Dewan Kehormatan Daerah PERADI Balikpapan yang dilantik antara lain Sabarudin Yasin, S.H., S.Ag, M.T. sebagai Ketua; Dr. Agung Sakti Pribadi, S.H., M.H. sebagai Sekretaris; Tutup Sardi Santoso, S.H., S.Ag., M.H. sebagai Anggota; Letkol (Purn) Drs. Ustad H. M Solehuddin, M.M. selaku perwakilan Tokoh Masyarakat; dan Dr. Bruce Anzward, S.H., M.H. selaku perwakilan Akademisi. Foto: Okta

UM – Sivitas Akademika Universitas Mulia mengucapkan selamat dan patut berbangga dengan dilantiknya DR. Agung Sakti Pribadi, S.H., M.H. sebagai Anggota Dewan Kehormatan PERADI Daerah Balikpapan Provinsi Kalimantan Timur. Acara Pelantikan dan Pengambilan Sumpah digelar Dewan Pimpinan Nasional (DPN) PERADI bertempat di Hotel Horison Balikpapan, Senin (21/6).

PERADI atau Perhimpunan Advokat Indonesia merupakan salah-satu organisasi profesi advokat yang sah di Indonesia berdasarkan Undang-Undang Nomor 18 tahun 2003 tentang Advokat. PERADI mulai diperkenalkan ke masyarakat, khususnya di kalangan penegak hukum pada tanggal 7 April 2005 di Balai Sudirman, Jakarta Selatan.

Berdasarkan Pasal 27 ayat (1) UU 18/2003 tersebut, Pelantikan Dewan Kehormatan merupakan bagian dari penegakan Kode Etik Advokat Indonesia (KEAI). PERADI diberikan tugas dan kewenangan membentuk Dewan Kehormatan di Tingkat Pusat yang akan memeriksa dan mengadili adanya dugaan pelanggaran KEAI untuk tingkat banding.

Advokat adalah orang yang berprofesi memberi jasa hukum, baik di dalam maupun di luar pengadilan yang memenuhi persyaratan berdasarkan Undang-Undang yang mengatur mengenai Advokat.

Mahkamah Konstitusi (MK) dalam Putusan Nomor 014/PUU-IV/2006 tanggal 30 November 2006 menegaskan bahwa PERADI merupakan singkatan (akronim) dari Perhimpunan Advokat Indonesia sebagai organisasi advokat yang merupakan satu-satunya wadah profesi advokat dengan delapan kewenangan seperti yang dimuat dalam Putusan MK No. 66/PUU-VIII/2010 bertanggal 27 Juni 2011.

Delapan kewenangan itu antara lain melaksanakan pendidikan khusus profesi Advokat; melaksanakan pengujian calon Advokat; melaksanakan pengangkatan Advokat; membuat kode etik; membentuk Dewan Kehormatan; membentuk Komisi Pengawas; melakukan pengawasan; dan memberhentikan Advokat.

Dalam Pelantikan dan Pengambilan Sumpah Dewan Kehormatan tersebut, hadir Wakil Ketua Umum Zul Armain Azis, S.H., M.H., mewakili Ketua Umum DPN PERADI, Prof. Dr. Otto Hasibuan, S.H., M.M.

Dewan Kehormatan Daerah PERADI Balikpapan yang dilantik antara lain Sabarudin Yasin, S.H., S.Ag, M.T. sebagai Ketua; Dr. Agung Sakti Pribadi, S.H., M.H. sebagai Sekretaris; Tutup Sardi Santoso, S.H., S.Ag., M.H. sebagai Anggota; Letkol (Purn) Drs. Ustad H. M Solehuddin, M.M. selaku perwakilan Tokoh Masyarakat; dan Dr. Bruce Anzward, S.H., M.H. selaku perwakilan Akademisi.

Dewan Kehormatan Daerah PERADI Balikpapan yang dilantik antara lain Sabarudin Yasin, S.H., S.Ag, M.T. sebagai Ketua; Dr. Agung Sakti Pribadi, S.H., M.H. sebagai Sekretaris; Tutup Sardi Santoso, S.H., S.Ag., M.H. sebagai Anggota; Letkol (Purn) Drs. Ustad H. M Solehuddin, M.M. selaku perwakilan Tokoh Masyarakat; dan Dr. Bruce Anzward, S.H., M.H. selaku perwakilan Akademisi. Foto: Okta

Dewan Kehormatan Daerah PERADI Balikpapan yang dilantik antara lain Sabarudin Yasin, S.H., S.Ag, M.T. sebagai Ketua; Dr. Agung Sakti Pribadi, S.H., M.H. sebagai Sekretaris; Tutup Sardi Santoso, S.H., S.Ag., M.H. sebagai Anggota; Letkol (Purn) Drs. Ustad H. M Solehuddin, M.M. selaku perwakilan Tokoh Masyarakat; dan Dr. Bruce Anzward, S.H., M.H. selaku perwakilan Akademisi. Foto: Okta

“Kembali saya katakan, semuanya itu bukan hanya untuk advokat tapi ‎adalah untuk menjamin peradilan yang jujur, menjamin juga kualitas advokat sehingga pencari keadilan itu dapat terlindungi. Jadi kalau ada advokatnya melanggar kode etik, umpamanya merugikan kliennya, maka tentunya kalau ditindak, berarti kan baik untuk dia dan masyarakat. Jadi orang jadi takut berbuat salah. Saling menghormati sesama advokat itu wajib. Jadi betul-betul ini sangat penting, hanya ini benteng terakhir,” tutur Otto Hasibuan, seperti dikutip dari RMOL (29/1) yang lalu.

Terpilihnya DR. Agung bagi Universitas Mulia memiliki makna bahwa lembaga pendidikan tinggi dengan Program Studi Hukum, yang berarti memiliki tanggung jawab besar dalam penyelenggaraan pendidikan dalam kerangka menjalankan fungsi pendidikan guna meraih tujuan pendidikan nasional.

“Untuk menjaga kualitas regenerasi advokat perlu melibatkan institusi pendidikan yang memiliki dasar hukum penyelenggaraan yang jelas serta memiliki materi muatan dengan standar kurikulum yang dapat dipertanggungjawabkan,” pungkas DR. Agung Sakti Pribadi yang juga menjabat sebagai Rektor Universitas Mulia.

(SA/PSI)

Rektor DR. Agung Sakti Pribadi didamping Wakil Rektor Mundzir S.Kom., M.T. saat memberikan selamat kepada tim TTG Universitas Mulia dalam apel pagi, Selasa (22/6). Foto: Media Kreatif

UM – Rektor Universitas Mulia Dr. Agung Sakti Pribadi, S.H., M.H. terus mendorong semangat berprestasi kepada Tim Dosen dan Mahasiswa usai mengikuti lomba Teknologi Tepat Guna (TTG) Tingkat Provinsi Kalimantan Timur yang digelar di Atrium Mall Plaza Balikpapan, Minggu (20/6).

Sebelumnya, di tempat yang sama Tim Universitas Mulia telah memenangi Lomba TTG Tingkat Kota Balikpapan Kategori Pelajar/Mahasiswa dengan produk Smart Control Listrik, Kamis (17/6) yang lalu.

“Saya ucapkan terima kasih dan penghargaan kepada Tim Dosen dan Mahasiswa kita yang telah berhasil memenangkan juara satu kategori pelajar/mahasiswa Lomba TTG Tingkat Kota Balikpapan. Kita berikan applause kepada para mahasiswa dan dosen pembimbingnya, Pak Safii,” tutur Rektor Dr. Agung Sakti Pribadi di hadapan sivitas akademika saat melaksanakan apel pagi, Selasa (22/6).

