Tag Archive for: FHK Universitas Mulia

Mahasiswa PG-PAUD UM Ciptakan Dongeng Digital: Gerakan Literasi dari Layar ke Hati

Balikpapan, 20 Oktober 2025 – Di tengah derasnya gelombang digitalisasi pendidikan, mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PG-PAUD) Universitas Mulia memilih jalannya sendiri: melestarikan budaya bercerita melalui teknologi. Melalui kegiatan Workshop Pembuatan Buku Dongeng Digital, mereka menghidupkan kembali tradisi lisan dalam bentuk karya interaktif yang bisa diakses dari layar mana pun.

Ketua Himpunan Mahasiswa (HIMA) PG-PAUD, Nur Wahida, menjelaskan bahwa gagasan kegiatan ini lahir bukan sekadar untuk memenuhi program kerja organisasi, tetapi sebagai respon terhadap perubahan besar dalam dunia pendidikan anak.

“Awalnya kegiatan ini merupakan program kerja HIMA periode 2024–2025, namun kami melihat tren pendidikan yang kini semakin kuat dengan konten digital. Dari situ muncul ide untuk mengembangkan dongeng tradisional agar masuk dalam dunia digitalisasi,” ujarnya.

Tema “Membangun Kreativitas Guru AUD melalui Karya Buku Dongeng Digital yang Interaktif dan Edukatif” dipilih bukan tanpa alasan. Bagi HIMA PG-PAUD, kreativitas guru bukan hanya kemampuan mencipta cerita, tetapi kemampuan menjembatani nilai-nilai budaya dengan teknologi yang akrab di tangan anak-anak.

Foto bersama usai workshop pembuatan buku dongeng digital di ruang eksekutif White Campus Universitas Mulia, Sabtu (19/10/2025).

“Tema ini menjadi bentuk harapan agar guru PAUD mampu menciptakan karya yang bisa digunakan dalam pembelajaran, yang tetap interaktif dan edukatif,” jelasnya.

Respons peserta pun melampaui ekspektasi. Mahasiswa mengaku antusias karena untuk pertama kalinya mereka menghasilkan karya digital yang bisa dibaca dan dibagikan secara luas.

“Workshop ini jadi pengalaman pertama bagi banyak mahasiswa. Mereka membuat karya asli, mempublikasikannya secara online, dan menyadari bahwa hasil kreativitas mereka bisa diakses oleh banyak orang,” katanya.

 Suasana workshop di Laboratorium A White Campus saat peserta antusias membuat buku dongeng digital interaktif sebagai hasil praktik pembelajaran.

Ketertarikan juga datang dari kalangan pendidik PAUD di luar kampus. Beberapa kepala sekolah dan Bunda PAUD Balikpapan Selatan turut hadir meninjau jalannya workshop.

“Dari kunjungan itu, beberapa kepala sekolah bahkan tertarik memasukkan karya mahasiswa ke galeri pustaka digital Bunda PAUD Balikpapan Selatan,” ungkapnya.

Dalam kegiatan yang berlangsung selama dua hari itu, setiap peserta wajib menulis dan merancang satu buku dongeng digital secara mandiri. Setiap naskah dibuat dari ide orisinal peserta dan dipublikasikan melalui platform FlipHTML5, agar bisa dibaca publik secara daring.

“Kami ingin setiap peserta benar-benar menulis cerita mereka sendiri, bukan menyalin. Semua karya dipublikasikan agar bisa menjadi bagian dari literasi digital anak,” jelasnya.

HIMA PG-PAUD juga berkolaborasi dengan narasumber profesional di bidang mendongeng dan pembuatan konten digital agar peserta dapat belajar langsung dari praktisi.

Ketua HIMA PGPAUD Universitas Mulia, Nur Wahida, menyerahkan sertifikat penghargaan kepada narasumber pertama, Kak Eri, pendongeng Balikpapan yang inspiratif.

“Kami menyiapkan pemateri yang kompeten di setiap sesi agar peserta tidak hanya paham teori, tapi juga mampu menerapkannya dalam karya,” katanya.

Bagi pengurus HIMA, kegiatan ini menjadi laboratorium organisasi yang nyata — tempat belajar manajemen acara, kolaborasi eksternal, hingga kepemimpinan dalam dunia akademik.

