Universitas Mulia yang diwakili DR. Agung Sakti Pribadi menjalin kerja sama dengan Pengadilan Agama Kelas 1A Balikpapan, Rabu (6/7). Foto: Fian/Media Kreatif

UM – Universitas Mulia menjalin kerja sama dengan Pengadilan Negeri Kelas 1A Balikpapan dalam bidang Tri Dharma Perguruan Tinggi, yakni dalam bidang Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian kepada Masyarakat. Penandatanganan Nota Kesepahaman bertempat di Ruang Sidang Utama Pengadilan Negeri Kelas 1A Balikpapan, Rabu (6/7).

Hadir Direktur Eksekutif Yayasan Airlangga, Dr. Agung Sakti Pribadi, S.H., M.H bersama Ketua Pengadilan Negeri Kelas 1A Balikpapan Dr. Ibrahim Palino, S.H., M.H. Turut menyaksikan Dekan Fakultas Humaniora dan Kesehatan Vidy, S.S., M.Si, Ketua Program Studi Hukum Okta Nofia Sari, S.H., M.H, perwakilan pengurus Lembaga Konsultasi dan Bantuan Hukum Mulia Airlangga Balikpapan serta pejabat struktural pengadilan, hakim, panitera dan pegawai kantor setempat.

Pada kesempatan ini, kedua belah pihak menyampaikan sambutan yang baik atas dimulainya penandatanganan nota kesepahaman kerja sama di bidang Tridharma. Keduanya sepakat akan menindaklanjuti dengan Perjanjian Kerjasama dalam bentuk implementasi nyata seperti kuliah umum atau dosen tamu.

Foto bersama kedua pihak usai penandatanganan Nota Kesepahaman antara Universitas Mulia dengan Pengadilan Agama Kelas 1A Balikpapan, Rabu (6/7). Foto: Fian/Media Kreatif

Foto bersama kedua pihak usai penandatanganan Nota Kesepahaman antara Universitas Mulia dengan Pengadilan Agama Kelas 1A Balikpapan, Rabu (6/7). Foto: Fian/Media Kreatif

Kedua pihak juga akan melakukan penelitian bersama dengan agenda terdekat publikasi dalam seminar internasional yang diselenggarakan oleh Universitas Mulia, yaitu ICSINTESA dan Seminastika pada bulan November 2022 di Bali mendatang. Kantor Pengadilan Agama juga sepakat untuk dapat memberikan kesempatan kepada mahasiswa Universitas Mulia untuk magang atau Kuliah Kerja Nyata (KKN) di lingkungan Kantor Pengadilan Negeri Kelas 1A Balikpapan.

Kerjasama ini diharapkan mampu memberi manfaat bagi kedua belah pihak serta dapat memberi nilai tambah, khususnya dalam pengembangan kelembagaan. Hal ini menjadi salah satu upaya Perguruan Tinggi meningkatkan kerja sama dan bernilai penting secara akademik dan mengembangkan kerjasama tersebut sehingga implementasi Tridharma Perguruan Tinggi dapat terwujud.

(Okta/Hkm)

Mahasiswa Baru 2022 sebagian mengikuti PKKMB. Foto: Media Kreatif

UM – Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) 2022 tahap pertama dibuka hari ini, Rabu (6/7). Seremoni pembukaan dibuka oleh Direktur Eksekutif Yayasan Airlangga DR. Agung Sakti Pribadi di halaman Kampus Cheng Hoo.

Turut hadir Wakil Rektor Bidang Akademik Yusuf Wibisono M.T.I, Wakil Rektor Bidang Ketenagaan dan Keuangan Wisnu Hera Pamungkas, S.TP., M.Eng, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Mundzir, S.Kom., M.T, Dekan Fakultas Humaniora dan Kesehatan Vidy S.S., M.Si, Dekan Fakultas Ilmu Komputer Jamal, S.Kom., M.Kom serta dosen dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

Dalam sambutannya, DR. Agung mengatakan pentingnya mahasiswa menerapkan empat pilar kebangsaan dalam kehidupan di kampus.

“Mahasiswa harus mampu melihat empat pilar kebangsaan, yakni Pancasila, UUD-45, Bhineka Tunggal Ika, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai falsafah, nafas, dan identitas bangsa Indonesia yang luhur dan agung. Berbeda dengan negara lain,” tutur Doktor Ilmu Hukum ini.

Menurutnya, empat pilar kebangsaan harus terimplementasi dalam kehidupan berbangsa dan bertanah air agar bangsa Indonesia yang majemuk memahami kekuatan diri sendiri.

