Foto bersama Rektor bersama Wakil Rektor dan jajaran pejabat Universitas Mulia dan seluruh peserta dan panitia Technofest 2025. Foto: Vio/Media Kreatif

Rangkaian Technofest 2025, Ada Lomba UI/UX Design, Jaringan Komputer, dan Ranking 1

UM – Fakultas Ilmu Komputer (FIKOM) Universitas Mulia menggelar Festival Technologi Technofest yang diisi dengan berbagai lomba untuk siswa SMA dan SMK se-Kota Balikpapan, Selasa (4/2). Lomba antara lain UI/UX Design, Jaringan Komputer, Ranking 1, Mengetik Cepat, dan Software Engineering atau pemrograman yang diikuti oleh 50 orang peserta.

Dekan FIKOM Djumhadi, S.T., M.Kom dalam sambutannya mengatakan, kegiatan ini diharapkan akan menjadi wadah bagi anak-anak para generasi muda untuk berinovasi, belajar, dan berkontribusi dalam memajukan teknologi di masa depan.

“Semoga kegiatan ini menjadi pengalaman yang cukup berharga serta meningkatkan semangat untuk terus belajar dan berkarya,” tuturnya, seraya tersenyum.

Menurutnya, lomba yang digelar dalam sehari ini menekankan para peserta tidak perlu risau, baik menang maupun kalah. Di dalam setiap kompetisi, tambahnya, yang terpenting adalah proses belajar dan semangat untuk berkembang.

“Kalah menang itu sudah biasa. Jadi, bagi siapa yang menang, saya ucapkan selamat. Yang kalah, jangan putus asa, belajar lebih giat lagi,” ujarnya.

Djumhadi berharap, Festival Teknologi atau Technofest FIKOM akan terus dilanjutkan penyelenggaraannya di tahun depan dan tahun yang akan datang.

Senada, Rektor Universitas Mulia Balikpapan Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i, M.Si menyambut hangat para peserta lomba yang terlihat antusias.

“Selamat datang di Kampus Universitas Mulia. Kampus kita adalah kampus berbasis teknologi dengan visi akan menghasilkan wirausahawan baru berbasis technopreneur. Jadi, itu adalah visi kita,” tutur Rektor, menyapa peserta.

Rektor menyebut beberapa nama sekolah yang mengirimkan pesertanya untuk mengikuti lomba yang didominasi dari Kota Balikpapan. Di antaranya adalah SMK Negeri 6, SMK Negeri 3, SMK Negeri 1, SMA Integral Luqman Al Hakim, SMK Kartika, SMAIT Al-Aulia, SMK Negeri 5, dan yang terjauh SMKTI Airlangga Samarinda.

“SMK TI Airlangga Samarinda. Oke, selamat datang, ya. Sangat jauh perjalanan, jam berapa dari Samarinda ini baru nyampai ke sini? Oke, jam 06.00, ya. Terima kasih, ya, telah hadir walaupun jauh dari Samarinda,” sapa Rektor.

Selain itu, turut hadir peserta mahasiswa dari Institut Teknologi Kalimantan (ITK) dan Universitas Mulia, yang didominasi dari program studi yang ada di bawah naungan Fakultas Ilmu Komputer.

“Saya selaku pimpinan Universitas Mulia mengucapkan terima kasih dan penghargaan serta apresiasi kepada Dekan Fakultas Komputer yang telah melaksanakan kegiatan ini, yaitu dengan nama FIKOM Techno Fest 2025,” tutur Rektor.

Rektor setuju kegiatan ini digelar secara berkelanjutan, karena dinilai memberikan manfaat bagi generasi muda di Kota Balikpapan, agar termotivasi dan memiliki wadah yang rutin untuk mengasah kemampuan dan keterampilan di bidang teknologi informasi.

Rektor Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa'i, M.Si saat memberikan sambutan sekaligus membuka secara resmi Technofest 2025. Foto: Vio/Media Kreatif

Rektor Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i, M.Si saat memberikan sambutan sekaligus membuka secara resmi Technofest 2025. Foto: Vio/Media Kreatif

Dekan Fakultas Ilmu Komputer (FIKOM) Djumhadi, S.T., M.Kom saat memberikan sambutan Technofest 2025. Foto: Vio/Media Kreatif

Dekan Fakultas Ilmu Komputer (FIKOM) Djumhadi, S.T., M.Kom saat memberikan sambutan Technofest 2025. Foto: Vio/Media Kreatif

Tampak sebagian peserta dari SMA/SMK di Kota Balikpapan dan Samarinda. Foto: Vio/Media Kreatif

Tampak sebagian peserta dari SMA/SMK di Kota Balikpapan dan Samarinda. Foto: Vio/Media Kreatif

“Jadi, ini suatu kegiatan yang saya kira sangat memberikan manfaat kepada pencerdasan, kepada mengasah kemampuan dari para siswa, siswa yang ada di Kota Balikpapan untuk mencoba berkompetisi, menjadi siswa-siswa yang berprestasi di bidang teknologi dan informasi,” tutur Rektor.

Pasalnya, menurut Rektor, di era disrupsi 4.0 mengharuskan manusia untuk melakukan perubahan secara masif dalam sistem dan tatanan kehidupan, terutama bisnis akibat inovasi teknologi.

Bagi generasi saat ini, lanjutnya, perubahan tersebut tidak begitu terasa dirasakan, jika dibanding generasi para pendahulu yang lebih dulu mengenal tidak adanya teknologi informasi dan komunikasi.

“Tetapi, kami-kami yang sudah tua ini merasakan era itu. Ketika dulu kita kuliah, kalau ingin kita melakukan kumpul-kumpul begini, nggak ada handphone pada saat itu, yang ada saat itu wartel, warung telkom namanya,” tutur Rektor.

Namun, tambahnya, era saat itu kini telah menjadi kenangan, berganti dengan kemajuan teknologi informasi, media sosial, yang bagi generasi saat ini, kapanpun bisa berkomunikasi setiap saat.

“Saya itu sampai S1, karena saya selesai S1 tahun 89, saya masih menggunakan mesin tik. Jadi, skripsi kita itu kalau misalkan konsultasi satu halaman itu ada salah, misalkan dua kata dicoret sama dosen pembimbing, harus satu halaman kita ganti dan itu harus diketik,” kisahnya.

“Jadi, mengetik itu harus pintar lagi, harus rata kanan. Bagaimana caranya bisa rata kanan? Itu harus pintar-pintar, naluri spasi. Jadi misalnya mengetik satu kata, ada spasi, kira-kira kanan itu bisa rata. Coba repotnya pada saat itu,” tambahnya.

Saat ini, perubahan perilaku juga banyak dirasakan para generasi sebelumnya. Salah satu contohnya, kehadiran stop-kontak atau colokan listrik.

“Kalau dulu kita pergi ke suatu tempat, yang kita cari itu adalah apa, ya? Cari minum, cari makan. Kalau sekarang sampai ke satu tempat, yang dicari itu colokan. Benar, nggak?” ujarnya.

Perubahan perilaku masyarakat yang cenderung ringkas dan cepat dalam memenuhi kebutuhan teknologi, diikuti oleh berbagai industri lainnya, mulai dari rumah sakit, perhotelan, pendidikan, dan lainnya.

“Dan adik-adik mahasiswa dan para pelajar semua, hidup di era ini dan 30 tahun kemudian itu adalah masa di mana para mahasiswa yang sekarang yang menjadi pemilik dan berkontribusi dari pembangunan di Indonesia, apalagi menjelang yang namanya Indonesia Emas tahun 2045,” tuturnya.

Untuk itulah, Rektor menekankan pentingnya upaya mengasah kemampuan, mengasah inovasi yang harus dilakukan sedini mungkin.

“Kegiatan ini perlu kita berikan apresiasi,” tutur Rektor.

Rektor berharap Fakultas Ilmu Komputer secara reguler dan berkelanjutan menggelar Festival Teknologi sehingga akan lahir siswa-siswa di Kota Balikpapan yang berprestasi yang memiliki kemampuan di bidang teknologi informasi.

