Balikpapan, 14 Oktober 2025 – Universitas Mulia menggelar Kuliah Umum Pasar Modal 2025 dengan tema “Investasi Cerdas, Masa Depan Berkualitas: Menumbuhkan Minat dan Pengetahuan Pasar Saham di Kalangan Mahasiswa Universitas Mulia”, Selasa (14/10/2025) pagi, bertempat di Ballroom Cheng Hoo Universitas Mulia.

Kegiatan ini diawali dengan pelantikan Kelompok Studi Pasar Modal (KSPM) Universitas Mulia periode 2025–2026, kemudian dilanjutkan dengan kuliah umum menghadirkan dua narasumber dari dunia pasar modal, yakni Aldila Bandaro, Deputi Kepala Wilayah Bursa Efek Indonesia Kalimantan Timur, dan Surya Darma Hakim, PIC PT MNC Sekuritas Balikpapan.

Mewakili Rektor, Wakil Rektor Bidang Sumber Daya, Wibisono Wibisono, S.E., M.T.I., dalam sambutannya menekankan pentingnya memanfaatkan kemudahan teknologi di era digital secara bijak dan produktif. Ia mengajak mahasiswa untuk bersyukur karena hidup di masa yang penuh kemudahan, di mana akses informasi dan peluang belajar terbuka sangat luas.

“Mahasiswa hari ini hidup di era dengan banyak kemudahan. Dulu, mahasiswa tahun 80-an harus mengetik skripsi dengan mesin ketik. Era 90-an sudah mulai menggunakan komputer. Tahun 1996, internet baru masuk Kalimantan Timur, dan Balikpapan adalah kota pertama yang memiliki ISP. Sekarang, cukup buka ponsel, semuanya bisa diakses dengan mudah,” tutur Wibisono.

Wakil Rektor Bidang Sumber Daya Universitas Mulia, Yusuf Wibisono, S.E., M.T.I., saat memberikan sambutan pada kegiatan Kuliah Umum Pasar Modal 2025 di Ballroom Cheng Hoo, Selasa (14/10).

Beliau kemudian menelusuri perjalanan generasi akademik dari masa ke masa — mulai dari era mesin ketik, kemunculan komputer dan internet, hadirnya mesin pencari seperti Yahoo dan Google, hingga kini memasuki era Artificial Intelligence (AI).

“Kalau dulu search engine hanya membantu mencari informasi, kini AI bisa membantu berpikir dan bahkan mengambil keputusan. Tapi ini pisau bermata dua — bisa meningkatkan kecerdasan mahasiswa, tapi juga bisa menurunkannya jika disalahgunakan. AI bisa mematikan kreativitas kalau mahasiswa terlalu bergantung padanya,” tegasnya.

Menurutnya, kemajuan teknologi seharusnya tidak membuat mahasiswa malas berpikir, melainkan menjadi alat bantu untuk meningkatkan daya nalar, kreativitas, dan efisiensi belajar.

Memasuki pembahasan inti, Wibisono mengaitkan tema kuliah umum dengan realitas ekonomi digital saat ini. Ia menjelaskan bahwa aktivitas perdagangan saham di pasar modal sejatinya merupakan bentuk modern dari kegiatan berdagang tradisional, hanya saja dilakukan melalui teknologi.

“Dulu berdagang itu harus punya tempat, menata barang, mengangkut dagangan. Sekarang, cukup di depan komputer sudah bisa stock trading. Ini bukan judi, karena bukan menebak angka. Ini sama seperti berdagang di pasar — memilih mana yang memberi keuntungan terbaik,” jelasnya.

Sebagai contoh menarik, Wibisono menuturkan logika sederhana agar mahasiswa lebih memahami makna kepemilikan saham.

“Kalau kalian setiap hari pakai pasta gigi Pepsodent, berarti kalian menggunakan produk Unilever. Bayangkan kalau kalian punya saham Unilever, itu artinya kalian memakai produk dari perusahaan kalian sendiri,” ujarnya disambut tawa dan tepuk tangan peserta.

Melalui contoh tersebut, Wibisono ingin menanamkan kesadaran bahwa investasi bukan sekadar mencari keuntungan, tetapi juga bentuk partisipasi dalam ekosistem ekonomi yang produktif. Ia mendorong mahasiswa untuk belajar berinvestasi sejak dini dengan disiplin dan konsisten.

“Belajarlah dari skala kecil. Kalau kalian bisa konsisten profit 2% per hari, dari modal 1 juta itu hanya 20 ribu. Tapi kalau nanti modal kalian 100 juta, hasilnya bisa 2 juta per hari. Yang penting adalah belajar dengan baik dan konsisten,” pesan beliau.

Kegiatan ini dihadiri oleh pimpinan fakultas, dosen, serta ratusan mahasiswa dari Program Studi Akuntansi dan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mulia. Melalui kegiatan ini, diharapkan mahasiswa mampu memahami dunia pasar modal secara lebih mendalam dan menumbuhkan budaya investasi yang cerdas, etis, dan produktif. (YMN)

Balikpapan, 18 September 2025 – Program Studi Farmasi Universitas Mulia menjalin kolaborasi dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui dua agenda akademik yang digelar pada Rabu–Kamis, 16–17 September 2025 di Cheng Hoo. Agenda tersebut membahas Studi Pembiayaan Program Penanggulangan Stunting dan Pengembangan Model Intervensi Kampung Keluarga Mandiri dalam Penanganan Stunting dan Gangguan Perkembangan pada Anak Baduta di Daerah Pedesaan.

