Rakor 2023 Universitas Mulia bertempat di Hall Cheng Ho, Jalan Letjen Zaini Azhar Maulani, Balikpapan, Jumat (29/12). Foto: Istimewa

UM – Rapat Koordinasi tahun 2023 yang digelar Universitas Mulia mengungkap beberapa capaian kinerja dan rencana perbaikan ke depan. Hal ini seperti disampaikan Rektor Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i, M.Si di depan jajaran pimpinan perguruan tinggi, bertempat di Hall Cheng Ho Universitas Mulia, Jalan Letjen Zaini Azhar Maulani, Jumat (29/12).

“Selaku Rektor, saya mengapresiasi kegiatan ini yang telah berjalan selama beberapa tahun. Hal ini membuktikan bahwa University Governance telah berjalan baik untuk menunjukkan tata kelola perguruan tinggi yang bermutu,” tutur Prof. Ahsin.

Menurutnya, bermutu dalam hal ini adalah yang sesuai dengan undang-undang. Oleh karena itu, lanjutnya, perguruan tinggi harus mampu memenuhi kepuasan para pemangku kepentingan (Stakeholder) dan rekognisi oleh masyarakat.

Oleh sebab itu, tambahnya, perguruan tinggi harus melakukan penjaminan mutu melalui Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) secara sistem dan berkelanjutan berdasarkan standar yang telah ditetapkan.

“Pemerintah dalam hal ini menentukan nilai mutu itu seperti apa, apa standarnya. Maka dibuatlah Permendikbud nomor 3 tahun 2020, kemudian direvisi menjadi Permendikbud nomor 53 tahun 2023,” tuturnya.

Prof. Ahsin menerangkan, Permendikbud nomor 3 tahun 2020 mengacu delapan standar pendidikan, delapan standar penelitian, dan delapan standar pengabdian kepada masyarakat. Meski dari standar-standar tersebut saat ini tidak lagi menjadi acuan.

“Standar pendidikan yang diinginkan pemerintah itu sebenarnya ada tiga, yaitu standar luaran pendidikan, standar proses pendidikan, dan standar masukan pendidikan. Sama halnya dengan pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat,” tuturnya.

Dari tiga standar tersebut terbagi menjadi sembilan kriteria yang akan menjadi pekerjaan perguruan tinggi. Sembilan kriteria tersebut antara lain, pertama visi misi tujuan dan strategi, yang kedua adalah tata pamong tata kelola dan kerjasama, dan yang ketiga adalah mahasiswa.

Keempat adalah sumber daya manusia, kelima keuangan dan sarana prasarana, keenam adalah pendidikan, ketujuh penelitian, ke delapan pengabdian kepada masyarakat, dan yang ke sembilan adalah luaran dan capaian tridharma.

“Itulah yang nanti menjadi acuan di dalam membuat program-program agar perguruan tinggi bermutu,” tuturnya.

“Nah, oleh sebab itu, maka kegiatan pada hari ini sangat penting karena itu bagian dari sistem itu. Kita melakukan evaluasi terhadap apa yang telah kita lakukan selama setahun ini,” tuturnya.

Meski demikian, sebelum menyusun program kerja ke depan, Prof. Ahsin memberikan arahan secara global berisi apa yang harus dilakukan. Di antaranya pada kriteria visi misi tujuan dan strategi, dari sembilan kriteria yang ada.

Prof. Ahsin memberikan perhatian pada peringkat Universitas Mulia yang masih rendah. Berdasarkan data yang diperoleh, peringkat di UniRank Indonesia tahun 2023 masuk peringkat 388, berdasar UniRank Kaltim 2023 berada pada peringkat ke-6,

Pada Webometrics bulan Desember 2023, Universitas Mulia pada peringkat 691, Webometrics Kaltim tahun 2023 pada peringkat 8 dari 10 perguruan tinggi.

Berdasarkan klaster Dikti tahun 2023, bidang penelitian pada skema Pratama. Peringkat Sinta (Sinta Rank) bulan Desember 2023 pada peringkat 623, naik dari tahun sebelumnya peringkat 830, dan aktivitas Kemahasiswaan Nasional pada 2023 berada pada peringkat 322.

Terhadap peringkat Universitas Mulia yang masih rendah, baik di tingkat regional maupun nasional saat ini, Rektor mengajak sivitas akademika untuk bekerja sama berusaha dan mengupayakan sejumlah peningkatan.

Universitas Mulia pada sejumlah pemeringkatan di tingkat nasional, disajikan oleh Kepala LPPM Richki Hardi pada Rakor 2023, Jumat (29/12). Foto: Puskomjar

Universitas Mulia pada sejumlah pemeringkatan di tingkat nasional, disajikan oleh Kepala LPPM Richki Hardi pada Rakor 2023, Jumat (29/12). Foto: Puskomjar

Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada masyarakat (LPPM) Richki Hardi, S.T., M.Eng mengkonfirmasi beberapa capaian peringkat nasional yang telah diperoleh hingga bulan Desember 2023.

“Peringkat webometrics terakhir 690 secara nasional,” kata Richki sambil memperlihatkan tangkapan layar.

Menurutnya, webometrics memberikan pemeringkatan berdasarkan web aktivitas profesor/dosen/perguruan tinggi, hasil penelitian, e-journal, repositori, akses elektronik publikasi ilmiah, materi akademik, dan web aktivitas profesor/dosen.

Richki memaparkan beberapa capaian lainnya seperti peringkat Sinta atau Science and Technology Index yang juga naik signifikan. Sinta merupakan kumpulan jurnal ilmiah yang berbasis di Indonesia yang diawasi langsung oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) RI.

“Peringkat Sinta bulan Desember 2022 peringkat 830, bulan Desember 2023 tahun ini naik 623,” tuturnya. Tahun depan ia mengajak seluruh sivitas berharap terus meningkatkan publikasinya sehingga menunjukkan peningkatan mutu perguruan tinggi.

(SA/Puskomjar)

Dari kiri ke kanan Rektor Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa'i, Dr. Agung Sakti Pribadi, dan Hj. Mulia Hayati Deviantie pada Rapat Koordinasi Universitas Mulia, di Aula Cheng Ho, Jumat (29/12). Foto: Istimewa

UM – Rektor Universitas Mulia menggelar Rapat Koordinasi tahun 2023 bersama jajaran Wakil Rektor, Dekan, Kepala Lembaga, Kepala Biro, Ketua Program Studi hingga pejabat terkait untuk melaporkan pertanggungjawaban kerja selama satu tahun. Kegiatan ini berlangsung di Aula Gedung Cheng Ho Universitas Mulia, Jalan Letjen Zaini Azhar Maulani, Jumat (29/12).

