi mengungkapkan bahwa DP3KB menghadapi banyak tantangan dan pekerjaan rumah terkait perlindungan perempuan dan anak di Kota Balikpapan.

“Bapak dan Ibu sekalian, ketika berbicara mengenai perlindungan perempuan di Kota Balikpapan, kami memohon kebijaksanaan Bapak Ibu yang hadir di ruangan ini. Sebab, di DP3KB, kami memiliki banyak tugas dan masalah yang perlu ditangani. Jika semua hal tersebut kami ungkapkan, mungkin bisa menimbulkan kekhawatiran, namun jika kami sembunyikan, rasanya tidak bijak. Mengapa demikian? Saat kami menjabat di DP3KB, data dari tahun 2022 mencatat, melalui aplikasi KPPA terkait kekerasan terhadap perempuan dan anak, terdapat 88 kasus, di mana 80 persen di antaranya melibatkan anak-anak. Pada tahun 2023, jumlah kasus meningkat menjadi 156, dengan 70 persen di antaranya juga melibatkan anak-anak. Hingga September 2024, sudah tercatat 173 laporan kasus. Data ini yang tercatat di kami, dan belum termasuk data dari UPPA Polres yang nantinya akan disampaikan oleh Bu Reni.”

Umar Adi juga menjelaskan mengapa kasus kekerasan terhadap anak lebih mendominasi. “Kasus kekerasan terhadap anak lebih banyak karena dalam kasus kekerasan terhadap perempuan, korban dewasa memiliki tingkat kedewasaan yang memungkinkan mereka mencabut laporan. Walaupun demikian, nanti Bu Reni, sebagai narasumber, akan menjelaskan mengenai undang-undang Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) dan sanksi yang tegas.”

Lebih lanjut, Umar Adi juga menyoroti penyebab utama kasus kekerasan terhadap perempuan di Kota Balikpapan. “Beberapa kasus kekerasan yang terjadi terhadap perempuan biasanya dipicu oleh faktor ekonomi dan gaya hidup. Kasus penganiayaan yang sering terjadi adalah kekerasan berkelanjutan. Kami sering menemui situasi di mana ketika proses hukum dilanjutkan, korban justru rujuk dengan pelaku. Misalnya, hari ini bertengkar hingga tetangga ramai membuat status di media sosial, tapi besoknya mereka sudah baikan. Dalam kasus seperti ini, orang yang menyebarkan informasi bisa terkena sanksi berdasarkan Undang-Undang ITE.

Narasumber kegiatan Iptu Renny  Witasari,S.Kom ( Subdit 4 Ditreskrimum Polda Kaltim)

Pada kegiatan ini menghadirkan Iptu Renny  Witasari,S.Kom ( Subdit 4 Ditreskrimum Polda Kaltim) yang menjadi narasumber pada kegiatan hari ini , beliau menyampaikan undang-undang perlindungan terhadap korban kekerasan seksual antara lain Kekerasan seksual yang mencakup berbagai bentuk perilaku atau tindakan yang bersifat memaksa, melecehkan, atau memanipulasi secara seksual, yang dilakukan tanpa persetujuan dari korban. Berikut ini adalah beberapa jenis kekerasan seksual yang umum terjadi:

1. Pemerkosaan

Pemaksaan hubungan seksual tanpa persetujuan korban, termasuk penggunaan kekerasan, ancaman, atau paksaan. Pemerkosaan bisa terjadi dalam berbagai bentuk, termasuk dalam pernikahan.

2. Pelecehan seksual

Tindakan seksual yang tidak diinginkan, baik secara verbal maupun fisik, yang menciptakan lingkungan yang tidak nyaman bagi korban. Pelecehan seksual dapat terjadi di tempat kerja, sekolah, atau lingkungan publik.

3. Eksploitasi seksual

Penyalahgunaan posisi kekuasaan atau kepercayaan untuk tujuan seksual. Hal ini sering melibatkan orang yang berada dalam posisi otoritas seperti guru, majikan, atau orang tua.

4. Pelecehan seksual Verbal

Komentar, lelucon, atau ungkapan yang bersifat seksual dan tidak diinginkan oleh orang yang menjadi target. Ini bisa mencakup ejekan, rayuan tidak pantas, atau permintaan seksual yang tidak diinginkan.

5. Perdagangan Orang

Perdagangan manusia untuk tujuan eksploitasi seksual, di mana korban dipaksa untuk bekerja di industri seks, seperti prostitusi paksa atau produksi pornografi.

6. Perundungan seksual online ( cyber Harassment)

Kekerasan seksual yang dilakukan melalui platform digital, seperti penyebaran gambar atau video tanpa persetujuan korban, mengancam untuk menyebarkan konten eksplisit, atau pelecehan berbasis gender secara daring.

7. Pornografi Anak

Pembuatan, distribusi, atau konsumsi materi pornografi yang melibatkan anak-anak. Ini termasuk tindakan eksploitasi anak secara seksual.

8. Voyeurisme

Tindakan memata-matai atau melihat seseorang dalam keadaan intim atau pribadi tanpa sepengetahuan atau persetujuannya. Ini sering kali terjadi tanpa persetujuan korban dan bisa melibatkan perekaman secara diam-diam.

9. Catcalling

Bentuk pelecehan seksual di tempat umum, di mana seseorang mengganggu atau menggoda orang lain secara seksual, seperti dengan bersiul, berteriak, atau membuat komentar seksual yang tidak diinginkan.

10. Inses

Kekerasan atau pelecehan seksual yang terjadi antara anggota keluarga dekat. Ini adalah salah satu bentuk kekerasan seksual yang sangat kompleks dan sering kali terjadi dalam situasi di mana korban sulit untuk melaporkan pelakunya.

“Semua bentuk kekerasan seksual ini sangat merugikan dan memiliki dampak yang luas terhadap korban, baik secara fisik, emosional, maupun psikologis. Penting bagi masyarakat untuk memahami, mencegah, dan membantu korban kekerasan seksual mendapatkan keadilan dan pemulihan yang layak.” terang Iptu Renny.

Peserta Sosialisasi Regulasi Perlindungan Perempuan, Anak, dan Keluarga

Kegiatan ini diharapkan mampu membangun jaringan kolaboratif antara pihak kampus, pemerintah, dan masyarakat dalam mewujudkan lingkungan yang aman dan ramah bagi perempuan dan anak. Sosialisasi ini juga menjadi momentum penting bagi Universitas Mulia dalam melanjutkan upaya peningkatan kesadaran terhadap isu-isu perlindungan keluarga yang sering kali masih kurang dipahami.

Team HUMAS UM

Foto bersama Direktur Eksekutif Yayasan Airlangga Dr. Agung Sakti, Rektor Prof. Muhammad Ahsin Rifa'i, Kepala LPPM Richki Hardi, perwakilan penerbit nasional serta para dosen dan undangan. Foto: Media Kreatif

Sivitas Akademika Didorong Terbitkan Buku dan Karya Intelektual

UM – Universitas Mulia meluncurkan penerbitan Mulia Press yang diresmikan oleh Rektor Prof. Muhammad Ahsin Rifa’i dan Direktur Eksekutif Yayasan Airlangga Dr. Agung Sakti Pribadi. Seremoni peluncuran Mulia Press berlangsung di Ballroom Cheng Ho Kampus Utama, Jumat (18/10).

