Tag Archive for: mahasiswa

Mahasiswa Prodi S1 Teknologi Informasi yang tergabung dalam HIMATI berpose bersama guru dan siswa SMK Pertiwi Balikpapan, Senin (30/6/2025). Foto: Istimewa

UM – Program “Goes to School” yang diinisiasi oleh Himpunan Mahasiswa Program Studi S1 Teknologi Informasi (HIMATI) bukan sekadar kunjungan pengabdian. Lebih dari itu, kegiatan ini mencerminkan implementasi nyata dari prinsip-prinsip Tridharma Perguruan Tinggi dan arahan transformasi pendidikan.

Kegiatan ini dilaksanakan di SMK Pertiwi Balikpapan, Senin (30/6). Mahasiswa yang tergabung HIMATI terjun langsung membimbing siswa kelas XII jurusan Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ) dalam pelatihan konfigurasi Mikrotik.

Dengan pendekatan praktik langsung, mahasiswa membantu siswa memahami konsep lanjutan jaringan seperti IP Addressing, Captive Portal, hingga manajemen bandwidth.

Mahasiswa Harus Dilibatkan dan Ilmu Harus Dihilirisasi

Kegiatan ini menunjukkan bagaimana mahasiswa tidak hanya menjadi penerima ilmu, tetapi juga aktor utama dalam transfer pengetahuan ke masyarakat.

Hal ini sejalan dengan pernyataan Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Prof. Stella Christie, dalam kunjungan kerjanya di Samarinda baru-baru ini. Prof. Stella mengatakan, riset dan keilmuan harus fokus dan kontekstual serta mahasiswa wajib dilibatkan secara aktif dalam proyek-proyek edukatif dan riset terapan.

“Ketika mahasiswa HIMATI turun langsung ke SMK, mereka tidak hanya mengasah kompetensi teknis, tetapi juga membentuk daya pikir kritis, komunikasi, dan problem solving dalam konteks nyata,” ujar Aqilah Aulya Maulidah, Ketua HIMATI Universitas Mulia.

Melalui kegiatan ini, mahasiswa belajar menyederhanakan materi teknis menjadi modul pembelajaran yang dapat dicerna oleh pelajar SMK. Kemampuan menyampaikan ilmu dengan pendekatan aplikatif inilah yang merupakan bentuk hilirisasi dari pembelajaran yang diterima di kampus.

Mahasiswa Prodi S1 Teknologi Informasi Universitas Mulia saat membimbing para siswa SMK Pertiwi Balikpapan. Foto: Istimewa

Mahasiswa Prodi S1 Teknologi Informasi Universitas Mulia saat membimbing para siswa SMK Pertiwi Balikpapan. Foto: Istimewa

Mahasiswa Prodi S1 Teknologi Informasi Universitas Mulia saat membimbing para siswa SMK Pertiwi Balikpapan. Foto: Istimewa

Mahasiswa Prodi S1 Teknologi Informasi Universitas Mulia saat membimbing para siswa SMK Pertiwi Balikpapan. Foto: Istimewa

Aqilah Aulya Maulidah, Ketua HIMATI Universitas Mulia menerima cenderamata dari salah satu perwakilan siswa. Foto: Istimewa

Aqilah Aulya Maulidah, Ketua HIMATI Universitas Mulia menerima cenderamata dari salah satu perwakilan siswa. Foto: Istimewa

Ketua Program Studi S1 Teknologi Informasi, Agus Wijayanto, S.Kom., M.Kom. menyatakan bahwa keterlibatan mahasiswa dalam program seperti ini akan menjadi catatan penting dalam capaian kinerja Tridharma dan instrumen akreditasi.

“Program ini menciptakan siklus pembelajaran yang utuh, yaitu kampus menelurkan ilmu, mahasiswa menyampaikan kembali ke sekolah, dan sekolah mendapatkan manfaat praktis. Ini adalah ekosistem pembelajaran kontekstual yang sedang digalakkan pemerintah,” ujar Agus.

Pihak SMK Pertiwi menyambut baik kegiatan ini. Guru pendamping menyatakan bahwa pelatihan dari mahasiswa HIMATI memberikan warna baru dalam proses belajar siswa, terutama dalam memahami teknis konfigurasi jaringan berbasis Mikrotik yang kerap menjadi tantangan dalam praktik kelas.

“Siswa jadi lebih berani bertanya, lebih percaya diri dalam praktik. Bagi kami ini bentuk nyata link and match antara perguruan tinggi dan pendidikan vokasi menengah,” ujarnya.

Dekan Fakultas Ilmu Komputer, Djumhadi, S.T., M.Kom., menambahkan bahwa kegiatan HIMATI merupakan bagian dari strategi institusi untuk mendorong keunggulan akademik berbasis pengabdian dan hilirisasi ilmu, khususnya untuk mendukung transformasi pendidikan yang dicanangkan pemerintah.

“Kampus tidak boleh hanya mengajar dari podium. Kita harus menurunkan mahasiswa ke lapangan. Ini adalah simulasi awal keterlibatan mahasiswa dalam riset terapan dan penyelesaian masalah nyata,” kata Djumhadi.

Ia menyebut, ke depan himpunan mahasiswa akan dilibatkan dalam proyek-proyek riset mikro berbasis komunitas, seperti digitalisasi UMKM, pelatihan literasi digital untuk desa, dan pemetaan infrastruktur jaringan sekolah berbasis data.

Pemerintah RI, lewat Kemendiktisaintek mendorong keberhasilan riset dan pembelajaran seperti vokasi, terletak pada fokus permasalahan dan kolaborasi strategis. HIMATI lewat program Goes to School, telah menjawab tantangan tersebut.

Tidak hanya membekali siswa, mahasiswa juga membentuk karakter kepemimpinan, serta membuka ruang inovasi dan jejaring antara kampus dan sekolah.

Ke depan, kegiatan ini diharapkan berlanjut menjadi Teaching and Research Collaboration antara universitas dan sekolah mitra sebagai model baru penguatan ekosistem pendidikan berbasis sinergi.

(SA/Kontributor)

Mahasiswa HIMATI Universitas Mulia foto bersama dengan siswa SMK Adzkiya. Foto: Istimewa

Dalam Rangka Program HIMATI Goes to School

UM – Himpunan Mahasiswa Program Studi S1 Teknologi Informasi (HIMATI), Fakultas Ilmu Komputer Universitas Mulia menggelar kegiatan sosial bertajuk Goes to School, yang kali ini dilaksanakan di SMK Adzkiya Balikpapan, Selasa (6/5/2025).

Kegiatan ini mengangkat tema edukasi teknologi informasi. Adapun materi edukasi melikputi pengenalan dan praktek membangun jaringan komputer yang aman menggunakan sistem operasi Mikrotik OS.

Para siswa dari jurusan Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ) tampak antusias mengikuti pelatihan yang dibimbing langsung oleh mahasiswa HIMATI.

Ketua Program Studi Teknologi Informasi, Agus Wijayanto, S.Kom., M.Kom mengatakan, kegiatan Goes to School merupakan bagian dari program kerja Divisi Pengembangan Sumber Daya Mahasiswa (PSDM) HIMATI.

Menurutnya, kegiatan Goes to School masih akan berlanjut di enam sekolah yang akan dikunjungi.

Agus menerangkan, Divisi PSDM memiliki tugas antara lain merencanakan dan menjalankan program pelatihan, mengembangkan anggota, mengelola rekrutmen, dan mengevaluasi kinerja anggota.

