Foto bersama Rektor Prof. Muhammad Ahsin, Direktur Yayasan Airlangga Dr. Agung Sakti, Wakil Rektor Wisnu Hera dan Yusuf Wibisono, Prof. Ajeng Diantini, Dr. Kintoko, Dekan dan pejabat lainnya. Foto: Media Kreatif

UM – Program Studi S1 Farmasi Fakultas Humaniora dan Kesehatan (FHK) Universitas Mulia untuk pertama kalinya menggelar Seminar Farmasi Nasional (Safana) Tahun 2024. Seminar yang digelar secara hybrid, onsite dan online ini berlangsung di Ballroom Cheng Ho, Kampus Utama, Jalan Letjen Zaini Azhar Maulani, Kamis (17/10).

Rektor Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i, M.Si dalam sambutannya mengatakan, seminar ini sangat penting mengingat pengalaman krisis pandemi Covid-19 belum lama ini. Untuk itu, diperlukan upaya kesiapan di bidang kesehatan dalam menghadapi krisis serupa di masa yang akan datang.

Rektor mengatakan, menurut International Health Regulations (IHR) yang dikeluarkan oleh World Health Organization (WHO), tenaga kesehatan memegang peran penting dalam penanganan kesehatan masyarakat, terutama dalam konteks pencegahan, deteksi dini, dan respons terhadap potensi ancaman kesehatan yang bersifat lintas negara.

“Tenaga kesehatan memegang peran kunci dalam memperkuat sistem kesehatan nasional, meningkatkan ketahanan sistem kesehatan serta mendorong kolaborasi lintas sektor untuk menangani krisis kesehatan,” tutur Rektor.

Rektor berharap, lewat seminar ini, seluruh peserta dapat berbagi pengetahuan dan memperkuat kolaborasi antar lembaga serta menjalin jaringan yang lebih luas di tingkat nasional.

“Kita juga dapat memperkuat komitmen dan kolaborasi untuk memajukan dunia kesehatan, khususnya dalam menghadapi krisis yang tidak terduga,” tutur Rektor.

Pada kesempatan ini, hadir Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur Jaya Mualimin. Dalam pernyataannya, Jaya mengungkapkan pengalaman selama tiga tahun menangani pandemi Covid telah menyadarkan pentingnya pengelolaan kesehatan.

“Transformasi yang dilakukan Kementerian Kesehatan kini bertujuan menguatkan ketahanan terhadap krisis dengan mempersiapkan semua sumber daya, baik manusia maupun kesehatan serta meningkatkan koordinasi lintas sektor,” tutur Jaya Mualimin.

Rektor Prof. Muhammad Ahsin Rifai menyerahkan cenderamata kepada Prof. Ajeng Diantini disaksikan Dr. Kintoko dan Kepala LPPM Richki Hardi. Foto: Media Kreatif

Rektor Prof. Muhammad Ahsin Rifai menyerahkan cenderamata kepada Prof. Ajeng Diantini disaksikan Dr. Kintoko dan Kepala LPPM Richki Hardi. Foto: Media Kreatif

Tampak peserta yang mengikuti seminar onsite di Ballroom Cheng Ho. Foto: Media Kreatif

Tampak peserta yang mengikuti seminar onsite di Ballroom Cheng Ho. Foto: Media Kreatif

Panitia seminar nasional Safana tahun 2024. Foto: Media Kreatif

Panitia seminar nasional Safana tahun 2024. Foto: Media Kreatif

Tari tradisional hiburan peserta seminar. Foto: Media Kreatif

Tari tradisional hiburan peserta seminar. Foto: Media Kreatif

Pelaksanaan Seminar

Seminar yang diikuti 153 peserta, baik yang onsite maupun online ini mengambil tema Peranan Tenaga Kesehatan dalam Menunjang Pencegahan, Persiapan dan Respon terhadap Krisis Kesehatan Akan Datang.

Tampil sebagai narasumber, Prof. Dr. apt. Ajeng Diantini, M.Si, pakar Farmakologi dan Farmasi Klinis dari Universitas Padjajaran Bandung dan Dr. apt. Kintoko, M.Sc, seorang Pakar Etnomedisin dari Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta.

Ditemui terpisah, Prof. Ajeng Diantini mengatakan, kesehatan merupakan tanggung jawab bersama, dan untuk Indonesia terutama derajat kesehatannya masih harus banyak ditingkatkan

Menurutnya, dalam menghadapi krisis kesehatan, kolaborasi antar tenaga kesehatan harus kuat. Hal ini lantaran setiap tenaga kesehatan memiliki peran dan fungsi masing-masing.

“Dan dengan adanya sinergi di antara tenaga kesehatan itu, akan berkontribusi besar untuk peningkatan derajat kesehatan. Jadi, saling melengkapi, ya dari tugas-tugas yang dimiliki dokter, apoteker, perawat, bidan, dokter gigi, semuanya,” ujarnya.

Prof. Ajeng mengingatkan pentingnya mengupayakan kesehatan, bukan saja kesehatan jasmani, tetapi juga kesehatan rohani.

“Jadi, harus kuat justru kolaborasinya. Mungkin bukan hanya dengan tenaga kesehatan, tetapi dengan keilmuan lain yang memang berkontribusi untuk kesehatan mental,” tuturnya.

Narasumber berikutnya, Dr. Kintoko menaruh perhatian pada kearifan lokal atau indigenous knowledge, pengobatan asli yang berbasis pada budaya yang dimiliki Provinsi Kalimantan Timur.

Menurutnya, apabila kearifan lokal ini dikembangkan secara sistematis terstruktur akan bisa menghasilkan banyak sekali temuan-temuan yang berguna untuk menjawab tantangan masa depan.

Ia menambahkan, temuan-temuan pengobatan asli berbasis budaya sampai saat ini belum bisa diselesaikan oleh kecanggihan teknologi, terutama dalam Western Medicine atau dalam Kedokteran Barat Konvensional.

“Nah, inilah kearifan lokal tadi atau pengobatan yang asli yang dimiliki oleh Kalimantan. Kaya dengan sumber dari alamnya inilah yang harus disentuh dengan research yang mengarah kepada temuan-temuan baru untuk menjadi pilihan bagi kesehatan di masyarakat dan negara,” ujarnya.

Sementara itu, panitia seminar apt. Warrantia Citta Citti Putri, S.Farm., M.Sc menyebut terdapat 37 orang penyaji makalah dalam lingkup Analisis Farmasi, Farmakologi dan Toksikologi, Farmasi Klinik, Farmakognosi, Fitokimia, Mikrobiologi Farmasi, Bioteknologi Farmasi, Manajemen Farmasi serta Undang-undang dan Etika Kefarmasian.

