Balikpapan, 8 Desember 2025— Di tengah situasi kebencanaan di Sumatra, keterlibatan mahasiswa Universitas Mulia melalui UKM LDK Al-Izzah kembali menunjukkan peran kampus sebagai ruang filantropi yang aktif. Selama dua hari penggalangan dana, tim mahasiswa menyisir kelas pagi dan kelas malam dengan pola kerja terorganisasi: koordinasi izin dosen, pembagian tim dokumentasi, dan pemanfaatan QRIS untuk memudahkan partisipasi.

Hasilnya, kontribusi warga kampus terkumpul dalam bentuk donasi tunai sebesar Rp5.032.000 dan transaksi QRIS sebesar Rp2.707.000. Total dana Rp7.739.000 kemudian disalurkan melalui Human Initiative. Sepanjang kegiatan, mahasiswa melaporkan dukungan yang konsisten dari dosen, karyawan, mahasiswa, hingga pedagang kantin. Pada beberapa kesempatan, penyumbang secara spontan memberikan uang dalam jumlah besar, sedangkan yang tidak membawa uang tunai memanfaatkan QRIS dengan ekspresi lega karena tetap dapat berkontribusi.

Rektor UM, Prof. Ahsin, bersama Kabag Kerjasama Wahyu Nur Alimyaningtias dan Aktivis UKM LDK Al-Izzah menerima kunjungan Fadhilur Rohim, Kepala Divisi Retail & Digital Partnership Human Initiative.

Pada Senin pagi, 8 Desember 2025, ruang Rektor di gedung White Campus menjadi titik temu antara Universitas Mulia dan Human Initiative. Rektor Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i, M.Si., menyerahkan secara langsung dana hasil penggalangan mahasiswa untuk korban bencana di Sumatra. Penyerahan dilakukan tanpa seremoni berlebihan, namun menunjukkan adanya kepahaman bersama bahwa dukungan nyata seringkali dimulai dari ruang-ruang kecil di dalam kampus. Hadir dalam pertemuan tersebut Wakil Rektor Bidang Akademik, Wisnu Hera Pamungkas, S.T.P., M.Eng., Kabag Kerjasama Universitas Mulia, Wahyu Nur Alimyaningtias, S.Kom., M.Kom. dan Sejumlah Aktivis Dakwah UKM LDK Al-Izzah UM serta  perwakilan lembaga kemanusiaan Human Initiative. Pada kesempatan yang sama, Rektor UM menerima sertifikat penghargaan dari Human Initiative.

Dari pihak Human Initiative, Kepala Divisi Retail & Digital Partnership Fadhilur Rohim menjelaskan bahwa kolaborasi dengan lembaga pendidikan tidak hanya dimaknai sebagai penggalangan dana sesaat, tetapi sebagai bagian dari ekosistem respons kebencanaan yang lebih luas. Kampus disebut sebagai pusat energi anak muda yang memiliki kepedulian sosial tinggi, mampu menggerakkan relawan dan mempercepat penyebaran informasi di saat krisis.

Rektor Universitas Mulia menyerahkan dana hasil penggalangan mahasiswa untuk korban bencana Sumatra kepada perwakilan Human Initiative.

Dalam pandangan Human Initiative, strategi bersama kampus berjalan pada beberapa bidang: kapasitas intelektual untuk edukasi kebencanaan, penggunaan jaringan digital seperti grup WhatsApp dan poster QRIS, serta kecepatan respons ketika bencana berskala besar terjadi. Kolaborasi ini dianggap investasi jangka panjang untuk membentuk generasi muda yang siap siaga dan berdaya dalam kerja kemanusiaan.

Indikator keberhasilan penyaluran bantuan dirumuskan dalam tiga aspek prioritas: ketepatan sasaran kepada kelompok rentan, kecepatan distribusi kebutuhan dasar, serta dampak jangka menengah melalui pemulihan fasilitas umum dan bantuan psikososial. Dana yang dihimpun dari Universitas Mulia dialokasikan untuk penyediaan kebutuhan dasar, layanan darurat lapangan, dan dukungan pemulihan awal.

Aktivis dakwah UKM LDK Al-Izzah menerima piagam penghargaan atas kontribusi penggalangan dana kemanusiaan.

Ketua LDK Al-Izzah sekaligus koordinator aksi, Qolby Zakin, mencatat bahwa kegiatan di lapangan berlangsung dengan disiplin. Tim masuk kelas hanya ketika suasana memungkinkan, meminta izin secara sopan, dan menyampaikan maksud dengan singkat. Pada beberapa momen, mahasiswa yang tidak membawa uang tunai tampak kecewa, tetapi berubah gembira ketika diberi opsi QRIS. “Ada teriakan syukur hanya karena bisa ikut sedekah,” ujarnya.

Bagi Qolby, solidaritas kemanusiaan dalam konteks ini memiliki dimensi spiritual. Ia mengutip hadis tentang perumpamaan kaum mukmin sebagai satu tubuh; ketika satu bagian tersakiti, bagian lain ikut merasakannya. Penggalangan dana di kampus, menurutnya, bukan sekadar aktivitas sosial tetapi bagian dari pendidikan karakter berlandaskan keimanan dan persaudaraan sebangsa.

Setelah dana diserahkan, Human Initiative akan mengawal proses distribusi di lokasi bencana. Dokumentasi penyaluran akan disampaikan melalui kanal publik, termasuk media sosial, untuk memastikan transparansi. Di internal kampus, relawan tetap dipertahankan melalui kegiatan evaluasi dan kebersamaan, dengan pesan yang berulang: meluruskan niat, bekerja lillahita’ala, dan menjaga semangat. (YMN)

Balikpapan, 8 Desember 2025—Mulia Fun Run 5K menjadi program unggulan IKA Universitas Mulia dan HIMA Manajemen tahun ini. Ketua IKA, Agung Widiyanto, S.M., menjelaskan bahwa kegiatan ini dipilih karena melihat kebutuhan akan sebuah ruang interaksi yang mampu menyatukan alumni, mahasiswa, dosen, dan masyarakat. Ia menyebut kegiatan olahraga sebagai medium yang inklusif dan mudah diikuti oleh semua kalangan.

