Balikpapan, 27 Agustus 2025 – Fakultas Ilmu Komputer (FIKOM) Universitas Mulia menjadikan program Vocational School Graduate Academy (VSGA) sebagai bagian penting dari strategi akademik dalam memperkuat kompetensi mahasiswa di bidang teknologi informasi dan komunikasi. Dekan FIKOM, Djumhadi, S.T., M.Kom., menegaskan bahwa VSGA bukan sekadar pelatihan tambahan, tetapi diintegrasikan langsung dengan kurikulum agar manfaatnya lebih nyata bagi mahasiswa.

“Capaian pembelajaran di program studi kami dipetakan dengan unit-unit kompetensi VSGA yang berbasis SKKNI. Dengan begitu, mata kuliah seperti Jaringan Komputer, Pemrograman, Basis Data, Analisis Sistem, maupun Keamanan Informasi bisa langsung terhubung dengan standar sertifikasi,” jelas Djumhadi.

Melalui pemetaan ini, mahasiswa tidak hanya menyelesaikan perkuliahan dengan teori dan praktikum, tetapi juga diarahkan untuk mendapatkan bukti kompetensi yang berlaku nasional. Sebagai contoh, mahasiswa yang menuntaskan mata kuliah Administrasi Jaringan dapat langsung mengikuti pelatihan dan uji sertifikasi Junior Network Administrator.

Menurut Djumhadi, strategi integrasi ini membawa beberapa keuntungan. Sertifikat resmi yang diperoleh mahasiswa memperkuat daya saing saat memasuki dunia kerja. Kurikulum juga menjadi lebih link and match dengan industri karena modul VSGA memang disusun berdasarkan kebutuhan sektor TIK. “Portofolio mahasiswa otomatis lebih kuat. Mereka tidak hanya membawa ijazah, tetapi juga bukti keterampilan yang diakui industri,” ujarnya.

Selain hard skill, VSGA juga menumbuhkan soft skill penting seperti komunikasi, problem solving, dan teamwork. Ujian sertifikasi menuntut kedisiplinan dan konsistensi, yang akhirnya memacu mahasiswa untuk memiliki standar kompetensi yang jelas. “Kegiatan ini mendorong spirit kompetitif mahasiswa. Mereka belajar menetapkan target, mengukur kemampuan, dan berjuang melewati standar nasional. Itu pengalaman berharga yang tidak mereka dapatkan hanya dari ujian kampus,” tambahnya.

Lebih jauh, kegiatan VSGA membuka kesempatan mahasiswa untuk berinteraksi dengan instruktur dari industri, asosiasi profesi, maupun lembaga sertifikasi. Menurut Djumhadi, jejaring profesional yang terbentuk dari proses ini menjadi modal penting bagi mahasiswa ketika mereka memasuki dunia kerja. “Relasi yang dibangun sejak masa kuliah bisa berlanjut menjadi peluang magang, kerja sama riset, hingga akses rekrutmen,” terangnya.

Dalam implementasinya, FIKOM juga menerapkan model praktikum berbasis modul VSGA, tugas proyek yang menghasilkan portofolio sesuai standar, serta rekognisi SKS bagi mahasiswa yang lulus sertifikasi. Dengan cara ini, sertifikat tidak sekadar menjadi dokumen tambahan, tetapi diakui secara akademik.

Relevansi VSGA semakin terasa di tengah tuntutan revolusi industri 4.0 dan society 5.0. Skema-skema seperti Junior Mobile Programmer, Data Management Staff, Junior Web Developer, hingga Digital Marketing dianggap selaras dengan kompetensi inti era digital. “VSGA tidak hanya membekali keterampilan teknis, tetapi juga memperkuat literasi digital mahasiswa. Mereka paham infrastruktur, mampu mengembangkan solusi digital, dan mengerti bagaimana teknologi digunakan untuk meningkatkan kualitas hidup,” papar Djumhadi.

Meski demikian, ia mengakui ada tantangan yang harus dihadapi mahasiswa. Kesiapan teknis perlu ditempa lewat praktikum intensif, kesiapan mental ditumbuhkan melalui kepercayaan diri dan disiplin, sementara dukungan institusi diwujudkan melalui fasilitas laboratorium, instruktur pendamping, dan pengakuan hasil sertifikasi dalam kurikulum. “Keberhasilan sertifikasi bukan hanya tanggung jawab mahasiswa, tetapi hasil dari sinergi antara usaha mereka dan dukungan kampus,” tegasnya.

Ke depan, FIKOM Universitas Mulia merancang langkah yang lebih sistematis. Rencana jangka panjang mencakup pemetaan jalur sertifikasi sejak awal kuliah, pembangunan Test Center di kampus yang terakreditasi, perluasan kerja sama dengan Kominfo, industri TIK, serta lembaga sertifikasi. Sertifikat yang diperoleh mahasiswa juga akan dikonversi ke dalam SKS agar benar-benar menjadi bagian dari capaian akademik.

“Budaya belajar berkelanjutan yang kami dorong akan membuat mahasiswa terbiasa meningkatkan kompetensinya seiring perkembangan teknologi. Dengan begitu, lulusan FIKOM tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga memiliki sertifikat kompetensi yang diakui nasional dan global,” pungkas Djumhadi.(YMN)

Humas Universitas Mulia, 18 Juli 2025— Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Balikpapan (STIEPAN) dan Universitas Mulia resmi mengikat kesepakatan kerjasama melalui penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) di gedung White Campus Universitas Mulia, Jumat, 18 Juli 2025. Kedua perguruan tinggi berkomitmen memperkuat implementasi Tridarma melalui program pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan pengabdian masyarakat.

