Prof. Aris Junaidi Direktur Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Ditjen Dikti Kemdikbud RI saat mengawali sambutan. Foto: Tangkapan layar

UM – Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi melalui Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan menawarkan kembali Bantuan Dana Inovasi Pembelajaran dan Teknologi Bantu (teknologi asistif) untuk Mahasiswa Berkebutuhan Khusus di Perguruan Tinggi. Penawaran ini disosialisasikan melalui siaran dalam jaringan Internet, Jumat (25/3).

Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Prof. Aris Junaidi pada kesempatan tersebut mengatakan bahwa bantuan dana ini sangat penting untuk dilakukan. “Pertama ini memang kita tidak banyak, tetapi mudah-mudahan yang sedikit itu nanti bisa betul-betul sebagai hal yang sangat bermakna sekali,” tutur Prof. Aris saat mengawali sambutan sosialisasi.

Menurut Prof. Aris, tahun 2021 ini diharapkan ada 122 perguruan tinggi yang nantinya dapat menyelenggarakan program ini. “Dan tentu saja ke depan akan terus kita tingkatkan,” tuturnya.

Prof. Aris menerangkan bahwa tujuan program ini adalah selain untuk meningkatkan mutu dan layanan kepada mahasiswa berkebutuhan khusus di perguruan tinggi, juga memiliki dua sasaran. “Yang pertama adalah untuk perguruan tinggi yang memiliki mahasiswa berkebutuhan khusus. Sedangkan yang kedua adalah yang memang belum ada (mahasiswa berkebutuhan khusus),” ungkapnya. Luaran yang diharapkan, lanjut Prof. Aris, terdiri atas luaran klaster 1 dan klaster 2.

Paparan Prof. Munawir terkait Hambatan Mahasiswa Berkebutuhan Khusus. Foto: Tangkapan layar presentasi

Paparan Prof. Munawir terkait Hambatan Mahasiswa Berkebutuhan Khusus. Foto: Tangkapan layar presentasi

Paparan Prof. Munawir terkait Simbol Penyandang Cacat. Foto: Tangkapan layar presentasi

Paparan Prof. Munawir terkait Simbol Penyandang Cacat. Foto: Tangkapan layar presentasi

Adapun yang dimaksud luaran klaster 1 adalah menghasilkan model-model pembelajaran inovatif untuk mahasiswa berkebutuhan khusus, dan teknologi asistif/adaptif untuk mendukung kegiatan belajar mengajar bagi mahasiswa berkebutuhan khusus. Luaran yang dihasilkan harus diimplementasikan atau diujicobakan kepada mahasiswa berkebutuhan khusus di semester berjalan 2021/2022.

Sedangkan luaran klaster 2 adalah cukup menghasilkan teknologi asistif/adaptif untuk individu berkebutuhan khusus. Luaran yang dihasilkan harus diimplementasikan atau diujicobakan kepada individu berkebutuhan khusus yang ada di perguruan tinggi lain.

Baik luaran klaster 1 dan klaster 2 harus menghasilkan artikel yang dipublikasikan dalam seminar atau jurnal yang terakreditasi. Keduanya juga harus memenuhi kriteria mengandung unsur kebaruan.

Yang menarik, model pembelajaran inovatif yang diharapkan harus dilengkapi dengan RPS, bahan/materi ajar, media yang digunakan serta evaluasi. Sedangkan teknologi bantu asistif harus berupa produk yang memenuhi unsur kepraktisan, kegunaan, keselamatan, kemudahan, dan kemandirian untuk individu berkebutuhan khusus.

Sementara itu, pada sosialisasi ini tampil dua orang narasumber yang berasal dari Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta, yakni Prof. Munawir dan Prof. Subagya.

Prof. Munawir memaparkan tentang latar belakang diselenggarakannya konsep pendidikan khusus. “Konstitusional menjamin hak pendidikan setiap warga sebagai bagian hak asasi manusia. Di sisi lain, ada keterbatasan aktualisasi diri bagi penyandang disabilitas dalam pendidikan tinggi,” tutur Prof. Munawir.

Ia menerangkan, pendidikan tinggi sebagai salah satu alasan sebagai faktor penentu dalam memperoleh pekerjaan, karir, dan kualitas hidup. “Tetapi, bagi mahasiswa penyandang disabilitas memiliki hambatan dalam kehidupan akademik dan non-akademik kampus yang dipengaruhi faktor sosial dan lingkungan,” ungkapnya.

Prof. Munawir mengatakan bahwa hambatan yang dialami mahasiswa antara lain hambatan penglihatan, hambatan intelektual, kesulitan belajar spesifik, hambatan pendengaran, hambatan emosi dan tingkah laku, gangguan spektrum autis, hambatan fisik motorik, lamban belajar, dan gangguan perhatian dan hiperaktif.

“Yang penting bagi mereka diberi kesempatan untuk ikut masuk di perguruan tinggi,” tutur Prof. Munawir. Untuk memfasilitasi hal tersebut, Permen Pekerjaan Umum no 30/PRT/M/2006 dan Permen Dikbud nomor 46 tahun 2014 mengatur kondisi terkait aksesibilitas lingkungan fisik khususnya kepada individu berkebutuhan khusus.

Aksesibitilitas yang dimaksud mengandung makna setiap orang semaksimal mungkin memiliki tingkat kemudahan untuk menuju, mencapai, memasuki, dan menggunakan semua fasilitas umum yang ada.

Pada sesi terakhir, Prof. Subagya memaparkan Panduan Bantuan Dana Inovasi Pembelajaran dan Teknologi Bantu (Teknologi Asistif) untuk Mahasiswa Berkebutuhan Khusus di Perguruan Tinggi tahun 2021.

Beberapa persyaratan yang perlu diperhatikan perguruan tinggi pengusul proposal adalah berada di bawah Ditjen Dikti, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Program studi yang diusulkan harus di bidang Pendidikan Akademik.

Perguruan tinggi pengusul memiliki akreditasi program studi minimal B dan AIPT Terakreditasi. Proposal diajukan oleh perguruan tinggi dengan surat pengantar dari pimpinan perguruan tinggi, dan memiliki komitmen untuk melaksanakan program sampai tuntas dengan luaran yang ditargetkan.

Pengusul Klaster 1 wajib mempunyai mahasiswa berkebutuhan khusus aktif pada semester berjalan. Perguruan Tinggi wajib menyediakan dana pendamping maupun fasilitasi.

“Maksimal besaran dana bantuan 50 juta dan perguruan tinggi menyediakan dana pendamping sebesar minimal 10% dari dana bantuan,” tutur Prof. Subagya.

Selanjutnya usulan proposal dapat dikirimkan melalui tautan https://bit.ly/bantuan-dana-pensus-2021 paling lambat tanggal 19 April 2021 pukul 10:00 WIB. Informasi lebih lengkap di Situs Kemdikbud.

Sosialisasi ini diikuti dan dilaporkan oleh perwakilan dari Universitas Mulia. (SA/PSI)

Sosialisasi dan Pendampingan Pelaporan SPT Tahunan bagi wajib pajak, Rabu (10/3). Foto: Tangkapan layar

UM – Tax Center UM dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mulia bersama dengan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Kalimantan Timur dan Utara (Kaltimtara) menggelar sosialisasi dan pendampingan pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT) Pajak Tahunan melalui DJP Online. Kegiatan ini disiarkan dalam jaringan Internet atau daring, Rabu (10/3) yang lalu.

Plt. Dekan FEB Ivan Armawan, S.E., M.M. mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari implementasi UU nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, yakni Perguruan Tinggi wajib menyelenggarakan Tri Dharma Perguruan Tinggi.

Dalam rangka mewujudkan Pengabdian pada Masyarakat di bidang edukasi perpajakan, FEB bersama Tax Center UM menjalankan perannya sebagai Agensi Pajak melalui Program Relawan Pajak. Salah satu kegiatannya adalah melakukan penyuluhan dan pendampingan wajib pajak pribadi dan/atau badan dalam rangka pelaporan SPT pajak.