Meski ketika memasuki seleksi di Tingkat Provinsi belum berhasil menjadi juara, namun Rektor memberikan semangat dan dorongan agar dosen dan mahasiswa terus belajar dari pengalaman dan melakukan perbaikan serta meningkatkan diri untuk mengasah kreativitas dalam menciptakan inovasi.

“Tetap semangat Pak Safii. Tahun depan Insya Allah bisa lebih baik lagi. Persiapkan selama 1 tahun, diuji coba dulu sehingga hasilnya bisa maksimal,” harap Rektor. Meski demikian, Rektor berharap alat atau produk TTG karya mahasiswa tersebut dapat diimplementasikan dalam kehidupan keseharian masyarakat.

Rektor DR. Agung Sakti Pribadi didamping Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Mundzir S.Kom., M.T. saat memberikan selamat kepada tim TTG Universitas Mulia dalam apel pagi, Selasa (22/6). Foto: Media Kreatif

Rektor DR. Agung Sakti Pribadi didamping Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Mundzir S.Kom., M.T. saat memberikan selamat kepada tim TTG Universitas Mulia dalam apel pagi, Selasa (22/6). Foto: Media Kreatif

Muhammad Safii selaku dosen pembimbing saat menjelaskan cara kerja Smart Control Listrik di Aula Cheng Ho, Selasa (22/6). Foto: Media Kreatif

Muhammad Safii selaku dosen pembimbing saat menjelaskan cara kerja Smart Control Listrik di Aula Cheng Ho, Selasa (22/6). Foto: Media Kreatif

Sementara itu, Muhammad Safii, S.Kom., M.Kom. dosen Sistem Informasi (D3) Fakultas Ilmu Komputer Universitas Mulia selaku dosen pembimbing mengucapkan terima kasih atas dukungan dan doa sivitas akademika Universitas Mulia. Dalam lomba ini timnya mengajukan judul Perancangan Control Listrik Berbasis Microcontroller dengan Teknologi Internet of Things (IoT).

“Alhamdulillah, tahun ini belum bisa juara tingkat provinsi. Semoga tahun depan bisa menampilkan karya inovasi TTG yang lebih berkualitas,” ungkapnya.

Ia mengaku, dirinya mendapat masukan dari para juri maupun komunitas yang tergabung dalam Pos Pelayanan Teknologi Tepat Guna atau Posyantek Kalimantan Timur. “Insya Allah sudah ada beberapa ide dari masukan juri dan komunitas Posyantek Kaltim,” tuturnya.

Di hadapan Rektor, Wakil Rektor beserta dosen dan mahasiswa, Tim TTG UM kembali mendemonstrasikan alat yang disebut Smart Control Listrik Rumah Tangga ini di Aula Kampus Cheng Ho, Selasa (22/6).

“Kelompok Kami membuat alat untuk mengontrol listrik dari jarak jauh. Dengan alat ini, kita bisa menghidupkan dan mematikan saklar lampu dari jarak jauh menggunakan aplikasi Bylnk di Smartphone,” ungkap Reza Risky Pratama.

Reza bersama dengan Dheanita Sari Puspita, Bagus Sendra Aditio, dan Siti Rahmah Inalisa Sari merupakan mahasiswa Semester 4 Program Studi Informatika (S1) Fakultas Ilmu Komputer Universitas Mulia. Mereka berhasil merebut hadiah sebesar 5 juta Rupiah pada Lomba TTG Tingkat Kota Balikpapan tahun 2021.

Terpisah, Budi Wahyudi, S.T., M.M salah satu panitia dari Dinas Koperasi UMKM dan Perindustrian (DKUMKMP) Kota Balikpapan mengucapkan terima kasih atas partisipasi Universitas Mulia mengikuti Lomba TTG tahun ini.

“Alhamdulillah. Dukungan dari teman-teman Universitas Mulia dan Perguruan Tinggi dan Sekolah sangat membantu,” ungkap Budi Wahyudi.

Secara keseluruhan pelaksanaan Lomba TTG berjalan dengan tertib, aman, lancar, dan sukses. Ia berharap pada pelaksanaan di tahun berikutnya semakin meningkat dan mendorong masyarakat untuk berinovasi menghasilkan produk kreatif dan teknologi tepat guna.

Berdasarkan berita acara yang diterima redaksi, berikut susunan nama-nama pemenang lomba TTG Unggulan, Inovasi TTG, dan Posyantek berprestasi ke-7 Tingkat Provinsi Kalimantar Timur Tahun 2021.

Pemenang Teknologi Tepat Guna Unggulan.

  1. Juara 1. Alat Jemur Efek Rumah Kaca oleh Ali Maulana dari Kecamatan Muara Komam, Paser, Kaltim.
  2. Juara 2. Essensial Oil oleh A Suprioto dari Kec. Sangatta Utara, Kutai Timur, Kaltim.
  3. Juara 3. Multifungsi Mesin AC sebagai Mesin Pembuat Es Batu dan Mini Chiller oleh Suyud dari Kec. Balikpapan Selatan, Balikpapan, Kaltim.

Pemenang Posyantek Berprestasi

  1. Juara 1. Posyantek Pelangi dari Kec. Bontang Barat, Bontang, Kaltim.
  2. Juara 2. Posyantek Marangkayu dari Desa Makarti, Kutai Kartanegara, Kaltim.
  3. Juara 3. Posyantek Amanah dari Kec. Kuaro, Paser, Kaltim.

Pemenang Inovasi Teknologi Tepat Guna

  1. Juara 1. Trenggiling (Truk Rakitan Anti Guling) oleh M. Jufri dari Kec. Tenggarong Kutai Kartanegara, Kaltim.
  2. Juara 2. Mesin Pencacah Limbah Ikan dan Ayam oleh Mulyadi dari Kec. Teluk Bayur, Berau, Kaltim.
  3. Juara 3. Alat pembuat Sandal Spon oleh Muhammad Ridwansyah dari Kec. Babulu, Penajam Paser Utara, Kaltim.

(SA/PSI)

Piagam Penghargaan

Piagam Penghargaan

Piagam Penghargaan

Piagam Penghargaan

Piagam Penghargaan

Piagam Penghargaan

Piagam Penghargaan

Piagam Penghargaan

Piagam Penghargaan

Piagam Penghargaan

Inilah salah satu tim dari Universitas Mulia yang berhasil menunjukkan kemampuannya dalam Kompetisi Bisnis Mahasiswa Indonesia dan mendapatkan pendaanaan dari Kemdikbud.

BALIKPAPAN–  Mahasiswa Universitas Mulia (UM) tak henti-hentinya menunjukkan berbagai kemampuan yang dimiliki. Terbaru, di tahun 2021 ini ada belasan kompetisi baik tingkat kota, provinsi maupun nasional yang diikuti mahasiswa di bawah naungan Yayasan Airlangga Group ini.

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Mundzir menjelaskan, tercatat hingga saat ini ada total sebanyak 14 kompetisi yang diikuti mahasiswa Universitas Mulia Balikpapan. Dan sebagian kecil sudah menyelesaikan kompetisi, dan beberapa mendapat juara. “Jadi kompetisi ini diikuti baik tingkat kota, provinsi maupun nasional. Namun lebih banyak ada sekitar 11 lomba tingkat nasional yang kita ikuti dan sisanya dari tingkat kota dan provinsi,” ujar Mundzir.