Dalam sambutannya, Rektor mengatakan bangga dan berterima kasih kepada Yayasan Airlangga dan LPPM atas berdirinya Mulia Press. Kehadiran Mulia Press tentunya sangat diharapkan sivitas akademika sehingga memberikan dampak yang besar bagi Universitas Mulia ke depan.

Rektor juga berharap Mulia Press memudahkan dan memenuhi kebutuhan para akademisi dan mahasiswa. Kehadiran Mulia Press diharapkan mendorong sivitas akademika menerbitkan karyanya, baik dalam bentuk buku referensi, buku ajar, buku teks, jurnal dan karya intelektual lainnya.

Rektor Prof. Dr. Muhammad Ahsin Rifa'i secara resmi meluncurkan penerbit Mulia Press, Jumat (18/10). Foto: Media Kreatif

Rektor Prof. Dr. Muhammad Ahsin Rifa’i secara resmi meluncurkan penerbit Mulia Press, Jumat (18/10). Foto: Media Kreatif

Perwakilan penerbit nasional antara lain Gramedia Balikpapan, Deepublish dan Penerbit Andi. Foto: Media Kreatif

Perwakilan penerbit nasional antara lain Gramedia Balikpapan, Deepublish dan Penerbit Andi. Foto: Media Kreatif

Perwakilan Penerbit Andi Yogyakarta mempresentasikan Kiat Sukses Menulis dan Menerbitkan Buku Perguruan Tinggi. Foto: Media Kreatif

Perwakilan Penerbit Andi Yogyakarta mempresentasikan Kiat Sukses Menulis dan Menerbitkan Buku Perguruan Tinggi. Foto: Media Kreatif

Peluncuran dihadiri Kepala LPPM Ir. Richki Hardi, S.T., M.Eng serta undangan dan para dosen lainnya. Panitia juga mengundang perwakilan penerbit nasional, seperti Andi Publisher dan Penerbit Deepublish, keduanya dari Yogyakarta. Hadir pula perwakilan Gramedia Balikpapan.

Perwakilan Penerbit Andi memberikan tips dan trik atau kiat menulis dan menerbitkan buku perguruan tinggi, kepada sekira puluhan dosen dan mahasiswa yang hadir.

Kepada media, Richki Hardi mengatakan Mulia Press didirikan dengan tujuan memfasilitasi para dosen menerbitkan karya penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dalam bentuk buku maupun lainnya.

“Mulia Press ini tujuannya adalah untuk memfasilitasi Bapak Ibu Dosen dalam rangka menerbitkan karya penelitian dan pengabdiannya dalam bentuk buku maupun dalam bentuk yang lainnya,” ujarnya.

“Alhamdulillah, hari ini kita telah melakukan Grand Launching, juga dihadiri oleh partner kita yang sudah bekerja sama, diantaranya ada Andi Publisher atau Penerbit Andi, kemudian ada Deepublish, penerbit dari Yogyakarta, dan terakhir ada dari Gramedia Balikpapan,” terangnya.

Untuk saat ini, menurutnya, Mulia Press akan memfasilitasi penerbitan buku dengan mendaftarkan ISBN di Perpusnas. Adapun prosesnya, dosen atau mahasiswa yang berminat dapat mengirimkan manuskrip kepada LPPM Mulia Press.

Setelah itu, LPPM Mulia Press memeriksa kelengkapan dokumen. Apabila seluruh berkas persyaratan dinyatakan lengkap, editor akan melakukan proses penyuntingan, layouting dan desain cover.

Setelah tahapan terpenuhi, LPPM – Mulia Press mengajukan ISBN kepada Perpusnas. “Proses pengajuan ISBN ke Perpusnas ini kurang lebih tiga hari,” ujar Richki Hardi kepada media ini.

Setelah mendapatkan ISBN dari Perpusnas, maka LPPM Mulia Press melakukan pembuatan e-book dan melakukan pendistribusian.

(SA/Kontributor)

Selamat kepada Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI 2024-2029

UM – Rektor Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i bersama seluruh sivitas akademika Universitas Mulia mengucapkan selamat kepada Presiden Republik Indonesia terpilih periode 2024-2029 Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, yang dilantik di Jakarta, Minggu (20/10).

Ucapan selamat disampaikan Rektor pada saat Apel Pagi bersama Wakil Rektor beserta jajaran, tenaga pendidik maupun tenaga kependidikan, di halaman Gedung Putih Kampus Utama Universitas Mulia, Senin (21/10).

“Pertama-tama kita bersama mengucapkan selamat kepada Presiden Republik Indonesia yang terpilih, Bapak Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, yang telah diamanahkan oleh negara dan masyarakat seluruh Indonesia untuk menjadi pimpinan kita mulai tahun 2024 sampai 2029,” tutur Rektor.

“Ketika pemimpin itu sudah kita putuskan, itu adalah pimpinan kita semua. Jadi yang berbeda paham politik, yang berbeda pilihan. Sekarang ini mari kita satukan, kita dukung pimpinan kita,” tambahnya.

Meski demikian, di negara demokratis, Rektor mengingatkan untuk tidak lupa memberikan kritik yang membangun, apabila selama perjalanan pemerintahan terdapat hal-hal yang kurang baik dan tidak sesuai dengan janji-janji politiknya.

“Jadi, mulai sekarang dosen Universitas Mulia sudah clear. Ya, saya berharap tidak ada lagi membicarakan masa lalu ketika kampanye itu sudah selesai. Yang berbeda pun sudah selesai. Kita sekarang dukung pemerintahan yang akan datang,” imbuhnya.

Dalam apel pagi tersebut, Rektor bercerita bahwa ia mengenal baik Prof. Dr. Ir. Satryo Soemantri Brodjonegoro, yang kini menjabat sebagai Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi yang baru saja dilantik pada malam harinya.

“Bapak Profesor Satryo itu dulu Dirjen Dikti. Saya lupa pada era berapa. Dan selama Beliau tidak menjadi pejabat, Beliau membuat lembaga pelatihan. Saya beberapa kali itu ikut, karena diwajibkan. Kan kenal sama rektor-rektor semua,” tuturnya.

Rektor Prof. Dr. Muhammad Ahsin Rifa'i saat memimpin apel rutin Senin pagi bersama Wakil Rektor dan jajaran, tenaga pendidik dan tenaga kependidikan, Senin (21/10). Foto: Istimewa

Rektor Prof. Dr. Muhammad Ahsin Rifa’i saat memimpin apel rutin Senin pagi bersama Wakil Rektor dan jajaran, tenaga pendidik dan tenaga kependidikan, Senin (21/10). Foto: Istimewa

Rektor Prof. Dr. Muhammad Ahsin Rifa'i saat memimpin apel rutin Senin pagi bersama Wakil Rektor dan jajaran, tenaga pendidik dan tenaga kependidikan, Senin (21/10). Foto: Istimewa

Rektor Prof. Dr. Muhammad Ahsin Rifa’i saat memimpin apel rutin Senin pagi bersama Wakil Rektor dan jajaran, tenaga pendidik dan tenaga kependidikan, Senin (21/10). Foto: Istimewa

Seiring Momentum Perubahan Tata Kelola

Momentum perubahan kepemimpinan di tingkat nasional, mulai dari pelantikan Presiden hingga para Menteri yang baru dilaksanakan, menurut Rektor, seiring pula dengan perubahan tata kelola di Universitas Mulia, pada Jumat (18/10).

