Rektor Universitas Mulia periode 2023-2027 Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa'i, M.Si. Foto: Media Kreatif

UM – Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i, M.Si resmi dilantik sebagai Rektor Universitas Mulia periode 2023-2027 menggantikan Prof. Dr. Muhammad Rusli, M.T. Pelantikan dilakukan oleh Direktur Eksekutif Yayasan Airlangga Dr. Agung Sakti Pribadi, bertempat di Ruang Eksekutif White Campus, Jalan Letjen Zaini Azhar Maulani, Balikpapan, Jumat (15/9).

Pada kesempatan ini, turut menyaksikan seremonial pelantikan Ketua Yayasan Airlangga Hj. Mulia Hayati Devianti, Pembina Yayasan Drs. Satria Dharma, Bendahara Ny. Elly Nur Amalia Safitri, Ny. Ririn Kusdyawati dan keluarga.

Turut hadir Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah XI Kalimantan Dr. Drs. Muhammad Akbar, M.Si, Dekan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Lambung Mangkurat Dr. Ir. Hj. Agustiana, M.P dan staf beserta para undangan.

Direktur Eksekutif Dr. Agung Sakti mengatakan pergantian Rektor merupakan hal biasa terjadi pada perguruan tinggi. “Pergantian Rektor ini untuk penyegaran institusi,” tuturnya singkat.

Rektor sebelumnya, Prof. Rusli mengucapkan terima kasih kepada seluruh sivitas akademika yang telah bekerja sama mendorong pengembangan Unversitas Mulia. Kepada Rektor yang baru, dirinya berharap dapat lebih memajukan dan mengembangkan Universtas Mulia menjadi lebih baik.

Sementara itu, Rektor Prof. Ahsin yang merupakan Guru Besar di Bidang Perikanan dan Kelautan Universitas Lambung Mangkurat ini berterima kasih kepada Rektor sebelumnya, yang telah meletakkan dasar-dasar manajemen di dalam penyelenggaraan pendidikan tinggi di Universitas Mulia.

Kepala LLDIKTI 11 Kalimantan Dr. Drs. Muhammad Akbar, M.Si saat memberikan sambutan. Foto: Media Kreatif

Kepala LLDIKTI 11 Kalimantan Dr. Drs. Muhammad Akbar, M.Si saat memberikan sambutan. Foto: Media Kreatif

Kepala LLDIKTI 11 Kalimantan Dr. Drs. Muhammad Akbar, M.Si saat memberikan sambutan. Foto: Media Kreatif

Kepala LLDIKTI 11 Kalimantan Dr. Drs. Muhammad Akbar, M.Si saat memberikan sambutan. Foto: Media Kreatif

Direktur Eksekutif Yayasan Airlangga Dr. Agung Sakti Pribadi, Prof. Dr. Muhammad Rusli, M.T, dan Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa'i, M.Si. Foto: Media Kreatif

Direktur Eksekutif Yayasan Airlangga Dr. Agung Sakti Pribadi, Prof. Dr. Muhammad Rusli, M.T, dan Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i, M.Si. Foto: Media Kreatif

Foto bersama Rektor Prof. Muhammad Ahsin Rifa'i dengan Prof. M Rusli, Ketua Yayasan Hj. Mulia Hayati, Direktur Eksekutif Dr. Agung Sakti, Drs. Satria Dharma, pejabat LLDIKTI 11 Dr. M Akbar, Dekan FPK ULM Dr. Agustiana, dan pengurus Yayasan. Foto: Media Kreatif

Foto bersama Rektor Prof. Muhammad Ahsin Rifa’i dengan Prof. M Rusli, Ketua Yayasan Hj. Mulia Hayati, Direktur Eksekutif Dr. Agung Sakti, Drs. Satria Dharma, pejabat LLDIKTI 11 Dr. M Akbar, Dekan FPK ULM Dr. Agustiana, dan pengurus Yayasan. Foto: Media Kreatif

Foto bersama Rektor Prof. Muhammad Ahsin Rifa'i dengan Prof. M Rusli, Ketua Yayasan Hj. Mulia Hayati, Direktur Eksekutif Dr. Agung Sakti, Drs. Satria Dharma, pejabat LLDIKTI 11 Dr. M Akbar, Dekan FPK ULM Dr. Agustiana, Wakil Rektor Yusuf Wibisono, Wisnu Hera Pamungkas, Mundzir, serta Dekan di Universitas Mulia. Foto: Media Kreatif

Foto bersama Rektor Prof. Muhammad Ahsin Rifa’i dengan Prof. M Rusli, Ketua Yayasan Hj. Mulia Hayati, Direktur Eksekutif Dr. Agung Sakti, Drs. Satria Dharma, pejabat LLDIKTI 11 Dr. M Akbar, Dekan FPK ULM Dr. Agustiana, Wakil Rektor Yusuf Wibisono, Wisnu Hera Pamungkas, Mundzir, serta Dekan di Universitas Mulia. Foto: Media Kreatif

“Bapak satu-satunya, yang saya dengar, Profesor IT kebanggaan LLDIKTI Wilayah 11. Semoga, meskipun tidak lagi menjabat Rektor, dapat membantu kami di sini memberikan masukan dan saran,” tutur Prof. Ahsin.

Menurutnya, pengalaman-pengalaman selama menjabat Rektor sebelumnya sangat dibutuhkan. “Sehingga kami bisa meneruskan yang baik, ya tentu diberikan saran-saran apa yang harus kami lakukan di masa yang akan datang,” tuturnya.

Pria kelahiran Kotabaru Kalimantan Selatan, 5 September 1966 ini merupakan lulusan Program Studi Budidaya Perairan S1 Universitas Lambung Mangkurat tahun 1990.

Kemudian menyelesaikan pendidikan S2 pada Program Studi Pengelolaan Pesisir dan Laut Dangkal Universitas Hasanuddin Makassar tahun 1998. Di perguruan tinggi yang sama, ia menyelesaikan pendidikan S3 Ilmu Pertanian/Kelautan tahun 2009.

