Balikpapan, 1 Desember 2025 — Universitas Mulia menyelenggarakan Wisuda ke-7 Tahun 2025 pada Senin, 1 Desember 2025 di Hotel Novotel Balikpapan. Acara dihadiri jajaran Pembina, Pengurus, dan Badan Pengelola Harian Yayasan Airlangga, perwakilan Pemerintah Kota Balikpapan, pimpinan perguruan tinggi, serta orang tua wisudawan. Dalam sambutannya, Rektor Universitas Mulia menyampaikan uraian komprehensif mengenai capaian institusi, profil lulusan, serta arah pengembangan kompetensi di era teknologi digital dan kecerdasan buatan.

Penghargaan kepada Wisudawan, Orang Tua, dan Sivitas Akademika

Rektor UM, Prof Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i, M.Si. membuka sambutan dengan menegaskan bahwa wisuda merupakan tonggak penting bagi para lulusan sekaligus momentum reflektif atas perjalanan akademik yang telah ditempuh. Ucapan selamat disampaikan kepada 361 lulusan dari berbagai program studi, disertai apresiasi eksplisit kepada orang tua dan wali mahasiswa yang disebut sebagai pihak yang menyediakan dukungan moral, finansial, dan spiritual hingga para wisudawan mencapai tahap akhir studinya.

Kepada dosen dan tenaga kependidikan, Rektor menekankan bahwa setiap ijazah yang diterima mahasiswa tidak berdiri sendiri, melainkan hasil dari rangkaian proses panjang mulai dari penyusunan materi, pendampingan akademik, penilaian, hingga dukungan administratif yang konsisten.

Profil Wisuda 2025

Pada wisuda tahun ini, Universitas Mulia melepas 361 lulusan S1 dengan karakteristik sebagai berikut:

  • Predikat kelulusan: 54% meraih predikat Sangat Memuaskan dan 45% Cum Laude.
  • Rerata IPK: 3,56, meningkat dibanding 2024.
  • Rerata masa studi: 4 tahun 5 bulan.
  • Masa studi tercepat: Wahyu Aji Purnama (S1 Teknik Informatika) dengan masa studi ±3 tahun 4 bulan.
  • Wisudawan tertua: Ratna Arif (S1 Farmasi) berusia sekitar 49 tahun.
  • Wisudawan termuda: Nabila Cantika Anajolla (S1 Sistem Informasi) berusia sekitar 20 tahun.

Rektor menegaskan bahwa beragamnya perjalanan studi para lulusan menunjukkan bahwa setiap mahasiswa memiliki ritme dan tantangan masing-masing, namun seluruhnya tiba pada garis akhir yang sama pada hari wisuda.

Peningkatan Kepercayaan Publik dan Capaian Kelembagaan

Rektor memaparkan perkembangan signifikan terkait pertumbuhan mahasiswa dan kinerja institusi dalam tiga tahun terakhir. Jumlah mahasiswa baru meningkat rata-rata 10–11% per tahun, sementara mahasiswa aktif bertambah 3–4% per tahun. Universitas Mulia juga mencatat lebih dari 80 kerja sama tridharma, baik internasional maupun nasional.

Di bidang akademik, kenaikan jabatan fungsional dosen mencapai hampir 50% dalam dua tahun terakhir. Produktivitas ilmiah juga menunjukkan perkembangan melalui 378 karya ilmiah dalam tiga tahun, 88 Hak Kekayaan Intelektual, satu paten, serta 65 buku ber-ISBN dalam lima tahun terakhir.

Tracer Study dan Mutu Lulusan

Laporan tracer study menunjukkan:

  • Waktu tunggu memperoleh pekerjaan: 3,7 bulan.
  • Kesesuaian bidang kerja: 83% bekerja sesuai kompetensi akademik.
  • Penilaian pengguna: 98% puas (80% menilai “Sangat Baik”, 18% “Baik”)

Lulusan Universitas Mulia bekerja pada berbagai sektor, mulai dari perusahaan multinasional, industri nasional, lembaga pemerintah, hingga wirausaha mandiri.

Penguatan Ekosistem Technopreneurship

Rektor menguraikan bahwa penguatan ekosistem technopreneurship terus dibangun melalui:

  • Inkubator Bisnis UM yang berfungsi mengubah ide inovatif menjadi produk dan rintisan usaha.
  • LSP UM serta kerja sama Sertifikasi Digital Talent (Kominfo/KomDigi) untuk memperluas akses micro-credentials.
  • Laboratorium berbasis income generator, seperti Rumah Produksi Kosmetik Tipe B (Prodi Farmasi) dan Tempat Penitipan Anak (Prodi PG-PAUD).
  • Dukungan pendanaan riset melalui DIPA internal, BRIDA, dan hibah PP-PTS untuk penguatan pembelajaran PjBL, MKWK, dan aktivitas riset terapan.

AI Generatif: Peluang, Risiko, dan Etika

Salah satu bagian penting dalam sambutan Rektor adalah penekanan mengenai perkembangan kecerdasan buatan generatif seperti ChatGPT, Gemini, Copilot, DALL·E, dan Midjourney. Menurutnya, teknologi ini membawa peluang besar dalam penulisan, penerjemahan, perancangan, hingga pemrograman.

Namun, risiko seperti deepfake, hoaks, penipuan, dan plagiarisme perlu dipahami secara kritis. Rektor menegaskan bahwa AI menggantikan pekerjaan rutin, bukan peran manusia yang memiliki kemampuan kritis, empatik, dan berintegritas. Karena itu, lulusan Universitas Mulia diharapkan tidak sekadar menjadi pengguna teknologi, tetapi pihak yang mampu memimpin pemanfaatan AI secara bertanggung jawab dan etis.

Future Skills dan Kurikulum OBE 2025

Rektor memaparkan orientasi kompetensi masa depan (future skills), meliputi literasi AI dan data, analytical and creative thinking, keamanan siber, kepemimpinan, kolaborasi, serta komitmen pada pembelajaran sepanjang hayat. Kurikulum Outcome-Based Education (OBE) Universitas Mulia 2025 disusun selaras dengan kebutuhan tersebut melalui metode pembelajaran berbasis proyek, studi kasus, sertifikasi profesi, micro-credentials, dan program magang industri.

Pesan bagi Lulusan

Dalam penutup sambutannya, Rektor menekankan empat pesan utama:

  1. Menjaga nama baik diri, keluarga, dan almamater dalam setiap bentuk pengabdian dan pekerjaan.
  2. Mengembangkan kompetensi dan jejaring profesional, mengingat dinamika teknologi dan ilmu pengetahuan bergerak sangat cepat.
  3. Menanamkan jiwa technopreneur dan inovator, agar lulusan tidak hanya menjadi pengguna teknologi, tetapi pencipta solusi berbasis teknologi.
  4. Berperan aktif dalam perkembangan daerah dan bangsa, terutama pada agenda strategis Kalimantan Timur dan Kota Balikpapan.