“Nah, sama halnya nanti di Universitas Mulia, Bapak, Ibu. Kalau dilihat masa jabatan saya mungkin tidak lama lagi akan selesai. Bisa saja tidak lagi di sini. Tetapi, yang saya ingin bangun itu adalah tata kelola, tata pamong yang bisa membesarkan organisasi ini,” tutur Rektor.

Oleh karena itu, menurut Rektor, kuncinya adalah membangun komunikasi dengan baik untuk menyatukan visi universitas, bersama-sama untuk mencapai visi secara step by step, milestone, atau roadmap, setiap tahapan dengan program-program yang sudah disusun setiap hari.

“Oleh karena itu, hari Senin seperti ini sebenarnya merupakan hari yang sangat baik untuk kita melakukan koordinasi sekaligus kita diskusi yang berkaitan dengan pengelolaan universitas. Jadi nanti, maksud saya ke depan seperti itu,” pungkas Rektor.

(SA/Kontributor)

Humas UM – Universitas Mulia mengadakan acara penyerahan SK struktur organisasi yang berlangsung pada Jumat (18/10) di Ball Room Kampus Cheng Hoo Universitas Mulia, dihadiri oleh Rektor Universitas Mulia Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i, M.Si., Ketua Yayasan Airlangga  atau yang mewakili , Direktur Eksekutif BPH yayasan Airlangga Dr. Agung Sakti Pribadi, S.H., M.H., jajaran pimpinan Universitas Mulia, Dekan, serta dosen dan tenaga kependidikan.

Wakil Rektor Bidang Sumber daya Bapak Yusuf Wibisono, S.E., M.T.I.

Wakil Rektor Bidang Sumber daya Bapak Yusuf Wibisono, S.E., M.T.I.

Wakil Rektor Bidang Sumber Daya Manusia (SDM), Yusuf Wibisono, S.E., M.T.I, membuka acara dengan menyampaikan sambutan mengenai penyusunan organisasi universitas.

“Dasar dari penyusunan organisasi ini adalah dua hal: nomenklatur perguruan tinggi dan efektivitas proses di setiap unit kerja. Untuk mencapai visi Universitas Mulia di tahun 2045, dibutuhkan organisasi yang kuat, SDM yang kompeten, serta tim yang solid,” ujar Yusuf.

Yusuf Wibisono juga menambahkan bahwa beberapa jabatan tertentu harus diisi oleh dosen karena kompetensi keilmuan yang dibutuhkan, sementara jabatan lainnya memerlukan tenaga kependidikan yang fokus dan tidak terikat dengan tugas mengajar. Proses ini diterapkan secara bertahap dengan dokumentasi lengkap mengenai deskripsi pekerjaan, tanggung jawab, dan kualifikasi yang diperlukan.

Beberapa perubahan signifikan dalam struktur organisasi meliputi:

  1. Pengurangan Jumlah Biro
    Dari sembilan biro hanya akan menjadi tiga biro yang dikelompokkan berdasarkan lingkup tanggung jawab Wakil Rektor, yaitu:

    • Biro Akademik dan Sistem Informasi
    • Biro Sumber Daya
    • Biro Kemahasiswaan dan Alumni
  2. Fokus pada Pengembangan Unit Bisnis
    Dibentuk unit kerja baru bernama UPT Pengembangan Usaha, yang bertujuan meningkatkan pendapatan di luar Uang Kuliah Tunggal (UKT). Unit ini membawahi beberapa manajer usaha yang mengelola unit bisnis universitas.
  3. Pembentukan Unit Kerja Lainnya
    Selain UPT Pengembangan Usaha, terdapat empat UPT lainnya: UPT LSP, UPT Incubator Business, UPT Perpustakaan, dan UPT Bahasa, yang saat ini masih dalam tahap pengembangan.
  4. Perubahan di Tingkat Fakultas
    Perubahan yang ada di Fakultas diantaranya adalah penghapusan Posisi Sekretaris Program Studi (Prodi), dan penambahan jabatan Wakil Dekan. Penguatan administrasi fakultas dilakukan melalui pembentukan Bagian Unit Akademik dan Kemahasiswaan.

Rektor Universitas Mulia, Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i, M.Si.

Selain itu Rektor Universitas Mulia, Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i, M.Si., dalam sambutannya menekankan bahwa penyerahan SK ini adalah bagian dari upaya universitas untuk terus berinovasi dan meningkatkan kualitas layanan pendidikan.

“Struktur organisasi ini kami kembangkan agar lebih mendekati struktur perguruan tinggi yang ideal, meski belum sepenuhnya ideal karena keterbatasan sumber daya dan ruang lingkup kerja. Ke depan, struktur ini akan terus kami kembangkan sesuai kebutuhan,” ujar Prof. Ahsin.

Direktur Eksekutif Yayasan Airlangga, Dr. Agung Sakti Pribadi, S.H., M.H.

 

Adapun sambutan yang diberikan oleh Direktur Eksekutif Yayasan Airlangga, Dr. Agung Sakti Pribadi, S.H., M.H., menggambarkan upaya rektor seperti peran pelatih sepak bola terkenal, Shin Tae-yong, dalam mengubah strategi tim untuk mencapai hasil yang lebih baik dalam waktu yang lebih singkat.beliau berharap semua divisi dapat saling berkolaborasi dan berkomunikasi dengan baik demi kemajuan organisasi.

sesi penyerahan SK yang diserahkan oleh Rektor Universitas Mulia Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i, M.Si., disaksikan oleh Ketua Yayasan Airlangga yang diwakilkan oleh ibu Elli Nur Amalia Safitri, Amd., selaku Manajer Keuangan Yayasan Airlangga dan Direktur Eksekutif BPH yayasan Airlangga Bapak Dr. Agung Sakti Pribadi, S.H., M.H.

Penandatanganan serah terima SK jabatan Struktural Universitas Mulia oleh Rektor Universitas Mulia

Penandatanganan serah terima SK jabatan Struktural Universitas Mulia oleh Direktur Eksekutif BPH Yayasan Airlangga Dr. Agung Sakti Pribadi, S.H., M.H.

Acara ini ditutup dengan Dengan pengangkatan pejabat baru ini, Universitas Mulia optimis mampu meningkatkan performa akademik dan non-akademik, serta memperkuat posisinya sebagai institusi pendidikan terkemuka di Balikpapan.

