Usai menggelar FGD, Bambang Irianto didaulat memimpin gerakan diikuti Direktur Eksekutif Yayasan Airlanga Dr. Agung Sakti, Rizal Effendi, Rektor Prof. Dr. Muhammad Ahsin bersama undangan lainnya. Foto: Media Kreatif

Menghadirkan Penggagas Glintung Go Green, FGD Resmi Dibuka Walikota

UM – Universitas Mulia menggelar Forum Group Discussion (FGD) atau Forum Diskusi Terpumpun yang membahas Lingkungan Hijau Kota Balikpapan, Kamis (12/9). Kegiatan yang berlangsung di Ballroom Cheng Ho Kampus Utama ini dihadiri Ir. Bambang Irianto, peraih Kalpataru Lingkungan 2018 dan penggagas Glintung Go Green Kota Malang, Jawa Timur.

Pada kesempatan ini, turut hadir Wali Kota Balikpapan dua periode, 2011-2021 Rizal Effendi, Muhammad Sabani bakal calon walikota pada Pilkada Balikpapan 2024, dan tokoh masyarakat Kota Balikpapan Ir. Sudjatmiko serta para Ketua RT dan undangan.

Direktur Eksekutif Yayasan Airlangga Dr. Agung Sakti Pribadi selaku CEO Balikpapan Water Forum dan penggagas kegiatan ini mengatakan, permasalahan air tampaknya belum selesai dialami Kota Balikpapan. Berbagai upaya juga sedang disusun pemerintah kota sebagai solusi.

Meski demikian, Dr. Agung berharap Rizal Effendi turut mendampingi untuk terus berusaha agar masalah air bisa diselesaikan dalam lima tahun ke depan, termasuk banjir.

“Bagaimana caranya? Pakai cara ITS Surabaya maksud saya. Surabaya kerjasama dengan ITS, masalah banjir diselesaikan, caranya kerjasama dengan perguruan tinggi. Para ahli mencoba untuk menyelesaikan. Sekarang Surabaya jauh lebih bagus,” ujar Dr. Agung.

Ia berharap pola tersebut dapat digunakan oleh para dosen dan mahasiswa sivitas akademika Universitas Mulia.

“Jadikanlah kota Balikpapan ini menjadi kota yang betul-betul kita cintai dengan motto beriman, bersih, indah, aman dan nyaman. Jadikan kota ini menjadi nyaman karena kita ada di sini. Saya bangga dengan kota Balikpapan,” tuturnya.

Menurutnya, hal ini terlihat pada hymne Kota Balikpapan itu selalu menggugah. Dengan motto kubangun, kujaga, dan kubela, sehingga mendorong setiap warganya untuk selalu tergugah.

“Maka, ke depan Balikpapan Water Forum fokus menjelaskan dua masalah itu. Satu, masalah air ini harus selesai dalam lima tahun ke depan. Kedua, masalah banjir juga sudah mulai berkurang titik-titik banjirnya,” ujar Dr. Agung.

Dr. Agung menambahkan, tugas kampus bukan hanya mendidik, namun juga mengedukasi. Untuk itu, ia berharap kampus mampu mengedukasi dengan cara memberdayakan mahasiswa sehingga memiliki kepekaan sosial dan mengatasi masalah yang dihadapi oleh masyarakat sekitarnya.

Dalam kesempatan ini, Dr. Agung mengundang Ir. Bambang Irianto sebagai narasumber untuk berbagi pengalaman dalam pemberdayaan masyarakat mengatasi masalah lingkungan di sekitarnya.

Senada, Rektor Universitas Mulia Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i berharap paparan Ir. Bambang Irianto dapat diterapkan di lingkungan Universitas Mulia dan sekitarnya.

“Saya sampaikan juga kepada para mahasiswa, untuk mendengarkan paparan narasumber agar pengabdian beliau yang sudah dilaksanakan di berbagai daerah di Indonesia itu bisa menjadi materi kita untuk kegiatan nanti, menjadi budaya kerja nyata di wilayah Kota Balikpapan,” tutur Rektor.

“Juga kepada para dosen, yang saya kira bahan hari ini menjadi referensi buat kita ke depan untuk melakukan research-research, dan kolaborasi dengan pemerintah daerah dan industri, dan sebagainya,” tambahnya.

Rektor berharap, bagaimana ke depan mendapatkan solusi terbaik agar Kota Balikpapan yang menjadi sister city IKN itu tidak ada lagi permasalahan air maupun banjir.

Narasumber Ir. Bambang Irianto foto bersama CEO Balikpapan Water Forum Dr. Agung Sakti Pribadi, Rektor Prof. Dr. Muhammad Ahsin Rifa'i bersama dosen dan lainnya. Foto: Media Kreatif

Narasumber Ir. Bambang Irianto dan keluarga foto bersama CEO Balikpapan Water Forum Dr. Agung Sakti Pribadi, Rektor Prof. Dr. Muhammad Ahsin Rifa’i, Drs. Suprijadi, dan Dr. Sudarmo. Foto: Media Kreatif

Kepala Bidang Tata Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup Kota Balikpapan Arrizal Rahman. Foto: Media Kreatif

Kepala Bidang Tata Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup Kota Balikpapan Arrizal Rahman. Foto: Media Kreatif

Penanggap narasumber H. Rizal Effendi. Foto: Media Kreatif

Penanggap narasumber H. Rizal Effendi. Foto: Media Kreatif

Muhammad Sabani turut memberikan pandangannya. Foto: Media Kreatif

Muhammad Sabani turut memberikan pandangannya. Foto: Media Kreatif

Sebagian peserta perwakilan Ketua RT setempat. Foto: Media Kreatif

Sebagian peserta perwakilan Ketua RT setempat. Foto: Media Kreatif

Sambutan Walikota Balikpapan

Sementara itu, sambutan Walikota Balikpapan Rahmad Mas’ud, dalam hal ini diwakili oleh Kepala Bidang Tata Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup Kota Balikpapan Arrizal Rahman.

“Mohon izin saya mewakili Pak Kepala DLH, Pak Wali Kota lagi izin Umroh, Pak Kepala Dinas Lingkungan Hidup lagi menerima tamu tim Adipura Provinsi,” ujar Arrizal mengawali kata sambutan.

“Insya Allah dalam minggu depan sampai dua minggu kemudian kita akan masuk tim penilaian Adipura untuk Adipura 2024. Jadi, kami lagi persiapan untuk tetap menjaga rutinitas mendapatkan Adipura yang tidak pernah putus,” tambahnya.

Ia berharap, pada tahun 2024 ini Kota Balikpapan mampu mempertahankan Adipura Kencana yang selalu diraih dalam dua tahun terakhir.

Dalam sambutannya, Walikota menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada Universitas Mulia atas inisiatifnya dalam menyelenggarakan FGD sebagai bentuk kepedulian terhadap persoalan lingkungan di Balikpapan.

Ia menekankan pentingnya komitmen bersama untuk menjaga lingkungan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat, serta menjadikan Balikpapan sebagai kota yang nyaman dan berkelanjutan.

Walikota menekankan bahwa penciptaan ruang terbuka hijau dan keberhasilan dalam mengatasi tantangan lingkungan bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga melibatkan seluruh elemen masyarakat.

Walikota berharap FGD ini dapat menghasilkan rumusan-rumusan inovatif yang dapat menjadi referensi bagi pemerintah Kota Balikpapan dan pemerintah pusat dalam menangani masalah lingkungan, terutama terkait dengan air dan banjir.

