Balikpapan, 8 Desember 2025—Mulia Fun Run 5K menjadi program unggulan IKA Universitas Mulia dan HIMA Manajemen tahun ini. Ketua IKA, Agung Widiyanto, S.M., menjelaskan bahwa kegiatan ini dipilih karena melihat kebutuhan akan sebuah ruang interaksi yang mampu menyatukan alumni, mahasiswa, dosen, dan masyarakat. Ia menyebut kegiatan olahraga sebagai medium yang inklusif dan mudah diikuti oleh semua kalangan.

Dalam proses penyelenggaraannya, IKA dan HIMA Manajemen menghadapi sejumlah tantangan. Penentuan rute yang aman, pengaturan logistik, pendanaan yang belum sesuai ekspektasi, dan manajemen risiko peserta menjadi perhatian utama. Untuk itu, tim teknis khusus dibentuk dan berkoordinasi dengan pihak keamanan, tenaga kesehatan, dan pihak kampus. “Simulasi rute dilakukan berulang untuk memastikan kelayakan, sementara kebutuhan logistik—mulai dari race pack, minum, marshal, hingga titik medis—ditata secara sistematis,” terang Agung. Pendekatan ini digunakan untuk memastikan kegiatan berjalan aman, terukur, dan profesional.

Wakil Rektor Bidang Akademik, Wisnu Hera Pamungkas, S.T.P., M.Eng., bersama Kepala HRD UM, Drs. Achmad Prijanto, tampak mengikuti Mulia Fun Run dengan berlari bersama para dosen dan karyawan.

Salah satu kebijakan yang diambil panitia adalah pemberian kuota gratis bagi dosen dan karyawan. Agung menyebut bahwa hal tersebut merupakan bentuk apresiasi terhadap kontribusi mereka dalam proses pendidikan dan pembinaan mahasiswa. “Keputusan ini juga menjadi simbol bahwa hubungan mahasiswa–dosen–karyawan tidak hanya bersifat akademis, tetapi juga kemitraan yang humanis,” ujarnya. Kehadiran dosen dan karyawan diharapkan memperkuat semangat kebersamaan serta menunjukkan komitmen terhadap gaya hidup sehat.

IKA dan HIMA Manajemen merancang konsep Mulia Fun Run 5K dengan tiga nilai utama: kesehatan, kebersamaan, dan identitas kampus. Nilai kesehatan ditopang dengan rute lari yang terukur, penyediaan air minum, dan dukungan tim medis. Nilai kebersamaan diwujudkan melalui desain kegiatan yang mendorong interaksi akrab antar peserta. Nilai identitas kampus hadir melalui atribut acara, publikasi, dan keterlibatan lembaga kampus. Menurut Agung, peserta tidak hanya membawa pulang pengalaman berlari, tetapi juga rasa memiliki terhadap komunitas kampus.

Untuk melihat kelayakan kegiatan ini berlanjut pada tahun berikutnya, indikator keberhasilan disusun secara kuantitatif dan kualitatif. Indikator kuantitatif meliputi jumlah peserta, tingkat partisipasi alumni, keterlibatan dosen dan karyawan, serta penyelesaian rute tanpa insiden. Indikator kualitatif yang digunakan antara lain kepuasan peserta, dampak terhadap citra kampus, kualitas interaksi sosial, dan sejauh mana kegiatan mendorong budaya hidup sehat. Data ini akan menjadi dasar dalam menentukan pengembangan program.

Sepanjang proses persiapan hingga pelaksanaan, panitia memperoleh banyak pembelajaran. Agung menyampaikan bahwa kegiatan sebesar ini membutuhkan koordinasi lintas tim, komunikasi yang efektif, dan kepemimpinan yang responsif terhadap perubahan. “Pembelajaran terpenting adalah bahwa kolaborasi adalah kunci. Setiap divisi memiliki peran vital, dan ketika semua unsur bergerak dengan visi yang sama, tantangan apa pun dapat diatasi,” ujarnya.

Kaprodi Manajemen, Dr. Pudjianti, sebelumnya menilai bahwa kegiatan ini memberi ruang partisipasi yang sehat bagi mahasiswa. “Mahasiswa belajar bagaimana mengelola event, berkomunikasi dengan banyak pihak, dan bertanggung jawab pada peran mereka,” ucapnya dalam kesempatan terpisah. Menurutnya, penyelenggaraan kegiatan seperti ini memperlihatkan bahwa mahasiswa mampu mengatur kegiatan yang terstruktur dan terukur.

Agung berharap pengalaman tersebut dapat menjadi contoh bagi organisasi mahasiswa. “Kegiatan yang profesional dan berdampak sangat mungkin diwujudkan ketika dikelola dengan disiplin, rasa memiliki, dan semangat pelayanan,” pungkasnya. (YMN)

 

Balikpapan, 8 Desember 2025 – Program Studi Manajemen Universitas Mulia mendukung penuh pelaksanaan Mulia Fun Run 5K yang digagas Himpunan Mahasiswa Manajemen. Kegiatan ini tidak hanya dipandang sebagai aktivitas olahraga, tetapi sebagai bagian dari strategi prodi dalam membangun kualitas ekosistem akademik.

Kaprodi Manajemen, Dr. Pudjiati, S.E., M.M., menegaskan bahwa dukungan prodi bertumpu pada dua pertimbangan: akademik dan non-akademik. Menurutnya, mahasiswa membutuhkan pengalaman belajar yang tidak semata terjadi di ruang kuliah.

“Fun Run kami arahkan untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan mahasiswa. Dari sisi pembelajaran, kegiatan ini membantu mahasiswa mengelola waktu, meningkatkan konsentrasi, dan memperkuat kemampuan kerja sama dalam tim,” ujarnya.

Bagi Prodi Manajemen, olahraga tidak berdiri di luar ranah pendidikan tinggi. Dr. Pudjiati menyebut bahwa kegiatan fisik yang terstruktur memberi dampak langsung terhadap kualitas hidup mahasiswa, termasuk stamina, fokus belajar, dan produktivitas.

