Foto bersama peserta dengan narasumber Kuliah Umum dari Pengurus Cabang Ikatan Apoteker Indonesia Kota Balikpapan dalam rangka World Pharmacist Day 2022 di Universitas Mulia, Sabtu (24/9). Foto: Nanda

Dalam rangkaian kegiatan World Pharmacists Day (WPD) atau Hari Apoteker Sedunia 25 September 2022

UM – Program Studi Farmasi Fakultas Humaniora dan Kesehatan (FHK) bersama dengan Pengurus Cabang Ikatan Apoteker Indonesia Kota Balikpapan menggelar Kuliah Umum di Universitas Mulia. Kuliah berlangsung di Ruang Eksekutif White Campus, Jalan Letjen Zaini Azhar Maulani, Damai Bahagia, Balikpapan, Sabtu (24/9).

Kuliah umum digelar dalam rangkaian kegiatan World Pharmacists Day (WPD) atau Hari Apoteker Sedunia 25 September 2022 yang diselenggarakan Ikatan Apoteker Indonesia.

Tampil sebagai narasumber dari PC IAI Kota Balikpapan antara lain apt. Wiwin Ermina, M.P.H, apt. Rida Saputra, S.Farm, dan apt. Ultrayani M, S.Farm., M.Si dengan topik tentang saatnya Indonesia bebas dari TB (Tuberculosis) dimulai dari diri sendiri.

Tuberculosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman atau bakteri micro bacterium tuberculosis terutama berpotensi serius yang mempengaruhi paru-paru dan bukan penyakit turunan. Bakteri penyebab TB menyebar ketika orang yang terinfeksi batuk atau bersin.

Narasumber menerangkan apa saja gejala yang ditimbulkan TB, bagaimana mencegah penularan hingga bagaimana mendapatkan pengobatan dan cara menyimpan obat serta membuang obat yang rusak dengan benar.

Kuliah Umum dari Pengurus Cabang Ikatan Apoteker Indonesia Kota Balikpapan dalam rangka World Pharmacist Day 2022 di Universitas Mulia, Sabtu (24/9). Foto: Nanda

Kuliah Umum dari Pengurus Cabang Ikatan Apoteker Indonesia Kota Balikpapan dalam rangka World Pharmacist Day 2022 di Universitas Mulia, Sabtu (24/9). Foto: Nanda

Dekan FHK Mada Aditia Wardana menerima cenderamata sertifikat dari pengurus cabang IAI Balikpapan usai kuliah umum. Foto: Nanda

Dekan FHK Mada Aditia Wardana menerima cenderamata sertifikat dari pengurus cabang IAI Balikpapan usai kuliah umum. Foto: Nanda

Dekan FHK Mada Aditia Wardana, S.Sos., M.M mengatakan bahwa kuliah umum ini juga terkait agenda rutin akademik. “Kuliah umum ini merupakan agenda rutin akademik. Diharapkan mahasiswa mendapat pengayaan dari pihak eksternal khususnya expertise atau pakar yang itu memberikan keilmuan kepada mahasiswa,” tutur Mada Aditia.

Meski materi kuliah bersifat umum, lanjutnya, namun kali ini kebetulan narasumber dari IAI yang sangat relevan dengan Prodi Farmasi.

Mada mengatakan, Prodi Farmasi telah melakukan kerja sama dengan IAI Cabang Balikpapan sejak tahun 2021 yang lalu. “Dan itu diawali dengan Seminar Nasional yang diselenggarakan IAI Kalimantan Timur dengan Nasional. Kita menjadi mitra yang memfasilitasi kegiatan seminar online itu,” tutur Mada.

Sementara itu, salah satu mahasiswa Farmasi yang mengikuti Kuliah Umum mengatakan cukup puas mengikuti kegiatan. “Dapat ilmu dari dosennya, juga dapat ilmu dari luar, dari praktisi dan apoteker yang ada di Balikpapan,” ungkap mahasiswa.

Mada menambahkan, secara prinsip belajar bisa di mana saja, dan ilmu pun bisa didapat di mana saja. “Jadi satu motivasi yang perlu dikenalkan kepada mahasiswa itu bahwa selain mendapatkan ilmu dari internal di kampus khususnya Prodi Farmasi, mahasiswa juga didorong mendapatkan ilmu dari luar, dalam hal ini dengan IAI,” tuturnya.

Mada berharap ke depan hubungan kemitraan antara Prodi Farmasi dengan Pengurus Cabang IAI Kota Balikpapan terus berlanjut lewat kegiatan-kegiatan pendidikan seperti Kuliah Umum.

Dalam beberapa tahun terakhir ini IAI cukup aktif menyelenggarakan sosialisasi di media sosial. Ini terlihat dengan banyaknya Twibbon, tagar WPD, dan Edukasi Raising Community Awareness WPD 2022 tentang sosialisasi pentingnya menerapkan pola hidup yang lebih sehat agar terhindar dari penyakit diabetes, TBC, dan penyakit lainnya.

WDP jatuh pada setiap tanggal 25 September dan diselenggarakan serentak di seluruh Indonesia. Tahun 2022 ini memiliki tagline Apoteker Bersatu dalam Aksi Menuju Dunia yang Lebih Sehat.

(SA/Puskomjar)

Kevin Lemuel Kusuma, M.Th saat menjadi narasumber webinar tentang manajemen sekretaris dan kepemimpinan, Kamis (14/4/2022). Foto: YouTube

UM – Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) menggelar webinar tentang kesekretarisan dan kepemimpinan (Leadership) khususnya untuk Program Studi D3 Administrasi Perkantoran dan seluruh mahasiswa, Kamis (14/4). Tampil sebagai narasumber, Kevin Lemuel Kusuma, seorang aktivis muda yang aktif dalam beberapa organisasi di Balikpapan.

Dekan FEB Ivan Armawan, S.E M.M dalam sambutannya mengatakan bahwa webinar ini ditujukan untuk memberikan wawasan kepada seluruh mahasiswa tentang pentingnya kemampuan Leadership di setiap bidang pekerjaan. Apalagi terkait dengan tugas-tugas seorang sekretaris yang bertugas selalu mendampingi pimpinan.

Selain memiliki kecakapan di bidang kesekretarisan, seorang sekretaris juga dituntut mengikuti perkembangan zaman dan menguasai teknologi dengan baik. Berbagai tugas kesekretarisan dan pekerjaan pimpinan menjadi lebih ringkas dan mudah terbantu.