Walikota juga menginginkan agar permasalahan yang ada di Balikpapan, seperti banjir, menjadi perhatian pemerintah pusat dan diusulkan sebagai proyek strategis nasional.

Glintung Go Green Layak Direplikasi

Bagaimanapun paparan Bambang Irianto dalam mewujudkan Glintung Go Green di Kota Malang, yang digagasnya sejak lebih dari 12 tahun yang lalu, layak menjadi contoh dan model bagi daerah lainnya di Indonesia.

Melalui beberapa pendekatan, Bambang Irianto berupaya menciptakan sinergi antara masyarakat, pemerintah, dan akademisi untuk mewujudkan lingkungan yang lebih baik dan berkelanjutan.

Ia berusaha menanamkan budaya cinta lingkungan kepada masyarakat, dimulai dari lingkungan sekitar rumahnya. Dengan prinsip “bangunlah jiwanya, bangunlah badannya,” Bambang mengedukasi warga tentang pentingnya menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan.

Bambang aktif menggalang kerjasama dengan dinas pemerintah terkait dan akademisi untuk menciptakan inovasi-inovasi baru yang mendukung program Go Green, seperti pengembangan sumur resapan untuk mengatasi masalah air.

Ia mendorong partisipasi aktif dari masyarakat dalam berbagai kegiatan yang berkaitan dengan lingkungan, sehingga setiap individu merasa memiliki tanggung jawab terhadap lingkungan mereka.

Keberhasilan kampung Glintung Go Green yang telah menjadi destinasi wisata edukasi di Kota Malang layak menjadi contoh yang dapat direplikasi di berbagai kota lain di Indonesia. Ini menunjukkan bahwa dengan kerjasama dan komitmen, perubahan positif dapat dicapai.

(SA/Kontributor)

Humas UM- Rektor Universitas Mulia Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifai , M.Si berserta jajaran Rektorat Mengucapkan Selamat Hari BATIK NASIONAL , Rabu (2/10/2024) di Hall White Campus Universitas Mulia.

Hari Batik Nasional adalah perayaan di Indonesia untuk memperingati pengakuan batik sebagai Warisan Budaya Takbenda Kemanusiaan oleh UNESCO pada 2 Oktober 2009. seluruh masyarakat luas, termasuk pejabat pemerintah, pegawai BUMN, dan pelajar, dianjurkan mengenakan batik  setiap tanggal 2 oktober sebagai bentuk penghargaan kepada warisan Budaya Indonesia.

Peringatan Hari Batik Nasional diadakan untuk menghargai sekaligus membangkitkan rasa bangga terhadap kekayaan budaya batik di Indonesia. Batik merupakan warisan budaya yang kaya dan mencerminkan keberagaman Nusantara.

Melalui Hari batik nasional, Universitas Mulia serentak menggunakan pakaian batik sebagai salah satu bentuk keikutsertaan dalam mendukung pelestarian budaya indonesia.

Humas UM- WN

Humas Um- Rektor Universitas Mulia Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifai, M.Si. membuka acara launching Tracer studi yang dihadiri oleh dekan Fakultas dan Ketua program Studi beserta mahasiswa dan alumni tahun 2020 sampai dengan 2022, selasa 01/10/2024 bertempat di Hall Balroom Chengho Universitas Mulia.

Acara dimulai dengan memaparkan laporan tracer studi alumni tahun 2020 – 2022 oleh Wakil Rektor 3 yang diwakili oleh bapak Yustian Servanda, S.Kom., M.Kom. Hasil yang disampaikan oleh beliau mulai dari jumlah kesesuaian alumni yang mengisi tracer studi hingga keselarasan pekerjaan berdasarkan program studi pendidikan yang diambil. dari penyampaian beliau untuk tracer studi yang berhasil dikumpulkan menyatakan bahwa keselarasan pekerjaan dengan pendidikan yang ditempuh memiliki jumlah presentase baik atau selaras.

Rektor Universitas Mulia dalam sambutan beliau juga menyampaikan pentingnya tracer studi bagi perguruan tinggi dalam peningkatan mutu pendidikan tinggi. seperti yang tertuang pada undang – undang no 12 tahun 2012 tentang perguruan tinggi yang mengharuskan penyelenggaraan perguruan tinggi yang bermutu dan untuk menindaklanjuti mutu pendidikan tinggi maka terdapat standar pendidikan tinggi yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Oleh sebab itu apabila tidak memenuhi standar yang telah ditetapkan maka akan ada pelanggaran undang-undang pendidikan tinggi yang bermutu.

Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifai, M.Si. juga menyampaikan bahwa ada 8 IKU perguruan tinggi, IKU pertama lulusan mendapatkan pekerjaan yang layak. perguruan tinggi dapat memastikan apakah lulusan mendapatkan pekerjaan yang layak yakni melalui tracer studi sebagai langkah awal penilaian terhadap lulusan. IKU kedua adalah mahasiswa mendapatkan pengalaman di luar kampus. Meliputi kegiatan magang kerja, riset, proyek desa, pertukaran pelajar, berwirausaha, dan juga lewat kegiatan mengajar. IKU ketiga adalah dosen berkegiatan di luar kampus, sehingga aktivitas dosen tidak hanya di dalam kampus sendiri. Melainkan juga di luar kampus seperti mencari pengalaman industri sekaligus mengajar di kampus lain. IKU Ke empat adalah praktisi mengajar di kampus, sehingga pengajar tidak hanya kalangan dosen namun juga praktisi. Yakni merekrut dosen yang sudah berpengalaman di suatu bidang sehingga ilmu yang dibagikan lebih kompleks, karena sudah terjun langsung di lapangan. IKU kelima adalah hasil kerja dosen digunakan oleh masyarakat. Yakni terkait hasil riset yang dilakukan sebaiknya memberikan manfaat besar bagi masyarakat di sekitar.IKU Ke enam adalah berjalannya program studi yang bekerjasama dengan mitra kelas dunia. Sehingga pihak PTS akan menjalani kolaborasi dengan mitra untuk menyempurnakan program studi. Seperti magang, penyerapan lulusan, dan lain-lain.IKU ketujuh adalah kelas yang kolaboratif dan partisipatif, sehingga pihak kampus bersama para dosen mampu menciptakan kelas yang mumpuni. Bisa melibatkan mahasiswa dan merangsang keterlibatan mereka dalam proses belajar di kelas.IKU terakhir atau ke delapan adalah program studi berstandar internasional, dan hal ini berhubungan dengan akreditasi internasional. Sehingga Perguruan tinggi diharapkan mampu meraih akreditasi internasional untuk bisa dikenal luas oleh dunia. Tracer Studi adalah upaya perguruan tinggi memantau alumni apakah alumni telah mendapatkan pekerjaan layak lulusan yang akan di tracer adalah dua tahun lulusan.

Kegiatan Launching ini dilakukan untuk mendukung tercapainya target tracer minimal 30 % untuk validitas pendataan guna menjadi acuan data pengembangan mutu perguruan tinggi. Tracer studi juga dapat dijadikan bahan evaluasi untuk penilaian perguruan tinggi.dari kegiatan ini diharapkan dapat mengundang alumni untuk melakukan pendataan tracer yang dapat dilakukan di laman tracerstudy.universitasmulia.ac.id

Humas UM/ WN

Dosen Universitas Mulia Gabriella Yunita Sibarani (dua dari kanan) bersama para Duta Pepelingasih 2024 Kota Balikpapan, Minggu (29/9). Foto: Istimewa

Turut Memeriahkan Balikpapan Fest 2024 di BSCC Dome

UM – Dosen Universitas Mulia Gabriella Yunita Sibarani, S.Kom., M.Ds berhasil meraih Juara Putri Terbaik ke-3 Duta Pemuda Peduli Lingkungan Asri dan Bersih (Pepelingasih). Gabriella menerima penghargaan dari Kepala Disporapar Kota Balikpapan CI Ratih Kusuma, dalam acara Balikpapan Fest 2024, bertempat di BSCC Dome, Minggu (29/9).

