Tag Archive for: universitas mulia

Humas Universitas Mulia, Senin 19 Mei 2025 – Ratusan pemuda memadati Ballroom Cheng Hoo Universitas Mulia, menyambut penuh semangat pembukaan Digital Youth Summit Universitas Mulia 2025. Suasana menjadi semakin hangat ketika Dr. Agung Sakti Pribadi, S.H., M.H., Direktur Eksekutif Badan Pengelola Harian (BPH) Yayasan Airlangga, menyampaikan sambutan penuh energi dan refleksi mendalam tentang pentingnya peran pemuda sebagai agen perubahan di era digital.

Dr. Agung Sakti Pribadi, S.H., M.H., Direktur Eksekutif Badan Pengelola Harian (BPH) Yayasan Airlangga, saat menyampaikan sambutan sekaligus membuka acara Digital Youth Summit Universitas Mulia 2025.

Mengawali sambutannya, Dr. Agung mengutip pidato legendaris Soekarno, “Berikan aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncang dunia.” Di hadapan ratusan mahasiswa, beliau menegaskan bahwa potensi pemuda Balikpapan jauh lebih besar dari sekadar sepuluh orang. “Kalau ratusan begini, Balikpapan akan jadi apa? Pasti luar biasa,” ujarnya optimis.

Apresiasi untuk Talenta Muda dan Kolaborasi Lintas Sektor

Dr. Agung memberikan apresiasi khusus kepada Ketua BEM Universitas Mulia, Agung, yang telah mengharumkan nama kampus hingga ke kancah internasional dengan meraih juara I di Malaysia. Ia juga mengapresiasi peran Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Kota Balikpapan yang dipimpin oleh Ibu Ratih Kusuma W, atas dukungannya terhadap potensi pemuda. Menurutnya, pemerintah yang aktif mendampingi dan membuka ruang bagi generasi muda akan mempercepat lahirnya inovasi berdampak.

Ratusan pemuda peserta Digital Youth Summit Universitas Mulia 2025 antusias menyimak pidato pembukaan yang disampaikan Dr. Agung Sakti Pribadi, S.H., M.H.

Tak lupa, ia juga menyampaikan terima kasih kepada mitra industri, khususnya Telkomsel, yang telah menjalin kerja sama jangka panjang dengan Universitas Mulia dan lembaga-lembaga pendahulunya, seperti STMIK-STIKOM Balikpapan. “Kerja sama kami dengan Telkom sudah dimulai sejak awal 2000-an. Alumni kami banyak berkiprah di Telkom maupun di sektor lainnya,” tuturnya.

Pendidikan Harus Berdampak, Bukan Sekadar Seremonial

Dr. Agung menekankan bahwa dalam paradigma pendidikan masa kini, terutama Kurikulum Merdeka, yang diukur bukan lagi sekadar proses atau formalitas acara, melainkan dampaknya. “Setelah acara ini, apa hasilnya? Apa manfaatnya? Itu yang harus dilaporkan,” tegasnya.

Ia berharap kegiatan seperti Digital Youth Summit tidak hanya menjadi panggung wacana, tetapi juga melahirkan aksi nyata yang berkontribusi terhadap kemajuan daerah.

Pengurus BEM Universitas Mulia berfoto bersama para keynote speaker usai sesi pembukaan Digital Youth Summit 2025.

Teknologi Ada di Genggaman, Tapi Karakter yang Menentukan

Dalam refleksi yang lebih dalam, Dr. Agung mengingatkan mahasiswa untuk tidak terlena oleh kemudahan teknologi. “Sekarang semua ada di genggaman. Tapi satu hal yang tidak berubah sejak dulu: karakter, terutama kejujuran. Tanpa kejujuran, negeri ini bisa karam,” ujarnya prihatin.

Ia mengutip pernyataan Prof. Mahfud MD tentang kondisi hukum di Indonesia yang sudah memasuki “lampu merah” sebagai peringatan serius. “Kita generasi tua merasa malu. Karena sistem rusak ini, kami yang merusaknya,” akunya jujur.

Berpikir Global, Bertindak Lokal: Mulai dari Hal Kecil seperti Sampah

Pesan terakhir yang tak kalah penting adalah ajakan untuk bertindak dari hal-hal kecil, yang sering dianggap remeh, seperti pengelolaan sampah. “Jangan remehkan masalah sampah. Di negara maju, sampah itu budaya dan ukuran peradaban. Kalau kita cuek terhadap sampah, artinya kita sedang menciptakan peradaban yang juga cuek terhadap masa depan,” pungkasnya.

Foto bersama seluruh narasumber, panitia, dan tamu undangan usai seremoni pembukaan Digital Youth Summit Universitas Mulia 2025.

Penutup: Momentum Kebangkitan Generasi Baru

Dengan semangat kolaboratif antara kampus, pemerintah, dan dunia industri, Digital Youth Summit Universitas Mulia 2025 diharapkan menjadi titik tolak kebangkitan generasi muda yang tidak hanya cerdas secara digital, tetapi juga kuat secara karakter dan kepedulian sosial.

Digitalisasi bukan semata-mata soal teknologi, tetapi tentang bagaimana manusia, terutama pemuda, menggunakan teknologi untuk menciptakan perubahan nyata.

Humas UM (YMN)

Humas Universitas Mulia, Senin 19 Mei 2025 Pemerintah Kota Balikpapan melalui Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan Digital Youth Summit Universitas Mulia 2025 yang digelar oleh Universitas Mulia. Dalam sambutannya, Kepala Disporapar Kota Balikpapan, Ibu C.I. Ratih Kusuma W., menekankan pentingnya peran pemuda dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045 melalui penguatan lima domain pembangunan kepemudaan.