Dalam proses penyelenggaraannya, IKA dan HIMA Manajemen menghadapi sejumlah tantangan. Penentuan rute yang aman, pengaturan logistik, pendanaan yang belum sesuai ekspektasi, dan manajemen risiko peserta menjadi perhatian utama. Untuk itu, tim teknis khusus dibentuk dan berkoordinasi dengan pihak keamanan, tenaga kesehatan, dan pihak kampus. “Simulasi rute dilakukan berulang untuk memastikan kelayakan, sementara kebutuhan logistik—mulai dari race pack, minum, marshal, hingga titik medis—ditata secara sistematis,” terang Agung. Pendekatan ini digunakan untuk memastikan kegiatan berjalan aman, terukur, dan profesional.

Wakil Rektor Bidang Akademik, Wisnu Hera Pamungkas, S.T.P., M.Eng., bersama Kepala HRD UM, Drs. Achmad Prijanto, tampak mengikuti Mulia Fun Run dengan berlari bersama para dosen dan karyawan.

Salah satu kebijakan yang diambil panitia adalah pemberian kuota gratis bagi dosen dan karyawan. Agung menyebut bahwa hal tersebut merupakan bentuk apresiasi terhadap kontribusi mereka dalam proses pendidikan dan pembinaan mahasiswa. “Keputusan ini juga menjadi simbol bahwa hubungan mahasiswa–dosen–karyawan tidak hanya bersifat akademis, tetapi juga kemitraan yang humanis,” ujarnya. Kehadiran dosen dan karyawan diharapkan memperkuat semangat kebersamaan serta menunjukkan komitmen terhadap gaya hidup sehat.

IKA dan HIMA Manajemen merancang konsep Mulia Fun Run 5K dengan tiga nilai utama: kesehatan, kebersamaan, dan identitas kampus. Nilai kesehatan ditopang dengan rute lari yang terukur, penyediaan air minum, dan dukungan tim medis. Nilai kebersamaan diwujudkan melalui desain kegiatan yang mendorong interaksi akrab antar peserta. Nilai identitas kampus hadir melalui atribut acara, publikasi, dan keterlibatan lembaga kampus. Menurut Agung, peserta tidak hanya membawa pulang pengalaman berlari, tetapi juga rasa memiliki terhadap komunitas kampus.

Untuk melihat kelayakan kegiatan ini berlanjut pada tahun berikutnya, indikator keberhasilan disusun secara kuantitatif dan kualitatif. Indikator kuantitatif meliputi jumlah peserta, tingkat partisipasi alumni, keterlibatan dosen dan karyawan, serta penyelesaian rute tanpa insiden. Indikator kualitatif yang digunakan antara lain kepuasan peserta, dampak terhadap citra kampus, kualitas interaksi sosial, dan sejauh mana kegiatan mendorong budaya hidup sehat. Data ini akan menjadi dasar dalam menentukan pengembangan program.

Sepanjang proses persiapan hingga pelaksanaan, panitia memperoleh banyak pembelajaran. Agung menyampaikan bahwa kegiatan sebesar ini membutuhkan koordinasi lintas tim, komunikasi yang efektif, dan kepemimpinan yang responsif terhadap perubahan. “Pembelajaran terpenting adalah bahwa kolaborasi adalah kunci. Setiap divisi memiliki peran vital, dan ketika semua unsur bergerak dengan visi yang sama, tantangan apa pun dapat diatasi,” ujarnya.

Kaprodi Manajemen, Dr. Pudjianti, sebelumnya menilai bahwa kegiatan ini memberi ruang partisipasi yang sehat bagi mahasiswa. “Mahasiswa belajar bagaimana mengelola event, berkomunikasi dengan banyak pihak, dan bertanggung jawab pada peran mereka,” ucapnya dalam kesempatan terpisah. Menurutnya, penyelenggaraan kegiatan seperti ini memperlihatkan bahwa mahasiswa mampu mengatur kegiatan yang terstruktur dan terukur.

Agung berharap pengalaman tersebut dapat menjadi contoh bagi organisasi mahasiswa. “Kegiatan yang profesional dan berdampak sangat mungkin diwujudkan ketika dikelola dengan disiplin, rasa memiliki, dan semangat pelayanan,” pungkasnya. (YMN)

 

Balikpapan, 8 Desember 2025— Universitas Mulia mendampingi Kelurahan Prapatan dalam penerapan administrasi digital untuk pengelolaan rumah maggot. Program ini dirancang sebagai bagian dari pengabdian masyarakat untuk merapikan alur data produksi, stok, dan penjualan, yang sebelumnya ditulis manual di kertas.

Inisiatif ini berawal dari evaluasi bersama pihak Kecamatan Balikpapan Kota mengenai sulitnya memantau aktivitas produksi secara cepat. Sistem berbasis digital dipandang lebih tepat karena memungkinkan informasi dibuka dari mana saja, tanpa menunggu bundel laporan fisik. Keputusan dapat diambil saat data masuk, bukan setelah menelusuri arsip.

Pendamping kegiatan dari Universitas Mulia, Muhammad Syafii, S.Kom., M.Kom., menjelaskan bahwa pemetaan kebutuhan dilakukan melalui komunikasi teknis dengan kelurahan. Materi yang disusun berangkat dari temuan lapangan: format laporan yang tersebar, waktu rekap yang panjang, dan risiko hilangnya dokumen. “Digitalisasi memberi struktur yang rapi. Data terkumpul, mudah diakses, dan bisa diverifikasi,” kata Syafii.

Muhammad Syafii, S.Kom., M.Kom., dari Universitas Mulia menjelaskan alur pencatatan administrasi digital pada sesi pelatihan di Kelurahan Prapatan.

Dalam sesi pelatihan, peserta diperkenalkan pada alur pencatatan produksi, distribusi, dan rangkuman penjualan harian melalui sistem aplikasi. Akses dibuat sederhana agar perangkat kelurahan dapat menggunakannya tanpa proses adaptasi yang panjang. Prinsipnya, teknologi disesuaikan dengan kebutuhan, bukan sebaliknya.