Duta Pepelingasih merupakan program Pemuda Peduli Lingkungan Asri dan Bersih yang lahir dari Kemenpora RI pada tahun 2017 yang lalu. Program ini berusaha mengkader para pemuda untuk fokus pada kelestarian lingkungan hidup.

Kepada media ini, Gabriella mengatakan, dalam seleksi Duta Pepelingasih di Kota Balikpapan tahun 2024, seluruh peserta wajib mengikuti ToT (Training of Trainers) yang diadakan di Hotel Horison Ultima Bandara, Sabtu, (21/9).

Selama menjalani ToT, peserta mendapatkan latihan kepemimpinan yang mampu mengajak masyarakat berperan aktif dalam pelestarian lingkungan, baik di darat, laut, maupun udara serta mendorong pengelolaan sampah menjadi barang bernilai ekonomis.

Setelah seluruh peserta melengkapi proses administrasi, Senin (23/9), tersisa 30 orang peserta dinyatakan lulus administrasi. Mereka kemudian melanjutkan tes seleksi, wawancara, dan presentasi Green Project pada Selasa (24/9).

Gabriella (dua dari kiri) bersama peserta lainnya menjelang acara Final Duta Pepelingasih. Foto: IG Disporapar Balikpapan

Gabriella (dua dari kiri) bersama peserta lainnya menjelang acara Final Duta Pepelingasih. Foto: IG Disporapar Balikpapan

Gabriella Yunita Sibarani menerima penghargaan dari Kadisporapar Kota Balikpapan CI Ratih Kusuma sebagai Duta Pepelingasih. Foto: Istimewa

Gabriella Yunita Sibarani menerima penghargaan dari Kadisporapar Kota Balikpapan CI Ratih Kusuma sebagai Duta Pepelingasih. Foto: Istimewa

Dalam pemilihan Duta Pepelingasih ini, Gabriella sebagai pemenang Putri Terbaik ke-3. Foto: Istimewa

Dalam pemilihan Duta Pepelingasih ini, Gabriella sebagai pemenang Putri Terbaik ke-3. Foto: Istimewa

Gabriella mengatakan, dirinya mempresentasikan sebuah Green Project yang mengusung konsep One Person One 3R.

“3R: Reduce, Reuse, Recycle ini merupakan maksud penanganan sampah yang terdiri dari tiga unsur yaitu, mengurangi, menggunakan ulang, dan mendaur ulang sampah,” kata Gabriella.

Menurutnya, untuk memulai melakukan 3R dapat dilakukan oleh siapa saja. Misalnya, untuk menjaga lingkungan dapat dimulai dari diri sendiri dengan membawa tumbler. Hal ini, lanjutnya, bertujuan untuk mengurangi kemasan plastik.

“Dengan membawa tas ramah lingkungan, misalnya, itu juga mengurangi penggunaan kantong plastik sehingga mengurangi beban tempat pembuangan sampah,” ajak alumnus Informatika Universitas Mulia ini.

Dengan menerapkan konsep Green Project One Person One 3R dalam kehidupan sehari-hari, dosen lulusan Magister Desain ITB Bandung ini berharap, setiap individu dapat berkontribusi dalam menjaga lingkungan sekitarnya.

“Mari kita ikut memastikan ketersediaan sumber daya alam bagi generasi saat ini dan juga generasi mendatang, karena kelestarian lingkungan adalah tanggung jawab bersama,” pungkasnya.

(SA/Kontributor)

Seorang mahasiswa dari perguruan tinggi lain bertanya kepada narasumber Kuliah Umum, Jumat (27/9). Foto: Media Kreatif

Tantangan Persaingan Usaha Gen Z Agar Naik Kelas di Era Digital

UM – Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) bekerja sama dengan Program Studi S1 Hukum menggelar Kuliah Umum tentang Ekonomi Persaingan Usaha. Kegiatan ini berlangsung di Ballroom Cheng Ho Kampus Utama, Jalan Letjen Zaini Azhar Maulani Balikpapan, Jumat (27/9) pagi.

Dalam kesempatan ini, hadir anggota KPPU RI Dr. Eugenia Mardanugraha, S.Si., M.E bersama Kepala Kantor Wilayah V KPPU Samarinda FY Andriyanto dan Kepala Bidang Penegakan Hukum Kanwil V KPPU Samarinda Yunan Andika Putra, S.H, M.H.

Ketiganya disambut hangat Direktur Eksekutif Yayasan Airlangga Dr. Agung Sakti Pribadi, Dekan Fakultas Humaniora dan Kesehatan (FHK) Dr. Mada Aditia Wardhana, Plt. Kaprodi S1 Hukum Kana Kurnia, S.H., M.H, Kaprodi PG AUD Sri Purwanti, S.Pd., M.Pd bersama jajaran dan dosen lainnya.

Dalam paparannya, FY Andriyanto menerangkan bahwa KPPU merupakan lembaga non-struktural atau independen yang dibentuk oleh UU no. 5/1999. KPPU bertanggung jawab kepada Presiden dan DPR. KPPU berwenang menjalankan amanat UU no. 5/1999 dan amanat Pengawasan Kemitraan pada UU no. 20/2008.

“Tujuan KPPU adalah meningkatkan persaingan usaha dan kemitraan sehat untuk mendorong perekonomian nasional yang berkeadilan dan berkesinambungan guna meningkatkan kesejahteraan rakyat,” tutur Andriyanto.

Dengan adanya persaingan usaha, manfaatnya adalah semakin terbukanya akses masuk ke pasar sehingga mendorong peran pelaku usaha yang lebih besar.

Selain itu, adanya persaingan usaha mendorong hadirnya produk yang semakin beragam. Hal ini memungkinkan konsumen menentukan pilihan, mendorong pelaku usaha menciptakan inovasi, dan harga barang yang sesuai kualitas dan layanan serta manfaat lainnya.

Sementara itu, Yunan Andika Putra mengatakan, KPPU merupakan lembaga independen yang bertugas untuk mengawasi pelaksanaan kemitraan antara usaha kecil dengan usaha menengah, dan usaha kecil dengan usaha besar.

Jumlah UMKM di Indonesia pada tahun 2022 tercatat sebesar 64,2 juta, dengan kontribusi terhadap PDB Nasional sebesar 60,51%. UMKM mampu menyerap 97 persen dari total tenaga kerja dan menghimpun 60,42 persen dari total investasi.

Berbagai kebijakan dirumuskan untuk mendorong UMKM naik kelas, termasuk memberikan perlindungan melalui KPPU.

