UM– Menjelang pergantian kepengurusan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Universitas Mulia, Student Technopreneur Development Center (STDC) menggelar Rapat Koordinasi bersama Pengurus UKM Universitas Mulia, Rabu (11/11).

Yustian Servanda, S.Kom., M.Kom. memimpin Rapat Koordinasi UKM

Yustian Servanda, S.Kom., M.Kom. memimpin Rapat Koordinasi UKM

Dipimpin Kabiro STDC, Kerjasama dan Media Kreatif, Yustian Servanda, S.Kom., M.Kom rapat itu membahas persiapan Pelantikan Pengurus UKM periode 2020-2021 yang rencananya akan dilakukan pada 20 November mendatang.

Yustian menjelaskan, selain membahas persiapan pelantikan, juga dilakukan evaluasi terkait program mahasiswa, khususnya di tengah pandemi covid-19 saat ini. “Memang karena tahun ini Indonesia khususnya Balikpapan dilanda pandemi virus corona, maka tentu kegiatan mahasiswa ikut terhambat. Karena berdampak pada dihentikannya semua kegiatan, dan itu yang disampaikan oleh para pengurus,” jelas Yustian.

Namun, kata dia, saat ini kegiatan mahasiswa bisa dijalankan kembali, walau dengan tetap memperhatikan dan menerapkan protokol kesehatan. “Kita sudah sampaikan ke mahasiswa bahwa kegiatan boleh berjalan namun tetap protokol kesehatan harus diterapkan,” katanya.

Dan apabila harus mendatangkan massa yang banyak, katanya, maka pelaksanaanya harus diatur. “Yang jelas kita ingin agar kegiatan mahasiswa mulai bergerak namun tetap perlahan. Mungkin bisa dari skala kecil dengan jumlah peserta yang sedikit,” ujarnya.

Dirinya menuturkan, sejauh ini hampir seluruh UKM terdampak, misalnya saja UKM Kerohanian Islam Al-Izzah yang rutin menggelar pengajian setiap Sabtu di kampus namun karena covid terpakasa harus dihentikan. “Tapi dalam waktu dekat ini mereka berencana akan kembali menggelar pengajian. Dan sama hal-nya dengan UKM Persekutuan Mahasiswa Kristen-Katolik yang juga rutin menggelar ibadah pada Sabtu di kampus,” terangnya.

Walau begitu, sebutnya, ada pula UKM yang masih rutin berjalan di saat pandemi, seperti UKM Olahraga, baik UKM Badminton, tenis meja dan lainnnya. “Karena dimasa pandemi ini kita tetap harus rutin berolahraga agar daya tahan tubuh tidak mudah menurun disaat virus corona masih ada hingga saat ini,” katanya.

Terkait persiapan pelantikan, lanjut Yustian, saat ini para pengurus sedang melakukan pembahasan diinternal mereka masing-masing. “Mereka mulai mengumpulkan beberapa anggota UKM untuk melakukan musyawarah di internal, terkait pembahas kepengurusan dan program kedepan. Jadi pada tanggal 20 November nanti, kita tinggal melantik pengurus yang baru,” sebutnya.

Yustian mengungkapkan, untuk saat ini ada total 18 UKM di Universitas Mulia. “Yang mana 18 ini akan kita lakukan evaluasi kembali, setelah mereka menyampaikan laporannya, baik kegiatan maupun usulan di priode akan datang. Kita lihat seperti apa laporan mereka dan kendalanya seperti apa, serta solusinya dari mereka seperti apa. Hingga nanti baru akan kita putuskan apakah UKM yang telah berjalan ini dapat bisa dipertahankan. Namun harapan kita semuanya masih tetap berjalan dan dapat mengembangkan progam disetiap bidangnya,” pungkasnya. (mra)

18 Unit Kegiatan Mahasiswa Universitas Mulia

  • UKM Graphics Design and Animation
  • UKM Al-Izzah
  • UKM Basket
  • UKM Pramuka
  • UKM Robotika
  • UKM Mulia Smart Coding
  • UKM Tari
  • UKM Tenis Meja
  • UKM Volly Ball
  • UKM English Club
  • UKM Jurnalistik
  • UKM Paduan Suara
  • UKM Futsal
  • UKM Musik
  • UKM Badminton
  • UKM Cyber Securit
  • UKM Cinematography
  • UKM Persekutuan Mahasiswa Kristen-Katolik (PMK)
Tim PSDKU "Sibasah Borneo" Raih Juara Tiga Kompetisi ITK-IBD

UM– Torehan prestasi kembali diukir Mahasiswa PSDKU kampus Samarinda. Kali ini tim dari Prodi S1 Sistem Informasi berhasil meraih juara 3 dalam kompetisi Inovasi Bisnis UMKM Berbasis Digital (IBD) yang digelar Institut Teknologi Kalimantan (ITK) dalam rangka Dies Natalis ke-6. Hasil kompetisi ini diumumkan pada penutupan rangkaian dies natalis yang dilaksanakan pada 10 Oktober 2020.