Bagi Universitas Mulia, kegiatan ini bukan sekadar pelatihan perangkat. Tujuan utamanya adalah membangun tata kelola layanan publik berbasis data. Hal ini sejalan dengan mandat Tri Dharma Perguruan Tinggi, di mana pengabdian dilakukan melalui keahlian akademik yang dimiliki dosen dan mahasiswa.

Konteks pengabdian tampak jelas: kelurahan memerlukan alat kerja yang terukur, sementara kampus memiliki kapasitas untuk merancang dan mendampingi implementasi. Kolaborasi ini menempatkan Universitas Mulia sebagai mitra teknis yang memastikan sistem berjalan dan dimengerti oleh pengguna.

Program di Kelurahan Prapatan melanjutkan pendampingan yang telah dilakukan pada kelurahan lain di wilayah Kecamatan Balikpapan Kota. Tahapannya berulang: memetakan kebutuhan, menyusun materi, menguji pemahaman, lalu memberi tindak lanjut. Dengan cara ini, setiap kelurahan mendapatkan intervensi yang sama, namun kontennya menyesuaikan realitas lapangan.

Pendampingan digital menghasilkan perubahan cara kerja: laporan tidak lagi menumpuk di map, penghitungan stok tidak bergantung pada ingatan, dan pembacaan data menjadi cepat. Langkah ini sederhana, tetapi memengaruhi banyak aspek: distribusi tanggung jawab, akurasi catatan, hingga transparansi.

Di sisi akademik, Universitas Mulia memanfaatkan kegiatan ini sebagai sarana pembelajaran berbasis praktik. Setiap evaluasi dan temuan menjadi bahan refleksi untuk pengembangan model pengabdian berikutnya. Kampus memperoleh pengalaman langsung, kelurahan mendapatkan alat kerja yang lebih efisien. (YMN)

 

Balikpapan, 8 Desember 2025 — Mahasiswa Universitas Mulia melalui UKM LDK Al-Izzah mengadakan aksi penggalangan dana untuk membantu korban banjir bandang di Sumatra. Kegiatan dilaksanakan pada 4–5 Desember 2025 di lingkungan Kampus Universitas Mulia dan mendapat dukungan dari dosen serta mahasiswa.

Pembina UKM LDK Al-Izzah, Wahyu Nur Alimyaningtias, S.Kom., M.Kom., menyampaikan bahwa kegiatan ini tidak hanya bertujuan untuk mengumpulkan bantuan, tetapi juga untuk menumbuhkan kesadaran kritis mengenai bencana.
“Mahasiswa memiliki peran sebagai agen perubahan sekaligus kontrol sosial. Kepedulian tidak hanya berhenti pada empati, tetapi juga tindakan nyata dan pemikiran intelektual,” ujarnya.

Wahyu Nur Alimyaningtias, S.Kom., M.Kom., Pembina UKM LDK Al-Izzah UM, berfoto bersama para aktivis akhwat usai aksi solidaritas kampus.

Dalam penggalangan dana selama dua hari, relawan menyisir kelas-kelas pada waktu kuliah pagi dan malam. Dana yang terkumpul melalui QRIS berjumlah Rp2.707.000 dan disalurkan melalui Human Initiative. Selain itu, donasi sebesar dari Rp5.032.000 yang didapat melalui sumbagan langsung (kotak ifaq) disalurkan melalui Nurul Hayat sebagai mitra kampus dalam kegiatan filantropi.

Menurut Wahyu, penggalangan dana merupakan bagian dari tanggung jawab sosial kampus. Ia menilai bencana tidak hanya isu alamiah, tetapi juga terkait tata kelola lingkungan, mitigasi, dan kepedulian masyarakat.
“Mahasiswa diharapkan mampu memberikan edukasi yang benar kepada masyarakat, mendorong inovasi kebencanaan, dan hadir sebagai jembatan antara dunia akademik dan masyarakat,” katanya.

Respons civitas akademika dinilai sangat positif. Banyak dosen memberikan kesempatan bagi relawan untuk menyampaikan maksud kegiatan, dan mahasiswa menyambut antusias, termasuk melalui pembayaran nontunai melalui QRIS.

Wahyu menambahkan bahwa kesadaran ekologis dan solidaritas kemanusiaan perlu dijaga secara berkelanjutan.
“Gerakan ini adalah momentum untuk membangun kepedulian bersama. Bencana tidak boleh hanya menjadi berita yang lewat, tetapi panggilan untuk melindungi alam dan sesama,” tandasnya. (YMN)

Balikpapan, 8 Desember 2025 – Program Studi Manajemen Universitas Mulia mendukung penuh pelaksanaan Mulia Fun Run 5K yang digagas Himpunan Mahasiswa Manajemen. Kegiatan ini tidak hanya dipandang sebagai aktivitas olahraga, tetapi sebagai bagian dari strategi prodi dalam membangun kualitas ekosistem akademik.

Kaprodi Manajemen, Dr. Pudjiati, S.E., M.M., menegaskan bahwa dukungan prodi bertumpu pada dua pertimbangan: akademik dan non-akademik. Menurutnya, mahasiswa membutuhkan pengalaman belajar yang tidak semata terjadi di ruang kuliah.

“Fun Run kami arahkan untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan mahasiswa. Dari sisi pembelajaran, kegiatan ini membantu mahasiswa mengelola waktu, meningkatkan konsentrasi, dan memperkuat kemampuan kerja sama dalam tim,” ujarnya.

Bagi Prodi Manajemen, olahraga tidak berdiri di luar ranah pendidikan tinggi. Dr. Pudjiati menyebut bahwa kegiatan fisik yang terstruktur memberi dampak langsung terhadap kualitas hidup mahasiswa, termasuk stamina, fokus belajar, dan produktivitas.

“Kami memaknainya sebagai bagian dari ekosistem pendidikan. Fun Run membangun kesadaran akan pentingnya kesehatan dan kesejahteraan, serta menciptakan hubungan yang lebih cair antara dosen, karyawan, dan mahasiswa,” jelasnya.

