Himpunan Mahasiswa Prodi Teknologi Informasi (HIMATI) Universitas Mulia foto bersama para pelajar SMK N 6 Balikpapan. Foto: Istimewa

UM – Himpunan Mahasiswa Teknologi Informasi (HIMATI) Universitas Mulia terus menggencarkan kegiatan pengabdian masyarakat bertajuk Goes to School. Dalam dua hari berturut-turut, HIMATI menyambangi dua sekolah kejuruan di Balikpapan, yaitu SMKN 6 Balikpapan pada 15 Mei dan SMK Airlangga Balikpapan pada 16 Mei 2025.

Kegiatan ini dirancang untuk memberikan edukasi teknis dasar jaringan komputer serta memperkenalkan Program Studi Teknologi Informasi Universitas Mulia kepada siswa SMK sebagai calon mahasiswa baru.

Di SMKN 6, peserta dari jurusan Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ) mendapatkan pelatihan langsung mengenai penggunaan Mikrotik OS melalui Winbox, konfigurasi IP Address, manajemen user hotspot, pemblokiran situs web serta edukasi keamanan jaringan dan internet sehat.

Sesi ini berjalan interaktif. Para siswa tampak antusias mencoba praktek secara langsung dengan bimbingan mahasiswa HIMATI. Rian Saputra, salah seorang siswa mengatakan, pelatihan berjalan asyik.

Suasana edukasi jaringan komputer di SMKN 6 Balikpapan. Foto: Istimewa

Suasana edukasi jaringan komputer di SMKN 6 Balikpapan. Foto: Istimewa

Kegiatan HIMATI di SMK Airlangga Balikpapan. Foto: Istimewa

Kegiatan HIMATI di SMK Airlangga Balikpapan. Foto: Istimewa

Kegiatan HIMATI di SMK Airlangga Balikpapan. Foto: Istimewa

Kegiatan HIMATI di SMK Airlangga Balikpapan. Foto: Istimewa

“Pelatihannya asyik dan langsung praktik. Saya jadi paham bagaimana setting hotspot dan cara blokir situs berbahaya. Semoga HIMATI bisa sering datang lagi,” kata Rian

Sementara itu, di SMK Airlangga, HIMATI menyasar siswa kelas 10 yang mayoritas belum memiliki pengalaman dengan jaringan komputer maupun perangkat Mikrotik.

Materi disampaikan secara bertahap, mulai dari pengenalan konsep jaringan, perangkat keras router, hingga praktik konfigurasi IP, DHCP Client, dan DHCP Server.

Ketua Prodi Teknologi Informasi, Agus Wijayanto, S.Kom., M.Kom menerangkan, kegiatan ini bukan hanya media edukasi, tetapi juga cara HIMATI membangun empati dan keterlibatan mahasiswa dalam pengabdian kepada masyarakat.

“Kami ingin mendorong mahasiswa untuk lebih peka terhadap permasalahan yang ada di masyarakat. Saya berharap, kegiatan ini menjadi langkah awal untuk membudayakan semangat belajar dan mengenalkan Prodi Teknologi Informasi,” ujar Agus.

Selain pelatihan teknis, kedua kegiatan juga menyelipkan sesi ice breaking. Sesi ini untuk membangun keakraban dan mempererat hubungan antara mahasiswa dan siswa.

Permainan seperti tebak gaya dan kuis seputar HIMATI serta dunia TI berhasil mencairkan suasana dan menambah keseruan.

Perwakilan HIMATI, Fajar Pratama, mengatakan bahwa misi program Goes to School adalah untuk menularkan semangat belajar teknologi informasi serta memperkenalkan Universitas Mulia sebagai kampus pilihan bagi siswa SMK.

“Kami ingin siswa SMK mengenal lebih dekat Prodi Teknologi Informasi Universitas Mulia. Ini bukan hanya promosi, tapi bagian dari membangun masa depan digital bersama,” kata Fajar.

Program Goes to School HIMATI masih akan berlanjut ke empat sekolah lainnya di Balikpapan.

Universitas Mulia melalui HIMATI berkomitmen untuk hadir di tengah pelajar guna meningkatkan literasi digital, membina minat belajar teknologi, dan membuka akses lebih luas ke jenjang pendidikan tinggi yang relevan dengan kebutuhan industri digital.

Tertarik ikut HIMATI? Yuk, daftarkan dirimu di Prodi S1 Teknologi Informasi, sekarang!

(SA/Editor)

Perwakilan Mahasiswa Baru 2025 dari 13 Program Studi menerima jas almamater merah marun dan foto bersama Rektor Prof. Muhammad Ahsin Rifai, Wakil Rektor, Dekan serta Direktur Eksekutif Yayasan Airlangga Dr. Agung Sakti Pribadi. Foto: Vio/Media Kreatif

Humas Universitas Mulia, 8 Mei 2025 — Universitas Mulia menyambut ratusan mahasiswa baru Gelombang I Tahun 2025 yang mengikuti program beasiswa “Gratis Pol” dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, dalam seremoni yang berlangsung di Ballroom Cheng Hoo, Kamis (8/5/2025) pagi.