Rektor mengapresiasi kerja keras para lulusan yang harus menyeimbangkan studi dengan pekerjaan, kondisi keluarga, atau kendala ekonomi. Ia menegaskan bahwa ketahanan dan kemampuan untuk menyelesaikan proses akademik merupakan modal penting dalam menghadapi dunia profesional.

Acara wisuda diakhiri dengan ajakan kepada para lulusan untuk tetap menjalin hubungan dengan almamater serta turut berkontribusi dalam pengembangan Universitas Mulia di masa mendatang. (YMN)

 

Balikpapan, 1 Desember 2025 — Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Mulia telah melaksanakan prosesi Pelepasan Lulusan Sarjana (S1) Program Studi Manajemen dan Program Studi Akuntansi pada Jumat, 28 November 2025, bertempat di Ballroom Cheng Hoo Universitas Mulia. Acara berlangsung khidmat dan penuh antusiasme dengan diikuti 98 lulusan, terdiri dari 76 lulusan Program Studi Manajemen dan 22 lulusan Program Studi Akuntansi. Kegiatan ini sekaligus menjadi momentum penting bagi fakultas melalui pembentukan Ikatan Alumni Fakultas Ekonomi dan Bisnis (IKA FEB) periode 2025–2027.

Dekan FEB Apresiasi Ketekunan dan Capaian Lulusan

Kegiatan yang dihadiri jajaran pimpinan universitas, pimpinan fakultas, dosen, serta para lulusan tersebut dibuka dengan sambutan Dekan FEB, Dr. Ivan Armawan, SE., MM. Ia menegaskan bahwa prosesi pelepasan ini merupakan awal perjalanan profesional para lulusan dalam dunia kerja dan pengabdian masyarakat.

“Pelepasan ini bukan merupakan penutup perjalanan, melainkan titik awal bagi para lulusan untuk memasuki fase baru dalam berkarya pada ranah profesional. Kami berharap para lulusan mampu tampil sebagai representasi terbaik FEB, baik dalam kiprah karier maupun dalam kontribusi mereka di tengah masyarakat,” ujar Dekan dalam sambutannya.

Dekan FEB UM, Dr. Ivan Armawan, S.E., M.M., menyampaikan apresiasi dan pesan akademik kepada para lulusan dalam prosesi pelepasan FEB 2025.

Wakil Rektor Bidang Sumber Daya: Lulusan Harus Siap Hadapi Dinamika Era Digital

Dalam sambutannya, Wakil Rektor Bidang Sumber Daya, Yusuf Wibisono, S.E., M.T.I.  menekankan bahwa lulusan FEB harus memiliki kesiapan menghadapi transformasi digital serta dinamika global yang semakin kompetitif.

“Perguruan tinggi tidak berhenti pada penciptaan lulusan yang kuat secara akademik, tetapi juga berkewajiban membentuk individu yang mampu beradaptasi, berinovasi, dan menjunjung tinggi integritas. Dengan fondasi kompetensi yang telah dibangun selama masa studi, kami meyakini lulusan FEB siap memberikan kontribusi strategis dan berdampak luas di berbagai sektor,” jelasnya.

Wakil Rektor Bidang Sumber Daya, Yusuf Wibisono, S.E., M.T.I., memberikan arahan mengenai kesiapan lulusan menghadapi tantangan profesional dan dunia kerja.

Pembentukan IKA FEB: Memperkuat Jejaring dan Kontribusi Alumni

Rangkaian acara pelepasan juga menjadi forum pembentukan resmi Ikatan Alumni Fakultas Ekonomi dan Bisnis (IKA FEB). Agenda pembentukannya meliputi:

  • Pemaparan tujuan dan manfaat pembentukan IKA FEB
  • Penyusunan struktur organisasi sementara
  • Pemilihan ketua dan pengurus periode 2025–2027
  • Penetapan rencana kerja dan agenda awal

Melalui musyawarah, Agung Widiyanto, S.M., terpilih sebagai Ketua IKA FEB. Ia menyampaikan komitmen untuk membangun komunitas alumni yang aktif, berjejaring luas, dan mampu memberikan kontribusi nyata bagi fakultas.

Dekan FEB, Dr. Ivan Armawan, S.E., M.M., menyerahkan Surat Keputusan kepada Ketua IKA FEB terpilih, Agung Widiyanto, S.M., sebagai tanda resmi terbentuknya IKA FEB periode 2025–2027.

Wakil Rektor III: Alumni Adalah Mitra Strategis Universitas

Prosesi pembentukan IKA FEB turut disaksikan oleh Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, yang menegaskan peran strategis alumni dalam pengembangan institusi.

“Alumni memiliki peran penting dalam memperkuat reputasi dan ekosistem akademik universitas. Melalui IKA FEB, diharapkan terbentuk jejaring kolaboratif yang mampu mendukung peluang magang, kerja, dan kegiatan akademik yang berdampak luas,” terangnya.

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Sumardi, S.Kom., M.Kom., menegaskan peran strategis alumni dalam memperkuat jejaring dan reputasi universitas.

Harapan ke Depan

Dengan pelepasan 98 lulusan serta terbentuknya IKA FEB, FEB Universitas Mulia berharap tercipta sinergi berkelanjutan antara alumni, fakultas, dan universitas dalam pengembangan pendidikan, penelitian, serta pengabdian kepada masyarakat. Wadah alumni ini juga diharapkan menjadi ruang untuk memperluas jejaring profesional dan memperkuat kontribusi lulusan di dunia kerja.

Dekan FEB memberikan ucapan selamat secara simbolis kepada lulusan FEB sebagai penanda perjalanan baru mereka di dunia profesional.

Acara ditutup dengan penyerahan ucapan selamat kepada lulusan, sesi foto bersama, ramah tamah, serta serah terima simbolis lulusan kepada IKA FEB sebagai penanda dimulainya perjalanan baru para sarjana dalam jaringan alumni FEB Universitas Mulia. (YMN)

Balikpapan, 27 November 2025 — Universitas Mulia meraih predikat Baik pada hasil verifikasi dan penilaian Sistem Informasi Kinerja dan Tata Kelola Kemahasiswaan (SIMKATMAWA) 2025 yang dirilis Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Ditjen Dikti. Hasil ini menunjukkan bahwa tata kelola dan pelaporan kinerja kemahasiswaan UM telah berada pada jalur yang sesuai dengan standar evaluasi nasional yang ditetapkan Ditjen Dikti.