Ketua Tim Dody Novandi mengatakan, timnya yang terdiri dari tiga orang, yakni Brigihta Valencia Angela, Tommy Andi Riawan serta dirinya berhasil menjadi juara setelah menciptakan inovasi berupa SIBasah (Sistem Informasi Bank Sampah) Borneo.

“Sesuai dengan tujuannya agar mahasiswa dapat berinovasi menggerakan UMKM di tengah masa pandemi Covid-19, maka kami mencoba untuk mengangkat trobosan melalui bank sampah,” kata Dody.

Dody menjelaskan, diangkatnya konsep bank sampah karena program bank sampah secara nasional sudah ada, dimana selain penanganan terhadap sampah, masyarakat juga mendapatkan manfaat ekonomi langsung dari sampah yang dikumpulkan.

“Sementara di Samarinda, berdasarkan literasi yang kami baca, juga ada program bank sampah  yang dijalankan masyarakat. Kegiatannya sama seperti bank konvensional biasanya. Ada nasabah, ada teller dan customer. Mereka juga memiliki buku tabungan, namun yang membedakan mereka nabung dari sampah plastik, yang ditimbang kemudian dikonversi menjadi uang dan dicatat dalam buku tabungan,” katanya.

Kemudian berdasarkan hasil wawancaranya bersama pengelola bank sampah tersebut, ternyata kegiatan ekonomi mereka masih konvensional yang artinya pencatatan nasabah masih berbasis microsoft, kemudian mereka memperkenalkan brand-nya masih menggunakan sosial media.

“Karena seperti yang kami baca pula, bahwa mengapa UMKM tidak dapat berkembang, ini dikarena kegiatan ekonomi UMKM rata-rata tidak ditunjang teknologi atau berbasis digital. Dan  karena saat ini sudah memasuki era industri 4.0, maka hampir semua kegiatan memanfaatkan teknologi informasi,” katanya.

Dengan dasar inilah, dirinya bersama timnya hadir memberikan solusi melalui inovasi agar kegiatan ekonomi pada pengelolaan bank sampah sudah dapat berbasis digital. “Sebab kita tahu, dari program bank sampah ini pula sebagai sarana peningkatan ekonomi kreatif melalui pengolahan sampahnya yang bisa menjadi beraneka ragam keterampilan yang bernilai jual,” ujarnya.

Aplikasi berbasis website ini sebut Dody mendukung gerakan 3R (Reuse, Reduce, dan Recycle) dengan diadakannya bank sampah serta transaksi keuangan dari hasil kereativitas masyarakat. SIBasah mendukung pelaku UMKM untuk memanfaatkan perjualan produk kerativitas berbasis digital.

“Saat ini memang masih berupa prototype, namun kedepan kami ingin agar inovasi ini akan dirancang menjadi aplikasi. Untuk itu kami berencana akan mengusulkan inovasi ini masuk dalam program tahunan Dikti yakni Program Kreativitas Mahasiswa, bila disetujui program ini bisa mendapatkan pendanaan dan aplikasinya akan kami lanjutkan,” pungkas Dody. (mra)

Situasi sebelumnya dan arahan Kampus Merdeka yang dipaparkan Wakil Rektor I Yusuf Wibisono SE MTI pada PKKMB daring, Kamis (3/9). Foto: YouTube

UM – Saat ini terjadi banyak perubahan yang revolusioner. Semesta belajar tak berbatas, tidak hanya di ruang kelas, perpustakaan dan laboratorium, tetapi juga di desa, industri, tempat-tempat kerja, tempat-tempat pengabdian, pusat riset, maupun di masyarakat. Inilah paparan Wakil Rektor Bidang Akademik Yusuf Wibisono SE MTI tentang konsep Kampus Merdeka Merdeka Belajar di Universitas Mulia pada PKKMB 2020, Kamis (3/9).

“Semua perguruan tinggi sedang berusaha mengadopsi Kampus Merdeka, ini sebetulnya tidak mudah, tapi akan memberikan banyak kebebasan, banyak keleluasan, dan banyak hal-hal yang sebelumnya tidak terpikirkan,” tutur Pak Wibi, sapaan akrab pria kelahiran Trenggalek Jawa Timur ini.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim meluncurkan kebijakan Kampus Merdeka Merdeka Belajar. Di dalam Kampus Merdeka terdapat empat kebijakan dalam rangka menyiapkan mahasiswa menjadi sarjana yang tangguh, relevan dengan kebutuhan zaman, dan siap menjadi pemimpin dengan semangat kebangsaan yang tinggi.

Empat kebijakan tersebut adalah, pertama, terkait pembukaan program studi baru. Kedua, terkait sistem akreditasi perguruan tinggi. Ketiga, perguruan tinggi berbadan hukum. Dan keempat, hak belajar tiga semester di luar program studi. Mahasiswa didorong melakukan pembelajaran di manapun.

“Mungkin nomor satu, dua, dan tiga tidak menarik mahasiswa baru untuk dijelaskan di sini, tapi bagi yang berminat bisa langsung ke saya atau langsung saja Googling, bisa cari informasi tentang Kampus Merdeka,” tutur Pak Wibi.