“Kami berharap, kegiatan ini merupakan proses implementasi secara online tidak mengurangi inti pelaporan SPT Tahunan bagi wajib pajak pribadi maupun badan,” tutur Ivan Armawan.

Seperti diketahui sebelumnya, Universitas Mulia telah bekerja sama dengan Kanwil DJP Kaltimtara membentuk Tax Center Universitas Mulia (UM) yang telah ditandatangani Rektor Dr. Agung Sakti Pribadi, S.H., M.H. pada tanggal 22 Juli 2020 yang lalu bersama dengan perguruan tinggi lainnya, yakni STT Migas Balikpapan dan Akbid Borneo Medistra Balikpapan.

Ketua Tax Center UM Hety Devita, S.E., M.M. mengatakan bahwa kegiatan Relawan Pajak telah berlangsung sejak 2019 yang lalu. “Tax Center UM tidak hanya memberikan pelayanan perpajakan untuk sivitas akademika Universitas Mulia saja, tetapi juga untuk masyarakat sekitar, termasuk UMKM dan warga Balikpapan,” tutur Hety Devita.

“Pelayanan yang diberikan adalah pendampingan pengisian Form 1770 S, 1770 SS, dan E-Filling,” ungkap Hety. Pelayanan tersebut bukan saja dilakukan oleh dosen dari FEB, terangnya, tetapi juga oleh mahasiswa yang tergabung dalam Relawan Pajak Tax Center UM.

Sosialisasi dan Pendampingan Pelaporan SPT Tahunan bagi wajib pajak, Rabu (10/3). Foto: Tangkapan layar

Sosialisasi dan Pendampingan Pelaporan SPT Tahunan bagi wajib pajak, Rabu (10/3). Foto: Tangkapan layar

Hety menyebut, selain dirinya, juga ada beberapa dosen FEB yang telah bergabung sebagai Relawan Pajak Tax Center UM, di antaranya Ivan Armawan, S.E., M.M, Lidia Rohana, S.E., M.Ak., Isti Prabawani, S.E., M.M., FX. Nanang Sujatmiko, S.Kom., M.M., serta mahasiswa FEB.

Ia mengatakan, sosialisasi ini diikuti peserta bukan saja dosen dan karyawan Universitas Mulia, tetapi juga karyawan Yayasan Airlangga, UMKM di lingkungan RT 41 Perumahan Balikpapan Regency Kelurahan Sepinggan Baru serta pelaku UMKM lainnya di wilayah Balikpapan dan sekitarnya.

Hety ingin menggugah pentingnya kesadaran masyarakat terhadap pajak. Menurutnya, sudah menjadi kewajiban negara berwenang memungut pajak dari rakyat yang digunakan untuk meningkatkan pembangunan dan mensejahterakan rakyat.

“Sistem pemungutan pajak yang dipakai saat ini adalah self-assessment system, yaitu sistem pemungutan yang memberi kepercayaan kepada wajib pajak untuk menghitung, melaporkan utang pajak yang tertuang dalam SPT Tahunan, dan menyetorkan laporan kewajiban pajaknya,” tuturnya.

Kewajiban pelaporan SPT Tahunan berdasar pada Undang-undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan pasal 3 menyebutkan, “Setiap Wajib Pajak wajib mengisi Surat Pemberitahuan dengan benar, lengkap, dan  jelas, dalam bahasa Indonesia dengan menggunakan huruf Latin, angka Arab, satuan mata uang Rupiah, dan menandatangani serta menyampaikannya ke kantor Direktorat Jenderal Pajak tempat wajib pajak terdaftar atau dikukuhkan atau tempat lain yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak”.

Usai kegiatan sosialisasi, tercatat beberapa dosen dan karyawan telah melaporkan SPT. Mereka merasa tergugah kesadarannya untuk rutin melaporkan kewajiban pajak dan mendapatkan manfaatnya untuk menunjang kewajiban melaksanakan kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi.

“Betul, sosialisasi ini bagus sekali dan perlu secara berkelanjutan disampaikan kepada masyarakat setiap tahun, tujuannya tentu untuk menggugah kesadaran masyarakat. Kalau sudah melaporkan SPT Tahunan, rasanya senang bisa ikut andil membayar pajak,” tutur salah satu dosen Informatika Fakultas Ilmu Komputer yang enggan disebut namanya.

Menurutnya, dulu ia mengira tidak perlu melaporkan SPT pajak mengingat slip gaji setiap bulan yang diterimanya sudah dipotong pajak. “Tapi ternyata kita perlu melaporkan SPT sehingga manfaatnya memudahkan dosen seperti saya untuk beberapa keperluan ke depan,” tuturnya.

Ia mengatakan, jauh sebelumnya ia mengira tidak ada dampaknya jika tidak memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak atau NPWP, apalagi melaporkan SPT Tahunan. Namun, seiring berjalannya waktu terkait dengan penelitian dosen dengan hibah pendanaan dari pemerintah, misalnya, hibah pengabdian masyarakat, pelaksanaan pendidikan dan pengajaran, sertifikasi, hingga pencairan DPLK, BPJS Ketenagakerjaan, proposal proyek pekerjaan pemerintah, sampai dengan proposal membangun rumah kepada bank pun memerlukan NPWP sebagai bukti kesehatan keuangan.

“Jadi, jika telah memiliki NPWP, berdasarkan Undang-undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan tersebut setiap pribadi atau badan wajib mengisi SPT dengan benar, lengkap, dan jelas. Mudah-mudahan kita semua dimudahkan membayar pajak,” tutupnya. (SA/PSI)

 

Program Studi (Prodi) S1 Manajemen Universitas Mulia Balikpapan menggelar pelatihan Literasi Digital bagi mahasiswa semester empat, pada Sabtu (27/3)

UM– Guna meningkatkan pemahaman mahasiswa tentang pentingnya mengimplementasikan dan menggunakan teknologi dengan optimal khususnya didunia bisnis maka Program Studi (Prodi) S1 Manajemen Universitas Mulia Balikpapan menggelar pelatihan Literasi Digital bagi mahasiswa semester empat, pada Sabtu (27/3).

Agenda yang digelar secara daring melalu zoom itu diikuti sekitar 50 mahasiswa jurusan Manajemen dan dimulai dari pukul 09.00 hingga 12.00 Wita. Menghadirkan pembicara yang merupakan City Seller Performance dari Tokopedia Malang yakni Mohammad Arif Fadli. Selain itu, saat ini ia juga menjabat sebagai Freelance Fasilitator di Google Gapura Digital Indonesia dan merupakan alumni Universitas Negeri Malang.

Diketahui, Literasi digital merupakan kemampuan menerima, mengumpulkan, mengirimkan serta menganalisis informasi yang didapat secara digital, dan hal ini merupakan bagian dari revolusi digital yang saat ini menjadi tren di berbagai bidang. Kemampuan ini dinilai penting untuk dimiliki setiap individu, terlebih calon lulusan ataupun angkatan kerja di era digital saat ini. Melalui literasi digital, mahasiswa akan memiliki kemampuan yang luar biasa untuk berpikir, belajar, berkomunikasi, bekerja sama, serta berkarya. Dan kemampuan ini dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari, baik di lingkungan masyarakat, keluarga, sekolah, tempat kerja serta lingkungan lainnya.

Sekprodi S1 Manajemen, Nandha Narendra Muvano SE MM menjelaskan, dalam pelatihan Literasi Digital tersebut mahasiswa diberikan informasi terkait bisnis digital secara umum. “Diawal kita membicarakan soal startup serta e-commerce. Dan yang kita bicarakan terkait bisnisnya secara umum, setelah itu kita khususkan di e-commerce-nya. Walaupun kebanyakan kita membicarakan terkait digital marketing,” jelas Nandha.

Ia mengatakan, dihadirkannya Arif Fadli dalam pelatihan ini karena dia merupakan praktisi yang sudah berpengalaman. “Ia juga merupakan senior saya di Malang di bidang ekonomi digital. Karena saat saya kuliah di Malang sudah banyak yang membicarakan mengenai literasi digital ini, dan ia merupakan salah satu senior saya untuk belajar digital bisnis. Jadi sangat relevan sekali ketika saya harus mengajar mata kuliah technopreneur, setidaknya ada satu orang atau beberapa orang yang bisa berbicara langsung dari sisi praktisinya,” katanya.