SIMKATMAWA merupakan instrumen pemeringkatan Ditjen Dikti yang menilai kinerja kelembagaan kemahasiswaan, kegiatan mandiri mahasiswa, serta partisipasi perguruan tinggi dalam program Direktorat Belmawa. Penilaian SIMKATMAWA 2025 menggunakan data kegiatan dan prestasi mahasiswa sepanjang tahun 2024.

Pada pemeringkatan tahun ini, perguruan tinggi dibagi dalam dua klaster berdasarkan jumlah mahasiswa aktif. Universitas Mulia masuk dalam kategori Perguruan Tinggi Akademik dan mengikuti proses verifikasi yang mencakup kelembagaan organisasi mahasiswa, pencatatan prestasi, partisipasi kompetisi, serta tata kelola program yang dibina unit kemahasiswaan.

Peningkatan Mutu dan Tantangan Regional–Nasional

Kepala Bagian Kemahasiswaan dan Alumni Universitas Mulia, Riski Zulkarnain, S.Pd., M. Pd, menjelaskan bahwa capaian tersebut merupakan indikator bahwa sistem tata kelola kemahasiswaan di UM berjalan sesuai standar yang ditetapkan Ditjen Dikti. Namun demikian, peningkatan kualitas harus terus dilakukan agar UM dapat bersaing pada level nasional.

Pada tingkat regional Kalimantan Timur, predikat Sangat Baik dalam SIMKATMAWA 2025 hanya diraih oleh Universitas Mulawarman dan Institut Teknologi Kalimantan. Pencapaian kedua institusi tersebut menjadi rujukan regional yang relevan bagi Universitas Mulia dalam memetakan area penguatan, terutama dalam pengembangan rekam jejak prestasi mahasiswa.

Salah satu aspek yang dinilai strategis adalah peningkatan partisipasi mahasiswa pada kompetisi berskala nasional, termasuk Liga Nasional Belmawa. Upaya ini memerlukan dukungan kelembagaan yang terarah—mulai dari kebijakan internal, mekanisme pendampingan yang berkelanjutan, hingga penyediaan anggaran berbasis kebutuhan pembinaan prestasi.

Kontribusi mahasiswa pada berbagai kompetisi, baik akademik maupun non-akademik, menjadi unsur evaluasi penting dalam SIMKATMAWA. Untuk memperkuat komponen tersebut, UM menilai perlu adanya perluasan pembinaan melalui pola kerja yang lebih terstruktur serta kolaborasi yang lebih intensif antara program studi, organisasi kemahasiswaan, dan unit pembinaan mahasiswa.

Komitmen Penguatan Kelembagaan Kemahasiswaan

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Sumardi, S.Kom., M.Kom., menyampaikan apresiasi kepada mahasiswa, organisasi kemahasiswaan, serta seluruh unit kerja yang berkontribusi dalam proses pelaporan SIMKATMAWA. Ia menekankan bahwa hasil tersebut menjadi dasar untuk memperkuat strategi peningkatan kinerja kelembagaan secara lebih sistematis.

“Kami akan meningkatkan kualitas kegiatan kemahasiswaan, memperluas peluang mahasiswa untuk berkompetisi pada level nasional, serta menata ulang sistem kelembagaan agar lebih responsif terhadap kebutuhan pembinaan prestasi. Universitas memberikan dukungan melalui kebijakan, pendampingan, dan alokasi anggaran agar pada periode berikutnya UM dapat berkompetisi menuju predikat Sangat Baik,” ujarnya.

Dorongan bagi Peran Aktif Mahasiswa

Melalui capaian ini, Universitas Mulia mendorong semakin banyak mahasiswa berpartisipasi dalam kegiatan pengembangan diri, kompetisi, dan program nasional yang relevan dengan bidang keilmuan masing-masing. Partisipasi aktif mahasiswa menjadi pondasi penting dalam peningkatan mutu layanan kemahasiswaan sekaligus kontribusi UM terhadap penguatan sumber daya manusia di Kalimantan Timur. (YMN)

Balikpapan, 26 November 2025 – Dalam rangkaian kegiatan Mulia Accounting Event (MAE) Volume 2, Dothy Amelia Saragih, S.E., M.M., dosen Universitas Mulia sekaligus praktisi di bidang akuntansi dan keuangan, membedah perubahan signifikan profesi akuntan di era digital dan implikasinya bagi kompetensi mahasiswa.

Dothy menjelaskan, digitalisasi telah menggeser banyak fungsi entry level akuntansi. “Proses pencatatan dan data entry yang dulunya membutuhkan tenaga manusia kini banyak digantikan oleh sistem dan AI. Akibatnya, kebutuhan perusahaan terhadap akuntan di level dasar menurun, sementara kemampuan yang paling mendesak dikuasai mahasiswa adalah data analyst dan kemampuan berpikir kritis,” ujarnya.

Pemateri kedua, Dothy Amelia Saragih, S.E., M.M., menyampaikan materi “Peran Akuntansi di Era Digital dan Dunia Kerja” dalam rangkaian MAE Vol. 2 FEB Universitas Mulia.

Meski AI dan digitalisasi mengubah lanskap profesi, Dothy menegaskan bahwa peran akuntan tradisional tidak akan hilang sepenuhnya. Peran yang berkembang adalah sebagai business partner, di mana akuntan menjadi penasihat strategis bagi pemangku kepentingan agar operasional perusahaan tetap berjalan optimal. “Akuntan modern bukan lagi sekadar pencatat transaksi; mereka memberikan insight finansial yang menentukan keputusan bisnis,” jelasnya.

Ia memberi contoh konkret: akuntan dapat menilai kemampuan finansial perusahaan dalam proses perekrutan karyawan, pengambilan keputusan ekspansi bisnis, atau pembelian aset. Dengan perspektif ini, akuntansi menjadi fungsi strategis yang memengaruhi arah bisnis secara nyata, tidak terbatas pada siklus pencatatan semata.

Salah seorang siswi peserta undangan mengajukan pertanyaan pada sesi tanya jawab, menunjukkan antusiasme pelajar dalam memahami praktik akuntansi digital dan pasar modal.

Dari pengalamannya di dunia kerja dan akademik, Dothy menyoroti kesalahan umum mahasiswa dan lulusan baru. “Masalah terbesar biasanya terkait attitude dan komunikasi. Banyak fresh graduate enggan bertanya atau mengambil inisiatif saat menghadapi tugas baru. Selain itu, kemampuan menyampaikan pendapat dan menangani konflik dengan rekan kerja juga sering menjadi kendala,” paparnya.

Mengenai kesiapan perguruan tinggi, Dothy menilai adopsi teknologi digital di kurikulum masih perlu ditingkatkan. “Beberapa universitas, termasuk UM, sedang bergerak ke arah itu. Misalnya, mata kuliah komputer akuntansi yang saya ampu semester lalu mulai memanfaatkan software terbaru, meski masih ada ruang untuk perbaikan dan pengembangan lebih lanjut.”

