Balikpapan, 15 Agustus 2025 — Siang itu, langit Balikpapan terlihat cerah, seakan ikut menyambut momen penting di Universitas Mulia. Di Ballroom Cheng Hoo, suasana telah tertata rapi sejak pagi. Latar panggung yang elegan dihiasi layar megatron, menampilkan identitas acara “Pelantikan Pejabat Struktural Universitas Mulia” dengan warna dan tipografi yang tegas. Kursi-kursi disusun berderet rapi, memancarkan nuansa formal namun tetap hangat. Para tamu undangan, yang sebagian besar mengenakan batik dengan motif beragam, duduk dengan tenang sambil berbincang ringan menunggu prosesi dimulai.

Rektor Universitas Mulia, Prof. Dr. Ir. H. Muhammad Ahsin Rifa’i, M.Si., menyampaikan sambutan penuh motivasi kepada para pejabat baru di Ballroom Cheng Hoo.

Ketika acara dibuka, doa bersama dipanjatkan dengan khusyuk, memohon ridha dan pertolongan Allah agar para pejabat yang akan dilantik senantiasa diberi kekuatan, kesehatan, dan kebijaksanaan dalam mengemban tugas. Lalu, hadirin berdiri untuk menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Suara yang bergema serentak menciptakan nuansa patriotik yang seakan menguatkan pesan bahwa pengabdian di dunia pendidikan juga bagian dari pengabdian kepada bangsa.

Wakil Rektor Bidang Sumberdaya, Yusuf Wibisono, S.E., M.T.I., membacakan Surat Keputusan beserta lampirannya dengan khidmat.

Wakil Rektor Bidang Sumber Daya, Yusuf Wibisono, S.E., M.T.I., kemudian membacakan Surat Keputusan dan lampirannya yang menetapkan nama-nama pejabat baru. Dengan intonasi yang mantap, ia menyebut satu per satu pejabat yang dilantik:

  1. Kepala LPPM: Dr. Mada Aditia Wardhana, S.Sos., M.M.
  2. Kepala LPMPP: Jamal, S.Kom., M.Kom.
  3. Dekan Fakultas Hukum: Budiarsih, S.H., M.Hum., Ph.D.
  4. Dekan Fakultas Teknik: Dr. Pascarianto Putra Bura, S.T., M.Eng.
  5. Kepala Unit Pengelola RPL: Dr. Sudarmo, S.H., M.M.
  6. Kabag. Akreditasi pada LPMPP: Novi Indrayani, S.Kom., M.MT.
  7. Kabag. Pengembangan Pendidikan pada LPMPP: Ekki Satria Jaya, S.E., M.Si.Ak., C.FA.

Ketujuh pejabat tersebut kemudian maju ke panggung. Mereka mengenakan jas merah marun almamater Universitas Mulia, melangkah dengan tenang namun penuh wibawa. Di hadapan Rektor, Prof. Dr. Ir. H. Muhammad Ahsin Rifa’i, M.Si., mereka mengucapkan sumpah jabatan dengan suara yang mantap. Kata demi kata yang keluar bukan sekadar formalitas, tetapi sebuah ikrar moral yang mengikat diri mereka pada amanah yang akan dijalankan hingga Februari 2027.

Rektor Universitas Mulia, Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifai, M.Si., memimpin prosesi pelantikan pejabat baru secara resmi.

Dalam sambutannya, Rektor menyampaikan harapan agar para pejabat yang dilantik dapat bekerja dengan penuh dedikasi, mengedepankan inovasi, dan memperkuat koordinasi lintas unit. Ia menegaskan bahwa kepemimpinan di lingkungan universitas bukan hanya soal menjalankan fungsi administratif, tetapi juga menginspirasi dan memberi arah bagi kemajuan bersama.

Rektor Universitas Mulia, Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifai, M.Si. menyerahkan Surat Keputusan kepada Kepala LPPM UM, Dr. Mada Aditia Wardhana, S.Sos., M.M., disaksikan oleh Direktur Eksekutif BPH Yayasan Airlangga, Dr. Agung Sakti Pribadi, S.H., M.H.

Selesai prosesi, Direktur Eksekutif Badan Pengelola Harian Yayasan Airlangga, Dr. Agung Sakti Pribadi, S.H., M.H., memberikan pernyataan yang menekankan pentingnya pelantikan ini dalam kerangka penguatan tata kelola universitas.

“Pejabat struktural memegang peran strategis dalam menjaga kesinambungan dan stabilitas tata kelola, mulai dari aspek akademik hingga pengelolaan sumber daya. Mereka bertanggung jawab memastikan kebijakan universitas berjalan efektif, sehingga keberlangsungan dan perkembangan institusi dapat terjaga,” ujarnya.

Rektor menyerahkan SK Kepala LPMPP UM, Jamal, S.Kom., M.Kom., dengan kehadiran Direktur Eksekutif BPH Yayasan Airlangga sebagai saksi.

Beliau juga menyampaikan arahan strategis kepada para pejabat baru untuk memprioritaskan peningkatan kualitas akademik melalui inovasi kurikulum dan metode pembelajaran yang relevan dengan perkembangan zaman. Transparansi dalam pengelolaan universitas menjadi fokus penting, dengan implementasi sistem manajemen yang akuntabel serta pelaporan keuangan yang terbuka kepada publik.

Penyerahan SK kepada Kepala Unit Pengelola RPL, Dr. Sudarmo, S.H., M.M., dilakukan langsung oleh Rektor dan disaksikan oleh Direktur Eksekutif BPH Yayasan Airlangga.

“Dalam menghadapi tantangan regulasi pendidikan tinggi dan persaingan antar perguruan tinggi, yayasan memastikan dukungan kebijakan dan sumber daya secara berkelanjutan. Dukungan ini meliputi pengembangan sumber daya manusia melalui pelatihan profesional, kebijakan yang mendorong inovasi akademik, hingga penyediaan sumber daya finansial yang memadai,” jelasnya.

Dr. Agung menekankan bahwa kepemimpinan transformatif sangat dibutuhkan agar universitas mampu beradaptasi dengan perubahan zaman. “Pemimpin transformatif tidak hanya mengatur, tetapi juga menginspirasi dan memotivasi staf serta mahasiswa, sekaligus membentuk visi dan misi universitas yang relevan dengan kebutuhan era ini,” tambahnya.

