Uji TKK Aspek Keterampilan Penerimaan Bintara Polri TA 2020 Panda Kaltim Bakomsus TI. Foto: Nadya, Biro Media Kreatif

UM – Laboratorium Komputer Universitas Mulia kembali dipercaya untuk digunakan tes lanjutan Kepolisian RI (Polri) melalui Panitia Daerah (Panda) Kepolisian Daerah (Polda) Kalimantan Timur. Tes ini merupakan Tes Kompetensi Keahlian (TKK), bagian dari tes penerimaan Calon Siswa (Casis) Bintara Kompetensi Khusus (Bakomsus) untuk aspek keterampilan teknologi informasi, Jumat (16/10).

Tes menggunakan Computer Assisted Test (CAT) Polri yang dilaksanakan di empat laboratorium komputer Universitas Mulia, Jalan Letjen Zaini Azhar Maulani Balikpapan, yakni di Laboratorium B, Lab. C, Lab. Jaringan Komputer, dan Lab. Robotika.

Uji TKK Aspek Keterampilan Penerimaan Bintara Polri TA 2020 Panda Kaltim Bakomsus TI. Foto: Nadya, Biro Media Kreatif

Uji TKK Aspek Keterampilan Penerimaan Bintara Polri TA 2020 Panda Kaltim Bakomsus TI. Foto: Nadya, Biro Media Kreatif

Uji TKK Aspek Keterampilan Penerimaan Bintara Polri TA 2020 Panda Kaltim Bakomsus TI. Foto: Nadya, Biro Media Kreatif

Uji TKK Aspek Keterampilan Penerimaan Bintara Polri TA 2020 Panda Kaltim Bakomsus TI. Foto: Nadya, Biro Media Kreatif

Menurut Dekan Fakultas Ilmu Komputer Wisnu Hera Pamungkas, S.TP., M.Eng. tes dilaksanakan mulai pukul 7.00 wita sampai dengan pukul 16.00 wita.

Wisnu mengimbau kepada seluruh dosen agar pelaksanaan perkuliahan yang menggunakan keempat laboratorium tersebut agar dialihkan sementara menjadi perkuliahan daring atau online.

“Adapun untuk kelas serta laboratorium selain yang di atas dapat dimanfaatkan untuk perkuliahan offline seperti biasa. Kelas malam juga dapat dilaksanakan seperti biasa,” imbau Wisnu. Ia juga berpesan masing-masing Ketua Program Studi menyampaikan informasi terkait kepada dosen masing-masing.

Dari informasi yang dilihat media ini, tes diikuti lebih dari 25 orang peserta. Dalam pelaksanaannya, seluruh peserta dan panitia pengawas diwajibkan memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan dan hand-sanitizer sebagai upaya memenuhi protokol kesehatan mencegah penyebaran Covid-19. (SA/PSI)

UM–  Berbagai terobosan kini sedang dipersiapkan Universitas Mulia (UM) guna melahirkan lulusan yang unggul dan berdaya saing. Melalui RubiX (Ruang Bisnis dan Ekspresi) Universitas Mulia akan menciptakan banyak program guna mendukung mahasiswa agar dapat mengekspresikan ide kreatif dan inovatif yang dimiliki.

Direktur RubiX Irfan Ananda Pratama S.A M.A menuturkan, RubiX hadir sebagai wadah bagi para mahasiswa untuk menuangkan semua ide kreatif yang dimiliki. “Kami akan membantu seluruh mahasiswa yang memiliki ide bisnis apapun. Kami akan berikan mentoring, pelatihan hingga workshop untuk mereka, hingga mereka nanti dapat berkembang dengan sendirinya,” tutur Irfan.

Bahkan melalui RubiX, pihaknya siap mencarikan investor sesuai dengan kebutuhan para mahasiswa. “Hingga mereka punya mental untuk berkembang dengan timnya sendiri,” ujarnya.

“Ini juga agar para mahasiswa memiliki mental bisnis. Karena kita sebagai teknopreneur kampus, sebagai entrepreneur, bukan waktunya berpikir sebagai karyawan, melainkan memiliki pemikiran untuk berbisnis,” tambahnya.

Dalam RubiX nantinya, kata Irfan, ada lima program yang akan dijalankan. Mulai dari Smart RT yang saat ini sudah dibangun oleh Universitas Mulia, kemudian Airlangga Training Center, lalu ada UM TV, teknopreneur and entrepreneur dan terakhir yakni Coding School.

Untuk yang pertama, Irfan menjelaskan, terkait Smart RT saat ini sudah berjalan, dimana telah memiliki tim khusus dan sudah dalam tahapan lanjut, tinggal mengaplikasikan ke masyarakat. “Dalam waktu dekat, kami harapkan Smart RT ini segera dirilis, dan dapat dialokasikan ke masyarakat,” ujarnya.

Kemudian terkait ATC, kata Irfan, juga sudah memiliki tim sendiri dimana dirinya sebagai pengawas akan membantu terkait pembuatan kurikulumnya. “Di ATC ini, pada tahapan awal ini kami menargetkan dosen-dosen UM serta guru-guru yang ada di Yayasan Airlangga untuk mengembangkan kemampuan bahasa Inggris-nya. Jadi bagi yang merasa masih kurang akan kita berikan platihan,” kata Irfan.