Para pemakalah berasal dari beberapa perguruan tinggi di Kalimantan Timur dan Jawa Timur. Di antaranya adalah Universitas Jember, Politeknik Nusantara Balikpapan, Universitas Mulawarman, Stikes Medistra, Universitas Santo Borromeus, dan Universitas Mulia.

(SA/Kontributor)

Dekan FIKOM Jamal bersama Direktur PT. Minergo Visi Maxima (Minergo Systems) Harry Hadi Syahputra menunjukkan dokumen Nota Kesepahaman. Foto: Media Kreatif

Untuk Peningkatan Kurikulum, Praktek Magang, dan Konektivitas dengan Profesional TI

UM – Dalam rangka tridharma perguruan tinggi, Dekan Fakultas Ilmu Komputer (FIKOM) Jamal, S.Kom., M.Kom menjalin kerjasama dengan perusahaan dan industri yang bergerak di bidang Teknologi Informasi. Seremoni penandatanganan Nota Kesepahaman atau MoU berlangsung di Ruang Eksekutif Kampus Utama, Rabu (9/10).

Perusahaan dan industri tersebut antara lain PT. Minergo Visi Maxima (Minergo Systems) yang dihadiri oleh Direktur Harry Hadi Syahputra, PT. Comtelindo oleh Direktur Hariyanto, dan PT. Media Kreasi Abadi oleh Direktur Istia Budi.

Penandatanganan Nota Kesepahaman dilakukan oleh Dekan FIKOM Jamal, S.Kom., M.Kom bersama dengan Direktur perusahaan dan industri masing-masing. Selain itu, juga ditandatangani Nota Kesepahaman dengan SMK Negeri 6 Balikpapan, yang diwakili oleh Eka Prasetyawati.

Jamal mengatakan, kerjasama ini didorong oleh berbagai faktor penting yang berkaitan dengan relevansi kurikulum, peningkatan kualitas pendidikan serta kesiapan mahasiswa dalam menghadapi dunia kerja.

“Industri TI berkembang cepat. Lewat kerjasama, perusahaan akan membantu perguruan tinggi memastikan kurikulum tetap relevan dengan kebutuhan industri, baik dari segi teknologi maupun keterampilan yang diperlukan oleh tenaga kerja,” ujar Jamal.

Foto bersama usai penandatangan Nota Kesepahaman. Foto: Media Kreatif

Foto bersama usai penandatangan Nota Kesepahaman. Foto: Media Kreatif

Dekan FIKOM Jamal bersama Direktur PT. Comtelindo Hariyanto menunjukkan dokumen Nota Kesepahaman. Foto: Media Kreatif

Dekan FIKOM Jamal bersama Direktur PT. Comtelindo Hariyanto menunjukkan dokumen Nota Kesepahaman. Foto: Media Kreatif

Dekan FIKOM Jamal bersama perwakilan Guru SMKN 6 Balikpapan Eka Prasetyawati menunjukkan dokumen Nota Kesepahaman. Foto: Media Kreatif

Dekan FIKOM Jamal bersama perwakilan Guru SMKN 6 Balikpapan Eka Prasetyawati menunjukkan dokumen Nota Kesepahaman. Foto: Media Kreatif

Lebih lanjut, Jamal mengatakan, melalui kerjasama ini pula diharapkan terbuka peluang bagi mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman langsung melalui program magang, kerja praktek dan proyek kolaboratif dengan perusahaan.

“Ini membantu mahasiswa memahami bagaimana cara bekerja di industri dengan menerapkan teori yang telah dipelajari di kelas,” ujarnya.

Selain itu, lewat kerjasama ini pihaknya mendapatkan kesempatan untuk mengakses Teknologi Informasi terbaru, seperti perangkat lunak, perangkat keras, dan peralatan canggih yang mungkin tidak tersedia di dalam kampus.

“Perusahaan diharapkan memberikan masukan tentang tren industri, inovasi, dan teknologi yang sedang berkembang,” tambahnya.

Apabila mahasiswa mampu menunjukkan kompetensi yang dibutuhkan perusahaan, Jamal berharap perusahaan merekrut lulusan yang sudah familiar dengan lingkungan kerja dan teknologi yang digunakan di industri tersebut.

“Melalui kerjasama ini, mahasiswa dapat meningkatkan kemampuan yang dibutuhkan oleh perusahaan, sehingga memperbesar peluang mereka untuk diterima bekerja setelah lulus,” ujar Jamal.

Keuntungan bagi perguruan tinggi yang menjalin kerjasama dengan industri, diantaranya adalah semakin terbukanya dukungan pengembangan ekosistem kewirausahaan di kampus, dengan menghadirkan para profesional dan praktisi industri sebagai pembicara, mentor, atau dosen tamu.

“Ini diharapkan membantu mahasiswa memahami dinamika dan tantangan industri langsung dari para profesional,” ujarnya.

Usai penandatanganan Nota Kesepahaman, salah seorang perwakilan dari SMK Negeri Balikpapan Eka Prasetyawati mengatakan, pihaknya mendapatkan informasi lebih dari kerjasama ini.

“Kami mendapatkan informasi lebih yang bisa disampaikan kepada siswa kami, kebutuhan apa yang bisa dipersiapkan masuk ke perguruan tinggi atau ketika bekerja,” pungkas ibu guru yang murah senyum ini.

(SA/Kontributor)

Wakil Rektor Wisnu Hera Pamungkas dan Dekan FIKOM Jamal bersama stakeholder dan para peserta diskusi terpumpun, Rabu (9/10). Foto: Media Kreatif

Bahas Kebutuhan Kurikulum Baru Hadapi Era Digital

UM – Fakultas Ilmu Komputer (Fikom) menggelar Forum Group Discussion (FGD) atau diskusi terpumpun membahas evaluasi dan pengembangan kurikulum. Diskusi bersama stakeholder ini berlangsung di Ruang Eksekutif Universitas Mulia, Jalan Letjen Zaini Azhar Maulani, Rabu (9/10).

FGD dibuka oleh Wakil Rektor Bidang Akademik dan Sistem Informasi Wisnu Hera Pamungkas, S.T.P, M.Eng. Dalam sambutannya, Wisnu mengatakan bahwa bagaimana mengubah paradigma pembelajaran di kelas lebih diperhatikan agar mahasiswa mampu meraih capaian pembelajaran yang diharapkan.

“Agar dapat tercapai, perlu adanya pemetaan kurikulum. Apalagi kemampuan mahasiswa dalam tiap kelas itu berbeda-beda. Dengan adanya masukan penting dari para stakeholder, kami berharap ke depan mahasiswa kami lebih berdaya saing,” ujarnya.

Lewat FGD ini, Wisnu berharap kurikulum yang digunakan oleh seluruh program studi di bawah Fakultas Ilmu Komputer tidak ketinggalan empat tahun ke belakang. Tetapi, justru diharapkan mampu membaca kebutuhan pendidikan untuk empat sampai lima tahun ke depan.

