Suasana Bimbingan Teknis penyusunan MUK LSP Universitas Mulia di Ruang Eksekutif, Senin (10/2/2025). Foto: Vio/Media Kreatif

Peran Strategis LSP dalam Menjawab Kebutuhan Industri

UM – Sebanyak 32 dosen dari berbagai program studi menjadi peserta Bimbingan Teknis (Bimtek) penyusunan Materi Uji Kompetensi (MUK) untuk Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) di Universitas Mulia, Senin (10/2/2025).

Bimtek yang digelar selama tiga hari ini berlangsung di Ruang Eksekutif Kampus Utama Universitas Mulia, Jalan Letjen Zaini Azhar Maulani Balikpapan. Narasumber utama Mada Aditya Wardhana, selaku Kepala Lembaga Sertifikasi Profesi Universitas Mulia.

Bimtek ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi dosen dalam menyusun MUK yang relevan dengan kebutuhan industri, sekaligus meningkatkan daya saing lulusan di era global.

Dalam paparannya, Mada menekankan pentingnya sertifikasi kompetensi berbasis Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI), sebagai solusi strategis meningkatkan daya saing lulusan dan pekerja di era global.

Mada membuka sesi dengan menjelaskan posisi strategis sertifikat kompetensi dalam sistem pendidikan dan ketenagakerjaan.

Dalam paparannya, Mada Aditya Wardhana menekankan pentingnya sertifikasi kompetensi sebagai pengakuan formal atas keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki seseorang. Ia bahkan menyebut sertifikasi kompetensi sebagai “mata uang” di pasar kerja internasional.

Sertifikasi kompetensi itu seperti mata uang yang mudah dikonversi di berbagai negara. Lebih mudah daripada mengkonversi ijazah, karena ijazah hanya diakui di negara di mana lembaga pendidikannya berada,” ujarnya.

Mada menjelaskan, sertifikasi kompetensi yang dikeluarkan oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP), memiliki kedudukan yang setara dengan ijazah. Hal ini sesuai dengan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI), yang mengakui pengalaman kerja sebagai salah satu jalur untuk mencapai kompetensi.

Jangan sampai kita menyebut sertifikat BNSP itu sebagai SKPI. Sertifikat BNSP itu setara dengan ijazah. SKPI itu hanya surat keterangan,” tegasnya.

Lantaran sertifikat kompetensi setara dengan ijazah, Mada mengatakan apabila ditemukan penyelewengan dalam penerbitannya, dampaknya sangat serius seperti memalsukan ijazah.

Ia mengingatkan peserta untuk memandang sertifikasi sebagai proses yang etis dan akuntabel, mengingat sertifikat BNSP dilengkapi fitur keamanan seperti hologram, barcode, dan nomor seri yang terintegrasi dengan database nasional.

Kepala LSP Universitas Mulia Mada Aditya Wardhana. Foto: Vio/Media Kreatif

Kepala LSP Universitas Mulia Mada Aditya Wardhana. Foto: Vio/Media Kreatif

Dosen dari Fakultas Ilmu Komputer tampak menyusun MUK LSP. Foto: Vio/Media Kreatif

Dosen dari Fakultas Ilmu Komputer tampak menyusun MUK LSP. Foto: Vio/Media Kreatif

Kelompok dosen Farmasi tengah menyusun dokumen MUK LSP. Foto: Vio/Media Kreatif

Kelompok dosen Farmasi tengah menyusun dokumen MUK LSP. Foto: Vio/Media Kreatif

Dosen dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis menyusun MUK LSP. Foto: Vio/Media Kreatif

Dosen dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis menyusun MUK LSP. Foto: Vio/Media Kreatif

Mada mendorong para dosen memanfaatkan SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia) sebagai acuan dalam menyusun kurikulum dan RPS (Rencana Pembelajaran Semester).

Menurutnya, SKKNI dapat menjadi SOP (Standard Operating Procedure) di industri, MUK dalam sertifikasi, dan kurikulum berbasis kompetensi di pendidikan formal.

Apa yang diajarkan? Unit kompetensi. Apa yang disertifikasi? Unit kompetensi. Apa yang dilakukan di dunia kerja? Unit kompetensi,” tandas Mada.

Mada menekankan perlunya integrasi KKNI dalam penyusunan MUK. Menurutnya, KKNI tidak hanya menjadi acuan kurikulum, tetapi juga peta karir berbasis level kualifikasi (1-9) yang harus selaras dengan kebutuhan industri.

Di industri, kenaikan jabatan harus linier sesuai rumpun kompetensi. Misal, dari marketing ke keuangan itu tidak mungkin. Ini harus tercermin dalam skema sertifikasi,” jelasnya.

Ia mencontohkan kode okupasi internasional (misal: 2419 untuk Asesor Kompetensi) yang memudahkan rekognisi sertifikat di luar negeri.

Dalam Bimtek ini, seluruh peserta diajak menyusun MUK dengan memetakan tiga jalur pembelajaran, yakni jalur formal, pelatihan kerja, dan pengalaman kerja.

Multi entry multi exit system memungkinkan mahasiswa keluar masuk sesuai capaian pembelajaran. Jika putus studi, mereka tetap punya sertifikat kompetensi untuk bekerja,” ujarnya.

Peluang dan Tantangan LSP di Era Industri 5.0

Mada menyoroti pesatnya pertumbuhan LSP di sektor industri, seperti Pupuk Kaltim, FORNAS, dan PAMA. Ia mendorong perguruan tinggi untuk tidak ketinggalan dalam menyusun skema sertifikasi berbasis SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia).

Industri sudah mulai banyak memiliki LSP. Jika kampus tidak segera beradaptasi, lulusan kita akan kalah saing,” tandasnya.

Ia juga mengkritisi prodi seperti Hukum dan PAUD yang belum memiliki skema sertifikasi kuat serta mendorong asosiasi profesi untuk mengambil peran.

Di akhir sesi, Mada berpesan agar peserta memanfaatkan pelatihan ini untuk menyusun MUK yang terstruktur, relevan, dan berorientasi masa depan.

Bekali mahasiswa dengan sertifikat kompetensi sejak dini. Ini adalah bentuk tanggung jawab kita agar mereka siap kerja, bahkan jika tidak menyelesaikan studi,” tuturnya.

Ia juga mengajak dosen mengadopsi SKKNI dalam penyusunan RPS (Rencana Pembelajaran Semester). “Dengan merujuk SKKNI, tugas-tugas perkuliahan bisa langsung selaras dengan unit kompetensi yang diuji di industri,” tambahnya.

Bimtek ini tidak hanya memperkuat kapasitas dosen dalam penyusunan MUK, tetapi juga menjadi momentum transformasi pendidikan tinggi yang lebih responsif terhadap kebutuhan pasar kerja.

Melalui integrasi KKNI, sertifikasi kompetensi diharapkan menjadi jembatan yang menghubungkan dunia akademik, pelatihan, dan industri. Di hari pertama pelaksanaan Bimtek MUK ini berhasil terkumpul usulan 21 skema sertifikasi kompetensi.