Dia menuturkan penting bagi internal Universitas Mulia maupun Yayasan Airlangga untuk memiliki kemampuan bahasa Inggris, ini agar selain mahasiswa serta para pelajar, seluruh yang ada di lingkungan yayasan dapat memiliki kemampuan yang baik dalam berbahasa asing. “Setelah itu baru kita akan menargetkan umum yakni mahasiswa harus bisa berbahasa Inggris. Dan kedepannya target saya, agar mahasiswa UM saat akan lulus harus disertai dengan nilai toefl-nya. Dan itu akan kami yang keluarkan,” terangnya.

Pemaparan RubiX (Ruang Bisnis dan Ekspresi) dihadiri oleh Dosen Universitas Mulia (13/10/20200

Pemaparan RubiX (Ruang Bisnis dan Ekspresi) dihadiri oleh Dosen Universitas Mulia (13/10/2020)

Sementara terkait UM TV, Irfan menyebut program ini memang sudah berjalan dan cukup lama, dimana sudah dilengkapi dengan youtube channel. Namun terkait konten untuk saat ini masih standar, karena baru berfokus pada lingkungan Yayasan Airlangga. Itu sebabnya konten yang dihadirkan lebih berkaitan dengan edukasi. “Untuk itu, kedepan kita akan buat dengan menghadirkan suasana baru yakni menghadirkan entertainment atau hiburannya. Edukasi akan tetap ada namun akan kita balut dengan cara yang lebih menghibur dan kekinian,” bebernya.

“Untuk awal, kita akan mencoba dari mahasiswa, agar mahasiswa dapat ikut tertarik dengan konten yang kita hadirkan. Intinya kita akan mencoba menghadirkan konten yang lebih banyak dan lebih menarik. Mungkin seperti podcast, dimana kita nanti bisa menghadirkan influencer untuk ngobrol santai. Atau untuk edukasi kita undang para ahli atau semacamnya untuk berbagi informasi dibidang tertentu,” sebutnya.

Kemudian berkaitan dengan program Teknopreneur and Entrepreneur, tambah Irfan, ini yang sebenarnya menjadi pusat dari inkubator bisnis. “Disini kedepannya akan kita buatkan program bagi mahasiswa yang memiliki ide-ide startup atau bisnis apapun itu yang bisa membangun kota Balikpapan. Kita akan membantu mahasiswa, mulai dari tahap awal seperti menghadirkan orang-orang berpengalaman untuk membantu mengembangkan bisnis hingga akan kita perkenalkan pula dengan pihak-pihak dari industri yang mereka butuhkan,” jelasnya.

Untuk Teknopreneur and Entrepreneur ini lanjut Irfan, saat ini programnya sedang dalam tahap perancangan. “Kami harapkan mahasiswa nanti akan antusias menyambut ini. Selama tiga bulan awal ini, kami sedang membangun program hingga kurikulumnya,” terang Irfan.

Nantinya bagi mahasiswa yang tertarik bisa bergabung bersama RubiX dan pihaknya juga akan libatkan para dosen. “Disini akan kita lihat seberapa besar kemauan para mahasiswa untuk berbisnis. Dan setelah itu kami akan latih mereka, mentoring mereka, hingga mendatangkan orang-orang berpengalaman untuk bisa mengarahkan mereka ke dunia bisnis,” pungkasnya. (mra)

Tim PSDKU "Sibasah Borneo" Raih Juara Tiga Kompetisi ITK-IBD

UM– Torehan prestasi kembali diukir Mahasiswa PSDKU kampus Samarinda. Kali ini tim dari Prodi S1 Sistem Informasi berhasil meraih juara 3 dalam kompetisi Inovasi Bisnis UMKM Berbasis Digital (IBD) yang digelar Institut Teknologi Kalimantan (ITK) dalam rangka Dies Natalis ke-6. Hasil kompetisi ini diumumkan pada penutupan rangkaian dies natalis yang dilaksanakan pada 10 Oktober 2020.

Ketua Tim Dody Novandi mengatakan, timnya yang terdiri dari tiga orang, yakni Brigihta Valencia Angela, Tommy Andi Riawan serta dirinya berhasil menjadi juara setelah menciptakan inovasi berupa SIBasah (Sistem Informasi Bank Sampah) Borneo.

“Sesuai dengan tujuannya agar mahasiswa dapat berinovasi menggerakan UMKM di tengah masa pandemi Covid-19, maka kami mencoba untuk mengangkat trobosan melalui bank sampah,” kata Dody.

Dody menjelaskan, diangkatnya konsep bank sampah karena program bank sampah secara nasional sudah ada, dimana selain penanganan terhadap sampah, masyarakat juga mendapatkan manfaat ekonomi langsung dari sampah yang dikumpulkan.

“Sementara di Samarinda, berdasarkan literasi yang kami baca, juga ada program bank sampah  yang dijalankan masyarakat. Kegiatannya sama seperti bank konvensional biasanya. Ada nasabah, ada teller dan customer. Mereka juga memiliki buku tabungan, namun yang membedakan mereka nabung dari sampah plastik, yang ditimbang kemudian dikonversi menjadi uang dan dicatat dalam buku tabungan,” katanya.

Kemudian berdasarkan hasil wawancaranya bersama pengelola bank sampah tersebut, ternyata kegiatan ekonomi mereka masih konvensional yang artinya pencatatan nasabah masih berbasis microsoft, kemudian mereka memperkenalkan brand-nya masih menggunakan sosial media.

“Karena seperti yang kami baca pula, bahwa mengapa UMKM tidak dapat berkembang, ini dikarena kegiatan ekonomi UMKM rata-rata tidak ditunjang teknologi atau berbasis digital. Dan  karena saat ini sudah memasuki era industri 4.0, maka hampir semua kegiatan memanfaatkan teknologi informasi,” katanya.