“Kami sangat mengapresiasi terselenggaranya kegiatan ini karena sejalan dengan arah kebijakan nasional, khususnya poin keempat dalam Asta Cita Presiden dan Wakil Presiden: memperkuat pembangunan sumber daya manusia, termasuk sains, teknologi, pendidikan, kesehatan, olahraga, serta penguatan peran perempuan, pemuda, dan penyandang disabilitas,” ujarnya di hadapan ratusan peserta yang didominasi mahasiswa dan pelajar dari berbagai lembaga pendidikan di Balikpapan.

Kepala Disporapar Kota Balikpapan, Ibu C.I. Ratih Kusuma W., menyampaikan sambutan inspiratif pada pembukaan Digital Youth Summit Universitas Mulia 2025 yang berlangsung di Ballroom Kampus Cheng Hoo, Universitas Mulia.

Satu dari Empat Warga Balikpapan Adalah Pemuda

Ratih menyampaikan bahwa dari total 738.000 penduduk Kota Balikpapan, sekitar seperempat di antaranya merupakan kelompok pemuda. Fakta ini menurutnya menunjukkan bahwa pemuda memiliki potensi besar untuk menjadi agen perubahan di daerah.

“Kalau dari empat penduduk, satu di antaranya adalah pemuda. Artinya, komunitas pemuda sangat besar. Maka pembangunan kepemudaan harus menjadi prioritas bersama,” katanya.

Evaluasi Indeks Pembangunan Kepemudaan Kota Balikpapan

Dalam paparannya, Ratih juga menyoroti lima domain penting dalam Indeks Pembangunan Kepemudaan (IPK): kesehatan, pendidikan, lapangan kerja, kepemimpinan, dan gender.

  • Kesehatan pemuda Balikpapan tercatat cukup baik dengan capaian lebih dari 70%. Namun, ia mengingatkan pentingnya menjaga gaya hidup sehat dan menjauhi perilaku menyimpang seperti narkoba, kekerasan, dan pernikahan usia dini.

  • Pendidikan juga menunjukkan tren positif, namun ia menekankan pentingnya mencegah angka putus sekolah dan mendorong keberlanjutan pendidikan hingga jenjang pascasarjana.

  • Kepemimpinan pemuda menjadi perhatian serius. “Saya harapkan adik-adik semua aktif berorganisasi, baik di kampus maupun di luar. Karena pemuda yang aktif dan punya jiwa kepemimpinan akan mendorong kemajuan kota,” tuturnya.

  • Lapangan kerja, menurutnya, masih menjadi tantangan besar dengan capaian di bawah 55%. Untuk itu, ia berharap kegiatan seperti Digital Youth Summit dapat melahirkan solusi dan rekomendasi nyata dalam membuka peluang kerja berbasis teknologi.

  • Kesetaraan gender juga diapresiasi, mengingat jumlah peserta laki-laki dan perempuan dalam acara ini terlihat cukup seimbang. “Semangat perempuan untuk berkolaborasi sudah sangat terlihat hari ini,” tambahnya.

Dr. Agung Sakti Pribadi, S.H., M.H., Direktur Eksekutif BPH Yayasan Airlangga, menyerahkan cinderamata kepada Kepala Disporapar Kota Balikpapan, Ibu C.I. Ratih Kusuma W., sebagai bentuk apresiasi dalam seremoni pembukaan Digital Youth Summit Universitas Mulia 2025.

Dorong Pemuda Jadi Kreator Digital

Lebih lanjut, Ratih berharap agar generasi muda Balikpapan tidak hanya menjadi konsumen teknologi, tetapi juga kreator dan inovator yang menghasilkan karya digital berdampak.

“Saya pernah mengikuti pelatihan di mana anak-anak muda bisa berwirausaha dari rumah melalui platform digital. Ini inspirasi yang nyata. Saya berharap dari acara ini muncul rekomendasi dan gagasan yang bisa mendukung UMKM dan membuka peluang ekonomi baru,” ujarnya.

Foto bersama tokoh penting dalam pembukaan Digital Youth Summit 2025: (dari kiri) Sumardi, S.Kom., M.Kom. – Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Universitas Mulia; Muhamad Asrullah – GM Consumer Business Telkomsel Region Kalimantan; Ibu C.I. Ratih Kusuma W. – Kepala Disporapar Kota Balikpapan; dan Dr. Agung Sakti Pribadi, S.H., M.H. – Direktur Eksekutif BPH Yayasan Airlangga.

Sinergi Pemerintah dan Dunia Kampus

Di akhir sambutannya, Kadisporapar menegaskan pentingnya sinergi antara pemerintah, dunia pendidikan, dan komunitas pemuda. “Kami terbuka untuk berkolaborasi lebih jauh. Kami ingin pemuda Kota Balikpapan menjadi barometer kepemudaan Kalimantan Timur,” pungkasnya.

Para peserta Digital Youth Summit Universitas Mulia 2025 terlihat antusias dan khusyuk menyimak sambutan Kepala Disporapar Kota Balikpapan, Ibu C.I. Ratih Kusuma W., yang mengangkat semangat kolaborasi dan kepemudaan berbasis digital.