Direktur Eksekutif Yayasan Airlangga DR. Agung Sakti Pribadi memberikan sambutan pada Pembukaan PKKMB di halaman Gedung Cheng Hoo, Rabu (6/7). Foto: Media Kreatif

Direktur Eksekutif Yayasan Airlangga DR. Agung Sakti Pribadi memberikan sambutan pada Pembukaan PKKMB di halaman Gedung Cheng Hoo, Rabu (6/7). Foto: Media Kreatif

Penyerahan kartu peserta PKKMB kepada perwakilan Mahasiswa Baru 2022. Foto: Media Kreatif

Penyerahan kartu peserta PKKMB kepada perwakilan Mahasiswa Baru 2022. Foto: Media Kreatif

Mahasiswa Baru 2022 sebagian mengikuti PKKMB. Foto: Media Kreatif

Mahasiswa Baru 2022 sebagian mengikuti PKKMB. Foto: Media Kreatif

Dihubungi terpisah, Panitia PKKMB Drs. Suprijadi, M.Pd mengatakan bahwa PKKMB gelombang pertama ini diikuti 268 mahasiswa baru yang sudah mengenakan jas almamater merah tua. Adapun sisanya akan mengikuti di bulan Agustus 2022 mendatang.

Sebelumnya, mahasiswa baru mengikuti pembekalan yang disampaikan panitia pada Sabtu (2/7) lalu. Dan di hari pertama ini, mahasiswa baru mendapat materi tentang Pembinaan Gerakan Revolusi Mental dan Wawasan Kebangsaan oleh dosen Program Studi Ilmu Hukum M. Asyharuddin, S.H.,M.H.

Materi berikutnya tentang Pemantapan NKRI dan Bhineka Tunggal Ika oleh Kana Kurnia, S.H., M.H yang juga dosen Program Studi Ilmu Hukum.

“Istimewanya, mahasiswa baru selain diberikan tugas membuat Essay perorangan, juga Essay kelompok dengan tema empat konsensus (Pilar) Dasar Ideologi dan Dasar Negara Pancasila, UUD-45 sebagai Konstitusi Negara, NKRI adalah Bentuk Negara dan Bhineka Tunggal Ika sebagai Semboyan Negara,” tutur Drs. Suprijadi.

“Essay kelompok wajib dipresentasikan dalam bentuk Audisi,” tambahnya. Menurutnya, empat pilar kebangsaan ini penting untuk menanamkan kesadaran dalam berbangsa, bernegara, bela negara serta kepedulian terhadap lingkungan dan masyarakat.

PKKMB merupakan tahap persiapan melewati proses transisi menjadi mahasiswa yang lebih dewasa dan mandiri. Mahasiswa baru menjalani proses adaptasi menjadi mahasiswa dengan lingkungan yang baru untuk mendukung keberhasilannya menempuh pendidikan di perguruan tinggi.

Untuk itulah, PKKMB bertujuan untuk memperkenalkan sistem pembelajaran dan kehidupan sivitas akademika dengan menanamkan nilai-nilai dasar pendidikan dan tri dharma perguruan tinggi. PKKMB menyiapkan mahasiswa menjadi pembelajar sejati yang terampil, lincah, dan ulet (powerful agile learner).

Pembukaan hari pertama diisi dengan upacara dan seremoni penyerahan secara simbolis kartu peserta kepada perwakilan mahasiswa baru dan pembacaan Ikrar Mahasiswa Baru.

Di hari berikutnya, Kamis (7/7), Mahasiswa Baru 2022 akan menerima materi tentang Pemantapan Ideologi Pancasila dan UUD 1945, Pencegahan Paham Radikalisme, Terorisme dan Intoleransi, dan informasi sekitar Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) dan Organisasi Kemahasiswaan yang ada di lingkungan Universitas Mulia.

(SA/PSI)

DR. Agung Sakti Pribadi bersama dengan Ketua APTISI Wilayah XI-B Kaltim Komisariat Selatan DR. Lukman dan pengurus lainnya mengikuti Rembuk Nasional APTISI di Bali, Jumat (1/7). Foto: Istimewa

UM – Pengurus Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta (APTISI) Wilayah XI-B Kalimantan Timur Komisariat Selatan Balikpapan mengikuti Rembuk Nasional dan Rapat Pengurus Pusat Pleno (RPPP) ke-1, bertempat di Nusa Dua Convention Center Bali, 1 – 3 Juli 2022.

Pada kesempatan ini, Gubernur Bali Wayan Koster memberikan sambutan sekaligus membuka acara resmi dengan ditandai pemukulan gong. Dalam sambutannya, Gubernur Koster mengucapkan terima kasih kepada APTSI yang telah memilih Bali sebagai lokasi pelaksanaan kegiatan APTISI.

Menurut Gubernur, hal ini mengingatkan dirinya pernah melakukan pengabdian di perguruan tinggi sebagai Dosen Kalkulus, Statistik, dan Metode Research di STIE Perbanas Jakarta, Universitas Pelita Harapan Tangerang, dan Universitas Tarumanegara Jakarta setelah lulus di Institut Teknologi Bandung (ITB).

