Pelepasan PPL Mahasiswa PG AUD FHK Universitas Mulia oleh Kadisdik Balikpapan Purnomo, Kamis (29/9). Foto: Nadya

UM – Program Studi Pendidikan Guru Anak Usia Dini (PG AUD) Fakultas Humaniora dan Kesehatan (FHK) melepas mahasiswa melaksanakan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL). Seremoni pelepasan oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Balikpapan Purnomo M, S.Sos., MM, bertempat di Ruang Eksekutif White Campus, Jalan Letjen Zaini Azhar Maulani Balikpapan, Kamis (29/9).

Dekan FHK Mada Aditia Wardana, S.Sos., M.M dalam hal ini mewakili Rektor Dr. M. Rusli, dalam sambutannya mengatakan terima kasih kepada Kadisdikbud Purnomo, mitra pembelajaran serta Ibu-ibu dari tempat PPL mahasiswa dan seluruh hadirin.

Mada berpesan kepada seluruh peserta PPL agar dapat mengambil pengalaman pembelajaran yang bermakna. “Salah satu yang diakui pemerintah dalam pembelajaran itu adalah pengalaman,” tutur Mada.

Menurutnya, pengalaman sangat penting dalam konsep pembelajaran sepanjang hayat, yaitu pengalaman yang dimaknai. “Jadi tidak saja pengalaman yang didapatkan, tapi memaknai apa yang dialami, itulah pembelajarannya,” tutur Mada.

Mada juga mengingatkan kepada seluruh peserta untuk menjaga perilaku, profil, nilai individu masing-masing selama menjalankan PPL. “Karena perilaku masing-masing menunjukkan nilai-nilai yang sudah diterima dari keluarga, masyarakat, maupun kampus ini,” tuturnya.

Kadisdikbud Balikpapan Purnomo menyambut baik kegiatan PPL yang diselenggarakan Prodi PG AUD. Terlebih, menurutnya, secara umum Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini di Balikpapan tengah kekurangan pengajar atau tutor.

Kadisdikbud Balikpapan Purnomo saat memberikan sambutan didampingi Dekan FHK Mada Aditia, Kaprodi PG AUD Suprijadi, Kamis (29/9). Foto: Nadya

Kadisdikbud Balikpapan Purnomo saat memberikan sambutan didampingi Dekan FHK Mada Aditia, Kaprodi PG AUD Suprijadi, Kamis (29/9). Foto: Nadya

Pelepasan PPL Mahasiswa PG AUD FHK Universitas Mulia oleh Kadisdikbud Balikpapan Purnomo, Kamis (29/9). Foto: Nadya

Pelepasan PPL Mahasiswa PG AUD FHK Universitas Mulia oleh Kadisdikbud Balikpapan Purnomo, Kamis (29/9). Foto: Nadya

Kadisdikbud Purnomo secara simbolis melepas mahasiswa PPL. Foto: Nadya

Kadisdikbud Purnomo secara simbolis melepas mahasiswa PPL. Foto: Nadya

“Jadi, dengan adanya adik-adik mahasiswa ini melakukan kegiatan PPL, itu paling tidak membantu memberikan pembelajaran kepada anak-anak di lembaga pendidikan,” tutur Purnomo.

Secara umum, Purnomo berharap agar mahasiswa dapat memberikan hal-hal yang dapat dikembangkan sehingga memiliki daya tarik. “Kalau anak-anak ini lebih banyak bermain dalam pembelajarannya. Dunia PAUD itu dunia bermain,” ungkapnya.

Menurutnya, anak-anak paling mengingat bermainnya dalam pembelajaran. Untuk itu, dirinya mendorong agar mahasiswa dapat menerapkan pembelajaran yang inovatif.

“Atau mungkin punya inovasi yang mungkin bisa dikembangkan di lembaga PAUD kita, itu bisa dikembangkan untuk kemajuan di Kota Balikpapan,” harap Purnomo.

Dalam kesempatan ini, Purnomo menyampaikan penghargaan dan terima kasih atas kerja sama yang telah berjalan selama ini dengan Universitas Mulia. “Mudah-mudahan bisa berlangsung terus dan memberikan perkembangan yang positif dalam dunia PAUD di Kota Balikpapan,” tuturnya.

Sementara itu, Ketua Prodi PG AUD Drs. Suprijadi, M.Pd mengatakan bahwa selain mahasiswa Pendidikan Guru wajib melaksanakan Micro Teaching, juga wajib melaksanakan Praktik Pengalaman Lapangan.

“Alhamdulillah. Adik-adik mahasiswa ini ternyata mendapatkan tempat PPL tidak jauh dari tempat tinggal dan tidak jauh dari tempat kerja,” tuturnya. Dirinya menerangkan di antara mahasiswa tersebut ada yang menjadi kepala sekolah di sebuah Lembaga Pendidikan PAUD yang dikelolanya.

“Monggo, silakan. Apalagi dengan Kurikulum Merdeka, kan kita memberikan kebebasan untuk menuntut ilmu,” tuturnya. Meski demikian, untuk mahasiswa yang melaksanakan PPL di tempat yang dikelola terpisah agar benar-benar melaksanakannya dengan baik.

“Kepada Ibu-ibu sebagai tempat sasaran PPL, kalau memang anak-anak ini nakal, dijewer Bu. Kalau bikin laporan juga salah, coret saja Bu,” pungkas Suprijadi sembari tersenyum. Pelaksanaan PPL tahun ini diikuti seluruh mahasiswa PG AUD tahun masuk 2019.

(SA/Puskomjar)

Foto bersama peserta dengan narasumber Kuliah Umum dari Pengurus Cabang Ikatan Apoteker Indonesia Kota Balikpapan dalam rangka World Pharmacist Day 2022 di Universitas Mulia, Sabtu (24/9). Foto: Nanda

Dalam rangkaian kegiatan World Pharmacists Day (WPD) atau Hari Apoteker Sedunia 25 September 2022

UM – Program Studi Farmasi Fakultas Humaniora dan Kesehatan (FHK) bersama dengan Pengurus Cabang Ikatan Apoteker Indonesia Kota Balikpapan menggelar Kuliah Umum di Universitas Mulia. Kuliah berlangsung di Ruang Eksekutif White Campus, Jalan Letjen Zaini Azhar Maulani, Damai Bahagia, Balikpapan, Sabtu (24/9).

Kuliah umum digelar dalam rangkaian kegiatan World Pharmacists Day (WPD) atau Hari Apoteker Sedunia 25 September 2022 yang diselenggarakan Ikatan Apoteker Indonesia.