Terkait program kerja ke depan, Prof. Ahsin telah mempelajari visi dan misi Universitas Mulia yang akan menjadi perguruan tinggi Technopreneur terdepan dan terkemuka di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.

“Saya bersyukur, ternyata Universitas Mulia sudah menyusun Milestone menjadi lima Milestone. Pertama, sudah dilewati tahun ini yang disebut dengan istilahnya Teaching University,” tuturnya.

Lebih lanjut, ia melihat ada beberapa hal yang belum atau masih dalam tahap penyusunan agar memenuhi syarat sebagai Teaching University. “Kita harus kuat dulu SDM-nya, infrastrukturnya, dan lain sebagainya,” tuturnya,

“Jadi ini yang mungkin menjadi pekerjaan yang harus kita selesaikan. Tugas saya nanti masuk ke Milestone yang kedua, yaitu 2024 sampai 2028, Riset dan Inovasi,” tambah Prof. Ahsin.

Terhadap rencana ke depan Rektor Prof. Ahsin, Kepala LLDIKTI 11 Dr. Muhammad Akbar mendorong agar seluruh sivitas akademik bekerja sama berkolaborasi untuk mewujudkan tercapainya visi dan misi perguruan tinggi.

“Semuanya itu menggembirakan bagi Kami ketika ada perguruan tinggi memiliki visi yang baik dan ada kesadaran dari seluruh sivitas untuk saling tolong-menolong, saling gotong royong dan kolaborasi, untuk maju bersama, tugasnya harus banyak kolaborasi dengan pihak luar mana saja yang bisa diajak berkomunikasi, berkolaborasi, berkontribusi ke dalam kampus,” tutur Dr. Muhammad Akbar.

Usai memberikan sambutan, Prof. Ahsin melakukan serah terima jabatan Wakil Rektor Bidang Akademik dan Sistem Informasi, yang sebelumnya dijabat Yusuf Wibisono, S.E.,M.T.I kepada Wisnu Hera Pamungkas, S.T.P., M.Eng. Sedangkan Wakil Rektor Bidang Sumber Daya yang sebelumnya dijabat Wisnu Hera Pamungkas kepada Yusuf Wibisono.

(SA/Puskomjar)

Komisi Pengkajian dan Penelitian MUI Provinsi Kalimantan Timur menggelar Seminar tentang Aliran Keagamaan Menyimpang, bertempat di Hotel Puri Senyiur, Jalan Ruhui Rahayu I, Samarinda, Rabu, (13/9). Foto: Istimewa

UM – Komisi Pengkajian dan Penelitian MUI Provinsi Kalimantan Timur menggelar Seminar tentang Aliran Keagamaan Menyimpang, bertempat di Hotel Puri Senyiur, Jalan Ruhui Rahayu I, Samarinda, Rabu, (13/9). Seminar bekerja sama dengan Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Provinsi Kaltim serta beberapa perguruan tinggi.

Susunan acara diawali dengan sambutan Ketua Panitia oleh Prof. Drs. H. Syahrumsyah Asri. Kemudian dilanjutkan Ketua Umum MUI Kaltim KH. Muhammad Rasyid dan Kepala BRIDA Kaltim Dr.M. Ir. H. Fitriansyah, ST, MM.

Dalam sambutannya, Fitriansyah berharap peneliti tidak hanya memaparkan hasil penelitiannya tentang aliran keagamaan menyimpang. Namun, juga disertai dengan tindaklanjut serta pola pembinaan yang sesuai bersama pihak yang berwenang dan juga model penanganan yang tepat.

Sementara itu, para peneliti yang terlibat berasal dari beberapa perguruan tinggi, antara lain dari Universitas Islam Negeri Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda atau UINSI, yakni Prof. Dr. H. Zurqoni, M.Ag., Dr. Syahar Siti Inayah, M.Si., Dra. Ida Farida,M.Si, Bruri Yahya, S.H., M.Kn.

Kemudian dari Universitas Mulawarman antara lain Dr. Iman Surya, M.Si., Ridwan Idris, M.Si., Irma Suryani, S.H.., M.H serta dari Universitas Mulia Kampus Samarinda, yakni Tina Tri Wulansari, S.Kom., M.T.I dan Deddy Kurniawan, S.Kom., M.Kom.

Narasumber Seminar yang diselenggarakan MUI Provinsi Kaltim di Samairnda, Rabu (13/9). Foto: Istimewa

Narasumber Seminar yang diselenggarakan MUI Provinsi Kaltim di Samairnda, Rabu (13/9). Foto: Istimewa

Tina Tri Wulansari saat memaparkan hasil penelitiannya. Foto: Istimewa

Tina Tri Wulansari saat memaparkan hasil penelitiannya. Foto: Istimewa

Kepada media ini, Tina Tri Wulansari mengatakan bahwa dirinya memaparkan tahapan penelitian, mulai dari tahapan pengambilan data dari media sosial sampai pada tahap analisis dan intepretasi.

Menurutnya, pengambilan data lewat media sosial saat ini sangat penting mengingat masyarakat pada umumnya menggunakannnya untuk menyebarkan informasi dan pemikiran secara luas dan cepat.

“Media sosial menjadi sarana penting untuk menyebarkan informasi dan pemikiran secara luas dan cepat. Di Kaltim teridentifikasi ada aliran menyimpang yang menggunakan media sosial Twitter sebagai publikasi dan penyeberan informasi,” ungkap Tina.

Dirinya bersama timnya kemudian melakukan pengumpulan data dari Twitter. “Penelitian ini dibatasi pada media sosial Twitter. Data yang diambil dari 1 Januari – 10 Juni 2023 menggunakan Key Word sesuai aliran yang diduga menyimpang,” tuturnya.

“Dugaan penyimpangan menggunakan indikator dari MUI yaitu 10 plus 1. Berdasarkan indikator tersebut, di Kaltim setidaknya terdapat sekitar 15 aliran yang diduga menyimpang,” tambah Tina.