“Kami memaknainya sebagai bagian dari ekosistem pendidikan. Fun Run membangun kesadaran akan pentingnya kesehatan dan kesejahteraan, serta menciptakan hubungan yang lebih cair antara dosen, karyawan, dan mahasiswa,” jelasnya.

Ia juga menambahkan bahwa kegiatan ini membuka ruang perjumpaan dengan komunitas luar kampus, karena pendaftaran dibuka pula untuk masyarakat umum. Menurutnya, dampak semacam ini relevan dalam konteks promosi prodi yang bersifat organik.

Direktur Eksekutif BPH Yayasan Airlangga, Dr. Agung Sakti Pribadi, S.H., M.H., bersama Ketua Yayasan Airlangga, Mulia Hayati Devianty, S.E., melakukan prosesi pemotongan tumpeng sebagai penanda pembukaan kegiatan.

Nilai Organisasi yang Disasar

Dalam pelaksanaannya, Fun Run bukan sekadar ajang berkumpul, tetapi menjadi medan pembelajaran kepemimpinan. Prodi ingin mahasiswa mengalami langsung dinamika kerja tim, koordinasi lintas unit, dan kemampuan mengambil keputusan di lapangan.

“Nilai yang kami tekankan adalah kemampuan bekerja sama, memimpin, dan beradaptasi dengan lingkungan yang berbeda,” kata Dr. Pudjiati.

Evaluasi dan monitoring menjadi instrumen agar kegiatan tidak berakhir sebatas seremoni. Mahasiswa dilibatkan dalam perencanaan, logistik, hingga evaluasi pasca-acara.

“Kami memastikan kegiatan ini tidak berhenti pada pelaksanaan. Ada evaluasi berkelanjutan yang kami lakukan untuk melihat dampaknya, sekaligus membangun pengalaman mahasiswa dalam mengelola kegiatan,” tambahnya.

Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Kota Balikpapan, Ratih Kusuma, secara resmi membuka Mulia Fun Run.

Pembeda yang Signifikan

Salah satu hal yang menurutnya patut dicatat adalah keterlibatan seluruh unsur kampus. Tidak hanya mahasiswa, tetapi juga dosen dan tenaga kependidikan.

“Fun Run menjadi ruang kebersamaan semua civitas akademika. Dari sana tumbuh kesadaran kolektif bahwa kesehatan adalah bagian dari budaya kampus,” ungkapnya.

Keterbukaan pendaftaran bagi masyarakat umum, menurutnya, memberi nilai tambah tersendiri. Prodi Manajemen hadir sebagai bagian dari masyarakat, bukan entitas yang bekerja secara tertutup.

Peserta Mulia Fun Run memulai lari dari garis start di area kampus Universitas Mulia.

Harapan ke Depan

Dr. Pudjiati berharap Fun Run berkembang menjadi agenda unggulan yang menegaskan karakter prodi sebagai program studi yang inovatif dan dekat dengan komunitas.

“Kami ingin kegiatan ini terus tumbuh dan menjadi identitas Prodi Manajemen. Selain menyehatkan, ia membangun citra prodi sebagai prodi yang aktif, kreatif, dan mampu hadir di tengah masyarakat,” tutupnya. (YMN)

 

 

Balikpapan, 1 Desember 2025 — Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Mulia telah melaksanakan prosesi Pelepasan Lulusan Sarjana (S1) Program Studi Manajemen dan Program Studi Akuntansi pada Jumat, 28 November 2025, bertempat di Ballroom Cheng Hoo Universitas Mulia. Acara berlangsung khidmat dan penuh antusiasme dengan diikuti 98 lulusan, terdiri dari 76 lulusan Program Studi Manajemen dan 22 lulusan Program Studi Akuntansi. Kegiatan ini sekaligus menjadi momentum penting bagi fakultas melalui pembentukan Ikatan Alumni Fakultas Ekonomi dan Bisnis (IKA FEB) periode 2025–2027.

Dekan FEB Apresiasi Ketekunan dan Capaian Lulusan

Kegiatan yang dihadiri jajaran pimpinan universitas, pimpinan fakultas, dosen, serta para lulusan tersebut dibuka dengan sambutan Dekan FEB, Dr. Ivan Armawan, SE., MM. Ia menegaskan bahwa prosesi pelepasan ini merupakan awal perjalanan profesional para lulusan dalam dunia kerja dan pengabdian masyarakat.

“Pelepasan ini bukan merupakan penutup perjalanan, melainkan titik awal bagi para lulusan untuk memasuki fase baru dalam berkarya pada ranah profesional. Kami berharap para lulusan mampu tampil sebagai representasi terbaik FEB, baik dalam kiprah karier maupun dalam kontribusi mereka di tengah masyarakat,” ujar Dekan dalam sambutannya.

Dekan FEB UM, Dr. Ivan Armawan, S.E., M.M., menyampaikan apresiasi dan pesan akademik kepada para lulusan dalam prosesi pelepasan FEB 2025.

Wakil Rektor Bidang Sumber Daya: Lulusan Harus Siap Hadapi Dinamika Era Digital

Dalam sambutannya, Wakil Rektor Bidang Sumber Daya, Yusuf Wibisono, S.E., M.T.I.  menekankan bahwa lulusan FEB harus memiliki kesiapan menghadapi transformasi digital serta dinamika global yang semakin kompetitif.

“Perguruan tinggi tidak berhenti pada penciptaan lulusan yang kuat secara akademik, tetapi juga berkewajiban membentuk individu yang mampu beradaptasi, berinovasi, dan menjunjung tinggi integritas. Dengan fondasi kompetensi yang telah dibangun selama masa studi, kami meyakini lulusan FEB siap memberikan kontribusi strategis dan berdampak luas di berbagai sektor,” jelasnya.

