Balikpapan, 8 Desember 2025— Universitas Mulia mendampingi Kelurahan Prapatan dalam penerapan administrasi digital untuk pengelolaan rumah maggot. Program ini dirancang sebagai bagian dari pengabdian masyarakat untuk merapikan alur data produksi, stok, dan penjualan, yang sebelumnya ditulis manual di kertas.

Inisiatif ini berawal dari evaluasi bersama pihak Kecamatan Balikpapan Kota mengenai sulitnya memantau aktivitas produksi secara cepat. Sistem berbasis digital dipandang lebih tepat karena memungkinkan informasi dibuka dari mana saja, tanpa menunggu bundel laporan fisik. Keputusan dapat diambil saat data masuk, bukan setelah menelusuri arsip.

Pendamping kegiatan dari Universitas Mulia, Muhammad Syafii, S.Kom., M.Kom., menjelaskan bahwa pemetaan kebutuhan dilakukan melalui komunikasi teknis dengan kelurahan. Materi yang disusun berangkat dari temuan lapangan: format laporan yang tersebar, waktu rekap yang panjang, dan risiko hilangnya dokumen. “Digitalisasi memberi struktur yang rapi. Data terkumpul, mudah diakses, dan bisa diverifikasi,” kata Syafii.

Muhammad Syafii, S.Kom., M.Kom., dari Universitas Mulia menjelaskan alur pencatatan administrasi digital pada sesi pelatihan di Kelurahan Prapatan.

Dalam sesi pelatihan, peserta diperkenalkan pada alur pencatatan produksi, distribusi, dan rangkuman penjualan harian melalui sistem aplikasi. Akses dibuat sederhana agar perangkat kelurahan dapat menggunakannya tanpa proses adaptasi yang panjang. Prinsipnya, teknologi disesuaikan dengan kebutuhan, bukan sebaliknya.

Bagi Universitas Mulia, kegiatan ini bukan sekadar pelatihan perangkat. Tujuan utamanya adalah membangun tata kelola layanan publik berbasis data. Hal ini sejalan dengan mandat Tri Dharma Perguruan Tinggi, di mana pengabdian dilakukan melalui keahlian akademik yang dimiliki dosen dan mahasiswa.

Konteks pengabdian tampak jelas: kelurahan memerlukan alat kerja yang terukur, sementara kampus memiliki kapasitas untuk merancang dan mendampingi implementasi. Kolaborasi ini menempatkan Universitas Mulia sebagai mitra teknis yang memastikan sistem berjalan dan dimengerti oleh pengguna.

Program di Kelurahan Prapatan melanjutkan pendampingan yang telah dilakukan pada kelurahan lain di wilayah Kecamatan Balikpapan Kota. Tahapannya berulang: memetakan kebutuhan, menyusun materi, menguji pemahaman, lalu memberi tindak lanjut. Dengan cara ini, setiap kelurahan mendapatkan intervensi yang sama, namun kontennya menyesuaikan realitas lapangan.

Pendampingan digital menghasilkan perubahan cara kerja: laporan tidak lagi menumpuk di map, penghitungan stok tidak bergantung pada ingatan, dan pembacaan data menjadi cepat. Langkah ini sederhana, tetapi memengaruhi banyak aspek: distribusi tanggung jawab, akurasi catatan, hingga transparansi.

Di sisi akademik, Universitas Mulia memanfaatkan kegiatan ini sebagai sarana pembelajaran berbasis praktik. Setiap evaluasi dan temuan menjadi bahan refleksi untuk pengembangan model pengabdian berikutnya. Kampus memperoleh pengalaman langsung, kelurahan mendapatkan alat kerja yang lebih efisien. (YMN)

 

Balikpapan, 8 Desember 2025 — Mahasiswa Universitas Mulia melalui UKM LDK Al-Izzah mengadakan aksi penggalangan dana untuk membantu korban banjir bandang di Sumatra. Kegiatan dilaksanakan pada 4–5 Desember 2025 di lingkungan Kampus Universitas Mulia dan mendapat dukungan dari dosen serta mahasiswa.

Pembina UKM LDK Al-Izzah, Wahyu Nur Alimyaningtias, S.Kom., M.Kom., menyampaikan bahwa kegiatan ini tidak hanya bertujuan untuk mengumpulkan bantuan, tetapi juga untuk menumbuhkan kesadaran kritis mengenai bencana.
“Mahasiswa memiliki peran sebagai agen perubahan sekaligus kontrol sosial. Kepedulian tidak hanya berhenti pada empati, tetapi juga tindakan nyata dan pemikiran intelektual,” ujarnya.

Wahyu Nur Alimyaningtias, S.Kom., M.Kom., Pembina UKM LDK Al-Izzah UM, berfoto bersama para aktivis akhwat usai aksi solidaritas kampus.

Dalam penggalangan dana selama dua hari, relawan menyisir kelas-kelas pada waktu kuliah pagi dan malam. Dana yang terkumpul melalui QRIS berjumlah Rp2.707.000 dan disalurkan melalui Human Initiative. Selain itu, donasi sebesar dari Rp5.032.000 yang didapat melalui sumbagan langsung (kotak ifaq) disalurkan melalui Nurul Hayat sebagai mitra kampus dalam kegiatan filantropi.

Menurut Wahyu, penggalangan dana merupakan bagian dari tanggung jawab sosial kampus. Ia menilai bencana tidak hanya isu alamiah, tetapi juga terkait tata kelola lingkungan, mitigasi, dan kepedulian masyarakat.
“Mahasiswa diharapkan mampu memberikan edukasi yang benar kepada masyarakat, mendorong inovasi kebencanaan, dan hadir sebagai jembatan antara dunia akademik dan masyarakat,” katanya.

