UM – Resmi sambut mahasiswa baru dalam pembukaan kegiatan Pengenalan Dunia Kampus (PADUKA) pada Senin (26/8). Bertemakan “Temukan, Rasakan, dan Tumbuh,” PADUKA Mulia 2024 bertujuan memberikan pengalaman baru bagi 563 mahasiswa baru, sekaligus mendukung mereka dalam proses adaptasi di lingkungan kampus. Acara ini berlangsung selama lima hari, hingga 30 Agustus 2024 mendatang.

Ketua Panitia PADUKA Mulia, Riski Zulkarnain, S.Pd., M.Pd., menyampaikan laporan kepanitiaan pada pembukaan acara. Riski membagikan sebaran jumlah peserta yang mengikuti kegiatan ini: 230 mahasiswa dari Fakultas Ilmu Komputer, 247 dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis, serta 86 dari Fakultas Humaniora dan Kesehatan.

Riski Zulkarnain, S.Pd., M.Pd dalam sesi Laporan Ketua Panitia PADUKA 2024. Foto: Media Kreatif.

Masuk pada rangkaian pembukaan selanjutnya, Rektor Universitas Mulia, Prof. Dr. Muhammad Ahsin Rifa’i, M.Si, secara simbolis mengukuhkan mahasiswa baru dengan menyematkan almamater dan memberikan ID card kepada dua perwakilan mahasiswa baru.

Dalam sambutannya, Prof. Ahsin Rifa’i mengungkapkan kebanggaannya terhadap para mahasiswa baru yang kini resmi menjadi bagian dari keluarga besar Universitas Mulia. Beliau menekankan bahwa mahasiswa Universitas Mulia tidak hanya berasal dari Balikpapan tetapi juga dari luar Kalimantan, yang mencerminkan perkembangan signifikan universitas ini menuju visinya sebagai universitas terkemuka berbasis technopreneur.

Rektor Universitas Mulia beri sambutan pada kegiatan Pengenalan Dunia Kampus 2024

Rektor Universitas Mulia, Prof. Muhammad Ahsin Rifa’i memberikan sambutan. Foto: Media Kreatif

“Kalian adalah angkatan ke-6. Artinya usia Universitas Mulia masih terbilang baru. Namun, prestasi-prestasi gemilang telah banyak diraih oleh kakak-kakak tingkat kalian. Dengan semangat baru dari angkatan 2024 ini, saya harap akan terus lahir karya-karya inovatif khususnya di bidang teknologi yang bermanfaat bagi masyarakat luas,” tambah Ahsin.

Sambut hangat mahasiswa baru berjalan khidmat dan meriah. Usai prosesi pengukuhan, panitia melanjutkan dengan berbagai macam sesi. Diantaranya seperti mengenalkan budaya akademik, materi yang memotivasi, serta penampilan seni oleh mahasiswa baru yang menciptakan atmosfer menyenangkan.

Harapannya, kegiatan ini mampu membuat mahasiswa baru mengenal lebih dekat kehidupan kampus dan menemukan upaya akademik untuk mencerdaskan diri sendiri.

(Shafyra Amalia/Kontributor)

Foto bersama peserta FGD yang membahas mencari solusi mengatasi banjir di Kota Balikpapan, Rabu (21/8). Foto: Vio/Media Kreatif

UM – BWF atau Balikpapan Water Forum kembali menggelar Forum Group Discussion (FGD) mencari solusi mengatasi Permasalahan Banjir di Kota Balikpapan, di Ruang Eksekutif Universitas Mulia, Rabu (21/8). Hadir tokoh masyarakat Ir. Sudjatmiko dan kandidat bakal calon Wali Kota drg. Syukri Wahid.

Ketua BWF Dr. Agung Sakti Pribadi mengatakan, FGD digelar dalam rangka mengatasi permasalahan banjir yang cukup tinggi di sejumlah wilayah di Kota Balikpapan, Jumat (9/8) yang lalu.

“Banjir cukup tinggi di Jalan MT Haryono dan sekitarnya. Mengapa masih terjadi banjir? Padahal, proyek drainase DAS (Daerah Aliran Sungai) Ampal telah menelan anggaran 136 Miliar untuk mencegah banjir?” tanya Dr Agung mengawali diskusi.

Jika FGD sebelumnya membahas tentang kelangkaan air, lanjutnya, tetapi ketika hujan, Kota Balikpapan mengalami banjir. Meski demikian, hal ini juga dialami beberapa kota lainnya di Indonesia.

“Jadi, kami mencoba untuk mengundang beberapa ahli yang terkenal. Kemudian juga jangan lupa mengundang pak RT dan warga sekitar. Ini penting bagi kami untuk memahami permasalahan yang ada,” tuturnya.

Sekira 50 orang mengikuti diskusi. Tampak hadir para ketua RT di wilayah yang terkena banjir, warga setempat, perwakilan lurah hingga camat Balikpapan Selatan. Tampak juga para dosen dari beberapa perguruan tinggi dan mahasiswa.

“Bapak-Ibu, jangan dilupakan, semua permasalahan itu jangan hanya dilimpahkan kepada satu orang saja, Wali Kota, tidak. Kita sama-sama membantu, secara langsung bekerja sama,” tuturnya.

Dalam kesempatan ini, Dr Agung mengungkapkan BWF mendapatkan dukungan dari Universitas Mulia yang merupakan bagian dari Pengabdian kepada Masyarakat, APTISI Komsel Balikpapan, dan Forum Silaturahmi Doktor Indonesia (Forsiladi) Kota Balikpapan.

drg Syukri Wahid saat berbicara mengatasi permasalaan banjir di Kota Balikpapan. Foto: SA/Kontributor

drg Syukri Wahid saat berbicara mengatasi permasalaan banjir di Kota Balikpapan. Foto: SA/Kontributor

Salah seorang Ketua RT menyampaikan persoalan banjir di wilayahnya sejak tahun 1983. Foto: Vio/Media Kreatif

Salah seorang Ketua RT menyampaikan permasalahan banjir di wilayahnya. Foto: Vio/Media Kreatif

Salah seorang Ketua RT yang wilayah terkena banjir dan terus mencari solusi. Foto: Vio/Media Kreatif

Salah seorang Ketua RT yang wilayah terkena banjir dan terus mencari solusi. Foto: Vio/Media Kreatif

Memasuki sesi diskusi, beberapa ketua RT turut menyuarakan permasalahan banjir di wilayahnya ketika datang hujan lebat.