Rektor juga mengenalkan tiga program studi di bawah Fakultas Ilmu Komputer, antara lain S1 Informatika, S1 Teknologi Informasi, dan S1 Sistem Informasi. Ketiga program studi ini sangat cocok untuk mengembangkan talenta di bidang teknologi informasi.

Selain itu, Rektor juga berharap lima program studi baru mulai dibuka untuk tahun 2026 mendatang dan sudah keluar SK-nya. Di antaranya adalah S1 Desain Komunikasi Visual, S1 Teknik Sipil, S1 Teknik Industri, S1 Teknologi Pangan.

Rektor menutup sambutan dengan mengutip pernyataan mantan Presiden Amerika Serikat Barack Obama, “Change will not come if we wait for some other person or some other time. We are the ones we’ve been waiting for, we are the change that we seek.

“Perubahan itu tidak akan datang jika kita menunggu orang, jika kita menunggu orang lain atau waktu lain. Kita adalah orang-orang yang kita tunggu-tunggu, kita adalah perubahan yang akan kita cari,” pungkasnya, sekaligus secara resmi membuka lomba.

(SA/Kontributor)

Humas UM, 3 Februari 2025— Universitas Mulia kembali menjadi pusat inovasi teknologi dengan diselenggarakannya “Battle War Robot Vol. 2” yang bertemakan Connected Combat: The Synergy of Robotics and IoT, pada Sabtu, 18 Januari 2025. Bertempat di Aula Gedung Cheng Ho, acara ini dimulai pukul 09.00 WITA dan berhasil menarik perhatian para penggiat teknologi dari berbagai kalangan.

Diselenggarakan oleh Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Robotika Universitas Mulia, kompetisi ini menghadirkan total 36 peserta yang terbagi ke dalam 20 tim. Di antaranya, terdapat satu tim dari masyarakat umum dan satu tim lainnya berasal dari Institut Teknologi Kalimantan (ITK). Acara ini dirancang untuk mendorong inovasi serta pengembangan teknologi baru di bidang robotika dan kendali otomatis.

Ketua panitia, Nur Muliansyah, menyampaikan apresiasi atas antusiasme peserta dan dukungan penuh dari Universitas Mulia. “Kami berharap kompetisi ini dapat menjadi platform yang tidak hanya menunjukkan keahlian peserta, tetapi juga mendorong perkembangan teknologi robotika dan IoT,” ujarnya.

Muhammad Safi’i, S.Kom., M.Kom., selaku Pembina UKM Robotika Universitas Mulia, menegaskan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman IoT dan keterampilan robotika, baik bagi mahasiswa maupun masyarakat umum. “Melalui kegiatan ini, kami berharap dapat meningkatkan kreativitas, inovasi, serta membentuk lingkungan belajar yang mendukung pengembangan teknologi mahasiswa sesuai tuntutan industri,” jelasnya. Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa acara ini sejalan dengan visi Universitas Mulia sebagai Global Technopreneur Campus.

Kompetisi yang berlangsung dengan intensitas tinggi ini memperlihatkan kemampuan robot-robot canggih dalam bertarung dan menyelesaikan berbagai tantangan. Para peserta tidak hanya diuji dalam aspek teknis, tetapi juga dalam kemampuan mengintegrasikan teknologi IoT untuk mendukung kinerja robot mereka.

UKM Robotika Universitas Mulia berharap dapat mengadakan acara serupa di tahun mendatang dengan partisipasi yang lebih luas dari pihak eksternal. “Kami optimis bahwa kegiatan ini akan terus berkembang dan menjadi wadah yang semakin besar bagi inovasi robotika di Indonesia,” pungkas Muhammad Safi’i.

Dengan semangat inovasi dan kolaborasi yang terus tumbuh, Battle War Robot Vol. 2 berhasil menjadi ajang yang tidak hanya meriah tetapi juga penuh inspirasi untuk generasi muda yang ingin berkontribusi dalam perkembangan teknologi masa depan.

Humas Universitas Mulia (YMN)

Dosen Pendidikan Agama Islam Lisda Hani Gustina, S.Ag., M.Pd. menggelar nonton bareng film karya mahasiswanya, bertempat di Ballroom Cheng Ho, Senin (20/1). Foto: Media Kreatif

Dalam Rangka Tugas Mata Kuliah Pendidikan Agama

UM – Dosen Pendidikan Agama Lisda Hani Gustina, S.Ag., M.Pd. menggelar nonton bareng film karya mahasiswanya, bertempat di Ballroom Cheng Ho, Senin (20/1). Dalam gelaran ini, enam buah karya film ditampilkan dengan tema Jejak Nikmat, Kisah Syukur dalam Kehidupan.

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Sumardi, S.Kom., M.Kom, yang dalam kesempatan ini diwakili oleh Bagian Kemahasiswaan Riski Zulkarnain, S.Pd., M.Pd mengatakan, dirinya mengapresiasi kegiatan pemutaran film ini sebagai bagian dari tugas mata kuliah.

“Terima kasih kepada Ibu Lisda Hani Gustina selaku dosen pengampu mata kuliah Pendidikan Agama, Bapak Nasruddin S.Kom., M.Kom Ketua Prodi Sistem Informasi serta adik-adik mahasiswa yang saya banggakan,” tuturnya mengawali sambutan.

Namun, Riski mengingatkan bahwa kegiatan ini bukan sekadar untuk menggugurkan kewajiban sebagai tugas kuliah, tetapi juga sebagai sarana untuk belajar dan mengamalkan nilai-nilai kebaikan.

“Saya juga mengingatkan tentang pentingnya bersyukur dan berhati-hati dalam menyampaikan agama,” terang Riski. Ia berharap, kegiatan ini dapat menginspirasi semua mahasiswa untuk menjadi pribadi yang lebih baik.

Senada, Dekan Fakultas Ilmu Komputer (FIKOM) Djumhadi, S.T., M.Kom. mengatakan, ia merasa bangga melihat kreativitas para mahasiswa. Menurutnya, alur cerita film tampaknya di luar dari keilmuan ilmu komputer, tetapi mahasiswa mampu membuat film yang bercerita.

“Hidup kita ini selalu penuh ujian, selalu ada pertanyaan dari bangun tidur sampai hari ini, dan kita harus menjawab dengan benar,” ujarnya.

Dengan begitu, ia mengajak setiap langkah dalam kehidupan juga harus didasari dengan rasa syukur. “Jangan mengeluh, karena orang yang bisa bersyukur pasti akan bersyukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala,” ujarnya.

Djumhadi berharap kegiatan ini tidak hanya berhenti di sini, tetapi terus dilanjutkan pada pertemuan berikutnya.

“Kegiatan ini bisa mencerminkan bagaimana mahasiswa menjiwai kehidupan dengan rasa syukur. Mari kita jadikan diri kita generasi penerus yang menciptakan kehidupan menjadi lebih baik,” terangnya.

Dengan begitu, ia berharap, mahasiswa menjalani perkuliahan dengan rasa syukur dan bahagia. Tidak saja melihat dari sulitnya menjalani kuliah, tetapi juga mampu merasakan sisi yang menyenangkan.