Jadi, sebut Nandha, pelatihan ini digelar untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa, dimana mereka bukan hanya mendapat materi dari kampus, tetapi juga dapat memperoleh informasi atau pandangan lebih luas lagi langsung dari praktisi.

“Tentunya target kita untuk manajemen yakni karena kita memiliki satu mata kuliah yang membahas bisnis secara teknologi, jadi ketika kita mulai membahas entrepreneur, tentu akan dibahas juga terkait berdagang atau berbisnis secara biasa. Tetapi karena saat ini kita dituntut untuk bisa bersaing secara digital atau online yang pasarnya tidak hanya orang di Balikpapan, tetapi juga seluruh dunia, maka pengetahuan literasi digital ini sangat dibutuhkan,” ujarnya.

Nandha mengatakan, mahasiswa khususnya manajemen sangat memerlukan pemahaman ini. “Mereka harus tahu pengalaman seseorang dalam berbisnis ini seperti apa. Dengan mereka memahami hal tersebut, mereka bisa menentukan strategi apa yang nantinya bisa mereka ambil. Misalnya saja mereka membangun startup hasilnya nanti akan seperti apa, kemudian bila membangun ecommerce atau digital marketing hasilnya seperti apa mereka sudah mengetahuinya,” ungkapnya.

Ia menerangkan pelatihan yang diberikan kepada mahasiswa ini lebih kedasar, membahas fundamental bisnis. “Secara pribadi saya ingin mahasiswa mengali potensi, dan saya membebaskan mereka untuk memilih konsentrasi mereka untuk bidang bisnis digital ini nantinya. Apakah sebagai startup atau ecommerce atau digital marketing. Karena sangat terbutka untuk mendapatkan info baru, sebab banyak cara untuk berbisnis saat ini,” terangnya.

Melalui pelatihan ini, dirinya pun berharap mahasiswa dapat semangat untuk menghasilkan sebuah karya dengan kreativitas masing-masing. “Yang utama sesungguhnya kuncinya saya ingin agar mahasiswa dapat mengalahkan musuh terbesar manusia yaitu rasa malas dan takut. Sebab kebanyakan ketika seseorang ingin berbisnis walau pun telah permudah melalui digital, tetapi terkadang mereka akan menemukan dua hal ini, malas dan takut. Jadi harapan saya selanjutnya apa yang saya lakukan ini, walau tidak secara langsung tetapi mereka para mahasiswa bisa mengalahkan rasa malas dan takut mereka sehingga mereka tahu batasan mereka untuk meghasilkan sebuah kreativitas sudah sampai sejauh mana,” pungkasnya. (mra)

Endah Lestari, S.E., M.M. dan Linda Fauziyah Aryani, S.Pd., M.Pd. saat webinar, Sabtu (13/3). Foto: tangkapan layar

UM – Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) menggelar Webinar yang disiarkan dalam jaringan atau daring, Sabtu (13/3) yang lalu. Webinar yang mengangkat tema mengoptimalkan peran orang tua dalam membangun karakter dan manajemen waktu dalam pembelajaran daring ini disampaikan oleh Endah Lestari, S.E., M.M. dengan sangat menarik.

“Berdasarkan data, 42% Indeks Prestasi Semester Ganjil 2020/2021 kemarin di atas 3.5. Dari sini, kami melakukan analisis dan kajian agar prosentase ini bisa meningkat, salah satunya dengan keterlibatan orang tua mahasiswa berperan mendorong putra-putri mereka mampu beradaptasi dengan pembelajaran daring,” tutur Linda Fauziyah Ariyani, S.Pd., M.Pd. Ketua Program Studi (S1) Manajemen FEB Universitas Mulia.

Ia menerangkan, Prodi Manajemen menjadi salah solusi untuk memenuhi kebutuhan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkompeten di bidangnya. Apalagi di Era Digital dan pandemik Covid-19 saat ini, Prodi Manajemen didukung dengan model kegiatan pembelajaran berbasis IT (Information Technology).

“Bagaimana nanti kami berupaya untuk mencari cara agar anak-anak belajar dengan segala keterbatasan saat ini. Kalaupun mereka harus turun ke kampus, maka protokol kesehatan harus kita terapkan,” tutur Linda Fauziyah.

Ia kemudian menerangkan bagaimana model pembelajaran yang diterapkan khususnya di Program Studi Manajemen. “Implementasi Life Based Learning memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mempelajari berbagai hal dengan para ahli melalui pembelajaran lintas disiplin ilmu,” tuturnya.

Endah Lestari, S.E., M.M. dan Linda Fauziyah Aryani, S.Pd., M.Pd. saat webinar, Sabtu (13/3). Foto: tangkapan layar

Endah Lestari, S.E., M.M. dan Linda Fauziyah Aryani, S.Pd., M.Pd. saat webinar, Sabtu (13/3). Foto: tangkapan layar

“Nah, di sini, di Prodi Manajemen diberikan kesempatan belajar dan berkarir pada semua sektor bisnis. Bagaimana lulusan terjun ke masyarakat di semua lini kehidupan. Kami ingin siap menjadi bagian dari Entrepreneur masa depan,” tambah Ibu yang kini tengah menyelesaikan Program Doktoralnya.

Sementara itu, Endah Lestari memaparkan bagaimana cara belajar yang tepat di tengah kondisi saat ini. Seperti diketahui sebelumnya, selama kurun waktu satu tahun ini Universitas Mulia telah melakukan pembelajaran daring dengan segala dampak perubahan.

Kini, model pembelajaran ditingkatkan dengan Blended Learning yang memungkinan mahasiswa mengikuti pembelajaran tatap muka di kelas sekaligus daring di rumah.

“Nah, pembelajaran daring di rumah ini berarti kita ciptakan rumah kita sebagai School of Love, Baiti Jannati, atau Rumahku Surgaku sehingga pembelajaran di rumah seharusnya sangat menyenangkan dan menggembirakan, bukan malah membosankan,” kata Endah Lestari.

Untuk itu, lanjutnya, bagaimana setiap anggota keluarga yang lebih dewasa harus dapat saling belajar dan mengajarkan sikap spiritual, meningkatkan rasa sosial dan kesetiakawanan, meningkatkan pengetahuan dan keterampilan atau skills untuk kehidupan yang penuh makna di masa depan.

“Bagaimana orang tua kita menanamkan karakter yang kuat dengan memberikan rasa aman terhadap anak agar merasa dekat dan menjadikan orangtua sebagai role model di rumah,” tutur Dosen Manajemen Universitas Mulia ini.

Agar peran orang tua tidak hilang begitu saja, menurut Endah, mahasiswa juga harus sadar dan mampu menjaga ritme belajarnya secara berkelanjutan.

“Mahasiswa harus mampu membuat skala prioritas mana tugas dan tanggung jawab yang mendesak segera dikerjakan, mana yang harus didelegasikan jika tidak memungkinkan untuk dikerjakan saat itu, atau bisa juga dikerjakan di waktu berikutnya dengan pertimbangan yang matang,” tuturnya.

Untuk itu, tipsnya adalah mahasiswa belajar mengelola waktu yang baik. “Caranya, pertama buat daftar agenda tugas dan pekerjaan, kedua tentukan prioritas secara berurutan. Ketiga, hindari distraksi atau abaikan gangguan di sekitar,” tutur Endah memberikan tips.

Keempat, lanjutnya, mahasiswa belajar mengenali waktu-waktu produktif. “Masing-masing orang memiliki waktu istimewa atau Me Time. Nah, pilih mana Me Time masing-masing,” ungkapnya.

Kelima, yang tidak kalah penting adalah fokus terhadap apa yang menjadi prioritas. Dan yang keenam, jangan menjadi procrastinator atau orang yang suka menunda-nunda waktu.