Bahkan, permasalahan banjir disebutnya sebagai masalah klasik yang sudah terjadi sejak lama. Salah seorang ketua RT mengaku telah mencari solusi permasalahan banjir sejak tahun 1983.

“Sampai sekarang ini RT-RT Kelurahan Damai Bahagia tahu saya paling vokal, Pak, untuk menyampaikan kepada pemerintah, tapi realisasinya tidak ada sama sekali,” keluhnya.

Ia menambahkan fungsi sungai dan pompa air yang kurang maksimal bekerja. Desain drainase yang dinilai kurang baik dan sampah yang tiba-tiba muncul menyumbat saluran menyebabkan terjadinya genangan banjir, meski mereka mengaku rutin membersihkan sampah.

Pembangunan perbaikan DAS Sungai Ampal yang menggunakan saluran tertutup, juga menjadi perhatian warga lantaran diduga menjadi penyebab terjadinya penyumbatan, sedimentasi, dan banjir.

Sumardi, salah seorang dosen Universitas Mulia, mengaku sebagai pengguna yang sering melewati Jalan MT Haryono setiap kali berangkat kerja.

Menurutnya, sejak awal mulai perbaikan jalan yang dikerjakan oleh kontraktor, ia menilai kurang memperhatikan masalah drainase.

Ketua Forsiladi Balikpapan Dr. Sudarmo mengatakan, dirinya sejak 1976 sudah tinggal di Kota Balikpapan dan tidak pernah mengalami banjir sebelumnya.

“Saya di Balikpapan tahun 1976. Jadi, saya tahu sekali, mungkin belum ada yang lahir, kan. Jadi, bagus sekali, itu dulu tak pernah ada banjir. Tapi sekarang, luar biasa, hujan sebentar saja sudah banjir,” ujar Dr Sudarmo.

Menurutnya, untuk mengatasi banjir di MT Haryono, ia mengusulkan agar sepanjang jalan dinaikkan setinggi setengah meter dengan memperbaiki saluran drainase di sekitarnya.

“Kalau jalannya sudah tinggi, otomatis warga akan meninggikan rumahnya, otomatis,” usul salah seorang dosen Universitas Mulia ini.

Beberapa keluhan maupun usulan perbaikan juga mengemuka pada diskusi kali ini, baik dari perwakilan RT sekitar Jalan MT Haryono maupun warga.

Dari diskusi ini terungkap, dalam jangka pendek permasalahan banjir di suatu tempat dapat diatasi, namun di tempat lain muncul banjir dan menjadi permasalahan baru. Untuk itulah, dibutuhkan rencana jangka panjang yang tepat.

“Kita berharap, permasalahan banjir ini Insya Allah kita kawal. Kampus juga akan mengawal, karena itu bagian dari pengabdian kepada masyarakat,” tutur Dr Agung.

Dari diskusi ini, Ir Sudjatmiko mengatakan merangkum beberapa solusi yang bisa ditawarkan kepada pemerintah Kota Balikpapan.

“Pertama adalah perlunya memperbanyak bozem, karena itu memang untuk menampung air pada saat kritis banjir. Jadi, setelah itu nanti harusnya dibuat. Tetapi tipe bozem yang mudah di maintenance,” ujar Sudjatmiko.

“Lalu memperlebar saluran, itu jelas. Lalu, mempercepat pembebasan lahan yang memang diperuntukkan untuk drainase kota,” lanjutnya.

Ia juga memperhatikan pentingnya penghijauan di daerah yang gundul yang telah dibuka oleh pengembang dan dibiarkan kosong.

Terkait dengan perbaikan saluran, Sudjatmiko setuju usulan perbaikan saluran lebih mendahulukan di daerah hilir, baru menyusul kemudian di daerah hulu.

Sudjatmiko juga menambahkan agar masyarakat ikut terlibat menjalankan budaya bersih dengan tidak membuang sampah di saluran atau sungai. Masyarakat juga didorong untuk membuat sumur resapan, kecuali di daerah bukit untuk menghindari tanah longsor.

Sementara itu, drg Syukri Wahid mengatakan, angka pertumbuhan penduduk Kota Balikpapan mengalami peningkatan, baik yang lahir maupun yang datang.

“Artinya, pas setahun itu kita sudah melaporkan di angka 3-5% pertumbuhan. Artinya apa? Kalau ada 40.000 orang baru, berarti 40.000 itu butuh space, butuh ruangan, butuh tanah,” ujar Syukri.

“Konsekuensinya apa? Lahan-lahan akan dikupas, dibuka untuk budidaya. Walaupun RT-RW kita sudah mematuhi bahwa yang boleh dibuka itu cuma 48%. Ya, 52% kawasan hijau. Tapi, IKN tidak bisa dicegah, RDMP ini dampaknya luar biasa,” tambahnya.

Oleh karenanya, Syukri mengingatkan apabila pemerintah tidak sungguh-sungguh mengatasi persoalan banjir dan macet, maka akan menambah beban yang dirasakan masyarakat.

Senada dengan Sudjatmiko, Syukri setuju masyarakat memiliki peran masing-masing dan segera mengambil bagian dari kelompok masyarakat.

“Nah, mudah-mudahan, kepemimpinan ke depan menempatkan banjir sebagai darurat program kerja utamanya. Jadi, menjadikan banjir sebagai program darurat. Nggak bisa lagi tawar menawar, supaya anggarannya itu ikut ke sana,” ujarnya.

“Bukan lagi proyek DAS Ampal yang kita lihat, tapi proyek normalisasi hulu sampai hilir DAS Ampal. Supaya warga di MT Haryono, khususnya Jalan Beller dan sekitarnya, juga akan menjadi warga yang tidak cemas setiap hujan turun,” pungkasnya.

(SA/Kontributor)

UM – Universitas Mulia terpilih menjadi tuan rumah dalam road show Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) “Jaga Kampus Kita” dari radikalisme melalui FKPT Kalimantan Timur pada Kamis (15/8). Sebanyak 460 mahasiswa dari berbagai universitas di Balikpapan memenuhi Ballroom Cheng Ho.

Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Kalimantan Timur, Ahmad Jubaidi, melaporkan bahwa kegiatan ini ditujukan untuk meningkatkan pemahaman civitas akademika terkait pencegahan radikalisme. Selain itu, ia juga berpesan “Jadilah penjaga kedamaian Indonesia terutama Balikpapan sebagai penyangga Ibu Kota Nusantara (IKN).”

Rektor Universitas Mulia, Prof. Muhammad Ahsin Rifa’i dalam sambutannya berterima kasih kepada BNPT dan FKPT atas acara ini. Menggalang kebersamaan menghadang ideologi radikalisme dan penetrasi terorisme ke perguruan tinggi. Rektor menyatakan akan mengembangkan mode pembelajaran berbasis proses berpikir kognitif.

Masuk pada sesi diskusi panel, Kasubdit Pemberdayaan Masyarakat BNPT, Kolonel (sus) Dr. Harianto, tampil sebagai moderator. Diskusi ini menghadirkan dua pemateri.

Prof. Irfan Idris, Direktur Pencegahan BNPT, membahas “Tren Aksi Terorisme dan Program Pencegahan BNPT”. Irfan menekankan peningkatan gerakan ideologi di bawah permukaan yang menargetkan perempuan, anak, dan remaja. Ia menggarisbawahi pentingnya kesiapsiagaan nasional, kontra radikalisasi, dan perlunya pemantauan kampus.

Belajar langsung dari guru terbaik. Mohamad Nasir Abbas, Mitra Deradikalisasi BNPT, berbagi pengalamannya direkrut oleh organisasi radikal pada usia 16 tahun dan dilatih di Afghanistan. Saat itu, organisasi radikal menugaskannya untuk mendirikan negara khilafah di Indonesia dengan cara menghalalkan segala cara.

Ia telat menyadari bahwa Pancasila tidak bertentangan dengan Islam. “Jangan ulangi kesalahan saya”, pesan Nasir Abbas kepada mahasiswa.

Usai diskusi panel, Mayjen TNI Roedy Widodo, Deputi Bidang Pencegahan, Perlindungan, dan Deradikalisasi hadir memberikan pidato kunci. Ia mendorong pemerintah daerah memasukkan penanggulangan terorisme dalam Rencana Aksi Daerah (RAD).

Lebih lanjut dalam pidatonya, Roedy Widodo menyampaikan langkah-langkah yang perlu diambil kampus dalam penguatan daya tangkal & daya tahan paparan radikalisme. Langkah-langkah ini mencakup mulai dari kebijakan kampus yang mendorong wawasan kebangsaan dan agama yang moderat, sampai kurikulum dan aktivitas kampus yang steril dari infiltrasi paham radikalisme.

Rektor Universitas Mulia menerima sertifikat penghargaan dari Deputi Bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi Republik Indonesia. Foto: Media Kreatif.

Dengan demikian, “Jaga Kampus Kita” yang menjadi upaya BNPT dalam perkuat public resilience dari radikalisme dan terorisme di lingkungan kampus diharapkan menghasilkan urgensi kolektif bagi civitas akademika.

(Shafyra Amalia/Kontributor)

Rektor Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa'i berfoto di depan Istana Garuda IKN usai mengikuti Upacara Penurunan Bendera Pusaka Merah Putih, Sabtu (17/8). Foto: dok. pribadi

UM – Upacara Peringatan Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan dalam rangka HUT ke-79 RI untuk pertama kalinya dalam sejarah diselenggarakan di halaman Istana Garuda IKN, Sabtu (17/8). Presiden Joko Widodo bertindak sebagai Inspektur Upacara dan memimpin langsung jalannya upacara.

Turut mendampingi Presiden, Ibu Negara Iriana Joko Widodo. Tampak pula duduk sejajar, Presiden Terpilih Prabowo Subianto.

Peringatan HUT Kemerdekaan RI tahun ini mengusung tema Nusantara Baru Indonesia Maju. Tema ini dimaksudkan untuk menggambarkan momen pembuka bagi tiga transisi besar Indonesia, yakni penyambutan ibu kota baru, pergantian pemimpin serta menyongsong Indonesia Emas 2045.

Upacara yang berlangsung di IKN Kalimantan Timur ini juga diikuti secara hybrid dari halaman Istana Merdeka Jakarta, yang diikuti Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin bersama istri. Tampak pula Wakil Presiden Terpilih Gibran Rakabuming Raka.

Prosesi upacara yang disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden ini, baik yang berlangsung di Jakarta dan IKN secara bersamaan berjalan dengan khidmat dan lancar.

Pemenang busana adat terbaik menerima hadiah sepeda dari Presiden Joko Widodo. Foto: Sekretariat Presiden

Pemenang busana adat terbaik menerima hadiah sepeda dari Presiden Joko Widodo. Foto: Sekretariat Presiden

Prof. Ahsin berfoto bersama paspampres yang sedang bertugas di Istana Garuda IKN. Foto: dok. pribadi

Prof. Ahsin berfoto bersama paspampres yang sedang bertugas di Istana Garuda IKN. Foto: dok. pribadi

Undangan yang diterima Rektor Universitas Mulia. Foto: dok. pribadi

Mendapatkan kehormatan undangan Presiden Joko Widodo yang diterima Rektor Universitas Mulia Prof Muhammad Ahsin Rifa’i. Foto: dok. pribadi

Sementara itu, Rektor Universitas Mulia Prof Dr Ir Muhammad Ahsin Rifa’i turut menghadiri undangan mengikuti Peringatan Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan RI di IKN.

Prof Ahsin mengikuti jalannya upacara dari awal sampai selesai, baik pada saat pengibaran bendera pusaka merah putih sampai dengan penurunan.

Tampak Prof Ahsin yang memakai udeng corak ungu, berpakaian adat berwarna hitam dan ikat sarung warna senada, berfoto dengan para undangan yang juga mengenakan pakaian adat daerah masing-masing.

Pakaian adat mencerminkan beragam warna dan budaya masyarakat Indonesia. Sebagaimana dengan semboyan bangsa Indonesia Bhinneka Tunggal Ika, yang bermakna meskipun berbeda-beda, tetapi pada hakikatnya bangsa Indonesia tetap satu kesatuan.