Respons civitas akademika dinilai sangat positif. Banyak dosen memberikan kesempatan bagi relawan untuk menyampaikan maksud kegiatan, dan mahasiswa menyambut antusias, termasuk melalui pembayaran nontunai melalui QRIS.

Wahyu menambahkan bahwa kesadaran ekologis dan solidaritas kemanusiaan perlu dijaga secara berkelanjutan.
“Gerakan ini adalah momentum untuk membangun kepedulian bersama. Bencana tidak boleh hanya menjadi berita yang lewat, tetapi panggilan untuk melindungi alam dan sesama,” tandasnya. (YMN)

Balikpapan, 8 Desember 2025—Mahasiswa Universitas Mulia melalui LDK Al-Izzah mengadakan aksi solidaritas penggalangan dana untuk membantu korban bencana di Sumatra. Kegiatan ini berlangsung selama dua hari dengan menyisir seluruh gedung kampus, kelas pagi maupun malam. Total dana yang terhimpun mencapai Rp7.739.000, terdiri dari Rp5.032.000 donasi tunai melalui kotak infaq dan Rp2.707.000 melalui QRIS yang masuk langsung ke rekening Human Initiative.

Aktivis LDK Al-Izzah UM mengumpulkan donasi dari mahasiswa kelas malam sebagai bentuk solidaritas untuk korban bencana Sumatra.

Koordinator aksi sekaligus Ketua LDK Al-Izzah UM, Qolby Zakin, mengatakan pemicu kegiatan ini adalah rasa kemanusiaan dan ukhuwah. Menurutnya, kabar mengenai korban jiwa dan kerusakan di Sumatra memunculkan keinginan untuk ikut membantu.

“Rasanya pilu melihat saudara-saudari kita di Sumatra kehilangan nyawa, harta, dan tempat tinggal. Hati kami tergerak; kami ingin membantu tidak hanya lewat doa, tapi juga ikhtiar nyata dengan menggalang dana keliling kampus,” ujarnya.

Selain mengumpulkan donasi, aksi ini juga dimaksudkan untuk menumbuhkan empati di lingkungan kampus. Aksi dilakukan dengan mendatangi kelas saat pergantian jam kuliah, menyampaikan maksud secara singkat setelah memperoleh izin dari dosen.

Penggalangan dana berlangsung di Fakultas Hukum Kelas Pagi, dengan antusiasme mahasiswa dalam mendukung aksi kemanusiaan.

Aksi ini digelar setelah adanya tawaran kerja sama dari Human Initiative Kaltim. Seluruh dana yang terkumpul dari penggalangan di kelas akan diserahkan penuh kepada lembaga tersebut untuk disalurkan ke lokasi bencana. LDK Al-Izzah juga tetap bekerja sama dengan Nurul Hayat sebagai pihak yang sudah memiliki hubungan resmi dengan kampus, membuka kesempatan donasi bagi civitas akademika melalui jalur tersebut.

Untuk memaksimalkan penggalangan, anggota UKM dibagi menjadi dua tim besar untuk menyisir fakultas: Fakultas Ilmu Komputer, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Fakultas Humaniora dan Kesehatan, dan Fakultas Teknik. Setiap tim memiliki peran yang jelas, dari dokumentasi, pembawa kotak donasi, hingga anggota yang bertugas meminta izin masuk kepada dosen atau ketua kelas.

Seorang dosen menyerahkan donasinya kepada aktivis LDK Al-Izzah di area parkir kampus sebagai wujud kepedulian.

Respons kampus dinilai positif. Banyak dosen memberikan dukungan dan memberi kesempatan bagi relawan Al-Izzah untuk masuk ke kelas.

“Banyak dosen langsung mengeluarkan beberapa lembar merah dari dompet untuk disumbangkan. Melihat dukungan total dari para dosen itu sangat memotivasi,” tutur Qolby.

Beberapa mahasiswa juga menunjukkan antusiasme ketika mengetahui metode pembayaran tanpa tunai tersedia.

“Ada yang kecewa karena tidak bawa uang tunai, tetapi begitu kami sampaikan bisa pakai QRIS, mereka langsung teriak antusias, ‘Alhamdulillah!’,” katanya.

Seorang mahasiswi melakukan pembayaran donasi melalui QRIS untuk membantu penanganan bencana di Sumatra.

Menurut Qolby, bagi mahasiswa UM, kegiatan ini merupakan wujud persaudaraan sesama muslim dan sebangsa.

Ia mengutip sabda Nabi Muhammad tentang mukmin yang ibarat satu tubuh, di mana jika satu bagian sakit, seluruh tubuh merasakannya. Solidaritas dinilai sebagai bentuk pemenuhan tanggung jawab kemanusiaan.

Langkah setelah penggalangan adalah menyerahkan hasil donasi kepada Human Initiative. LDK Al-Izzah akan mengawal proses distribusi dan membagikan dokumentasi resmi penyaluran melalui media sosial untuk menjaga transparansi.

“Nantinya akan ada foto dan video penyaluran dari pihak Human Initiative. Kami akan publikasikan di Instagram resmi UKM Al-Izzah agar civitas akademika bisa melihat bukti penyalurannya,” ujar Qolby.

Seorang ibu kantin menyumbangkan donasi yang diterima oleh aktivis LDK Al-Izzah UM sebagai bagian dari aksi peduli bencana Sumatra.

Semangat relawan dijaga dengan mengingatkan kembali niat, memperkuat kebersamaan, dan menjadikan kegiatan ini sebagai amal jariyah.

Di akhir wawancara, Qolby menyampaikan pesan kepada masyarakat agar bencana tidak hanya menjadi berita duka yang berlalu.