Dekan Fikom Jamal, S.Kom., M.Kom mengatakan, diskusi terpumpun ini juga bertujuan untuk mengevaluasi kurikulum yang telah diterapkan pada Program Studi S1 Informatika, S1 Sistem Informasi, dan S1 Teknologi Informasi.

“Agar tetap relevan dengan perkembangan industri teknologi yang terus berkembang pesat. Dengan adanya kemajuan teknologi seperti Kecerdasan Artifisial, Big Data, Cloud Computing, dan Internet of Things (IoT),” ujar Jamal.

Jamal menambahkan, diskusi terpumpun ini juga dalam rangka menindaklanjuti Workshop Kurikulum berbasis Outcome-Based Education (OBE) di Samarinda, pada Agustus yang lalu.

“Jadi, kami merasa perlu untuk menyesuaikan kurikulum ini agar lulusan siap menghadapi tantangan di era digital,” tambahnya.

Hal ini lantaran terkait dengan visi jangka panjang Universitas Mulia, yakni menjadi pusat pengembangan teknologi berbasis Technopreneurship di tingkat global pada tahun 2045 yang akan datang.

Pada kesempatan ini, Jamal mengajak para pemangku kepentingan atau stakeholders untuk dilibatkan, baik dari kalangan dosen, perwakilan organisasi mahasiswa (ormawa), alumni serta mitra industri pengguna lulusan.

Melalui forum ini pula, para stakeholders berdiskusi dan berbagi pengalaman dan pandangan terkait relevansi kurikulum dengan kebutuhan industri berdasarkan kompetensi di masa mendatang.

Tampak beberapa dosen yang hadir dalam kegiatan ini antara lain Jamal, S.Kom., M.Kom, Djumhadi, S.T., M.Kom, Wisnu Hera Pamungkas, S.T.P., M.Eng, Muhammad Safi’i, S.Kom., M.Kom serta Isa Rosita, S.Kom., M.Cs dan dosen lainnya.

Isa Rosita, Ketua Program Studi S1 Sistem Informasi menambahkan, lewat FGD ini ia menerima beberapa masukan dari berbagai pihak, baik dari dosen maupun industri.

Untuk itu, ia mengungkapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas seluruh pihak yang telah memberikan kontribusinya, baik berupa pemikiran dan pengalaman praktis untuk kemajuan pendidikan di Universitas Mulia.

“Universitas Mulia berharap dapat menyempurnakan kurikulum sehingga lebih responsif terhadap perubahan zaman dan kebutuhan industri serta mampu mencetak lulusan yang kompeten dan inovatif di masa depan,” tuturnya.

Pada kesempatan ini, hadir sejumlah perwakilan dari industri pengguna lulusan, diantaranya Ir. Harry Hadi Syahputra, S.T., M.T dan Asep Irwansyah dari PT. Minergo Systems, Hariyanto dari PT. Comtelindo serta Heni Novia Rini, S.Kom dan Eka Prasetyawati, S.Kom dari SMK Negeri 6 Balikpapan.

Wakil Rektor Wisnu Hera Pamungkas mengawali sambutan diskusi terpumpun bersama stakeholder. Foto: Media Kreatif

Wakil Rektor Wisnu Hera Pamungkas mengawali sambutan diskusi terpumpun bersama stakeholder. Foto: Media Kreatif

Ir. Harry Hadi Syahputra, S.T., M.T dan Asep Irwansyah dari PT. Minergo Systems. Foto: Media Kreatif

Ir. Harry Hadi Syahputra, S.T., M.T dan Asep Irwansyah dari PT. Minergo Systems. Foto: Media Kreatif

Hariyanto perwakilan dari PT. Comtelindo. Foto: Media Kreatif

Hariyanto perwakilan dari PT. Comtelindo. Foto: Media Kreatif

Masukan Stakeholder

Seorang dosen muda, Rahmat Saudi Al Fathir As, S.Kom, M.Kom mengusulkan perlunya penyusunan kurikulum dengan menggunakan roadmap. Dengan memanfaatkan tools roadmap.sh, misalnya, kurikulum dapat disusun dengan melakukan pemetaan terlebih dahulu.

Hal ini, menurutnya, ke depan akan ada lebih banyak pekerjaan dengan bidang baru dan lebih spesifik yang dibutuhkan oleh industri, seiring perkembangan zaman dan teknologi di era digital.

Hariyanto, perwakilan dari PT Comtelindo mengatakan, kebutuhan sumber daya manusia di perusahaannya, di bidang pengembangan Sistem Informasi sejauh ini cukup baik. Hanya saja, ia menyarankan perlunya mahasiswa dibekali pemahaman tentang kebutuhan analisis bisnis.

“Untuk memahami arsitektur visi perlu memahami penerjemahan dari kebijakan perusahaan hingga ke bisnis proses. Padahal, memahami bisnis proses adalah salah satu keahlian yang sangat dibutuhkan,” ujar Hariyanto.

Menurutnya, memahami proses bisnis akan berbeda dengan pemahaman pada Flowchart. “Flowchart itu jelaskan hanya sektoral, sedangkan bisnis proses bisa mendapatkan hingga outcome,” ujarnya.

Ia juga mendorong agar mahasiswa mendapatkan pembekalan tentang bagaimana memahami tata kelola proyek sistem informasi yang implementatif. Mahasiswa terlibat dalam proyek-proyek pengembangan sistem informasi yang implementatif.

“Tidak lagi Waterfall, melainkan menggunakan Framework Agile hingga Scrum dalam sistem analis, jadi scrum master,” ujarnya.

Selain itu, Hariyanto mencermati kebutuhan perekrutan tenaga lokal yang masih minim keahlian, terutama pemahaman algoritma dan penerapan teknologi .Net dari Microsoft yang digunakan perusahaannya.

Ia mengungkapkan, kebutuhan teknologi yang digunakan di perusahaannya mengikuti perkembangan zaman. Misalnya, di bidang teknologi sistem basis data menggunakan Firebase dan teknologi yang mengarah pada pengelolaan Big Data seperti NoSQL dan MongoDB.

Beberapa teknologi seperti IoT digunakan perusahaannya untuk menjembatani komunikasi data. Salah satunya digunakan untuk memantau keberadaan kapal laut jika sewaktu-waktu memerlukan bantuan.

Terkait Cyber Security, ia mengungkapkan kebutuhan sumber daya manusia yang menguasai sertifikasi jaringan komputer, seperti MTCRE. Selain itu, juga kebutuhan pengembangan NOC, helpdesk, hingga Network Planning.

“Bahkan, seorang helpdesk di tempat kami bisa menyelesaikan troubleshoot tingkat basic. Setidaknya kami tidak perlu cari dari luar Balikpapan untuk mencari pegawai,” ujarnya.