Data yang dikumpulkan yang bersumber dari media sosial tersebut dipaparkan mengenai tren/isu, posters populer, time, lokasi posters, kecenderungan arah Tweet, kemudian dilakukan analisis sentimen.

“Untuk Posters Kaltim sendiri 99% arah Tweet adalah bermotif politik, yaitu mengaitkan tokoh seperti calon presiden dengan kelompok aliran tertentu,” pungkas Tina.

(SA/Puskomjar)

Prof. Rusli tampak menyimak salah seorang mahasiswa Program Studi S1 Informatika yang sedang menjalankan Seminar Hasil Skripsi, (7/8/2023). Foto: Puskomjar

UM – Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) RI Nadiem Anwar Makarim menerbitkan Permendikbudristek Nomor 53 Tahun 2023 tentang Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi. Di dalamnya terdapat aturan baru terkait syarat kelulusan Diploma, Sarjana, dan Pascasarjana.

Melalui aturan tersebut, skripsi tidak lagi wajib diambil oleh mahasiswa strata satu. Perguruan tinggi diberikan keleluasaan untuk menentukan syarat kelulusan tidak saja lewat skripsi, tetapi juga dalam bentuk project base, prototype, atau lainnya.

Rektor Prof. Dr. Muhammad Rusli, M.T mengatakan bahwa mahasiswa program sarjana Universitas Mulia tidak lagi wajib mengerjakan skripsi, tetapi diberikan pilihan menulis buku atau menulis karya ilmiah yang dipublikasikan pada jurnal.

“Skripsi tetap, tapi tidak wajib. Mahasiswa diberikan alternatif selain skripsi, yakni menulis buku atau menulis jurnal,” tutur Prof. Rusli.

Meski demikian, jurnal yang dimaksud harus terindeks SINTA. “Tergantung dosen pembimbingnya. Jadi nanti pembimbing yang bertanggung jawab pada mahasiswa. Memilih menulis buku juga ada dosen pembimbingnya. Nama dosennya ikut juga di situ,” tutur Prof. Rusli.

Selesai melakukan pembimbingan, lanjut Prof. Rusli, makalah yang akan masuk di jurnal dilakukan pengujian terlebih dahulu. Begitu pula buku yang akan diterbitkan oleh penerbit dilakukan pengujian terlebih dahulu.

“Ini untuk meringankan beban mahasiswa,” tutur Prof. Rusli. Menurutnya, aturan Rektor yang mengatur tentang alternatif skripsi sudah dibuat dan akan diberlakukan pada Semester Ganjil 2023/2024 mendatang.

Senada dengan Prof. Rusli, Wakil Rektor Bidang Akademik dan Sistem Informasi Yusuf Wibisono mengatakan bahwa skripsi tidak dihapus, tetapi diberikan alternatif pilihan untuk mempermudah mahasiswa dalam menyelesaikan studi.

“Peraturan menteri itu sebenarnya memberi keleluasaan dan alternatif menyelesaikan studi. Sama sekali bukan menghapus skripsi,” tutur Yusuf Wibisono.

Menurut Yusuf Wibisono, ada dua alasan yang digunakan mahasiswa untuk tidak menyusun skripsi.

“Pertama adalah dari diri mahasiswa sendiri yang merasa lebih bisa menunjukkan kompetensinya dalam bentuk karya tertentu, walaupun di prodi itu umumnya adalah menyusun skripsi,” tuturnya.

Ia mencontohkan, misal, mahasiswa menciptakan karya atau produk tertentu yang bisa dikembangkan untuk manfaat yang lebih luas.

“Alasan yang kedua, bisa juga ada prodi yang memang kurang cocok untuk membuat skripsi, misalnya prodi seni tertentu,” tuturnya.

“Mahasiswa menciptakan karya seni baru, kemudian menjelaskan karya seni tersebut dalam sebuah naskah akademik yang tidak lagi menggunakan format skripsi, begitu,” tambahnya.

Meski demikian, Yusuf Wibisono berpendapat bahwa menyusun skripsi dengan baik memiliki beberapa kelebihan.

“Karena, dunia kerja itu juga memerlukan pola pikir ilmiah. Bagi fresh graduate atau lulusan baru, pola pikir ilmiah itu terbentuk salah satunya dari pengalaman dalam menyelesaikan skripsi,” ungkapnya.

Ia kemudian menceritakan bagaimana pengalamannya ketika bekerja di industri. Menurutnya, perusahaan ketika melakukan perekrutan karyawan baru, biasanya akan disiapkan dengan menjalani Management Training lebih dulu.

“Nah, yang lebih disukai dari calon karyawan adalah yang memiliki cara berpikir runtut dan ilmiah dalam mengidentifikasn permasalahan, lalu memperkuatnya dengan fakta dan data, serta teori yang melandasinya,” tutur Yusuf Wibisono.

Kesiapan para karyawan yang fresh graduate dalam menyelesaikan sebuah tantangan pekerjaan baru, akan terbantu dengan kemampuan dalam membuat perencanaan yang baik. Ini di kampus dilatih dengan menyusun Metodologi Penelitian dalam skripsi.

“Harus diselesaikan dengan metode apa, bagaimana implementasinya, cara mengujinya seperti apa. Pola-pola ini apabila diterapkan pada pekerjaan di perusahaan akan meningkatkan kualitas proses dan hasilnya juga akan lebih bagus,” terangnya.

Ia menambahkan, tentu saja perlu penyesuaian dalam setiap jenis pekerjaan. Tapi seiring dengan jam terbang, maka seorang sarjana akan tahu bagaimana implementasi pola pikir yang runtut dan ilmiah itu dalam menyelesaikan pekerjaan yang berbeda-beda.

Jadi, skripsi melatih untuk menyelesaikan permasalahan secara ilmiah, tidak berarti semua permasalahan harus dibuat seperti naskah skripsi.