Mahasiswa serius memberikan penjelasan kepada para siswa. Foto: Istimewa

Mahasiswa serius memberikan penjelasan kepada para siswa. Foto: Istimewa

Mahasiswa bergaya ceria bersama, tapi ada yang serius belajar. Foto: Istimewa

Mahasiswa bergaya ceria bersama, tapi ada yang serius belajar. Foto: Istimewa

Mahasiswa memberikan cenderamata kenang-kenang kepada para siswa SMK Adzkiya Balikpapan. Foto: Istimewa

Mahasiswa memberikan cenderamata kenang-kenang kepada perwakilan siswa SMK Adzkiya Balikpapan. Foto: Istimewa

“Salah satu tujuannya adalah untuk memperkenalkan Program Studi Teknologi Informasi melalui kegiatan pelatihan, dengan mahasiswa sebagai pemateri. Ini menjadi ajang pengabdian sekaligus pelatihan kepemimpinan dan komunikasi bagi mahasiswa,” ujar Agus.

Program ini juga menjadi sarana HIMATI dalam menumbuhkan semangat berbagi ilmu, serta mempererat hubungan antara perguruan tinggi dengan sekolah-sekolah kejuruan, khususnya yang memiliki kompetensi sejalan.

SMK Adzkiya sendiri merupakan salah satu sekolah kejuruan yang terletak di Kompleks Perumahan Rawamangun Indah RT.10, Kelurahan Lamaru, Kecamatan Balikpapan Timur, yang memiliki jurusan TKJ aktif dan berkembang.

Kegiatan ditutup dengan sesi tanya jawab dan diskusi interaktif serta penyerahan kenang-kenangan dari HIMATI kepada perwakilan siswa.

Baik mahasiswa maupun siswa terlihat semangat dan berkomitmen untuk terus memperdalam pemahaman teknologi informasi di era digital ini.

Yuk, daftarkan dirimu di Universitas Mulia, raih manfaat Gratispol dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur.

(SA/Kontributor)

Para pemenang Muda Mudi Mulia 2025, Aqilah Aulya Maulidah dan Laksamana Andhika. Foto: SA/Kontributor

UM – Universitas Mulia baru saja menggelar ajang pencarian bakat yang bernama Muda Mudi Mulia 2025. Setelah melalui proses seleksi selama tiga bulan, momen penentuan pemenang akhirnya digelar meriah di Ballroom Cheng Ho, Jumat (18/4).

Dari sembilan finalis yang tampil, dua peserta berhasil meraih gelar juara utama, yaitu Aqilah Aulya Maulidah dari program studi S1 Teknologi Informasi angkatan 2023 dan Laksamana Andhika dari S1 Sistem Informasi 2023.

Salah satu anggota dewan juri, Muhammad Nizam Ihsan Fadil, yang juga merupakan Duta Wisata Kaltim 2024, mengungkapkan kesannya saat dipercaya menjadi juri pada malam grand final.

“Penilaian saya difokuskan pada penampilan para finalis di atas panggung, meliputi aksi panggung, penguasaan panggung (stage presence), performa keseluruhan, dan kemampuan berbicara di depan umum (public speaking),” ujar Ihsan Fadil.

Ia menambahkan bahwa penilaian secara menyeluruh terhadap para finalis telah dilakukan sebelumnya oleh tim juri lainnya selama masa karantina.

“Tim juri sebelumnya menilai berbagai aspek, termasuk sikap dan perilaku para finalis sebagai mahasiswa. Ini menjadi faktor penting dalam menentukan juara,” ujarnya.

Selama tiga hari terakhir observasinya, Fadil menilai kedua pemenang sudah memenuhi kriteria dan layak menyandang gelar juara.

“Untuk pemenang putri, penampilannya sangat memuaskan. Pembawaannya anggun, public speaking-nya mumpuni, dan interaksinya dengan audiens sangat baik,” tambahnya.

Sementara untuk pemenang putra, Fadil memberi catatan kecil terkait kepercayaan diri.

“Perlu sedikit peningkatan di aspek percaya diri. Tapi secara keseluruhan, ia sudah menunjukkan pengetahuan yang luas dan pembawaan yang ramah. Tinggal dipoles di aspek komunikasi publik,” tuturnya.

Para dosen dan undangan. Foto: SA/Kontributor

Para dosen dan undangan. Foto: SA/Kontributor

Ketua BEM Agung Widiyanto saat memberikan sambutan. Foto: SA/kontributor

Ketua BEM Agung Widiyanto saat memberikan sambutan. Foto: SA/kontributor

Zahra Maula, salah satu finalis Muda Mudi Mulai 2025 yang mendapat dukungan langsung Ibunda dan adiknya. Foto: SA/Kontributor

Zahra Maura, salah satu finalis Muda Mudi Mulia 2025 yang mendapat dukungan langsung Ibunda dan adiknya. Foto: SA/Kontributor

Dukungan Orang Tua Finalis

Di antara para penonton, tampak seorang ibu dan anak perempuannya sibuk mengabadikan momen para finalis. Ternyata, ia adalah Ibunda dari Zahra Maura, finalis dari program studi S1 Akuntansi 2023.

“Saya sangat senang dan bangga melihat putri saya menjadi bagian dari acara kampus ini. Ini pengalaman pertama saya hadir langsung di acara kampus dan saya sangat terkesan,” ucapnya haru.

Menurutnya, Zahra memang sudah beberapa kali mengikuti ajang serupa di luar kampus, namun ini kali pertama terlibat di acara resmi lingkungan kampus sendiri.

Ia pun berharap ajang seperti ini bisa rutin digelar agar mahasiswa lebih semangat berkembang.

“Semoga kegiatan seperti ini terus dilaksanakan agar anak-anak lebih termotivasi untuk tumbuh, baik secara akademik maupun non-akademik,” tutupnya.

Cerita Para Finalis

Di penghujung acara, para finalis berbagi cerita mengenai pengalaman mereka selama masa karantina.

Marsya Delila, salah satu finalis, menyampaikan bahwa ikatan kekeluargaan menjadi hal paling berkesan selama mengikuti kegiatan ini.

“Jujur, awalnya saya tidak menargetkan kemenangan, tetapi justru mendapatkan keluarga baru. Selama karantina, kami benar-benar merasakan kekeluargaan, tanpa persaingan. Kami saling memanggil nama, akrab satu sama lain, dan akhirnya merasa seperti keluarga sendiri,” katanya.

Laksamana Andhika, pemenang pertama putra Muda Mudi Mulia 2025 mengatakan, dirinya bersyukur telah berhasil memenangkan seleksi yang diikuti untuk pertama kalinya ini. Ia berterima kasih kepada panitia dan teman-temannya selama seleksi.

Ketika ditanya apa rencana ke depan, Andhika mengatakan, ia ingin lebih fokus memperkenalkan Universitas Mulia kepada siswa-siswi SMK.

“Karena Muda Mudi Mulia adalah duta kampus, tugas utama kami adalah mempromosikan kampus dan membawa nama baik Universitas Mulia ke arah yang lebih baik,” ujarnya.

Hal senada juga diungkapkan Aqilah Aulya Maulidah, pemenang pertama putri. Ia ingin menggunakan platform digital untuk mendukung Branding Universitas Mulia agar menjangkau masyarakat lebih luas.

“Program kerja saya adalah lebih aktif mempromosikan nama kampus di media massa, khususnya melalui branding di media digital. Saya ingin memanfaatkan platform digital untuk menjangkau lebih banyak calon mahasiswa dan meningkatkan citra positif Universitas Mulia,” pungkas Aqilah, yang murah senyum ini.