Ia menjelaskan, seperti di awal tahun 2021, dimana pihaknya mengirim mahasiswa untuk mengikuti Program Kompetisi Bisnis Mahasiswa Indonesia (KBMI), ada sebanyak 8 tim yang bergabung, terdiri dari 24 mahasiswa. “Alhamdulillah satu tim lolos mendapatkan pendanaan dari Kemdikbud dan saat ini mereka sedang dalam tahap pengembangan produknya yakni Amplang Cumi-Cumi. Harapan kami ketika mendapatkan pendanaan dari kementerian ini, wirausaha mahasiswa dapat berlanjut dan mahasiswa dapat berwirausaha secara mandiri,” harap Mundzir.

Selain itu, katanya, ada pula kompetisi nasional lainnya, seperti Pemilihan Mahasiswa Berprestasi (Pilmapres) dimana pihaknya mengirim dua orang perwakilan mahasiswa, dan sampai saat ini sudah memasuki dalam tahap pengumpulan portofolio. Selanjutnya ada Kompetisi Nasional Matematika IPA (KN-MIPA) dimana ada 14 orang mahasiswa yang ikut serta. “Adapun lomba yang kita ikuti dari KN-MIPA itu adalah, Biologi yang diikuti 6 orang mahasiswa, kemudian Kimia 5 orang mahasiswa dan Matematika 3 orang mahasiswa,” katanya.

Kemudian masih di tingkat nasional adapula lomba Inovasi Digital Mahasiswa (LIDM) yang diikuti 5 tim terdiri dari 13 mahasiswa. Ada juga National University Debating Championship (NUDC) yang diikuti 1 tim dengan 2 orang. “Untuk ini sudah lolos tahap administrasi juga,” ujarnya.

Selanjutnya, sebut Mundzir ada Pagelaran Mahasiswa Nasional Bidang Teknologi, Informasi, dan Komunikasi (Gemastik). Dimana yang ini masih dalam proses pendaftaran. “Saat ini kita udah mendaftarkan 3 tim yang terdiri dari 9 orang dengan 3 jenis lomba,” sebutnya.

Tak ketinggalan, terangnya mahasiswa UM juga mengikuti Program Wira Desa yang diikuti 1 tim terdiri dari 10 orang. “Untuk program ini dilakukan sebagai wujud pengabdian kita masyarakat di tigkat desa,” terangnya.

Ada pula lanjut Mundzir, Kompetisi Ilmu Bisnis, Mananemen, dan Keuangan (KBMK) yang saat ini masih proses seleksi mahasiswa dan kelengkapan administrasi. “Rencananya akan ada 17 orang yang akan diusulkan untuk kita ikut sertakan dalam kompetisi ini,” lanjutnya.

“Ada juga Lomba Gerak dan Lagu yang diikuti 5 mahasiswa, juga Lomba Alat Permainan Edukasi diikuti 2 orang dan terakhir yang baru saja menyelesaikan lombanya, ada Lomba MicroTeaching yang diikuti 1 orang mahasiswa dan Alhamdulillah kita berhasil masuk sebagai Juara ketiga,” tambah Mundzir.

Sementara untuk lomba tingkat kota Balikpapan, pihaknya mengirimkan satu perwakilan untuk mengikuti ajang Pemuda Pelopor. Selain itu baru saja berakhir pada bulan Juni, sebanyak 4 tim yang terdiri dari 16 orang mahasiswa mengikuti Lomba Teknologi Tepat Guna garapan Dinas Koperasi, UMKM, dan Perindustrian Kota Balikpapan. Dimana satu tim berhasil masuk sebagai Juara 1.

“Kemudian satu tim ini kembali diikut sertakan di tingkat provinsi namun tidak lolos, tetapi kami mendapatkan banyak masukan dari para juri di tingkat provinsi yang bisa kami ambil sebagai perbaikan kedepan. Kita berharap dapat memfokuskan pada peningkatan produk inovasi untuk teknologi tepat guna ini,” beber Mundzir.

“Jadi ada 14 lomba yang kami ikuti, dimana ada beberapa yang masih dalam tahap proses administrasi, ada pula proses pendaftaran seperti Gemastik tadi, dan ada program yang lainnya yang sudah dinyatakan lolos dalam tahap administrasi. Dan mahasiswa yang mengikuti lomba sedang melengkapi portofolio mereka secara online,” tambahnya.

Dirinya pun berharap, dari keikut sertaan mahasiswa UM dalam beragam lomba ini, selain mencetak prestasi juga dapat memotivasi mahasiswa UM lainnya untuk semakin menunjukan kemampuan yang dimiliki ke dunia luar. “Dan syukur bisa memboyong pringkat pertama sebagai hadiah untuk mereka,” pungkasnya. (mra)

Tingkat Nasional :

  1. Kompetisi Bisnis Mahasiswa Indonesia (KBMI) : 8 tim (24 Mahasiswa) / 1 tim lolos pendanaan Kemdikbud.
  2. Pemilihan Mahasiswa Berprestasi (Pilmapres) : 2 orang
  3. KN-MIPA : 14 orang.
  4. Lomba Inovasi Digital Mahasiswa (LIDM) : 5 tim (13 orang)
  5. National University Debating Championship (NUDC) : 1 tim (2 orang)
  6. Pagelaran Mahasiswa Nasional Bidang Teknologi, Informasi, dan Komunikasi (Gemastik) saat ini sudah mendaftar 3 tim (9 orang) dengan 3 jenis lomba.
  7. Program Wira Desa : 1 tim (10 orang)
  8. Kompetisi Ilmu Bisnis, Mananemen, dan Keuangan (KBMK) : masih proses seleksi mahasiswa dan kelengkapan administrasi : 17 orang yang udah diusulkan
  9. Lomba Gerak dan Lagu : 5 orang
  10. Lomba Alat Permainan Edukasi : 2 orang
  11. Lomba MicroTeaching : 1 orang (Juara 3)

Tingkat Kota Balikpapan

  1. Pemuda Pelopor : 1 orang
  2. Lomba Teknologi Tepat Guna : 4 tim (16 orang) Juara 1

Tingkat Propinsi / Kaltim

  1. Lomba Teknologi Tepat Guna : 1 tim (4 orang)

BALIKPAPAN- Mahasiswa Program Studi Informatika Universitas Mulia (UM) Balikpapan kembali menorehkan prestasi di tingkat kota. Kali ini melalui ajang lomba Teknologi Tepat Guna (TTG) garapan Dinas Koperasi, UMKM, dan Perindustrian Kota Balikpapan, tim yang terdiri dari empat mahasiswa semester 6 ini berhasil menyabet gelar juara pertama untuk kategori pelajar dan mahasiswa, pada Kamis (17/6) kemarin.

Mengalahkan beberapa tim dari perguruan tinggi di kota Minyak, hasi karya mereka berupa alat pengontrol listrik dari jarak jauh atau Smart Control Listrik nantinya juga akan kembali dilombakan ditingkat provinsi.

Dosen pendamping TTG Universitas Mulia Muhammad Safi’i S.kom M.kom menjelaskan, dalam lomba TTG ini, Universitas Mulia Balikpapan awalnya mengirimkan empat tim yang sebelumnya telah diseleksi di tingkat kampus.

“Dalam tahap seleksi tingkat kampus, awalnya ada 17 proposal yang masuk di kami namun saat seleksi, yang lolos untuk mengikuti di tingkat kota hanya 4 proposal. Kemudian saat seleksi tingkat kota, terpilihlah dua proposal yang berhasil masuk dalam tahap presentasi finalis yang dikemas dalam bentuk pameran yang digelar di atrium Plaza Balikpapan,” ujar Safi’i.