Rektor dan Direktur Eksekutif BPH Yayasan Airlangga memberikan ucapan selamat dan berjabat tangan dengan para pejabat yang baru dilantik.

Di akhir pesannya, ia mengingatkan pentingnya komitmen integritas dan pengabdian terhadap institusi. “Integritas dan pengabdian adalah landasan dalam menjalankan tugas. Dengan itu, universitas dapat terus dipercaya dan diperhitungkan di tingkat nasional maupun internasional,” tegasnya.

Acara berakhir dengan sesi ucapan selamat dari pimpinan yayasan, pimpinan universitas, dan para undangan kepada pejabat yang dilantik. Senyum, jabat tangan, dan ungkapan doa mengalir, menandai awal perjalanan baru yang penuh tantangan sekaligus peluang bagi mereka yang dipercaya memegang tonggak kepemimpinan struktural di Universitas Mulia.

Momen foto bersama pimpinan yayasan, pimpinan universitas, dan para tamu undangan sebagai penutup acara.

Pelantikan pejabat struktural ini menjadi salah satu langkah strategis dalam mewujudkan visi Universitas Mulia sebagai perguruan tinggi unggul, inovatif, dan berdaya saing global. Dengan struktur kepemimpinan yang diperkuat melalui kader-kader akademik dan profesional yang mumpuni, universitas diharapkan mampu mempercepat pencapaian target mutu pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Sinergi antara pimpinan, dosen, tenaga kependidikan, mahasiswa, dan seluruh pemangku kepentingan akan menjadi kunci dalam membangun ekosistem akademik yang adaptif terhadap perkembangan zaman, sekaligus teguh pada nilai-nilai integritas, kolaborasi, dan keberlanjutan.

(YMN)

Balikpapan, 12 Agustus 2025 — Program Studi Farmasi Universitas Mulia memperoleh hibah PP-PTS 2025 yang dimanfaatkan untuk memperkuat pembelajaran berbasis projek Pharmapreneur. Model pembelajaran ini terintegrasi dengan beberapa mata kuliah lainnya sebagai dasar penguatan praktik.

Ketua Program Studi Farmasi, Apt. Warrantia Citta Citti Putri, S.Farm., M.Sc., menjelaskan bahwa hibah tersebut juga mendukung peningkatan fasilitas penelitian. “Fasilitas yang baru memberikan peningkatan optimalisasi proses penelitian yang sebelumnya menggunakan alat yang lebih sederhana, dan interpretasi hasil dari alat-alat tersebut juga lebih baik,” ujarnya.

Selain itu, Program Studi Farmasi saat ini menjalin kerja sama dengan UMKM Madsant untuk penelitian sumber daya alam berupa propolis. Penelitian ini akan dieksplorasi bersama hingga tahap pemanfaatan untuk produk-produk farmasi.

Ia menambahkan, hibah ini juga mendorong meningkatnya jumlah produk inovasi farmasi yang dirancang oleh mahasiswa dan dosen. Produk-produk tersebut direncanakan untuk diajukan hak patennya. (YMN)

"Ini bukan hanya jabatan, tetapi amanah yang harus saya jaga. Kami akan terus mendorong HIMATI menjadi organisasi yang mampu memberikan manfaat, baik bagi mahasiswa Teknologi Informasi maupun masyarakat,” ujar Aqila Aulya sebagai Ketua HIMATI terpilih periode 2025–2026. Foto: Istimewa

UM – Himpunan Mahasiswa Teknologi Informasi (HIMATI) Universitas Mulia menggelar Musyawarah Besar (Mubes) IV di Ruang Executive, Gedung Putih, Universitas Mulia, Sabtu (9/8).

Mengusung tema “Membangun Kembali Fondasi Organisasi Melalui Evaluasi Kritis dan Aksi Nyata Demi Terwujudnya HIMATI yang Profesional dan Berdampak”, kegiatan ini menjadi forum tertinggi organisasi untuk mengevaluasi kinerja, menyempurnakan regulasi, dan memilih pengurus baru.

Mubes kali ini dihadiri mahasiswa Program Studi Teknologi Informasi dari angkatan 2020 hingga 2024.

Berbagai agenda penting dibahas, mulai dari pembahasan Peraturan Organisasi (PO), Peraturan Pelaksanaan Organisasi (PPO), Laporan Pertanggungjawaban (LPJ), revisi AD/ART, hingga pemilihan Ketua dan Wakil Ketua HIMATI periode 2025–2026.

Organisasi Mahasiswa sebagai Laboratorium Kepemimpinan

Ketua Program Studi Teknologi Informasi Universitas Mulia, Agus Wijayanto, S.Kom., M.Kom., menegaskan bahwa Mubes bukan sekadar agenda rutin, melainkan bagian penting dari proses pembelajaran mahasiswa di luar kelas.

“Organisasi mahasiswa adalah laboratorium kepemimpinan yang nyata. Di sinilah mahasiswa belajar manajemen waktu, kerja tim, komunikasi, dan pengambilan keputusan. Semua itu adalah modal penting untuk masa depan mereka di dunia kerja,” ujar Agus.

Ia menambahkan, HIMATI menjadi salah satu garda depan dalam mendukung Program Kampus Berdampak. Mahasiswa didorong tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga berdaya saing di bidang teknologi, sosial, dan kepemimpinan.

Foto bersama Dosen Pembina Kemahasiswaan Prodi TI, Rizki Zulkarnain, S.Pd., M.Pd. dan Kaprodi Agus Wijayanto dan pengurus HIMATI periode 2025-2026. Foto: Istimewa

Foto bersama Dosen Pembina Kemahasiswaan Prodi TI, Rizki Zulkarnain, S.Pd., M.Pd. dan Kaprodi Agus Wijayanto dan pengurus HIMATI periode 2025-2026. Foto: Istimewa

Profesionalisme dan Rasa Memiliki sebagai Kunci Keberhasilan

Dosen Pembina Kemahasiswaan Prodi TI, Rizki Zulkarnain, S.Pd., M.Pd., mengajak seluruh anggota HIMATI menjadikan Mubes sebagai momentum refleksi bersama.

“Profesionalisme organisasi hanya akan tercapai jika setiap anggota memiliki rasa memiliki dan tanggung jawab yang kuat. HIMATI harus menjadi organisasi yang berdampak, bukan hanya untuk anggotanya, tapi juga untuk masyarakat luas,” tegas Rizki.

