Humas UM, 4 November 2024 — Kecamatan Bontang Selatan, Kota Bontang, baru saja melaksanakan Bimbingan Teknis (Bimtek) Kepemimpinan bagi Bunda Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Pendidik Tenaga Kependidikan (PTK) PAUD. Berlangsung di Hotel Neo by Aston Balikpapan, kegiatan ini diikuti oleh 48 kepala sekolah PAUD se-Kecamatan Bontang Selatan. Kegiatan ini semakin istimewa dengan kehadiran narasumber dari kalangan akademisi, yakni Lisda Hani Gustina, S.Ag., M.Pd., dosen dari Fakultas Pendidikan Guru (PG) PAUD Universitas Mulia, yang juga merupakan pakar dalam bidang pendidikan anak usia dini.

Dalam sesi yang disampaikan oleh Lisda Hani Gustina, para peserta mendapatkan wawasan baru terkait kepemimpinan yang efektif dan pengelolaan pendidikan anak usia dini yang berbasis kualitas. Lisda, yang dikenal berpengalaman dalam mengajar dan melatih tenaga pendidik PAUD, memaparkan berbagai strategi kepemimpinan dan teknik manajemen yang dapat diterapkan di lingkungan pendidikan PAUD. Didukung oleh narasumber lain, Pak Sahril, Lisda Hani memberikan pandangan mendalam tentang pentingnya peran kepala sekolah sebagai pemimpin yang inspiratif dan inovatif.

 

“Universitas Mulia sangat berkomitmen untuk meningkatkan kualitas tenaga pendidik di segala jenjang, termasuk PAUD. Melalui kegiatan seperti ini, kami berharap dapat memberikan kontribusi nyata dalam pengembangan pendidikan usia dini yang lebih berkualitas,” ungkap Lisda Hani Gustina di sela-sela sesi pelatihan.

Acara ini dibuka oleh Camat Bontang Selatan, Bapak Kamsal, S.Pd., yang didampingi oleh Bunda PAUD Bontang Selatan. Dalam sambutannya, Camat Bontang Selatan menyampaikan apresiasi tinggi terhadap Universitas Mulia yang turut mendukung peningkatan kualitas pendidikan di wilayahnya melalui partisipasi dosen sebagai narasumber dalam kegiatan ini.

Peserta Bimtek mengaku antusias mengikuti pelatihan yang dibimbing oleh dosen Universitas Mulia ini. Selain menambah wawasan, materi yang disampaikan sangat aplikatif dan relevan dengan tantangan yang mereka hadapi di lapangan. “Dengan bimbingan dari Ibu Lisda Hani, kami mendapatkan banyak ilmu baru yang akan kami terapkan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di PAUD masing-masing,” ujar salah satu peserta.

Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi tonggak awal dalam upaya meningkatkan profesionalisme dan kualitas pengelolaan PAUD di Kecamatan Bontang Selatan. Peran dosen Universitas Mulia sebagai narasumber menambah nilai lebih pada Bimtek ini, memperlihatkan bagaimana kolaborasi antara institusi pendidikan tinggi dan pemerintah dapat membawa perubahan positif dalam dunia pendidikan.

Humas UM (YMN)

HUMAS UM, Yogyakarta, 31 Oktober 2024 – Rektor Universitas Mulia, Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i, M.Si., beserta rombongan melakukan kunjungan resmi ke Universitas Amikom Yogyakarta dalam rangka menjalin kerja sama strategis. Kunjungan ini bertujuan untuk mempelajari praktik pengelolaan perguruan tinggi, kegiatan akademik, sistem informasi, serta implementasi program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Tim Universitas Mulia disambut hangat oleh Bagian Kerjasama Universitas Amikom, yang kemudian dilanjutkan dengan tur kampus untuk mengamati fasilitas penunjang akademik yang dimiliki.

Selama kunjungan, tim Universitas Mulia berkesempatan mengunjungi Badan Usaha Milik Amikom (BUMA), seperti Broadcasting (Radio & TV), GiTSolution (Software House), dan MSV Studio (Studio Animasi). Rektor Universitas Mulia, Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i, M.Si., menyampaikan bahwa Universitas Mulia perlu belajar dari kesuksesan Universitas Amikom dalam mengembangkan unit usaha kampus. “Kami berharap dapat mengembangkan unit serupa yang menjadi sumber pemasukan kampus selain dari biaya studi mahasiswa,” ujarnya.

Dalam kunjungan tersebut, Ketua Program Studi Sistem Informasi Universitas Mulia Samarinda, Ibu Tina Tri Wulansari, S.Kom., M.Kom., mengadakan diskusi produktif dengan Dekan Fakultas Ilmu Komputer Universitas Amikom, Bapak Hanif Al-Fatta, S.Kom., M.Kom., Ph.D., yang didampingi oleh Ketua Program Studi Sistem Informasi, Bapak Anggit Dwi Hartanto, M.Kom. Fokus diskusi meliputi pendekatan dan implementasi kurikulum Outcome-Based Education (OBE) di Fakultas Ilmu Komputer serta pemanfaatan sistem informasi berbasis web untuk mempermudah implementasi OBE bagi dosen dan mahasiswa.

Wakil Rektor Bidang Akademik dan Sistem Informasi Universitas Mulia, Bapak Wisnu Hera Pamungkas, S.T.P., M.Eng., menyatakan ketertarikannya terhadap pendekatan OBE yang diterapkan di Universitas Amikom. “InsyaAllah, kami akan mengundang Pak Hanif dan Pak Anggit ke Balikpapan untuk mendampingi penyusunan kurikulum berbasis OBE di Universitas Mulia,” ujarnya.

Kunjungan tersebut diakhiri dengan pertemuan bersama Rektor Universitas Amikom, Prof. Dr. M. Suyanto, M.M., yang meski tengah disibukkan dengan agenda di Kepatihan, masih menyempatkan diri untuk berbagi pengalaman terkait visi dan misi Universitas Amikom. Beliau menjelaskan secara detail strategi yang diterapkan dalam menghadapi persaingan ketat antara perguruan tinggi negeri dan swasta di Indonesia. Salah satu strategi utama yang beliau sampaikan adalah pentingnya diferensiasi melalui pengembangan aspek multimedia, yang telah menjadi ciri khas dan keunggulan Universitas Amikom. Aspek multimedia ini diterapkan secara holistik di seluruh program studi sehingga menciptakan lulusan yang memiliki kompetensi khusus yang dibutuhkan dalam industri. Prof. Suyanto juga menekankan pentingnya berinovasi dalam kurikulum dan pembelajaran agar dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan pasar kerja.