“Dua proposal yang lolos yakni smart control listrik dan smart control mesin penetas telur mengikuti pameran selama dua hari dari tanggal 16 dan 17 Juni, hasilnya diumumkan pada Kamis 17 Juni, dimana satu tim berhasil keluar sebagai juara pertama yakni tim dari smart control listrik,” jalas Muhammad Safi’i.

Safi’i menyebut, ini merupakan keikut sertaan Universitas Mulia yang kedua kalinya, dimana tahun lalu pihaknya mengirimkan dua tim untuk ikut di tingkat kota, namun dikarenakan masa pandemi, agenda lomba ini pun terpaksa dihentikan. “Jadi ini merupakan agenda rutin dari tingkat nasional, provinsi maupun kota. Dimana yang berhasil meraih juara tingkat kota akan kembali diadu ditingkat provinsi untuk bisa ke tingkat nasional,” sebutnya.

Ia pun berharap dengan keberhasilan ini, dapat membawa Universitas Mulia masuk kembali di tingkat provinsi. “Rencananya setelah hasil pengumuman ini, akan langsung dilanjutkan dengan penilaian di tingkat provinsi. Kami berharap dapat kembali menjadi juara dan bisa berlanjut di tingkat nasional,” harap Safi’i.

Sementara itu, Reza Risky Pratama salah satu anggota tim yang berhasil menciptakan Smart Control Listrik menjelaskan, ia bersama timnya merancang alat tersebut untuk mempermudah masyarakat mengontrol listrik dari jarak jauh melalui smartphone.

“Jadi bagi mereka yang ingin melakukan perjalanan jauh maupun dekat tetap dapat mengontrol listrik di rumahnya secara mudah. Karena alat ini kami rancang dengan jarak yang tidak terhingga, bahkan bila pemiliknya berada di luar negeri sekalipun. Hanya dengan melalui smartphone semua alat elektronik yang berhubungan dengan listrik dapat dikontrol dengan baik,” jelas Reza .

Ia menyebut, dengan menggunakan aplikasi Bylnk yang terkoneksi dengan internet, alat ini dapat berfungsi menyalakan atau memadamkan lampu, mengontrol pompa air, kipas angin dan alat elektronik lainnya dari jarak jauh. Selain itu, sistem aplikasi alat ini pun, katanya dapat memberitahukan kondisi lampu secara realtime agar pengguna bisa mengetahui lampu dalam keadaan menyala atau tidak terpasang (putus).

“Jadi tidak hanya lampu aplikasi ini bisa menghidupkan dan mematikan peralatan apapun yang berhubungan dengan arus listrik tanpa harus selalu menghidupkan jika bepergian sehingga menghemat biaya pengeluaran,” sebutnya.

Karena saat ini masih dalam tahap trial, tambah Reza, maka saat ini baru ada empat alat yang bisa di kontrol. “Kedepan kita ingin coba menambah untuk mengontrol hal lainnya, seperti bila ada yang membuka rumah kita, kita dapat langsung mengetahuinya, mengontrol cctv, gerbang rumah dan lainya,” pungkasnya. (mra)

Konferensi Nasional Ilmu Komputer ke-5 dengan tema Percepatan MBKM Bidang TIK melalui Kolaborasi Internasional dan Nasional oleh APTIKOM dan Universitas Hasanuddin, 12 Juni 2021. Foto: Tangkapan layar

UM – Dosen Program Studi Informatika Fakultas Ilmu Komputer Universitas Mulia menjadi salah satu peserta dari 10 orang yang meraih Best Presenter Award pada Konferensi Nasional Ilmu Komputer ke-5 (KONIK5). Konferensi diselenggarakan daring Zoom oleh Asosiasi Pendidikan Tinggi Informatika dan Komputer (APTIKOM) dan Universitas Hasanuddin Makassar, Sabtu (12/6) yang lalu.

Konferensi dengan tema Percepatan MBKM Bidang TIK Melalui Kolaborasi Internasional dan Nasional ini menghadirkan dua narasumber Internasional, yakni Prof. Seungjin Choi dari Pohang University of Science and Technology (POSTECH) South Korea dan Prof. Kaori Yoshida, Dr. Eng. dari Kyushu Institute of Technology Japan. Sedangkan dua narasumber Nasional adalah Prof. Ir. Zainal Arifin Hasibuan, MLS, Ph.D. selaku Ketua Umum APTIKOM Indonesia dan Prof. Dr. Ir. Richardus Eko Indrajit, M.Sc., Mphil., MA. Rektor Universitas Pradita Jakarta.

Dalam presentasinya, Prof. Seungjin Choi memaparkan tentang Meta-Learning: Learning How to Learn. Prof. Seungjin memperkenalkan Meta-Learning merupakan paradigma baru Machine Learning. Sedangkan Prof. Kaori Yoshida menyajikan materi tentang Intelligence Systems and Emergent Design menggunakan Kansei Information Processing.

Apa itu Kansei? “It cannot translate into the proper English word, so we use the Japanese term Kansei,” tutur Prof. Kaori. “Kansei means user’s subjectivity, taste, emotion, affective state, and so on. Kansei is a kind of personal sense of value for each user. Kansei is significant to user-centric technology,” paparnya panjang lebar.

Prof. Zainal Arifin Hasibuan menyajikan topik tentang Kolaborasi Nasional dan Internasional untuk Percepatan Implementasi Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka. Ia mengulas tentang mengapa perguruan tinggi perlu berkolaborasi. Sedangkan Prof. Richardus Eko Indrajit memaparkan tentang Digital Transformation in Higher Education. Ia mengingatkan perguruan tinggi agar menyiapkan diri menghadapi trend yang mendisrupsi pendidikan tinggi di dunia.

Memasuki sesi paparan makalah, tercatat 158 pemakalah dikelompokkan ke dalam ruang-ruang presentasi dan diskusi. Masing-masing pemakalah mendapat waktu antara 10-15 menit untuk menyajikan makalahnya dan dipandu dua orang moderator.

Sebagaimana yang terjadi dalam sebuah seminar, masing-masing pemakalah mendapatkan pertanyaan, baik pertanyaan dari moderator maupun peserta lainnya. Suasana yang demikian membuat diskusi berjalan baik hingga presentasi berakhir lebih dari pukul 16.00 Wita.

Prof. Kaori Yoshida, Dr. Eng. Kyushu Institute of Technology Japan saat memaparkan presentasinya dalam KONIK5 secara daring, Sabtu (12/6). Foto: Tangkapan layar

Prof. Kaori Yoshida, Dr. Eng. Kyushu Institute of Technology Japan saat memaparkan presentasinya dalam KONIK5 secara daring, Sabtu (12/6). Foto: Tangkapan layar

Piagam Penghargaan Presenter Terbaik dalam KONIK5, Sabtu (12/6). Foto: Tangkapan layar

Piagam Penghargaan Presenter Terbaik dalam KONIK5, Sabtu (12/6). Foto: Tangkapan layar

Dosen Informatika Fakultas Ilmu Komputer Universitas Mulia, Subur Anugerah, S.T., M.Eng. menjadi salah satu pemakalah dengan judul Integrasi LMS dengan Sistem Informasi Akademik untuk Mendukung Penelitian Tindakan Kelas Pembelajaran Daring. Ia terpilih sebagai salah satu Presenter Terbaik.