“Ini penting sekali karena pengalaman saya melihat masalah yang sering dialami mahasiswa adalah suka menunda waktu sampai menunggu batas waktu terakhir, misalnya, ketika mengumpulkan tugas kuliah sering menunggu sampai batas waktu,” tuturnya.

Menurutnya, dengan keterlibatan peran orang tua untuk mengingatkan putra-putrinya akan meningkatkan perhatian dan kasih sayang yang dirasakan mahasiswa. “Mahasiswa tidak mudah stress atau tertekan karena mengerjakan sendiri semua kegiatannya,” tutur Endah.

Webinar yang digelar secara mandiri ini dimoderatori oleh Murtasiyah, S.E, M.M. Menurut Linda Fauziyah, melibatkan peran orang tua mahasiswa dalam pembelajaran di perguruan tinggi menjadi persoalan yang tidak mudah.

“Seringkali kita temukan anak-anak di rumah itu belum siap (belajar daring). Ada yang sambil di dapur. Ada yang sambil tidur-tiduran. Ada yang sambil maskeran. Jadi mohon ini supaya diingatkan. Mahasiswa itu bukan anak-anak kecil lagi yang harus didorong untuk belajar,” ungkapnya.

Menurut Linda, pembelajaran di kampus itu hanya diperoleh 25%, sedangkan sisanya mahasiswa harus belajar mandiri. “Jadi, kalau anak-anak tidak pernah belajar, tidak pernah buka buku, tidak pernah buka laptop, maka orang tua diharapkan mengingatkan mereka,” harap Linda Fauziyah.

Meski demikian, ia yakin hal ini bisa dilakukan dengan cara mengajak orang tua mahasiswa tergabung dalam komunitas yang dibentuknya untuk mendorong minat belajar mahasiswa.

“Alhamdulillah, usai Webinar itu kami berhasil membentuk Himpunan Orang Tua Mahasiswa dengan tujuan agar para orang tua dan Universitas Mulia dapat bersinergi dalam mensukseskan pendidikan mahasiswa. Mudah-mudahan berjalan lancar,” tutup Linda Fauziyah. (SA/PSI)

 

Pengurus Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini Indonesia (Himpaudi) Kota Balikpapan melakukan kunjungan ke Kampus Universitas Mulia, Rabu (17/3)

UM– Pengurus Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini Indonesia (Himpaudi) Kota Balikpapan melakukan kunjungan ke Kampus Universitas Mulia, Rabu (17/3). Dalam kunjungan yang dipimpin langsung Ketua Himpaudi Kota Balikpapan Ani Ariani ini, rombongan diterima Kaprodi PG PAUD Universitas Mulia Baldwine Honest, M.Pd didampingi Sekprodi PG PAUD Lisda Hani Gustina S.Ag M.Pd.

Setelah dilakukan penandatanganan kerjasama antara FHK dengan Himpaudi pada 17 Maret, dilanjutkan kerjasama antara FHK dengan Forum SPS pada 18 Maret serta dengan beberapa TK di Balikpapan pada 22 Februari 2021

Setelah dilakukan penandatanganan kerjasama antara FHK dengan Himpaudi pada 17 Maret, dilanjutkan kerjasama antara FHK dengan Forum SPS pada 18 Maret serta dengan beberapa TK di Balikpapan pada 22 Februari 2021

Selain bersilaturahmi dan melihat langsung Universitas Mulia dalam kunjungan ini juga dilakukan penandatanganan kerjasama antara Fakultas Humaniora dan Kesehatan (FHK) dengan Himpaudi Kota Balikpapan.

“Jadi dalam kunjungan ini mereka ingi melihat langsung Universitas Mulia khususnya PG PAUD. Juga sekaligus dilakukan penandatanganan kerjasama antara FHK dengan Himpaudi Kota Balikpapan, dimana kerjasama ini dibidang Tri Dharma Perguruan Tinggi,” ujar Baldwine Honest.

Honest menyebut, pihaknya melakukan kerjasama antara FHK dan Himpaudi Kota Balikpapan karena memang tidak hanya ingin berfokus pada PG PAUD saja, tetapi juga bidang lainnya. “Mengapa FHK, karena mungkin nantinya mereka membutuhkan bidang lainnya, selain Paud, mungkin saja terkait perlindungan anak yang bisa berhubungan dengan bidang hukum, kemudian di farmasi kerjasama terkait pengetahuan tentang kesehatan, misalnya vaksin dan lainnya. Jadi kita bisa memberikan ilmu dari dosen maupun mahasiswa kepada para lembaga baik kepada guru, wali muridnya atau murid-muridnya,” sebutnya.

Jadi, katanya, kerjasama ini bukan hanya dari segi pendidikan melainkan juga penelitian dan pengabdian masyarakat. “Intinya dari kerjasama ini ada simbiosi mutualisme, dimana dapat sama-sama bermanfaat baik untuk organisasi Himpaudi maupun untuk universitas. Jadi bisa saja nanti ada penelitian dan pengabdian masyarakat yang berkaitan juga dengan guru-guru Paud di Kota Balikpapan,” katanya.

Honest menerangkan, karena kerjasama ini dilakukan dengan oranisasinya, kedepannya pihaknya ingin dapat berkembang, dimana kerjasama antara FHK dengan lembaga-lembaga Paud yang mungkin membutuhkan pengembangan kompetensi guru atau untuk parenting. “Misalnya bila mereka membutuhkan turun tangan ilmu dosen dan mahasiswa untuk mungkin peningkatan kompetensi guru-gurunya. Khususnya juga di bidang IT dan lainnya. Dimana rencana ini sudah saya sampaikan saat ada rapat koordinasi dengan organisasi, dan Alhamdulillah ada beberapa lembaga yang tertarik untuk melakukan kerjasama ini dengan FHK,” terang Honest.

Honest menambahkan, karena organisasi guru Paud di Balikpapan cukup banyak, yakni selain Himpaudi, ada GOP TKI, IGTKI, Konsorsium PAUD dan lainnya, dimana ternyata di Himpaudi terdapat banyak guru-guru yang belum S1. Maka setelah mereka melihat fasilitas sarana dan prasarana di Universitas Mulia, nantinya bila ada guru Paud yang ingin meneruskan ke S1 bisa melanjutkan di PG Paud Universitas Mulia. “Kami siap memberikan biaya khusus atau ada keringanan khusus guru Paud, dan semakin banyak guru yang gabung memungkinkan ada keringanan,” katanya.

Dari kunjungan ini, tambahnya, memang banyak rencana yang akhirnya akan dilakukan. “Kami juga ingin, setelah proses pembelajaran dapat dilakukan offline, kami dan Himpaudi ingin menggelar lomba-lomba Paud yang bisa dilaksanakan di aula Kampus Universitas Mulia,” tambahnya.

Selain dengan Himpaudi Kota Balikpapan, lanjut Honest, sebelumnya pihaknya telah melakukan kerjasama dengan IGTKI, Forum satuan PAUD sejenis (SPS) yang berada dibawah koordinasi PPK Kota dan Posyandu. Dan rencananya pada April, pihaknya juga akan melanjutkan kerjasama dengan organisasi Paud lainnya. “Karena mahasiswa kita PG PAUD Univeristas Mulia juga butuh tempat untuk magang dan praktik mengajar maka kita membutuhkan kerjasama ini. Jadi ketika ada kerjasama dengan lembaga-lembaga, maka saling memenuhi kebutuhan masing-masing. Intinya kerjasama terkait Tri Dharma Perguruan Tinggi dan saling memberikan manfaat,” lanjutnya.

Diketahui, ini merupakan kunjungan pertama yang dilakukan pengurus Himpaudi Kota Balikpapan. Dimana dalam kunjungan ini, pihaknya mengenalkan semua fasilitas yang ada di kampus Universitas Mulia. “Kita ajak mereka keliling kampus, karena mereka ingin tahu lebih dekat kampus Universitas Mulia seperti apa. Kami tunjukan pula aula kampus Cheng Ho, ruang kelas, perpustakaan, kantin hingga ke UM TV,” bebernya.