Ia juga menambahkan bahwa kegiatan ini membuka ruang perjumpaan dengan komunitas luar kampus, karena pendaftaran dibuka pula untuk masyarakat umum. Menurutnya, dampak semacam ini relevan dalam konteks promosi prodi yang bersifat organik.

Direktur Eksekutif BPH Yayasan Airlangga, Dr. Agung Sakti Pribadi, S.H., M.H., bersama Ketua Yayasan Airlangga, Mulia Hayati Devianty, S.E., melakukan prosesi pemotongan tumpeng sebagai penanda pembukaan kegiatan.

Nilai Organisasi yang Disasar

Dalam pelaksanaannya, Fun Run bukan sekadar ajang berkumpul, tetapi menjadi medan pembelajaran kepemimpinan. Prodi ingin mahasiswa mengalami langsung dinamika kerja tim, koordinasi lintas unit, dan kemampuan mengambil keputusan di lapangan.

“Nilai yang kami tekankan adalah kemampuan bekerja sama, memimpin, dan beradaptasi dengan lingkungan yang berbeda,” kata Dr. Pudjiati.

Evaluasi dan monitoring menjadi instrumen agar kegiatan tidak berakhir sebatas seremoni. Mahasiswa dilibatkan dalam perencanaan, logistik, hingga evaluasi pasca-acara.

“Kami memastikan kegiatan ini tidak berhenti pada pelaksanaan. Ada evaluasi berkelanjutan yang kami lakukan untuk melihat dampaknya, sekaligus membangun pengalaman mahasiswa dalam mengelola kegiatan,” tambahnya.

Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Kota Balikpapan, Ratih Kusuma, secara resmi membuka Mulia Fun Run.

Pembeda yang Signifikan

Salah satu hal yang menurutnya patut dicatat adalah keterlibatan seluruh unsur kampus. Tidak hanya mahasiswa, tetapi juga dosen dan tenaga kependidikan.

“Fun Run menjadi ruang kebersamaan semua civitas akademika. Dari sana tumbuh kesadaran kolektif bahwa kesehatan adalah bagian dari budaya kampus,” ungkapnya.

Keterbukaan pendaftaran bagi masyarakat umum, menurutnya, memberi nilai tambah tersendiri. Prodi Manajemen hadir sebagai bagian dari masyarakat, bukan entitas yang bekerja secara tertutup.

Peserta Mulia Fun Run memulai lari dari garis start di area kampus Universitas Mulia.

Harapan ke Depan

Dr. Pudjiati berharap Fun Run berkembang menjadi agenda unggulan yang menegaskan karakter prodi sebagai program studi yang inovatif dan dekat dengan komunitas.

“Kami ingin kegiatan ini terus tumbuh dan menjadi identitas Prodi Manajemen. Selain menyehatkan, ia membangun citra prodi sebagai prodi yang aktif, kreatif, dan mampu hadir di tengah masyarakat,” tutupnya. (YMN)

 

 

Balikpapan, 8 Desember 2025—Mahasiswa Universitas Mulia melalui LDK Al-Izzah mengadakan aksi solidaritas penggalangan dana untuk membantu korban bencana di Sumatra. Kegiatan ini berlangsung selama dua hari dengan menyisir seluruh gedung kampus, kelas pagi maupun malam. Total dana yang terhimpun mencapai Rp7.739.000, terdiri dari Rp5.032.000 donasi tunai melalui kotak infaq dan Rp2.707.000 melalui QRIS yang masuk langsung ke rekening Human Initiative.

Aktivis LDK Al-Izzah UM mengumpulkan donasi dari mahasiswa kelas malam sebagai bentuk solidaritas untuk korban bencana Sumatra.

Koordinator aksi sekaligus Ketua LDK Al-Izzah UM, Qolby Zakin, mengatakan pemicu kegiatan ini adalah rasa kemanusiaan dan ukhuwah. Menurutnya, kabar mengenai korban jiwa dan kerusakan di Sumatra memunculkan keinginan untuk ikut membantu.

“Rasanya pilu melihat saudara-saudari kita di Sumatra kehilangan nyawa, harta, dan tempat tinggal. Hati kami tergerak; kami ingin membantu tidak hanya lewat doa, tapi juga ikhtiar nyata dengan menggalang dana keliling kampus,” ujarnya.

Selain mengumpulkan donasi, aksi ini juga dimaksudkan untuk menumbuhkan empati di lingkungan kampus. Aksi dilakukan dengan mendatangi kelas saat pergantian jam kuliah, menyampaikan maksud secara singkat setelah memperoleh izin dari dosen.

Penggalangan dana berlangsung di Fakultas Hukum Kelas Pagi, dengan antusiasme mahasiswa dalam mendukung aksi kemanusiaan.

Aksi ini digelar setelah adanya tawaran kerja sama dari Human Initiative Kaltim. Seluruh dana yang terkumpul dari penggalangan di kelas akan diserahkan penuh kepada lembaga tersebut untuk disalurkan ke lokasi bencana. LDK Al-Izzah juga tetap bekerja sama dengan Nurul Hayat sebagai pihak yang sudah memiliki hubungan resmi dengan kampus, membuka kesempatan donasi bagi civitas akademika melalui jalur tersebut.

Untuk memaksimalkan penggalangan, anggota UKM dibagi menjadi dua tim besar untuk menyisir fakultas: Fakultas Ilmu Komputer, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Fakultas Humaniora dan Kesehatan, dan Fakultas Teknik. Setiap tim memiliki peran yang jelas, dari dokumentasi, pembawa kotak donasi, hingga anggota yang bertugas meminta izin masuk kepada dosen atau ketua kelas.

Seorang dosen menyerahkan donasinya kepada aktivis LDK Al-Izzah di area parkir kampus sebagai wujud kepedulian.

Respons kampus dinilai positif. Banyak dosen memberikan dukungan dan memberi kesempatan bagi relawan Al-Izzah untuk masuk ke kelas.

“Banyak dosen langsung mengeluarkan beberapa lembar merah dari dompet untuk disumbangkan. Melihat dukungan total dari para dosen itu sangat memotivasi,” tutur Qolby.