“Peristiwa di Sumatra adalah panggilan hati. Doa adalah energi, tetapi aksi nyata, baik itu donasi sekecil apa pun, tenaga, adalah manifestasi keimanan kita.” (YMN)

Balikpapan, 31 Oktober 2025 — Universitas Mulia melaksanakan program pendampingan bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Kelurahan Gunung Sari Ulu sebagai bagian dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Program ini berfokus pada penguatan literasi digital dan strategi pemasaran berbasis teknologi untuk memperluas jangkauan usaha lokal.

Kegiatan bertema “Kreatif, Kolaboratif, dan Kompetitif: Kunci UMKM Naik Kelas” ini dirancang untuk membantu pelaku usaha memahami cara memanfaatkan media digital dalam memperkenalkan produk dan memperluas pasar. Tim dosen yang terlibat terdiri dari Dr. Linda Fauziyah Ariyani, S.Pd., M.Pd., Wury Damayantie, S.Farm., M.Farm., dan Muhammad Safi’i, S.Kom., M.Kom. Mereka bekerja bersama mahasiswa dalam proses pendampingan, sehingga kegiatan ini juga menjadi ruang penerapan pembelajaran berbasis proyek di luar kelas.

Para narasumber, Lurah Gunung Sari Ulu, Babinkamtibmas, Babinsa, dan perangkat kelurahan berpose bersama peserta pelatihan dengan gaya simbol “UM, Mulia, dan Jaya” sebagai penanda semangat kolaborasi.

Dalam sesi pelatihan, Dr. Linda menjelaskan bahwa sebagian besar usaha kecil gagal bertahan melewati lima tahun pertama bukan karena kurang modal, melainkan karena pelaku usaha belum memahami arah pasar dan perubahan perilaku konsumen. Ia mengajak peserta untuk memulai strategi dari fondasi yang sederhana namun penting: mengenali produk, memahami konsumen, dan menyesuaikan cara komunikasi melalui media digital.

Peserta berlatih membuat video promosi, mengelola akun media sosial, serta menata etalase daring di marketplace dengan pendekatan visual yang lebih terarah. Metode praktik ini memungkinkan pelaku usaha mengamati langsung hasil dari strategi yang diterapkan dan menyesuaikannya dengan karakter produk masing-masing.

Dr. Linda Fauziyah Ariyani, S.Pd., M.Pd., mengambil swafoto di tengah suasana praktik peserta, saat sesi pembuatan konten promosi digital berlangsung.

Dosen dari bidang farmasi dan informatika turut memberikan materi pendukung berupa digitalisasi pencatatan keuangan dan sistem pembayaran daring. Langkah ini dimaksudkan agar pelaku usaha memiliki catatan transaksi yang rapi dan siap digunakan sebagai dasar perencanaan atau pengajuan modal usaha.

Melalui kegiatan ini, Universitas Mulia menautkan hasil pembelajaran dan penelitian kampus dengan kebutuhan riil masyarakat. Pendekatan lintas bidang yang diterapkan memungkinkan proses akademik berjalan berdampingan dengan pemberdayaan sosial. Model seperti ini digunakan Universitas Mulia untuk menguji efektivitas pembelajaran berbasis praktik sekaligus menilai dampaknya terhadap masyarakat.

Mahasiswa yang terlibat berperan mendampingi peserta dalam tahap-tahap penerapan teknologi digital, seperti pengaturan konten promosi, analisis unggahan, dan evaluasi jangkauan media. Dengan cara ini, proses belajar mahasiswa menjadi relevan dengan kondisi nyata di lapangan, sementara pelaku UMKM memperoleh dukungan teknis yang sesuai dengan kebutuhan usaha mereka.

Dalam penyampaian materinya, Dr. Linda menyisipkan refleksi singkat yang memantik semangat peserta untuk terus bergerak maju.

“Bukan di mana kita berdiri, tapi ke arah mana kita menuju,” ujarnya.

Dr. Linda, yang merupakan peraih sejumlah beasiswa unggulan nasional — termasuk BUDI-DN LPDP dan Beasiswa Peningkatan Prestasi Akademik (PPA) — menutup sesinya dengan pesan reflektif:

“Bisnis akan selalu mengajarimu dua hal: kegagalannya memberi pelajaran hidup, keberhasilannya memberi kebahagiaan hidup.”

Lurah Gunung Sari Ulu menyampaikan sambutan pada pembukaan pelatihan pendampingan digital bagi pelaku UMKM, menekankan pentingnya adaptasi teknologi dalam pengembangan usaha lokal.

Ia juga menegaskan makna berproses dalam berwirausaha:

“Bisnis tidak hanya tentang laba, tetapi juga tentang kemampuan untuk belajar dan beradaptasi.”

Kegiatan ini memperlihatkan bagaimana Universitas Mulia menempatkan kerja akademik sebagai sarana penguatan kapasitas masyarakat. Melalui pendampingan yang berbasis pengetahuan dan praktik lapangan, kampus ini terus membangun hubungan yang produktif antara ilmu pengetahuan dan kebutuhan sosial di wilayahnya. (YMN)

Balikpapan, 30 Oktober 2025 — Tiga dosen Universitas Mulia turun langsung mendampingi para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Kelurahan Gunung Sari Ulu untuk memperkuat kemampuan mereka dalam pemasaran digital. Sekitar lima puluh pelaku usaha mengikuti pelatihan yang dikemas interaktif, memadukan praktik langsung dengan pendampingan mahasiswa di lapangan.

Kegiatan ini menjadi bagian dari program pengabdian masyarakat yang melibatkan dosen lintas disiplin: Dr. Linda Fauziyah Ariyani, S.Pd., M.Pd., Wury Damayantie, S.Farm., M.Farm., dan Muhammad Safi’i, S.Kom., M.Kom. Ketiganya berperan membantu pelaku usaha memahami strategi pemasaran berbasis teknologi, sekaligus memberi pendampingan dalam mengelola media sosial, marketplace, dan konten promosi produk.

