Foto bersama seluruh peserta pelajar SMA/SMK di Balikpapan yang mengikuti pelatihan Public Speaking. Foto: Media Kreatif

Testimoni Mahasiswa Menjadi MC Profesional Berawal dari Kampus

UM – Program Studi S1 Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mulia menggelar Pelatihan Public Speaking untuk pelajar SMA dan SMK se-Kota Balikpapan. Kegiatan yang berlangsung di Ballroom Cheng Ho Kampus Utama, Jumat (1/11), ini diikuti kurang lebih 40 orang pelajar.

Ketua Prodi S1 Manajemen Dr. Pudjiati mengatakan, kegiatan ini membahas pentingnya komunikasi dan bagaimana public speaking dapat membantu dalam mencapai beberapa tujuan dalam bersosialisasi.

Ia pun mengungkap beberapa keunggulan yang dimiliki Prodi S1 Manajemen, yang membahas Public Speaking pada mata kuliah Komunikasi Bisnis, Manajemen Umum, Kewirausahaan, hingga Pemasaran dan Sumber Daya Manusia.

“Jadi, masuknya nanti di Prodi S1 Manajemen ya, ketemu sama Ibu Puji, banyak banget di situ materi atau perkuliahan atau mata kuliah-mata kuliah yang nanti akan menunjang ketika kalian nanti mau bekerja,” ajak Pudjiati kepada pelajar yang hadir.

Dalam paparannya, Pudjiati mengenalkan dan memberikan kiat bagaimana belajar public speaking. Ia juga mengajak seorang mahasiswa Prodi S1 Manajemen, Nabila Tsabitha Saptaningtyas, untuk berbagi pengalaman karir public speaking sebagai Master of Ceremony (MC).

Menariknya, dalam paparannya, Pudjiati mengajak para pelajar untuk bagaimana memulai belajar public speaking lewat belajar dari video pembicara yang sukses dan menganalisis gayanya.

“Perhatikan bagaimana mereka menyampaikan pesan, berinteraksi dengan audiens, dan menggunakan bahasa tubuh,” ujarnya.

Dengan begitu, mahasiswa akan belajar berbagai teknik dan strategi dalam public speaking, seperti cara menyusun materi, penggunaan bahasa tubuh, dan cara menarik perhatian audiens. Buku dan sumber online juga bisa menjadi referensi yang baik.

Selain itu, Pudjiati mendorong para pelajar mengatasi rasa takut dan rasa gugup saat berbicara di depan umum. Teknik relaksasi, seperti pernapasan dalam, dapat membantu menenangkan diri sebelum tampil di atas panggung.

“Setelah melakukan presentasi, mintalah umpan balik dari audiens atau mentor. Ini membantu kalian memahami kekuatan dan area yang perlu diperbaiki,” ujar Pudjiati.

Dr. Pudjiati saat berbicara di depan para pelajar Pelatihan Public Speaking. Foto: Media Kreatif

Dr. Pudjiati saat berbicara di depan para pelajar Pelatihan Public Speaking. Foto: Media Kreatif

Mahasiswa Prodi S1 Manajemen Nabila Tsabitha saat berbicara berbagi pengalaman Public Speaking. Foto: Media Kreatif

Mahasiswa Prodi S1 Manajemen Nabila Tsabitha saat berbicara berbagi pengalaman Public Speaking. Foto: Media Kreatif

Salah seorang pelajar, Gracia Chelsea Afrilia dari SMA 4 Balikpapan berbagi pengalaman. Foto: Media Kreatif

Salah seorang pelajar, Gracia Chelsea Afrilia dari SMA 4 Balikpapan berbagi pengalaman. Foto: Media Kreatif

Dengan terus berlatih, menurutnya, akan menjadi kunci untuk meningkatkan keterampilan berbicara di depan umum. “Cobalah untuk berbicara di depan cermin, merekam diri sendiri, atau berlatih di depan teman dan keluarga untuk mendapatkan kepercayaan diri,” ujarnya.

Cara lainnya adalah dengan bergabung dengan pelatihan atau kursus public speaking yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan atau organisasi. Hal ini akan memberikan kesempatan untuk belajar dari instruktur yang berpengalaman dan mendapatkan umpan balik langsung.

Apabila tidak memungkinkan, aktif mengikuti organisasi atau klub yang fokus pada public speaking, seperti Toastmasters, akan memberikan kesempatan untuk berlatih secara teratur dan mendapatkan dukungan dari anggota lain.

Testimoni Karir Public Speaking

Nabila Tsabitha membagikan pengalamannya mengasah kemampuan public speaking hingga menjadi seorang MC. Kemampuannya diawali ketika menjadi mahasiswa baru Universitas Mulia dan berbicara di depan Wali Kota Balikpapan 2011-2021 Rizal Effendi.

Pengalamannya itu membuat Nabila terus mendapatkan kesempatan dan kepercayaan sebagai MC di internal kampus untuk belajar dan mengembangkan diri, hingga dirinya bertemu dengan MC senior di lingkungan Pemerintah Kota Balikpapan.

“Saya ikut pelatihan MC yang kebetulan diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata dan Olahraga. Pada saat itu, ternyata saya bertemu dengan MC-MC senior yang ternyata dia ikut pelatihan juga pada saat itu,” ujarnya.

“Di situ kita mulai bertukar pikiran, bercerita, terus beliau juga cerita, ternyata jadi MC itu susah ya mbak. Karena pandangan orang itu jadi MC enak, cuma ngomong doang,” tambahnya.

Nabila menjelaskan bahwa seorang MC dituntut untuk memiliki perbendaharaan kata yang luas dan kepercayaan diri yang tinggi. Dia juga menekankan pentingnya untuk tidak terlihat lelah di depan audiens, meskipun sebenarnya merasa capek.

Mau belajar public speaking? Yuk, masuk Prodi S1 Manajemen.

(SA/Kontributor)

Humas UM  – Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Balikpapan Melalui HMPS Bahasa dan Sastra Indonesia menggelar Seminar Bulan Bahasa dengan mengangkat tema “Meningkatkan Interaksi dan Keterlibatan dalam Pembelajaran Melalui Media Informasi untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Mahasiswa” pada Rabu 30 Oktober 2024. Seminar yang dibuka secara langsung oleh Dr. H. Sugianto, M.M selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan ini menghadirkan tiga narasumber terkemuka dari berbagai bidang keahlian. Kiftian Hady Prasetya, S.Pd., M.Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia turut hadir memberikan sambutan dalam acara tersebut. Hadir pada kegiatan ini diantaranya, Dekan FKIP Dr. H. Sugianto. Wakil Dekan Prita Indriawati S.Pd. M.Pd. Ketua Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Kiftian Hady Prasetya S.Pd. M.Pd. Ketua Program Studi Matematika Chusnul S.Pd. M.Pd. Ketua Program Studi Ekonomi Deden S.Pd. M.Pd dan seluruh dosen yang ada di FKIP Universitas Balikpapan.