“Bhinneka Tunggal Ika membuktikan perbedaan adalah sesuatu kekuatan yang harus kita jaga. Indonesia memiliki berbagai suku bangsa, bahasa, dan agama yang tidak dimiliki oleh negara lain. Nusantara Baru, Indonesia Maju. Dirgahayu RI ke-79,” tutur Prof Ahsin.

Perayaan HUT ke-79 RI dimeriahkan dengan pagelaran seni dan unsur kebudayaan. Pagelaran ini mendorong kebangkitan dan pelestarian warisan budaya bangsa yang beraneka ragam mulai dari Sabang sampai Merauke.

Di IKN, kemegahan budaya Nusantara dihadirkan dalam bentuk yang modern, tanpa kehilangan esensi tradisional. Pagelaran seni menampilkan lagu spesial Puspa Warni yang dipadukan dengan tarian Natana Borneo.

Dirgahayu Republik Indonesia!

(SA/Kontributor)

Foto bersama usai melaksanakan upacara Detik-detik Peringatan Proklamasi Kemerdekaan ke-79 RI. Foto: Media Kreatif

Pesan Dr. Agung Sakti Pribadi tentang Implementasi Butir-butir Pancasila

UM – Sivitas Universitas Mulia melaksanakan upacara Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan ke-79 Republik Indonesia, yang berlangsung di halaman Gedung White Campus, Jalan Letjen Zaini Azhar Maulani, Sabtu (17/8). Bertindak sebagai Inspektur Upacara, Direktur Eksekutif Yayasan Airlangga Dr. Agung Sakti Pribadi.

Bertindak sebagai komandan upacara Kepala Security Yutikno, pembawa acara Shafyra Amalia, dirigen upacara Fransisca Adinda, pembaca Pembukaan UUD 45 Tressa, dan pembaca doa Yamani, S.Pd, M.Pd. Sedangkan pasukan pengibar bendera (Paskibra) Reva Salsabila Syva, Zahra Nur Azizah, dan Davin Rifat Nur Fathi dari SMK Negeri 6 Balikpapan.

Dalam sambutannya, Dr Agung membacakan sambutan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim tentang mengingat kembali perjuangan bangsa Indonesia merebut kemerdekaan.

“Kemerdekaan Indonesia adalah buah dari gerakan menuju satu cita-cita bersama. Begitu pun dengan cita-cita untuk memajukan pendidikan dan kebudayaan, harus kita perjuangkan bersama-sama dengan semangat gotong royong,” tutur Dr Agung.

Dalam lima tahun terakhir, lanjutnya, pendidikan tinggi telah melaksanakan program Merdeka Belajar. Hal ini merupakan bagian dari perjuangan.

“Saya katakan ini sebuah perjuangan, karena memang jalan yang kita tempuh tidaklah mudah. Kita melakukan perubahan besar dalam banyak hal, mulai dari sistem, cara kerja, sampai pola pikir,” ujarnya.

Perubahan yang diharapkan menciptakan perubahan makna. Semua itu, didukung transformasi digital terbesar dalam sejarah Indonesia. Melahirkan banyak terobosan, menciptakan lingkungan belajar yang berpusat pada siswa.

Sementara itu, khusus dalam pesannya kepada sivitas Universitas Mulia, Dr. Agung mengingatkan pentingnya implementasi Pancasila yang saat ini lemah.

“Kekuatan kita itu dulu adanya persatuan. Persatuan itu yang membuat negeri kita ini bisa lebih maju dan lebih kuat. Bukan sekedar tentang kemajuan, kita sekarang ini baru ada di gerbang kemerdekaan,” ujar Dr Agung.

“Mengisinya belum sepenuhnya kita isi, karena implementasi dari Pancasila itu masih terseok-seok,” tambahnya.

Menurutnya, hampir-hampir penegak keadilan saat ini bermasalah. “Lembaga-lembaga yang memiliki, yang menjaga otoritas keadilan, itu justru sekarang ini tidak begitu dipercaya. Persatuan ini siapa lagi?” tanyanya.

Namun, tambahnya, ketika hukum itu tidak mampu lagi, tidak dijaga, maka etika itu salah satu yang bisa menjaga marwah. “Karena etika itu tidak dibuat, tetapi bawaan dari Tuhan. Tuhan yang memberikan,” tuturnya.

Oleh karena itu, menurutnya, etika itu lah yang harus dijaga dimanapun berada. Tanpa ada hukum pun, ia berpesan supaya etika harus terus dijaga, yakni menjaga semua lima butir Pancasila dengan baik.

“Tidak berpatokan kepada aturan hukum, karena kalau kita berpatokan pada aturan hukum, hukum sekarang ini bisa dibolak-balik demi kepentingan tertentu. Ya, kita seharusnya kembali kepada implementasi butir-butir Pancasila,” pungkasnya.

(SA/Kontributor)

Foto dokumentasi

Pasukan pengibar bendera (Paskibra) adalah Reva Salsabila Syva, Zahra Nur Azizah, dan Davin Rifat nur Fathi dari SMK Negeri 6 Balikpapan. Foto: Media Kreatif

Pasukan pengibar bendera (Paskibra) adalah Reva Salsabila Syva, Zahra Nur Azizah, dan Davin Rifat Nur Fathi dari SMK Negeri 6 Balikpapan. Foto: Media Kreatif

Detik-detik Pengibaran Bendera pada Upacara Peringatan Proklamasi Kemerdekaan ke-79 RI, Sabtu (17/8). Foto: Media Kreatif

Detik-detik Pengibaran Bendera pada Upacara Peringatan Proklamasi Kemerdekaan ke-79 RI, Sabtu (17/8). Foto: Media Kreatif

Peserta upacara pria. Foto: Media Kreatif

Peserta upacara pria. Foto: Media Kreatif

Peserta upacara wanita. Foto: Media Kreatif

Peserta upacara wanita. Foto: Media Kreatif

Pembacaan UUD 45 oleh Tresa dan pembaca doa Yamani, S.Pd., M.Pd. Foto: Media Kreatif

Pembacaan UUD 45 oleh Tresa dan pembaca doa Yamani, S.Pd., M.Pd. Foto: Media Kreatif