“Alhamdulillah ya, gak nyangka sama sekali karena ketika membuat makalah ini yang saya pikirkan adalah bagaimana supaya lebih efisien mengelola pembelajaran daring selama beberapa semester terakhir ini,” ungkap Subur Anugerah. Menurutnya, ketika membaca kembali buku-buku kuliahnya dulu, ia menemukan cara atau metode baru yang sebenarnya sudah cukup lama ditemukan oleh pakarnya.

“Ini menunjukkan kalau sebenarnya kita ini kurang banyak membaca, kurang banyak belajar,” katanya sambil tertawa. Menurutnya, prestasi ini merupakan yang kedua setelah tahun 2019 yang lalu mendapatkan Best Paper Award dalam sebuah Seminar Nasional Teknologi Informasi, Komputer dan Administrasi atau SEMINASTIKA yang diselenggarakan Universitas Mulia.

Terpisah, Ketua Panitia KONIK5 Dr. Eng. Armin Lawi, S.Si., M.Eng. dari Universitas Hasanuddin Makassar mengatakan bahwa makalah Best Presenter memiliki status yang sama dengan makalah yang lain dan berpeluang terpilih untuk masuk ke dalam jurnal terindeks Sinta.

Best Presenter merujuk pada personal penyaji, orangnya, yang dianggap mampu menjelaskan dengan baik materi makalahnya. Sedangkan Makalah Terpilih merujuk pada muatan isi naskah yang akan dianggap punya potensi publikasi lebih baik dibandingkan terbit di prosiding KONIK,” ungkap Armin Lawi.

Menurutnya, untuk memilih makalah terbaik membutuhkan waktu mengingat membutuhkan peer review sekira dua pekan atau lebih. “Kami masih berkomunikasi dengan pengelola jurnal nasional dan internasional. Saat ini ada dua naskah artikel yang sedang di-review oleh jurnal internasional terindeks Scopus, namun makalah tersebut bukan dari Best Presenter,” tuturnya.

Sementara itu, Ketua LP3M Universitas Mulia Richki Hardi, S.T., M.Eng. mengatakan bahwa cukup surprise dengan prestasi tersebut. Ia mendorong agar selain dalam publikasi ilmiah, dosen juga diharap mampu menyajikan publikasi ilmiahnya dengan ringan agar lebih dikenal segala lapisan masyarakat.

“Saya bangga atas penghargaan yang diraih Pak Subur dan berharap membuka triknya. Ke depan saya berharap dosen-dosen kita berkiprah di luar kampus untuk meningkatkan kompetensi dan membuka wawasan lebih luas di bidang publikasi ilmiah,” pungkasnya.

(SA/PSI)

UM– Mengawali kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) 2021, Universitas Mulia Balikpapan menggelar Pra PKKMB sejak Senin,14 Juni 2021- hingga Sabtu, 19 Juni 2021.

Dengan tetap menerapkan protokol kesehatan, agenda itu dipusatkan di aula Kampus Cheng Ho.

Ketua Panitia PMB Irfan Ananda Pratama S.A M.A menjelaskan, ada sebanyak 200an lebih mahasiswa baru (maba) yang mengikuti kegiatan ini, dimana mereka seluruhnya berdomisili di Balikpapan. “Jadi untuk kegiatan Pra PKKMB ini diikuti oleh mahasiswa baru yang berdomisili di Balikpapan. Tujuannya agar mereka bisa cepat beradaptasi di lingkungan kampus. Sekaligus kita bersilaturahmi berkenalan dengan mereka,” jelas Irfan.

Dengan total 200an lebih mahasiswa, katanya, pihaknya pun membagi mereka menjadi beberapa kelompok. “Setiap harinya diikuti dua kelompok dimana dalam satu kelompok terdiri dari 20 orang. Jadi dalam sehari Pra PKKMB ini diikuti 40 orang. Ini dilakukan sesuai dengan standar protokol kesehatan untuk menghindari terjadinya kerumunan,” ujarnya.

Dengan tajuk Pendekatan Personal, dalam Pra PKKMB tersebut para maba diminta untuk mengenal seluruh Sivitas Akademika, mulai dari dosen, dan semua badan
kepengurusan kampus atau karyawan kampus. “Jadi dalam kegiatan ini kita ingin mahasiswa baru ini mulai aktif mencari tau siapa saja dosen yang ada di Universitas Mulia, karyawan yang akan mereka temui, baik bagian keuangan, kemahasiswaan maupun akademik,” katanya.

Setiap kelompok, sebut Irfan, diminta mencari tanda tangan dosen maupun karyawan kampus di hari yang sudah ditetapkan. “Misalnya, kelompok 1 dan 2 mulai melakukan tugasnya di hari Senin, maka jadwal mereka untuk mendapatkan tanda tangan selanjutnya hanya bisa dilakukan hari Senin hingga jadwal PKKMB dilakukan nanti. Dan mereka harus medapatkan tanda tangan seluruh karyawan yang jumlahnya ada sekitar 50an orang termasuk tanda tangan rektor,” sebutnya.

Diketahui agenda PKKMB akan digelar pada awal September mendatang. “Insyaallah agenda PKKMBnya sendiri akan dilakukan pada awal September karena pendaftaran gelombang terakhir akan ditutup pada Agustus. Dan pertengahan September dilakukan perkuliahan jadi dua minggu sebelum itu akan kita laksanakan PKKMB,” beber Irfan.

Irfan menuturkan, selain agenda pendekatan personal, dalam agenda itu juga diberikan informasi terkait agenda yang akan dilakukan oleh Universitas Mulia dalam waktu dekat, salah satunya adalah agenda tahunan memperingati Hari Kemerdekaan RI pada 17 Agustus. “Jadi kami informasikan juga bahwa kita akan menggelar agenda memperingati 17 Agustus. Karena dalam acara ini nantinya mahasiswa baru juga akan ikut berpartisipasi seperti agenda lomba-lomba khususnya lomba olahraga dan seni,” tuturnya.

“Jadi mereka diberikan informasi apa saja lombanya dan apa saja yang harus dipersiapkan. Dan mulai bulan Juli rangkaian lomba-lomba ini akan kita mulai gelar,” pungkasnya. (mra)

Pelaksanaan Vaksinasi Covid-19 oleh Pemerintah Kota Balikpapan di Dome Balikpapan Sport Center, Rabu (9/6). Foto: PSI

UM – Rektor Universitas Mulia Dr. Agung Sakti Pribadi, S.H., M.H. mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Kota Balikpapan melaksanakan Program Vaksinasi Covid-19 bagi Pendidik dan Tenaga Kependidikan. Rektor juga berterima kasih kepada sejumlah pendidik, yakni dosen maupun tenaga kependidikan yang telah mengikuti vaksinasi yang dipusatkan di Gedung Serba Guna Dome Balikpapan Sport and Convention Center, Rabu (9/6).

“Terima kasih kepada Pemerintah Kota Balikpapan yang telah dengan tertib melaksanakan vaksinasi Covid-19. Kami bersyukur kehidupan di Kota Balikpapan mulai berjalan normal, perekonomian juga mulai tumbuh. Mudah-mudahan ke depan Kota Balikpapan semakin baik,” tutur Rektor Dr. Agung Sakti Pribadi.

Menurutnya, keberhasilan ini merupakan kerja sama seluruh pihak, baik pemerintah maupun masyarakat yang telah sama-sama bekerja keras, tertib, dan patuh menjalankan program pemerintah dalam menekan penyebaran Covid-19 agar tidak menyebar semakin luas.