Untuk itulah, ia menyayangkan adanya pemikiran keliru yang menganggap bahwa perusahaan tidak membutuhkan kemampuan menyusun skripsi. “Itu salah. Perusahaan menyukai orang yang profesional yang terlihat dari pola pikir yang runtut dan ilmiah. Tentu harus ditunjang hal lain yang juga penting yaitu attitude orang tersebut,” tambahnya.

Bagaimanapun, peraturan baru ini memberikan manfaat baik yang memberi keleluasaan bagi Program Studi dalam menentukan bentuk Tugas Akhir mahasiswa, dengan skripsi sebagai salah satu pilihannya.

Jika ditemukan bentuk baru yang memungkinkan mahasiswa untuk menunjukkan kompetensi terbaiknya, tentu layak untuk menjadi salah satu pilihan tambahan. “Yang penting, tidak disimpulkan bahwa skripsi dihapus dari pendidikan sarjana. Ini yang harus kita luruskan,” pungkasnya.

(SA/Puskomjar)

Pelatihan Pemanfaatan AI untuk Bahan Ajar Guru. Foto: Humas

UM, Humas – Sabtu, 2 September 2023 Universitas Mulia bekerjasama dengan Ikatan Alumni Universitas Negeri Malang Wilayah Balikpapan telah melaksanakan kegiatan Pelatihan Pemanfaatan Teknologi Artificial Intelegence (AI) Untuk Pengembangan Bahan Ajar Guru . Kegiatan ini dibuka oleh Direktur Eksekutif Pendidikan Yayasan Airlangga Balikpapan, Bapak Dr. Agung Sakti Pribadi, S.H., M.H dan Ketua IKA  – Universitas Negeri Malang Wilayah Balikpapan, Ibu Dra, Ririen Friedayati. Harapan bapak Agung Sakti Pribadi terhadap Kerjasama yang berjalan antara universitas mulia Balikpapan dan Ikatan alumni Universitas Negeri Malang dapat menciptakan sinergi dan saling melengkapi dalam Tri Dharma perguruan tinggi.

Tema yang disampaikan pada kegiatan pelatihan ini diterima dengan penuh antusias oleh seluruh peserta dan sangat diperlukan dalam pengembangan bahan ajar di Era teknologi masa kini .Pelatihan ini  Terdapat dua pemateri atau narasumber  yakni Dr. Linda Fauziyah Ariyani, S.Pd., M.Pd (Praktisi Pendidikan sekaligus Kepala LSP dan Pengembangan Pendidikan Universitas Mulia) dan pemateri kedua oleh Mundzir, S.Kom., M.T (IT Manager dan Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Univ.Mulia) , Dalam implementasi pendidikan masa kini tidak lepas terhadap teknologi terutama dalam penyampaian materi bahan ajar banyak para guru dan dosen menggunakan fasilitas AI dan berbasis online . Murid -murid dan mahasiswa juga terbantu dengan media ajar yang inovatif dan mudah didapatkan. Selain itu pemateri berharap agar hasil dari kegiatan ini dapat diimplementasikan dalam pengembangan belajar mengajar dilingkungan sekolah dan perguruan tinggi masing-masing serta dapat menjadi bahan pengetahuan kepada peserta yang hadir dari lingkup Pendidikan.

Kegiatan yang dilaksanakan di Hotel Zurich Balikpapan ini mendapatkan antusiasme yang besar dari  peserta  yang dihadiri oleh 33  institusi sekolah dan perguruan tinggi di Kota Balikpapan, Kota Samarinda, Kab.PPU, Kab.Paser sangat beragam dan memiliki kesan yang baik terhadap kegiatan yang berlangsung salah satu nya adalah testimoni yang disampaikan oleh salah satu peserta yang mengikuti acara ini bahwa kegiatan yang diikuti sangat  inspiratif dan sangat bermanfaat sehingga akan  dipraktekan dalam membuat bahan ajar di sekolah masing-masing.

(WN/ Humas UM)

Nabila Tsabita, mahasiswa baru 2023 prodi S1 Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis saat berpidato di malam inagurasi, Kamis (31/8). Foto YouTube.

UM – Mulia Inauguration 2023 telah ditutup pekan lalu, Kamis (31/8). Namun, ada beberapa aksi yang dibawakan mahasiswa baru yang sangat menarik dan perlu dipahami banyak mahasiswa. Bukan saja hanya untuk mahasiswa baru, tetapi juga untuk mahasiswa lama dan dosen. Apa itu?

Yup, pidato Nabila Tsabita, mahasiswa baru Program Studi S1 Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Pidato yang langsung disimak Wali Kota Balikpapan 2011-2021 Rizal Effendi ini berhasil mencuri perhatian dan mendapat Applause hadirin.

Pasalnya, di atas panggung sore itu, Nabila tampak cukup menguasai keadaan. Dirinya tampak lancar dan tidak terbata-bata dalam mengungkapkan pendapat tanpa teks.

“Yang terhormat Bapak Rektor, yang Kami hormati Bapak Rizal Effendi, yang Kami hormati pula Bapak dan Ibu Dosen beserta teman-teman yang saya banggakan,” sapa Nabila di awal pidato.

Sebagaimana dalam setiap pidato, Nabila cukup lancar mengawalinya dengan kata pembuka, mengucapkan salam, menyapa hadirin, mengucapkan syukur, dan mendoakan seluruh hadirin agar selalu sehat dan dalam lindungan Tuhan yang Maha Esa.

Tak lupa, Nabila juga memperkenalkan diri sebelum berpidato tentang Peran Pemuda sebagai Mahasiswa dalam Kontribusinya Terhadap Bangsa.

Suasana tampak atas Nabila berpidato. Foto: Puskomjar

Suasana tampak atas Nabila berpidato. Foto: Puskomjar

Suasana tampak depan Nabila berpidato. Foto: Puskomjar

Suasana tampak depan Nabila berpidato. Foto: Puskomjar

“Ini bukan soal kenaikan atau sok kepedulian, tetapi ini tentang kesadaran. Kesadaran yang hanya akan tumbuh subur jika pemiliknya mau menyuburkannya,” kata Nabila.