(SA/Kontributor)

Humas Universitas Mulia, 13 Februari 2025 – Universitas Mulia menyelenggaraan Mulia Expose 2025, acara pembuka Pekan Olahraga dan Seni pertama yang digagas oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM). Bertempat di Ballroom Cheng Ho pada Jumat, 24 Januari 2025, acara ini berlangsung meriah dengan kehadiran ratusan mahasiswa, pelajar SMA/SMK se-Balikpapan, serta masyarakat umum.

Rektor Universitas Mulia, Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifai, M.Si, menyampaikan sambutan dalam pembukaan Mulia Expose 2025 di Ballroom Cheng Ho

Acara yang dimulai pukul 09.00 WITA ini dibuka secara resmi oleh Rektor Universitas Mulia, Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifai, M.Si. Turut hadir dalam peresmian tersebut jajaran pimpinan universitas, termasuk Wakil Rektor 1, 2, dan 3, para dekan fakultas, serta tim marketing Universitas Mulia. Kehadiran para pemimpin akademik ini menunjukkan dukungan penuh terhadap pengembangan minat dan bakat mahasiswa di bidang non-akademik.

Ketua BEM Universitas Mulia, Agung Widayanto, memberikan sambutan pada kegiatan Pekan Olahraga dan Seni.

Ketua BEM Universitas Mulia Agung Widayanto menegaskan bahwa Mulia Expose bukan sekadar seremoni pembukaan, tetapi juga menjadi ajang mempererat kebersamaan mahasiswa. “Kami ingin menciptakan suasana kampus yang dinamis, di mana mahasiswa bisa menyalurkan bakat mereka di bidang olahraga dan seni serta membangun semangat kompetisi yang sehat,” ungkapnya.

Mahasiswa Universitas Mulia menampilkan atraksi seni tari yang memukau dalam pembukaan Mulia Expose 2025

Sejak awal, suasana Ballroom Cheng Ho dipenuhi antusiasme peserta. Beragam pertunjukan seni ditampilkan, mulai dari tarian tradisional, musik akustik, hingga teatrikal kreatif yang membius para hadirin. Selain itu, momen ini juga dimanfaatkan untuk memperkenalkan berbagai cabang olahraga dan seni yang akan dipertandingkan selama Pekan Olahraga dan Seni Universitas Mulia.

Aksi spektakuler mahasiswa Universitas Mulia dalam atraksi pencak silat yang memeriahkan pembukaan Pekan Olahraga dan Seni

Rektor Universitas Mulia, Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifai, M.Si, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas inisiatif mahasiswa dalam mengadakan kegiatan ini. “Mulia Expose adalah bukti bahwa mahasiswa Universitas Mulia tidak hanya unggul di bidang akademik, tetapi juga memiliki kreativitas dan keterampilan luar biasa dalam bidang seni dan olahraga. Saya berharap kegiatan ini dapat menjadi wadah bagi mahasiswa untuk terus berkembang dan berprestasi,” ujar beliau.

Foto bersama jajaran pimpinan Universitas Mulia, panitia, dan peserta sebagai simbol dimulainya Mulia Expose 2025

Dengan adanya Mulia Expose 2025, Universitas Mulia semakin meneguhkan diri sebagai kampus yang mendukung pengembangan soft skills mahasiswa melalui berbagai aktivitas positif. Pekan Olahraga dan Seni yang akan berlangsung selama beberapa hari ke depan diharapkan dapat menjadi ajang inspiratif bagi seluruh civitas akademika dan masyarakat luas.

Sebagai penutup, panitia mengajak seluruh mahasiswa Universitas Mulia untuk berpartisipasi aktif dalam rangkaian kegiatan yang telah disiapkan. Dengan semangat sportivitas dan kreativitas, Mulia Expose 2025 menjadi langkah awal yang luar biasa untuk membangun solidaritas dan semangat berkompetisi di lingkungan kampus.

Humas UM (YMN)

Humas UM, 12 Februari 2025 – Universitas Mulia kembali menggelar Workshop Pengisian Beban Kinerja Dosen (BKD) sebagai bentuk pendampingan bagi dosen dalam memenuhi kewajiban pelaporan kinerja. Kegiatan ini berlangsung pada Senin, 3 Februari 2025 di Ruang Executive White Campus Universitas Mulia dan dihadiri oleh para dosen dari berbagai program studi.

Dalam sambutannya, Wakil Rektor I Bidang Akademik, Ir. Wisnu Hera Pamungkas, S.Tp., M.Eng., menegaskan pentingnya pengisian BKD sebagai bagian dari kewajiban dosen yang dimonitor langsung oleh Kementerian Pendidikan Tinggi.

“Kegiatan ini merupakan pendampingan untuk pengisian laporan BKD. Seperti yang kita ketahui, laporan BKD ini adalah kewajiban bagi dosen dan selalu dimonitor oleh kementerian. Indikator kinerja kita diukur melalui laman SISTER, sehingga kami menginisiasi kegiatan ini setiap akhir semester agar seluruh dosen semakin sadar akan kewajiban mereka,” ujar Wisnu.

Menurutnya, progres pengisian BKD di Universitas Mulia terus menunjukkan peningkatan dari waktu ke waktu. “Pada semester-sebelumnya, tingkat pengisian BKD hanya sekitar 70%. Kemudian meningkat menjadi 90% di semester berikutnya. Harapannya, semester ini bisa mendekati 100%,” tambahnya.

Tampak seluruh peserta workshop memenuhi Ruang Executive White Campus Universitas Mulia, dengan suasana aktif dan interaktif dalam sesi pendampingan pengisian BKD. Kegiatan ini bertujuan untuk memastikan seluruh dosen memahami kewajiban pelaporan kinerja akademik mereka.

Meski demikian, tantangan terbesar yang masih dihadapi adalah memastikan seluruh dosen mendapatkan status Memenuhi dalam pelaporan BKD. Beberapa dosen masih mengalami kendala dalam memenuhi beban kinerja, baik karena tidak melakukan penelitian, tidak menjalankan pengabdian kepada masyarakat, atau bahkan tidak mendapatkan beban mengajar dalam satu semester.

Para dosen Universitas Mulia serius mengikuti Workshop Pengisian BKD yang diselenggarakan di Ruang Executive White Campus pada Senin, 3 Februari 2025.

“Hal ini menyebabkan status dosen tersebut menjadi TM (Tidak Memenuhi). Oleh karena itu, dalam workshop ini kami ingin mengkaji bersama bagaimana kendala tersebut bisa diatasi. Misalnya, jika seorang dosen tidak memiliki beban mengajar, mereka bisa menutupnya dengan kinerja di bidang lain, sehingga tetap memenuhi standar yang ditetapkan,” jelas Wisnu.

Tim akademik Universitas Mulia memberikan pendampingan langsung kepada dosen dalam pengisian laporan BKD melalui laman SISTER untuk memastikan kelengkapan dan validitas data.

Dengan adanya workshop ini, Universitas Mulia berharap seluruh dosen dapat mengisi BKD dengan benar dan mendapatkan status Memenuhi secara keseluruhan. “Harapan kami, ke depan tidak ada lagi dosen yang mengalami kendala dalam BKD, sehingga seluruhnya dapat mencapai status memenuhi sesuai standar yang ditetapkan,” tutupnya.