Wakil Rektor Bidang Sumber Daya, Yusuf Wibisono, S.E., M.T.I., memberikan arahan mengenai kesiapan lulusan menghadapi tantangan profesional dan dunia kerja.

Pembentukan IKA FEB: Memperkuat Jejaring dan Kontribusi Alumni

Rangkaian acara pelepasan juga menjadi forum pembentukan resmi Ikatan Alumni Fakultas Ekonomi dan Bisnis (IKA FEB). Agenda pembentukannya meliputi:

  • Pemaparan tujuan dan manfaat pembentukan IKA FEB
  • Penyusunan struktur organisasi sementara
  • Pemilihan ketua dan pengurus periode 2025–2027
  • Penetapan rencana kerja dan agenda awal

Melalui musyawarah, Agung Widiyanto, S.M., terpilih sebagai Ketua IKA FEB. Ia menyampaikan komitmen untuk membangun komunitas alumni yang aktif, berjejaring luas, dan mampu memberikan kontribusi nyata bagi fakultas.

Dekan FEB, Dr. Ivan Armawan, S.E., M.M., menyerahkan Surat Keputusan kepada Ketua IKA FEB terpilih, Agung Widiyanto, S.M., sebagai tanda resmi terbentuknya IKA FEB periode 2025–2027.

Wakil Rektor III: Alumni Adalah Mitra Strategis Universitas

Prosesi pembentukan IKA FEB turut disaksikan oleh Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, yang menegaskan peran strategis alumni dalam pengembangan institusi.

“Alumni memiliki peran penting dalam memperkuat reputasi dan ekosistem akademik universitas. Melalui IKA FEB, diharapkan terbentuk jejaring kolaboratif yang mampu mendukung peluang magang, kerja, dan kegiatan akademik yang berdampak luas,” terangnya.

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Sumardi, S.Kom., M.Kom., menegaskan peran strategis alumni dalam memperkuat jejaring dan reputasi universitas.

Harapan ke Depan

Dengan pelepasan 98 lulusan serta terbentuknya IKA FEB, FEB Universitas Mulia berharap tercipta sinergi berkelanjutan antara alumni, fakultas, dan universitas dalam pengembangan pendidikan, penelitian, serta pengabdian kepada masyarakat. Wadah alumni ini juga diharapkan menjadi ruang untuk memperluas jejaring profesional dan memperkuat kontribusi lulusan di dunia kerja.

Dekan FEB memberikan ucapan selamat secara simbolis kepada lulusan FEB sebagai penanda perjalanan baru mereka di dunia profesional.

Acara ditutup dengan penyerahan ucapan selamat kepada lulusan, sesi foto bersama, ramah tamah, serta serah terima simbolis lulusan kepada IKA FEB sebagai penanda dimulainya perjalanan baru para sarjana dalam jaringan alumni FEB Universitas Mulia. (YMN)

Balikpapan, 26 November 2025 – Dalam rangkaian kegiatan Mulia Accounting Event (MAE) Volume 2, Dothy Amelia Saragih, S.E., M.M., dosen Universitas Mulia sekaligus praktisi di bidang akuntansi dan keuangan, membedah perubahan signifikan profesi akuntan di era digital dan implikasinya bagi kompetensi mahasiswa.

Dothy menjelaskan, digitalisasi telah menggeser banyak fungsi entry level akuntansi. “Proses pencatatan dan data entry yang dulunya membutuhkan tenaga manusia kini banyak digantikan oleh sistem dan AI. Akibatnya, kebutuhan perusahaan terhadap akuntan di level dasar menurun, sementara kemampuan yang paling mendesak dikuasai mahasiswa adalah data analyst dan kemampuan berpikir kritis,” ujarnya.

Pemateri kedua, Dothy Amelia Saragih, S.E., M.M., menyampaikan materi “Peran Akuntansi di Era Digital dan Dunia Kerja” dalam rangkaian MAE Vol. 2 FEB Universitas Mulia.

Meski AI dan digitalisasi mengubah lanskap profesi, Dothy menegaskan bahwa peran akuntan tradisional tidak akan hilang sepenuhnya. Peran yang berkembang adalah sebagai business partner, di mana akuntan menjadi penasihat strategis bagi pemangku kepentingan agar operasional perusahaan tetap berjalan optimal. “Akuntan modern bukan lagi sekadar pencatat transaksi; mereka memberikan insight finansial yang menentukan keputusan bisnis,” jelasnya.

Ia memberi contoh konkret: akuntan dapat menilai kemampuan finansial perusahaan dalam proses perekrutan karyawan, pengambilan keputusan ekspansi bisnis, atau pembelian aset. Dengan perspektif ini, akuntansi menjadi fungsi strategis yang memengaruhi arah bisnis secara nyata, tidak terbatas pada siklus pencatatan semata.

Salah seorang siswi peserta undangan mengajukan pertanyaan pada sesi tanya jawab, menunjukkan antusiasme pelajar dalam memahami praktik akuntansi digital dan pasar modal.

Dari pengalamannya di dunia kerja dan akademik, Dothy menyoroti kesalahan umum mahasiswa dan lulusan baru. “Masalah terbesar biasanya terkait attitude dan komunikasi. Banyak fresh graduate enggan bertanya atau mengambil inisiatif saat menghadapi tugas baru. Selain itu, kemampuan menyampaikan pendapat dan menangani konflik dengan rekan kerja juga sering menjadi kendala,” paparnya.

Mengenai kesiapan perguruan tinggi, Dothy menilai adopsi teknologi digital di kurikulum masih perlu ditingkatkan. “Beberapa universitas, termasuk UM, sedang bergerak ke arah itu. Misalnya, mata kuliah komputer akuntansi yang saya ampu semester lalu mulai memanfaatkan software terbaru, meski masih ada ruang untuk perbaikan dan pengembangan lebih lanjut.”