Sementara itu, Asep Irwansyah dari PT. Minergo Systems mengatakan sepakat atas usulan Fathir, agar kampus menyiapkan lulusan yang sesuai dengan kebutuhan industri dan menghilangkan gap.

“Industri sangat dinamis. Jadi, terjadi gap, munculnya stigma lama perusahaan berharap tenaga kerja yang siap guna, bukan siap latih. Makanya, perlu pengalaman sekian tahun. Apakah dari sisi kampus bisa melihat itu?” tuturnya.

Ia mendorong mahasiswa memiliki kompetensi melalui sertifikasi keahlian. Hal ini ditunjang dengan bagaimana mahasiswa melakukan pengembangan diri lewat kompetensi yang dimilikinya.

Hal ini, menurutnya, akan sangat berguna ketika terjadi ketimpangan antara jumlah lulusan dan kebutuhan industri. Perusahaan akan mengutamakan kompetensi dibanding dengan asal lulusan.

Harry Hadi Syahputra menambahkan, pentingnya penguasaan teori maupun praktek tentang blockchain dan aplikasi di berbagai industri saat ini. Termasuk IoT, Quantum Computing, Metaverse dan VR/AR.

(SA/Kontributor)

Dekan Dr. Ivan Armawan saat memberikan sambutan di ruang S1 Manajemen FEB. Foto: Istimewa

UM – Program Studi (Prodi) Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) berkomitmen meningkatkan mutu kelulusan mahasiswa dengan menyelenggarakan sosialisasi pedoman penulisan tugas akhir (skripsi) dan bimbingan teknis penulisan tugas akhir. Kegiatan ini berlangsung selama dua hari, pada Jumat dan Sabtu, 4- 5 Oktober 2024.

Bimbingan teknis ini diikuti 101 orang mahasiswa, yang tercatat aktif pada Semester Ganjil tahun akademik 2024/2025 sebagai peserta. Panitia kemudian membagi seluruh peserta menjadi dua kelompok dengan tujuan untuk memaksimalkan efektivitas kegiatan.

Dalam sambutannya, Dekan FEB Dr. Ivan Armawan, S.E., M.M berharap kegiatan ini dapat memotivasi mahasiswa untuk segera menyelesaikan studinya tepat waktu. “Semoga kegiatan ini membangkitkan semangat mahasiswa untuk menuntaskan skripsi dan lulus tepat waktu,” ujarnya.

Perwakilan Prodi Manajemen, Dr. Pudjiati, S.E., M.M menjelaskan bahwa tujuan dari sosialisasi ini adalah agar mahasiswa memahami alur dan sistematika penulisan skripsi. Dengan adanya pedoman skripsi yang jelas, diharapkan mereka tidak mengalami kendala berarti dalam penyusunan tugas akhir.

Dekan FEB Dr. Ivan Armawan bersama Kaprodi S1 Manajemen Dr. Pudjiati bersama dosen pemateri dan mahasiswa foto bersama di Ruang Eksekutif Gedung Putih. Foto: Istimewa

Dekan FEB Dr. Ivan Armawan bersama Kaprodi S1 Manajemen Dr. Pudjiati bersama dosen pemateri dan mahasiswa foto bersama di Ruang Eksekutif Gedung Putih. Foto: Istimewa

Dekan FEB Dr. Ivan Armawan bersama Kaprodi S1 Manajemen Dr. Pudjiati bersama dosen pemateri dan mahasiswa. Foto: Istimewa

Dekan FEB Dr. Ivan Armawan bersama Kaprodi S1 Manajemen Dr. Pudjiati bersama dosen pemateri dan mahasiswa. Foto: Istimewa

Made Ayu Lestariani, S.E., M.M salah seorang pemateri bimbingan penulisan skripsi. Foto: Istimewa

Made Ayu Lestariani, S.E., M.M salah seorang pemateri bimbingan penulisan skripsi. Foto: Istimewa

Sosialisasi ini juga dirangkai dengan bimbingan teknis oleh dosen Prodi Manajemen yang menjelaskan penginputan data statistik menggunakan perangkat lunak SPSS. Aplikasi ini umum digunakan oleh mahasiswa Manajemen dalam menyusun analisis data pada skripsi mereka.

Usai kegiatan, salah seorang peserta mengucapkan rasa terima kasih atas materi yang disampaikan dalam kegiatan tersebut. “Kami sangat terbantu dengan penjelasan ibu tentang tips dan trik menyusun skripsi secara efektif,” katanya mewakili rekan-rekannya.

Kegiatan ini diharapkan menjadi bekal yang kuat bagi mahasiswa dalam menyelesaikan skripsi mereka dengan baik, tepat waktu, dan sesuai standar akademik yang ditetapkan Prodi Manajemen FEB.

(SA/Kontributor)

Humas UM- Mahasiswa Universitas Mulia Balikpapan berhasil menunjukkan dedikasi mereka terhadap pengabdian masyarakat dengan menciptakan sebuah inovasi teknologi berupa alat kontrol penyiram tanaman berbasis Internet of Things (IoT) yang  didampingi oleh Dosen Pengampu mata Kuliah Bapak Muhammad Safi’i, S.Kom., M.Kom sekaligus Kepala Program Studi Informatika, Fakultas Ilmu Komputer pada senin (31/09/2024), bertempat di Batakan , Kecamatan Balikpapan Timur, Kalimantan Timur. Inovasi ini merupakan bagian dari proyek akhir mata kuliah IoT yang diajarkan oleh Muhammad Safi’i, S.Kom., M.Kom.. Alat ini dirancang untuk membantu masyarakat, khususnya petani, dalam mengelola penyiraman tanaman secara efisien dan otomatis.

Alat penyiram tanaman ini bekerja dengan memantau kelembapan tanah dan secara otomatis mengontrol pompa air yang digunakan untuk menyiram tanaman. Dengan integrasi teknologi IoT, alat ini memungkinkan pengguna untuk mengontrol dan memantau kondisi tanaman melalui aplikasi smartphone. Hal ini memberikan kemudahan bagi petani atau pemilik kebun dalam mengelola kebutuhan air tanaman tanpa harus hadir di lokasi kebun. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan di kebun milik Bapak Yosep, seorang petani lokal yang menyambut baik kehadiran alat tersebut. Bapak Yosep mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada para mahasiswa Universitas Mulia atas inovasi yang telah dibuat. “Dengan adanya alat ini, sangat membantu kami dalam menyiram tanaman. Sekarang waktunya lebih cepat, dan kami tidak perlu repot-repot setiap hari menyiram secara manual,” ujarnya.