Rektor Universitas Mulia Prof. Dr. Ir. H. Muhammad Ahsin Rifa’i, M.Si. dan Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Balikpapan (STIEPAN) Prof. Dr. Suhartono, S.E., M.M. saat menandatangani dokumen Nota Kesepahaman (MoU) di Gedung White Campus Universitas Mulia, Jumat (18/7).

Ketua STIEPAN, Prof. Dr. Suhartono, S.E., M.M., menegaskan bahwa kemitraan ini tidak hanya berhenti di level formalitas, melainkan akan diwujudkan melalui kolaborasi nyata di ketiga ranah Tridarma.

“Kami menargetkan kerjasama ini menjangkau aspek pendidikan dan pengajaran, pengabdian kepada masyarakat, hingga penelitian. Dalam pelaksanaannya, kami akan menjajaki peluang pertukaran informasi, potensi, dan program yang memungkinkan untuk dikerjasamakan. Kami menaruh harapan besar pada Universitas Mulia, sebagai institusi yang memiliki pengembangan keilmuan lebih luas, agar dapat menjadi mitra strategis dalam memperluas kapasitas civitas akademika kami, khususnya dalam mendukung implementasi Tridarma secara optimal,” jelas Prof. Suhartono.

Ia menekankan bahwa program prioritas akan dirumuskan secara teknis bersama agar kesepakatan ini segera berlanjut ke tahap implementasi.

Rektor UM Prof. Ahsin dan Ketua STIEPAN Prof. Suhartono bertukar dokumen MoU. Tampak mendampingi, Wakil Rektor Bidang Sumber Daya Universitas Mulia Yusuf Wibisono, S.E., M.T.I. (kiri) dan Wakil Ketua III Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama STIEPAN Fitrahnanda Ayubadiah, S.S., M.A. (kanan).

“Terkait program mana yang akan diprioritaskan, tentu akan dibahas lebih mendalam melalui diskusi bersama. Prinsipnya, kami ingin memastikan bahwa kerjasama ini tidak semata simbolis, melainkan harus terwujud dalam langkah nyata. Esensi kerjasama harus saling menguntungkan dan bersifat mutualistik. Karena itu, kami berharap STIEPAN dapat memperoleh pendampingan dan penguatan keilmuan di berbagai bidang yang telah dikembangkan oleh Universitas Mulia,” imbuhnya.

Rektor Universitas Mulia Prof. Ahsin menyambut hangat kedatangan rombongan pimpinan STIEPAN di Ruang Rapat Rektorat Universitas Mulia.

Dirancang Sejak Lama

Rektor Universitas Mulia, Prof. Dr. Ir. H. Muhammad Ahsin Rifa’i, M.Si., menyebut kesepakatan ini telah melalui proses persiapan panjang sebelum akhirnya terealisasi.

“Inisiasi MoU ini sebenarnya telah lama direncanakan. Namun, baru sekarang dapat difinalisasi. Kami sadar, perguruan tinggi swasta, apalagi di daerah, perlu membangun sinergi untuk memperkuat posisi bersama. Apalagi dengan masuknya kampus-kampus besar dari luar Kalimantan Timur,  kita dituntut untuk berbagi keunggulan agar dapat dikolaborasikan secara nyata,” terang Prof. Ahsin.

Ketua STIEPAN Prof. Suhartono (tengah) bersama Wakil Ketua II Bidang Keuangan Rudy Padjut Harianto, S.S., M.Si. (kiri) dan Wakil Ketua III Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama Fitrahnanda Ayubadiah, S.S., M.A. (kanan) di sela rangkaian penandatanganan MoU.

Pertukaran Dosen dan Kurikulum Terintegrasi Sertifikasi

Salah satu bentuk tindak lanjut yang dinilai paling realistis ialah program pertukaran dosen. Dosen-dosen yang berpengalaman di bidang pengajaran dan riset akan dilibatkan untuk berbagi wawasan praktis kepada mahasiswa kedua kampus.

“Pada ranah pendidikan, hal paling memungkinkan dilakukan segera adalah pertukaran tenaga pengajar yang memiliki rekam jejak baik dalam kolaborasi maupun riset. Pengalaman praktis ini diharapkan dapat dipetik langsung oleh mahasiswa. Selain itu, kami juga mendiskusikan pengembangan kurikulum yang lebih responsif. Salah satu opsi ialah mengintegrasikan materi sertifikasi kompetensi dari BNSP ke dalam kurikulum agar tidak hanya berhenti pada pola ajar konvensional,” paparnya.

Prof. Ahsin menambahkan, jika STIEPAN telah lebih dahulu merancang kerangka kurikulum serupa, Universitas Mulia juga siap untuk belajar bersama dan mengadopsi pengalaman tersebut.

Sinergi Penelitian dan Dukungan SDM

Di ranah penelitian, kedua kampus bersepakat untuk saling menopang kebutuhan sumber daya manusia. Proyek riset bersama juga dapat melibatkan kerjasama dengan pemerintah daerah maupun mitra industri.

“Kami optimis dapat saling melengkapi. Jika di STIEPAN terdapat proyek riset atau kerjasama dengan pemerintah daerah dan mitra industri, namun terkendala SDM karena keterbatasan program studi, maka kami siap mendukung. Sebaliknya, Universitas Mulia saat ini juga tengah mengembangkan kemitraan strategis dengan pemerintah daerah maupun sektor industri, dan pada titik tertentu kami juga bisa membutuhkan dukungan tenaga ahli atau dosen dari STIEPAN,” jelas Rektor UM.

Implementasi Program Mahasiswa

Wakil Ketua III Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama STIEPAN, Fitrahnanda Ayubadiah, S.S., M.A., menjelaskan bahwa realisasi kerjasama di ranah kegiatan kemahasiswaan sebenarnya telah berlangsung dalam berbagai kegiatan bersama, terutama pada penyelenggaraan seminar lintas kampus.