Dalam mendesain kompetensi wajib bagi calon akuntan masa depan, Dothy menekankan tiga keterampilan utama: pemahaman mendalam atas ilmu akuntansi, literasi digital, serta critical thinking dan kemampuan analisis. “Ketiga hal ini menjadi fondasi agar mahasiswa mampu bersaing di dunia profesional yang terus berubah,” tambahnya.

Kaprodi Akuntansi, Eko Edy Susanto, S.E., M.AK., menyerahkan sertifikat penghargaan kepada pemateri perwakilan BEI sebagai bentuk apresiasi atas kontribusi dalam MAE Vol. 2.

Sebagai pesan penutup bagi mahasiswa, Dothy menekankan mindset karier yang proaktif: tetap ingin tahu, berani bertanya, tidak takut mencoba hal baru, dan senantiasa rendah hati. Dengan sikap tersebut, mahasiswa tidak hanya mempersiapkan diri untuk mendapatkan pekerjaan setelah lulus, tetapi menjadi individu yang benar-benar dibutuhkan oleh industri.

MAE Volume 2 FEB Universitas Mulia, melalui materi Dothy Amelia, menegaskan bahwa akuntansi modern menuntut kemampuan berpikir strategis, adaptasi teknologi, dan keberanian untuk berinovasi—kompetensi yang membedakan lulusan unggul dari sekadar pencatat transaksi. (YMN)

Balikpapan, 25 November 2025 – Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Mulia kembali menyelenggarakan Mulia Accounting Event (MAE) Volume 2 sebagai upaya memperkuat kesiapan mahasiswa dalam menghadapi transformasi profesi akuntansi dan keuangan di era digital. Kegiatan yang berlangsung di Ballroom Cheng Hoo, Selasa (25/11), menghadirkan kolaborasi bersama Bursa Efek Indonesia (BEI) serta pemateri dari kalangan akademisi berpengalaman industri.

MAE Volume 2 mengangkat dua tema utama yang dikemas dalam Accounting Insight. Materi pertama, “Investasi Saham untuk Pemula: Edukasi Pasar Modal untuk Generasi Z”, disampaikan oleh Aldila Bandaro, Deputi Wilayah BEI Kalimantan Utara. Melalui pemaparan ini, mahasiswa diajak memahami instrumen pasar modal, mekanisme transaksi, serta prinsip pengambilan keputusan investasi berbasis data. Penjelasan dilengkapi contoh kasus dan simulasi yang memungkinkan peserta melihat langsung bagaimana keputusan finansial terbentuk pada lingkungan pasar nyata.

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Dr. Ivan Armawan, S.E., M.M., membuka secara resmi Mulia Accounting Event (MAE) Vol. 2 di Ballroom Cheng Hoo, Selasa (25/11/2025).

Materi kedua, “Peran Akuntansi di Era Digital dan Dunia Kerja”, disampaikan oleh Dothy Amelia Saragih, S.E., M.M., dosen Universitas Mulia dengan pengalaman profesional di sektor keuangan. Paparan ini menyoroti pergeseran peran akuntan dari sekadar pencatat transaksi menjadi analis informasi keuangan berbasis teknologi. Mahasiswa diperkenalkan pada penggunaan sistem ERP, analitik data, financial reporting digital, dan standar kompetensi yang kini menjadi kebutuhan industri.

Dekan FEB, Dr. Ivan Armawan, S.E., M.M., menyampaikan bahwa MAE bukan sekadar agenda tahunan, tetapi bagian dari desain akademik FEB untuk membangun kesiapan mahasiswa menghadapi lanskap industri keuangan yang semakin terdigitalisasi. Ia menekankan bahwa penguasaan teori akuntansi hanyalah fondasi awal, sementara dunia kerja menuntut kemampuan lain yang lebih kompleks—mulai dari interpretasi data berbasis teknologi hingga ketepatan pengambilan keputusan dalam konteks pasar yang bergerak cepat.

Ia menambahkan, pendekatan experiential learning menjadi kunci agar mahasiswa—khususnya generasi Z—memperoleh pengalaman yang relevan dengan dunia kerja. Simulasi investasi, diskusi berbasis studi kasus, dan interaksi dengan praktisi diharapkan dapat menumbuhkan keterampilan analitis, komunikasi, dan kolaborasi.

Para guru dan siswa dari berbagai SMA dan SMK di Balikpapan menghadiri MAE Vol. 2, mengikuti sesi edukasi pasar modal dan akuntansi digital untuk generasi muda.

Seiring meningkatnya otomatisasi dan penggunaan kecerdasan buatan di sektor keuangan, FEB terus memutakhirkan kurikulum melalui mata kuliah sistem informasi akuntansi, literasi fintech, serta audit berbantuan teknologi. MAE berfungsi sebagai penguatan karena menghadirkan wawasan terbaru terkait tren pasar modal dan inovasi investasi digital.

FEB juga menyoroti pentingnya menutup jarak antara kemampuan akademik dan tuntutan profesional. Melalui keterlibatan dosen yang memiliki pengalaman industri, mahasiswa diperkenalkan pada praktik pelaporan keuangan terkini, standar audit modern, serta penggunaan perangkat digital yang menjadi standar dunia kerja. Program magang, pelatihan sertifikasi, dan pemanfaatan software akuntansi menjadi bagian dari strategi integratif tersebut.

Untuk MAE Volume 2, FEB telah menetapkan indikator keberhasilan yang terukur seperti peningkatan literasi pasar modal berdasarkan evaluasi pre–post, kemampuan simulasi transaksi berbasis data, hingga partisipasi mahasiswa dalam kegiatan dan komunitas pasar modal kampus. Indikator ini menjadi dasar evaluasi agar kegiatan tidak berhenti sebagai agenda seremonial, tetapi menghasilkan capaian nyata bagi pengembangan kompetensi mahasiswa.

Ke depan, FEB menargetkan kerja sama yang lebih luas dengan BEI maupun lembaga jasa keuangan melalui pendirian galeri investasi kampus, guest lecture berkelanjutan, pelatihan sertifikasi, hingga kompetisi analisis saham. Kolaborasi ini, menurut Dr. Ivan, akan membuka akses mahasiswa pada peluang karier dan jaringan profesional yang lebih luas.