Para dosen aktif berdiskusi dan mengajukan pertanyaan terkait kendala yang mereka hadapi dalam memenuhi beban kinerja akademik.

Workshop ini mendapat respons positif dari para peserta yang merasa terbantu dalam memahami tata cara pengisian BKD dan strategi untuk memenuhi beban kinerja dengan lebih optimal. Dengan pendampingan yang berkelanjutan, Universitas Mulia terus berkomitmen meningkatkan kualitas dan kepatuhan akademik di lingkungan perguruan tinggi.

Humas UM (YMN)

Para pemenang lomba dalam event Technofest 2025 yang diselenggarakan Fakultas Ilmu Komputer (FIKOM) Universitas Mulia, Selasa (4/2). Foto: Media Kreatif

Lomba Ranking 1, UI/UX Design, Software Engineering, Computer Networking, dan Speed Typing

UM – Usai sudah lomba adu ketangkasan di bidang Teknologi Informasi, dalam Technofest 2025 yang digelar oleh Fakultas Ilmu Komputer (FIKOM) Universitas Mulia, Selasa (4/2). Hasilnya, berikut ini nama-nama para pemenang yang berhasil mendapatkan penghargaan.

Koordinator Panitia Tri Sudinugraha, S.Kom., M.Kom mengatakan, lomba dibuka oleh Rektor Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i, M.Si, yang didahului sambutan Dekan FIKOM Djumhadi, S.T., M.Kom dan Ketua Pelaksana mulai pukul 08.30 WITA di Ballroom Cheng Ho.

“Setelah itu, bagi peserta Lomba Jaringan dan Pemrograman diarahkan menuju Laboratorium Pemrograman dan Laboratorium Jaringan Universitas Mulia. Lomba ini dilaksanakan secara serentak dan hasil akhir dari kedua lomba akan dinilai oleh dewan juri,” ujarnya.

Sedangkan di Ballroom Cheng Ho, digelar lomba mengetik cepat (Speed Typing) yang diikuti oleh perwakilan dari beberapa sekolah. Para peserta bersaing kecepatan mengetik dengan teks yang telah disediakan.

“Lomba Mengetik Cepat ini menggunakan sistem gugur, setiap dua peserta diadu hingga tersisa pemenang yang kemudian akan diadu kembali hingga diperoleh juara 1 dan 2,” terangnya.

Setelah lomba mengetik cepat, acara dilanjutkan dengan lomba Ranking 1 yang mengusung konsep seperti kuis Ranking 1. “Seluruh peserta diuji kemampuannya dalam menjawab pertanyaan dengan sistem gugur hingga terpilih satu orang sebagai juara,” terangnya.

Setelah itu, masih di tempat yang sama digelar lomba UI/UX Design. Peserta diwajibkan untuk mengumpulkan proposal ide karya terlebih dahulu saat pendaftaran.

“Di sini, karya-karya Desain UI/UX tersebut dipresentasikan di hadapan dewan juri. Sesi presentasi diakhiri dengan sesi tanya jawab dari dewan juri untuk menilai orisinalitas, kreativitas serta kesesuaian desain dengan tema yang telah ditentukan,” terangnya.

Rektor Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa'i bersama Wakil Rektor dan jajaran Fakultas Ilmu Komputer. Foto: Media Kreatif

Rektor Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i bersama Wakil Rektor dan jajaran Fakultas Ilmu Komputer. Foto: Media Kreatif

Pemenang kedua lomba Ranking 1 Qolbi Zakin dari Prodi S1 Informatika tersenyum lebar. Foto: Media Kreatif

Pemenang kedua lomba Ranking 1 Qolbi Zakin dari Prodi S1 Informatika tersenyum lebar. Foto: Media Kreatif

Lomba Mengetik Cepat (Speed Typing) sedang bersiap-siap. Foto: Media Kreatif

Lomba Mengetik Cepat (Speed Typing) sedang bersiap-siap. Foto: Media Kreatif

Seorang peserta lomba pemrograman (Software Engineering) tingkat SMK. Foto: Media Kreatif

Seorang peserta lomba pemrograman (Software Engineering) tingkat SMK. Foto: Media Kreatif

Seorang peserta lomba jaringan komputer (Computer Networking) tingkat SMK. Foto: Media Kreatif

Seorang peserta lomba jaringan komputer (Computer Networking) tingkat SMK. Foto: Media Kreatif

Presentasi peserta lomba UI/UX Design dari ITK. Foto: Panitia Mahasiswa

Presentasi peserta lomba UI/UX Design dari ITK. Foto: Panitia Mahasiswa

Berikut nama-nama para pemenang masing-masing lomba dan asal sekolahnya.

Lomba Ranking 1

  1. Syakira Haningtyas, asal Universitas Mulia, Prodi S1 Informatika tahun 2022
  2. Qolby Zakin Sephiana, asal Universitas Mulia, Prodi S1 Informatika tahun 2023

Lomba UI/UX Design

  1. Alessandro Benaya Pinem, asal Institut Teknologi Kalimantan, Prodi S1 Informatika tahun 2021
  2. Muhamad Nico Arifin, asal Institut Teknologi Kalimantan, Prodi S1 Informatika tahun 2023

Lomba Mengetik Cepat (Speed Typing)

  1. Muhammad Fahmi Hanif, asal SMKTI Airlangga Samarinda – PPLG
  2. Muhammad Rafiluth Putraku Danatmaja, asal Universitas Mulia, Prodi S1 Sistem Informasi tahun 2023

Lomba Jaringan (Computer Networking)

  1. Anugerah Fakhriza Reswara, asal SMKTI Airlangga Samarinda Jurusan TJKT
  2. Adji Kurniawan Abdillah, asal SMK Kartika V-l Balikpapan Jurusan TKJ

Lomba Pemrograman (Software Engineering)

  1. Alfian Ramadani, asal SMK Negeri 2 Balikpapan Jurusan RPL
  2. Razi Maulana, asal SMKN 6 Balikpapan Jurusan RPL

Komentar Sebagian Pemenang

Ternyata, sebagian para pemenang telah mempersiapkan diri beberapa pekan sebelum pelaksanaan lomba digelar. Ini terungkap ketika peraih juara pertama lomba UI/UX Design Alessandro Benaya Pinem dari ITK mengaku telah mempersiapkan diri sebelumnya.

“Yang pasti aku cek dulu studi kasus yang relevan sekarang, karena studi kasus itu penting untuk kita nanti presentasi. Habis itu, kita rancang lagi ide dari solusi masalah yang ada di lapangan, terus kita buat solusinya dan itu langsung kita buatkan desain aplikasinya,” ujarnya.

Alessandro menambahkan, dirinya mengerjakan proposal Desain UI/UX tersebut dengan mempelajari langsung di lapangan selama satu pekan. Sedangkan untuk mengerjakan desain membutuhkan waktu dua hari.