Dengan dasar inilah, dirinya bersama timnya hadir memberikan solusi melalui inovasi agar kegiatan ekonomi pada pengelolaan bank sampah sudah dapat berbasis digital. “Sebab kita tahu, dari program bank sampah ini pula sebagai sarana peningkatan ekonomi kreatif melalui pengolahan sampahnya yang bisa menjadi beraneka ragam keterampilan yang bernilai jual,” ujarnya.

Aplikasi berbasis website ini sebut Dody mendukung gerakan 3R (Reuse, Reduce, dan Recycle) dengan diadakannya bank sampah serta transaksi keuangan dari hasil kereativitas masyarakat. SIBasah mendukung pelaku UMKM untuk memanfaatkan perjualan produk kerativitas berbasis digital.

“Saat ini memang masih berupa prototype, namun kedepan kami ingin agar inovasi ini akan dirancang menjadi aplikasi. Untuk itu kami berencana akan mengusulkan inovasi ini masuk dalam program tahunan Dikti yakni Program Kreativitas Mahasiswa, bila disetujui program ini bisa mendapatkan pendanaan dan aplikasinya akan kami lanjutkan,” pungkas Dody. (mra)

Unjuk rasa buruh di depan kantor DPRD Kota Balikpapan menolak UU Cipta Kerja, Kamis (8/10). Foto: Istimewa

UM – Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI dalam rapat paripurna telah mengesahkan Omnibus Law Undang-Undang Cipta Kerja (UU Ciptaker) di Jakarta, Senin (5/10). Pengesahan ini memicu gelombang demonstrasi di berbagai daerah yang terjadi hampir setiap hari dalam satu pekan ini.

Sayangnya, demonstrasi tersebut akhirnya menimbulkan kerusuhan di sejumlah daerah di Indonesia, Kamis  (8/10). Bukan saja di Jakarta, tetapi tercatat juga di Medan, Bandung, Semarang, Purwokerto, Yogyakarta, Malang, Surabaya, Balikpapan, Kendari, dan beberapa kota lainnya.

Massa bentrok dengan aparat kepolisian hingga berujung perusakan berbagai fasilitas umum, pusat perdagangan, maupun sejumlah korban baik yang berasal dari aparat kepolisian maupun massa yang terdiri dari buruh dan mahasiswa.

Rektor Universitas Mulia Dr. Agung Sakti Pribadi, S.H., M.H. sangat menyayangkan timbulnya kerusuhan tersebut. Terlebih disertai adanya sejumlah korban dan kerugian material yang cukup besar.

Menurutnya, unjuk rasa atau demonstrasi merupakan salah satu cara penyampaian pendapat atau aspirasi di muka umum yang dilindungi oleh undang-undang. Demonstrasi adalah kegiatan yang dilakukan oleh seorang atau lebih untuk mengeluarkan pikiran dengan lisan, tulisan, dan sebagainya secara demonstratif di muka umum.

Unjuk rasa buruh di depan kantor DPRD Kota Balikpapan menolak UU Cipta Kerja, Kamis (8/10). Foto: Istimewa

Unjuk rasa buruh di depan kantor DPRD Kota Balikpapan menolak UU Cipta Kerja, Kamis (8/10). Foto: Istimewa

Meski unjuk rasa dilindungi undang-undang, Rektor memberikan pesan kepada civitas academica untuk melakukan kajian lebih dulu dan tidak bertindak gegabah dalam menyikapi segala peristiwa, baik yang diungkapkan di media sosial, maupun ikut bergabung bersama massa dalam aksi unjuk rasa.

“Meski sejauh ini belum tampak ada keterlibatan para dosen dalam menyikapi UU Cipta Kerja, saya mengimbau agar dosen melakukan kajian lebih dulu terkait pasal dan ayat yang menjadi polemik, jangan gegabah dan reaktif mengambil sikap,” tuturnya.

Sedangkan untuk mahasiswa, Rektor berharap ada beberapa langkah antisipatif agar unjuk rasa yang diikuti mahasiswa terhindar dari kerusuhan yang cukup besar.

“Ke depan, agar tidak mudah disusupi oleh penghasut, setiap kali demo, kita minta mahasiswa didampingi pembina lapangan dan memakai jas almamater sehingga ada perlindungan dari pihak kepolisian untuk mengamankan unjuk rasa,” tuturnya.

Rektor juga berharap pemanfaatan teknologi pada beberapa area strategis yang menjadi titik kumpul massa agar diterapkan. “Ke depan kita berharap pihak yang berwenang dapat memasang CCTV sehingga kejadian serupa bisa diantisipasi dengan baik,” ungkap Rektor.

“Mahasiswa bisa ikut memantau, misal ikut mengawasi jalannya demonstrasi dengan drone, ini semua upaya agar pesan dalam unjuk rasa dapat tercapai,” terangnya.

Pada dasarnya, Rektor mendukung unjuk rasa yang tidak merusak dan dilakukan dengan cara-cara intelektual. “Harapannya, ketika terjadi demonstrasi, polisi ada dan ikut hadir memantau unjuk rasa, mahasiswa kita menjadi pelopor unjuk rasa damai dan tidak merusak,” tutupnya. (SA/PSI)

UM– Sebanyak 84 mahasiswa dari Program Studi S1 Sistem Informasi dan D3 Manajemen Informatika PSDKU Kampus Samarinda resmi menyandang status wisudawan.

Mereka dinyatakan lulus setelah menjalani yudisium yang digelar selama dua hari pada Jumat (2/10) dan Sabtu (3/10) di kampus Samarinda.