PLT Kaprodi Farmasi Universitas Mulia, Apt. Eka Kumala Retno, S.Farm., M.Si., menjelaskan bahwa keterlibatan Prodi Farmasi dalam isu stunting berangkat dari sifat masalahnya yang multidimensi. Menurutnya, stunting tidak hanya terkait gizi, tetapi juga berhubungan dengan ketersediaan, keamanan, serta efektivitas intervensi kesehatan. “Farmasi memiliki peran strategis dalam riset bahan alam, pengembangan sediaan suplemen, dan edukasi masyarakat terkait penggunaan obat, vitamin, serta produk kesehatan yang tepat. Karena itu, kolaborasi dengan BRIN diinisiasi sebagai langkah sinergis lintas disiplin,” ujarnya.

PLT Kaprodi Farmasi Universitas Mulia, Apt. Eka Kumala Retno, S.Farm., M.Si., (kiri) saat menunggu acara dimulai.

Ia menegaskan bahwa ilmu farmasi dapat memberikan kontribusi nyata melalui tiga aspek utama. Pertama, riset dan pengembangan, misalnya menciptakan suplemen gizi, produk herbal, atau formula farmasi yang mendukung pertumbuhan anak. Kedua, aspek keamanan dan efektivitas, yaitu memastikan setiap intervensi kesehatan yang digunakan masyarakat terbukti aman, stabil, dan efektif. Ketiga, edukasi dan advokasi, dengan mendampingi masyarakat agar penggunaan obat, vitamin, atau suplemen lebih rasional.

Dalam pandangannya, kegiatan ini juga memiliki relevansi langsung dengan kurikulum, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Pada kurikulum, isu stunting dapat diintegrasikan ke berbagai mata kuliah, antara lain farmasi klinik, farmasi komunitas, farmakognosi, dan farmakoekonomi. Pada bidang penelitian, kerja sama ini membuka peluang kajian interdisipliner, mulai dari formulasi sediaan suplemen hingga evaluasi cost-effectiveness intervensi gizi dan kesehatan. Sementara itu, untuk pengabdian masyarakat, kegiatan ini dapat dijadikan media edukasi langsung mengenai kesehatan, gizi, dan penggunaan produk farmasi yang aman di desa.

Para tamu undangan menyimak pemaparan dalam agenda kolaborasi Prodi Farmasi Universitas Mulia dan BRIN

Lebih jauh, Eka menyebutkan peluang keterlibatan mahasiswa dalam agenda ini cukup luas. Mahasiswa dapat mengikuti survei status gizi masyarakat desa, praktik formulasi sediaan sederhana, hingga edukasi langsung mengenai pola konsumsi, sanitasi, dan penggunaan produk kesehatan. “Mahasiswa juga bisa menuliskan hasil penelitian sebagai skripsi atau publikasi ilmiah, sehingga mereka memperoleh pengalaman nyata dalam menghubungkan teori dengan praktik lapangan,” jelasnya.

Terkait harapan jangka panjang, Eka menekankan pentingnya pembangunan model desa percontohan yang mandiri dalam aspek gizi, kesehatan, dan pemanfaatan produk farmasi berbasis potensi lokal. “Kolaborasi ini diharapkan tidak hanya berdampak pada penurunan angka stunting, tetapi juga memperkuat kapasitas riset, publikasi, serta inovasi produk farmasi yang bermanfaat bagi masyarakat. Selain itu, kegiatan ini menjadi ajang peningkatan kompetensi mahasiswa dan dosen dalam riset aplikatif,” pungkasnya. (YMN)

Balikpapan, 18 September 2025 – Universitas Mulia kembali melanjutkan rangkaian kegiatan Studi Pembiayaan Program Penanggulangan Stunting bersama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Setelah sehari sebelumnya, Rabu (17/9), dilakukan penandatanganan Implementation Arrangement (IA) antara Fakultas Humaniora dan Kesehatan (FHK) Universitas Mulia dengan BRIN di Ruang Eksekutif Gedung White Campus, agenda Kamis (18/9) diisi dengan pemaparan materi substantif yang menghadirkan peneliti BRIN.

Dekan Fakultas Humaniora dan Kesehatan Universitas Mulia, Dr. Mada Aditia Wardhana, S.Sos., M.M., menandatangani dokumen Implementation Arrangement (IA) bersama perwakilan BRIN.

Materi utama disampaikan oleh Hadi Ashar, S.K.M., M.Ph., Peneliti Madya BRIN, dengan tajuk “Pengembangan Model Intervensi Kampung Keluarga Mandiri dalam Penanganan Stunting dan Gangguan Perkembangan pada Anak Baduta di Daerah Perdesaan”. Acara dipandu oleh Safri selaku moderator, dengan partisipasi sivitas akademika Universitas Mulia serta perwakilan dari BRIN.

Foto bersama usai penandatanganan Implementation Arrangement antara Fakultas Humaniora dan Kesehatan Universitas Mulia dan BRIN, dengan menampilkan dokumen kerja sama yang telah ditandatangani.

Dalam paparannya, Hadi menjelaskan bahwa penelitian ini merupakan riset jangka panjang (multi-year research) yang telah dimulai sejak 2023 di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Latar belakang riset ini berawal dari undangan resmi Bupati Magelang melalui Bappeda, menyusul tingginya prevalensi stunting yang menjadikan Magelang peringkat pertama di Jawa Tengah pada 2022.

“Riset ini bisa disebut riset titipan. Karena berangkat dari keprihatinan pimpinan daerah, kami diminta untuk menyusun rancangan intervensi berbasis kajian akademik dan implementasi lapangan,” jelas Hadi.

Hadi Ashar, S.K.M., M.Ph., Peneliti Madya BRIN, menyampaikan kuliah umum bertema “Pengembangan Model Intervensi Kampung Keluarga Mandiri dalam Penanganan Stunting dan Gangguan Perkembangan pada Anak Baduta di Daerah Perdesaan.”