Tampil sebagai narasumber dari PC IAI Kota Balikpapan antara lain apt. Wiwin Ermina, M.P.H, apt. Rida Saputra, S.Farm, dan apt. Ultrayani M, S.Farm., M.Si dengan topik tentang saatnya Indonesia bebas dari TB (Tuberculosis) dimulai dari diri sendiri.

Tuberculosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman atau bakteri micro bacterium tuberculosis terutama berpotensi serius yang mempengaruhi paru-paru dan bukan penyakit turunan. Bakteri penyebab TB menyebar ketika orang yang terinfeksi batuk atau bersin.

Narasumber menerangkan apa saja gejala yang ditimbulkan TB, bagaimana mencegah penularan hingga bagaimana mendapatkan pengobatan dan cara menyimpan obat serta membuang obat yang rusak dengan benar.

Kuliah Umum dari Pengurus Cabang Ikatan Apoteker Indonesia Kota Balikpapan dalam rangka World Pharmacist Day 2022 di Universitas Mulia, Sabtu (24/9). Foto: Nanda

Kuliah Umum dari Pengurus Cabang Ikatan Apoteker Indonesia Kota Balikpapan dalam rangka World Pharmacist Day 2022 di Universitas Mulia, Sabtu (24/9). Foto: Nanda

Dekan FHK Mada Aditia Wardana menerima cenderamata sertifikat dari pengurus cabang IAI Balikpapan usai kuliah umum. Foto: Nanda

Dekan FHK Mada Aditia Wardana menerima cenderamata sertifikat dari pengurus cabang IAI Balikpapan usai kuliah umum. Foto: Nanda

Dekan FHK Mada Aditia Wardana, S.Sos., M.M mengatakan bahwa kuliah umum ini juga terkait agenda rutin akademik. “Kuliah umum ini merupakan agenda rutin akademik. Diharapkan mahasiswa mendapat pengayaan dari pihak eksternal khususnya expertise atau pakar yang itu memberikan keilmuan kepada mahasiswa,” tutur Mada Aditia.

Meski materi kuliah bersifat umum, lanjutnya, namun kali ini kebetulan narasumber dari IAI yang sangat relevan dengan Prodi Farmasi.

Mada mengatakan, Prodi Farmasi telah melakukan kerja sama dengan IAI Cabang Balikpapan sejak tahun 2021 yang lalu. “Dan itu diawali dengan Seminar Nasional yang diselenggarakan IAI Kalimantan Timur dengan Nasional. Kita menjadi mitra yang memfasilitasi kegiatan seminar online itu,” tutur Mada.

Sementara itu, salah satu mahasiswa Farmasi yang mengikuti Kuliah Umum mengatakan cukup puas mengikuti kegiatan. “Dapat ilmu dari dosennya, juga dapat ilmu dari luar, dari praktisi dan apoteker yang ada di Balikpapan,” ungkap mahasiswa.

Mada menambahkan, secara prinsip belajar bisa di mana saja, dan ilmu pun bisa didapat di mana saja. “Jadi satu motivasi yang perlu dikenalkan kepada mahasiswa itu bahwa selain mendapatkan ilmu dari internal di kampus khususnya Prodi Farmasi, mahasiswa juga didorong mendapatkan ilmu dari luar, dalam hal ini dengan IAI,” tuturnya.

Mada berharap ke depan hubungan kemitraan antara Prodi Farmasi dengan Pengurus Cabang IAI Kota Balikpapan terus berlanjut lewat kegiatan-kegiatan pendidikan seperti Kuliah Umum.

Dalam beberapa tahun terakhir ini IAI cukup aktif menyelenggarakan sosialisasi di media sosial. Ini terlihat dengan banyaknya Twibbon, tagar WPD, dan Edukasi Raising Community Awareness WPD 2022 tentang sosialisasi pentingnya menerapkan pola hidup yang lebih sehat agar terhindar dari penyakit diabetes, TBC, dan penyakit lainnya.

WDP jatuh pada setiap tanggal 25 September dan diselenggarakan serentak di seluruh Indonesia. Tahun 2022 ini memiliki tagline Apoteker Bersatu dalam Aksi Menuju Dunia yang Lebih Sehat.

(SA/Puskomjar)

Mahasiswa Informatika Universitas Mulia Farhan Ramadhan tiga dari kiri bersama Kepala Disporapar Balikpapan Ratih Kusuma dengan para juara dari Balikpapan yang akan mewakili Kaltim dalam Lomba Kreativitas Pemuda Tingkat Nasional di Gorontalo, 6-10 Oktober 2022. Foto: Istimewa

Wakili Kaltim Lomba Kreativitas Pemuda Tingkat Nasional di Gorontalo, 6-10 Oktober 2022

UM – Mahasiswa S1 Informatika, M Farhan Ramadhan, mewakili Universitas Mulia dalam Festival Kreativitas Pemuda Indonesia Tingkat Provinsi Kalimantan Timur tahun 2022, yang digelar Bidang Pemberdayaan Pemuda Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kaltim di Hotel Aston Samarinda, Kamis (22/9).

Pada gelaran ini, Farhan masuk dalam bidang kategori Teknologi Informasi Perangkat Keras. Berdasarkan penilaian tim juri, Farhan akhirnya terpilih mewakili Kaltim dalam lomba Kreativitas Pemuda Tingkat Nasional yang akan diselenggarakan di Gorontalo, 6-10 Oktober 2022 mendatang.

“Sebelum masuk tingkat provinsi, Farhan telah mengikuti dan berhasil menjadi juara Lomba Kreativitas Pemuda Kota Balikpapan, 26-31 Juli 2022 lalu di Pentacity,” tutur Muhammad Safii, S.Kom., M.Kom., dosen pembimbingnya.

Menurut Safii, produk Hardware atau perangkat keras yang berhasil dibuat mahasiswa bimbingannya tersebut diharapkan memberikan manfaat bagi pembangunan di Kota Balikpapan. Pasalnya, produk ini di hadapan juri dinilai mampu memantau masyarakat yang membuang sampah di luar waktu yang ditentukan Pemerintah Kota Balikpapan.

“Hardware yang dibuat adalah alat monitoring untuk mengetahui masyarakat Kota Balikpapan yang membuang sampah tidak tepat pada waktunya. Data yang ditampilkan berupa foto yang terkirim melalui aplikasi sosial media, Telegram, yang mana admin pengelolanya adalah dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH),” ungkap Safii kala itu.

Sementara itu, pada paparan video presentasinya, Farhan mengatakan alat yang dibuatnya berfungsi untuk memonitor pembuangan sampah. Alat yang kemudian diberi nama sigappepes atau Sistem Informasi Geografis Pemantau Pelaku Pembuang Sampah ini merupakan salah satu solusi yang ditawarkan kepada Pemerintah Kota Balikpapan.