Foto bersama perwakilan pejabat Universitas Mulia, Dekan dan mahasiswa FIKOM serta dosen. Foto: Media Kreatif

Foto bersama perwakilan pejabat Universitas Mulia, Dekan dan mahasiswa FIKOM serta dosen. Foto: Media Kreatif

Para mahasiswa yang menggarap film pendek antara lain Minim Adab karya Taufik Hidayat, Sepi di Neraka karya Ahmad Rizki, Klik yang Menjerumuskan dengan sutradara Muhammad Dzaky Darussalam, Kazib karya Rizki Ahdiat, Berdampingan atau Paralelosis, dan Keyakinan karya Pipin Tamara. Foto: Media Kreatif

Para mahasiswa yang menggarap film pendek antara lain Minim Adab karya Taufik Hidayat, Sepi di Neraka karya Ahmad Rizki, Klik yang Menjerumuskan dengan sutradara Muhammad Dzaky Darussalam, Kazib karya Rizki Ahdiat, Berdampingan atau Paralelosis, dan Keyakinan karya Pipin Tamara. Foto: Media Kreatif

Salah satu aksi pemeran Arif ketika berkali-kali kalah judol, dalam film pendek berjudul Klik yang Menjerumuskan karya M Dzaky Darussalam. Foto: Media Kreatif

Salah satu aksi pemeran Arif ketika berkali-kali kalah judol, dalam film pendek berjudul Klik yang Menjerumuskan karya M Dzaky Darussalam. Foto: Media Kreatif

Enam Buah Karya Film

Dalam gelaran nonton bareng ini, setidaknya enam buah karya film garapan mahasiswa semester tiga dari beberapa prodi pada Fakultas Ilmu Komputer yang bisa ditonton di kanal YouTube Universitas Mulia.

Beberapa judul di antaranya adalah Minim Adab karya Taufik Hidayat, Sepi di Neraka karya Ahmad Rizki, Klik yang Menjerumuskan penulis skrip dan sutradara Muhammad Dzaky Darussalam, Kazib karya Rizki Ahdiat, Berdampingan atau Paralelosis, dan Keyakinan karya Pipin Tamara.

Klik yang Menjerumuskan, film ini bercerita tentang Arif, seorang mahasiswa yang terjerumus judi online atau judol. Diceritakan, awalnya, Arif yang duduk termenung sendirian lantaran suntuk tidak memiliki uang.

Datanglah Fikri, yang diperankan Dzaky Darussalam, menghibur Arif yang ditunjukkan game online yang bisa menghasilkan uang. Untuk meyakinkan Arif, Fikri menunjukkan saldo rekeningnya yang bertambah banyak.

“Dengar-dengar, bukannya itu haram?” tanya Arif.

“Lah, mau uang atau tidak?” jawab Fikri.

Tampaknya, jawaban Fikri membuat pikiran Arif semakin galau. Malam itu, Arif mengambil perangkat genggamnya. Ia membuka handphone-nya untuk menghapus rasa penasarannya. Ia lalu mengaksesnya.

Dari sinilah petaka itu berawal. Pertama kali mencoba, Arif berhasil menang dan mendapatkan pundi-pundi uang.  Ia pun mencoba dan terus mencoba hingga rasa penasarannya hilang. Tak lama kemudian, ia terus bernasib sial dan selalu kalah.

Ia pun terjerat hutang pada teman-temannya, hingga terus menumpuk. Hubungannya dengan kedua orang tuanya pun berantakan. Hingga akhirnya ia bertemu dengan seorang ustaz yang menyadarkannya ketika berkonflik dengan Dimas, teman yang uangnya dipinjam Arif.

Kumpulan film pendek ini cukup sederhana. Namun, pesan-pesan yang dibawanya sarat dengan pesan-pesan moral, tentang akhlak, adab, hingga bersyukur dalam kehidupan sehari-hari.

(SA/Kontributor)

Deddy Kurniawan saat memaparkan materi pelatihan software editing video. Foto: PSDKU Samarinda

Mendapat Tanggapan Positif dari Peserta Pelatihan

UM – Universitas Mulia Kampus Samarinda berkolaborasi dengan Perwakilan Bank Indonesia menggelar pelatihan dan sertifikasi kompetensi skema konten kreator, Jumat (17/1). Berikut dosen instruktur bertutur tentang isi materi yang dibahasnya dan tanggapan peserta.

Salah seorang dosen Universitas Mulia, Deddy Kurniawan, S.Kom., M.Kom., dalam paparannya kepada para peserta membahas tentang teknologi perangkat keras dan perangkat lunak yang akan digunakan membuat konten digital.

“Beberapa software atau aplikasi editing video seperti Camtasia, Filmora, dan iMovie, banyak digunakan sebagai pilihan konten kreator,” kata Deddy.

Camtasia dikenal sebagai software yang serbaguna dan sering digunakan untuk membuat tutorial video dan presentasi layar. Sedangkan Filmora relatif mudah digunakan, populer di kalangan pemula karena antarmukanya yang intuitif.

Bagi pengguna produk keluaran Apple seperti mac OS dan iOS, mungkin sering terbiasa menggunakan software aplikasi editing video iMovie.

Banyaknya pilihan software editing video menunjukkan bahwa ada berbagai pilihan alat yang bisa digunakan oleh konten kreator mengolah video untuk dipublikasikan di media sosial.

Menurutnya, pilihan alat, baik hardware maupun software akan bergantung pada keahlian, kebutuhan, dan jenis konten yang akan dibuat.

Tiga orang instruktur, dari kiri ke kanan, Tina Tri Wulansari, S.Kom., M.T.I., Istiqomah Wulandari, S.E., M.E. dan Deddy Kurniawan, S.Kom., M.Kom. Foto: PSDKU Samarinda

Tiga orang instruktur, dari kiri ke kanan, Tina Tri Wulansari, S.Kom., M.T.I., Istiqomah Wulandari, S.E., M.E. dan Deddy Kurniawan, S.Kom., M.Kom. Foto: PSDKU Samarinda

Peserta pelatihan dan sertifikasi kompetensi konten kreator dari pelaku UMKM Samarinda. Foto: PSDKU Samarinda

Peserta pelatihan dan sertifikasi kompetensi konten kreator dari pelaku UMKM Samarinda. Foto: PSDKU Samarinda

Peserta pelatihan dan sertifikasi kompetensi konten kreator dari pelaku UMKM Samarinda. Foto: PSDKU Samarinda

Peserta pelatihan dan sertifikasi kompetensi konten kreator dari pelaku UMKM Samarinda. Foto: PSDKU Samarinda

Kiri, Widi Karima Karmawati dan Tiara Hajrahwati memberikan tanggapan positif pelatihan hari pertama. Foto: PSDKU Samarinda

Kiri, Widi Karima Karmawati dan Tiara Hajrahwati memberikan tanggapan positif pelatihan hari pertama. Foto: PSDKU Samarinda

Selain itu, Deddy membahas tentang Algoritma Facebook yang kerap loncat-loncat. Algoritma Facebook dianggap lebih tidak pasti atau loncat-loncat dibandingkan algoritma platform lain seperti Youtube dan Instagram.

Ini berarti menyebabkan konten di Facebook mungkin tidak selalu muncul secara konsisten di feed pengikut. Jangkauan konten di Facebook bisa sangat fluktuatif, naik turun tanpa pola yang jelas.

Menurut Deddy, perbedaan algoritma ini penting untuk dipahami oleh konten kreator. Konten kreator harus menyesuaikan strategi penyebaran konten di setiap platform agar bisa memaksimalkan jangkauan dan engagement.

Deddy juga memberikan perhatian pada gaya kerja konten kreator yang berbeda-beda. “Konten kreator ada yang single fighter atau ada juga yang dia pakai tim, tapi timnya nggak kelihatan. Gitu,” ujar Deddy.

Menurutnya, disebut tim tidak kelihatan, lantaran tim tersebut tidak muncul di depan layar atau tidak secara eksplisit diperkenalkan kepada audiens. Tim ini bisa terdiri dari editor, penulis naskah, kameramen, dan lainnya.

Sedangkan disebut single fighter lantaran konten kreator bekerja sendiri. Artinya, seorang konten kreator melakukan semua proses pembuatan konten, mulai dari perencanaan, pengambilan gambar, editing, hingga publikasi, tanpa bantuan orang lain.

Dengan memahami gaya kerja konten kreator ini, peserta diharapkan mengetahui bagaimana konten kreator bekerja dan bagaimana membagi tugas. Dibalik sebuah konten yang terlihat sederhana, ada proses yang kompleks yang melibatkan berbagai peran.

Tanggapan Positif dari Peserta Pelatihan

Sementara itu, Widi Karima Karmawati, seorang peserta pelaku UMKM di Samarinda mengatakan bahwa dirinya memiliki beberapa usaha. Salah satu usaha bisnisnya adalah penjualan produk-produk UMKM di Samarinda.