Penelitian ini dirancang sebagai Research and Development (R&D) dengan tiga tahapan: asesmen, uji coba, dan implementasi. Tahun 2023 menjadi fase penyusunan proposal dan kajian awal. Memasuki 2024, tim peneliti melakukan studi kualitatif terhadap berbagai pemangku kepentingan dari tingkat kabupaten, kecamatan, hingga desa. Hasil studi tersebut melahirkan prototype model intervensi “Kampung Keluarga Mandiri” yang telah dipublikasikan di jurnal bereputasi internasional Q1.

Tahun 2025, riset memasuki tahap kuasi-eksperimen dengan desain kelompok kontrol. Fokus penelitian diarahkan pada pengembangan Keluarga Kawal Baduta (KKB), yakni program pendampingan intensif kepada keluarga yang memiliki anak berusia di bawah dua tahun. Dari fase ini dihasilkan tiga keluaran utama: Modul KKB, Buku Pedoman Kader Pendamping, dan Booklet Milestone perkembangan anak.

Suasana pemaparan materi oleh BRIN di Universitas Mulia yang diikuti sivitas akademika dan tamu undangan.

Lebih jauh, Hadi menargetkan pada 2026 riset akan diperluas dengan pendampingan menyasar Wanita Usia Subur, calon pengantin, dan ibu hamil. Sementara pada 2027, hasil penelitian akan diformulasikan sebagai rekomendasi kebijakan bagi Pemerintah Kabupaten Magelang, sebelum direplikasi ke daerah lain.

“Tujuan akhir kami bukan sekadar publikasi ilmiah, tetapi memastikan hasil riset dapat menjadi dasar pengambilan kebijakan daerah. Dengan demikian, penanganan stunting dan gangguan perkembangan anak dapat berjalan berbasis bukti (evidence-based policy),” tegasnya.

Dekan FHK UM, Dr. Mada Aditia Wardhana, S.Sos., M.M., menyampaikan bahwa kolaborasi ini memperkuat komitmen Universitas Mulia untuk menghadirkan kontribusi nyata dalam isu kesehatan masyarakat. “Kemitraan dengan BRIN memungkinkan kampus kita terlibat langsung dalam riset strategis nasional, khususnya di bidang penanggulangan stunting yang merupakan masalah prioritas,” ujarnya.

Foto bersama dosen farmasi, dan perwakilan BRIN setelah rangkaian acara penandatanganan dokumen IA selesai

Rangkaian kegiatan dua hari ini tidak hanya memperkuat jejaring akademik Universitas Mulia dengan lembaga riset nasional, tetapi juga membuka ruang bagi sivitas akademika untuk belajar langsung dari penelitian lapangan berskala nasional. (YMN)

Balikpapan, 15 September 2025 – Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mulia berkolaborasi dengan Inkubator Bisnis dan Himpunan Mahasiswa Manajemen menyelenggarakan Siniar Culinary & Techno Festival pada 13–14 September 2025 di Ballroom Cheng Hoo Universitas Mulia.

Acara dibuka Dekan FEB, Dr. Ivan Armawan, S.E., M.M., dengan dihadiri guru SMA/SMK, sponsorship, BEM, UKM, dan HIMA. Rangkaian kegiatan meliputi lomba antar SMA/SMK, festival kuliner dan teknologi, serta seminar kewirausahaan yang dibuka oleh Mulia Hayati Deviantie, S.E., diikuti 215 mahasiswa baru Prodi Manajemen maupun prodi lain.

Kaprodi Manajemen, Dr. Pudjiati, S.E., M.M., menegaskan bahwa festival ini merupakan langkah strategis untuk mengembangkan soft skills mahasiswa, mendukung MBKM, memperluas jejaring, serta memperkuat branding prodi. “Melalui integrasi kuliner dan teknologi dalam platform siniar, mahasiswa belajar mengaplikasikan teori dari mata kuliah kewirausahaan berbasis teknologi, manajemen bisnis, hingga klinik bisnis,” ujarnya.

Ketua Yayasan Airlangga, Mulia Hayati Deviantie, S.E., membuka Seminar Kewirausahaan dalam rangkaian Siniar Culinary & Techno Festival 2025 di Ballroom Cheng Hoo Universitas Mulia.

Filosofi akademik yang ditanamkan sejak awal adalah membentuk mahasiswa baru agar kritis, berjiwa wirausaha, kolaboratif, dan siap menghadapi dunia nyata. Menurutnya, pengalaman praktis seperti festival, bazar, dan kompetisi adalah media pembelajaran kontekstual yang langsung mendukung capaian pembelajaran prodi.

Keterlibatan mahasiswa dalam perancangan dan pelaksanaan acara menjadikan festival ini sebagai laboratorium mini untuk melatih kepemimpinan, kreativitas, komunikasi, dan kemampuan mencari solusi. Integrasi ke pendidikan formal, jelasnya, memerlukan kurikulum fleksibel, pengakuan kegiatan praktis, kolaborasi dosen–mahasiswa–institusi, serta refleksi akademik yang terstruktur.

Indikator keberhasilan acara bukan hanya jumlah peserta, tetapi dampaknya pada proses pembelajaran, pembentukan karakter, dan reputasi prodi. Untuk menjaga semangat mahasiswa baru sepanjang studi, prodi menyiapkan lingkungan belajar inspiratif, integrasi kegiatan mahasiswa ke dalam kurikulum, serta penghargaan bagi yang aktif dan inovatif.

Dr. Pudjiati juga berharap festival ini menjadi agenda tahunan Prodi Manajemen karena bernilai strategis: memperkuat identitas prodi, mendukung capaian CPL, mendorong lahirnya ide bisnis mahasiswa, memperluas kemitraan eksternal, sekaligus menjadi kalender tetap pembuka tahun ajaran.