Dalam mendesain kompetensi wajib bagi calon akuntan masa depan, Dothy menekankan tiga keterampilan utama: pemahaman mendalam atas ilmu akuntansi, literasi digital, serta critical thinking dan kemampuan analisis. “Ketiga hal ini menjadi fondasi agar mahasiswa mampu bersaing di dunia profesional yang terus berubah,” tambahnya.

Kaprodi Akuntansi, Eko Edy Susanto, S.E., M.AK., menyerahkan sertifikat penghargaan kepada pemateri perwakilan BEI sebagai bentuk apresiasi atas kontribusi dalam MAE Vol. 2.

Sebagai pesan penutup bagi mahasiswa, Dothy menekankan mindset karier yang proaktif: tetap ingin tahu, berani bertanya, tidak takut mencoba hal baru, dan senantiasa rendah hati. Dengan sikap tersebut, mahasiswa tidak hanya mempersiapkan diri untuk mendapatkan pekerjaan setelah lulus, tetapi menjadi individu yang benar-benar dibutuhkan oleh industri.

MAE Volume 2 FEB Universitas Mulia, melalui materi Dothy Amelia, menegaskan bahwa akuntansi modern menuntut kemampuan berpikir strategis, adaptasi teknologi, dan keberanian untuk berinovasi—kompetensi yang membedakan lulusan unggul dari sekadar pencatat transaksi. (YMN)

Balikpapan, 25 November 2025 – Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Mulia kembali menyelenggarakan Mulia Accounting Event (MAE) Volume 2 sebagai upaya memperkuat kesiapan mahasiswa dalam menghadapi transformasi profesi akuntansi dan keuangan di era digital. Kegiatan yang berlangsung di Ballroom Cheng Hoo, Selasa (25/11), menghadirkan kolaborasi bersama Bursa Efek Indonesia (BEI) serta pemateri dari kalangan akademisi berpengalaman industri.

MAE Volume 2 mengangkat dua tema utama yang dikemas dalam Accounting Insight. Materi pertama, “Investasi Saham untuk Pemula: Edukasi Pasar Modal untuk Generasi Z”, disampaikan oleh Aldila Bandaro, Deputi Wilayah BEI Kalimantan Utara. Melalui pemaparan ini, mahasiswa diajak memahami instrumen pasar modal, mekanisme transaksi, serta prinsip pengambilan keputusan investasi berbasis data. Penjelasan dilengkapi contoh kasus dan simulasi yang memungkinkan peserta melihat langsung bagaimana keputusan finansial terbentuk pada lingkungan pasar nyata.

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Dr. Ivan Armawan, S.E., M.M., membuka secara resmi Mulia Accounting Event (MAE) Vol. 2 di Ballroom Cheng Hoo, Selasa (25/11/2025).

Materi kedua, “Peran Akuntansi di Era Digital dan Dunia Kerja”, disampaikan oleh Dothy Amelia Saragih, S.E., M.M., dosen Universitas Mulia dengan pengalaman profesional di sektor keuangan. Paparan ini menyoroti pergeseran peran akuntan dari sekadar pencatat transaksi menjadi analis informasi keuangan berbasis teknologi. Mahasiswa diperkenalkan pada penggunaan sistem ERP, analitik data, financial reporting digital, dan standar kompetensi yang kini menjadi kebutuhan industri.

Dekan FEB, Dr. Ivan Armawan, S.E., M.M., menyampaikan bahwa MAE bukan sekadar agenda tahunan, tetapi bagian dari desain akademik FEB untuk membangun kesiapan mahasiswa menghadapi lanskap industri keuangan yang semakin terdigitalisasi. Ia menekankan bahwa penguasaan teori akuntansi hanyalah fondasi awal, sementara dunia kerja menuntut kemampuan lain yang lebih kompleks—mulai dari interpretasi data berbasis teknologi hingga ketepatan pengambilan keputusan dalam konteks pasar yang bergerak cepat.

Ia menambahkan, pendekatan experiential learning menjadi kunci agar mahasiswa—khususnya generasi Z—memperoleh pengalaman yang relevan dengan dunia kerja. Simulasi investasi, diskusi berbasis studi kasus, dan interaksi dengan praktisi diharapkan dapat menumbuhkan keterampilan analitis, komunikasi, dan kolaborasi.

Para guru dan siswa dari berbagai SMA dan SMK di Balikpapan menghadiri MAE Vol. 2, mengikuti sesi edukasi pasar modal dan akuntansi digital untuk generasi muda.

Seiring meningkatnya otomatisasi dan penggunaan kecerdasan buatan di sektor keuangan, FEB terus memutakhirkan kurikulum melalui mata kuliah sistem informasi akuntansi, literasi fintech, serta audit berbantuan teknologi. MAE berfungsi sebagai penguatan karena menghadirkan wawasan terbaru terkait tren pasar modal dan inovasi investasi digital.

FEB juga menyoroti pentingnya menutup jarak antara kemampuan akademik dan tuntutan profesional. Melalui keterlibatan dosen yang memiliki pengalaman industri, mahasiswa diperkenalkan pada praktik pelaporan keuangan terkini, standar audit modern, serta penggunaan perangkat digital yang menjadi standar dunia kerja. Program magang, pelatihan sertifikasi, dan pemanfaatan software akuntansi menjadi bagian dari strategi integratif tersebut.

Untuk MAE Volume 2, FEB telah menetapkan indikator keberhasilan yang terukur seperti peningkatan literasi pasar modal berdasarkan evaluasi pre–post, kemampuan simulasi transaksi berbasis data, hingga partisipasi mahasiswa dalam kegiatan dan komunitas pasar modal kampus. Indikator ini menjadi dasar evaluasi agar kegiatan tidak berhenti sebagai agenda seremonial, tetapi menghasilkan capaian nyata bagi pengembangan kompetensi mahasiswa.

Ke depan, FEB menargetkan kerja sama yang lebih luas dengan BEI maupun lembaga jasa keuangan melalui pendirian galeri investasi kampus, guest lecture berkelanjutan, pelatihan sertifikasi, hingga kompetisi analisis saham. Kolaborasi ini, menurut Dr. Ivan, akan membuka akses mahasiswa pada peluang karier dan jaringan profesional yang lebih luas.

Salah seorang mahasiswa aktif mengajukan pertanyaan saat sesi tanya jawab, menunjukkan antusiasme peserta dalam memahami investasi saham dan peran akuntansi di era digital.