Yudisium PSDKU Samarinda

Yudisium PSDKU Samarinda

Kepala Kantor PSDKU Kampus Samarinda Ir. Riyayatsyah, M.P menjelaskan, walau dalam kondisi pandemi Covid-19, PSDKU Kampus Samarinda tetap menggelar yudisium secara offline atau tatap muka. Hal ini dilakukan agar momentum kelulusan tetap dapat dirasakan langsung seluruh mahasiswa.

“Karena menurut kami kualitas offline itu jauh lebih bermakna untuk event seperti ini. Sebab setelah mengikuti perkuliahan bertahun-tahun momen seperti inilah yang tentu mereka tunggu-tunggu. Yang terpenting kita tetap menerapkan protokol kesehatan,” kata Riyayatsyah.

Dia menyebut, dalam pelaksanaan yudisium protokol kesehatan menjadi tahapan yang paling penting. Untuk itu pihaknya menerapkannya secara ketat. Dimana mahasiswa diwajibkan menggunakan masker medis dan disarankan menggunakan sarung tangan serta face shield.

“Setiap mahasiswa yang memasuki area kampus juga kami lakukan pengukuran suhu, dan kita siapkan empat lokasi untuk melakukan cuci tangan. Kami juga menyediakan hand sanitizer kepada seluruh mahasiswa yang hadir. Sementara proses yudisium juga dilakukan dengan menjaga jarak,” terangnya.

Sementara untuk menghindari terjadinya kerumunan, tambah Riyayatsyah, maka pelaksanaan yudisium dibagi menjadi tiga batch. Dimana batch pertama yang digelar pada hari Jumat diikuti sebanyak 32 mahasiswa Prodi S1 Sistem Informasi. Sementara batch kedua dan ketiga digelar pada hari Sabtu.

“Batch kedua diikuti 33 mahasiswa Prodi S1 Sistem Informasi pada pukul 08.00 Wita, kemudian batch 3 pukul 11.00 Wita diikuti sebanyak 19 mahasiswa D3 Manajemen Informatika,” sebutnya.

Sementara pelaksanaan wisuda akan digelar pada 31 Oktober mendatang bersamaan dengan wisuda kampus utama di Novotel Balikpapan.

Riyayatsyah pun berharap, setelah dinyatakan lulus, para wisudawan dapat melaksanakan atau menerapkan ilmu yang telah mereka dapat di masyarakat dengan baik. “Bagaimana kita berharap mereka dapat menjaga nama almamater, kita tidak ingin nantinya di luar ada informasi bahwa lulusan kampus Samarinda ada yang menggunakan pakaian orange,” ujarnya.

“Karena 50 persen lulusan sudah bekerja, maka saya harapkan juga mereka dapat meningkatkan kualitas kerja, sementara yang belum bekerja semoga dapat bersaing dengan lulusan lainnya,” tambahnya.

Terkait mahasiswa yang belum memiliki pekerjaan, lanjutnya, PSDKU Kampus Samarinda telah memiliki Career Center yang aktif memberikan informasi lowongan pekerjaan. “Jadi komunikasi kami dengan para lulusan tidak akan putus, mereka dapat terus mendapatkan informasi dari sini. Dan beberapa akan kami lakukan bimbingan karir untuk kedepannya seperti apa. Pekerjaan seperti apa yang mereka inginkan akan kita bimbing melalui bimbingan karir ini,” pungkasnya. (mra)

UM– Program Studi S1 Informatika Fakultas Ilmu Komputer (FIKOM) kembali melaksanakan yudisium kepada 71 mahasiswa, Sabtu (3/10) di Kampus Cheng Ho.

Rektor bersama Wakil Rektor, Kaprodi dan Dekan FIKOM Memimpin Yudisium Tahap Kedua

Rektor bersama Wakil Rektor, Kaprodi dan Dekan FIKOM Memimpin Yudisium Tahap Kedua

 

Mahasiswa FIKOM hadiri Yudisium Tahap Kedua

Mahasiswa FIKOM hadiri Yudisium Tahap Kedua

Acara ini menjadi agenda yudisium sesi terakhir yang digelar Universitas Mulia, dimana pelaksanaan wisuda akan digelar pada 31 Oktober mendatang.

Dalam pelaksanaanya, yudisium ini tetap menerapkan protokol kesehatan Covid-19. Semua peserta yudisium menggunakan masker, dan mencuci tangan sebelum memasuki ruangan. Mereka pun diukur suhu tubuhnya. Serta pengaturan jarak juga dilakukan di dalam ruangan, ini dilakukan guna meminimalisir penyebaran Covid-19.

Acara yang dimulai pukul 08.00 Wita tersebut, dihadiri Rektor Universitas Mulia Dr. Agung Sakti Pribadi, S.H., M.H, Dekan Fikom Wisnu Hera Pamungkas, S.TP., M.Eng, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Mundzir.S.Kom.MT, Kaprodi Informatika Jamal, S.Kom., M.Kom, serta para dosen.

Rektor Universitas Mulia Dr. Agung Sakti Pribadi, S.H., M.H. memberikan sambutannya

Rektor Universitas Mulia Dr. Agung Sakti Pribadi, S.H., M.H. memberikan sambutannya

Dalam sambutannya Rektor Universitas Mulia mengatakan yudisium kali ini memang menjadi moment yang sangat penting dan mengharukan bagi para lulusan. Karena di tengah Pandemi Covid-19 saat ini, semua kegiatan yang dilakukan secara terbatas, namun pihaknya bisa menjalankannya dengan tetap menerapkan protokol kesehatan dan menjaga jarak agar menghindari resiko penularan.