“Pelajaran paling berharga bagi kami adalah bagaimana menyelenggarakan kegiatan secara sistematis dan bekerja sama dengan berbagai pihak. Itu pengalaman penting,” ujarnya.

Tak berhenti di situ, seluruh karya mahasiswa yang terkumpul akan dikurasi untuk diterbitkan dalam Galeri Pustaka Digital PG-PAUD Universitas Mulia, dan ke depan direncanakan memperoleh sertifikat HAKI sebagai bentuk penghargaan terhadap kreativitas mahasiswa.

“Kami berharap karya-karya ini bisa diseleksi dan mendapat HAKI, bahkan dicetak menjadi satu buku kumpulan dongeng. Itu bentuk nyata bahwa mahasiswa bisa menghasilkan karya yang bermakna,” pungkasnya.

Kak Eri menampilkan praktik mendongeng yang memukau dan interaktif di hadapan peserta workshop, memancing tawa dan imajinasi mahasiswa PGPAUD.

 

Melalui langkah sederhana namun visioner ini, mahasiswa PG-PAUD Universitas Mulia telah menegaskan satu hal: bahwa teknologi bukan lawan dari tradisi, melainkan ruang baru untuk membuat nilai-nilai budaya tetap hidup dan dapat disentuh oleh generasi yang tumbuh di depan layar. (YMN)

 

Dekan FHK Dr. Mada Aditia Wardhana bersama Kaprodi Hukum M Asyharudin, S.H., M.H., Kaprodi PG AUD Betty Fitriana, S.Pd., M.Pd., dan mewakili Kaprodi Farmasi Eka Kumala Retno, M.Si. Foto: Media Kreatif

UM – Hari ketiga Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) Fakultas Humaniora dan Kesehatan (FHK) Universitas Mulia menyajikan sesi yang menggugah semangat kebangsaan dan intelektual, Kamis (21/8).

Dekan FHK, Dr. Mada Aditia Wardhana, M.M., tampil dengan pendekatan unik untuk membekali para mahasiswa baru dengan pola pikir kritis yang akan menjadi fondasi kesuksesan studi mereka.

Tidak hanya sebatas memberikan informasi teknis, Dr. Mada justru membuka wawasan mahasiswa dengan mengajak mereka mengenali kembali jati diri sebagai bangsa besar dan memahami esensi menjadi seorang “maha-siswa”.

Membangkitkan Gen Penguasa Dunia: Dari Nusantara hingga Panggung Global

Dr. Mada memulai paparannya dengan pertanyaan tak terduga: “Bangsa besar apa yang pernah menguasai dunia?” Jawaban yang muncul menyebut Romawi, Mongol, hingga Persia. Namun, ia mengingatkan para mahasiswa tentang satu kekuatan besar yang sering terlupakan.

“Kalian melupakan satu, yaitu Nusantara,” tegasnya. “Genetik bangsa kita adalah genetik penguasa besar dunia. Dari Jengis Khan hingga Kekaisaran Cina, tidak ada yang pernah berhasil menaklukkan Nusantara. Gen itu ada di dalam darah kita masing-masing.”

Menurutnya, kesadaran tentang sejarah kebesaran ini penting bagi mahasiswa baru untuk membangun kepercayaan diri.

Ia mengaitkan dinamika geopolitik global saat ini dengan warisan sejarah bangsa-bangsa besar tersebut. Di tengah persaingan global, Indonesia, sebagai pewaris Nusantara, memiliki potensi luar biasa yang harus dibangkitkan kembali oleh generasi muda.

Dekan FHK Dr. Mada Aditia Wardhana bersama Kaprodi Hukum M Asyharudin, S.H., M.H., Kaprodi PG AUD Betty Fitriana, S.Pd., M.Pd., dan mewakili Kaprodi Farmasi Eka Kumala Retno, M.Si. Foto: Media Kreatif

Dekan FHK Dr. Mada Aditia Wardhana bersama Kaprodi Hukum M Asyharudin, S.H., M.H., Kaprodi PG AUD Betty Fitriana, S.Pd., M.Pd., dan mewakili Kaprodi Farmasi Eka Kumala Retno, M.Si. Foto: Media Kreatif

