Foto bersama Rektor, Kaprodi PG AUD, narasumber, panitia, dan peserta pelatihan Kurikulum Merdeka, Sabtu (10/9). Foto: Nadya

UM – Program Studi Pendidikan Guru Anak Usia Dini (PG AUD) Fakultas Humaniora dan Kesehatan menggelar Pelatihan Implementasi Kurikulum Merdeka. Sebagai narasumber, Rika Amelia, SE., M.Pd selaku assessor Badan Akreditasi Nasional (BAN) PAUD dan Instruktur Nasional Kurikulum Merdeka AUD. Pelatihan digelar di Ruang Eksekutif White Campus Universitas Mulia, Sabtu (10/9).

Pelatihan dibuka langsung oleh Rektor Dr. Muhammad Rusli, M.T yang juga berlatar belakang Doktor Pendidikan. “Saya biasanya mengajar dosen, tapi di sini saya bertemu dengan ibu bapak guru dan kepala sekolah, PAUD lagi,” tuturnya mengawali sambutan.

Menurut Rektor, dalam pembelajaran ada faktor psikologis yang harus diperhatikan di setiap level pembelajaran. “Mengajar mahasiswa bagaimana, SMA bagaimana, SMP bagaimana, SD, sampai ujian. Bukan main. Saya mendapat ilmu psikologi tentang pembelajaran,” ungkap Rektor.

Rektor menerangkan, semakin levelnya ke bawah, maka pembelajaran dilaksanakan secara perlahan, namun disampaikan dengan sangat jelas. “Saya yakin kalau ibu-ibu itu sudah biasa,” tuturnya.

Rektor cukup memahami bagaimana pembelajaran yang berlangsung di tingkat Anak Usia Dini. Seorang guru dituntut untuk selalu banyak bersabar dalam menghadapi anak-anak usia dini yang berbeda-beda secara psikologi dan karakternya.

Rika Amelia menerima cenderamata dari Rektor Dr. Muhammad Rusli, M.T. Foto: Nadya

Rika Amelia menerima cenderamata dari Rektor Dr. Muhammad Rusli, M.T. Foto: Nadya

Narasumber Rika Amelia, SE., M.Pd selaku asesor Badan Akreditasi Nasional (BAN) PAUD dan Instruktur Nasional Kurikulum Merdeka AUD. Foto: Nadya

Narasumber Rika Amelia, SE., M.Pd selaku asesor Badan Akreditasi Nasional (BAN) PAUD dan Instruktur Nasional Kurikulum Merdeka AUD. Foto: Nadya

Berbeda pada pembelajaran level paling tinggi, misalnya, di tingkat doktoral. “Profesor duduk di depan, kemudian senyum-senyum, nulis bukunya diktat, silakan dibaca literaturnya, dua minggu lagi buat ringkasannya. Enak, Profesornya pelan-pelan, (tapi) mahasiswanya kelimpungan,” tuturnya sembari tertawa.

Oleh karena itu, Rektor berpesan kepada para guru anak usia dini agar dalam melaksanakan pembelajaran para guru lebih meningkatkan kesabaran, penuh ketelatenan dan penuh penjelasan yang lebih detail.

Rektor memiliki pandangan yang cukup membuka wawasan para peserta pelatihan Kurikulum Merdeka. “Sebenarnya kurikulum itu seperti resep masakan. Jadi kalau mau masak Nasi Goreng, Nasi Padang, itu pasti ada resepnya. Nah, kalau Kurikulum Merdeka itu seperti resep Nasi Padang Merdeka, itu seperti apa?” tanya Rektor kepada para peserta disambut dengan tertawa.

“Nasi Padangnya sama, cuma di sini lebih banyak variasi. Pada intinya sama, substansinya sama, namun di sini ada istilah Merdeka yang tergantung situasi kondisi setempat, budaya juga beda, kearifan lokal, banyak aspek yang harus dipertimbangkan untuk Merdeka,” tutur Rektor panjang lebar.

Oleh karena itu, Rektor berharap pada pelatihan tersebut apa yang disampaikan narasumber benar-benar dapat dipahami peserta dan dapat diimplementasikan. “Salah satu ciri pengajar itu Bapak Ibu, begitu mau menyampaikan, itu harus tepat. Nah, begitu tadi ada kesalahan, saya langsung perbaiki,” tuturnya. Baginya, seorang guru tidak boleh mengulangi kesalahan yang kedua kalinya.

Sementara itu, Ketua Program Studi Pendidikan Guru Anak Usia Dini Drs. Suprijadi, M.Pd mengatakan bahwa pelatihan diselenggarakan untuk menindaklanjuti SK Mendikbudristek nomor 56/M/2022 tentang Pedoman Penerapan Kurikulum dalam Rangka Pemulihan Pembelajaran.

“Khususnya implementasi Kurikulum Merdeka yang mulai berlaku tahun pelajaran 2022/2023,” tutur Suprijadi.

Pelatihan seluruhnya diikuti 38 mahasiswa dari Prodi PG AUD. Dengan rincian tahun masuk 2019 sebanyak 23 orang mahasiswa dan 15 orang mahasiswa 2020.

(SA/Puskomjar)

Peserta Pre Conference ICSINTESA 2022 di Bali, 10-12 November 2022 mendatang, Sabtu (10/9). Foto: Screenshot

UM – Universitas Mulia akan menggelar Konferensi SEMINASTIKA dan ICSINTESA di Bali, 10-11 November 2022 mendatang. Untuk keperluan itu, dosen dan mahasiswa didorong publikasi ilmiah dengan memasukkan makalahnya di jurnal nasional maupun internasional, dengan mengikuti lebih dulu Workshop Pra Konferensi yang digelar daring, Sabtu (10/9).

Kepala LP3M Universitas Mulia yang juga Ketua Umum Panitia ICSINTESA 2022 Richki Hardi, S.T., M.Eng mengatakan bahwa tujuan diselenggarakannya Pra Konferensi adalah untuk memberikan pembekalan tips dan trik publikasi tembus di jurnal internasional.

Richki mendorong para peserta tetap bersemangat menulis karya ilmiahnya serta melakukan publikasi yang dapat diakui baik secara nasional maupun internasional.

“Kemudian yang kedua, dalam rangka menyambut konferensi bersamaan di Bali, di Kuta, Kami mengimbau, mengajak kepada Bapak Ibu untuk join bersama untuk seminar internasional ICSINTESA maupun SEMINASTIKA yang akan diselenggarakan di Kuta Bali,” tutur Ricki Hardi mengawali sambutan.

Dirinya menerangkan, bagi pemakalah yang masuk dalam Konferensi Nasional SEMINASTIKA (Seminar Nasional Teknologi Informasi Komunikasi dan Administrasi), makalahnya akan diterbitkan dalam Jurnal Nasional Perguruan Tinggi maupun Jurnal yang terindeks dan terakreditasi SINTA 4.

Ferry Wahyu Wibowo, pemateri Workshop Pre Conference ICSINTESA 2022. Foto: Screenshot

Ferry Wahyu Wibowo, pemateri Workshop Pre Conference ICSINTESA 2022. Foto: Screenshot

Beberapa materi yang disajikan Ferry Wahyu Wibowo, dosen Universitas Amikom Yogyakarta, Sabtu (10/9). Foto: Screenshot

Beberapa materi yang disajikan Ferry Wahyu Wibowo, dosen Universitas Amikom Yogyakarta, Sabtu (10/9). Foto: Screenshot

Kriteria Konferensi. Foto: Screenshot

Kriteria Konferensi. Foto: Screenshot

Alur Review IEEE. Foto: Screenshot

Alur Review IEEE. Foto: Screenshot

Kriteria Penulisan. Foto: Screenshot

Kriteria Penulisan. Foto: Screenshot

Sedangkan pemakalah yang dalam Konferensi Internasional ICSINTESA (International Conference of Science and Information Technology in Smart Administration) akan dipublikasikan di IEEE dan terindeks Scopus dan WoS.