Ketua Yayasan Airlangga Hj. Mulia Hayati Devianti mengucapkan terima kasih dan rasa syukur atas terlaksananya rapat koordinasi. “Kita bersyukur bahwa kota Balikpapan ini salah satu kota yang nyaman dihuni. Apalagi Balikpapan menjadi salah satu kota penyangga ibu kota yang baru,” tutur Hj. Mulia mengawali sambutan.

Kepada para peserta Rakor, Hj. Mulia melihat beberapa kemajuan dan capaian yang telah diperoleh selama satu tahun. “Salah satu kemajuan itu adalah pagi ini kita menempati Hall yang cukup representatif. Apalagi saya mendengar kemarin bahwa Universitas Mulia ini terbesar di Balikpapan,” tuturnya.

Hj. Mulia Hayati menuturkan bahwa apapun program yang dilaksanakan untuk mendukung kemajuan dan perkembangan Universitas Mulia, maka yayasan akan memberikan dukungan.

Di tahun ini pula, Hj. Mulia menuturkan hadirnya lokomotif baru, yakni Rektor Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i yang telah menunjukkan beberapa perkembangan yang signifikan. “Kehadiran Prof. Ahsin untuk mendukung kita hari ini, untuk memperkuat barisan kita dalam meraih cita-cita,” tuturnya.

Senada, Direktur Eksekutif Yayasan Airlangga Dr. Agung Sakti Pribadi menilai beberapa capaian tampak terlihat, seperti yang dirasakan pada pelaksanaan Rakor di Aula Cheng Ho yang tampak berubah dibanding sebelumnya.

“Bahwa ruang ini sesuai dengan yang kita inginkan. Ketika dibangun dengan ruangan besar, kapasitas besar, mahasiswa diharapkan dapat berkegiatan dan beraktivitas,” tutur Dr. Agung memberikan apresiasi.

Dr. Agung menilai, keberadaan Aula Cheng Ho menjadi salah kebanggaan sivitas akademika Universitas Mulia yang diawali penggunaannya dalam kegiatan bersama Anggota Komisi X DPR RI Dr. Ir. Hetifah Saifudian, LLDIKTI XI bersama perwakilan dosen se-Kalimantan Timur, Sabtu (23/12).

Ia berencana menggunakan Aula Cheng Ho untuk memfasilitasi kegiatan universitas maupun pengguna lainnya. “Alhamdulillah, hari ini bisa kita manfaatkan,” tuturnya.

Terhadap pelaksanaan Rakor, Dr. Agung mengatakan kehadiran Prof. Ahsin dalam mendorong percepatan kinerja perguruan tinggi cukup membantu dirinya dalam berfokus pada pengembangan Sumber Daya Manusia.

Lebih lanjut, ke depan direncanakan akan kembali dibuka program studi baru yang juga akan membutuhkan SDM yang sesuai. “Yayasan terus mencoba memberikan fasilitas yang terbaik kepada mahasiswa, kita akan menyiapkan kebutuhan untuk dosennya,” tuturnya.

Untuk itu, ia terus berupaya mendorong pertumbuhan di beberapa fakultas yang memungkinkan untuk terus meningkat lebih baik dengan melakukan konsultasi dengan Dikti. “Saya percaya sepenuhnya Universitas Mulia untuk berkegiatan dengan baik, untuk proses pencapaian yang terbaik. Apapun, meski dalam keadaan terpepet, jangan menyerah,” tutupnya.

(SA/Puskomjar)

LLDIKTI 11 Kalimantan bermitra dengan Komisi X DPR RI menggelar Sosialisasi Pengembangan Karir Dosen Pasca berlakunya PermenPANRB No. 1 Tahun 2023. Kegiatan ini berlangsung di Aula Gedung Cheng Ho, Universitas Mulia, Sabtu (23/12). Foto: Istimewa

UM – Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah 11 Kalimantan bermitra dengan Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI menggelar Sosialisasi Pengembangan Karir Dosen Pasca berlakunya PermenPANRB No 1 Tahun 2023. Kegiatan ini berlangsung di Aula Gedung Cheng Ho, Universitas Mulia, Sabtu (23/12).

Tampak hadir Wakil Ketua Komisi X DPR RI Dr. Ir. Hetifah Saifudian, MPP bersama dengan Kepala LLDIKTI 11 Dr. Muhammad Akbar, M.Si serta Rektor Universitas Mulia Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i, M.Si dan para undangan.

Hetifah yang membidangi Pendidikan dan Kebudayaan, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Pemuda dan Olahraga serta Perpustakaan dan Literasi ini menerangkan peran DPR RI pasca terbitnya PermenPANRB No 1 Tahun 2023 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang mengubah tugas Aparatur Sipil Negara (ASN) secara fundamental.

Berdasarkan peraturan menteri tersebut, Hetifah mengatakan dosen ASN saat ini secara fungsional melaksanakan tugas organisasi untuk mendukung pencapaian tujuan organisasi. Dosen tidak lagi menjalankan tugasnya sebagai individu, namun menjadi bagian dari tujuan institusinya.

“Hal ini berdampak pada pengukuran kinerja dosen yang akan dievaluasi oleh pimpinan perguruan tinggi,” tutur Hetifah di depan 100 orang perwakilan dosen ASN, dosen tetap yayasan, dan tenaga pendidik bagian Sumber Daya Manusia (SDM) dari 28 Perguruan Tinggi se-Kalimantan Timur.