Alat penyiram tanaman berbasis IoT ini juga memiliki kemampuan monitoring yang lebih akurat. Dengan sensor yang terhubung langsung ke aplikasi, pengguna dapat memantau kelembapan tanah secara real-time dan menentukan kapan waktu yang tepat untuk menyiram. Ini memungkinkan penggunaan air yang lebih efisien, sehingga tidak hanya memudahkan pekerjaan petani, tetapi juga mendukung praktik pertanian yang ramah lingkungan. Menurut Muhammad Safi’i, S.Kom., M.Kom., inovasi ini menjadi salah satu contoh nyata penerapan teknologi IoT dalam sektor pertanian. “Teknologi IoT memberikan solusi yang praktis untuk masalah sehari-hari, terutama dalam hal pengelolaan sumber daya seperti air. Dengan alat ini, diharapkan petani dapat lebih fokus pada produktivitas tanaman tanpa harus khawatir soal irigasi,” jelasnya.Mahasiswa yang terlibat dalam proyek ini merasa bangga dapat memberikan kontribusi positif bagi masyarakat. Mereka berharap inovasi ini dapat diadopsi oleh lebih banyak petani di wilayah Balikpapan dan sekitarnya. “Kami senang karena alat ini mendapat respons positif dari masyarakat. Ini menjadi motivasi bagi kami untuk terus berinovasi,” kata salah satu mahasiswa yang terlibat dalam proyek ini.

Kegiatan pengabdian masyarakat ini mencerminkan komitmen mahasiswa Universitas Mulia Balikpapan dalam mengaplikasikan ilmu yang mereka pelajari di kampus untuk memberikan dampak nyata di masyarakat. Alat ini diharapkan dapat menjadi solusi untuk efisiensi dalam sistem irigasi serta mendukung peningkatan hasil pertanian di masa depan.

Humas UM- WN

Dosen Universitas Mulia Drs. Suprijadi, M.Pd bersama Ir. Bambang Irianto penggagas Glintung Go Green (3G). Foto: dok. Suprijadi

UM – Berawal dari kondisi kampung yang kumuh, rawan banjir, dan tingkat kriminalitas yang tinggi, Bambang Irianto, Ketua RW 23 Kelurahan Purwantoro, Blimbing, Kota Malang, menginisiasi perubahan besar pada lingkungan tempat tinggalnya sejak tahun 2012 yang lalu.

Dengan konsep Glintung Go Green (3G), Bambang berhasil mengubah kampungnya menjadi lingkungan hijau dan asri yang kini bahkan menjadi rujukan destinasi wisata pendidikan bagi banyak pihak.

Atas prestasi inilah, dosen Universitas Mulia Drs. Suprijadi, M.Pd berkunjung ke Kota Malang, 19 September 2024. Tujuannya adalah untuk mempelajari secara langsung program penghijauan yang dilakukan di Glintung. Kunjungan ini berkaitan dengan rencana menerapkan program serupa dalam kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Universitas Mulia.

“Berdasarkan hasil laporan kerja lapangan ini, saya mendapatkan beberapa kesimpulan yang sangat relevan untuk pengembangan lingkungan hijau dalam kegiatan KKN,” ujar Suprijadi.

“Pertama, pengalaman dari kunjungan ini perlu disosialisasikan kepada calon mahasiswa peserta KKN, khususnya dalam membangun wilayah KKN untuk menjadi Kampung Kampus Mulia the Green. Kami juga merencanakan pembentukan tim khusus yang terdiri dari dosen dan mahasiswa untuk proyek Kampung Kampus Mulia the Green 2025,” tambahnya.

Suprijadi juga mengungkapkan bahwa kampung di sekitar Kampus Universitas Mulia akan menjadi pilot project sebagai Kampung Kampus Mulia the Green 2025 dalam bingkai Smart RT, dengan penanaman produktif seperti tanaman nanas.

“Penanaman nanas sangat sesuai dengan kondisi tanah dan iklim Kalimantan Timur, serta dapat memberikan hasil panen dalam waktu 170 hari hingga satu tahun,” ujar Suprijadi.

Di samping itu, menurutnya, tanaman hias dan tanaman obat keluarga atau yang dikenal dengan sebutan tanaman Toga ini, dinilai sesuai dengan karakter tanah di lingkungan sekitarnya yang akan ditambahkan untuk memperkaya lingkungan.

Dokumentasi Suprijadi ketika berkunjung di Glintung Go Green. Gambar 1 dan 2 Kediaman Ir. Bambang Irianto, 3. Sejumlah Penghargaan yang diterima Bambang Irianto, 4. dan 5 Salah satu sudut Kampung Glintung, 6. Kunjungan anak-anak rombongan SD Islam Muhammad Hatta Kota Malang, 19 September 2024. Foto: dok. Suprijadi

Dokumentasi Suprijadi ketika berkunjung di Glintung Go Green. Gambar 1 dan 2 Kediaman Ir. Bambang Irianto, 3. Sejumlah Penghargaan yang diterima Bambang Irianto, 4. dan 5 Salah satu sudut Kampung Glintung, 6. Kunjungan anak-anak rombongan SD Islam Muhammad Hatta Kota Malang, 19 September 2024. Foto: dok. Suprijadi

Sumur resapan yang dibangun Bambang Irianto di sekitar Kampung Glintung Kota Malang. Foto: dok. pribadi

Sumur resapan yang dibangun Bambang Irianto di sekitar Kampung Glintung Kota Malang. Foto: dok. Suprijadi

Transformasi Glintung Go Green

Bambang Irianto pertama kali menjabat sebagai Ketua RW di Glintung pada akhir tahun 2012. Pada saat itu, kondisi kampung di Jalan Karya Timur, Kota Malang, dikenal dengan lingkungan yang kumuh dan minim prestasi. Bambang pun memutuskan untuk membangun kampungnya melalui inisiatif penghijauan.

“Saat saya terpilih sebagai Ketua RW, kondisi kampung sangat memprihatinkan. Saya pun mulai menggerakkan warga untuk menghijaukan lingkungan,” ujar Bambang, Kamis (13/7/2023), yang dikutip dari media.

Pada awalnya, tidak semua warga antusias dengan program ini, hanya sekitar 10 persen warga yang merespon. Namun, Bambang terus berupaya mengubah pola pikir warga dengan pendekatan sosialisasi dan kegiatan berkelanjutan.

Dari dana yang minim, ia memanfaatkan barang bekas dan bantuan bibit tanaman dari berbagai relasi, sehingga secara bertahap kampungnya mulai hijau dan bersih.

Untuk lebih memperkuat konsep hijau di kampung Glintung, warga kemudian membangun fasilitas ramah lingkungan, seperti sumur resapan dan biopori. Saat ini, terdapat tujuh sumur resapan, ratusan lubang biopori standar, jumbo, dan super jumbo yang dibuat secara swadaya menggunakan kaleng bekas.