(SA/Kontributor)

Para finalis Muda Mudi Mulia 2025 yang akan menjadi Duta Kampus dan Brand Ambassador Universitas Mulia. Foto: SA/Kontributor

UM – Universitas Mulia baru saja menggelar perhelatan akbar Grand Final Muda Mudi Mulia 2025 di Gedung Cheng Ho, Jumat (18/4). Setelah melalui proses panjang selama tiga bulan, ajang ini sukses melahirkan Duta Kampus yang siap menginspirasi dan mengharumkan nama Universitas Mulia.

Acara yang berlangsung meriah dengan sorak sorai para pendukung masing-masing finalis ini dihadiri oleh jajaran pimpinan universitas, perwakilan Yayasan Airlangga, dewan juri, mahasiswa serta tamu undangan.

Direktur Eksekutif Yayasan Airlangga, Dr. Agung Sakti Pribadi, dalam sambutannya mengapresiasi panitia atas terselenggaranya acara yang sangat positif ini. Ia berharap kegiatan ini menjadi wadah untuk mendorong kreativitas dan bakat seni para mahasiswa.

“Kegiatan ini sangat positif bagi mahasiswa. Setelah kurang lebih tiga bulan kita libur, bukan waktu yang pendek, cukup panjang, akhirnya finalis tampil hari ini untuk menunjukkan kreativitas dan bakat seni,” tutur Dr. Agung.

Ia menambahkan, para finalis telah melalui proses yang panjang, termasuk karantina selama dua minggu. “Ini menunjukkan keseriusan dan dedikasi para finalis,” ujarnya.

Lebih lanjut, Ia mengatakan, para finalis akan mengemban tugas penting sebagai Duta Kampus selama satu tahun ke depan. Mereka akan mewakili Universitas Mulia dalam berbagai kesempatan serta berperan dalam mempromosikan citra positif kampus.

“Mereka akan menjadi Duta Kampus, menjadi Brand Ambassador Universitas Mulia. Ketika ada tamu-tamu yang datang, mereka bertugas di sana. Ketika harus datang ke perusahaan-perusahaan untuk memperkenalkan diri, mereka ada di sana,” jelasnya.

Sebagai bekal, para duta kampus ini juga akan mendapatkan pelatihan keterampilan khusus untuk menunjang peran dan kegiatan mereka dalam menjalankan tugas.

Direktur Eksekutif Yayasan Airlangga Dr. Agung Sakti Pribadi saat memberikan sambutan. Foto: SA/Kontributor

Direktur Eksekutif Yayasan Airlangga Dr. Agung Sakti Pribadi saat memberikan sambutan. Foto: SA/Kontributor

Muhammad Nizam Ihsan Fadil (menghadap kamera), Duta Wisata Kaltim 2024, saat menjadi salah satu juri Mudi Mudi Mulia 2025. Foto: SA/Kontributor

Muhammad Nizam Ihsan Fadil (menghadap kamera), Duta Wisata Kaltim 2024, saat menjadi salah satu juri Muda Mudi Mulia 2025. Foto: SA/Kontributor

Para finalis Muda Mudi Mulia 2025 saat unjuk gigi dalam proses seleksi Foto: SA/Kontributor

Para finalis Muda Mudi Mulia 2025 saat unjuk gigi dalam proses seleksi Foto: SA/Kontributor

Senada, Agung Widiyanto, Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Mulia, turut memberikan semangat dan motivasi kepada teman-temannya yang masuk sebagai finalis.

Dalam sambutannya yang berapi-api, Agung mengajak seluruh mahasiswa untuk terus bersemangat dan memberikan yang terbaik.

Agung mengingatkan, gelar Muda Mudi Mulia bukanlah sekadar simbol, tetapi juga amanah untuk memberikan pengaruh positif bagi kampus dan masyarakat.

“Jadikan gelar yang kalian dapat, kalian bisa buat pengaruh. Pengaruh di Universitas Mulia, pengaruh kepada orang-orang terdekat, dan jadikan diri kalian itu sebagai role model, contoh,” seru Agung dengan penuh semangat.

Ia juga mengutip kalimat inspiratif, “Teman-teman tidak perlu menunggu hebat untuk memulai, tapi teman-teman hanya perlu memulai untuk bisa menjadi hebat,” ujarnya.

Agung Widiyanto mengajak para finalis untuk terus berkolaborasi dan bersinergi dengan berbagai pihak di kampus untuk menciptakan kegiatan dan program kerja yang bermanfaat.

Sementara itu, mewakili Rektor Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i yang berhalangan hadir, Drs. Suprijadi, M.Pd., Kepala Biro Kemahasiswaan dan Alumni Universitas Mulia, turut memberikan sambutan yang menginspirasi.

Ia menyampaikan permohonan maaf atas ketidakhadiran Rektor Universitas Mulia dan Wakil Rektor III, dan mengapresiasi seluruh pihak yang telah menyukseskan gelaran Muda Mudi Mulia tahun 2025 ini.

Suprijadi mengatakan, pemilihan Muda Mudi Mulia 2025 diikuti oleh 60 peserta mahasiswa Universitas Mulia, yang kemudian disaring lewat proses seleksi ketat hingga terpilih 10 finalis terbaik.

“Tentunya kegiatan ini merupakan kegiatan yang tidak main-main. Pemilihan Muda Mudi Mulia ini diikuti oleh 60 kontestan dan masuklah the best ten, 10 besar,” ujarnya.

Ia juga memaparkan tahapan seleksi yang ketat, mulai dari tes wawancara, karantina, hingga tes public speaking.

Suprijadi menegaskan bahwa para pemenang Muda Mudi Mulia 2025 akan menjadi maskot, ujung tombak, dan corong Universitas Mulia, yang bertugas membantu tim marketing dalam mempromosikan kampus.

Ia juga berharap agar ajang Muda Mudi Mulia dapat terus berlanjut di tahun-tahun mendatang, menjadi agenda rutin tahunan yang semakin meriah dan berkualitas.

Grand Final Muda Mudi Mulia 2025 tidak hanya menjadi ajang kompetisi, tetapi juga momentum untuk mempererat tali silaturahmi dan memupuk semangat kebersamaan di lingkungan Universitas Mulia.

Para duta kampus yang terpilih diharapkan dapat mengemban amanah dengan baik dan memberikan kontribusi positif bagi kemajuan universitas.

Dalam sesi pemilihan ini, tercatat nama-nama mahasiswa beserta asal program studi dan tahun masuknya yang tampil di atas panggung, antara lain Rinda Syahrani dari S1 Manajemen 2023, Laksamana Andhika dari S1 Sistem Informasi 2023.

Selanjutnya, Tessa Stella dari S1 Farmasi 2024, Aljosa Maynardian dari S1 Teknologi Informasi 2024, Achmad Bagus Syaifullah dari S1 Akuntansi 2023, Zahra Maura dari S1 Akuntansi 2023.

Kemudian, Marsya Delila dari S1 Sistem Informasi 2023, Rafi Zalfa Muhammad dari S1 Pendidikan Guru Anak Usia Dini serta Aqilah Aulya Maulidah dari S1 Teknologi Informasi 2023.

Para finalis mengikuti proses seleksi dan penilaian dari dewan juri yang berasal dari profesional di bidangnya, salah satunya yakni Muhammad Nizam Ihsan Fadil dari Balikpapan yang saat ini menjadi Duta Wisata Kaltim 2024.

“Harapan saya, semoga nanti para finalis ini betul-betul bisa memerankan diri sebagai ujung tombak Universitas Mulia,” tutup Suprijadi.