Acara ini juga dihadiri oleh seluruh mahasiswa FKIP dari berbagai program studi, termasuk Pendidikan Bahasa Indonesia, Pendidikan Matematika, dan Pendidikan Ekonomi. Selain itu, seluruh dosen FKIP Universitas Balikpapan juga turut hadir sebagai tamu undangan. “Seminar di bulan bahasa ini merupakan wadah strategis untuk meningkatkan kompetensi berpikir kritis mahasiswa dalam menghadapi tantangan pembelajaran di era digital,” ujar Kiftian dalam sambutannya. Adapun narasumber yang hadir dalam seminar tersebut adalah Lisda Hani Gustina, S.Ag., M.Pd., Dosen program studi PG PAUD Fakultas Humaniora dan kesehatan Universitas Mulia, Praktisi pendidikan, serta Kepala Sekolah dan Guru berprestasi baik tingkat Daerah,Propinsi, dan Nasional dan Riski Zulkarnain, S.Pd., M.Pd.,Dosen program studi Sistem Informasi fakultas Ilmu Komputer Universitas Mulia serta Pemerhati pendidikan dan Praktisi Dosen Bahasa dari Universitas Mulia, serta David Purba, S.H., Jurnalis CNN Indonesia dari grup Trans Media.

Lisda Hani Gustina, S.Ag., M.Pd.

Lisda Hani Gustina dalam paparannya membahas strategi meningkatkan interaksi dan keterlibatan dalam pembelajaran melalui pendekatan pembelajaran berbasis media informasi, Sementara Riski Zulkarnain dalam paparannya menekankan pentingnya integrasi media informasi terbarukan dalam pembelajaran bahasa untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis mahasiswa. “Di era digital ini, penggunaan media informasi yang terbarukan tepat dapat menciptakan pembelajaran berpikir kritis mahasiswa,” ujar Riski.

Riski Zulkarnain, S.Pd., M.Pd.,( kanan),David Purba, S.H.(kiri)

David Purba membagikan pengalamannya sebagai jurnalis dan memberikan perspektif tentang pentingnya literasi media dalam pendidikan. Seminar ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Bulan Bahasa. Bulan Bahasa adalah peringatan tahunan yang diselenggarakan di bulan Oktober untuk memperingati Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928, khususnya butir ketiga yang berbunyi “Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, Bahasa Indonesia”, yang mana diharapkan dapat memberikan wawasan baru bagi para mahasiswa dalam mengembangkan keterampilan berpikir kritis melalui pemanfaatan media informasi yang efektif.

Acara ini mendapat sambutan antusias dari para peserta. Diskusi interaktif yang berlangsung menunjukkan tingginya minat mahasiswa terhadap topik yang dibahas. Diharapkan kolaborasi transfer ilmu antar  Universitas Mulia dan Universitas Balikpapan dapat menjadi wadah silahturahmi sekaligus media dalam pengembangan keilmuan mahasiswa dibidang pendidikan.

Humas UM (WN)

Humas UM, 1 November 2024 — Universitas Mulia mengadakan kuliah umum di Ruang Eksekutif pada Jumat (1/11) dengan tema “Urgensi Inovasi bagi Akademisi Menyongsong Indonesia Emas 2045.” Acara ini diisi oleh Kepala Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Jawa Timur, Dr. Andriyanto, S.H., M.Kes., dan dihadiri oleh civitas akademika Universitas Mulia, termasuk Direktur Eksekutif BPH Yayasan Airlangga, Dr. Agung Sakti Pribadi, S.H., M.H., serta Wakil Rektor Sumber Daya, Yusuf Wibisono, S.E., M.TI.

Dr. Agung dalam sambutannya menyatakan apresiasinya terhadap kehadiran Dr. Andriyanto yang memiliki pengalaman luas di bidang riset dan inovasi. “Beliau adalah sosok yang berpengalaman di bidang riset dan inovasi, pernah menjabat sebagai Bupati Pasuruan, dan saat ini memimpin BRIDA Jawa Timur. Kehadiran beliau di sini tentu akan memberikan pencerahan bagi kita semua,” ujar Dr. Agung.

Sambutan dilanjutkan oleh Wakil Rektor Sumber Daya, Yusuf Wibisono, S.E., M.T.I., yang menekankan relevansi tema kuliah umum ini dengan visi Universitas Mulia. Ia mengingatkan tentang pentingnya inovasi akademis dalam mempersiapkan generasi produktif yang kompeten dan berjiwa nasionalis untuk menyambut masa keemasan Indonesia di 2045. “Universitas Mulia telah menyesuaikan roadmap menuju 2045 sejalan dengan visi Indonesia Emas, yakni untuk mengoptimalkan potensi bonus demografi dan memastikan generasi mendatang memiliki daya saing global,” ungkap pak Wibisono.

Sebelah kiri narasumber, Dr. Adriyanto, S.H. M.Kes; sebelah kanan Wakil Rektor Bidang Sumber Daya, Yusuf Wibisono, S.E., M. T.I.

Beliau meneruskan, “Dua alasan besar di balik penetapan tahun 2045 sebagai tahun Indonesia Emas adalah, pertama, tahun tersebut menandai satu abad kemerdekaan Indonesia. Setelah 100 tahun merdeka, kita seharusnya mampu memikirkan zaman keemasan. Kedua, proyeksi kependudukan menunjukkan bahwa Indonesia akan mengalami bonus demografi luar biasa. Antara tahun 2030 hingga 2040, jumlah penduduk dalam usia produktif akan jauh lebih besar dibandingkan yang tidak produktif.”

Namun, ia menekankan bahwa memiliki populasi muda yang besar tidak menjamin produktivitas. “Sebuah negara yang dipenuhi anak muda tanpa kompetensi dan rasa nasionalisme tidak akan berarti apa-apa. Kita sebagai akademisi memiliki tanggung jawab untuk menyiapkan generasi yang tidak hanya kompeten, tetapi juga mencintai tanah air,” jelasnya.

Pemaparan Dr. Andriyanto dalam Kuliah Umum

Dalam kuliah umumnya, Dr. Andriyanto menyampaikan bahwa era digital saat ini telah melampaui revolusi industri 4.0 menuju revolusi society 5.0, yang mengintegrasikan teknologi digital untuk kemaslahatan masyarakat. Ia menekankan bahwa inovasi adalah katalisator kesejahteraan dan bahwa akademisi perlu berperan aktif dalam menciptakan inovasi yang mendukung kemajuan bangsa.

 

Kuliah Umum oleh Dr. Adriyanto, S.H. M. Kes.

 

“Jika kita tidak berinovasi, kita akan tertinggal. Di revolusi society 5.0, inovasi adalah kunci agar kita tetap relevan dalam persaingan global. Di luar negeri, lulusan muda sudah mampu mendirikan perusahaan virtual yang berkontribusi bagi masyarakat,” ujarnya, menegaskan pentingnya adaptasi dan literasi digital dalam dunia pendidikan.

Dr. Andriyanto juga menyoroti empat tantangan global yang perlu diantisipasi Indonesia, yaitu ketahanan pangan, kesehatan global, literasi digital, dan pentingnya kerja sama pentahelix. Ia menekankan bahwa akademisi perlu berperan aktif dalam pemecahan masalah berbasis ilmiah yang melibatkan pemerintah, masyarakat, perguruan tinggi, dunia usaha, dan media.

Di akhir acara, Dr. Andriyanto mengajak seluruh peserta untuk terus berinovasi demi kesejahteraan bangsa. “Tidak ada waktu untuk stagnan. Jika kita ingin maju, kita harus terus belajar dan beradaptasi,” pungkasnya.