Anggota KPPU RI Dr. Eugenia Mardanugraha, S.Si., M.E menerima cenderamata dari Dekan FHK Dr. Mada Aditia Wardhana disaksikan Kepala Bidang Penegakan Hukum Kanwil V KPPU Samarinda Yunan Andika Putra. Foto: Media Kreatif

Anggota KPPU RI Dr. Eugenia Mardanugraha, S.Si., M.E menerima cenderamata dari Dekan FHK Dr. Mada Aditia Wardhana disaksikan Kepala Bidang Penegakan Hukum Kanwil V KPPU Samarinda Yunan Andika Putra. Foto: Media Kreatif

Kepala Kantor Wilayah V KPPU Samarinda FY Andriyanto saat memaparkan KPPU kepada peserta Kuliah Umum. Foto: Media Kreatif

Kepala Kantor Wilayah V KPPU Samarinda FY Andriyanto saat memaparkan tugas dan fungsi KPPU kepada peserta Kuliah Umum. Foto: Media Kreatif

Foto bersama KPPU RI dengan Dekan FHK bersama mahasiswa dan dosen peserta Kuliah Tamu. Foto: Media Kreatif

Foto bersama KPPU RI dengan Dekan FHK bersama mahasiswa dan dosen peserta Kuliah Umum. Foto: Media Kreatif

Persaingan Usaha Gen Z

Seiring dengan materi kuliah umum yang diikuti para mahasiswa dari kalangan Gen Z, media ini bertanya bagaimana KPPU memandang upaya generasi Z yang memiliki usaha rintisan agar bisa naik kelas di tengah persaingan.

Eugenia Mardanugraha mengatakan, dirinya mengakui saat ini dunia usaha menghadapi tantangan persaingan usaha yang sangat ketat, terutama dengan adanya perekonomian digital.

“Jadi, semua transaksi ekonomi sekarang itu dijalankan secara digital baik transaksi pembayarannya maupun jual belinya. Dan kemudian produk-produknya juga itu banyak sekali yang produk-produk digital,” ujarnya.

Eugenia mengatakan, KPPU akan terus berusaha melakukan tugasnya, baik pada usaha perekonomian yang bersifat tradisional maupun digital.

“KPPU melakukan tugasnya untuk meningkatkan efisiensi di dalam ekonomi yang tentunya itu dicerminkan di dalam usaha-usaha yang termasuk di dalam usaha Gen Z ini supaya naik kelas, gitu,” ujarnya.

“Jadi, supaya dia itu bertambah besar, yang tadinya dari usaha kecil menjadi usaha besar, yaitu yang terus diusahakan oleh KPPU, termasuk melakukan perubahan di dalam undang-undang untuk bisa mengakomodir pengawasan di era ekonomi digital ini,” tambahnya.

Apakah KPPU menangani Money Laundering?

Yunan Andika mengatakan, KPPU bergerak berdasarkan Undang Undang nomor 20 tahun 2008.

“Kalau UMKM, hal itu terkait dengan pengawasan kemitraan. Jadi, kewenangan KPPU hanya sebatas dalam undang-undang itu. Jadi, ketika kita melihat money laundering, berarti ini kan berada pada ranah pidana, kemitraan antar pelaku usahanya,” ujarnya.

Yunan kemudian memberikan contoh hal-hal yang bisa dilakukan oleh KPPU, misalnya, pada pelaku usaha Franchise. Usaha jenis Franchise memungkinkan pelaku usaha melebarkan sayap dengan membuka banyak cabang usaha di daerah lain.

Terhadap usaha Franchise tersebut, KPPU akan melihat bagaimana usaha tersebut dikerjasamakan dengan pihak lain. Bagaimana hubungan dengan pihak lain? Bagaimana mengatur perjanjian?

Termasuk juga melakukan pengawasan apakah perjanjian dibuat sepihak? Ketika dibuat sepihak, apakah kedua-duanya saling menguntungkan? Apakah terdapat kesetaraan ataukah hanya modus untuk bisa memperbesar keuntungan bagi pelaku usaha Franchise?

“Jadi, kita harus melihat terlebih dahulu. Ketika KPPU ini diminta untuk menindaklanjuti tindak pidana korupsi, KPPU tidak bisa, karena dasar hukum tidak diminta untuk menindaklanjuti terkait dengan tindak pidana korupsi,” ujar Yunan.

Menurutnya, yang bisa KPPU lakukan adalah melakukan pengawasan kemitraan pada sebuah kartel perjanjian dengan pelaku usaha yang seharusnya bersaing, kemudian terjadi kompromi untuk menetapkan suatu harga bersama.

“Itulah yang menjadi tujuan dari KPPU, kewenangan dari KPPU masuk disitu,” ujarnya.

“Peran dari KPPU adalah ketika terjadi abuse of bargaining position, bagaimana KPPU bisa menaikkan daya tawar pelaku usaha kecil menjadi setara dengan pelaku usaha besar sehingga disitu tercipta kemitraan yang fair,” pungkasnya.

(SA/Shafira/Kontributor)

Humas-Um . Universitas Mulia Menggelar perayaan Maulid Nabi Muhammad Salallahu Alayhi Wassalam 1446 Hijriah. Kegiatan ini mengangkat Tema Memahami makna tauhid melalui kisah kehidupan Nabi Muhammad Salallahu Alayhi Wassalam , Kamis (26/9/2024) bertempat di Ballroom Chengho Universitas Mulia.

Kegiatan Maulid Nabi Muhammad Salallahu Alayhi Wassalam dihadiri oleh , Direktur eksekutive Yayasan Airlangga Bpk . Dr. Agung Sakti Pribadi, S.H., M.H., Rektor Universitas Mulia yang diwakili oleh Bapak Yusuf Wibisono, S.E., M.T.I.  selaku Wakil rektor Bidang Sumber daya, Dekan Fakultas Ilmu Komputer Jamal, S.Kom., M.Kom, Dekan Fakultas Humaniora dan kesehatan  Dr. Mada Aditia Wardhana, S.Sos., M.M. beserta Dosen dan seluruh Mahasiswa Universitas Mulia. dikesempatan ini menghadirkan penceramah yakni ustadz Ismail yahya syah,LC., MS.

Bapak Yusuf Wibisono, S.E., M.T.I. menyampaikan Bapak Yusuf Wibisono, S.E., M.T.I. menyampaikan bahwa kegiatan Maulid Nabi bukan sekedar perayaan hari lahir Nabi Muhammad SAW, tapi merupakan momentum terbaik untuk mengenang, mengkaji, dan meneladani perilaku baik beliau. Di dalam dunia akademik peran guru atau dosen ada dua, yaitu mengajar dan mendidik. Mengajar pada prinsipnya adalah knowledge transfer atau menyampaikan pengetahuan, sementara mendidik adalah membentuk perilaku atau akhlak. Di era digital saat ini, knowledge transfer bisa didapat dari banyak sumber selain dari pengajar. Murid bisa menambah pengetahuan lewat berbagai cara. Tetapi tidak dengan mendidik. Proses pembentukan perilaku atau akhlak tidak bisa digantikan dari sumber digital, karena memerlukan tauladan. Seorang dosen yang mengajarkan kedisiplin dengan berbagai teori tidak akan berhasil jika tidak bisa menunjukkan contoh atau tauladan yang baik dalam kedisiplinan di kampus. Seorang ayah yang menasehati kepada anaknya tentang manfaat olah raga pagi, tidak akan pernah berhasil ketika dirinya sendiri sulit untuk bisa bangun pagi. Karena itu, dalam proses mendidik, aspek tauladan adalah hal yang sangat penting. Dalam hidup kita, di era apapun, membutuhkan tauladan agar selalu berada dalam koridor yang baik. Maulid Nabi, kesempatan bagi kita untuk menjadikan sifat-sifat baik Rasulullah SAW sebagai tauladan bagi kita dalam menjalani kehidupan. Banyak sekali contoh-contoh perilaku baik yang ditunjukkan oleh Rasulullah dalam berbagai riwayat. Dan perilaku baik, akhlak yang baik, yang telah beliau contohkan, sepatutnya selalu menjadi tauladan bagi umat Islam yang tetap bisa diterapkan sesuai perkembangan jaman.