(SA/Kontributor)

Agung Widiyanto. mahasiswa Prodi S1 Manajemen Universitas Mulia ini sukses mengukir prestasi gemilang di International Youth Excursion Network (IYEN) 2025 yang diselenggarakan di Kuala Lumpur, Malaysia pada 4-7 Maret 2025. Foto: Istimewa

UM – Kabar membanggakan datang mahasiswa Universitas Mulia, Agung Widiyanto. Pemuda asal Balikpapan ini sukses mengukir prestasi gemilang di International Youth Excursion Network (IYEN) 2025 yang diselenggarakan di Kuala Lumpur, Malaysia pada 4-7 Maret 2025.

Mahasiswa Program Studi S1 Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), yang juga menjabat sebagai Presiden Mahasiswa Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) ini berhasil meraih tiga penghargaan bergengsi, yaitu (1) Best Delegate International Youth Excursion Network, (2) 1st Best Presentation, dan (3) 3rd Project Innovation SDGs.

Keberhasilan ini menjadikannya salah satu pemuda Kaltim yang mampu bersaing di kancah internasional dan membawa nama baik daerahnya.

Seleksi Ketat dan Kompetisi Global

Agung tidak meraih prestasi ini dengan mudah. Ia harus melewati proses seleksi yang ketat, yang dimulai dari pemberkasan administrasi, kemudian ujian tertulis yang menguji wawasan kebangsaan, kebudayaan, matematika, psikologi, serta kepribadian.

Puji Tuhan, Alhamdulillah, saya diberikan jalan untuk lolos pada tahap awal dan lanjut ke tahapan berikutnya, yaitu Focus Group Discussion (FGD),” kenang Agung.

Dalam FGD, peserta diuji kemampuannya dalam berpikir kritis, memecahkan masalah serta memberikan solusi terkait pembangunan berkelanjutan (SDGs) sesuai dengan bidang yang mereka pilih.

Dari ratusan pendaftar se-Indonesia, Agung berhasil masuk 40 finalis terbaik, yang kemudian berkesempatan untuk mempresentasikan inovasi digital SDGs dalam forum internasional di Kuala Lumpur.

Agung Widiyanto. mahasiswa Prodi S1 Manajemen Universitas Mulia ini sukses mengukir prestasi gemilang di International Youth Excursion Network (IYEN) 2025 yang diselenggarakan di Kuala Lumpur, Malaysia pada 4-7 Maret 2025. Foto: Istimewa

Agung Widiyanto. mahasiswa Prodi S1 Manajemen Universitas Mulia ini sukses mengukir prestasi gemilang di International Youth Excursion Network (IYEN) 2025 yang diselenggarakan di Kuala Lumpur, Malaysia pada 4-7 Maret 2025. Foto: Istimewa

Pesan Inspiratif dan Harapan ke Depan

Agung menyampaikan rasa syukurnya atas pencapaian ini serta mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukungnya.

Anda tidak perlu menunggu hebat untuk memulai, melainkan Anda hanya perlu memulai untuk menjadi hebat,” ujarnya, seperti yang dikutip dari media.

Ia juga menekankan bahwa prestasi ini bukan akhir, melainkan awal untuk terus menorehkan kontribusi positif yang bermanfaat bagi masyarakat.

IYEN: Forum Global Pemuda Berprestasi

International Youth Excursion Network (IYEN) merupakan ajang yang mempertemukan pemuda-pemudi inovatif dari berbagai negara untuk berdiskusi, bertukar ide, serta mengembangkan proyek-proyek berorientasi sosial dan pembangunan berkelanjutan (SDGs).

Tahun ini, IYEN mengangkat tema “Youth-Led Solutions for Sustainable Development Goals”, menekankan peran pemuda dalam menciptakan solusi bagi tantangan global.

Dukungan dari Pemerintah dan Akademisi

Prestasi Agung mendapat apresiasi dari Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Disparpora) Kota Balikpapan, Ratih Kusuma.

Kami sangat mengapresiasi dan berterima kasih kepada Agung Widiyanto yang telah mengharumkan nama Kota Balikpapan di kancah internasional. Ini membuktikan bahwa pemuda Kaltim memiliki daya saing tinggi. Kami berharap prestasi ini menginspirasi lebih banyak generasi muda untuk terus berinovasi dan membawa nama daerah ke tingkat global,” ujar Ratih Kusuma.

Sementara itu, Ketua Program Studi S1 Manajemen Universitas Mulia, Dr. Pudjiati, turut bangga dengan pencapaian Agung.

Keberhasilan ini bukan hanya membanggakan bagi Agung secara pribadi, tetapi juga bagi Universitas Mulia dan Program Studi Manajemen. Ajang internasional ini memberikan wawasan luas, meningkatkan keterampilan komunikasi, serta membangun jaringan global. Kami berharap pengalaman ini dapat menginspirasi mahasiswa lain untuk terus berprestasi dan berkontribusi bagi masyarakat,” tuturnya.

Proyek Inovasi Digital SDGs dan Rencana Implementasi di Balikpapan

Dalam kompetisi IYEN, Agung mempresentasikan proyek inovasi digital berbasis pembangunan berkelanjutan (SDGs) di bidang ekonomi. Proyek ini mendapat apresiasi dari para juri karena dinilai memiliki potensi besar untuk diimplementasikan secara nyata.

Sekembalinya ke Balikpapan, Agung berencana untuk mengembangkan serta menerapkan inovasi ini di daerahnya.

Rencana konkret saya adalah mengimplementasikan inovasi ini di Kota Balikpapan serta menjadi pemuda penggerak dan role model bagi generasi muda lainnya. Saya ingin membuktikan bahwa pemuda Balikpapan mampu memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat,” ujar Agung.

Pemuda Kaltim di Kancah Internasional

Keberhasilan Agung menambah daftar panjang prestasi pemuda Kalimantan Timur di forum internasional. Sebelumnya, sejumlah pemuda Kaltim juga telah meraih penghargaan dalam berbagai ajang global, menegaskan potensi besar generasi muda daerah ini di bidang akademik, inovasi, dan kepemimpinan.

Dengan semakin banyaknya pemuda yang berprestasi di tingkat dunia, harapannya Kalimantan Timur dapat terus mencetak talenta-talenta unggul yang siap membawa perubahan positif bagi Indonesia dan dunia.

(SA/Kontributor)

Agung Widiyanto, mahasiswa Universitas Mulia, berhasil meraih penghargaan sebagai Pemuda Terbaik kategori Intelegensia Putra Duta Pemuda Kota Balikpapan 2025. Foto: Istimewa

Pemuda Berprestasi, Agen Perubahan untuk Masa Depan Kota Balikpapan

UM – Ajang bergengsi Pemilihan Duta Pemuda Kota Balikpapan 2025 yang digelar di Gedung Kesenian Balikpapan, Jumat (21/2), berlangsung meriah. Ajang ini diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (DISPARPORA) Kota Balikpapan, bekerja sama dengan Dewan Pengurus Cabang Purna Prakarya Muda Indonesia untuk mencari pemuda-pemudi berbakat yang siap menjadi agen perubahan bagi daerahnya.

Ratusan peserta dari berbagai institusi pendidikan di Balikpapan bersaing dalam ajang ini. Mereka mengikuti tahapan seleksi ketat yang meliputi tes kesehatan, tes Samapta untuk menguji ketahanan fisik serta wawancara terkait wawasan kebangsaan.

Mereka juga memiliki wawasan tentang isu kepemudaan, budaya lokal dan nasional serta memiliki kemampuan berbahasa Inggris yang baik. Selain itu, peserta juga menjalani tes psikologi dan evaluasi kepribadian oleh tim ahli.

Kepala DISPARPORA Kota Balikpapan CI Ratih Kusuma menegaskan bahwa pemilihan Duta Pemuda bukan sekadar ajang pencarian bakat, tetapi langkah strategis dalam membina generasi muda yang akan berkontribusi dalam pembangunan daerah.