“Apa peran kita sebagai seorang mahasiswa?” tanya Nabila.

Menurutnya, ada tiga peran utama penting mahasiswa sebagai pemuda dalam kehidupan bernegara dan berbangsa.

“Yang pertama sebagai Agent of Change, yang kedua sebagai Iron Stock, dan yang terakhir sebagai Social Control,” ungkap Nabila.

Ia mengatakan, mahasiswa sebagai Agent of Change dipersiapkan untuk membuat perubahan ke arah yang lebih baik, namun tidak melupakan nilai-nilai luhur bangsa, dan jiwa Pancasila sebagai dasar fundamental.

Sedangkan mahasiswa sebagai Iron stock, lanjutnya, mahasiswa dipersiapkan untuk menggantikan ke pemerintahan dalam menjalankan roda kepemimpinan ke depan.

“Jadi, seharusnya kecerdasan dan juga kepemimpinan akan jatuh kepada mahasiswa,” kata Nabila.

Sebagai Social Control, Nabila mendorong mahasiswa harus bisa membawa diri dalam mengawasi kebijakan publik dan turut membantu menyuarakan kesejahteraan.

“Demi terciptanya kehidupan kebangsaan dan bernegara yang adil, tertib, bagi seluruh rakyat Indonesia,” kata Nabila.

Nabila juga mengajak mahasiswa untuk tahu tugas-tugasnya sebagai mahasiswa. Menurutnya, ada dua tugas yang perlu mahasiswa lakukan.

“Yang pertama sebagai pejuang intelektual dan moral,” tuturnya.

Menurutnya, sebagai pejuang intelektual, mahasiswa harus belajar mengejar ketertinggalan. “Mencari 1000 alasan untuk memikirkan hal yang ke depan, kemudian mencari jawaban di setiap permasalahan,” ajak Nabila.

Dan yang kedua, Nabila mengajak mahasiswa memberikan solusi sebagai penyelesaian untuk pembuka jalan.

“Tidak perlu kita melangkah terlalu jauh untuk memikirkan bagaimana negara kita, cukup kita melakukan dari diri sendiri seperti apa kita membawa negara kita,” kata Nabila.

‘Jangan pernah tanya kepada negara apa yang negara berikan kepada kita, tetapi tanyakan kepada diri sendiri apa yang telah kita lakukan untuk negara kita,” pungkas Nabila di akhir pidatonya.

(SA/Puskomjar)

Anggota DPR RI Ny. Hetifah Syaifudian menerima cenderamata dari Wakil Rektor Bidang Akademik dan Sistem Informasi Yusuf Wibisono, disaksikan Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan inkubator Bisnis Mundzir, Ketua Panitia PKKMB 2023 Riski Zulkarnaen dan humas. Foto:

UM, Humas – Pada hari kedua PKKMB universitas Mulia tanggal 30 Agustus 2023 , Universitas Mulia kedatangan tamu anggota DPR RI Ibu Dr. Ir. Hetifah, MPP dalam kesempatan ini beliau hadir guna menyampaikan bebrapa ilmu tentang Pemantapan NKRI dan BHINEKA TUNGGAL IKA . Dalam materinya  beliau mengutip penyampaian pak Ir. Sukarno bahwa “ Negara ini , Republik Indonesia bukan milik kelompok maupun juga agama atau kelompok etnis manapun, atau kelompok adat dan tradisi apapun, milik kita semua dari sabang sampai Merauke.”

Kehadiran ibu Dr. Ir. Hetifah, MPP didampingi Wakil Rektor I Bpk, Yusuf Wibisono, S.E., M.TI dan Wakil Rektor III , Bapak Mundzir S.Kom., M.T dan kepala Kemahasiswaan, Bapak  Riski Zulkarnain, S.Pd., M.Pd serta disambut hangat oleh mahasiswa dan segenap civitas Universitas Mulia Balikpapan, beliau sangat antusias terhadap perkembangan Kaltim khususnya calon Ibu kota baru yang akan ada di Kalimantan timur, beliau menyampaikan satu hal penting, Ketika Ibu kota akan dipindahkan bukan berarti Jakarta akan dipindahkan ke Kalimantan namu ibu kota baru akan menunjukan potensi kebudayaan nya sendiri dengan beragam keistimewaan adat dan Masyarakat nya sendiri.Mahasiswa Balikpapan harus mampu menjadi pelopor dalam Pembangunan ibu kota baru serta menjadi salah satu yang turut serta dalam pengembangan ibu kota baru.

Tantangan Indonesia kedepan dalam mengawal NKRI agar tetap utuh dan Bersatu akan semakin menantang terhadap ancaman kedaulatan terutaman yang berbentuk konflik perbatasan, pelanggaran wilayah, gangguan keamanan maritim dan dirgantara, olehkarena itu perlu adanya kesadaran Masyarakat untuk tetap menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia .salah satu kesadaran Masyarakat terhadap ancaman persatuan adalah menumbuhkan jiwa bela negara dan memahami hukum-hukum bela negara.serta menerapkan ke bhinekaan untuk mendorong terciptanya perdamaian dalam kehidupan Bangsa dan Negara. Keberagaman Masyarakat Indonesia menjadi modal dasar dalam Pembangunan bangsa .

Ibu Hetifah berharap bahwa mahasiswa dapat Bersama – sama dalam menciptakan persatuan bangsa dan menjaga keselarasan dalam berbangsa dan bernegara.

(WN/Humas UM)

Budiono Wakil Ketua DPRD Kota Balikpapan bersama dengan panitia PKKMB 2023 Universitas Mulia. Foto: Humas

UM, HUMAS – Dalam rangka kegiatan PKKB 2023 mahasiswa Baru Universitas Mulia Balikpapan, dirasakan sangat penting memananmkan jiwa kebangsaan agar tercipta lingkungan Pendidikan yang menjadi pelopor dalam ideologi kebangsaan dan NKRI yang baik, oleh karena itu pada pelaksanaan nya telah hadir bapak Budiono selaku Wakil Ketua DPRD Kota Balikpapan yang menyampaikan beberapa pemahaman serta materi tentang “ Ideologi Pancasila Dalam Menghadapi Tantangan Global Di Era Abad 21 .”