Kepemimpinan Baru, Semangat Baru

Hasil pemilihan menetapkan Aqila Aulya sebagai Ketua dan Aljosa Maynardian sebagai Wakil Ketua HIMATI periode 2025–2026. Dalam pidato perdananya, Aqila berkomitmen membawa HIMATI menjadi organisasi yang lebih profesional dan berkontribusi nyata.

“Terima kasih atas kepercayaan yang kembali diberikan. Ini bukan hanya jabatan, tetapi amanah yang harus saya jaga. Kami akan terus mendorong HIMATI menjadi organisasi yang mampu memberikan manfaat, baik bagi mahasiswa Teknologi Informasi maupun masyarakat,” ujar Aqila.

Sementara itu, Aljosa mengajak seluruh anggota untuk solid dan bersinergi. “Tidak ada keberhasilan tanpa kerja sama. Mari kita wujudkan HIMATI yang menjadi kebanggaan, berprestasi, dan mampu bersaing di tingkat lokal, nasional, hingga internasional,” ucapnya.

Wadah Pengayaan Diri dan Daya Saing Lulusan

Mubes ke-IV HIMATI adalah salah satu sarana paling efektif bagi mahasiswa untuk mengembangkan soft skills seperti kepemimpinan, kemampuan komunikasi, manajemen proyek, dan pemecahan masalah.

Semua ini menjadi nilai tambah bagi lulusan Program Studi Teknologi Informasi Universitas Mulia untuk bersaing di industri teknologi yang dinamis.

Dengan dukungan penuh dari prodi dan universitas, HIMATI diharapkan terus menjadi motor penggerak kegiatan positif, selaras dengan visi Kampus Berdampak, mencetak lulusan yang tidak hanya kompeten secara akademik, tetapi juga unggul dalam kepemimpinan dan kontribusi sosial.

(SA/Kontributor)

Balikpapan, 11 Agustus 2026 – Program Studi Teknologi Informasi Universitas Mulia memperoleh dukungan fasilitas Digital Sandbox Lab melalui hibah PP-PTS 2025. Fasilitas ini diharapkan mampu memperkuat ekosistem pembelajaran dan riset di bidang teknologi informasi, khususnya dalam simulasi kasus nyata seperti keamanan siber dan cloud computing.

Kaprodi Teknologi Informasi, Agus Wijayanto, S.Kom., M.Kom., menyampaikan bahwa Digital Sandbox Lab memberikan ruang isolasi yang memungkinkan mahasiswa melakukan simulasi dan eksperimen berbasis kasus nyata tanpa mengganggu sistem lain. “Ekosistem atau lingkungan Digital Sandbox Lab ini bisa dimanfaatkan dalam pembelajaran seperti pada kasus simulasi keamanan siber atau cloud computing yang memerlukan ruang isolasi,” jelasnya.

Menurut Agus Wijayanto, fokus riset yang harus dicapai Prodi Teknologi Informasi mengacu pada profil lulusan, yaitu pada bidang network and cloud architecture serta cybersecurity. Sandbox Lab memberikan fleksibilitas bagi mahasiswa untuk melakukan eksperimen, seperti penetration testing, incident response, maupun digital forensics. Fasilitas ini mempermudah mahasiswa melakukan berbagai inovasi tanpa khawatir akan kerusakan sistem lain.

“Kami berharap, dengan adanya fasilitas ini mahasiswa dapat terdorong untuk membangun startup. Sandbox Lab dapat digunakan untuk proof of concept dan prototyping produk, mulai dari aplikasi berbasis cloud hingga solusi keamanan jaringan yang siap pakai,” tambahnya.

Lebih lanjut, Agus Wijayanto menekankan bahwa fokus saat ini adalah menyiapkan mahasiswa menghadapi revolusi industri dengan peningkatan kemampuan teknis, khususnya dalam cybersecurity serta network and cloud architecture, sekaligus meningkatkan kemampuan inovasi.

Selain itu, hibah ini membuka peluang kolaborasi lintas program studi di Fakultas Ilmu Komputer. Contohnya, mahasiswa dari program studi Informatika dengan fokus pada artificial intelligence (AI) atau data science dapat memanfaatkan fasilitas ini untuk mengelola dataset besar, melatih model machine learning, dan menguji deployment aplikasi AI di lingkungan cloud.

“Pada dasarnya kami berharap fasilitas hibah ini dapat dimanfaatkan untuk kebaikan mahasiswa Universitas Mulia,” tutup Agus Wijayanto. (YMN)

 

Permasalahan utama bukan semata pada perolehan sarana, melainkan pada bagaimana sarana tersebut dapat diintegrasikan secara menyeluruh ke dalam struktur kurikulum sehingga secara efektif memperkuat pencapaian kompetensi lulusan.”
— Wisnu Hera Pamungkas, Wakil Rektor Bidang Akademik dan Sistem Informasi Universitas Mulia

Balikpapan, 11 Agustus 2025 – Program Penguatan Perguruan Tinggi Swasta (PP-PTS) dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi menjadi salah satu instrumen utama untuk memperkuat kapasitas akademik dan sarana prasarana perguruan tinggi swasta di Indonesia. Tahun ini, Universitas Mulia (UM) memperoleh hibah hampir setengah miliar rupiah untuk mendukung dua program studi kunci: Farmasi dan Teknologi Informasi.

Namun, seperti ditegaskan oleh Wakil Rektor Bidang Akademik dan Sistem Informasi UM, Wisnu Hera Pamungkas, S.T.P., M.Eng., keberhasilan pemanfaatan hibah ini lebih dari sekadar angka dana dan peralatan canggih. “Tantangan terbesar bukan hanya mendapatkan peralatan, tetapi bagaimana kita bisa mengintegrasikannya secara penuh ke dalam kurikulum dan memastikan fasilitas ini memperkuat capaian pembelajaran lulusan secara nyata,” ujarnya tegas.

Menerjemahkan Hibah ke Dalam Capaian Pembelajaran

Wisnu menjelaskan, Program Studi Farmasi menerima perangkat laboratorium senilai lebih dari Rp300 juta, termasuk furnace dan hematology analyzer. “Kami harus memastikan bahwa perangkat ini tidak hanya jadi pajangan di laboratorium, melainkan menjadi bagian integral dari RPS dan modul praktikum yang berbasis Outcome Based Education (OBE). Ini juga berarti kami memasukkan prinsip Green Pharmacy dan pharmapreneurship—agar mahasiswa tidak hanya paham teknis, tapi juga sadar akan aspek keberlanjutan dan inovasi kewirausahaan farmasi,” jelasnya.