Pemilihan Duta Pemuda ini bukan sekadar ajang kompetisi, tetapi merupakan langkah strategis untuk mengidentifikasi dan membentuk pemimpin muda yang siap menjadi agen perubahan bagi Kota Balikpapan,” ujarnya.

Sementara itu, setelah melalui proses seleksi ketat, Agung Widiyanto, mahasiswa Universitas Mulia, berhasil meraih penghargaan sebagai Pemuda Terbaik kategori Intelegensia Putra Duta Pemuda Kota Balikpapan 2025.

Prestasi ini menjadi bukti nyata bahwa pemuda Balikpapan memiliki potensi besar untuk bersaing dan berkontribusi bagi kemajuan daerahnya.

Agung mengungkapkan rasa syukurnya atas pencapaian ini dan menegaskan bahwa keberhasilannya bukan hanya miliknya pribadi, tetapi juga hasil dari dukungan orang-orang di sekelilingnya.

Pencapaian ini bukan hanya tentang saya, tetapi juga tentang orang-orang hebat di sekitar saya yang selalu mendukung, mendoakan, dan menginspirasi,” ungkapnya dengan rendah hati.

Ia juga menegaskan bahwa gelar yang diraihnya membawa tanggung jawab besar untuk terus menjadi inspirasi bagi generasi muda.

Ini bukan sekadar penghargaan, tetapi amanah agar saya bisa menjadi penggerak, pelopor perubahan, dan role model bagi pemuda lainnya. Kami, generasi muda, harus menjadi agen inovasi dan inspirasi yang terus berkontribusi bagi masyarakat, lingkungan, kota, dan bangsa,” tegasnya.

Sebagai Duta Pemuda, para pemenang akan mendapatkan kesempatan untuk mewakili Kota Balikpapan dalam berbagai kegiatan tingkat lokal, nasional, hingga internasional.

Para Duta Pemuda diharapkan dapat membawa aspirasi pemuda Kota Balikpapan turut serta dalam berbagai program pembangunan daerah.

Ajang bergengsi Pemilihan Duta Pemuda Kota Balikpapan 2025 yang digelar di Gedung Kesenian Balikpapan, Rabu (21/2), berlangsung meriah. Foto: Istimewa

Ajang bergengsi Pemilihan Duta Pemuda Kota Balikpapan 2025 yang digelar di Gedung Kesenian Balikpapan, Rabu (21/2), berlangsung meriah. Foto: Istimewa

Agung Widiyanto bersama kedua orangtuanya yang mendukung penuh. Foto: Istimewa

Agung Widiyanto bersama kedua orangtuanya yang mendukung penuh. Foto: Istimewa

Agung Widiyanto bersama dua orang dosennya, Rizki Zulkarnaen dan Richki Hardi, hadir dan turut memberikan dukungan. Foto: Istimewa

Agung Widiyanto bersama dua orang dosennya, Rizki Zulkarnaen dan Richki Hardi, hadir dan turut memberikan dukungan. Foto: Istimewa

Dukungan Universitas Mulia dalam Pengembangan Mahasiswa

Keberhasilan Agung Widiyanto, mahasiswa S1 Manajemen, mendapat apresiasi dari Ketua Program Studi S1 Manajemen Universitas Mulia, Dr. Pudjiati, S.E., M.M.. Ia mengungkapkan kebanggaannya atas prestasi yang diraih mahasiswanya di bidang kepemudaan.

Bagi saya, ini merupakan kebanggaan tersendiri bagi Prodi Manajemen. Kami tidak hanya mencetak mahasiswa yang unggul secara intelektual, tetapi juga mereka yang mampu bersaing dengan pemuda-pemudi lainnya di Balikpapan,” ujar Dr. Pudjiati.

Ia juga menekankan pentingnya pengalaman di luar kampus bagi mahasiswa, terutama dalam pengembangan karakter, jiwa kepemimpinan, serta wawasan sosial mereka.

Pengalaman seperti ini sangat penting bagi mahasiswa, karena mengasah keterampilan yang tidak mereka dapatkan hanya di dalam kelas. Semoga prestasi ini dapat menginspirasi mahasiswa lain untuk terus berkarya di luar kampus dan mempertahankan pencapaian ini di tahun-tahun mendatang,” tambahnya.

Pemilihan Duta Pemuda Kota Balikpapan 2025 bukan sekadar ajang kompetisi, tetapi juga menjadi momentum penting dalam pemberdayaan pemuda untuk berperan aktif dalam pembangunan kota.

Melalui ajang ini, DISPARPORA dan DPC Purna Prakarya Muda Indonesia Kota Balikpapan berharap dapat melahirkan pemimpin muda yang tidak hanya berprestasi secara akademik, tetapi juga memiliki jiwa sosial tinggi, inovatif, dan berkontribusi nyata bagi masyarakat.

Dengan semangat berembuk, berdampak, dan bermanfaat, para Duta Pemuda ini diharapkan menjadi inspirasi bagi generasi muda lainnya dalam menghadapi tantangan masa depan serta membawa Balikpapan menuju kemajuan yang lebih gemilang.

(SA/Kontributor)

Para mahasiswa mendapatkan pendampingan oleh beberapa dosen, di antaranya selaku dosen pembina Dr. Agung Sakti Pribadi, S.H., M.H. yang didampingi dosen Prodi Hukum M. Asyharuddin, S.H., M.H., dan Jhuanda, S.H., M.H. Foto: Media Kreatif

Simulasi Debat Hukum Mata Kuliah Pendidikan Anti Korupsi

UM – Ballroom Cheng Ho Universitas Mulia, Kamis (9/1/2025), menjadi saksi perdebatan sengit antara mahasiswa dari berbagai program studi. Mereka terlibat dalam simulasi debat hukum yang mengupas tuntas dugaan korupsi mantan Menteri Perdagangan RI, Thomas Lembong, dalam perspektif hukum dan ekonomi.

Acara ini bukan hanya sekadar simulasi, melainkan juga sebuah upaya untuk meningkatkan kesadaran mahasiswa tentang pentingnya integritas, keadilan, dan pemberantasan korupsi.

Debat hukum ini merupakan bagian dari mata kuliah Pendidikan Anti Korupsi, yang bertujuan untuk membekali mahasiswa dengan kemampuan analisis dan argumentasi dalam menghadapi isu-isu hukum, khususnya korupsi.

“Korupsi adalah masalah mental yang mendunia, dan kita sebagai generasi penerus harus bisa memahami bentuk-bentuk korupsi dan bagaimana peran masyarakat untuk mengatasinya,” ujar Dr. Agung Sakti Pribadi, dosen pengampu mata kuliah tersebut.

Penangkapan dan penahanan Tom Lembong dengan tuduhan korupsi menimbulkan pendapat pro dan kontra di masyarakat.

Pasalnya, Tom yang menjabat Menteri Perdagangan tahun 2015-2016 di era Presiden Joko Widodo ini dikenal sebagai pejabat yang bersih, cerdas dan santun. Tom lulusan Harvard University Amerika Serikat, sebelum menjabat menteri memiliki rekam jejak dan prestasi yang cemerlang .

Mahasiswa semester tiga saling berdebat terkait Tom Lembong. Mereka berasal dari Prodi Informatika, Sistem Informasi (SI), dan Teknologi Informasi (TI) membahas Pro dan Kontra dengan sudut pandang sebagai Jaksa Penuntut Umum dan sisi lainnya berdiri sebagai pengacara.