Dr. Linda Fauziyah Ariyani, S.Pd., M.Pd. saat menyampaikan materi kepada peserta pelatihan pelaku UMKM di Kelurahan Gunung Sari Ulu, Rabu (29/10

Menurut Dr. Linda Fauziyah Ariyani, sebagian besar pelaku UMKM di Gunung Sari Ulu belum memiliki bekal pengelolaan usaha yang memadai dan masih terbatas dalam penggunaan teknologi.

“Sebagian besar pelaku UMKM belum mengoptimalkan teknologi digital dalam kegiatan usahanya. Mereka perlu dibekali dengan wawasan dan keterampilan terkait pengelolaan usaha di era digital,” jelasnya.

Dari hasil pendampingan, hampir seluruh peserta sebenarnya telah memiliki akun media sosial, namun pemanfaatannya masih sebatas untuk hiburan. Melalui pelatihan ini, peserta belajar menjadikan media sosial sebagai alat pengembangan usaha — mulai dari membangun citra produk, membuat konten video marketing, hingga memahami algoritma promosi di marketplace, Instagram, dan TikTok.

Para peserta menilai pelatihan kali ini berbeda dari kegiatan serupa sebelumnya karena disajikan dengan praktik langsung dan disertai kisah-kisah inspiratif yang membuat suasana belajar lebih hidup.

Pelatihan juga menekankan pendekatan praktis melalui Value Proposition Canvas, sebuah metode yang membantu peserta mengenali kebutuhan konsumen dan menilai keunggulan produk mereka.

“Peserta belajar mengenali masalah konsumen dan menjawabnya melalui inovasi produk, varian, kemasan, layanan, bahkan cara pemasaran. Model ini membuat mereka lebih mudah memahami posisi dan potensi usahanya,” ujar Dr. Linda.

Selama pelatihan, tim dosen menemukan beragam potensi lokal yang dapat dikembangkan lebih jauh melalui strategi digital.

Wury Damayantie, S.Farm., M.Farm. memaparkan strategi branding produk dan pentingnya kemasan menarik bagi pelaku UMKM.

“Ada produk kriya seperti buket bunga dan berbagai jenis makanan yang jika direbranding akan jauh lebih menarik. Lebih dari sepuluh pelaku usaha berhasil membangun mereknya selama pelatihan. Bahkan ada peserta berusia 72 tahun yang masih bersemangat belajar promosi digital,” tambahnya.

Dalam kegiatan ini, mahasiswa Universitas Mulia berperan aktif membantu peserta membuat akun media sosial dan melatih mereka menggunakan platform digital untuk memasarkan produk.

“Mahasiswa sangat senang dilibatkan dalam kegiatan ini. Mereka belajar langsung bagaimana menerapkan teori komunikasi digital untuk membantu masyarakat,” tutur Dr. Linda.

Pelatihan juga difasilitasi dengan pembuatan QRIS bekerja sama dengan Bank Mandiri. Lebih dari sepuluh pelaku usaha berhasil memiliki sistem pembayaran digital yang memudahkan transaksi.

“Digitalisasi keuangan penting karena memudahkan pengelolaan keuangan dan memberi kenyamanan bagi konsumen. QRIS kini menjadi kebutuhan dasar bagi pelaku usaha kecil,” katanya.

Salah seorang mahasiswi Universitas Mulia mendampingi peserta dalam praktik digital marketing, termasuk pembuatan konten promosi untuk media sosial.

Dr. Linda berharap pelaku UMKM yang telah mengikuti pelatihan dapat terus mengembangkan keterampilan digital mereka secara berkelanjutan.

“Saya berharap para pelaku usaha tetap konsisten berproduksi dan memanfaatkan platform digital untuk memperluas pasar mereka,” ujarnya.

Ia juga menekankan pentingnya keberlanjutan program serupa sebagai bagian dari tanggung jawab institusi terhadap masyarakat.

“Kegiatan ini merupakan inisiatif mitra. Ke depan, saya berharap Universitas Mulia dapat menginisiasi program serupa dengan dukungan yang lebih luas, sebagai wujud kontribusi kampus terhadap penguatan ekonomi masyarakat sekitar,” pungkasnya.

Melalui pelatihan ini, Universitas Mulia menegaskan perannya sebagai kampus yang aktif dan berorientasi pada solusi, menghadirkan dosen dan mahasiswa yang tidak berhenti di ruang akademik, tetapi hadir di tengah masyarakat untuk memberi dampak nyata bagi penguatan ekonomi lokal di era digital. (YMN)

 

Balikpapan, 30 Oktober 2025 – Program Studi Farmasi Universitas Mulia mempertegas perannya sebagai bagian dari institusi yang aktif membangun kesadaran kesehatan masyarakat melalui kegiatan Kuliah Umum Pencegahan Kanker, Rabu (29/10) di Ballroom Cheng Hoo.
Kegiatan ini menjadi hasil kolaborasi antara Universitas Mulia dengan Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Cabang Balikpapan serta tiga perguruan tinggi mitra — Universitas Balikpapan, Politeknik Nusantara, dan Politeknik Borneo Medistra — yang diikuti oleh 215 peserta. Melalui forum ini, Universitas Mulia tidak hanya memperkaya wawasan akademik mahasiswa, tetapi juga memperkuat jejaring kolaborasi lintas lembaga dalam bidang kesehatan dan pengabdian kepada masyarakat.

dr. Maurits Marpaung, Sp.P(K) saat memaparkan materi dengan fokus pada aspek pulmonologi serta pengaruh faktor lingkungan terhadap risiko kanker.