Wakil Ketua Komisi X DPR RI Dr. Ir. Hetifah Saifudian, MPP saat memaparkan terbitnya PermenPANRB No 1 Tahun 2023 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (PNS). Foto: Istimewa

Wakil Ketua Komisi X DPR RI Dr. Ir. Hetifah Saifudian, MPP saat memaparkan terbitnya PermenPANRB No 1 Tahun 2023 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (PNS). Foto: Istimewa

Rektor Prof. Dr. Muhammad Ahsin Rifa'i bersama Kepala LLDIKTI 11 Dr. Muhammad Akbar saat mengikuti sosialisasi. Foto: Istimewa

Rektor Prof. Dr. Muhammad Ahsin Rifa’i bersama Kepala LLDIKTI 11 Dr. Muhammad Akbar saat mengikuti sosialisasi. Foto: Istimewa

Sekira 100 orang perwakilan dosen ASN, dosen tetap yayasan, dan tenaga pendidik bagian Sumber Daya Manusia (SDM) dari 28 Perguruan Tinggi se-Kalimantan Timur. Foto: Istimewa

Sekira 100 orang perwakilan dosen ASN, dosen tetap yayasan, dan tenaga pendidik bagian Sumber Daya Manusia (SDM) dari 28 Perguruan Tinggi se-Kalimantan Timur. Foto: Istimewa

“Perguruan tinggi harus bagaimana?” tanya Hetifah. Menurutnya, dengan adanya Permenpan tersebut, pimpinan perguruan tinggi perlu melakukan tough management dalam pengelolaan usulan penghitungan angka kredit (PAK) di masa transisi.

Terhadap berlakunya PermenPANRB tersebut, Hetifah mengingatkan secara regulasi dosen agar tidak dibebani tugas administratif, tetapi lebih kepada substantif. “Jangan sampai ada peraturan baru, dosen dirugikan,” tuturnya.

Ia mendorong perlu adanya ketentuan atau peraturan yang mengatur pengakuan bagi dosen yang sudah mempunyai poin Jabatan Fungsional sebelum hadirnya kebijakan ini agar tidak hangus poinnya.

Sementara itu, Rektor Prof. Dr. Muhammad Ahsin Rifa’i mengatakan terima kasih kepada Universitas Mulia yang telah menjadi tempat penyelenggaraan kegiatan dan telah berjalan sangat baik.

Usai sosialisasi PermenPANRB tersebut, Prof. Ahsin berharap perguruan tinggi segera melakukan usulan jabatan fungsional (Jafung) pada masa transisi diberlakukannya PermenPANRB No. 1 tahun 2023.

Secara singkat, Hetifah mengucapkan terima kasih kepada Rektor Prof. Ahsin atas sinergi yang telah berjalan.

“Terima kasih Pak Rektor Universitas Mulia atas sinergi hebatnya. Mari terus berbuat nyata untuk pendidikan di provinsi kita,” pungkas Hetifah.

(SA/Puskomjar)

File Presentasi:
[1] Bahan Paparan Karir Dosen
[2] Arah Kebijakan Karir Dosen Permenpanrb No. 1 Tahun 2023

Humas UM-Mahasiswa universitas mulia atas nama Muhammad Farhan Ramadhan mengikuti Lomba Musabaqoh Tilawatil Quran yang diadakan di gedung UNIBA Balikpapan ,sabtu 16/12/2023. Lomba MTQ ini dilaksanakan setingkat provinsi karena mengundang semua perguruan tinggi dan sekolah menengah atas sekalimantan timur . cabang kegiatan lomba dibagi menjadi 3 cabang yakni, lomba Tilawah dengan 16 peserta , lomba da’i dan da’iyah dengan 17 peserta dan Hifdzil Quran dengan 26 peserta.

seluruh peserta lomba tilawah

Wakil rektor 3 Bidang Kemahasiswaan bapak Mundzir S.Kom., M.T. didampingi oleh pembina UKM Al Izzah ibu Wahyu Nur Alimyaningtias dan Ibu Isa Rosita menerima piala prestasi yang telah didapatkan oleh mahasiswa sebagai bentuk kepedulian terhadap prestasi yang sudah diraih oleh mahasiswa. dalam penyampaian beliau merasa mahasiswa perlu menunjukan kemampuan diri nya dalam berbagai bidang agar dapat terus meningkatakan prestasi. Pembina UKM Al Izzah juga menyampaikan kepada seluruh mahasiswa terutama yang beragama Islam dan tergabung kedalam organisasi keagamaan kampus universitas Mulia untuk tetap istiqomah dalam belajar memperdalam agama untuk bekal dimasa mendatang. selain itu wakil rektor 3 juga menambahkan  “semoga kedepan dapat menelurkan kemampuan nya kepada adik-adik tingkat terutama di UKM Al- Izzah agar dapat menumbuhkan rasa senang membaca Al Quran.” imbuhnya.

wakil rektor 3 Mundzir , S.Kom., M.T (kiri) dan Pembina Al Izzah Wahyu Nur Alimyaningtias, S.Kom., M.Kom

Farhan merupakan salah satu dari mahasiswa yang juga masuk kedalam UKM keagamaan Universitas Mulia Al-Izzah dan tahun ini berkesempatan mendaftar lomba Tilawah dengan 15 pesaing dan berhasil memperoleh juara ke 2 lomba tilawah. menurut farhan saat kegiatan berlangsung semua peserta memiliki talenta dan suara yang merdu, “cukup grogi saat memulai lomba nya, namun alhamdulillah saat membaca tdak grogi lagi.” kata farhan

kegiatan Lomba ini menjadi ajang bagi mahasiswa agar lebih semangat dalam memperdalam Al quran selain itu juga memberi pengalaman spritual yang baik agar bisa terus berkembang dan menjadi pemuda terbaik penmbaca Alquran dengan bacaan yang benar dan lantunan yang indah.

 

Akademisi Universitas Mulia Yusuf Wibisono ketika berbicara dalam diskusi publik membahas permasalahan distribusi BBM. Di sebelahnya Christofel Ketua DPC Hiswana Migas Balikpapan. Foto: YouTube.

UM – Akademisi Universitas Mulia turut serta dalam pembahasan permasalahan di daerah. Hal ini seperti yang dilakukan Yusuf Wibisono S.E, M.T.I Wakil Rektor Bidang Sumber Daya dalam diskusi bertajuk Sulitnya Mencari Bahan Bakar Minyak di Daerah Kaya Minyak kerja sama Kaltim Post dan IKA UB Kaltim di Hotel Platinum Balikpapan, Rabu (13/12).

Direktur Kaltim Post Erwin Dede Nugroho saat membuka Rembuk Etam mengatakan, antrean BBM adalah masalah penting karena berkaitan dengan hajat hidup banyak orang. “Kami berharap dari forum ini bisa menemukan solusi dari setiap saran para stakeholder,” tuturnya, seperti dikutip dari koran Kaltimpost, Kamis (14/12).