Pada kesempatan ini bapak Budiono didampingi oleh Pak Mundzir, S.Kmom., M.T  selaku Wakil Rektor  III  Universitas Mulia dan panitia dalam PKKMB 2023 Universitas Mulia ,menyampaikan betapa pentingnya Ideologi Pancasila dalam implementasi Pendidikan di mahasiswa agar dapat menghadapi tantangan global yang semakin besar pengaruhnya terhadap kamu muda Indonesia terutama pemuda di Balikpapan , Kaltim. Besar harapan beliau agar didalam era modern . para mahasiswa tetap memiliki sifat kebangsaan yang baik serta berinteraksi dengan sesama dan saling menghormati antara satu dengan yang lain nya.

Dalam perumusan nya Pancasila sebagai ideologi negara adalah sebuah penafsiran filosofis sehingga ideologis tersebut dapat dilakukan guna mencapai nilai-nilai yang dikenal saat ini serta menjadi nilai-nilai luhur budaya sekaligus religious bangsa Indonesia. Ideologi ini juga dapat diartikan  sebagai Kumpulan nilai-nilai dan norma berdasarkan sila Pancasila.

Pentingnya sebuah Ideologi dalam suatu negara  menjadi sebuah makna dalam pandangan , nilai , cita-cita dan keyakinan yang ingin diwujudkan Bersama dalam kehidupan serta dapat membangkitkan kesadaran Masyarakat setempat di negara Republik Indonesia terhadap perjuangan kemerdekaan.

Dalam hal ini maka Pak Budiono mengharapkan agar setiap mahasiswa memiliki kesadaran dan memiliki ideologi agar dapat mengembangkan Pendidikan dan menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

(WN/Humas UM)

Wali Kota Balikpapan 2011-2021 Rizal Effendi saat memberikan motivasi kepada Mahasiswa Baru 2023 pada malam Inagurasi di Kampus Universitas Mulia, Kamis (31/8). Foto: YouTube

UM – PKKMB 2023 resmi ditutup, Kamis (31/8) dan diakhiri dengan malam inagurasi. Wali Kota Balikpapan 2011-2021 Rizal Effendi turut hadir sore hari dan memberikan motivasi kepada mahasiswa baru 2023 agar menjadi mahasiswa kuat dan tangguh meraih cita-cita.

Kepada mahasiswa baru, Rizal bercerita tentang pengalamannya menjadi mahasiswa. “Dulu, saya juga mahasiswa, bahkan saya pernah 12 hari ditahan di Kodam di samping Rumah Sakit Tentara yang sekarang di Prapatan itu,” tuturnya mengawali cerita.

Berdasarkan penelusuran, di tahun 1978, Rizal aktif menjadi mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda sebagai pengurus Senat Mahasiswa dan Dewan Mahasiswa. Kala itu dirinya memimpin demonstrasi menolak KNPI masuk GBHN dan menolak rencana pembangunan TMII di Jakarta.

“Kalau tidak karena reformasi, tidak mungkin saya jadi Walikota. Jadi pegawai negeri mungkin tidak bisa, karena saya termasuk yang dicatat sebagai daftar hitam,” ungkapnya.

Meski demikian, Rizal mengatakan tantangan menjadi mahasiswa pada zaman dulu sangat berbeda dengan saat ini. “Cuma kan, dulu untungnya jadi mahasiswa tidak dikejar dengan waktu. Jadi, kita biar kuliah 7-8 tahun nggak DO (Drop Out),” tutur Rizal mengingatkan.

Rizal juga mengaku pernah tidak lulus mata kuliah Ekonomi Industri gegara berselisih dengan dosen.

“Suatu hari, beliau mengumumkan hasil ujian itu tengah malam. Jadi, kita ngantuk. Jadi, saya bilang sama beberapa teman, kita kempesin saja sepeda motornya. Kita dipanggil bertiga, saya, adiknya pak Imdad sama ada orang India, sekarang jualan di Kebun Sayur itu, Nasir, kita kempesin sepeda motornya Pak Kaharuddin,” tuturnya.

Akibatnya, ia bertiga dipanggil oleh dosennya. “Beliau bilang begini, pokoknya selama saya mengajar, Anda bertiga tidak akan pernah lulus dengan saya,” kata Rizal.

“Ah, kiamat, saya bilang,” kata Rizal.

Setelah berjalan selama dua tahun tetap tidak lulus mata kuliah tersebut, Rizal mengatakan dosennya mendapatkan beasiswa studi lanjut S2 di Universitas Gadjah Mada.

“Kita selamatan, Alhamdulillah,” kata Rizal, sembari tertawa.

Setelah dosennya pindah ke Jogjakarta, Rizal dan teman-temannya baru bisa lulus. “Tapi, dulu kita berani, kalau sekarang kita berani dengan dosen, ya alamat… kiamatnya tidak berhenti di situ,” tuturnya, mewanti-wanti mahasiswa agar tidak bermasalah dengan dosen.

Kepada mahasiswa baru, Rizal mendorong agar memiliki semangat dan keberanian untuk berpikir kritis. “Tadi sudah disampaikan oleh temanmu (Nabila Tsabita), tidak mungkin kita bisa maju kalau tidak kiritis. Kritis itu membuat kita beranalisis,” tuturnya.

Rizal teringat pesan Dahlan Iskan, pimpinannya semasa menjadi wartawan. “Saya teringat Pak Dahlan ketika memberikan orasi ilmiah di Universitas Mulia, di Dies Natalis pertama. Pak Dahlan itu guru saya. Kalau dulu kita bekerja sebagai wartawan, beliau jagonya,” tutur Rizal.