“Beberapa kegiatan bersama dengan Universitas Mulia sebenarnya sudah sering kami laksanakan, terutama yang terkait organisasi kemahasiswaan. Salah satunya berupa seminar yang mendatangkan narasumber dari kedua belah pihak. Selama ini kami banyak menggandeng dosen-dosen UM di bidang teknologi digital, sedangkan kami bergerak di bidang ekonomi. Dengan adanya MoU, pola kerjasama semacam ini akan semakin terarah dan terstruktur,” jelas Fitrahnanda.

Kolaborasi Multidisiplin

Menutup pernyataannya, Prof. Suhartono menekankan bahwa kolaborasi lintas disiplin menjadi salah satu instrumen penting untuk meningkatkan mutu pengajaran dan penelitian di era kebijakan Kampus Merdeka.

“Dalam upaya mendorong kolaborasi, banyak hal dapat dikerjakan bersama. Apalagi Universitas Mulia memiliki spektrum keilmuan multidisiplin. Saat ini, penelitian kolaboratif lintas bidang justru memiliki bobot tinggi untuk mendukung akreditasi perguruan tinggi. Begitu pula di ranah pengajaran, pertukaran dosen menjadi salah satu strategi yang relevan dengan kebijakan Kampus Merdeka. Fleksibilitas mendesain konten dan kurikulum membuka peluang besar untuk mewujudkan link and match. Ketersediaan dosen multidisiplin di UM menjadi peluang yang dapat kami sinergikan,” pungkasnya.

Humas UM (YMN)

Humas Universitas Mulia, 30 Mei 2025 Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Mulia terus memperluas jaringan kerja sama dengan dunia industri dalam rangka memperkuat relevansi pendidikan tinggi dengan kebutuhan nyata di lapangan. Terbaru, FEB resmi menandatangani Memorandum of Agreement (MoA) dengan Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Balikpapan dalam sebuah seremoni yang berlangsung di Hotel Platinum Balikpapan.

Dekan FEB Universitas Mulia, Dr. Ivan Armawan, S.E., M.M., menjelaskan bahwa kerja sama ini merupakan tindak lanjut dari nota kesepahaman (MoU) sebelumnya antara Universitas Mulia dengan Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO). “Kemitraan dengan PHRI menjadi langkah implementatif dari kerja sama strategis dengan APINDO, khususnya pada sektor pariwisata dan perhotelan yang kini tengah bertumbuh pesat di Kalimantan Timur,” ujarnya melalui wawancara daring bersama tim Humas Universitas Mulia, Rabu (29/5/2025).

Dr. Ivan menambahkan, kerja sama ini tidak hanya bersifat simbolik, melainkan diarahkan pada program-program konkret seperti pengembangan kurikulum berbasis industri, pelatihan kompetensi, program magang mahasiswa, hingga penyaluran alumni ke dunia kerja.

“Kami ingin memastikan bahwa lulusan FEB tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga siap pakai di lapangan,” tegasnya.

Kerja sama ini juga membuka peluang pembentukan Program Studi Bisnis Pariwisata di masa depan. Menurut Dr. Ivan, kebutuhan akan SDM unggul di bidang ini akan semakin meningkat seiring dengan perpindahan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara ke Kalimantan Timur.

“Sektor pariwisata akan menjadi salah satu penggerak utama ekonomi kawasan penyangga IKN. FEB Universitas Mulia harus mengambil peran strategis dalam menyiapkan SDM yang kompeten dan adaptif,” jelasnya.

Di sisi lain, kerja sama ini juga akan memperkuat jejaring profesional dosen melalui pelatihan dan kolaborasi bersama pelaku industri. “Kami sedang merancang skema kolaboratif yang memungkinkan dosen untuk mendapatkan pengalaman praktis dan insight langsung dari industri, sekaligus memperkaya proses pembelajaran di kelas,” kata Dr. Ivan.

Dalam jangka pendek, mahasiswa FEB berpeluang untuk magang sesuai kebutuhan dan syarat yang ditentukan.

“Kami ingin mahasiswa merasakan atmosfer kerja profesional sejak dini, sekaligus membangun jejaring yang bermanfaat untuk karier mereka setelah lulus,” tambahnya.

Lebih jauh, Dr. Ivan menekankan pentingnya kolaborasi yang berkelanjutan dan berbasis pada kebutuhan nyata.

“FEB tidak hanya ingin menjadi lembaga akademik yang unggul, tetapi juga menjadi mitra industri yang relevan dan responsif terhadap dinamika dunia usaha,” pungkasnya.

Kerja sama dengan PHRI Balikpapan menjadi tonggak penting bagi FEB Universitas Mulia dalam membangun ekosistem pendidikan tinggi yang terintegrasi dengan dunia industri. Dengan semangat kolaboratif dan orientasi pada masa depan, FEB terus berupaya menjadikan kampus sebagai pusat keunggulan dalam pendidikan ekonomi dan bisnis yang berbasis kebutuhan riil masyarakat dan dunia kerja.

Humas UM (YMN)

Humas UM, 28 Mei 2025-Fakultas Humaniora dan Kesehatan Universitas  Mulia Balikpapan terus memperluas jejaring kerja sama dalam penguatan pembelajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Pada Selasa (27/05/2025), Tim Akademisi dari Universitas Mulia melakukan kunjungan resmi ke Balai Perhutanan Sosial (Balai PS) Kukar di Samboja untuk menjajaki peluang kerja sama yang lebih strategis.

Tim akademisi yang hadir dalam kunjungan ini antara lain Dekan Fakultas Humaniora dan Kesehatan Dr. Mada Aditia Wardhana, Kaprodi Farmasi Warrantia Citta Citti Putri, serta dosen Farmasi Eka Kumala Retno dan Sapri. Kunjungan ini diterima langsung oleh Kepala Balai PS Kukar, Mochlis, di ruang rapat Balai PS Kukar.