Dekan berharap, setelah mengikuti webinar ini mahasiswa akan memiliki pemahaman dan wawasan terkait tugas-tugas sekretaris dan pentingnya memiliki kemampuan kepemimpinan.

Sementara itu, acara yang dipandu moderator muda Flash Gunawan, mahasiswa S1 Teknologi Informasi Fakultas Ilmu Komputer ini dari awal sampai akhir berjalan lancar. Visualisasi grafik siaran streaming memiliki tampilan yang menarik, yang dikerjakan oleh anak-anak muda dari Divisi Media Kreatif.

Selain mengikuti lewat aplikasi Zoom Meeting, mahasiswa maupun peserta umum juga mengikuti siaran Streaming kanal YouTube Universitas Mulia.

“Lho? Kita kan belajar menjadi sekretaris? Apa perlu Leadership? Apa perlu manajemen? Apa perlu belajar kreativitas? Kali ini adalah sangat perlu!” kata narasumber, Kevin Kusuma menjawab ketidaktahuan dan kegelisahan mahasiswa.

Menurut Kevin, saat ini hidup orang ditentukan dengan hanya satu alat, yakni telepon genggam. “Ibaratnya pesan tiket. Dulu kita harus datang ke konter, sekarang cukup dari hape. Dulu ingin makan ke tempat makan, sekarang cukup pesan dari hape. Semuanya telah berubah,” ungkap Kevin memberikan contoh perubahan zaman.

Meski demikian, ia mengingatkan sekretaris perlu memiliki kreativitas. “Dimana seorang sekretaris itu kalau tidak bisa mengikuti perkembangan zaman dan tidak mengikuti situasi, pasti akan ketinggalan,” tandas Kevin.

Bukan hanya itu, dampak dari ketertinggalan seorang sekretaris akan berimplikasi pada perusahaan yang juga mengalami ketertinggalan.

“Gambarannya begini nih, zaman sekarang komunikasi sudah by WhatsApp, online. Kalau sekretarisnya tidak menggunakan WhatsApp, tiba-tiba menggunakan komputer, laptop. Bagaimana bisa menjalankan tugas dengan baik?” papar Kevin panjang lebar.

Seluruh pekerjaan sekretaris di zaman sekarang ini, menurutnya, banyak melibatkan teknologi informasi. Oleh karena itu, kemampuan kreativitas sangat diperlukan sekretaris untuk menyelesaikan pekerjaannya.

Meski demikian, ia mengingatkan agar seorang sekretaris juga memiliki kemampuan Leadership. “Sekretaris perlu Leadership karena dia mengatur sebuah strategi agar pimpinannya bisa punya waktu dan manajemen yang baik,” tuturnya.

Paparan Kevin cukup mudah dipahami dengan disertai beberapa contoh. Ia kemudian memberikan contoh apabila dalam waktu yang sama, beberapa orang ingin bertemu dengan pimpinan. Maka, sekretaris bertugas mengatur waktu pertemuan agar berjalan baik sehingga tercapai tujuan dan harapan masing-masing.

(SA/PSI)

Kuliah Umum Program Studi Informatika : Mengenal Teknologi Kecerdasan Buatan dan Robotika, Sabtu (18/9). Foto: Media Kreatif

UM – Program Studi Informatika Fakultas Ilmu Komputer Universitas Mulia menggelar Kuliah Tamu tentang Teknologi Kecerdasan Buatan dan Robotika. Dr. Dyah Aruming Tyas, S.Si., Dosen Departemen Ilmu Komputer dan Elektronika Universitas Gadjah Mada tampil sebagai narasumber, Sabtu (18/9) yang lalu.

“Saya baru bergabung dengan UGM tahun ini ditempatkan di Lab Sistem Cerdas Departemen Ilmu Komputer dan Elektronika,” tutur Dr. Dyah mengawali perkenalan.

Sambil memperkenalkan diri, Doktor lulusan Ilmu Komputer UGM yang masih muda ini sebelum menjadi dosen pernah bekerja di PT. Multipolar Technology Tbk sebagai IT Provider. Kemudian ia mendapat kesempatan untuk melanjutkan studi hingga S3.

“Alhamdulillah dapat menyelesaikan apa yang sudah saya mulai, meskipun ini tidak mudah,” katanya sambil tersenyum.

Bidang riset yang diminati terkait Image Processing, Computer Vision, dan Artificial Intelligence. Pada kesempatan ini, dirinya berbagi pengetahuan dan pengalaman atau sharing kepada para mahasiswa terkait dengan Kecerdasan Buatan dan Robotika.

Memahami proses kecerdasan pada manusia untuk memahami Kecerdasan Artifisial. Dr. Dyah didampingi Isa Rosita, M.Cs. Sekretaris Prodi Informatika. Foto: Slide

Memahami proses kecerdasan pada manusia untuk memahami Kecerdasan Artifisial. Dr. Dyah didampingi Isa Rosita, M.Cs. Sekretaris Prodi Informatika. Foto: Slide

“Untuk Robotika tidak sampai memperdalamnya, tapi di Departemen Ilmu Komputer dan Elektronika UGM sempat dipelajari sehingga betul-betul memberikan gambaran sedikit ya terkait Robotika,” tuturnya.

Menurutnya, kata Kecerdasan Buatan lebih cocok dengan kata Kecerdasan Artifisial. Saat ini kata Aritificial dalam bahasa Inggris telah diserap ke dalam bahasa Indonesia sehingga masuk Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) sebagai Artifisial yang berarti tidak alami atau buatan.

“Apa sih Kecerdasan Artifisial ini?” tanyanya kepada audiens.

Kalau menurut KBBI, lanjutnya, cerdas itu sempurna perkembangan akal budinya, tajam pikirannya. “Nah, kalau kecerdasan itu apa? Kecerdasan itu perihal cerdas atau intelegensi, kemudian yang kedua itu kesempurnaan perkembangan akal budi,” tuturnya.

Menurutnya, keterangan arti kecerdasan tersebut merujuk pada manusia. “Karena ada akal budi ya, akal budi itu hanya ada pada manusia,” ungkapnya.

“Nah, bagaimana dengan arti Kecerdasan Artifisial?” tanyanya kembali kepada audiens yang banyak didominasi mahasiswa dari Program Studi Informatika dan didampingi Sekretaris Program Studi Isa Rosita, S.Kom., M.Cs.