Para mahasiswa mendapatkan pendampingan oleh beberapa dosen, di antaranya selaku dosen pembina Dr. Agung Sakti Pribadi, S.H., M.H. yang didampingi dosen Prodi Hukum M. Asyharuddin, S.H., M.H., dan Jhuanda, S.H., M.H.

Suasana debat hukum di Ballroom Cheng Ho, yang dipimpin dosen pembina Dr. Agung Sakti Pribadi, S.H., M.H. yang didampingi dosen Prodi Hukum M. Asyharuddin, S.H., M.H., dan Jhuanda, S.H., M.H. Foto: Media Kreatif

Suasana simulasi debat hukum di Ballroom Cheng Ho, yang dipimpin dosen pembina Dr. Agung Sakti Pribadi, S.H., M.H. yang didampingi dosen Prodi Hukum M. Asyharuddin, S.H., M.H., dan Jhuanda, S.H., M.H. Foto: Media Kreatif

Mahasiswa membahas Pro dan Kontra dengan sudut pandang sebagai Jaksa Penuntut Umum dan sisi lainnya berdiri sebagai pengacara. Foto: Media Kreatif

Mahasiswa membahas Pro dan Kontra dengan sudut pandang sebagai Jaksa Penuntut Umum dan sisi lainnya berdiri sebagai pengacara. Foto: Media Kreatif

Mahasiswa semester tiga saling berdebat terkait Tom Lembong. Mereka berasal dari Prodi Informatika, Sistem Informasi (SI), dan Teknologi Informasi (TI). Foto: Media Kreatif

Mahasiswa semester tiga saling berdebat terkait Tom Lembong. Mereka berasal dari Prodi Informatika, Sistem Informasi (SI), dan Teknologi Informasi (TI). Foto: Media Kreatif

Analisis Kasus dari Tim Jaksa Penuntut Umum

Tim jaksa penuntut umum, yang terdiri dari beberapa kelompok mahasiswa, menyajikan argumen yang kuat terkait dugaan penyalahgunaan wewenang dan tindak pidana korupsi yang dilakukan Thomas Lembong.

“Terdakwa tidak hanya melanggar hasil rapat koordinasi yang menyatakan tidak perlu impor gula, tapi juga merugikan negara sebesar 1,5 triliun,” kata salah seorang mahasiswa dari pihak perwakilan jaksa penuntut umum.

Jaksa penuntut juga berargumen bahwa terdakwa telah menerbitkan izin impor kepada perusahaan yang tidak memenuhi syarat.

“Tindakan tersebut merugikan petani lokal yang terpaksa menjual hasil panen mereka dengan harga jauh di bawah harga pasar dan juga menyebabkan manipulasi pasar melalui penimbunan gula,” lanjutnya.

Tim jaksa menyoroti pelanggaran Pasal 2 dan 3 UU No. 31/1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dan Pasal 19 UU No. 5/1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.

Jaksa penuntut juga menekankan temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang menunjukkan adanya penyimpangan prosedur dan kerugian negara akibat kebijakan impor gula.

Pembelaan dari Tim Penasihat Hukum

Di sisi lain, tim penasihat hukum berargumen bahwa Tom Lembong tidak melakukan korupsi. Mereka menyajikan data bahwa impor gula dilakukan atas persetujuan kepresidenan.

“Jika ada surplus atau impor gula, hal ini terjadi atas persetujuan kepresidenan. Jadi, salahkan kepresidenan pada saat itu,” ujar salah seorang anggota tim penasihat hukum.

Tim ini juga menyajikan 6 saksi ahli yang menyatakan bahwa untuk menjadikan seseorang tersangka, harus ada dua hal: kerugian negara dan niat jahat.

“Klien kami tidak memiliki niat jahat dan tidak ada dana yang masuk ke rekeningnya,” ungkap tim pengacara.

Mereka juga mengkritik proses hukum yang dianggap tidak adil dan terkesan dipaksakan. Tim penasihat hukum juga menegaskan bahwa impor gula dilakukan berdasarkan kebutuhan nasional untuk menjaga kestabilan harga dan pasokan.

Perdebatan Mengenai Bukti dan Legalitas

Perdebatan semakin memanas saat tim jaksa menunjukkan bukti-bukti yang mereka miliki, namun tim penasihat hukum mempertanyakan keabsahan bukti-bukti tersebut.

Salah satu poin krusial adalah perbedaan pendapat mengenai apakah tindakan Tom Lembong lebih tepat dikategorikan sebagai kekeliruan administratif atau tindak pidana korupsi.

“Jika memang ada kesalahan dalam memahami regulasi tersebut, hal ini seharusnya dipandang sebagai sebuah kekeliruan administratif, bukan sebagai tindakan yang melanggar hukum,” tegas salah satu penasihat hukum.

Kesimpulan dan Tuntutan

Tim jaksa penuntut umum menyatakan bahwa Tom Lembong tetap bersalah berdasarkan bukti-bukti yang ada dan menuntut hukuman pidana minimal 4 tahun dan maksimal 20 tahun penjara serta denda setinggi-tingginya.

Jaksa juga menuntut pemulihan kerugian negara dan sanksi terhadap korporasi yang terlibat.

Sementara itu, tim penasihat hukum memohon kepada hakim untuk membebaskan Thomas Lembong dari segala tuntutan dengan alasan bahwa klien mereka melakukan tindakan sesuai dengan prosedur dan tidak terbukti melakukan korupsi.

Simulasi Debat Hukum

Kegiatan debat hukum ini tidak lebih dari simulasi perdebatan yang menjadi tugas mata kuliah Pendidikan Anti Korupsi. Dengan demikian, hal ini merupakan bagian dari pendidikan dan pemberdayaan bagi mahasiswa.

Para mahasiswa dibekali dengan kemampuan menganalisis kasus, menyusun argumentasi, dan berpikir kritis.

Mahasiswa juga mendapat pencerahan mengenai pentingnya penegakan hukum dan keadilan serta bahaya korupsi.

Melalui acara ini, para mahasiswa diharapkan dapat memperkaya pengetahuan hukum dan wawasannya tentang isu-isu aktual.

“Mudah-mudahan kalian bisa menjelaskan betul-betul untuk apa yang disampaikan oleh penasehat hukum, kita paham apa yang dilakukan adalah benar,” kata Dr. Agung Sakti Pribadi.

Debat hukum ini mengupas tuntas dugaan korupsi mantan Menteri Perdagangan Tom Lembong. Acara ini digelar di Universitas Mulia dengan melibatkan mahasiswa dari berbagai program studi.

Melalui perdebatan sengit ini mahasiswa berhasil menunjukkan kemampuan menganalisis, berargumentasi, dan berpikir kritis.

Kasus ini memberikan gambaran betapa rumit dan rentannya sistem hukum dan ekonomi di Indonesia.

Debat hukum ini bukan hanya menjadi ajang perdebatan, tetapi juga wadah untuk meningkatkan kesadaran mahasiswa akan pentingnya pemberantasan korupsi.

Debat hukum mengenai kasus dugaan korupsi Tom Lembong di Universitas Mulia diharapkan memberikan wawasan mendalam kepada para mahasiswa tentang kompleksitas isu hukum, ekonomi, dan politik di Indonesia.

Usai menggelar debat hukum, mahasiswa dinilai berhasil menunjukkan kemampuan luar biasa dalam menganalisis, berargumentasi, dan mengaplikasikan pengetahuannya.

“Kegiatan ini menjadi bukti bahwa generasi muda memiliki potensi besar untuk menjadi agen perubahan dan menegakkan keadilan di masa depan. Perdebatan ini juga diharapkan akan meningkatkan kesadaran pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam pemerintahan,” pungkas Dr. Agung Sakti Pribadi.