Di sisi lain, pada Program Studi Teknologi Informasi, pergeseran paradigma praktikum menjadi fokus utama. “Sebelumnya, praktikum lebih banyak bersifat simulasi. Sekarang, dengan keberadaan sandbox lab, mahasiswa bisa langsung berpraktik melakukan simulasi serangan siber, konfigurasi jaringan, hingga deployment cloud nyata. Ini menuntut dosen menyiapkan skenario pembelajaran berbasis proyek yang kompleks dan relevan dengan kebutuhan industri,” tambah Wisnu.

Hibah Sebagai Pemantik Reformasi Kurikulum dan Metode

Hibah PP-PTS bukan sekadar sarana pengadaan peralatan, melainkan pemicu pembaruan kurikulum dan metode pembelajaran. “Di Farmasi, kami akan melakukan revisi RPS dan menambah modul praktikum yang sejalan dengan standar industri farmasi yang terus berkembang,” katanya. “Sedangkan di Teknologi Informasi, perangkat sandbox lab memungkinkan mahasiswa mengakses teknologi terkini dan belajar melalui project-based learning yang menekankan keterampilan aplikatif.”

Dengan pendekatan ini, Universitas Mulia mencoba menjawab kebutuhan zaman yang menuntut lulusan tidak hanya menguasai teori, tetapi juga mampu mengimplementasikan dalam konteks nyata.

Pengawasan Mutu dari Log Book Hingga Evaluasi Capaian Kompetensi

Memastikan fasilitas hibah tidak menjadi simbol semata, UM menerapkan mekanisme monitoring dan evaluasi (monev) yang berlapis. “Kami mulai dari pencatatan penggunaan alat oleh dosen dan laboran lewat log book, survei kepuasan dosen dan mahasiswa, hingga evaluasi capaian kompetensi mata kuliah. Indikator keberhasilan seperti jumlah revisi RPS dan persentase capaian CPL sudah kami tetapkan sejak proposal hibah,” terang Wisnu.

Hal ini menunjukkan komitmen UM untuk menjadikan hibah sebagai investasi nyata dalam kualitas pembelajaran, bukan sekadar pemenuhan administratif.

Meningkatkan Kompetensi Dosen sebagai Kunci Keberhasilan

Dosen dan laboran mendapat perhatian khusus dalam peningkatan kompetensi teknis. “Pelatihan teknis sudah kami rancang agar mereka bukan hanya operator alat, tetapi mampu mengintegrasikan teknologi ini dalam pembelajaran berbasis kasus dan proyek,” kata Wisnu. Di Farmasi, pelatihan fokus pada pengoperasian furnace dan mikroskop trinokuler dengan kamera, serta menggabungkannya dalam modul Problem-Based Learning. Di TI, pelatihan meliputi pengoperasian perangkat keras jaringan, server, dan sandbox lab dengan pengembangan skenario pengajaran berbasis kasus nyata.

Menurut Wisnu, “Keberhasilan fasilitas hibah sangat bergantung pada kualitas sumber daya manusia yang mengelolanya dan mengoptimalkannya dalam proses belajar mengajar.”

Fasilitas sebagai ‘Living Laboratory’

UM mengambil langkah inovatif menjadikan fasilitas hibah sebagai living laboratory yang melibatkan mahasiswa secara aktif. “Mahasiswa Farmasi akan dilibatkan dalam proyek inovasi produk berbasis bahan alam dari tahap standarisasi hingga uji keamanan,” jelas Wisnu. “Sementara mahasiswa TI akan mengerjakan proyek keamanan siber, konfigurasi jaringan, dan eksperimen cloud computing dalam skenario nyata.”

Melalui berbagai mekanisme seperti tugas proyek, capstone project, dan kompetisi, fasilitas ini diharapkan menjadi ruang eksplorasi dan inovasi mahasiswa, bukan hanya alat bantu pengajaran.

(YMN)

“Hibah ini bukan sekadar penghargaan, melainkan amanah yang meneguhkan peran Universitas Mulia sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan dan kemanfaatan publik. Dengan semangat kolaborasi dan dedikasi tanpa henti, kita akan memastikan bahwa setiap riset, inovasi, dan pengabdian masyarakat yang lahir dari kampus ini menjadi cahaya yang menerangi kemajuan bangsa dan peradaban,”—Prof.  Dr. Ir. H. Muhammad Ahsin Rifa’i, M.Si.

 

Balikpapan, 11 Agustus 2025 – Universitas Mulia (UM) berhasil lolos seleksi Program Penguatan Perguruan Tinggi Swasta (PP-PTS) tahun 2025 yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). Melalui program ini, UM menerima hibah untuk dua program studi, yaitu S1 Farmasi dan S1 Teknologi Informasi.

“Hibah ini bukan sekadar bantuan peralatan,” ujar Prof. Ahsin, “tetapi katalis percepatan transformasi menuju visi 2045 sebagai perguruan tinggi berbasis technopreneurship yang unggul dalam IPTEK. Dengan dukungan fasilitas modern, kami dapat memperkuat ekosistem pembelajaran, riset terapan, dan kolaborasi internasional, sekaligus meningkatkan daya saing lulusan, kapasitas dosen, serta reputasi institusi di mata publik dan mitra strategis.”

Menurutnya, setelah hibah ini diterima, UM harus berperan sebagai penggerak peningkatan mutu pendidikan tinggi. “Fasilitas ini harus dimanfaatkan untuk memperkuat OBE, pembelajaran digital, dan layanan akademik,” tegasnya. “Kami juga ingin UM menjadi mitra strategis pemerintah dalam pemerataan akses pendidikan bermutu yang mendukung Indonesia Emas 2045, sekaligus menjadi pusat inovasi dan kolaborasi multipihak.”

Prof. Ahsin menambahkan, pemanfaatan hibah perlu dirancang agar berkelanjutan. “Fasilitas ini harus diintegrasikan ke dalam kurikulum berbasis OBE, dosen dilatih agar optimal memanfaatkannya, lalu dilakukan monitoring dan evaluasi berkala. Kami juga mendorong kolaborasi lintas program studi, dan mengukur dampaknya lewat tracer study serta evaluasi keterampilan lulusan,” jelasnya.