Dia pun berpesan kepada para lulusan agar dapat terus meningkatkan kemampuan yang dimiliki. Dirinya berharap bagi mahasiswi yang sudah bekerja dapat semakin meningkatkan kopetensinya dan yang belum bekerja dapat segera memperoleh pekerjaan. “Bagi yang belum teruslah berkomunikasilah kepada kampus, karena semakin sering kalian berkomunikasi semakin besar kalian mendapatkan peluang pekerjaan,” ujarnya.

Hal serupa juga disampaikan Dekan Fikom. Dirinya berpesan dalam kondisi pandemi saat ini, lulusan harus lebih kreatif untuk menjangkau berbagai celah bisnis atau prospek pekerjaan yang sebelumnya belum terpikirkan untuk dikerjakan. “Bagi mereka yang belum bekerja, akan kami karyakan dengan mengajak bergabung dalam inkubator bisnis UM,” katanya.

Dilain pihak Mahasiswa S1 Informatika Catur Dedy yang mendapatkan kesempatan menyampaikan kesan dan pesannya dihadapan para dosen dan teman-temanya menceritakan awal mula ia mengenal kampus yang dulunya bernama Stikom ini, karena adanya pengenalan kampus ke sekolahnya. Dia menyebut bahwa tim yang saat itu berkunjung telah berhasil meyakinkan dirinya untuk melanjutkan pendidikan di Universitas Mulia Balikpapan.

“Alhamdulillah setelah mendaftar di kampus ini saya sangat semangat dan antusias untuk mengikuti perkuliahan dimana kampus ini memiliki fasilitas yang cukup lengkap dan gedung yang besar. Serta dosen-dosen yang yang sangat luar biasa,” ujarnya.

“Alhamdulillah kami bisa berdiri disini dan menyelesaikan kuliah kita berkat bapak ibu dosen yang membimbing kami dari awal hingga akhir. Terima kasih sudah sabar dan ikhlas menghadapi kami dan juga para staff UM yang hebat,” katanya.

Catur pun berharap kedepan kampus ini akan menjadi yang terbesar di Balikpapan maupun di Indonesia. “Untuk seluruh dosen yang ada di kampus ini dengan rendah hati kami meminta maaf apabila selama menjadi mahasiswa/mahasiswi  di kampus ini ada perbuatan atau perkataan yang kurang berkenan dihati. Terima kasih atas semua ilmu yang telah diberikan semoga Allah melindungi kita semua,” harapnya. (mra)

Foto bersama pimpinan redaksi, penulis, dan tim editor dan cetak E-Magazine Universitas Mulia, Sabtu (3/10). Foto: Biro Media Kreatif

UM – Rektor Universitas Mulia Dr. Agung Sakti Pribadi, S.H., M.H. secara resmi meluncurkan terbitnya Majalah Elektronik E-Magazine Edisi Covid-19 di Hall Kampus Cheng Hoo, Sabtu (3/10). Dalam peluncuran ini, Rektor memberikan apresiasi dan penghargaan bagi para penulis.

“Saya berharap pada akhir tahun nanti terbit edisi kedua, kita undang penulis dari perguruan tinggi luar untuk mengirimkan karyanya untuk dimuat,” ungkap Rektor. Dengan hadirnya penulis luar, lanjut Rektor, diharapkan civitas academica belajar meningkatkan ketajaman menulis.

Kehadiran majalah elektronik ini merupakan respon atas kecemasan dan ketakutan yang menyelimuti pegawai dan masyarakat di Kota Balikpapan terhadap munculnya wabah Covid-19 pada bulan Maret yang lalu. “Padahal saat itu belum ada seorangpun yang terdeteksi tertular, suasana kota yang tidak nyaman membuat Yayasan Airlangga pada 17 Maret mengeluarkan kebijakan jam kerja,” tutur Rektor.

Lambat laun tercipta budaya kerja baru di Universitas Mulia. Pegawai memulai pekerjaan dengan melakukan doa bersama dan olah raga setiap pagi. “Pada tanggal 19 Maret ditemukan pasien positif Covid-19 di Balikpapan membuat wajah kota yang dijuluki kota beriman ini menjadi sepi, suram, dan tanpa gairah,” terangnya.

Kondisi tersebut mendorong suasana kota menjadi tidak nyaman yang memengaruhi suasana hati para pegawai. “Yayasan Airlangga kemudian mengeluarkan kebijakan baru mengurangi jam kerja hingga 50 persen yang berlaku tanggal 23 Maret,” tuturnya.

Namun, kebijakan tersebut tidak mengurangi kecemasan dan tidak membuat pegawai gembira mengingat beberapa instansi telah menerapkan kerja dari rumah atau Work from Home. Mengingat suasana batin dan kecemasan yang tinggi, pada akhirnya Yayasan Airlangga mengeluarkan kebijakan yang sama dengan menerapkan Work from Home.