Digital Youth Summit 2025 yang digelar oleh Universitas Mulia Balikpapan ini menjadi wadah bertemunya pemuda, akademisi, praktisi, dan pemerintah dalam membangun ekosistem digital yang inovatif dan berdampak. Kegiatan ini diharapkan dapat mendorong lahirnya pemuda-pemuda unggul yang siap menjawab tantangan era digital.

Humas UM (YMN)

Humas Universitas Mulia, Senin 19 Mei 2025 – Digital Youth Summit yang digelar di Ballroom Cheng Hoo Universitas Mulia pada Senin (19/5) dibuka dengan sambutan inspiratif oleh Bapak Sumardi, S.Kom.,M.Kom, Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan yang mewakili Rektor Universitas Mulia. Dalam pidatonya, Sumardi menyemangati para peserta yang didominasi oleh mahasiswa dan generasi muda untuk berani keluar dari zona nyaman dan menggali potensi terbaik diri mereka.

Dengan mengusung tema “Level Up Yourself to Inspire and Influence: Unlock Your Potential!”, Digital Youth Summit tahun ini menjadi momentum bagi Universitas Mulia untuk mendorong anak muda mengambil peran aktif dalam transformasi digital dan sosial.

Kata ‘level up’ bukan sekadar istilah dalam game. Ia adalah seruan untuk terus berkembang, meninggalkan zona nyaman, dan mengasah kemampuan,” tegas Sumardi.

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Universitas Mulia, Sumardi, S.Kom., M.Kom., membuka semangat kolaborasi digital dalam sambutan hangatnya pada seremoni pembukaan Digital Youth Summit Universitas Mulia 2025 di Ballroom Kampus Cheng Hoo.

Ia juga mengingatkan bahwa setiap individu memiliki potensi yang luar biasa, namun sering kali terhalang oleh rasa takut dan keraguan.

Jangan menunggu sempurna untuk menginspirasi. Inspirasi dimulai dari ketulusan, dan pengaruh positif lahir dari konsistensi,” lanjutnya.

Selain mengajak peserta untuk terus belajar, membangun jaringan, dan memanfaatkan teknologi untuk menciptakan solusi, Sumardi menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor. Menurutnya, perubahan besar hanya bisa dicapai jika para pemuda bersatu dan bergerak bersama.

Sumardi, S.Kom., M.Kom., mendampingi Direktur Eksekutif BPH Yayasan Airlangga, Dr. Agung Sakti Pribadi, S.H., M.H., menyerahkan cinderamata kepada GM Consumer Business Telkomsel Region Kalimantan, Muhamad Asrullah, sebagai bentuk apresiasi atas dukungan Telkomsel dalam Digital Youth Summit Universitas Mulia 2025.

Digital Youth Summit ini adalah panggung bagi Anda untuk bertemu mentor, berbagi ide, dan menemukan peluang. Saya percaya, di ruangan ini duduk calon pemimpin, kreator, dan inovator masa depan,” ujarnya penuh keyakinan.

Ia menutup pidato dengan kutipan terkenal dari Steve Jobs:

“The people who are crazy enough to think they can change the world are the ones who do.” Seraya mengajak peserta untuk menjadi “gila” dalam arti positif—gila belajar, gila berkarya, dan gila menginspirasi.

Acara ini menjadi awal dari rangkaian kegiatan inspiratif yang melibatkan kolaborasi antara dunia kampus dan industri, termasuk bersama Telkomsel sebagai mitra utama dalam Digital Youth Summit tahun ini.

Humas UM (YMN)

Humas Universitas Mulia, 19 mei 2025 – General Manager Consumer Business Telkomsel Regional Kalimantan Timur, Muhammad Asrullah, memberikan apresiasi tinggi kepada Universitas Mulia atas inisiasi kolaboratif yang melibatkan pihak industri dalam kegiatan Digital Youth Summit yang digelar Senin (19/5) di Ballroom Cheng Hoo Universitas Mulia.

Dalam sambutannya, Asrullah membuka pandangan audiens dengan sebuah kisah inspiratif dari Tiongkok, tentang perusahaan rintisan BYD (Build Your Dreams) yang memulai langkahnya dari sebuah gang kecil di Shenzhen pada tahun 2000.

“Dulu hanya memproduksi baterai handphone, kini BYD mampu menyalip Tesla sebagai produsen mobil listrik terbesar dunia,” ungkapnya.

Kisah BYD menurut Asrullah sejalan dengan semangat yang disampaikan Ketua BEM UM, Agung, yaitu pentingnya memulai dulu, memiliki mimpi besar, dan terus bertumbuh. “Kami merasa sangat terapresiasi ketika diajak untuk berkolaborasi oleh BEM UM dan civitas akademika Universitas Mulia. Ini sejalan dengan misi Telkomsel untuk memberi manfaat nyata bagi masyarakat dan pelanggan kami,” ujarnya.

Muhamad Asrullah – GM Consumer Business Telkomsel Region Kalimantan memantik semangat inovasi digital dalam sambutannya pada pembukaan Digital Youth Summit Universitas Mulia 2025 di Ballroom Kampus Cheng Hoo.

Lebih lanjut, Telkomsel menurutnya tengah berupaya menjembatani kesenjangan antara dunia pendidikan dan dunia industri. Salah satu langkah konkritnya adalah dengan membuka kesempatan magang bagi mahasiswa, yang beberapa di antaranya bahkan telah direkrut menjadi karyawan tetap. “Ini bukan sekadar seminar. Telkomsel juga memiliki Learning Management System yang dapat dimanfaatkan untuk meng-upgrade kemampuan dan keterampilan mahasiswa,” jelasnya.