Salah seorang mahasiswa aktif mengajukan pertanyaan saat sesi tanya jawab, menunjukkan antusiasme peserta dalam memahami investasi saham dan peran akuntansi di era digital.

Dengan konsistensi program yang selaras dengan perkembangan industri, FEB Universitas Mulia menegaskan posisinya sebagai fakultas yang menempatkan literasi digital, teknologi keuangan, dan pembelajaran akuntansi modern sebagai identitas akademik. “Kami ingin mahasiswa FEB tidak hanya siap bekerja, tetapi menjadi individu yang memahami arah perubahan industri keuangan dan mengambil peran di dalamnya,” tutupnya. (YMN)

Balikpapan, 25 November 2025 — Peringatan Hari Guru Nasional di Universitas Mulia menjadi momentum refleksi terhadap makna profesi pendidik di era digital. Bagi Dr. Linda Fauziyah Ariyani, M.Pd., peran guru, dosen, maupun pembina kewirausahaan tidak hanya berada pada ranah transfer ilmu, tetapi menyentuh dimensi kemanusiaan dan pengembangan potensi mahasiswa.

Sebagai Dosen Manajemen sekaligus Kepala Inkubator Bisnis UM, Dr. Linda menilai bahwa teknologi memang telah memperluas akses belajar, namun masih ada satu hal yang tidak dapat digantikan—sentuhan hati seorang pendidik.

“Pendidik adalah lentera dalam kegelapan. Teknologi banyak mengubah pembelajaran, namun hanya guru yang mampu menyentuh hingga ke hati siswa,” tegasnya.

Dalam membimbing mahasiswa di kelas maupun di lingkungan inkubator bisnis, ia melihat bahwa setiap mahasiswa membawa bakat masing-masing sejak lahir. Tantangannya bukan sekadar menciptakan mahasiswa yang unggul secara akademik, namun menemukan keunikan potensi mereka dan mengarahkannya pada titik optimal.

“Tugas guru adalah menemukan bakat siswa dan mengoptimalkannya dengan baik. Jika ada siswa yang belum tampak kelebihannya, artinya guru belum berhasil menemukan bakatnya,” ujarnya.

Untuk menciptakan pengalaman belajar yang menyenangkan sekaligus bermakna bagi mahasiswa, Dr. Linda menerapkan pendekatan LINDA METHODS. Pendekatan ini tidak hanya menata pola mengajar, tetapi menghadirkan ruang yang mendorong motivasi intrinsik mahasiswa.

Ia menjelaskan bahwa LINDA METHODS terdiri atas:

  • Lead with energy, mengajar dengan energi dan semangat;
  • Involve through structure, mendesain suasana kelas melalui pengaturan ruang dan aktivitas;
  • Narrative learning, menghadirkan kisah inspiratif dalam pembelajaran;
  • Dialogue reflective, melibatkan dialog aktif alih-alih monolog;
  • Active synthesis, mahasiswa menyusun kesimpulan pembelajaran, bukan guru.

Menurutnya, integrasi elemen-elemen tersebut menjadikan kelas lebih hidup dan meninggalkan kesan yang kuat bagi mahasiswa, sekaligus menumbuhkan keberanian untuk bermimpi besar, memulai langkah kewirausahaan, dan tetap disiplin dalam jalur akademik.

Menutup wawancara, Dr. Linda menyampaikan pesan bahwa pendidikan harus terus menjadi bagian dari setiap aspek kehidupan manusia. Ia mengingatkan bahwa orientasi pendidikan tidak sekadar keuntungan material, namun peningkatan kualitas hidup.

“Pendidikan memang tidak pernah menjamin seseorang menjadi kaya, tapi pendidikan akan selalu menjadikan kualitas kehidupan manusia lebih baik,” ungkapnya.

Pernyataan tersebut menjadi refleksi kuat di Hari Guru Nasional: kualitas pendidikan ditentukan oleh kemauan pendidik untuk terus hadir, membimbing, serta menemukan bakat terbaik yang dimiliki setiap mahasiswa. (YMN)

 

Balikpapan, 31 Oktober 2025 — Universitas Mulia melaksanakan program pendampingan bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Kelurahan Gunung Sari Ulu sebagai bagian dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Program ini berfokus pada penguatan literasi digital dan strategi pemasaran berbasis teknologi untuk memperluas jangkauan usaha lokal.

Kegiatan bertema “Kreatif, Kolaboratif, dan Kompetitif: Kunci UMKM Naik Kelas” ini dirancang untuk membantu pelaku usaha memahami cara memanfaatkan media digital dalam memperkenalkan produk dan memperluas pasar. Tim dosen yang terlibat terdiri dari Dr. Linda Fauziyah Ariyani, S.Pd., M.Pd., Wury Damayantie, S.Farm., M.Farm., dan Muhammad Safi’i, S.Kom., M.Kom. Mereka bekerja bersama mahasiswa dalam proses pendampingan, sehingga kegiatan ini juga menjadi ruang penerapan pembelajaran berbasis proyek di luar kelas.

Para narasumber, Lurah Gunung Sari Ulu, Babinkamtibmas, Babinsa, dan perangkat kelurahan berpose bersama peserta pelatihan dengan gaya simbol “UM, Mulia, dan Jaya” sebagai penanda semangat kolaborasi.

Dalam sesi pelatihan, Dr. Linda menjelaskan bahwa sebagian besar usaha kecil gagal bertahan melewati lima tahun pertama bukan karena kurang modal, melainkan karena pelaku usaha belum memahami arah pasar dan perubahan perilaku konsumen. Ia mengajak peserta untuk memulai strategi dari fondasi yang sederhana namun penting: mengenali produk, memahami konsumen, dan menyesuaikan cara komunikasi melalui media digital.