Pada kesempatan tersebut, Ketua Program Studi Farmasi Universitas Mulia, Citta Widya Sari, S.Farm., M.Farm., Apt., menjelaskan bahwa pemilihan topik Pencegahan Kanker memiliki relevansi langsung dengan kurikulum pembelajaran di bidang farmasi, khususnya mata kuliah Farmakoterapi. Ia menuturkan, kegiatan ini juga menjadi bagian dari dukungan akademik terhadap kampanye edukasi kesehatan yang selama ini dijalankan oleh YKI Cabang Balikpapan.

“Mahasiswa farmasi perlu memahami aspek promotif dan preventif dalam pelayanan kesehatan masyarakat. Kuliah umum ini menjadi salah satu sarana pembelajaran yang kontekstual dan aplikatif,” ujarnya.

Lebih lanjut, Citta menekankan bahwa mahasiswa farmasi memiliki posisi strategis sebagai garda terdepan dalam edukasi kesehatan, terutama melalui kegiatan pembelajaran berbasis masyarakat. Hal tersebut telah terintegrasi dalam mata kuliah Farmasi Kesehatan Masyarakat dan Pharmaceutical Care Internship yang menggunakan pendekatan Problem Based Learning. Melalui kegiatan tersebut, mahasiswa dilatih untuk berinteraksi langsung dengan masyarakat di tingkat layanan dasar kesehatan serta melakukan sosialisasi terkait pencegahan penyakit. Ia menambahkan, tindak lanjut dari kuliah umum ini akan diterapkan dalam kegiatan pembelajaran semester berikutnya agar pemahaman mahasiswa terhadap pencegahan kanker dapat terus berkembang secara berkelanjutan.

Dosen Program Studi Farmasi Universitas Mulia bersama Kaprodi Apt. Warrantia Citta Citti Putri, S.Farm., M.Sc., mengajak peserta melakukan sesi ice breaking melalui senam poco-poco di sela kegiatan kuliah umum, menciptakan suasana interaktif dan menyegarkan di tengah kegiatan akademik.

Kegiatan kuliah umum ini sekaligus memperluas ruang interaksi akademik antara Universitas Mulia dan lembaga mitra dalam isu kesehatan masyarakat. Melalui jejaring kolaborasi lintas perguruan tinggi bersama YKI Cabang Balikpapan, universitas berupaya menumbuhkan kesadaran kritis mahasiswa terhadap pentingnya pencegahan penyakit melalui ilmu pengetahuan yang teruji dan pendekatan yang humanis. Inisiatif semacam ini memperlihatkan bagaimana Universitas Mulia memosisikan pendidikan tinggi bukan sekadar proses belajar di ruang kelas, tetapi juga sebagai wahana aktualisasi nilai kemanusiaan dan tanggung jawab sosial sivitas akademika. (YMN)

Balikpapan 30 Oktober 2025 – Sebagai bagian dari upaya membangun kesadaran kesehatan masyarakat, Program Studi Farmasi Universitas Mulia berkolaborasi dengan Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Cabang Balikpapan menggelar Kuliah Umum Pencegahan Kanker di Ballroom Cheng Hoo, Rabu (29/10).

Kegiatan ini juga melibatkan tiga perguruan tinggi mitra, yakni Universitas Balikpapan, Politeknik Nusantara, dan Politeknik Borneo Medistra, dengan total peserta mencapai 215 orang. Melalui kegiatan bersama ini, Universitas Mulia menegaskan peran aktifnya dalam memperkuat edukasi publik melalui kegiatan akademik yang berdampak langsung bagi masyarakat.

Ketua YKI Cabang Balikpapan, drg. Dyah Muryani, MARS, memberikan sambutan pada seremonial pembukaan Kuliah Umum Pencegahan Kanker di Ballroom Cheng Hoo, Rabu (29/10).

Kuliah umum menghadirkan tiga pemateri dengan latar keahlian berbeda, yaitu dr. Daniel Y.P., Sp.OG., MKed.Klin, dr. Martin Ayuningtyas Wulandari, M.Kes., Sp.GK, dan dr. Maurits Marpaung, Sp.P(K). Ketiganya memaparkan berbagai aspek pencegahan kanker, mulai dari pentingnya deteksi dini hingga peran gaya hidup sehat dalam mengurangi risiko penyakit.

Ketua YKI Cabang Balikpapan, drg. Dyah Muryani, MARS, menjelaskan bahwa kolaborasi dengan perguruan tinggi menjadi strategi penting dalam memperluas jangkauan edukasi pencegahan kanker di kalangan muda.

“YKI Balikpapan ingin mengampanyekan pencegahan kanker secara dini kepada mahasiswa dan civitas akademika, khususnya di lingkungan Prodi Farmasi Universitas Mulia,” ujarnya.

Ia mengungkapkan bahwa kesadaran masyarakat Balikpapan terhadap pentingnya deteksi dini kanker kini semakin meningkat.

“Masyarakat sudah semakin mengerti tentang pentingnya deteksi dini sebagai langkah pencegahan. Setiap tahun kami bekerja sama dengan puskesmas, klinik TNI dan Polri, serta organisasi wanita seperti PKK untuk melakukan pemeriksaan IVA test dan metode SADARI. Rata-rata hampir seribu sasaran kami jangkau setiap tahun,” jelasnya.

Para narasumber, pimpinan perguruan tinggi mitra, panitia, dan peserta berfoto bersama seusai seremonial pembukaan Kuliah Umum Pencegahan Kanker.

Melalui kegiatan bersama perguruan tinggi, YKI berharap pesan tentang pencegahan kanker dapat menjangkau kalangan muda secara lebih luas.

“Kami ingin pesan pencegahan kanker menjangkau generasi muda. Karena itu, kami aktif bekerja sama dengan perguruan tinggi dan kelompok pemuda untuk kegiatan penyuluhan serta deteksi dini menggunakan metode SADARI,” terangnya.