Kaka tingkat bersama mahasiswa baru FHK 2025 foto bersama. Foto: Media Kreatif

Kaka tingkat bersama mahasiswa baru FHK 2025 foto bersama. Foto: Media Kreatif

Kakak tingkat menghibur mahasiswa baru 2025. Foto: Media Kreatif

Kakak tingkat menghibur mahasiswa baru 2025. Foto: Media Kreatif

Esensi Seorang Mahasiswa: Menangkap Pola dan Memaknai Informasi

Untuk mengilustrasikan cara berpikir yang harus dimiliki seorang akademisi, Dr. Mada menyajikan dua analogi cerdas. Pertama, melalui teka-teki “Mengapa beruang kutub tidak makan pinguin?”. Jawabannya sederhana: karena habitat mereka berbeda, satu di kutub utara dan satu lagi di kutub selatan.

“Ini bukan sekadar guyonan. Ini tentang knowledge. Jangan pernah berargumen atau menyampaikan sesuatu tanpa referensi, data, dan pengetahuan. Itulah yang membedakan seorang mahasiswa,” jelasnya.

Analogi kedua adalah tentang menangkap pola. Ia menyajikan deretan angka “2, 4, 6, 8, 10” dan bertanya angka ketujuh dalam deret tersebut. Mahasiswa dengan cepat menjawab “14”, meski angka tersebut tidak disebutkan.

“Kalian bisa menjawab karena menangkap polanya. Inilah esensi kecerdasan. Kita tidak selalu mendapatkan informasi lengkap, tapi kita harus mampu memprediksi masa depan dengan membaca pola yang ada. Itulah yang dilakukan bangsa-bangsa besar,” papar Dr. Mada.

Kunci Sukses di Bangku Kuliah: Antusias dan Serius

Sebagai penutup, Dr. Mada membagikan kunci utama untuk berhasil dalam studi melalui sebuah perumpamaan tentang dua anak yang menemukan pasir berkilau di pantai.

Anak pertama, si A, penuh rasa ingin tahu, membawa pasir itu pulang, menelitinya, dan akhirnya menemukan bahwa itu adalah berlian. Sementara anak kedua, si B, menganggapnya tak berharga dan meninggalkannya begitu saja.

“Kalian tidak pernah tahu apa yang akan terjadi di masa depan. Tapi yang bisa kalian kendalikan adalah hari ini. Jadilah seperti si A. Hadapi setiap mata kuliah dan tugas dengan antusias dan keseriusan. Itulah yang membedakan antara mereka yang menemukan ‘berlian’ dan mereka yang tidak,” pesannya kepada mahasiswa baru.

Sesi yang penuh makna ini diharapkan tidak hanya menjadi pengantar formal, tetapi juga pemicu semangat bagi mahasiswa FHK Universitas Mulia untuk memulai perjalanan akademik mereka dengan kesadaran penuh akan potensi diri dan tanggung jawab intelektual sebagai generasi penerus bangsa.

(SA/Kontributor)

Humas UM, 28 Mei 2025-Fakultas Humaniora dan Kesehatan Universitas  Mulia Balikpapan terus memperluas jejaring kerja sama dalam penguatan pembelajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Pada Selasa (27/05/2025), Tim Akademisi dari Universitas Mulia melakukan kunjungan resmi ke Balai Perhutanan Sosial (Balai PS) Kukar di Samboja untuk menjajaki peluang kerja sama yang lebih strategis.

Tim akademisi yang hadir dalam kunjungan ini antara lain Dekan Fakultas Humaniora dan Kesehatan Dr. Mada Aditia Wardhana, Kaprodi Farmasi Warrantia Citta Citti Putri, serta dosen Farmasi Eka Kumala Retno dan Sapri. Kunjungan ini diterima langsung oleh Kepala Balai PS Kukar, Mochlis, di ruang rapat Balai PS Kukar.

Kaprodi Farmasi Universitas Mulia, Warrantia Citta Citti Putri, menjelaskan bahwa kerja sama ini merupakan kelanjutan dari kegiatan pembelajaran berbasis proyek yang telah berlangsung sejak tahun 2021.

“Mahasiswa kami telah melakukan eksplorasi hasil hutan dan menghasilkan berbagai produk. Ke depannya, kegiatan ini akan ditingkatkan ke tahap penelitian dan pengabdian kepada masyarakat,” jelasnya.