Ketua Ikatan Keluarga Alumni Universitas Brawijaya Kalimantan Timur Dr. Myrna Asnawati Safitri mengatakan masalah BBM tidak sederhana, mulai dari distribusi, kuota, hingga manajemen transportasi kota.

“Bila warga lebih memilih kendaraan pribadi, berarti kebutuhan BBM semakin tinggi. Pemerintah daerah harus memikirkan bagaimana mobilitas warga dengan kendaraan umum yang layak,” tutur wanita yang juga menjabat sebagai Deputi Bidang Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) ini.

Myrna berharap dibentuknya forum diskusi sebagai sarana warga Kaltim ikut berpartisipasi memikirkan dan menyampaikan usulan yang bisa diberikan kepada para pengambil kebijakan sehingga permasalahan segera dapat diatasi bersama.

Diskusi dipimpin Redaktur Kaltim Post Ismet Rifani. Direktur Kaltim Post Erwin Dede Nugroho, dan Ketua IKA UB Kaltim Myrna Safitri. Foto: Kaltimpost

Diskusi dipimpin Redaktur Kaltim Post Ismet Rifani. Direktur Kaltim Post Erwin Dede Nugroho, dan Ketua IKA UB Kaltim Myrna Safitri. Foto: Kaltimpost

Foto bersama seluruh peserta usai diskusi Rembuk Etam bahas distribusi BBM di Kaltim. Foto: Kaltimpost

Yusuf Wibisono (empat dari kanan) foto bersama seluruh peserta usai diskusi Rembuk Etam bahas distribusi BBM di Kaltim. Foto: Kaltimpost

Turut hadir Slamet Brotosiswoyo Ketua Apindo Kaltim, Christofel Ketua DPC Hiswana Migas Balikpapan, Giman Santoso Wakil Ketua Umum Kadin Kaltim, Firly Firdauzy Ketua Organda Kaltim, Dalhari Staf Dinas ESDM Kaltim, M Tahir Sekretaris DPD Aptrindo Kaltim, dan Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Nusantara Piatur Pangaribuan serta akademisi dan perwakilan pemerintah lainnya.

Beberapa permasalahan yang turut diungkap antara lain kelangkaan solar di Kaltim yang sudah berlangsung cukup lama, kelangkaan Pertalite sejak September 2023, terjadinya antrean BBM di Kaltim, tetapi tidak terjadi antrean di Pulau Jawa.

Kemudian beredar kabar bahwa informasi kuota BBM mencukupi Kaltim, namun BBM jenis Pertalite tidak tersedia di sejumlah SPBU hingga kejelasan pihak yang berwenang dalam hal penindakan kegiatan pengetap, pengecer, pom mini, dan sebagainya.

Termasuk, munculnya permasalahan baru akibat kebijakan yang tidak efektif, yakni terkait hanya tiga SPBU yang tidak melayani Pertalite untuk kendaraan roda empat. Ketiga SPBU itu antara lain SPBU MT Haryono, SPBU Stal Kuda, dan SPBU Sepinggan.

Kemudian hadirnya kebijakan baru memindahkan solar untuk kendaraan besar di SPBU KM 13 Balikpapan yang justru menambah persoalan baru menumpuknya kendaraan besar di satu tempat.

“Sebenarnya kita bisa mendefinisikan solusi yang kita harapkan untuk BBM, yakni kuota tercukupi, distribusi tepat sasaran, kapanpun diperlukan BBM tersedia di SPBU. Dari sisi akademis, penting bagi kita untuk memiliki data yang komprehensif dan valid terkait kebutuhan dan konsumsi BBM,” tutur Yusuf Wibisono.

Dalam penentuan kuota, menurut Yusuf Wibisono tidak cukup dengan hanya berdasarkan jumlah penduduk.

“Jumlah penduduk Kaltim relatif kecil dibandingkan pulau Jawa, tetapi dengan wilayah yang jauh lebih luas. Maka pergerakan dari satu titik ke titik yang lain juga lebih jauh, dan semuanya membutuhkan BBM,” ujarnya.

Oleh karena itu, selain jumlah penduduk, lanjutnya, juga penting untuk mengetahui data estimasi pergerakan penduduk.

“Data kendaraan juga sangat penting dan tidak cukup hanya berdasarkan data administratif,” tutur Yusuf Wibisono.

Menurutnya, kendaraan pengguna BBM bisa dibagi menjadi tiga jenis. Pertama, kendaraan yang secara administratif berada di Kaltim, maka beroperasi di Kaltim dan membayar pajak di Kaltim.

Kedua, kendaraan yang secara administratif terdaftar di luar Kaltim, tetapi beroperasi di Kaltim. Ketiga, adalah kendaraan yang melintas dari provinsi atau pulau lain, tetapi menggunakan BBM di Kaltim.

“Tanpa memiliki data ini secara lengkap, maka estimasi kuota tidak akan akurat,” tutur Yusuf Wibisono. Apalagi, lanjutnya, dari pemaparan perwakilan Pemprov Kaltim diketahui bahwa estimasi kuota BBM tahun 2023 ternyata belum memperhitungkan IKN.

“Jumlah penduduk yang tinggal di wilayah IKN saat ini tentu masih sangat kecil, tapi kegiatan proyek pembangunan di sana membutuhkan operasional alat berat yang cukup banyak dan mobilisasi kendaraan operasional yang tinggi dan itu semua mengambil jatah BBM untuk Kaltim, utamanya di Balikpapan,” terang Yusuf Wibisono.

Untuk itu, dirinya mengusulkan agar perlunya ketersediaan data yang lengkap sehingga dapat digunakan untuk membantu pengambilan keputusan dalam mengatasi permasalahan distribusi BBM di Kaltim.

“Secara prinsip, kebutuhan data yang komprehensif dan akurat sangat penting dalam menentukan kebijakan terkait pemenuhan BBM di Kaltim,” pungkasnya.

(SA/Puskomjar)

Humas Universitas Mulia Wahyu Nur Alimyaningtias, S.Kom., M.Kom. menyambut kedatangan tamu dari PERURI salah satu Perusahaan BUMN yang berdasarkan peraturan pemerintah no 06 tahun 2019 ditugaskan untuk mencetak uang rupiah, dokumen sekuriti milik negara dan security document lain nya. Kamis, 14/12/23.