Wayan Koster juga terkenang ketika turut serta membenahi Pendidikan Nasional saat menjadi Anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan, dalam menjalankan amanat Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

“Terima kasih APTISI telah berkontribusi dalam memulihkan pariwisata dan perekonomian Bali yang sedang mendapatkan perhatian serius dari Pemerintah Pusat,” tutur Koster, seperti dikutip dari balipost.com, Jumat (1/7).

Wayan Koster berharap Rembuk Nasional APTISI menjadi momentum untuk memajukan pendidikan di Indonesia agar semakin meningkat kualitas layanannya termasuk mutu pendidikannya, dan tata kelolanya secara konsisten.

Koster menilai, saat ini pendidikan mengalami pergeseran ekosistem. Ia mengatakan bahwa permasalahan dan tantangan serta dinamika yang berbeda harus mendapat perhatian dari segenap komponen masyarakat, ikut memikirkan dan berkomitmen terhadap pendidikan di Indonesia.

DR. Agung Sakti Pribadi bersama dengan Drs. Satria Dharma dalam Rembuk Nasional dan RPPP APTISI di Nusa Dua Bali pada hari kedua, Sabtu (2/7). Foto: Agung Sakti

DR. Agung Sakti Pribadi bersama dengan Drs. Satria Dharma dalam Rembuk Nasional dan RPPP APTISI di Nusa Dua Bali pada hari kedua, Sabtu (2/7). Foto: Agung Sakti

Sementara itu, DR. Agung Sakti Pribadi selaku pengurus bersama Ketua APTISI Wilayah XI-B Kaltim Komisariat Selatan DR. Lukman, S.T., M.T yang juga Ketua STT Migas Balikpapan. Selain itu, juga turut anggota pengurus lainnya.

Tampak di lokasi kegiatan, DR. Agung bertemu dan duduk bersama dengan salah satu pendiri Institut Teknologi dan Bisnis (ITB) STIKOM Bali Drs. Satria Dharma.

Rembuk Nasional dihadiri Tenaga Pendidik, Dosen, Pengurus Yayasan, Rektor, Pengurus ABBPTSI, APPERTI, HPT, Asosiasi Dekan serta Ketua Program Studi Perguruan Tinggi Swasta se-Indonesia. Dijadwalkan Rembuk Nasional ditutup pada Minggu (3/7) besok.

(SA/PSI)

Sosialisasi Penyusunan Dokumen SPMI di tingkat Universitas, Kamis (30/6). Foto: PSI

UM – Rektorat menyelenggarakan sosialisasi peningkatan pemahaman dan penyusunan dokumen Standar Penjaminan Mutu Internal (SPMI) Perguruan Tinggi. Kegiatan ini berlangsung di Ruang Eksekutif White Campus, dalam waktu tiga hari, mulai Selasa (28/6) sampai dengan Jumat (1/7).

“Kegiatan ini dalam rangka pembuatan dokumen SPMI tingkat Fakultas dan Universitas, perlu sosialisasi untuk meningkatkan pemahaman sehingga mempermudah implementasi penyusunan dokumen,” tutur Wakil Rektor Bidang Akademik Yusuf Wibisono.

Ia menambahkan, meskipun dokumen yang dimaksud telah tersedia, namun belum tentu mutu atau kinerja dari perguruan tinggi telah sesuai dengan apa yang tertera dalam dokumen tersebut. Hal ini diperlukan penjaminan agar kinerja perguruan tinggi sesuai dengan isi dokumen tersebut.

Sementara itu, Mada Aditya, narasumber tim SPMI Universitas Mulia mengatakan bahwa SPMI merupakan sistem yang dilaksanakan dan dijalankan, baik oleh unsur akademik maupun non-akademik. “Artinya, semua yang ada di sini terlibat dan harus menjalankan standar mutu, standar kinerja perguruan tinggi,” tutur Mada.

Dokumen yang dimaksud, menurutnya, setidaknya harus sesuai dengan standar yang diterbitkan Badan Akreditasi Nasional (BAN) Perguruan Tinggi dan Lembaga Akreditasi Mandiri (LAM) PT. “Dokumen SPMI ini berisi rencana kerja selama satu tahun ke depan karena siklus akreditasi lima tahunan,” jelas Mada.

Untuk menyusun dokumen SPMI, menurut Mada, diperlukan Strategi dan Prosedur. “Rumusan berupa pernyataan yang menjelaskan langkah-langkah yang ditempuh untuk mewujudkan sasaran visi dan misi,” kata Mada.

Garis besar isi dokumen standar dalam SPMI adalah Visi dan Misi PT, Reasonable Standar SPMI atau alasan penetapan SPMI, Subyek atau pihak yang wajib memenuhi Standar, Definisi istilah-istilah yang khas digunakan untuk menghindari multi tafsir, dan pernyataan isi Standar SPMI.

Selain itu, perlu dilengkapi dengan bagaimana Strategi Pencapaian Standar SPMI, Indikator pencapaian Standar, dokumen terkait serta dilengkapi dengan Referensi.