“Culinary & Techno Festival tidak sekadar acara, melainkan cultural learning experience yang mengintegrasikan karakter, kreativitas, dan koneksi dunia nyata mahasiswa sejak dini,” pungkasnya. (YMN)

 

 

“Hijrah sejati adalah keberanian membongkar kebiasaan lama, membangun pola pikir baru, dan menghidupkan nilai Islam dalam tindakan nyata — inilah yang menjadikan dakwah kampus bukan hanya mimbar ceramah, tetapi medan pembebasan pikiran dan peradaban.”Ustadz Putra Pradipta

Humas Universitas Mulia, 28 Juni 2025 Peringatan 1 Muharram di Universitas Mulia melalui Tabligh Akbar yang diinisiasi LDK Al-Izzah bukan hanya menjadi panggung retorika, tetapi ruang refleksi kritis: sejauh mana makna hijrah benar-benar dihidupkan dalam realitas mahasiswa?

Panitia Tabligh Akbar dari LDK Al-Izzah menyambut para peserta ikhwan di area registrasi. Kegiatan ini terbuka untuk mahasiswa maupun masyarakat sekitar Masjid Nurul Iman.

Dalam tausiyahnya, Ustadz Putra Pradipta menekankan bahwa hijrah bukan sekadar slogan, tetapi perubahan aplikatif yang menuntut kerja nyata.

“Hijrah secara aplikatif berarti mengubah diri dan berkontribusi langsung pada umat melalui perubahan pola pikir yang lebih baik, peningkatan pengetahuan, pengembangan keterampilan, dan karakter positif,” tegasnya.

Hijrah Bukan Teori, Tapi Agenda Nyata

Tantangan hijrah, lanjutnya, tidak pernah ringan. Godaan dunia, tekanan lingkungan negatif, kurangnya pengetahuan Islam, dan kebiasaan buruk yang terus dipantik oleh pergaulan menjadi jebakan nyata.

Kaum bapak, pengurus Masjid Nurul Iman, dan warga sekitar kampus mulai memenuhi ruang utama masjid untuk mendengarkan tausiyah Tabligh Akbar 1 Muharram.

“Tantangan terbesar umat Islam dalam memulai hijrah adalah godaan dunia, tekanan sosial negatif, kurangnya kesadaran dan pengetahuan Islam, serta sulitnya mengubah kebiasaan buruk yang senantiasa ada pemantik di sekitar,” jelasnya.

Dalam konteks mahasiswa, tantangan ini semakin relevan. Di usia produktif dengan distraksi digital, kemudahan akses hiburan instan, dan gaya hidup pragmatis, spirit hijrah seringkali kalah oleh rutinitas. Maka, Ustadz Putra menegaskan bahwa mahasiswa Muslim harus menjaga keseimbangan dunia dan akhirat, mengembangkan keterampilan, meningkatkan kesadaran etis, dan mengelola waktu sebaik mungkin.

Personel LDK Al-Izzah bertugas sebagai MC membuka rangkaian acara Tabligh Akbar dengan khidmat.

“Seorang mahasiswa Muslim perlu menjaga keseimbangan dunia-akhirat, mengembangkan keterampilan, meningkatkan kesadaran etis, mengelola waktu, mencari ilmu bermanfaat, dan berdoa serta berusaha menjadi yang terbaik,” pesannya.

Memperbaiki Niat, Merancang Rencana, Menguatkan Dukungan

Banyak yang semangat di awal hijrah, lalu redup di tengah jalan. Ustadz Putra mengingatkan bahwa kunci keberlanjutan ada pada niat yang tulus dan rencana aksi yang realistis. “Yang perlu diperbaiki adalah niat tulus, tujuan jelas, rencana aksi bertahap, dukungan positif, dan refleksi berkala untuk mempertahankan semangat hijrah,” tegasnya.

Dua mahasiswa LDK Al-Izzah, para ikhwan pejuang dakwah kampus, melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur’an dengan suara merdu dan penuh penghayatan.

Dalam hal ini, spirit hadits ﴿إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ﴾ “Sesungguhnya setiap amal tergantung niatnya…” (HR. Bukhari Muslim) menjadi prinsip dasar hijrah. Tanpa niat yang jernih, hijrah hanya akan menjadi slogan tanpa makna.

Kepemimpinan Butuh Spirit, Bukan Cuma Ilmu

Ia juga menyoroti bahwa spiritualitas menjadi elemen vital kepemimpinan mahasiswa di masa depan. Pengetahuan, menurutnya, hanyalah satu sisi koin.

“Spiritualitas memainkan peran penting dengan membentuk nilai, etika, dan karakter yang kuat. Pengetahuan saja tidak cukup, karena kepemimpinan yang efektif membutuhkan kombinasi pengetahuan, keterampilan, dan spiritualitas untuk membangun hubungan positif dan membuat keputusan yang bijak,” ungkapnya.

Dakwah Kampus, Garda Depan Kebangkitan Umat

Di akhir, Ustadz Putra menegaskan bahwa dakwah kampus bukan sekadar ruang ceramah, tetapi benteng pengkaderan umat. Di tangan mahasiswa, dakwah harus berwajah kritis, sadar sosial, membangun jaringan kolaborasi, dan mempersiapkan kader berintegritas.

Perwakilan LAZ Nurul Hayat, mahasiswa, dan jamaah Masjid Nurul Iman tampak berbaur khusyuk menyimak materi kajian.

“Dakwah kampus dapat menjadi garda depan kebangkitan umat melalui pengembangan pemikiran kritis, kesadaran sosial, jaringan kolaborasi, dan kaderisasi berintegritas,” pungkasnya.

Pesan ini selaras dengan firman Allah ﴿وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى﴾ “…dan tolong-menolonglah kamu dalam kebaikan dan ketakwaan…” (QS. Al-Maidah: 2).