 

Dokumentasi Kegiatan Berjalan

 

Kuliah umum ini diharapkan dapat menginspirasi para akademisi Universitas Mulia untuk aktif berinovasi dan mempersiapkan generasi yang berkompeten dalam menyongsong Indonesia Emas 2045.

Humas UM (YMN)

Foto bersama Kaprodi S1 Manajemen Dr. Pudjiati dan Made Ayu Lestariani bersama panitia mahasiswa dan pelajar SMA/SMK Balikpapan. Foto: Media Kreatif

Membangkitkan Jiwa Kewirausahaan dan Memanfaatkan Inkubator Bisnis

UM – Program Studi S1 Manajemen menggelar Pelatihan Kewirausahaan dan Digital Marketing untuk pelajar SMA dan SMK se-Kota Balikpapan, Kamis (31/10). Setidaknya 50 orang pelajar mengikuti pemaparan bagaimana membangkitkan jiwa kewirausahaan dan memanfaatkan Inkubator Bisnis di Universitas Mulia.

Ketua Prodi S1 Manajemen Dr. Pudjiati mengatakan, kegiatan ini membahas tentang pentingnya jiwa kewirausahaan dan bagaimana cara membangkitkannya dalam diri mereka.

Selain itu, para pelajar diajak untuk mendengar langsung testimoni para mahasiswa yang telah memulai usaha dan belajar tentang inkubator bisnis yang ada di Universitas Mulia.

“Saya juga beritahukan bahwa kami di sini punya yang namanya inkubator bisnis. Jadi, inkubator bisnis ini wadah tempatnya teman-teman mahasiswa ini berkumpul menjadi satu komunitas di situ untuk berkegiatan terkait dengan kewirausahaan, dan ada kegiatan-kegiatan, ketika ada event-event,” ujar Pudjiati.

Menurutnya, kewirausahaan atau Entrepreneurship didefinisikan sebagai kemampuan untuk menciptakan nilai tambah melalui keterbatasan serta melalui peluang usaha yang kreatif, inovatif, dan adaptif dalam mengelola sumber daya.

“Selain itu, kewirausahaan juga melibatkan keberanian untuk mengambil risiko, di mana setiap usaha pasti memiliki risiko yang harus dihadapi, baik itu keuntungan maupun kerugian,” tambahnya.

Oleh karena itu, menurutnya, untuk membangkitkan jiwa kewirausahaan dalam diri seseorang, beberapa langkah yang dapat diambil. Simak paparannya berikut ini.

Pertama, membangun Mindset Kewirausahaan, yakni dengan mengubah pola pikir untuk melihat diri sebagai bos dan bukan hanya sebagai pekerja. Ini melibatkan pemikiran tentang bagaimana menciptakan peluang dan bukan hanya mencari pekerjaan.

Kedua, mengikuti Pendidikan dan Pelatihan. Menurut Pudjiati, mengikuti pelatihan kewirausahaan dan program inkubator bisnis yang disediakan oleh institusi pendidikan dapat memberikan keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk memulai usaha.

Ketiga, Pengelolaan dan Manajemen. Memiliki pengetahuan tentang manajemen, katanya, sangat penting. Ini mencakup pengelolaan keuangan, pemasaran, dan produksi. Pelatihan dalam manajemen dapat membantu seseorang untuk lebih siap dalam menjalankan usaha.

Keempat, memiliki kemampuan melihat peluang pasar. Bagi Pudjiati, penting untuk menganalisis kebutuhan pasar dan prospek usaha. Memahami apa yang dibutuhkan oleh konsumen dapat membantu dalam menentukan jenis usaha yang akan dijalankan.

Kelima, menciptakan Inovasi. Menurutnya, untuk bersaing dengan kompetitor, seseorang harus berinovasi. Ini berarti menciptakan sesuatu yang baru atau memberikan nilai tambah pada produk atau layanan yang ada.

Dan keenam, menyenangkan diri sendiri. Pudjiati mengatakan, pilih usaha yang sesuai dengan hobi dan minat pribadi. “Jika seseorang menikmati apa yang mereka lakukan, mereka akan lebih termotivasi untuk berusaha,” ujarnya.

Meski demikian, bagi pelajar yang ingin belajar Entrepreneurship ketika menjadi mahasiswa, di Universitas Mulia disediakan Inkubator Bisnis.

Pudjiati menerangkan, Inkubator Bisnis adalah sebuah wadah atau program yang dirancang untuk mendukung pengembangan usaha baru, terutama bagi para mahasiswa atau pengusaha pemula.

“Inkubator Bisnis berfungsi sebagai komunitas di mana mahasiswa dapat berkumpul untuk berkolaborasi dan berpartisipasi dalam kegiatan yang berkaitan dengan kewirausahaan,” ujarnya.

Dr. Pudjiati. Foto: YouTube

Dr. Pudjiati. Foto: Media Kreatif

Made Ayu Lestariani, S.E., M.M pemateri Digital Marketing. Foto: YouTube

Made Ayu Lestariani, S.E., M.M pemateri Digital Marketing. Foto: Media Kreatif

Rinda Syaharani, salah seorang mahasiswa yang memberikan pengalaman menjalankan usaha. Foto: YouTube

Rinda Syaharani, salah seorang mahasiswa yang membagikan pengalaman menjalankan usaha. Foto: Media Kreatif

Ia kemudian memberikan kiat agar para mahasiswa menggunakan Inkubator Bisnis untuk membantunya menjadi Entrepreneur pemula yang sukses.

Pertama, dengan bergabung dalam inkubator bisnis, mahasiswa dapat membangun jaringan dengan sesama pengusaha, berbagi pengalaman, dan saling mendukung dalam perjalanan kewirausahaan mereka.

Kedua, Inkubator bisnis sering mengadakan event-event yang memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk mempresentasikan ide-ide bisnisnya, mendapatkan umpan balik, dan berinteraksi dengan calon investor atau pelanggan.

Ketiga, mahasiswa yang terlibat dalam inkubator bisnis dapat mengakses berbagai sumber daya, termasuk mentor, jaringan profesional, dan fasilitas yang mendukung pengembangan usahanya.

Keempat, Inkubator Bisnis menyediakan pelatihan-pelatihan yang membantu mahasiswa mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk memulai dan mengelola usaha mereka. Ini termasuk pelatihan dalam manajemen, pemasaran, dan aspek-aspek lain dari kewirausahaan.

“Jadi, inkubator bisnis berfungsi sebagai platform yang membantu mahasiswa untuk mengembangkan jiwa kewirausahaan dan mempersiapkan mahasiswa untuk menghadapi tantangan dalam dunia usaha,” terangnya.

Testimoni Mahasiswa Entrepreneur

Beberapa mahasiswa memberikan testimoni mengenai pengalaman mereka dalam kewirausahaan. Salah seorang di antaranya adalah Rinda Syaharani, seorang mahasiswa dari Prodi S1 Manajemen semester tiga.

Rinda berbagi tentang produk yang ia buat, yaitu keripik pisang coklat dan keripik pangsit. Ia menceritakan bagaimana ia memulai usaha tersebut setelah menyadari bahwa seorang temannya tidak lagi menjual produk yang sama. Ia kemudian memutuskan untuk membuat dan menjual produknya sendiri.