“Jadi, saya hanya berharap teman-teman, mari kita berikan yang terbaik. Saya berharap kita semua punya kemampuan yang sama, pandangan yang sama, proyeksi yang sama,” harap Mada Aditya.

Untuk itu, apabila telah tersusun, ia berharap dokumen tersebut dapat didistribusikan kepada masing-masing sivitas melalui validasi Badan Penjaminan Mutu Internal (BPMI).

Kegiatan sosialisasi SPMI ini diikuti oleh tim penyusun dari seluruh Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Fakultas Ilmu Komputer, Rektorat, dan Fakultas Humaniora dan Kesehatan.

(SA/PSI)

Serah terima MoA dilakukan oleh Vice Chancellor UNIMAS Prof. Datuk Dr. Mohamad Kadim Suaidi, Naib Chanchellor UMS Prof. Datuk Chm Dr. Taufiq Yap, dan Rektor Universitas Mulia Dr. Muhammad Rusli, M.T yang diwakilkan Richki Hardi. Foto: FB Vice Chancellor Universiti Malaysia Sarawak

UM – Universitas Mulia bersama dengan Universiti Malaysia Sarawak (UNIMAS) dan Universiti Malaysia Sabah (UMS) melakukan seremoni serah terima Memorandum of Agreement (MoA) atau Perjanjian Kerja Sama Internasional. Seremoni berlangsung di Borneo Convention Center Kuching (BCCK) Sarawak Malaysia, Selasa (21/6).

Seremoni juga bertepatan dengan kegiatan International Digital Economy Conference Sarawak (IDECS 2022) yang disaksikan langsung oleh Datuk Patinggi Tan Sri (Dr) Abang Abdul Rahman Zohari Tun Datuk Abang Haji Openg, Premier Sarawak dan perwakilan pejabat tinggi antara bangsa.

IDECS merupakan konferensi tahunan rutin yang diselenggarakan oleh Pemerintah Negara Bagian Sarawak bekerja sama dengan Sarawak Multimedia Authority.

Pada kesempatan ini, serah terima MoA dilakukan oleh Vice Chancellor UNIMAS Prof. Datuk Dr. Mohamad Kadim Suaidi, Naib Chancellor UMS Prof. Datuk Chm Dr. Taufiq Yap, dan Rektor Universitas Mulia Dr. Muhammad Rusli, M.T yang diwakilkan Richki Hardi, S.T., M.Eng.

International Digital Economy Conference Sarawak IDECS 2022 di Kuching Sarawak Malaysia, Selasa (22/6). Foto: FB Vice Chancellor Universiti Malaysia Sarawak

International Digital Economy Conference Sarawak IDECS 2022 di Kuching Sarawak Malaysia, Selasa (22/6). Foto: FB Vice Chancellor Universiti Malaysia Sarawak

Richki Hardi, yang tengah berada di Sarawak Malaysia, mengatakan bahwa MoA Exchange maupun IDECS 2022 merupakan kebanggaan pemerintah negara bagian Sarawak Malaysia dan menjadi penghargaan dengan kehadiran tiga perguruan tinggi tersebut.

“MoA ini merupakan tindak lanjut dari kerja sama (MoU) Konsortium Komputeran dan IT di Borneo (KKIB) yang telah dilakukan antara tiga Fakultas Komputer di tiga Universitas di Borneo pada tahun lalu,” tutur Richki.

Menurutnya, MoA merupakan inisiatif tiga perguruan tinggi tersebut untuk meningkatkan kolaborasi penelitian internasional melalui Program Matching Grant Research yang akan dilaksanakan tiap tahun antar perguruan tinggi dengan project dan strategi riset yang telah ditentukan oleh masing-masing Universitas.

“Dengan diadakan serah terima MoA ini, maka masing-masing Perguruan Tinggi dapat mengawali program kerja penelitian untuk melaksanakan dan mengimplementasikan topik penelitian yang telah ditentukan secara berkolaborasi,” tutup Richki.

(SA/PSI)

Penjajakan Kerja Sama BRIN dengan Universitas Mulia terkait pembinaan UMKM di Balikpapan dan sekitarnya, Senin (13/6). Foto: PSI

UM – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyelenggarakan koordinasi dalam rangka tindak lanjut kerja sama dengan Universitas Mulia. Koordinasi membahas rencana pelaksanaan pembinaan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) ini berlangsung daring Zoom, Senin (13/6).

Dalam kesempatan ini, hadir Rektor Dr. Muhammad Rusli, M.T, Wakil Rektor Bidang Akademik Yusuf Wibisono, MTI, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Mundzir S.Kom, M.T, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Ivan Armawan SE, M.M, Kepala LP3M yang diwakili Nariza Wanti Wulansari S.Si, M.Si, Kepala PSI Subur Anugerah, S.T., M.Eng dan dosen peneliti Nanda Narendra Muvano, S.E., M.M dan Alan Smith Purba, S.E., M.Ak.