Dengan konsistensi program yang selaras dengan perkembangan industri, FEB Universitas Mulia menegaskan posisinya sebagai fakultas yang menempatkan literasi digital, teknologi keuangan, dan pembelajaran akuntansi modern sebagai identitas akademik. “Kami ingin mahasiswa FEB tidak hanya siap bekerja, tetapi menjadi individu yang memahami arah perubahan industri keuangan dan mengambil peran di dalamnya,” tutupnya. (YMN)

Balikpapan, 25 November 2025— Fakultas Hukum Universitas Mulia menyelenggarakan seminar bertajuk “Crimes Against Minors” pada Hari Senin, 24 November 2025 yang dirangkaikan dengan penandatanganan Memorandum of Agreement (MOA) bersama Balai Pemasyarakatan (Bapas) Kelas I Balikpapan. Kegiatan yang berlangsung di Ballroom Cheng Hoo ini menghadirkan narasumber dari Polresta Balikpapan, Kejaksaan Negeri Balikpapan, serta Bapas Balikpapan. Seminar diikuti oleh ratusan siswa SMP, SMA dan SMK sebagai bentuk perluasan edukasi hukum sejak dini.

Kaprodi Hukum Universitas Mulia, M. Asyharuddin, S.H., M.H., menyampaikan sambutan pembuka sekaligus menegaskan urgensi edukasi dan kewaspadaan hukum bagi generasi muda pada Seminar “Crimes Against Minors” di Ballroom Cheng Hoo.

Ketua Program Studi Hukum Universitas Mulia, M. Asyharuddin, S.H., M.H., dalam sambutannya menyampaikan bahwa tema seminar berangkat dari kepekaan mahasiswa terhadap fenomena kejahatan terhadap anak yang kian mengemuka. Ia menegaskan bahwa kegiatan ini bukan sekadar forum diskusi, tetapi ruang pertukaran pengetahuan antara peserta dan narasumber dari lembaga penegak hukum. Asyharuddin turut mengapresiasi kinerja panitia mahasiswa yang mempersiapkan kegiatan selama satu bulan dan berhasil menggandeng berbagai instansi strategis.

Dekan Fakultas Hukum Universitas Mulia, Budiarsi, S.H., M.Hum., Ph.D., memberikan sambutan yang menekankan komitmen fakultas dalam memperkuat kolaborasi bersama lembaga penegak hukum untuk penguatan perlindungan anak di era digital.

Dekannya, Budiarsi, S.H., M.Hum., Ph.D., memberikan perspektif yang lebih luas mengenai posisi kegiatan ini dalam konteks pengabdian institusi. Ia menegaskan bahwa Fakultas Hukum menaruh perhatian serius untuk memastikan kegiatan akademik memiliki dampak nyata di masyarakat, terutama generasi muda. Menurutnya, seminar ini menjadi bentuk komitmen kampus dalam memperkenalkan nilai-nilai kesadaran hukum secara sistematis kepada pelajar, sekaligus memperkuat jejaring kerja sama dengan lembaga hukum negara. Ia juga menyoroti keterlibatan mahasiswa semester awal sebagai panitia inti sebagai representasi kesiapan akademik dan profesional di Fakultas Hukum.

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Sumardi, S.Kom., M.Kom., mewakili Rektor Universitas Mulia dalam sambutan yang mengapresiasi sinergi akademisi dan aparat penegak hukum sebagai upaya meningkatkan literasi hukum pelajar.

Sementara itu, sambutan Rektor Universitas Mulia yang diwakili oleh Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Sumardi, S.Kom., M.Kom., menekankan relevansi akademisi sebagai mediator penyebaran informasi dan edukasi hukum yang konstruktif di masyarakat. Mengangkat contoh kasus penculikan anak yang sempat menjadi sorotan nasional, ia mengajak peserta seminar untuk memahami urgensi penegakan hukum dan kehati-hatian terhadap kejahatan terhadap anak di era digital. Sumardi juga menegaskan kesiapan Universitas Mulia sebagai ruang kolaborasi bagi aparat penegak hukum dalam menyampaikan literasi hukum kepada publik.

Penandatanganan MOA sebagai Wujud Komitmen Bersama

Momentum akademik ini dilanjutkan dengan penandatanganan MOA antara Fakultas Hukum Universitas Mulia dan Bapas Kelas I Balikpapan. Kesepakatan tersebut ditandatangani oleh Dekan Fakultas Hukum Universitas Mulia, Budiarsi, S.H., M.Hum., Ph.D., dan Kepala Bapas Kelas I Balikpapan, Imam Siswoyo. MOA ditujukan untuk memperkuat sinergi dalam pengembangan pendidikan hukum, riset, dan program pengabdian kepada masyarakat, khususnya yang berfokus pada perlindungan anak dan pembinaan remaja.

Melalui kerja sama ini, Fakultas Hukum Universitas Mulia berkomitmen memperluas integrasi antara teori dan praktik hukum di lingkungan akademik, sekaligus memberikan ruang bagi mahasiswa untuk terlibat dalam kegiatan edukasi, penyuluhan, dan penelitian terkait perlindungan anak dengan melibatkan lembaga penegak hukum.

Penandatanganan Memorandum of Agreement (MOA) antara Fakultas Hukum Universitas Mulia dan Balai Pemasyarakatan (Bapas) Kelas I Balikpapan, dilakukan oleh Dekan Fakultas Hukum, Budiarsi, dan Kepala Bapas Kelas I Balikpapan, Imam Siswoyo, sebagai langkah strategis memperkuat kerja sama edukasi dan layanan hukum.

Penegasan Peran Kampus sebagai Agen Edukasi Hukum

Seminar “Crimes Against Minors” dipandang sebagai langkah strategis dalam memperkuat kesadaran hukum masyarakat, terutama generasi muda yang rentan bersinggungan dengan isu kriminalitas digital dan sosial. Kolaborasi akademik dan aparat penegak hukum ini diharapkan mampu melahirkan pola edukasi berkelanjutan demi memperkuat perlindungan terhadap anak sekaligus menanamkan kepribadian hukum yang berkarakter bagi pelajar sebagai calon penerus bangsa. (YMN)

Balikpapan, 23 November 2025 Pelaksanaan asesmen lapangan Akreditasi Institusi Universitas Mulia selama tiga hari, 20–22 November 2025, ditutup dengan suasana haru sekaligus optimisme. Visitasi oleh tim asesor BAN-PT menjadi momentum penting bagi UM untuk menegaskan komitmen dan arah transformasi pendidikan tinggi di Kalimantan Timur.

Rektor Universitas Mulia, Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifai, M.Si., menyampaikan bahwa kehadiran asesor adalah momen yang sangat dinantikan setelah satu tahun mengajukan dokumen borang. Dalam sambutannya, ia menegaskan bahwa penantian itu bukan sekadar menunggu hasil akreditasi, tetapi menunggu masukan objektif untuk percepatan pengembangan institusi.