Dirinya pun berharap dari kerjasama ini selain dapat semakin mengenalkan Universitas Mulia ke masyarakat luas, juga dapat semakin bersinergi dengan lembaga dan organisasi lainnya. “Karena kami saat ini sedang dalam tahap persiapan untuk akreditasi sebab kita sudah dua tahun menerima mahasiswa yakni tahun 2019 dan 2020 maka dengan adanya kerjasama ini, dapat saling memberikan manfaat, baik untuk Universitas Mulia maupun lembaga Paud yang ada di Balikpapan. Jadi kami dari dosen maupun mahasiswa PG PAUD Univeristas Mulia dapat melakukan Tri Dharma Perguruan Tinggi, dan semoga ilmu yang kita berikan itu bisa bermanfaat untuk guru-guru Paud atau wali murid dan murid-murid Paud di Balikpapan. Maka dengan begini ada peningkatan, baik kompetensi maupun pengingkatan pengabdian masyarakat serta peningkatan penelitian kita yang dibantu guru-guru Paud dan lembaga Paud yang ada di Balikpapan,” pungkasnya. (mra)

Pengurus Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini Indonesia (Himpaudi) Kota Balikpapan melakukan kunjungan ke Kampus Universitas Mulia, Rabu (17/3)

Pengurus Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini Indonesia (Himpaudi) Kota Balikpapan melakukan kunjungan ke Kampus Universitas Mulia, Rabu (17/3)

UM – Dalam rangka memperdalam metode pembelajaran bagi mahasiswa, Program Studi (Prodi) S1 Ilmu Hukum Universitas Mulia mengadakan kuliah lapangan ke Pengadilan Negeri Balikpapan, Rabu (17/3).

Kuliah lapangan dengan agenda pembuktian ini dilakukan untuk mata kuliah Hukum Perdata. Ada sebanyak 11 mahasiswa semester 2 yang hadir dan didampingi langsung dosen pengampu Ibu Sari Damayanti SH.MH dan Kaprodi Ilmu Hukum Universitas Mulia Ibu Okta Nofia Sari S.H.,M.H.

Sari Damayanti mengatakan, dilakukannya kuliah lapangan ini untuk menambah Ilmu pengetahuan mahasiswa dalam bidang hokum serta menambah wawasan terhadap praktik Peradilan di Pengadilan.  “Karena kita juga ada jadwal persidangan perkara perdata dengan agenda bukti surat dan saksi. Jadi karena saksi belum dihadirkan, maka kita mengajukan bukti surat. Dan mahasiswa kita hadirkan selain sebagai absensi dalam mata kuliah hukum perdatanya, mengganti kuliah di kampus dengan kuliah lapangan juga menambah wawasan terhadap praktek Peradilan di Pengadilan,” kata Sari Damayanti.

Ia menyebut, dari total keseluruhan mahasiswa semester 2 yang berjumlah 21 orang, hadir kegiatan itu 11 orang mahasiswa. “Dengan menggunakan almamater mereka hadir mengikuti jalannya persidangan perkara perdata dimana kita sebelumnya sudah meminta izin juga pada pengadilan terkait keikut sertaan mahasiswa dalam kuliah lapangan ini,” ujarnya.

Sari Damayanti menjelaskan, ini menjadi agenda kuliah lapangan pertama bagi mahasiswa di semester 2 untuk mata kuliah Hukum Perdata. “Dalam keikut sertaan mahasiswa, mereka mendapatkan banyak pembelajaran langsung. Mulai dari tahapan proses jalannya agenda perkara perdata hingga proses persidangan. Yang tentu awalnya kita kenalkan pula pihak-pihak yang terlibat dalam persidangan itu secara langsung mulai dari pihak panitera hingga pihak majelis hakim serta tugas-tugasnya,” jelasnya.

Dalam proses persidangan tersebut, kata Sari Damayanti, karena mereka dari pihak penggugat maka timnya mengajukan saksi dan bukti surat dari penggugat, dasar-dasar gugatan yang dilampirkan, setelah diperlihatkan kepada hakim, kemudian diperiksa oleh pihak tergugat.

“Setelah di Pengadilan Negeri, nantinya mahasiswa juga akan kita ajak ke Pengadilan Agama. Tetapi tetap mengikuti jadwal kami. Bla nanti kami memiliki agenda sidang di Pengadilan Agama, maka nanti akan kami bawa juga mahasiswa, agar mereka juga bisa memeriksa apa saja yang bisa di pelajari di Pengadilan Agama,” terangnya.

Setelah mengikuti kuliah lapangan ini, sebutnya, selanjutnya mahasiswa akan membuat laporan apa saja yang ditangkap dalam proses persidangan tersebut.

“Jadi mahasiswa saya arahkan langsung untuk mengikuti kuliah lapangan ini, saya harap bisa lebih jelas dan mengetahui lebih menedalam di lapangan. Merka bisa mengenal semua tahapan proses persidangan. Mulai dari dasar hingga tahapannya. Sehingga bila nanti saat mereka mengikuti Peradilan Semu di semester yang akan datang maka mereka sudah akan siap,” sebutnya.

“Biasanya di semesnter 4 atau 6 mahasiswa akan kita arahkan untuk praktik Peradilan Semu yang akan dilakukan di kampus, mereka sudah mendapat gambaran nyatanya. Karena bila hanya teori mereka tidak memiliki bayangan, sementara bila langsung terjun ke lapangan mereka dapat melihat secara langsung tahapannya,” sambungnya.

Sari Damayanti pun berharap, dengan adanya kegiatan kuliah lapangan ini mahasiswa Prodi Ilmu Hukum Universitas Mulia diharapkan semakin menguasai hukum baik secara formil dan materiil (secara aplikatif) yang diterapkan di lapangan. Mahasiswa juga diharapkan dapat mengenal praktik hukum di lapangan dengan pengalaman yang secara langsung diberikan. Selain itu, mahasiswa diarahkan untuk memiliki kepekaan terhadap kendala-kendala penegakan hukum di Indonesia. Pada akhirnya, mahasiswa diharapkan terampil dalam melakukan analisis hukum serta dapat memberikan solusi tepat terhadap masalah hukum yang dihadapi tersebut. (mra)

Agung Sakti Pribadi (tengah) resmikan langsung Lembaga Konsultasi Bantuan Hukum Mulia Airlangga Balikpapan (LKBH MAB) kepada Direktur LKBH MAB Wuri Sumampouw (empat kiri) didampingi Wakil Direktur Kana Kurnia (tiga kiri) dan Kaprodi Ilmu Hukum Universitas Mulia Okta Nofia Sari (dua kiri), sekretaris Kaprodi Ilmu Hukum Nur Arfiani (kiri), serta Dosen dan Karyawan Universitas Mulia (kanan) selepas Kegiatan Sabtu Ceria (13/03).

Agung Sakti Pribadi (tengah) resmikan langsung Lembaga Konsultasi Bantuan Hukum Mulia Airlangga Balikpapan (LKBH MAB) kepada Direktur LKBH MAB Wuri Sumampouw (empat kiri) didampingi Wakil Direktur Kana Kurnia (tiga kiri), Kaprodi Ilmu Hukum Universitas Mulia Okta Nofia Sari (dua kiri), sekretaris Kaprodi Ilmu Hukum Nur Arfiani (kiri), serta Dosen dan Karyawan Universitas Mulia (kanan) selepas Kegiatan Sabtu Ceria (13/03).

UM – Universitas Mulia resmi mimiliki Lembaga Konsultasi Bantuan Hukum (LKBH). Lembaga yang diberi nama LKBH Mulia Airlangga Balikpapan (LKBH MAB) ini diresmikan langsung oleh Rektor Universitas Mulia Agung Sakti Pribadi pada Sabtu (13/3).

Direktur LKBH MAB Wuri Sumampouw didampingi Wakil Direktur Kana Kurnia dan Kaprodi Ilmu Hukum Universitas Mulia Okta Nofia Sari menjelaskan, pembentukan LKBH MAB dilakukan karena berkaitan dengan adanya Prodi Ilmu Hukum di Universitas Mulia. “Jadi ini yang menjadi cikal bakal bagaimana kita mengajarkan kepada mahasiswa untuk menjadi praktisi hukum,” jelasnya.

