Membangkitkan Jiwa Kewirausahaan dan Memanfaatkan Inkubator Bisnis
UM – Program Studi S1 Manajemen menggelar Pelatihan Kewirausahaan dan Digital Marketing untuk pelajar SMA dan SMK se-Kota Balikpapan, Kamis (31/10). Setidaknya 50 orang pelajar mengikuti pemaparan bagaimana membangkitkan jiwa kewirausahaan dan memanfaatkan Inkubator Bisnis di Universitas Mulia.
Ketua Prodi S1 Manajemen Dr. Pudjiati mengatakan, kegiatan ini membahas tentang pentingnya jiwa kewirausahaan dan bagaimana cara membangkitkannya dalam diri mereka.
Selain itu, para pelajar diajak untuk mendengar langsung testimoni para mahasiswa yang telah memulai usaha dan belajar tentang inkubator bisnis yang ada di Universitas Mulia.
“Saya juga beritahukan bahwa kami di sini punya yang namanya inkubator bisnis. Jadi, inkubator bisnis ini wadah tempatnya teman-teman mahasiswa ini berkumpul menjadi satu komunitas di situ untuk berkegiatan terkait dengan kewirausahaan, dan ada kegiatan-kegiatan, ketika ada event-event,” ujar Pudjiati.
Menurutnya, kewirausahaan atau Entrepreneurship didefinisikan sebagai kemampuan untuk menciptakan nilai tambah melalui keterbatasan serta melalui peluang usaha yang kreatif, inovatif, dan adaptif dalam mengelola sumber daya.
“Selain itu, kewirausahaan juga melibatkan keberanian untuk mengambil risiko, di mana setiap usaha pasti memiliki risiko yang harus dihadapi, baik itu keuntungan maupun kerugian,” tambahnya.
Oleh karena itu, menurutnya, untuk membangkitkan jiwa kewirausahaan dalam diri seseorang, beberapa langkah yang dapat diambil. Simak paparannya berikut ini.
Pertama, membangun Mindset Kewirausahaan, yakni dengan mengubah pola pikir untuk melihat diri sebagai bos dan bukan hanya sebagai pekerja. Ini melibatkan pemikiran tentang bagaimana menciptakan peluang dan bukan hanya mencari pekerjaan.
Kedua, mengikuti Pendidikan dan Pelatihan. Menurut Pudjiati, mengikuti pelatihan kewirausahaan dan program inkubator bisnis yang disediakan oleh institusi pendidikan dapat memberikan keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk memulai usaha.
Ketiga, Pengelolaan dan Manajemen. Memiliki pengetahuan tentang manajemen, katanya, sangat penting. Ini mencakup pengelolaan keuangan, pemasaran, dan produksi. Pelatihan dalam manajemen dapat membantu seseorang untuk lebih siap dalam menjalankan usaha.
Keempat, memiliki kemampuan melihat peluang pasar. Bagi Pudjiati, penting untuk menganalisis kebutuhan pasar dan prospek usaha. Memahami apa yang dibutuhkan oleh konsumen dapat membantu dalam menentukan jenis usaha yang akan dijalankan.
Kelima, menciptakan Inovasi. Menurutnya, untuk bersaing dengan kompetitor, seseorang harus berinovasi. Ini berarti menciptakan sesuatu yang baru atau memberikan nilai tambah pada produk atau layanan yang ada.
Dan keenam, menyenangkan diri sendiri. Pudjiati mengatakan, pilih usaha yang sesuai dengan hobi dan minat pribadi. “Jika seseorang menikmati apa yang mereka lakukan, mereka akan lebih termotivasi untuk berusaha,” ujarnya.
Meski demikian, bagi pelajar yang ingin belajar Entrepreneurship ketika menjadi mahasiswa, di Universitas Mulia disediakan Inkubator Bisnis.
Pudjiati menerangkan, Inkubator Bisnis adalah sebuah wadah atau program yang dirancang untuk mendukung pengembangan usaha baru, terutama bagi para mahasiswa atau pengusaha pemula.
“Inkubator Bisnis berfungsi sebagai komunitas di mana mahasiswa dapat berkumpul untuk berkolaborasi dan berpartisipasi dalam kegiatan yang berkaitan dengan kewirausahaan,” ujarnya.