Rektor berharap, dosen dan tenaga kependidikan yang telah menjalani vaksinasi memiliki kepercayaan diri yang meningkat, memiliki imun yang kuat sehingga lebih siap melaksanakan pembelajaran tatap muka di semester yang akan datang.

Pelaksanaan Vaksinasi Covid-19 oleh Pemerintah Kota Balikpapan di Dome Balikpapan Sport Center, Rabu (9/6). Foto: PSI

Pelaksanaan Vaksinasi Covid-19 oleh Pemerintah Kota Balikpapan di Dome Balikpapan Sport Center, Rabu (9/6). Foto: PSI

Sebagian Pendidik dan Tenaga Kependidikan Universitas Mulia telah enjalani vaksinasi yang pertama, Rabu (9/6). Foto: Syamsudin

Sebagian Pendidik dan Tenaga Kependidikan Universitas Mulia telah menjalani vaksinasi yang pertama, Rabu (9/6). Foto: Syamsudin

Menurut informasi, kegiatan vaksinasi saat ini merupakan program lanjutan sebelumnya yang berhasil mencatat 9.500 orang guru dari target 10.000 guru yang ada di Kota Balikpapan. Direncanakan dalam pekan ini seluruh guru sudah mendapatkan vaksin secara keseluruhan.

Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas’ud mengingatkan kepada seluruh pendidik maupun tenaga kependidikan yang sudah menjalani vaksinasi agar tetap selalu menjaga protokol kesehatan. “Saya mengimbau walaupun sudah dilakukan vaksinasi harus tetap menjaga protokol kesehatan,” tuturnya, Kamis (3/6) yang lalu.

Dengan vaksinasi tersebut, Wali Kota berharap pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) pada tingkat pendidikan PAUD/TK, SD, SMP, SMA dan SMK sudah dapat dilaksanakan pada Juli 2021 mendatang.

Hal ini sejalan dengan Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri terbaru yang dirilis 30 Maret 2021 yang lalu tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi Coronavirus Disease 2019 (COVID-19).

Dalam SKB tersebut ditetapkan bahwa bila pendidik dan tenaga kependidikan di satuan pendidikan sudah mendapatkan vaksinasi, maka satuan sekolah tersebut wajib segera membuka opsi pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas.

Setidaknya ada 9 ketentuan pokok yang diatur dalam SKB tersebut, di antaranya adalah Penyelenggaraan Pembelajaran PAUDDIKDASMEN di Masa Pandemi COVID-19 dilakukan dengan pembelajaran tatap muka terbatas dengan tetap menerapkan protokol kesehatan dan/atau pembelajaran jarak jauh.

Orang tua/wali peserta didik dapat memilih pembelajaran tatap muka terbatas atau pembelajaran jarak jauh bagi peserta didiknya.

Dalam waktu terakhir ini, Universitas Mulia telah menerapkan Blended Learning atau Pembelajaran Bauran. Pembelajaran Bauran merupakan pembelajaran yang menggabungkan model pembelajaran singkron maupun asingkron yang dibantu dengan menggunakan perangkat teknologi informasi dan komunikasi.

Dalam Pembelajaran Bauran, dosen maupun mahasiswa melaksanakan pembelajaran tatap muka terbatas di kelas yang juga dapat diikuti mahasiswa lainnya secara daring atau pembelajaran jarak jauh.

Sementara itu, pada program vaksinasi kali ini, Kepala Biro Human Resource Development Drs. Akhmad Priyanto mengatakan bahwa tercatat 95 orang Pendidik maupun Tenaga Kependidikan Universitas Mulia yang menjalani vaksinasi sejak bulan Maret 2021 yang lalu.

“Tapi kita belum selesai mendata siapa saja yang benar-benar mengikuti vaksinasi, beberapa dosen tidak tetap melapor telah mengikuti vaksinasi di tempat kerjanya,” ungkapnya. Untuk vaksinasi dosis yang kedua diingatkan untuk dapat diikuti kembali pada tanggal 7 Juli 2021 yang akan datang.

(SA/PSI)

BALIKPAPAN- Mahasiswa Universitas Mulia (UM) Balikpapan kembali menorehkan prestasi di tingkat kota. Kali ini melalui ajang Pertamina Innovation Project yang berlangsung di Hotel Blue Sky pada 6 Juni lalu.

Dimana JaKa Team yang terdiri dari tiga mahasiswa Program Studi Informatika berhasil masuk dalam grand final bersama tim dari Institut Teknologi Kalimantan (ITK) dan meraih juara ke empat.

Diketahui dalam ajang itu ada sebanyak 174 tim dari 10 kampus di Balikpapan yang mendaftar dan ada sebanyak 88 tim yang mengirimkan proposal inovasinya. Pertamina kemudian melakukan seleksi untuk memilih 10 tim guna mempresentasikan ide inovasi mereka. Dimana dari 10 tim yang telah mempresentasikan idenya kepada dewan juri terpilih 5 tim untuk mengimplementasikan ide inovasi mereka. Dan 5 tim tersebut berasal dari dua kampus yakni ITK dan Universitas Mulia Balikpapan.

“Alhamdulillah kami berhasil meraih juara ke empat, dimana untuk juara pertama hingga tiga dan ke lima ditempati oleh tim dari ITK. Walau berada diperingat ke empat tetapi menjadi sebuah kebangaan tersendiri pula bagi kami bisa lolos hingga tahap akhir,” ujar Ketua JaKa Team, Viody Alfaridzi.

Mahasiswa semester empat ini mengatakan dalam ajang ini, dirinya bersama timnya yakni M. Kharisma Mahardika dan Riyadh Asjdah Mulyadi berhasil menciptakan inovasi bernama aplikasi JaKa (Jasa Kami) yang merupakan marketplace online untuk jasa servis elektronik dan mekanik. “Jadi ini merupakan aplikasi pencari jasa servis elektronik dan mekanik yang ideal dengan menggunakan metode berbasis website dan jaringan mobile,” katanya.

Ia menjelaskan, munculnya ide pembuatan aplikasi ini berawal dari pengalaman pribadi dirinya serta banyak orang yang susah mendapatakan jasa servis elektronik yang ideal dan terjamin. “Bahkan terkadang bila dapat justru pelayanan kurang ramah hingga bisa membuat barang tambah rusak,” jelasnya.

Dari Desember tim ini mulai mekakukan riset sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan dalam ajang tersebut. Riset dilakukan selama dua bulan hingga pada akhir Februari dilakukanlah development atau pengembangan produk.

“Sebelumnya kita melakukan riset terkait pengalaman pribadi setiap orang yang telah menggunakan jasa servis dan jawabanya mengalami permasalahan yang sama, rata-rata medapatkan pelayanan yang kurang maksimal,” ujarnya.

Viody menyebut dalam aplikasi ini pihaknya menyediakan dua fitur, yakni Cari Jasa yang dibuat sedemikian rupa untuk memudahkan masyarakat menemukan jasa yang diinginkan. “Kita menggunakan integrasi google maps untuk mendapatkan jasa yang ada disekitarnya. Kemudian ada pula fitur Cari Jasa Cepat, dimana ini bisa digunakan untuk jasa yang mendesak, seperti ban bocor dan lainnya,” sebutnya.

Adapaun mitra yang sudah bergabung, beber Viody yakni sebanyak 18 mitra dari 35 mitra yang tercatat di database mereka. “Jasanya elektronik dan mekanik, mulai dari perbaikan HP, laptop, AC, mesin cuci dan lainnya. Sementara untuk mekanik, ada mekanik motor, mobil, tambal ban dan lainnya. Kami berharap kedepan mitra kami akan semakin banyak, untuk target pertama bisa 50 mitra di Balikpapan, karena kami juga terus mendapatkan tambahan dari database yang sudah ada,” bebernya.