Dyah juga menekankan pentingnya peran mahasiswa dalam menyebarkan semangat hidup sehat kepada lingkungannya.

“Kami berharap mahasiswa yang mengikuti kuliah umum ini bisa menyebarkan kembali pesan pencegahan kanker kepada keluarga, teman, dan masyarakat, termasuk melalui media sosial mereka,” katanya.

Ia menutup dengan pesan reflektif agar generasi muda mampu menjadi teladan dalam menjalankan pola hidup sehat.

“Generasi muda diharapkan disiplin terhadap diri sendiri dan mengajak lingkungannya untuk hidup sehat — mulai dari pola makan, olahraga teratur, tidak merokok, serta aktif melakukan pencegahan kanker sedini mungkin,” pesan Dyah.

Sejumlah mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Balikpapan tampak antusias mengikuti Kuliah Umum Pencegahan Kanker yang digelar di Ballroom Cheng Hoo.

Kegiatan ini mencerminkan cara Universitas Mulia memaknai peran pendidikan tinggi bukan hanya sebatas ruang kuliah, tetapi juga sebagai sarana membangun kesadaran dan tanggung jawab sosial di kalangan mahasiswa. Bagi Universitas Mulia, kuliah umum ini bukan sekadar agenda akademik, melainkan bagian dari proses pembentukan karakter mahasiswa agar peka terhadap persoalan kesehatan masyarakat. Melalui kolaborasi dengan YKI Balikpapan, universitas berupaya menanamkan kepedulian ilmiah dan menghubungkan pengetahuan yang diperoleh di ruang kelas dengan realitas kehidupan, sehingga ilmu yang dipelajari benar-benar memberi manfaat bagi masyarakat. (YMN)

Balikpapan, 26 Oktober 2025— Dosen Program Studi S1 Manajemen Universitas Mulia, Dr. Linda Fauziyah Ariyani, S.Pd., M.Pd., menjadi narasumber dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Provinsi Kalimantan Timur pada Rabu, 22 Oktober 2025. Acara yang diikuti sekitar 200 peserta dari unsur guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) se-Kota Balikpapan ini mengangkat tema “Peran Pengajar Anak Usia Dini di Era Digital dalam Membangun Anak Bangsa yang Pancasilais.”

Dr. Linda Fauziyah Ariyani, S.Pd., M.Pd., Dosen S1 Manajemen Universitas Mulia, saat menyampaikan materi tentang pembelajaran Pancasila untuk anak usia dini pada kegiatan Bakesbangpol Provinsi Kaltim di Samarinda, Rabu (22/10).

Kehadiran Dr. Linda dalam forum tersebut merupakan bagian dari kontribusi Universitas Mulia terhadap penguatan nilai-nilai kebangsaan melalui pendidikan. Sebagai akademisi sekaligus asesor untuk jenjang PAUD, pendidikan dasar, menengah, dan kesetaraan (paket A, B, dan C) di Provinsi Kalimantan Timur, Dr. Linda berbagi pandangan dan pengalaman praktis tentang bagaimana menghadirkan pembelajaran Pancasila yang relevan di tengah arus digitalisasi.

Menurutnya, pendidikan karakter harus dimulai sejak masa emas pertumbuhan anak. “Urgensi penguatan nilai-nilai Pancasila pada anak usia dini tidak bisa ditunda. Justru pada masa inilah fondasi karakter dibentuk sebelum anak banyak terpengaruh oleh teknologi,” ujarnya.

Dr. Linda juga menyoroti peran guru PAUD sebagai penanam akar bangsa. Ia menjelaskan, “Guru bukan hanya pengajar huruf dan angka, tetapi teladan yang memberikan inspirasi, membentuk sikap, dan menumbuhkan keterampilan terbaik anak melalui proses pendidikan di sekolah.”

Dalam paparannya, Dr. Linda memperkenalkan LINDA Method, sebuah pendekatan pembelajaran yang dikembangkannya untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan berkarakter. Metode ini terdiri atas lima unsur utama: Lead, Involve, Narrative, Dialogic, dan Active. Dari kelima unsur tersebut, menurutnya, Lead with energy merupakan bagian yang paling menantang karena menuntut guru untuk mampu mengelola rasa dan emosi agar dapat memberi stimulus positif kepada anak didik.

Ia juga membagikan pengalaman dari guru-guru PAUD yang telah menerapkan metode ini dan melaporkan peningkatan semangat belajar serta perilaku positif anak di kelas. “Ketika guru memimpin dengan energi positif, anak-anak merespons dengan antusias dan lebih mudah diarahkan untuk berbuat baik,” katanya.

Selain itu, Dr. Linda menekankan pentingnya kolaborasi antara guru dan orang tua dalam menanamkan nilai-nilai Pancasila. “Guru dapat melibatkan orang tua melalui aktivitas sederhana di rumah, seperti melatih anak untuk merapikan tempat tidur dan alat makan sendiri. Dari situ nilai tanggung jawab dan kemandirian tumbuh secara alami,” jelasnya.

Kepada para orang tua, ia berpesan agar tidak menyerahkan sepenuhnya pendidikan karakter kepada sekolah. “Pendidikan dengan kasih sayang terbaik ada pada orang tua. Guru hanya memiliki waktu terbatas di sekolah, sementara orang tua membersamai anak setiap hari bahkan hingga mereka dewasa,” ungkapnya.

Salah satu kutipan yang mencuri perhatian peserta adalah pernyataannya: “Anak-anak lahir dengan gadget di tangan, tapi tugas kita menanamkan gotong royong di hati mereka.” Menurut Dr. Linda, kalimat ini menggambarkan bahwa membangun keterampilan bisa dilakukan dengan tangan, tetapi membentuk karakter hanya dapat dilakukan dengan hati.