Di dalam Ceramah yang disampaikan oleh ustadz Ismail yahya syah,LC., MS. juga disampaikan bahwa dalam memahami makna tauhid melalui kisah kehidupan Nabi Muhammad SAW adalah cara yang sangat mendalam untuk memahami inti ajaran Islam. Tauhid, yang berarti pengesaan Allah (yaitu, keyakinan bahwa hanya Allah yang berhak disembah dan tidak ada sekutu bagi-Nya), adalah inti dari seluruh risalah yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Melalui berbagai peristiwa dalam hidup Nabi, kita dapat melihat bagaimana prinsip tauhid ini ditegakkan dalam segala aspek kehidupannya.selain memperkuat tauhid bagi mahasiswa, peringatan Maulid Nabi dapat menjadi momentum untuk menggali lebih dalam tentang kepribadian, akhlak, dan kepemimpinan Rasulullah SAW. Nabi Muhammad SAW dikenal dengan sifat-sifatnya yang mulia seperti jujur (al-amin), amanah, sabar, dan bijaksana. Keteladanan ini sangat relevan untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari mahasiswa, baik dalam konteks akademis, sosial, maupun pribadi.Mahasiswa sebagai generasi muda yang akan menjadi pemimpin di masa depan dapat belajar dari gaya kepemimpinan Nabi yang adil, empati, dan selalu berusaha membangun kedamaian serta keadilan. Ini juga dapat menjadi inspirasi dalam organisasi mahasiswa, kegiatan sosial, dan gerakan-gerakan positif lainnya.

Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW diselenggarakan oleh Universitas mulia bersama UKM Keagamaan  AL IZZAH secara Rutin setiap tahun untuk tetap memupuk ukhuwah islamiyah diantara mahasiswa muslim yang ada di universitas Mulia.

Humas UM-WN

 

Mahasiswa Prodi S1 Manajemen Universitas Mulia sedang menyimak pemaparan materi Entrepreneurship. Foto: Media Kreatif

Pentingnya Memiliki Mentor Agar Tidak Banyak Jatuh Bangun

UM – Himpunan Mahasiswa Manajemen menggelar Seminar Kewirausahaan dengan tema Tips dan Trik Sukses Membangun Usaha Sendiri, berlangsung di Ballroom Cheng Ho, Sabtu (14/9). Dalam kesempatan itu, Heru Nugroho Susanto, seorang Entrepreneur lulusan IPB Bogor berbagi pengalaman dengan mahasiswa.

Heru yang kelahiran Bogor, 40 tahun yang lalu ini berpengalaman menjadi Entrepreneur. Ia pernah mendirikan 145 bisnis skala Small Medium Enterprise (SME) atau UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah).

“Saya akan ceritakan tentang tips dan trik hal-hal terkait bisnis yang pernah saya lakukan. Bukan teori, bukan ngambil cerita orang, tapi yang saya lakukan sendiri,” tutur Heru mengawali paparannya.

Dengan pengalamannya itu, Heru berharap bisa dijadikan landasan oleh para mahasiswa tentang bagaimana cara memulai bisnis, baik dengan atau tanpa modal maupun tanpa tempat usaha. Untuk memulai bisnis, menurutnya, yang penting adalah niat.

“Kalau mau bangun bisnis tanpa niat itu yang susah,” ujarnya.

Heru Nugroho Susanto, seorang Entrepreneur lulusan IPB Bogor berbagi pengalaman dengan mahasiswa Universitas Mulia, Sabtu (14/9). Foto: Media Kreatif

Heru Nugroho Susanto, seorang Entrepreneur lulusan IPB Bogor berbagi pengalaman dengan mahasiswa Universitas Mulia, Sabtu (14/9). Foto: Media Kreatif

Sebagian isi slide paparan Heru Nugroho Susanto bagaimana kiat mengawali bisnis bagi mahasiswa. Foto: Media Kreatif

Sebagian isi slide paparan Heru Nugroho Susanto bagaimana kiat mengawali bisnis bagi mahasiswa. Foto: Media Kreatif

Kiat Mendirikan Usaha

Heru kemudian menerangkan bagaimana memulai bisnis bagi para mahasiswa. Salah satunya, mahasiswa bisa menjadikannya seorang mentor untuk belajar. Menurut Heru, ada setidaknya tujuh langkah yang dapat diikuti para mahasiswa.

Pertama, memiliki alasan yang kuat untuk memulai bisnis. Menurutnya, apabila mahasiswa mampu menemukan alasan yang tepat, maka ia akan bergerak untuk mendapatkannya.

“Contoh, kalau besok disuruh mendapatkan uang 100 juta, kira-kira bisa gak? Gak bisa. Tapi, kalau kita pulang ke rumah sekarang, terus orang tua kita sakit, terus butuh uang 100 juta, kalau gak besok meninggal, dicari gak?” ujarnya.

Heru mengatakan, setiap orang memiliki alasan yang berbeda-beda. Tetapi, dengan alasan apapun nantinya, hal itu menjadi pendorong dirinya untuk memulai bisnis.

“Alasan saya (berbisnis), karena istri saya banyak permintaannya. Anak saya juga begitu. Dan saya tuh paling gak bisa kalau istri sama anak saya minta saya gak bisa kasih,” ujarnya.

Kedua, make a goal before a plan. Apabila sudah mendapatkan alasan untuk memulai berbisnis, maka tentukan tujuannya sebelum membuat rencana bisnis.

“Kalau udah ketemu alasannya, baru kemudian Make a goal before a plan. Jadi, jangan kebanyakan rencana. Kalau kebanyakan rencana, nanti nggak jalan-jalan bisnisnya,” katanya.

Menurutnya, bisnis yang baik adalah bisnis yang segera dimulai, bukan yang hanya dipikirkan saja.

Berdasarkan pengalamannya, Heru melihat banyak orang yang hanya membuat rencana bisnis agar tidak menderita kerugian atau kebangkrutan. Padahal, belum tentu juga rugi.

“Bangkrut itu udah jadi part of business. Berkali-kali saya bangkrut. Dulu saya pertama kali bisnis itu adalah jual beli pupuk kandang,” ujarnya. Ia menceritakan, kala itu ia pernah berbisnis ban mobil, jual beli peti kemas, bisnis peternakan, hingga bisnis ikan lele.

Saat menjalankan bisnis ikan lele itulah, baru berjalan tiga bulan mengalami kerugian, bahkan bangkrut. Modal yang dikeluarkan 120 juta, tetapi balik modal hanya 30 juta saja.

“Jadi, saya tiap mau panen, dipanen dulu sama yang jaga. Dan akhir-akhir itu saya baru tahu bahwa daerah situ banyak mafianya,” ceritanya.

Ketiga, the power of kepepet. Terkadang, ketika dalam posisi terdesak, maka muncul kekuatan untuk berusaha. Hal ini, menurutnya, lebih baik dibanding jika menggunakan kekuatan atas dasar iming-iming atau the power of iming-iming.

“Orang kalau dikasih iming-iming, di Indonesia tuh, kadang-kadang mau, mau enggak enggak gitu, tapi kalau sudah kepepet, dikerjain ya. jadi, kita harus cari tau apa yang mepet nih,” ujarnya.