Ratusan peserta menyimak dengan antusias jalannya pembukaan Digital Youth Summit Universitas Mulia 2025, menunjukkan semangat kolaboratif generasi muda dalam menghadapi era digital.

Asrullah juga menyinggung pentingnya konektivitas digital yang mendukung aktivitas akademik mahasiswa. Ia menyebutkan bahwa Telkomsel telah menghadirkan solusi konektivitas di berbagai kampus di Kalimantan seperti Pontianak, Palangkaraya, dan Banjarmasin—dan membuka peluang kerja sama serupa di Universitas Mulia.

Foto bersama para keynote speakers seusai seremoni pembukaan Digital Youth Summit Universitas Mulia 2025, menandai momen kolaboratif yang penuh inspirasi di Ballroom Kampus Cheng Hoo.

Ia menutup sambutannya dengan menegaskan bahwa gelar sarjana saja tidak lagi cukup di era digital saat ini.

“Mahasiswa perlu dibekali karakter dan kompetensi seperti literasi digital, data analytics, problem solving, dan agile mindset untuk bisa bersaing di industri. Kami berharap kolaborasi ini terus berlanjut melampaui seminar, demi memberikan kebermanfaatan lebih luas bagi kampus dan industri di Indonesia,” pungkasnya.

Humas UM (YMN)

Rektor UM: Kami Siap Sambut Program Diktisaintek Berdampak

Humas Universitas Mulia, 6 Mei 2025 Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Ditjen Diktisaintek) baru-baru ini mengumumkan arah baru pengembangan pendidikan tinggi melalui program bertajuk “Diktisaintek Berdampak”. Program ini dinilai sebagai kelanjutan dari semangat Merdeka Belajar–Kampus Merdeka (MBKM) yang telah digagas sebelumnya, bukan sebagai bentuk penggantian.

Hal ini ditegaskan oleh Rektor Universitas Mulia, Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i, dalam wawancara eksklusif terkait respons kampus terhadap arah kebijakan baru tersebut. Menurutnya, semangat program Diktisaintek Berdampak adalah menjadikan capaian-capaian Kampus Merdeka lebih bermakna melalui penguatan outcome dan impact, khususnya bagi masyarakat dan dunia industri.

“Kalau mengganti itu seakan-akan program yang sudah dilakukan menteri sebelumnya tidak berdampak. Tapi ini saya lihat sebagai kelanjutan dari Kampus Merdeka menjadi Kampus Berdampak,” ujar Prof. Ahsin.

Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i

Ia menilai bahwa meskipun secara formal belum ada juklak, juknis, atau kebijakan turunan resmi, namun filosofi yang dibawa program ini cukup jelas. Fokusnya adalah memastikan proses pendidikan yang sudah bermutu di perguruan tinggi mampu menghasilkan dampak nyata dan terukur—baik melalui penelitian, inovasi, maupun kontribusi lulusan di masyarakat.

“Selama ini riset hanya sampai pada jurnal atau laporan. Nah sekarang riset itu harus menjawab masalah nyata dan berdampak sosial-ekonomi. Teknologi harus masuk ke industri, penelitian harus bisa meningkatkan kesejahteraan,” lanjutnya.

Universitas Mulia sendiri disebut telah berada pada jalur yang tepat. Program MBKM seperti KKN, magang, hingga pengalaman belajar di luar kampus telah dilaksanakan. Dalam aspek kurikulum, Universitas Mulia juga telah menerapkan pendekatan Outcome Based Education (OBE) yang menjadi arah penjaminan mutu internasional dan dinilai sejalan dengan semangat Diktisaintek Berdampak.

Namun demikian, Prof. Ahsin menekankan pentingnya kejelasan kebijakan dari kementerian untuk menjamin implementasi yang solid di lapangan.

“Dulu MBKM ada buku saku. Nah, sekarang kami juga menunggu pedoman resmi. Seperti soal 20 SKS lintas prodi dan 40 SKS di luar kampus, itu masih jadi tantangan karena belum semua perguruan tinggi siap melakukan rekognisi,” jelasnya.

Dengan kesiapan yang telah dimiliki dan komitmen untuk terus adaptif, Universitas Mulia menyatakan siap menyambut arah baru pendidikan tinggi Indonesia yang lebih berdampak dan akuntabel.

Humas UM (YMN)

Humas Universitas Mulia, 5 Mei 2025 Pada hari ke dua Pelatihan Kepemimpinan dan Manajemen OSIS yang diselenggarakan oleh ATC (Airlangga Training Center) bekerja sama dengan Universitas Mulia, menghadirkan sesi pelatihan yang sangat aplikatif dan relevan dengan tantangan organisasi masa kini. Salah satu sesi yang mendapat apresiasi tinggi dari peserta adalah pelatihan bertema Dinamika Organisasi, yang difasilitasi oleh narasumber akademisi dan praktisi pendidikan, Dr. Linda Fauziyah Ariyani, S.Pd., M.Pd.

Dalam sesi tersebut, Dr. Linda menekankan pentingnya kesiapan seorang pemimpin dalam menghadapi perubahan atau dinamika yang terjadi di dalam organisasi. Para peserta tidak hanya mendapatkan teori, tetapi juga diajak untuk berlatih menyusun perencanaan strategis yang dibutuhkan ketika organisasi mengalami krisis, seperti pemangkasan anggaran secara tiba-tiba, konflik internal, keluarnya anggota tim yang memiliki keahlian khusus, hingga isu-isu reputasi di media sosial yang bisa berdampak pada nama baik organisasi.