Humas UM(Ymn)

Foto bersama Rektor Prof. Muhammad Ahsin, Direktur Yayasan Airlangga Dr. Agung Sakti, Wakil Rektor Wisnu Hera dan Yusuf Wibisono, Prof. Ajeng Diantini, Dr. Kintoko, Dekan dan pejabat lainnya. Foto: Media Kreatif

UM – Program Studi S1 Farmasi Fakultas Humaniora dan Kesehatan (FHK) Universitas Mulia untuk pertama kalinya menggelar Seminar Farmasi Nasional (Safana) Tahun 2024. Seminar yang digelar secara hybrid, onsite dan online ini berlangsung di Ballroom Cheng Ho, Kampus Utama, Jalan Letjen Zaini Azhar Maulani, Kamis (17/10).

Rektor Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i, M.Si dalam sambutannya mengatakan, seminar ini sangat penting mengingat pengalaman krisis pandemi Covid-19 belum lama ini. Untuk itu, diperlukan upaya kesiapan di bidang kesehatan dalam menghadapi krisis serupa di masa yang akan datang.

Rektor mengatakan, menurut International Health Regulations (IHR) yang dikeluarkan oleh World Health Organization (WHO), tenaga kesehatan memegang peran penting dalam penanganan kesehatan masyarakat, terutama dalam konteks pencegahan, deteksi dini, dan respons terhadap potensi ancaman kesehatan yang bersifat lintas negara.

“Tenaga kesehatan memegang peran kunci dalam memperkuat sistem kesehatan nasional, meningkatkan ketahanan sistem kesehatan serta mendorong kolaborasi lintas sektor untuk menangani krisis kesehatan,” tutur Rektor.

Rektor berharap, lewat seminar ini, seluruh peserta dapat berbagi pengetahuan dan memperkuat kolaborasi antar lembaga serta menjalin jaringan yang lebih luas di tingkat nasional.

“Kita juga dapat memperkuat komitmen dan kolaborasi untuk memajukan dunia kesehatan, khususnya dalam menghadapi krisis yang tidak terduga,” tutur Rektor.

Pada kesempatan ini, hadir Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur Jaya Mualimin. Dalam pernyataannya, Jaya mengungkapkan pengalaman selama tiga tahun menangani pandemi Covid telah menyadarkan pentingnya pengelolaan kesehatan.

“Transformasi yang dilakukan Kementerian Kesehatan kini bertujuan menguatkan ketahanan terhadap krisis dengan mempersiapkan semua sumber daya, baik manusia maupun kesehatan serta meningkatkan koordinasi lintas sektor,” tutur Jaya Mualimin.

Rektor Prof. Muhammad Ahsin Rifai menyerahkan cenderamata kepada Prof. Ajeng Diantini disaksikan Dr. Kintoko dan Kepala LPPM Richki Hardi. Foto: Media Kreatif

Rektor Prof. Muhammad Ahsin Rifai menyerahkan cenderamata kepada Prof. Ajeng Diantini disaksikan Dr. Kintoko dan Kepala LPPM Richki Hardi. Foto: Media Kreatif

Tampak peserta yang mengikuti seminar onsite di Ballroom Cheng Ho. Foto: Media Kreatif

Tampak peserta yang mengikuti seminar onsite di Ballroom Cheng Ho. Foto: Media Kreatif

Panitia seminar nasional Safana tahun 2024. Foto: Media Kreatif

Panitia seminar nasional Safana tahun 2024. Foto: Media Kreatif

Tari tradisional hiburan peserta seminar. Foto: Media Kreatif

Tari tradisional hiburan peserta seminar. Foto: Media Kreatif

Pelaksanaan Seminar

Seminar yang diikuti 153 peserta, baik yang onsite maupun online ini mengambil tema Peranan Tenaga Kesehatan dalam Menunjang Pencegahan, Persiapan dan Respon terhadap Krisis Kesehatan Akan Datang.

Tampil sebagai narasumber, Prof. Dr. apt. Ajeng Diantini, M.Si, pakar Farmakologi dan Farmasi Klinis dari Universitas Padjajaran Bandung dan Dr. apt. Kintoko, M.Sc, seorang Pakar Etnomedisin dari Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta.

Ditemui terpisah, Prof. Ajeng Diantini mengatakan, kesehatan merupakan tanggung jawab bersama, dan untuk Indonesia terutama derajat kesehatannya masih harus banyak ditingkatkan

Menurutnya, dalam menghadapi krisis kesehatan, kolaborasi antar tenaga kesehatan harus kuat. Hal ini lantaran setiap tenaga kesehatan memiliki peran dan fungsi masing-masing.

“Dan dengan adanya sinergi di antara tenaga kesehatan itu, akan berkontribusi besar untuk peningkatan derajat kesehatan. Jadi, saling melengkapi, ya dari tugas-tugas yang dimiliki dokter, apoteker, perawat, bidan, dokter gigi, semuanya,” ujarnya.

Prof. Ajeng mengingatkan pentingnya mengupayakan kesehatan, bukan saja kesehatan jasmani, tetapi juga kesehatan rohani.

“Jadi, harus kuat justru kolaborasinya. Mungkin bukan hanya dengan tenaga kesehatan, tetapi dengan keilmuan lain yang memang berkontribusi untuk kesehatan mental,” tuturnya.

Narasumber berikutnya, Dr. Kintoko menaruh perhatian pada kearifan lokal atau indigenous knowledge, pengobatan asli yang berbasis pada budaya yang dimiliki Provinsi Kalimantan Timur.

Menurutnya, apabila kearifan lokal ini dikembangkan secara sistematis terstruktur akan bisa menghasilkan banyak sekali temuan-temuan yang berguna untuk menjawab tantangan masa depan.

Ia menambahkan, temuan-temuan pengobatan asli berbasis budaya sampai saat ini belum bisa diselesaikan oleh kecanggihan teknologi, terutama dalam Western Medicine atau dalam Kedokteran Barat Konvensional.

“Nah, inilah kearifan lokal tadi atau pengobatan yang asli yang dimiliki oleh Kalimantan. Kaya dengan sumber dari alamnya inilah yang harus disentuh dengan research yang mengarah kepada temuan-temuan baru untuk menjadi pilihan bagi kesehatan di masyarakat dan negara,” ujarnya.

Sementara itu, panitia seminar apt. Warrantia Citta Citti Putri, S.Farm., M.Sc menyebut terdapat 37 orang penyaji makalah dalam lingkup Analisis Farmasi, Farmakologi dan Toksikologi, Farmasi Klinik, Farmakognosi, Fitokimia, Mikrobiologi Farmasi, Bioteknologi Farmasi, Manajemen Farmasi serta Undang-undang dan Etika Kefarmasian.

Para pemakalah berasal dari beberapa perguruan tinggi di Kalimantan Timur dan Jawa Timur. Di antaranya adalah Universitas Jember, Politeknik Nusantara Balikpapan, Universitas Mulawarman, Stikes Medistra, Universitas Santo Borromeus, dan Universitas Mulia.