Usai mengikuti hari pertama pelatihan konten kreator, Widi menilai sangat bagus. Ia merasa mendapatkan manfaat dari pelatihan.

“Pada hari pertama pelatihan konten kreator, akhirnya kami memahami apa sebenarnya konten kreator itu, kemudian bagaimana kita bisa menjadi seorang konten kreator. Lalu, bagaimana kita mencoba untuk mengaplikasikan beberapa aplikasi agar kita bisa membuat konten yang bagus,” terangnya.

Tiara Hajrahwati, pelaku UMKM Pintu Cafe yang memproduksi keripik pisang, sambal, dan aneka cemilan lainnya, mengatakan pelatihan sangat bermanfaat.

Ia berterima kasih kepada Bank Indonesia yang telah bekerja sama dengan Universitas Mulia menggelar pelatihan dan sertifikasi kompetensi konten kreator.

“Kami bisa mengetahui apa alasan kita menjadi konten kreator, platform apa saja yang bisa kita pilih dengan kelebihan dan kekurangannya. Terus, untuk meng-upgrade diri dengan berkenalan dengan orang-orang baru, dan mendapatkan ilmu yang baru,” pungkasnya.

(SA/Kontributor)

Foto bersama seluruh peserta bersama narasumber dan perwakilan KPw BI Kaltim Sheila Reswari. Foto: PSDKU Samarinda

Menggelar Pelatihan dan Sertifikasi Kompetensi Kreator Konten

UM – Kantor Universitas Mulia Samarinda berkolaborasi dengan Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kalimantan Timur menggelar pelatihan dan sertifikasi kompetensi untuk skema kreator konten, yang dibuka pada Jumat (17/1).

Pelatihan yang berlangsung dalam tiga hari ini difasilitasi Universitas Mulia Kampus Samarinda, Jalan Pahlawan 2A. Tercatat 75 orang peserta, baik mahasiswa maupun pelaku usaha UMKM mengikuti pelatihan.

Perwakilan BI Sheila Reswari, dalam sambutannya secara daring mengatakan, BI selalu concern terhadap peningkatan pengembangan UMKM.

Mainstream dari program ini adalah UMKM, yang selalu kami lakukan dalam bentuk sosialisasi atau program pengembangan sosial lainnya,” tutur Sheila.

Sheila menambahkan, dalam program pengembangan sosial terdapat tiga poin utama, yakni mendorong inklusi finansial, meningkatkan perekonomian UMKM, dan mengembangkan SDM UMKM, yang salah satunya melalui pelatihan dan sertifikasi konten kreator.

Untuk itu, perwakilan BI Kaltim menggandeng Universitas Mulia Samarinda dalam bentuk kolaborasi dan dedikasi, yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas para pelaku usaha UMKM lewat pelatihan.

Sedangkan, untuk pelaksanaan sertifikasi kompetensi pada Selasa (21/1), BI bekerja sama dengan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Teknologi Digital yang telah mendapatkan lisensi BNSP.

Perwakilan Bank Indonesia Sheila Reswari saat membuka pelatihan dan sertifikasi secara daring. Foto: Tangkapan layar Zoom

Perwakilan Bank Indonesia Kaltim Sheila Reswari saat membuka pelatihan dan sertifikasi secara daring. Foto: Tangkapan layar Zoom

Foto bersama seluruh peserta bersama narasumber. Foto: PSDKU Samarinda

Foto bersama seluruh peserta bersama narasumber. Foto: PSDKU Samarinda

Lebih lanjut, Sheila mengatakan, tujuan dari pelatihan dan sertifikasi konten kreator ini, pertama, adalah untuk meningkatkan kompetensi di bidang digital bagi pelaku UMKM.

“Kedua, memberikan sertifikasi kompetensi berstandar nasional. Dan ketiga, mendukung peningkatan digitalisasi dan transformasi UMKM di Kota Samarinda,” tuturnya.

“Kami berharap, dengan program ini, akan mampu memberikan dampak yang positif bagi UMKM, khususnya yang ada di Samarinda,” tambahnya.

Sheila mengatakan, Bank Indonesia selalu berupaya untuk terus dan akan melanjutkan program pengembangan UMKM, termasuk digitalisasi UMKM.

“Sebagai informasi, Ibu Tina, kami di Bank Indonesia secara rutin menyelenggarakan yang namanya Digital Kaltimpreneurs, yaitu program onboarding untuk UMKM Go Digital,” ujarnya.

Meski demikian, untuk saat ini, Sheila mengatakan program tersebut belum sampai pada tahap sertifikasi.

“Dalam program Digital Kaltimpreneurs tersebut, UMKM didampingi dari proses onboarding hingga berjualan di media sosial, dan bahkan sampai live selling,” terangnya.

Dalam pelatihan yang berlangsung selama tiga hari tersebut, beberapa materi yang dibahas antara lain pengenalan hardware dan software editing, menyusun creative brief, menggunakan aplikasi media sosial, hingga publikasinya.

Sheila berharap, seluruh peserta, baik para pelaku usaha UMKM maupun mahasiswa mengikuti seluruh pelatihan dengan sebaik-baiknya.

“Gunakan kesempatan ini dengan baik, karena belum tentu ada kesempatan seperti ini lagi ke depan, karena program ini baru pertama kali diadakan, dan kami belum tahu apakah akan ada lagi ke depannya,” tuturnya.

Sheila juga mengingatkan, apabila peserta mengalami kesulitan terkait dengan pelatihan, ia mengajak peserta untuk bertanya kembali kepada para instruktur pelatihan.

“Namun, mungkin ada kendala ataupun tantangan, atau mungkin ada yang bertanya, Kok belum viral ya? Nah, itu bisa ditanyakan kepada para ahlinya, para pelatihnya,” ujar Sheila.

Pelatihan Hari Pertama

Hari pertama pelatihan dipandu oleh Tina Tri Wulansari, S.Kom., M.T.I., dan Deddy Kurniawan, S.Kom., M.Kom. Keduanya memberikan pembekalan teori fundamental serta wawasan tentang tren konten digital masa kini.

Kemudian ditutup oleh Istiqomah Wulandari, S.E., M.E. dengan pemaparan tentang teknik penyusunan Creative Brief dan teori dasar tentang pentingnya perencanaan konten yang terstruktur.

(SA/Kontributor)

Humas Universitas Mulia, 16 Januari 2025—Fakultas Ilmu Komputer (FIKOM) Universitas Mulia sukses menyelenggarakan kegiatan Kuliah Umum Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU) Agama Islam dengan tema “Panduan Praktis Mengurus Jenazah”. Kegiatan ini dilaksanakan pada Jumat, 10 Januari 2025 lalu, di Ballroom Cheng Hoo, Kampus Universitas Mulia, Balikpapan.

Kuliah Umum MKDU Agama Islam

Kuliah umum ini menghadirkan Ustadz Haji Salmani, S.E., sebagai dosen tamu yang memberikan pemaparan mendalam tentang tata cara pengurusan jenazah sesuai syariat Islam. Acara ini diprakarsai oleh Dosen Pengampu MKDU Agama Islam, Lisda Agustina, S.Ag., M.Pd., yang bertujuan memperkaya pemahaman mahasiswa terhadap salah satu konsep penting dalam ajaran Islam.

Dalam sambutannya, Lisda Agustina menyampaikan pentingnya pemahaman mendalam terhadap konsep fardhu kifayah yang meliputi pengurusan jenazah.

“Pengurusan jenazah merupakan salah satu konsep penting dalam ajaran Islam yang menekankan tanggung jawab kolektif umat untuk memenuhi kebutuhan esensial masyarakat. Konsep ini tidak hanya relevan dalam konteks ibadah, tetapi juga berdampak pada berbagai aspek kehidupan seperti pendidikan, ekonomi, dan sosial. Pemahaman yang mendalam tentang fardhu kifayah akan membantu kita menjadi individu yang lebih peka terhadap kebutuhan masyarakat dan lebih bertanggung jawab dalam menjalankan peran kita masing-masing.”