Strategi ini mendapat tanggapan positif dari pihak Universitas Mulia yang sedang mengembangkan technopreneurship sebagai ciri khas universitas. Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i, M.Si., menyatakan bahwa inisiatif Amikom tersebut menjadi inspirasi bagi Universitas Mulia untuk mengintegrasikan elemen-elemen teknologi dan kewirausahaan ke dalam berbagai program studi. “Dengan mengadopsi pendekatan yang serupa, kami optimis dapat memperkuat posisi Universitas Mulia di tingkat nasional dan internasional,” ungkapnya.

Sebagai penutup kunjungan, dilakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara Universitas Mulia dan Universitas Amikom Yogyakarta yang ditandatangani oleh kedua rektor. MoU ini menandai awal kolaborasi strategis yang diharapkan dapat menciptakan sinergi dalam berbagai bidang, termasuk penelitian bersama, pertukaran dosen dan mahasiswa, serta pengembangan program-program akademik yang inovatif.

Kedua belah pihak mengungkapkan harapannya agar MoU ini tidak hanya menjadi dokumen formal, tetapi menjadi landasan bagi lahirnya berbagai inisiatif konkret yang mendukung peningkatan kualitas tridharma perguruan tinggi. Kerja sama ini diharapkan mampu membuka peluang baru untuk mengembangkan keahlian serta kompetensi dosen dan mahasiswa, memperluas jejaring akademik, dan meningkatkan daya saing di ranah pendidikan tinggi nasional maupun internasional. “Kami yakin kolaborasi ini akan memberikan manfaat yang besar bagi kedua institusi, baik dalam pengembangan kurikulum, penelitian, maupun peningkatan kualitas pendidikan secara keseluruhan,” tutup Prof. Suyanto.

Humas-UM (WN)

Foto bersama seluruh peserta pelajar SMA/SMK di Balikpapan yang mengikuti pelatihan Public Speaking. Foto: Media Kreatif

Testimoni Mahasiswa Menjadi MC Profesional Berawal dari Kampus

UM – Program Studi S1 Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mulia menggelar Pelatihan Public Speaking untuk pelajar SMA dan SMK se-Kota Balikpapan. Kegiatan yang berlangsung di Ballroom Cheng Ho Kampus Utama, Jumat (1/11), ini diikuti kurang lebih 40 orang pelajar.

Ketua Prodi S1 Manajemen Dr. Pudjiati mengatakan, kegiatan ini membahas pentingnya komunikasi dan bagaimana public speaking dapat membantu dalam mencapai beberapa tujuan dalam bersosialisasi.

Ia pun mengungkap beberapa keunggulan yang dimiliki Prodi S1 Manajemen, yang membahas Public Speaking pada mata kuliah Komunikasi Bisnis, Manajemen Umum, Kewirausahaan, hingga Pemasaran dan Sumber Daya Manusia.

“Jadi, masuknya nanti di Prodi S1 Manajemen ya, ketemu sama Ibu Puji, banyak banget di situ materi atau perkuliahan atau mata kuliah-mata kuliah yang nanti akan menunjang ketika kalian nanti mau bekerja,” ajak Pudjiati kepada pelajar yang hadir.

Dalam paparannya, Pudjiati mengenalkan dan memberikan kiat bagaimana belajar public speaking. Ia juga mengajak seorang mahasiswa Prodi S1 Manajemen, Nabila Tsabitha Saptaningtyas, untuk berbagi pengalaman karir public speaking sebagai Master of Ceremony (MC).

Menariknya, dalam paparannya, Pudjiati mengajak para pelajar untuk bagaimana memulai belajar public speaking lewat belajar dari video pembicara yang sukses dan menganalisis gayanya.

“Perhatikan bagaimana mereka menyampaikan pesan, berinteraksi dengan audiens, dan menggunakan bahasa tubuh,” ujarnya.

Dengan begitu, mahasiswa akan belajar berbagai teknik dan strategi dalam public speaking, seperti cara menyusun materi, penggunaan bahasa tubuh, dan cara menarik perhatian audiens. Buku dan sumber online juga bisa menjadi referensi yang baik.

Selain itu, Pudjiati mendorong para pelajar mengatasi rasa takut dan rasa gugup saat berbicara di depan umum. Teknik relaksasi, seperti pernapasan dalam, dapat membantu menenangkan diri sebelum tampil di atas panggung.

“Setelah melakukan presentasi, mintalah umpan balik dari audiens atau mentor. Ini membantu kalian memahami kekuatan dan area yang perlu diperbaiki,” ujar Pudjiati.

Dr. Pudjiati saat berbicara di depan para pelajar Pelatihan Public Speaking. Foto: Media Kreatif

Dr. Pudjiati saat berbicara di depan para pelajar Pelatihan Public Speaking. Foto: Media Kreatif

Mahasiswa Prodi S1 Manajemen Nabila Tsabitha saat berbicara berbagi pengalaman Public Speaking. Foto: Media Kreatif

Mahasiswa Prodi S1 Manajemen Nabila Tsabitha saat berbicara berbagi pengalaman Public Speaking. Foto: Media Kreatif

Salah seorang pelajar, Gracia Chelsea Afrilia dari SMA 4 Balikpapan berbagi pengalaman. Foto: Media Kreatif

Salah seorang pelajar, Gracia Chelsea Afrilia dari SMA 4 Balikpapan berbagi pengalaman. Foto: Media Kreatif

Dengan terus berlatih, menurutnya, akan menjadi kunci untuk meningkatkan keterampilan berbicara di depan umum. “Cobalah untuk berbicara di depan cermin, merekam diri sendiri, atau berlatih di depan teman dan keluarga untuk mendapatkan kepercayaan diri,” ujarnya.

Cara lainnya adalah dengan bergabung dengan pelatihan atau kursus public speaking yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan atau organisasi. Hal ini akan memberikan kesempatan untuk belajar dari instruktur yang berpengalaman dan mendapatkan umpan balik langsung.

Apabila tidak memungkinkan, aktif mengikuti organisasi atau klub yang fokus pada public speaking, seperti Toastmasters, akan memberikan kesempatan untuk berlatih secara teratur dan mendapatkan dukungan dari anggota lain.