Transformasi kelembagaan yang menjadikan Balai PS Kukar fokus pada perhutanan sosial justru membuka peluang yang lebih luas. “Area kegiatan mahasiswa dapat diperluas karena sejalan dengan tugas dan fungsi baru Balai PS,” ujarnya.

Citta juga mengungkapkan bahwa sebelumnya belum ada nota kesepahaman (MoU) yang secara resmi mendasari kegiatan ini. Oleh karena itu, pada kunjungan ini pihak Universitas Mulia kembali mengajukan MoU dan telah mendapat persetujuan untuk ditindaklanjuti.

“Ke depan, pembelajaran mahasiswa tidak hanya sebatas eksplorasi, tapi akan diperluas hingga menyentuh langsung masyarakat di sekitar kawasan hutan,” ujarnya. Ia menambahkan bahwa peluang kolaborasi ini terbuka untuk program studi lain di Universitas Mulia.

Dalam konteks kebijakan Merdeka Belajar dan arah baru Diktisaintek Berdampak, Universitas Mulia memaknai kerja sama ini sebagai upaya untuk mengintegrasikan proses belajar dengan kebutuhan nyata di lapangan. “Kami ingin turut serta dalam pemberdayaan masyarakat sekitar hutan agar lebih produktif, misalnya dalam pengembangan UMKM berbasis potensi lokal,” tambahnya.

Sebagai langkah konkret, pihaknya berencana melakukan eksplorasi terarah terhadap potensi hutan yang kemudian akan ditindaklanjuti melalui penelitian di laboratorium Farmasi Universitas Mulia.

Humas UM (YMN)

Humas Universitas Mulia, 29 Maret 2025 – Pesantren Kilat Ramadhan 1446 H di Masjid Raudhatul Muta’allimin resmi ditutup dengan penuh kesan dan kebahagiaan. Acara yang berlangsung sejak pukul 13.00 hingga 15.00 WITA ini diisi dengan berbagai penampilan menarik dari para peserta, mulai dari tari anak PAUD, nasyid, hingga drama anak SD dan SMP di bawah bimbingan mahasiswa PGPAUD Universitas Mulia.

Serunya Pembelajaran Interaktif! – Mahasiswa PGPAUD Universitas Mulia mengajak peserta Pesantren Kilat Ramadhan bermain permainan edukatif yang menarik. Sesi ini menjadi penyegar di sela-sela pembelajaran, sekaligus mempererat kedekatan antara pengajar dan peserta.

Suasana haru sekaligus penuh kebanggaan tampak menyelimuti acara penutupan. Ketua PC DMI Balikpapan Kota, Drs. H. Arbawi, secara khusus memberikan Piagam Penghargaan kepada Kaprodi PGPAUD Universitas Mulia, Ibu Bety Vitriana, M.Pd., sebagai bentuk apresiasi atas dedikasi mahasiswanya dalam kegiatan ini. Selain itu, penghargaan juga diberikan kepada salah satu mahasiswa teraktif dan paling populer, Reza Meuthia, atas perannya sebagai guru pendamping yang disayangi para peserta santri.

Berkisah, Menanamkan Adab Sejak Dini – Salah satu mahasiswa dengan penuh ekspresi membawakan kisah penuh hikmah untuk mengenalkan adab kepada anak-anak. Metode ini membuat pesan moral lebih mudah diterima dan diingat oleh peserta.

Inspirasi dari Para Tokoh dan Peserta

Dalam sambutannya, Drs. H. Arbawi, Ketua PC DMI Balikpapan Kota, menyampaikan rasa syukur atas suksesnya kegiatan ini.
“Kegiatan pesantren kilat ini membuktikan bahwa pendidikan karakter berbasis agama masih sangat relevan dan dibutuhkan oleh anak-anak kita. Kami berterima kasih kepada Universitas Mulia, khususnya Prodi PGPAUD, atas kontribusi nyata dalam membimbing para peserta. Harapannya, kolaborasi seperti ini bisa terus berlanjut di masa depan.”

Kejutan Manis untuk Para Peserta! – Setelah mengikuti game edukatif, anak-anak mendapatkan snack, coklat, dan permen dari para mahasiswa. Senyum ceria mereka menunjukkan betapa kegiatan belajar bisa menjadi pengalaman yang menyenangkan.