“Eh, kalau kami sih awal-awal rapat dulu ya, brainstorming storming dulu, menyatukan ide dulu. Habis itu, kita bikin page list-nya, terus habis itu desain-desainnya begitu,” tambah Reno, satu kelompok dengan Nico Arifin dari ITK.

Nico dan kawan-kawan hanya membutuhkan waktu empat hari menyusun proposal. Mereka mengaku dibantu para seniornya dalam menyusun proposal.

Sementara itu, Adji Kurniawan Abdillah, pemenang kedua lomba Jaringan Komputer mengatakan dirinya tidak mengira akan menjadi salah satu pemenang.

“Saya tidak menyangka bisa menang dapat juara dua di kontes jaringan dan juga saya senang mengikuti acara ini sampai selesai,” kata Adji.

Adji yang datang bersama dua orang temannya, Nur Aisyah Kiranti dan Aura Syifa itu sejak awal cukup menyadari bahwa tidak mungkin semua peserta akan memenangkan lomba.

“Ya, nggak mungkin semua orang menang, tapi yang kalah juga hebat kok. Kalau kesan saya sih acaranya sudah bagus banget, asik. Acaranya asik banget, banyak kegiatan yang menghibur juga walaupun nggak menang tetap ada hadiah doorprize dari kakak-kakak,” kata Aisyah Kiranti.

Ketika ditanya apa rencana setelah lulus SMK, mereka menjawab dengan berbeda-beda. Adji menyebut dirinya sejak awal sekolah ingin bekerja sesuai bidangnya, Aisyah ingin melanjutkan ke perguruan tinggi ITK dan Universitas Mulia, sedangkan Aura ingin kuliah sambil bekerja.

Oke deh. Hebat-hebat. Selamat ya! Semoga sukses semua!

(SA/Kontributor)

Humas Universitas Mulia, 4 Februari 2025 –BEM Universitas Mulia kembali menggelar Rektor Cup 2 pada 27 hingga 29 Januari 2025, sebuah turnamen futsal antar SMA/SMK sederajat se-Kalimantan Timur yang berlangsung meriah di Lapangan Sepinggan Pratama, Balikpapan. Kegiatan ini menjadi bagian dari rangkaian Pekan Olahraga Seni dan Budaya yang untuk pertama kalinya diinisiasi oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Mulia.

Turnamen ini bertujuan memperkuat kerja sama antara Universitas Mulia dengan sekolah-sekolah di Kalimantan Timur sekaligus menyediakan ajang kompetisi yang sehat dan membangun sportivitas di kalangan siswa.

Ketua BEM Universitas Mulia, Agung Widiant, menjelaskan bahwa Rektor Cup 2 bukan sekadar pertandingan futsal, tetapi juga momentum untuk membangun hubungan baik dengan berbagai sekolah. “Kegiatan ini menjadi sarana menjalin persaudaraan dan kerja sama. Kami ingin memberikan ruang bagi siswa SMA/SMK untuk menunjukkan bakat olahraga mereka serta mengenal lingkungan Universitas Mulia lebih dekat,” ujarnya.

Selama tiga hari pertandingan, suasana semangat dan antusiasme peserta maupun pendukung terasa kental. Selain siswa dan guru dari berbagai sekolah, kegiatan ini turut melibatkan mahasiswa dari berbagai organisasi, seperti Himpunan Mahasiswa (HIMA) dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Universitas Mulia, yang membantu jalannya acara.

Salah satu peserta menyampaikan kebanggaannya bisa ikut berpartisipasi. “Kesempatan yang luar biasa, bisa bertemu teman dari berbagai sekolah dan saling berkompetisi dengan semangat sportif. Kegiatan seperti ini sangat bermanfaat,” ungkapnya.

Pada akhir turnamen, penghargaan diberikan kepada para pemenang dengan kategori Juara 1 diraih oleh SMK Medika Samarinda A, Juara 2 SMK Medika Samarinda B, Juara 3 SMA 8 Balikpapan, dan Juara 4 SMK 1 Balikpapan. Selain itu, nominasi individu seperti Pemain Terbaik, Kiper Terbaik, Pelatih Terbaik, serta Top Score turut diberikan sebagai apresiasi atas prestasi dan kontribusi mereka selama turnamen.

Rektor Universitas Mulia, Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i, M.Si., berharap kegiatan seperti Rektor Cup 2 dapat terus dilaksanakan dan berkembang ke depannya. “Ini adalah langkah awal yang baik untuk mempererat hubungan kampus dengan sekolah-sekolah. Semoga semakin banyak siswa yang terinspirasi untuk berprestasi, baik di bidang olahraga maupun pendidikan,” tuturnya.

Dengan terjalinnya tali persaudaraan dan meningkatnya sportivitas antar sekolah, Rektor Cup 2 membuktikan bahwa kompetisi sehat dapat menjadi fondasi kerja sama yang positif antara dunia pendidikan tinggi dan sekolah menengah di Kalimantan Timur.

Humas UM (YMN)

Humas UM-Balikpapan,Universitas Mulia kembali menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan kualitas lulusan dan akuntabilitas pendidikan melalui kegiatan Deseminasi Laporan Tracer Study 2025 yang digelar pada 31 Januari 2025 bertermpat di Ruang Eksekutif White  Campus Universitas Mulia. Acara ini dihadiri oleh pimpinan Universitas Mulia yakni Rektor Universitas Mulia Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i, M.Si. dan Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan & Alumni bapak Sumardi , S.Kom., M.Kom., Dekan Fakultas Ilmu Komputer, Fakultas Ekonomi Bisnis dan Fakultas Humaniora dan Kesehatan, kepala lembaga, sertam seluruh ketua program studi (Kaprodi) akan menjadi momentum strategis untuk mengevaluasi capaian serta merumuskan langkah progresif dalam memantau perkembangan alumni.


Kegiatan dibuka secara resmi oleh Rektor Universitas Mulia Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i, M.Si. dan Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan & Alumni bapak Sumardi , S.Kom., M.Kom. Dalam sambutannya, Rektor menegaskan pentingnya tracer study sebagai indikator keberhasilan kurikulum dan relevansi pendidikan dengan kebutuhan dunia kerja. “Tracer study bukan sekadar kewajiban administratif, tetapi alat evaluasi untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan dan daya saing lulusan,” ujarnya. Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan & Alumni menyoroti perlunya kolaborasi seluruh stakeholder untuk mencapai target responden yang Maksimal.

Acara inti dimulai dengan presentasi laporan tracer study oleh Riski Zulkarnain, S.Pd., M.Pd., yang juga menjabat sebagai Kepala Bagian Kemahasiswaan & Alumni. Data yang disajikan mencakup tingkat respons alumni, profil pekerjaan lulusan, serta kesesuaian bidang studi dengan dunia kerja, dll. Riski mengungkapkan, capaian responden tracer study Universitas Mulia tahun 2024 Berdasarkan data yang disajikan pada jumlah lulusan yang mengisi kuesioner keseluruhan dapat di simpulkan rata-rata yang mengisi Kuesioner pada TS-2, TS-3 dan TS-4 untuk Program Sarjana sebesar 54,43 % dan untuk program Diploma III sebesar 43,37 %.
Selanjutnya, Riski memaparkan materi bertajuk “Praktik Baik Tracer Study di Perguruan Tinggi”. Ia mencontohkan sejumlah universitas terkemuka yang berhasil meningkatkan partisipasi alumni melalui inovasi teknologi dan pendekatan personal. “Kunci keberhasilan adalah integrasi sistem, komitmen tim, dan insentif yang menarik bagi alumni maupun prodi,” Pungkasnya.