Ia menilai hibah PP-PTS 2025 selaras dengan roadmap universitas. “Ini mendukung percepatan fase Teaching University dalam lima tahun ke depan, sekaligus menjadi fondasi transisi ke Research & Technopreneurship University dalam sepuluh tahun, sehingga target visi 2045 bisa dicapai lebih cepat dan terukur.”

Terkait strategi eksternal, Prof. Ahsin menyampaikan, “Kami ingin memperluas eksposur akademik UM melalui publikasi capaian dan inovasi di media nasional dan internasional, membangun kemitraan strategis dengan perguruan tinggi dan industri global, serta menginisiasi program unggulan seperti riset kolaboratif, pertukaran dosen-mahasiswa, dan konferensi internasional.”

Tentang target berikutnya, ia menjelaskan, “Milestone besar setelah ini adalah meraih akreditasi institusi ‘Unggul’ BAN-PT, memperoleh sertifikasi internasional untuk program studi prioritas, membangun pusat riset dan inovasi technopreneurship berskala nasional, serta menjalin kemitraan global yang menghasilkan program pertukaran, riset bersama, dan publikasi bereputasi tinggi.”

Prof. Ahsin juga memberi pesan langsung kepada mahasiswa. “Hibah ini adalah investasi nyata untuk masa depan kalian. Fasilitas dan teknologi yang dihadirkan akan membuat proses belajar lebih modern, interaktif, dan relevan dengan kebutuhan dunia kerja global. Mahasiswa akan belajar di lingkungan yang semakin berkualitas, dengan laboratorium dan infrastruktur canggih yang membuka peluang riset, inovasi, dan kolaborasi internasional. Bagi calon mahasiswa, ini bukti bahwa UM terus berkembang dan berkomitmen mempersiapkan lulusan kompeten, berdaya saing tinggi, dan siap menjadi bagian dari generasi Indonesia Emas 2045.”

Menutup wawancara, ia menegaskan, “Perlu ada target terukur seperti peningkatan publikasi di jurnal bereputasi, lahirnya paten dan prototipe inovatif, serta prestasi mahasiswa di tingkat nasional dan internasional. Hibah ini membuktikan pentingnya keberanian berinovasi, konsistensi menjaga mutu, dan kesiapan tata kelola. Semua PTS sebaiknya menjadikan setiap dukungan, termasuk hibah, sebagai pemicu transformasi berkelanjutan.”

(YMN)

Humas Universitas Mulia, 5 Agustus 2025 — Pelantikan kepengurusan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang berlangsung di Ballroom Cheng Hoo tidak sekadar menjadi peristiwa administratif yang berlangsung dalam balutan protokoler. Di balik formalitas itu, tersirat dimulainya fase baru peran kepemimpinan mahasiswa sebagai elemen penggerak dalam dinamika kehidupan kampus. Simbolisasi penyerahan Surat Keputusan (SK) bukan hanya representasi struktur organisasi, tetapi juga peneguhan mandat moral dan tanggung jawab kolektif yang akan dijalankan sepanjang masa bakti ke depan.

Rektor Universitas Mulia, Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifai, M.Si., menyampaikan sambutan inspiratif yang menekankan pentingnya kepemimpinan mahasiswa sebagai agen perubahan di tengah dinamika zaman.

Kepengurusan mahasiswa kali ini tidak berdiri sendiri. Di balik struktur organisasi yang baru dilantik, ada peran penting para dosen pembina yang akan menjadi mitra sekaligus kompas arah gerak setiap unit. Sinergi antara mahasiswa dan dosen inilah yang diharapkan dapat memperkuat iklim organisasi yang sehat, inklusif, dan berorientasi pada pengembangan karakter serta potensi individu.

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Sumardi, S.Kom., M.Kom., menegaskan komitmen kampus dalam mendampingi tumbuhnya semangat organisasi dan kolaborasi antar-BEM, HIMA, UKM, Dosen dan Kampus.

Adapun 13 Unit Kegiatan Mahasiswa dari beragam bidang minat dan keahlian yang turut dilantik bersama Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) untuk masa jabatan 2025–2026, berikut nama-nama pembina yang mendampingi masing-masing UKM:

  • UKM Musik – Drs. Suprijadi, M.Pd.
  • UKM Paduan Suara – Yustian Servanda, S.Kom., M.Kom
  • UKM Tari – Lisda Agustina, S.Ag., M.Pd.
  • UKM Bola Voli – Isnawati, S.H., M.H.
  • UKM Badminton – Yeyen Dwi Atma, S.Kom., M.Kom.
  • UKM E-Sport – Zona Septa Pratama, S.Kom.
  • UKM English Club – Riski Zulkarnain, S.Pd., M.Pd.
  • UKM GDSC (Google Developer Student Club) – Nasruddin Bin Idris, S.Kom., M.Kom.
  • UKM Robotic / DIC (Digital Innovation Club) – Muhammad Safi’i, S.Kom., M.Kom.
  • UKM Broadcasting dan Film – Hasnawi, S.Kom.
  • UKM Mishubunken (Bahasa Jepang) – Wury Damayantie, S.Farm., M.Farm.
  • UKM Al-Izzah – Isa Rosita, S.Kom., M.Cs. & Wahyu Nur Alimyaningtias, S.Kom., M.Kom.
  • UKM PMK (Persekutuan Mahasiswa Kristen) – Isti Prabawani, S.E.

Rektor Universitas Mulia menyerahkan SK kepengurusan BEM 2025–2026 secara simbolis, disaksikan Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan sebagai bentuk dukungan penuh terhadap regenerasi kepemimpinan mahasiswa.

Melihat daftar ini, jelas bahwa kehidupan kampus di Universitas Mulia bukan hanya tentang indeks prestasi dan ujian akhir semester, tetapi juga ruang tumbuh untuk hasrat berekspresi, berkolaborasi, dan mengorganisasi diri.

Rektor, “Jangan Cuma Pandai Bicara, Tapi Punya Arah dan Etika”.