Kaprodi Farmasi Universitas Mulia, Warrantia Citta Citti Putri, menjelaskan bahwa kerja sama ini merupakan kelanjutan dari kegiatan pembelajaran berbasis proyek yang telah berlangsung sejak tahun 2021.

“Mahasiswa kami telah melakukan eksplorasi hasil hutan dan menghasilkan berbagai produk. Ke depannya, kegiatan ini akan ditingkatkan ke tahap penelitian dan pengabdian kepada masyarakat,” jelasnya.

Transformasi kelembagaan yang menjadikan Balai PS Kukar fokus pada perhutanan sosial justru membuka peluang yang lebih luas. “Area kegiatan mahasiswa dapat diperluas karena sejalan dengan tugas dan fungsi baru Balai PS,” ujarnya.

Citta juga mengungkapkan bahwa sebelumnya belum ada nota kesepahaman (MoU) yang secara resmi mendasari kegiatan ini. Oleh karena itu, pada kunjungan ini pihak Universitas Mulia kembali mengajukan MoU dan telah mendapat persetujuan untuk ditindaklanjuti.

“Ke depan, pembelajaran mahasiswa tidak hanya sebatas eksplorasi, tapi akan diperluas hingga menyentuh langsung masyarakat di sekitar kawasan hutan,” ujarnya. Ia menambahkan bahwa peluang kolaborasi ini terbuka untuk program studi lain di Universitas Mulia.

Dalam konteks kebijakan Merdeka Belajar dan arah baru Diktisaintek Berdampak, Universitas Mulia memaknai kerja sama ini sebagai upaya untuk mengintegrasikan proses belajar dengan kebutuhan nyata di lapangan. “Kami ingin turut serta dalam pemberdayaan masyarakat sekitar hutan agar lebih produktif, misalnya dalam pengembangan UMKM berbasis potensi lokal,” tambahnya.

Sebagai langkah konkret, pihaknya berencana melakukan eksplorasi terarah terhadap potensi hutan yang kemudian akan ditindaklanjuti melalui penelitian di laboratorium Farmasi Universitas Mulia.

Humas UM (YMN)

Humas Universitas Mulia, 28 Mei 2025 Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Mulia terus memperluas jejaring kerjasama dengan dunia industri melalui penandatanganan Memorandum of Agreement (MoA) lanjutan bersama Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO). Kerjasama ini merupakan tindak lanjut dari MoU sebelumnya, yang menandai komitmen berkelanjutan untuk memperkuat sinergi antara kampus dan sektor industri, khususnya dalam bidang pariwisata.

Kaprodi Manajemen FEB Universitas Mulia, Dr. Pudjiati, S.E., M.M., menyebutkan bahwa MoA ini memiliki urgensi yang sangat strategis, baik dari sisi akademik maupun praktis.

“Bentuk konkretnya akan kami rancang dalam kegiatan-kegiatan yang langsung berdampak pada penguatan tridharma perguruan tinggi dan peningkatan daya saing lulusan,” ujarnya.

Beberapa bentuk implementasi yang akan dikembangkan antara lain program magang industri terstruktur, kuliah tamu oleh praktisi, riset kolaboratif antara dosen dan pelaku industri, serta penerapan proyek kewirausahaan mahasiswa.

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mulia, Dr. Ivan Hadar, M.Si., saat menandatangani Memorandum of Agreement (MoA) lanjutan bersama Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO), sebagai wujud penguatan kolaborasi antara perguruan tinggi dan dunia industri.

Dr. Pudjiati juga mengungkapkan bahwa pihaknya tengah menjajaki kemungkinan pengembangan studi yang lebih aplikatif dan berbasis kebutuhan industri. Salah satu wacana yang tengah disusun adalah membuka konsentrasi atau program studi bisnis pariwisata, yang akan dimasukkan dalam roadmap pengembangan akademik lima tahun ke depan.

“Alasannya jelas, Kalimantan Timur memiliki potensi wisata dan budaya yang sangat besar namun belum dikelola secara optimal. Banyak restoran, hotel, agen perjalanan, dan desa wisata yang membutuhkan manajer serta pelaku usaha yang menguasai manajemen layanan, pemasaran digital, dan pengelolaan destinasi. Sayangnya, masih banyak pelaku usaha pariwisata yang belum memiliki latar belakang manajemen formal,” jelasnya.

Ia menilai potensi lulusan program bisnis pariwisata cukup besar. “Lulusan bisa bekerja sebagai manajer operasional hotel atau resort, konsultan perjalanan, pengelola event dan Meetings, Incentives, Conventions, and Exhibitions (MICE), atau menjadi wirausahawan di bidang wisata,” tambahnya.

Kaprodi Manajemen FEB Universitas Mulia, Dr. Pudjiati, S.E., M.M., memberikan keterangan terkait rencana strategis pengembangan program studi berbasis industri dalam kegiatan penandatanganan MoA bersama APINDO.

Meski begitu, tantangan tetap ada. Salah satunya adalah menjembatani perbedaan orientasi antara dunia akademik dan dunia industri.

“Akademik cenderung fokus pada teori, riset, dan proses pembelajaran, sementara industri lebih menekankan efisiensi, hasil cepat, dan implementasi langsung,” ungkapnya.

Sebagai solusi, pihaknya akan mengembangkan pendekatan problem-based learning dan riset terapan, serta melibatkan pelaku industri dalam penyusunan kurikulum.

“Kami juga menawarkan proyek kolaboratif dengan output konkret, misalnya pembuatan SOP, desain sistem pemasaran, atau pelatihan SDM,” katanya.

Dalam konteks Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), kerjasama ini dimanfaatkan untuk memperkuat kurikulum berbasis industri, mengembangkan program magang industri, projek mandiri mahasiswa, serta mata kuliah proyek kewirausahaan.