Jamaah akhwat juga hadir memenuhi shaf dalam Tabligh Akbar 1 Muharram, menandai inklusivitas dakwah kampus dan masjid.

Tabligh Akbar 1 Muharram di Universitas Mulia bukan hanya peringatan seremonial, tetapi panggilan untuk berpindah: dari apatis ke peduli, dari wacana ke aksi, dari sekadar ‘mahasiswa aktif’ menjadi agen perubahan yang benar-benar hidup di jalur dakwah dan peradaban.

Humas UM (YMN)

“Kesempatan ini sangat langka. Mereka yang sukses adalah yang tak pernah melewatkan kesempatan sekecil apa pun itu yang dapat memberikan manfaat untuk masa depan mereka.”
— Dr. Linda Fauziyah Ariyani, Kepala UPT Inkubator Bisnis UM

Humas Universitas Mulia, 16 Juni 2025 – Universitas Mulia kembai akan menghadirkan program unggulan melalui UPT Inkubator Bisnis, berupa kegiatan business coaching bertaraf internasional. Bertajuk “The Future is Now: Real Stories, Real Innovations, Real Impact”, webinar ini menjadi agenda rutin yang dirancang untuk mengembangkan keterampilan mahasiswa, khususnya dalam bidang inovasi produk.

Yang membedakan webinar kali ini dengan sesi sebelumnya adalah kehadiran narasumber dari luar negeri untuk pertama kalinya. “Ini pertama kalinya inkubator bisnis menghadirkan pemateri dari luar negeri,” ungkap Dr. Linda Fauziyah Ariyani, moderator sekaligus dosen Universitas Mulia.

Pemateri yang diundang adalah Sanjith M. Gowda, M.Tech, Manager R&D dari salah satu perusahaan listrik terkemuka di India. Dr. Linda mengisahkan awal pertemuan mereka, “Mr. Sanjith ini saya kenal 3 tahun yang lalu saat jadi presenter pemakalah terbaik di ICSINTESA yang diadakan Universitas Mulia. Kami terus menjalin komunikasi. Dalam waktu singkat itu, dia telah berhasil menjadi R&D Manager dan baru saja launching produk baru.” Koneksi profesional yang terjalin melalui pesan singkat kembali mempertemukan mereka dalam semangat berbagi inovasi.

Webinar ini dirancang agar mahasiswa memperoleh pengalaman belajar langsung dari praktisi internasional. “Peserta bisa mendapatkan insight baru dari praktisi di India, negara dengan populasi terbanyak di dunia dan persaingan bisnis yang sangat ketat. Wawasan menjadi lebih luas, tidak terbatas pada lingkungan sekitar saja,” jelas Dr. Linda.

Lebih jauh, ia menekankan bahwa inovasi sangat penting untuk business sustainability. “Kemampuan berinovasi perlu dilatih sejak dini di dalam kampus,” ujarnya. Tak hanya dalam ranah bisnis, menurutnya inovasi juga penting dalam pengembangan karir pribadi agar mampu menjawab tantangan zaman.

Dr. Linda juga menegaskan bahwa kegiatan ini membuka peluang kolaborasi global. “Peserta bisa interaksi langsung dan terhubung dengan pemateri. Mereka bisa terus berinteraksi lewat sosial media,” katanya.

Tak sekadar menambah wawasan, webinar ini juga diharapkan menjadi latihan kepercayaan diri dan penguasaan bahasa Inggris mahasiswa. “Harapannya, mahasiswa terbiasa untuk terlibat dan tampil percaya diri dalam berbagai event antarnegara,” lanjutnya.

Dalam berbagai perkuliahan, Dr. Linda mengaku selalu menyelipkan kisah-kisah inspiratif, termasuk dari pengusaha sukses Indonesia. Namun kali ini, ia ingin mahasiswa belajar langsung dari tokoh inspiratif luar negeri. “Saya ingin menghadirkan langsung success story dari praktisi luar negeri,” katanya.

Dengan menghadirkan langsung praktisi internasional yang telah berhasil menciptakan inovasi nyata di tengah ketatnya persaingan industri global, webinar ini menjadi momentum yang sayang untuk dilewatkan. Mahasiswa Universitas Mulia tak hanya diajak mendengar cerita sukses, tetapi juga diberi ruang untuk terhubung, bertanya, dan menyerap wawasan baru yang bisa jadi titik awal perjalanan inovasi mereka sendiri. Inilah kesempatan untuk melampaui batas kelas dan memperluas cakrawala, langsung dari tangan pertama yang telah membuktikannya.

Humas UM (YMN)

Humas Universitas Mulia, 26 Mei 2025 Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Mulia menjalin kerja sama strategis dengan FEB Universitas Widya Gama Mahakam (UWGM) Samarinda dalam bentuk program pertukaran dosen. Kerja sama ini dilatarbelakangi oleh semangat memperluas jejaring antarlembaga perguruan tinggi dan mendukung implementasi kebijakan Kampus Merdeka dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.

Kaprodi Manajemen FEB Universitas Mulia, Dr. Pudjiati, S.E., M.M., menjelaskan bahwa UWGM dipilih sebagai mitra karena memiliki akreditasi Baik Sekali, termasuk beberapa program studi di dalamnya yang telah menunjukkan reputasi akademik yang kuat.

“Tujuan utama dari program ini adalah untuk meningkatkan kepercayaan diri dosen agar mampu mengajar tidak hanya di kampus sendiri, tetapi juga berkolaborasi dengan dosen lain dalam pengajaran lintas institusi,” ungkap Dr. Pudji.