Dr. Agung Sakti Pribadi saat memberikan pesan-pesan Peringatan Hari Kemerdekaan ke-79 RI. Foto: Media Kreatif

Dr. Agung Sakti Pribadi saat memberikan pesan-pesan Peringatan Hari Kemerdekaan ke-79 RI. Foto: Media Kreatif

Pembawa acara Shafyra Amalia (kanan) dan dirigen upacara Fransisca Adinda. Foto: Media Kreatif

Pembawa acara Shafyra Amalia (kanan) dan dirigen upacara Fransisca Adinda. Foto: Media Kreatif

 

UM – Muhammad Nur Falah Setiawan, Kepala Bagian Marketing Yayasan Airlangga mengundang Guru BK se-Balikpapan dalam Mulia Gathering pada Rabu (14/8). Acara ini mempererat hubungan dan berbagi informasi tentang peluang pendidikan lanjutan serta kolaborasi untuk Guru BK dalam layanan konsultasi pendidikan tinggi.

Dr. Agung Sakti Pribadi, Direktur Eksekutif Yayasan Airlangga, dalam sambutannya ajak para guru untuk memiliki mindset sama dalam mendukung pendidikan setinggi-tingginya.

“Tidak sedikit pekerja di Balikpapan dan sekitarnya memilih melanjutkan kuliah di sini”, terangnya.

Wisnu Hera Pamungkas, Wakil Rektor I, menambahkan bahwa Universitas Mulia siap berdiskusi lebih lanjut mengenai program studi yang tersedia.

Wisnu juga memastikan, mahasiswa lulus dengan etika yang baik. “Selain keilmuan yang maju, kami bertanggung jawab untuk membawa peserta didik kami mulia dari segi akhlak”, tuturnya.

Dalam bincang dua arah ini, Rita Asmarani, Ketua MGBK SMA/MA Kota Balikpapan, ungkap harapannya untuk bisa berkolaborasi lebih luas, termasuk menerima pelatihan.

Pengenalan program pendidikan di Universitas Mulia kepada Guru BK di Balikpapan, sebenarnya bukan hal baru. Oleh karena itu, Universitas Mulia sudah tidak asing lagi di telinga banyak orang. Bahkan, menjadi Universitas tujuan para siswa SMA/MA/SMK dan pekerja yang ingin melanjutkan pendidikan lebih tinggi.

Lita Hindrati, Ketua MGBK SMK Balikpapan, berterima kasih atas hubungan baik dan membagikan cerita dari murid serta alumni tentang melanjutkan kuliah di Universitas Mulia.

Eko Edy Susanto, S.E., M.Ak, Kepala Kaprodi Akuntansi, memandu sesi tanya jawab bersama Guru BK. Peserta ramai menanyakan pertanyaan seputar pendidikan profesi apoteker untuk lulusan farmasi dan beasiswa.

Mada Adhitia Wardhana, Dekan Fakultas Humaniora dan Kesehatan menjawab akan menekuni permintaan tersebut dan akan membangun lab kosmetik tipe B.

Terkait beasiswa, Direktur Eksekutif Yayasan Airlangga merespons optimis, “Jangan biarkan anak tidak sekolah. Salah satu tujuan Yayasan Airlangga adalah mengentaskan angka tidak sekolah.”

Guru BK lainnya juga berharap Universitas Mulia membuat aplikasi yang bisa mereka gunakan, misalnya untuk mendeteksi bullying.

Secara keseluruhan, acara ini mencerminkan semangat dalam mendukung pendidikan setinggi-tingginya, salah satunya dengan mengambil pendidikan lanjutan.

(Shafyra Amalia/Kontributor)

Alumni Manajemen hadir pada acara Ngobrol Santai Bareng Alumni Manajemen yang diselenggarakan pada Minggu (11/8). Foto: Prodi Manajemen

UM – Ketua Program Studi S1 Manajemen Pudjiati, S.E., M.M mengundang para alumni ngobrol santai di sebuah cafe di Balikpapan, Minggu (11/8). Dalam obrolan santai ini, lahir pengurus Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Manajemen Universitas Mulia masa bakti 2024-2025.

Dalam kesempatan ini, Pudjiati mengatakan bahwa kegiatan yang mengundang para alumni S1 Manajemen dengan ngobrol santai, bertujuan untuk menjaring masukan dan harapan dari para alumni.

“Ingin tahu apa yang diharapkan mereka setelah selesai kuliah. Banyak masukan yang mereka berikan terkait dengan kemajuan Prodi Manajemen ke depan,” tutur Pudjiati.

Menurutnya, organisasi alumni seperti IKA pada perguruan tinggi diharapkan memiliki peran penting dalam menjaga hubungan yang erat di antara para lulusan. Melalui organisasi yang terstruktur baik, diharapkan memberikan nilai positif bagi perguruan tinggi.

“IKA tidak hanya memperkuat persahabatan, tapi bisa juga berkontribusi nyata bagi masyarakat, misalnya, dengan kegiatan bakti sosial. Dengan begitu, alumni ikut serta dalam mempromosikan Universitas Mulia,” terangnya.

Ia menambahkan, keberadaan Ikatan Keluarga Alumni diharapkan dapat bermanfaat lebih luas, baik untuk mahasiswa, alumni, perguruan tinggi, dan masyarakat pada umumnya.

Sementara itu, dalam obrolan santai ini, kepengurusan IKA Manajemen yang baru telah terbentuk. Sebagai Ketua, Hendri Samsudin (angkatan 2019), Wakil Ketua Al Muhajir (2019), Sekretaris Nova (2020), dan ⁠Bendahara Nanda Aprilia (2019).

“Saya berharap, dengan dibentuknya Ikatan Alumni Manajemen ini dapat meningkatkan rasa kekeluargaan antar mahasiswa Prodi Manajemen serta mempererat tali silaturahmi antara alumni, mahasiswa baru, dan dosen-dosen,” tutur Hendri Samsudin.

Hendri berharap, dengan adanya IKA Manajemen bisa dijadikan jembatan bagi alumni atau mahasiswa yang masih menjalankan studi saling membangun relasi yang baik.

“Relasi yang baik untuk kepentingan dunia kerja, bisnis, maupun kegiatan yang positif, yang memiliki potensi untuk pengembangan mahasiswa/i Manajemen di Universitas Mulia,” tuturnya.