Hari Sukmono sebelah kiri dan Wahyu Nur sebelah kanan

Bapak Hari Sukmono Kepala divisi Hubungan Antar Lembaga Bersama bapak Teguh Prasetyo Putra selaku senior account Manager mengisi Kuliah tamu terhadap mahasiswa managemen dengan tema Transformasi Digital di Peruri dan Aplikasi produk digital Peruri untuk perguruan tinggi. Kegiatan ini juga dihadiri oleh rekan Dosen Universitas Mulia bapak Istia Budi, S.T., M.M dan Gabriella Yunita Sibarani, S.Kom., M.Ds dalam kesempatan ini dosen juga mengambil pengalaman terhadap peluang yang ada di Peruri.

Perum Peruri adalah satu-satunya BUMN yang bergerak di bidang layanan digital security dan telah mendapatkan sertifikat PSrE (Penyelenggara Sertifikat Elektronik ) berinduk dari Kominfo. Layanan Peruri memiliki standar sekuriti yang tinggi untuk menjamin bahwa setiap layanan yang diberikan reliable dan trusted. Saat ini layanan digital security Peruri telah digunakan oleh kementrian dan Lembaga pemerintahan, BUMN, Perbankan dan Fintech, Perguruan tinggi dan Perusahaan swasta.

Dengan adanya kegiatan Kuliah tamu ini selain menjadi silahturahmi antar institusi tetapi juga harapan nya kedepan dapat bekerjasama dengan UM dalam Penyelenggaraan fasilitas Digital untuk memudahkan operasional perguruan tinggi.

WN/Humas UM

 

Rektor Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin bersama instruktur dan peserta senam aerobik, Jumat (8/12). Foto: Istimewa

UM – Pelaksanaan olahraga dalam program Kesehatan Jasmani dan Rohani (Kejar) yang biasa digelar pada setiap Sabtu pagi, kini diubah setiap Jumat pagi. Dalam kegiatan perdana ini, Jumat (8/12), tampak pelaksanaan olahraga berlangsung seru yang dipandu oleh instruktur senam profesional dari Studio Balikpapan Baru.

Tampak hadir Rektor Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i, M.Si, Wakil Rektor Bidang Sumber Daya Yusuf Wibisono, S.E., M.T.I, Dr. Mada Aditia Wardhana, Ketua Prodi Ilmu Hukum Okta Nofia Sari, S.H, M.H dan dosen lserta karyawan lainnya.

Kegiatan olahraga ini berdasarkan Surat Keputusan yang ditandatangani Rektor dengan nomor 261/SK/Rektor/UM/XII/2023 tanggal 1 Desember 2023 tentang Penetapan Hari Kerja dan Jam Kerja bagi Karyawan dan Dosen Universitas Mulia.

SK tersebut terbit dengan pertimbangan dalam rangka implementasi Undang-undang no 13. tahun 2003 tentang ketenagakerjaan, yaitu lima hari kerja, dengan rincian delapan jam kerja dalam sehari atau 40 jam kerja dalam satu minggu.

Selain itu, tugas dosen di perguruan tinggi dipandang tidak hanya mengajar, tetapi juga wajib melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat sebagai bagian dari tridarma perguruan tinggi. Dosen diharapkan lebih produktif dalam tridarma di hari Sabtu dan Minggu.

Dalam sambutan pembukaan olahraga tersebut, Yusuf Wibisono mengatakan kegiatan ini merupakan kegiatan perdana atas pelaksanaan SK tersebut. Kepada dosen dan karyawan, Yusuf Wibisono berharap bagi yang tidak sedang bertugas di pagi itu dapat bergabung olahraga bersama.

Sementara itu, dua orang instruktur senam, Yuni dan Sriyanti, tampak semangat memimpin jalannya olahraga senam. Seluruh peserta mengikuti gerakan yang dipandu keduanya dengan lincah sehingga berkeringat.

Ketika ditanya media ini usai memandu senam, Yuni tampak terkesan. “Kegiatan hari ini sangat luar biasa. Pesertanya semangat semua, terutama kampusnya keren banget,” kata Yuni sembari tertawa.

Yuni mengaku baru kali ini memandu gerakan senam aerobik di Universitas Mulia.

Salah seorang peserta mengatakan cukup bersemangat usai mengikuti olahraga senam aerobik selama kurang lebih 30 menit. “Wah, banyak berkeringat. Di tengah-tengah senam tadi sempat berhenti mengikuti gerakan, perlu ambil nafas sebentar,” katanya.

Awalnya, dirinya merasa kesulitan mengikuti gerakan, tetapi semakin lama terbiasa. Baginya, senam aerobik terasa bermanfaat untuk memadukan gerakan tubuh dan saraf motorik melalui pandangan mata melihat gerakan instruktur dan pendengaran mendengar perintah gerakan.

“Awalnya kaku ya, tapi lama-lama sedikit bisa mengikuti gerakan aerobik yang cepat. Cuman gerakan goyang pinggul tetap gak bisa seluwes gerakan instruktur, rasanya encok kambuh,” pungkas peserta pria ini sembari tertawa.

(SA/Puskomjar)

Tampak Rektor Prof. Dr. Ir. Mhummad Ahsin Rifa'i turut hadir bersama Direktur Eksekutif Yayasan Airlangga Dr. Agung Sakti Pribadi bersama Manajer HRD BPH Yayasan Airlangga Ny. Ririn Kusdyawati, S.H., M.M, narasumber dan peserta pelatihan. Foto: Istimewa

UM – Dalam rangka meningkatkan layanan akademik, Universitas Mulia menggelar pelatihan Basic Mentality for Excellence untuk staf dan tenaga kependidikan. Pelatihan digelar selama dua hari, 5-6 Desember 2023, berlangsung di Ruang Eksekutif White Campus, Jalan Letjen Zaini Azhar Maulani, Kel. Damai Bahagia, Balikpapan, Kalimantan Timur.

Rektor Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i, M.Si dalam sambutan mengawali pembukaan, mengatakan bahwa pelatihan sangat penting dan dibutuhkan para staf dan tenaga kependidikan untuk menunjang pelayanan di lingkungan Universitas Mulia.

“Pelatihan ini penting bagi para staf dan karyawan dalam memberikan layanan dengan sikap dan pelayanan terbaik sebagai representasi dari Universitas Mulia,” tutur Rektor.

Dengan pelatihan, Ia berharap seluruh staf dan karyawan, mulai dari pegawai security hingga staf administrasi Front Office memilki sikap dan pengetahuan yang tinggi sebagai garda terdepan dalam memberikan layanan untuk sivitas akademika dan stakeholder.