Dari BRIN hadir pula Direktur Pemanfaatan Riset dan Inovasi pada Kementerian/Lembaga Masyarakat dan UMKM Dadan Nugraha, bersama Deputi Bidang Pemanfaatan Riset dan Inovasi pada K/L dan UMKM Aswin Firmansyah, Agung Pambudi, beserta jajaran deputi lainnya.

Dadan mengatakan bahwa koordinasi tersebut terkait dengan penjajakan atau tindak lanjut kerja sama pemberdayaan usaha yang ada di Kalimantan Timur. “Jadi, dari UMKM nanti kita lebih tekankan lagi, lebih ditingkatkan lagi produk-produk Usaha Mikro,” tutur Dadan Nugraha.

Ia mengatakan bahwa BRIN memiliki komitmen untuk membantu Usaha Mikro, terutama Usaha Mikro berbasis Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). “Jadi bagaimana mengintervensi hasil-hasil riset dan inovasi, baik yang dari BRIN maupun yang dari kampus untuk memberdayakan Usaha Mikro di wilayah usaha mereka,” ungkapnya.

Untuk itu, lanjutnya, dibutuhkan usaha bagaimana mengidentifikasi permasalahan-permasalahan yang ada di UMKM, terutama di Balikpapan dan sekitarnya, kemudian dicarikan pemecahan solusinya melalui riset dan teknologi.

“Tentu apakah program-programnya kita susun bareng-bareng, apakah bisa dimulai dengan identifikasi usaha mikro yang ada di sana, kemudian kita buat semacam list kebutuhan-kebutuhan teknologi seperti apa, lalu kita matching-kan dengan hasil-hasil riset yang ada di BRIN,” tuturnya.

Setelah itu, lanjut Dadan, program dilanjutkan dengan kapitalisasi pembinaan. “Apa nanti kita siapkan di masing-masing PIC satu orang pembina, atau seperti apa, kemudian ada teknologi yang diaplikasikan di sana, apakah sudah dimulai dari bimbingan teknis, atau kita langsung melihat kepada aplikasinya di lapangan, seperti itu,” kata Dadan.

Meski demikian, Dadan mengatakan bahwa dalam kegiatan pembinaan tersebut bisa saja menghasilkan produk baru. “Ya kita juga bisa masuk untuk ke proses pendataan KI-nya (Kekayaan Intelektual), termasuk legalitas, sertifikat produknya, dan lainnya,” tuturnya.

“Intinya adalah bagaimana kita mendorong usaha-usaha mikro itu supaya lebih banyak berkembang, tentu dibatasi pada aspek dukungan teknologinya, tidak memberikan bantuan permodalan, juga tidak memberikan bantuan alat, mesin, dan peralatan, kecuali peralatan yang sifatnya mendukung proses aplikasi teknologi tadi,” ungkapnya.

Dirinya berharap, BRIN dan Universitas Mulia dapat bersinergi. “Kami di BRIN fokus pada aspek teknologi apa yang akan kita bawa untuk mengembangkan UMKM, usaha mikro khususnya, kemudian kami mohon dukungan dari Universitas Mulia nanti dalam penyediaan data dan informasi mengenai kebutuhan UMKM itu, termasuk nanti jika teknologinya sudah ada di Universitas Mulia untuk kita aplikasikan juga,” tuturnya.

Dadan berharap, dalam waktu yang tidak terlalu lama, hasil diskusi tersebut dapat segera dijalankan dan direalisasikan, baik dalam jangka waktu satu tahun maupun multiyears.

Fasilitasi Usaha Mikro berbasis IPTEk yang dipaparkan Aswin Firmansyah Deputi BRIN, Senin (13/6). Foto: PSI

Fasilitasi Usaha Mikro berbasis IPTEk yang dipaparkan Aswin Firmansyah Deputi BRIN, Senin (13/6). Foto: PSI

Aswin Firmansyah dalam paparan penjelasannya mengatakan, pelaku usaha mikro yang termasuk dalam kriteria UMKM dalam kerja sama ini adalah memiliki modal paling banyak Rp 1 Miliar dan omzet tahunan maksimal Rp 2 Miliar.

Beberapa permasalahan UMKM, menurut Aswin, di antaranya adalah kurangnya modal usaha, kurang inovasi produk, kesulitan dalam distribusi dan pemasaran, belum mengoptimalkan pemasaran online, tidak adanya branding/merk prduk, dan mengandalkan pembukuan secara manual.

“Tujuan dari fasilitasi ini yang pertama mengakselerasi sebetulnya, mengakselerasi pemanfaatan dan diseminasi hasil riset dan inovasi pada Usaha Mikro,” tutur Aswin. Di satu sisi, tambahnya, ia berharap adanya peningkatan produktivitas, nilai tambah mutu/kualitas, serta daya saing berbasis riset dan inovasi.