Program pertukaran ini telah mulai dilaksanakan, diawali dengan kunjungan dari dosen FEB UWGM ke Universitas Mulia pada 19 Mei 2025, yang kemudian disusul dengan kunjungan balasan dari dosen FEB Universitas Mulia ke UWGM pada 21 Mei 2025.

Penyerahan Dokumen Implementation of Agreement Kaprodi Manajemen Universitas Mulia, Dr. Pudjiati, S.E., M.M., menyerahkan dokumen Implementation of Agreement (IA) kepada Kaprodi Manajemen Universitas Widya Gama Mahakam Samarinda sebagai bentuk resmi dimulainya kerja sama pertukaran dosen.

Adapun mata kuliah yang akan diampu dalam program ini mencakup Manajemen, Perilaku Organisasi, Akuntansi Manajemen, Kewirausahaan, dan Pengantar Akuntansi. Beberapa dosen Universitas Mulia yang terlibat di antaranya adalah Dr. Abdul Halim, M.M., Murtasiyah, S.E., M.M., dan Nandha Narendra Muvano, S.E., M.M. dari Program Studi Manajemen. Dari Prodi Akuntansi turut berpartisipasi Ekki Satria Jaya, S.E., M.Si., Ak., C.FA, Henny Oktapiyani, S.E., M.Ak., serta Khadijah Zhafarina Noorendi, S.Ak., M.Ak.

Penyerahan Dokumen IA Prodi Akuntansi Kaprodi Akuntansi Universitas Mulia, Eko Edy Susanto, S.E., M.Ak., menyerahkan dokumen Implementation of Agreement (IA) kepada Kaprodi Akuntansi Universitas Widya Gama Mahakam Samarinda dalam rangka kerja sama akademik antarkampus.

Selain pengajaran, bentuk kerja sama ini juga mencakup studi banding dalam bidang kewirausahaan, pengembangan kurikulum, penelitian bersama, serta pelaksanaan Pengabdian kepada Masyarakat (PKM). Menurut Dr. Pudji, kerja sama ini diharapkan memberikan manfaat konkret, seperti peningkatan kualitas tridharma perguruan tinggi, pengembangan profesional dosen, serta penguatan reputasi akademik Universitas Mulia.

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mulia menerima kunjungan dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Widya Gama Mahakam (UWGM) Samarinda dalam rangka penjajakan kerja sama akademik antarprogram studi.

“Kontribusi program ini terhadap peningkatan kualitas akademik di Prodi Manajemen mencakup penguatan kurikulum dan pembelajaran, peningkatan mutu penelitian dosen, serta dukungan terhadap pengembangan dosen dan peningkatan akreditasi program studi,” tambahnya.

Kerja sama ini juga memberikan dampak langsung kepada mahasiswa, misalnya dalam bentuk kuliah tamu dan kelas bersama (joint class), yang telah mulai dilaksanakan oleh dosen FEB UWGM di Program Studi Manajemen dan Akuntansi Universitas Mulia.

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mulia melakukan kunjungan balasan ke Universitas Widya Gama Mahakam (UWGM) Samarinda sebagai tindak lanjut kerja sama pertukaran dosen dan kolaborasi tridharma perguruan tinggi.

Dr. Pudji menegaskan bahwa kolaborasi ini tidak berhenti di pengajaran saja. Saat ini, penelitian kolaboratif antar dosen dari kedua kampus juga tengah berjalan. Ia berharap agar kerja sama ini tidak bersifat sementara atau seremonial semata, tetapi dapat memberikan manfaat jangka panjang melalui implementasi program yang konsisten dan terstruktur.

Sebagai penutup, ia menyampaikan pesan kepada seluruh dosen dan mahasiswa untuk mendukung penuh program ini. “Bagi dosen, ini adalah peluang strategis untuk memperluas wawasan, berbagi keahlian, serta memperkaya metode dan materi pembelajaran. Sementara bagi mahasiswa, ini menjadi kesempatan belajar langsung dari berbagai narasumber, praktisi, dan dosen dari luar kampus,” pungkasnya.

Humas UM (YMN)

WR III Bidang kemahasiswaan dan Alumni Universitas Mulia, Sumardi, S.Kom., M.Kom., paparkan urgensi budaya dan etika bermedia sosial dalam era digital yang penuh tantangan

Humas Universitas Mulia, 26 Mei 2025 Dalam kegiatan Sosialisasi Kinerja Kepolisian bertema “Sinergitas Kepolisian dan Perguruan Tinggi dalam Bijak Bermedia Sosial” yang digelar di Ballroom Cheng Hoo Universitas Mulia pada Senin, 26 Mei 2025, Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Sumardi, S.Kom., M.Kom., turut tampil sebagai narasumber yang menyampaikan pemaparan bertajuk “Budaya dan Etika Digital Media Sosial.”

Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Universitas Mulia, Sumardi, S.Kom., M.Kom., saat memaparkan materi bertema Budaya dan Etika Digital Media Sosial dalam kegiatan Sosialisasi Kinerja Kepolisian, Senin (26/5/2025).

Dalam paparannya, Sumardi menekankan bahwa media sosial merupakan ruang publik baru yang membuka peluang besar bagi siapa saja untuk menyuarakan opini dan memperoleh informasi. Namun, ia juga mengingatkan bahwa kebebasan berekspresi di dunia maya tidaklah tanpa batas.

“Kebebasan berbicara, baik di dunia nyata maupun dunia maya, adalah hak asasi manusia yang dijamin konstitusi dan hukum internasional. Namun, hak tersebut harus disertai tanggung jawab dan tidak boleh melanggar hak orang lain maupun merusak ketertiban umum,” tegas Sumardi.

Mengutip Pasal 19 dan Pasal 20 Kovenan Internasional tentang Hak Sipil dan Politik (ICCPR), serta Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE), Sumardi menekankan pentingnya masyarakat, khususnya generasi muda, untuk memahami batasan hukum dan etika dalam menggunakan media sosial.