Dosen Pengampu MKDU Agama Islam, Lisda Agustina, S.Ag., M.Pd.

Lisda juga menambahkan apresiasinya kepada Ustadz Haji Salmani yang saat ini menjabat sebagai pembina fardhu kifayah di Masjid Istiqomah, Balikpapan.

“Kehadiran Ustadz Haji Salmani, S.E., beserta tim merupakan kesempatan yang sangat berharga. Saya berharap teman-teman mahasiswa dapat memperoleh wawasan baru yang bermanfaat tidak hanya untuk dunia akademik tetapi juga kehidupan bermasyarakat. Jangan ragu untuk berdiskusi dan bertanya. Insya Allah, selain pemaparan materi, kita juga akan melakukan praktik langsung tata cara mengurus jenazah,” ujar Lisda.

Praktik Mengafani Mayyit oleh Mahasiswa

Hal senada juga disampaikan oleh Kepala Bagian HRD Universitas Mulia, Drs. Achmad Priyanto, dalam sambutannya. Beliau menekankan pentingnya ilmu pengurusan jenazah sebagai bagian dari kewajiban seorang Muslim.

“Mengurus jenazah adalah kewajiban fardhu kifayah bagi umat Islam. Kita semua pada dasarnya adalah calon jenazah, sehingga memahami tata cara pengurusan jenazah dengan baik dan benar menjadi sebuah keharusan. Kematian seseorang harus diurus dengan sebaik-baiknya, sebagaimana seseorang dilahirkan ke dunia.”

Praktek Mengafani Mayyit oleh Mahasiswi

Drs. Achmad Priyanto juga mengapresiasi kerja sama yang terjalin dengan pihak-pihak terkait, khususnya rombongan pembina dari Muhammadiyah, serta berterima kasih kepada dosen-dosen Universitas Mulia atas terselenggaranya acara ini.

“Kami sangat berterima kasih atas kerja sama yang terjalin dan berharap kolaborasi ini dapat terus berlanjut. Semoga mutu pembelajaran di Universitas Mulia semakin meningkat dan materi yang kita pelajari hari ini dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.”

Acara ini mendapatkan antusiasme tinggi dari mahasiswa yang aktif bertanya dalam sesi diskusi. Kuliah umum kemudian dilanjutkan dengan sesi praktik tata cara pengurusan jenazah, mulai dari memandikan, mengafani, menshalatkan, hingga menguburkan jenazah.

Melalui kegiatan ini, diharapkan mahasiswa FIKOM Universitas Mulia tidak hanya mendapatkan ilmu akademik, tetapi juga memiliki kesadaran spiritual yang lebih baik serta mampu memberikan kontribusi positif kepada masyarakat.

Humas UM (YMN)

Humas Universitas Mulia 14 Januari 2025—Universitas Mulia Balikpapan bekerja sama dengan Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang sukses menggelar Pelatihan Pendampingan Proses Halal dan Sertifikasi Halal. Kegiatan ini dihadiri oleh Rektor Universitas Mulia, Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i, M.Si., Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Pengembangan Kelembagaan UIN Walisongo, Prof. Dr. H. Muhammad Muhsin Jamil, M.Ag., Direktur Walisongo Halal Center
Dr. Hj. Malikhatul Hidayah, S. T, M. Pd, M. T.,  serta Kepala Inkubator Bisnis Universitas Mulia, Dr. Linda Fauziah, M.Pd.

Rektor Universitas Mulia Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i, M.Si., memberikan plakat penghargaan kepada Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Pengembangan Kelembagaan UIN Walisongo, Prof. Dr. H. Muhammad Muhsin Jamil, M.Ag.

Dalam sambutannya, Rektor Universitas Mulia, Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i, M.Si., mengapresiasi kolaborasi ini sebagai wujud nyata upaya mendukung program pemerintah terkait pengembangan produk halal di Indonesia. “Kami sangat berterima kasih kepada UIN Walisongo yang telah mempercayakan pelatihan ini di Universitas Mulia. Apalagi, kegiatan ini diberikan secara gratis kepada mahasiswa, yang seharusnya berbayar,” ujar beliau.

Beliau juga menekankan pentingnya sertifikasi halal, terutama di tengah meningkatnya kebutuhan produk halal di masyarakat. “Kita perlu memastikan bahwa produk yang ada di negara ini, baik makanan maupun barang lainnya, telah tersertifikasi halal,” tambahnya.

Sementara itu, Prof. Dr. H. Muhammad Muhsin Jamil, M.Ag., menjelaskan bahwa halal kini telah menjadi gaya hidup global dan bersifat mandatory berdasarkan Undang-Undang No. 33 Tahun 2014. “Hal ini menjadi kewajiban negara untuk memastikan produk halal tersedia di masyarakat. Oleh karena itu, UIN Walisongo membentuk Halal Center untuk mendukung masyarakat, khususnya pelaku UMKM, dalam menghasilkan produk halal,” jelasnya.

Pelatihan Pendampingan Proses Halal dan Sertifikasi Halal di Ruang Executive, White Campus

Pelatihan ini diikuti oleh mahasiswa Universitas Mulia yang tergabung dalam incubator business. Kepala Incubator Bisnis Universitas Mulia, Dr. Linda Fauziah, M.Pd., menyampaikan bahwa pelatihan ini memberikan pemahaman mendalam mengenai proses produksi halal dan sertifikasi halal. “Kami berharap mahasiswa tidak hanya mengurus sertifikasi halal untuk produk mereka sendiri, tetapi juga dapat membantu UMKM di Balikpapan dan sekitarnya,” katanya.

Dukungan terhadap pelatihan ini juga diungkapkan oleh salah satu pemateri yang akrab disapa Pak Joko. Menurutnya, pelatihan ini merupakan langkah awal untuk mempersiapkan generasi muda, khususnya mahasiswa, sebagai pendamping produk halal. “Kami percaya, mahasiswa dapat menjadi ujung tombak untuk mendukung pelaku usaha dalam proses produk halal, terutama di Kalimantan Timur,” ucapnya.

Kegiatan ini tidak hanya sebatas pelatihan, tetapi juga membuka peluang kolaborasi jangka panjang. Salah satunya adalah pelatihan penyelia halal, yang akan digelar secara berkala untuk mendukung kebutuhan sertifikasi halal di Indonesia.

Dengan pelatihan ini, Universitas Mulia dan UIN Walisongo berharap dapat terus berkontribusi dalam membangun ekosistem produk halal yang berkelanjutan, khususnya di Kalimantan Timur.

Humas UM (YMN)

Humas Universitas Mulia, 13 Januari 2025 —Universitas Mulia Balikpapan baru saja menggelar rapat koordinasi (rakor) sebagai bagian dari laporan pertanggungjawaban kinerja tahun 2024. Dalam wawancara eksklusif bersama Rektor Universitas Mulia, beliau mengungkapkan berbagai evaluasi dan rencana strategis untuk memperbaiki mutu pendidikan, meningkatkan produktivitas dosen, dan memperkuat daya saing universitas di tahun 2025.

Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i, M.Si., Rektor Universitas Mulia

Evaluasi Kinerja 2024
Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i, M.Si., Rektor Universitas Mulia menegaskan bahwa rakor ini merupakan forum penting untuk mengevaluasi sejauh mana target-target yang direncanakan telah tercapai selama tahun 2024. “Rakor ini bertujuan untuk mengidentifikasi keberhasilan maupun kendala yang dihadapi, sehingga dapat menjadi acuan dalam perencanaan yang lebih baik di tahun mendatang,” jelasnya.

Rektor memaparkan filosofi Good University Governance (GUG) yang menjadi pedoman utama dalam tata kelola universitas. Lima pilar yang menjadi landasan GUG—kredibilitas, transparansi, akuntabilitas, tanggung jawab, dan keadilan—disebut sebagai kunci dalam membangun universitas yang unggul dan berdaya saing tinggi.