(SA/Kontributor)

Seorang mahasiswa dari perguruan tinggi lain bertanya kepada narasumber Kuliah Umum, Jumat (27/9). Foto: Media Kreatif

Tantangan Persaingan Usaha Gen Z Agar Naik Kelas di Era Digital

UM – Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) bekerja sama dengan Program Studi S1 Hukum menggelar Kuliah Umum tentang Ekonomi Persaingan Usaha. Kegiatan ini berlangsung di Ballroom Cheng Ho Kampus Utama, Jalan Letjen Zaini Azhar Maulani Balikpapan, Jumat (27/9) pagi.

Dalam kesempatan ini, hadir anggota KPPU RI Dr. Eugenia Mardanugraha, S.Si., M.E bersama Kepala Kantor Wilayah V KPPU Samarinda FY Andriyanto dan Kepala Bidang Penegakan Hukum Kanwil V KPPU Samarinda Yunan Andika Putra, S.H, M.H.

Ketiganya disambut hangat Direktur Eksekutif Yayasan Airlangga Dr. Agung Sakti Pribadi, Dekan Fakultas Humaniora dan Kesehatan (FHK) Dr. Mada Aditia Wardhana, Plt. Kaprodi S1 Hukum Kana Kurnia, S.H., M.H, Kaprodi PG AUD Sri Purwanti, S.Pd., M.Pd bersama jajaran dan dosen lainnya.

Dalam paparannya, FY Andriyanto menerangkan bahwa KPPU merupakan lembaga non-struktural atau independen yang dibentuk oleh UU no. 5/1999. KPPU bertanggung jawab kepada Presiden dan DPR. KPPU berwenang menjalankan amanat UU no. 5/1999 dan amanat Pengawasan Kemitraan pada UU no. 20/2008.

“Tujuan KPPU adalah meningkatkan persaingan usaha dan kemitraan sehat untuk mendorong perekonomian nasional yang berkeadilan dan berkesinambungan guna meningkatkan kesejahteraan rakyat,” tutur Andriyanto.

Dengan adanya persaingan usaha, manfaatnya adalah semakin terbukanya akses masuk ke pasar sehingga mendorong peran pelaku usaha yang lebih besar.

Selain itu, adanya persaingan usaha mendorong hadirnya produk yang semakin beragam. Hal ini memungkinkan konsumen menentukan pilihan, mendorong pelaku usaha menciptakan inovasi, dan harga barang yang sesuai kualitas dan layanan serta manfaat lainnya.

Sementara itu, Yunan Andika Putra mengatakan, KPPU merupakan lembaga independen yang bertugas untuk mengawasi pelaksanaan kemitraan antara usaha kecil dengan usaha menengah, dan usaha kecil dengan usaha besar.

Jumlah UMKM di Indonesia pada tahun 2022 tercatat sebesar 64,2 juta, dengan kontribusi terhadap PDB Nasional sebesar 60,51%. UMKM mampu menyerap 97 persen dari total tenaga kerja dan menghimpun 60,42 persen dari total investasi.

Berbagai kebijakan dirumuskan untuk mendorong UMKM naik kelas, termasuk memberikan perlindungan melalui KPPU.

Anggota KPPU RI Dr. Eugenia Mardanugraha, S.Si., M.E menerima cenderamata dari Dekan FHK Dr. Mada Aditia Wardhana disaksikan Kepala Bidang Penegakan Hukum Kanwil V KPPU Samarinda Yunan Andika Putra. Foto: Media Kreatif

Anggota KPPU RI Dr. Eugenia Mardanugraha, S.Si., M.E menerima cenderamata dari Dekan FHK Dr. Mada Aditia Wardhana disaksikan Kepala Bidang Penegakan Hukum Kanwil V KPPU Samarinda Yunan Andika Putra. Foto: Media Kreatif

Kepala Kantor Wilayah V KPPU Samarinda FY Andriyanto saat memaparkan KPPU kepada peserta Kuliah Umum. Foto: Media Kreatif

Kepala Kantor Wilayah V KPPU Samarinda FY Andriyanto saat memaparkan tugas dan fungsi KPPU kepada peserta Kuliah Umum. Foto: Media Kreatif

Foto bersama KPPU RI dengan Dekan FHK bersama mahasiswa dan dosen peserta Kuliah Tamu. Foto: Media Kreatif

Foto bersama KPPU RI dengan Dekan FHK bersama mahasiswa dan dosen peserta Kuliah Umum. Foto: Media Kreatif

Persaingan Usaha Gen Z

Seiring dengan materi kuliah umum yang diikuti para mahasiswa dari kalangan Gen Z, media ini bertanya bagaimana KPPU memandang upaya generasi Z yang memiliki usaha rintisan agar bisa naik kelas di tengah persaingan.

Eugenia Mardanugraha mengatakan, dirinya mengakui saat ini dunia usaha menghadapi tantangan persaingan usaha yang sangat ketat, terutama dengan adanya perekonomian digital.

“Jadi, semua transaksi ekonomi sekarang itu dijalankan secara digital baik transaksi pembayarannya maupun jual belinya. Dan kemudian produk-produknya juga itu banyak sekali yang produk-produk digital,” ujarnya.

Eugenia mengatakan, KPPU akan terus berusaha melakukan tugasnya, baik pada usaha perekonomian yang bersifat tradisional maupun digital.

“KPPU melakukan tugasnya untuk meningkatkan efisiensi di dalam ekonomi yang tentunya itu dicerminkan di dalam usaha-usaha yang termasuk di dalam usaha Gen Z ini supaya naik kelas, gitu,” ujarnya.

“Jadi, supaya dia itu bertambah besar, yang tadinya dari usaha kecil menjadi usaha besar, yaitu yang terus diusahakan oleh KPPU, termasuk melakukan perubahan di dalam undang-undang untuk bisa mengakomodir pengawasan di era ekonomi digital ini,” tambahnya.

Apakah KPPU menangani Money Laundering?

Yunan Andika mengatakan, KPPU bergerak berdasarkan Undang Undang nomor 20 tahun 2008.

“Kalau UMKM, hal itu terkait dengan pengawasan kemitraan. Jadi, kewenangan KPPU hanya sebatas dalam undang-undang itu. Jadi, ketika kita melihat money laundering, berarti ini kan berada pada ranah pidana, kemitraan antar pelaku usahanya,” ujarnya.

Yunan kemudian memberikan contoh hal-hal yang bisa dilakukan oleh KPPU, misalnya, pada pelaku usaha Franchise. Usaha jenis Franchise memungkinkan pelaku usaha melebarkan sayap dengan membuka banyak cabang usaha di daerah lain.

Terhadap usaha Franchise tersebut, KPPU akan melihat bagaimana usaha tersebut dikerjasamakan dengan pihak lain. Bagaimana hubungan dengan pihak lain? Bagaimana mengatur perjanjian?

Termasuk juga melakukan pengawasan apakah perjanjian dibuat sepihak? Ketika dibuat sepihak, apakah kedua-duanya saling menguntungkan? Apakah terdapat kesetaraan ataukah hanya modus untuk bisa memperbesar keuntungan bagi pelaku usaha Franchise?

“Jadi, kita harus melihat terlebih dahulu. Ketika KPPU ini diminta untuk menindaklanjuti tindak pidana korupsi, KPPU tidak bisa, karena dasar hukum tidak diminta untuk menindaklanjuti terkait dengan tindak pidana korupsi,” ujar Yunan.

Menurutnya, yang bisa KPPU lakukan adalah melakukan pengawasan kemitraan pada sebuah kartel perjanjian dengan pelaku usaha yang seharusnya bersaing, kemudian terjadi kompromi untuk menetapkan suatu harga bersama.