Richki juga menyilakan peserta yang ingin melakukan pembimbingan (coaching) sampai selesai kepada narasumber hingga makalahnya tembus jurnal internasional.

Pada workshop kali ini, Ferry Wahyu Wibowo, akademisi dari Universitas Amikom Yogyakarta tampil sebagai narasumber. Ferry yang juga anggota IEEE ini cukup berpengalaman menjadi reviewer di beberapa jurnal internasional membagikan pengalamannya bagaimana tembus pada jurnal internasional.

Ferry saat ini sedang menyelesaikan S3 Ilmu Komputer Universitas Kristen Satya Wacana, memiliki minat penelitian di bidang Algoritma, Machine Learning dan Deep Learning, Big Data, Soft Computing dan Intelligent Systems.

Ferry mengatakan, bahwa beberapa workshop serupa yang digelar menjelang konferensi lebih banyak membahas mirip seperti perkuliahan metodologi penelitian. Namun, pada workshop kali ini dirinya lebih fokus pada bagaimana praktisnya tembus pada jurnal internasional.

“Ini sebenarnya tidak hanya berkutat pada penelitian di IEEE, ACM, atau Springer,” tutur Ferry. Tetapi, menurutnya juga pada beberapa jurnal yang terindeks Scopus.

Pada workshop ini, Ferry menyampaikan beberapa outlines yang perlu dipelajari sebelum memasukkan jurnal di IEEE. “Tidak hanya di paper prosiding, nanti Bapak/Ibu bisa lanjutkan di pembuatan jurnal,” tutur Ferry.

Ferry mengatakan, prosiding dan jurnal memiliki perbedaan, di antaranya adalah pada jurnal lebih kompleks dibanding prosiding. “Halamannya lebih banyak,” tuturnya. Bukan hanya itu, menurutnya, menulis sebuah jurnal bisa menunjukkan kemampuan diri sendiri dalam hal menulis.

Dirinya juga mengungkapkan perbedaan jurnal yang dimuat di IEEE dibanding jurnal pada umumnya. “Kemudian bagaimana jika kita tidak punya ide untuk menulis? Apa yang harus kita lakukan? Kalau sudah punya ide, punya data, bagaimana cara mengolahnya?” tutur Ferry menjelaskan apa saja yang akan dipelajari di dalam workshop.

Yuk, siapkan makalah terbaikmu. Daftarkan dalam Konferensi Nasional SEMINASTIKA (https://seminastika.universitasmulia.ac.id) dan/atau ICSINTESA (https://icsintesa.universitasmulia.ac.id) 2022 yang akan digelar secara hybrid mendatang.

(SA/Puskomjar)

Akademisi Universitas Mulia Dr. Agung Sakti Pribadi saat memaparkan hasil investigasinya pada FGD Sinergi Aparat Penegak Hukum memberantas Mafia Tanah di Balikpapan, Rabu (7/9). Foto: Nadya

UM – Program Studi Ilmu Hukum Universitas Mulia menggelar Forum Group Discussion (FGD) bersama Wakil Ketua DPRD Budiono, pejabat BPN, Pemerintah Kota, Polresta, Akademisi serta praktisi hukum, Rabu (7/9). FGD menghasilkan masukan penting untuk pembangunan Kota Balikpapan ke depan sebagai penyangga Ibu Kota Nusantara (IKN).

Tampil sebagai narasumber Wakil Ketua DPRD Balikpapan Ir. Budiono, Kasubnit Hartahbang Satreskrim Polresta Ipda Elyansyah, pejabat BPN Annisa Turi Hardianingsih, S.H., M.PA, Kepala Dinas Pertanahan dan Penataan Ruang Neny Dwi Winahyu, S.STP., M.Si, Akademisi Universitas Mulia Dr. Agung Sakti Pribadi S.H., M.H dan moderator Okta Nofia Sari, S.H., M.H.

Dr. Agung Sakti Pribadi memandang persoalan Mafia Tanah dinilai perlu ditangani lebih serius. Dirinya mengusulkan perlunya dibentuk Satuan Tugas (Satgas) Pencegahan dan Pemberantasan Mafia Tanah di tingkat kantor Badan Pertanahan Nasional (BPN) bersinergi bersama Kepolisian Resor Kota (Polresta) Balikpapan.

“Masalah tumpang tindih kepemilikan tanah sangat tinggi di Balikpapan. Bahkan di satu lokasi bisa ada sertifikat ganda. Bahkan kasus sengketa tanah terbilang sangat tinggi,” tutur Dr. Agung saat memaparkan hasil investigasinya.

Dirinya menambahkan, untuk tanah yang berasal dari segel dan belum bersertifikat, di atas satu lokasi yang sama bahkan bisa ada tiga surat kepemilikan yang berbeda. “Dan surat kepemilikan itu atau sertifikat dikeluarkan oleh BPN setempat, kok bisa?” tuturnya.

Menurutnya, tumpang tindih (overlapping) yang terjadi dan tingginya konflik serta sengketa pertanahan di Balikpapan disebabkan pencatatan data kepemilikan belum terdokumentasikan dengan baik.

Foto bersama Rektor Universitas Mulia dengan Wakil Ketua DPRD Budiono, perwakilan Pemerintah Kota Balikpapan, pejabat BPN, Polresta serta pejabat Muspika., Rabu (7/9). Foto: Nadya

Foto bersama Rektor Universitas Mulia dengan Wakil Ketua DPRD Budiono, perwakilan Pemerintah Kota Balikpapan, pejabat BPN, Polresta serta pejabat Muspika., Rabu (7/9). Foto: Nadya

Wakil Ketua DPRD Kota Balikpapan Budiono ketika menjadi salah satu narasumber FGD, Rabu (7/9). Foto: Nadya

Wakil Ketua DPRD Kota Balikpapan Budiono ketika menjadi salah satu narasumber FGD, Rabu (7/9). Foto: Nadya

“Kelemahan utama untuk tanah yang belum bersertifikat adalah adanya tumpang tindih surat tanah di atas lokasi yang sama,” tuturnya. Menurutnya, hal ini disebabkan adanya mafia tanah yang spesialis membuat surat segel tanah yang kemudian beralih menjadi sertifikat.

Menurutnya, persoalan ini tidak bisa dibiarkan begitu saja tanpa tindak lanjut yang bisa memungkinkan di waktu yang akan datang akan muncul kembali. Untuk itulah, dirinya mengungkapkan perlunya sinergi antara Aparat Penegak Hukum dengan BPN agar pemberantasan mafia tanah berjalan lebih efektif.

Dirinya mengapresiasi langkah Presiden Joko Widodo yang menegaskan kepada jajaran Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) di bawah Menteri ATR/BPN Hadi Tjahjanto untuk lebih serius dalam memberantas mafia tanah. Menurut Presiden, keberadaan mafia tanah hanya menyulitkan masyarakat dalam mengurus sertifikat tanah.