Namun, ia memperhatikan kebijakan yang keempat perlu untuk diperhatikan dengan seksama. “Fokus kita, terkait apa yang akan kita lakukan nanti ada pada nomor empat, yaitu hak belajar tiga semester di luar program studi,” tuturnya.

Situasi sebelumnya dan arahan penerapan Kampus Merdeka yang dipaparkan Wakil Rektor I Yusuf Wibisono SE MTI pada PKKMB daring, Kamis (3/9). Foto: YouTube

Situasi sebelumnya dan arahan penerapan Kampus Merdeka yang dipaparkan Wakil Rektor I Yusuf Wibisono SE MTI pada PKKMB daring, Kamis (3/9). Foto: YouTube

Delapan kegiatan belajar di luar kampus yang dipaparkan Wakil Rektor I Yusuf Wibisono SE MTI pada PKKMB daring, Kamis (3/9). Foto: YouTube

Delapan kegiatan belajar di luar kampus yang dipaparkan Wakil Rektor I Yusuf Wibisono SE MTI pada PKKMB daring, Kamis (3/9). Foto: YouTube

Dasar hukum untuk melaksanakan hak belajar tiga semester di luar program studi adalah Permendikbud No 3 Tahun 2020. Dengan penerapan hak belajar diharapkan akan terbuka kesempatan luas bagi mahasiswa, untuk memperkaya dan meningkatkan wawasan, serta kompetensi-nya di dunia nyata sesuai dengan passion dan cita-cita mahasiswa.

“Jadi, adik-adik mahasiswa baru yang benar-benar baru kuliah tahun ini menurut saya tidak terlalu bermasalah dengan program tiga semester di luar program studi, karena masih hal baru,” ungkap Pak Wibi.

Menurutnya, program keempat Kampus Merdeka ini akan ditanggapi berbeda jika untuk mahasiswa yang sudah pernah belajar di diploma kemudian mengambil S1 lagi. “Maka, nomor empat ini akan terasa sekali banyak perubahan,” ungkapnya.

Pada situasi sebelumnya, satu SKS itu sama atau setara dengan 50-60 menit tatap muka di kelas. Tetapi jika belajarnya di laboratorium, satu SKS itu setara 2-3 jam belajar di kelas. Sedangkan di lapangan, satu SKS itu bisa setara dengan 5-6 jam belajar. “Itu sangat terasa sekali tidak adil. Inilah salah satu alasan munculnya konsep Kampus Merdeka Merdeka Belajar,” kata Pak Wibi.

Pada situasi lain, hal ini juga terjadi pada mahasiswa yang sedang mengikuti program pertukaran mahasiswa. “Mahasiswa yang mengikuti program ini umumnya lambat lulus. Karena apa yang dipelajari di tempat yang dituju itu umumnya berbeda kurikulum, dan dia harus menempuh kurikulum di perguruan tinggi asalnya,” ungkapnya.

Meski disebutkan mahasiswa yang mengikuti program pertukaran belajar akan mendapatkan nilai tambah, yakni pengalaman pendidikan, pengalaman pengajaran, wawasan, dan juga pengalaman bahasa.

Oleh karena itu, saat ini Kemdikbud mengarahkan perguruan tinggi untuk memberikan hak secara sukarela kepada mahasiswa. Sukarela dalam arti dapat diambil atau tidak oleh mahasiswa yang bersangkutan, yaitu mengambil SKS di luar perguruan tinggi sebanyak dua semester atau setara dengan 40 SKS.

Hak sukarela lainnya, mahasiswa dapat mengambil SKS di program studi yang berbeda di perguruan tinggi yang sama sebanyak satu semester atau setara dengan 20 SKS. “Bagi kami, perguruan tinggi wajib memberikan hak, tapi hak itu boleh adik-adik ambil atau tidak,” tutur Pak Wibi.

“Jadi nanti dengan konsep Kampus Merdeka yang sedang kita adopsi saat ini sedang kita, saya, Wakil Rektor Bidang Akademik dan para Dekan sedang menggodok bagaimana ini penerapan yang terbaik untuk institusi kita,” tuturnya.

Ini lantaran, menurutnya, atmosfer perguruan tinggi di Pulau Jawa dengan di Kalimantan berbeda. “Kalau di Jawa banyak sekali perguruan tinggi sehingga mudah saling bekerja sama,” ungkapnya.

Saat ini, kreativitas dan inovasi menjadi kata kunci penting untuk memastikan pembangunan Indonesia yang berkelanjutan. Para mahasiswa yang saat ini belajar di perguruan tinggi harus disiapkan menjadi pembelajar sejati yang terampil, lentur, dan ulet (agile learner). (SA/PSI)

UM – Pandemi Covid-19 yang masih melanda Indonesia khususnya Balikpapan tentu memengaruhi kegiatan akademik di seluruh perguruan tinggi termasuk Universitas Mulia. Berbagai kegiatan yang sebelumnya sudah dialihkan menjadi daring atau online, kini juga diterapkan pada kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) tahun 2020.

Ini terlihat pada Kamis, (4/9) kemarin. Dimana pembukaan PKKMB yang dipusatkan di aula kampus Cheng Ho dan dipimpin Rektor Universitas Mulia Dr. Agung Sakti Pribadi, S.H., M.H. diikuti sekitar 500 mahasiswa baru (maba) secara online dari kediamannya masing-masing.