Menurutnya, manusia untuk melakukan suatu tindakan adalah pertama ia akan memahami situasi lebih dulu. Dengan memahami situasi tersebut, lanjutnya, manusia akan berpikir tentang situasi tersebut untuk melakukan tindakan berikutnya atau tidak.

“Bagaimana manusia itu melakukan proses berpikir?” tanyanya kepada audiens. Lebih lengkap, silakan ikuti arsip video dokumentasi di bawah ini.

(SA/PSI)

Prof. Dr. Sri Umi Mintarti W dari Universitas Negeri Malang saat memberikan paparan tentang Pembelajaran Inovatif di Universitas Mulia. Foto: Tangkapan layar

UM – Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen menggelar pelatihan Pembelajaran Inovatif bagi dosen Universitas Mulia. Tampil sebagai narasumber Prof. Dr. Sri Umi Mintarti W., S.E., M.P.,Ak, Guru Besar Universitas Negeri Malang, Sabtu (18/9) yang lalu.

“Sebagai dosen, kita tentu wajib untuk meningkatkan keilmuan kita, tidak sedikit dosen yang pintar dan sangat menguasai keilmuannya, tetapi kurang mampu melakukan transfer ilmu, delivery ke mahasiswa. Ini tentu menjadi masalah sendiri, karena kita sebagai dosen pendidik, bukan ilmuwan,” tutur Yusuf Wibisono, S.E., M.T.I., Wakil Rektor Bidang Akademik Universitas Mulia mengawali sambutan.

Menurut Yusuf Wibisono, hal ini diibaratkan seperti kue yang berhasil dibuat dengan baik, tetapi saat melalui proses pengiriman kepada pelanggan kue dalam kondisi berantakan.

Kedua, menurutnya, sebenarnya dosen sudah memiliki berbagai macam metode yang selama ini digunakan untuk mengajar. “Tetapi karena tidak adanya pembaruan, dan metode yang digunakan itu-itu saja, maka mahasiswa boleh jadi akan bosan, karena caranya tidak pernah ganti, tidak ada variasi,” tuturnya.

Ia berharap, dengan pelatihan Pembelajaran Inovatif ini akan membuka cakrawala bagi para dosen, selain memiliki kemampuan keilmuan dengan baik, dosen juga memiliki keahlian untuk melakukan delivery kepada mahasiswa dengan baik.

Sementara itu, Prof. Umi Mintarti mengatakan bahwa kegiatan ini bukan pelatihan, tetapi sharing ilmu terkait pembelajaran inovatif. Menurutnya, pembelajaran inovatif diawali dengan pembelajaran efektif.

Prof. Dr. Sri Umi Mintarti W dari Universitas Negeri Malang saat memberikan paparan tentang Pembelajaran Inovatif di Universitas Mulia. Foto: Tangkapan layar

Prof. Dr. Sri Umi Mintarti W dari Universitas Negeri Malang saat memberikan paparan tentang Pembelajaran Inovatif di Universitas Mulia. Foto: Tangkapan layar

Prof. Mintarti mengatakan bahwa pembelajaran efektif bagaimana pembelajaran efektif. “Nah, pembelajaran inovatif itu barangkali ibu bapak akan menggabungkan atau membuat yang lebih bagus, yang inovatif dari pembelajaran efektif sehingga akan menjadi pembalajaran inovatif,” tuturnya.

“Jadi tidak berdiri sendiri, misalnya, hanya satu pembelajaran efektif, tetapi efektif yang mana yang bisa kita kolaborasi atau yang kita modif sehingga menjadi pembelajaran yang lebih inovatif dari pembelajaran efektif,” tutur Pakar Pendidikan dari Kota Malang ini.

Prof. Mintarti mengatakan dirinya yakin banyak dosen yang telah melakukan pembelajaran inovatif, hanya saja bisa jadi menggunakan cara dengan nama yang lain. “Apalah arti dari sebuah nama, yang penting bapak ibu melakukan aksi transfer ilmu kepada para pembelajar,” tuturnya.

Menurutnya, dengan telah melakukan transfer ilmu tersebut, dosen sudah merasa yakin mahasiswa kan menerima ilmu yang telah disampaikan dosen dengan baik. Tetapi, Prof. Mintarti mengingatkan bahwa mahasiswa juga perlu tahu mengapa sesuatu fenomena itu terjadi.

Hal itu terjadi mengingat dosen sering menganggap mahasiswa memiliki pemahaman yang sama dengan pemahaman diri dosen. “Karena (mahasiswa) disamakan dengan diri kita (dosen), ah (diajari) begini saja (mahasiswa langsung) sudah bisa, nah inilah kelemahan kita (dosen), sama seperti saya, saya juga memiliki pemahaman seperti itu,” tuturnya.

Pada sesi sharing pembelajaran inovatif ini, Prof. Mintarti memberikan paparan terkait tiga hal, yakni hakikat pembelajaran, inovasi pembelajaran, dan role playing inovasi pembelajaran. Dirinya dibantu oleh beberapa dosen muda (mahasiswanya) untuk membantu memaparkan role playing pembelajaran inovatif.

“Di tempat kami ada semacam kompetensi inobel, inovasi pembelajaran, jadi masing-masing mahasiswa membuat proposal inovasi pembelajaran pada masing-masing mata kuliah yang diajarkan,” tuturnya.

Prof. Mintarti mengatakan bahwa pembelajaran masa kini sangat berbeda dengan pembelajaran masa lalu.

“Dulu, murid itu hanya menerima, jadi apa yang diberikan oleh guru, ya itu yang akan diterima, tidak minta yang lainnya. Tetapi, sekarang, murid itu akan minta lebih daripada apa yang kita sampaikan sehingga guru harus mengikuti jalan pikiran peserta didik kita,” terangnya panjang lebar.

Sharing pembelajaran inovatif ini sangat menarik, terutama bagi dosen yang selama ini telah menjalankan pembelajaran di kelas dan tampak berhasil.

Tidak heran, jumlah peserta dalam sesi sharing yang berlangsung lebih dari 3 jam ini diikuti beberapa dosen baik dari Fakultas Ilmu Komputer maupun Fakultas Humaniora dan Kesehatan Universitas Mulia.

Paparan pakar pendidikan tentang pembelajaran inovatif ini sangat menarik. Ikuti lebih lanjut pada rekaman video di Channel YouTube Universitas Mulia ini.

(SA/PSI)

Kuliah Umum Pelatihan dan Penulisan Artikel Jurnal oleh Triesninda Pahlevi, S.Pd., M.Pd. dosen Universitas Negeri Surabaya, Kamis (29/4).