Testimoni Karir Public Speaking

Nabila Tsabitha membagikan pengalamannya mengasah kemampuan public speaking hingga menjadi seorang MC. Kemampuannya diawali ketika menjadi mahasiswa baru Universitas Mulia dan berbicara di depan Wali Kota Balikpapan 2011-2021 Rizal Effendi.

Pengalamannya itu membuat Nabila terus mendapatkan kesempatan dan kepercayaan sebagai MC di internal kampus untuk belajar dan mengembangkan diri, hingga dirinya bertemu dengan MC senior di lingkungan Pemerintah Kota Balikpapan.

“Saya ikut pelatihan MC yang kebetulan diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata dan Olahraga. Pada saat itu, ternyata saya bertemu dengan MC-MC senior yang ternyata dia ikut pelatihan juga pada saat itu,” ujarnya.

“Di situ kita mulai bertukar pikiran, bercerita, terus beliau juga cerita, ternyata jadi MC itu susah ya mbak. Karena pandangan orang itu jadi MC enak, cuma ngomong doang,” tambahnya.

Nabila menjelaskan bahwa seorang MC dituntut untuk memiliki perbendaharaan kata yang luas dan kepercayaan diri yang tinggi. Dia juga menekankan pentingnya untuk tidak terlihat lelah di depan audiens, meskipun sebenarnya merasa capek.

Mau belajar public speaking? Yuk, masuk Prodi S1 Manajemen.

(SA/Kontributor)

Humas UM  – Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Balikpapan Melalui HMPS Bahasa dan Sastra Indonesia menggelar Seminar Bulan Bahasa dengan mengangkat tema “Meningkatkan Interaksi dan Keterlibatan dalam Pembelajaran Melalui Media Informasi untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Mahasiswa” pada Rabu 30 Oktober 2024. Seminar yang dibuka secara langsung oleh Dr. H. Sugianto, M.M selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan ini menghadirkan tiga narasumber terkemuka dari berbagai bidang keahlian. Kiftian Hady Prasetya, S.Pd., M.Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia turut hadir memberikan sambutan dalam acara tersebut. Hadir pada kegiatan ini diantaranya, Dekan FKIP Dr. H. Sugianto. Wakil Dekan Prita Indriawati S.Pd. M.Pd. Ketua Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Kiftian Hady Prasetya S.Pd. M.Pd. Ketua Program Studi Matematika Chusnul S.Pd. M.Pd. Ketua Program Studi Ekonomi Deden S.Pd. M.Pd dan seluruh dosen yang ada di FKIP Universitas Balikpapan.

Acara ini juga dihadiri oleh seluruh mahasiswa FKIP dari berbagai program studi, termasuk Pendidikan Bahasa Indonesia, Pendidikan Matematika, dan Pendidikan Ekonomi. Selain itu, seluruh dosen FKIP Universitas Balikpapan juga turut hadir sebagai tamu undangan. “Seminar di bulan bahasa ini merupakan wadah strategis untuk meningkatkan kompetensi berpikir kritis mahasiswa dalam menghadapi tantangan pembelajaran di era digital,” ujar Kiftian dalam sambutannya. Adapun narasumber yang hadir dalam seminar tersebut adalah Lisda Hani Gustina, S.Ag., M.Pd., Dosen program studi PG PAUD Fakultas Humaniora dan kesehatan Universitas Mulia, Praktisi pendidikan, serta Kepala Sekolah dan Guru berprestasi baik tingkat Daerah,Propinsi, dan Nasional dan Riski Zulkarnain, S.Pd., M.Pd.,Dosen program studi Sistem Informasi fakultas Ilmu Komputer Universitas Mulia serta Pemerhati pendidikan dan Praktisi Dosen Bahasa dari Universitas Mulia, serta David Purba, S.H., Jurnalis CNN Indonesia dari grup Trans Media.

Lisda Hani Gustina, S.Ag., M.Pd.

Lisda Hani Gustina dalam paparannya membahas strategi meningkatkan interaksi dan keterlibatan dalam pembelajaran melalui pendekatan pembelajaran berbasis media informasi, Sementara Riski Zulkarnain dalam paparannya menekankan pentingnya integrasi media informasi terbarukan dalam pembelajaran bahasa untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis mahasiswa. “Di era digital ini, penggunaan media informasi yang terbarukan tepat dapat menciptakan pembelajaran berpikir kritis mahasiswa,” ujar Riski.

Riski Zulkarnain, S.Pd., M.Pd.,( kanan),David Purba, S.H.(kiri)

David Purba membagikan pengalamannya sebagai jurnalis dan memberikan perspektif tentang pentingnya literasi media dalam pendidikan. Seminar ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Bulan Bahasa. Bulan Bahasa adalah peringatan tahunan yang diselenggarakan di bulan Oktober untuk memperingati Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928, khususnya butir ketiga yang berbunyi “Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, Bahasa Indonesia”, yang mana diharapkan dapat memberikan wawasan baru bagi para mahasiswa dalam mengembangkan keterampilan berpikir kritis melalui pemanfaatan media informasi yang efektif.

Acara ini mendapat sambutan antusias dari para peserta. Diskusi interaktif yang berlangsung menunjukkan tingginya minat mahasiswa terhadap topik yang dibahas. Diharapkan kolaborasi transfer ilmu antar  Universitas Mulia dan Universitas Balikpapan dapat menjadi wadah silahturahmi sekaligus media dalam pengembangan keilmuan mahasiswa dibidang pendidikan.

Humas UM (WN)

Humas UM, 1 November 2024 — Universitas Mulia mengadakan kuliah umum di Ruang Eksekutif pada Jumat (1/11) dengan tema “Urgensi Inovasi bagi Akademisi Menyongsong Indonesia Emas 2045.” Acara ini diisi oleh Kepala Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Jawa Timur, Dr. Andriyanto, S.H., M.Kes., dan dihadiri oleh civitas akademika Universitas Mulia, termasuk Direktur Eksekutif BPH Yayasan Airlangga, Dr. Agung Sakti Pribadi, S.H., M.H., serta Wakil Rektor Sumber Daya, Yusuf Wibisono, S.E., M.TI.