Dengan langkah strategis ini, FEB Universitas Mulia berharap dapat mencetak lulusan yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga siap terjun dan berkontribusi nyata dalam dunia usaha dan industri, khususnya sektor pariwisata yang tengah berkembang pesat di wilayah Kalimantan Timur.

Humas UM (YMN)

WR III Bidang kemahasiswaan dan Alumni Universitas Mulia, Sumardi, S.Kom., M.Kom., paparkan urgensi budaya dan etika bermedia sosial dalam era digital yang penuh tantangan

Humas Universitas Mulia, 26 Mei 2025 Dalam kegiatan Sosialisasi Kinerja Kepolisian bertema “Sinergitas Kepolisian dan Perguruan Tinggi dalam Bijak Bermedia Sosial” yang digelar di Ballroom Cheng Hoo Universitas Mulia pada Senin, 26 Mei 2025, Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Sumardi, S.Kom., M.Kom., turut tampil sebagai narasumber yang menyampaikan pemaparan bertajuk “Budaya dan Etika Digital Media Sosial.”

Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Universitas Mulia, Sumardi, S.Kom., M.Kom., saat memaparkan materi bertema Budaya dan Etika Digital Media Sosial dalam kegiatan Sosialisasi Kinerja Kepolisian, Senin (26/5/2025).

Dalam paparannya, Sumardi menekankan bahwa media sosial merupakan ruang publik baru yang membuka peluang besar bagi siapa saja untuk menyuarakan opini dan memperoleh informasi. Namun, ia juga mengingatkan bahwa kebebasan berekspresi di dunia maya tidaklah tanpa batas.

“Kebebasan berbicara, baik di dunia nyata maupun dunia maya, adalah hak asasi manusia yang dijamin konstitusi dan hukum internasional. Namun, hak tersebut harus disertai tanggung jawab dan tidak boleh melanggar hak orang lain maupun merusak ketertiban umum,” tegas Sumardi.

Mengutip Pasal 19 dan Pasal 20 Kovenan Internasional tentang Hak Sipil dan Politik (ICCPR), serta Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE), Sumardi menekankan pentingnya masyarakat, khususnya generasi muda, untuk memahami batasan hukum dan etika dalam menggunakan media sosial.

Para peserta tampak khusyuk memanjatkan doa bersama sesaat sebelum kegiatan Sosialisasi Kinerja Kepolisian dimulai di Ballroom Gedung Cheng Hoo Universitas Mulia.

Ia juga menggarisbawahi fenomena “digital native”, yakni generasi yang lahir dan tumbuh dalam ekosistem digital. Generasi ini sangat akrab dengan teknologi dan media sosial, namun belum tentu memiliki literasi digital yang memadai.

“Remaja hari ini sangat fasih menggunakan teknologi, tetapi belum tentu memahami dampak sosial dan etika dari setiap tindakan digital mereka. Maka dari itu, penting bagi kita untuk menginternalisasi nilai-nilai budaya dan etika dalam aktivitas daring,” tambahnya.

Dalam presentasinya, Sumardi juga menguraikan beberapa advantage dan disadvantage dari media sosial. Di satu sisi, media sosial mampu meningkatkan konektivitas, edukasi, dan solidaritas sosial. Namun di sisi lain, ia juga dapat memicu masalah serius seperti perundungan siber (cyberbullying), penipuan digital, adiksi, hingga kerusakan reputasi pribadi.

Materi juga menampilkan The Ten Commandments of Computer Ethics, prinsip-prinsip moral dalam penggunaan teknologi informasi yang mencakup larangan menyebarkan hoaks, menghormati hak cipta, menjaga privasi, serta menghindari perilaku manipulatif dan tidak bertanggung jawab di ruang digital.

Suasana kegiatan Sosialisasi Kinerja Kepolisian yang berlangsung hangat dan interaktif, dengan dihadiri oleh sivitas akademika Universitas Mulia dan jajaran Kepolisian Daerah Kalimantan Timur.

Sebagai penutup, Sumardi mendorong mahasiswa Universitas Mulia untuk tidak hanya menjadi pengguna pasif media sosial, tetapi juga menjadi agen literasi digital yang mampu membedakan antara opini dan fakta, serta menjaga etika dan martabat dalam setiap interaksi daring.

“Jadilah netizen yang bahagia, yang menghargai nilai-nilai, sopan santun, dan berkontribusi positif dalam dunia digital,” pungkasnya.

Dengan penyampaian yang penuh semangat dan berbasis data, kehadiran Sumardi dalam forum ini memperkuat pesan pentingnya sinergi antara pendidikan tinggi dan aparat penegak hukum dalam membangun budaya digital yang sehat, cerdas, dan beretika.

Humas UM (YMN)


Humas Universitas Mulia, 26 Mei 2025 Acara Sosialisasi Kinerja Kepolisian bertema “Sinergitas Kepolisian dan Perguruan Tinggi dalam Bijak Bermedia Sosial” yang diselenggarakan di Ballroom Gedung Cheng Hoo Universitas Mulia pada Senin, 26 Mei 2025, mendapat perhatian khusus dari para narasumber, salah satunya adalah Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Kalimantan Timur, KOMBES POL. Yulinto, S.I.K., M.Sc.

Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Kalimantan Timur, KOMBES POL. Yulinto, S.I.K., M.Sc., saat memberikan sambutan pada kegiatan Sosialisasi Kinerja Kepolisian bertema “Sinergitas Kepolisian dan Perguruan Tinggi dalam Bijak Bermedia Sosial” di Universitas Mulia.