UM – Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Mulia menggelar Kuliah Umum Pelatihan Penulisan Artikel dan Jurnal. Tampil sebagai narasumber Triesninda Pahlevi, S.Pd, M.Pd. dosen Universitas Negeri Surabaya. Kuliah diselenggarakan daring dan disiarkan terbuka streaming YouTube, Kamis (29/4) yang lalu.

Ketua Program Studi Manajemen Linda Fauziyah Ariyani, S.Pd., M.Pd., yang juga koordinator pelaksana kegiatan kuliah umum ini mengatakan bahwa tujuan kegiatan ini untuk membekali mahasiswa tentang cara menulis artikel maupun jurnal. “Sehingga mereka diharapkan ketika menyelesaikan Skripsi, mereka mampu mencari sumber-sumber ilmiah dan melakukan publikasi hasil penelitiannya,” tutur Linda.

Menurutnya, selain untuk mahasiswa, kegiatan kuliah umum ini juga ditujukan untuk dosen sehingga minimal mampu memilih jurnal terakreditasi nasional.

“Kegiatan kuliah umum ini juga sebagai tindak lanjut kerjasama Memorandum of Agreement antara Universitas Mulia dengan Universitas Negeri Surabaya khususnya Prodi Manajemen,” tuturnya.

Ia mengatakan bahwa dalam kerjasama ini keduanya sepakat melakukan kerjasama dalam bidang penelitian dan pengajaran. “Kuliah umum ini merupakan program yang kedua, berikutnya nanti dilanjutkan kerjasama dalam bidang penelitian,” ungkap Linda.

Pada kesempatan kuliah umum kali ini, Triesninda Pahlevi mengatakan bahwa dirinya sebagai dosen memiliki kewajiban untuk membimbing mahasiswa. “Menulis artikel atau jurnal ilmiah itu wajib dan menjadi keharusan bagi mahasiswa sebagai syarat kelulusan,” tuturnya sambil memperagakan cara mencari jurnal Manajamen di situs doaj.org.

DOAJ atau Directory of Open Access Journals atau Direktori Jurnal Akses Terbuka merupakan situs web yang mencantumkan daftar jurnal yang dapat diakses terbuka. DOAJ dikelola oleh Infrastructure Services for Open Access (IS4OA).

Diakses terbuka dalam arti dapat digunakan berdasarkan hak-hak yang diperlukan yang diberikan kepada para pengguna, seperti memiliki hak untuk membaca, mengunduh, menyalin, mendistribusikan, mencetak, mencari, atau menautkan ke naskah lengkap artikel-artikel tersebut.

DOAJ adalah direktori online yang melakukan indeksasi dan menyediakan akses ke jurnal yang berkualitas, open access, dan peer-reviewed. Semua layanan DOAJ tidak dipungut biaya, termasuk jika jurnal terindeks di DOAJ. Hingga Februari 2018, basis data DOAJ tercatat menyimpan sekira 11.210 buah jurnal.

“Jurnal yang semakin tinggi (akreditasinya) biasanya itu banyak yang berminat, untuk penerimaan artikel kita (agar dimuat ke dalam jurnal tersebut) itu akan melalui seleksi dalam waktu yang cukup lama. Jadi, harap bersabar ya menunggu accept jurnal kalian,” papar Triesninda.

“Tidak mudah masuk ke Sinta 1, biasanya yang masuk Sinta 1 itu sudah masuk Scopus, Bu Linda mungkin banyak pengalaman juga masuk di Scopus,” tambahnya.

Menurutnya, untuk mengetahui jurnal telah terindeks Scopus adalah dengan cara mengakses scimagojr.com. “Kita bisa tahu jurnal internasional yang terindeks Scopus, apakah Q4, Q3, Q2, atau Q1,” ungkapnya.

Ia mengatakan jurnal yang terindeks Scopus merupakan jurnal yang paling tinggi akreditasinya.

Paparan Triesninda Pahlevi lebih lengkap selanjutnya dapat diakses melalui YouTube. (SA/PSI)

Dihadapan mahasiswa Prodi Ilmu Hukum Universitas Mulia, Letda CHK Ungsi Horas Manik SH.MH hadir memberikan materi terkait sistem peradilan pidana militer, pada Jumat (30/4).

BALIKPAPAN– Demi meningkatkan pemahaman dan wawasan pengetahuan mahasiswa terkait Peradilan Militer di Indonesia, Program Studi Ilmu Hukum Universitas Mulia menghadirkan dosen tamu dari Pengadilan Militer I-07 Balikpapan.

Dihadapan mahasiswa Prodi Ilmu Hukum Universitas Mulia, Letda CHK Ungsi Horas Manik SH.MH hadir memberikan materi terkait sistem peradilan pidana militer, pada Jumat (30/4).

Dihadapan mahasiswa Prodi Ilmu Hukum Universitas Mulia, Letda CHK Ungsi Horas Manik SH.MH hadir memberikan materi terkait sistem peradilan pidana militer, pada Jumat (30/4).

Hadir sebagai pembicara, Panitera Muda Pidana Letda CHK Ungsi Horas Manik SH.MH yang membahas materi sistem peradilan pidana militer, digelar di White Campus,

Kaprodi Ilmu Hukum Universitas Mulia Okta Nofia Sari S.H.,M.H menuturkan, digelarnya kuliah dosen tamu ini berkaitan dengan mata kuliah yang ada di Prodi Ilmu Hukum, salah satunya adalah hukum pidana yang akan dikaitkan dengan hukum acara pidana dan peradilan militer.

“Kita hadirkan praktisi ini untuk menambah wawasan mahasiswa dalam bidang praktik. Disisi lain karena masih ada tanggapan bahwa peradilan militer itu bersifat tertutup, padahal tidak. Karena mereka sudah terbuka kepada masyatakat dan membagikan ilmunya, sehingga dengan ini mahasiswa dapat menambah materi selain dari teori yang telah diberikan oleh dosen sebelumnya, juga ada tambahan dari dosen praktisi dari peradilan militer,” tuturnya.

Ia juga menjelaskan, pemberian materi ini juga sehubungan dengan kerjasama Tri Dharma Perguruan Tinggi antara Universitas Mulia dengan Pengadilan Militer Balikpapan. “Kita sudah jalin kerjasama sejak Oktober tahun lalu, salah satunya adalah pendidikan, maka dengan begini kita berbagi keilmuannya,” jelasnya.