Foto bersama pimpinan redaksi, penulis, dan tim editor dan cetak E-Magazine Universitas Mulia, Sabtu (3/10). Foto: Biro Media Kreatif

Foto bersama pimpinan redaksi, penulis, dan tim editor dan cetak E-Magazine Universitas Mulia, Sabtu (3/10). Foto: Biro Media Kreatif

Penyerahan simbolis peluncuran E-Magazine oleh Rektor Dr. Agung Sakti Pribadi S.H., M.H. kepada Pimpinan Redaksi Yustian Servanda S.Kom., M.Kom. Sabtu (3/10). Foto: Biro Media Kreatif

Penyerahan secara simbolis peluncuran E-Magazine oleh Rektor Dr. Agung Sakti Pribadi S.H., M.H. kepada Pimpinan Redaksi Yustian Servanda S.Kom., M.Kom. Sabtu (3/10). Foto: Biro Media Kreatif

Peserta peluncuran perdana E-Magazine Edisi Covid-19 Universitas Mulia di Hall Cheng Hoo, Sabtu (3/10). Foto; Biro Media Kreatif

Peserta peluncuran perdana E-Magazine Edisi Covid-19 Universitas Mulia di Hall Cheng Hoo, Sabtu (3/10). Foto; Biro Media Kreatif

Wabah Covid-19 tidak saja berdampak pada kesehatan manusia, tetapi juga menghancurkan sendi perekonomian negara. Dengan situasi yang tidak menentu dan penuh ketidakpastian, muncul dugaan tuduhan konspirasi elit global, bahkan beredar kabar virus korona diduga merupakan kelanjutan perang dagang antara Tiongkok dan Amerika.

Hal ini mendorong Rektor agar civitas academica mempelajari dengan seksama situasi dan kondisi lokal daerah dengan melakukan kajian terlebih dahulu. Hasil kajian tersebut kemudian dituangkan dalam tulisan E-Magazine sehingga dapat dinikmati sebagai sarana pembelajaran.

Menurut Rektor, tulisan civitas academica ini bukan sekadar implementasi tridharma perguruan tinggi, yakni melakukan penelitian dengan mencatat dan mendata angka-angka korban secara statistik saja. “Lebih penting dari itu adalah mengamati, memahami, dan menganalisis semua data dari berbagai sudut tinjauan ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan,” ungkapnya.

Walaupun Covid-19 telah menyebabkan puluhan negara mengalami krisis, resesi, bahkan depresi, namun kemampuan umat manusia keluar dari kesulitan merupakan fitrah dan sunnatullah. “Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan,” tutur Rektor mengutip ayat Al-Quran.

“Dengan spiritual yang kuat itu akan membuat emosi kita lebih stabil dan gangguan kecemasan kita tidak jadi berlebihan sehingga kondisi tubuh dan imun tetap terjaga,” tutup Pak Agung. (SA/PSI)

Muhammad Yani, dosen Universitas Mulia PSDKU Samarinda saat memaparkan materi. Foto: Nadya

UM – Yayasan Airlangga mengundang seluruh guru dan dosen hadir dalam Pelatihan Video Tutorial untuk mendukung pelaksanaan pembelajaran daring (dalam jaringan) atau tatap muka. Pelatihan digelar selama satu hari, bertempat di Laboratorium Komputer Universitas Mulia, Jalan Letjen Zaini Azhar Maulani BDS, Jumat (2/10).

Manager Pendidikan Yayasan Airlangga Dr. Agung Sakti Pribadi, S.H., M.H. mengatakan bahwa pelatihan ini sangat penting agar pelaksanaan pembelajaran berjalan sesuai dengan harapan seluruh stakeholder. “Pelatihan ini terbuka untuk siapa saja karena kita bergerak di bidang pendidikan, kita dorong para guru dan dosen di lingkungan Yayasan Airlangga untuk menguasai teknologi untuk mendukung kegiatan belajar mengajar,” tuturnya.

Menurutnya, lembaga pendidikan di bawah Yayasan Airlangga saat ini memiliki latar belakang di bidang teknologi informasi sehingga tidak heran seluruh komponen yang ada di dalamnya, terutama guru dan dosen, dapat memanfaatkan teknologi informasi dengan baik untuk kegiatan belajar mengajar.

“Kita berkeinginan sebagai perguruan tinggi yang berbasis teknologi informasi ini betul-betul terlihat di kampus kita. Saya berharap nantinya seluruh area terhubung dengan teknologi,” tutur Pak Agung, yang juga menjabat sebagai Rektor Universitas Mulia.

Pemanfaatan teknologi informasi untuk mendukung pembelajaran daring saat ini dapat dirasakan bukan saja oleh guru dan dosen yang memiliki latar belakang keahlian teknologi informasi saja, tetapi juga oleh guru dan dosen pada umumnya. Ia meminta seluruh peserta mengunggah video tutorial pembelajaran yang telah berhasil dibuat selama pelatihan ke YouTube.

Pelatihan ini dilaksanakan baik dalam jaringan (daring) menggunakan Google Meet maupun tatap muka di luar jaringan (luring) yang dilaksanakan di Laboratorium Universitas Mulia. Peserta dari luar daerah mengikuti pelatihan jarak jauh lewat daring.

Muhammad Yani, dosen Universitas Mulia PSDKU Samarinda saat memaparkan materi, Jumat (2/10). Foto: Nadya

Muhammad Yani, dosen Universitas Mulia PSDKU Samarinda saat memaparkan materi pelatihan, Jumat (2/10). Foto: Nadya

Guru dan dosen di lingkungan Yayasan Airlangga mengikuti pelatihan pembuatan video tutorial pembelajaran, Jumat (2/10). Foto: Nadya

Guru dan dosen di lingkungan Yayasan Airlangga mengikuti pelatihan pembuatan video tutorial pembelajaran, Jumat (2/10). Foto: Nadya

Guru SMK Kesehatan Airlangga saat belajar membuat video pembelajaran, Jumat (2/10). Foto: SA/PSI

Guru SMK Kesehatan Airlangga saat belajar membuat video pembelajaran, Jumat (2/10). Foto: SA/PSI

Tercatat kurang lebih 80 orang peserta mengikuti pelatihan sejak pukul 8.00 wita sampai dengan 16.00 wita. Mereka berasal dari SMP Plus Airlangga, SMK Kesehatan Airlangga, SMK Airlangga Balikpapan, SMK Airlangga Samarinda, dan Universitas Mulia.