Suasana sesi diskusi bersama para narasumber dan peserta yang terdiri atas ratusan guru PAUD se-Kota Balikpapan, membahas strategi penguatan karakter Pancasila di era digital.

Dalam wawancara, Dr. Linda juga menuturkan bahwa keyakinannya terhadap pentingnya pendidikan karakter sejak PAUD tumbuh dari pengalamannya melihat anak-anak yang belum banyak terpengaruh dampak negatif teknologi. “Inilah waktu terbaik untuk membekali mereka dengan nilai-nilai luhur budaya bangsa,” katanya.

Menutup wawancara, Dr. Linda menyampaikan harapannya terhadap generasi masa depan Indonesia. “Saya percaya, anak-anak yang tumbuh dengan pendidikan berbasis Pancasila akan menjadi generasi yang membawa kebermanfaatan bagi bangsa. Mereka akan menerangi kehidupan dengan karya hebat dan menjadi rujukan bagi masyarakat dunia yang adil dan beradab,” tuturnya.

Melalui kiprah para dosennya seperti Dr. Linda Fauziyah Ariyani, Universitas Mulia terus memperkuat reputasi sebagai kampus yang aktif berkontribusi bagi pembangunan pendidikan di Kalimantan Timur. Aktivitas dosen di berbagai forum nasional dan daerah menjadi bagian dari implementasi tridharma perguruan tinggi—khususnya pengabdian masyarakat dan pengembangan keilmuan—yang mempertegas peran Universitas Mulia sebagai pusat inovasi pendidikan yang berkarakter. (YMN)

 

Balikpapan, 20 Oktober 2025—Sebagai perwujudan kepedulian terhadap pelestarian lingkungan dan pembangunan berkelanjutan, mahasiswa Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Mulia Balikpapan melaksanakan kegiatan penanaman 100 bibit mangrove di kawasan Direktorat Polisi Air dan Udara (Polairud) Polda Kalimantan Timur, pada Sabtu (18/10).

Kegiatan yang mengusung tema “Manajemen Peduli Lingkungan” ini merupakan hasil kolaborasi antara institusi pendidikan tinggi dan aparat penegak hukum dalam mendukung upaya konservasi ekosistem laut dan pesisir. Kolaborasi tersebut mencerminkan sinergi strategis antara dunia akademik dan praktisi lapangan dalam mewujudkan tanggung jawab sosial dan lingkungan sebagai bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi.

Kaprodi Manajemen Universitas Mulia, Dr. Pudjiati, S.E., M.M., memimpin langsung mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis dalam kegiatan penanaman 100 bibit mangrove di kawasan Direktorat Polisi Air dan Udara (Polairud) Polda Kalimantan Timur, Sabtu (18/10).

Ketua Program Studi Manajemen, Dr. Pudjiati, S.E., M.M., dalam keterangannya menyampaikan bahwa kegiatan ini dirancang sebagai media pembelajaran karakter sekaligus implementasi nilai-nilai keberlanjutan bagi mahasiswa. Menurutnya, mahasiswa perlu memiliki kesadaran ekologis dan rasa tanggung jawab sosial yang tinggi sebagai calon pemimpin masa depan.

“Melalui kegiatan ini, mahasiswa diharapkan memahami bahwa ilmu manajemen tidak semata-mata berkaitan dengan aspek bisnis dan profitabilitas, tetapi juga dengan pengelolaan sumber daya alam dan sosial secara berkelanjutan. Penanaman mangrove ini memberikan pengalaman langsung bagi mahasiswa untuk berpartisipasi aktif dalam menjaga keseimbangan ekosistem,” ujar Dr. Pudjiati.

Foto bersama civitas akademika Universitas Mulia dan jajaran Polairud Polda Kalimantan Timur di gerbang utama kawasan Polairud, Sabtu (18/10), sesaat sebelum kegiatan penanaman bibit mangrove dimulai.

Dari pihak Polairud Polda Kalimantan Timur, Wendy Eka Saputra, S.H., selaku PS. Kanit 2 Si Binmas Air Dit Polairud, memberikan apresiasi atas keterlibatan mahasiswa Universitas Mulia dalam kegiatan pelestarian lingkungan. Ia menilai kolaborasi lintas lembaga seperti ini penting dalam membangun kesadaran publik terhadap pentingnya menjaga ekosistem laut dan wilayah pesisir.

Momen kebersamaan civitas akademika Universitas Mulia dan aparat Polairud Polda Kaltim di kawasan pesisir Polairud, Sabtu (18/10), diambil sesaat sebelum dimulainya kegiatan penanaman bibit mangrove.

“Kami sangat mengapresiasi inisiatif yang dilakukan mahasiswa Universitas Mulia. Sinergi antara akademisi dan aparat kepolisian merupakan langkah positif untuk menumbuhkan budaya peduli lingkungan di kalangan generasi muda,” ungkapnya.

Penanaman dilakukan di wilayah pesisir yang tergolong rawan abrasi. Selain melakukan kegiatan tanam, para peserta juga memperoleh materi edukatif mengenai fungsi ekologis mangrove, termasuk peranannya dalam menahan abrasi pantai, menjaga habitat biota laut, serta mendukung penyerapan karbon yang berkontribusi terhadap mitigasi perubahan iklim.

Lebih lanjut, Dr. Pudjiati menegaskan bahwa kegiatan ini juga menjadi bagian dari upaya Universitas Mulia dalam mengimplementasikan visi “Green and Sustainable Campus.” Ia berharap kegiatan serupa dapat menumbuhkan jiwa kepemimpinan hijau (green leadership) dan memperkuat kesadaran mahasiswa akan pentingnya prinsip People, Planet, and Profit dalam praktik manajemen modern.