(SA/Kontributor)

Dekan FIKOM Jamal bersama Direktur PT. Minergo Visi Maxima (Minergo Systems) Harry Hadi Syahputra menunjukkan dokumen Nota Kesepahaman. Foto: Media Kreatif

Untuk Peningkatan Kurikulum, Praktek Magang, dan Konektivitas dengan Profesional TI

UM – Dalam rangka tridharma perguruan tinggi, Dekan Fakultas Ilmu Komputer (FIKOM) Jamal, S.Kom., M.Kom menjalin kerjasama dengan perusahaan dan industri yang bergerak di bidang Teknologi Informasi. Seremoni penandatanganan Nota Kesepahaman atau MoU berlangsung di Ruang Eksekutif Kampus Utama, Rabu (9/10).

Perusahaan dan industri tersebut antara lain PT. Minergo Visi Maxima (Minergo Systems) yang dihadiri oleh Direktur Harry Hadi Syahputra, PT. Comtelindo oleh Direktur Hariyanto, dan PT. Media Kreasi Abadi oleh Direktur Istia Budi.

Penandatanganan Nota Kesepahaman dilakukan oleh Dekan FIKOM Jamal, S.Kom., M.Kom bersama dengan Direktur perusahaan dan industri masing-masing. Selain itu, juga ditandatangani Nota Kesepahaman dengan SMK Negeri 6 Balikpapan, yang diwakili oleh Eka Prasetyawati.

Jamal mengatakan, kerjasama ini didorong oleh berbagai faktor penting yang berkaitan dengan relevansi kurikulum, peningkatan kualitas pendidikan serta kesiapan mahasiswa dalam menghadapi dunia kerja.

“Industri TI berkembang cepat. Lewat kerjasama, perusahaan akan membantu perguruan tinggi memastikan kurikulum tetap relevan dengan kebutuhan industri, baik dari segi teknologi maupun keterampilan yang diperlukan oleh tenaga kerja,” ujar Jamal.

Foto bersama usai penandatangan Nota Kesepahaman. Foto: Media Kreatif

Foto bersama usai penandatangan Nota Kesepahaman. Foto: Media Kreatif

Dekan FIKOM Jamal bersama Direktur PT. Comtelindo Hariyanto menunjukkan dokumen Nota Kesepahaman. Foto: Media Kreatif

Dekan FIKOM Jamal bersama Direktur PT. Comtelindo Hariyanto menunjukkan dokumen Nota Kesepahaman. Foto: Media Kreatif

Dekan FIKOM Jamal bersama perwakilan Guru SMKN 6 Balikpapan Eka Prasetyawati menunjukkan dokumen Nota Kesepahaman. Foto: Media Kreatif

Dekan FIKOM Jamal bersama perwakilan Guru SMKN 6 Balikpapan Eka Prasetyawati menunjukkan dokumen Nota Kesepahaman. Foto: Media Kreatif

Lebih lanjut, Jamal mengatakan, melalui kerjasama ini pula diharapkan terbuka peluang bagi mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman langsung melalui program magang, kerja praktek dan proyek kolaboratif dengan perusahaan.

“Ini membantu mahasiswa memahami bagaimana cara bekerja di industri dengan menerapkan teori yang telah dipelajari di kelas,” ujarnya.

Selain itu, lewat kerjasama ini pihaknya mendapatkan kesempatan untuk mengakses Teknologi Informasi terbaru, seperti perangkat lunak, perangkat keras, dan peralatan canggih yang mungkin tidak tersedia di dalam kampus.

“Perusahaan diharapkan memberikan masukan tentang tren industri, inovasi, dan teknologi yang sedang berkembang,” tambahnya.

Apabila mahasiswa mampu menunjukkan kompetensi yang dibutuhkan perusahaan, Jamal berharap perusahaan merekrut lulusan yang sudah familiar dengan lingkungan kerja dan teknologi yang digunakan di industri tersebut.

“Melalui kerjasama ini, mahasiswa dapat meningkatkan kemampuan yang dibutuhkan oleh perusahaan, sehingga memperbesar peluang mereka untuk diterima bekerja setelah lulus,” ujar Jamal.

Keuntungan bagi perguruan tinggi yang menjalin kerjasama dengan industri, diantaranya adalah semakin terbukanya dukungan pengembangan ekosistem kewirausahaan di kampus, dengan menghadirkan para profesional dan praktisi industri sebagai pembicara, mentor, atau dosen tamu.

“Ini diharapkan membantu mahasiswa memahami dinamika dan tantangan industri langsung dari para profesional,” ujarnya.

Usai penandatanganan Nota Kesepahaman, salah seorang perwakilan dari SMK Negeri Balikpapan Eka Prasetyawati mengatakan, pihaknya mendapatkan informasi lebih dari kerjasama ini.

“Kami mendapatkan informasi lebih yang bisa disampaikan kepada siswa kami, kebutuhan apa yang bisa dipersiapkan masuk ke perguruan tinggi atau ketika bekerja,” pungkas ibu guru yang murah senyum ini.

(SA/Kontributor)

Wakil Rektor Wisnu Hera Pamungkas dan Dekan FIKOM Jamal bersama stakeholder dan para peserta diskusi terpumpun, Rabu (9/10). Foto: Media Kreatif

Bahas Kebutuhan Kurikulum Baru Hadapi Era Digital

UM – Fakultas Ilmu Komputer (Fikom) menggelar Forum Group Discussion (FGD) atau diskusi terpumpun membahas evaluasi dan pengembangan kurikulum. Diskusi bersama stakeholder ini berlangsung di Ruang Eksekutif Universitas Mulia, Jalan Letjen Zaini Azhar Maulani, Rabu (9/10).

FGD dibuka oleh Wakil Rektor Bidang Akademik dan Sistem Informasi Wisnu Hera Pamungkas, S.T.P, M.Eng. Dalam sambutannya, Wisnu mengatakan bahwa bagaimana mengubah paradigma pembelajaran di kelas lebih diperhatikan agar mahasiswa mampu meraih capaian pembelajaran yang diharapkan.

“Agar dapat tercapai, perlu adanya pemetaan kurikulum. Apalagi kemampuan mahasiswa dalam tiap kelas itu berbeda-beda. Dengan adanya masukan penting dari para stakeholder, kami berharap ke depan mahasiswa kami lebih berdaya saing,” ujarnya.

Lewat FGD ini, Wisnu berharap kurikulum yang digunakan oleh seluruh program studi di bawah Fakultas Ilmu Komputer tidak ketinggalan empat tahun ke belakang. Tetapi, justru diharapkan mampu membaca kebutuhan pendidikan untuk empat sampai lima tahun ke depan.

Dekan Fikom Jamal, S.Kom., M.Kom mengatakan, diskusi terpumpun ini juga bertujuan untuk mengevaluasi kurikulum yang telah diterapkan pada Program Studi S1 Informatika, S1 Sistem Informasi, dan S1 Teknologi Informasi.

“Agar tetap relevan dengan perkembangan industri teknologi yang terus berkembang pesat. Dengan adanya kemajuan teknologi seperti Kecerdasan Artifisial, Big Data, Cloud Computing, dan Internet of Things (IoT),” ujar Jamal.