Rektor Universitas Mulia, Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifai, M.Si., menyampaikan sambutan pembuka visitasi Akreditasi Institusi BAN-PT.

“Satu tahun ini seperti menunggu seseorang yang dicintai. Kami sangat menunggu visitasi karena kami meyakini penilaian pihak luar jauh lebih objektif dibanding menilai diri sendiri. Dan ketika kami mendapat kabar kedatangan tiga pakar ini, benar-benar seperti pucuk dicinta ulam pun tiba,” ujar Prof. Ahsin.

Kedatangan tiga asesor BAN-PT pada visitasi tahun ini sekaligus menjadi kehormatan tersendiri bagi Universitas Mulia. Para pakar nasional tersebut—Prof. Dr. Ir. Ansar Suyuti, M.T. dari Universitas Hasanuddin, Prof. Dr. Pupung Purnamasari, S.E., M.Si., Ak., CA. dari Universitas Islam Bandung, serta Dr. Aan Listiana, S.Pd., M.Pd. dari Universitas Pendidikan Indonesia—memberikan perspektif lintas-disiplin mulai dari tata kelola pendidikan, pengelolaan akademik dan keuangan, hingga peningkatan kapasitas sumber daya manusia. Interaksi sepanjang visitasi berlangsung hangat, kritis, dan konstruktif sehingga evaluasi yang diberikan tidak hanya terasa sebagai proses penilaian, tetapi sebagai dorongan strategis untuk mengakselerasi mutu Universitas Mulia dalam waktu yang lebih cepat.

Rektor kemudian menegaskan bahwa selama tujuh tahun perjalanan sebagai universitas, UM telah berupaya menyesuaikan seluruh tata kelola pendidikan dengan peraturan nasional dan standar BAN-PT—mulai dari penataan visi-misi, peningkatan mutu SDM, penjaminan mutu, peningkatan layanan akademik dan keuangan, hingga kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.

Prof. Ahsin menambahkan bahwa akreditasi bukan garis akhir, melainkan pijakan untuk melangkah lebih maju.

“Kami berharap kritik dan saran asesor menjadi kompas bagi pengembangan UM ke depan. Apa yang belum tepat diperbaiki, apa yang kurang dilengkapi, sehingga mutu UM berkembang secara berkelanjutan,” ujarnya.

Yayasan: Perjalanan Panjang dan Rasa Syukur atas Kemajuan UM

Direktur Eksekutif BPH Yayasan Airlangga Balikpapan, Dr. Agung Sakti Probadi, M.H., S.H., menggambarkan akreditasi sebagai “ujian terbuka yang membuka seluruh isi tubuh.” Ia memahami dinamika dan ketegangan yang dihadapi pimpinan universitas, namun menegaskan bahwa akreditasi menjadi instrumen penting untuk menguatkan kepercayaan publik.

Direktur Eksekutif BPH Yayasan Airlangga Balikpapan, Dr. Agung Sakti Probadi, M.H., S.H., memberikan sambutan dan dukungan penuh terhadap penguatan mutu dan pengembangan Universitas Mulia.

 

Dr. Agung kemudian menguraikan perjalanan panjang Yayasan sejak 1993 hingga berkembang menjadi Universitas Mulia pada 2019, beserta ekspansi yang dilakukan hingga hari ini.
“Sejak Prof. Ahsin bersedia memimpin Universitas Mulia, perkembangan sangat terasa. Dalam tahun ketiga kepemimpinan beliau kami sudah bisa mengakuisisi perguruan tinggi di Kolaka, membuka fakultas baru, dan insya Allah enam program studi sedang dalam proses pembukaan,” jelasnya.

Ia menutup sambutan dengan penegasan bahwa kerja keras dalam proses akreditasi bukan untuk dibanggakan, melainkan untuk dituai. Ia berharap Allah membalas seluruh ikhtiar itu dengan kemudahan dan keberkahan bagi pengembangan Universitas Mulia pada fase berikutnya.

Asesor BAN-PT: Kami Datang untuk Membantu, Bukan Menghakimi

Asesor BAN-PT, Prof. Dr. Ansar Suyuti, M.T., menegaskan bahwa kedatangan tim asesor bukan untuk mencari kesalahan, melainkan untuk memotret kondisi objektif dan membuka ruang dialog perbaikan.

“Kami datang sebagai juru potret. Tugas kami bukan memeriksa, tetapi membantu Bapak/Ibu mendapatkan hasil yang optimum. Kalau ada sesuatu yang sudah berubah menjadi lebih baik, itu juga harus diakui,” ucapnya.

Asesor BAN-PT, Prof. Dr. Ansar Suyuti, M.T., memberikan arahan pada sesi pembukaan asesmen lapangan Akreditasi Institusi Universitas Mulia, dengan penekanan pada upaya berkelanjutan peningkatan mutu pendidikan tinggi.

Prof. Ansar juga menyoroti perubahan kebutuhan pendidikan akibat perkembangan teknologi dari era digital menuju era kuantum, serta pentingnya kesiapan perguruan tinggi menghadapi perubahan tersebut.
“Tugas seluruh pimpinan adalah memastikan UM menjadi tempat terbaik bagi masyarakat untuk menuntut ilmu. Tugas itu tidak ringan, tapi sangat mulia,” tegasnya.

Optimisme Pasca Akreditasi

Seluruh rangkaian visitasi ditutup dengan suasana penuh harapan. Bagi Universitas Mulia, akreditasi bukan sekadar evaluasi dokumen, tetapi proses refleksi kolektif mengenai masa depan institusi.

Dengan dukungan penuh Yayasan, pimpinan, sivitas akademika, dan alumni, UM menegaskan arah pengabdian pendidikannya: membangun Balikpapan sebagai fondasi, memperkuat Samarinda sebagai mitra strategis, memperluas Kolaka sebagai kawasan pertumbuhan baru, dan berkontribusi bagi Indonesia sebagai tujuan akhir. (YMN)

Balikpapan, 13 November 2025 — Universitas Mulia mengembangkan pembelajaran berbasis proyek yang menautkan antara pengetahuan akademik, nilai kebangsaan, etika agama, dan tanggung jawab ekologis. Melalui Aksi Hijau Mahasiswa dan Masyarakat di kawasan Margomulyo, mahasiswa menerjemahkan teori Pancasila, Kewarganegaraan, Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Indonesia menjadi tindakan nyata merawat lingkungan.

Kegiatan ini merupakan bagian dari implementasi Program Pengembangan Model Pembelajaran Mata Kuliah Wajib Kurikulum (MKWK) 2025, hibah yang diperoleh Universitas Mulia dari Direktorat Pendidikan Tinggi (Diktisaintek Berdampak). Program ini dirancang untuk menghadirkan pembelajaran yang tidak berhenti di ruang kelas, melainkan tumbuh di tengah masyarakat melalui kolaborasi dan aksi sosial yang berdampak langsung.