Berdasarkan analisis data dan praktik terbaik yang di peroleh saat mengikuti Bimtek di Banjarmasin bersama Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) dan LLDIKTI Wilayah XI, Riski mengajukan lima rekomendasi krusial yang bisa di terapkan di Universitas Mulia, diantaranya:

  1. Membuat tim Tracer di tingkat Fakultas Hingga Prodi yang di SK – kan Universitas sebagai penanggung jawab di masing-masing stakeholder yang di kawal oleh Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni untuk mencapai Angka yang di harapkan.
  2. Pembuatan aplikasi Tracer study yang terintegrasi dengan tracer kemendiktisaintek.
  3. Pemberian Reward untuk pencapaian Hasil Tracer Study hingga >85% Responden Mulai dari Tingkat Prodi, Fakultas Hingga Universitas dengan menggunakan anggaran dana Kemahasiswaan & Alumni.
  4. Mengundang alumni untuk podcast bersama membahas keberhasilan lulusan setelah lulus.
  5. Semua Prodi wajib membuat poster Profil Lulusan minimal 5 Poster di masing-masing Prodi.

Usai sesi tanya jawab yang dinamis, Rektor Universitas Mulia menyampaikan lima arahan strategis sebagai tindak lanjut, Diantarnya:

  1. Kaprodi wajib memastikan lulusan mengisi tracer study dengan memperbarui data kontak alumni secara berkala.
  2. Laporan tracer study tahun depan harus mencakup tiga tingkatan: universitas, fakultas, dan prodi.
  3. Mengundang Alumni pada saat sosialisasi tracer study, dan menjelaskan isi point kuesioner tracer Study.
  4. Sosialisasi Tracer Study di viralkan di media social untuk menjangkau generasi muda.
  5. Ada reward bagi yang mencapai target sampai 75% Responden.

Kegiatan ditutup dengan penyampaian kesimpulan oleh Rektor “Kami akan mengawal implementasi rekomendasi ini secara bertahap. pentingnya sinergi antara Biro Alumni, fakultas, dan prodi. Dengan dukungan aplikasi terintegrasi dan tim khusus, kami yakin target 75% Responden bukan hanya mimpi” Pungkasnya.

Deseminasi ini tidak hanya menjadi ajang refleksi, tetapi juga bukti keseriusan Universitas Mulia dalam menjadikan alumni sebagai mitra strategis pengembangan kampus. Langkah-langkah konkret yang dihasilkan diharapkan memperkuat posisi universitas sebagai pencetak lulusan unggul dan berdaya saing global. ( kontributor : RZ )

Humas Um – WN

Foto bersama Rektor bersama Wakil Rektor dan jajaran pejabat Universitas Mulia dan seluruh peserta dan panitia Technofest 2025. Foto: Vio/Media Kreatif

Rangkaian Technofest 2025, Ada Lomba UI/UX Design, Jaringan Komputer, dan Ranking 1

UM – Fakultas Ilmu Komputer (FIKOM) Universitas Mulia menggelar Festival Technologi Technofest yang diisi dengan berbagai lomba untuk siswa SMA dan SMK se-Kota Balikpapan, Selasa (4/2). Lomba antara lain UI/UX Design, Jaringan Komputer, Ranking 1, Mengetik Cepat, dan Software Engineering atau pemrograman yang diikuti oleh 50 orang peserta.

Dekan FIKOM Djumhadi, S.T., M.Kom dalam sambutannya mengatakan, kegiatan ini diharapkan akan menjadi wadah bagi anak-anak para generasi muda untuk berinovasi, belajar, dan berkontribusi dalam memajukan teknologi di masa depan.

“Semoga kegiatan ini menjadi pengalaman yang cukup berharga serta meningkatkan semangat untuk terus belajar dan berkarya,” tuturnya, seraya tersenyum.

Menurutnya, lomba yang digelar dalam sehari ini menekankan para peserta tidak perlu risau, baik menang maupun kalah. Di dalam setiap kompetisi, tambahnya, yang terpenting adalah proses belajar dan semangat untuk berkembang.

“Kalah menang itu sudah biasa. Jadi, bagi siapa yang menang, saya ucapkan selamat. Yang kalah, jangan putus asa, belajar lebih giat lagi,” ujarnya.

Djumhadi berharap, Festival Teknologi atau Technofest FIKOM akan terus dilanjutkan penyelenggaraannya di tahun depan dan tahun yang akan datang.

Senada, Rektor Universitas Mulia Balikpapan Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i, M.Si menyambut hangat para peserta lomba yang terlihat antusias.

“Selamat datang di Kampus Universitas Mulia. Kampus kita adalah kampus berbasis teknologi dengan visi akan menghasilkan wirausahawan baru berbasis technopreneur. Jadi, itu adalah visi kita,” tutur Rektor, menyapa peserta.

Rektor menyebut beberapa nama sekolah yang mengirimkan pesertanya untuk mengikuti lomba yang didominasi dari Kota Balikpapan. Di antaranya adalah SMK Negeri 6, SMK Negeri 3, SMK Negeri 1, SMA Integral Luqman Al Hakim, SMK Kartika, SMAIT Al-Aulia, SMK Negeri 5, dan yang terjauh SMKTI Airlangga Samarinda.

“SMK TI Airlangga Samarinda. Oke, selamat datang, ya. Sangat jauh perjalanan, jam berapa dari Samarinda ini baru nyampai ke sini? Oke, jam 06.00, ya. Terima kasih, ya, telah hadir walaupun jauh dari Samarinda,” sapa Rektor.

Selain itu, turut hadir peserta mahasiswa dari Institut Teknologi Kalimantan (ITK) dan Universitas Mulia, yang didominasi dari program studi yang ada di bawah naungan Fakultas Ilmu Komputer.

“Saya selaku pimpinan Universitas Mulia mengucapkan terima kasih dan penghargaan serta apresiasi kepada Dekan Fakultas Komputer yang telah melaksanakan kegiatan ini, yaitu dengan nama FIKOM Techno Fest 2025,” tutur Rektor.

Rektor setuju kegiatan ini digelar secara berkelanjutan, karena dinilai memberikan manfaat bagi generasi muda di Kota Balikpapan, agar termotivasi dan memiliki wadah yang rutin untuk mengasah kemampuan dan keterampilan di bidang teknologi informasi.