Dalam kesempatan ini, turut hadir Direktur Eksekutif Yayasan Airlangga Dr. Agung Sakti Pribadi bersama Manajer Human Resources Development (HRD) Badan Pengurus Harian (BPH) Yayasan Airlangga Ny. Ririn Kusdyawati, S.H., M.M.

“Masa depan Universitas Mulia akan banyak tergantung pada anak-anak muda, karena itu pembekalan terhadap para peserta adalah bagian dari mempersiapkan masa depan,” tutur Dr. Agung Sakti.

Ny. Ririn Kusdyawati menambahkan, ia berharap kegiatan pelatihan ini tidak berhenti hanya untuk Universitas Mulia saja, tetapi juga untuk para staff di divisi lain di lingkungan Yayasan Airlangga.

Yusuf Wibisono dalam pelatihan ini memberikan materi tentang Building a Proactive Personality, Seek First to Understand Then To Be Understood, Begin With The End In Mind, Put First Thing First, dan Building Synergy Within A Team. Foto: Istimewa

Yusuf Wibisono dalam pelatihan ini memberikan materi tentang Building a Proactive Personality, Seek First to Understand Then To Be Understood, Begin With The End In Mind, Put First Thing First, dan Building Synergy Within A Team. Foto: Istimewa

Pujiati dalam pelatihan ini memberikan materi tentang - Emotional Intelligence dan Service Excellence in Education. Foto: Istimewa

Pujiati dalam pelatihan ini memberikan materi tentang – Emotional Intelligence dan Service Excellence in Education. Foto: Istimewa

Narasumber Yusuf Wibisono dan Pujiati bersama peserta pelatihan Basic Mentality for Excellence Angkat I Universitas Mulia. Foto: Istimewa

Narasumber Yusuf Wibisono dan Pujiati bersama peserta pelatihan Basic Mentality for Excellence Angkat I Universitas Mulia. Foto: Istimewa

Sementara itu, panitia pelatihan mendatangkan dua orang ahli yang sudah berpengalaman sebagai narasumber di bidang pengembangan Sumber Daya Manusia, yakni Yusuf Wibisono, S.E., M.T.I dan Pujiati, S.E., M.M.

Yusuf Wibisono mengatakan bahwa tujuan diselenggarakan pelatihan adalah untuk memberikan pembekalan sikap, motivasi, dan perilaku positif staf dan tenaga kependidikan dalam memberikan pelayanan prima di lingkungan Universitas Mulia.

“Staf dan tendik adalah ujung tombak dalam memberikan pelayanan kepada mahasiswa, dosen, dan tamu universitas. Penting bagi mereka untuk memiliki pengetahuan tentang bagaimana memberikan pelayanan terbaik,” tutur Yusuf Wibisono.

Meski demikian, tambahnya, baginya yang lebih penting lagi adalah sikap mental yang baik yang dimiliki setiap staf dan tenaga kependidikan dibalik memberikan pelayanan tersebut.

“Di dalam pelatihan ini, peserta dibekali pada hal-hal yang terkait dengan mentalitas dasar dalam membentuk perilaku yang baik. Dari 24 peserta, ada 19 yang berhasil menyelesaikan hingga tuntas pelatihan ini,” ungkap Wakil Rektor Bidang Sumber Daya ini.

Materi yang dipaparkan Yusuf Wibisono antara lain Building a Proactive Personality, Seek First to Understand Then To Be Understood, Begin With The End In Mind, Put First Thing First, dan Building Synergy Within A Team.

Sedangkan Pujiati membahas tentang Emotional Intelligence dan Service Excellence in Education.

Usai pelatihan, aktivitas peserta terus dipantau perkembangannya dan dibimbing dalam meningkatkan kapasitas masing-masing. Pelatihan Angkatan I BMSE ini berakhir Rabu (6/12). Direncanakan akan dibuka angkatan berikutnya, baik untuk Universitas Mulia maupun untuk divisi lainnya di bawah naungan Yayasan Airlangga.

(SA/Puskomjar)

Pakar Ilmu Kelautan dan Perikanan Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa'i saat berbicara sebagai narasumber Simposium Ketahanan Pangan dan Teknologi Informasi 2024 di Gran Senyiur Balikpapan, Sabtu (25/11). Foto Media Kreatif

Simposium Ketahanan Pangan dan Teknologi Informasi 2024

UM – Universitas Mulia menggelar Simposium Ketahanan Pangan dan Teknologi Informasi 2024, bertempat di Ballroom Gran Senyiur Balikpapan, Sabtu (25/11). Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i, M.Si, pakar Ilmu Kelautan dan Perikanan mengawali pembahasan tentang ketahanan pangan.

“Mengawali materi ini, saya ingin kita sama-sama menyaksikan atau melihat berita-berita di belahan bumi ini tentang bencana kemanusiaan,” tutur Prof. Ahsin saat membuka materi diskusi.

Prof. Ahsin kemudian menyajikan beberapa data dari World Health Organization (WHO) terkait kelaparan di beberapa negara, terutama di Afrika.

Meski demikian, dirinya mengatakan bukan saja terjadi masalah pangan, tetapi juga masalah kekurangan gizi. Menurut laporan Food and Agriculture Organization (FAO), jumlah penduduk yang menderita kekurangan gizi tahun 2019 sebesar 650,3 juta orang.

Dari jumlah tersebut, lebih dari 418 juta tinggal di Asia. Dengan rincian berada di Asia Selatan sebanyak 305,7 juta, diikuti Asia Tenggara sebanyak 48,8 juta, Asia Barat 42,3 juta, dan Asia Tengah 2,6 juta jiwa.

“Jadi, ternyata Asia itu adalah negara yang banyak mengalami kekurangan gizi. Dan, ternyata juga kalau kita lihat angka kelaparan di Asia Tenggara itu secara persentase angka penduduk, ya nomor satu itu adalah Timor Leste, nomor dua Indonesia,” ungkap Guru Besar Ilmu Kelautan dan Perikanan ini.

Berdasarkan fakta atau data tersebut, Prof. Ahsin memberikan perhatian bahwa kondisi pangan, ketahanan pangan, keamanan pangan dunia saat ini tidak sedang baik-baik saja.