“Kalau masih ada mafia yang main-main silakan detik itu juga gebuk. Ini meruwetkan mengurus sertifikat. Tidak bisa kita biarkan rakyat tidak dilayani urus sertifikat, setuju gak?” ujar Presiden Joko Widodo, seperti dikutip dari setneg.go.id, dalam sambutannya saat menyerahkan sertifikat tanah untuk rakyat di Gelora Delta, Kabupaten Sidoarjo, Senin, 22 Agustus 2022.

Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Ir. Budiono pada kesempatan sebelumnya mengajak masyarakat untuk bersama-sama bersinergi membangun Kota Balikpapan. “Instruksi Bapak Presiden terkait mafia ini kita bersinergi. Jangan lagi kita buka ruang-ruang untuk negosiasi,” tutur Budiono.

“Mari bersama-sama membangun kota ini lebih baik lagi. Tentunya kita awali dari mafia tanah. Sebetulnya bukan mafia tanah, tapi saya pikir orang yang mau membantu menguruskan tanah,” tutur Budiono.

Hal ini terjadi mengingat masyarakat ingin selalu minta dipermudah dan didahulukan dalam pengurusan sertifikat tanah. Padahal, menurutnya, di dalam pengurusan tanah memerlukan durasi waktu mengingat beberapa persyaratan yang harus dipenuhi pengusul.

Apabila persyaratan tersebut belum dapat dipenuhi pengusul, maka pengurusan sertifikat akan membutuhkan waktu beberapa lama. Masyarakat kemudian mencari jalan pintas agar urusan pertanahan menjadi lebih cepat.

(SA/Puskomjar)

FGD yang digelar Prodi Ilmu Hukum Universitas Mulia bahas Sinergi Aparat Penegak Hukum Berantas Mafia Tanah, Rabu (7/9). Foto: Tangkapan layar

UM – Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Humaniora dan Kesehatan Universitas Mulia menggelar Forum Group Discussion (FGD) membahas Sinergi Aparat Penegak Hukum Memberantas Mafia Tanah di Balikpapan. FGD berlangsung di Aula Kampus Cheng Ho Universitas Mulia, Jalan Letjen Zaini Azhar Maulani, Rabu (7/9).

Tampil sebagai narasumber Wakil Ketua DPRD Balikpapan Ir. Budiono, Kasubnit Hartahbang Satreskrim Polresta Ipda Elyansyah, pejabat BPN Annisa Turi Hardianingsih, S.H., M.PA, Kepala Dinas Pertanahan dan Penataan Ruang Neny Dwi Winahyu, S.STP., M.Si, Akademisi Universitas Mulia Dr. Agung Sakti Pribadi, dan moderator Okta Nofia Sari, S.H., M.H.

Rektor Dr. Muhammad Rusli, M.T mengatakan menyambut baik atas terlaksananya FGD hari ini. Secara khusus Rektor mengucapkan terima kasih kepada Dr. Agung dan para narasumber, undangan serta panitia dan mahasiswa yang telah menyelenggarakan kegiatan akademik tersebut.

“Satu hal yang saya sampaikan berdasarkan pengalaman selama ini, di FGD itu tidak bisa satu kali jadi. Kepada tim panitia dan para mahasiswa, untuk tahap pertama ini harus ada output-nya lebih dulu, output apa yang akan dihasilkan,” tutur Rektor.

Rektor menambahkan, ke depan diharapkan diselenggarakan FGD kembali terkait dengan Mafia Tanah yang dibahas saat ini. “Jadi, ini saran saya, (kegiatan) ini baru pembukaan mengingat (diselenggarakan) dalam waktu terbatas,” tutur Rektor kepada panitia.

Rektor Dr. M Rusli, M.T saat membuka FGD tentang Sinergi Aparat Penegak Hukum Membernatas Mafia Tanah, Rabu (7/9). Foto: Tangkapan layar

Rektor Dr. M Rusli, M.T saat membuka FGD tentang Sinergi Aparat Penegak Hukum Memberantas Mafia Tanah, Rabu (7/9). Foto: Tangkapan layar

Wakil Ketua DPRD Kota Balikpapan Ir. Budiono saat menjadi narasumber dalam FGD di Universitas Mulia, Rabu (7/9). Foto: tangkapan layar

Wakil Ketua DPRD Kota Balikpapan Ir. Budiono saat menjadi narasumber dalam FGD di Universitas Mulia, Rabu (7/9). Foto: tangkapan layar

Fyler FGD Sinergi Aparat Penegak Hukum Memberantas Mafia Tanah di Balikpapan.

Flyer FGD Sinergi Aparat Penegak Hukum Memberantas Mafia Tanah di Balikpapan.

Rektor menerangkan, sebagai ilmuwan di bidang Informatika, dirinya mengibaratkan dengan sebuah sistem yang disusun oleh banyak komponen yang saling bekerja sama satu dengan yang lain. “Bagaimana mensinergikan banyak komponen tersebut sehingga menjadi sebuah sistem?” tanya Rektor kepada hadirin.

Oleh karena itu, jika terjadi masalah pada sebuah sistem, maka dapat dianalisis mulai dari bagian sistem yang besar sampai pada yang kecil. “Bisa dianalisis dari hulu sampai ke hilir,” tutur Rektor.

“Hulunya mungkin Undang-undang Dasar atau Pancasila, sampai turun ke Peraturan Daerah. Ini kita coba kaitkan dengan sebuah sistem. Kira-kira kenapa sih mafia tanah ini muncul?” tanya Rektor.

“Kalau peraturannya sudah lengkap, pasti ada lubang-lubang yang kemungkinan itu bisa disiasati untuk masuk,” tutur Rektor. Oleh karena itu, lanjut Rektor, baik kepada para mahasiswa maupun dosen peserta FGD hendaknya perlu mempelajari apakah masih ada regulasi maupun dari sisi implementasi yang masih memungkinkan terdapat ‘lubang’ sehingga bisa disiasati oleh masuknya mafia tanah.

Untuk itu, Rektor berterima kasih kepada para narasumber, baik dari DPRD, pejabat Muspika, pejabat BPN, praktisi Notaris, para ahli hukum serta akademisi yang ikut terlibat dalam Forum Diskusi kali ini.

“Inilah tugas teman-teman dan para mahasiswa di dalam menganalisis (permasalahan) ini. Adakah celah yang memungkinkan para mafia tanah? Kalaupun bisa masuk, kenapa masuk? Bagaimana respons kita? Bagaimana sistem men-support supaya tidak masuk? Baik itu sistem manual, kalaupun sistem itu sudah ada, dibantu dengan sistem informasi,” tutur Rektor panjang lebar.

Meski demikian, Rektor mengingatkan bahwa sistem informasi tidak akan berjalan apabila sistem manualnya tidak mendukung. “Sistem manual harus sudah ada lebih dulu,” tutur Rektor. Rektor mengungkapkan dirinya siap membantu mengembangkan sistem apabila diperlukan ke depan.

Sementara itu, Ketua Panitia Muhammad Asyharuddin, S.H, M.H mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan masukan Direktur Eksekutif Yayasan Airlangga Dr. Agung Sakti Pribadi untuk menggelar FGD membahas Sinergi Penegak Hukum dan perihal Undang-undang Agraria untuk membuka wawasan bagi mahasiswa.

“Output yang diharapkan bagi mahasiswa kami adalah wawasan yang lebih berkembang untuk menanggapi perihal mafia tanah di Balikpapan ini, khususnya di Kalimantan Timur,” tutur dosen Program Studi Ilmu Hukum ini.