Dr. Agung dalam sambutannya menyatakan apresiasinya terhadap kehadiran Dr. Andriyanto yang memiliki pengalaman luas di bidang riset dan inovasi. “Beliau adalah sosok yang berpengalaman di bidang riset dan inovasi, pernah menjabat sebagai Bupati Pasuruan, dan saat ini memimpin BRIDA Jawa Timur. Kehadiran beliau di sini tentu akan memberikan pencerahan bagi kita semua,” ujar Dr. Agung.

Sambutan dilanjutkan oleh Wakil Rektor Sumber Daya, Yusuf Wibisono, S.E., M.T.I., yang menekankan relevansi tema kuliah umum ini dengan visi Universitas Mulia. Ia mengingatkan tentang pentingnya inovasi akademis dalam mempersiapkan generasi produktif yang kompeten dan berjiwa nasionalis untuk menyambut masa keemasan Indonesia di 2045. “Universitas Mulia telah menyesuaikan roadmap menuju 2045 sejalan dengan visi Indonesia Emas, yakni untuk mengoptimalkan potensi bonus demografi dan memastikan generasi mendatang memiliki daya saing global,” ungkap pak Wibisono.

Sebelah kiri narasumber, Dr. Adriyanto, S.H. M.Kes; sebelah kanan Wakil Rektor Bidang Sumber Daya, Yusuf Wibisono, S.E., M. T.I.

Beliau meneruskan, “Dua alasan besar di balik penetapan tahun 2045 sebagai tahun Indonesia Emas adalah, pertama, tahun tersebut menandai satu abad kemerdekaan Indonesia. Setelah 100 tahun merdeka, kita seharusnya mampu memikirkan zaman keemasan. Kedua, proyeksi kependudukan menunjukkan bahwa Indonesia akan mengalami bonus demografi luar biasa. Antara tahun 2030 hingga 2040, jumlah penduduk dalam usia produktif akan jauh lebih besar dibandingkan yang tidak produktif.”

Namun, ia menekankan bahwa memiliki populasi muda yang besar tidak menjamin produktivitas. “Sebuah negara yang dipenuhi anak muda tanpa kompetensi dan rasa nasionalisme tidak akan berarti apa-apa. Kita sebagai akademisi memiliki tanggung jawab untuk menyiapkan generasi yang tidak hanya kompeten, tetapi juga mencintai tanah air,” jelasnya.

Pemaparan Dr. Andriyanto dalam Kuliah Umum

Dalam kuliah umumnya, Dr. Andriyanto menyampaikan bahwa era digital saat ini telah melampaui revolusi industri 4.0 menuju revolusi society 5.0, yang mengintegrasikan teknologi digital untuk kemaslahatan masyarakat. Ia menekankan bahwa inovasi adalah katalisator kesejahteraan dan bahwa akademisi perlu berperan aktif dalam menciptakan inovasi yang mendukung kemajuan bangsa.

 

Kuliah Umum oleh Dr. Adriyanto, S.H. M. Kes.

 

“Jika kita tidak berinovasi, kita akan tertinggal. Di revolusi society 5.0, inovasi adalah kunci agar kita tetap relevan dalam persaingan global. Di luar negeri, lulusan muda sudah mampu mendirikan perusahaan virtual yang berkontribusi bagi masyarakat,” ujarnya, menegaskan pentingnya adaptasi dan literasi digital dalam dunia pendidikan.

Dr. Andriyanto juga menyoroti empat tantangan global yang perlu diantisipasi Indonesia, yaitu ketahanan pangan, kesehatan global, literasi digital, dan pentingnya kerja sama pentahelix. Ia menekankan bahwa akademisi perlu berperan aktif dalam pemecahan masalah berbasis ilmiah yang melibatkan pemerintah, masyarakat, perguruan tinggi, dunia usaha, dan media.

Di akhir acara, Dr. Andriyanto mengajak seluruh peserta untuk terus berinovasi demi kesejahteraan bangsa. “Tidak ada waktu untuk stagnan. Jika kita ingin maju, kita harus terus belajar dan beradaptasi,” pungkasnya.

 

Dokumentasi Kegiatan Berjalan

 

Kuliah umum ini diharapkan dapat menginspirasi para akademisi Universitas Mulia untuk aktif berinovasi dan mempersiapkan generasi yang berkompeten dalam menyongsong Indonesia Emas 2045.

Humas UM (YMN)

Foto bersama Kaprodi S1 Manajemen Dr. Pudjiati dan Made Ayu Lestariani bersama panitia mahasiswa dan pelajar SMA/SMK Balikpapan. Foto: Media Kreatif

Membangkitkan Jiwa Kewirausahaan dan Memanfaatkan Inkubator Bisnis

UM – Program Studi S1 Manajemen menggelar Pelatihan Kewirausahaan dan Digital Marketing untuk pelajar SMA dan SMK se-Kota Balikpapan, Kamis (31/10). Setidaknya 50 orang pelajar mengikuti pemaparan bagaimana membangkitkan jiwa kewirausahaan dan memanfaatkan Inkubator Bisnis di Universitas Mulia.

Ketua Prodi S1 Manajemen Dr. Pudjiati mengatakan, kegiatan ini membahas tentang pentingnya jiwa kewirausahaan dan bagaimana cara membangkitkannya dalam diri mereka.

Selain itu, para pelajar diajak untuk mendengar langsung testimoni para mahasiswa yang telah memulai usaha dan belajar tentang inkubator bisnis yang ada di Universitas Mulia.

“Saya juga beritahukan bahwa kami di sini punya yang namanya inkubator bisnis. Jadi, inkubator bisnis ini wadah tempatnya teman-teman mahasiswa ini berkumpul menjadi satu komunitas di situ untuk berkegiatan terkait dengan kewirausahaan, dan ada kegiatan-kegiatan, ketika ada event-event,” ujar Pudjiati.

Menurutnya, kewirausahaan atau Entrepreneurship didefinisikan sebagai kemampuan untuk menciptakan nilai tambah melalui keterbatasan serta melalui peluang usaha yang kreatif, inovatif, dan adaptif dalam mengelola sumber daya.

“Selain itu, kewirausahaan juga melibatkan keberanian untuk mengambil risiko, di mana setiap usaha pasti memiliki risiko yang harus dihadapi, baik itu keuntungan maupun kerugian,” tambahnya.

Oleh karena itu, menurutnya, untuk membangkitkan jiwa kewirausahaan dalam diri seseorang, beberapa langkah yang dapat diambil. Simak paparannya berikut ini.