Para peserta tampak khusyuk memanjatkan doa bersama sesaat sebelum kegiatan Sosialisasi Kinerja Kepolisian dimulai di Ballroom Gedung Cheng Hoo Universitas Mulia.

Ia juga menggarisbawahi fenomena “digital native”, yakni generasi yang lahir dan tumbuh dalam ekosistem digital. Generasi ini sangat akrab dengan teknologi dan media sosial, namun belum tentu memiliki literasi digital yang memadai.

“Remaja hari ini sangat fasih menggunakan teknologi, tetapi belum tentu memahami dampak sosial dan etika dari setiap tindakan digital mereka. Maka dari itu, penting bagi kita untuk menginternalisasi nilai-nilai budaya dan etika dalam aktivitas daring,” tambahnya.

Dalam presentasinya, Sumardi juga menguraikan beberapa advantage dan disadvantage dari media sosial. Di satu sisi, media sosial mampu meningkatkan konektivitas, edukasi, dan solidaritas sosial. Namun di sisi lain, ia juga dapat memicu masalah serius seperti perundungan siber (cyberbullying), penipuan digital, adiksi, hingga kerusakan reputasi pribadi.

Materi juga menampilkan The Ten Commandments of Computer Ethics, prinsip-prinsip moral dalam penggunaan teknologi informasi yang mencakup larangan menyebarkan hoaks, menghormati hak cipta, menjaga privasi, serta menghindari perilaku manipulatif dan tidak bertanggung jawab di ruang digital.

Suasana kegiatan Sosialisasi Kinerja Kepolisian yang berlangsung hangat dan interaktif, dengan dihadiri oleh sivitas akademika Universitas Mulia dan jajaran Kepolisian Daerah Kalimantan Timur.

Sebagai penutup, Sumardi mendorong mahasiswa Universitas Mulia untuk tidak hanya menjadi pengguna pasif media sosial, tetapi juga menjadi agen literasi digital yang mampu membedakan antara opini dan fakta, serta menjaga etika dan martabat dalam setiap interaksi daring.

“Jadilah netizen yang bahagia, yang menghargai nilai-nilai, sopan santun, dan berkontribusi positif dalam dunia digital,” pungkasnya.

Dengan penyampaian yang penuh semangat dan berbasis data, kehadiran Sumardi dalam forum ini memperkuat pesan pentingnya sinergi antara pendidikan tinggi dan aparat penegak hukum dalam membangun budaya digital yang sehat, cerdas, dan beretika.

Humas UM (YMN)


Humas Universitas Mulia, 26 Mei 2025 Acara Sosialisasi Kinerja Kepolisian bertema “Sinergitas Kepolisian dan Perguruan Tinggi dalam Bijak Bermedia Sosial” yang diselenggarakan di Ballroom Gedung Cheng Hoo Universitas Mulia pada Senin, 26 Mei 2025, mendapat perhatian khusus dari para narasumber, salah satunya adalah Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Kalimantan Timur, KOMBES POL. Yulinto, S.I.K., M.Sc.

Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Kalimantan Timur, KOMBES POL. Yulinto, S.I.K., M.Sc., saat memberikan sambutan pada kegiatan Sosialisasi Kinerja Kepolisian bertema “Sinergitas Kepolisian dan Perguruan Tinggi dalam Bijak Bermedia Sosial” di Universitas Mulia.

Dalam sambutannya, Kombes Pol. Yulinto menggarisbawahi bahwa isu media sosial masih sangat relevan untuk terus dibahas, terutama di kalangan generasi muda dan lingkungan akademik. Hal ini diperkuat dengan data dan pemaparan sebelumnya oleh Wakil Rektor II Universitas Mulia, Yusuf Wibisono, S.E., M.T.I., yang menekankan perlunya kesadaran dan kecerdasan digital dalam menghadapi derasnya arus informasi.

“Kalau kita berbicara tentang media sosial, apakah masih layak dibicarakan saat ini? Ya, sangat layak. Meskipun beberapa platform telah eksis bahkan sebelum sebagian besar mahasiswa hari ini lahir,” ungkap Kombes Yulinto.

Ia menjelaskan, media sosial telah hadir sejak tahun 1997 melalui platform Six Degrees, diikuti oleh Friendster, Facebook pada 2004, hingga kini berkembang pesat dengan platform seperti Instagram dan TikTok. Berdasarkan pengamatannya, Instagram merupakan salah satu platform yang paling banyak digunakan masyarakat Kalimantan Timur saat ini.

Wakil Rektor II Bidang Sumber Daya Universitas Mulia, Yusuf Wibisono, S.E., M.T.I., menyerahkan plakat sebagai bentuk apresiasi kepada Kepala Bidang Humas Polda Kaltim, KOMBES POL. Yulinto, S.I.K., M.Sc., atas sinergi dalam penguatan literasi digital.

Sebagai bentuk apresiasi kepada peserta kegiatan, Kombes Yulinto turut menyampaikan adanya hadiah voucher belanja senilai satu juta rupiah sebagai bagian dari giveaway yang teknis pelaksanaannya akan disampaikan oleh panitia melalui media sosial.

Lebih lanjut, Kabid Humas juga menyambut baik kolaborasi dengan Universitas Mulia, khususnya dalam memberikan edukasi dan pembinaan kepada mahasiswa agar lebih bijak dalam bermedia sosial.

“Kami sangat mengucapkan terima kasih kepada pihak kampus atas kesempatan yang diberikan untuk melaksanakan kegiatan ini. Harapannya, sinergi ini tidak berhenti di sini, namun dapat terus berlanjut dan ditindaklanjuti pada kesempatan berikutnya,” ujarnya.