Di hadapan seluruh peserta, Rektor Universitas Mulia, Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifai, M.Si., menyampaikan pandangan yang tidak bersifat seremonial belaka, melainkan sarat dengan visi strategis dan dorongan etis yang membumi. Dalam orasinya, beliau tidak memosisikan mahasiswa sekadar sebagai objek atau penerima manfaat dari sistem pendidikan tinggi, melainkan sebagai subjek aktif—aktor strategis yang memiliki peran signifikan dalam mengarahkan haluan institusi menuju masa depan yang berorientasi pada kemajuan ilmu pengetahuan, pengabdian, dan kemanusiaan. Dengan narasi yang lugas dan reflektif, beliau mengajak seluruh sivitas untuk memahami bahwa kampus adalah ekosistem kolaboratif yang hanya dapat berkembang jika digerakkan bersama, bukan sekadar dijalani.

Satu per satu pengurus UKM menerima SK Kepengurusan baru, menandai dimulainya amanah baru dalam menghidupkan dinamika kehidupan mahasiswa di kampus Universitas Mulia.

 “Hakikat kepemimpinan tidak terletak pada volume suara atau gaya komunikasi, melainkan pada keberanian mengambil keputusan yang benar dan bertanggung jawab, meskipun keputusan tersebut tidak selalu mendapat dukungan mayoritas,” tegas Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifai, M.Si.

Momentum pelantikan tidak hanya menjadi simbol formal, tetapi juga titik awal lahirnya semangat baru bagi para pengurus UKM Universitas Mulia untuk berkarya dan berinovasi di bidangnya masing-masing.

Bagi Rektor, BEM bukan hanya struktur organisasi, tapi instrumen budaya yang bisa menggerakkan cara berpikir kolektif mahasiswa ke arah yang lebih reflektif, kritis, namun tetap produktif. Ia juga menegaskan agar BEM menjadi bagian dari ekosistem technopreneurship kampus—sebuah konsep yang bukan hanya tren, tapi kebutuhan zaman.

Wakil Rektor, “Satu Tahun Itu Terlalu Singkat”

Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Sumardi, S.Kom., M.Kom., dengan nada jujur menyampaikan kegelisahannya,  masa jabatan satu tahun untuk BEM terasa seperti lomba lari yang dibatasi waktu terlalu singkat.

“Belum sempat lari kencang, sudah harus berhenti. Tapi kami juga terikat AD/ART. Kalau bisa, ke depan masa jabatan ini diperpanjang menjadi dua tahun,” tegasnya.

Ia juga tak menutupi kenyataan bahwa sinergi antar organisasi mahasiswa masih lemah. Bahkan soal fasilitas olahraga pun ia soroti dengan nada getir:

 “Kadang kami sedih, baru disiapkan fasilitasnya, sudah pindah lagi karena pembangunan. Kita perlu stabilitas, bukan sekadar improvisasi darurat.”

Tiga hal ia tekankan secara gamblang kepada kepengurusan baru:

  1. Bangun kolaborasi, bukan kompetisi kosong.
  2. Susun program yang terasa dampaknya, bukan hanya ramai di laporan.
  3. Bersuara dengan data, bukan sekadar asumsi dan emosi.

Pesan-pesan ini bukan basa-basi birokratik. Ia menggambarkan lanskap nyata tentang bagaimana organisasi mahasiswa bisa—atau gagal—menjadi representasi suara kampus.

 Ruang Tumbuh, Bukan Sekadar Jabatan

Momentum pelantikan ini bukan hanya tentang siapa duduk di mana dan berkuasa atas apa. Ia adalah kesempatan untuk menata ulang cara pandang kita terhadap organisasi kemahasiswaan. Bahwa menjadi ketua bukan soal gaya bicara di depan mic, tapi soal tanggung jawab atas arah gerak kolektif.

Kampus ini tidak butuh pahlawan tunggal. Ia butuh ekosistem yang saling percaya dan saling dorong maju. Di tengah era digital yang penuh distraksi, organisasi mahasiswa menjadi ruang langka untuk belajar fokus, bertahan, dan menyusun langkah berdasarkan kenyataan.

Dengan pelantikan ini, Universitas Mulia memperkuat posisinya sebagai kampus technopreneur yang tidak hanya mencetak sarjana unggul, tetapi juga pemimpin masa depan yang siap berkontribusi bagi bangsa.

Humas UM (YMN)

Humas Universitas Mulia, 2 Agustus 2025 Rabu, 30 Juli 2025, bukan sekadar tanggal dalam kalender akademik Universitas Mulia. Di ruang Townhall Hotel Midtown Express, berlangsung diskusi yang mengguncang cara berpikir lama tentang pembelajaran di perguruan tinggi. Prof. Dr. Lambang Subagiyo hadir bukan hanya sebagai narasumber, tapi sebagai pembuka jalan: membawa pendekatan design thinking yang selama ini akrab di dunia startup, ke dalam ranah mata kuliah wajib kurikulum (MKWK) seperti Pancasila, Kewarganegaraan, Agama, dan Bahasa Indonesia.

Yusuf Wibisono, S.E., M.T.I., bersama Pramudya Prima Insan Prayitno, S.Kom., M.Kom—keduanya dosen MKU—tengah menyusun ulang RPS dengan pendekatan integratif berbasis OBE, PBL, PjBL, dan Design Thinking sebagai bagian dari upaya transformasi pembelajaran di Universitas Mulia.

Alih-alih mengulang narasi lama tentang pentingnya pendidikan karakter, Prof. Lambang memulai dengan sebuah pertanyaan mengusik: “Mengapa mahasiswa bisa cerdas secara teknologi, tapi gamang secara moral dan kebangsaan?” Pertanyaan itu menghantar para dosen MKWK dan MKU pada satu kesadaran bersama—bahwa metode ceramah dan hafalan tidak lagi memadai untuk menjawab tantangan era super smart society.

Yeyen Dwi Atma, S.Kom., M.Kom., tampak terlibat dalam diskusi intens bersama Prof. Dr. Lambang Subagiyo, membahas strategi integrasi pendekatan OBE, PBL, PjBL, dan Design Thinking ke dalam dokumen RPS.

Dalam paparannya, Prof. Lambang tidak banyak menggunakan jargon. Ia bicara tentang mahasiswa yang kehilangan jati diri karena terlalu lama diajak duduk mendengarkan, tanpa pernah diminta menyelesaikan masalah nyata. Ia menyodorkan design thinking sebagai metode yang menuntut empati, mendorong kreasi, dan memancing keberanian untuk menawarkan solusi.