Jamal menambahkan, diskusi terpumpun ini juga dalam rangka menindaklanjuti Workshop Kurikulum berbasis Outcome-Based Education (OBE) di Samarinda, pada Agustus yang lalu.

“Jadi, kami merasa perlu untuk menyesuaikan kurikulum ini agar lulusan siap menghadapi tantangan di era digital,” tambahnya.

Hal ini lantaran terkait dengan visi jangka panjang Universitas Mulia, yakni menjadi pusat pengembangan teknologi berbasis Technopreneurship di tingkat global pada tahun 2045 yang akan datang.

Pada kesempatan ini, Jamal mengajak para pemangku kepentingan atau stakeholders untuk dilibatkan, baik dari kalangan dosen, perwakilan organisasi mahasiswa (ormawa), alumni serta mitra industri pengguna lulusan.

Melalui forum ini pula, para stakeholders berdiskusi dan berbagi pengalaman dan pandangan terkait relevansi kurikulum dengan kebutuhan industri berdasarkan kompetensi di masa mendatang.

Tampak beberapa dosen yang hadir dalam kegiatan ini antara lain Jamal, S.Kom., M.Kom, Djumhadi, S.T., M.Kom, Wisnu Hera Pamungkas, S.T.P., M.Eng, Muhammad Safi’i, S.Kom., M.Kom serta Isa Rosita, S.Kom., M.Cs dan dosen lainnya.

Isa Rosita, Ketua Program Studi S1 Sistem Informasi menambahkan, lewat FGD ini ia menerima beberapa masukan dari berbagai pihak, baik dari dosen maupun industri.

Untuk itu, ia mengungkapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas seluruh pihak yang telah memberikan kontribusinya, baik berupa pemikiran dan pengalaman praktis untuk kemajuan pendidikan di Universitas Mulia.

“Universitas Mulia berharap dapat menyempurnakan kurikulum sehingga lebih responsif terhadap perubahan zaman dan kebutuhan industri serta mampu mencetak lulusan yang kompeten dan inovatif di masa depan,” tuturnya.

Pada kesempatan ini, hadir sejumlah perwakilan dari industri pengguna lulusan, diantaranya Ir. Harry Hadi Syahputra, S.T., M.T dan Asep Irwansyah dari PT. Minergo Systems, Hariyanto dari PT. Comtelindo serta Heni Novia Rini, S.Kom dan Eka Prasetyawati, S.Kom dari SMK Negeri 6 Balikpapan.

Wakil Rektor Wisnu Hera Pamungkas mengawali sambutan diskusi terpumpun bersama stakeholder. Foto: Media Kreatif

Wakil Rektor Wisnu Hera Pamungkas mengawali sambutan diskusi terpumpun bersama stakeholder. Foto: Media Kreatif

Ir. Harry Hadi Syahputra, S.T., M.T dan Asep Irwansyah dari PT. Minergo Systems. Foto: Media Kreatif

Ir. Harry Hadi Syahputra, S.T., M.T dan Asep Irwansyah dari PT. Minergo Systems. Foto: Media Kreatif

Hariyanto perwakilan dari PT. Comtelindo. Foto: Media Kreatif

Hariyanto perwakilan dari PT. Comtelindo. Foto: Media Kreatif

Masukan Stakeholder

Seorang dosen muda, Rahmat Saudi Al Fathir As, S.Kom, M.Kom mengusulkan perlunya penyusunan kurikulum dengan menggunakan roadmap. Dengan memanfaatkan tools roadmap.sh, misalnya, kurikulum dapat disusun dengan melakukan pemetaan terlebih dahulu.

Hal ini, menurutnya, ke depan akan ada lebih banyak pekerjaan dengan bidang baru dan lebih spesifik yang dibutuhkan oleh industri, seiring perkembangan zaman dan teknologi di era digital.

Hariyanto, perwakilan dari PT Comtelindo mengatakan, kebutuhan sumber daya manusia di perusahaannya, di bidang pengembangan Sistem Informasi sejauh ini cukup baik. Hanya saja, ia menyarankan perlunya mahasiswa dibekali pemahaman tentang kebutuhan analisis bisnis.

“Untuk memahami arsitektur visi perlu memahami penerjemahan dari kebijakan perusahaan hingga ke bisnis proses. Padahal, memahami bisnis proses adalah salah satu keahlian yang sangat dibutuhkan,” ujar Hariyanto.

Menurutnya, memahami proses bisnis akan berbeda dengan pemahaman pada Flowchart. “Flowchart itu jelaskan hanya sektoral, sedangkan bisnis proses bisa mendapatkan hingga outcome,” ujarnya.

Ia juga mendorong agar mahasiswa mendapatkan pembekalan tentang bagaimana memahami tata kelola proyek sistem informasi yang implementatif. Mahasiswa terlibat dalam proyek-proyek pengembangan sistem informasi yang implementatif.

“Tidak lagi Waterfall, melainkan menggunakan Framework Agile hingga Scrum dalam sistem analis, jadi scrum master,” ujarnya.

Selain itu, Hariyanto mencermati kebutuhan perekrutan tenaga lokal yang masih minim keahlian, terutama pemahaman algoritma dan penerapan teknologi .Net dari Microsoft yang digunakan perusahaannya.

Ia mengungkapkan, kebutuhan teknologi yang digunakan di perusahaannya mengikuti perkembangan zaman. Misalnya, di bidang teknologi sistem basis data menggunakan Firebase dan teknologi yang mengarah pada pengelolaan Big Data seperti NoSQL dan MongoDB.

Beberapa teknologi seperti IoT digunakan perusahaannya untuk menjembatani komunikasi data. Salah satunya digunakan untuk memantau keberadaan kapal laut jika sewaktu-waktu memerlukan bantuan.

Terkait Cyber Security, ia mengungkapkan kebutuhan sumber daya manusia yang menguasai sertifikasi jaringan komputer, seperti MTCRE. Selain itu, juga kebutuhan pengembangan NOC, helpdesk, hingga Network Planning.

“Bahkan, seorang helpdesk di tempat kami bisa menyelesaikan troubleshoot tingkat basic. Setidaknya kami tidak perlu cari dari luar Balikpapan untuk mencari pegawai,” ujarnya.

Sementara itu, Asep Irwansyah dari PT. Minergo Systems mengatakan sepakat atas usulan Fathir, agar kampus menyiapkan lulusan yang sesuai dengan kebutuhan industri dan menghilangkan gap.

“Industri sangat dinamis. Jadi, terjadi gap, munculnya stigma lama perusahaan berharap tenaga kerja yang siap guna, bukan siap latih. Makanya, perlu pengalaman sekian tahun. Apakah dari sisi kampus bisa melihat itu?” tuturnya.

Ia mendorong mahasiswa memiliki kompetensi melalui sertifikasi keahlian. Hal ini ditunjang dengan bagaimana mahasiswa melakukan pengembangan diri lewat kompetensi yang dimilikinya.