“Saya sengaja menghadirkan studi kasus yang real dan sering terjadi dalam dinamika organisasi modern. Tujuannya agar peserta tidak hanya berpikir normatif, tetapi benar-benar merespons tantangan dengan solusi strategis,” ungkap Dr. Linda.

Dr. Linda Fauziyah Ariyani, S.Pd., M.Pd. sedang memaparkan materi pelatihan tentang strategi menghadapi dinamika organisasi dan perencanaan strategis kepada para peserta pelatihan.

Kegiatan ini juga memperkuat aspek kolaboratif, di mana peserta dilatih untuk menyusun solusi secara berkelompok dan mempresentasikannya dengan argumentasi yang kuat. Interaksi antarpeserta sangat dinamis—mereka berdiskusi, berdebat sehat, bahkan saling menyanggah strategi kelompok lain dengan cara yang konstruktif.

“Saya sangat terkesan dengan antusiasme para peserta. Mereka tidak hanya menyerap, tetapi juga aktif mengeksplorasi dan menguji strategi yang mereka rancang. Ini adalah bekal penting bagi calon-calon pemimpin muda kita,” lanjutnya.

Aktivitas kelompok peserta yang sedang melakukan simulasi dalam pelatihan, berkolaborasi dan saling bertukar pikiran untuk menghadapi berbagai tantangan yang muncul dalam organisasi.

Sebagai bentuk apresiasi terhadap partisipasi aktif, kelompok terbaik dari sesi tersebut diberikan penghargaan oleh narasumber. Dr. Linda juga menyampaikan harapannya agar pelatihan serupa terus digelar secara berkala, agar semakin banyak pengurus OSIS dari sekolah lain mendapatkan kesempatan belajar dan berlatih kepemimpinan secara langsung.

Pesan penutup dari Dr. Linda sangat menginspirasi, “Kesempatan bisa datang pada siapa saja, tetapi tidak dengan kesiapan. Maka, jadilah pribadi yang selalu siap. Be prepared for every opportunity.

Pelatihan ini menjadi salah satu bentuk nyata komitmen Yayasan Airlangga melalui ATC dan Universitas Mulia dalam mencetak pemimpin muda yang tangguh, adaptif, dan strategis di masa depan.

Humas UM (YMN)

Humas Universitas Mulia, 2 Mei 2025 – Dalam rangka memperkuat kapasitas administratif pendidik anak usia dini, Program Studi Pendidikan Guru PAUD (PGPAUD) Universitas Mulia menggelar Workshop Pelaporan SPT Pajak untuk Lembaga dan Individu pada Jumat (2/5/2025) di Kampus Universitas Mulia. Kegiatan ini merupakan kolaborasi antara Prodi PGPAUD dari Fakultas Humaniora dan Kesehatan (FHK) dan Prodi Akuntansi dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Mulia sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat, khususnya mitra-mitra lembaga PAUD di Kota Balikpapan.

Para peserta workshop tampak antusias mengikuti pelatihan pelaporan SPT Pajak untuk lembaga dan individu di lingkungan PAUD.

Workshop ini diikuti oleh dosen, mahasiswa, tenaga kependidikan, serta para pengelola lembaga PAUD. Para peserta dibekali dengan keterampilan teknis pelaporan SPT baik secara lembaga maupun individu, termasuk penggunaan aplikasi pajak digital dan studi kasus nyata.

Ketua Program Studi PGPAUD Bety Vitriana, S.Pd., M.Pd. menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan agenda rutin tahunan dan refleksi dari kebutuhan nyata di masyarakat.

“Kami memiliki tanggung jawab untuk memfasilitasi peningkatan kapasitas para pendidik PAUD secara holistik, termasuk dalam aspek administrasi dan kepatuhan hukum,” ujarnya.

Ia juga menambahkan bahwa manfaat kegiatan ini terasa luas: dosen memperoleh pengayaan materi perkuliahan, mahasiswa mendapatkan pemahaman praktis sebelum terjun ke dunia kerja, dan tenaga kependidikan dapat meningkatkan kualitas tata kelola lembaga yang sesuai dengan regulasi.

Dekan Fakultas Humaniora dan Kesehatan Universitas Mulia, Dr. Mada Aditia Wardhana, S.Sos., M.M., membuka kegiatan pelatihan dengan menyampaikan pentingnya literasi pajak bagi pengelola lembaga PAUD.

Dekan FHK, Dr. Mada Aditia Wardhana, S.Sos., M.M., menekankan bahwa pelatihan ini bukan hanya kegiatan akademik, tetapi juga wujud nyata pengabdian masyarakat dari Prodi PGPAUD Universitas Mulia.

“Kegiatan ini dilaksanakan bersama Prodi Akuntansi UM. Dari sisi keilmuan, konten utama memang disampaikan oleh dosen Prodi Akuntansi, sedangkan PGPAUD fokus pada peningkatan kapasitas pengelola PAUD,” jelasnya.

Ia juga mengisyaratkan bahwa FHK akan menjajaki kemitraan lanjutan terkait literasi pajak. “Insya Allah FHK akan mengembangkan kemitraan dengan lembaga terkait. Literasi pajak ini krusial bagi lembaga maupun personal,” tegasnya. Dr. Mada berharap, setelah mengikuti pelatihan ini, para peserta dapat langsung menerapkan pengetahuan yang diperoleh dalam pelaporan pajak lembaga mereka.

Peserta melakukan simulasi langsung pengisian SPT Pajak lembaga dan perorangan dengan bimbingan narasumber.