Sebagaimana Perda Balikpapan No.13 Tahun 2015 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga, waktu buang sampah yang dilakukan masyarakat di tempat pembuangan sampah (TPS) adalah pada malam hari mulai pukul 18.00 WITA sampai dengan pukul 06.00 WITA.

Farhan memeragakan bagaimana alat tersebut bekerja.

Farhan memeragakan bagaimana alat tersebut bekerja.

Farhan memeragakan bagaimana alat tersebut bekerja.

Farhan memeragakan bagaimana alat tersebut bekerja.

Berdasarkan Perda tersebut, masyarakat diimbau untuk tidak membuang sampah di luar waktu yang ditentukan. Sayangnya, berdasarkan pengamatannya, masih ditemukan masyarakat yang membuang sampah di waktu pagi hingga siang hari.

Alat ini, kata Farhan, akan mulai aktif menyala pada pukul 6.00 Wita sampai dengan pukul 18.00 Wita di waktu pembuangan sampah di TPS tidak diperbolehkan.

“Pada saat mendeteksi aktivitas pembuangan sampah di TPS tersebut, maka alat ini akan memberikan informasi dalam bentuk notifikasi gambar atau Capture orang, nama TPS, waktu terjadi, beserta lokasinya yang dikirimkan melalui media sosial Telegram,” ungkap Farhan.

Menurut Farhan, petugas dapat membuat grup chat Telegram yang beranggotakan para ketua RT di lingkungan sekitar TPS untuk menerima informasi para pelaku pembuang sampah di sekitarnya.

“Jadi nantinya, para ketua RT dapat memberikan pembinaan hingga peringatan kepada warganya agar menjaga ketertiban umum dan tidak terulang kembali,” tutur Farhan.

“Harapannya, ke depan alat sigappepes ini bisa dikembangkan dengan menambahkan fitur aplikasi berbasis website dan Android untuk bisa menyimpan data secara rapi dan realtime,” tutur Farhan.

Selaku dosen pembimbing, Safii berharap alat tersebut dapat memudahkan Dinas Lingkungan Hidup ataupun dinas terkait yang membidangi permasalahan sampah.

Ke depan, Safii berencana untuk mendaftarkan alat tersebut ke Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (HKI), Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI.

(SA/Puskomjar)

Pelaksanaan Perkuliahan di salah satu kelas di Prodi Informatika, Senin (19/9). Foto: Vio Luthfidy

UM – Kuliah Perdana Tatap Muka Semester Ganjil 2022/2023 mulai berlangsung Senin (19/9). Rektor Dr. Muhammad Rusli, M.T mengajak seluruh sivitas akademika bekerja sama menyukseskan jalannya perkuliahan seiring berjalannya beberapa sistem dan kebijakan baru yang mulai diberlakukan.

Hal ini mengingat dalam pelaksanaan perkuliahan atau pembelajaran, terdapat hal-hal yang baru terkait kebijakan pengajaran dosen, perubahan kurikulum, dan khususnya tentang penambahan atau integrasi sistem pembelajaran yang baru terhadap sistem yang lama.

“Di dalam penerapan sistem yang baru ada hal-hal yang mungkin kita kurang dalam persiapan, ada hal-hal yang kita lewati, itu biasa. Berdasar pengalaman, di dalam penerapan sistem baru itu hampir tidak ada yang lancar 100%,” tutur Rektor Dr. M. Rusli saat memberikan sambutan pada apel pagi rutin, Senin (19/9) di halaman kampus.

Menurutnya, hal ini wajar, terlebih menyangkut hardware dan software yang tidak bisa dilihat secara langsung apabila terjadi kegagalan. “Belum lagi terkait prosedur yang kita buat,” ungkapnya.

Oleh karena itu, Rektor berupaya mengantisipasinya dengan melakukan sosialisasi dan pelatihan sebelumnya, meskipun pengalaman menunjukkan bahwa di tahap awal selalu terdapat hal yang perlu mendapatkan perhatian bersama.

Perkuliahan Perdana Semester Ganjil 2022/2023 yang berlangsung di salah satu kelas di Fakultas Ilmu Komputer, Senin (19/9). Foto: Vio Luthfidy

Perkuliahan Perdana Semester Ganjil 2022/2023 yang berlangsung di salah satu kelas di Fakultas Ilmu Komputer, Senin (19/9). Foto: Vio Luthfidy

“Apabila masih ada masalah dalam implementasinya, baik dari sisi kesiapan kita sebagai dosen, masalah integrasi sistem yang lama dengan yang baru, dan mungkin prosedur akademik dalam penjadwalannya, silakan Bapak Ibu sampaikan,” tutur Rektor.

Untuk itu, Rektor mengajak kepada seluruh sivitas akademika sebagai bagian dari komponen perguruan tinggi untuk peduli dan bersama-sama memperbaikinya. “Bapak Ibu dapat memberikan masukan-masukan yang positif dalam rangka menyukseskan implementasi sistem dan kebijakan yang baru,” tuturnya.

Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Akademik dan Sistem Informasi Yusuf Wibisono menerangkan terkait kebijakan baru dalam Satuan Kredit Semester (SKS). Menurutnya, terdapat perubahan definisi SKS berdasarkan Permendikbud No. 3 Tahun 2020 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi dari peraturan sebelumnya Permenristekdikti No. 44/2015.

Di dalam Permenristekdikti No 44/2015 Pasal 17 disebutkan 1 (satu) SKS pada proses pembelajaran berupa kuliah, responsi, atau tutorial berupa kegiatan tatap muka 50 menit per minggu per semester.

Sedangkan pada Permendikbud No. 3 Tahun 2020, bentuk pembelajaran 1 (satu) SKS pada proses pembelajaran berupa kuliah, responsi, atau tutorial terdiri atas kegiatan proses belajar 50 (lima puluh) menit per minggu per semester.

“Secara prinsip sks berubah konsep dari “satuan pembelajaran” ke “satuan kegiatan”. Karena itu, dalam kegiatan BKP MBKM mahasiswa bisa mendapatkan 20 SKS pengakuan, walaupun tanpa tatap muka di kelas, kecuali untuk program pertukaran mahasiswa,” tutur Yusuf Wibisono.

Meski demikian, lanjut Yusuf Wibisono, secara prinsip bebannya tetap sama 170 menit per SKS. “Bapak Ibu dosen dapat menyesuaikan dengan menambahkan berbagai kegiatan yang dapat dilakukan oleh mahasiswa dalam proses belajar, jika durasi tatap muka masih kurang,” tuturnya.