Rektor Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa'i, M.Si saat memberikan sambutan sekaligus membuka secara resmi Technofest 2025. Foto: Vio/Media Kreatif

Rektor Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i, M.Si saat memberikan sambutan sekaligus membuka secara resmi Technofest 2025. Foto: Vio/Media Kreatif

Dekan Fakultas Ilmu Komputer (FIKOM) Djumhadi, S.T., M.Kom saat memberikan sambutan Technofest 2025. Foto: Vio/Media Kreatif

Dekan Fakultas Ilmu Komputer (FIKOM) Djumhadi, S.T., M.Kom saat memberikan sambutan Technofest 2025. Foto: Vio/Media Kreatif

Tampak sebagian peserta dari SMA/SMK di Kota Balikpapan dan Samarinda. Foto: Vio/Media Kreatif

Tampak sebagian peserta dari SMA/SMK di Kota Balikpapan dan Samarinda. Foto: Vio/Media Kreatif

“Jadi, ini suatu kegiatan yang saya kira sangat memberikan manfaat kepada pencerdasan, kepada mengasah kemampuan dari para siswa, siswa yang ada di Kota Balikpapan untuk mencoba berkompetisi, menjadi siswa-siswa yang berprestasi di bidang teknologi dan informasi,” tutur Rektor.

Pasalnya, menurut Rektor, di era disrupsi 4.0 mengharuskan manusia untuk melakukan perubahan secara masif dalam sistem dan tatanan kehidupan, terutama bisnis akibat inovasi teknologi.

Bagi generasi saat ini, lanjutnya, perubahan tersebut tidak begitu terasa dirasakan, jika dibanding generasi para pendahulu yang lebih dulu mengenal tidak adanya teknologi informasi dan komunikasi.

“Tetapi, kami-kami yang sudah tua ini merasakan era itu. Ketika dulu kita kuliah, kalau ingin kita melakukan kumpul-kumpul begini, nggak ada handphone pada saat itu, yang ada saat itu wartel, warung telkom namanya,” tutur Rektor.

Namun, tambahnya, era saat itu kini telah menjadi kenangan, berganti dengan kemajuan teknologi informasi, media sosial, yang bagi generasi saat ini, kapanpun bisa berkomunikasi setiap saat.

“Saya itu sampai S1, karena saya selesai S1 tahun 89, saya masih menggunakan mesin tik. Jadi, skripsi kita itu kalau misalkan konsultasi satu halaman itu ada salah, misalkan dua kata dicoret sama dosen pembimbing, harus satu halaman kita ganti dan itu harus diketik,” kisahnya.

“Jadi, mengetik itu harus pintar lagi, harus rata kanan. Bagaimana caranya bisa rata kanan? Itu harus pintar-pintar, naluri spasi. Jadi misalnya mengetik satu kata, ada spasi, kira-kira kanan itu bisa rata. Coba repotnya pada saat itu,” tambahnya.

Saat ini, perubahan perilaku juga banyak dirasakan para generasi sebelumnya. Salah satu contohnya, kehadiran stop-kontak atau colokan listrik.

“Kalau dulu kita pergi ke suatu tempat, yang kita cari itu adalah apa, ya? Cari minum, cari makan. Kalau sekarang sampai ke satu tempat, yang dicari itu colokan. Benar, nggak?” ujarnya.

Perubahan perilaku masyarakat yang cenderung ringkas dan cepat dalam memenuhi kebutuhan teknologi, diikuti oleh berbagai industri lainnya, mulai dari rumah sakit, perhotelan, pendidikan, dan lainnya.

“Dan adik-adik mahasiswa dan para pelajar semua, hidup di era ini dan 30 tahun kemudian itu adalah masa di mana para mahasiswa yang sekarang yang menjadi pemilik dan berkontribusi dari pembangunan di Indonesia, apalagi menjelang yang namanya Indonesia Emas tahun 2045,” tuturnya.

Untuk itulah, Rektor menekankan pentingnya upaya mengasah kemampuan, mengasah inovasi yang harus dilakukan sedini mungkin.

“Kegiatan ini perlu kita berikan apresiasi,” tutur Rektor.

Rektor berharap Fakultas Ilmu Komputer secara reguler dan berkelanjutan menggelar Festival Teknologi sehingga akan lahir siswa-siswa di Kota Balikpapan yang berprestasi yang memiliki kemampuan di bidang teknologi informasi.

Rektor juga mengenalkan tiga program studi di bawah Fakultas Ilmu Komputer, antara lain S1 Informatika, S1 Teknologi Informasi, dan S1 Sistem Informasi. Ketiga program studi ini sangat cocok untuk mengembangkan talenta di bidang teknologi informasi.

Selain itu, Rektor juga berharap lima program studi baru mulai dibuka untuk tahun 2026 mendatang dan sudah keluar SK-nya. Di antaranya adalah S1 Desain Komunikasi Visual, S1 Teknik Sipil, S1 Teknik Industri, S1 Teknologi Pangan.

Rektor menutup sambutan dengan mengutip pernyataan mantan Presiden Amerika Serikat Barack Obama, “Change will not come if we wait for some other person or some other time. We are the ones we’ve been waiting for, we are the change that we seek.

“Perubahan itu tidak akan datang jika kita menunggu orang, jika kita menunggu orang lain atau waktu lain. Kita adalah orang-orang yang kita tunggu-tunggu, kita adalah perubahan yang akan kita cari,” pungkasnya, sekaligus secara resmi membuka lomba.

(SA/Kontributor)

Humas UM, 3 Februari 2025— Universitas Mulia kembali menjadi pusat inovasi teknologi dengan diselenggarakannya “Battle War Robot Vol. 2” yang bertemakan Connected Combat: The Synergy of Robotics and IoT, pada Sabtu, 18 Januari 2025. Bertempat di Aula Gedung Cheng Ho, acara ini dimulai pukul 09.00 WITA dan berhasil menarik perhatian para penggiat teknologi dari berbagai kalangan.

Diselenggarakan oleh Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Robotika Universitas Mulia, kompetisi ini menghadirkan total 36 peserta yang terbagi ke dalam 20 tim. Di antaranya, terdapat satu tim dari masyarakat umum dan satu tim lainnya berasal dari Institut Teknologi Kalimantan (ITK). Acara ini dirancang untuk mendorong inovasi serta pengembangan teknologi baru di bidang robotika dan kendali otomatis.

Ketua panitia, Nur Muliansyah, menyampaikan apresiasi atas antusiasme peserta dan dukungan penuh dari Universitas Mulia. “Kami berharap kompetisi ini dapat menjadi platform yang tidak hanya menunjukkan keahlian peserta, tetapi juga mendorong perkembangan teknologi robotika dan IoT,” ujarnya.

Muhammad Safi’i, S.Kom., M.Kom., selaku Pembina UKM Robotika Universitas Mulia, menegaskan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman IoT dan keterampilan robotika, baik bagi mahasiswa maupun masyarakat umum. “Melalui kegiatan ini, kami berharap dapat meningkatkan kreativitas, inovasi, serta membentuk lingkungan belajar yang mendukung pengembangan teknologi mahasiswa sesuai tuntutan industri,” jelasnya. Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa acara ini sejalan dengan visi Universitas Mulia sebagai Global Technopreneur Campus.

Kompetisi yang berlangsung dengan intensitas tinggi ini memperlihatkan kemampuan robot-robot canggih dalam bertarung dan menyelesaikan berbagai tantangan. Para peserta tidak hanya diuji dalam aspek teknis, tetapi juga dalam kemampuan mengintegrasikan teknologi IoT untuk mendukung kinerja robot mereka.