Beberapa mahasiswa juga menunjukkan antusiasme ketika mengetahui metode pembayaran tanpa tunai tersedia.

“Ada yang kecewa karena tidak bawa uang tunai, tetapi begitu kami sampaikan bisa pakai QRIS, mereka langsung teriak antusias, ‘Alhamdulillah!’,” katanya.

Seorang mahasiswi melakukan pembayaran donasi melalui QRIS untuk membantu penanganan bencana di Sumatra.

Menurut Qolby, bagi mahasiswa UM, kegiatan ini merupakan wujud persaudaraan sesama muslim dan sebangsa.

Ia mengutip sabda Nabi Muhammad tentang mukmin yang ibarat satu tubuh, di mana jika satu bagian sakit, seluruh tubuh merasakannya. Solidaritas dinilai sebagai bentuk pemenuhan tanggung jawab kemanusiaan.

Langkah setelah penggalangan adalah menyerahkan hasil donasi kepada Human Initiative. LDK Al-Izzah akan mengawal proses distribusi dan membagikan dokumentasi resmi penyaluran melalui media sosial untuk menjaga transparansi.

“Nantinya akan ada foto dan video penyaluran dari pihak Human Initiative. Kami akan publikasikan di Instagram resmi UKM Al-Izzah agar civitas akademika bisa melihat bukti penyalurannya,” ujar Qolby.

Seorang ibu kantin menyumbangkan donasi yang diterima oleh aktivis LDK Al-Izzah UM sebagai bagian dari aksi peduli bencana Sumatra.

Semangat relawan dijaga dengan mengingatkan kembali niat, memperkuat kebersamaan, dan menjadikan kegiatan ini sebagai amal jariyah.

Di akhir wawancara, Qolby menyampaikan pesan kepada masyarakat agar bencana tidak hanya menjadi berita duka yang berlalu.

“Peristiwa di Sumatra adalah panggilan hati. Doa adalah energi, tetapi aksi nyata, baik itu donasi sekecil apa pun, tenaga, adalah manifestasi keimanan kita.” (YMN)

Balikpapan, 3 Desember 2025—Universitas Mulia menjadi salah satu dari 11 perguruan tinggi di Balikpapan yang menjadi lokasi Aksi Simpatik Hari AIDS Sedunia bertema “Bersama Wujudkan Indonesia Tanpa AIDS 2030, Mulai dari Kampus”. Kegiatan yang meliputi sosialisasi pencegahan HIV dan skrining TB ini menghadirkan narasumber dari Dinas Kesehatan Kota Balikpapan, termasuk dr. I Dewa Gede Dony Lesmana, yang memaparkan situasi epidemiologi terkini dan tantangan edukasi di kelompok usia mahasiswa.

dr. I Dewa Gede Dony Lesmana narasumber dari Dinas Kesehatan Kota Balikpapan.

Dalam penjelasannya, dr. Dony menyampaikan bahwa mahasiswa merupakan kelompok strategis yang tidak dapat diabaikan dalam upaya menekan penularan HIV. Berdasarkan data Dinas Kesehatan, usia 15–24 tahun menyumbang 23% dari seluruh kasus positif HIV di Balikpapan, yaitu 61 kasus. Ia menegaskan bahwa angka tersebut bukan sekadar statistik, melainkan gambaran nyata kerentanan usia remaja.
“Jika kita berbicara tentang pencegahan, maka kelompok usia inilah yang harus ditemui. Mereka bergerak cepat, dinamis, dan risikonya meningkat ketika lingkungan sosialnya kurang terawasi,” ujar dr. Dony.

Panitia dari Dinas Kesehatan Kota Balikpapan, pimpinan Universitas Mulia, dan para peserta berfoto bersama seusai pelaksanaan Aksi Simpatik Hari AIDS Sedunia.

Temuan lokal tersebut sejalan dengan hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017, yang menunjukkan bahwa tingkat literasi HIV komprehensif di kalangan remaja nasional baru mencapai 14,1%. Menurut dr. Dony, rendahnya literasi ini memiliki implikasi langsung terhadap perilaku dan pengambilan keputusan. “Pengetahuan dasar mereka masih sangat terbatas. Ketidaktahuan inilah yang membuat intervensi edukasi di kampus menjadi bukan sekadar program pendukung, tetapi kebutuhan mendesak,” jelasnya.

Walaupun Balikpapan belum memiliki survei lokal mengenai tingkat pengetahuan mahasiswa terhadap HIV dan TB, Dinas Kesehatan menggunakan capaian nasional tersebut sebagai pijakan. Selain pertimbangan epidemiologis, dr. Dony menekankan faktor psikososial sebagai penyebab tingginya risiko. “Remaja memiliki kecenderungan untuk mencoba hal baru. Tekanan pergaulan dan rasa ingin tahu sering kali lebih dominan dibanding pertimbangan kesehatan. Faktor ini harus dipahami sebagai dasar perancangan edukasi,” tambahnya.

Dalam kegiatan yang menyasar 11 kampus, Dinas Kesehatan menetapkan dua indikator keberhasilan jangka pendek. Pertama, peningkatan pemahaman peserta, diukur melalui perbandingan nilai pre-test dan post-test. Kedua, partisipasi mahasiswa dalam pemeriksaan HIV secara sukarela. Kedua indikator ini dinilai penting untuk melihat apakah intervensi berjalan efektif dan diterima oleh mahasiswa.

Suasana pemaparan materi dalam roadshow Pencegahan dan Pengendalian HIV serta skrining TB oleh tim Dinas Kesehatan Kota Balikpapan.

 

Untuk strategi jangka panjang, dr. Dony menilai bahwa kegiatan semacam ini tidak boleh berhenti pada momentum Hari AIDS Sedunia. “Edukasi harus berkesinambungan, tidak berhenti setelah acara berakhir. Yang lebih penting lagi, kampus perlu terhubung dengan jejaring layanan HIV sehingga setiap kasus dapat ditangani secara komprehensif,” ungkapnya.