Peserta berlatih membuat video promosi, mengelola akun media sosial, serta menata etalase daring di marketplace dengan pendekatan visual yang lebih terarah. Metode praktik ini memungkinkan pelaku usaha mengamati langsung hasil dari strategi yang diterapkan dan menyesuaikannya dengan karakter produk masing-masing.

Dr. Linda Fauziyah Ariyani, S.Pd., M.Pd., mengambil swafoto di tengah suasana praktik peserta, saat sesi pembuatan konten promosi digital berlangsung.

Dosen dari bidang farmasi dan informatika turut memberikan materi pendukung berupa digitalisasi pencatatan keuangan dan sistem pembayaran daring. Langkah ini dimaksudkan agar pelaku usaha memiliki catatan transaksi yang rapi dan siap digunakan sebagai dasar perencanaan atau pengajuan modal usaha.

Melalui kegiatan ini, Universitas Mulia menautkan hasil pembelajaran dan penelitian kampus dengan kebutuhan riil masyarakat. Pendekatan lintas bidang yang diterapkan memungkinkan proses akademik berjalan berdampingan dengan pemberdayaan sosial. Model seperti ini digunakan Universitas Mulia untuk menguji efektivitas pembelajaran berbasis praktik sekaligus menilai dampaknya terhadap masyarakat.

Mahasiswa yang terlibat berperan mendampingi peserta dalam tahap-tahap penerapan teknologi digital, seperti pengaturan konten promosi, analisis unggahan, dan evaluasi jangkauan media. Dengan cara ini, proses belajar mahasiswa menjadi relevan dengan kondisi nyata di lapangan, sementara pelaku UMKM memperoleh dukungan teknis yang sesuai dengan kebutuhan usaha mereka.

Dalam penyampaian materinya, Dr. Linda menyisipkan refleksi singkat yang memantik semangat peserta untuk terus bergerak maju.

“Bukan di mana kita berdiri, tapi ke arah mana kita menuju,” ujarnya.

Dr. Linda, yang merupakan peraih sejumlah beasiswa unggulan nasional — termasuk BUDI-DN LPDP dan Beasiswa Peningkatan Prestasi Akademik (PPA) — menutup sesinya dengan pesan reflektif:

“Bisnis akan selalu mengajarimu dua hal: kegagalannya memberi pelajaran hidup, keberhasilannya memberi kebahagiaan hidup.”

Lurah Gunung Sari Ulu menyampaikan sambutan pada pembukaan pelatihan pendampingan digital bagi pelaku UMKM, menekankan pentingnya adaptasi teknologi dalam pengembangan usaha lokal.

Ia juga menegaskan makna berproses dalam berwirausaha:

“Bisnis tidak hanya tentang laba, tetapi juga tentang kemampuan untuk belajar dan beradaptasi.”

Kegiatan ini memperlihatkan bagaimana Universitas Mulia menempatkan kerja akademik sebagai sarana penguatan kapasitas masyarakat. Melalui pendampingan yang berbasis pengetahuan dan praktik lapangan, kampus ini terus membangun hubungan yang produktif antara ilmu pengetahuan dan kebutuhan sosial di wilayahnya. (YMN)

Balikpapan, 27 Oktober 2025 – Sebagai wujud komitmen dalam meningkatkan mutu akademik dan mendorong lahirnya karya ilmiah berkualitas, Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mulia menyelenggarakan kegiatan Sosialisasi Pedoman Skripsi dan Pelatihan Penulisan Tugas Akhir bertema “Menulis Skripsi dengan Efektif, Ilmiah, dan Sesuai Pedoman”, pada Sabtu, 25 Oktober 2025.

Kegiatan ini diikuti oleh 109 mahasiswa Program Studi Manajemen yang akan memasuki tahap penyusunan skripsi pada semester berjalan. Melalui kegiatan ini, program studi berupaya memperkuat pemahaman mahasiswa terhadap mekanisme dan ketentuan akademik yang berlaku, sekaligus memberikan panduan praktis agar mahasiswa mampu menulis skripsi dengan sistematis, efektif, dan sesuai kaidah ilmiah universitas.

Ketua Program Studi Manajemen, Dr. Pudjiati, S.E., M.M., saat memaparkan materi Sosialisasi Pedoman Skripsi dan Pelatihan Penulisan Tugas Akhir di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mulia.

Acara dibuka secara resmi oleh Ketua Program Studi Manajemen, Dr. Pudjiati, S.E., M.M., yang dalam sambutannya menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari strategi akademik Fakultas Ekonomi dan Bisnis dalam memastikan kesiapan mahasiswa menempuh tahap akhir studi. Ia menekankan, penulisan skripsi bukan semata kewajiban administratif untuk meraih gelar sarjana, melainkan bentuk kontribusi ilmiah mahasiswa dalam memperkaya khasanah pengetahuan di bidang manajemen dan memperkuat reputasi akademik Universitas Mulia.

“Melalui kegiatan ini, kami ingin membangun kesadaran bahwa skripsi adalah bentuk ekspresi ilmiah yang mencerminkan kualitas berpikir dan integritas akademik mahasiswa Universitas Mulia,” ujar Dr. Pudjiati.

Suasana pelatihan, para mahasiswa Program Studi Manajemen dengan antusias menyimak pemaparan narasumber mengenai pedoman penulisan skripsi.

Dalam kegiatan tersebut, narasumber yang merupakan dosen pembimbing senior memaparkan sejumlah materi penting mengenai pedoman terbaru penulisan skripsi, mulai dari struktur karya ilmiah, teknik sitasi, metodologi penelitian, hingga prosedur pengajuan proposal dan pelaksanaan sidang akhir. Selain sosialisasi pedoman, mahasiswa juga mendapatkan pelatihan penulisan tugas akhir, dengan fokus pada penyusunan latar belakang penelitian, rumusan masalah, dan tinjauan pustaka.