(SA/Puskomjar)

Rapat Dosen dengan Rektor menjelang Semester Ganjil 2022/2023, Rabu (14/9). Foto: Screenshot

UM – Menjelang pelaksanaan Semester Ganjil 2022/2023 yang akan dimulai Senin, 19 September 2022, Rektor Dr. Muhammad Rusli, M.T., mengundang seluruh dosen tetap dalam pertemuan yang digelar secara daring dan luring, Rabu (14/9). Selain mendorong seluruh dosen meningkatkan karier dalam jabatan fungsional, Rektor juga mengajak dosen meraih pendidikan setinggi-tingginya hingga Doktoral.

“Bapak/Ibu. Jika sudah mencapai gelar Doktor dan jabatan fungsional, akan ada hibah dari Dikti yang sementara ada yang belum bisa kita capai. Kenapa? Dosen-dosen dengan jabatan fungsional kita masih kurang, demikian juga yang bergelar Doktor,” tutur Rektor Dr. Muhammad Rusli, M.T.

Mengingat pentingnya kebutuhan dan tantangan perguruan tinggi ke depan, kata Rektor, beberapa kerja sama dengan lembaga pemerintah maupun perguruan tinggi lainnya telah dilakukan, diakuinya adanya kendala dalam mengusulkan nama-nama Doktor yang akan terlibat dalam riset kerja sama tersebut.

“Dengan demikian Bapak Ibu, di samping perlunya meningkatkan jumlah Dosen dalam jabatan fungsional, juga jumlah Dosen dengan kualifikasi Doktor harus diperbanyak secara signifikan,” tegas Rektor. Hal ini juga nantinya dapat meningkatkan peringkat akreditasi institusi maupun program studi, misalnya, dari peringkat Baik menjadi Baik Sekali (minimal).

“Untuk itu, silakan bapak/ibu Dosen mengejar/menggapai jabatan fungsional setinggi mungkin sampai dengan Guru Besar/Profesor, demikian juga yang ingin bergelar Doktor” tuturnya.

Selain memberikan keuntungan yang besar bagi perguruan tinggi, dengan mengurus dan meningkatkan jabatan fungsional, dosen juga berpeluang meningkatkan karier hingga kesempatan mendapatkan pendanaan hibah dan mendapatkan tunjangan Sertifikasi Dosen.

Oleh karena itu, Rektor terus mengingatkan agar dosen selain memiliki kapasitas untuk meningkatkan kemampuan dalam pendidikan dan pengajaran, dosen juga diharapkan untuk tidak melupakan kewajibannya dalam tridarma perguruan tinggi lainnya serta meningkatkan karier fungsionalnya.

Pada kesempatan ini, Wakil Rektor Bidang Akademik dan Sistem Informasi, Yusuf Wibisono melakukan Grand Launching E-Learning Lentera yang akan siap digunakan di awal semester ini. Grand Launching Lentera ini diresmikan oleh Rektor Universitas Mulia.

Lentera merupakan aplikasi E-Learning berbasis LMS-Moodle yang telah dikembangkan oleh Dosen PSDKU Samarinda Muhammad Yani, S.Kom., M.TI bersama dengan anggota Tim Pengembang lainnya, termasuk Dr. Muhammad Rusli sebagai Penasehat Ahli

Dengan dibukanya Lentera, Rektor berharap seluruh dosen nantinya dapat menggunakannya untuk mendukung kegiatan pembelajaran di kelas baik secara online (sinkron/asinkron) maupun untuk evaluasi pembelajaran seperti tugas, kuis, maupun ujian.

“Bapak Ibu nantinya harus siap dengan materi pertemuan pertama sampai dengan pertemuan akhir, demikian juga dengan soal-soal kuis/tugas/UTS/UAS. Mungkin siapnya tidak harus serentak, pertama boleh siap materi pertemuan pertama, kedua, dan ketiga, kemudian materi pertemuan berikutnya. Itu bisa di-upload di Lentera,” tutur Rektor mengingatkan.

Rektor sempat menuturkan pengalamannya, suatu ketika saat selesai melaksanakan ujian, seorang mahasiswa melaporkan bahwa dirinya telah melaksanakan ujian dan mengumpulkan ujian. Namun dalam E-Learning tidak terekam dengan baik.

“Setelah saya cek, memang datanya tidak ada, namun mahasiswa bisa menunjukkan hasil screenshoot-nya. Nah, itu bagaimana Bapak/Ibu? Silakan Bapak/Ibu melakukan update nilainya,” tutur Rektor.

Rektor berharap upaya meningkatkan kualitas pembelajaran akan terus dilakukan secara bertahap, baik dari sisi kompetensi Dosen, sarana dan prasarana, sebagaimana yang ada dalam Rencana Strategis (Renstra) perguruan tinggi.

Rektor juga mendorong para dosen mengikuti pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan Universitas Mulia, baik pelatihan yang mendukung dosen untuk berkarir, baik karier di struktural maupun karier fungsional.

(SA/Puskomjar)

Siswa-siswi SMKN 15 Samarinda mencoba Studio UM TV di Kampus Utama Universitas Mulia di Balikpapan, Sabtu (10/9). Foto: Nadya

UM – Universitas Mulia menerima kunjungan siswa-siswi SMK Negeri 15 Samarinda, Sabtu (10/9). Rombongan satu bus sebanyak 28 orang siswa kelas XI Jurusan Multimedia yang didampingi satu orang guru ini ingin mengenal lebih dekat Program Studi S1 dan D3 Sistem Informasi Fakultas Ilmu Komputer di Kampus Utama, Jalan Letjen Zaini Azhar Maulani Balikpapan.

Kepala Bagian Hubungan Masyarakat (Humas) Riski Zulkarnain, S.Pd., M.Pd mengatakan bahwa rombongan sebelumnya mengenal Universitas Mulia di Samarinda melalui masyarakat. “Alasannya, karena di Universitas Mulia ada Program Studi Sistem Informasi yang memiliki konsentrasi peminatan Multimedia dan telah dikenal masyarakat Kalimantan Timur,” tutur Riski.

Rombongan dipimpin David Akbar Hidayat, salah satu guru pendamping, dan disambut hangat oleh Irfan Ananda Pratama, S.A, M.A selaku Kepala Inkubator Bisnis dan Ketua Prodi S1 Manajeman, didampingi Riski Zulkarnain.

Pada kesempatan ini, turut memperkenalkan diri Sekretaris Prodi S1 Sistem Informasi M. Ari Prayogo, S.Pd., M.Kom dan Ketua Prodi D3 Sistem Informasi M. Safii, S.Kom., M.Kom. Usai mendapatkan paparan, rombongan diajak berkeliling kampus dan melihat beberapa ruang, laboratorium serta fasilitas pendukung kegiatan belajar mengajar lainnya.