Rencananya PKKMB tersebut akan berlangsung selama dua hari, Kamis (3/9) dan Sabtu (5/9). Diisi dengan berbagai materi yang akan disampaikan oleh Rektor, dekan hingga dosen Universitas Mulia.

Dr. Agung Sakti Pribadi, S.H., M.H. mengatakan, karena masih dalam kondisi pandemi Covid-19, maka terpaksa pelaksanaan PKKMB yang seharusnya dilakukan di kampus, dialihkan secara daring. “Sebenarnya ini memang tidak ideal karena pengenalan kampus harusnya dilakukan di kampus. Agar maba ini bisa melihat langsung kondisi kampus serta kita bisa bertatap muka dan berdialog secara langsung,” katanya.

Dan yang terpenting, kata dia, harus ada rasa antusias dari para maba ketika akan mengawali kegiatan di kampus. “Namun karena kondisi saat ini, maka inilah yang harus dilakukan,” ujarnya.

Setelah dilakukannya pengenalan kampus, tambah Agung diharapkan para maba dapat paham sistem perkuliahan yang diterapkan di Universitas Mulia. “Mereka harus tahu mulai dari managemenya seperti apa, perkuliahannya seperti apa. Mungkin sistem perkuliahan online ini mereka tidak mengetahui atau mengalami sebelumnya, jadi disini kita berikan pemahamannya semua,” terangnya.

Apalagi lanjut Agung, Universitas Mulia merupakan kampus berbasis IT, jadi diharapkan dengan distem perkuliahan online nantinya, para maba bisa lebih mandiri dan tetap semangat belajar.  “Karena di tengah situasi Covid-19 ini semua pihak dituntut untuk beradaptasi dengan kebiasaan baru. Namun, tetap harus berinovasi untuk mengantarkan calon generasi penerus khususnya mahasiswa, menjadi mahasiswa yang unggul dan berdaya saing pada era global,” lanjutnya.

Usai PKKMB, kegiatan mahasiswa akan dilanjutkan dengan pemberian mata kuliah dasar umum (MKDU). “Jadi pada Senin mendatang mereka akan langsung mengikuti MKDU selama seminggu. Baik materi dan tugas akan dilakukan secara online melalui zoom. Dan ada presentasi tugas dan ini akan dilakukan langsung tatap muka,” bebernya.

“Jadi ada sebagian online dan sebagian tatap muka dengan tetap menerapkan protokol kesehatan. Kita berupaya untuk tidak seluruhnya online. Terutama saat praktek di laboratorium, karena tidak efektif bila tidak dilakukan di laboratorium,” tambahnya.

Sementara itu Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nadiem Anwar Makarim, dalam sambutannya mengatakan bahwa pandemik memberikan banyak hikmah pembelajaran. “Metode pembelajaran berbasis teknologi, termasuk pembelajaran secara daring menjadi suatu hal yang harus kita adaptasikan dan kembangkan, seiring dengan dinamika adaptasi kurikulum yang perlu dilakukan oleh pihak perguruan tinggi,” tutur Nadiem.

Kondisi ini, lanjutnya, diharapkan dapat memicu kreativitas dan inovasi semua pihak di samping menguatkan implementasi adaptasi kebiasaan baru.

Menurut Mendikbud, menjadi mahasiswa artinya memasuki fase kehidupan baru, membentuk jati diri sebagai manusia seutuhnya melalui pendidikan tinggi. “Meneruskan pembelajaran dari Ki Hadjar Dewantara, paradigma pendidikan harusnya berpulang pada kemerdekaan belajar dan kemandirian pelaku belajar untuk mendapatkan nilai dan tujuan hidup sebagai manusia seutuhnya yang bermanfaat bagi keluarga, masyarakat, dan bangsa,” tuturnya. (mra)

Rektor Dr. Agung Sakti Pribadi, S.H., M.H. saat memberikan sambutan dalam PKKMB 2020 di Studio White Campus Universitas Mulia, Kamis (3/9). Foto: YouTube

UM – Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) tahun ini di Universitas Mulia dilaksanakan dalam jaringan atau daring. Rektor Dr. Agung Sakti Pribadi S.H., M.H. membuka secara resmi PKKMB yang berpusat di Studio Campus Universitas Mulia, Jalan Letjen Zaini Azhar Maulani Balikpapan, Kamis (3/9).

Acara dibuka dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, diikuti pembacaan doa, sambutan Mendikbud Nadiem Anwar Makarim, sambutan Rektor, dan penyerahan tanda peserta PKKMB. Setelah itu dilanjutkan paparan kebijakan Kampus Merdeka oleh Wakil Rektor Yusuf Wibisono SE MTI dan Bela Negara oleh Drs. Suprijadi M.Pd.

“Ketika lagu Indonesia Raya dinyanyikan (tadi), ada terbersit kesedihan yang tidak biasa, bertahun-tahun sebelumnya kita lakukan kegiatan PKKMB, dulu disebut Ospek, kemudian Bina Akrab Mahasiswa, semua dilakukan dengan semangat, tapi hari ini di seluruh kampus terutama di Indonesia tidak ada tatap muka,” terang Pak Agung mengawali sambutan.