Ia juga mengapresiasi kontribusi Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Sumardi, S.Kom., M.Kom., yang telah mengintegrasikan kegiatan ini sebagai bagian dari aktivitas ekstrakurikuler mahasiswa, sehingga memiliki dampak yang lebih luas dan berkelanjutan.

Foto bersama para tamu undangan, narasumber, dan peserta usai seremonial pembukaan kegiatan Sosialisasi Kinerja Kepolisian di Ballroom Gedung Cheng Hoo Universitas Mulia, Senin (26/5/2025).

Dengan semangat kolaboratif antara institusi pendidikan tinggi dan aparat kepolisian, acara ini menjadi langkah nyata dalam membangun budaya digital yang sehat, cerdas, dan bertanggung jawab di tengah masyarakat.

Humas UM (YMN)

Humas Universitas Mulia, 26 Mei 2025 – Universitas Mulia menggelar kegiatan sosialisasi kinerja kepolisian dengan mengusung tema “Sinergitas Kepolisian dan Perguruan Tinggi dalam Bijak Bermedia Sosial”, Senin, 26 Mei 2025, bertempat di Ballroom Gedung Cheng Hoo, Kampus Universitas Mulia. Kegiatan ini dihadiri oleh sivitas akademika serta perwakilan dari Kepolisian Daerah Kalimantan Timur.

Acara ini dibuka secara resmi oleh Wakil Rektor II Bidang Sumber Daya, Yusuf Wibisono, S.E., M.T.I., yang dalam sambutannya menekankan pentingnya peningkatan literasi digital di tengah masifnya penggunaan teknologi komunikasi di Indonesia. Menurutnya, sinergi antara institusi pendidikan tinggi dan aparat kepolisian merupakan langkah strategis dalam mengedukasi masyarakat, khususnya generasi muda, untuk lebih cerdas dan bijak dalam menggunakan media sosial.

Wakil Rektor II Bidang Sumber Daya, Yusuf Wibisono, S.E., M.T.I., saat menyampaikan sambutan pembuka pada kegiatan Sosialisasi Kinerja Kepolisian di Ballroom Gedung Cheng Hoo Universitas Mulia, Senin (26/5/2025).

“Tema hari ini sangat kontekstual dan relevan dengan situasi saat ini. Literasi digital, terutama dalam hal bijak bermedia sosial, adalah isu yang tidak boleh kita abaikan. Ini menjadi tanggung jawab bersama, termasuk institusi pendidikan tinggi,” ujar Yusuf Wibisono.

Dalam paparannya, Yusuf Wibisono menyampaikan data bahwa pada tahun 2023 jumlah penduduk Indonesia mencapai sekitar 278 juta jiwa, sedangkan jumlah smartphone aktif yang digunakan mencapai 364 juta unit, atau sekitar 128 persen. Hal ini menunjukkan tingginya akses dan penggunaan teknologi informasi, namun belum diimbangi dengan kemampuan literasi digital yang memadai.

“Indonesia adalah pengguna smartphone terbesar keempat di dunia setelah China, India, dan Amerika Serikat. Namun, menurut data Digital Competitiveness Index yang dirilis oleh Institute for Management Development (IMD) tahun 2024, Indonesia hanya menempati peringkat 43 dari 67 negara dalam hal literasi digital,” jelasnya.

Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa rendahnya kecerdasan digital masyarakat Indonesia sebagian besar disebabkan oleh ketidakmampuan membedakan antara fakta dan opini. Hal ini menyebabkan maraknya penyebaran informasi yang belum terverifikasi kebenarannya.

Wakil Rektor II Universitas Mulia, Yusuf Wibisono, S.E., M.T.I., menerima cendera mata dari Kepala Bidang Humas Polda Kalimantan Timur, KOMBES POL. Yulinto, S.I.K., M.Sc., sebagai simbol apresiasi atas kerja sama antara kepolisian dan perguruan tinggi dalam membangun literasi digital yang bijak.

“Reaktivitas emosional saat menerima informasi, tanpa mengecek sumber dan keabsahan datanya, menjadi salah satu penyebab utama rendahnya kualitas literasi digital. Oleh karena itu, kita semua harus menjadi pionir dalam membedakan fakta dan opini, dimulai dari lingkungan terkecil kita masing-masing,” tegasnya.

Acara ini menghadirkan narasumber dari Kepolisian Daerah Kalimantan Timur, yakni AKBP Mustofa, S.E., selaku Kasubdit Penmas Bidhumas Polda Kaltim dan IPDA Ibrahim, Ps. Panit Subdit Siber Ditreskrimsus Polda Kaltim. Keduanya memaparkan berbagai aspek hukum dan potensi pelanggaran yang terjadi di dunia digital, termasuk bagaimana aparat kepolisian menangani kasus-kasus kejahatan siber dan ujaran kebencian di media sosial.

Para tamu undangan, narasumber, dan peserta berdiri khidmat menyanyikan lagu Indonesia Raya sebagai pembuka rangkaian kegiatan Sosialisasi Kinerja Kepolisian di Universitas Mulia.

Turut hadir sebagai narasumber dari pihak kampus, Sumardi, S.Kom., M.Kom., Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Universitas Mulia, yang menyoroti peran aktif mahasiswa dalam menciptakan ekosistem digital yang sehat dan bertanggung jawab.

Kegiatan ini menjadi bagian dari komitmen Universitas Mulia dalam mendukung program literasi digital nasional dan membangun budaya akademik yang adaptif terhadap perkembangan teknologi informasi. Diharapkan melalui forum ini, sinergi antara kepolisian dan perguruan tinggi dapat memperkuat kesadaran masyarakat terhadap pentingnya etika digital serta tanggung jawab bermedia sosial.

Humas UM (YMN)