Wuri mengatakan, pembentukan ini pun sebagai bagian dari perwujudan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang menjadi pesan dari rektor. “Karena berbicara mengenai pengabdian, maka banyak hal yang bisa kita bantu, bukan saja urusan kemahasiswaan, tetapi juga berhubungan dengan bagaimana kampus secara aktif melalui LKBH mengabil peran dalam memberikan pencerahan terkait hukum juga memberikan bantuan hukum kepada masyarakat Balikpapan,” kata Wuri.

Untuk itu sebut Wuri, sebagai langkah awal dalam mempermudah masyarakat terhubung dengan LKBH MAB, maka pihaknya saat ini tengah mempersiapkan situs web. “Jadi melalui web itu, siapa saja bisa masuk ke link kita, baik untuk konsultasi maupun mempercayakan penanganan kasus ataupun sebaliknya kita memberikan masukan kepada pemerintah maupun legislatif,” sebutnya.

Namun, sembari menunggu web tersebut, masyarakat sudah dapat melakukan konsultasi maupun semua hal yang berkaitan dengan hukum ssecara langsung. “Jadi sudah efektik, kita sudah berjalan sejak diresmikan. Saat ini kita tinggal menyiapkan pendukung fasilitas, seperti web, tempat yang sedang kita renovasi. Tetapi secara umum, masyarakat sudah bisa datang bertemu dan melakukan konsultasi dan lainnya,” terang Wuri.

Terkait SDM, Okta Nofia Sari mengatakan, pihaknya memiliki paralegal yang merupakan mahasiswa Ilmu Hukum. “Jadi kita meggaet mereka, kita tempatkan mahasiswa sebagai garda terdepan dalam memberikan pelayanan. Paralegal ini juga akan berkontribusi untuk memberikan masukan dan pemahaman soal hukum, disamping ada pendampingan dari para ketua divisi,” ujarnya.

Dirinya menyebut, keterkaitan paralegal dengan universitas juga sesungguhnya berkaitan dengan program Merdeka Belajar. “Karena dengan adanya paralegal ini, mereka tidak hanya mendapatkan materi di kelas, tetapi ketika mereka bergabung dengan LKBH mereka bisa gabungkan ilmu yang sudah didapat dengan praktek langsung,” sebutnya.

Sementara itu, Kana Kurnia menambahkan, dengan kelebihan yang dimiliki Universitas Mulia sebagai kampus yang berbasis IT, maka tentu pihaknya ingin memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk dapat mengakses apapun yang ada di LKBH MAB. “Karena disini terdapat banyak orang-orang yang ahli dibidang komputer, maka kita inginnya ketika kita sudah membuat web LKBH, masyarakat dapat langsung melakukan konsultasi online, pengaduan online, hingga akan kita sediakan legal opini yang berisikan artikel mengenai kasus yang sedang marak dibahas,” ucap Kana.

Bahkan lanjut Kana, program LKBH MAB nantinya juga akan disinkronkan dengan program dari Universitas Mulia seperti Smart RT. “Dengan begitu nantinya ketika disebuah RT ada keluhan baik yang berkaitan dengan pemudannya, maka mereka bisa langsung terintegrasi dengan web kita. Misalnya disebuah lingkungan banyak pemuda yang diketahui pengguna narkomba, maka pihak RT dapat melaporkan melalui smart RT, untuk selanjutnya diteruskan melalui web LKBH MAB,” terangnya.

Diketahui, walau baru berjalan lima hari sejak diresmikan, ternyata LKBH MAB sudah mulai melakukan pendampingan terhadap satu kasus dari seorang ibu di Balikpapan, terkait pencemaran nama baik. (mra)

UM– Sebagai upaya mendekatkan mahasiswa dengan industri, terlebih mengenalkan Universitas Mulia kepada masyarakat luas, Program Studi (Prodi) S1 Manajemen Universitas Mulia Balikpapan kembali menjalin kerjasama dengan perusahaan besar di Kota Minyak.

Tak tanggung-tanggung, lima perusahaan secara resmi menjalin kerjasama dengan prodi yang dipimpin Linda Fauziyah Ariyani, S.Pd, M.Pd selaku Kaprodi S1 Manajemen Universitas Mulia, pada Senin (8/3).

Lima perusahan tersebut yakni BPJS Ketenagakerjaan, PT Ammar Abikara Indonesia, PT. Lab Otomatisasi Depot, Human Resources (HR) Forum Balikpapan dan CV Mitra Aulia.

Linda Fauziyah Ariyani mengatakan, kerjasama dengan lima perusahaan ini terkait Tri Dharma Perguruan Tinggi. “Karena baru awal, maka saat ini kerjasamanya masih dalam lingkup program pemagangan,” kata Linda.

Linda menyebut, pemagangan ini sangat membantu mahasiswa. “Karena magangnya mahasiswa Manajemen bukan hanya sekedar magang, melainkan mereka bisa dikatakan semi bekerja. Karena mereka juga mendapatkan gaji, sehingga mereka dapat membiayai kuliahnya sendiri,” sebutnya.

“Jadi cukup banyak mahasiswa kami yang mendapatkan pekerjaan yang memang langsung dibantu oleh kampus khususnya tiap prodi. Dan bahkan dikerjasama ini ada yang minta mahasiswa kami untuk langsung menjadi karyawan. Dimana sebelumnya mahasiswa kami ini sudah mengikuti magang disana akan diangkat menjadi karyawan, dan itu permintaan dari PT Ammar Abikara Indonesia,” tambah Linda.

Selain menjalin kerjasama dengan lima perusahaan tersebut, ujar Linda, dihari yang sama, pihaknya juga sekaligus berkoordinasi membahas kerjasama dengan Smartfren. “Nantinya kita akan melakukan kerjasmaa dengan Regional Smartfren Kalimantan dalam hal pembelajaran teknologi untuk bisnis. Dan yang akan mengisi rencananya adalah para pejabat di Smartfren, baik dibidang IT maupun lainnya,” terang Linda.

Untuk waktunya, katanya, masih akan dibahas lebih lanjut nantinya, dengan mengatur jadwal para pejabat di Smartfren.

Terkait kerjasama yang sudah dilakukan, lanjut Linda, di tahun ini Prodi S1 Manajemen sudah menjalin kerjasama dengan beberapa perusahaan, diantaranya ada Mandiri Utama Finance, PT Trikarya Inti Sinergi, PT Sinar Terang Mulia Bersama, ditambah lima perusahaan yang baru bergabung.  “Untuk totalnya ada sekitar 12 perusahaan di tahun ini yang sudah kita kerjasamakan,” bebernya.

Linda pun berharap dengan adanya kerjasama ini, target Universitas Mulia adalah untuk semakin dekat dengan industri, sehingga ilmu yang didapat dapat semakin up to date. “Jadi mahasiswa kami akan lebih dikenal oleh perusahaan. Dan nantinya bila saat perusahaan membutuhkan karyawan, maka langsung mencari lulusan dari Universitas Mulia, terkhusus dari prodi kami. Karena juruan kami bukan hanya sekedar mencetak orang yang kompeten dibidangnya, tetapi juga melahirkan wirausaha,” harapnya. (mra)

Dr Engkos Achmad Kuncoro dari Universitas Binus dan Prof. Dr. Lindrianasari, S.E., Akt., M.Si. dari Universitas Lampung bersama Wakil Rektor Bidang Akademik Universitas Mulia Yusuf Wibisono MTI saat diskusi daring Penyusunan Kurikulum MBKM secara daring Zoom, Sabtu (6/3). Foto: tangkapan layar

UM – Universitas Mulia menggelar Diskusi Penyusunan Kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka atau MBKM bersama dengan Prof. Dr. Lindrianasari, S.E., Akt., M.Si. dari Universitas Lampung dan Dr. Engkos Achmad Kuncoro, S.E, M.M. dari Universitas Binus. Diskusi digelar daring Zoom Meeting dan diikuti Wakil Rektor Bidang Akademik, Dekan, dan Kaprodi, Sabtu (6/3).