Kepala Inkubator Bisnis Universitas Mulia, Dr. Linda Fauziyah Ariyani, S.Pd., M.Pd., terlihat tengah merefleksikan ulang pendekatan pembelajaran bisnis berbasis proyek dan solusi, dengan mengadopsi kerangka OBE, PBL, PjBL, dan Design Thinking.

“Kalau kita ingin mahasiswa punya nilai, maka mereka harus belajar dari persoalan yang bernilai,” tegasnya. “Bukan dari soal pilihan ganda, tapi dari isu di sekitar mereka: intoleransi, ujaran kebencian, etika digital, dan krisis moral publik.”

Lisda Agustia, S.Ag., M.Pd., mempresentasikan RPS Mata Kuliah Agama Islam yang telah diperbarui untuk mencerminkan pendekatan OBE, PBL, PjBL, dan Design Thinking sebagai respons terhadap kebutuhan pembelajaran abad ke-21.

Materi beliau membuka cara pandang baru tentang bagaimana MKWK bisa menjadi ruang transformasi, bukan sekadar ruang transmisi pengetahuan. Dengan menekankan proses berpikir kreatif dan kolaboratif, mahasiswa diajak untuk tidak hanya memahami Pancasila sebagai teks, tapi menerjemahkannya dalam aksi nyata—seperti merancang kampanye toleransi digital, membuat video edukasi tentang etika media sosial, atau menyusun solusi atas konflik sosial berbasis nilai-nilai kebangsaan.

Prof. Dr. Lambang Subagiyo terlihat bersemangat menyampaikan materi pada sesi pelatihan, sementara peserta tampak menyimak dengan antusias, mencerminkan suasana intelektual yang hidup dan penuh keterlibatan.

Design Thinking bukan satu-satunya alat yang ia tawarkan. Dalam sesi tersebut, Prof. Lambang juga menegaskan bahwa Outcome Based Education (OBE) adalah fondasi yang tak bisa diabaikan. OBE menuntut bukti nyata dari capaian pembelajaran, bukan sekadar nilai di akhir semester. Karena itu, pendekatan seperti PBL (problem-based learning) dan PjBL (project-based learning) harus diintegrasikan ke dalam MKWK agar mahasiswa tidak hanya “tahu”, tetapi juga “mampu” dan “mau”.

Workshop ini bukan hanya sesi pelatihan teknis. Ia menjadi forum reflektif bagi para dosen yang selama ini berkutat di ruang-ruang kelas dengan bahan ajar klasik. Di akhir sesi, bukan hanya catatan yang dibawa pulang, tapi juga kegelisahan produktif: bagaimana mengajar dengan cara yang membentuk manusia, bukan hanya mengisi kepala.

Humas UM (YMN)

 

Humas Universitas Mulia, 1 Agustus 2025 Di tengah arus perubahan zaman dan tantangan era Revolusi Industri 4.0 serta Society 5.0, pendidikan tinggi dituntut menghadirkan pengalaman belajar yang lebih otentik, kritis, dan solutif. Hal ini disampaikan oleh Prof. Dr. Lambang Subagiyo dalam Workshop Implementasi OBE, PBL, dan Design Thinking dalam Integrasi Mata Kuliah Wajib Kurikulum (MKWK) yang diselenggarakan Universitas Mulia pada Rabu, 30 Juli 2025 di Ruang Townhall, Midtown Express Hotel, Balikpapan.

Lisda Hermagustina, S.Ag., M.Pd., dosen MK Agama Islam, memimpin lagu kebangsaan Indonesia Raya sebagai dirigen dalam prosesi seremonial pembukaan Workshop OBE, PBL, dan Design Thinking.

Dalam sesi bertajuk “Implementasi Project Based Learning (PjBL), Problem Based Learning (PBL), dan Case Method pada MKWK”, Prof. Lambang menekankan pentingnya transformasi pendekatan pembelajaran dari sekadar penyampaian materi menjadi proses pembentukan karakter berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills).

“Belajar berenang tidak bisa hanya dari membaca buku. Demikian pula mahasiswa, mereka harus belajar langsung dari kasus nyata, bekerja dalam tim, dan menyelesaikan proyek yang kontekstual,” ujar Prof. Lambang mengutip pemikiran John Dewey dan Whitehead sebagai dasar pendekatan learning by doing.

Wakil Rektor Bidang Akademik dan Sistem Informasi, Wisnu Hera Pamungkas, S.T.P., M.Eng., bersama Drs. Suprijadi, M.Pd. Dosen Pengampu MK Pancasila, tampak khusyuk berdoa sebelum acara workshop dimulai sebagai bentuk harapan atas kelancaran kegiatan.

Menurutnya, pembelajaran melalui PBL, PjBL, dan Case Method sangat relevan diterapkan pada MKWK karena tidak hanya membentuk pengetahuan kognitif, tetapi juga sikap, kolaborasi, kreativitas, serta keterampilan berpikir kritis dan pemecahan masalah kompleks.

Workshop ini dihadiri oleh dosen-dosen pengampu MKWK dan MKU Universitas Mulia dari berbagai program studi. Mereka diajak untuk menyusun kembali desain pembelajaran berdasarkan prinsip Outcome-Based Education (OBE), yang menempatkan Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL) sebagai poros utama desain kurikulum.

Dari kiri ke kanan: Wakil Rektor Bidang Sumber Daya Yusuf Wibisono, S.E., M.T.I., Ketua Panitia Workshop Yeyen Dwi Atma, S.Kom., M.Kom., keynote speaker Prof. Dr. Lambang Subagiyo, dan Wakil Rektor Bidang Akademik dan Sistem Informasi Wisnu Hera Pamungkas, S.T.P., M.Eng., berpose bersama usai prosesi penyerahan cinderamata.

Lebih lanjut, Prof. Lambang memaparkan langkah-langkah konkret penerapan metode Project Based Learning dan Problem Based Learning, mulai dari merancang pertanyaan dasar, membentuk tim, menjalankan proyek, menyusun laporan, hingga merefleksikan pengalaman belajar.

“Dengan PjBL dan PBL, mahasiswa dilatih tidak hanya untuk tahu, tetapi untuk bisa berpikir, bertindak, dan mencipta. Ini adalah kompetensi utama di abad 21,” jelasnya.