Fokus Perbaikan di 2025
Dalam wawancara eksklusif tersebut, Rektor juga menyoroti beberapa isu utama yang perlu mendapatkan perhatian serius. Salah satunya adalah penurunan jumlah mahasiswa di beberapa program studi. “Penurunan ini menjadi tantangan besar yang harus disikapi bersama, tidak hanya oleh tim Marketing Branding dan Inovasi (MBI), tetapi juga oleh seluruh fakultas melalui program-program inovasi yang mampu menarik minat calon mahasiswa,” ungkapnya.

Selain itu, produktivitas dosen dalam publikasi ilmiah, paten, dan hibah penelitian menjadi prioritas lain di tahun 2025. “Kami akan fokus pada peningkatan kapasitas dosen melalui pelatihan dan pendampingan agar mereka lebih produktif, karena ini sangat berpengaruh pada akreditasi universitas,” tambahnya.

Peningkatan Layanan dan Program Mahasiswa
Untuk meningkatkan mutu layanan, Universitas Mulia akan mengimplementasikan survei kepuasan di tahun 2025, mencakup aspek kemahasiswaan, pembelajaran, hingga manajemen. “Survei ini penting agar kita bisa memahami kebutuhan dan harapan para mahasiswa, dosen, serta tenaga kependidikan,” tutur Rektor.

Drs. Achmad Priyanto, Kepala Bagian HRD bersama Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i, M.Si.

Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) juga menjadi fokus penting. Universitas berkomitmen untuk memberikan pelatihan intensif agar proposal mahasiswa dapat lolos seleksi dan mendapatkan pendanaan dari DIKTI.

Rektor mengungkapkan rencana perubahan model laporan pertanggungjawaban di tahun 2025 yang lebih efektif dan mendalam. “Laporan akan lebih bersifat internal, langsung dari unit-unit ke pimpinan universitas, dan hasilnya akan disarikan untuk dilaporkan kepada yayasan. Dengan model ini, kita dapat berdiskusi lebih rinci dan fokus pada solusi,” jelasnya dalam wawancara eksklusif.

Dengan rakor ini, Universitas Mulia menegaskan komitmennya untuk terus berbenah dan meningkatkan kualitas dalam berbagai aspek, demi mewujudkan visi sebagai universitas unggul yang berdaya saing di tingkat nasional maupun internasional.

Humas UM (YMN)

 

Foto bersama peserta Rakor dari seluruh Fakultas bersama Rektor dan Yayasan Airlangga. Foto: Media Kreatif

Menuju Good University Governance

UM – Sivitas Universitas Mulia menggelar Rapat Koordinasi atau Rakor tahun 2024, bertempat di Ballroom Cheng Ho, Jumat (10/1/2025). Rakor yang diikuti seluruh pimpinan lembaga, fakultas, dan program studi ini membahas sejumlah capaian dan evaluasi kinerja selama tahun 2024 di seluruh bidang.

Pada kesempatan ini, turut hadir Ketua Yayasan Airlangga Hj. Mulia Hayati Deviantie mengawali sambutan. Rakor dibuka secara resmi oleh Rektor Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i, M.Si dengan sebuah refleksi dan inspirasi dari media sosial Tiktok baru-baru ini.

“Ada kalimat menarik yang membuat saya merenung. Kalimatnya sederhana: Janganlah suka mengejar dan menangkap kupu-kupu di kebun, tetapi tanamlah pohon dan rawatlah bunganya. Maka, kupu-kupu itu akan datang dengan sendirinya,” ujar Prof. Ahsin.

Prof. Ahsin mengatakan ia menggunakan TikTok bukan sekadar bermedia sosial, tetapi juga mengambil hikmah dari konten-konten yang ada, sebagaimana cerita kupu-kupu di kebun.

Menurutnya, pesan utama dari kalimat tersebut adalah pentingnya mengutamakan proses. Tidak hanya fokus mengejar hasil, peringkat, dan lain sebagainya, tetapi juga tidak mengabaikan proses.

“Oleh karena itu, saya selaku Rektor sangat mengapresiasi budaya yang telah dibangun oleh Yayasan Airlangga. Mulai dari kegiatan pra-rakor, rakor, dan lain sebagainya. Ini adalah bagian dari sistem penjaminan mutu dan budaya mutu yang harus terus kita laksanakan,” ujarnya.

Rektor Prof. Dr. Muhammad Ahsin Rifa'i saat memberikan sambutan. Foto: Media Kreatif

Rektor Prof. Dr. Muhammad Ahsin Rifa’i saat memberikan sambutan. Foto: Media Kreatif

Kepala PSDKU Samarinda Tina Tri Wulansari, S.Kom., M.T.I saat menyampaikan Laporan Pertanggungan Jawab (LPJ) tahun 2024. Foto: Media Kreatif

Kepala PSDKU Samarinda Tina Tri Wulansari, S.Kom., M.T.I saat menyampaikan Laporan Pertanggungan Jawab (LPJ) tahun 2024. Foto: Media Kreatif

Manajemen Pendidikan Tinggi: Tata Pamong dan Tata Kelola

Menurut Rektor, dalam manajemen pendidikan tinggi, ada hal penting yang perlu diperhatikan. Di samping visi dan misi, ada yang disebut dengan tata pamong dan tata kelola, yang disebutnya sebagai sebuah proses.

“Tata pamong dan tata kelola mengharuskan kita untuk memperhatikan beberapa hal, yang pertama adalah organisasi. Apakah organisasi kita kredibel? Apakah kita memiliki organ-organ yang mampu menjalankan fungsi pendidikan tinggi?” tuturnya.

Rektor bersyukur telah merampungkan re-organisasi Universitas Mulia. Prinsip dasar dari re-organisasi, menurutnya, adalah dengan melengkapi organ-organ yang dibutuhkan demi percepatan dan kemajuan universitas. Dengan begitu, diharapkan mampu menggapai visi dan menghadapi persaingan yang semakin ketat.

Good University Governance: Pilar dan Implementasi

Selain organisasi, hal yang tak kalah penting adalah Good University Governance.

“Kita tidak akan dapat melaksanakan pendidikan tinggi dengan baik apabila tidak menerapkan prinsip-prinsip Good University Governance. Inilah yang akan kita laksanakan,” tutur Rektor.

Good University Governance, menurut Rektor memiliki empat pilar, antara lain.

Kredibilitas

Universitas Mulia harus memiliki kredibilitas yang telah dibangun sejak lama. Mulai saat bernama STIKOM Balikpapan, Asmi Airlangga, dan STMIK SPB yang menjadi bukti kredibilitas.

“Kredibilitas ini dibangun dengan perjuangan yang tidak mudah sehingga melahirkan Universitas Mulia,” tutur Rektor.

Yayasan Airlangga melihat kemajuan universitas yang dalam waktu singkat telah memiliki 3.000 mahasiswa, walaupun masih dirasa kurang. Bahkan, pandangan dari pihak lain, seperti UIN yang menilai bahwa hal ini sudah luar biasa.

Transparansi

“Seluruh proses yang ada di universitas, terutama yang terkait dengan pelaksanaan Tri Dharma, harus dilakukan secara transparan. Tidak boleh ada yang ditutup-tutupi,” ujarnya.

Hal ini sudah dilakukan dalam berbagai aspek, seperti informasi hibah, penelitian, pengabdian, penghargaan dosen, dan lain-lain.

“Semuanya kita sampaikan secara transparan kepada seluruh pemangku kepentingan. Tanpa transparansi, pendidikan tinggi tidak akan berjalan dengan baik,” ujar Rektor.

Akuntabilitas dan Tanggung Jawab

“Apa yang sudah kita rencanakan harus dipertanggungjawabkan. Hari ini adalah bagian dari implementasi prinsip ini,” tuturnya.

Apa yang sudah kita rencanakan selama satu tahun, lanjutnya, sesuai dengan program yang telah kita susun, harus kita pertanggungjawabkan.

Apakah sudah dilakukan dengan baik? Apa masalahnya? Jika ada kendala, mengapa itu terjadi? Evaluasi ini akan menjadi acuan dalam menyusun program ke depan.