Dalam kegiatan yang dimulai sejak pukul 08.00 WITA Kamis pagi ini, mahasiswa bersama warga Kelurahan Margomulyo membersihkan kawasan hutan bakau dan menanam ratusan bibit mangrove. Selain menjadi praktik kepedulian terhadap alam, kegiatan ini juga menjadi media pembelajaran lintas mata kuliah yang menumbuhkan kesadaran ekologis, sosial, dan spiritual secara terpadu.

Lisda Hani Gustina, S.Ag., M.Pd. (berjilbab merah) selaku dosen MKWK Pendidikan Agama Islam, bersama Wahyu Nur Alimyaningtias, S.Kom., M.Kom. (berbatik cokelat) selaku Kabag Kerjasama Universitas Mulia, memimpin mahasiswa membersihkan area hutan mangrove Margomulyo sebelum kegiatan penanaman dimulai.

Menanam Nilai, Bukan Sekadar Bibit

Aksi penghijauan di Margomulyo memiliki makna lebih dari sekadar menanam pohon. Mahasiswa belajar memahami dimensi ekologis dan sosial dari penghijauan—mulai dari mitigasi banjir dan abrasi, peningkatan kualitas udara dan air, hingga keseimbangan ekosistem pesisir. Melalui pembelajaran ini, mereka diajak mengaitkan urgensi lingkungan dengan nilai-nilai Sila Kedua dan Sila Kelima Pancasila, yaitu kemanusiaan yang adil dan beradab serta keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Dengan demikian, nilai-nilai Pancasila tidak hanya diajarkan sebagai teori normatif, tetapi dihidupkan melalui pengalaman langsung yang membentuk kesadaran kolektif akan tanggung jawab sosial dan keadilan ekologis.

Pesan Moral Menjaga Alam sebagai Amanah

Kegiatan ini juga menanamkan nilai spiritual yang berakar pada Sila Pertama, Kedua, dan Kelima, sekaligus mencerminkan adab dalam ajaran agama. Mahasiswa diajak menafsirkan makna tanggung jawab manusia sebagai khalifah fil ardh — penjaga dan pemelihara bumi. Dari sana tumbuh empati lintas generasi dan semangat keberlanjutan, bahwa setiap tindakan hari ini memiliki dampak bagi kehidupan masa depan.

Nilai religius yang terinternalisasi ini memperkuat moral ekologis mahasiswa: menjaga alam bukan sekadar kewajiban sosial, melainkan bentuk ibadah dan rasa syukur atas ciptaan Tuhan.

Mahasiswa Universitas Mulia menanam bibit mangrove di area berlumpur Margomulyo. Meski becek dan licin, mereka tetap antusias berkontribusi menjaga ekosistem pesisir.

Kolaborasi yang Mempersatukan

Kehadiran warga Margomulyo dalam kegiatan ini menjadi bukti nyata bahwa semangat gotong royong dan musyawarah masih hidup di masyarakat. Mahasiswa dan warga berkolaborasi dalam perencanaan hingga pelaksanaan kegiatan, berbagi peran, dan membuat keputusan bersama secara mufakat.

Praktik sosial ini mencerminkan nilai Sila Ketiga dan Sila Keempat, yakni persatuan Indonesia serta kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan. Melalui kolaborasi semacam ini, pembelajaran di kampus menemukan bentuk paling nyatanya: membangun jejaring sosial yang memperkuat persatuan dan kepedulian bersama.

Kontribusi Nyata Mahasiswa untuk Lingkungan Lestari

Dari kegiatan Aksi Hijau ini, mahasiswa tidak hanya menanam bibit bakau, tetapi juga merancang tindak lanjut untuk menjaga keberlanjutan lingkungan. Rencana aksi yang dirumuskan mencakup penerapan 3R (Reduce, Reuse, Recycle), pembuatan kompos dan eco-enzyme, pengelolaan bank sampah, hingga program monitoring pertumbuhan mangrove.

Mahasiswa juga dilatih untuk mengkomunikasikan pesan lingkungan secara persuasif melalui tulisan, poster, dan kampanye digital. Setiap rencana aksi dibuat terukur—mulai dari target pertumbuhan bibit, volume sampah yang dikurangi, hingga keterlibatan masyarakat setempat. Dengan pendekatan ini, mahasiswa belajar bahwa perubahan lingkungan memerlukan strategi, kolaborasi, dan komitmen yang berkelanjutan.

Foto bersama mahasiswa, dosen, dan masyarakat sesaat sebelum penanaman bibit mangrove dimulai. Aksi ini menjadi simbol kolaborasi antara kampus dan warga dalam mewujudkan lingkungan yang hijau dan lestari.

Pendidikan yang Berakar dan Berdampak

Melalui hibah MKWK 2025 ini, Universitas Mulia menegaskan arah pendidikan yang berakar pada nilai, bertumbuh dalam aksi, dan berdampak bagi masyarakat. Pembelajaran tidak berhenti pada pemahaman konsep, tetapi diwujudkan dalam karya yang menghidupkan nilai Pancasila dan etika keagamaan di dunia nyata.

Aksi hijau di Margomulyo menjadi bukti bahwa mahasiswa Universitas Mulia tidak hanya belajar untuk menjadi cerdas, tetapi juga berkarakter dan peduli. Mereka belajar menanam pohon—dan sekaligus menanam nilai-nilai yang akan menumbuhkan kehidupan yang lebih adil, beradab, dan lestari bagi semua. (YMN)

Balikpapan, 10 November 2025 – Bagi Fiqri Maulana Nuzulianto, S.IP., M.IP., dosen tamu mata kuliah Pancasila di Fakultas Hukum Universitas Mulia, bulan November merupakan ruang refleksi kolektif tentang makna perjuangan dan kebangsaan. Ia memandang 10 November bukan sekadar perayaan seremonial, tetapi momentum untuk menakar kembali kesetiaan generasi kini terhadap nilai-nilai pengorbanan dan keberanian moral.

Menurutnya, kepahlawanan di masa kini tidak lagi diwujudkan melalui senjata, melainkan lewat upaya menjaga nalar etik bangsa. “Menegakkan Pancasila hari ini berarti melawan korupsi, menolak penyalahgunaan wewenang, dan menumbuhkan empati sosial,” tuturnya. Ia menyebut krisis moral dan individualisme sebagai bentuk penjajahan baru dalam makna sosial-budaya yang menggerogoti rasa kebersamaan.