Di hadapan sekitar 500 mahasiswa baru yang menggunakan aplikasi Zoom dan disiarkan langsung di YouTube, Rektor mengawali sambutan dengan ungkapan syukur bahwa semua dalam keadaan sehat dan kegiatan berjalan lancar dan aman.

“Kita tidak mengenal mahasiswa secara akrab karena dilakukan secara virtual, tidak bertatap muka langsung,” ungkap Pak Agung. Dengan tidak bertatap muka langsung, maka kesulitannya adalah tidak mampu memperhatikan respon, antusias, dan kesulitan yang dialami mahasiswa.

Namun, menurutnya, seperti yang dikatakan Mendikbud bahwa sebelum terjadi pandemi Covid-19, Mendikbud telah merancang program Kampus Merdeka, Merdeka Belajar. “Kemandirian menjadi hal penting untuk kita semua. Kita harus bisa mandiri untuk belajar,” terang Pak Agung.

Terlebih di saat ini, generasi sekarang adalah generasi milenial, generasi muda, generasi yang akrab dengan gadget. Rektor menilai, generasi milenial tidak akan mengalami kesulitan yang berarti dalam menggunakan teknologi. “Walaupun dengan adanya kesulitan pandemik saat ini,” tuturnya optimis.

Rektor Dr. Agung Sakti Pribadi, S.H., M.H. saat memberikan sambutan dalam PKKMB 2020 di Studio White Campus Universitas Mulia, Kamis (3/9). Foto: YouTube

Rektor Dr. Agung Sakti Pribadi, S.H., M.H. saat memberikan sambutan dalam PKKMB 2020 di Studio White Campus Universitas Mulia, Kamis (3/9). Foto: YouTube

Mahasiswa baru peserta PKKMB 2020 bersama Dekan maupun Dosen Universitas Mulia, Kamis (3/9). Foto: YouTube

Mahasiswa baru peserta PKKMB 2020 bersama Dekan maupun Dosen Universitas Mulia, Kamis (3/9). Foto: YouTube

Sedikit kilas balik, Rektor juga mengenalkan sejarah berdirinya Universitas Mulia dari gabungan tiga perguruan tinggi, yakni STIKOM Balikpapan, ASMI Airlangga Balikpapan, dan STMIK Sentra Pendidikan Bisnis (SPB) Samarinda.

“Pada tahun 2018 bergabunglah tiga perguruan tinggi tersebut menjadi Universitas Mulia, dengan Kampus Utama di Kota Balikpapan, dan Program Studi Diluar Kampus Utama atau PSDKU di Kota Samarinda,” tuturnya.

Tentu saja, menurut Rektor, para mahasiswa baru yang hadir pada kesempatan PKKMB daring kali ini terasa sulit diketahui dari mana daerah asal dan domisilinya. “Tidak ada bedanya antara Balikpapan dan Samarinda ketika dilakukan kelas virtual,” ungkap Pak Agung.

Meski demikian, Rektor mengingatkan agar para mahasiswa menyiapkan diri untuk mengikuti perkuliahan daring setidaknya dalam satu semester ke depan. “Namun beberapa pertemuan sesuai dengan protokol kesehatan akan kita lakukan dengan jumlah terbatas,” ungkapnya.

Rektor optimis mahasiswa akan mampu melalui masa-masa sulit di tengah pandemik Covid-19 saat ini. Kampus pun saat ini tengah mengembangkan Learning Management System (LMS) untuk mendukung kegiatan belajar mengajar agar berjalan lebih efektif.

Model pembelajaran pun dilaksanakan baik secara daring (online) ataupun luring (offline). Cara menerapkan dua model pembelajaran baik online maupun offline ini disebut Blended Learning.

Rektor berpesan kepada seluruh peserta agar mengikuti PKKMB dengan antusias dan semangat serta meningkatkan kreativitas.

“Saudara bisa mengambil alih kreativitas, berkreasilah untuk membentuk grup sendiri untuk berkomunikasi sebagaimana dulu Whatsapp terbentuk oleh mahasiswa yang ingin berkomunikasi internal antar mereka, dan berkembang hingga sekarang,” tutur Rektor.

“Kreativitas kalian sekarang ini diuji, lakukan kreativitas. Jangan karena keterbatasan pertemuan membuat kalian tidak kreatif. Kampus memberikan fasilitas inkubator bisnis bagi mahasiswa yang memiliki keunggulan dalam berkreativitas, bahkan berwirausaha untuk berkembang,” tutup Rektor. (SA/PSI)

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nadiem Anwar Makarim saat memberikan sambutan pada Program Pengenalan KehidupanKampus bagi Mahasiswa Baru 2020 di perguruan tinggi di seluruh Indonesia. Foto: Tangkapan Layar

UM – Tahun ini dengan kondisi pandemik Covid-19, Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) dilaksanakan secara daring menyesuaikan kondisi di masing-masing wilayah perguruan tinggi. Begitu pula di Universitas Mulia, PKKMB juga dilaksanakan secara daring yang dibuka pada hari ini, Kamis (3/9).