Keempat, stretch your brain. Meskipun ke depan mahasiswa telah menjadi pengusaha, Heru mengatakan jangan berhenti belajar.

“Saya sampai detik ini masih belajar. Saya menghabiskan satu miliar lebih untuk ikutan seminar dan sertifikasi. Sampai keluar negeri. Karena buat saya, melatih otak itu penting. Sama kayak orang nge-gym,” ujarnya.

Ia mendorong mahasiswa untuk terus berlatih mengasah ketajaman berpikir kritis dan kreatif, baik dengan membaca buku, menonton YouTube, ikut seminar atau bergabung dengan komunitas yang positif.

“Apalagi zaman sekarang itu kan banyak sekali lingkungan yang toxic ya, kalau sudah tahu lingkungan yang toxic, tinggalin. Percaya deh, karena gak selamanya teman terbaik Anda itu bisa bantu Anda,” ungkapnya.

Kelima, without but and later. Tanpa ‘tapi’, tanpa ‘nanti’. Hal ini untuk melatih kedisiplinan sebagaimana yang ada di militer.

“Tanpa ‘tapi’, tanpa ‘nanti’, yang ada hanya siap laksanakan. Jadi, kalau saya bilang temuin hari ini 10 orang, siap laksanakan. Kayak tentara sih,” ujarnya.

Keenam, push the button. Terkadang, dalam kehidupan, masih ada kekhawatiran atau ketakutan untuk memulai bisnis atau melakukan sesuatu. Hal ini wajar dialami oleh setiap manusia.

Meski demikian, manusia seolah memiliki tombol yang siap dipencet atau ditekan untuk memperingatkan dirinya agar segera sadar dan kembali memulai pekerjaan dengan baik.

“Dulu istri saya setiap pagi dengerin radio, lagunya galau. Postingnya (di medsos) jadi galau. Tapi, sekarang sudah gak pernah lagi (karena sudah tekan tombol). Sekarang yang didengerin murottal,” katanya.

Ketujuh, take action. Lakukan tindakan untuk memulai menjalankan bisnis.

“Dulu saya waktu bisnis gak punya mentor, bangkrutnya berkali-kali. Tapi sekali punya mentor itu enak banget, karena ada yang mengarahkan. Tanpa ‘tapi’, tanpa ‘nanti’, push the button sama take action,” tuturnya.

Untuk memulai bisnis, Heru menyarankan mahasiswa bisa melakukan dengan beberapa cara, diantaranya adalah menjual sesuatu, menjalankan jejaring bisnis, mendirikan UMKM, atau bisnis lainnya sepanjang ada solusi dan pasar.

Menjalankan jejaring bisnis, misalnya, Heru memberikan contoh warung kopi atau warkop. Apabila keuntungan bersih hanya 2 juta saja, tentu belum mencukupi untuk kebutuhan hidup. Hal ini berbeda jika memiliki 100 warkop di beberapa tempat.

“Jadi, bukan seberapa besar profitnya, tapi seberapa banyak kita punya cabang. Dari dulu selalu seperti itu,” ujarnya.

Daya Ungkit (Leverage)

Untuk memulai bisnis, menurut Heru, tentu saja harus bicara tentang daya ungkit atau leverage.

Leverage bertujuan untuk menggunakan sumber daya secara efektif untuk menghasilkan pertumbuhan yang lebih cepat dan keuntungan yang lebih besar, sambil tetap mempertimbangkan risiko yang ada.

“Kalau kita mau ganti ban, gak pakai dongkrak, berat gak? Berat. Jadi, leverage itu adalah dongkrak biar kita mudah mau ngapa-ngapain,” ujarnya.

Untuk itu, menurutnya ada beberapa cara menggunakan daya ungkit agar bisnis memiliki keuntungan yang berlipat ganda.

Pertama, prinsip Pareto 20:80. Menurutnya, dalam bisnis itu justru effort pengusaha hanya 20%, tetapi mendapatkan hasil 80%. Hal ini berbeda jika dibandingkan dengan pekerja, yang effort-nya 80%, sedangkan hasilnya hanya 20%. Maka disinilah berlaku hukum Pareto.

Kedua, Fishing or Netting. Memancing atau menjaring. Menurutnya, jika menggunakan prinsip memancing, maka mendapatkan hasilnya satu persatu. Berbeda dengan menjaring, maka akan mendapatkan sekaligus banyak.

“Maka berbisnis adalah sesuatu yang marketnya itu luas. Berbisnislah dengan jaringan, bukan berbisnis yang satu-satu,” ujarnya.

Ketiga, buying business, yakni dengan membeli bisnis yang sudah mengalami kebangkrutan. Menurutnya, ini memerlukan penjelasan tersendiri.

Keempat, don’t sell the product but the system. Tidak menjual produk, tetapi menjual sistem.

Dalam entrepreneurship, menjual sistem mengacu pada konsep menjual solusi yang lebih besar atau ekosistem yang mendukung produk daripada hanya fokus pada produk tunggal itu sendiri.

Ini berarti seorang pengusaha tidak hanya menawarkan produk fisik, tetapi juga menjual nilai tambah yang lebih luas melalui sistem, layanan, atau model bisnis.

“Kenapa Starbucks bisa bertahan, bisa ada di mana-mana? Karena dia jual sistem kan. Dia jual sistem, yang dia jual itu adalah royalty-nya gitu. MCD, KFC, itu kan bisa besar sampai kemana-mana,” ujarnya.

“Jadi, bisnis itu banyak macamnya. Tapi, kita bisa mulai dari hal yang kecil-kecil. Bisnis tanpa sistem itu gak akan pernah bawa kita sampai mana-mana. Kebayang gak sih kalau KFC atau Starbucks gak ada sistemnya?” tutupnya.

(SA/Kontributor)

Rektor Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa'i memberikan sambutan usai pelaksanaan Senam Kesehatan Jasmani Rohani di halaman parkir Gedung White Campus, Jumat (20/9). Foto: SA/Kontributor

UM – Rektor Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i mengajak dosen dan mahasiswa mengikuti kegiatan Senam Kesehatan Jasmani dan Rohani (Kejar) setiap Jumat pagi, pukul 8.00 – 8.45 WITA. Kegiatan ini kembali digiatkan mulai pagi ini, Jumat (20/9), bertempat di halaman parkir Gedung White Campus.

Dalam sambutannya, Rektor mengucapkan terima kasih kepada seluruh dosen, karyawan, perwakilan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), organisasi kemahasiswaan (ormawa), dan Mahasiswa Baru 2024 yang telah mengikuti senam bersama.

“Ini kesempatan bagi kita, karena kuliah itu tidak hanya di bangku kuliah saja. Seorang mahasiswa itu harus juga mampu, selain mendapatkan pembelajaran di perkuliahan, juga harus mampu memiliki karakter, mampu untuk berorganisasi,” tutur Rektor.

Untuk itu, Rektor berharap pada pelaksanaan Senam Kejar pada Jumat pekan depan dan selanjutnya, BEM, Ormawa serta mahasiswa dapat melaksanakan kegiatan senam bersama-sama.

“Mari kita sama-sama menjaga kebersaman ini, dengan melaksanakan senam bersama,” ajak Rektor.

“Saya berharap, ini adalah wadah komunikasi bagi BEM, bagi Ormawa untuk menjalankan program. Mari kita bersama-sama, mulai sekarang, karena ada pembinaan Ormawa, kita di hari Jumat ini kesempatan untuk bersilaturahmi, kemudian saling menjalankan dan menyusun program untuk tahun 2024 dan tahun yang akan datang,” tambah Rektor.