Dalam sambutannya, Kombes Pol. Yulinto menggarisbawahi bahwa isu media sosial masih sangat relevan untuk terus dibahas, terutama di kalangan generasi muda dan lingkungan akademik. Hal ini diperkuat dengan data dan pemaparan sebelumnya oleh Wakil Rektor II Universitas Mulia, Yusuf Wibisono, S.E., M.T.I., yang menekankan perlunya kesadaran dan kecerdasan digital dalam menghadapi derasnya arus informasi.

“Kalau kita berbicara tentang media sosial, apakah masih layak dibicarakan saat ini? Ya, sangat layak. Meskipun beberapa platform telah eksis bahkan sebelum sebagian besar mahasiswa hari ini lahir,” ungkap Kombes Yulinto.

Ia menjelaskan, media sosial telah hadir sejak tahun 1997 melalui platform Six Degrees, diikuti oleh Friendster, Facebook pada 2004, hingga kini berkembang pesat dengan platform seperti Instagram dan TikTok. Berdasarkan pengamatannya, Instagram merupakan salah satu platform yang paling banyak digunakan masyarakat Kalimantan Timur saat ini.

Wakil Rektor II Bidang Sumber Daya Universitas Mulia, Yusuf Wibisono, S.E., M.T.I., menyerahkan plakat sebagai bentuk apresiasi kepada Kepala Bidang Humas Polda Kaltim, KOMBES POL. Yulinto, S.I.K., M.Sc., atas sinergi dalam penguatan literasi digital.

Sebagai bentuk apresiasi kepada peserta kegiatan, Kombes Yulinto turut menyampaikan adanya hadiah voucher belanja senilai satu juta rupiah sebagai bagian dari giveaway yang teknis pelaksanaannya akan disampaikan oleh panitia melalui media sosial.

Lebih lanjut, Kabid Humas juga menyambut baik kolaborasi dengan Universitas Mulia, khususnya dalam memberikan edukasi dan pembinaan kepada mahasiswa agar lebih bijak dalam bermedia sosial.

“Kami sangat mengucapkan terima kasih kepada pihak kampus atas kesempatan yang diberikan untuk melaksanakan kegiatan ini. Harapannya, sinergi ini tidak berhenti di sini, namun dapat terus berlanjut dan ditindaklanjuti pada kesempatan berikutnya,” ujarnya.

Ia juga mengapresiasi kontribusi Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Sumardi, S.Kom., M.Kom., yang telah mengintegrasikan kegiatan ini sebagai bagian dari aktivitas ekstrakurikuler mahasiswa, sehingga memiliki dampak yang lebih luas dan berkelanjutan.

Foto bersama para tamu undangan, narasumber, dan peserta usai seremonial pembukaan kegiatan Sosialisasi Kinerja Kepolisian di Ballroom Gedung Cheng Hoo Universitas Mulia, Senin (26/5/2025).

Dengan semangat kolaboratif antara institusi pendidikan tinggi dan aparat kepolisian, acara ini menjadi langkah nyata dalam membangun budaya digital yang sehat, cerdas, dan bertanggung jawab di tengah masyarakat.

Humas UM (YMN)

Humas Universitas Mulia, 26 Mei 2025 – Universitas Mulia menggelar kegiatan sosialisasi kinerja kepolisian dengan mengusung tema “Sinergitas Kepolisian dan Perguruan Tinggi dalam Bijak Bermedia Sosial”, Senin, 26 Mei 2025, bertempat di Ballroom Gedung Cheng Hoo, Kampus Universitas Mulia. Kegiatan ini dihadiri oleh sivitas akademika serta perwakilan dari Kepolisian Daerah Kalimantan Timur.

Acara ini dibuka secara resmi oleh Wakil Rektor II Bidang Sumber Daya, Yusuf Wibisono, S.E., M.T.I., yang dalam sambutannya menekankan pentingnya peningkatan literasi digital di tengah masifnya penggunaan teknologi komunikasi di Indonesia. Menurutnya, sinergi antara institusi pendidikan tinggi dan aparat kepolisian merupakan langkah strategis dalam mengedukasi masyarakat, khususnya generasi muda, untuk lebih cerdas dan bijak dalam menggunakan media sosial.

Wakil Rektor II Bidang Sumber Daya, Yusuf Wibisono, S.E., M.T.I., saat menyampaikan sambutan pembuka pada kegiatan Sosialisasi Kinerja Kepolisian di Ballroom Gedung Cheng Hoo Universitas Mulia, Senin (26/5/2025).

“Tema hari ini sangat kontekstual dan relevan dengan situasi saat ini. Literasi digital, terutama dalam hal bijak bermedia sosial, adalah isu yang tidak boleh kita abaikan. Ini menjadi tanggung jawab bersama, termasuk institusi pendidikan tinggi,” ujar Yusuf Wibisono.

Dalam paparannya, Yusuf Wibisono menyampaikan data bahwa pada tahun 2023 jumlah penduduk Indonesia mencapai sekitar 278 juta jiwa, sedangkan jumlah smartphone aktif yang digunakan mencapai 364 juta unit, atau sekitar 128 persen. Hal ini menunjukkan tingginya akses dan penggunaan teknologi informasi, namun belum diimbangi dengan kemampuan literasi digital yang memadai.

“Indonesia adalah pengguna smartphone terbesar keempat di dunia setelah China, India, dan Amerika Serikat. Namun, menurut data Digital Competitiveness Index yang dirilis oleh Institute for Management Development (IMD) tahun 2024, Indonesia hanya menempati peringkat 43 dari 67 negara dalam hal literasi digital,” jelasnya.

Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa rendahnya kecerdasan digital masyarakat Indonesia sebagian besar disebabkan oleh ketidakmampuan membedakan antara fakta dan opini. Hal ini menyebabkan maraknya penyebaran informasi yang belum terverifikasi kebenarannya.