Lebih lanjut, terbentuknya IKA memiliki sejumlah manfaat bagi perguruan tinggi, antara lain mendorong peningkatan reputasi dan kredibilitas perguruan tinggi, pengembangan jaringan dan kerjasama, berkontribusi bagi pengembangan kurikulum, hingga pemberian bantuan finansial bagi mahasiswa berprestasi dan kurang mampu.

Alumni diharapkan dapat berperan sebagai mentor bagi mahasiswa, memberikan bimbingan karir, atau berbagi pengalaman praktis yang tidak didapatkan di dalam kelas. Hal ini dapat membantu mahasiswa mempersiapkan diri lebih baik untuk memasuki dunia kerja.

Jaringan alumni yang kuat dapat membuka lebih banyak peluang kerja dan magang bagi mahasiswa dan lulusan baru sehingga meningkatkan kesiapan mahasiswa dalam menghadapi dunia kerja.

(SA/Kontributor)

Mahasiswa KKN kelompok 1 menggelar kegiatan sosialisasi pencegahan penyakit hipertensi kepada para lansia di Jalan Blora RT 25 dan RT 27 Kel. Klandasan Ilir Kec. Balikpapan Kota, Kamis (8/8). Foto: dok. KKN

UM – Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Mulia hingga hari ini sangat beragam aktivitas. Hingga menjelang berakhir 24 Agustus 2024, berbagai aktivitas pengabdian kepada masyarakat telah dilakukan mahasiswa. Mulai dari edukasi kesehatan dan pencegahan Stunting, edukasi Cyber Bullying dan privasi data, sampai dengan ikut serta menjaga keamanan lingkungan bersama Bhabinkamtibmas setempat.

Hal ini seperti yang dituturkan Ketua Panitia KKN angkatan ke-3 2024 Warrantia Citta, S.Farm, M.Sc kepada media ini, Senin (12/8). Citta mengatakan, diawali laporan kegiatan kelompok 15 tentang edukasi Cyber Bullying, bertempat di SDN 005, Kel. Margomulyo, Kec. Balikpapan Barat, Jumat (2/8).

Esoknya, di Kelurahan yang sama, kelompok 15 menggelar edukasi tentang pemanfaatan media sosial untuk sarana informasi. Sasaran peserta edukasi ini adalah para pelaku usaha dan UMKM. Mereka menggandeng narasumber dari KUA untuk mengedukasi tata cara pendaftaran usaha agar terdaftar sebagai brand berlabel dan bersertifikasi halal.

Kegiatan yang sama juga dilakukan kelompok 13, dengan memberikan edukasi tentang manfaat sosial media, branding, dan workshop pengambilan video bagi para pelaku usaha dan UMKM. Kegiatan ini bertempat RT 23, Kel. Sepinggan Raya, Kec. Balikpapan Selatan, Senin (5/8).

Sementara itu, di Jalan Blora RT 25 dan RT 27 Kel. Klandasan Ilir Kec. Balikpapan Kota, mahasiswa KKN kelompok 1 menggelar kegiatan sosialisasi pencegahan penyakit hipertensi kepada para lansia, Kamis (8/8).

Dalam kegiatan ini, mahasiswa melakukan pemeriksaan tekanan darah dan menyediakan asupan bergizi untuk para lansia. Mahasiswa juga memberikan edukasi bagaimana lansia menjaga kesehatan. Sebelumnya, mahasiswa mendapatkan bimbingan dari para dosen Program Studi S1 Farmasi.

Aktivitas kelompok 17, mahasiswa menggelar edukasi belajar bahasa Inggris untuk anak-anak, yang diberi nama English Education for Early Childhood. Kegiatan ini bertempat di Taman Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) RT 14 Kel. Baru Ilir, Kec. Balikpapan Barat, Kamis (8/8).

“Lewat animasi gambar hewan berwarna dan mengajak anak-anak bermain puzzle dengan bahasa Inggris. Mahasiswa berharap kegiatan ini menjadi salah satu alternatif mudah untuk membiasakan anak-anak belajar bahasa inggris dengan suasana yang menyenangkan,” ungkap Citta.

Di hari yang sama, kelompok 17 ini juga mengedukasi anak-anak usia Sekolah Dasar tentang pentingnya menjaga privasi data pribadi di Internet. Kegiatan ini bertempat di SDN 011 Balikpapan Barat.

Menurutnya, menjaga keamanan privasi di zaman sekarang adalah salah satu cara untuk mengantisipasi kebocoran data, terutama milik sendiri.

“Menurut mahasiswa, para siswa SD diharapkan mampu menjaga keamanan datanya sejak dini. Ditambah lagi banyaknya cyber crime yang semakin merajalela mengharuskan kita dapat mengamankan data pribadi dengan benar,” katanya.

Di tempat yang berbeda, mahasiswa KKN kelompok 2 dibimbing dosen Apt. Murtiyana Sari, S.Farm., M.Clin.Pharm menggelar kegiatan pemeriksaan kadar gula darah para lansia dan pemberian Vitamin A pada anak-anak. Kegiatan ini juga dirangkai dengan sosialisasi pencegahan diabetes dan Stunting pada anak, bertempat di Gedung Serbaguna RT 29, Kel. Damai, Kec. Balikpapan Selatan.

Salah seorang dosen, Wuri Damayanti, S.Farm, M.Farm turut terlibat membimbing dan membantu mahasiswa mengedukasi warga tentang pencegahan Stunting. Kegiatan ini berlangsung di RT 19 Kel. Sepinggan, Kec. Balikpapan Selatan, Minggu (11/8).

Sementara itu, sejumlah mahasiswa KKN kelompok 14, terutama laki-laki, melakukan patroli siskamling bersama Bhabinkamtibmas dan anggota Forum Kemitraan Polisi Masyarakat (FKPM) di Kel. Sungai Nangka, Kec. Balikpapan Selatan, Sabtu (10/8), pukul 19.30 – 10.30 WITA.

Dalam kesempatan ini, Bhabinkamtibmas Bripka Priantono memberikan pengarahan kepada anggota FKPM dan mahasiswa KKN yang ikut bergabung patroli, meliputi wilayah RT 08, 09, 45, 46, 02, 03, 21, 22, 35, dan 30.