Salah satu contoh implementasi yang diangkat adalah proyek pencegahan demam berdarah yang melibatkan mahasiswa sebagai pengambil data lapangan dan pencetus solusi berbasis nilai Pancasila. Pembelajaran seperti ini, menurut Prof. Lambang, akan membuat MKWK menjadi lebih bermakna dan berdampak langsung pada masyarakat.

Dari kiri: Yusuf Wibisono, S.E., M.T.I., Wakil Rektor Bidang Sumber Daya, dan Prof. Dr. Lambang Subagiyo menyanyikan lagu Indonesia Raya dalam prosesi pembukaan Workshop Integrasi OBE, PBL, dan Design Thinking.

Melalui kegiatan ini, Universitas Mulia menegaskan komitmennya dalam membekali dosen dengan pendekatan pedagogis modern yang menumbuhkan pembelajaran aktif, reflektif, dan berorientasi pada dunia nyata.

Humas UM (YMN)

Humas Universitas Mulia, 1 Agustus 2025 — Di tengah derasnya arus digitalisasi global, kesenjangan literasi teknologi di tingkat dasar masih menjadi persoalan krusial. Berangkat dari kenyataan tersebut, sekelompok mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Mulia melaksanakan pelatihan dasar Microsoft Office dan desain grafis berbasis Canva kepada siswa kelas VI di SDN 003 Balikpapan Selatan. Alih-alih sekadar pengabdian formalitas, kegiatan ini menghadirkan pertemuan substansial antara kebutuhan lapangan dan pendekatan pendidikan berbasis problem nyata.

Dosen Pembimbing Lapangan M. Asyharuddin, S.H., M.H., memberikan arahan kepada mahasiswa Universitas Mulia sebelum pelaksanaan program KKN 2025 di Balikpapan Selatan.

Pelatihan ini tidak berdiri di ruang hampa. Ketua kelompok KKN 18, Khusnul Hasanah, menyatakan bahwa tema sosialisasi melek teknologi dipilih sebagai respons terhadap minimnya akses langsung siswa SD terhadap perangkat digital yang selama ini hanya diperkenalkan secara teoritis. “Kami ingin mereka familiar menggunakan teknologi secara positif dan produktif, bukan hanya sebagai penonton pasif perkembangan zaman,” ujarnya.

Pendekatan Pedagogis yang Kontekstual

Kegiatan berlangsung dengan pendekatan pedagogis berbasis pengalaman—gabungan antara demonstrasi langsung, pendampingan individual, dan metode belajar sambil bermain. “Kami tidak hanya mengajar, tapi membangun suasana yang membuat anak-anak nyaman bereksperimen dan tidak takut mencoba,” tutur Khusnul.

Dua mahasiswi KKN UM 2025 berfoto bersama siswa SDN 003 Balikpapan Selatan di sela-sela sesi pelatihan literasi digital.

Respons siswa pun menunjukkan indikator keberhasilan yang menjanjikan. Selain antusias mengikuti setiap sesi, para siswa bahkan mencoba kembali di rumah dengan aplikasi yang telah mereka kenal, terutama Canva dan Microsoft Word. Guru di SDN 003 mengonfirmasi bahwa sebelumnya belum pernah ada pelatihan teknologi semacam ini di sekolah tersebut. “Dampaknya jelas terasa: anak-anak bukan hanya tertarik, tapi juga menunjukkan keberanian untuk mencoba hal baru,” kata salah satu guru.

Mahasiswi KKN bersama beberapa siswa menunjukkan hasil desain grafis yang dibuat menggunakan aplikasi Canva dalam sesi pelatihan kreatif.

Relevansi terhadap Merdeka Belajar dan Profil Pelajar Pancasila

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), M. Asyharuddin, S.H., M.H., menilai kegiatan ini sebagai contoh nyata penerapan prinsip Merdeka Belajar yang tidak berhenti pada jargon. Menurutnya, mahasiswa terlibat secara langsung dalam dinamika sosial masyarakat, mengalami pembelajaran kontekstual, dan menanamkan nilai-nilai kepemimpinan serta empati dalam praktik. “Mereka belajar bukan dari modul, tapi dari kehidupan nyata—ini adalah proses pendidikan karakter yang otentik,” tegasnya.

Seorang mahasiswi KKN Universitas Mulia 2025 tengah membimbing siswa dalam memahami dasar-dasar literasi digital di ruang kelas.

Lebih dari itu, kegiatan ini dinilai relevan dalam membentuk dimensi Profil Pelajar Pancasila, terutama pada aspek kreativitas, bernalar kritis, dan kemampuan beradaptasi. Mahasiswa juga dituntut untuk tidak hanya mentransfer pengetahuan, tetapi juga merancang strategi komunikasi yang sesuai dengan kapasitas kognitif anak-anak usia sekolah dasar.

Bukan Sekadar Pelatihan

Yang menarik, sekolah tempat kegiatan berlangsung menunjukkan komitmen untuk menindaklanjuti inisiatif ini melalui program kokurikuler dan pengenalan coding sebagai bagian dari kurikulum pendamping. Hal ini menunjukkan bahwa pelatihan tersebut bukan sekadar intervensi temporer, melainkan berpotensi menjadi katalisator perubahan jangka panjang.

Para mahasiswi KKN antusias membimbing siswa SDN 003 Balikpapan Selatan dalam praktik desain grafis menggunakan Canva.

Khusnul sendiri menilai pengalaman ini sebagai proses pembelajaran dua arah. “Kami belajar bahwa dengan pendekatan yang tepat, anak-anak cepat tanggap terhadap teknologi. Yang penting bukan canggihnya materi, tapi relevansi dan kesiapan kami dalam membimbing,” ungkapnya.

Beberapa siswa berfoto bersama dua mahasiswi KKN Universitas Mulia usai mengikuti pelatihan teknologi di kelas.

Ketika mahasiswa universitas mampu menyentuh ekosistem pendidikan dasar secara substansial, maka pengabdian masyarakat tidak lagi sekadar memenuhi kewajiban akademik, tetapi bertransformasi menjadi bentuk kepemimpinan transformatif. Dalam konteks ini, Canva dan Microsoft Word bukan lagi sekadar aplikasi—melainkan pintu masuk bagi anak-anak untuk mengenali peran mereka dalam dunia digital yang semakin kompleks.

Humas UM (YMN)