Selain itu, dirinya terdorong dengan Tap MPR Nomor IX/MPR/2001 Tentang Pembaruan Agraria dan Pengelolaan Sumber Daya Alam. “Maka atas dasar ini juga sehingga kami membuat kegiatan ini sehingga mampu mendapatkan output dari para narasumber yang akan membahas tentang pentingnya wawasan terhadap agraria khususnya di Kalimantan Timur ini,” tutur Asyhar.

Menurutnya, kehadiran mafia tanah tidak bertanggung jawab terhadap hukum sehingga melunturkan integritas hukum di Indonesia khususnya di Kalimantan Timur.

Menurut Budiono, Wakil Ketua DPRD Kota Balikpapan, dirinya sepakat dengan instruksi Presiden Joko Widodo beberapa waktu yang lalu terkait mafia tanah. “Instruksi Bapak Presiden terkait mafia ini kita bersinergi. Jangan lagi kita buka ruang-ruang untuk negosiasi,” tutur Budiono.

Memang, menurutnya, di dalam pengurusan tanah memerlukan durasi waktu mengingat beberapa persyaratan yang harus dipenuhi pengusul. Apabila persyaratan tersebut dipenuhi pengusul, maka hal ini memerlukan beberapa waktu lamanya.

“Mari bersama-sama membangun kota ini lebih baik lagi. Tentunya kita awali dari mafia tanah. Sebetulnya bukan mafia tanah, tapi saya pikir orang yang mau membantu menguruskan tanah,” tutur Budiono.

“Saya mengapresiasi kepada Universitas Mulia yang sudah menginisiasi dan mempertemukan kita dengan kawan-kawan semua,” tutur Budiono. Dirinya berharap FGD ini menjadi arah untuk pengurusan, penertiban, atau untuk menjadikan inisiator pemberantasan mafia tanah.

(SA/Puskomjar)

Kepala Bagian Pusat Data dan Informasi Akademik Yeyen Dwi Atma, S.Kom., M.Kom saat mengenalkan layanan akademik kepada Mahasiswa Baru 2022, Kamis (1/9). Foto: Tangkapan Layar

UM – Kuliah Semester Ganjil 2022/2023 akan segera dimulai. Di setiap awal semester mahasiswa mulai sibuk mempersiapkan diri mengikuti perkuliahan dengan menyiapkan Kartu Rencana Studi (KRS). Apa saja yang perlu diketahui Mahasiswa Baru 2022 di awal semester ini?

Kepala Bagian Pusat Data dan Informasi Akademik Yeyen Dwi Atma, S.Kom., M.Kom secara daring mengenalkan bagaimana mekanisme pengisian KRS di hadapan mahasiswa baru, Kamis (1/9).

“Saya akan mengenalkan bagaimana teman-teman mahasiswa nanti berinteraksi dengan kampus, mulai dari penggunaan website, informasi yang diperlukan seperti apa, dan fasilitas apa saja yang harus diperhatikan mahasiswa,” tutur Yeyen mengawali paparan.

Menurutnya, mahasiswa baru wajib mengenal peraturan akademik yang ada di Universitas Mulia. Di antaranya ada hak dan kewajiban bagi mahasiswa, larangan yang harus dihindari mahasiswa serta mahasiswa perlu mengetahui masa studi selama belajar di perguruan tinggi.

“Untuk jenjang Sarjana S1 ini Anda punya masa studi (paling lama) tujuh tahun. Kemudian yang D3 punya masa studi lima tahun. Lewat dari itu, Anda bisa dikeluarkan,” ungkapnya. Meski demikian, ia menerangkan, secara kurikulum untuk menyelesaikan program D3 adalah tiga tahun, sedangkan S1 adalah empat tahun.

“Tentunya, agar Anda bisa lulus cepat itu (berarti) bisa menentukan prioritas dan kewajiban yang dibebankan kepada Anda,” tuturnya bijak. Untuk itulah, dirinya memberikan tips agar masing-masing mahasiswa mampu mengatur dirinya sendiri agar mampu menyelesaikan studi tepat waktu sesuai dengan rencana.

Bagaimana caranya?

Mahasiswa Baru 2022 menyimak paparan layanan akademik. Foto: Media Kreatif

Mahasiswa Baru 2022 menyimak paparan layanan akademik. Foto: Media Kreatif

Alur Administrasi Akademik di Universitas Mulia. Foto: Tangkapan layar

Alur Administrasi Akademik di Universitas Mulia. Foto: Tangkapan layar

Daftar menu yang ada pada Sistem Informasi Akademik Mahasiswa (SIAM). Foto: Tangkapan Layar

Daftar menu yang ada pada Sistem Informasi Akademik Mahasiswa (SIAM). Foto: Tangkapan Layar

ANGKET, Anjungan Akademik Terpadu yang tersedia untuk mahasiswa. Foto: Tangkapan Layar

ANGKET, Anjungan Akademik Terpadu yang tersedia untuk mahasiswa. Foto: Tangkapan Layar

“Silakan akses informasi akademik yang telah disediakan Universitas Mulia, di antaranya adalah email students yang harus Anda atur di ponsel masing-masing agar bisa menerima informasi akademik, kemudian silakan akses portal akademik, sistem informasi akademik dan perhatikan kalender akademik,” tuturnya.

Selain itu, lanjutnya, masing-masing mahasiswa akan didampingi oleh satu orang Dosen Penasehat Akademik yang tertera dalam Sistem Informasi Akademik Mahasiswa (SIAM). “Jadi, kalian bisa berkonsultasi dengan Dosen Penasehat Akademik Anda terkait dengan rencana studi,” tutur Yeyen.

Berikutnya, mahasiswa aktif mengikuti dan memperhatikan perkuliahan, baik melalui sarana aplikasi daring seperti Google Classroom, Microsoft Teams, Google Meet, Zoom, atau Lentera E-Learning.

“Perhatikan presensi kuliah maupun presensi ujian menggunakan akun SIAM Anda masing-masing, jangan lupa scan QR code presensi dengan aplikasi yang ada di ponsel masing-masing setiap kali kuliah,” tuturnya mengingatkan mahasiswa.

Yeyen menerangkan, di Universitas Mulia terdapat Siklus Akademik, yaitu Semester Ganjil, Semester Genap, dan Semester Antara (atau Semester Pendek) yang diselenggarakan di akhir semester genap dan menjelang pelaksanaan tahun akademik baru.

“Semester Antara ini disediakan khusus bagi mahasiswa yang mengalami kegagalan menyelesaikan mata kuliah di semester ganjil atau genap. Misalnya, mahasiswa ingin memperbaiki nilai mata kuliah di semester ganjil atau genap,” tuturnya.

Mahasiswa harus mengerti dan paham bagaimana alur administrasi akademik yang ada di Universitas Mulia. Di setiap awal semester, misalnya, mahasiswa diwajibkan mengetahui masa registrasi atau waktu mulai berlakunya daftar ulang dan mengisi Kartu Rencana Studi (KRS) di SIAM.

“Memasuki masa registrasi ini, mahasiswa login SIAM, kemudian memilih waktu kuliah, apakah kuliah pagi atau malam, kemudian melakukan pembayaran di bank,” tuturnya. Prosedur registrasi ini berlangsung di setiap awal semester.

Setelah melakukan pembayaran, maka SIAM akan mengarahkan mahasiswa untuk mengisi KRS dengan daftar mata kuliah sesuai dengan program studi masing-masing. “Anda harus memperhatikan Jadwal Kuliah dan kelas yang Anda pilih, perhatikan juga kuota yang tersedia di setiap kelas,” tuturnya.