Rektor Dr. Agung Sakti Pribadi, S.H., M.H. menyambut baik masukan dari pakar dan meminta seluruh sivitas akademika mempersiapkan diri dalam menyambut MBKM yang akan diterapkan di Universitas Mulia.

“Saya menyambut baik kehadiran Pak Engkos dan Ibu Profesor Sari yang akan membimbing kami menyusun Kurikulum MBKM. Beliau-beliau ini merupakan asesor akreditasi perguruan tinggi yang cukup berpengalaman. Silakan Bapak Ibu Ketua Program Studi dan Dekan memanfaatkan kesempatan ini untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di Universitas Mulia,” tutur Pak Agung saat memberikan sambutan pada acara senam pagi, Sabtu (6/3).

Pada diskusi yang berlangsung selama tiga jam ini, Pak Engkos, demikian Dr. Engkos Achmad Kuncoro disapa di forum ini, mengajak forum untuk berdiskusi terkait integrasi Tri Dharma Perguruan Tinggi dengan Research Based Education atau Pembelajaran Berbasis Riset untuk diskusi berikutnya.

“Bagaimana caranya (mengintegrasikan) itu. Nanti mungkin minggu depan topik kita adalah itu. Kita tunggu penyusunan kurikulum ini beres semua, karena kebutuhan tersebut pada akreditasi yang baru akan dituntut,” tutur Pak Engkos.

Menurutnya, integrasi Tri Dharma dengan Pembelajaran Berbasis Riset menjadi penting mengingat bagaimana keduanya menyatu tetapi dengan memperhatikan cara, teknik, aturan, strategi operasional, hingga apa yang harus dilakukan dosen sehingga memenuhi persyaratan dan penilaian akreditasi.

“Dengan dana yang tentu saja terbatas, tapi bagaimana bisa optimal. Tidak banyak tapi bisa memiliki value added dan impact. Buat Universitas Mulia itu bagus,” tutur Pak Engkos.

Menurut pengamatannya, beberapa PTN besar yang ada di Indonesia masih kesulitan menyatukan tri dharma tersebut. “Kita ingin Universitas Mulia menjadi motor integrasi Tri Dharma, topiknya rumit, tapi bisa,” ujarnya.

Dr Engkos Achmad Kuncoro dari Universitas Binus dan Prof. Dr. Lindrianasari, S.E., Akt., M.Si. dari Universitas Lampung bersama Wakil Rektor Bidang Akademik Universitas Mulia Yusuf Wibisono MTI saat diskusi daring Penyusunan Kurikulum MBKM secara daring Zoom, Sabtu (6/3). Foto: tangkapan layar

Dr Engkos Achmad Kuncoro dari Universitas Binus dan Prof. Dr. Lindrianasari, S.E., Akt., M.Si. dari Universitas Lampung bersama Wakil Rektor Bidang Akademik Universitas Mulia Yusuf Wibisono MTI saat diskusi daring Penyusunan Kurikulum MBKM secara daring Zoom, Sabtu (6/3). Foto: tangkapan layar

Sementara itu, Prof. Sari memperkenalkan diri terkait pengalamannya menyusun kurikulum MBKM di Universitas Lampung, terutama sebagai Ketua Jurusan Akuntansi. “Terima kasih saya dilibatkan dalam pertumbuhan Universitas Mulia ini. Terima kasih untuk Dr Kuncoro yang sudah meminta hadir pada pagi ini,” ungkapnya.

Ia mengatakan bahwa telah menyelesaikan menyusun kurikulum di Universitas Lampung di tahun 2020 yang lalu sebelum panduan kurikulum MBKM dari Dikti turun. “Kami waktu itu masih meraba-raba. Bulan Agustus (2020) itu Universitas Lampung mewajibkan seluruh program studi menyelesaikan kurikulum MBKM. Alhamdulillah, jurusan saya konform dengan panduan dari Dikti,” tutur Prof. Sari.

Ia bersyukur, di awal tahun 2021 ini telah melaksanakan monitoring dan evaluasi atau monev kurikulum MBKM. Prof. Sari menjadi salah satu asesor di Universitas Lampung. Oleh karena itulah, pada kesempatan ini Prof. Sari membagikan pengalamannya menyusun kurikulum MBKM.

Menanggapi hasil diskusi, Wakil Rektor Bidang Akademik Yusuf Wibisono mengatakan bahwa akan menggelar lokakarya. “Kita dalam waktu dekat memang akan melakukan lokakarya kurikulum yang akan mengundang industri juga. Mungkin sebagai masukan awal, masukan Prof. Sari dan Pak Engkos untuk persiapan itu. Jadi memang momentumnya pas,” tutur Pak Wibi.

Menurut Pak Engkos, industri perlu dilibatkan dalam penyusunan kurikulum agar membekali mahasiswa dengan mata kuliah yang dibutuhkan dalam industri. Hal ini diungkapkan ketika ia berdiskusi dengan pihak industri. Ia mengaku sempat berdiskusi dengan salah satu manajer di industri terkait kebutuhan Sumber Daya Manusia SDM.

“Orang industri mengatakan, itu semua lulusan komputer sains yang hebat-hebat itu rata-rata tidak bisa berkomunikasi, kaku, sama orang tidak pernah diskusi, kalau ada masalah langsung hajar,” tutur Pak Engkos mengisahkan.

Oleh karena itu, lanjutnya, ia berharap dalam kurikulum perlu disisipkan mata kuliah lain terkait dengan bisnis. “Tidak terlalu matematis, tapi terhadap dunia real itu lulusan bisa paham,” ungkapnya.

Terkait dengan penamaan mata kuliah yang harus relevan dengan kebutuhan dan kondisi saat ini, Pak Engkos memberikan saran agar mata kuliah tersebut menjadi indah untuk mahasiswa.

“Mahasiswa itu begitu melihat judulnya langsung loyo. Karena mereka mengikuti pelajaran dari mulai SD sampai SMA,” ujarnya. Oleh karena itu, lanjutnya, tantangan perguruan tinggi adalah bagaimana menyiapkan konten.

Ia memberi contoh mata kuliah Pendidikan Pancasila. “Di tempat saya itu mahasiswa membuat video tentang bagaimana menghilangkan korupsi. Dia bikin video tiga menit-tiga menit,” ungkapnya.

Mahasiswa mampu menceritakan korupsi menurut pemahaman mahasiswa dengan disertai video yang menggugah kesadaran. “Terus juga bagaimana Pancasila mereaktualisasi sesuai zamannya, membuat Pancasila itu menjadi enak diikuti oleh mahasiswa. Bagaimana mata kuliah Bahasa Indonesia diarahkan agar mahasiswa menulis dengan baik dan benar,” ujarnya.

Tidak lagi memberikan pengajaran dengan materi lama. Saat ini zaman telah berubah. “Bayangkan, Gojek itu bisa menguasai satu juta lebih tukang ojek, tidak pernah mikirin asuransinya, tidak mikirin apa tapi bisa menguasai. Masa depan yang penting adalah hak aksesnya, gak perlu kita harus punya,” tuturnya panjang lebar memberikan contoh.

Ia menekankan agar dosen juga membekali mahasiswa dengan praktek-praktek di lapangan. “Kalau materinya ada di buku-buku lama semua itu ya, apa yang diomongkan dosen dengan yang ada di lapangan beda jauh,” tuturnya.

Untuk itu, ia berharap khusus pada mata kuliah dasar umum atau MKDU seperti Pancasila, Kewarganegaraan, Agama, dan Bahasa Indonesia perlu diubah caranya. “Nanti kita perlu sesi khusus untuk ini bagaimana mereaktualisasi Pancasila supaya lebih keren, nyaman, lebih enak diterima. Nah, di tempat saya namanya ditambah Character Building,” tuturnya.

Dengan penambahan nama Character Building pada nama mata kuliah Pancasila, misalnya, ia berharap setelah selesai mengikuti mata kuliah tersebut mahasiswa memiliki karakter yang lebih baik berdasarkan Pancasila. “Buat apa belajar agama kalau karakternya tidak dibangun baik? Jadi, arahnya ke situ,” pungkasnya. (SA/PSI).