“Kita melakukan patroli mengimbau kepada masyarakat agar bersama-sama menjaga Kamtibmas, tidak melakukan hal-hal yang mengganggu keamanan, ketertiban masyarakat. Patroli ini bertujuan guna mencegah penyakit masyarakat seperti miras, judi, dan kerawanan kejahatan lainnya,” tutup Bripka Priantono.

(SA/Kontributor)

Sebagian foto dokumentasi.

Dosen Farmasi Apt. Murtiyana Sari, S.Farm., M.Clin.Pharm ikut membimbing mahasiswa mengedukasi warga tentang bahaya diabetes melitus pada anak, bertempat di Gedung Serbaguna RT 29, Kel. Damai, Kec. Balikpapan Selatan, Kamis (8/8). Foto: dok. KKN

Dosen Farmasi Apt. Murtiyana Sari, S.Farm., M.Clin.Pharm ikut membimbing mahasiswa mengedukasi warga tentang pencegahan diabetes melitus pada anak, bertempat di Gedung Serbaguna RT 29, Kel. Damai, Kec. Balikpapan Selatan, Kamis (8/8). Foto: dok. KKN

Mahasiswa KKN kelompok 14 melakukan patroli siskamling bersama Bhabinkamtibmas dan anggota Forum Kemitraan Polisi Masyarakat (FKPM) di Kel. Sungai Nangka, Kec. Balikpapan Selatan, Sabtu (10/8). Foto: dok. KKN

Mahasiswa KKN kelompok 14 melakukan patroli siskamling bersama Bhabinkamtibmas dan anggota Forum Kemitraan Polisi Masyarakat (FKPM) di Kel. Sungai Nangka, Kec. Balikpapan Selatan, Sabtu (10/8). Foto: dok. KKN

Mahasiswa KKN kelompok 2 menggelar kegiatan pemeriksaan kadar gula darah para lansia dan pemberian Vitamin A pada anak-anak. Foto: dok. KKN

Mahasiswa KKN kelompok 2 menggelar kegiatan pemeriksaan kadar gula darah para lansia dan pemberian Vitamin A pada anak-anak. Foto: dok. KKN

Dosen Farmasi Wuri Damayanti ikut membimbing mahasiswa menjalankan KKN mengedukasi kesehatan pada warga. Foto: dok. KKN

Dosen Farmasi Wuri Damayanti ikut membimbing mahasiswa menjalankan KKN mengedukasi kesehatan pada warga. Foto: dok. KKN

Mahasiswa KKN kelompok 1 menggelar kegiatan sosialisasi pencegahan penyakit hipertensi kepada para lansia di Jalan Blora RT 25 dan RT 27 Kel. Klandasan Ilir Kec. Balikpapan Kota, Kamis (8/8). Foto: dok. KKN

Mahasiswa KKN kelompok 1 menggelar kegiatan sosialisasi pencegahan penyakit hipertensi kepada para lansia di Jalan Blora RT 25 dan RT 27 Kel. Klandasan Ilir Kec. Balikpapan Kota, Kamis (8/8). Foto: dok. KKN

Kelompok 17, mahasiswa menggelar edukasi belajar bahasa Inggris untuk anak-anak, yang diberi nama English Education for Early Childhood. Kegiatan ini bertempat di Taman Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) RT 14 Kel. Baru Ilir, Kec. Balikpapan Barat, Kamis (8/8). Foto: dok. KKN

Kelompok 17, mahasiswa menggelar edukasi belajar bahasa Inggris untuk anak-anak, yang diberi nama English Education for Early Childhood. Kegiatan ini bertempat di Taman Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) RT 14 Kel. Baru Ilir, Kec. Balikpapan Barat, Kamis (8/8). Foto: dok. KKN

Rektor Prof. Muhammad Ahsin Rifa'i, Wakil Rektor Wisnu Hera, Wakil Rektor Yusuf Wibisono, Kepala PSDKU Samarinda Suprijadi, dekan dan narasumber OBE Dr. Mohammad Iqbal serta para peserta workshop. Foto: PSDKU Samarinda

UM – Universitas Mulia menggelar workshop Kurikulum berbasis Outcome-Based Education (OBE) bertempat di Hotel Midtown Samarinda selama dua hari, Rabu (7/8) dan Kamis (8/8). Dr. Muhammad Iqbal, S.Kom., MMSI dan Ir. Sutrisno, S.T., M.Sc., Ph.D tampil sebagai narasumber.

Workshop diikuti oleh Dekan, Ketua Program Studi, dosen, dan tenaga kependidikan. OBE atau Pembelajaran Berorientasi Luaran adalah metode pembelajaran yang fokus pada luaran atau capaian pembelajaran.

OBE menekankan pada proses pendidikan yang mencapai hasil yang ditentukan, baik dalam sisi pengetahuan, kemampuan, maupun perilaku peserta didik atau mahasiswa dan berorientasi pada hasil.

Pada kesempatan ini, Rektor Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i, M.Si turut hadir membuka pelaksanaan workshop dan menyaksikan jalannya pelatihan. Dalam sambutannya, Rektor mengingatkan pentingnya penyesuaian kurikulum agar sesuai dengan kebutuhan industri dan perkembangan zaman.

Narasumber OBE Dr. Muhammad Iqbal, S.Kom., MMSI. Foto: PSDKU Samarinda

Narasumber OBE Dr. Muhammad Iqbal, S.Kom., MMSI. Foto: PSDKU Samarinda

Narasumber PjBL dan Case Method Ir. Sutrisno, S.T., M.Sc., Ph.D. Foto: PSDKU Samarinda

Narasumber PjBL dan Case Method Ir. Sutrisno, S.T., M.Sc., Ph.D. Foto: PSDKU Samarinda

Narasumber Ir. Sutrisno, S.T., M.Sc., Ph.D foto bersama peserta workshop. Foto: PSDKU Samarinda

Narasumber Ir. Sutrisno, S.T., M.Sc., Ph.D foto bersama peserta workshop. Foto: PSDKU Samarinda

“OBE menekankan pada hasil belajar yang diinginkan, dan ini akan membantu kami memastikan bahwa lulusan memiliki keterampilan dan pengetahuan yang relevan dengan kebutuhan pasar kerja,” tutur Prof. Ahsin.