“Pada masa KRS ini, setelah mengisi KRS, Anda membutuhkan pengesahan atau validasi dari Dosen Penasehat Akademik. Jika telah disetujui dosen, maka status Anda aktif sehingga bisa mengikuti perkuliahan,” tuturnya.

Pemaparan prosedur Pengisian KRS ini diikuti kurang lebih 400 orang mahasiswa baru. Beberapa mahasiswa baru yang sedang bekerja di tempat kerjanya mengikuti secara terbatas paparan secara daring melalui aplikasi Zoom di tempat kerjanya.

Lebih lanjut tentang hal ini, mahasiswa baru diharapkan membaca dengan detail Peraturan Akademik yang tersedia di situs BAAK unduh di sini. Selamat mengikuti perkuliahan dengan baik. Semoga sukses semua.

(SA/Puskomjar)

Salah satu kegiatan PKKMB saat penyampaian materi oleh Okta Nofia Sari SH MH, Dosen dan Ketua Program Studi Ilmu Hukum, Senin (29/8). Foto: Fian

UM – Pelaksanaan Program Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) 2022 tahap kedua tengah berlangsung di Universitas Mulia dalam pekan ini. Kegiatan ini diselenggarakan tatap muka atau luring dan daring, mulai Senin (29/8).

Panitia PKKMB Drs. Suprijadi, M.Pd mengatakan bahwa PKKMB 2022 diselenggarakan dalam dua tahap. Tahap pertama dilaksanakan 4-5 Juli 2022 yang lalu untuk mahasiswa baru yang terdaftar pada gelombang satu dan dua. Sedangkan tahap kedua pada 29-30 Agustus 2022 yang diikuti pendaftar gelombang tiga.

“Tahun ini jumlah peserta sebanyak 565 mahasiswa baru yang tersebar pada 11 Program Studi di Kampus Utama Balikpapan, ditambah dengan tiga orang mahasiswa yang tahun sebelumnya belum pernah ikut PKKMB,” tutur Suprijadi.

Menurutnya, PKKMB menjadi syarat penting dan wajib diikuti mahasiswa baru sehingga memperoleh sertifikat yang dapat dicatatkan dan dimuat dalam SKPI atau Surat Keterangan Pendamping Ijazah ketika lulus Sarjana nanti.

“Ada 12 orang Mahasiswa Baru 2022 yang tidak ikut PKKMB tahun ini karena sedang bekerja di lokasi, yang bersangkutan berencana ikut tahun depan,” ungkapnya.

Bukan itu saja, pada bulan Agustus ini mahasiswa baru diajak ikut memeriahkan berbagai lomba dalam rangka menyambut Hari Kemerdekaan ke-77 RI. Hal ini untuk mendorong mahasiswa baru saling mengenal di antara mereka, beradaptasi, dan menjalin keakraban satu sama lain sehingga mendukung proses pendidikan di perguruan tinggi.

Suprijadi mengatakan, tahun ini PKKMB mengusung tema membangun Sumber Daya Mahasiswa Baru yang berkualitas, berpikir cerdas, bernalar kritis, ber-Kebhinekaan global dalam menghadapi Indonesia Emas 2045.

Suprijadi menerangkan, pelaksanaan PKKMB diharapkan menjadi media dan sarana penanaman lima program gerakan nasional revolusi mental yaitu Indonesia melayani, Indonesia bersih, Indonesia tertib, Indonesia mandiri, dan Indonesia bersatu.

Wakil Ketua DPRD Kota Balikpapan Budiono saat memberikan materi kepada Mahasiswa Baru 2022 Universitas Mulia, Senin (29/8). Foto: Fian

Wakil Ketua DPRD Kota Balikpapan Budiono saat memberikan materi kepada Mahasiswa Baru 2022 Universitas Mulia, Senin (29/8). Foto: Fian

Drs. Suprijadi, M.Pd mendampingi mahasiswa yang bertanya kepada narasumber. Foto: Fian

Drs. Suprijadi, M.Pd mendampingi mahasiswa yang bertanya kepada narasumber. Foto: Fian

Mahasiswa Baru 2022 tampil unjuk gigi di atas panggung. Foto: Fian

Mahasiswa Baru 2022 tampil unjuk gigi di atas panggung. Foto: Fian

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Mundzir, S.Kom., M.T menutup PKKMB, Selasa (30/8). Foto: Fian

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Mundzir, S.Kom., M.T menutup PKKMB, Selasa (30/8). Foto: Fian

Salah satu kegiatan lomba dalam rangka menyambut Hari Kemerdekaan ke-77 RI, 15 Agustus 2022. Foto: Fian

Salah satu kegiatan lomba dalam rangka menyambut Hari Kemerdekaan ke-77 RI, 15 Agustus 2022. Foto: Fian

“Setelah mengikuti PKKMB ini, kelak mahasiswa diharapkan akan menjadi alumni perguruan tinggi yang memiliki kedalaman ilmu, keluhuran akhlak, cinta tanah air, dan berdaya saing global,” tutur alumni Lemhanas ini.

Beberapa materi terkait nilai-nilai wawasan kebangsaan dan pengenalan kehidupan kampus bagi mahasiswa baru di antaranya adalah perihal kehidupan berbangsa, bernegara, dan pembinaan kesadaran bela negara. Kemudian pemahaman tentang Pancasila sebagai Dasar Negara atau Ideologi Negara, Undang-undang Dasar 1945, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI.

Dan yang tak kalah penting adalah mahasiswa baru diberikan pemahaman tentang pencegahan dan penanggulangan intoleransi, radikalisme, terorisme, dan penyebaran paham-paham yang bertentangan dengan ideologi negara serta bahaya Narkoba.

“Kita berikan juga pembinaan gerakan nasional revolusi mental, pengenalan sistem Pendidikan Tinggi khususnya di Universitas Mulia, dan pengenalan organisasi kemahasiswaan dan kegiatan kemahasiswaan untuk pengembangan penalaran dan minat bakat,” tutur Surpijadi.

Pada pelaksanaan PKKMB luring ini, panitia mengundang Budiono, Wakil Ketua DPRD (Dewan Perwakilan Rakyat Daerah) Kota Balikpapan tampil sebagai narasumber untuk memberikan materi kepada seluruh mahasiswa baru.

“Kehadiran Wakil Ketua DPRD, Pak Budiono merupakan penghormatan bagi Universitas Mulia. Beliau menyampaikan materi tentang penanaman nilai-nilai wawasan kebangsaan kepada seluruh mahasiswa baru,” tutur Suprijadi.

Intinya, lanjut Suprijadi, Budiono mengingatkan kepada mahasiswa bahwa mereka adalah tulang punggung bangsa. “Jatuh bangunnya bangsa Indonesia tergantung pada generasi muda, yaitu kalian semua mahasiswa,” ujar Suprijadi, seperti yang dikatakan Budiono.

Menurutnya, PKKMB bukan sekadar kegiatan yang diikuti untuk kemudian selesai begitu saja. “Ada sistem penilaian kelulusan PKKMB yang mengharuskan seluruh peserta menyelesaikan rangkaian penugasan dan penilaian, meliputi kehadiran, penilaian pendekatan personal, pembuatan makalah Individu dan kelompok,” tuturnya.

Dirinya menambahkan, khusus pembuatan makalah kelompok terdapat indikasi penanaman nilai-nilai bermusyawarah dalam mengemukakan pendapat untuk menciptakan persatuan.