Hal ini, menurutnya, akan sangat berguna ketika terjadi ketimpangan antara jumlah lulusan dan kebutuhan industri. Perusahaan akan mengutamakan kompetensi dibanding dengan asal lulusan.

Harry Hadi Syahputra menambahkan, pentingnya penguasaan teori maupun praktek tentang blockchain dan aplikasi di berbagai industri saat ini. Termasuk IoT, Quantum Computing, Metaverse dan VR/AR.

(SA/Kontributor)

Dekan Dr. Ivan Armawan saat memberikan sambutan di ruang S1 Manajemen FEB. Foto: Istimewa

UM – Program Studi (Prodi) Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) berkomitmen meningkatkan mutu kelulusan mahasiswa dengan menyelenggarakan sosialisasi pedoman penulisan tugas akhir (skripsi) dan bimbingan teknis penulisan tugas akhir. Kegiatan ini berlangsung selama dua hari, pada Jumat dan Sabtu, 4- 5 Oktober 2024.

Bimbingan teknis ini diikuti 101 orang mahasiswa, yang tercatat aktif pada Semester Ganjil tahun akademik 2024/2025 sebagai peserta. Panitia kemudian membagi seluruh peserta menjadi dua kelompok dengan tujuan untuk memaksimalkan efektivitas kegiatan.

Dalam sambutannya, Dekan FEB Dr. Ivan Armawan, S.E., M.M berharap kegiatan ini dapat memotivasi mahasiswa untuk segera menyelesaikan studinya tepat waktu. “Semoga kegiatan ini membangkitkan semangat mahasiswa untuk menuntaskan skripsi dan lulus tepat waktu,” ujarnya.

Perwakilan Prodi Manajemen, Dr. Pudjiati, S.E., M.M menjelaskan bahwa tujuan dari sosialisasi ini adalah agar mahasiswa memahami alur dan sistematika penulisan skripsi. Dengan adanya pedoman skripsi yang jelas, diharapkan mereka tidak mengalami kendala berarti dalam penyusunan tugas akhir.

Dekan FEB Dr. Ivan Armawan bersama Kaprodi S1 Manajemen Dr. Pudjiati bersama dosen pemateri dan mahasiswa foto bersama di Ruang Eksekutif Gedung Putih. Foto: Istimewa

Dekan FEB Dr. Ivan Armawan bersama Kaprodi S1 Manajemen Dr. Pudjiati bersama dosen pemateri dan mahasiswa foto bersama di Ruang Eksekutif Gedung Putih. Foto: Istimewa

Dekan FEB Dr. Ivan Armawan bersama Kaprodi S1 Manajemen Dr. Pudjiati bersama dosen pemateri dan mahasiswa. Foto: Istimewa

Dekan FEB Dr. Ivan Armawan bersama Kaprodi S1 Manajemen Dr. Pudjiati bersama dosen pemateri dan mahasiswa. Foto: Istimewa

Made Ayu Lestariani, S.E., M.M salah seorang pemateri bimbingan penulisan skripsi. Foto: Istimewa

Made Ayu Lestariani, S.E., M.M salah seorang pemateri bimbingan penulisan skripsi. Foto: Istimewa

Sosialisasi ini juga dirangkai dengan bimbingan teknis oleh dosen Prodi Manajemen yang menjelaskan penginputan data statistik menggunakan perangkat lunak SPSS. Aplikasi ini umum digunakan oleh mahasiswa Manajemen dalam menyusun analisis data pada skripsi mereka.

Usai kegiatan, salah seorang peserta mengucapkan rasa terima kasih atas materi yang disampaikan dalam kegiatan tersebut. “Kami sangat terbantu dengan penjelasan ibu tentang tips dan trik menyusun skripsi secara efektif,” katanya mewakili rekan-rekannya.

Kegiatan ini diharapkan menjadi bekal yang kuat bagi mahasiswa dalam menyelesaikan skripsi mereka dengan baik, tepat waktu, dan sesuai standar akademik yang ditetapkan Prodi Manajemen FEB.

(SA/Kontributor)

Humas UM- Mahasiswa Universitas Mulia Balikpapan berhasil menunjukkan dedikasi mereka terhadap pengabdian masyarakat dengan menciptakan sebuah inovasi teknologi berupa alat kontrol penyiram tanaman berbasis Internet of Things (IoT) yang  didampingi oleh Dosen Pengampu mata Kuliah Bapak Muhammad Safi’i, S.Kom., M.Kom sekaligus Kepala Program Studi Informatika, Fakultas Ilmu Komputer pada senin (31/09/2024), bertempat di Batakan , Kecamatan Balikpapan Timur, Kalimantan Timur. Inovasi ini merupakan bagian dari proyek akhir mata kuliah IoT yang diajarkan oleh Muhammad Safi’i, S.Kom., M.Kom.. Alat ini dirancang untuk membantu masyarakat, khususnya petani, dalam mengelola penyiraman tanaman secara efisien dan otomatis.

Alat penyiram tanaman ini bekerja dengan memantau kelembapan tanah dan secara otomatis mengontrol pompa air yang digunakan untuk menyiram tanaman. Dengan integrasi teknologi IoT, alat ini memungkinkan pengguna untuk mengontrol dan memantau kondisi tanaman melalui aplikasi smartphone. Hal ini memberikan kemudahan bagi petani atau pemilik kebun dalam mengelola kebutuhan air tanaman tanpa harus hadir di lokasi kebun. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan di kebun milik Bapak Yosep, seorang petani lokal yang menyambut baik kehadiran alat tersebut. Bapak Yosep mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada para mahasiswa Universitas Mulia atas inovasi yang telah dibuat. “Dengan adanya alat ini, sangat membantu kami dalam menyiram tanaman. Sekarang waktunya lebih cepat, dan kami tidak perlu repot-repot setiap hari menyiram secara manual,” ujarnya.

Alat penyiram tanaman berbasis IoT ini juga memiliki kemampuan monitoring yang lebih akurat. Dengan sensor yang terhubung langsung ke aplikasi, pengguna dapat memantau kelembapan tanah secara real-time dan menentukan kapan waktu yang tepat untuk menyiram. Ini memungkinkan penggunaan air yang lebih efisien, sehingga tidak hanya memudahkan pekerjaan petani, tetapi juga mendukung praktik pertanian yang ramah lingkungan. Menurut Muhammad Safi’i, S.Kom., M.Kom., inovasi ini menjadi salah satu contoh nyata penerapan teknologi IoT dalam sektor pertanian. “Teknologi IoT memberikan solusi yang praktis untuk masalah sehari-hari, terutama dalam hal pengelolaan sumber daya seperti air. Dengan alat ini, diharapkan petani dapat lebih fokus pada produktivitas tanaman tanpa harus khawatir soal irigasi,” jelasnya.Mahasiswa yang terlibat dalam proyek ini merasa bangga dapat memberikan kontribusi positif bagi masyarakat. Mereka berharap inovasi ini dapat diadopsi oleh lebih banyak petani di wilayah Balikpapan dan sekitarnya. “Kami senang karena alat ini mendapat respons positif dari masyarakat. Ini menjadi motivasi bagi kami untuk terus berinovasi,” kata salah satu mahasiswa yang terlibat dalam proyek ini.