Senada dengan itu, Kaprodi PGPAUD Universitas Mulia, Ibu Bety Vitriana, M.Pd., menyampaikan apresiasinya kepada seluruh mahasiswa yang telah berkontribusi.
“Pesantren kilat bukan sekadar ajang belajar agama, tetapi juga wadah bagi mahasiswa untuk mengasah keterampilan mengajar, berinteraksi dengan anak-anak, serta menanamkan nilai-nilai etika profesi dalam dunia pendidikan. Kami bangga melihat mahasiswa kami mampu menjalankan perannya dengan baik.”

Briefing Sebelum Mengajar – Dosen pembimbing, Yamani, S.S., M.Pd., tengah memberikan arahan kepada mahasiswa sebelum kegiatan dimulai. Briefing ini bertujuan memastikan efektivitas pembelajaran dan kesiapan mahasiswa dalam mendampingi peserta pesantren kilat.

Sementara itu, Ketua Panitia Pesantren Kilat, Uma Aghniya, mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada semua pihak yang terlibat.
“Sebelas hari kebersamaan ini telah menciptakan ikatan yang erat antara peserta, mahasiswa, dan panitia. Saya melihat sendiri bagaimana anak-anak begitu antusias mengikuti setiap kegiatan. Semoga apa yang mereka pelajari di sini menjadi bekal berharga untuk masa depan.”

Mahasiswa Terpopuler di Pesantren Kilat! – Reza Meuthia menerima Piagam Penghargaan dari PC DMI Balikpapan Kota sebagai mahasiswa terpopuler dalam kegiatan ini. Penghargaan ini diberikan atas dedikasi dan kedekatannya dengan para peserta selama program berlangsung.

Dari sisi masyarakat, Ibu Ida Dahlia, Ketua RT 44 Kelurahan Klandasan Ilir, turut memberikan apresiasi.
“Kami sangat bersyukur dengan adanya kegiatan ini di lingkungan kami. Anak-anak tidak hanya mendapatkan ilmu agama, tetapi juga pengalaman sosial yang membentuk karakter mereka. Harapan kami, kegiatan seperti ini dapat terus ada setiap tahun.”

enghargaan untuk PGPAUD Universitas Mulia – Rafi Zalfa Muhammad, mewakili Ketua Prodi PGPAUD Universitas Mulia, menerima Piagam Penghargaan atas dedikasi dan partisipasi mahasiswa dalam Pesantren Kilat Ramadhan. Penghargaan ini menjadi bukti kontribusi nyata Prodi PGPAUD dalam mendidik generasi berkarakter.

Tak ketinggalan, Ustadz Sulaiman, Ketua DKM Masjid Raudhatul Muta’allimin, menambahkan bahwa program ini sejalan dengan visi masjid sebagai pusat pendidikan Islam.
“Masjid bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga pusat pembinaan umat. Melalui kegiatan ini, kami melihat betapa pentingnya peran mahasiswa dalam mendidik generasi muda agar memiliki akhlak yang baik.”

Sebagai bagian dari program Mata Kuliah Etika Profesi, kegiatan pengabdian ini menjadi laboratorium nyata bagi mahasiswa dalam menerapkan nilai-nilai profesionalisme dalam dunia pendidikan. Bapak Yamani, S.S., M.Pd., selaku dosen pembina mahasiswa dalam pengabdian ini, memberikan pandangannya mengenai peran mahasiswa dalam kegiatan ini.

“Mahasiswa tidak hanya sekadar mengajar, tetapi juga harus menunjukkan sikap profesional sebagai calon pendidik. Salah satu bentuk etika profesi yang harus ditanamkan sejak dini adalah tanggung jawab, empati, dan komunikasi yang baik dengan anak-anak. Kegiatan ini menjadi ruang praktik yang sangat efektif bagi mahasiswa untuk mengaplikasikan teori yang telah dipelajari di kelas ke dalam situasi nyata. Saya melihat mereka berhasil menerapkan pendekatan pembelajaran yang kreatif dan membangun hubungan yang baik dengan para peserta.”