“Pak Dahlan bilang begini, ada tiga hal yang bisa membuat mahasiswa itu sukses. Kata beliau, punya kapasitas yang bagus, punya cara berpikir yang tajam dan kritis, dan yang ketiga mempunyai metode atau sistematika yang baik,” tuturnya.

Dengan menguasai tiga hal tersebut, Rizal yakin mahasiswa akan sukses menjalani perannya sebagai intelektual.

Untuk mahasiswa baru yang saat ini masuk Generasi Z, Rizal mengutip pesan-pesan Prof. Rhenald Kasali dalam bukunya Strawberry Generation.

“Generasi Strawberry itu orangnya sangat kuat dengan ide dan sangat kuat mengadaptasi dengan teknologi, tapi penyakitnya mudah patah arang, mudah menyerah, dan mudah putus asa,” ungkapnya.

Untuk itu, agar menjadi mahasiswa yang tangguh dan kuat, menurutnya, selama menempuh pendidikan di kampus, mahasiswa diharapkan berusaha dengan baik mengikuti pelajaran, terus belajar membentuk watak atau karakter yang baik, mengembangkan kapasitas diri serta selalu berusaha menjadi manusia kritis.

“Selamat mengikuti kuliah bagi yang baru, ya semuanya sukses, jaga kekompakan, jaga tali silaturahmi, jangan ngobat ya, jangan merokok kalau bisa,” tutupnya.

(SA/Puskomjar)

Foto bersama Rizal Effendi dan Wakil Rektor Mundzir bersama ketua panitia Riski Zulkarnaen serta mahasiswa baru 2023. Foto: YouTube

UM – Pekan Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) 2023 resmi ditutup, Kamis (31/8). Penutupan digelar Inagurasi dengan tema Mulia Inauguration 2023, yang diisi dengan berbagai kegiatan musik, kuliner, aksi Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dan dihadiri Wali Kota Balikpapan 2011-2021 Rizal Effendi serta Band Teras Kaca.

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Inkubator Bisnis Mundzir, S.Kom., M.T dalam sambutannya mengatakan kegiatan ini diisi oleh mahasiswa baru 2023.

“Rekan-rekan mahasiswa, yang hadir pada hari ini lebih dari 600-an. Para tenant yang mengisi kegiatan ini mahasiswa baru sambil belajar entrepreneurship,” kata Mundzir, di parkir timur White Campus, Jalan Letjen Zaini Azhar Maulani, Damai Bahagia, Balikpapan.

Menurutnya, kegiatan PKKMB 2023 telah berakhir dan ditutup resmi siang hari itu, kemudian dilanjutkan inagurasi sampai malam. Ketua panitia Riski Zulkarnaen, S.Pd., M.Pd menambahkan, malam inagurasi diperuntukkan bagi mahasiswa baru maupun lama.

“Gratis, Free Tiket khusus mahasiswa baru dan mahasiswa seminar hasil telah selesai,” tulis Riski pada edaran pengumuman.

Riski mengatakan, kegiatan menyambut mahasiswa baru digelar sejak bulan Juli 2023 dengan Ajang Kreativitas Mahasiswa Baru, kemudian Lomba dan Peringatan HUT Kemerdekaan ke-78 RI.

Kegiatan terakhir adalah PKKMB 2023 yang dilaksanakan tanggal 29, 30, 31 Agustus 2023 dan diikuti 626 peserta, terdiri atas 591 mahasiswa baru 2023 dan 35 orang mahasiswa tahun 2022 yang belum mengikuti PKKMB.

Menurut Riski, kegiatan ini mendapatkan dukungan sponsor dari Yayasan Airlangga, Biznet, Berl Cosmetics, Teh Botol Sosro, Kopi Kapal Api, UM TV, dan sponsor lainnya.

Malam Inagurasi 2023 diakhiri dengan aksi bersama Band Teras Kaca, Kamis (31/8). Foto: YouTube

Malam Inagurasi 2023 diakhiri dengan aksi bersama Band Teras Kaca, Kamis (31/8). Foto: YouTube

Sementara itu, Rizal Effendi turut hadir menyaksikan inagurasi pada sore hari dan didaulat oleh panitia memberikan motivasi kepada mahasiswa baru agar sukses dalam menjalani perannya sebagai mahasiswa.

“Pertama, kita mengucapkan doa dukacita yang mendalam atas meninggalnya Bapak Haji Hasjim Mahmud, pendiri dari Yayasan Airlangga dan Universitas Mulia. Kita doakan Beliau mendapat tempat yang sebaik-baiknya di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala,” tutur Rizal Effendi

Rizal mengenal almarhum HM Hasjim Mahmud sebagai tokoh perintis pendidikan di Kota Balikpapan. Almarhum meninggal di usia 91 tahun di Surabaya dan dikebumikan di Balikpapan, Kamis (31/8) siang.

Malam inagurasi diisi dengan beberapa aksi pentas mahasiswa baru yang memukau. Di antaranya adalah pidato yang dibawakan oleh Nabila Tsabita, mahasiswa baru Program Studi S1 Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

Di depan Rizal Effendi, pidato Nabila tentang Peran Pemuda sebagai Mahasiswa dalam Kontribusinya terhadap Bangsa ini dinilai bagus.

Kepada mahasiswa baru, Rizal mendorong agar memiliki semangat dan keberanian untuk berpikir kritis. “Tadi sudah disampaikan oleh temanmu (Nabila Tsabita), tidak mungkin kita bisa maju kalau tidak kiritis. Kritis itu membuat kita beranalisis,” tutur Rizal Effendi.

Selain pidato, beberapa mahasiswa tampil percaya diri beraksi di atas panggung. Ada yang menampilkan drama teatrikal, seni bela diri pencak silat, bernyanyi, band musik, tarian modern, hingga aksi jingkrak-jingkrak bersama Band Teras Kaca sebagai penutup.