Dr. Pudjiati. Foto: Media Kreatif
Made Ayu Lestariani, S.E., M.M pemateri Digital Marketing. Foto: Media Kreatif
Rinda Syaharani, salah seorang mahasiswa yang membagikan pengalaman menjalankan usaha. Foto: Media Kreatif
Ia kemudian memberikan kiat agar para mahasiswa menggunakan Inkubator Bisnis untuk membantunya menjadi Entrepreneur pemula yang sukses.
Pertama, dengan bergabung dalam inkubator bisnis, mahasiswa dapat membangun jaringan dengan sesama pengusaha, berbagi pengalaman, dan saling mendukung dalam perjalanan kewirausahaan mereka.
Kedua, Inkubator bisnis sering mengadakan event-event yang memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk mempresentasikan ide-ide bisnisnya, mendapatkan umpan balik, dan berinteraksi dengan calon investor atau pelanggan.
Ketiga, mahasiswa yang terlibat dalam inkubator bisnis dapat mengakses berbagai sumber daya, termasuk mentor, jaringan profesional, dan fasilitas yang mendukung pengembangan usahanya.
Keempat, Inkubator Bisnis menyediakan pelatihan-pelatihan yang membantu mahasiswa mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk memulai dan mengelola usaha mereka. Ini termasuk pelatihan dalam manajemen, pemasaran, dan aspek-aspek lain dari kewirausahaan.
“Jadi, inkubator bisnis berfungsi sebagai platform yang membantu mahasiswa untuk mengembangkan jiwa kewirausahaan dan mempersiapkan mahasiswa untuk menghadapi tantangan dalam dunia usaha,” terangnya.
Testimoni Mahasiswa Entrepreneur
Beberapa mahasiswa memberikan testimoni mengenai pengalaman mereka dalam kewirausahaan. Salah seorang di antaranya adalah Rinda Syaharani, seorang mahasiswa dari Prodi S1 Manajemen semester tiga.
Rinda berbagi tentang produk yang ia buat, yaitu keripik pisang coklat dan keripik pangsit. Ia menceritakan bagaimana ia memulai usaha tersebut setelah menyadari bahwa seorang temannya tidak lagi menjual produk yang sama. Ia kemudian memutuskan untuk membuat dan menjual produknya sendiri.
Selain Rinda, beberapa mahasiswa lainnya memberikan testimoni telah mempraktekkan apa yang diajarkan dalam perkuliahan di Program Studi S1 Manajemen dan berhasil memiliki pelanggan tetap.
Pemaparan tentang Digital Marketing
Memasuki sesi tentang Digital Marketing, dipaparkan oleh Made Ayu Lestariani, S.E., M.M, salah seorang dosen Prodi S1 Manajemen.
Menurut Made Ayu, Digital Marketing merupakan alat yang sangat penting dalam dunia kewirausahaan modern saat ini. Mahasiswa diajarkan untuk memanfaatkan berbagai platform digital untuk mempromosikan usaha.
Dengan mempraktekkan secara langsung Digital Marketing, mahasiswa diharapkan akan memahami bagaimana cara menarik pelanggan dan membangun basis konsumen yang loyal.
Mahasiswa juga diberikan pemahaman tentang pentingnya packaging atau pengemasan yang menarik untuk produk. Dengan pengemasan menarik akan membantu dalam menarik perhatian konsumen dan meningkatkan penjualan.
Menurut Made Ayu, dalam sesi pembelajaran, mahasiswa diajarkan tentang bagaimana cara berjualan dalam jaringan online, termasuk teknik-teknik pemasaran yang efektif.
“Contoh-contoh penggunaan platform digital seperti TikTok dan marketplace juga diberikan untuk menunjukkan bagaimana produk dapat dipasarkan secara efektif,” ujarnya.
Baginya, Digital Marketing tidak hanya terbatas pada promosi, tetapi juga mencakup berbagai aktivitas pemasaran yang bertujuan untuk mengkomunikasikan produk kepada konsumen.
“Hal ini termasuk penggunaan media sosial, iklan online, dan strategi pemasaran lainnya untuk menarik perhatian pelanggan,” pungkasnya.
(SA/Kontributor)