UKM Robotika Universitas Mulia berharap dapat mengadakan acara serupa di tahun mendatang dengan partisipasi yang lebih luas dari pihak eksternal. “Kami optimis bahwa kegiatan ini akan terus berkembang dan menjadi wadah yang semakin besar bagi inovasi robotika di Indonesia,” pungkas Muhammad Safi’i.

Dengan semangat inovasi dan kolaborasi yang terus tumbuh, Battle War Robot Vol. 2 berhasil menjadi ajang yang tidak hanya meriah tetapi juga penuh inspirasi untuk generasi muda yang ingin berkontribusi dalam perkembangan teknologi masa depan.

Humas Universitas Mulia (YMN)

Dosen Pendidikan Agama Islam Lisda Hani Gustina, S.Ag., M.Pd. menggelar nonton bareng film karya mahasiswanya, bertempat di Ballroom Cheng Ho, Senin (20/1). Foto: Media Kreatif

Dalam Rangka Tugas Mata Kuliah Pendidikan Agama

UM – Dosen Pendidikan Agama Lisda Hani Gustina, S.Ag., M.Pd. menggelar nonton bareng film karya mahasiswanya, bertempat di Ballroom Cheng Ho, Senin (20/1). Dalam gelaran ini, enam buah karya film ditampilkan dengan tema Jejak Nikmat, Kisah Syukur dalam Kehidupan.

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Sumardi, S.Kom., M.Kom, yang dalam kesempatan ini diwakili oleh Bagian Kemahasiswaan Riski Zulkarnain, S.Pd., M.Pd mengatakan, dirinya mengapresiasi kegiatan pemutaran film ini sebagai bagian dari tugas mata kuliah.

“Terima kasih kepada Ibu Lisda Hani Gustina selaku dosen pengampu mata kuliah Pendidikan Agama, Bapak Nasruddin S.Kom., M.Kom Ketua Prodi Sistem Informasi serta adik-adik mahasiswa yang saya banggakan,” tuturnya mengawali sambutan.

Namun, Riski mengingatkan bahwa kegiatan ini bukan sekadar untuk menggugurkan kewajiban sebagai tugas kuliah, tetapi juga sebagai sarana untuk belajar dan mengamalkan nilai-nilai kebaikan.

“Saya juga mengingatkan tentang pentingnya bersyukur dan berhati-hati dalam menyampaikan agama,” terang Riski. Ia berharap, kegiatan ini dapat menginspirasi semua mahasiswa untuk menjadi pribadi yang lebih baik.

Senada, Dekan Fakultas Ilmu Komputer (FIKOM) Djumhadi, S.T., M.Kom. mengatakan, ia merasa bangga melihat kreativitas para mahasiswa. Menurutnya, alur cerita film tampaknya di luar dari keilmuan ilmu komputer, tetapi mahasiswa mampu membuat film yang bercerita.

“Hidup kita ini selalu penuh ujian, selalu ada pertanyaan dari bangun tidur sampai hari ini, dan kita harus menjawab dengan benar,” ujarnya.

Dengan begitu, ia mengajak setiap langkah dalam kehidupan juga harus didasari dengan rasa syukur. “Jangan mengeluh, karena orang yang bisa bersyukur pasti akan bersyukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala,” ujarnya.

Djumhadi berharap kegiatan ini tidak hanya berhenti di sini, tetapi terus dilanjutkan pada pertemuan berikutnya.

“Kegiatan ini bisa mencerminkan bagaimana mahasiswa menjiwai kehidupan dengan rasa syukur. Mari kita jadikan diri kita generasi penerus yang menciptakan kehidupan menjadi lebih baik,” terangnya.

Dengan begitu, ia berharap, mahasiswa menjalani perkuliahan dengan rasa syukur dan bahagia. Tidak saja melihat dari sulitnya menjalani kuliah, tetapi juga mampu merasakan sisi yang menyenangkan.

Foto bersama perwakilan pejabat Universitas Mulia, Dekan dan mahasiswa FIKOM serta dosen. Foto: Media Kreatif

Foto bersama perwakilan pejabat Universitas Mulia, Dekan dan mahasiswa FIKOM serta dosen. Foto: Media Kreatif

Para mahasiswa yang menggarap film pendek antara lain Minim Adab karya Taufik Hidayat, Sepi di Neraka karya Ahmad Rizki, Klik yang Menjerumuskan dengan sutradara Muhammad Dzaky Darussalam, Kazib karya Rizki Ahdiat, Berdampingan atau Paralelosis, dan Keyakinan karya Pipin Tamara. Foto: Media Kreatif

Para mahasiswa yang menggarap film pendek antara lain Minim Adab karya Taufik Hidayat, Sepi di Neraka karya Ahmad Rizki, Klik yang Menjerumuskan dengan sutradara Muhammad Dzaky Darussalam, Kazib karya Rizki Ahdiat, Berdampingan atau Paralelosis, dan Keyakinan karya Pipin Tamara. Foto: Media Kreatif

Salah satu aksi pemeran Arif ketika berkali-kali kalah judol, dalam film pendek berjudul Klik yang Menjerumuskan karya M Dzaky Darussalam. Foto: Media Kreatif

Salah satu aksi pemeran Arif ketika berkali-kali kalah judol, dalam film pendek berjudul Klik yang Menjerumuskan karya M Dzaky Darussalam. Foto: Media Kreatif

Enam Buah Karya Film

Dalam gelaran nonton bareng ini, setidaknya enam buah karya film garapan mahasiswa semester tiga dari beberapa prodi pada Fakultas Ilmu Komputer yang bisa ditonton di kanal YouTube Universitas Mulia.

Beberapa judul di antaranya adalah Minim Adab karya Taufik Hidayat, Sepi di Neraka karya Ahmad Rizki, Klik yang Menjerumuskan penulis skrip dan sutradara Muhammad Dzaky Darussalam, Kazib karya Rizki Ahdiat, Berdampingan atau Paralelosis, dan Keyakinan karya Pipin Tamara.

Klik yang Menjerumuskan, film ini bercerita tentang Arif, seorang mahasiswa yang terjerumus judi online atau judol. Diceritakan, awalnya, Arif yang duduk termenung sendirian lantaran suntuk tidak memiliki uang.

Datanglah Fikri, yang diperankan Dzaky Darussalam, menghibur Arif yang ditunjukkan game online yang bisa menghasilkan uang. Untuk meyakinkan Arif, Fikri menunjukkan saldo rekeningnya yang bertambah banyak.

“Dengar-dengar, bukannya itu haram?” tanya Arif.

“Lah, mau uang atau tidak?” jawab Fikri.

Tampaknya, jawaban Fikri membuat pikiran Arif semakin galau. Malam itu, Arif mengambil perangkat genggamnya. Ia membuka handphone-nya untuk menghapus rasa penasarannya. Ia lalu mengaksesnya.