Rektor mengatakan, saat ini sedang dilakukan pembangunan ruang kegiatan kemahasiswaan yang segera dapat digunakan untuk berbagai kegiatan.

“Semoga ini jadi momentum kita untuk menjadikan kegiatan ini menjadi kegiatan rutin. Kita berharap Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan aktif untuk memotivasi seluruh bagian kemahasiswaan untuk bersama-sama melaksanakan kegiatan,” ujar Rektor.

Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Akademik dan Sistem Informasi Wisnu Hera Pamungkas dalam surat edarannya menyebutkan, dengan adanya kegiatan ini, ia meminta pelaksanaan perkuliahan pada jam pertama pada pagi hari itu digeser waktunya.

“Kami minta Bapak/Ibu untuk menyesuaikan mulainya perkuliahan jam pertama pada Jumat pagi agar dapat dimulai selepas selesainya kegiatan Kejar,” sebut Wisnu Hera pada surat edaran.

Wisnu berharap, penyesuaian jam mengajar dapat dikoordinasikan antara prodi dengan dosen pengampu, kemudian dikomunikasikan kepada mahasiswa yang mengambil matakuliah tersebut.

Selanjutnya, karena jam mulai perkuliahan telah digeser, seluruh dosen dan karyawan diharapkan mengikuti kegiatan Kejar, sekaligus mengarahkan seluruh mahasiswa mengikuti olahraga Senam Kejar, baik mahasiswa yang memiliki jadwal kuliah Jumat pagi maupun yang tidak.

Usai mengikuti senam, di bawah terik matahari pagi, seorang peserta mengatakan cukup banyak mengeluarkan keringat.

“Alhamdulillah, senamnya banyak gerak, sambil diiringi musik riang gembira, oke gas-oke gas. Karena jadi kebijakan, ke depan saya berharap perlu ditambah vitamin, biasanya kacang hijau, biar tambah sehat,” tutupnya.

(SA/Kontributor)

Foto bersama narasumber bersama panitia dan peserta Program Studi S1 Manajemen dalam Seminar Kewirausahaan yang digelar HIMA Manajemen, Sabtu (14/9). Foto: Media Kreatif

Pelantikan Pengurus Ikatan Keluarga Alumni Manajemen (IKM)

UM – Himpunan Mahasiswa Manajemen menggelar Seminar Kewirausahaan dengan tema Tips dan Trik Sukses Membangun Usaha Sendiri, berlangsung di Ballroom Cheng Ho, Sabtu (14/9). Kegiatan ini juga sekaligus pelantikan Pengurus Ikatan Keluarga Alumni Manajemen (IKM) yang diketuai Hendri Samsudin.

Seminar Kewirausahaan digelar oleh Himpunan Mahasiswa (Hima) Program Studi S1 Manajemen. Ketua Panitia Pelaksana Andi Hilda Yani mengatakan, seminar diikuti 226 mahasiswa dari Prodi Manajemen.

Ketua Prodi S1 Manajemen Dr. Hj. Pudjiati, S.E., M.M mengatakan, ia melihat dunia usaha saat ini terjadi persaingan dan tuntutan industri. Hal itu, menurutnya, membutuhkan SDM dengan kreativitas yang tinggi agar usaha bisnis terus survive di masa depan.

“Jadi, bukan hanya sekedar secara teoritis yang didapatkan di dalam bangku kuliah, tapi bagaimana di luar sana kita mampu bersaing dengan berbagai macam orang yang punya kemampuan dan kompetensi yang tinggi,” ujar Pudjiati.

“Pada saat sekarang ini pun, masih banyak sarjana-sarjana yang bukan hanya lulusan S1, bahkan S2 pun banyak juga yang mencari pekerjaan. Jadi, bagaimana kita mencoba untuk menciptakan peluang usaha sendiri,” tambahnya.

Terlebih, saat ini telah berdiri Ibu Kota Nusantara (IKN), ia mengingatkan mahasiswa untuk membekali diri dengan kemampuan kewirausahaan.

Mau tak mau, menurutnya, ke depan akan banyak pendatang baru tiba di Kalimantan Timur sehingga muncul persaingan yang semakin ketat.

“Saya tanya pada Ketua Panitia, ternyata hasilnya itu hampir 90% itu mahasiswa kita masih belum punya usaha,” ungkapnya.

Hal ini tentu saja membuat dirinya heran. Padahal, saat ini ada banyak generasi muda yang telah berwirausaha.

Dengan Seminar Kewirausahaan ini, ia ingin mendorong mahasiswa memiliki jiwa kewirausahaan, kemudian terinspirasi untuk membangun usaha sendiri.

Dr. Pudjiati, S.E., M.M dan Ketua IKM Hendri Samsudin bersama pengurus lainnya. Foto: Media Kreatif

Dr. Hj. Pudjiati, S.E., M.M dan Ketua IKM Hendri Samsudin bersama pengurus lainnya. Foto: Media Kreatif

Heru Nugroho Susanto menerima cenderamata dari Dr. Hj. Pudjiati, S.E., M.M. Foto: Media Kreatif

Heru Nugroho Susanto menerima cenderamata dari Dr. Hj. Pudjiati, S.E., M.M. Foto: Media Kreatif

Mahasiswa Prodi S1 Manajemen sedang mengikuti Seminari Kewirausahaan. Foto: Media Kreatif

Mahasiswa Prodi S1 Manajemen sedang mengikuti Seminari Kewirausahaan. Foto: Media Kreatif

Pudjiati mengatakan, pasca seminar ini, ia berencana menggelar pelatihan kewirausahaan.

“Bagi yang sudah punya usaha itu nanti akan kita kumpulkan untuk masuk ke dalam inkubator bisnis. Di dalam inkubator bisnis itu nanti kita lihat apa yang menjadi keunggulan yang dimiliki usaha oleh teman-teman ini,” tuturnya.

Sedangkan yang belum memiliki usaha, ia berharap akan muncul usaha bisnis baru dari mahasiswa pasca seminar kewirausahaan ini.

Ending-nya dari kegiatan ini adalah, kita akan mengadakan Expo Kewirausahaan bagi mahasiswa,” ujarnya.

Dalam kesempatan ini, Pudjiati melantik dan menyerahkan Surat Keputusan Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis tentang pengangkatan Pengurus Ikatan Keluarga Alumni Manajemen (IKM), kepada Hendri Samsudin sebagai Ketua IKM periode 2024-2025 bersama pengurus lainnya.

Hendri dalam pesannya mengatakan, ia sadar pengalamannya di kampus tidak hanya ilmu pengetahuan saja yang diperolehnya, tetapi juga pengalaman yang membentuk karakternya di masa depan.

“Saya sebagai alumni memiliki tanggung jawab dan kesempatan untuk membalas budi kepada almamater dan kampus tercinta kita, yaitu Universitas Mulia,” tutur Hendri.

“Saya sangat berharap dengan dibentuknya Ikatan Keluarga Alumni Manajemen bisa membawa kita saling berkolaborasi antara kami sebagai alumni, kemudian BEM dan seluruh HIMA yang ada di Universitas Mulia, untuk membangun dan membanggakan kampus kita baik di dalam kota, provinsi maupun di tingkat nasional,” tambahnya.

Hendri pun membacakan visi dan misi IKM. Hendri mengatakan, IKM ingin memastikan bahwa setiap anggotanya merasa terhubung dan diberdayakan serta memiliki akses sumber daya dan peluang yang dapat memperkaya perjalanan karirnya.