“Hari Kamis (1/9) ada penyampaian materi secara daring tentang Mekanisme Pengisian Kartu Rencana Studi atau KRS oleh Kepala Pusat Data dan Informasi, Pak Yeyen Dwi Atma. Silakan diperhatikan karena itu menyangkut kegiatan studi setiap awal semester,” tuturnya.

Di akhir pelaksanaan, PKKMB ditutup oleh Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Mundzir, S.Kom., M.T dengan memberikan kuis tebak kata dan hadiah senilai 200 ribu. Secara khusus Mundzir mengucapkan selamat kepada seluruh Mahasiswa Baru 2022.

“Selamat bergabung bersama Universitas Mulia. Mudah-mudahan melalui PKKMB ini mahasiswa baru dapat beradaptasi dengan kampus, tidak hanya melihat infrastruktur, sarana dan prasarana, tetapi juga diharapkan mahasiswa baru bisa beradaptasi dengan lingkungan, bertegur sapa dengan sesama mahasiswa dalam satu prodi, satu fakultas, bahkan lebih jauh satu universitas,” tutup Mundzir.

(SA/Puskomjar)

Pameran Hasil Karya Tugas Akhir Program Studi D3 Sistem Informasi yang ke-3, bertempat di Aula Kampus Cheng Ho, Sabtu (27/8). Foto: Istimewa

UM – Program Studi D3 Sistem Informasi tahun ini kembali menggelar yang ke-3 pameran produk hasil karya Tugas Akhir. Pameran berlangsung selama dua hari, bertempat di Aula Kampus Cheng Ho, Jalan Letjen Zaini Azhar Maulani, Jumat dan Sabtu (26-27/8).

Dekan Fakultas Ilmu Komputer Jamal, S.Kom., M.Kom mengatakan bahwa dirinya mengapresiasi pameran tersebut dan berharap dapat dilanjutkan dan dimanfaatkan oleh masyarakat, khususnya di Kota Balikpapan sebagai penyangga Ibu Kota Negara (IKN).

“Dari hasil karya mahasiswa ini menjadi portofolio mahasiswa untuk dimasukkan ke dalam SKPI atau Surat Keterangan Pendamping Ijazah,” ungkap Jamal.

SKPI adalah dokumen resmi yang dikeluarkan oleh perguruan tinggi. Surat yang juga disebut Diploma Supplement ini berisi pencapaian akademik dan capaian pembelajaran serta kualifikasi lulusan pendidikan tinggi bergelar.

Kualifikasi lulusan diuraikan dalam bentuk narasi deskriptif yang menyatakan capaian pembelajaran lulusan pada jenjang KKNI yang relevan, dalam suatu format standar yang mudah dipahami oleh masyarakat umum.

Meski demikian, dikutip dari Dokumen 008 tentang SKPI yang diterbitkan Ditjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemenristekdikti tahun 2015, SKPI bukan pengganti dari ijazah dan bukan transkrip akademik. SKPI juga bukan media yang secara otomatis memastikan pemegangnya mendapatkan pengakuan.

SKPI pada intinya menjabarkan pemenuhan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) sebagaimana diamanahkan oleh Pasal 52 ayat (3) dan Pasal 54 ayat (1) huruf a Undang-undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi. SKL merupakan Capaian Pembelajaran Minimum (CPM) lulusan.

Tiga orang Pemenang Juara Favorit Hasil Karya Tugas Akhir D3 Sistem Informasi masing-masing mendapatkan penghargaan dari Wakil Rektor Bidang Akademik Yusuf Wibisono, Sabtu (28/8). Foto: Istimewa

Tiga orang Pemenang Juara Favorit Hasil Karya Tugas Akhir D3 Sistem Informasi masing-masing mendapatkan penghargaan dari Wakil Rektor Bidang Akademik Yusuf Wibisono, Sabtu (28/8). Foto: Istimewa

Salah satu pemenang favorit pilihan dewan juri, Game Robot Exterminator Berbasis Android Menggunakan Unity karya Eka Wahyu Prasetyo. Foto: Istimewa

Salah satu pemenang favorit pilihan dewan juri, Game Robot Exterminator Berbasis Android Menggunakan Unity karya Eka Wahyu Prasetyo. Foto: Istimewa

Sementara itu, Ketua Program Studi D3 Sistem Informasi M. Safii, S.Kom., M.Kom mengatakan bahwa pameran diselenggarakan berdasarkan Instrumen Akreditasi Program Studi (IAPS) 4.0 yang telah dikeluarkan oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT). ”Untuk jenjang D3 diwajibkan adanya pameran hasil karya yang berlaku sejak 2020,” ungkapnya.

Pameran juga diikuti perwakilan dari SMA dan SMK se-Kota Balikpapan. “Diharapkan dengan adanya pameran karya mahasiswa ini sebagai sarana promosi kepada adik-adik sekolah SMA untuk bisa bergabung menjadi bagian dari Universitas Mulia,” tutur Safii.

Dalam pameran ini setidaknya 15 karya mahasiswa dipamerkan. “Ada lima karya di bidang Animasi, Aplikasi Web, Game, Maket 3D dan Fotografi,” ungkap Safii.

“Saya berharap ke depan semoga pameran ini bisa diadakan di luar kampus, seperti di mall atau tempat keramaian yang lainnya, dengan mengundang beberapa perusahaan sebagai tim dewan juri dalam memilih karya terbaik,” harap Safii.

Safii mengatakan, melalui pameran ini, lima orang dosen yang bertugas sebagai juri memberikan penilaian pada masing-masing karya. Alhasil, terpilih tiga karya favorit pilihan dosen. Juara I karya terpilih favorit berjudul Rancangan Pembuatan Game Robot Exterminator Berbasis Android Menggunakan Unity, karya Eka Wahyu Prasetyo.

Juara II berjudul Pemodelan Objek 3 Dimensi Cafe Hitam Manis Bonto Bulaeng Balikpapan, karya Novia Natalia Boru Rajagukguk. Dan Juara III berjudul Pemodelan 3D Gedung Sekolah SMK Negeri 6 Balikpapan, karya Nerissa Arviana Rizky Diva. Seluruh pemenang mendapatkan penghargaan dan sertifikat.

(SA/Puskomjar)

Peserta Yudisium Semester Genap 2021/2022 Fakultas Ilmu Komputer di Aula Kampus Cheng Ho, Sabtu (27/8). Foto: Nadya

UM – Fakultas Ilmu Komputer (FIKOM) melaksanakan prosesi Yudisium Semester Genap 2021/2022 diikuti lulusan yang berasal dari Program Studi S1 Informatika, S1 Sistem Informasi, dan D3 Sistem Informasi. Yudisium berlangsung di Aula Kampus Cheng Ho, Jalan Letjen Zaini Azhar Maulani, Sabtu (27/8).

Wakil Rektor Bidang Ketenagaan dan Keuangan Wisnu Hera Pamungkas, S.TP., M.Eng turut berbahagia dan mengucapkan selamat kepada seluruh peserta Yudisium.

“Mengucapkan selamat kepada para peserta yudisium yang telah berhak menyandang gelar S.Kom dan A.Md.Kom. Perlu diingat bahwa babak baru kehidupan kalian baru dimulai, gelar baru berarti tanggung jawab baru di mana kalian dituntut untuk berpikir dengan intelektualitas yang lebih matang dan bijak,” tutur Wisnu, yang juga dosen tetap Program Studi Informatika ini.

Wisnu yang juga alumni Magister Teknologi Informasi Universitas Gadjah Mada ini cukup memahami bagaimana para lulusan di bidang ilmu komputer dan teknologi informasi nantinya berkiprah dan melakukan pengabdian masyarakat.