Irfan Ananda Pratama saat memberikan sambutan di depan siswa-siswi SMKN 15 Samarinda. Foto: Nadya

Irfan Ananda Pratama saat memberikan sambutan di depan siswa-siswi SMKN 15 Samarinda. Foto: Nadya

Siswa-siswi SMKN 15 Samarinda mendapatkan penjelasan di ruang kelas. Foto: Nadya

Siswa-siswi SMKN 15 Samarinda mendapatkan penjelasan di ruang kelas. Foto: Nadya

Ketua Prodi D3 Sistem Informasi M Safii, S.Kom., M.Kom saat mengenalkan diri. Foto: Nadya

Ketua Prodi D3 Sistem Informasi M Safii, S.Kom., M.Kom saat mengenalkan diri. Foto: Nadya

David Akbar Hidayat, guru pendamping SMKN 15 Samarinda, menerima cenderamata dari Riski Zulkarnain didampingi dosen. Foto: Nadya

David Akbar Hidayat, guru pendamping SMKN 15 Samarinda, menerima cenderamata dari Riski Zulkarnain didampingi dosen. Foto: Nadya

Dosen Sistem Informasi M. Nurfalah, S.Kom., M.Kom mengajak siswa-siswi berkeliling kampus. Foto: Nadya

Dosen Sistem Informasi M. Nurfalah, S.Kom., M.Kom mengajak siswa-siswi berkeliling kampus. Foto: Nadya

Siswa-siswi SMKN 15 Samarinda mencoba ruang studio UM TV. Foto: Nadya

Siswa-siswi SMKN 15 Samarinda mencoba ruang studio UM TV. Foto: Nadya

Kana Kurnia, S.H., M.H dosen Prodi Ilmu Hukum saat menjelaskan Lab. Pengadilan Semu kepada siswa-siswi SMKN 15 Samarinda. Foto: Nadya

Kana Kurnia, S.H., M.H dosen Prodi Ilmu Hukum saat menjelaskan Lab. Pengadilan Semu kepada siswa-siswi SMKN 15 Samarinda. Foto: Nadya

Usai melihat fasilitas kampus, Riski mengatakan rombongan berencana akan kembali berkunjung di Universitas Mulia bersama dengan tiga kelas XII atau tiga bus.

“Rombongan berencana mempelajari beberapa program studi yang berbasis Teknologi Informasi dan menindaklanjuti kerja sama dengan Universitas Mulia. Ke depan akan dirangkai dengan pelatihan multimedia secara gratis,” tutur Riski.

Usai kunjungan, diiringi rintik hujan siang itu, rombongan kembali menuju Kota Samarinda dengan bus yang sudah disediakan sekolah. Selamat belajar adik-adik. Semoga sukses semua ya.

(SA/Puskomjar)

Foto bersama Rektor, Kaprodi PG AUD, narasumber, panitia, dan peserta pelatihan Kurikulum Merdeka, Sabtu (10/9). Foto: Nadya

UM – Program Studi Pendidikan Guru Anak Usia Dini (PG AUD) Fakultas Humaniora dan Kesehatan menggelar Pelatihan Implementasi Kurikulum Merdeka. Sebagai narasumber, Rika Amelia, SE., M.Pd selaku assessor Badan Akreditasi Nasional (BAN) PAUD dan Instruktur Nasional Kurikulum Merdeka AUD. Pelatihan digelar di Ruang Eksekutif White Campus Universitas Mulia, Sabtu (10/9).

Pelatihan dibuka langsung oleh Rektor Dr. Muhammad Rusli, M.T yang juga berlatar belakang Doktor Pendidikan. “Saya biasanya mengajar dosen, tapi di sini saya bertemu dengan ibu bapak guru dan kepala sekolah, PAUD lagi,” tuturnya mengawali sambutan.

Menurut Rektor, dalam pembelajaran ada faktor psikologis yang harus diperhatikan di setiap level pembelajaran. “Mengajar mahasiswa bagaimana, SMA bagaimana, SMP bagaimana, SD, sampai ujian. Bukan main. Saya mendapat ilmu psikologi tentang pembelajaran,” ungkap Rektor.

Rektor menerangkan, semakin levelnya ke bawah, maka pembelajaran dilaksanakan secara perlahan, namun disampaikan dengan sangat jelas. “Saya yakin kalau ibu-ibu itu sudah biasa,” tuturnya.

Rektor cukup memahami bagaimana pembelajaran yang berlangsung di tingkat Anak Usia Dini. Seorang guru dituntut untuk selalu banyak bersabar dalam menghadapi anak-anak usia dini yang berbeda-beda secara psikologi dan karakternya.

Rika Amelia menerima cenderamata dari Rektor Dr. Muhammad Rusli, M.T. Foto: Nadya

Rika Amelia menerima cenderamata dari Rektor Dr. Muhammad Rusli, M.T. Foto: Nadya

Narasumber Rika Amelia, SE., M.Pd selaku asesor Badan Akreditasi Nasional (BAN) PAUD dan Instruktur Nasional Kurikulum Merdeka AUD. Foto: Nadya

Narasumber Rika Amelia, SE., M.Pd selaku asesor Badan Akreditasi Nasional (BAN) PAUD dan Instruktur Nasional Kurikulum Merdeka AUD. Foto: Nadya

Berbeda pada pembelajaran level paling tinggi, misalnya, di tingkat doktoral. “Profesor duduk di depan, kemudian senyum-senyum, nulis bukunya diktat, silakan dibaca literaturnya, dua minggu lagi buat ringkasannya. Enak, Profesornya pelan-pelan, (tapi) mahasiswanya kelimpungan,” tuturnya sembari tertawa.

Oleh karena itu, Rektor berpesan kepada para guru anak usia dini agar dalam melaksanakan pembelajaran para guru lebih meningkatkan kesabaran, penuh ketelatenan dan penuh penjelasan yang lebih detail.

Rektor memiliki pandangan yang cukup membuka wawasan para peserta pelatihan Kurikulum Merdeka. “Sebenarnya kurikulum itu seperti resep masakan. Jadi kalau mau masak Nasi Goreng, Nasi Padang, itu pasti ada resepnya. Nah, kalau Kurikulum Merdeka itu seperti resep Nasi Padang Merdeka, itu seperti apa?” tanya Rektor kepada para peserta disambut dengan tertawa.

“Nasi Padangnya sama, cuma di sini lebih banyak variasi. Pada intinya sama, substansinya sama, namun di sini ada istilah Merdeka yang tergantung situasi kondisi setempat, budaya juga beda, kearifan lokal, banyak aspek yang harus dipertimbangkan untuk Merdeka,” tutur Rektor panjang lebar.