Sementara itu, sesi Seminar Kewirausahaan ini diisi oleh Heru Nugroho Susanto, pria kelahiran Bogor, 40 tahun yang lalu. Heru adalah seorang Entrepreneur yang memiliki latar pendidikan S1 IPB dan S2 Business School IPB Bogor.

Selain pernah bekerja di perusahaan besar, Heru berpengalaman mendirikan 145 bisnis skala Small Medium Enterprise (SME) atau UMKM. Bagi Heru, untuk memulai bisnis, bahkan dengan tanpa modal dan tanpa tempat usaha, yang terpenting dimiliki adalah niat.

“Kalau mau bangun bisnis tanpa niat itu yang susah,” ujarnya.

Bagi Heru, untuk memulai bisnis harus diawali dari mimpi (Dreams). Sebagaimana ikatan alumni yang memiliki visi dan misi, maka untuk mewujudkannya dibutuhkan niat dan tindakan untuk mencapainya.

Heru mengingatkan, bukan saja organisasi ataupun perusahaan saja yang memiliki visi dan misi, tetapi diri sendiri juga harus memilikinya.

“Saya pribadi itu punya visi punya 9 lembaga sosial di negara berbeda. Nah, untuk mencapai hal itu, gak bisa saya kerja biasa, gak bisa saya bangun relasinya biasa,” ujarnya.

Untuk itu, hal pertama untuk memulai bisnis adalah harus memiliki mimpi untuk diwujudkan. Kedua, adanya inflasi, yakni adanya kenaikan harga barang-barang yang mendorong dirinya untuk mendapatkan pemasukan.

“Yang ketiga, kenapa sih harus bisnis? Biar bisa jadi berkah buat orang lain. Ya, kalau kita kerja jadi berkah buat siapa? Buat bos kalian. Iya dong, kadang-kadang kita capek, pulang ke rumah, yang ada nanti orang tua ngomong apa, kita ngomel,” ujarnya.

“Jadi kalau mau jadi berkah buat banyak orang, mulailah dengan berbisnis,” imbuhnya.

Dan yang keempat, Endgame. Menurut Heru, yang dimaksud Endgame adalah manfaat yang diperoleh setelah tujuannya tercapai.

“Kayak tadi contoh ya, tujuannya mau masuk ke pemerintahan. Manfaatnya apa sih? Dapat pensiun. Berapa sih pensiunnya? Nggak besar kok. Ya, basic,” terangnya.

Bagi Heru, Endgame adalah financial freedom, time freedom, location freedom. “Punya uang banyak, punya waktu banyak, tapi gak sehat, gak bisa kemana-mana, percuma juga. Jadi harus ada tiga itu. Itu hanya bisa dicapai oleh bisnis,” pungkasnya.

(SA/Kontributor)

Dosen Prodi S1 Manajemen Dr. Hj. Pudjiati, S.E., M.M saat mengajar di kelas, Selasa (17/9). Foto: Media Kreatif

UM – Hari ini, Selasa (17/9), mulai berlangsung pelaksanaan perkuliahan di Universitas Mulia. Sejak pukul 8.00 pagi tampak mahasiswa dan dosen menjalankan aktivitas tatap muka di beberapa kelas dan laboratorium. Dosen serius memaparkan materi pertemuan pertama. Apa yang mahasiswa perhatikan?

“Tadi pertemuan pertama, di jadwal kuliah langsung masuk laboratorium komputer. Sekalian saya ajak mahasiswa mengecek apakah komputer sudah siap untuk belajar coding atau belum. Saya minta tadi menyiapkannya, jika perlu, pertemuan berikutnya dia boleh membawa laptopnya sendiri,” ujar salah seorang dosen Prodi Informatika.

Tampak beberapa dosen mengajar di kelas, mahasiswa juga tampak menyimak. Beberapa hal penting yang perlu disampaikan dosen. Di awal semester, dosen berharap perkuliahan selama satu semester ke depan berjalan dengan baik.

Di pertemuan pertama, materi yang disampaikan dosen biasanya perkenalan dan menjelaskan garis besar mata kuliah. Dosen memaparkan silabus yang berisi Rencana Pembelajaran Semester (RPS), target capaian pembelajaran, metode penilaian, hingga referensi.

“Tadi buku referensi juga sudah saya lampirkan untuk diunduh mahasiswa secara mudah dan gratis, apalagi isinya juga lengkap. Mahasiswa tinggal mempelajarinya saja. Sayang banget kalau tidak dibaca,” tuturnya.

Di hari pertama, dosen juga berharap pelaksanaan perkuliahan berjalan sukses seperti ekspektasi kehadiran, partisipasi tugas dan proyek akhir.

Untuk itu, dosen menerangkan beberapa kebijakan seperti keterlambatan, masalah plagiarisme, atau bagaimana cara berkomunikasi dengan dosen yang disampaikan secara lugas.

Beberapa mahasiswa Prodi S1 Informatika tampak berada di laboratorium komputer sedang mengikuti perkuliahan, Selasa (17/9). Foto: Media Kreatif

Beberapa mahasiswa Prodi S1 Informatika tampak berada di laboratorium komputer sedang mengikuti perkuliahan, Selasa (17/9). Foto: Media Kreatif

Dosen juga menerangkan bagaimana mahasiswa akan dinilai, berapa persentase kehadiran, tugas, ujian, proyek akhir, atau kombinasi dari semuanya. Dosen juga mendorong mahasiswa untuk aktif berkolaborasi dengan sesama teman.

Meski demikian, mahasiswa diharapkan harus memahami pentingnya kemandirian dalam mengerjakan tugas individu dan tepat waktu dalam mengumpulkan tugas.

Sementara itu, di pertemuan awal ini, mahasiswa diharapkan memahami paparan dosen dan silabus. Dengan memahami RPS, mahasiswa diharapkan akan mengetahui topik yang akan dipelajari sehingga membantu mempersiapkan diri sejak awal.

Tugas dan proyek akhir seringkali membutuhkan waktu lebih lama dari yang diperkirakan. Mahasiswa perlu mengatur waktu dengan baik, menghindari menunda pekerjaan hingga mendekati tenggat waktu.

Di kelas Informatika, misalnya, seringkali mahasiswa sulit memahami konsep hanya dengan mendengarkan saja. Oleh karena itu, mahasiswa harus berani bertanya jika ada yang tidak jelas atau kurang bisa mengikuti dengan baik.

Menulis catatan dan belajar secara mandiri sangat penting, terutama di bidang Informatika yang terus berkembang. Mahasiswa yang sukses adalah mereka yang rajin memperdalam materi di luar perkuliahan.

Bagaimana caranya?

Daripada hanya membaca teori, mahasiswa perlu mencoba menerapkannya dengan praktik coding atau mengerjakan proyek kecil. Platform seperti GitHub atau CodePen bisa digunakan untuk latihan coding.

Jika perlu, gunakan platform seperti Coursera, edX, Udemy atau platform lainnya yang menawarkan pelatihan berkualitas. Mahasiswa bisa memilih topik yang spesifik, seperti pemrograman, algoritma, marketing hingga kewirausahaan.

Banyak blog dan kanal YouTube yang memberikan tutorial dan diskusi tentang topik seputar materi perkuliahan dan yang relevan. Mengikuti blog dan kanal YouTube akan membantu mahasiswa tetap up-to-date dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

(SA/Kontributor)