“Mereka yang mengembangkan Usaha Mikro ini memiliki jejaring yang lebih kuat, baik antar pelaku usaha maupun juga dengan sektor lainnya, terutama dengan BRIN dan Universitas Mulia,” tutur Aswin.

Paket fasilitasi yang disediakan BRIN antara lain aplikasi teknologi hasil riset, fasilitasi pengujian produk, pendampingan sertifikasi, dan promosi.

Sementara itu, Rektor Dr. Muhammad Rusli menyambut baik kerja sama BRIN dengan tangan terbuka dan sangat mendukung kerja sama tersebut dilaksanakan dengan baik.

“Jadi intinya kami tetap support, dari kampus juga mohon bimbingan, karena terus terang masih baru berdiri sejak 2019, kita mohon dukungan dari BRIN agar kegiatan-kegiatan kita, inovasi kita bisa lebih terarah,” pungkas Dr. Rusli.

(SA/PSI)

Perwakilan dari WInmar Coin saat berada di kampus Universitas Mulia, Senin (6/6). Foto: Nadya

UM – Direktur Eksekutif Yayasan Airlangga DR. Agung Sakti Pribadi bersama Wakil Rektor Bidang Akademik Yusuf Wibisono beserta jajaran menyambut rombongan tamu dari Winmar Coin. Kegiatan ini berlangsung di Ruang Eksekutif Universitas Mulia, Jalan Letjen Zaini Azhar Maulani Balikpapan, Senin (6/6).

Rombongan Winmar Coin dipimpin oleh Mahbub Effendi selaku Site Manager, Krisna Yoga Danandika selaku CFO, Rio Saladin, Amien Kurniawan, Ketut Suwiardana, Eric Edward, dan Fadel Achmad. Hadir pula Hj. Mulia Hayati Deviantie Ketua Yayasan Airlangga turut menyimak paparan.

Pada kesempatan ini, Eric Edward memperkenalkan Winmar Coin sebagai perusahaan yang bergerak di bidang Cryptocurrency yang terdaftar di Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI) dan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) RI.

Menurut Eric, saat ini dunia telah melewati Era Industri 4.0 dan berubah menjadi Era Society 5.0. Artinya, teknologi dan manusia hidup berdampingan. Kehadiran teknologi dibutuhkan manusia untuk meningkatkan kualitas hidup secara berkelanjutan.

Foto bersama Winmar Coin dengan jajaran Universitas Mulia, Senin (6/6). Foto: Nadya

Foto bersama Winmar Coin dengan jajaran Universitas Mulia, Senin (6/6). Foto: Nadya

Perkembangan Teknologi Informasi membawa pengaruh yang cepat bagi masyarakat dan industri. Perkembangan tersebut diharapkan akan mendorong peningkatan aktivitas ekonomi sosial masyarakat.

Peran perguruan tinggi memiliki tanggung jawab secara penuh untuk dapat mengembangkan ilmu pengetahuan dalam menghadapi masa depan.

Dengan demikian, Eric berharap perguruan tinggi bisa menggagas Blockchain yang memiliki sistem pengamanan (Security), code, hingga aset digital Non-Fungible Token atau NFT dan Metaverse sendiri.

Kehadiran Winmar Coin, menurut Eric, akan mendorong pencapaian target Universitas Mulia pada tahun 2043 mendatang sebagai perguruan tinggi Global Technopreneurship atau Global Technopreneur Campus.

Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Akademik Yusuf Wibisono menyambut hangat delegasi Winmar Coin. “Kita baru menyambut baik ide untuk kerja sama terkait Cryptocurrency, dalam konteks update-knowledge untuk Universitas Mulia,” tuturnya.

Menurutnya, sangat mungkin untuk mengembangkan Coin sendiri untuk Universitas Mulia. “Tetapi setiap langkah nanti akan Kita pertimbangkan benar-benar untuk kepentingan institusi. Ke depan akan disambung dengan diskusi lagi,” pungkasnya.

(SA/PSI)

Direktur Eksekutif Yayasan Airlangga DR. Agung Sakti Pribadi bersama Wakil Rektor Bidang Akademik Yusuf Wibisono dan moderator Gunawan, Senin (6/6). Foto: Nadya

UM – Direktur Eksekutif Yayasan Airlangga DR. Agung Sakti Pribadi bersama Rektor, Wakil Rektor, Dekan, Kepala Lembaga dan hingga Kepala Biro Universitas Mulia menggelar Coffee Morning di Ruang Eksekutif Universitas Mulia, Jalan Letjen Zaini Azhar Maulani, Senin (6/6).

Kegiatan yang berlangsung semi formal ini digunakan untuk berdiskusi menjaring masukan dan kendala yang dihadapi, maupun untuk mengetahui sejauh mana kemajuan capaian program kerja masing-masing. Hal ini sejalan dengan Rapat Kerja di awal tahun yang lalu yang telah berhasil disusun dan diputuskan bersama.