Selain Rinda, beberapa mahasiswa lainnya memberikan testimoni telah mempraktekkan apa yang diajarkan dalam perkuliahan di Program Studi S1 Manajemen dan berhasil memiliki pelanggan tetap.

Pemaparan tentang Digital Marketing

Memasuki sesi tentang Digital Marketing, dipaparkan oleh Made Ayu Lestariani, S.E., M.M, salah seorang dosen Prodi S1 Manajemen.

Menurut Made Ayu, Digital Marketing merupakan alat yang sangat penting dalam dunia kewirausahaan modern saat ini. Mahasiswa diajarkan untuk memanfaatkan berbagai platform digital untuk mempromosikan usaha.

Dengan mempraktekkan secara langsung Digital Marketing, mahasiswa diharapkan akan memahami bagaimana cara menarik pelanggan dan membangun basis konsumen yang loyal.

Mahasiswa juga diberikan pemahaman tentang pentingnya packaging atau pengemasan yang menarik untuk produk. Dengan pengemasan menarik akan membantu dalam menarik perhatian konsumen dan meningkatkan penjualan.

Menurut Made Ayu, dalam sesi pembelajaran, mahasiswa diajarkan tentang bagaimana cara berjualan dalam jaringan online, termasuk teknik-teknik pemasaran yang efektif.

“Contoh-contoh penggunaan platform digital seperti TikTok dan marketplace juga diberikan untuk menunjukkan bagaimana produk dapat dipasarkan secara efektif,” ujarnya.

Baginya, Digital Marketing tidak hanya terbatas pada promosi, tetapi juga mencakup berbagai aktivitas pemasaran yang bertujuan untuk mengkomunikasikan produk kepada konsumen.

“Hal ini termasuk penggunaan media sosial, iklan online, dan strategi pemasaran lainnya untuk menarik perhatian pelanggan,” pungkasnya.

(SA/Kontributor)

Humas Universitas Mulia, 29 Oktober 2024 – Universitas Mulia menjadi tuan rumah kegiatan sosialisasi dan edukasi konsumsi pangan dengan tema “B2SA Goes to Campus.” Acara ini mengajak mahasiswa dan dosen untuk meningkatkan pemahaman tentang pentingnya pola makan Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman (B2SA). Kegiatan ini diselenggarakan di Ballroom Gedung Cheng Hoo Kampus Universitas Mulia dan mendapat sambutan antusias dari seluruh peserta.

Dalam sambutannya, Rektor Universitas Mulia, Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i, M.SI menekankan pentingnya pemahaman tentang konsumsi pangan yang sehat dan aman sebagai bagian dari upaya membentuk generasi yang cerdas dan peduli terhadap kesejahteraan bangsa. “Sebagai sebuah institusi pendidikan, Universitas Mulia memiliki peran besar dalam membentuk generasi yang sehat, cerdas, dan peduli terhadap kesejahteraan bangsa. Kesehatan berawal dari asupan yang kita konsumsi setiap hari. Dengan adanya edukasi ini, diharapkan kita semua, baik mahasiswa, dosen, maupun staf, dapat lebih memperhatikan pola konsumsi sehari-hari,” ujar Rektor dalam sambutannya.

Selain itu, Rektor juga mengajak mahasiswa Universitas Mulia untuk tidak hanya menjadi konsumen yang cerdas, tetapi juga agen perubahan dalam masyarakat. “Sebarkan informasi yang kita dapatkan hari ini kepada keluarga, teman, dan lingkungan sekitar. Jadikan ini sebagai langkah awal untuk menggerakkan masyarakat menuju pola hidup sehat,” tambahnya.

Kepala Bidang Konsumsi dan Keamanan Pangan Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Timur, Ibu Rika Nuzli Furkanti, S.P., M.P. menyampaikan apresiasi terhadap Universitas Mulia atas terselenggaranya kegiatan ini. “Kami sangat menghargai upaya Universitas Mulia yang turut aktif dalam memberikan pemahaman dan pembekalan kepada mahasiswa tentang pentingnya memilih dan mengonsumsi pangan yang sehat, aman, dan berkelanjutan,” ungkapnya.

Ari Priswanto, S.Gz., ahli gizi dari PERSAGI Balikpapan, juga menekankan pentingnya pola konsumsi B2SA bagi mahasiswa. “Asupan gizi yang tepat sejak sekarang akan berdampak positif dalam jangka panjang. Sayangnya, banyak mahasiswa masih terbiasa mengonsumsi junk food dan fast food yang minim sayuran dan buah, serta kurang aktivitas fisik. Dengan menerapkan pola makan B2SA yang seimbang—sepertiga lauk, sepertiga buah, dan seperenam sayur—mereka dapat mengurangi risiko masalah kesehatan di masa depan,” jelasnya.

Kegiatan ini diharapkan mampu meningkatkan kesadaran mahasiswa Universitas Mulia akan pentingnya pola makan sehat, serta mendorong mereka untuk berperan aktif dalam menyebarkan pengetahuan B2SA di lingkungan sekitarnya, guna membangun generasi yang lebih sehat dan kuat.Dengan diadakannya sosialisasi ini, Universitas Mulia diharapkan dapat menjadi salah satu pelopor dalam mengedukasi mahasiswa tentang pentingnya konsumsi pangan sehat yang beragam, bergizi, seimbang, dan aman.

Humas UM (YMN)

Humas UM, 28 Oktober 2024–BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) Universitas  Mulia Balikpapan sukses menyelenggarakan ZFEST 2024 pada 28 Oktober 2024, yang bertepatan dengan peringatan Hari Sumpah Pemuda. Acara yang mengusung tema “Memilih Masa Depan” ini menjadi wadah inspiratif bagi mahasiswa dan alumni untuk mengeksplorasi wawasan terkait masa depan mereka. Para pembicara ternama, seperti Drs. Alimuddin, M.Si., Deputi Bidang Sosial Budaya Pemberdayaan Masyarakat OIKN; Muhammad Pascal Caesar Giswatama, Chairman of IKN Youth Forum; Muhammad Raja Siraj, Anggota DPRD Kota Balikpapan termuda; Aidil Pananrang, Founder Rembuk Pemuda; serta Dr. Agung Sakti Pribadi, S.H., M.H., Direktur Eksekutif BPH Yayasan Airlangga, turut berbagi pandangan mereka terkait peran pemuda dalam era digital dan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).

Muhammad Raja Siraj, anggota DPRD termuda di Kota Balikpapan, mengajak mahasiswa untuk lebih sadar akan pentingnya pemahaman politik. Meski tidak harus terlibat langsung dalam politik praktis, mahasiswa harus menyadari bahwa keputusan besar, seperti perpindahan IKN ke Kalimantan Timur, adalah hasil dari proses politik. “Pemuda perlu berperan aktif mengawal kebijakan publik,” tegasnya. Dengan semangat yang sejalan dengan nilai Sumpah Pemuda, Siraj berharap ZFEST 2024 dapat menjadi wadah bagi mahasiswa untuk meningkatkan kesadaran politik mereka dalam mendukung pembangunan bangsa.