Sementara itu, menurut guru SMK Kesehatan Airlangga, Aldino, mengatakan cukup puas usai mengikuti pelatihan ini. “Mulai dari install OBS Studio (Open Broadcaster Software), membuat materi, membuat video, sampai upload di YouTube hingga bisa diakses semua orang,” tuturnya.

Ia mengaku semester sebelumnya masih menerapkan model pembelajaran tatap muka dan sulit menerapkan pembelajaran daring. Dengan mengikuti pelatihan, ia merasa terbantu mengajar dengan disertai video tutorial yang dibuatnya sendiri untuk memberikan materi kepada murid-muridnya agar mudah memahami materi pembelajaran.

Lailiya Chilmiyana, guru SMK Airlangga yang ditemui di akhir pelatihan, juga mengaku sangat puas. “Sudah bisa tadi, iya, selama ini menggunakan Google Classroom buat materi dan link-nya dibagikan ke anak-anak,” ungkapnya tersenyum.

Ia juga menggunakan aplikasi WhatsApp dan membuat grup sekolah untuk mencatat kehadiran murid-muridnya. “Pakai WhatsApp untuk absen,” tuturnya singkat. Usai pelatihan ini, ia yakin mampu membuat video pembelajaran secara mandiri untuk dibagikan kepada murid-muridnya.

Seluruh pengajar dan tutor pelatihan berasal dari tenaga pendidik di lingkungan Yayasan Airlangga. Mereka memiliki keahlian dan latar belakang di bidang multimedia. Beberapa di antaranya pernah mendapatkan prestasi baik di tingkat lokal maupun nasional, juga mendapat kepercayaan sebagai tutor dengan materi yang sama di daerah. (SA/PSI)

 

 

Kegiatan retreat KKIB. Presentasi university profile dilanjutkan pembahasan per section, diikuti oleh tim tiap universitas dalam jaringan (daring). Foto: Tangkapan Layar

UM – Universitas Mulia tengah menjajaki kerjasama dengan Universitas Malaysia Sabah (UMS) dalam rangka saling memperkuat bidang masing-masing, melakukan kolaborasi serta mengembangkan kerjasama, baik dalam jangka panjang maupun atas dasar kesetaraan. Hal ini disampaikan Wakil Rektor Bidang Akademik Yusuf Wibisono, S.E., M.T.I, Kamis (24/9).

“UMS telah mengontak kami bulan April 2020 yang lalu untuk melakukan kerjasama, mereka sudah mempelajari mengapa tertarik menjalin kerjasama dengan Universitas Mulia dan menyampaikan keinginan secara resmi atau Letter of Intent untuk bekerjasama dalam berbagai bidang,” ungkap Yusuf Wibisono.

UMS merupakan salah satu universitas negeri ternama di Malaysia yang berdiri sejak tahun 1994. Hingga tahun 2017, universitas yang ada di Kota Kinabalu Sabah Malaysia ini tercatat telah menghasilkan lulusan sebanyak 15.817 Sarjana, 2.805 Magister, dan 620 Doktor.

Menurutnya, saat melakukan kerjasama dengan Universitas Mulia nanti akan ada beberapa perguruan tinggi yang juga diajak kolaborasi oleh UMS, baik dalam bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat. “Dalam kerjasama ini, selain Universiti Malaysia Sabah itu sendiri, dari Malaysia ada Universiti Malaysia Sarawak atau Unimas, kemudian Universiti Teknologi Brunei Darussalam, dan di Kalimantan Timur ada Universitas Mulia dan Universitas Mulawarman,” tuturnya.

Kegiatan retreat KKIB. Presentasi university profile dilanjutkan pembahasan per section, diikuti oleh tim tiap universitas dalam jaringan (daring). Foto: Tangkapan Layar

Kegiatan retreat KKIB. Presentasi university profile dilanjutkan pembahasan per section, diikuti oleh tim tiap universitas dalam jaringan (daring). Foto: Tangkapan Layar

Tim Konsortium Komputeran dan Informatik Borneo Universitas Mulia yang dipimpin Wakil Rektor Bidang Akademik Yusuf Wibisono, S.E., M.T.I (dua dari kiri) usai persiapan pertemuan daring lanjutan dengan Universiti Malaysia Sabah, Kamis (24/9). Foto: PSI

Tim Konsortium Komputeran dan Informatik Borneo Universitas Mulia yang dipimpin Wakil Rektor Bidang Akademik Yusuf Wibisono, S.E., M.T.I (dua dari kiri) usai persiapan pertemuan daring lanjutan dengan Universiti Malaysia Sabah, Kamis (24/9). Foto: PSI

Perguruan tinggi yang tergabung dalam kerjasama tersebut kemudian akan membentuk sebuah konsorsium perguruan tinggi. “Nama konsorsium dalam Bahasa Melayu Malaysia, Konsortium Komputeran dan Informatik Borneo atau KKIB, kurang lebih Konsorsium Perguruan Tinggi Informatika dan Komputer yang ada di Pulau Borneo,” ungkapnya.

Tidak tertutup kemungkinan ke depan beberapa universitas di Borneo atau Kalimantan yang memiliki basis di bidang informatika dan komputer akan masuk dalam KKIB.