“Saya ingin selalu ada catatan untuk melaporkan apa yang telah dikerjakan, melaporkan kendala yang ada, misalnya, banyak dosen yang belum lengkap persyaratan karier dosen, jabatan fungsional dan sertifikasi,” ungkap DR. Agung.

Dengan mengetahui kendala yang ada, maka akan dapat ditemukan solusi penyelesaian masing-masing. Dirinya berharap adanya peningkatan kualitas maupun kuantitas dalam pelaksanaan tri dharma perguruan tinggi sehingga mendorong pencapaian visi dan misi.

Evaluasi kemajuan program kerja direncanakan akan berlangsung pada bulan Juli mendatang. Pada kesempatan ini, Rektor Universitas Mulia Dr. Muhammad Rusli, M.T masih berada di luar kota sehingga berhalangan hadir.

Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Akademik Yusuf Wibisono MTI mengatakan bahwa di awal tahun beberapa program studi telah memperoleh akreditasi dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT).

Di antaranya adalah Program Studi Manajemen dengan Akreditasi Baik, Program Studi Akuntansi dengan Akreditasi Baik, Program Studi Hukum dengan Akreditasi Baik, Program Studi Farmasi dengan Akreditasi Baik dari Lembaga Akreditasi Mandiri (LAM) Kesehatan dan akan menyusul program studi lainnya.

“Kita juga telah melakukan Kerja Sama Riset dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Untuk keperluan tersebut kita juga akan siapkan UMKM, kemudian tim riset universitas serta dari program doktoral,” ungkap Yusuf Wibisono.

Ke depan, lanjutnya, akan terbuka kesempatan dosen yang berasal dari BRIN akan menjadi dosen pembimbing Skripsi untuk mahasiswa Universitas Mulia.

Selain itu, Universitas Mulia juga telah melakukan kerja sama dengan Universitas Gunadarma Jakarta dengan beberapa program yang akan dilaksanakan. Pada saat ini, dirinya mengingatkan pelaksanaan Semester Genap 2021/2022 dalam beberapa pekan akan berakhir.

“Kita tentu juga akan ada persiapan pelaksanaan Ujian Akhir Semester nanti, kemudian persiapan Penerimaan Mahasiswa Baru dan Lokakarya Kurikulum,” tuturnya.

Coffee Morning yang dibuka pukul 10.00 Wita hingga pukul 11.30 Wita ini diikuti sekitar 25 orang peserta.

(SA/PSI)

Alan Smith Purba, S.E., M.Ak dosen Program Studi Akuntansi S1 Universitas Mulia saat berbicara bersama Windayani dalam sesi UM Talk, Senin (30/5). Foto: UM TV

UM – Program Studi Akuntansi S1 Universitas Mulia menjadi pilihan yang menarik tahun ini bagi calon mahasiswa baru. Pasalnya, mulai tahun ini pula telah mendapatkan Akreditasi Baik dari Badan Akreditasi Nasional (BAN) Perguruan Tinggi (PT). Beberapa keunggulan program studi ini pun dipaparkan oleh salah dosennya, Alan Smith Purba, S.E., M.Ak. Seperti apa?

“Okey, ilmu Akuntansi itu tidak melulu terkait dengan angka, tapi ilmu yang mengatur soal yang ‘berbau’ keuangan,” tutur Alan mengawali ceritanya.

Sarjana Ekonomi lulusan Universitas Mulawarman Samarinda dan Magister Akuntansi Universitas Brawijaya ini menerangkan bagaimana ilmu Akuntansi sebenarnya selama ini telah diterapkan dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat.

“Contoh nih, Mbaknya sedang berada di cafe dan melihat menu-menu makanan dengan daftar harganya. Pasti kita akan memilih mana menu yang sesuai dengan uang yang ada di kantong kita. Nah, itu dasarnya ilmu Akuntansi,” ujarnya menerangkan.

Menurutnya, apabila seseorang mencari arti kata Akuntansi, maka akan ditemukan Akuntansi adalah pencatatan, penggolongan keuangan, transaksi, pelaporan.

“Tapi sebenarnya Akuntansi adalah suatu kejadian, catatan keuangan yang menambah value. Jadi ketika tadi di cafe tadi ada value yang bertambah. Value dari cafe bertambah pemasukan, value dari pembeli kesenangan, lebih semangat belajar, bekerja. Itu kan value,” ujarnya.

Ketika dirinya ditanya apa saja perbedaan Program Studi Akuntansi dibanding di perguruan tinggi lain, menurutnya, motto Global Technopreneurship Campus dan berbasis Teknologi Informasi menjadi keunggulan yang dimiliki Universitas Mulia.

“Nah, di sini kita akan belajar Akuntansi Digital, yang mana berbasis teknologi,” ungkapnya. Menurutnya, di sini mahasiswa akan dibekali dengan bekal dan persiapan memasuki Industri 4.0.