Dari sinilah petaka itu berawal. Pertama kali mencoba, Arif berhasil menang dan mendapatkan pundi-pundi uang.  Ia pun mencoba dan terus mencoba hingga rasa penasarannya hilang. Tak lama kemudian, ia terus bernasib sial dan selalu kalah.

Ia pun terjerat hutang pada teman-temannya, hingga terus menumpuk. Hubungannya dengan kedua orang tuanya pun berantakan. Hingga akhirnya ia bertemu dengan seorang ustaz yang menyadarkannya ketika berkonflik dengan Dimas, teman yang uangnya dipinjam Arif.

Kumpulan film pendek ini cukup sederhana. Namun, pesan-pesan yang dibawanya sarat dengan pesan-pesan moral, tentang akhlak, adab, hingga bersyukur dalam kehidupan sehari-hari.

(SA/Kontributor)

Deddy Kurniawan saat memaparkan materi pelatihan software editing video. Foto: PSDKU Samarinda

Mendapat Tanggapan Positif dari Peserta Pelatihan

UM – Universitas Mulia Kampus Samarinda berkolaborasi dengan Perwakilan Bank Indonesia menggelar pelatihan dan sertifikasi kompetensi skema konten kreator, Jumat (17/1). Berikut dosen instruktur bertutur tentang isi materi yang dibahasnya dan tanggapan peserta.

Salah seorang dosen Universitas Mulia, Deddy Kurniawan, S.Kom., M.Kom., dalam paparannya kepada para peserta membahas tentang teknologi perangkat keras dan perangkat lunak yang akan digunakan membuat konten digital.

“Beberapa software atau aplikasi editing video seperti Camtasia, Filmora, dan iMovie, banyak digunakan sebagai pilihan konten kreator,” kata Deddy.

Camtasia dikenal sebagai software yang serbaguna dan sering digunakan untuk membuat tutorial video dan presentasi layar. Sedangkan Filmora relatif mudah digunakan, populer di kalangan pemula karena antarmukanya yang intuitif.

Bagi pengguna produk keluaran Apple seperti mac OS dan iOS, mungkin sering terbiasa menggunakan software aplikasi editing video iMovie.

Banyaknya pilihan software editing video menunjukkan bahwa ada berbagai pilihan alat yang bisa digunakan oleh konten kreator mengolah video untuk dipublikasikan di media sosial.

Menurutnya, pilihan alat, baik hardware maupun software akan bergantung pada keahlian, kebutuhan, dan jenis konten yang akan dibuat.

Tiga orang instruktur, dari kiri ke kanan, Tina Tri Wulansari, S.Kom., M.T.I., Istiqomah Wulandari, S.E., M.E. dan Deddy Kurniawan, S.Kom., M.Kom. Foto: PSDKU Samarinda

Tiga orang instruktur, dari kiri ke kanan, Tina Tri Wulansari, S.Kom., M.T.I., Istiqomah Wulandari, S.E., M.E. dan Deddy Kurniawan, S.Kom., M.Kom. Foto: PSDKU Samarinda

Peserta pelatihan dan sertifikasi kompetensi konten kreator dari pelaku UMKM Samarinda. Foto: PSDKU Samarinda

Peserta pelatihan dan sertifikasi kompetensi konten kreator dari pelaku UMKM Samarinda. Foto: PSDKU Samarinda

Peserta pelatihan dan sertifikasi kompetensi konten kreator dari pelaku UMKM Samarinda. Foto: PSDKU Samarinda

Peserta pelatihan dan sertifikasi kompetensi konten kreator dari pelaku UMKM Samarinda. Foto: PSDKU Samarinda

Kiri, Widi Karima Karmawati dan Tiara Hajrahwati memberikan tanggapan positif pelatihan hari pertama. Foto: PSDKU Samarinda

Kiri, Widi Karima Karmawati dan Tiara Hajrahwati memberikan tanggapan positif pelatihan hari pertama. Foto: PSDKU Samarinda

Selain itu, Deddy membahas tentang Algoritma Facebook yang kerap loncat-loncat. Algoritma Facebook dianggap lebih tidak pasti atau loncat-loncat dibandingkan algoritma platform lain seperti Youtube dan Instagram.

Ini berarti menyebabkan konten di Facebook mungkin tidak selalu muncul secara konsisten di feed pengikut. Jangkauan konten di Facebook bisa sangat fluktuatif, naik turun tanpa pola yang jelas.

Menurut Deddy, perbedaan algoritma ini penting untuk dipahami oleh konten kreator. Konten kreator harus menyesuaikan strategi penyebaran konten di setiap platform agar bisa memaksimalkan jangkauan dan engagement.

Deddy juga memberikan perhatian pada gaya kerja konten kreator yang berbeda-beda. “Konten kreator ada yang single fighter atau ada juga yang dia pakai tim, tapi timnya nggak kelihatan. Gitu,” ujar Deddy.

Menurutnya, disebut tim tidak kelihatan, lantaran tim tersebut tidak muncul di depan layar atau tidak secara eksplisit diperkenalkan kepada audiens. Tim ini bisa terdiri dari editor, penulis naskah, kameramen, dan lainnya.

Sedangkan disebut single fighter lantaran konten kreator bekerja sendiri. Artinya, seorang konten kreator melakukan semua proses pembuatan konten, mulai dari perencanaan, pengambilan gambar, editing, hingga publikasi, tanpa bantuan orang lain.

Dengan memahami gaya kerja konten kreator ini, peserta diharapkan mengetahui bagaimana konten kreator bekerja dan bagaimana membagi tugas. Dibalik sebuah konten yang terlihat sederhana, ada proses yang kompleks yang melibatkan berbagai peran.

Tanggapan Positif dari Peserta Pelatihan

Sementara itu, Widi Karima Karmawati, seorang peserta pelaku UMKM di Samarinda mengatakan bahwa dirinya memiliki beberapa usaha. Salah satu usaha bisnisnya adalah penjualan produk-produk UMKM di Samarinda.

Usai mengikuti hari pertama pelatihan konten kreator, Widi menilai sangat bagus. Ia merasa mendapatkan manfaat dari pelatihan.

“Pada hari pertama pelatihan konten kreator, akhirnya kami memahami apa sebenarnya konten kreator itu, kemudian bagaimana kita bisa menjadi seorang konten kreator. Lalu, bagaimana kita mencoba untuk mengaplikasikan beberapa aplikasi agar kita bisa membuat konten yang bagus,” terangnya.

Tiara Hajrahwati, pelaku UMKM Pintu Cafe yang memproduksi keripik pisang, sambal, dan aneka cemilan lainnya, mengatakan pelatihan sangat bermanfaat.

Ia berterima kasih kepada Bank Indonesia yang telah bekerja sama dengan Universitas Mulia menggelar pelatihan dan sertifikasi kompetensi konten kreator.

“Kami bisa mengetahui apa alasan kita menjadi konten kreator, platform apa saja yang bisa kita pilih dengan kelebihan dan kekurangannya. Terus, untuk meng-upgrade diri dengan berkenalan dengan orang-orang baru, dan mendapatkan ilmu yang baru,” pungkasnya.

(SA/Kontributor)