Kedepan, sebut Okta, mahasiswa akan diarahkan untuk melihat secara langsung praktik di Pengadilan Militer. “Jadi bukan hanya teori, mahasiswa akan bisa melihat langsung di Pengadilan Militer Balikpapan. Karena seperti yang kita tahu bahwa ada perbedaan, dari sisi orangnya yang diadili dalam peradilan militer berbeda dengan peradilan umum, disitu mereka nanti bisa melihat proses dari peradilan militer sehingga bisa membandingkan jalannya peradilan militer dengan peradilan umum,” sebutnya.

Sementara itu, menurut Letda CHK Ungsi Horas Manik SH.MH, pemberian pemahaman seperti ini perlu dilakukan kepada mahasiswa, baik pelaksanaan dan hukum acara di Pengadilan Militer. “Disini perlu kita jelaskan, sehingga nantinya lulusan dari sini bisa mengerti. Juga selama ini banyak orang tahu bahwa persidangan militer itu selalu digelar tertutup dan masyarakat masih belum tahu bahwa Pengadilan Militer sudah beberapa kali mengalami perubahan dan telah diambil alih oleh Mahkamah Agung setelah 2004,” tuturnya.

Sehingga, katanya, pengadilan militer telah berada dibawah Mahkamah Agung sehingga semua SOP harus sesuai dengan yang ditetapkan Mahkamah Agung seperti tiga peradilan lainnya, Peradilan Umum, Peradilan Agama dan Peradilan Tata Usaha Negara.

“Dalam pembahasan ini saya mulai dari pengenalan sistem peradilannya, kemudian susunan pengadilan di lingkup peradilan militer, skema alur penyelesaian perkara, penyidik hingga proses persidangan semua dijelaskan secara mendetail kepada mahasiswa,” ujarnya.

Kedepan, tambahnya, pemberian materi ini akan berlanjut dengan praktik persidangan di Pengadilan Militer I-07 Balikpapan. “Pihak kampus akan melakukan komunikasi rutin dengan kami, karena nantinya akan ada praktik persidangan, magang disana dan melihat tata cara persidangan militer, sehingga lulusan dari sini sudah tahu peradilan militer itu seperti apa,” katanya.

Dirinya pun berharap dengan pemberian materi ini mahasiswa dapat semkain mengerti dan paham terkait Peradilan Militer. “Dan lulusan dari sini saya berharap pula ada yang menjadi hakim militer, panitra militer hingga bisa jadi hakim agung dari sini. Dan juga saya berharap mahasiswa ini bisa berpartisipasi menunjang program pemerintah mensukseskan Ibu Kota Negara Baru,” harapnya. (mra)

Kuliah Umum Manajemen Virtual Office Era 4.0. Foto: YouTube

UM– Kembali, dosen Universitas Mulia Balikpapan didapuk menjadi pembicara dalam kuliah umum diluar kampus Universitas Mulia. Kali ini, Dosen Manajemen Linda Fauziyah Ariyani, S.Pd, M.Pd yang telah rutin memberikan materi diberbagai universitas menjadi pembicara dalam Kuliah Umum Manajemen Virtual Office dalam Era 4.0 garapan Politeknik Negeri Madiun, Jumat (23/4).

Acara yang digelar melalui zoom itu diikuti mahasiswa Prodi D3 Administrasi Bisnis Politeknik Negeri Madiun – Jawa Timur.

Linda Fauziyah Ariyani mengatakan, ini merupakan kali kedua kerjasama antara Universitas Mulia dengan Politeknik Negeri Madiun, dimana sebelumnya Universitas Mulia pernah mengadakan seminar nasional dan mereka ikut menjadi peserta. “Diharapkan kerjasama antara kedua perguruan tinggi ini akan terus berlanjut dan kami bisa terus bersama berbagi informasi dan ilmu, untuk sama-sama meningkatkan pengetahuan mahasiswa maupun dosen dan lainnya,” ungkap Linda.

Dalam kuliah umum tersebut, Linda menerangkan berbagai macam informasi penting yang harus dilakukan dalam penerapan virtual office. “Pertama saya mengajarkan mereka tentang bagaimana penggunaan teknologi digital untuk penyelesaian pekerjaan-pekerjaan kantor. Juga berbagi tips bagaimana cara mereka untuk dapat mempersiapkan diri masuk di perusahaan global,” ujarnya.

Sebagai awal dalam pemaparanya, Linda pun melakukan survei terkait penggunaan aplikasi berbasis internet. Dimana penggunaan mobile banking menjadi unsur penting dalam penggunaan teknologi digital.

“Cukup banyak ternyata yang belum menggunakan aplikasi digital untuk menunjang aktivitas sehari-hari, seperti mobile banking. Padahal ini penting, tetapi infonya karena memang banyak mahasiswa yang belum memiliki rekening maka otomatis mereka tidak menggunakan aplikasi digital ini,” katanya.

Linda menyebut, pentingnya membiasakan diri dengan pemanfaatan teknologi, agar nantinya kita tidak ‘gagap. “Bila kita sudah terbiasa menggunakan teknologi maka kita tidak akan gagap, mengunakan e-money atau uang digital tidak gagap, menggunakan aplikasi digital pun tidak kaku dan seterusnya. Dan sebagai awal melalui mobile banking ini bisa sebagai media belajar mahasiswa,” sebutnya.

Selain itu, katanya, penggunaan aplikasi untuk penyelesaiaan pekerjaan seperti google office juga sangat penting untuk menunjang pekerjaan yang berbasis digital. “Saat ini mereka memang belum familiar. Dari hasil survei kebanyakan mereka jarang menggunakan aplikasi penunjang ini, seperti apliasi sharing dokumen dalam pekerjaan sehari-hari. Padahal bila nanti mereka terjun ke perusahaan dan akan beraktivitas dalam virtual office, aplikasi seperti inilah yang dibutuhkan untuk berkomunikasi dengan rekan kerja dan menyelesaikan pekerjaan yang sama,” ujarnya.

Dirinya pun menekankan, penggunaan teknlogi digital memang harus digunakan mulai dari saat ini. “Mereka harus adaptif terhadap teknologi, artinya teknologi apa yang berkembang saat ini kita ikut memanfaatkannya. Kan teknologi itu hadir untuk mempermudah pekerjaan manusia, apalagi saat ini sudah masuk era 4.0. Bila dalam kehidupan sehari-hari kita tidak menyesuaikan tentu kita akan terus tertinggal,” tegasnya.