Selain itu, warga juga mempelajari berbagai teknik bercocok tanam seperti hidroponik, vertical farming, dan sky garden yang membuat suasana kampung semakin sejuk.

Atas kerja keras dan keberhasilan dalam mengubah lingkungan, berbagai penghargaan pun diraih, termasuk Kalpataru dari Presiden RI dan penghargaan sebagai Kampung Proklim dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

“Kami juga menciptakan Gerakan Menabung Air atau Gemar, yang dampaknya terlihat jelas: kondisi air tanah meningkat, udara kampung lebih sejuk, dan warga merasakan manfaat dari kampung yang sehat,” tambah Bambang.

Pada Kamis, 19 September 2024 hari itu juga, kampung ini juga dikunjungi oleh rombongan SD Islam Muhammad Hatta Kota Malang dalam kegiatan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) yang bertema “Hidup Sehat dengan Toga” sebagai bagian dari Kurikulum Merdeka.

Kunjungan ini bertujuan untuk memahami penerapan program Glintung Go Green yang meliputi aspek penghijauan, sumur resapan, hingga teknik bertanam secara modern.

Bambang berharap keberhasilan Glintung Go Green dapat menginspirasi kampung-kampung lain untuk melakukan transformasi serupa.

“Dengan mengidentifikasi potensi dan masalah setempat, kami bisa membangun kampung tematik yang tidak hanya bermanfaat bagi lingkungan tapi juga meningkatkan kebersamaan warga,” tutupnya.

(SA/Kontributor)

Usai menggelar FGD, Bambang Irianto didaulat memimpin gerakan diikuti Direktur Eksekutif Yayasan Airlanga Dr. Agung Sakti, Rizal Effendi, Rektor Prof. Dr. Muhammad Ahsin bersama undangan lainnya. Foto: Media Kreatif

Menghadirkan Penggagas Glintung Go Green, FGD Resmi Dibuka Walikota

UM – Universitas Mulia menggelar Forum Group Discussion (FGD) atau Forum Diskusi Terpumpun yang membahas Lingkungan Hijau Kota Balikpapan, Kamis (12/9). Kegiatan yang berlangsung di Ballroom Cheng Ho Kampus Utama ini dihadiri Ir. Bambang Irianto, peraih Kalpataru Lingkungan 2018 dan penggagas Glintung Go Green Kota Malang, Jawa Timur.

Pada kesempatan ini, turut hadir Wali Kota Balikpapan dua periode, 2011-2021 Rizal Effendi, Muhammad Sabani bakal calon walikota pada Pilkada Balikpapan 2024, dan tokoh masyarakat Kota Balikpapan Ir. Sudjatmiko serta para Ketua RT dan undangan.

Direktur Eksekutif Yayasan Airlangga Dr. Agung Sakti Pribadi selaku CEO Balikpapan Water Forum dan penggagas kegiatan ini mengatakan, permasalahan air tampaknya belum selesai dialami Kota Balikpapan. Berbagai upaya juga sedang disusun pemerintah kota sebagai solusi.

Meski demikian, Dr. Agung berharap Rizal Effendi turut mendampingi untuk terus berusaha agar masalah air bisa diselesaikan dalam lima tahun ke depan, termasuk banjir.

“Bagaimana caranya? Pakai cara ITS Surabaya maksud saya. Surabaya kerjasama dengan ITS, masalah banjir diselesaikan, caranya kerjasama dengan perguruan tinggi. Para ahli mencoba untuk menyelesaikan. Sekarang Surabaya jauh lebih bagus,” ujar Dr. Agung.

Ia berharap pola tersebut dapat digunakan oleh para dosen dan mahasiswa sivitas akademika Universitas Mulia.

“Jadikanlah kota Balikpapan ini menjadi kota yang betul-betul kita cintai dengan motto beriman, bersih, indah, aman dan nyaman. Jadikan kota ini menjadi nyaman karena kita ada di sini. Saya bangga dengan kota Balikpapan,” tuturnya.

Menurutnya, hal ini terlihat pada hymne Kota Balikpapan itu selalu menggugah. Dengan motto kubangun, kujaga, dan kubela, sehingga mendorong setiap warganya untuk selalu tergugah.

“Maka, ke depan Balikpapan Water Forum fokus menjelaskan dua masalah itu. Satu, masalah air ini harus selesai dalam lima tahun ke depan. Kedua, masalah banjir juga sudah mulai berkurang titik-titik banjirnya,” ujar Dr. Agung.

Dr. Agung menambahkan, tugas kampus bukan hanya mendidik, namun juga mengedukasi. Untuk itu, ia berharap kampus mampu mengedukasi dengan cara memberdayakan mahasiswa sehingga memiliki kepekaan sosial dan mengatasi masalah yang dihadapi oleh masyarakat sekitarnya.

Dalam kesempatan ini, Dr. Agung mengundang Ir. Bambang Irianto sebagai narasumber untuk berbagi pengalaman dalam pemberdayaan masyarakat mengatasi masalah lingkungan di sekitarnya.

Senada, Rektor Universitas Mulia Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i berharap paparan Ir. Bambang Irianto dapat diterapkan di lingkungan Universitas Mulia dan sekitarnya.

“Saya sampaikan juga kepada para mahasiswa, untuk mendengarkan paparan narasumber agar pengabdian beliau yang sudah dilaksanakan di berbagai daerah di Indonesia itu bisa menjadi materi kita untuk kegiatan nanti, menjadi budaya kerja nyata di wilayah Kota Balikpapan,” tutur Rektor.

“Juga kepada para dosen, yang saya kira bahan hari ini menjadi referensi buat kita ke depan untuk melakukan research-research, dan kolaborasi dengan pemerintah daerah dan industri, dan sebagainya,” tambahnya.

Rektor berharap, bagaimana ke depan mendapatkan solusi terbaik agar Kota Balikpapan yang menjadi sister city IKN itu tidak ada lagi permasalahan air maupun banjir.

Narasumber Ir. Bambang Irianto foto bersama CEO Balikpapan Water Forum Dr. Agung Sakti Pribadi, Rektor Prof. Dr. Muhammad Ahsin Rifa'i bersama dosen dan lainnya. Foto: Media Kreatif

Narasumber Ir. Bambang Irianto dan keluarga foto bersama CEO Balikpapan Water Forum Dr. Agung Sakti Pribadi, Rektor Prof. Dr. Muhammad Ahsin Rifa’i, Drs. Suprijadi, dan Dr. Sudarmo. Foto: Media Kreatif

Kepala Bidang Tata Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup Kota Balikpapan Arrizal Rahman. Foto: Media Kreatif

Kepala Bidang Tata Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup Kota Balikpapan Arrizal Rahman. Foto: Media Kreatif

Penanggap narasumber H. Rizal Effendi. Foto: Media Kreatif

Penanggap narasumber H. Rizal Effendi. Foto: Media Kreatif

Muhammad Sabani turut memberikan pandangannya. Foto: Media Kreatif

Muhammad Sabani turut memberikan pandangannya. Foto: Media Kreatif

Sebagian peserta perwakilan Ketua RT setempat. Foto: Media Kreatif

Sebagian peserta perwakilan Ketua RT setempat. Foto: Media Kreatif

Sambutan Walikota Balikpapan

Sementara itu, sambutan Walikota Balikpapan Rahmad Mas’ud, dalam hal ini diwakili oleh Kepala Bidang Tata Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup Kota Balikpapan Arrizal Rahman.

