Kiat dan Strategi Menulis ala Prof. Ersis Warmansyah Abbas

,
Dr. Agung Sakti Pribadi, Prof. Dr. Ersis Warmansyah Abbas, dan Wisnu Hera Pamungkas, S.T., M.Eng dalam kuliah tamu di Ballroom Cheng Ho, Rabu (29/5). Foto: Istimewa

UM – Kuliah umum tentang Kiat dan Strategi Menulis sangat menarik dibawakan oleh Prof. Ersis Warmansyah Abbas, Guru Besar Universitas Lambung Mangkurat. Dengan strateginya ini pula, Prof. Ersis mampu menghasilkan 54 judul buku tentang menulis dalam lima tahun terakhir.

Kiat dan strateginya ini kemudian dibagikan kepada para mahasiswa dan dosen Universitas Mulia, bertempat di Ballroom Cheng Ho, Rabu (29/5). Prof. Ersis mendorong para mahasiswa dan dosen bagaimana produktif menulis.

Direktur Eksekutif Yayasan Airlangga Dr. Agung Sakti Pribadi dalam sambutannya mengatakan sebelumnya mengira Prof. Ersis berambut panjang seperti yang ada pada foto. “Tapi ternyata itu masa lalu,” tuturnya.

Menurutnya, menjadi seorang penulis hidupnya menyenangkan. “Nanti mahasiswa bisa bertanya banyak setelah mendapatkan ilmunya, bisa juga dapat cerita dari beliau bagaimana sih cara menulis yang bagus,” terangnya.

Usai kuliah umum, Dr. Agung mendorong lomba menulis cerita pendek atau semisalnya. “Kami yang memberikan hadiahnya atau kalau misalnya yang terbaik dijadikan buku Antologi ya,” tuturnya.

Prof. Ersis Warmansyah saat memaparkankiat dan strategi menulis. Foto: Istimewa

Prof. Ersis Warmansyah saat memaparkankiat dan strategi menulis. Foto: Istimewa

Ratusan peserta yang terdiri atas mahasiswa dan dosen menyimak kiat dan strategi menulis. Foto: SA/Kontributor

Ratusan peserta yang terdiri atas mahasiswa dan dosen menyimak kiat dan strategi menulis. Foto: SA/Kontributor

Sementara itu, Prof. Ersis mengawali paparannya setelah dibuka oleh Wakil Rektor Bidang Akademik dan Sistem Informasi Wisnu Hera Pamungkas, S.TP., M.Eng sebagai moderator.

“Saya sebenarnya grogi ini. Di sini ada Pak Agung, ada Pak Wisnu dan yang lain. Karena biasanya seorang penulis itu bukan pembicara yang bagus, penulis itu adalah pekerjaan diam, konon katanya begitu. Tetapi tidak harus seperti itu,” tutur Prof. Ersis.

“Tadi saya sudah disentil biasanya rambut panjang ya, tapi saya baru dapat cucu, Pak. Dapat cucu di Belanda, dan sejak dapat cucu saya potong rambut,” ujar Prof. Ersis.

Lebih lanjut, menurut Prof. Ersis, kiat menulis produktif dapat dilakukan di setiap helaan nafas. Maksudnya, menulis dapat dilakukan setiap saat dengan melihat situasi dan keadaan saat itu.

“Ketika saya melihat gedung itu sebenarnya saya sedang menulis, ketika saya melihat gedung yang mirip dengan Forbidden City, itu saya sudah sedang menulis,” ujarnya memberikan tips.

Menurutnya, ketika seseorang menulis sesuatu, apakah menulis A atau menulis B, maka akan lahir ide-ide berikutnya.

“Tetapi yang ingin saya katakan dalam permulaan ini adalah bahwa sebenarnya kita itu menulis setiap helaan nafas,” ujarnya memberi kiat.

Oleh karena itu, Prof. Ersis mengingatkan kepada seluruh peserta, baik mahasiswa maupun dosen yang hadir agar tidak menyebut dirinya bukan penulis.

“Adik-adik, jangan lagi pernah mengatakan saya bukan penulis, itu berdusta, berbohong, kalau berbohong dosa, kalau dosa nasib, maka kekal di neraka jahannam, hati-hati ya,” ujarnya.

Ia kemudian menyitir ayat Al-Quran tentang Iqra’ atau perintah membaca. Perintah tersebut mewajibkan, mengamanahkan bahwa tugas pertama manusia adalah membaca. “Tadi saya katakan ketika kita membaca sebenarnya kita menulis,” ujarnya.

“Sekali lagi saya katakan, setiap helaan nafas kita itu menulis, lalu saya kunci dengan satu kata, menulis itu mudah. Bukan, menulis bukan mudah, tetapi sangat mudah. Sekali lagi sangat mudah. Dan itu sudah saya jadikan buku. Dan juga sudah beberapa kali dicetak,” terangnya.

Masih terkait dengan kiat dan strategi menulis, narasumber berikutnya disampaikan oleh Prof. Dr. Jumadi, M.Pd dari Universitas Negeri Yogyakarta.

(SA/Kontributor)