Suasana kegiatan berlangsung interaktif dengan antusiasme tinggi dari peserta. Melalui sesi diskusi dan tanya jawab, mahasiswa memperoleh kesempatan untuk mengonsultasikan berbagai kendala yang dihadapi dalam penyusunan skripsi dan menerima arahan langsung dari para dosen narasumber.

Kegiatan ini mencerminkan kesungguhan Universitas Mulia dalam membangun tradisi akademik yang menumbuhkan ketelitian ilmiah, etos riset, dan tanggung jawab intelektual di kalangan mahasiswa. Melalui berbagai pelatihan dan pendampingan akademik, universitas berupaya menanamkan budaya menulis ilmiah sebagai ciri keunggulan lulusan yang berpikir kritis, metodologis, dan berintegritas.

Foto bersama Ketua Program Studi, dosen, dan peserta usai kegiatan Sosialisasi Pedoman Skripsi dan Pelatihan Penulisan Tugas Akhir di Universitas Mulia.

Diharapkan, mahasiswa Program Studi Manajemen mampu menghasilkan karya ilmiah yang tidak hanya memenuhi standar akademik Fakultas Ekonomi dan Bisnis, tetapi juga memberikan kontribusi nyata bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan masyarakat. (YMN)

Balikpapan, 26 Oktober 2025— Dosen Program Studi S1 Manajemen Universitas Mulia, Dr. Linda Fauziyah Ariyani, S.Pd., M.Pd., menjadi narasumber dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Provinsi Kalimantan Timur pada Rabu, 22 Oktober 2025. Acara yang diikuti sekitar 200 peserta dari unsur guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) se-Kota Balikpapan ini mengangkat tema “Peran Pengajar Anak Usia Dini di Era Digital dalam Membangun Anak Bangsa yang Pancasilais.”

Dr. Linda Fauziyah Ariyani, S.Pd., M.Pd., Dosen S1 Manajemen Universitas Mulia, saat menyampaikan materi tentang pembelajaran Pancasila untuk anak usia dini pada kegiatan Bakesbangpol Provinsi Kaltim di Samarinda, Rabu (22/10).

Kehadiran Dr. Linda dalam forum tersebut merupakan bagian dari kontribusi Universitas Mulia terhadap penguatan nilai-nilai kebangsaan melalui pendidikan. Sebagai akademisi sekaligus asesor untuk jenjang PAUD, pendidikan dasar, menengah, dan kesetaraan (paket A, B, dan C) di Provinsi Kalimantan Timur, Dr. Linda berbagi pandangan dan pengalaman praktis tentang bagaimana menghadirkan pembelajaran Pancasila yang relevan di tengah arus digitalisasi.

Menurutnya, pendidikan karakter harus dimulai sejak masa emas pertumbuhan anak. “Urgensi penguatan nilai-nilai Pancasila pada anak usia dini tidak bisa ditunda. Justru pada masa inilah fondasi karakter dibentuk sebelum anak banyak terpengaruh oleh teknologi,” ujarnya.

Dr. Linda juga menyoroti peran guru PAUD sebagai penanam akar bangsa. Ia menjelaskan, “Guru bukan hanya pengajar huruf dan angka, tetapi teladan yang memberikan inspirasi, membentuk sikap, dan menumbuhkan keterampilan terbaik anak melalui proses pendidikan di sekolah.”

Dalam paparannya, Dr. Linda memperkenalkan LINDA Method, sebuah pendekatan pembelajaran yang dikembangkannya untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan berkarakter. Metode ini terdiri atas lima unsur utama: Lead, Involve, Narrative, Dialogic, dan Active. Dari kelima unsur tersebut, menurutnya, Lead with energy merupakan bagian yang paling menantang karena menuntut guru untuk mampu mengelola rasa dan emosi agar dapat memberi stimulus positif kepada anak didik.

Ia juga membagikan pengalaman dari guru-guru PAUD yang telah menerapkan metode ini dan melaporkan peningkatan semangat belajar serta perilaku positif anak di kelas. “Ketika guru memimpin dengan energi positif, anak-anak merespons dengan antusias dan lebih mudah diarahkan untuk berbuat baik,” katanya.

Selain itu, Dr. Linda menekankan pentingnya kolaborasi antara guru dan orang tua dalam menanamkan nilai-nilai Pancasila. “Guru dapat melibatkan orang tua melalui aktivitas sederhana di rumah, seperti melatih anak untuk merapikan tempat tidur dan alat makan sendiri. Dari situ nilai tanggung jawab dan kemandirian tumbuh secara alami,” jelasnya.

Kepada para orang tua, ia berpesan agar tidak menyerahkan sepenuhnya pendidikan karakter kepada sekolah. “Pendidikan dengan kasih sayang terbaik ada pada orang tua. Guru hanya memiliki waktu terbatas di sekolah, sementara orang tua membersamai anak setiap hari bahkan hingga mereka dewasa,” ungkapnya.

Salah satu kutipan yang mencuri perhatian peserta adalah pernyataannya: “Anak-anak lahir dengan gadget di tangan, tapi tugas kita menanamkan gotong royong di hati mereka.” Menurut Dr. Linda, kalimat ini menggambarkan bahwa membangun keterampilan bisa dilakukan dengan tangan, tetapi membentuk karakter hanya dapat dilakukan dengan hati.

Suasana sesi diskusi bersama para narasumber dan peserta yang terdiri atas ratusan guru PAUD se-Kota Balikpapan, membahas strategi penguatan karakter Pancasila di era digital.

Dalam wawancara, Dr. Linda juga menuturkan bahwa keyakinannya terhadap pentingnya pendidikan karakter sejak PAUD tumbuh dari pengalamannya melihat anak-anak yang belum banyak terpengaruh dampak negatif teknologi. “Inilah waktu terbaik untuk membekali mereka dengan nilai-nilai luhur budaya bangsa,” katanya.