Moderator H. Rizal Effendi, S.E, Wali Kota Balikpapan dua periode, 2011-2016 dan 2016-2021 bersama para narasumber Simposium Ketahanan Pangan dan Teknologi Informasi 2024. Foto: Nadya/Media Kreatif

Moderator H. Rizal Effendi, S.E, Wali Kota Balikpapan dua periode, 2011-2016 dan 2016-2021 bersama para narasumber Simposium Ketahanan Pangan dan Teknologi Informasi 2024. Foto: Nadya/Media Kreatif

Simposium Ketahanan Pangan dan Teknologi Informasi 2024 yang diselenggarakan oleh Universitas Mulia, bertempat di Gran Senyiur Balikpapan, Sabtu (25/11). Foto: Media Kreatif

Simposium Ketahanan Pangan dan Teknologi Informasi 2024 yang diselenggarakan oleh Universitas Mulia, bertempat di Gran Senyiur Balikpapan, Sabtu (25/11). Foto: Media Kreatif

Ia pun membeberkan beberapa penyebab bencana kemanusiaan di beberapa negara. “Yang pertama adalah karena kekeringan. Kekeringan ini lebih didominasi oleh yang namanya Elnino dan Lanina,” ungkapnya.

“Di Indonesia, akibat Elnino menyebabkan kemarau yang berkepanjangan, bahkan kalau tingkat parah itu hingga mencapai 9 sampai 12 bulan,” tuturnya.

Dampak Elnino lahan pertanian mengalami kekeringan, gagal panen, terjadi wabah penyakit, kebakaran hutan, juga kebutuhan air tidak cukup untuk keperluan masyarakat sehari-hari.

Masalah pangan yang kedua adalah peperangan atau konflik sehingga negara tidak mampu mengamankan kondisi pangan.

“Sebagai contoh, perang Rusia dan Ukraina. Ini contoh yang paling mudah ya, mereka itu adalah negara-negara pemasok agrikultur di dunia saat ini,” tuturnya.

Berdasarkan data yang diperolehnya, kedua negara tersebut memproduksi 29% gandum, 19% jagung, dan 78% minyak bumi.

Masalah pangan yang ketiga, terganggunya stabilitas nasional seperti gejolak politik.

“Oleh sebab itu, seperti pada saat Pilpres, Pilkada, tentu harus kita jaga tetap kondusif agar stabilitas nasional tetap terjamin dan keamanan pangan, tata niaga stok, dan lain sebagainya itu tidak akan terpengaruh, meskipun kondisinya sangat bergejolak,” tuturnya.

Masalah keempat adalah kemiskinan. Kemiskinan menyebabkan keamanan pangan sangat terganggu mengingat banyak masyarakat yang tidak sanggup untuk memenuhi hajat hidupnya.

Menurut data yang diperolehnya, di Indonesia, tingkat kemiskinan mencapai 9,36%.”Jadi, masih ada 25,9 juta penduduk Indonesia itu berada di bawah garis kemiskinan. Nah, ini harus menjadi perhatian kita bersama,” tuturnya.

Masalah kelima adalah adopsi inovasi teknologi. Menurutnya, untuk menjaga stabilitas ketahanan pangan juga membutuhkan bantuan teknologi.

“Misalkan, kita tidak bisa lagi mengolah tanah dengan hanya mencangkul, menanam dengan menggunakan tangan, tetapi kita harus menggunakan mekanisasi pertanian, kita harus menggunakan IoT ke depannya,” tuturnya.

Oleh sebab itu, ia sependapat dengan kebijakan pemerintah saat ini yang membangun industri pertanian dengan memiliki lahan yang luas. Ia sependapat dengan gagasan Food Estate untuk bisa dilanjutkan.

Masalah keenam adalah program ketahanan pangan nasional. Ia menghendaki adanya ketersediaan akses. Untuk itu, ia mengusulkan harus menyusun sebuah program ketahanan pangan itu yang betul-betul memperhatikan berbagai aspek.

Prof. Ahsin mengingatkan bahwa sektor perikanan, pertanian, perkebunan itu juga bagian yang sangat penting diperhatikan di dalam pengembangan ketahanan pangan.

Terkait dengan produksi pangan di Kalimantan Timur, ia mengatakan data yang digunakan dalam pemaparan berasal dari data dari Biro Statistik Provinsi Kalimantan Timur.

“Jadi, basis saya ini adalah data statistik. Jadi bukan hasil riset,” tuturnya.

Terkait kehadiran IKN, menurutnya, tentu akan membawa dampak terhadap kebutuhan pangan di Kalimantan Timur.

“Saya menyarankan, ke depan agar di sekitar IKN kita akan membangun yang namanya kawasan agropolitan, minapolitan, dan agroindustri,” tuturnya.

Dirinya juga menyarankan pengembangan kawasan pertanian sebaiknya dilakukan di Kabupaten Kutai Kartanegara, Kabupaten Paser, dan PPU, Berau, Kutai Timur, dan Samarinda.

“Sekali lagi, saya menyatakan ini hanyalah hasil analisis data sekunder ya, bukan hasil riset melakukan aspek teknis,” tuturnya.

Di akhir pemaparan, Prof. Ahsin memberikan tiga saran kepada pemangku kepentingan untuk menuju ketahanan pangan, terutama di IKN dan Provinsi Kalimantan Timur.

“Pertama. Mari kita menyusun blueprint ketahanan pangan di kawasan penyangga, tentunya kebijakan dan program dengan tetap memperhatikan kesejahteraan petani, peternak, dan nelayan,” tuturnya.

Kedua, lanjutnya, menetapkan kawasan pertanian, perikanan, dan industri di buffer-zone sesuai dengan potensi daerah terintegrasi dan berkesinambungan.

Ketiga, membangun embung-embung atau waduk untuk mencegah kekeringan irigasi pertanian, perikanan, dan pengendali banjir.

Selain itu, ia juga menyarankan untuk menurunkan angka kemiskinan, menciptakan suasana nyaman dan kondusif, memberdayakan warga lokal sebagai subjek pembangunan, membangun jaringan infrastruktur yang terkoneksi dengan kawasan bisnis untuk UMKM menjadi spin-off industri sehingga menjadi industri yang mandiri.

“Kemudian membangun sistem pertanian berbasis teknologi IoT, dan yang terakhir adalah menjaga stabilitas harga di tingkat konsumen melalui ketersediaan, keterjangkauan, keamanan, dan kualitas pangan,” pungkasnya.