Lebih lanjut, beliau menambahkan bahwa keterampilan mendidik bukan hanya soal menyampaikan materi, tetapi juga membangun kepercayaan dan memberikan teladan yang baik.
“Keberhasilan mahasiswa dalam membimbing anak-anak di pesantren kilat ini adalah bukti bahwa pendidikan karakter harus diterapkan sejak dini, tidak hanya kepada peserta didik, tetapi juga kepada para pendidik itu sendiri.”

Kesan Mendalam dari Para Peserta

Para peserta pesantren kilat pun tak kuasa menahan rasa haru menjelang perpisahan. Salah satu peserta anak-anak, dengan mata berbinar, berkata,
“Saya senang sekali ikut pesantren kilat ini. Kakak-kakak dari Universitas Mulia baik dan seru. Saya jadi lebih tahu cara salat yang benar dan juga bisa belajar sambil bermain.”

Sementara itu, Reza Meuthia, mahasiswa penerima penghargaan sebagai guru pendamping paling populer, menyampaikan kesannya,
“Alhamdulillah, saya sangat bersyukur dapat mengikuti kegiatan pengabdian ini. Selama 11 hari, saya belajar banyak tentang pentingnya berbagi ilmu dan mendampingi anak-anak dengan penuh kasih sayang. Saya pun kagum melihat semangat mereka dalam memahami dan mengamalkan ajaran Islam. Rasanya sedih harus berpisah, tetapi saya berharap kita bisa bertemu lagi di kesempatan lain.”

Acara ditutup dengan doa dan harapan agar ilmu yang telah diperoleh selama pesantren kilat dapat terus diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berakhirnya kegiatan ini, diharapkan pesantren kilat dapat menjadi program tahunan yang terus berkembang dan membawa manfaat bagi masyarakat.

Humas UM (YMN)

“Ilmu yang bermanfaat adalah yang diamalkan dan diajarkan kepada orang lain.” 

Humas Universitas Mulia, 21 Maret 2025 – Mahasiswa Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini (PGPAUD) Universitas Mulia menggelar Pesantren Kilat Ramadhan di Masjid Raudhatul Muta’allimin. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pendidikan karakter /adab kepada anak-anak sejak dini melalui pendekatan yang menyenangkan dan berbasis nilai-nilai Islam.

Ketua Program Studi PGPAUD Universitas Mulia, Ibu Bety Vitriana, M.Pd., memberikan sambutan sekaligus membuka secara resmi kegiatan Pesantren Kilat Ramadhan di Masjid Raudhatul Muta’allimin.

Pesantren kilat ini resmi dibuka oleh Ketua Program Studi PGPAUD Universitas Mulia, Ibu Bety Vitriana, M.Pd. Dalam sambutannya, beliau menekankan pentingnya pendidikan karakter dalam membentuk generasi yang unggul dan berakhlak mulia.

“Bulan Ramadhan adalah bulan yang istimewa, di mana pintu-pintu rahmat dan ampunan Allah SWT terbuka lebar. Sebagaimana Allah berfirman, ‘Bulan Ramadhan adalah bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia.’ Bulan ini merupakan momentum berharga bagi kita untuk meningkatkan ketakwaan dan memperdalam pemahaman agama kita,” ungkapnya.

Menurutnya, kegiatan ini tidak hanya sekadar pengabdian masyarakat, tetapi juga bagian dari investasi spiritual dan intelektual bagi mahasiswa PGPAUD.

Anak-anak peserta Pesantren Kilat dengan antusias menyimak sesi dongeng inspiratif tentang karakter superhero Bumblebee, yang dikemas dengan pesan moral dan nilai-nilai kebaikan.

“Karakter pendidik PAUD yang berkualitas tidak hanya dibentuk melalui pengetahuan akademis, tetapi juga melalui kecerdasan spiritual dan emosional. Generasi Alpha yang akan Anda didik kelak membutuhkan sosok guru yang tidak hanya cakap secara intelektual, tetapi juga kokoh dalam nilai-nilai spiritual. Pesantren kilat ini menjadi ruang yang tepat untuk menempa diri menjadi pribadi yang seimbang antara keilmuan dan ketakwaan,” jelasnya.

Ibu Bety juga mengapresiasi Tim PKM Universitas Mulia, khususnya Pak Yamani, S.S., M.Pd. atas inisiatifnya dalam menyelenggarakan kegiatan ini.