“Itulah yang menjadi tujuan dari KPPU, kewenangan dari KPPU masuk disitu,” ujarnya.

“Peran dari KPPU adalah ketika terjadi abuse of bargaining position, bagaimana KPPU bisa menaikkan daya tawar pelaku usaha kecil menjadi setara dengan pelaku usaha besar sehingga disitu tercipta kemitraan yang fair,” pungkasnya.

(SA/Shafira/Kontributor)

Pentas musik mahasiswa Universitas Mulia di Baltim Creative Expo, di Pantai Manggar, Balikpapan, 1-2 Juni 2024. Foto: Istimewa

UM – Sejumlah mahasiswa dan dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis turut berpartisipasi dalam kegiatan Baltim Creative Expo (BCE). Kegiatan ini digelar oleh Kantor Kecamatan Balikpapan Timur, bertempat di Ampiek Theatre Pantai Segara Sari Manggar, 1-2 Juni 2024.

Kegiatan ini bertepatan dengan pelaksanaan Rakernas XVII Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) di Kota Balikpapan sebagai tuan rumah.

“Creative Expo merupakan salah satu wujud upaya pemerintah dalam memberdayakan dan memajukan produk UMKM, dengan pendayagunaan potensi lokal untuk peningkatan kreativitas, inovasi, dan promosi di Balikpapan Timur,” tutur Camat Balikpapan Timur Mustamin, seperti dikutip dari Kaltim Post, Senin (3/6).

Mustamin berharap BCE dapat bermanfaat bagi masyarakat sekitar, mendorong serta memfasilitasi para pelaku usaha UMKM, pelaku seni, dan masyarakat untuk bangkit dan lebih sejahtera.

Pada kesempatan ini turut hadir Dekan FEB Dr. Ivan Armawan dan Ketua Program Studi S1 Manajemen Pudjiati, S.E., M.M yang mendampingi mahasiswa.

Tampak Dekan FEB Dr. Ivan Armawan dan Kaprodi S1 Manajemen Pudjiati bersama pejabat Kecamatan Balikpapan Timur. Foto: Istimewa

Tampak Dekan FEB Dr. Ivan Armawan dan Kaprodi S1 Manajemen Pudjiati bersama pejabat Kecamatan Balikpapan Timur. Foto: Istimewa

Kaprodi S1 Manajemen Pudjiati bersama para mahasiswanya di sebuah stand UMKM mahasiswa. Foto: Istimewa

Kaprodi S1 Manajemen Pudjiati bersama para mahasiswanya di sebuah stand UMKM mahasiswa. Foto: Istimewa

Kaprodi S1 Manajemen Pudjiati bersama para mahasiswanya. Foto: Istimewa

Kaprodi S1 Manajemen Pudjiati bersama para mahasiswanya sebagai penari. Foto: Istimewa

Sementara itu, Pudjiati mengatakan dalam kegiatan ini mahasiswa berpartisipasi sebagai bentuk implementasi kerjasama yang telah terjalin sebelumnya.

“Ini bentuk implementasi Kita kerjasama dengan pemerintahan,” tuturnya.

Dalam kegiatan ini, Pudjiati mengatakan mahasiswa ikut serta terlibat dan menjadi bagian dari Baltim Creative Expo dalam kepanitiaan.

Beberapa kegiatan mengisi BCE antara lain pertunjukan seni tari, festival musik, aksi seniman suling Sunda, atraksi bela diri karate, dan festival jajanan kuliner.

“Mahasiswa juga menjadi penari pembuka menyambut hadirin, kemudian ada band mahasiswa menghibur penonton, juga ikut meramaikan lapak stand UMKM,” ungkap Pudjiati.

Menurutnya, partisipasi mahasiswa dalam kegiatan ini merupakan perwujudan dari tri dharma perguruan tinggi, terutama di bidang pengabdian kepada masyarakat.

“Di sini, mahasiswa dapat menerapkan hasil pembelajaran di kampus, kemudian mengasah keterampilan berinteraksi dengan masyarakat sehingga memperoleh pengalaman bagaimana menjadi agen perubahan di lingkungan sekitar,” tuturnya.

Selain itu, mahasiswa dapat belajar bagaimana menerapkan pola kerja Entrepreneurship atau kewirausahaan, yang digunakan untuk mengembangkan dan menjalankan bisnis atau usaha.

Pola kerja ini melibatkan langkah-langkah konkret yang diambil oleh seorang wirausaha untuk menyusun perencanaan, kemudian melaksanakan, dan mengelola bisnisnya.

“Di sini, mahasiswa bukan hanya bersenang-senang, tetapi kami berharap mahasiswa juga bisa melihat, mengidentifikasi, dan mengambil peluang bisnis yang menjadi kebutuhan pasar yang belum terpenuhi, tren pasar, atau celah yang bisa diisi,” tutupnya.

(SA/Kontributor)

Humas UM-Mahasiswa universitas mulia atas nama Muhammad Farhan Ramadhan mengikuti Lomba Musabaqoh Tilawatil Quran yang diadakan di gedung UNIBA Balikpapan ,sabtu 16/12/2023. Lomba MTQ ini dilaksanakan setingkat provinsi karena mengundang semua perguruan tinggi dan sekolah menengah atas sekalimantan timur . cabang kegiatan lomba dibagi menjadi 3 cabang yakni, lomba Tilawah dengan 16 peserta , lomba da’i dan da’iyah dengan 17 peserta dan Hifdzil Quran dengan 26 peserta.

seluruh peserta lomba tilawah

Wakil rektor 3 Bidang Kemahasiswaan bapak Mundzir S.Kom., M.T. didampingi oleh pembina UKM Al Izzah ibu Wahyu Nur Alimyaningtias dan Ibu Isa Rosita menerima piala prestasi yang telah didapatkan oleh mahasiswa sebagai bentuk kepedulian terhadap prestasi yang sudah diraih oleh mahasiswa. dalam penyampaian beliau merasa mahasiswa perlu menunjukan kemampuan diri nya dalam berbagai bidang agar dapat terus meningkatakan prestasi. Pembina UKM Al Izzah juga menyampaikan kepada seluruh mahasiswa terutama yang beragama Islam dan tergabung kedalam organisasi keagamaan kampus universitas Mulia untuk tetap istiqomah dalam belajar memperdalam agama untuk bekal dimasa mendatang. selain itu wakil rektor 3 juga menambahkan  “semoga kedepan dapat menelurkan kemampuan nya kepada adik-adik tingkat terutama di UKM Al- Izzah agar dapat menumbuhkan rasa senang membaca Al Quran.” imbuhnya.

wakil rektor 3 Mundzir , S.Kom., M.T (kiri) dan Pembina Al Izzah Wahyu Nur Alimyaningtias, S.Kom., M.Kom

Farhan merupakan salah satu dari mahasiswa yang juga masuk kedalam UKM keagamaan Universitas Mulia Al-Izzah dan tahun ini berkesempatan mendaftar lomba Tilawah dengan 15 pesaing dan berhasil memperoleh juara ke 2 lomba tilawah. menurut farhan saat kegiatan berlangsung semua peserta memiliki talenta dan suara yang merdu, “cukup grogi saat memulai lomba nya, namun alhamdulillah saat membaca tdak grogi lagi.” kata farhan

kegiatan Lomba ini menjadi ajang bagi mahasiswa agar lebih semangat dalam memperdalam Al quran selain itu juga memberi pengalaman spritual yang baik agar bisa terus berkembang dan menjadi pemuda terbaik penmbaca Alquran dengan bacaan yang benar dan lantunan yang indah.