Ia juga menyampaikan sejumlah rekomendasi bagi institusi perguruan tinggi. Sosialisasi perlu digelar secara berkala, bekerja sama dengan Dinas Kesehatan dan unit kemahasiswaan. Selain itu, kampus dapat mempertimbangkan pembentukan Satgas HIV, dengan dosen tertentu dilatih menjadi konselor. “Kampus adalah lingkungan pendidikan. Jika kita ingin pencegahan berjalan efektif, maka harus ada struktur internal yang bisa bekerja secara mandiri dan terkoordinasi,” tegas dr. Dony.

Kegiatan di Universitas Mulia ini menjadi salah satu upaya penting untuk memperkuat kesadaran, mengurangi stigma, dan mendorong deteksi dini di kalangan mahasiswa. Dengan beban epidemi yang semakin bergerak ke kelompok usia muda, integrasi antara institusi pendidikan dan otoritas kesehatan menjadi langkah strategis yang perlu diperluas dan dipertahankan. (YMN)

 

Balikpapan, 2 Desember 2025 — Upaya pemerintah memperluas literasi kesehatan publik kembali menyentuh lingkungan perguruan tinggi. Melalui program aksi simpatik Hari AIDS Sedunia 2025, Kementerian Kesehatan RI bersama Dinas Kesehatan Kota Balikpapan menyelenggarakan rangkaian edukasi HIV dan skrining tuberkulosis (TB) di 11 kampus, termasuk Universitas Mulia. Kegiatan berlangsung di Ballroom Cheng Ho, Selasa (2/12).

Program ini menghadirkan Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kota Balikpapan, dr. Elizabeth Rassi, yang memaparkan perkembangan terbaru epidemi HIV di kota ini. Melalui data lokal dan contoh kasus, mahasiswa diajak melihat bagaimana penularan HIV masih terjadi di kelompok usia produktif dan remaja—kelompok yang juga mengisi ruang-ruang kampus.

dr. Agustinus Wendhi Widata memaparkan informasi dasar HIV/AIDS, membuka sesi dengan penjelasan yang menempatkan mahasiswa pada konteks epidemi yang sebenarnya.

Wakil Rektor Bidang Sumber Daya Universitas Mulia, Yusuf Wibisono, S.E., M.T.I., menyampaikan bahwa kampus tidak bisa memisahkan diri dari isu kesehatan publik. Ia menilai bahwa keterhubungan mahasiswa dengan informasi kesehatan harus diwujudkan melalui paparan langsung dari tenaga kesehatan, bukan hanya melalui bahan ajar atau literatur.

Dalam diskusinya dengan dr. Elizabeth sebelum kegiatan dimulai, Wibisono mencatat bahwa Kota Balikpapan memiliki 361 kasus HIV yang tercatat, dengan kemungkinan angka yang lebih tinggi karena sebagian kasus tidak terdeteksi. Menurutnya, kondisi ini menempatkan institusi pendidikan pada posisi yang relevan untuk memperkenalkan pendekatan pencegahan yang berbasis bukti.

Para peserta mengikuti penjelasan narasumber dengan saksama, mencatat poin-poin penting mengenai penularan, pencegahan, dan layanan kesehatan terkait HIV/AIDS.

“HIV belum memiliki terapi yang mampu menghilangkan virus sepenuhnya. Maka cara paling masuk akal adalah memperkecil risiko melalui pemahaman dan perilaku yang sesuai dengan fakta medis,” ungkapnya. Ia juga mendorong mahasiswa untuk memanfaatkan forum ini sebagai kesempatan belajar yang bersifat langsung dan terukur.

Setelah sesi pemaparan, kegiatan berlanjut dengan layanan skrining TB dan konseling singkat oleh tim Dinas Kesehatan. Dalam proses ini, mahasiswa dapat mengamati bagaimana asesmen kesehatan dilakukan, termasuk identifikasi faktor risiko dan alur layanan rujukan.

Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kota Balikpapan, dr. Elizabeth Rassi, memberikan suvenir kepada peserta sebagai penanda apresiasi atas partisipasi dalam rangkaian edukasi kesehatan.

Di lingkungan Universitas Mulia, kegiatan seperti ini dipandang sebagai cara untuk memperlihatkan bagaimana isu epidemiologi dipahami dan diterapkan dalam konteks nyata. Interaksi mahasiswa dengan tenaga kesehatan membuka ruang belajar yang berbeda dari ruang kuliah, karena mereka melihat langsung bagaimana pendekatan medis, data, dan komunikasi kesehatan bertemu dalam praktik. (YMN)

 

Balikpapan, 1 Desember 2025 — Pagi itu, halaman Hotel Novotel dipenuhi warna merah marun yang memantul pada dinding-dinding kaca. Bukan sekadar warna seragam toga, tetapi warna yang mengisyaratkan kebahagiaan para lulusan Universitas Mulia yang hari ini menutup satu bab penting perjalanan akademik mereka.

Ketika lagu Indonesia Raya berkumandang, seluruh ruangan berdiri tegak. Keheningan yang menyusul saat mengheningkan cipta mematri kesadaran bahwa perjalanan ini tidak pernah ditempuh seorang diri. Disusul Hymne Balikpapan dan Mars Universitas Mulia, suasana berubah menjadi khidmat. Doa yang dipimpin Drs. Achmad Supriyanto mengalun pelan, seakan memayungi seluruh harapan yang memenuhi ruang itu.

Tak lama, denting musik tarian Dayak mengisi udara. Para penari melangkah anggun, membuka sidang senat terbuka dengan penghormatan khas Kalimantan Timur—sebuah pengingat bahwa setiap perjalanan akademik selalu berdiri di atas kebudayaan tempat ia tumbuh.

Ketua Senat UM, Dr. Agung Sakti Pribadi, S.H., M.H., membuka sidang wisuda ke-7 Program Sarjana Tahun Akademik 2024–2025 dengan ketegasan seorang akademisi yang memahami nilai sebuah pencapaian.

“Jangan Minta Lagi Uang Saku, Nak”

Dalam laporan dan sambutannya, Rektor Universitas Mulia, Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i, M.Si., menyampaikan capaian universitas serta luapan bangga kepada lulusan yang hari ini resmi menuntaskan pendidikan mereka.