Oleh karena itu, Rektor berharap pada pelatihan tersebut apa yang disampaikan narasumber benar-benar dapat dipahami peserta dan dapat diimplementasikan. “Salah satu ciri pengajar itu Bapak Ibu, begitu mau menyampaikan, itu harus tepat. Nah, begitu tadi ada kesalahan, saya langsung perbaiki,” tuturnya. Baginya, seorang guru tidak boleh mengulangi kesalahan yang kedua kalinya.

Sementara itu, Ketua Program Studi Pendidikan Guru Anak Usia Dini Drs. Suprijadi, M.Pd mengatakan bahwa pelatihan diselenggarakan untuk menindaklanjuti SK Mendikbudristek nomor 56/M/2022 tentang Pedoman Penerapan Kurikulum dalam Rangka Pemulihan Pembelajaran.

“Khususnya implementasi Kurikulum Merdeka yang mulai berlaku tahun pelajaran 2022/2023,” tutur Suprijadi.

Pelatihan seluruhnya diikuti 38 mahasiswa dari Prodi PG AUD. Dengan rincian tahun masuk 2019 sebanyak 23 orang mahasiswa dan 15 orang mahasiswa 2020.

(SA/Puskomjar)

Peserta Pre Conference ICSINTESA 2022 di Bali, 10-12 November 2022 mendatang, Sabtu (10/9). Foto: Screenshot

UM – Universitas Mulia akan menggelar Konferensi SEMINASTIKA dan ICSINTESA di Bali, 10-11 November 2022 mendatang. Untuk keperluan itu, dosen dan mahasiswa didorong publikasi ilmiah dengan memasukkan makalahnya di jurnal nasional maupun internasional, dengan mengikuti lebih dulu Workshop Pra Konferensi yang digelar daring, Sabtu (10/9).

Kepala LP3M Universitas Mulia yang juga Ketua Umum Panitia ICSINTESA 2022 Richki Hardi, S.T., M.Eng mengatakan bahwa tujuan diselenggarakannya Pra Konferensi adalah untuk memberikan pembekalan tips dan trik publikasi tembus di jurnal internasional.

Richki mendorong para peserta tetap bersemangat menulis karya ilmiahnya serta melakukan publikasi yang dapat diakui baik secara nasional maupun internasional.

“Kemudian yang kedua, dalam rangka menyambut konferensi bersamaan di Bali, di Kuta, Kami mengimbau, mengajak kepada Bapak Ibu untuk join bersama untuk seminar internasional ICSINTESA maupun SEMINASTIKA yang akan diselenggarakan di Kuta Bali,” tutur Ricki Hardi mengawali sambutan.

Dirinya menerangkan, bagi pemakalah yang masuk dalam Konferensi Nasional SEMINASTIKA (Seminar Nasional Teknologi Informasi Komunikasi dan Administrasi), makalahnya akan diterbitkan dalam Jurnal Nasional Perguruan Tinggi maupun Jurnal yang terindeks dan terakreditasi SINTA 4.

Ferry Wahyu Wibowo, pemateri Workshop Pre Conference ICSINTESA 2022. Foto: Screenshot

Ferry Wahyu Wibowo, pemateri Workshop Pre Conference ICSINTESA 2022. Foto: Screenshot

Beberapa materi yang disajikan Ferry Wahyu Wibowo, dosen Universitas Amikom Yogyakarta, Sabtu (10/9). Foto: Screenshot

Beberapa materi yang disajikan Ferry Wahyu Wibowo, dosen Universitas Amikom Yogyakarta, Sabtu (10/9). Foto: Screenshot

Kriteria Konferensi. Foto: Screenshot

Kriteria Konferensi. Foto: Screenshot

Alur Review IEEE. Foto: Screenshot

Alur Review IEEE. Foto: Screenshot

Kriteria Penulisan. Foto: Screenshot

Kriteria Penulisan. Foto: Screenshot

Sedangkan pemakalah yang dalam Konferensi Internasional ICSINTESA (International Conference of Science and Information Technology in Smart Administration) akan dipublikasikan di IEEE dan terindeks Scopus dan WoS.

Richki juga menyilakan peserta yang ingin melakukan pembimbingan (coaching) sampai selesai kepada narasumber hingga makalahnya tembus jurnal internasional.

Pada workshop kali ini, Ferry Wahyu Wibowo, akademisi dari Universitas Amikom Yogyakarta tampil sebagai narasumber. Ferry yang juga anggota IEEE ini cukup berpengalaman menjadi reviewer di beberapa jurnal internasional membagikan pengalamannya bagaimana tembus pada jurnal internasional.

Ferry saat ini sedang menyelesaikan S3 Ilmu Komputer Universitas Kristen Satya Wacana, memiliki minat penelitian di bidang Algoritma, Machine Learning dan Deep Learning, Big Data, Soft Computing dan Intelligent Systems.

Ferry mengatakan, bahwa beberapa workshop serupa yang digelar menjelang konferensi lebih banyak membahas mirip seperti perkuliahan metodologi penelitian. Namun, pada workshop kali ini dirinya lebih fokus pada bagaimana praktisnya tembus pada jurnal internasional.

“Ini sebenarnya tidak hanya berkutat pada penelitian di IEEE, ACM, atau Springer,” tutur Ferry. Tetapi, menurutnya juga pada beberapa jurnal yang terindeks Scopus.

Pada workshop ini, Ferry menyampaikan beberapa outlines yang perlu dipelajari sebelum memasukkan jurnal di IEEE. “Tidak hanya di paper prosiding, nanti Bapak/Ibu bisa lanjutkan di pembuatan jurnal,” tutur Ferry.

Ferry mengatakan, prosiding dan jurnal memiliki perbedaan, di antaranya adalah pada jurnal lebih kompleks dibanding prosiding. “Halamannya lebih banyak,” tuturnya. Bukan hanya itu, menurutnya, menulis sebuah jurnal bisa menunjukkan kemampuan diri sendiri dalam hal menulis.

Dirinya juga mengungkapkan perbedaan jurnal yang dimuat di IEEE dibanding jurnal pada umumnya. “Kemudian bagaimana jika kita tidak punya ide untuk menulis? Apa yang harus kita lakukan? Kalau sudah punya ide, punya data, bagaimana cara mengolahnya?” tutur Ferry menjelaskan apa saja yang akan dipelajari di dalam workshop.

Yuk, siapkan makalah terbaikmu. Daftarkan dalam Konferensi Nasional SEMINASTIKA (https://seminastika.universitasmulia.ac.id) dan/atau ICSINTESA (https://icsintesa.universitasmulia.ac.id) 2022 yang akan digelar secara hybrid mendatang.