Selain dorongan dari kampus, sesungguhnya tambah Viody, keikut sertaan dirinya dan timnya dalam ajang tesebut yakni sekaligus untuk mencari dana pengembangan aplikasi ini. “Sebenarnya sebelum mengikuti lomba ini, saya bersama teman-teman sudah lebih dulu memiliki rencana untuk membuat sistem ini dan dengan keberhasilan ini sangat membantu kami untuk melakukan pengembangannya, dan tentunya akan terus berjalan hingga nantinya dapat digunakan semua orang,” tambahnya.

“Saat ini progres aplikasi ini masih sekitar 60 persen. Dan direncanakan grand launching akan kita lakukan satu atau dua bulan lagi agar bisa digunakan oleh masyarakat,” lanjutnya.

Sementara itu Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Mundzir menyebut menjadi sebuah kebanggaan kembali bahwa mahasiswa Universitas Mulia kembali meraih prestasi. “Dalam lomba ini kami hanya mengirimkan satu tim, dikarenakan waktunya yang mepet maka hanya tim ini yang siap untuk ikut perpartisipasi dan Alhamdulillah masuk di lima besar dan mendapat juara empat,” ujar Mundzir.

Ia mengatakan, terkait hasil karya mahasiswa, pihaknya akan terus mendukung semua yang diciptakan mahasiswa salah satunya melalui Inkubator Bisnis. “Semua produk mahasiswa baik inovasi maupun kewirausahaan akan diinkubasi melalui Inkubator Bisnis dan produk yang berpotensi akan kita bantu, baik dari sesi pemasarannya maupun pendanaannya. Di Inkubator Bisnis ini juga bukan hanya fokus pada sisi pendanaan tetapi juga pendampingan dan pelatihan agar hasilnya bisa berjalan,” ujarnya.

Dirinya pun berharap kedepan akan semakin banyak mahasiswa yang bisa ikut berpartisipasi dalam ajang seperti ini. “Alhamdulillah juga, saat ini kami sedang ikut dalam beberapa lomba tingkat nasional. Seperti Pemilihan Mahasiswa Berprestasi, kemudian Kompetisi Nasional Matematika dan IPA, juga ada Lomba Inovasi Digital Mahasiswa dimana tim JaKa juga kembali ikut bergabung dalam lomba ini. Dan masih ada beberapa lomba lagi yang akan kita ikuti,” pungkasnya. (mra)

Pendaftaran Program Peningkatan Sertifikasi Komptenesi teknis Dosen dan tendik Kemendikbudristek. Foto: Screenshot

UM – Universitas Mulia mendorong Dosen dan Tenaga Kependidikan (Tendik) untuk meningkatkan kompetensi di bidangnya masing-masing. Hal ini sejalan dengan amanah Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Kepmendikbud) Nomor 754/P/2020 tentang Indikator Kinerja Utama (IKU) dengan memperoleh sertifikat kompetensi atau profesi yang diakui dunia usaha dan dunia industri.

Sejalan dengan itu, Kemendikbud RI menerbitkan surat Penawaran Program Kompetensi Dosen dan Tendik (Non Degree program) Tahun 2021 tanggal 11 Mei 2021 yang lalu dengan mengundang dosen dan tenaga kependidikan (tendik) di perguruan tinggi akademik untuk mengikuti beberapa program pilihan. Hal ini dimaksudkan agar perguruan tinggi memenuhi Indikator Kinerja Utama (IKU), khususnya pada IKU-3 tentang dosen berkegiatan tridarma di luar kampusnya, bahwa setiap dosen dituntut memiliki kompetensi yang memadai.

Di antara beberapa program tersebut adalah program Magang Dosen ke Industri, Kemitraan Dosen LPTK dengan Guru di Sekolah, Detasering, World Class Professor (WCP), Scheme for Academic Mobility Exchange (SAME), Post Doctoral, Sertifikasi Kompetensi Dosen dan Tendik serta Magang Tenaga Kependidikan ke Perguruan Tinggi.

Rektor Dr. Agung Sakti Pribadi, S.H.,M.H. menaruh perhatian dengan program tersebut. Rektor meminta agar beberapa dosen yang ditunjuk dapat mengikuti program Peningkatan Kompetensi Dosen dan Tendik yang diselenggarakan Kemendikbudristek. “Silakan rekap beberapa dosen,” tuturnya singkat.

Tidak heran, dalam Sosialisasi Program Peningkatan Kompetensi Non-Degree untuk Dosen dan Tendik yang digelar di Zoom hari ini, Kamis (3/6) membludak. Menurut Mulyono dari Direktorat Sumber Daya (Dikdaya) Ditjen Dikti, mengatakan bahwa calon peserta dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia sangat antusias mengikuti program tersebut.

“Sebanyak 3847 peserta (yang terdaftar) dan sambutannya sangat luar biasa. Mengingat keterbatasan, yang hadir di Zoom hanya 1.000 orang, sisanya di YouTube,” tutur Mulyono yang juga panitia.

Direktur Sumber Daya (Dikdaya) Ditjen Dikti Dr. Mohammad Sofwan Effendi, M.Ed. mengatakan bahwa di dalam Undang-undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen menyebutkan bahwa semua tenaga pendidik itu wajib memiliki profesionalisme. “Di dalam aturan lain juga menyebutkan semua tenaga kependidikan seperti pranata laboratorium yang memiliki jabatan fungsional itu juga wajib mempunyai sertifikasi kompetensi yang memadai,” tuturnya.

Menurutnya, level kompetensi tersebut diukur dengan berbagai ujian, berbagai kriteria yang akhirnya bagi yang memenuhi kriteria diberikan sertifikat.

“Sertifikasi kompetensi mengandung dua makna, pertama makna substansi profesional, dan yang kedua makna substansi tata kelola administrasi,” tuturnya. Menurutnya, substansi profesional itu menandakan level yang diukur profesionalisme pemegang sertifikat. Sedangkan dari tata kelola administrasi, sertifikat merupakan pengakuan dari pemerintah, dalam hal ini Kemendikbudristek RI, terhadap kompetensi yang diperoleh pemegang sertifikat.

“Oleh karena itu ada ujian kompetensi. Nah, di dalam kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), Mas Menteri (Nadiem Anwar Makarim) sangat menekankan level kompetensi setiap pemegang jabatan, apakah itu dosen, tenaga kependidikan, termasuk tenaga administrasi yang tidak memegang jabatan fungsional,” ungkapnya panjang lebar.

Pendaftaran Program Peningkatan Sertifikasi Kompetensi teknis Dosen dan tendik Kemendikbudristek. Foto: Screenshot

Pendaftaran Program Peningkatan Sertifikasi Kompetensi Teknis Dosen dan tendik Kemendikbudristek. Foto: Screenshot

Jadwal Pelaksanaan Program Peningkatan Sertifikasi Kompetensi teknis Dosen dan tendik Kemendikbudristek. Foto: Screenshot

Jadwal Pelaksanaan Program Peningkatan Sertifikasi Kompetensi Teknis Dosen dan tendik Kemendikbudristek. Foto: Screenshot

Sementara itu, Komar Sutria menyebutkan bahwa korelasi atau relevansi atau dampak terhadap pencapaian IKU sesuai dengan Kepmendikbud 754/P/2020 terutama pada IKU 4 dan IKU 3.