Jadi, terangnya, ia pun berpesan kepada dosen dan pihak kampus, agar mahasiswa dapat semakin terbiasa menggunakan virtual officie, maka nantinya dalam kegiatan praktikum, mahasiswa sudah harus menjalakan semua metode virtual office. “Apalagi ini masih dimasa pandemi, jadi sangat tepat bagi mahasiswa melakukan praktik virtual office ini,” sebutnya.

“Nantinya dalam kerjasama kita selanjutnya, kita juga akan melakukan praktikum bersama untuk virtual offficenya. Dimana saat ini sedang kita lakukan penjadwalan,” tambahnya.

Dirinya pun berharap dengan adanya kerjasama ini, selain dapat berbagi ilmu dan meningkatkan pemahaman mahasiswa, juga diharapkan dapat meningkatkan kerjasama dengan perguruan tinggi lainya. “Kami harap akan semakin banyak lagi bermitra dengan kampus lain, sehingga kita bisa bersinergi dan sama-sama berbagi ilmu,” pungkasnya. (mra) 

Program Studi (Prodi) S1 Manajemen Universitas Mulia Balikpapan menggelar pelatihan Literasi Digital bagi mahasiswa semester empat, pada Sabtu (27/3)

UM– Guna meningkatkan pemahaman mahasiswa tentang pentingnya mengimplementasikan dan menggunakan teknologi dengan optimal khususnya didunia bisnis maka Program Studi (Prodi) S1 Manajemen Universitas Mulia Balikpapan menggelar pelatihan Literasi Digital bagi mahasiswa semester empat, pada Sabtu (27/3).

Agenda yang digelar secara daring melalu zoom itu diikuti sekitar 50 mahasiswa jurusan Manajemen dan dimulai dari pukul 09.00 hingga 12.00 Wita. Menghadirkan pembicara yang merupakan City Seller Performance dari Tokopedia Malang yakni Mohammad Arif Fadli. Selain itu, saat ini ia juga menjabat sebagai Freelance Fasilitator di Google Gapura Digital Indonesia dan merupakan alumni Universitas Negeri Malang.

Diketahui, Literasi digital merupakan kemampuan menerima, mengumpulkan, mengirimkan serta menganalisis informasi yang didapat secara digital, dan hal ini merupakan bagian dari revolusi digital yang saat ini menjadi tren di berbagai bidang. Kemampuan ini dinilai penting untuk dimiliki setiap individu, terlebih calon lulusan ataupun angkatan kerja di era digital saat ini. Melalui literasi digital, mahasiswa akan memiliki kemampuan yang luar biasa untuk berpikir, belajar, berkomunikasi, bekerja sama, serta berkarya. Dan kemampuan ini dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari, baik di lingkungan masyarakat, keluarga, sekolah, tempat kerja serta lingkungan lainnya.

Sekprodi S1 Manajemen, Nandha Narendra Muvano SE MM menjelaskan, dalam pelatihan Literasi Digital tersebut mahasiswa diberikan informasi terkait bisnis digital secara umum. “Diawal kita membicarakan soal startup serta e-commerce. Dan yang kita bicarakan terkait bisnisnya secara umum, setelah itu kita khususkan di e-commerce-nya. Walaupun kebanyakan kita membicarakan terkait digital marketing,” jelas Nandha.

Ia mengatakan, dihadirkannya Arif Fadli dalam pelatihan ini karena dia merupakan praktisi yang sudah berpengalaman. “Ia juga merupakan senior saya di Malang di bidang ekonomi digital. Karena saat saya kuliah di Malang sudah banyak yang membicarakan mengenai literasi digital ini, dan ia merupakan salah satu senior saya untuk belajar digital bisnis. Jadi sangat relevan sekali ketika saya harus mengajar mata kuliah technopreneur, setidaknya ada satu orang atau beberapa orang yang bisa berbicara langsung dari sisi praktisinya,” katanya.

Jadi, sebut Nandha, pelatihan ini digelar untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa, dimana mereka bukan hanya mendapat materi dari kampus, tetapi juga dapat memperoleh informasi atau pandangan lebih luas lagi langsung dari praktisi.

“Tentunya target kita untuk manajemen yakni karena kita memiliki satu mata kuliah yang membahas bisnis secara teknologi, jadi ketika kita mulai membahas entrepreneur, tentu akan dibahas juga terkait berdagang atau berbisnis secara biasa. Tetapi karena saat ini kita dituntut untuk bisa bersaing secara digital atau online yang pasarnya tidak hanya orang di Balikpapan, tetapi juga seluruh dunia, maka pengetahuan literasi digital ini sangat dibutuhkan,” ujarnya.

Nandha mengatakan, mahasiswa khususnya manajemen sangat memerlukan pemahaman ini. “Mereka harus tahu pengalaman seseorang dalam berbisnis ini seperti apa. Dengan mereka memahami hal tersebut, mereka bisa menentukan strategi apa yang nantinya bisa mereka ambil. Misalnya saja mereka membangun startup hasilnya nanti akan seperti apa, kemudian bila membangun ecommerce atau digital marketing hasilnya seperti apa mereka sudah mengetahuinya,” ungkapnya.

Ia menerangkan pelatihan yang diberikan kepada mahasiswa ini lebih kedasar, membahas fundamental bisnis. “Secara pribadi saya ingin mahasiswa mengali potensi, dan saya membebaskan mereka untuk memilih konsentrasi mereka untuk bidang bisnis digital ini nantinya. Apakah sebagai startup atau ecommerce atau digital marketing. Karena sangat terbutka untuk mendapatkan info baru, sebab banyak cara untuk berbisnis saat ini,” terangnya.

Melalui pelatihan ini, dirinya pun berharap mahasiswa dapat semangat untuk menghasilkan sebuah karya dengan kreativitas masing-masing. “Yang utama sesungguhnya kuncinya saya ingin agar mahasiswa dapat mengalahkan musuh terbesar manusia yaitu rasa malas dan takut. Sebab kebanyakan ketika seseorang ingin berbisnis walau pun telah permudah melalui digital, tetapi terkadang mereka akan menemukan dua hal ini, malas dan takut. Jadi harapan saya selanjutnya apa yang saya lakukan ini, walau tidak secara langsung tetapi mereka para mahasiswa bisa mengalahkan rasa malas dan takut mereka sehingga mereka tahu batasan mereka untuk meghasilkan sebuah kreativitas sudah sampai sejauh mana,” pungkasnya. (mra)

UM – Dalam rangka memperdalam metode pembelajaran bagi mahasiswa, Program Studi (Prodi) S1 Ilmu Hukum Universitas Mulia mengadakan kuliah lapangan ke Pengadilan Negeri Balikpapan, Rabu (17/3).