(SA/Puskomjar)

Akademisi Universitas Mulia Dr. Agung Sakti Pribadi saat memaparkan hasil investigasinya pada FGD Sinergi Aparat Penegak Hukum memberantas Mafia Tanah di Balikpapan, Rabu (7/9). Foto: Nadya

UM – Program Studi Ilmu Hukum Universitas Mulia menggelar Forum Group Discussion (FGD) bersama Wakil Ketua DPRD Budiono, pejabat BPN, Pemerintah Kota, Polresta, Akademisi serta praktisi hukum, Rabu (7/9). FGD menghasilkan masukan penting untuk pembangunan Kota Balikpapan ke depan sebagai penyangga Ibu Kota Nusantara (IKN).

Tampil sebagai narasumber Wakil Ketua DPRD Balikpapan Ir. Budiono, Kasubnit Hartahbang Satreskrim Polresta Ipda Elyansyah, pejabat BPN Annisa Turi Hardianingsih, S.H., M.PA, Kepala Dinas Pertanahan dan Penataan Ruang Neny Dwi Winahyu, S.STP., M.Si, Akademisi Universitas Mulia Dr. Agung Sakti Pribadi S.H., M.H dan moderator Okta Nofia Sari, S.H., M.H.

Dr. Agung Sakti Pribadi memandang persoalan Mafia Tanah dinilai perlu ditangani lebih serius. Dirinya mengusulkan perlunya dibentuk Satuan Tugas (Satgas) Pencegahan dan Pemberantasan Mafia Tanah di tingkat kantor Badan Pertanahan Nasional (BPN) bersinergi bersama Kepolisian Resor Kota (Polresta) Balikpapan.

“Masalah tumpang tindih kepemilikan tanah sangat tinggi di Balikpapan. Bahkan di satu lokasi bisa ada sertifikat ganda. Bahkan kasus sengketa tanah terbilang sangat tinggi,” tutur Dr. Agung saat memaparkan hasil investigasinya.

Dirinya menambahkan, untuk tanah yang berasal dari segel dan belum bersertifikat, di atas satu lokasi yang sama bahkan bisa ada tiga surat kepemilikan yang berbeda. “Dan surat kepemilikan itu atau sertifikat dikeluarkan oleh BPN setempat, kok bisa?” tuturnya.

Menurutnya, tumpang tindih (overlapping) yang terjadi dan tingginya konflik serta sengketa pertanahan di Balikpapan disebabkan pencatatan data kepemilikan belum terdokumentasikan dengan baik.

Foto bersama Rektor Universitas Mulia dengan Wakil Ketua DPRD Budiono, perwakilan Pemerintah Kota Balikpapan, pejabat BPN, Polresta serta pejabat Muspika., Rabu (7/9). Foto: Nadya

Foto bersama Rektor Universitas Mulia dengan Wakil Ketua DPRD Budiono, perwakilan Pemerintah Kota Balikpapan, pejabat BPN, Polresta serta pejabat Muspika., Rabu (7/9). Foto: Nadya

Wakil Ketua DPRD Kota Balikpapan Budiono ketika menjadi salah satu narasumber FGD, Rabu (7/9). Foto: Nadya

Wakil Ketua DPRD Kota Balikpapan Budiono ketika menjadi salah satu narasumber FGD, Rabu (7/9). Foto: Nadya

“Kelemahan utama untuk tanah yang belum bersertifikat adalah adanya tumpang tindih surat tanah di atas lokasi yang sama,” tuturnya. Menurutnya, hal ini disebabkan adanya mafia tanah yang spesialis membuat surat segel tanah yang kemudian beralih menjadi sertifikat.

Menurutnya, persoalan ini tidak bisa dibiarkan begitu saja tanpa tindak lanjut yang bisa memungkinkan di waktu yang akan datang akan muncul kembali. Untuk itulah, dirinya mengungkapkan perlunya sinergi antara Aparat Penegak Hukum dengan BPN agar pemberantasan mafia tanah berjalan lebih efektif.

Dirinya mengapresiasi langkah Presiden Joko Widodo yang menegaskan kepada jajaran Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) di bawah Menteri ATR/BPN Hadi Tjahjanto untuk lebih serius dalam memberantas mafia tanah. Menurut Presiden, keberadaan mafia tanah hanya menyulitkan masyarakat dalam mengurus sertifikat tanah.

“Kalau masih ada mafia yang main-main silakan detik itu juga gebuk. Ini meruwetkan mengurus sertifikat. Tidak bisa kita biarkan rakyat tidak dilayani urus sertifikat, setuju gak?” ujar Presiden Joko Widodo, seperti dikutip dari setneg.go.id, dalam sambutannya saat menyerahkan sertifikat tanah untuk rakyat di Gelora Delta, Kabupaten Sidoarjo, Senin, 22 Agustus 2022.

Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Ir. Budiono pada kesempatan sebelumnya mengajak masyarakat untuk bersama-sama bersinergi membangun Kota Balikpapan. “Instruksi Bapak Presiden terkait mafia ini kita bersinergi. Jangan lagi kita buka ruang-ruang untuk negosiasi,” tutur Budiono.

“Mari bersama-sama membangun kota ini lebih baik lagi. Tentunya kita awali dari mafia tanah. Sebetulnya bukan mafia tanah, tapi saya pikir orang yang mau membantu menguruskan tanah,” tutur Budiono.

Hal ini terjadi mengingat masyarakat ingin selalu minta dipermudah dan didahulukan dalam pengurusan sertifikat tanah. Padahal, menurutnya, di dalam pengurusan tanah memerlukan durasi waktu mengingat beberapa persyaratan yang harus dipenuhi pengusul.

Apabila persyaratan tersebut belum dapat dipenuhi pengusul, maka pengurusan sertifikat akan membutuhkan waktu beberapa lama. Masyarakat kemudian mencari jalan pintas agar urusan pertanahan menjadi lebih cepat.

(SA/Puskomjar)

FGD yang digelar Prodi Ilmu Hukum Universitas Mulia bahas Sinergi Aparat Penegak Hukum Berantas Mafia Tanah, Rabu (7/9). Foto: Tangkapan layar

UM – Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Humaniora dan Kesehatan Universitas Mulia menggelar Forum Group Discussion (FGD) membahas Sinergi Aparat Penegak Hukum Memberantas Mafia Tanah di Balikpapan. FGD berlangsung di Aula Kampus Cheng Ho Universitas Mulia, Jalan Letjen Zaini Azhar Maulani, Rabu (7/9).

Tampil sebagai narasumber Wakil Ketua DPRD Balikpapan Ir. Budiono, Kasubnit Hartahbang Satreskrim Polresta Ipda Elyansyah, pejabat BPN Annisa Turi Hardianingsih, S.H., M.PA, Kepala Dinas Pertanahan dan Penataan Ruang Neny Dwi Winahyu, S.STP., M.Si, Akademisi Universitas Mulia Dr. Agung Sakti Pribadi, dan moderator Okta Nofia Sari, S.H., M.H.