UM– Masih dalam agenda webinar yang sama, usai membahas mengenai Perlindungan Hak Tenaga Kerja dan Kewajiban Pemberi Kerja, Program Studi (Prodi) S1 Manajemen Universitas Mulia Balikpapan melajutkan pembahasan dengan mengangkat tema “Mewujudkan SDM yang Unggul di Era Industri 4.0″. Menghadirkan Chairman HR Forum kota Balikpapan Adi Firdaus, Sabtu, 06 Maret.

Dalam webinar yang bukan hanya diikuti mahasiswa Universitas Mulia, melainkan juga mahasiswa dari berbagai daerah di Kalimantan serta siswa SMA/SMK ini, Adi Firdaus membahas mengenai cara membangun kapabilitas individu dalam menghadapi Era Industri 4.0.

Dihadapan ratusan peserta melalui aplikasi zoom juga siaran live Youtube dan Facebook, Director Ammar Learning Center ini mengawali dengan mengatakan bahwa perjalanan Era Industri 4.0 ini sangatlah panjang. “Bila dibilang perjalanan 4.0 ini sangat panjang, mulai dari tahun seribu enam ratus sekian hingga sekarang. Dan bila kita melihat didalam media massa dan literatur, ini sudah bukan lagi 4.0 tetapi masuk di era 5.0 dan 6.0.  Jadi sangat cepat perkembangan industri saat ini, dimana dibutuhakan kemampuan untuk menghadapi kondisi saat ini. Dan tentu ini juga menjadi suatu catatan penting bagi kita semua,” tuturnya.

Dalam paparanya, ia pun memberikan gambaran bagaimana dunia industri yang perlu dihadapi dan dipersiapkan khususnya oleh generasi muda saat ini. Ia menjelaskan, bahwa Revolusi Industri merupakan perubahan yang sangat besar dari cara manusia mengola sesuatu dan memproduksi barang dan jasa yang siap pakai, dimana perubahan ini mencakup seluruh bidang. Mulai dari pertanian, manufakturing, pertambagan, transportasi dan teknologi yang akhirnya berdampak terhadap kondisi sosial, ekonomi, dan budaya di dunia.

“Dengan munculnya revolusi industri ini memang sangat mempengaruhi seluruh aspek yang ada. Jadi tidak bisa kita abaikan dan kita harus mempersiapkan diri, bagaimana mengantisipasi dan menghadapi revolusi industri kedepan,” katanya.

Ia pun menceritakan terjadinya revolusi industri yang berkembang hingga saat ini. Dimana penyebab utamanya adalah gaya kapitalisme, dimana orang-orang kaya yang memili uang dan kekayaan memulai bisnis sendiri tanpa kontrol dari pemerintah.

“Adapun yang harus kita persiapkan dalam menghadapi era industri 4.0, yang pertama adalah mampu menyelesaikan masalah. Kemampuan kita untuk dapat berpikir jernih kemudian mendalami secara mendalam suatu masalah yang muncul dengan melakukan identifikasi melihat dan mendapatkan informasi yang lebih detail, kemudian memberikan suatu solusi dan mengevaluasi hingga sampai terhadap membentuk opini dalam menentukan apapun yang dapay menyelesaikan masalah. Ini adalah kapabilitas yang sangat penting. Dan bila kita tidak memiliki ini kita pasti akan tertinggal,” ungkapnya.

Kemudian yang kedua, katanya yakni berpikir kritis. “Ketika menghadapi suatu kendala, jangan hanya menerima saja, tetapi juga harus mencoba berpikir kristi terdapat apa yang kita terima. Agar kita bisa mendapatkan hasil yang baik. Kemudian tentu kreatif. Kita harus memiliki kemampuan untuk memiliki sesuatu yang baru atau kemampuan memperbaiki hal yang sudah ada untuk menjadi lebih baik lagi,” ujar Adi Firdaus.

Selain itu yang tidak kalah penting sebutnya, yakni Manajemen Personnel. “Ketika kelak kita akan menjadi pemimpin, harus mampu mengelola orang, mampu memiliki rasa taggung jawab, harus mampu memimpin dan mampu mengarahkan mau dibawa kemana organisasi atau mau dibawa kemana arah perusahaan ini,” sebutnya.

Kemampuan Manajemen Personnel ini, tambahnya dalam mengelola menjagak orang untuk lebih baik dan itulah kemampuan seorang pemimpin.  “Yang terpenting mampu berkomunikasi dengan baik dan mampu membuat area kerja kita menjadi nyaman,” tambahnya.

“Selanjutnya adalah Kecerdasan emosional, bagaimana kecerdasan kita mengelola emosi kita. Dan ini sangat mempengaruhi kita dalam bersikap, sehingga sangat berpengaruh pada pengambilan keputusan kita kelak,” lanjutnya.

Dan inilah beberapa hal yang harus dimiliki untuk menghadapi era industri 4.0. Yang terpenting, tegasnya, kunci agar Indonesia bisa berkembang adalah kembali lagi kepada individu yang sedang dijalani para siswa dan mahasiswa saat ini. “Bila mereka telah mampu, tentu akan berdampak sangat besar pada kemajuan dan perkembangan Indonesia tentunya,” terang  Adi Firdaus.

Sementara itu  Kaprodi S1 Manajemen Universitas Mulia, Linda Fauziyah Ariyani, S.Pd, M.Pd mengungkapkan bahwa Prodi S1 Manajemen Universitas Mulia sangat bangga bisa menghadirkan pembicara yang luar biasa seperti Adi Firdaus. Selain sebagai Chairman HR Forum Balikpapan, Linda menyebut, Adi Firdaus dulunya bekerja sebagai HR Manajer di PT Merdeka Copper Gold Tbk (Merdeka) yang merupakan perusahan pertambangan terbesar di Indonesia. “Ia adalah pakar dibidang SDM, saat ini menjadi konsultan SDM dan menjadi Director Ammar Learning Center dan PT Ammar Abikara Indonesia,” katanya.

“Sungguh kehadiran beliau sangat memberikan manfaat, banyak ilmu dan pesan yang ia berikan untuk semua peserta, bukan hanya untuk mahasiswa kami tetapi mahasiswa lain serta para siswa yang kelak akan melanjutkan ke perguruan tinggi dan tentunya akan ada di fase untuk berada di industri,” terang Linda.

“Ia banyak memberikan pesan agar mahasiswa dapat membangun kapabilitasnya di era industri 4.0. Karena semaju apapun teknologinya nanti, sebagai pelaku SDM harus membangun kapabilitas. Orang yang memiliki kapabilitas dalam keadaan apapun, mereka akan tetap bisa bertahan,” tambahnya.

Linda mengatakan, tujuan Universitas Mulia menghadirkan para praktisi adalah sebagai bagian atau upaya membangun kapabilitas tersebut, agar lebih dekat mengetahui apa yang dibutuhkan oleh industri saat ini.

Untuk diketahui, tambah Linda dalam webinar ini, diikuti 190 lebih peserta. Dimana bukan hanya diikuti mahasiswa Universitas Mulia, tetapi juga ada dari Tarakan, Banjarmasin serta Samarinda. “Jadi 190an peserta hadir dalam zoom, sementara seratus peserta lainnya menyaksikan Live di Youtube dan Facebook, jadi ada total keseluruhan sekitar 300 peserta. Bahkan dalam satu komentar, ada mahasiswa dari universitas lain yang sangat menunggu selalu agenda yang dibuat oleh Universitas Mulia,” ujarnya.

Dirinya pun berharap, kedepan kegiatan webinar seperti ini dapat semakin banyak dilakukan Universitas Mulia khususnya Prodi S1 Manajemen. “Dan kita bisa memberikan kesempatan ke masyarakat yang lebih luas lagi untuk ikut belajar bersama dengan Universitas Mulia dan tumbuh bersama. Universitas Mulia akan terus menghadirkan tema-tema yang menarik dan menghadirkan para ahli agar seluruh masyarakat khususnya pelajar Indonesia agar dapat belajar bersama,” pungkasnya. (mra)