(SA/Puskomjar)

Deputi Bidang Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) Dr. Myrna Asnawati Safitri, S.H., M.A yang dalam hal ini mewakili Kepala OIKN Bambang Susantono. Foto: Nadya/Media Kreatif

Simposium Ketahanan Pangan dan Teknologi Informasi 2024

UM – Deputi Bidang Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) Dr. Myrna Asnawati Safitri, S.H., M.A hadir lewat video pada Simposium Ketahanan Pangan dan Teknologi Informasi 2024 yang digelar Universitas Mulia. Simposium berlangsung hybrid, bertempat di Hotel Gran Senyiur Balikpapan, Sabtu (25/11).

Myrna dalam pesannya menyampaikan permohonan maaf tidak dapat hadir secara langsung mengingat bersamaan dengan kegiatan lainnya. Dalam kesempatan ini, Myrna Safitri mewakili Kepala Otorita IKN Bambang Susantono.

Dalam sambutannya, Myrna mengatakan bahwa IKN dibangun dengan tujuan untuk menjadikan kota yang selaras dengan alam, tangguh, dan rendah emisi karbon.

“Untuk mencapai tujuan itu, maka salah satunya adalah dengan mengalokasikan minimum 10% dari wilayah IKN untuk menjadi area produksi pangan,” terangnya.

Berbicara tentang pembangunan pertanian dan ketahanan pangan, Myrna mengatakan bahwa hal itu harus dikaitkan dengan tujuan dan prinsip penting pembangunan IKN.

“Prinsip pertama, yaitu bahwa pembangunan IKN harus selaras dengan alam dan tangguh. Kemudian yang kedua bahwa pembangunan IKN itu adalah rendah emisi karbon, dan yang ketiga pembangunan IKN itu sifatnya harus resilien,” tuturnya.

Untuk mewujudkan semua itu, dirinya menerangkan bahwa kebijakan pembangunan pertanian di IKN yang diterapkan adalah pertanian berkelanjutan, pertanian yang cerdas iklim.

“Artinya, pertanian yang mampu melakukan mitigasi terhadap emisi gas rumah kaca dan juga melakukan upaya-upaya adaptif terhadap kondisi iklim yang sedang berubah,” tutur Ketua IKA Universitas Brawijaya Kalimantan Timur ini.

Terhadap sebagian besar areal yang ekosistemnya mengalami kerusakan, maka pembangunan pertanian juga diarahkan kepada pertanian regeneratif.

“Artinya, pembangunan pertanian itu harus mampu untuk juga memulihkan ekosistem lahan yang sudah terlanjur rusak tersebut,” tuturnya.

Dirinya menyadari hal itu bukanlah perkara yang mudah untuk diwujudkan, meski juga tidak mustahil untuk dilakukan sepanjang arah yang sudah ditetapkan dengan jelas.

“Dalam hal ini, Kedeputian Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam yang membawahi Direktorat Ketahanan Pangan mempunyai tugas untuk mengawal agar kebijakan pembangunan pertanian berkelanjutan di IKN dapat dilakukan,” terangnya.

Lebih lanjut, pembangunan pertanian berkelanjutan di IKN tidak hanya dilakukan oleh Otorita IKN saja. Menurutnya, perlu ekosistem pertanian berkelanjutan yang kuat dan melibatkan daerah mitra yang ada di sekitar IKN,

Ia menyebut, beberapa daerah mitra yang telah menjadi area lumbung pangan bagi Provinsi Kalimantan Timur, seperti Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kabupaten Panajam Pasir Utara.

“Kami telah merintis berbagai upaya untuk melakukan koordinasi dan sinergi dengan pemerintah daerah Kalimantan Timur, khususnya pemerintah di dua kabupaten tersebut,” ujar Myrna.

Upaya lain yang dilakukan adalah secara konsisten memastikan input di dalam kegiatan pertanian tidak menimbulkan kerusakan lingkungan dan meminimalkan input yang bersifat kimiawi yang bisa merusak ekosistem.

Kota Cerdas dan Masa Depan Pertanian

Dalam keterangannya, Myrna mengatakan bahwa IKN dibangun sebagai sebuah kota cerdas. Hal ini akan berimbas di dalam kebijakan dan program-program pertanian berkelanjutan.

“Di dunia saat ini, kita sudah melihat bahwa teknologi memainkan peran yang penting untuk memastikan efisiensi di dalam pembangunan pertanian. Karena itu kami sudah mulai merintis agar para petani yang ada di IKN sudah mulai melek teknologi,” terang Myrna.

Berbagai upaya untuk menjadikan pertanian yang efisien, lahan pertanian yang efisien air, monitoring pertanian dilakukan dengan cara yang lebih mudah sudah mulai diperkenalkan. Dari sinilah keberadaan teknologi informasi ini menjadi penting.

Untuk itu, peranan civitas akademika juga menjadi penting dan diperlukan untuk membantu para petani menerapkan teknologi informasi di dalam kegiatan pertanian berkelanjutan.

“Karena itu, kami sangat terbuka dalam berbagai kerjasama dengan para mahasiswa, khususnya mahasiswa-mahasiswa yang mempunyai ketertarikan untuk mengembangkan teknologi informasi di dunia pertanian yang aplikabel, yang dapat diterapkan dengan mudah bagi para petani,” terang Doktor Ilmu Hukum Universitas Leiden Belanda ini.

Ia menambahkan, kegiatan pertanian ke depan akan menjadi sebuah profesi yang penting yang juga dapat digeluti oleh para mahasiswa ketika lulus dari perguruan tinggi.

“Karena ke depan pertanian tidak akan pernah mati sepanjang ada kehidupan dan ada peradaban di dalam masyarakat kita,” tuturnya.

Oleh karena itu, ia mendorong perguruan tinggi dapat mengembangkan berbagai macam teknologi tepat guna yang bermanfaat bagi petani, teknologi informasi yang mampu untuk menyiarkan informasi yang cepat bagi para petani.

“Teknologi yang berkaitan dengan iklim, yang berkaitan dengan produksi pangan, yang berkaitan dengan monitoring terhadap produksi-produksi pangan, yang berkaitan dengan koneksi antara para petani sebagai produsen dengan para konsumen,” terang Myrna.

“Saya berharap bahwa dunia kampus bisa melihat peluang ini dengan baik sehingga kita bisa bersinergi untuk memperkuat ekosistem pertanian berkelanjutan yang cerdas di IKN dan di Kalimantan Timur,” pungkasnya.

(SA/Puskomjar)