Rektor Dr. Muhammad Rusli, M.T mengatakan menyambut baik atas terlaksananya FGD hari ini. Secara khusus Rektor mengucapkan terima kasih kepada Dr. Agung dan para narasumber, undangan serta panitia dan mahasiswa yang telah menyelenggarakan kegiatan akademik tersebut.

“Satu hal yang saya sampaikan berdasarkan pengalaman selama ini, di FGD itu tidak bisa satu kali jadi. Kepada tim panitia dan para mahasiswa, untuk tahap pertama ini harus ada output-nya lebih dulu, output apa yang akan dihasilkan,” tutur Rektor.

Rektor menambahkan, ke depan diharapkan diselenggarakan FGD kembali terkait dengan Mafia Tanah yang dibahas saat ini. “Jadi, ini saran saya, (kegiatan) ini baru pembukaan mengingat (diselenggarakan) dalam waktu terbatas,” tutur Rektor kepada panitia.

Rektor Dr. M Rusli, M.T saat membuka FGD tentang Sinergi Aparat Penegak Hukum Membernatas Mafia Tanah, Rabu (7/9). Foto: Tangkapan layar

Rektor Dr. M Rusli, M.T saat membuka FGD tentang Sinergi Aparat Penegak Hukum Memberantas Mafia Tanah, Rabu (7/9). Foto: Tangkapan layar

Wakil Ketua DPRD Kota Balikpapan Ir. Budiono saat menjadi narasumber dalam FGD di Universitas Mulia, Rabu (7/9). Foto: tangkapan layar

Wakil Ketua DPRD Kota Balikpapan Ir. Budiono saat menjadi narasumber dalam FGD di Universitas Mulia, Rabu (7/9). Foto: tangkapan layar

Fyler FGD Sinergi Aparat Penegak Hukum Memberantas Mafia Tanah di Balikpapan.

Flyer FGD Sinergi Aparat Penegak Hukum Memberantas Mafia Tanah di Balikpapan.

Rektor menerangkan, sebagai ilmuwan di bidang Informatika, dirinya mengibaratkan dengan sebuah sistem yang disusun oleh banyak komponen yang saling bekerja sama satu dengan yang lain. “Bagaimana mensinergikan banyak komponen tersebut sehingga menjadi sebuah sistem?” tanya Rektor kepada hadirin.

Oleh karena itu, jika terjadi masalah pada sebuah sistem, maka dapat dianalisis mulai dari bagian sistem yang besar sampai pada yang kecil. “Bisa dianalisis dari hulu sampai ke hilir,” tutur Rektor.

“Hulunya mungkin Undang-undang Dasar atau Pancasila, sampai turun ke Peraturan Daerah. Ini kita coba kaitkan dengan sebuah sistem. Kira-kira kenapa sih mafia tanah ini muncul?” tanya Rektor.

“Kalau peraturannya sudah lengkap, pasti ada lubang-lubang yang kemungkinan itu bisa disiasati untuk masuk,” tutur Rektor. Oleh karena itu, lanjut Rektor, baik kepada para mahasiswa maupun dosen peserta FGD hendaknya perlu mempelajari apakah masih ada regulasi maupun dari sisi implementasi yang masih memungkinkan terdapat ‘lubang’ sehingga bisa disiasati oleh masuknya mafia tanah.

Untuk itu, Rektor berterima kasih kepada para narasumber, baik dari DPRD, pejabat Muspika, pejabat BPN, praktisi Notaris, para ahli hukum serta akademisi yang ikut terlibat dalam Forum Diskusi kali ini.

“Inilah tugas teman-teman dan para mahasiswa di dalam menganalisis (permasalahan) ini. Adakah celah yang memungkinkan para mafia tanah? Kalaupun bisa masuk, kenapa masuk? Bagaimana respons kita? Bagaimana sistem men-support supaya tidak masuk? Baik itu sistem manual, kalaupun sistem itu sudah ada, dibantu dengan sistem informasi,” tutur Rektor panjang lebar.

Meski demikian, Rektor mengingatkan bahwa sistem informasi tidak akan berjalan apabila sistem manualnya tidak mendukung. “Sistem manual harus sudah ada lebih dulu,” tutur Rektor. Rektor mengungkapkan dirinya siap membantu mengembangkan sistem apabila diperlukan ke depan.

Sementara itu, Ketua Panitia Muhammad Asyharuddin, S.H, M.H mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan masukan Direktur Eksekutif Yayasan Airlangga Dr. Agung Sakti Pribadi untuk menggelar FGD membahas Sinergi Penegak Hukum dan perihal Undang-undang Agraria untuk membuka wawasan bagi mahasiswa.

“Output yang diharapkan bagi mahasiswa kami adalah wawasan yang lebih berkembang untuk menanggapi perihal mafia tanah di Balikpapan ini, khususnya di Kalimantan Timur,” tutur dosen Program Studi Ilmu Hukum ini.

Selain itu, dirinya terdorong dengan Tap MPR Nomor IX/MPR/2001 Tentang Pembaruan Agraria dan Pengelolaan Sumber Daya Alam. “Maka atas dasar ini juga sehingga kami membuat kegiatan ini sehingga mampu mendapatkan output dari para narasumber yang akan membahas tentang pentingnya wawasan terhadap agraria khususnya di Kalimantan Timur ini,” tutur Asyhar.

Menurutnya, kehadiran mafia tanah tidak bertanggung jawab terhadap hukum sehingga melunturkan integritas hukum di Indonesia khususnya di Kalimantan Timur.

Menurut Budiono, Wakil Ketua DPRD Kota Balikpapan, dirinya sepakat dengan instruksi Presiden Joko Widodo beberapa waktu yang lalu terkait mafia tanah. “Instruksi Bapak Presiden terkait mafia ini kita bersinergi. Jangan lagi kita buka ruang-ruang untuk negosiasi,” tutur Budiono.

Memang, menurutnya, di dalam pengurusan tanah memerlukan durasi waktu mengingat beberapa persyaratan yang harus dipenuhi pengusul. Apabila persyaratan tersebut dipenuhi pengusul, maka hal ini memerlukan beberapa waktu lamanya.

“Mari bersama-sama membangun kota ini lebih baik lagi. Tentunya kita awali dari mafia tanah. Sebetulnya bukan mafia tanah, tapi saya pikir orang yang mau membantu menguruskan tanah,” tutur Budiono.

“Saya mengapresiasi kepada Universitas Mulia yang sudah menginisiasi dan mempertemukan kita dengan kawan-kawan semua,” tutur Budiono. Dirinya berharap FGD ini menjadi arah untuk pengurusan, penertiban, atau untuk menjadikan inisiator pemberantasan mafia tanah.

(SA/Puskomjar)