Aidil Pananrang, Founder Rembuk Pemuda, menyampaikan pentingnya kolaborasi dan adaptasi di era digitalisasi. Menurutnya, kemampuan berpikir kritis, beradaptasi dengan cepat, dan membangun relasi sosial adalah keunggulan yang harus dimiliki pemuda di masa depan. Ia juga memperkenalkan gerakan IKN Youth Forum, yang bertujuan mengonsolidasikan pemuda untuk berkontribusi dalam pembangunan IKN. Gerakan ini diharapkan dapat menyatukan kekuatan pemuda dalam mendukung percepatan pembangunan ibu kota baru.

Dalam pidatonya, Drs. Alimuddin, M.Si. menekankan bahwa pembangunan IKN telah mendorong pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur, dengan peningkatan sebesar 7,22%, jauh di atas rata-rata nasional. Infrastruktur yang terus berkembang, termasuk pembangunan jalan, tol, listrik, dan air, telah membuka banyak peluang investasi, dengan total investasi swasta mencapai lebih dari 56 triliun rupiah. “Ini adalah kesempatan besar bagi pemuda untuk berperan aktif dalam pembangunan,” jelasnya.

Namun, Alimuddin juga menyoroti bahwa dari 74.000 tenaga kerja di IKN, hanya 7% yang berasal dari masyarakat lokal. Ia menyayangkan rendahnya partisipasi masyarakat lokal dan menekankan pentingnya kesiapan anak muda dalam menghadapi perubahan yang dibawa oleh digitalisasi. “Kita harus siap bersaing, jangan hanya menjadi penonton di lapangan,” ungkapnya, mengingatkan mahasiswa bahwa peluang hanya dapat dimanfaatkan jika mereka siap dan berlatih.

Selain itu, Alimuddin mengungkapkan bahwa beberapa warga lokal berhasil meraih kesuksesan melalui usaha di sekitar IKN, seperti penjual amplang yang kini mampu meraup penghasilan hingga 30 juta rupiah per bulan. Ini menunjukkan bahwa dengan adaptasi dan kejelian melihat peluang, anak muda lokal dapat bersaing di tingkat nasional. Ia mendorong pemuda untuk tidak hanya mengandalkan status sebagai putra daerah, tetapi juga meningkatkan kompetensi.

Dr. Agung Sakti Pribadi, dalam ceramahnya, menekankan bahwa setiap generasi memiliki tantangannya masing-masing. Ia mengajak mahasiswa Universitas Mulia untuk memanfaatkan waktu di kampus sebagai kesempatan terbaik dalam membentuk diri dan masa depan. 

Lebih lanjut, Dr. Agung mengingatkan bahwa mahasiswa saat ini adalah generasi emas yang sedang mengukir masa depan bangsa. “Bagaimana dengan masa depan? Potensinya sangat luar biasa. Kalian adalah generasi emas. Saya setuju dengan apa yang disampaikan oleh Mas Pascal Caesar sebelumnya, bahwa kalian adalah generasi emas saat ini, bukan harus menunggu tahun 2045. Saat ini, di tangan kalian, ‘emas-emas kecil’ sedang dibentuk. Ibarat sebuah bangunan, batu pertama sedang kalian letakkan. ‘Emas’ itu ada di tangan kalian sekarang, dan tugas kalian adalah mengukirnya dengan baik. Kampus adalah tempat terbaik untuk mengukir ‘emas’ tersebut, karena tidak semua orang memiliki kesempatan menjadi mahasiswa. Maka, bersyukurlah kalian yang memiliki kesempatan ini,” tegasnya, menginspirasi para mahasiswa untuk terus mengejar ilmu dan keterampilan yang akan bermanfaat di masa depan.

Beliau juga menambahkan, “Saya berharap pertemuan seperti ini tidak berhenti hanya sekali saja. Lanjutkan! Lanjutkan ke pertemuan-pertemuan yang lebih berkualitas. Kita tahu generasi muda saat ini sangat kreatif, namun kalian perlu mengarahkan kreativitas tersebut. Jangan hanya ingin tampil dan menjadi terkenal, karena bukan itu tujuannya. Yang perlu diangkat adalah kebaikan yang kalian temukan di sekitar kalian. Temukan orang-orang hebat dan bergaullah dengan mereka. Hindari pergaulan dengan hal-hal buruk, karena keburukan itu akan mengurangi keyakinan kalian bahwa hidup ini bisa menjadi lebih baik.”

Dr. Agung mengakhiri pidatonya dengan berpesan, “Cari teman-teman yang hebat. Temukan kisah-kisah inspiratif yang akan membuat kalian lebih kuat. Hindari sikap cengeng dan hal-hal yang tidak bermanfaat, meskipun mungkin tampak menyenangkan.”

ZFEST 2024 di Universitas Mulia tidak hanya menjadi momen refleksi, tetapi juga mendorong mahasiswa untuk berperan aktif dalam menghadapi tantangan zaman. Dengan semangat Sumpah Pemuda, acara ini mengingatkan generasi muda bahwa masa depan bangsa ada di tangan mereka, dan kolaborasi serta kesiapan diri menjadi kunci keberhasilan dalam membangun masa depan Indonesia yang lebih baik.

Humas UM (YMN)

 

Humas UM – Dalam rangka mendukung tercapainya Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), tim dosen Universitas Mulia berinisiatif untuk meningkatkan kualitas penjualan UMKM Amplang di Kelurahan Sesumpu, Kecamatan Penajam. Program ini diwujudkan melalui kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) yang didanai oleh hibah dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (KemendikbudRistekDikti), dengan fokus pada pemanfaatan media sosial sebagai sarana pemasaran.

Tim dosen Universitas Mulia yang diketuai oleh Dr. Siti Rahmayuni, SE., MM., CFA, bekerja sama dengan anggota dosen lain yaitu Anwar Arifin Pinem, SP., ME, Ekki Satria Jaya, SE., M.Si., AK., CFA, Henny Okta Piyani, SE., M.Ak, serta melibatkan mahasiswa seperti Agung Widiyanto, Meisy Dwi Anjani, dan Naya Thalita Ramadhani. Mereka bersama-sama memberikan pelatihan yang komprehensif kepada pelaku UMKM, mulai dari dasar pemasaran digital hingga penggunaan strategi media sosial yang efektif.

Tim Dosen Universitas Mulia bersama Pejabat pemerintah di Sesumpu

“Media sosial merupakan salah satu sarana yang efektif untuk memperluas jangkauan pasar, terutama bagi produk lokal seperti amplang ini,” ungkap Dr. Siti Rahmayuni. “Dengan pemahaman yang baik tentang pemasaran digital, pelaku UMKM bisa mengoptimalkan potensi penjualan tanpa harus bergantung pada metode konvensional saja,” tambahnya.

Melalui kegiatan ini, para pelaku UMKM khususnya di bawah naungan Kelompok dagang Bayah pada Kelurahan Sesumpu diberikan pelatihan intensif mengenai pembuatan konten menarik, cara mengelola akun media sosial bisnis, serta strategi beriklan yang efektif. Dalam jangka panjang, program ini diharapkan dapat meningkatkan daya saing produk amplang yang berbahan dasar ikan bandeng Jantan ini, serta mendukung keberlanjutan ekonomi masyarakat setempat.