Menutup wawancara, Dr. Linda menyampaikan harapannya terhadap generasi masa depan Indonesia. “Saya percaya, anak-anak yang tumbuh dengan pendidikan berbasis Pancasila akan menjadi generasi yang membawa kebermanfaatan bagi bangsa. Mereka akan menerangi kehidupan dengan karya hebat dan menjadi rujukan bagi masyarakat dunia yang adil dan beradab,” tuturnya.

Melalui kiprah para dosennya seperti Dr. Linda Fauziyah Ariyani, Universitas Mulia terus memperkuat reputasi sebagai kampus yang aktif berkontribusi bagi pembangunan pendidikan di Kalimantan Timur. Aktivitas dosen di berbagai forum nasional dan daerah menjadi bagian dari implementasi tridharma perguruan tinggi—khususnya pengabdian masyarakat dan pengembangan keilmuan—yang mempertegas peran Universitas Mulia sebagai pusat inovasi pendidikan yang berkarakter. (YMN)

 

Balikpapan, 20 Oktober 2025—Sebagai perwujudan kepedulian terhadap pelestarian lingkungan dan pembangunan berkelanjutan, mahasiswa Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Mulia Balikpapan melaksanakan kegiatan penanaman 100 bibit mangrove di kawasan Direktorat Polisi Air dan Udara (Polairud) Polda Kalimantan Timur, pada Sabtu (18/10).

Kegiatan yang mengusung tema “Manajemen Peduli Lingkungan” ini merupakan hasil kolaborasi antara institusi pendidikan tinggi dan aparat penegak hukum dalam mendukung upaya konservasi ekosistem laut dan pesisir. Kolaborasi tersebut mencerminkan sinergi strategis antara dunia akademik dan praktisi lapangan dalam mewujudkan tanggung jawab sosial dan lingkungan sebagai bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi.

Kaprodi Manajemen Universitas Mulia, Dr. Pudjiati, S.E., M.M., memimpin langsung mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis dalam kegiatan penanaman 100 bibit mangrove di kawasan Direktorat Polisi Air dan Udara (Polairud) Polda Kalimantan Timur, Sabtu (18/10).

Ketua Program Studi Manajemen, Dr. Pudjiati, S.E., M.M., dalam keterangannya menyampaikan bahwa kegiatan ini dirancang sebagai media pembelajaran karakter sekaligus implementasi nilai-nilai keberlanjutan bagi mahasiswa. Menurutnya, mahasiswa perlu memiliki kesadaran ekologis dan rasa tanggung jawab sosial yang tinggi sebagai calon pemimpin masa depan.

“Melalui kegiatan ini, mahasiswa diharapkan memahami bahwa ilmu manajemen tidak semata-mata berkaitan dengan aspek bisnis dan profitabilitas, tetapi juga dengan pengelolaan sumber daya alam dan sosial secara berkelanjutan. Penanaman mangrove ini memberikan pengalaman langsung bagi mahasiswa untuk berpartisipasi aktif dalam menjaga keseimbangan ekosistem,” ujar Dr. Pudjiati.

Foto bersama civitas akademika Universitas Mulia dan jajaran Polairud Polda Kalimantan Timur di gerbang utama kawasan Polairud, Sabtu (18/10), sesaat sebelum kegiatan penanaman bibit mangrove dimulai.

Dari pihak Polairud Polda Kalimantan Timur, Wendy Eka Saputra, S.H., selaku PS. Kanit 2 Si Binmas Air Dit Polairud, memberikan apresiasi atas keterlibatan mahasiswa Universitas Mulia dalam kegiatan pelestarian lingkungan. Ia menilai kolaborasi lintas lembaga seperti ini penting dalam membangun kesadaran publik terhadap pentingnya menjaga ekosistem laut dan wilayah pesisir.

Momen kebersamaan civitas akademika Universitas Mulia dan aparat Polairud Polda Kaltim di kawasan pesisir Polairud, Sabtu (18/10), diambil sesaat sebelum dimulainya kegiatan penanaman bibit mangrove.

“Kami sangat mengapresiasi inisiatif yang dilakukan mahasiswa Universitas Mulia. Sinergi antara akademisi dan aparat kepolisian merupakan langkah positif untuk menumbuhkan budaya peduli lingkungan di kalangan generasi muda,” ungkapnya.

Penanaman dilakukan di wilayah pesisir yang tergolong rawan abrasi. Selain melakukan kegiatan tanam, para peserta juga memperoleh materi edukatif mengenai fungsi ekologis mangrove, termasuk peranannya dalam menahan abrasi pantai, menjaga habitat biota laut, serta mendukung penyerapan karbon yang berkontribusi terhadap mitigasi perubahan iklim.

Lebih lanjut, Dr. Pudjiati menegaskan bahwa kegiatan ini juga menjadi bagian dari upaya Universitas Mulia dalam mengimplementasikan visi “Green and Sustainable Campus.” Ia berharap kegiatan serupa dapat menumbuhkan jiwa kepemimpinan hijau (green leadership) dan memperkuat kesadaran mahasiswa akan pentingnya prinsip People, Planet, and Profit dalam praktik manajemen modern.

“Keberhasilan seorang manajer di masa depan tidak hanya diukur dari kemampuannya mengelola sumber daya ekonomi, tetapi juga dari sejauh mana ia mampu menjaga keseimbangan antara keuntungan, kemanusiaan, dan kelestarian lingkungan,” tutupnya.

Foto bersama di atas jembatan kawasan Direktorat Polisi Air dan Udara (Polairud) Polda Kalimantan Timur, Sabtu (18/10), menjadi penutup kegiatan penanaman mangrove sebagai simbol komitmen bersama dalam menjaga kelestarian ekosistem pesisir.

 

Melalui kegiatan ini, Universitas Mulia menunjukkan komitmen akademiknya dalam mengintegrasikan pembelajaran berbasis pengalaman (experiential learning) dengan nilai-nilai keberlanjutan lingkungan, sekaligus memperkuat peran mahasiswa sebagai agen perubahan dalam mewujudkan masyarakat yang peduli terhadap kelestarian alam. (YMN)