PKKMB merupakan wahana bagi pimpinan perguruan tinggi untuk memperkenalkan dan mempersiapkan mahasiswa baru dalam proses transisi menjadi mahasiswa yang dewasa dan mandiri, serta mempercepat adaptasi dengan lingkungan yang baru. Dengan PKKMB, diharapkan memberikan bekal untuk keberhasilan mahasiswa menempuh pendidikannya di perguruan tinggi.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nadiem Anwar Makarim, dalam sambutannya mengatakan bahwa pandemik memberikan banyak hikmah pembelajaran. “Metode pembelajaran berbasis teknologi, termasuk pembelajaran secara daring menjadi suatu hal yang harus kita adaptasikan dan kembangkan, seiring dengan dinamika adaptasi kurikulum yang perlu dilakukan oleh pihak perguruan tinggi,” tutur Nadiem.

Kondisi ini, lanjutnya, diharapkan dapat memicu kreativitas dan inovasi semua pihak di samping menguatkan implementasi adaptasi kebiasaan baru.

Menurut Mendikbud, menjadi mahasiswa artinya memasuki fase kehidupan baru, membentuk jati diri sebagai manusia seutuhnya melalui pendidikan tinggi. “Meneruskan pembelajaran dari Ki Hadjar Dewantara, paradigma pendidikan harusnya berpulang pada kemerdekaan belajar dan kemandirian pelaku belajar untuk mendapatkan nilai dan tujuan hidup sebagai manusia seutuhnya yang bermanfaat bagi keluarga, masyarakat, dan bangsa,” tuturnya.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nadiem Anwar Makarim saat memberikan sambutan pada Program Pengenalan KehidupanKampus bagi Mahasiswa Baru 2020 di perguruan tinggi di seluruh Indonesia. Foto: Tangkapan Layar

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nadiem Anwar Makarim saat memberikan sambutan pada Program Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru 2020 di perguruan tinggi di seluruh Indonesia. Foto: Tangkapan Layar

Berikut isi lengkap sambutan Mendikbud Nadiem Makarim pada pelaksanaan PKKMB di seluruh perguruan tinggi di Indonesia.

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Salam sejahtera bagi kita semua,

Para pimpinan perguruan tinggi di seluruh Indonesia yang saya hormati,

Adik-adik mahasiswa yang saya cintai,

Viva Mahasiswa!

Syukur Alhamdulillah di kesempatan ini saya dapat menyapa Bapak Ibu dan adik-adik mahasiswa semua, meskipun secara daring,

Salam sehat dan bahagia,

Kita masih terus berjuang di tengah pandemic Covid-19, namun disisi lain pandemic banyak memberikan hikmah pembelajaran bagi kita.

Metode pembelajaran berbasis teknologi, termasuk pembelajaran secara daring menjadi suatu hal yang harus kita adaptasikan dan kembangkan, seiring dengan dinamika adaptasi kurikulum yang perlu dilakukan oleh pihak perguruan tinggi.

Kondisi ini diharapkan dapat memicu kreativitas dan inovasi semua pihak disamping menguatkan implementasi adaptasi kebiasaan baru.

Adik-adikku mahasiswa baru se-Indonesia,

Menjadi mahasiswa artinya memasuki fase kehidupan baru, membentuk jati diri sebagai manusia seutuhnya melalui pendidikan tinggi.

Meneruskan pembelajaran dari Ki Hadjar Dewantara, paradigma pendidikan harusnya berpulang pada kemerdekaan belajar dan kemandirian pelaku belajar untuk mendapatkan nilai dan tujuan hidup sebagai manusia seutuhnya yang bermanfaat bagi keluarga, masyarakat, dan bangsa.

Filosofi tersebut mendasari transformasi kebijakan Kemdikbud Merdeka Belajar, terutama Kampus Merdeka yang memerdekakan pendidikan untuk meningkatkan budaya pembelajaran dan inovasi, yang bisa memantik growth-mindset generasi penerus bangsa.

Perguruan tinggi didorong untuk lebih adaptif dalam melakukan transformasi kurikulum sesuai kebutuhan nasional dan kebutuhan global, serta disesuaikan dengan karakteristik yang lazim di Indonesia.

Di masa lalu mahasiswa tidak memiliki fleksibilitas di dalam belajar. Semua kegiatan belajar dimaknai secara rakitan, dengan satuan kredit semester, hingga kegiatan-kegiatan yang dilakukan mahasiswa di luar kampus, di luar ruang kuliah, di luar lecture, tidak bisa diakui sebagai pembelajaran.

Saat ini SKS diartikan dalam jam kegiatan sehingga ada fleksibilitas bagi mahasiswa menuntut ilmu, baik secara tatap muka perkuliahan, maupun kegiatan lainnya seperti magang, mengajar di desa, dan lain sebagainya.

Berbagai kegiatan di luar kampus ini diharapkan dapat meningkatkan kompetensi mahasiswa untuk memberikan solusi atas permasalahan riil yang dihadapi masyarakat.