Memasuki pelaksanaan workshop hari pertama, pakar dalam bidang pendidikan berbasis OBE Dr. Muhammad Iqbal, memberikan materi tentang Reorganisasi Kurikulum Berbasis Outcome-Based Education (OBE) dan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).

Materi yang dipaparkan meliputi berbagai macam contoh praktis penerapan OBE dalam program studi tertentu, kemudian diikuti dengan sesi diskusi dan tanya jawab.

Dalam sesi ini, seluruh peserta terbagi dalam kelompok kerja diskusi dan merancang rencana implementasi OBE, yang diterapkan program studi masing-masing.

Setiap kelompok kemudian mempresentasikan hasil diskusi mereka, yang mencakup identifikasi hasil belajar yang diinginkan, strategi pembelajaran, dan metode evaluasi yang akan digunakan.

Kegiatan ini diakhiri dengan penyusunan rekomendasi untuk langkah-langkah selanjutnya dalam proses reorganisasi kurikulum di Universitas Mulia. Rekomendasi ini akan menjadi panduan bagi tim pengembang kurikulum dalam memperbaharui kurikulum agar lebih sesuai dengan pendekatan OBE.

Workshop Hari Kedua

Materi hari kedua diisi oleh Sutrisno, Ph.D, seorang akademisi dan praktisi yang memiliki pengalaman luas dalam penerapan metode pembelajaran berbasis proyek dan studi kasus.

Dalam workshop kali ini, ia memaparkan materi tentang Model Pembelajaran Berbasis Project Base Learning (PjBL) dan Case Method.

Sutrisno menekankan pentingnya kedua metode ini untuk mendorong mahasiswa lebih aktif dalam proses pembelajaran. Mahasiswa juga didorong untuk tergerak meningkatkan kemampuan analitis dan problem-solving yang sangat dibutuhkan di dunia kerja.

“Model pembelajaran seperti PjBL dan Case Method memungkinkan mahasiswa untuk belajar tidak hanya dari teori, tetapi juga dari pengalaman langsung menyelesaikan masalah-masalah nyata,” tutur Sutrisno.

Ketua Panitia Tina Tri Wulansari, S.Kom., M.T.I menambahkan, dirinya berharap pelaksanaan workshop merupakan langkah awal untuk melakukan perubahan positif dan lebih maju dalam penyusunan kurikulum di masa yang akan datang.

“Dengan penerapan OBE, PjBL, dan Case Method, kami yakin lulusan kami akan lebih siap menghadapi tantangan di dunia kerja dan masyarakat,” tutup Tina.

Reportase: Deddy Kurniawan
Editor: Subur Anugerah

Para pemateri LDK berfoto bersama kanan ke kiri, Gunawan, S.T., M.T., Riski Zulkarnain, S.Pd., M.Pd., Yustian Servanda, S.Kom., M.Kom., Kepala LPPM Ir. Richki Hardi, S.T., M.Eng., KaProdi D3 Administrasi Perkantoran Andi Indra Saputra Alamsyah, S.Pd., M.AB., dan KaLab Farmakologi Apt. Murtiyana Sari, M.Clin. Pharm. Foto: Media Kreatif.

Dalam Kegiatan Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK) 2024

UM – Organisasi Kemahasiswaan Universitas Mulia menyelenggarakan Latihan Dasar Kepemimpinan 2024 pada Rabu, (7/8). Sebanyak 68 peserta dari Badan Eksekutif Mahasiswa, Himpunan Mahasiswa Jurusan, dan Unit Kegiatan Mahasiswa berpartisipasi dalam acara ini.

Kegiatan ini merupakan kesempatan berharga bagi para peserta untuk mengembangkan keterampilan kepemimpinan mereka. Ketua pelaksana, Nabil Nabita, memastikan bahwa setiap elemen acara dirancang untuk memberikan bekal bernilai kepada peserta.

Yustian Servanda, S.Kom., M.Kom sebagai pembicara pertama, memulai dengan topik  kepemimpinan dalam organisasi. Dalam hal ini, Yustian betapa mengerikannya kasus kekerasan seksual di lingkungan BEM. Oleh karena itu, sangat penting bagi pemimpin untuk mencerminkan visi BEM yang diusung yaitu “Menjadi pemimpin yang unggul, inovatif dan berakhlak mulia.”

Lebih jauh lagi, Yustian percaya pemimpin harus terus belajar dan beradaptasi dengan perubahan.

Dalam sesi berikutnya, Gunawan, S.T., M.T menyampaikan materi bertajuk organisasi kemahasiswaan sebagai jembatan Menuju Kepemimpinan. “Belajar organisasi tidak perlu takut salah,” pesannya.

Gunawan mendorong mahasiswa untuk menciptakan iklim positif dalam organisasi. Di samping itu, Gunawan turut mengingatkan peserta bahwa tanggung jawab utama mereka tetaplah kuliah. Untuk itu, manajemen waktu adalah kunci.

Sesi pemaparan Rizki Zulkarnain, S.Pd., M.Pd. Foto: Media Kreatif.

Sesi pemaparan Riski Zulkarnain, S.Pd., M.Pd. Foto: Media Kreatif.

Menutup sesi pemaparan, Riski Zulkarnain, S.Pd., M.Pd mengupas peran dan tantangan mahasiswa Gen Z dalam mengisi kemerdekaan.

Menurutnya, kekuatan Gen Z berada pada aktivisme media sosial dan gerakan berbasis isu. Meskipun berbeda generasi dengan peserta, Riski menyatakan peran mahasiswa sebagai agen of change, social control, dan moral force, tidak berubah.

Di penghujung acara, para pemateri membagi peserta ke dalam kelompok-kelompok dan menantang mereka untuk menunjukkan kemampuan berargumentasi terhadap suatu isu kepemimpinan.

Secara keseluruhan, acara ini memberikan wawasan berharga dan mempersiapkan peserta untuk menghadapi berbagai tantangan kepemimpinan di masa depan. Dengan demikian, mahasiswa yang tergabung dalam organisasi kemahasiswaan memahami manajemen diri sendiri, membimbing orang lain, serta manajemen organisasi melalui latihan dasar kepemimpinan ini.

(Shafyra Amalia/Kontributor)