Pertama, membangun Mindset Kewirausahaan, yakni dengan mengubah pola pikir untuk melihat diri sebagai bos dan bukan hanya sebagai pekerja. Ini melibatkan pemikiran tentang bagaimana menciptakan peluang dan bukan hanya mencari pekerjaan.

Kedua, mengikuti Pendidikan dan Pelatihan. Menurut Pudjiati, mengikuti pelatihan kewirausahaan dan program inkubator bisnis yang disediakan oleh institusi pendidikan dapat memberikan keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk memulai usaha.

Ketiga, Pengelolaan dan Manajemen. Memiliki pengetahuan tentang manajemen, katanya, sangat penting. Ini mencakup pengelolaan keuangan, pemasaran, dan produksi. Pelatihan dalam manajemen dapat membantu seseorang untuk lebih siap dalam menjalankan usaha.

Keempat, memiliki kemampuan melihat peluang pasar. Bagi Pudjiati, penting untuk menganalisis kebutuhan pasar dan prospek usaha. Memahami apa yang dibutuhkan oleh konsumen dapat membantu dalam menentukan jenis usaha yang akan dijalankan.

Kelima, menciptakan Inovasi. Menurutnya, untuk bersaing dengan kompetitor, seseorang harus berinovasi. Ini berarti menciptakan sesuatu yang baru atau memberikan nilai tambah pada produk atau layanan yang ada.

Dan keenam, menyenangkan diri sendiri. Pudjiati mengatakan, pilih usaha yang sesuai dengan hobi dan minat pribadi. “Jika seseorang menikmati apa yang mereka lakukan, mereka akan lebih termotivasi untuk berusaha,” ujarnya.

Meski demikian, bagi pelajar yang ingin belajar Entrepreneurship ketika menjadi mahasiswa, di Universitas Mulia disediakan Inkubator Bisnis.

Pudjiati menerangkan, Inkubator Bisnis adalah sebuah wadah atau program yang dirancang untuk mendukung pengembangan usaha baru, terutama bagi para mahasiswa atau pengusaha pemula.

“Inkubator Bisnis berfungsi sebagai komunitas di mana mahasiswa dapat berkumpul untuk berkolaborasi dan berpartisipasi dalam kegiatan yang berkaitan dengan kewirausahaan,” ujarnya.

Dr. Pudjiati. Foto: YouTube

Dr. Pudjiati. Foto: Media Kreatif

Made Ayu Lestariani, S.E., M.M pemateri Digital Marketing. Foto: YouTube

Made Ayu Lestariani, S.E., M.M pemateri Digital Marketing. Foto: Media Kreatif

Rinda Syaharani, salah seorang mahasiswa yang memberikan pengalaman menjalankan usaha. Foto: YouTube

Rinda Syaharani, salah seorang mahasiswa yang membagikan pengalaman menjalankan usaha. Foto: Media Kreatif

Ia kemudian memberikan kiat agar para mahasiswa menggunakan Inkubator Bisnis untuk membantunya menjadi Entrepreneur pemula yang sukses.

Pertama, dengan bergabung dalam inkubator bisnis, mahasiswa dapat membangun jaringan dengan sesama pengusaha, berbagi pengalaman, dan saling mendukung dalam perjalanan kewirausahaan mereka.

Kedua, Inkubator bisnis sering mengadakan event-event yang memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk mempresentasikan ide-ide bisnisnya, mendapatkan umpan balik, dan berinteraksi dengan calon investor atau pelanggan.

Ketiga, mahasiswa yang terlibat dalam inkubator bisnis dapat mengakses berbagai sumber daya, termasuk mentor, jaringan profesional, dan fasilitas yang mendukung pengembangan usahanya.

Keempat, Inkubator Bisnis menyediakan pelatihan-pelatihan yang membantu mahasiswa mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk memulai dan mengelola usaha mereka. Ini termasuk pelatihan dalam manajemen, pemasaran, dan aspek-aspek lain dari kewirausahaan.

“Jadi, inkubator bisnis berfungsi sebagai platform yang membantu mahasiswa untuk mengembangkan jiwa kewirausahaan dan mempersiapkan mahasiswa untuk menghadapi tantangan dalam dunia usaha,” terangnya.

Testimoni Mahasiswa Entrepreneur

Beberapa mahasiswa memberikan testimoni mengenai pengalaman mereka dalam kewirausahaan. Salah seorang di antaranya adalah Rinda Syaharani, seorang mahasiswa dari Prodi S1 Manajemen semester tiga.

Rinda berbagi tentang produk yang ia buat, yaitu keripik pisang coklat dan keripik pangsit. Ia menceritakan bagaimana ia memulai usaha tersebut setelah menyadari bahwa seorang temannya tidak lagi menjual produk yang sama. Ia kemudian memutuskan untuk membuat dan menjual produknya sendiri.

Selain Rinda, beberapa mahasiswa lainnya memberikan testimoni telah mempraktekkan apa yang diajarkan dalam perkuliahan di Program Studi S1 Manajemen dan berhasil memiliki pelanggan tetap.

Pemaparan tentang Digital Marketing

Memasuki sesi tentang Digital Marketing, dipaparkan oleh Made Ayu Lestariani, S.E., M.M, salah seorang dosen Prodi S1 Manajemen.

Menurut Made Ayu, Digital Marketing merupakan alat yang sangat penting dalam dunia kewirausahaan modern saat ini. Mahasiswa diajarkan untuk memanfaatkan berbagai platform digital untuk mempromosikan usaha.

Dengan mempraktekkan secara langsung Digital Marketing, mahasiswa diharapkan akan memahami bagaimana cara menarik pelanggan dan membangun basis konsumen yang loyal.

Mahasiswa juga diberikan pemahaman tentang pentingnya packaging atau pengemasan yang menarik untuk produk. Dengan pengemasan menarik akan membantu dalam menarik perhatian konsumen dan meningkatkan penjualan.

Menurut Made Ayu, dalam sesi pembelajaran, mahasiswa diajarkan tentang bagaimana cara berjualan dalam jaringan online, termasuk teknik-teknik pemasaran yang efektif.

“Contoh-contoh penggunaan platform digital seperti TikTok dan marketplace juga diberikan untuk menunjukkan bagaimana produk dapat dipasarkan secara efektif,” ujarnya.

Baginya, Digital Marketing tidak hanya terbatas pada promosi, tetapi juga mencakup berbagai aktivitas pemasaran yang bertujuan untuk mengkomunikasikan produk kepada konsumen.