Kampus merdeka mendorong kita sebagai pelajar sepanjang hayat, keharusan untuk terus belajar, menggali bakat dan minat, dan meningkatkan keunggulan kompetensi di era baru pendidikan, era Revolusi Industri 4.0.

Kreativitas dan inovasi bisa terpacu dengan gotong royong banyak pihak. Kompetensi dan kolaborasi dapat lebih diasah melalui berbagai macam program kampus merdeka.

Adik-adik mahasiswa yang saya banggakan,

Pendidikan adalah kunci solusi atas krisis pembelajaran dan berbagai permasalahan yang dihadapi bangsa. Mahasiswa diharapkan menjadi agen perubahan, dan penggerak untuk menghasilkan berbagai solusi untuk bangsa.

Ubah paradigma belajar di perguruan tinggi menjadi kuliah untuk belajar. Belajar bagaimana bisa berkarya atau bekerja di berbagai bidang, bukan hanya sekadar kuliah untuk bekerja.

Mari sama-sama belajar dan terus haus belajar untuk menjadi manusia yang merdeka.

Selamat mengikuti Program Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru.

Selamat berkarya,

Salam Kampus Merdeka,

Terima kasih,

Wassalamualaikum warahmatullah wabarakatuh.

(SA/PSI)

 

Mahasiswa Universitas Mulia berhasil menjadi penerima pendanaan Program Kreatifitas Mahasiswa (PKM) 5 Bidang Tahun 2020 dari Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti).

Proposal dengan judul Aplikasi Vulnerability Assessment Sebagai Solusi Tata Kelola Pengamanan Informasi di SMKTI Airlangga Samarinda, yang dibuat oleh tim mahasiswa dari program studi Sistem Informasi Kampus Samarinda menjadi salah satu dari ratusan proposal yang lolos pendanaan program tersebut.

Diketahui Program Kreatifitas Mahasiswa merupakan program tahunan yang digelar oleh Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Digelar dalam rangka memandu mahasiswa untuk menjadi  pribadi  yang  tahu aturan, taat  aturan, kreatif, inovatif, dan objektif kooperatif dalam membangun keragaman intelektual.

Kepala Kantor PSDKU Kampus Samarinda Ir. Riyayatsyah, M.P mengatakan, tim ini beranggotakan lima orang, yang terdiri dari Muhammad  Iswansi sebagai ketua tim, dengan anggota Thasa Amelia, Risky Fahriza, Gusti Muhammad Jafar, dan Paul Vincent Mendrova. “Sebelumnya mereka telah mengajukan proposal yang berisikan ide-ide baru yang inovatif,” katanya.

Dia menjelaskan, melalui PKM setiap perguruan tinggi memberikan peluang kepada mahasiswa untuk dapat berkreasi. “Ini seperti lomba yang digelar oleh Dikti. Proposal yang terpili berhak mendapatkan pendanaan untuk produk yang dibuatnya. Dan pemilihan itu atas dasar apakah produk yang mereka buat memiliki dampak atau efek yang besar bagi apa yang diteliti,” ujarnya.

Proses mendapatkan pendanaan itu, tambahnya, guna mengembangkan ide kreatif dan inovasi mahasiswa yang diwujudkan dalam program PKM tersebut. Mahasiswa harus mengirimkan proposal tentang ide kreatif dan inovasi sesuai dengan bidang yang diminati ke Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan untuk diseleksi. “Setelah itu, jika mahasiswa mendapatkan pembiayaan, mahasiswa mengembangkan isi atau kegiatan yang telah direncanakan dalam proposal tersebut,” terangnya.

Ia menuturkan, ini menjadi kali kedua Universitas Mulia berpartisipasi. “Tahun 2018 kami kirim tapi belum terpilih. Dan dari sini kami pelajari mengapa tidak terpilih. Akhirnya disimpulkan bahwa kualitas dari proposal harus lebih baik dan benar, penulisan dan sebagainya, kemudian pemanfaatannya lebih diutamakan. Jadi produk yang dibuat bukan yang sudah umum. Produk harus lebih spesifik,” tuturnya.

Riyayatsyah pun berharap, dengan diraihnya pencapaian tersebut dapat semakin membuka peluang lebih untuk mahasiswa lain dalam meningkatkan ide kreatif dan inovasi yang dimiliki. (mra)

Dua Mahasiswa Universitas Mulia yakni Kesuma Bagaskara Program Studi S1 Informatika dan Bella Tirsa Debora Program Studi D3 Manajemen Industri, berhasil lolos dalam Pemilihan Mahasiswa Berprestasi (Pilmapres) Tahun 2020 tahap I yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud).

Pemilihan Mahasiswa Berprestasi ini merupakan kegiatan tahunan yang sangat strategis dan komprehensif untuk menghasilkan mahasiswa yang memiliki daya saing dan karakter yang unggul. Bedasarkan hasil verifikasi, terdapat 174 Perguruan Tinggi Jenjang Sarjana dan 64 Perguruan Tinggi Jenjang Diploma yang berhasil lolos, termasuk mahasiswa Universitas Mulia.