Saat ini, terangnya, mahasiswa tidak hanya mempelajari Akuntansi yang diterapkan pada perusahaan-perusahaan kecil maupun perusahaan besar saja. “Kita nanti juga akan mempelajari perusahaan Startup, perusahaan rintisan. Banyak kan sekarang ini?” ujarnya.

Dirinya yakin saat ini banyak orang yang memasang aplikasi E Commerce atau aplikasi penjualan elektronik.

“Nah, di situ kita mempelajari, bagaimana Akuntansinya, bagaimana pencatatannya. Sedangkan dia (E Commerce tersebut) tidak menjual produknya, hanya sebagai wadah saja. Bagaimana prosesnya? Itu yang akan kita pelajari di Akuntansi,” tuturnya kepada Windayani, moderator UM Talk.

“Bagaimana kita mempelajari keuangan teknologinya, bagaimana kita mempelajari keuangan berbasis teknologi, itu yang akan kita pelajari,” ungkapnya panjang lebar. Selain itu, juga akan mempelajari tentang Akuntansi Perpajakan.

Lebih lanjut tentang seputar Program Studi Akuntansi Universitas Mulia, ikuti penjelasan Alan Smith Purba di video ini.

(SA/PSI)

Kegiatan donor darah bersama Wali Kota Rahmad Mas'ud di PMI Kota Balikpapan tahun 2021 yang lalu. Syamsuddin Noor hanya memotretnya. Foto: Dok. Syamsuddin Noor

UM – Ada banyak jalan mencapai tujuan seperti yang dilakukan oleh Security Kampus Universitas Mulia ini untuk selalu berbagi. Dirinya merasa tergerak untuk menolong sesama dengan rutin donor darah lantaran terdorong dengan slogan Palang Merah Indonesia (PMI), Setetes darah Anda, nyawa bagi sesama.

Adalah Syamsuddin Noor, seorang Petugas Keamanan (Security) Kampus Utama Universitas Mulia di Jalan Letjen Zaini Azhar Maulani. Ia mengirimkan sebuah foto bahwa dirinya baru saja mendonorkan darahnya di PMI Balikpapan.

“Sendiri saja. Hari Kamis kemarin gagal, maka kucoba lagi,” tuturnya memberi kabar kepada media ini, Sabtu (21/5). Dirinya sempat gagal mendonorkan darah dua hari sebelumnya.

Pak Syam, begitu dirinya disapa, tercatat telah memiliki kartu donor PMI, yang menunjukkan dirinya telah dinyatakan sehat dan memenuhi syarat sebagai donor. Tidak mudah menjadi donor, ada syarat tertentu yang mengharuskan seseorang dinyatakan sehat dan memenuhi syarat.

Petugas Security Kampus Utama Universitas Mulia Syamsuddin Noor saat rutin donor darah di PMI Kota Balikpapan, Sabtu (21/5). Foto: Istimewa

Petugas Security Kampus Utama Universitas Mulia Syamsuddin Noor saat rutin donor darah di PMI Kota Balikpapan, Sabtu (21/5). Foto: Istimewa

Setiap tiga bulan sekali ia bertekad untuk rutin mendonorkan darah. “Saya bulan ke-5 baru bisa donor lagi per tiga bulan satu kali,” ungkapnya saat itu. Menurutnya, pendonoran dilakukan sebanyak empat kali dalam satu tahun.

“Saya pernah donor darah dua kali per tiga bulan karena menolong teman anak saya yang lagi kecelakaan. Pernah juga menolong sepupu Pak Rahmad Mas’ud, Wali Kota sekarang, bertempat di RS Pertamina,” tuturnya senang.

Ia mengaku pernah mengikuti kegiatan donor darah di Kampus saat masih bernama STIKOM Balikpapan. “Saya berharap agar dibuatkan agenda rutin donor darah. Bisa 2, 3, 4 kali setiap tahun,” tuturnya.

Dirinya berharap, apa yang dilakukannya dapat menolong sesama umat manusia. “Kalau dari sisi materi saya pas-pasan. Jadi lewat donor darah ini, saya rasa tepat untuk bisa menolong orang lain,” tuturnya.

Sampai saat ini, ketika di waktu luang, ia juga menjalankan profesinya sebagai tukang ojek online (ojol). Salah satu putranya kini tengah menyelesaikan studinya di Kampus Universitas Mulia.

“Pikiran di benak saya, suatu saat kita juga membutuhkan pertolongan orang lain, mungkin dari jalur lain,” tuturnya. Ia mengaku, setelah melakukan donor darah, dirinya merasakan badan sehat segar bugar.

Ketika ditanya apa saran yang sebaiknya diikuti sivitas akademika Universitas Mulia, dirinya mengatakan tidak ada kata terlambat donor darah. “Selagi kita masih bernafas dan kondisi kesehatan kita masih okey, mengapa tidak? Makin sering donor, makin bagus,” tutupnya memberi motivasi. Semoga manfaat dan berkah ya, Pak.

(SA/PSI)