Anak-anak peserta Pesantren Kilat dengan penuh semangat mengikuti sesi pembukaan, menandai dimulainya serangkaian kegiatan edukatif dan spiritual di bulan Ramadhan.

“Kolaborasi antara akademisi dan nilai-nilai keislaman merupakan perwujudan dari visi Universitas Mulia untuk mencetak lulusan yang tidak hanya unggul dalam keilmuan tetapi juga berkarakter mulia. Dengan mengucap Bismillahirrahmanirrahim, saya nyatakan Pesantren Kilat Ramadhan 1446 H Prodi PAUD Universitas Mulia resmi dibuka. Semoga kegiatan ini membawa keberkahan dan manfaat bagi kita semua.”

Mahasiswa sebagai Fasilitator Pendidikan Karakter Anak

Dalam kegiatan ini, mahasiswa PGPAUD Universitas Mulia berperan sebagai fasilitator dan pendamping dalam berbagai aktivitas keislaman, seperti:

  1. Guru Utama Pembelajaran nilai-nilai Islam (akhlak, adab, dan kejujuran) pada jenjang PAUD/TK
  2. Guru Pendampingan (tata cara ibadah shalat, doa, dan membaca Al-Qur’an) pada jenjang SD dan SMP
  3. Kegiatan edukatif berbasis permainan untuk membangun karakter anak
  4. Penyampaian kisah-kisah Islami yang inspiratif
  5. Pelatih seni dan budaya islami (drama, nasyid, tari saman)

Mahasiswa juga didorong untuk menerapkan ilmu yang mereka pelajari di kelas ke dalam dunia nyata. Dosen mata kuliah Etika Profesi, Yamani, S.S., M.Pd. menjelaskan bahwa kegiatan ini menjadi praktik langsung bagaimana seorang pendidik PAUD harus memiliki integritas, empati, dan tanggung jawab moral dalam mendidik anak-anak.

“Etika profesi dalam pendidikan bukan hanya tentang memahami teori, tetapi juga bagaimana mengaplikasikannya dalam interaksi nyata dengan peserta didik. Di pesantren kilat ini, mahasiswa belajar menghadapi berbagai karakter anak dan memahami cara membangun komunikasi yang efektif dalam mendidik mereka,” terangnya.

Antusiasme Mahasiswa dan Anak-Anak

Mahasiswa peserta pengabdian sangat antusias mengikuti kegiatan ini, termasuk Reza Meuthia, yang merasakan pengalaman berharga saat mendampingi anak-anak dalam belajar.

“Dengan adanya kegiatan pesantren kilat ini, saya sebagai mahasiswa yang turut ikut membantu sangat termotivasi dan bangga melihat antusias positif anak-anak yang dimulai dari usia 3-15 tahun. Ternyata di era perkembangan zaman yang beberapa terdapat hal negatif di luar sana, masih banyak orang tua yang peduli dengan karakter spiritual, adab, serta akhlakul karimah yang harus ditanamkan sejak dini. Kegiatan ini adalah contoh nyata bahwa lingkungan sangat mempengaruhi tumbuh kembang anak,” ujarnya.

Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa kegiatan ini juga menjadi proses pembelajaran bagi dirinya sendiri.

“Saya pun sebagai mahasiswa juga ikut belajar dalam kegiatan ini,” tambahnya.

Selain mahasiswa, anak-anak peserta pesantren kilat juga terlihat sangat antusias mengikuti berbagai aktivitas. Salah satu peserta, Andrew,  berusia 9 tahun mengungkapkan kegembiraannya bisa belajar sambil bermain bersama kakak-kakak mahasiswa.

“Seru banget! Aku suka dengar cerita Nabi dan belajar doa-doa baru. Kakak-kakaknya baik dan seru ngajarnya!”

Komitmen Universitas Mulia dalam Pendidikan Karakter

Dengan berlangsungnya kegiatan Pesantren Kilat Ramadhan ini selama 11 hari terakhir bulan Ramadhan, Universitas Mulia terus menegaskan komitmennya dalam mencetak pendidik yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki karakter kuat dalam membangun generasi masa depan.

Kegiatan ini diharapkan tidak hanya memberi manfaat bagi anak-anak peserta, tetapi juga menjadi pengalaman berharga bagi mahasiswa dalam menerapkan ilmu mereka di dunia nyata.

Humas UM (YMN)