Kuliah lapangan dengan agenda pembuktian ini dilakukan untuk mata kuliah Hukum Perdata. Ada sebanyak 11 mahasiswa semester 2 yang hadir dan didampingi langsung dosen pengampu Ibu Sari Damayanti SH.MH dan Kaprodi Ilmu Hukum Universitas Mulia Ibu Okta Nofia Sari S.H.,M.H.

Sari Damayanti mengatakan, dilakukannya kuliah lapangan ini untuk menambah Ilmu pengetahuan mahasiswa dalam bidang hokum serta menambah wawasan terhadap praktik Peradilan di Pengadilan.  “Karena kita juga ada jadwal persidangan perkara perdata dengan agenda bukti surat dan saksi. Jadi karena saksi belum dihadirkan, maka kita mengajukan bukti surat. Dan mahasiswa kita hadirkan selain sebagai absensi dalam mata kuliah hukum perdatanya, mengganti kuliah di kampus dengan kuliah lapangan juga menambah wawasan terhadap praktek Peradilan di Pengadilan,” kata Sari Damayanti.

Ia menyebut, dari total keseluruhan mahasiswa semester 2 yang berjumlah 21 orang, hadir kegiatan itu 11 orang mahasiswa. “Dengan menggunakan almamater mereka hadir mengikuti jalannya persidangan perkara perdata dimana kita sebelumnya sudah meminta izin juga pada pengadilan terkait keikut sertaan mahasiswa dalam kuliah lapangan ini,” ujarnya.

Sari Damayanti menjelaskan, ini menjadi agenda kuliah lapangan pertama bagi mahasiswa di semester 2 untuk mata kuliah Hukum Perdata. “Dalam keikut sertaan mahasiswa, mereka mendapatkan banyak pembelajaran langsung. Mulai dari tahapan proses jalannya agenda perkara perdata hingga proses persidangan. Yang tentu awalnya kita kenalkan pula pihak-pihak yang terlibat dalam persidangan itu secara langsung mulai dari pihak panitera hingga pihak majelis hakim serta tugas-tugasnya,” jelasnya.

Dalam proses persidangan tersebut, kata Sari Damayanti, karena mereka dari pihak penggugat maka timnya mengajukan saksi dan bukti surat dari penggugat, dasar-dasar gugatan yang dilampirkan, setelah diperlihatkan kepada hakim, kemudian diperiksa oleh pihak tergugat.

“Setelah di Pengadilan Negeri, nantinya mahasiswa juga akan kita ajak ke Pengadilan Agama. Tetapi tetap mengikuti jadwal kami. Bla nanti kami memiliki agenda sidang di Pengadilan Agama, maka nanti akan kami bawa juga mahasiswa, agar mereka juga bisa memeriksa apa saja yang bisa di pelajari di Pengadilan Agama,” terangnya.

Setelah mengikuti kuliah lapangan ini, sebutnya, selanjutnya mahasiswa akan membuat laporan apa saja yang ditangkap dalam proses persidangan tersebut.

“Jadi mahasiswa saya arahkan langsung untuk mengikuti kuliah lapangan ini, saya harap bisa lebih jelas dan mengetahui lebih menedalam di lapangan. Merka bisa mengenal semua tahapan proses persidangan. Mulai dari dasar hingga tahapannya. Sehingga bila nanti saat mereka mengikuti Peradilan Semu di semester yang akan datang maka mereka sudah akan siap,” sebutnya.

“Biasanya di semesnter 4 atau 6 mahasiswa akan kita arahkan untuk praktik Peradilan Semu yang akan dilakukan di kampus, mereka sudah mendapat gambaran nyatanya. Karena bila hanya teori mereka tidak memiliki bayangan, sementara bila langsung terjun ke lapangan mereka dapat melihat secara langsung tahapannya,” sambungnya.

Sari Damayanti pun berharap, dengan adanya kegiatan kuliah lapangan ini mahasiswa Prodi Ilmu Hukum Universitas Mulia diharapkan semakin menguasai hukum baik secara formil dan materiil (secara aplikatif) yang diterapkan di lapangan. Mahasiswa juga diharapkan dapat mengenal praktik hukum di lapangan dengan pengalaman yang secara langsung diberikan. Selain itu, mahasiswa diarahkan untuk memiliki kepekaan terhadap kendala-kendala penegakan hukum di Indonesia. Pada akhirnya, mahasiswa diharapkan terampil dalam melakukan analisis hukum serta dapat memberikan solusi tepat terhadap masalah hukum yang dihadapi tersebut. (mra)

UM– Masih dalam agenda webinar yang sama, usai membahas mengenai Perlindungan Hak Tenaga Kerja dan Kewajiban Pemberi Kerja, Program Studi (Prodi) S1 Manajemen Universitas Mulia Balikpapan melajutkan pembahasan dengan mengangkat tema “Mewujudkan SDM yang Unggul di Era Industri 4.0″. Menghadirkan Chairman HR Forum kota Balikpapan Adi Firdaus, Sabtu, 06 Maret.

Dalam webinar yang bukan hanya diikuti mahasiswa Universitas Mulia, melainkan juga mahasiswa dari berbagai daerah di Kalimantan serta siswa SMA/SMK ini, Adi Firdaus membahas mengenai cara membangun kapabilitas individu dalam menghadapi Era Industri 4.0.

Dihadapan ratusan peserta melalui aplikasi zoom juga siaran live Youtube dan Facebook, Director Ammar Learning Center ini mengawali dengan mengatakan bahwa perjalanan Era Industri 4.0 ini sangatlah panjang. “Bila dibilang perjalanan 4.0 ini sangat panjang, mulai dari tahun seribu enam ratus sekian hingga sekarang. Dan bila kita melihat didalam media massa dan literatur, ini sudah bukan lagi 4.0 tetapi masuk di era 5.0 dan 6.0.  Jadi sangat cepat perkembangan industri saat ini, dimana dibutuhakan kemampuan untuk menghadapi kondisi saat ini. Dan tentu ini juga menjadi suatu catatan penting bagi kita semua,” tuturnya.