“Keberhasilan seorang manajer di masa depan tidak hanya diukur dari kemampuannya mengelola sumber daya ekonomi, tetapi juga dari sejauh mana ia mampu menjaga keseimbangan antara keuntungan, kemanusiaan, dan kelestarian lingkungan,” tutupnya.

Foto bersama di atas jembatan kawasan Direktorat Polisi Air dan Udara (Polairud) Polda Kalimantan Timur, Sabtu (18/10), menjadi penutup kegiatan penanaman mangrove sebagai simbol komitmen bersama dalam menjaga kelestarian ekosistem pesisir.

 

Melalui kegiatan ini, Universitas Mulia menunjukkan komitmen akademiknya dalam mengintegrasikan pembelajaran berbasis pengalaman (experiential learning) dengan nilai-nilai keberlanjutan lingkungan, sekaligus memperkuat peran mahasiswa sebagai agen perubahan dalam mewujudkan masyarakat yang peduli terhadap kelestarian alam. (YMN)

 

Humas Universitas Mulia, 10 Juli 2025— Universitas Mulia melalui Fakultas Ilmu Komputer (FIKOM) mendorong perluasan akses dan pemerataan teknologi kecerdasan buatan (AI) di wilayah Indonesia Timur, khususnya Kalimantan. Langkah ini terwujud melalui kolaborasi strategis dengan NVIDIA Indonesia, pemain global teknologi AI, serta Bitracom Informatika sebagai mitra lokal.

Dekan FIKOM, Bapak Djumadi, S.Kom., M.Kom., memaknai kemitraan tersebut sebagai strategi berani untuk menjembatani kesenjangan digital antara pusat dan daerah. Menurutnya, kehadiran NVIDIA dan Bitracom menjadi pintu masuk penting agar teknologi AI tidak hanya terkonsentrasi di Pulau Jawa, tetapi juga menjangkau institusi pendidikan yang memiliki semangat untuk maju bersama.

Urgensi kolaborasi ini lahir dari kesadaran bahwa transformasi digital, khususnya AI, tidak dapat lagi ditunda. Bagi FIKOM UM, menggandeng mitra sekelas NVIDIA bukan sekadar kebanggaan, melainkan kebutuhan agar universitas dapat berperan sebagai pusat distribusi kompetensi digital yang kredibel di tingkat global.

“Kami ingin mahasiswa tidak hanya menjadi pengguna teknologi, tetapi juga kontributor di dalamnya,” jelasnya.

Dalam kegiatan sosialisasi teknologi AI yang telah dilaksanakan, Djumadi menekankan pentingnya perubahan paradigma di kalangan sivitas akademika. Menurutnya, AI bukan hanya alat bantu, tetapi juga sistem kecerdasan yang menuntut pola pikir adaptif dan keberanian untuk bereksperimen. Hal ini sejalan dengan dorongan agar dosen dan mahasiswa tidak berhenti pada literasi teknologi semata, melainkan juga mengasah kemampuan berpikir kritis dan kreatif.

Optimisme juga terlihat pada kesiapan mahasiswa dan dosen Universitas Mulia dalam mengadopsi teknologi AI. Djumadi menilai antusiasme mahasiswa FIKOM terhadap teknologi baru cukup tinggi. Sementara itu, para dosen terus meningkatkan kapasitas melalui pelatihan, sertifikasi, dan riset kolaboratif. Dukungan ekosistem dan infrastruktur menjadi hal yang akan terus diperkuat melalui kolaborasi ini.

Ke depan, berbagai rencana tindak lanjut telah disiapkan. FIKOM UM akan menginisiasi seminar AI, membangun AI Sandbox Lab berbasis proyek di website fakultas, serta menjajaki program magang virtual bersama NVIDIA. Selain itu, akses ke sumber daya GPU dan peluang inkubasi startup berbasis AI untuk menjawab persoalan lokal seperti pertanian, perikanan, dan kebencanaan juga tengah dipersiapkan.

Meskipun demikian, Djumadi mengakui masih ada tantangan yang dihadapi perguruan tinggi daerah, mulai dari keterbatasan akses teknologi mutakhir, literasi digital yang belum merata, hingga kebutuhan kemitraan strategis yang berkelanjutan. Ia menilai sinergi dengan industri global seperti NVIDIA adalah salah satu cara efektif untuk melompati hambatan tersebut.

Untuk memastikan manfaat kolaborasi dapat dirasakan lintas program studi, FIKOM UM berkomitmen mengintegrasikan materi AI ke dalam kurikulum di berbagai prodi, mulai dari Informatika, Sistem Informasi, Teknologi Informasi, hingga Desain Komunikasi Visual. Model pembelajaran berbasis proyek lintas disiplin akan dioptimalkan agar mahasiswa memiliki pengalaman nyata dalam memanfaatkan AI untuk memecahkan masalah riil.

Di akhir pernyataannya, Djumadi berpesan kepada generasi muda untuk tidak ragu terjun ke dunia AI. Menurutnya, AI bukan ranah eksklusif, melainkan ruang terbuka bagi siapa saja yang memiliki rasa ingin tahu dan keberanian bereksperimen.

“Keberanian bereksperimen dan kecepatan belajar jauh lebih penting daripada sekadar nilai akademik,” ujarnya.

Saat ini Universitas Mulia juga tengah menjajaki peluang kerja sama lebih luas, termasuk pengembangan laboratorium berbasis GPU, integrasi sertifikasi industri AI, serta dukungan komputasi awan bagi riset mahasiswa. Djumadi berharap Universitas Mulia dapat berperan sebagai sentra pertumbuhan talenta AI di Indonesia Timur, sekaligus penggerak inovasi digital yang inklusif dan aplikatif.

Humas UM (YMN)