Salah satu pelaku UMKM mengungkapkan rasa syukur atas pendampingan tersebut. “Dengan bantuan dari Universitas Mulia, kami menjadi lebih percaya diri dalam memasarkan produk di media sosial, terutama dalam menjangkau pasar yang lebih luas,” ujar salah satu peserta pelatihan.

Program ini tidak hanya membantu meningkatkan penjualan, tetapi juga sejalan dengan SDGs dalam aspek pengurangan kemiskinan, peningkatan ekonomi lokal, dan pembangunan masyarakat yang inklusif. Diharapkan dengan kolaborasi antara akademisi dan pelaku UMKM, amplang khas Penajam dapat meraih tempat yang lebih baik di pasar nasional, sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal.

Kolaborasi ini menjadi bukti nyata bahwa pendidikan tinggi dan inovasi dapat bersinergi untuk kemajuan dan pemberdayaan masyarakat, khususnya di bidang ekonomi kreatif yang semakin berkembang.

Humas UM – WN

Humas UM, 28 Oktober 2024 – Mahasiswa Universitas Mulia Balikpapan kembali melaksanakan program microteaching dengan mengusung tema “Teaching English to Young Learners” di beberapa PAUD Al-Qur’an dan TK di wilayah Balikpapan Kota. Kegiatan ini merupakan bagian dari implementasi praktikum bagi mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini untuk melatih kemampuan mengajar bahasa Inggris kepada anak-anak usia dini. Kegiatan tersebut dilaksanakan di SPS PAUD Al-Quran Rumah Belajar Aghniya (RBA), KB Edelweis dan TK Aisyiyah Bustanul Atfal (ABA II).

Mahasiswa Prodi PGPAUD Universitas Mulia memperagakan penggunaan media pembelajaran interaktif saat microteaching: membuat hujan

Kegiatan yang berlangsung selama satu semester, dari 15 Oktober 2024 hingga 28 Desember 2024, diikuti oleh 38 mahasiswa. Dalam program ini, mahasiswa berkesempatan menerapkan metode pengajaran kreatif dan interaktif yang disesuaikan dengan kebutuhan belajar anak usia dini.

Menurut Ketua Prodi PGPAUD, Bety Vitriana, S.Pd., M.Pd, “Pelaksanaan microteaching pengajaran bahasa Inggris di TK/PAUD merupakan langkah positif dalam meningkatkan kualitas pendidikan anak usia dini. Kegiatan ini memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk menerapkan teori yang telah dipelajari dalam konteks nyata, sekaligus mengembangkan keterampilan mengajar mereka.”

Lebih lanjut, ia menambahkan, “Kegiatan ini dapat menjadi contoh bagi program-program selanjutnya dan mendorong kolaborasi yang lebih erat antara mahasiswa, dosen, dan praktisi di lapangan. Semoga pengalaman ini membawa manfaat bagi perkembangan profesional para calon pendidik di masa depan.”

Menurut Dosen Mata Kuliah Bahasa Inggris Profesi, Bapak Yamani, S.S, M.Pd., program microteaching ini bertujuan untuk mengasah kemampuan pedagogis mahasiswa dalam mengajar Bahasa Inggris kepada anak-anak usia dini. “Pengalaman langsung di lapangan sangat penting bagi mahasiswa kami. Melalui microteaching ini, mereka tidak hanya belajar bagaimana menyampaikan materi Bahasa Inggris, tetapi juga bagaimana menciptakan suasana kelas yang menyenangkan dan interaktif bagi anak-anak,” ujarnya.

Storytelling session di SPS Paud Al-Quran Rumah Belajar Aghniya

Storytelling session di SPS Paud Al-Quran Rumah Belajar Aghniya

Salah satu peserta microteaching, Radit, mengungkapkan bahwa pengalaman mengajar di PAUD sangat berkesan dan menantang. “Anak-anak di usia ini memiliki daya tangkap yang berbeda. Tantangannya adalah bagaimana membuat mereka tertarik belajar bahasa Inggris melalui lagu, gambar, dan permainan edukatif,” tuturnya.

Peserta microteaching yang lain, Sidratul Muntaha menyatakan, “Saat mengikuti microteaching, awalnya saya merasa gugup dan khawatir anak-anak mungkin tidak akan menikmati pelajaran atau kesulitan memahaminya. Namun, kekhawatiran itu hilang begitu saya mulai mengajar. Melihat mereka fokus dan antusias, saya merasa lebih tenang. Anak-anak di PAUD Rumah Belajar Aghniya sangat kooperatif, sehingga suasana kelas menjadi nyaman. Bagi saya yang masih baru dalam mengajar, ini adalah pengalaman yang sangat berharga dan meningkatkan rasa percaya diri untuk terus berkembang.”

Sementara itu, Nur Wahidah, mahasiswa PG-PAUD semester 3, menyampaikan, “Melalui mata kuliah Bahasa Inggris Profesi, kami mendapat kesempatan melakukan microteaching langsung di sekolah PAUD. Pengalaman ini sangat berharga, karena sebagai calon guru, kami bisa langsung berhadapan dengan peserta didik dan beradaptasi dengan kondisi lingkungan PAUD yang beragam. Banyak inovasi dan kreativitas yang kami rencanakan, namun tetap menyesuaikan dengan situasi di lapangan. Hal ini membuat pengalaman tersebut menjadi sangat berkesan.”

Suasana microteaching TEYL: Peserta berlatih memberikan materi Bahasa Inggris yang dirancang khusus untuk anak-anak dengan pendekatan yang komunikatif.

Para guru dan orang tua di sekolah yang menjadi lokasi microteaching pun menyambut baik kegiatan ini. “Kegiatan seperti ini sangat positif. Anak-anak kami jadi punya kesempatan untuk belajar bahasa asing sejak dini dengan cara yang menyenangkan,” ungkap Ibu Reski Dayanti, salah satu guru PAUD Al-Qur’an Rumah Belajar Aghniya.

Program microteaching ini menjadi salah satu bentuk pengabdian Universitas Mulia dalam mendukung pengembangan pendidikan di Balikpapan. Melalui kolaborasi dengan lembaga pendidikan usia dini, diharapkan para mahasiswa dapat memperoleh pengalaman mengajar yang lebih kaya dan mampu mengimplementasikan ilmu yang mereka pelajari di kampus.

Humas UM (Ymn)

HUMAS UM– Universitas Mulia kembali menunjukkan komitmennya dalam mendukung upaya perlindungan terhadap perempuan, anak, dan keluarga melalui kegiatan sosialisasi yang digelar hari ini. Acara yang bertempat di Ball Room Gedung Cheng Hoo kampus balikpapan (22/10/2024) ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman mahasiswa serta masyarakat mengenai regulasi terkait perlindungan perempuan, anak, dan keluarga.

Sosialisasi ini dihadiri oleh Rektor Universitas Mulia, Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i, M.SI  narasumber kegiatan Iptu Renny  Witasari,S.Kom ( Subdit 4 Ditreskrimum Polda Kaltim), Plt. Sekretaris DP3KB ( Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan anak dan keluarga berencana) Kota Balikpapan bapak Umar Adi. serta Kepala bidang DP3KB ibu Rinda setyawati bersama Tim dari PUSPAGA ( Pusat pembelajaran Keluarga) Mereka memaparkan berbagai regulasi yang telah ditetapkan pemerintah untuk melindungi hak-hak perempuan dan anak, serta bagaimana masyarakat dapat berperan aktif dalam mencegah kekerasan domestik.