Narasumber workshop, Dr. Hety Devita, S.E., M.M., C.Med., C.P.Arb. menyampaikan berbagai materi penting, mulai dari dasar-dasar kewajiban perpajakan untuk berbagai bentuk lembaga PAUD, penghitungan PPh Pasal 21, hingga strategi dokumentasi transaksi keuangan yang efektif. Ia juga memaparkan kesalahan-kesalahan umum dalam pelaporan pajak yang masih banyak dijumpai, seperti ketidaktepatan klasifikasi badan hukum atau penghasilan guru.

Narasumber Dr. Hety Devita, S.E., M.M., C.Med., C.P.Arb. dari Prodi Akuntansi Universitas Mulia memaparkan materi terkait regulasi dan praktik pelaporan pajak.

Menariknya, antusiasme peserta sangat tinggi. Meskipun banyak peserta harus mengajar di pagi hari dan mengikuti upacara Hardiknas terlebih dahulu, mereka tetap hadir tepat waktu dan aktif dalam praktik simulasi pelaporan pajak. Bahkan, terbentuk jejaring informal antar-pengelola PAUD untuk saling membantu menyelesaikan persoalan pajak di kemudian hari.

Kegiatan ini menjadi bukti bahwa Universitas Mulia tidak hanya mencetak pendidik yang cakap secara pedagogis, tetapi juga berupaya menyiapkan lulusan dan mitra yang sadar hukum, paham administrasi, dan siap menghadapi tantangan tata kelola pendidikan di era modern.

Humas UM (YMN)

Transformasi Pemikiran Pengurus OSIS dalam Pelatihan Kepemimpinan

Humas Universitas Mulia, 29 April 2025 – Pelatihan Kepemimpinan OSIS tingkat SMA/SMK yang digelar selama dua hari di Universitas Mulia bukan sekadar transfer ilmu organisasi. Kegiatan ini menjadi ruang transformasi karakter dan refleksi mendalam bagi para peserta tentang esensi menjadi pemimpin muda yang inklusif, komunikatif, dan beretika.

Kegiatan ini melibatkan berbagai pemateri berpengalaman dari kalangan akademisi, psikolog, hingga praktisi organisasi kemahasiswaan. Para peserta diajak memahami bukan hanya struktur dan fungsi organisasi, tetapi juga pentingnya nilai, etika, empati, dan kerja kolaboratif dalam menjalankan roda organisasi pelajar.

Belajar Kepemimpinan Lewat Interaksi dan Praktik Langsung

Darel, siswa SMK Antasari, mengaku awalnya tertarik untuk memperluas relasi. Namun, setelah mengikuti sesi demi sesi, ia justru menemukan bahwa pelatihan ini memberi pemahaman mendalam tentang kepemimpinan dan cara praktis menjalankannya.

“Saya jadi tahu apa yang harus saya lakukan ketika ditunjuk sebagai ketua acara. Saya belajar manajemen, cara berkomunikasi dengan anggota tim, sampai menyatukan pendapat yang berbeda tanpa menjatuhkan siapa pun,” jelasnya.

Darel, siswa SMK Antasari, berfoto bersama narasumber utama pelatihan, Bapak Adjat Sudradjat, S.Psi., Psikolog, usai sesi pelatihan kepemimpinan.

Materi yang paling membekas baginya adalah sesi manajemen yang dibawakan oleh Dr. Pudjianti. Ia menyadari bahwa keberhasilan sebuah acara bergantung pada proses koordinasi, pembagian tugas, dan komunikasi yang terstruktur—sesuatu yang sering luput dalam praktik organisasi sekolah.

Kepemimpinan Sebagai Pengalaman yang Mengubah Cara Pandang

Bagas dari SMK Kartika merasakan hal serupa. Ia menyebut pelatihan ini sebagai ruang untuk menumbuhkan rasa percaya diri dan membuka perspektif baru dalam kepemimpinan.

“Materinya padat, tapi sangat mudah dipahami. Saya jadi tahu pentingnya manajemen, tidak hanya dalam organisasi tapi juga dalam kehidupan pribadi. Dan saya belajar menyatukan banyak kepala dengan isi pikiran yang berbeda-beda,” ujarnya.

Bagas dari SMK Kartika berfoto bersama Bapak Adjat Sudradjat, S.Psi., Psikolog, di sela-sela waktu istirahat pelatihan.

Pelatihan ini tidak hanya menyajikan teori, tetapi juga praktik yang menantang. Simulasi dan diskusi kelompok yang dinamis menjadikan proses belajar terasa hidup dan bermakna.

Wawasan Baru tentang Kolaborasi dan Refleksi Organisasi

Fadli dari SMA Negeri 2 menyebut pelatihan ini sebagai momen pencerahan. Ia mengaku awalnya tidak terlalu memahami bagaimana cara menjalankan organisasi dengan baik.

“Tapi setelah ikut kegiatan ini, saya jadi tahu hal-hal penting yang sebelumnya tidak saya pikirkan. Materinya membuka wawasan baru, dan sangat membantu peran saya sebagai pengurus OSIS,” tuturnya.

Fadli, siswa SMA Negeri 2 Kota Balikpapan, berpose bersama rekannya satu sekolah di atas panggung setelah mengikuti sesi kegiatan.

Ia berharap pelatihan seperti ini bisa menjangkau lebih banyak siswa agar nilai-nilai organisasi yang sehat dan kolaboratif bisa ditanamkan sejak dini.