Keadilan

“Kita harus adil. Keadilan ini berlaku dalam segala hal, termasuk dalam penempatan jabatan,” kata Rektor.

Salah satu indikator keadilan adalah bahwa setiap penempatan didasarkan pada pengalaman, pendidikan, dan kinerja. Dengan begitu, ikut serta menerapkan prinsip keadilan.

Laporan dan Capaian Universitas Mulia Selama Satu Tahun

Selanjutnya, Rektor mengungkap beberapa poin sebagai laporan kepada yayasan.

Penguatan Visi, Misi, Tujuan, dan Strategi

Selama satu tahun ini telah berupaya untuk memperkuat visi, misi, tujuan, dan strategi universitas. Juga telah merevisi roadmap pencapaian dan melakukan perubahan target waktu dari 2023 menjadi 2025.

Hal ini disesuaikan dengan kondisi saat ini dan juga target Indonesia Emas.

Target teaching university juga diperpanjang sampai tahun 2025, sembari melakukan pembenahan SDM, sarana prasarana, dan sistem yang ada.

Dengan demikian, diharapkan dapat melompat ke tahapan berikutnya, yaitu menjadi research university.

Termasuk dalam menyusun rencana program jangka panjang dan pendek yang lebih realistis dan terukur. Seluruh perencanaan ini didasarkan pada indikator dan target yang jelas sehingga diharapkan dapat melakukan evaluasi dengan baik.

Tata Pamong, Tata Kelola, dan Penjaminan Mutu:

Organisasi: yakni telah melakukan reorganisasi untuk menghasilkan struktur yang lebih baik.

Sistem Fungsional dan Operasional: yakni sedang berupaya membenahi sistem yang ada, terutama terkait proses pendidikan.

Peraturan Komplain Nilai: telah membuat peraturan tentang komplain nilai yang bisa diajukan mahasiswa. Ini adalah hak mahasiswa.

Survei Kepuasan: yakni melakukan survei kepuasan terhadap layanan pendidikan. Hasil dari survei ini akan dievaluasi untuk perbaikan.

Tracer Study:

“Saya mengucapkan terima kasih kepada wakil rektor kemahasiswaan dan jajarannya atas kerja keras mereka dalam melakukan tracer study,” tutur Rektor.

Tracer study ini adalah upaya yang sangat berat karena harus meminta masukan dari alumni yang telah lulus 2-4 tahun yang lalu.

Tracer study ini juga telah sesuai dengan standar Dikti dan kita mendapatkan gambaran yang luar biasa terkait alumni. Data tracer study ini akan menjadi acuan dalam pengembangan kurikulum dan sistem akademik.

Badan Eksekutif Mahasiswa:

“Kita juga telah membentuk badan eksekutif mahasiswa, yang sebelumnya tidak ada. Saya melihat BEM sudah banyak berbuat dan aktif dalam berbagai kegiatan,” ujar Rektor.

Penelitian dan Pengabdian:

Menurut Rektor, banyak prestasi yang telah ditorehkan di bidang penelitian dan pengabdian. Begitu pula banyak dosen yang menghasilkan publikasi internasional.

“Kita juga telah mengadakan berbagai event nasional maupun internasional,” ujarnya.

Penekanan pada Proses dan Sistem

“Terakhir, sesuai dengan inspirasi dari cerita kupu-kupu tadi, hal terpenting adalah kita harus membangun proses dan sistem. Siapa pun rektornya nanti, tidak masalah. Karena sistem kita sudah terbangun,” ujar Rektor.

Menurutnya, pedoman, peraturan, SOP, semua sudah ada. Hal ini akan memudahkan siapa pun yang menjalankan operasional Tri Dharma, yang hanya perlu mengacu pada kebijakan dan dokumen yang telah ditetapkan.

“Mudah-mudahan, tahun 2025 kita bisa menyelesaikan semua ini. Sehingga, siapa pun rektor dan pimpinannya nanti, mereka bekerja bukan karena sosok rektor, tetapi karena sistem yang sudah tertata dengan baik,” tuturnya.

Tanggapan Direktur Eksekutif Yayasan

Direktur Eksekutif Yayasan Airlangga Dr. Agung Sakti Pribadi, ditemui usai rakor mengatakan, ia berharap ada peningkatan kualitas lulusan menjadi semakin baik. Hal ini terlihat akan diberlakukannya kurikulum berbasis Outcome-Based Education (OBE).

“Ini berarti, capaian pembelajaran dan kompetensi mahasiswa harus betul-betul terukur dan sesuai dengan kebutuhan pasar kerja. Dengan kata lain, mahasiswa harus memiliki kompetensi yang unggul dan relevan,” ujar Dr. Agung.

“Mahasiswa tidak hanya harus memiliki kompetensi yang unggul, namun juga memiliki sertifikasi kompetensi sebagai nilai tambah selain ijazah mereka. Ini dapat berupa surat keterangan pendamping ijazah,” tambahnya.

Menurutnya, rakor merupakan bentuk laporan pertanggungjawaban untuk melihat sejauh mana program yang direncanakan telah berhasil direalisasikan. Secara umum, Dr. Agung melihat Universitas Mulia telah melakukan berbagai kegiatan dengan sukses.

Dr. Agung juga melihat perkembangan di Fakultas Ilmu Komputer (FIKOM) sangat signifikan. FIKOM dinilai berhasil meningkatkan kualitas mahasiswa dengan memberikan pelatihan-pelatihan yang berujung pada sertifikasi.

“Kualitas dosen juga saya rasa sudah menunjukkan peningkatan, meskipun ada beberapa hal yang perlu ditingkatkan, terutama terkait dengan pengalaman dan keterlibatan dalam kegiatan akademik dan penelitian. Saya melihat sudah ada percepatan ke arah yang lebih baik tahun ini,” pungkasnya.

(SA/Kontributor)

Para mahasiswa mendapatkan pendampingan oleh beberapa dosen, di antaranya selaku dosen pembina Dr. Agung Sakti Pribadi, S.H., M.H. yang didampingi dosen Prodi Hukum M. Asyharuddin, S.H., M.H., dan Jhuanda, S.H., M.H. Foto: Media Kreatif

Simulasi Debat Hukum Mata Kuliah Pendidikan Anti Korupsi

UM – Ballroom Cheng Ho Universitas Mulia, Kamis (9/1/2025), menjadi saksi perdebatan sengit antara mahasiswa dari berbagai program studi. Mereka terlibat dalam simulasi debat hukum yang mengupas tuntas dugaan korupsi mantan Menteri Perdagangan RI, Thomas Lembong, dalam perspektif hukum dan ekonomi.

Acara ini bukan hanya sekadar simulasi, melainkan juga sebuah upaya untuk meningkatkan kesadaran mahasiswa tentang pentingnya integritas, keadilan, dan pemberantasan korupsi.

Debat hukum ini merupakan bagian dari mata kuliah Pendidikan Anti Korupsi, yang bertujuan untuk membekali mahasiswa dengan kemampuan analisis dan argumentasi dalam menghadapi isu-isu hukum, khususnya korupsi.

“Korupsi adalah masalah mental yang mendunia, dan kita sebagai generasi penerus harus bisa memahami bentuk-bentuk korupsi dan bagaimana peran masyarakat untuk mengatasinya,” ujar Dr. Agung Sakti Pribadi, dosen pengampu mata kuliah tersebut.

Penangkapan dan penahanan Tom Lembong dengan tuduhan korupsi menimbulkan pendapat pro dan kontra di masyarakat.

Pasalnya, Tom yang menjabat Menteri Perdagangan tahun 2015-2016 di era Presiden Joko Widodo ini dikenal sebagai pejabat yang bersih, cerdas dan santun. Tom lulusan Harvard University Amerika Serikat, sebelum menjabat menteri memiliki rekam jejak dan prestasi yang cemerlang .