(SA/Puskomjar)

Narasumber BRIN Raden Cecep Erwan Andriansyah, S.T., M.Si memberikan pelatihan bagaimana megnolah Ikan Tuna menjadi Nugget yang siap dijual. Foto: Nadya/Media Kreatif

Kesan Peserta Pelaku UMKM Mengikuti Pelatihan

UM – FEB Universitas Mulia dan Direktorat Pemanfaatan Riset dan Inovasi pada K/L Masyarakat dan UMKM BRIN menggelar pelatihan Pengolahan Ikan Laut untuk UMKM Balikpapan, Jumat (11/8). Narasumber BRIN Raden Cecep Erwan Andriansyah, S.T., M.Si memberikan pelatihan bagaimana mengolah Ikan Tuna menjadi Nugget Ikan yang siap dijual.

“Bawang putih dihaluskan dagingnya dicampur maizena ada wortel dicampur. Kemudian ditambahkan bumbu sampai pemotongan, tapi kita tidak melakukan proses pemanggangan. Pemanggangan hanya dilakukan untuk di pabrik, biasanya di pabrik tertentu dilakukan proses pemanggangan,” kata Cecep kepada para peserta.

Hal ini disampaikan mengingat keterbatasan waktu dan kelengkapan sarana sehingga tidak semua materi yang dipresentasikan dapat dipraktekkan pengolahannya.

“Kalau kita kan nanti maunya langsung dimakan ya, langsung dicicipin. Jadi, setelah itu digoreng dan jadilah nugget ikan,” terangnya.

Nugget merupakan produk olahan daging berbentuk emulsi minyak di dalam air, seperti sosis dan bakso. Nugget dibuat dari daging giling yang diberi bumbu, dicampur bahan pengikat, dicetak menjadi bentuk tertentu, dikukus, dipotong, diselimuti putih telur dan dilumuri tepung roti.

Tampak di meja tersedia bahan-bahan seperti daging ikan, tepung maizena, tepung terigu, bawang putih, bawang bombay, garam, lada atau merica, pala, air es, wortel, putih telur dan tepung roti.

Proses pengolahan Ikan Tuna menjadi Nugget pun dimulai. Langkah-langkahnya mengikuti tahapan seperti yang dijelaskan pada layar slide. Pada tahap pengukusan, Cecep mengatakan waktu yang dibutuhkan cukup 40 menit. Hingga proses penggorengan dan siap untuk disantap.

Wakil Rektor Bidang Akademik dan Sistem Informasi Yusuf Wibisono mendapat kesempatan mencicip Nugget Ikan. “Kegiatan ini dapat melahirkan berbagai ide menarik dalam pengolahan ikan laut. Seperti nugget tuna ini. Niatnya tadi saya mau incip saja, tapi ternyata habis 5 nugget,” tuturnya seraya tertawa.

Bahan-bahan untuk membuat Nugget Ikan Tuna. Foto: Nadya/Media Kreatif

Bahan-bahan untuk membuat Nugget Ikan Tuna. Foto: Nadya/Media Kreatif

Proses membuat Nugget Ikan Tuna. Foto: Tangkapan layar slide

Proses membuat Nugget Ikan Tuna. Foto: Tangkapan layar slide

Wakil Rektor Bidang Akademik dan Sistem Informasi Yusuf Wibisono mendapat kesempatan mencicip Nugget Ikan. "Saya cuma incip, tapi habis lima Nugget," tuturnya seraya tertawa.

Wakil Rektor Bidang Akademik dan Sistem Informasi Yusuf Wibisono mendapat kesempatan mencicip Nugget Ikan. “… Niatnya tadi saya mau incip saja, tapi ternyata habis 5 nugget,,” tuturnya seraya tertawa.

Suryanti, salah seorang peserta pelaku usaha UMKM Fambi yang bergerak di bidang perikanan dan obat herbal di Kel. Sepinggan Balikpapan. Foto: Nadya/Media Kreatif

Suryanti, salah seorang peserta pelaku usaha UMKM Fambi yang bergerak di bidang perikanan dan obat herbal di Kel. Sepinggan Balikpapan. Foto: Nadya/Media Kreatif

Sementara itu, Suryanti, salah seorang peserta pelaku usaha UMKM yang bergerak di bidang perikanan dan olahan herbal sangat senang mengikuti pelatihan.

“Nama UMKM saya Fambi, berdiri sejak tahun 2017 yang lalu,” tuturnya kepada media ini. Ia sendiri mengaku memiliki akun media sosial di Instagram dan WhatsApp yang digunakannya untuk pemasaran.

“Jadi, kalau ada pelanggan yang order lewat online, ya saya layani, tapi sebelumnya harus sehari atau dua hari pesan lebih dulu, kalau kalau kapasitas pembeliannya banyak, ya itu saya harus pesan lebih dulu,” kata Suryanti.

Ia sendiri memutar modal sekitar 250 ribu per hari dengan keuntungan antara 200 ribu sampai dengan 300 ribu. “Sejak ada pandemi kemarin tuh memang agak berkurang, tapi tetep saja istiqomah, saya berapa saja saya terima,” tuturnya.

Dengan mengikuti pelatihan di Universitas Mulia, dirinya sangat bersyukur bisa ikut belajar mengembangkan minat dan ketertarikannya pada produk olahan ikan.

“Alhamdulillah, saya senang sekali, karena saya suka dengan olahan ikan. Kesan saya itu memang masyarakat ini memang harus banyak-banyak tahu tentang pengelolaan ikan, karena banyak ikan ya di sini, di pinggir laut,” tutur Ibu yang bekerja seorang diri ini.

“Jadi pintar-pintar kita mengolahnya bagaimana biar menambah omset ke kita sendiri gitu,” tambahnya.

“Harapan saya setelah ikut pelatihan ini, saya ingin menambah omset saya dengan olahan berbagai macam ikan seperti nugget, pengasapan, bakso ikan, seperti itu ke depan,” pungkasnya.

(SA/Puskomjar)