Wakil Rektor II Universitas Mulia, Yusuf Wibisono, S.E., M.T.I., menerima cendera mata dari Kepala Bidang Humas Polda Kalimantan Timur, KOMBES POL. Yulinto, S.I.K., M.Sc., sebagai simbol apresiasi atas kerja sama antara kepolisian dan perguruan tinggi dalam membangun literasi digital yang bijak.

“Reaktivitas emosional saat menerima informasi, tanpa mengecek sumber dan keabsahan datanya, menjadi salah satu penyebab utama rendahnya kualitas literasi digital. Oleh karena itu, kita semua harus menjadi pionir dalam membedakan fakta dan opini, dimulai dari lingkungan terkecil kita masing-masing,” tegasnya.

Acara ini menghadirkan narasumber dari Kepolisian Daerah Kalimantan Timur, yakni AKBP Mustofa, S.E., selaku Kasubdit Penmas Bidhumas Polda Kaltim dan IPDA Ibrahim, Ps. Panit Subdit Siber Ditreskrimsus Polda Kaltim. Keduanya memaparkan berbagai aspek hukum dan potensi pelanggaran yang terjadi di dunia digital, termasuk bagaimana aparat kepolisian menangani kasus-kasus kejahatan siber dan ujaran kebencian di media sosial.

Para tamu undangan, narasumber, dan peserta berdiri khidmat menyanyikan lagu Indonesia Raya sebagai pembuka rangkaian kegiatan Sosialisasi Kinerja Kepolisian di Universitas Mulia.

Turut hadir sebagai narasumber dari pihak kampus, Sumardi, S.Kom., M.Kom., Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Universitas Mulia, yang menyoroti peran aktif mahasiswa dalam menciptakan ekosistem digital yang sehat dan bertanggung jawab.

Kegiatan ini menjadi bagian dari komitmen Universitas Mulia dalam mendukung program literasi digital nasional dan membangun budaya akademik yang adaptif terhadap perkembangan teknologi informasi. Diharapkan melalui forum ini, sinergi antara kepolisian dan perguruan tinggi dapat memperkuat kesadaran masyarakat terhadap pentingnya etika digital serta tanggung jawab bermedia sosial.

Humas UM (YMN)

Humas Universitas Mulia, 22 Mei 2025 – Universitas Mulia kembali menunjukkan kiprah globalnya dalam pengembangan sumber daya manusia internasional melalui salah satu dosen terbaiknya, Dr. Linda Fauziyah Ariyani, S.Pd., M.Pd. Dosen Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) ini didaulat menjadi narasumber utama dalam pelatihan bertajuk Leadership Management and Financial Strategic Management yang diadakan oleh State Electric Company Limited (STELCO), perusahaan listrik nasional milik Pemerintah Maladewa.

Foto Hari Pertama Pelatihan: Dr. Ali Azwar (Executive Director), Mohammed Latheef (Chairman), Dr. Linda Fauziyah Ariyani, M.Pd. (Keynote Speaker), dan Ahmed Hasyim (Non-Executive Director) berpose bersama mengenakan syal Sasirangan, kain batik khas Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

Pelatihan yang berlangsung selama dua hari di Hotel Hilton Garden Inn, Taman Palem, Jakarta, tersebut dihadiri langsung oleh jajaran pimpinan STELCO, seperti Chairman, Deputy Managing Director, dan Non-Executive Director. Kehadiran Dr. Linda sebagai narasumber menjadi bukti nyata pengakuan atas kompetensi akademisi Universitas Mulia di tingkat internasional.

“Pada hari pertama, saya membawakan materi seputar gaya kepemimpinan yang dapat diterapkan dalam menghadapi beragam karakter bawahan. Saya juga menghadirkan simulasi penanganan krisis yang kerap dihadapi manajemen puncak,” jelas Dr. Linda.

Materi yang disampaikan terbukti sangat relevan dan menggugah perhatian peserta. Simulasi serta studi kasus yang dibawakan tidak hanya menarik, tetapi juga membuka wawasan baru. Bahkan, karena begitu terlibatnya peserta dalam diskusi, waktu pelatihan melebihi batas yang direncanakan.

Foto Hari Kedua Pelatihan: Dr. Ali Azwar (Executive Director), Mohammed Latheef (Chairman), Dr. Linda Fauziyah Ariyani, M.Pd. (Keynote Speaker), dan Ahmed Hasyim (Non-Executive Director) dalam sesi foto bersama pada hari kedua pelatihan STELCO.

Hari kedua pelatihan diisi dengan simulasi strategi manajemen keuangan yang aplikatif. Peserta yang merupakan jajaran pimpinan STELCO mengaku mendapatkan banyak insight baru dan menyebut sesi ini sebagai yang paling menyenangkan sekaligus bermanfaat bagi tugas-tugas mereka.

“Kegiatan ini mencerminkan peran strategis Universitas Mulia dalam menjembatani dunia akademik dan kebutuhan nyata dunia kerja global. Kami sangat mengapresiasi kepercayaan yang diberikan kepada dosen kami sebagai narasumber utama di forum internasional seperti ini. Dosen adalah duta intelektual institusi, dan kehadiran Dr. Linda memperkuat posisi Universitas Mulia sebagai institusi yang unggul dan adaptif terhadap dinamika global,” ujar Wakil Rektor I Bidang Akademik Universitas Mulia, Wisnu Hera Pamungkas, S.T.P., M.Eng.

Wisnu Hera Pamungkas, S.T.P., M.Eng., Wakil Rektor I Bidang Akademik Universitas Mulia.

Sebagai ungkapan terima kasih, pihak STELCO memberikan cinderamata khas Maladewa kepada Dr. Linda, yang membalas dengan cinderamata syal sasirangan khas Kalimantan.

Pemberian Cinderamata: Dr. Linda Fauziyah Ariyani, M.Pd. menerima cinderamata khas Maladewa dari Mr. Mohammed Latheef, Chairman STELCO, sebagai bentuk penghargaan atas kontribusinya sebagai narasumber utama.