“Hal ini termasuk penggunaan media sosial, iklan online, dan strategi pemasaran lainnya untuk menarik perhatian pelanggan,” pungkasnya.

(SA/Kontributor)

Humas Universitas Mulia, 29 Oktober 2024 – Universitas Mulia menjadi tuan rumah kegiatan sosialisasi dan edukasi konsumsi pangan dengan tema “B2SA Goes to Campus.” Acara ini mengajak mahasiswa dan dosen untuk meningkatkan pemahaman tentang pentingnya pola makan Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman (B2SA). Kegiatan ini diselenggarakan di Ballroom Gedung Cheng Hoo Kampus Universitas Mulia dan mendapat sambutan antusias dari seluruh peserta.

Dalam sambutannya, Rektor Universitas Mulia, Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i, M.SI menekankan pentingnya pemahaman tentang konsumsi pangan yang sehat dan aman sebagai bagian dari upaya membentuk generasi yang cerdas dan peduli terhadap kesejahteraan bangsa. “Sebagai sebuah institusi pendidikan, Universitas Mulia memiliki peran besar dalam membentuk generasi yang sehat, cerdas, dan peduli terhadap kesejahteraan bangsa. Kesehatan berawal dari asupan yang kita konsumsi setiap hari. Dengan adanya edukasi ini, diharapkan kita semua, baik mahasiswa, dosen, maupun staf, dapat lebih memperhatikan pola konsumsi sehari-hari,” ujar Rektor dalam sambutannya.

Selain itu, Rektor juga mengajak mahasiswa Universitas Mulia untuk tidak hanya menjadi konsumen yang cerdas, tetapi juga agen perubahan dalam masyarakat. “Sebarkan informasi yang kita dapatkan hari ini kepada keluarga, teman, dan lingkungan sekitar. Jadikan ini sebagai langkah awal untuk menggerakkan masyarakat menuju pola hidup sehat,” tambahnya.

Kepala Bidang Konsumsi dan Keamanan Pangan Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Timur, Ibu Rika Nuzli Furkanti, S.P., M.P. menyampaikan apresiasi terhadap Universitas Mulia atas terselenggaranya kegiatan ini. “Kami sangat menghargai upaya Universitas Mulia yang turut aktif dalam memberikan pemahaman dan pembekalan kepada mahasiswa tentang pentingnya memilih dan mengonsumsi pangan yang sehat, aman, dan berkelanjutan,” ungkapnya.

Ari Priswanto, S.Gz., ahli gizi dari PERSAGI Balikpapan, juga menekankan pentingnya pola konsumsi B2SA bagi mahasiswa. “Asupan gizi yang tepat sejak sekarang akan berdampak positif dalam jangka panjang. Sayangnya, banyak mahasiswa masih terbiasa mengonsumsi junk food dan fast food yang minim sayuran dan buah, serta kurang aktivitas fisik. Dengan menerapkan pola makan B2SA yang seimbang—sepertiga lauk, sepertiga buah, dan seperenam sayur—mereka dapat mengurangi risiko masalah kesehatan di masa depan,” jelasnya.

Kegiatan ini diharapkan mampu meningkatkan kesadaran mahasiswa Universitas Mulia akan pentingnya pola makan sehat, serta mendorong mereka untuk berperan aktif dalam menyebarkan pengetahuan B2SA di lingkungan sekitarnya, guna membangun generasi yang lebih sehat dan kuat.Dengan diadakannya sosialisasi ini, Universitas Mulia diharapkan dapat menjadi salah satu pelopor dalam mengedukasi mahasiswa tentang pentingnya konsumsi pangan sehat yang beragam, bergizi, seimbang, dan aman.

Humas UM (YMN)

Humas UM, 28 Oktober 2024–BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) Universitas  Mulia Balikpapan sukses menyelenggarakan ZFEST 2024 pada 28 Oktober 2024, yang bertepatan dengan peringatan Hari Sumpah Pemuda. Acara yang mengusung tema “Memilih Masa Depan” ini menjadi wadah inspiratif bagi mahasiswa dan alumni untuk mengeksplorasi wawasan terkait masa depan mereka. Para pembicara ternama, seperti Drs. Alimuddin, M.Si., Deputi Bidang Sosial Budaya Pemberdayaan Masyarakat OIKN; Muhammad Pascal Caesar Giswatama, Chairman of IKN Youth Forum; Muhammad Raja Siraj, Anggota DPRD Kota Balikpapan termuda; Aidil Pananrang, Founder Rembuk Pemuda; serta Dr. Agung Sakti Pribadi, S.H., M.H., Direktur Eksekutif BPH Yayasan Airlangga, turut berbagi pandangan mereka terkait peran pemuda dalam era digital dan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).

Muhammad Raja Siraj, anggota DPRD termuda di Kota Balikpapan, mengajak mahasiswa untuk lebih sadar akan pentingnya pemahaman politik. Meski tidak harus terlibat langsung dalam politik praktis, mahasiswa harus menyadari bahwa keputusan besar, seperti perpindahan IKN ke Kalimantan Timur, adalah hasil dari proses politik. “Pemuda perlu berperan aktif mengawal kebijakan publik,” tegasnya. Dengan semangat yang sejalan dengan nilai Sumpah Pemuda, Siraj berharap ZFEST 2024 dapat menjadi wadah bagi mahasiswa untuk meningkatkan kesadaran politik mereka dalam mendukung pembangunan bangsa.

Aidil Pananrang, Founder Rembuk Pemuda, menyampaikan pentingnya kolaborasi dan adaptasi di era digitalisasi. Menurutnya, kemampuan berpikir kritis, beradaptasi dengan cepat, dan membangun relasi sosial adalah keunggulan yang harus dimiliki pemuda di masa depan. Ia juga memperkenalkan gerakan IKN Youth Forum, yang bertujuan mengonsolidasikan pemuda untuk berkontribusi dalam pembangunan IKN. Gerakan ini diharapkan dapat menyatukan kekuatan pemuda dalam mendukung percepatan pembangunan ibu kota baru.

Dalam pidatonya, Drs. Alimuddin, M.Si. menekankan bahwa pembangunan IKN telah mendorong pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur, dengan peningkatan sebesar 7,22%, jauh di atas rata-rata nasional. Infrastruktur yang terus berkembang, termasuk pembangunan jalan, tol, listrik, dan air, telah membuka banyak peluang investasi, dengan total investasi swasta mencapai lebih dari 56 triliun rupiah. “Ini adalah kesempatan besar bagi pemuda untuk berperan aktif dalam pembangunan,” jelasnya.