Rektor Universitas Mulia, Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i, M.Si

Rektor Universitas Mulia, Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i, M.Si., dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari kontribusi nyata universitas dalam membangun kesadaran kolektif mengenai pentingnya perlindungan terhadap kelompok rentan. “Atas nama Rektor Universitas Mulia, saya menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga, Ibu Heria Prisni, penyelenggara, dan seluruh pihak yang terlibat dalam kegiatan ini. Pemberdayaan perempuan, anak, dan keluarga adalah isu yang sangat krusial, terutama di tengah semakin maraknya kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), suami menganiaya istri, bahkan sampai pembunuhan. Beberapa kasus pelecehan seksual tragis juga menimpa anak-anak pada masa golden age atau usia emas mereka, seperti anak usia dini. Mirisnya, ada ayah yang tega melecehkan anak kandung atau anak tiri, serta guru terhadap siswanya. Semoga Universitas Mulia terhindar dari semua ini. Amiin ya Rabbal ‘Alamin.”

“Di dunia pendidikan, Menteri Pendidikan dengan tegas menyatakan adanya tiga dosa besar, yang membuat kami membentuk Satgas PPKS (Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual). Ketiga dosa besar tersebut adalah pelecehan seksual, bullying/perundungan, dan intoleransi. Ini menjadi tantangan di dunia pendidikan kita,” lanjutnya.

Dalam konteks sosial saat ini, kesetaraan gender, penghormatan terhadap hak-hak perempuan, serta perlindungan dari segala bentuk kekerasan dan diskriminasi harus menjadi prioritas bersama. Oleh karena itu, pelaksanaan acara ini sangatlah tepat.

“Kampus berkomitmen untuk menjadi bagian dari solusi. Kami sepenuhnya mendukung kegiatan seperti ini karena kami percaya bahwa perubahan sosial dimulai dari kesadaran individu dan kolektif. Mahasiswa kami adalah agen perubahan yang harus memahami pentingnya kesetaraan gender dan menjadi pelindung bagi hak-hak perempuan, baik di dalam kampus maupun di masyarakat luas. Sebagai kelanjutan dari kegiatan ini, kami berharap Universitas Mulia dan Dinas P3AK dapat membentuk MOU maupun SPK. Melalui sosialisasi ini, kami berharap seluruh peserta dapat memperluas pengetahuan tentang isu-isu perlindungan perempuan, memahami upaya yang telah dilakukan pemerintah, serta lebih siap mendukung perlindungan terhadap perempuan, anak, dan keluarga dalam kehidupan sehari-hari. Saya juga mengajak seluruh civitas akademika Universitas Mulia untuk terus mendukung gerakan perlindungan perempuan, anak, dan keluarga, memperkuat advokasi, serta menciptakan lingkungan yang aman, nyaman, dan inklusif bagi semua,” tutupnya.

Plt. Sekretaris Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3KB) Kota Balikpapan, Umar Adi, menyampaikan sambutan sekaligus membuka acara sosialisasi mengenai perlindungan perempuan, anak, dan keluarga. Dalam sambutannya, Umar Adi mengungkapkan bahwa DP3KB menghadapi banyak tantangan dan pekerjaan rumah terkait perlindungan perempuan dan anak di Kota Balikpapan.

“Bapak dan Ibu sekalian, ketika berbicara mengenai perlindungan perempuan di Kota Balikpapan, kami memohon kebijaksanaan Bapak Ibu yang hadir di ruangan ini. Sebab, di DP3KB, kami memiliki banyak tugas dan masalah yang perlu ditangani. Jika semua hal tersebut kami ungkapkan, mungkin bisa menimbulkan kekhawatiran, namun jika kami sembunyikan, rasanya tidak bijak. Mengapa demikian? Saat kami menjabat di DP3KB, data dari tahun 2022 mencatat, melalui aplikasi KPPA terkait kekerasan terhadap perempuan dan anak, terdapat 88 kasus, di mana 80 persen di antaranya melibatkan anak-anak. Pada tahun 2023, jumlah kasus meningkat menjadi 156, dengan 70 persen di antaranya juga melibatkan anak-anak. Hingga September 2024, sudah tercatat 173 laporan kasus. Data ini yang tercatat di kami, dan belum termasuk data dari UPPA Polres yang nantinya akan disampaikan oleh Bu Reni.”

Umar Adi juga menjelaskan mengapa kasus kekerasan terhadap anak lebih mendominasi. “Kasus kekerasan terhadap anak lebih banyak karena dalam kasus kekerasan terhadap perempuan, korban dewasa memiliki tingkat kedewasaan yang memungkinkan mereka mencabut laporan. Walaupun demikian, nanti Bu Reni, sebagai narasumber, akan menjelaskan mengenai undang-undang Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) dan sanksi yang tegas.”

Lebih lanjut, Umar Adi juga menyoroti penyebab utama kasus kekerasan terhadap perempuan di Kota Balikpapan. “Beberapa kasus kekerasan yang terjadi terhadap perempuan biasanya dipicu oleh faktor ekonomi dan gaya hidup. Kasus penganiayaan yang sering terjadi adalah kekerasan berkelanjutan. Kami sering menemui situasi di mana ketika proses hukum dilanjutkan, korban justru rujuk dengan pelaku. Misalnya, hari ini bertengkar hingga tetangga ramai membuat status di media sosial, tapi besoknya mereka sudah baikan. Dalam kasus seperti ini, orang yang menyebarkan informasi bisa terkena sanksi berdasarkan Undang-Undang ITE.

Narasumber kegiatan Iptu Renny  Witasari,S.Kom ( Subdit 4 Ditreskrimum Polda Kaltim)

Pada kegiatan ini menghadirkan Iptu Renny  Witasari,S.Kom ( Subdit 4 Ditreskrimum Polda Kaltim) yang menjadi narasumber pada kegiatan hari ini , beliau menyampaikan undang-undang perlindungan terhadap korban kekerasan seksual antara lain Kekerasan seksual yang mencakup berbagai bentuk perilaku atau tindakan yang bersifat memaksa, melecehkan, atau memanipulasi secara seksual, yang dilakukan tanpa persetujuan dari korban. Berikut ini adalah beberapa jenis kekerasan seksual yang umum terjadi:

1. Pemerkosaan

Pemaksaan hubungan seksual tanpa persetujuan korban, termasuk penggunaan kekerasan, ancaman, atau paksaan. Pemerkosaan bisa terjadi dalam berbagai bentuk, termasuk dalam pernikahan.

2. Pelecehan seksual

Tindakan seksual yang tidak diinginkan, baik secara verbal maupun fisik, yang menciptakan lingkungan yang tidak nyaman bagi korban. Pelecehan seksual dapat terjadi di tempat kerja, sekolah, atau lingkungan publik.

3. Eksploitasi seksual

Penyalahgunaan posisi kekuasaan atau kepercayaan untuk tujuan seksual. Hal ini sering melibatkan orang yang berada dalam posisi otoritas seperti guru, majikan, atau orang tua.