Mahasiswa semester tiga saling berdebat terkait Tom Lembong. Mereka berasal dari Prodi Informatika, Sistem Informasi (SI), dan Teknologi Informasi (TI) membahas Pro dan Kontra dengan sudut pandang sebagai Jaksa Penuntut Umum dan sisi lainnya berdiri sebagai pengacara.

Para mahasiswa mendapatkan pendampingan oleh beberapa dosen, di antaranya selaku dosen pembina Dr. Agung Sakti Pribadi, S.H., M.H. yang didampingi dosen Prodi Hukum M. Asyharuddin, S.H., M.H., dan Jhuanda, S.H., M.H.

Suasana debat hukum di Ballroom Cheng Ho, yang dipimpin dosen pembina Dr. Agung Sakti Pribadi, S.H., M.H. yang didampingi dosen Prodi Hukum M. Asyharuddin, S.H., M.H., dan Jhuanda, S.H., M.H. Foto: Media Kreatif

Suasana simulasi debat hukum di Ballroom Cheng Ho, yang dipimpin dosen pembina Dr. Agung Sakti Pribadi, S.H., M.H. yang didampingi dosen Prodi Hukum M. Asyharuddin, S.H., M.H., dan Jhuanda, S.H., M.H. Foto: Media Kreatif

Mahasiswa membahas Pro dan Kontra dengan sudut pandang sebagai Jaksa Penuntut Umum dan sisi lainnya berdiri sebagai pengacara. Foto: Media Kreatif

Mahasiswa membahas Pro dan Kontra dengan sudut pandang sebagai Jaksa Penuntut Umum dan sisi lainnya berdiri sebagai pengacara. Foto: Media Kreatif

Mahasiswa semester tiga saling berdebat terkait Tom Lembong. Mereka berasal dari Prodi Informatika, Sistem Informasi (SI), dan Teknologi Informasi (TI). Foto: Media Kreatif

Mahasiswa semester tiga saling berdebat terkait Tom Lembong. Mereka berasal dari Prodi Informatika, Sistem Informasi (SI), dan Teknologi Informasi (TI). Foto: Media Kreatif

Analisis Kasus dari Tim Jaksa Penuntut Umum

Tim jaksa penuntut umum, yang terdiri dari beberapa kelompok mahasiswa, menyajikan argumen yang kuat terkait dugaan penyalahgunaan wewenang dan tindak pidana korupsi yang dilakukan Thomas Lembong.

“Terdakwa tidak hanya melanggar hasil rapat koordinasi yang menyatakan tidak perlu impor gula, tapi juga merugikan negara sebesar 1,5 triliun,” kata salah seorang mahasiswa dari pihak perwakilan jaksa penuntut umum.

Jaksa penuntut juga berargumen bahwa terdakwa telah menerbitkan izin impor kepada perusahaan yang tidak memenuhi syarat.

“Tindakan tersebut merugikan petani lokal yang terpaksa menjual hasil panen mereka dengan harga jauh di bawah harga pasar dan juga menyebabkan manipulasi pasar melalui penimbunan gula,” lanjutnya.

Tim jaksa menyoroti pelanggaran Pasal 2 dan 3 UU No. 31/1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dan Pasal 19 UU No. 5/1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.

Jaksa penuntut juga menekankan temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang menunjukkan adanya penyimpangan prosedur dan kerugian negara akibat kebijakan impor gula.

Pembelaan dari Tim Penasihat Hukum

Di sisi lain, tim penasihat hukum berargumen bahwa Tom Lembong tidak melakukan korupsi. Mereka menyajikan data bahwa impor gula dilakukan atas persetujuan kepresidenan.

“Jika ada surplus atau impor gula, hal ini terjadi atas persetujuan kepresidenan. Jadi, salahkan kepresidenan pada saat itu,” ujar salah seorang anggota tim penasihat hukum.

Tim ini juga menyajikan 6 saksi ahli yang menyatakan bahwa untuk menjadikan seseorang tersangka, harus ada dua hal: kerugian negara dan niat jahat.

“Klien kami tidak memiliki niat jahat dan tidak ada dana yang masuk ke rekeningnya,” ungkap tim pengacara.

Mereka juga mengkritik proses hukum yang dianggap tidak adil dan terkesan dipaksakan. Tim penasihat hukum juga menegaskan bahwa impor gula dilakukan berdasarkan kebutuhan nasional untuk menjaga kestabilan harga dan pasokan.

Perdebatan Mengenai Bukti dan Legalitas

Perdebatan semakin memanas saat tim jaksa menunjukkan bukti-bukti yang mereka miliki, namun tim penasihat hukum mempertanyakan keabsahan bukti-bukti tersebut.

Salah satu poin krusial adalah perbedaan pendapat mengenai apakah tindakan Tom Lembong lebih tepat dikategorikan sebagai kekeliruan administratif atau tindak pidana korupsi.

“Jika memang ada kesalahan dalam memahami regulasi tersebut, hal ini seharusnya dipandang sebagai sebuah kekeliruan administratif, bukan sebagai tindakan yang melanggar hukum,” tegas salah satu penasihat hukum.

Kesimpulan dan Tuntutan

Tim jaksa penuntut umum menyatakan bahwa Tom Lembong tetap bersalah berdasarkan bukti-bukti yang ada dan menuntut hukuman pidana minimal 4 tahun dan maksimal 20 tahun penjara serta denda setinggi-tingginya.

Jaksa juga menuntut pemulihan kerugian negara dan sanksi terhadap korporasi yang terlibat.

Sementara itu, tim penasihat hukum memohon kepada hakim untuk membebaskan Thomas Lembong dari segala tuntutan dengan alasan bahwa klien mereka melakukan tindakan sesuai dengan prosedur dan tidak terbukti melakukan korupsi.

Simulasi Debat Hukum

Kegiatan debat hukum ini tidak lebih dari simulasi perdebatan yang menjadi tugas mata kuliah Pendidikan Anti Korupsi. Dengan demikian, hal ini merupakan bagian dari pendidikan dan pemberdayaan bagi mahasiswa.

Para mahasiswa dibekali dengan kemampuan menganalisis kasus, menyusun argumentasi, dan berpikir kritis.

Mahasiswa juga mendapat pencerahan mengenai pentingnya penegakan hukum dan keadilan serta bahaya korupsi.

Melalui acara ini, para mahasiswa diharapkan dapat memperkaya pengetahuan hukum dan wawasannya tentang isu-isu aktual.

“Mudah-mudahan kalian bisa menjelaskan betul-betul untuk apa yang disampaikan oleh penasehat hukum, kita paham apa yang dilakukan adalah benar,” kata Dr. Agung Sakti Pribadi.

Debat hukum ini mengupas tuntas dugaan korupsi mantan Menteri Perdagangan Tom Lembong. Acara ini digelar di Universitas Mulia dengan melibatkan mahasiswa dari berbagai program studi.

Melalui perdebatan sengit ini mahasiswa berhasil menunjukkan kemampuan menganalisis, berargumentasi, dan berpikir kritis.

Kasus ini memberikan gambaran betapa rumit dan rentannya sistem hukum dan ekonomi di Indonesia.

Debat hukum ini bukan hanya menjadi ajang perdebatan, tetapi juga wadah untuk meningkatkan kesadaran mahasiswa akan pentingnya pemberantasan korupsi.

Debat hukum mengenai kasus dugaan korupsi Tom Lembong di Universitas Mulia diharapkan memberikan wawasan mendalam kepada para mahasiswa tentang kompleksitas isu hukum, ekonomi, dan politik di Indonesia.

Usai menggelar debat hukum, mahasiswa dinilai berhasil menunjukkan kemampuan luar biasa dalam menganalisis, berargumentasi, dan mengaplikasikan pengetahuannya.

“Kegiatan ini menjadi bukti bahwa generasi muda memiliki potensi besar untuk menjadi agen perubahan dan menegakkan keadilan di masa depan. Perdebatan ini juga diharapkan akan meningkatkan kesadaran pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam pemerintahan,” pungkas Dr. Agung Sakti Pribadi.

(SA/Kontributor)