Kegiatan pengabdian masyarakat ini mencerminkan komitmen mahasiswa Universitas Mulia Balikpapan dalam mengaplikasikan ilmu yang mereka pelajari di kampus untuk memberikan dampak nyata di masyarakat. Alat ini diharapkan dapat menjadi solusi untuk efisiensi dalam sistem irigasi serta mendukung peningkatan hasil pertanian di masa depan.

Humas UM- WN

Dosen Universitas Mulia Drs. Suprijadi, M.Pd bersama Ir. Bambang Irianto penggagas Glintung Go Green (3G). Foto: dok. Suprijadi

UM – Berawal dari kondisi kampung yang kumuh, rawan banjir, dan tingkat kriminalitas yang tinggi, Bambang Irianto, Ketua RW 23 Kelurahan Purwantoro, Blimbing, Kota Malang, menginisiasi perubahan besar pada lingkungan tempat tinggalnya sejak tahun 2012 yang lalu.

Dengan konsep Glintung Go Green (3G), Bambang berhasil mengubah kampungnya menjadi lingkungan hijau dan asri yang kini bahkan menjadi rujukan destinasi wisata pendidikan bagi banyak pihak.

Atas prestasi inilah, dosen Universitas Mulia Drs. Suprijadi, M.Pd berkunjung ke Kota Malang, 19 September 2024. Tujuannya adalah untuk mempelajari secara langsung program penghijauan yang dilakukan di Glintung. Kunjungan ini berkaitan dengan rencana menerapkan program serupa dalam kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Universitas Mulia.

“Berdasarkan hasil laporan kerja lapangan ini, saya mendapatkan beberapa kesimpulan yang sangat relevan untuk pengembangan lingkungan hijau dalam kegiatan KKN,” ujar Suprijadi.

“Pertama, pengalaman dari kunjungan ini perlu disosialisasikan kepada calon mahasiswa peserta KKN, khususnya dalam membangun wilayah KKN untuk menjadi Kampung Kampus Mulia the Green. Kami juga merencanakan pembentukan tim khusus yang terdiri dari dosen dan mahasiswa untuk proyek Kampung Kampus Mulia the Green 2025,” tambahnya.

Suprijadi juga mengungkapkan bahwa kampung di sekitar Kampus Universitas Mulia akan menjadi pilot project sebagai Kampung Kampus Mulia the Green 2025 dalam bingkai Smart RT, dengan penanaman produktif seperti tanaman nanas.

“Penanaman nanas sangat sesuai dengan kondisi tanah dan iklim Kalimantan Timur, serta dapat memberikan hasil panen dalam waktu 170 hari hingga satu tahun,” ujar Suprijadi.

Di samping itu, menurutnya, tanaman hias dan tanaman obat keluarga atau yang dikenal dengan sebutan tanaman Toga ini, dinilai sesuai dengan karakter tanah di lingkungan sekitarnya yang akan ditambahkan untuk memperkaya lingkungan.

Dokumentasi Suprijadi ketika berkunjung di Glintung Go Green. Gambar 1 dan 2 Kediaman Ir. Bambang Irianto, 3. Sejumlah Penghargaan yang diterima Bambang Irianto, 4. dan 5 Salah satu sudut Kampung Glintung, 6. Kunjungan anak-anak rombongan SD Islam Muhammad Hatta Kota Malang, 19 September 2024. Foto: dok. Suprijadi

Dokumentasi Suprijadi ketika berkunjung di Glintung Go Green. Gambar 1 dan 2 Kediaman Ir. Bambang Irianto, 3. Sejumlah Penghargaan yang diterima Bambang Irianto, 4. dan 5 Salah satu sudut Kampung Glintung, 6. Kunjungan anak-anak rombongan SD Islam Muhammad Hatta Kota Malang, 19 September 2024. Foto: dok. Suprijadi

Sumur resapan yang dibangun Bambang Irianto di sekitar Kampung Glintung Kota Malang. Foto: dok. pribadi

Sumur resapan yang dibangun Bambang Irianto di sekitar Kampung Glintung Kota Malang. Foto: dok. Suprijadi

Transformasi Glintung Go Green

Bambang Irianto pertama kali menjabat sebagai Ketua RW di Glintung pada akhir tahun 2012. Pada saat itu, kondisi kampung di Jalan Karya Timur, Kota Malang, dikenal dengan lingkungan yang kumuh dan minim prestasi. Bambang pun memutuskan untuk membangun kampungnya melalui inisiatif penghijauan.

“Saat saya terpilih sebagai Ketua RW, kondisi kampung sangat memprihatinkan. Saya pun mulai menggerakkan warga untuk menghijaukan lingkungan,” ujar Bambang, Kamis (13/7/2023), yang dikutip dari media.

Pada awalnya, tidak semua warga antusias dengan program ini, hanya sekitar 10 persen warga yang merespon. Namun, Bambang terus berupaya mengubah pola pikir warga dengan pendekatan sosialisasi dan kegiatan berkelanjutan.

Dari dana yang minim, ia memanfaatkan barang bekas dan bantuan bibit tanaman dari berbagai relasi, sehingga secara bertahap kampungnya mulai hijau dan bersih.

Untuk lebih memperkuat konsep hijau di kampung Glintung, warga kemudian membangun fasilitas ramah lingkungan, seperti sumur resapan dan biopori. Saat ini, terdapat tujuh sumur resapan, ratusan lubang biopori standar, jumbo, dan super jumbo yang dibuat secara swadaya menggunakan kaleng bekas.

Selain itu, warga juga mempelajari berbagai teknik bercocok tanam seperti hidroponik, vertical farming, dan sky garden yang membuat suasana kampung semakin sejuk.

Atas kerja keras dan keberhasilan dalam mengubah lingkungan, berbagai penghargaan pun diraih, termasuk Kalpataru dari Presiden RI dan penghargaan sebagai Kampung Proklim dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

“Kami juga menciptakan Gerakan Menabung Air atau Gemar, yang dampaknya terlihat jelas: kondisi air tanah meningkat, udara kampung lebih sejuk, dan warga merasakan manfaat dari kampung yang sehat,” tambah Bambang.

Pada Kamis, 19 September 2024 hari itu juga, kampung ini juga dikunjungi oleh rombongan SD Islam Muhammad Hatta Kota Malang dalam kegiatan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) yang bertema “Hidup Sehat dengan Toga” sebagai bagian dari Kurikulum Merdeka.

Kunjungan ini bertujuan untuk memahami penerapan program Glintung Go Green yang meliputi aspek penghijauan, sumur resapan, hingga teknik bertanam secara modern.

Bambang berharap keberhasilan Glintung Go Green dapat menginspirasi kampung-kampung lain untuk melakukan transformasi serupa.

“Dengan mengidentifikasi potensi dan masalah setempat, kami bisa membangun kampung tematik yang tidak hanya bermanfaat bagi lingkungan tapi juga meningkatkan kebersamaan warga,” tutupnya.

(SA/Kontributor)