Fiqri berpendapat, nilai kepahlawanan berbasis Pancasila harus menjadi mekanisme pertahanan moral bangsa — mendorong warga menempatkan kepentingan publik di atas kepentingan pribadi, memperkuat integritas personal, serta menghidupkan kembali solidaritas sosial yang mulai melemah di ruang publik digital.

Ia juga mengingatkan bahwa generasi muda kini berisiko kehilangan ruh kepahlawanan, karena nilai-nilai idealisme mulai terkikis oleh budaya instan dan pragmatisme sosial. “Pahlawan masa kini adalah mereka yang berani mengambil sikap, berinovasi, dan berkorban tanpa pamrih di ruang sosial maupun digital,” ujarnya. Fiqri mencontohkan bentuk kepahlawanan baru seperti mengawasi jalannya demokrasi melalui media digital, mendorong kesetaraan sosial, dan menjadi relawan di isu-isu kemanusiaan. “Mereka adalah pahlawan digital, sosial, dan intelektual — berjuang dengan data, nalar, dan kolaborasi,” tambahnya.

Menurutnya, penanaman nilai Pancasila dalam pendidikan tidak cukup bersifat kognitif, tetapi harus dilakukan secara transformasional. Ia mendorong agar kampus memberi ruang bagi tokoh dan aktivis muda sebagai teladan moral bagi mahasiswa. “Nilai tidak tumbuh dari hafalan, melainkan dari pengalaman dan interaksi dengan figur yang hidup dengan nilai itu,” jelasnya.

Model pembelajaran berbasis proyek, lanjutnya, dapat digunakan untuk menumbuhkan kesadaran kritis mahasiswa terhadap tantangan Pancasila di masyarakat. Ia juga menekankan pentingnya literasi digital yang berakar pada etika Pancasila, agar ruang maya tidak menjadi sarang hoaks dan ujaran kebencian. Dengan demikian, mahasiswa tidak berhenti pada “pengetahuan tentang Pancasila”, tetapi menjadikannya “sikap hidup Pancasila”.

Bagi Fiqri, perjuangan mahasiswa hari ini adalah perjuangan karakter dan integritas. Mahasiswa, katanya, harus menjadi penggerak perubahan, pengontrol sosial, dan pewaris idealisme bangsa. “Tugas mereka bukan lagi merebut kemerdekaan, tetapi menjaga agar ilmu digunakan dengan tanggung jawab dan idealisme tetap dijaga dari kepentingan sesaat,” tegasnya.

Ia juga menyoroti pentingnya peran kampus dalam membentuk generasi berjiwa kepahlawanan. Menurutnya, perguruan tinggi sebaiknya menjadi ruang yang memberi kesempatan bagi ekspresi kritis dan konstruktif mahasiswa. “Kampus idealnya menjadi laboratorium demokrasi yang sehat, tempat tumbuhnya dialog, kolaborasi, dan keberanian moral,” ujarnya.

Fiqri menutup pandangannya dengan ajakan agar semangat Pancasila benar-benar menjadi kebudayaan kampus yang hidup, tidak berhenti pada tataran kognitif semata. Ia menilai Pancasila perlu dijadikan pisau analisis dalam proyek akademik, pengabdian masyarakat, dan riset sosial. “Mahasiswa yang berintegritas dan berkontribusi sosial seharusnya mendapat penghargaan yang sama dengan mereka yang berprestasi akademik,” ujarnya. Baginya, itulah cara kampus menyalakan kembali semangat kepahlawanan — dengan ilmu, integritas, dan keberanian moral. (YMN)

Balikpapan, 10 November 2025 – Memperingati Hari Pahlawan, Rektor Universitas Mulia, Prof. Dr. Ir. H. Muhammad Ahsin Rifa’i, M.Si., menegaskan bahwa kepahlawanan masa kini tidak lagi diukur dengan senjata atau seragam, melainkan dengan integritas dan keberanian moral dalam ilmu pengetahuan.

Menurutnya, nilai yang perlu dihidupkan di lingkungan akademik adalah keteladanan integritas — jujur, disiplin, berani mengambil sikap berbasis data, serta gotong royong lintas disiplin. “Itulah energi moral yang menghidupkan etos ilmiah, memperkuat kepercayaan publik, dan melahirkan karya yang bermakna,” ujarnya.

Prof. Ahsin menilai bahwa pahlawan masa kini bukanlah figur tunggal, melainkan ekosistem. “Para dosen, tenaga kependidikan, mahasiswa, alumni, dan mitra yang mengubah masalah nyata menjadi solusi teruji — dari kelas, laboratorium, hingga masyarakat — merekalah pahlawan yang sejati,” ungkapnya. Bagi beliau, kepahlawanan lahir dari integritas, kolaborasi, dan keberanian bereksperimen di tengah dinamika zaman.

Ia menggambarkan universitas sebagai arena kepahlawanan intelektual, tempat gagasan diuji, data diperdebatkan, dan etika dijaga. “Kita merayakan kebenaran melalui riset bermutu, pembelajaran kritis, dan pengabdian yang berdampak. Bukan dengan sorak-sorai, melainkan dengan standar, evidensi, dan akuntabilitas,” tegasnya.

Menjawab bagaimana Universitas Mulia menanamkan semangat tersebut, Prof. Ahsin menjelaskan sejumlah langkah sistemik yang telah dijalankan.
“Kami menanamkan literasi data, etika digital, dan skeptisisme metodologis melalui kurikulum OBE berbasis proyek, mata kuliah literasi informasi, tugas fact-checking, rubrik integritas akademik, serta pembiasaan rujukan primer dan reproduksibilitas hasil,” paparnya.

Dalam pandangannya, perjuangan setara dengan pahlawan hari ini adalah upaya memerdekakan pikiran dari hoaks, meningkatkan mutu riset dan pembelajaran, serta melayani masyarakat dengan teknologi tepat guna. “Itu termasuk membangun inovasi yang menyejahterakan — melalui publikasi, hak kekayaan intelektual, dan prototipe yang diadopsi industri,” jelasnya.

Bagi Prof. Ahsin, Hari Pahlawan juga menjadi refleksi pribadi tentang amanah kepemimpinan. “Maknanya adalah berani benar, adil, dan konsisten. Saya terinspirasi oleh Bung Hatta yang rasional, etis, dan visioner. Kepemimpinan harus berbasis data, dialog, dan tanggung jawab publik demi kemajuan Universitas Mulia,” tuturnya.

Menutup wawancara, Prof. Ahsin menyampaikan pesannya bagi generasi muda Universitas Mulia:
“Jadilah generasi yang cerdas, tangguh, dan rendah hati. Rawat rasa ingin tahu, jaga integritas, kolaborasi tanpa sekat, dan gunakan ilmu untuk melayani. Ukurlah diri dengan dampak, bukan sekadar gelar.” (YMN)