Namun, Alimuddin juga menyoroti bahwa dari 74.000 tenaga kerja di IKN, hanya 7% yang berasal dari masyarakat lokal. Ia menyayangkan rendahnya partisipasi masyarakat lokal dan menekankan pentingnya kesiapan anak muda dalam menghadapi perubahan yang dibawa oleh digitalisasi. “Kita harus siap bersaing, jangan hanya menjadi penonton di lapangan,” ungkapnya, mengingatkan mahasiswa bahwa peluang hanya dapat dimanfaatkan jika mereka siap dan berlatih.

Selain itu, Alimuddin mengungkapkan bahwa beberapa warga lokal berhasil meraih kesuksesan melalui usaha di sekitar IKN, seperti penjual amplang yang kini mampu meraup penghasilan hingga 30 juta rupiah per bulan. Ini menunjukkan bahwa dengan adaptasi dan kejelian melihat peluang, anak muda lokal dapat bersaing di tingkat nasional. Ia mendorong pemuda untuk tidak hanya mengandalkan status sebagai putra daerah, tetapi juga meningkatkan kompetensi.

Dr. Agung Sakti Pribadi, dalam ceramahnya, menekankan bahwa setiap generasi memiliki tantangannya masing-masing. Ia mengajak mahasiswa Universitas Mulia untuk memanfaatkan waktu di kampus sebagai kesempatan terbaik dalam membentuk diri dan masa depan. 

Lebih lanjut, Dr. Agung mengingatkan bahwa mahasiswa saat ini adalah generasi emas yang sedang mengukir masa depan bangsa. “Bagaimana dengan masa depan? Potensinya sangat luar biasa. Kalian adalah generasi emas. Saya setuju dengan apa yang disampaikan oleh Mas Pascal Caesar sebelumnya, bahwa kalian adalah generasi emas saat ini, bukan harus menunggu tahun 2045. Saat ini, di tangan kalian, ‘emas-emas kecil’ sedang dibentuk. Ibarat sebuah bangunan, batu pertama sedang kalian letakkan. ‘Emas’ itu ada di tangan kalian sekarang, dan tugas kalian adalah mengukirnya dengan baik. Kampus adalah tempat terbaik untuk mengukir ‘emas’ tersebut, karena tidak semua orang memiliki kesempatan menjadi mahasiswa. Maka, bersyukurlah kalian yang memiliki kesempatan ini,” tegasnya, menginspirasi para mahasiswa untuk terus mengejar ilmu dan keterampilan yang akan bermanfaat di masa depan.

Beliau juga menambahkan, “Saya berharap pertemuan seperti ini tidak berhenti hanya sekali saja. Lanjutkan! Lanjutkan ke pertemuan-pertemuan yang lebih berkualitas. Kita tahu generasi muda saat ini sangat kreatif, namun kalian perlu mengarahkan kreativitas tersebut. Jangan hanya ingin tampil dan menjadi terkenal, karena bukan itu tujuannya. Yang perlu diangkat adalah kebaikan yang kalian temukan di sekitar kalian. Temukan orang-orang hebat dan bergaullah dengan mereka. Hindari pergaulan dengan hal-hal buruk, karena keburukan itu akan mengurangi keyakinan kalian bahwa hidup ini bisa menjadi lebih baik.”

Dr. Agung mengakhiri pidatonya dengan berpesan, “Cari teman-teman yang hebat. Temukan kisah-kisah inspiratif yang akan membuat kalian lebih kuat. Hindari sikap cengeng dan hal-hal yang tidak bermanfaat, meskipun mungkin tampak menyenangkan.”

ZFEST 2024 di Universitas Mulia tidak hanya menjadi momen refleksi, tetapi juga mendorong mahasiswa untuk berperan aktif dalam menghadapi tantangan zaman. Dengan semangat Sumpah Pemuda, acara ini mengingatkan generasi muda bahwa masa depan bangsa ada di tangan mereka, dan kolaborasi serta kesiapan diri menjadi kunci keberhasilan dalam membangun masa depan Indonesia yang lebih baik.

Humas UM (YMN)

 

Humas UM – Dalam rangka mendukung tercapainya Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), tim dosen Universitas Mulia berinisiatif untuk meningkatkan kualitas penjualan UMKM Amplang di Kelurahan Sesumpu, Kecamatan Penajam. Program ini diwujudkan melalui kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) yang didanai oleh hibah dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (KemendikbudRistekDikti), dengan fokus pada pemanfaatan media sosial sebagai sarana pemasaran.

Tim dosen Universitas Mulia yang diketuai oleh Dr. Siti Rahmayuni, SE., MM., CFA, bekerja sama dengan anggota dosen lain yaitu Anwar Arifin Pinem, SP., ME, Ekki Satria Jaya, SE., M.Si., AK., CFA, Henny Okta Piyani, SE., M.Ak, serta melibatkan mahasiswa seperti Agung Widiyanto, Meisy Dwi Anjani, dan Naya Thalita Ramadhani. Mereka bersama-sama memberikan pelatihan yang komprehensif kepada pelaku UMKM, mulai dari dasar pemasaran digital hingga penggunaan strategi media sosial yang efektif.

Tim Dosen Universitas Mulia bersama Pejabat pemerintah di Sesumpu

“Media sosial merupakan salah satu sarana yang efektif untuk memperluas jangkauan pasar, terutama bagi produk lokal seperti amplang ini,” ungkap Dr. Siti Rahmayuni. “Dengan pemahaman yang baik tentang pemasaran digital, pelaku UMKM bisa mengoptimalkan potensi penjualan tanpa harus bergantung pada metode konvensional saja,” tambahnya.

Melalui kegiatan ini, para pelaku UMKM khususnya di bawah naungan Kelompok dagang Bayah pada Kelurahan Sesumpu diberikan pelatihan intensif mengenai pembuatan konten menarik, cara mengelola akun media sosial bisnis, serta strategi beriklan yang efektif. Dalam jangka panjang, program ini diharapkan dapat meningkatkan daya saing produk amplang yang berbahan dasar ikan bandeng Jantan ini, serta mendukung keberlanjutan ekonomi masyarakat setempat.