“Nantinya apa yang kalian lakukan akan membawa nama almamater Universitas Mulia, jadi saya berpesan jaga nama baik kampus kalian ini karena itu juga akan menjadi nama baik kalian juga,” tutur Wisnu kepada para peserta Yudisium.

Meski demikian, usai menyelesaikan jenjang pendidikan Strata 1, para lulusan diharap tidak berhenti meningkatkan kapasitas diri, memperbanyak wawasan dan pengalaman dengan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Bahkan ke depan, direncanakan Universitas Mulia akan membuka Program Pendidikan S2.

Wakil Rektor Bidang Ketenagaan dan Keuangan Wsinu Hera Pamungkas, S.TP., M.Eng bersama Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan serta Dekan, Kaprodi, Staf, dan sebagian peserta Yudisium di Aula Cheng Ho, Sabtu (27/8). Foto: Nadya

Wakil Rektor Bidang Ketenagaan dan Keuangan Wsinu Hera Pamungkas, S.TP., M.Eng bersama Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan serta Dekan, Kaprodi, Staf, dan sebagian peserta Yudisium di Aula Cheng Ho, Sabtu (27/8). Foto: Nadya

Suasana Yudisium Semester Genap 2021/2022 Fakultas Ilmu Komputer di Aula Kampus Cheng Ho, Sabtu (27/8). Foto: Nadya

Suasana Yudisium Semester Genap 2021/2022 Fakultas Ilmu Komputer di Aula Kampus Cheng Ho, Sabtu (27/8). Foto: Nadya

Kaprodi Informatika dan Sistem Informasi bersama staf yang sukses mendorong mahasiswanya menyelesaikan studi. Foto: Nadya

Kaprodi Informatika dan Sistem Informasi bersama staf yang sukses mendorong mahasiswanya menyelesaikan studi. Foto: Nadya

“Jika niatan sudah kuat dan ada kesempatan, lanjutkan studi kalian (lebih tinggi), yang D3 ke S1 dan S1 ke S2. Insya Allah jika beberapa tahun ke depan UM telah ada S2 Komputer, kami siap kembali menyambut kalian,” tutur Wisnu berharap.

Menariknya, Wisnu sempat memberikan pantun sebelum mengakhiri sambutannya. “Ikan pari ikan belida, asal jangan itu si buaya. Selamat kepada semua sarjana dan diploma. Selamat berjaya selamat berkarya,” tuturnya disambut hadirin.

Sementara itu, Dekan FIKOM Jamal, S.Kom., M.Kom mengatakan bahwa sebanyak 121 peserta mengikuti Yudisium Semester Genap 2021/2022 ini. “Lulusan Sistem Informasi D3 ada 15 orang, Informatika 103 orang, dan Sistem Informasi baru tiga orang, mereka dari mahasiswa transfer,” tutur Jamal.

Menurutnya, jumlah lulusan FIKOM terbilang sedikit mengingat beberapa Program Studi seperti Teknologi Informasi dan Sistem Informasi baru berdiri sejak tiga tahun yang lalu. “Tahun depan diperkirakan akan banyak lulusan pertama,” tuturnya.

Dihubungi terpisah, Ketua Program Studi Informatika Isa Rosita, S.Kom., M.Cs mengaku terharu melihat perjuangan mahasiswanya menyelesaikan Skripsi. “Alhamdulillah, haru dan bangga melihat perjuangan mereka hingga bisa yudisium. Setiap mereka punya cerita skripsinya masing-masing yang tidak semuanya lancar jaya, tapi Alhamdulillah mereka sudah buktikan totalitas perjuangan mereka,” ungkapnya.

Melihat semangat mahasiswa dan mengejar ketertinggalan, dirinya bersama tim telah melakukan revitalisasi kurikulum yang akan mulai diterapkan pada Semester mendatang.

“Kurikulum yang baru (nanti) harapannya bukan hanya bisa membekali keilmuan mereka, tapi juga dapat memperbesar peluang mereka untuk lulus tepat waktu, bahkan di awal waktu. Selain itu juga ada beberapa kebijakan terkait Skripsi yang sedang digodok,” ungkap Isa Rosita.

Dirinya berharap kebijakan baru tersebut mampu meningkatkan jumlah lulusan di tahun-tahun yang akan datang. “Lebih penting dari itu tentu bukan hanya kuantitas, tapi juga kualitas. Semoga lulusan Informatika bisa memberi sumbangsih kebaikan dengan keilmuannya,” pungkasnya.

(SA/Puskomjar)

Peserta Yudisium Semester Genap 2021/2022 beserta Kaprodi dan dosen usai prosesi Yudisium, Jumat (26/8). Foto: Nadya

UM – Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Mulia menggelar Yudisium Semester Genap 2021/2022, Jumat (26/8). Prosesi Yudisium berlangsung hikmat, bertempat di Ruang Eksekutif White Campus Universitas Mulia, Jalan Letjen Zaini Azhar Maulani, Balikpapan.

“Yudisium ini merupakan pengakuan bahwa Anda telah dianggap mampu memenuhi kelulusan di bidang studi Anda,” tutur Wakil Rektor Bidang Akademik Yusuf Wibisono, M.TI ketika memberikan sambutan di hadapan sembilan orang lulusan Program Studi D3 Manajemen Industri dan tujuh orang lulusan Program Studi D3 Administrasi Perkantoran. Menariknya, hampir semua lulusan adalah wanita, hanya satu orang lulusan laki-laki.

Yusuf Wibisono menerangkan, ketika menyelesaikan kelulusan, mahasiswa akan melalui beberapa tahapan seperti telah menyelesaikan syarat jumlah Satuan Kredit Semester (SKS) untuk Diploma Tiga, dan Tugas Akhir yang telah berhasil diujikan di hadapan dosen penguji.

“Selanjutnya kalau Wisuda nanti itu adalah perayaannya,” tutur Yusuf Wibisono. Menurutnya, para lulusan Ahli Madya saat ini selain telah membuktikan bahwa dirinya telah dinilai layak sebagai Ahli Madya, juga dituntut untuk membuktikan dalam dunia kerja nanti layak sebagai profesional tanpa harus menunjukkan ijazahnya.

Wakil Rektor Bidang Akademik dan Sistem Informasi Yusuf Wibisono (jas hitam), Dekan FEB Ivan Armawan, beserta Kaprodi dan dosen FEB. Foto: Nadya

Wakil Rektor Bidang Akademik dan Sistem Informasi Yusuf Wibisono (jas hitam), Dekan FEB Ivan Armawan, beserta Kaprodi dan dosen FEB. Foto: Nadya

Peserta Yudisium Semester Genap 2021/2022 beserta Kaprodi dan dosen usai prosesi Yudisium, Jumat (26/8). Foto: Nadya

Peserta Yudisium Semester Genap 2021/2022 beserta Kaprodi dan dosen usai prosesi Yudisium, Jumat (26/8). Foto: Nadya

Yusuf Wibisono menerangkan, ada perbedaan lulusan Ahli Madya dengan lulusan dari lembaga kursus yang setara dalam waktu tiga tahun. “Kursus itu murni bicara tentang kemampuan teknis, sementara Adik-adik ini tidak berhenti pada kapasitas otak, itu kemampuannya komprehensif,” ujarnya.

“Adik-adik ini tidak berhenti berteori, tapi harus betul-betul bisa melakukan. Apa pun Adik-adik yang ucapkan, harus bisa dilakukan dengan bagus,” tuturnya. Maka tantangan ke depan adalah, lanjut Yusuf Wibisono, para lulusan harus membuktikan bahwa memang dirinya benar-benar lulusan Ahli Madya tanpa harus menunjukkan ijazahnya.