Ketua Yayasan Airlangga Balikpapan, Mulia Hayati Devianti, S.E., yang memberikan sambutan berikutnya, menghadirkan momen paling humanis dalam ruangan itu. Suaranya tenang, namun sarat penegasan tentang makna kedewasaan dan tanggung jawab.

Ia menyampaikan dalam logat Bugis,
Jangan minta lagi uang saku dih. Tugasmu sekarang membuat orang tuamu beristirahat dari kekhawatiran itu.”

Kalimat itu memecah keheningan. Beberapa orang tua terlihat mengangguk, sebagian menunduk, mungkin menyimpan air mata.

Mulia Hayati juga mengungkapkan kekagumannya terhadap pencapaian lulusan UM: 361 wisudawan, dengan 54% meraih predikat cumlaude serta 45% meraih nilai tinggi.

“Mimpi adalah awal. Tapi tanpa tindakan, ia hanya tinggal angan,” ujarnya. “Hari ini kalian mekar seperti bunga musim semi, menunjukkan bahwa ketekunan kalian bukan sekadar konsep, tetapi nyata.”

Ia juga menyampaikan terima kasih kepada para orang tua, keluarga, dosen, dan seluruh tenaga kependidikan UM. “Setiap air mata, setiap malam yang panjang, hari ini terbayar,” tuturnya.

Kolaborasi Baru, Komitmen Baru

Usai sambutan, agenda dilanjutkan dengan penandatanganan MoU antara Universitas Mulia dan Cabang Dinas Pendidikan Wilayah I Provinsi Kalimantan Timur, yang diwakili Kepala Cabang Dinas, Dr. Winarno, S.Pd., M.Pd. Kolaborasi ini menandai komitmen UM dalam memperluas jejaring akademik dan kontribusi pendidikan di daerah.

Wakil Rektor Bidang Akademik, Wisnu Hera Pamungkas, S.T.P., M.Eng., kemudian membacakan SK kelulusan, memulai prosesi wisuda. Satu per satu nama dipanggil—dari Fakultas Ilmu Komputer, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Fakultas Humaniora dan Kesehatan, hingga Fakultas Hukum. Nama, gelar, dan predikat mereka disebut lantang, mengisi ruangan seolah menegaskan bahwa setiap pencapaian memiliki identitas yang tak boleh dilupakan.

Janji yang Bergema di Ruang Sidang Senat

David Kusuma memimpin pembacaan Janji Wisudawan. Suaranya mantap, diikuti ratusan suara lain yang menyatu menjadi gema yang memenuhi ruangan. Janji itu bukan sekadar rangkaian kata, tetapi penegasan bahwa ilmu pengetahuan harus berpihak pada kebaikan dan kemanusiaan.

Lagu “Padamu Negeri” menyusul, memberi ruang bagi setiap lulusan untuk mengingat tanah yang membesarkan mereka.

Di akhir prosesi, Agung Widianto, S.M., mewakili para lulusan menyampaikan kesan dan pesan. Ia menuturkannya tanpa berlebihan, tetapi justru karena itulah kata-katanya terasa kuat.

“UM bukan hanya tempat belajar,” katanya. “Di sini kami tumbuh—dalam cara berpikir, dalam keberanian menghadapi dunia nyata, dalam cara kami memahami tanggung jawab. Kampus ini adalah rumah yang mengajarkan bagaimana menerima kegagalan tanpa kehilangan diri.”

Ia menutup pesannya dengan suara yang sedikit bergetar,
“Ketika kami melangkah keluar hari ini, nama UM melekat pada setiap langkah kami. Bukan sebagai beban, tetapi sebagai identitas. Rumah yang membentuk kami.”

Penutup: Langkah Baru, Doa yang Tetap Menjaga

Wisuda ke-7 Universitas Mulia bukan sekadar acara seremonial. Ia adalah pertemuan antara rasa syukur, kerja keras, dan harapan masa depan. Toga merah itu akhirnya bukan hanya simbol kelulusan, tetapi tanda bahwa perjalanan yang lebih besar tengah menunggu.

Dalam ruangan itu, sebelum semua beranjak, para orang tua memeluk anak-anak mereka. Ada harapan yang tak diucapkan, doa yang tak selalu terdengar, dan kebanggaan yang tak pernah bisa diterjemahkan sepenuhnya. Namun pagi itu, semuanya menjadi nyata.

Universitas Mulia mengantarkan 361 lulusan menuju perjalanan hidup berikutnya—dengan ilmu, dengan akhlak, dan dengan keberanian untuk menjadi bagian dari perubahan. (YMN)

Balikpapan, 1 Desember 2025 — Universitas Mulia menyelenggarakan Wisuda ke-7 Tahun 2025 pada Senin, 1 Desember 2025 di Hotel Novotel Balikpapan. Acara dihadiri jajaran Pembina, Pengurus, dan Badan Pengelola Harian Yayasan Airlangga, perwakilan Pemerintah Kota Balikpapan, pimpinan perguruan tinggi, serta orang tua wisudawan. Dalam sambutannya, Rektor Universitas Mulia menyampaikan uraian komprehensif mengenai capaian institusi, profil lulusan, serta arah pengembangan kompetensi di era teknologi digital dan kecerdasan buatan.

Penghargaan kepada Wisudawan, Orang Tua, dan Sivitas Akademika

Rektor UM, Prof Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i, M.Si. membuka sambutan dengan menegaskan bahwa wisuda merupakan tonggak penting bagi para lulusan sekaligus momentum reflektif atas perjalanan akademik yang telah ditempuh. Ucapan selamat disampaikan kepada 361 lulusan dari berbagai program studi, disertai apresiasi eksplisit kepada orang tua dan wali mahasiswa yang disebut sebagai pihak yang menyediakan dukungan moral, finansial, dan spiritual hingga para wisudawan mencapai tahap akhir studinya.