4. Pelecehan seksual Verbal

Komentar, lelucon, atau ungkapan yang bersifat seksual dan tidak diinginkan oleh orang yang menjadi target. Ini bisa mencakup ejekan, rayuan tidak pantas, atau permintaan seksual yang tidak diinginkan.

5. Perdagangan Orang

Perdagangan manusia untuk tujuan eksploitasi seksual, di mana korban dipaksa untuk bekerja di industri seks, seperti prostitusi paksa atau produksi pornografi.

6. Perundungan seksual online ( cyber Harassment)

Kekerasan seksual yang dilakukan melalui platform digital, seperti penyebaran gambar atau video tanpa persetujuan korban, mengancam untuk menyebarkan konten eksplisit, atau pelecehan berbasis gender secara daring.

7. Pornografi Anak

Pembuatan, distribusi, atau konsumsi materi pornografi yang melibatkan anak-anak. Ini termasuk tindakan eksploitasi anak secara seksual.

8. Voyeurisme

Tindakan memata-matai atau melihat seseorang dalam keadaan intim atau pribadi tanpa sepengetahuan atau persetujuannya. Ini sering kali terjadi tanpa persetujuan korban dan bisa melibatkan perekaman secara diam-diam.

9. Catcalling

Bentuk pelecehan seksual di tempat umum, di mana seseorang mengganggu atau menggoda orang lain secara seksual, seperti dengan bersiul, berteriak, atau membuat komentar seksual yang tidak diinginkan.

10. Inses

Kekerasan atau pelecehan seksual yang terjadi antara anggota keluarga dekat. Ini adalah salah satu bentuk kekerasan seksual yang sangat kompleks dan sering kali terjadi dalam situasi di mana korban sulit untuk melaporkan pelakunya.

“Semua bentuk kekerasan seksual ini sangat merugikan dan memiliki dampak yang luas terhadap korban, baik secara fisik, emosional, maupun psikologis. Penting bagi masyarakat untuk memahami, mencegah, dan membantu korban kekerasan seksual mendapatkan keadilan dan pemulihan yang layak.” terang Iptu Renny.

Peserta Sosialisasi Regulasi Perlindungan Perempuan, Anak, dan Keluarga

Kegiatan ini diharapkan mampu membangun jaringan kolaboratif antara pihak kampus, pemerintah, dan masyarakat dalam mewujudkan lingkungan yang aman dan ramah bagi perempuan dan anak. Sosialisasi ini juga menjadi momentum penting bagi Universitas Mulia dalam melanjutkan upaya peningkatan kesadaran terhadap isu-isu perlindungan keluarga yang sering kali masih kurang dipahami.

Team HUMAS UM

Foto bersama Direktur Eksekutif Yayasan Airlangga Dr. Agung Sakti, Rektor Prof. Muhammad Ahsin Rifa'i, Kepala LPPM Richki Hardi, perwakilan penerbit nasional serta para dosen dan undangan. Foto: Media Kreatif

Sivitas Akademika Didorong Terbitkan Buku dan Karya Intelektual

UM – Universitas Mulia meluncurkan penerbitan Mulia Press yang diresmikan oleh Rektor Prof. Muhammad Ahsin Rifa’i dan Direktur Eksekutif Yayasan Airlangga Dr. Agung Sakti Pribadi. Seremoni peluncuran Mulia Press berlangsung di Ballroom Cheng Ho Kampus Utama, Jumat (18/10).

Dalam sambutannya, Rektor mengatakan bangga dan berterima kasih kepada Yayasan Airlangga dan LPPM atas berdirinya Mulia Press. Kehadiran Mulia Press tentunya sangat diharapkan sivitas akademika sehingga memberikan dampak yang besar bagi Universitas Mulia ke depan.

Rektor juga berharap Mulia Press memudahkan dan memenuhi kebutuhan para akademisi dan mahasiswa. Kehadiran Mulia Press diharapkan mendorong sivitas akademika menerbitkan karyanya, baik dalam bentuk buku referensi, buku ajar, buku teks, jurnal dan karya intelektual lainnya.

Rektor Prof. Dr. Muhammad Ahsin Rifa'i secara resmi meluncurkan penerbit Mulia Press, Jumat (18/10). Foto: Media Kreatif

Rektor Prof. Dr. Muhammad Ahsin Rifa’i secara resmi meluncurkan penerbit Mulia Press, Jumat (18/10). Foto: Media Kreatif

Perwakilan penerbit nasional antara lain Gramedia Balikpapan, Deepublish dan Penerbit Andi. Foto: Media Kreatif

Perwakilan penerbit nasional antara lain Gramedia Balikpapan, Deepublish dan Penerbit Andi. Foto: Media Kreatif

Perwakilan Penerbit Andi Yogyakarta mempresentasikan Kiat Sukses Menulis dan Menerbitkan Buku Perguruan Tinggi. Foto: Media Kreatif

Perwakilan Penerbit Andi Yogyakarta mempresentasikan Kiat Sukses Menulis dan Menerbitkan Buku Perguruan Tinggi. Foto: Media Kreatif

Peluncuran dihadiri Kepala LPPM Ir. Richki Hardi, S.T., M.Eng serta undangan dan para dosen lainnya. Panitia juga mengundang perwakilan penerbit nasional, seperti Andi Publisher dan Penerbit Deepublish, keduanya dari Yogyakarta. Hadir pula perwakilan Gramedia Balikpapan.

Perwakilan Penerbit Andi memberikan tips dan trik atau kiat menulis dan menerbitkan buku perguruan tinggi, kepada sekira puluhan dosen dan mahasiswa yang hadir.

Kepada media, Richki Hardi mengatakan Mulia Press didirikan dengan tujuan memfasilitasi para dosen menerbitkan karya penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dalam bentuk buku maupun lainnya.

“Mulia Press ini tujuannya adalah untuk memfasilitasi Bapak Ibu Dosen dalam rangka menerbitkan karya penelitian dan pengabdiannya dalam bentuk buku maupun dalam bentuk yang lainnya,” ujarnya.

“Alhamdulillah, hari ini kita telah melakukan Grand Launching, juga dihadiri oleh partner kita yang sudah bekerja sama, diantaranya ada Andi Publisher atau Penerbit Andi, kemudian ada Deepublish, penerbit dari Yogyakarta, dan terakhir ada dari Gramedia Balikpapan,” terangnya.

Untuk saat ini, menurutnya, Mulia Press akan memfasilitasi penerbitan buku dengan mendaftarkan ISBN di Perpusnas. Adapun prosesnya, dosen atau mahasiswa yang berminat dapat mengirimkan manuskrip kepada LPPM Mulia Press.

Setelah itu, LPPM Mulia Press memeriksa kelengkapan dokumen. Apabila seluruh berkas persyaratan dinyatakan lengkap, editor akan melakukan proses penyuntingan, layouting dan desain cover.

Setelah tahapan terpenuhi, LPPM – Mulia Press mengajukan ISBN kepada Perpusnas. “Proses pengajuan ISBN ke Perpusnas ini kurang lebih tiga hari,” ujar Richki Hardi kepada media ini.

Setelah mendapatkan ISBN dari Perpusnas, maka LPPM Mulia Press melakukan pembuatan e-book dan melakukan pendistribusian.

(SA/Kontributor)