Kabag Akademik dan Kemahasiswaan Fakultas Ilmu Komputer (FIKOM), Bapak Riovan Styx Roring, S.T., M.Kom menjelaskan, kedua mahasiswa yang lolos pada tahapan ini juga berhak menyandang predikat sebagai Mahasiswa Berprestasi Tingkat Wilayah LLDIKTI XI sesuai ketentuan yang ditetapkan Puspresnas Kemdikbud dalam pedoman Pilmapres. Keduanya berhasil lolos berdasarkan nilai Computer Based Test (CBT) Wawasan Kebangsaan dan Bahasa Inggris yang telah dilakukan pada 2 Juli 2020 dan pengisian Borang Portofolio, Pusat Prestasi Nasional dan penilaian Dewan Juri Pilmapres Tahun 2020.

“Menjadi sebuah kebanggaan, karena ini juga merupakan keikutsertaan yang pertama bagi mahasiswa Universitas Mulia. Dari 2.000 lebih Perguruan Tinggi yang berpartisipasi UM berhasil lolos dalam dua jenjang, bahkan perwakilan Diploma UM merupakan satu-satunya yang lolos dari Kaltim dan akan berhadapan dengan PTN terbaik seperti UI, UGM, dan ITS,” ujar Riovan.

Sebelumnya, kata Riovan, kedua mahasiswa yang lolos tersebut telah menjalani seleksi internal di Universitas Mulia. “Dari semua fakultas dan program studi yang ada di Universitas Mulia mereka menjadi yang terbaik. Seleksi internal yang kami lakukan dalam bentuk wawancara dan tes potensi akademik. Dan kami juga melihat background mereka, mulai dari nilai IPK, kemampuannya dan portofolio yang sudah dimiliki,” terangnya.

Rencananya, Bagaskara dan Bella akan mengikuti tahap kedua mulai 22 Juli hingga 5 Agusus 2020, dimana penilaiannya akan dilakukan pada tanggal 19 Agustus 2020. Di tahap kedua ini, para peserta akan menulis naskah gagasan kreatif berupa Sustainable Development Goals (SDG) dan revolusi industri. “Kami akan mendukung mereka membuat naskah gagasan kreatif tersebut, dimana beberapa ide kreatif telah mulai kita terapkan di Universitas Mulia dan bisa dipakai oleh mereka. Misalnya Bagaskara akan membahas home society industry, sementara gagasan teknopreneur akan digunakan oleh Bella,” pungkasnya.

Indra Suwandi Go Mahasiswa Program Studi S-1 Informatika Fakultas Ilmu Komputer (FIKOM) Universitas Mulia berhasil menjadi Pemakalah dalam Konferensi Nasional Ilmu Komputer ke 4 (KONIK) Tahun 2020 Edisi Covid-19 yang diselenggarakan oleh Asosiasi Perguruan Tinggi Informatika dan Komputer (APTIKOM) Provinsi Sulawesi Tenggara, Indonesia dengan karya tulis berjudul “PERANCANGAN SISTEM ALAT KONTROL JARAK JAUH BERBASIS VISUAL BASIC DAN WEB KONTROL”.

Ada pula Mahasiswa Program Studi S-1 Informatika yakni Ashrof Noor yang berhasil menjadi Pemakalah dalam Konferensi Nasional Ilmu Komputer ke 4 (KONIK) Tahun 2020 Edisi Covid-19 yang diselenggarakan oleh Asosiasi Perguruan Tinggi Informatika dan Komputer (APTIKOM) Provinsi Sulawesi Tenggara, Indonesia dengan karya tulis berjudul “PERANCANGAN SISTEM MONITORING SUHU MENGGUNAKAN RASPBERRY PI BERBASIS WEB PADA PERKEBUNAN”.

Kedua Mahasiswa FIKOM ini berhasil mempresentasikan karya tulisnya di hadapan para peneliti dan pegiat Ilmu Komputer yang tergabung dalam APTIKOM se-Indonesia.

Karya tulis ini juga merupakan salah satu tugas Mata Kuliah Robotika yang diampu oleh Bapak M. Safi’i, S.Kom., M.Kom., dan Bapak Zainal Arifin, S.Kom., M.Kom.

Dosen FIKOM Bapak Riovan Styx Roring, S.T., M.Kom mengatakan, hal ini merupakan suatu prestasi yang membanggakan mengingat publikasi ilmiah seperti ini biasanya dilakukan oleh mahasiswa jenjang S-2 sebagai syarat kelulusan, syarat luaran jabfung, penelitian dan pengabdian dosen dan sebagai tugas besar bagi mahasiswa jenjang S-3. Sangat membanggakan.

Selamat untuk Indra dan Ashrof !

Kesuma Bagaskara Mahasiswa Program Studi S1 Informatika dan Bella Tirsa Debora Mahasiswi Program Studi D3 Manajemen Industri mewakili Universitas Mulia dalam Pemilihan Mahasiswa Berprestasi (Pilmapres) Kemdikbud 2020.

Keduanya diseleksi berdasarkan keahlian dan bakat yang dimiliki dan telah terdaftar dan siap berkompetisi dalam Pemilihan Mahasiswa Berprestasi Kemdikbud 2020. Semangat berkompetisi Kak Bagas dan Kak Bella.