Salah satu pelaku UMKM mengungkapkan rasa syukur atas pendampingan tersebut. “Dengan bantuan dari Universitas Mulia, kami menjadi lebih percaya diri dalam memasarkan produk di media sosial, terutama dalam menjangkau pasar yang lebih luas,” ujar salah satu peserta pelatihan.

Program ini tidak hanya membantu meningkatkan penjualan, tetapi juga sejalan dengan SDGs dalam aspek pengurangan kemiskinan, peningkatan ekonomi lokal, dan pembangunan masyarakat yang inklusif. Diharapkan dengan kolaborasi antara akademisi dan pelaku UMKM, amplang khas Penajam dapat meraih tempat yang lebih baik di pasar nasional, sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal.

Kolaborasi ini menjadi bukti nyata bahwa pendidikan tinggi dan inovasi dapat bersinergi untuk kemajuan dan pemberdayaan masyarakat, khususnya di bidang ekonomi kreatif yang semakin berkembang.

Humas UM – WN

Humas UM, 28 Oktober 2024 – Mahasiswa Universitas Mulia Balikpapan kembali melaksanakan program microteaching dengan mengusung tema “Teaching English to Young Learners” di beberapa PAUD Al-Qur’an dan TK di wilayah Balikpapan Kota. Kegiatan ini merupakan bagian dari implementasi praktikum bagi mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini untuk melatih kemampuan mengajar bahasa Inggris kepada anak-anak usia dini. Kegiatan tersebut dilaksanakan di SPS PAUD Al-Quran Rumah Belajar Aghniya (RBA), KB Edelweis dan TK Aisyiyah Bustanul Atfal (ABA II).

Mahasiswa Prodi PGPAUD Universitas Mulia memperagakan penggunaan media pembelajaran interaktif saat microteaching: membuat hujan

Kegiatan yang berlangsung selama satu semester, dari 15 Oktober 2024 hingga 28 Desember 2024, diikuti oleh 38 mahasiswa. Dalam program ini, mahasiswa berkesempatan menerapkan metode pengajaran kreatif dan interaktif yang disesuaikan dengan kebutuhan belajar anak usia dini.

Menurut Ketua Prodi PGPAUD, Bety Vitriana, S.Pd., M.Pd, “Pelaksanaan microteaching pengajaran bahasa Inggris di TK/PAUD merupakan langkah positif dalam meningkatkan kualitas pendidikan anak usia dini. Kegiatan ini memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk menerapkan teori yang telah dipelajari dalam konteks nyata, sekaligus mengembangkan keterampilan mengajar mereka.”

Lebih lanjut, ia menambahkan, “Kegiatan ini dapat menjadi contoh bagi program-program selanjutnya dan mendorong kolaborasi yang lebih erat antara mahasiswa, dosen, dan praktisi di lapangan. Semoga pengalaman ini membawa manfaat bagi perkembangan profesional para calon pendidik di masa depan.”

Menurut Dosen Mata Kuliah Bahasa Inggris Profesi, Bapak Yamani, S.S, M.Pd., program microteaching ini bertujuan untuk mengasah kemampuan pedagogis mahasiswa dalam mengajar Bahasa Inggris kepada anak-anak usia dini. “Pengalaman langsung di lapangan sangat penting bagi mahasiswa kami. Melalui microteaching ini, mereka tidak hanya belajar bagaimana menyampaikan materi Bahasa Inggris, tetapi juga bagaimana menciptakan suasana kelas yang menyenangkan dan interaktif bagi anak-anak,” ujarnya.

Storytelling session di SPS Paud Al-Quran Rumah Belajar Aghniya

Storytelling session di SPS Paud Al-Quran Rumah Belajar Aghniya

Salah satu peserta microteaching, Radit, mengungkapkan bahwa pengalaman mengajar di PAUD sangat berkesan dan menantang. “Anak-anak di usia ini memiliki daya tangkap yang berbeda. Tantangannya adalah bagaimana membuat mereka tertarik belajar bahasa Inggris melalui lagu, gambar, dan permainan edukatif,” tuturnya.

Peserta microteaching yang lain, Sidratul Muntaha menyatakan, “Saat mengikuti microteaching, awalnya saya merasa gugup dan khawatir anak-anak mungkin tidak akan menikmati pelajaran atau kesulitan memahaminya. Namun, kekhawatiran itu hilang begitu saya mulai mengajar. Melihat mereka fokus dan antusias, saya merasa lebih tenang. Anak-anak di PAUD Rumah Belajar Aghniya sangat kooperatif, sehingga suasana kelas menjadi nyaman. Bagi saya yang masih baru dalam mengajar, ini adalah pengalaman yang sangat berharga dan meningkatkan rasa percaya diri untuk terus berkembang.”

Sementara itu, Nur Wahidah, mahasiswa PG-PAUD semester 3, menyampaikan, “Melalui mata kuliah Bahasa Inggris Profesi, kami mendapat kesempatan melakukan microteaching langsung di sekolah PAUD. Pengalaman ini sangat berharga, karena sebagai calon guru, kami bisa langsung berhadapan dengan peserta didik dan beradaptasi dengan kondisi lingkungan PAUD yang beragam. Banyak inovasi dan kreativitas yang kami rencanakan, namun tetap menyesuaikan dengan situasi di lapangan. Hal ini membuat pengalaman tersebut menjadi sangat berkesan.”

Suasana microteaching TEYL: Peserta berlatih memberikan materi Bahasa Inggris yang dirancang khusus untuk anak-anak dengan pendekatan yang komunikatif.

Para guru dan orang tua di sekolah yang menjadi lokasi microteaching pun menyambut baik kegiatan ini. “Kegiatan seperti ini sangat positif. Anak-anak kami jadi punya kesempatan untuk belajar bahasa asing sejak dini dengan cara yang menyenangkan,” ungkap Ibu Reski Dayanti, salah satu guru PAUD Al-Qur’an Rumah Belajar Aghniya.

Program microteaching ini menjadi salah satu bentuk pengabdian Universitas Mulia dalam mendukung pengembangan pendidikan di Balikpapan. Melalui kolaborasi dengan lembaga pendidikan usia dini, diharapkan para mahasiswa dapat memperoleh pengalaman mengajar yang lebih kaya dan mampu mengimplementasikan ilmu yang mereka pelajari di kampus.

Humas UM (Ymn)