“Mohon izin saya mewakili Pak Kepala DLH, Pak Wali Kota lagi izin Umroh, Pak Kepala Dinas Lingkungan Hidup lagi menerima tamu tim Adipura Provinsi,” ujar Arrizal mengawali kata sambutan.

“Insya Allah dalam minggu depan sampai dua minggu kemudian kita akan masuk tim penilaian Adipura untuk Adipura 2024. Jadi, kami lagi persiapan untuk tetap menjaga rutinitas mendapatkan Adipura yang tidak pernah putus,” tambahnya.

Ia berharap, pada tahun 2024 ini Kota Balikpapan mampu mempertahankan Adipura Kencana yang selalu diraih dalam dua tahun terakhir.

Dalam sambutannya, Walikota menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada Universitas Mulia atas inisiatifnya dalam menyelenggarakan FGD sebagai bentuk kepedulian terhadap persoalan lingkungan di Balikpapan.

Ia menekankan pentingnya komitmen bersama untuk menjaga lingkungan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat, serta menjadikan Balikpapan sebagai kota yang nyaman dan berkelanjutan.

Walikota menekankan bahwa penciptaan ruang terbuka hijau dan keberhasilan dalam mengatasi tantangan lingkungan bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga melibatkan seluruh elemen masyarakat.

Walikota berharap FGD ini dapat menghasilkan rumusan-rumusan inovatif yang dapat menjadi referensi bagi pemerintah Kota Balikpapan dan pemerintah pusat dalam menangani masalah lingkungan, terutama terkait dengan air dan banjir.

Walikota juga menginginkan agar permasalahan yang ada di Balikpapan, seperti banjir, menjadi perhatian pemerintah pusat dan diusulkan sebagai proyek strategis nasional.

Glintung Go Green Layak Direplikasi

Bagaimanapun paparan Bambang Irianto dalam mewujudkan Glintung Go Green di Kota Malang, yang digagasnya sejak lebih dari 12 tahun yang lalu, layak menjadi contoh dan model bagi daerah lainnya di Indonesia.

Melalui beberapa pendekatan, Bambang Irianto berupaya menciptakan sinergi antara masyarakat, pemerintah, dan akademisi untuk mewujudkan lingkungan yang lebih baik dan berkelanjutan.

Ia berusaha menanamkan budaya cinta lingkungan kepada masyarakat, dimulai dari lingkungan sekitar rumahnya. Dengan prinsip “bangunlah jiwanya, bangunlah badannya,” Bambang mengedukasi warga tentang pentingnya menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan.

Bambang aktif menggalang kerjasama dengan dinas pemerintah terkait dan akademisi untuk menciptakan inovasi-inovasi baru yang mendukung program Go Green, seperti pengembangan sumur resapan untuk mengatasi masalah air.

Ia mendorong partisipasi aktif dari masyarakat dalam berbagai kegiatan yang berkaitan dengan lingkungan, sehingga setiap individu merasa memiliki tanggung jawab terhadap lingkungan mereka.

Keberhasilan kampung Glintung Go Green yang telah menjadi destinasi wisata edukasi di Kota Malang layak menjadi contoh yang dapat direplikasi di berbagai kota lain di Indonesia. Ini menunjukkan bahwa dengan kerjasama dan komitmen, perubahan positif dapat dicapai.

(SA/Kontributor)

Humas UM- Rektor Universitas Mulia Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifai , M.Si berserta jajaran Rektorat Mengucapkan Selamat Hari BATIK NASIONAL , Rabu (2/10/2024) di Hall White Campus Universitas Mulia.

Hari Batik Nasional adalah perayaan di Indonesia untuk memperingati pengakuan batik sebagai Warisan Budaya Takbenda Kemanusiaan oleh UNESCO pada 2 Oktober 2009. seluruh masyarakat luas, termasuk pejabat pemerintah, pegawai BUMN, dan pelajar, dianjurkan mengenakan batik  setiap tanggal 2 oktober sebagai bentuk penghargaan kepada warisan Budaya Indonesia.

Peringatan Hari Batik Nasional diadakan untuk menghargai sekaligus membangkitkan rasa bangga terhadap kekayaan budaya batik di Indonesia. Batik merupakan warisan budaya yang kaya dan mencerminkan keberagaman Nusantara.

Melalui Hari batik nasional, Universitas Mulia serentak menggunakan pakaian batik sebagai salah satu bentuk keikutsertaan dalam mendukung pelestarian budaya indonesia.

Humas UM- WN

Humas Um- Rektor Universitas Mulia Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifai, M.Si. membuka acara launching Tracer studi yang dihadiri oleh dekan Fakultas dan Ketua program Studi beserta mahasiswa dan alumni tahun 2020 sampai dengan 2022, selasa 01/10/2024 bertempat di Hall Balroom Chengho Universitas Mulia.

Acara dimulai dengan memaparkan laporan tracer studi alumni tahun 2020 – 2022 oleh Wakil Rektor 3 yang diwakili oleh bapak Yustian Servanda, S.Kom., M.Kom. Hasil yang disampaikan oleh beliau mulai dari jumlah kesesuaian alumni yang mengisi tracer studi hingga keselarasan pekerjaan berdasarkan program studi pendidikan yang diambil. dari penyampaian beliau untuk tracer studi yang berhasil dikumpulkan menyatakan bahwa keselarasan pekerjaan dengan pendidikan yang ditempuh memiliki jumlah presentase baik atau selaras.

Rektor Universitas Mulia dalam sambutan beliau juga menyampaikan pentingnya tracer studi bagi perguruan tinggi dalam peningkatan mutu pendidikan tinggi. seperti yang tertuang pada undang – undang no 12 tahun 2012 tentang perguruan tinggi yang mengharuskan penyelenggaraan perguruan tinggi yang bermutu dan untuk menindaklanjuti mutu pendidikan tinggi maka terdapat standar pendidikan tinggi yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Oleh sebab itu apabila tidak memenuhi standar yang telah ditetapkan maka akan ada pelanggaran undang-undang pendidikan tinggi yang bermutu.

Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifai, M.Si. juga menyampaikan bahwa ada 8 IKU perguruan tinggi, IKU pertama lulusan mendapatkan pekerjaan yang layak. perguruan tinggi dapat memastikan apakah lulusan mendapatkan pekerjaan yang layak yakni melalui tracer studi sebagai langkah awal penilaian terhadap lulusan. IKU kedua adalah mahasiswa mendapatkan pengalaman di luar kampus. Meliputi kegiatan magang kerja, riset, proyek desa, pertukaran pelajar, berwirausaha, dan juga lewat kegiatan mengajar. IKU ketiga adalah dosen berkegiatan di luar kampus, sehingga aktivitas dosen tidak hanya di dalam kampus sendiri. Melainkan juga di luar kampus seperti mencari pengalaman industri sekaligus mengajar di kampus lain. IKU Ke empat adalah praktisi mengajar di kampus, sehingga pengajar tidak hanya kalangan dosen namun juga praktisi. Yakni merekrut dosen yang sudah berpengalaman di suatu bidang sehingga ilmu yang dibagikan lebih kompleks, karena sudah terjun langsung di lapangan. IKU kelima adalah hasil kerja dosen digunakan oleh masyarakat. Yakni terkait hasil riset yang dilakukan sebaiknya memberikan manfaat besar bagi masyarakat di sekitar.IKU Ke enam adalah berjalannya program studi yang bekerjasama dengan mitra kelas dunia. Sehingga pihak PTS akan menjalani kolaborasi dengan mitra untuk menyempurnakan program studi. Seperti magang, penyerapan lulusan, dan lain-lain.IKU ketujuh adalah kelas yang kolaboratif dan partisipatif, sehingga pihak kampus bersama para dosen mampu menciptakan kelas yang mumpuni. Bisa melibatkan mahasiswa dan merangsang keterlibatan mereka dalam proses belajar di kelas.IKU terakhir atau ke delapan adalah program studi berstandar internasional, dan hal ini berhubungan dengan akreditasi internasional. Sehingga Perguruan tinggi diharapkan mampu meraih akreditasi internasional untuk bisa dikenal luas oleh dunia. Tracer Studi adalah upaya perguruan tinggi memantau alumni apakah alumni telah mendapatkan pekerjaan layak lulusan yang akan di tracer adalah dua tahun lulusan.

Kegiatan Launching ini dilakukan untuk mendukung tercapainya target tracer minimal 30 % untuk validitas pendataan guna menjadi acuan data pengembangan mutu perguruan tinggi. Tracer studi juga dapat dijadikan bahan evaluasi untuk penilaian perguruan tinggi.dari kegiatan ini diharapkan dapat mengundang alumni untuk melakukan pendataan tracer yang dapat dilakukan di laman tracerstudy.universitasmulia.ac.id

Humas UM/ WN

Dosen Universitas Mulia Gabriella Yunita Sibarani (dua dari kanan) bersama para Duta Pepelingasih 2024 Kota Balikpapan, Minggu (29/9). Foto: Istimewa

Turut Memeriahkan Balikpapan Fest 2024 di BSCC Dome

UM – Dosen Universitas Mulia Gabriella Yunita Sibarani, S.Kom., M.Ds berhasil meraih Juara Putri Terbaik ke-3 Duta Pemuda Peduli Lingkungan Asri dan Bersih (Pepelingasih). Gabriella menerima penghargaan dari Kepala Disporapar Kota Balikpapan CI Ratih Kusuma, dalam acara Balikpapan Fest 2024, bertempat di BSCC Dome, Minggu (29/9).

Duta Pepelingasih merupakan program Pemuda Peduli Lingkungan Asri dan Bersih yang lahir dari Kemenpora RI pada tahun 2017 yang lalu. Program ini berusaha mengkader para pemuda untuk fokus pada kelestarian lingkungan hidup.

Kepada media ini, Gabriella mengatakan, dalam seleksi Duta Pepelingasih di Kota Balikpapan tahun 2024, seluruh peserta wajib mengikuti ToT (Training of Trainers) yang diadakan di Hotel Horison Ultima Bandara, Sabtu, (21/9).

Selama menjalani ToT, peserta mendapatkan latihan kepemimpinan yang mampu mengajak masyarakat berperan aktif dalam pelestarian lingkungan, baik di darat, laut, maupun udara serta mendorong pengelolaan sampah menjadi barang bernilai ekonomis.

Setelah seluruh peserta melengkapi proses administrasi, Senin (23/9), tersisa 30 orang peserta dinyatakan lulus administrasi. Mereka kemudian melanjutkan tes seleksi, wawancara, dan presentasi Green Project pada Selasa (24/9).

Gabriella (dua dari kiri) bersama peserta lainnya menjelang acara Final Duta Pepelingasih. Foto: IG Disporapar Balikpapan

Gabriella (dua dari kiri) bersama peserta lainnya menjelang acara Final Duta Pepelingasih. Foto: IG Disporapar Balikpapan

Gabriella Yunita Sibarani menerima penghargaan dari Kadisporapar Kota Balikpapan CI Ratih Kusuma sebagai Duta Pepelingasih. Foto: Istimewa

Gabriella Yunita Sibarani menerima penghargaan dari Kadisporapar Kota Balikpapan CI Ratih Kusuma sebagai Duta Pepelingasih. Foto: Istimewa

Dalam pemilihan Duta Pepelingasih ini, Gabriella sebagai pemenang Putri Terbaik ke-3. Foto: Istimewa

Dalam pemilihan Duta Pepelingasih ini, Gabriella sebagai pemenang Putri Terbaik ke-3. Foto: Istimewa

Gabriella mengatakan, dirinya mempresentasikan sebuah Green Project yang mengusung konsep One Person One 3R.

“3R: Reduce, Reuse, Recycle ini merupakan maksud penanganan sampah yang terdiri dari tiga unsur yaitu, mengurangi, menggunakan ulang, dan mendaur ulang sampah,” kata Gabriella.

Menurutnya, untuk memulai melakukan 3R dapat dilakukan oleh siapa saja. Misalnya, untuk menjaga lingkungan dapat dimulai dari diri sendiri dengan membawa tumbler. Hal ini, lanjutnya, bertujuan untuk mengurangi kemasan plastik.

“Dengan membawa tas ramah lingkungan, misalnya, itu juga mengurangi penggunaan kantong plastik sehingga mengurangi beban tempat pembuangan sampah,” ajak alumnus Informatika Universitas Mulia ini.

Dengan menerapkan konsep Green Project One Person One 3R dalam kehidupan sehari-hari, dosen lulusan Magister Desain ITB Bandung ini berharap, setiap individu dapat berkontribusi dalam menjaga lingkungan sekitarnya.

“Mari kita ikut memastikan ketersediaan sumber daya alam bagi generasi saat ini dan juga generasi mendatang, karena kelestarian lingkungan adalah tanggung jawab bersama,” pungkasnya.

(SA/Kontributor)