Prestasi ini menegaskan komitmen Universitas Mulia untuk terus mendorong dosen-dosennya mengembangkan keilmuan, memperluas jaringan, dan berkontribusi dalam forum-forum strategis internasional demi mewujudkan visi kampus sebagai institusi unggul dan berdampak global.

 

Humas UM (YMN)

Tim FHK yang dipimpin Dekan Dr. Mada Aditia Wardhana mengunjungi pelaku usaha madu herbal Madsant, Ridwansyah, di Kel. Margomulyo Balikpapan, Kamis (19/12). Foto: Istimewa

UM – Fakultas Humaniora dan Kesehatan (FHK) Universitas Mulia terus memperluas kemitraan dengan pelaku usaha lokal untuk mendukung pelaksanaan tridharma perguruan tinggi. Salah satu langkah nyata adalah kunjungan ke usaha lebah madu yang dikelola oleh Ridwansyah, pemilik merek Madu Madsant, di Kel. Margomulyo, Balikpapan, Kamis (19/12).

Kunjungan ini bertujuan untuk menjajaki peluang penelitian herbal dan edukasi lapangan, sekaligus mengembangkan produk berbasis propolis dan madu lokal.

“Kunjungan ini merupakan langkah awal untuk mengembangkan produk lebah madu melalui penelitian yang dilakukan oleh Program Studi S1 Farmasi,” kata Dekan FHK, Dr. Mada Aditia Wardhana.

Ia menjelaskan bahwa upaya ini tidak hanya untuk kepentingan riset, tetapi juga untuk Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) di FHK.

Dalam kunjungan tersebut, tim FHK Universitas Mulia melihat secara langsung proses pemanenan propolis dari lebah jenis Biroi menggunakan teknik budidaya berbasis rekayasa.

Pelaku usaha madu juga memperkenalkan inovasi berupa modifikasi pada tutup kotak budidaya untuk meningkatkan kualitas propolis.

Tim FHK sedang mengamati produk madu herbal Madsant di Kel. Margomulyo Balikpapan, Kamis (19/12). Foto: Istimewa

Tim FHK sedang mengamati produk madu herbal Madsant di Kel. Margomulyo Balikpapan, Kamis (19/12). Foto: Istimewa

Sebagian produk madu herbal yang baru dipanen dan dalam bentuk kemasan yang siap dikonsumsi. Foto: Istimewa

Sebagian produk madu herbal yang baru dipanen dan dalam bentuk kemasan yang siap dikonsumsi. Foto: Istimewa

“Proses ini memberikan wawasan baru bagi kami, terutama dalam mengintegrasikan riset Farmasi dengan praktik industri. Selain itu, objek ini juga sangat cocok untuk edukasi lapangan bagi anak usia dini,” tambah Dr. Mada.

Menurutnya, FHK berencana mengembangkan riset lanjutan di bidang Farmasi dan menjadikan peternakan lebah sebagai tempat edukasi bagi anak-anak.

Prodi Pendidikan Guru Anak Usia Dini (PGAUD) direncanakan akan memanfaatkan objek ini untuk memperkenalkan anak usia dini pada dunia peternakan lebah dan manfaatnya.

Kegiatan ini bukanlah langkah awal, melainkan tindak lanjut dari kunjungan sebelumnya yang dilakukan Ridwansyah ke Prodi S1 Farmasi pada September 2024. Kala itu, ia berdiskusi tentang potensi pengembangan produk madu, propolis, herbal, dan kosmetik berbasis bahan lokal.

“Propolis, herbal, dan kosmetik di Balikpapan masih didominasi oleh produk luar daerah. Dengan dukungan Universitas Mulia, kami berharap dapat memproduksi sendiri dan meningkatkan kualitas produk lokal,” ujar Ridwansyah.

Ia juga menyampaikan harapan besar untuk menjalin kerjasama lebih erat dengan Universitas Mulia. “Kami optimis bahwa kolaborasi ini dapat mengembangkan sektor UMKM dan menciptakan produk unggulan yang bermanfaat bagi masyarakat,” tambahnya.

Selain mendorong riset dan inovasi, kegiatan ini juga sejalan dengan visi Universitas Mulia untuk memperkuat kontribusi dalam pengembangan sektor UMKM lokal.

Melalui penguatan kerjasama dengan pelaku usaha seperti Madu Madsant, Universitas Mulia berupaya mendorong terciptanya ekosistem inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat luas.

Dalam kunjungan ini, tim FHK mendapat wawasan tentang manfaat propolis sebagai bahan baku herbal dengan nilai tambah tinggi. Propolis dikenal memiliki kandungan antimikroba dan antioksidan yang bermanfaat untuk kesehatan.

Dr. Mada menegaskan bahwa penelitian Farmasi Universitas Mulia ke depan akan difokuskan pada pengembangan bahan herbal lokal, termasuk propolis, untuk menghasilkan produk farmasi yang kompetitif.

“Kami ingin memastikan bahwa Balikpapan memiliki produk herbal berkualitas yang mampu bersaing di pasar nasional,” katanya.

Kolaborasi antara FHK Universitas Mulia dan pelaku usaha lokal seperti Madu Madsant menjadi langkah penting dalam memadukan dunia akademik dengan kebutuhan industri.

Kunjungan ini tidak hanya membuka peluang riset, tetapi juga memberikan dampak positif bagi edukasi anak usia dini dan pengembangan UMKM.

Dengan dukungan Universitas Mulia, diharapkan Balikpapan dapat menjadi pusat inovasi produk herbal lokal yang berkualitas.

Sinergi ini tidak hanya akan memperkuat sektor pendidikan, tetapi juga mendorong kemandirian ekonomi masyarakat melalui produk unggulan berbasis bahan lokal.

(SA/Kontributor)