Pelatihan yang Membangkitkan Kesadaran Kolektif

Sementara itu, Ibrahim dari SMA Auliya memberikan refleksi yang sangat dalam. Ia mengikuti pelatihan ini dengan semangat untuk mengevaluasi kondisi organisasinya.

“Kegiatan ini membuat saya merasa benar-benar diperhatikan. Saya tidak pernah merasa seterayomi ini dalam sebuah sosialisasi,” ungkapnya.

Ibrahim, siswa SMA Auliya, berpose di atas panggung sebagai bagian dari dokumentasi kegiatan pelatihan kepemimpinan OSIS.

Menurutnya, metode pelatihan yang melibatkan pembentukan kelompok secara acak justru mencerminkan realitas organisasi yang sebenarnya—di mana keberhasilan tidak bergantung pada banyaknya anggota, melainkan pada satu kesepahaman tujuan.

“Saya belajar bagaimana menyatukan perbedaan untuk mencapai satu visi bersama. Semua sesi menjadi bagian favorit saya karena saling melengkapi,” katanya.

Dorongan untuk Konsistensi dan Pemberdayaan Pelajar

Para peserta sepakat bahwa pelatihan seperti ini sangat penting untuk diadakan secara berkala. Mereka menilai pelatihan ini bukan hanya membekali peserta dengan teori kepemimpinan, tapi juga memberi ruang untuk belajar dari sesama siswa dari sekolah lain, membangun jejaring, dan yang paling penting—melatih empati, kesadaran diri, dan tanggung jawab sosial.

Meski sempat memberikan catatan kecil soal teknis waktu pelaksanaan, mereka tetap mengapresiasi panitia dan berharap pelatihan semacam ini bisa menjadi agenda rutin yang dinanti para pengurus OSIS di Balikpapan dan sekitarnya.

Humas UM (YMN)

Kenapa OSIS Gagal? Ini Jawaban dan Solusinya dari Pakar Psikologi Universitas Mulia

Humas Universitas Mulia, 29 April 2025 – Dalam upaya memperkuat kapasitas kepemimpinan siswa, Universitas Mulia Balikpapan menyelenggarakan Pelatihan Kepemimpinan dan Manajemen Organisasi untuk pengurus OSIS SMA dan SMK se-Kota Balikpapan. Salah satu narasumber dalam pelatihan ini, Adjat Sudradjat, S.Psi., Psikolog, memaparkan materi penting bertajuk “Mengapa Organisasi (OSIS) Gagal Mencapai Targetnya?” sekaligus membahas konsep dasar kepemimpinan dan sumber pengaruh seorang pemimpin.

Adjat Sudradjat, S.Psi., Psikolog, Pemateri Utama Pelatihan, saat menyampaikan materi tentang konsep dasar kepemimpinan dan faktor kegagalan organisasi.

Dalam sesi wawancara, Bapak Adjat Sudradjat, S.Psi. menekankan bahwa keberadaan OSIS memiliki fungsi strategis, baik dalam pengembangan diri siswa maupun dalam membangun citra positif sekolah di masyarakat. Menurutnya, efektivitas kinerja OSIS sangat bergantung pada kualitas kepemimpinan para pengurusnya.

“Kualitas organisasi sebanding lurus dengan kualitas pemimpinnya. Tanpa pemahaman yang baik tentang peran kepemimpinan, OSIS akan sulit mencapai targetnya,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Bapak Adjat Sudradjat, S.Psi. menjelaskan bahwa salah satu faktor utama penyebab kegagalan organisasi OSIS adalah ketidakjelasan dalam menjalankan leadership roles. Tanpa kepemimpinan yang efektif, kegiatan organisasi cenderung tidak terarah, tidak terkelola dengan baik, dan akhirnya gagal mencapai tujuan yang telah direncanakan.

Peserta pelatihan mempresentasikan hasil brainstorming secara berkelompok di atas panggung, memaparkan analisis tentang efektivitas organisasi.

Pelatihan ini, menurut Bapak Adjat Sudradjat, S.Psi., sangat penting untuk diberikan sejak dini. Ia menekankan bahwa energi besar yang dimiliki remaja harus diarahkan kepada aktivitas positif. Pola perilaku positif yang dibangun sejak masa remaja akan berdampak besar terhadap perilaku di masa dewasa.

Salah satu kelompok peserta saat menerangkan hasil diskusi di atas panggung, membahas strategi kepemimpinan dan manajemen organisasi.

Dalam materinya, Bapak Adjat Sudradjat, S.Psi. juga menguraikan berbagai konsep penting, mulai dari prinsip-prinsip manajemen organisasi, peran serta tanggung jawab seorang pemimpin, gaya kepemimpinan, hingga pemanfaatan media sosial untuk promosi dan edukasi kegiatan OSIS.

Simulasi kolaborasi tim yang interaktif dan menarik, menggambarkan pentingnya kerja sama dalam membangun team work yang sukses.

Selama sesi pelatihan, ia mengamati bahwa para peserta menunjukkan respons yang antusias. Mereka merasa senang karena mendapatkan pengetahuan yang aplikatif untuk menunjang peran mereka sebagai pemimpin muda di sekolah masing-masing. Selain itu, interaksi antar peserta dari berbagai sekolah membuka ruang tukar pikiran dan pengalaman yang memperkaya wawasan mereka.

Suasana diskusi kelompok yang penuh semangat, menunjukkan antusiasme peserta dalam mendalami konsep kepemimpinan dan manajemen organisasi.