Ia mengatakan, perguruan tinggi yang tergabung dalam konsorsium telah melakukan penandatanganan Letter of Intent pada 18 Mei 2020 yang lalu secara daring. “Pertemuan intensif telah kami lakukan dengan Dr. Muzaffar bin Hamzah dari UMS serta tim dari universitas lainnya untuk mematangkan kerjasama, dan pada 17 Agustus yang lalu draf Nota Kesepahaman telah dikirimkan UMS dan telah kami pelajari bersama,” ungkapnya.

Menurutnya, Draf Rencana Strategis telah rampung dan akan dibahas lebih lanjut pada Senin (28/9) mendatang. “Untuk Universitas Mulia perlu adanya pembahasan lebih lanjut secara teknis, ini karena kita masih baru sehingga perlu untuk direncanakan lebih mendetil,” tuturnya.

Salah satu Rencana Strategis KKIB di bidang akademik adalah pertukaran mahasiswa (Student Exchange) baik jangka pendek dalam 1-3 minggu maupun jangka panjang dalam 1-2 semester. “Termasuk sharing program pembelajaran virtual, baik menggunakan MOOC (Massive Online Open Course), LMS (Learning Managament System), hybrid learning, online courses, yang saat ini tidak memungkinkan belajar di kampus secara fisik karena Covid-19,” tuturnya.

Tentu saja, lanjutnya, kerjasama tersebut ke depan akan sangat relevan dengan program Kampus Merdeka Kemendikbud untuk melakukan pertukaran mahasiswa dan pembelajaran daring. “Di dalam program Kampus Merdeka mahasiswa diharapkan mengambil mata kuliah di luar Universitas Mulia, bisa di luar kampus di perguruan tinggi lain, di komunitas, masyarakat, atau pun di industri untuk belajar selama 1-2 semester,” tuturnya.

Dengan demikian, ia berharap KKIB dapat mengakomodasi Kampus Merdeka sehingga memberikan manfaat yang lebih luas bagi masing-masing perguruan tinggi. “Nah, ke depan mudah-mudahan kerjasama ini dapat mengakomodasi Kampus Merdeka Kemendikbud, tentu ini luar biasa sekali,” tutupnya. (SA/PSI)

UM – Fakultas Ilmu Komputer (FIKOM) kembali menggelar yudisium sesi kedua, Sabtu (26/9/20). Kali ini giliran Program Studi S1 Informatika. Ada sebanyak 71 mahasiswa yang hari ini resmi menyandang gelar Sarjana Komputer atau S.Kom.

Yudisium Informatika FIKOM

Yudisium Mahasiswa Prodi Informatika FIKOM (26/09/2020)

Dengan tetap menerapkan protokol kesehatan Covid-19, yudisium digelar di Kampus Cheng Ho. Semua peserta yudisium diwajibkan menggunakan masker. Sebelum memasuki ruangan mereka juga diwajibkan untuk mencuci tangan dan diukur suhu tubuh. Tak hanya itu, jarak-antar peserta yudisium juga diatur sesuai dengan protokol kesehatan guna meminimalisir penyebaran Covid-19.
Sama seperti sebelumnya, acara dimulai tepat pukul 08.30. Diawali menyanyikan lagu Indonesia Raya kemudian Hymne Balikpapan. Yang dilanjutkan dengan pembacaan Surat Keputusan (SK) lulusan oleh Kaprodi Informatika Bapak Jamal, S.Kom., M.Kom.

Dekan FIKOM Bapak Wisnu Hera Pamungkas, S.TP., M.Eng, mengatakan, karena masih dalam masa pandemi maka gelaran yudisium harus menyesuaikan kondisi pandemi dan mempertimbangkan kapasitas ruangan. “Jadi sebelumnya sudah 49 lulusan dari D3 Sistem Informasi. Maka hari ini dan minggu depan untuk informatika masing-masing meluluskan 71 mahasiswa,” katanya.
Pada tahun ini tercatat 294 mahasiswa lulus dari Universitas Mulia. Ini berasal dari dua fakultas, yakni Fakultas Ilmu Komputer dan Fakultas Ekonomi Bisnis.

Menurutnya, lulusan Universitas Mulia di tahun ini lebih istimewa. Sebab, pihak manajemen kampus berusaha mempertahankan kualitas di tengah dorongan penerapan protokol kesehatan.
Sebagaimana diketahui, baik anak sekolah maupun mahasiswa melakukan pembelajaran daring di masa pandemi. Sehingga tak ada tatap muka hingga pertemuan bimbingan.
“Karena keterbatasan kita harus melakukan ujian secara online, itu yang menjadi lulusan kali ini cukup spesial. Menerapkan prokes di samping kualitas,” terangnya.

Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Akademik UM Bapak Yusuf Wibisono, S.E., M.TI. Menyampaikan bahwasannya para lulusan memiliki tantangan untuk membuktikan ke masyarakat. Sarjana komputer diyakinkan memiliki keunggulan dari segi pola pikir, berbeda dengan anak bangsa yang tidak memiliki kesempatan untuk mengenyam pendidikan tinggi.

Kemampuan ini juga akan didukung dengan sertifikasi. Khususnya bagi mereka yang berkeinginan difasilitasi lembaga sertifikasi profesi dan BNSP.
“Di tahun ini ditawarkan skema basis data untuk web. Ini yang ditawarkan. Agar selain ijazah dan transkip, mereka punya sertifikat dengan logo garuda,” pungkasnya. (mra)