“IKU 4 terpenuhi, maka perolehan sertifikat kompetensi atau profesi akan diakui dunia usaha dunia industri (DUDI),” tutur Komar Sutria.

“Jadi, mendukung capaian indeks kinerja dari perguruan tinggi masing-masing. Tidak berlebihan kalau kita juga mengkaitkan dengan IKU 3,” tuturnya.

Dengan IKU 3, walaupun tidak memiliki dampak secara langsung, namun harapannya kepada outcome atau impact , bahwa dosen yang berkegiatan tri dharma di perguruan tinggi lain, bekerja sebagai praktisi di DUDI. Dengan demikianakan meningkatkan trust atau kepercayaan pada DUDI sehingga perguruan tinggi memiliki akses yang lebih besar pada DUDI.

Menurutnya, tujuan diselenggarakannya sertifikasi kompetensi teknis adalah untuk meningkatkan kompetensi dan kualitas dosen, tenaga kependidikan, dan memperoleh rekognisi formal/sertifikat kompetensi Nasional atau Internasional.

Ia menerangkan, MBKM sangat erat kaitannya dengan istilah standarisasi. “Kita sudah familiar dengan LSP, kemudian mengenal BNSP, Komite Akreditasi, itu ada di lembaga pemerintah,” tuturnya.

“Kami memandang Sertifikasi Kompetensi Teknis ini bukan merupakan suplemen atau tambahan, tapi merupakan komplemen atau pelengkap sertifikasi dosen,” tuturnya.

Sertifikasi Kompetensi Teknis di luar serdos dan ini diperlukan DUDI. Sedangkan di dunia industri sertifikasi ini difasilitasi Kementerian Tenaga Kerja (Kemenaker). “Jadi itu yang akan dijembatani,” tutur Komar.

“Jangan sampai kita mengajari berenang, tapi di dunia nyata tidak bisa berenang. Isu itu yang akan dijembatani Kemendikbudristek,” tuturnya.

Skema/bidang sertifikasi yang dibuka antara lain Manajemen, Keuangan, Bisnis, Pertanian, Peternakan, Perkebunan, Pengolahan makanan, Keamanan pangan, Teknologi Informasi, Permesinan, Mekatronik, Otomasi, Teknik Sipil, Refrigerasi, Kimia, Akuntansi, Fabrikasi, Menggambar, merencana dan mendesain. Kurang lebih ada 83 skema sertifikasi.

Syaratnya untuk menjadi peserta sertifikasi kompetensi teknis ini antara lain status Dosen dan Tendik dari perguruan tinggi akademik, memiliki NIDN dan NITK, Surat Izin dari pimpinan PT, tidak sedang tugas/izin belajar atau prajabatan, dan membuat portofolio sesuai format yang ditentukan.

(SA/PSI)

Download:
Sosialisasi_SERKOMP – Presentasi 1

Presentasi 2
Sosialisasi Program SERKOM 2021

Aditya Gustiawan Putra saat menjadi Guru Pendamping di Sekolah Luqman Al Hakim.

Aditya Gustiawan Putra saat menjadi Guru Pendamping di Sekolah Luqman Al Hakim.

Bagi orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus (ABK) pastinya memiliki rasa khawatir mengenai dengan pendidikannya di sekolah. Banyaknya anak berkebutuhan khusus yang tidak mendapatkan pendidikan secara optimal sehingga tidak dapat mengembangkan minat dan bakat. Di satu sisi juga perbandingan antara jumlah Sekolah Luar Biasa (SLB) maupun sekolah inklusi yang berbeda jauh dengan semakin banyaknya anak-anak berkebutuhan khusus sehingga pembagian pendidikan tidak secara merata. Tujuan dari pendidikan inklusi ini agar tidak terjadi perbedaan antara anak berkebutuhan khusus dengan anak-anak normal pada umumnya, menjadikan rutinitas kebiasaan untuk anak berkebutuhan khusus dalam bersosialisasi dengan lingkungannya dan mengubah sudut pandang masyarakat umum agar mampu menerima anak berkebutuhan khusus di tengah kehidupan bermasyarakat yang pastinya sebagian masyarakat memiliki stigma negatif dan masih menganggap bahwa anak berkebutuhan khusus merupakan anak yang cacat dan tidak mampu bersosialisasi serta bersaing dengan anak-anak normal di sekolah regular.

Permasalahan yang terjadi saat ini bukan hanya terkait kurangnya jumlah sekolah inklusi yang dapat menampung anak berkebutuhan khusus, selain itu juga adalah minimnya tenaga pendidik yang mendampingi anak berkebutuhan khusus atau sering disebut dengan guru pendamping khusus (Shadow Teacher). Penyebaran virus Sars-Cov-19 di Indonesia memberikan dampak yang sangat luar biasa terhadap pendidikan Indonesia terutama bagi pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus. Kemendikbud telah mengeluarkan peraturan yang tertuang dalam Menteri Pendidikan melalui Surat Edaran Mendikbud Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Pendidikan Dalam Masa Darurat Coronavirus Disease (Covid-19), yang mengkehendaki seluruh peserta didik bisa melakukan proses pelayanan pendidikan secara optimal dengan tetap mengutamakan protokol kesehatan demi memutus rantai penyebaran Covid-19 secara semaksimal mungkin.

Pengertian Shadow Teacher

Dari sistem pendidikan inklusi maka muncul salah satu cara untuk mendukung pendidikan anak berkebutuhan khusus dalam belajar bersama dan bersosialisasi di sekolah umum, yaitu Guru Pendamping Khusus (Shadow Teacher). Shadow Teacher adalah guru yang bekerja secara langsung dengan mendampingi anak berkebutuhan khusus selama proses pembelajaran berlangsung di sekolah baik tingkat prasekolah maupun sekolah dasar. Peran Shadow Teacher yaitu mampu mengobservasi dan memahami kesulitan belajar serta cara menangani anak berkebutuhan khusus dengan baik sehingga dapat menemukan minat dan bakat di dalam dirinya.

Peran dan tugas dari Guru Pendamping Khusus (Shadow Teacher)

Guru Pendamping Khusus merupakan Center Of Education bagi anak-anak berkebutuhan khusus yang memiliki tugas dan tanggung jawab dalam penyelenggaraan sekolah inklusi yang tercantum dalam Permendiknas No.70 tahun 2009 yang meliputi : Bertanggung jawab dalam pelaksanaan pendampingan anak berkebutuhan khusus pada kegiatan pembelajaran di kelas bersama dengan anak-anak pada umumnya (regular). Memberikan bantuan layanan khusus bagi anak berkebutuhan khusus yang mengalami hambatan dalam mengikuti pembelajaran di kelas umum, berupa evaluasi maupun pengayaan. Dan memberikan bimbingan secara berkelanjutan dan membuat catatan khusus terkait kegiatan pembelajaran anak berkebutuhan selama proses kegiatan pembelajaran berlangsung di kelas.

Adanya kewajiban berupa tugas, tentunya juga harus diimbangi dengan adanya hak yang diperoleh oleh guru pendamping khusus (Shadow Teacher) menyangkut pelaksanaan tugas-tugasnya. Kehadiran nya sangat dibutuhkan oleh warga sekolah khususnya guru kelas dan guru bidang studi. GPK dalam bertugas bukan hanya berdiri sendiri namun harus saling bekerjasama dan berkolaborasi dalam menangani Anak Berkebutuhan Khusus (ABK).  Tidak jarang juga terjadi misunderstanding antara pihak sekolah inklusi mengenai peran dari Guru Pendamping Khusus (GPK) di sekolah. (mra)