Namun, Bapak Adjat juga mengakui bahwa dalam menumbuhkan jiwa kepemimpinan di kalangan generasi muda, salah satu tantangan terbesar adalah kreativitas dalam memilih topik dan metode penyampaian materi agar tetap relevan dan menarik bagi siswa.

Sebagai pesan penutupnya kepada para peserta, Bapak Adjat menegaskan pentingnya penerapan ilmu yang diperoleh dalam pelatihan ke dalam praktik nyata.

“Pengetahuan yang sudah dipelajari di dalam kelas pelatihan harus diterapkan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari. Hanya dengan demikian mereka akan mampu menjadi pemimpin yang efektif,” tegasnya.

Program pelatihan ini sekaligus menjadi bagian dari misi pengabdian masyarakat Universitas Mulia, berkontribusi aktif dalam membangun generasi muda Balikpapan yang berkarakter, visioner, dan siap berperan di tengah masyarakat.

Humas UM (YMN)

Makna Mendalam Silaturahim: Ustadz Dr. H. Sartono, S.Pd., M.Pd. Ajak Civitas Universitas Mulia Jaga Teamwork dan Networking

Humas Universitas Mulia, 26 April 2025Ballroom Cheng Hoo Universitas Mulia menjadi saksi hadirnya semangat ukhuwah dan kebersamaan dalam momen Halal Bihalal pada jumat, 25 April 2025. Dalam kesempatan ini, tausyiah yang disampaikan oleh Ustadz Dr. H. Sartono, S.Pd.I., M.Pd. menggugah hati dan menyentuh nurani, mengingatkan pentingnya menjaga silaturahim sebagai fondasi kesuksesan dunia dan akhirat.

Peserta Halal Bihalal khusyuk menyimak tausyiah penuh hikmah dari Ustadz Dr. H. Sartono, S.Pd.I., M.Pd. di Ballroom Cheng Hoo.

Mengawali ceramahnya, Ustadz Sartono menegaskan bahwa memutuskan silaturahim termasuk dalam kategori dosa besar. Hal ini merujuk pada sabda Rasulullah SAW:

“لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ قَاطِعٌ”
“Tidak akan masuk surga orang yang memutus silaturahmi.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Lebih lanjut, Rasulullah juga memperingatkan:

“لَا يَحِلُّ لِمُسْلِمٍ أَنْ يَهْجُرَ أَخَاهُ فَوْقَ ثَلَاثٍ، فَمَنْ هَجَرَ فَوْقَ ثَلَاثٍ فَمَاتَ دَخَلَ النَّارَ”
“Tidak halal bagi seorang muslim untuk tidak bertegur sapa dengan saudaranya lebih dari tiga hari, siapa yang melakukannya lalu mati dalam keadaan demikian maka ia akan masuk neraka.” (HR. Abu Dawud)

“Silaturahim bukan sekadar budaya, tapi energi kehidupan,” ungkap beliau. Rasulullah SAW menjanjikan limpahan rezeki dan panjang umur bagi siapa pun yang menjaganya:

“مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ وَيُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ”
“Barang siapa ingin dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung silaturahmi.” (HR. Bukhari)

Dalam konteks kekinian, silaturahim dimaknai sebagai teamwork dan networking. Nabi Muhammad SAW, menurut beliau, membangun peradaban besar karena dikelilingi oleh tim yang solid: Abu Bakar sebagai sosok bijak, Umar sebagai ahli strategi, Utsman sebagai ekonom, dan Ali sebagai cendekiawan. “Kesuksesan besar lahir dari tim yang kuat,” tegasnya.

Foto bersama civitas akademika Universitas Mulia dan peserta dari divisi lainnya seusai tausyiah Halal Bihalal sebagai simbol ukhuwah dan kebersamaan.

Beliau mengajak civitas Universitas Mulia untuk membangun sinergi agar tujuan kampus tercapai dengan sukses.

“Mau sukses? Perkuat jaringan. Ingin hidup penuh berkah? Bangun tim yang solid,” serunya.

Namun, silaturahim yang baik bisa rusak jika kita tak waspada terhadap enam “virus” yang dijelaskan dalam Surat Al-Hujurat. Keenam virus tersebut adalah:

  1. Sukhriah (سُخْرِيَّةٌ) – Mengolok-olok suku, kelompok, atau pribadi.

    “Wahai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain, boleh jadi mereka yang diolok lebih baik dari mereka yang mengolok.” (QS. Al-Hujurat: 11)

  2. Menghina diri sendiri dan orang lain

    “Janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan jangan pula saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk.” (QS. Al-Hujurat: 11)

  3. Memanggil dengan julukan buruk (الألقاب) – Seperti memanggil teman dengan sebutan negatif yang menyakitkan.

  4. Su’uzhan (سُوءُ الظَّنِّ) – Berprasangka buruk tanpa bukti.

    “Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa.” (QS. Al-Hujurat: 12)

  5. Tajassus (التَّجَسُّسُ) – Suka mencari-cari kesalahan atau aib orang lain.

  6. Ghibah (الْغِيبَةُ) – Menggunjing dan membicarakan keburukan orang lain.

    “Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang telah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik.” (QS. Al-Hujurat: 12)

Menutup tausyiahnya, Ustadz Sartono menyampaikan harapan agar Universitas Mulia menjadi kampus yang penuh dengan harmoni, sinergi, dan kebersamaan. “Mari kita rawat silaturahim, jaga etika pergaulan, dan bangun tim yang solid. Insya Allah, keberkahan dan kesuksesan akan menyertai langkah-langkah kita,” pungkasnya.

Humas UM (YMN)