Kepada dosen dan tenaga kependidikan, Rektor menekankan bahwa setiap ijazah yang diterima mahasiswa tidak berdiri sendiri, melainkan hasil dari rangkaian proses panjang mulai dari penyusunan materi, pendampingan akademik, penilaian, hingga dukungan administratif yang konsisten.

Profil Wisuda 2025

Pada wisuda tahun ini, Universitas Mulia melepas 361 lulusan S1 dengan karakteristik sebagai berikut:

  • Predikat kelulusan: 54% meraih predikat Sangat Memuaskan dan 45% Cum Laude.
  • Rerata IPK: 3,56, meningkat dibanding 2024.
  • Rerata masa studi: 4 tahun 5 bulan.
  • Masa studi tercepat: Wahyu Aji Purnama (S1 Teknik Informatika) dengan masa studi ±3 tahun 4 bulan.
  • Wisudawan tertua: Ratna Arif (S1 Farmasi) berusia sekitar 49 tahun.
  • Wisudawan termuda: Nabila Cantika Anajolla (S1 Sistem Informasi) berusia sekitar 20 tahun.

Rektor menegaskan bahwa beragamnya perjalanan studi para lulusan menunjukkan bahwa setiap mahasiswa memiliki ritme dan tantangan masing-masing, namun seluruhnya tiba pada garis akhir yang sama pada hari wisuda.

Peningkatan Kepercayaan Publik dan Capaian Kelembagaan

Rektor memaparkan perkembangan signifikan terkait pertumbuhan mahasiswa dan kinerja institusi dalam tiga tahun terakhir. Jumlah mahasiswa baru meningkat rata-rata 10–11% per tahun, sementara mahasiswa aktif bertambah 3–4% per tahun. Universitas Mulia juga mencatat lebih dari 80 kerja sama tridharma, baik internasional maupun nasional.

Di bidang akademik, kenaikan jabatan fungsional dosen mencapai hampir 50% dalam dua tahun terakhir. Produktivitas ilmiah juga menunjukkan perkembangan melalui 378 karya ilmiah dalam tiga tahun, 88 Hak Kekayaan Intelektual, satu paten, serta 65 buku ber-ISBN dalam lima tahun terakhir.

Tracer Study dan Mutu Lulusan

Laporan tracer study menunjukkan:

  • Waktu tunggu memperoleh pekerjaan: 3,7 bulan.
  • Kesesuaian bidang kerja: 83% bekerja sesuai kompetensi akademik.
  • Penilaian pengguna: 98% puas (80% menilai “Sangat Baik”, 18% “Baik”)

Lulusan Universitas Mulia bekerja pada berbagai sektor, mulai dari perusahaan multinasional, industri nasional, lembaga pemerintah, hingga wirausaha mandiri.

Penguatan Ekosistem Technopreneurship

Rektor menguraikan bahwa penguatan ekosistem technopreneurship terus dibangun melalui:

  • Inkubator Bisnis UM yang berfungsi mengubah ide inovatif menjadi produk dan rintisan usaha.
  • LSP UM serta kerja sama Sertifikasi Digital Talent (Kominfo/KomDigi) untuk memperluas akses micro-credentials.
  • Laboratorium berbasis income generator, seperti Rumah Produksi Kosmetik Tipe B (Prodi Farmasi) dan Tempat Penitipan Anak (Prodi PG-PAUD).
  • Dukungan pendanaan riset melalui DIPA internal, BRIDA, dan hibah PP-PTS untuk penguatan pembelajaran PjBL, MKWK, dan aktivitas riset terapan.

AI Generatif: Peluang, Risiko, dan Etika

Salah satu bagian penting dalam sambutan Rektor adalah penekanan mengenai perkembangan kecerdasan buatan generatif seperti ChatGPT, Gemini, Copilot, DALL·E, dan Midjourney. Menurutnya, teknologi ini membawa peluang besar dalam penulisan, penerjemahan, perancangan, hingga pemrograman.

Namun, risiko seperti deepfake, hoaks, penipuan, dan plagiarisme perlu dipahami secara kritis. Rektor menegaskan bahwa AI menggantikan pekerjaan rutin, bukan peran manusia yang memiliki kemampuan kritis, empatik, dan berintegritas. Karena itu, lulusan Universitas Mulia diharapkan tidak sekadar menjadi pengguna teknologi, tetapi pihak yang mampu memimpin pemanfaatan AI secara bertanggung jawab dan etis.

Future Skills dan Kurikulum OBE 2025

Rektor memaparkan orientasi kompetensi masa depan (future skills), meliputi literasi AI dan data, analytical and creative thinking, keamanan siber, kepemimpinan, kolaborasi, serta komitmen pada pembelajaran sepanjang hayat. Kurikulum Outcome-Based Education (OBE) Universitas Mulia 2025 disusun selaras dengan kebutuhan tersebut melalui metode pembelajaran berbasis proyek, studi kasus, sertifikasi profesi, micro-credentials, dan program magang industri.

Pesan bagi Lulusan

Dalam penutup sambutannya, Rektor menekankan empat pesan utama:

  1. Menjaga nama baik diri, keluarga, dan almamater dalam setiap bentuk pengabdian dan pekerjaan.
  2. Mengembangkan kompetensi dan jejaring profesional, mengingat dinamika teknologi dan ilmu pengetahuan bergerak sangat cepat.
  3. Menanamkan jiwa technopreneur dan inovator, agar lulusan tidak hanya menjadi pengguna teknologi, tetapi pencipta solusi berbasis teknologi.
  4. Berperan aktif dalam perkembangan daerah dan bangsa, terutama pada agenda strategis Kalimantan Timur dan Kota Balikpapan.

Rektor mengapresiasi kerja keras para lulusan yang harus menyeimbangkan studi dengan pekerjaan, kondisi keluarga, atau kendala ekonomi. Ia menegaskan bahwa ketahanan dan kemampuan untuk menyelesaikan proses akademik merupakan modal penting dalam menghadapi dunia profesional.

Acara wisuda diakhiri dengan ajakan kepada para lulusan untuk tetap menjalin hubungan dengan almamater serta turut berkontribusi dalam pengembangan Universitas Mulia di masa mendatang. (YMN)