Yusuf Wibisono berharap para lulusan Ahli Madya memiliki perbedaan baik cara berpikir dan cara bertindak jika dibanding dengan lulusan SLTA atau lulusan lembaga kursus yang memiliki waktu belajar yang setara selama tiga tahun.

Yusuf menerangkan, di setiap program studi terdapat apa yang disebut dengan CPL atau Capaian Pembelajaran Lulusan. “Itu yang perlu dijaga oleh Ketua Program Studi bahwa Adik-adik itu harus telah mencapai CPL yang diinginkan,” tuturnya.

Jika saat ini telah mampu membuktikan pada kampus bahwa dirinya layak lulus, maka, menurutnya, sekarang saatnya membuktikan kepada masyarakat, membuktikan kepada tempat kerjanya bahwa dirinya adalah benar-benar seorang Ahli Madya.

Selain itu, Yusuf Wibisono mengingatkan para lulusan tidak berhenti belajar. “Tidak ada orang yang sedemikian pintar sehingga tidak perlu belajar lagi,” ujarnya memberikan peringatan. Baginya, belajar bisa di mana saja, tidak hanya di kampus, tetapi juga bisa dilakukan di tempat kerja sehingga meningkatkan pengalaman kerja dan membangun kapasitas diri.

Sementara itu, Dekan FEB Ivan Armawan S.E., M.M berharap para lulusan memiliki bekal keilmuan dan keahlian yang dibutuhkan di dunia kerja. “Bagi yang sudah bekerja, semoga bisa menggunakan ijazahnya untuk proses peningkatan kualitas kinerjanya, itu yang pertama. Yang kedua, juga akan meningkatkan kariernya,” harap Ivan Armawan singkat.

Meski demikian, Ivan berpesan kepada para lulusan yang tengah mencari pekerjaan agar tetap berkoordinasi dengan kampus terkait dengan informasi lowongan pekerjaan.

“Jangan lupa, kalau sudah lulus, ketemu saya di luar jangan lupa ditegur ya. Jangan sampai ketemu, ‘oh itu dosen saya yang pernah jahatin saya’, jangan begitu,” tutur Ivan sembari tersenyum. Dirinya berharap para lulusan tetap menjalin komunikasi dan memberikan kabar baik, baik terkait dengan peningkatan karier maupun aktivitas lainnya.

(SA/Puskomjar)

Petugas pengibar bendera merah putih dari Mahasiswa Baru 2022. Foto: Nadya

UM – Segenap sivitas akademika mengikuti pelaksanaan upacara Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-77 Republik Indonesia bersama mahasiswa baru 2022, Rabu (17/08). Kemudian disusul dengan pembagian hadiah bagi pemenang program Pengenalan Kehidupan Kampus Bagi Mahasiswa Baru (PKKMB).

“Pada 77 tahun yang lalu, dengan penuh keberanian para pendahulu kita mengumandangkan proklamasi, mengibarkan bendera Sang Saka Merah Putih, menyatakan kemerdekaan dan kedaulatan bangsa, lalu terlahirlah Indonesia Merdeka,” kata Pembina Upacara Rektor Dr. Muhammad Rusli, M.T saat mengawali sambutan Menteri Pendidikan Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim.

Rektor mengingatkan bahwa seluruh sivitas akademika tidak boleh berhenti bergerak dan melangkah. Sebagaimana pada tahun ini, semangat Pulih Lebih Cepat Bangkit Lebih Kuat menjadi pendorong untuk terus bergerak dan melangkah, menggalang kolaborasi, bergotong royong memulihkan dan membangkitkan sistem pendidikan.

Proses pembelajaran di Indonesia, lanjut Rektor, saat ini semakin berpihak kepada murid dan memerdekakan guru untuk berkreasi dalam mengajar melalui Kurikulum Merdeka, platform Merdeka Mengajar, dan program belajar di luar kampus yang terhimpun dalam Kampus Merdeka.

Pengibaran Bendera Merah Putih dalam pelaksanaan Detik-detik Kemerdekaan ke-77 RI. Foto: Nadya

Pengibaran Bendera Merah Putih dalam pelaksanaan Detik-detik Kemerdekaan ke-77 RI. Foto: Nadya

Rektor Dr. Muhammad Rusli, M.T saat membacakan sambutan Mendikbudristek RI Nadiem Anwar Makarim pada pelaksanaan Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan ke-77 RI di Universitas Mulia, Rabu (17/8). Foto: Nadya

Rektor Dr. Muhammad Rusli, M.T saat membacakan sambutan Mendikbudristek RI Nadiem Anwar Makarim pada pelaksanaan Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan ke-77 RI di Universitas Mulia, Rabu (17/8). Foto: Nadya

Sebagian Mahasiswa Baru 2022 mengikuti Upacar Detik-detik Kemerdekaan ke-77 RI di Universitas Mulia, Rabu (17/8). Foto: Nadya

Sebagian Mahasiswa Baru 2022 mengikuti Upacar Detik-detik Kemerdekaan ke-77 RI di Universitas Mulia, Rabu (17/8). Foto: Nadya

Pemimpin Upacara Yutikno, Kepala Security Universitas Mulia. Foto: Nadya

Pemimpin Upacara Yutikno, Kepala Security Universitas Mulia. Foto: Nadya

Rektor Dr. Muhammad Rusli menyerahkan penghargaan kepada salah satu pemenang dalam lomba PKKMB 2022 disaksikan Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Mundzir, S.Kom., M.T. Foto: Nadya

Rektor Dr. Muhammad Rusli menyerahkan penghargaan kepada salah satu pemenang dalam lomba PKKMB 2022 disaksikan Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Mundzir, S.Kom., M.T. Foto: Nadya

Juara PKKMB 2022 menerima sejumlah penghargaan. Foto: Nadya

Juara PKKMB 2022 menerima sejumlah penghargaan. Foto: Nadya

Program tersebut merupakan sebagian dari program Merdeka Belajar yang diluncurkan Kemdikbudristek RI yang bertujuan mencapai kemerdekaan yang sebenarnya.

“Yaitu belajar dengan bahagia, berkarya tanpa hambatan, berlari menuju masa depan dengan penuh keberanian sebagai Pelajar Pancasila,” sebut Rektor.

“Mari lanjutkan gotong royong kita memulihkan dan membangkitkan Indonesia Merdeka, mewujudkan Merdeka Belajar,” harap Rektor.

Upacara Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan RI diikuti sebagian mahasiswa baru 2022, dosen, dan staf karyawan Universitas Mulia. Upacara berlangsung hikmat, bertempat di halaman Kampus Cheng Hoo, Jalan Letjen Zaini Azhar Maulani, Balikpapan, Kalimantan Timur.

Usai mengikuti upacara, mahasiswa baru berkumpul di Aula Cheng Hoo untuk mendapatkan sejumlah penghargaan bagi pemenang kelompok pada pelaksanaan PKKMB 2022 sebelumnya.

Hadiah diberikan langsung oleh Rektor dan Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Mundzir S.Kom., M.T dan Wakil Rektor Bidang Ketenagaan dan Keuangan Wisnu Hera Pamungkas, S.TP., M.Eng. Hadiah berupa piala, sertifikat dan sejumlah uang pembinaan, masing-masing Juara I 750 ribu, Juara II 500 ribu dan Juara III 250 ribu.

(SA/PusKomJar)