Dalam paparanya, ia pun memberikan gambaran bagaimana dunia industri yang perlu dihadapi dan dipersiapkan khususnya oleh generasi muda saat ini. Ia menjelaskan, bahwa Revolusi Industri merupakan perubahan yang sangat besar dari cara manusia mengola sesuatu dan memproduksi barang dan jasa yang siap pakai, dimana perubahan ini mencakup seluruh bidang. Mulai dari pertanian, manufakturing, pertambagan, transportasi dan teknologi yang akhirnya berdampak terhadap kondisi sosial, ekonomi, dan budaya di dunia.

“Dengan munculnya revolusi industri ini memang sangat mempengaruhi seluruh aspek yang ada. Jadi tidak bisa kita abaikan dan kita harus mempersiapkan diri, bagaimana mengantisipasi dan menghadapi revolusi industri kedepan,” katanya.

Ia pun menceritakan terjadinya revolusi industri yang berkembang hingga saat ini. Dimana penyebab utamanya adalah gaya kapitalisme, dimana orang-orang kaya yang memili uang dan kekayaan memulai bisnis sendiri tanpa kontrol dari pemerintah.

“Adapun yang harus kita persiapkan dalam menghadapi era industri 4.0, yang pertama adalah mampu menyelesaikan masalah. Kemampuan kita untuk dapat berpikir jernih kemudian mendalami secara mendalam suatu masalah yang muncul dengan melakukan identifikasi melihat dan mendapatkan informasi yang lebih detail, kemudian memberikan suatu solusi dan mengevaluasi hingga sampai terhadap membentuk opini dalam menentukan apapun yang dapay menyelesaikan masalah. Ini adalah kapabilitas yang sangat penting. Dan bila kita tidak memiliki ini kita pasti akan tertinggal,” ungkapnya.

Kemudian yang kedua, katanya yakni berpikir kritis. “Ketika menghadapi suatu kendala, jangan hanya menerima saja, tetapi juga harus mencoba berpikir kristi terdapat apa yang kita terima. Agar kita bisa mendapatkan hasil yang baik. Kemudian tentu kreatif. Kita harus memiliki kemampuan untuk memiliki sesuatu yang baru atau kemampuan memperbaiki hal yang sudah ada untuk menjadi lebih baik lagi,” ujar Adi Firdaus.

Selain itu yang tidak kalah penting sebutnya, yakni Manajemen Personnel. “Ketika kelak kita akan menjadi pemimpin, harus mampu mengelola orang, mampu memiliki rasa taggung jawab, harus mampu memimpin dan mampu mengarahkan mau dibawa kemana organisasi atau mau dibawa kemana arah perusahaan ini,” sebutnya.

Kemampuan Manajemen Personnel ini, tambahnya dalam mengelola menjagak orang untuk lebih baik dan itulah kemampuan seorang pemimpin.  “Yang terpenting mampu berkomunikasi dengan baik dan mampu membuat area kerja kita menjadi nyaman,” tambahnya.

“Selanjutnya adalah Kecerdasan emosional, bagaimana kecerdasan kita mengelola emosi kita. Dan ini sangat mempengaruhi kita dalam bersikap, sehingga sangat berpengaruh pada pengambilan keputusan kita kelak,” lanjutnya.

Dan inilah beberapa hal yang harus dimiliki untuk menghadapi era industri 4.0. Yang terpenting, tegasnya, kunci agar Indonesia bisa berkembang adalah kembali lagi kepada individu yang sedang dijalani para siswa dan mahasiswa saat ini. “Bila mereka telah mampu, tentu akan berdampak sangat besar pada kemajuan dan perkembangan Indonesia tentunya,” terang  Adi Firdaus.

Sementara itu  Kaprodi S1 Manajemen Universitas Mulia, Linda Fauziyah Ariyani, S.Pd, M.Pd mengungkapkan bahwa Prodi S1 Manajemen Universitas Mulia sangat bangga bisa menghadirkan pembicara yang luar biasa seperti Adi Firdaus. Selain sebagai Chairman HR Forum Balikpapan, Linda menyebut, Adi Firdaus dulunya bekerja sebagai HR Manajer di PT Merdeka Copper Gold Tbk (Merdeka) yang merupakan perusahan pertambangan terbesar di Indonesia. “Ia adalah pakar dibidang SDM, saat ini menjadi konsultan SDM dan menjadi Director Ammar Learning Center dan PT Ammar Abikara Indonesia,” katanya.

“Sungguh kehadiran beliau sangat memberikan manfaat, banyak ilmu dan pesan yang ia berikan untuk semua peserta, bukan hanya untuk mahasiswa kami tetapi mahasiswa lain serta para siswa yang kelak akan melanjutkan ke perguruan tinggi dan tentunya akan ada di fase untuk berada di industri,” terang Linda.

“Ia banyak memberikan pesan agar mahasiswa dapat membangun kapabilitasnya di era industri 4.0. Karena semaju apapun teknologinya nanti, sebagai pelaku SDM harus membangun kapabilitas. Orang yang memiliki kapabilitas dalam keadaan apapun, mereka akan tetap bisa bertahan,” tambahnya.

Linda mengatakan, tujuan Universitas Mulia menghadirkan para praktisi adalah sebagai bagian atau upaya membangun kapabilitas tersebut, agar lebih dekat mengetahui apa yang dibutuhkan oleh industri saat ini.

Untuk diketahui, tambah Linda dalam webinar ini, diikuti 190 lebih peserta. Dimana bukan hanya diikuti mahasiswa Universitas Mulia, tetapi juga ada dari Tarakan, Banjarmasin serta Samarinda. “Jadi 190an peserta hadir dalam zoom, sementara seratus peserta lainnya menyaksikan Live di Youtube dan Facebook, jadi ada total keseluruhan sekitar 300 peserta. Bahkan dalam satu komentar, ada mahasiswa dari universitas lain yang sangat menunggu selalu agenda yang dibuat oleh Universitas Mulia,” ujarnya.

Dirinya pun berharap, kedepan kegiatan webinar seperti ini dapat semakin banyak dilakukan Universitas Mulia khususnya Prodi S1 Manajemen. “Dan kita bisa memberikan kesempatan ke masyarakat yang lebih luas lagi untuk ikut belajar bersama dengan Universitas Mulia dan tumbuh bersama. Universitas Mulia akan terus menghadirkan tema-tema yang menarik dan menghadirkan para ahli agar seluruh masyarakat khususnya pelajar Indonesia agar dapat belajar bersama,” pungkasnya. (mra)