Dalam sambutannya, Rektor Universitas Mulia, Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i, menyampaikan bahwa pendidikan tinggi memegang peranan vital dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM), khususnya di Kalimantan Timur. Ia menyoroti data dari Human Development Report (UNDP) yang menunjukkan bahwa Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Kalimantan Timur masih menghadapi tantangan dalam komponen rata-rata lama sekolah dan harapan lama sekolah.

“IPM kita masih jauh dari ideal jika dilihat dari aspek pendidikan. Padahal, pendidikan tinggi adalah kunci untuk keluar dari ketertinggalan,” ujarnya di hadapan para mahasiswa baru.

Rektor Universitas Mulia, Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i

Rektor mengajak para mahasiswa untuk menjadikan kuliah sebagai investasi masa depan yang akan menentukan arah pembangunan Kalimantan Timur, terutama dalam menghadapi transformasi besar-besaran seiring pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).

Rektor Universitas Mulia, Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i, secara simbolis memakaikan jas almamater merah marun kepada salah satu mahasiswa baru 2025 Gelombang I, calon penerima beasiswa Gratis Pol, sebagai tanda resmi bergabungnya mereka ke dalam keluarga besar civitas akademika Universitas Mulia.

“Kalian inilah generasi penerus yang akan mewarnai wajah IKN. Maka, manfaatkan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya. Universitas Mulia siap mendampingi kalian hingga menjadi SDM unggul yang dicari bangsa,” tegasnya.

Senada dengan hal tersebut, Direktur Eksekutif Yayasan Airlangga, Dr. Agung Sakti Pribadi, S.H., M.H., menyampaikan bahwa program Gratis Pol adalah bukti nyata keberpihakan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur terhadap akses pendidikan tinggi bagi masyarakat yang membutuhkan. Ia mengapresiasi langkah Pemprov Kaltim yang memberikan bantuan hingga pembiayaan penuh perkuliahan bagi para mahasiswa terpilih.

“Program ini adalah bentuk tanggung jawab sosial dari pemerintah daerah, dan Universitas Mulia berkomitmen penuh mendukung pelaksanaannya. Kami ingin memastikan bahwa keterbatasan ekonomi tidak menjadi penghalang bagi siapa pun untuk kuliah,” ungkapnya.

Direktur Eksekutif Yayasan Airlangga, Dr. Agung Sakti Pribadi, S.H., M.H., menyampaikan sambutan hangat dan penuh motivasi kepada para mahasiswa baru 2025 Gelombang I, calon penerima program Gratis Pol

Ia juga menekankan bahwa Yayasan Airlangga akan terus memperkuat sinergi dengan pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya dalam mewujudkan pendidikan yang adil dan berkualitas.

Dengan penuh semangat, Direktur Eksekutif Yayasan Airlangga, Dr. Agung Sakti Pribadi, S.H., M.H., memakaikan jas almamater merah marun kepada mahasiswi baru 2025 Gelombang I, calon penerima beasiswa Gratis Pol, menandai langkah awal mereka menempuh pendidikan tinggi sebagai bagian dari civitas akademika Universitas Mulia.

Penyambutan mahasiswa baru ini tidak hanya menjadi ajang pengenalan kampus, tetapi juga penegasan komitmen Universitas Mulia dalam membangun SDM yang unggul dan siap berkontribusi bagi pembangunan Kalimantan Timur di masa depan. Para mahasiswa yang hadir tampak antusias dan termotivasi, menyambut kesempatan emas yang diberikan melalui program beasiswa ini.

Humas UM (YMN)

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Sumardi, S.Kom., M.Kom menerangkan program Gratispol Pemprov Kaltim kepada Mahasiswa Baru 2025 Gelombang I, Kamis (8/5). Foto: Vio/Media Kreatif

UM – Antusiasme calon Mahasiswa Baru 2025 begitu terasa dalam acara penyambutan yang digelar di Ballroom Cheng Ho Universitas Mulia, Kamis (8/5).

Tidak hanya terinspirasi oleh program Gratispol dari Pemprov Kaltim, para calon mahasiswa juga memiliki motivasi pribadi yang kuat untuk menimba ilmu di kampus yang mereka nilai menarik dan mendukung.

Acara penyambutan Mahasiswa Baru 2025 mendorong semangat generasi muda Kaltim untuk meraih pendidikan tinggi. Di antara ratusan calon mahasiswa yang hadir, Anisa Najmi, Melinda Putri Haidir, dan Selvira Julita Saputri berbagi kisah dan harapan.

Anisa Najmi, lulusan SMA Negeri 4 Balikpapan yang memilih Program Studi S1 Akuntansi, mengungkapkan bahwa keputusannya untuk berkuliah di Universitas Mulia salah satunya didorong oleh dukungan orang tua.

Program Gratispol menjadi salah satu pertimbangan penting baginya setelah belum lolos dalam Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP). Di Universitas Mulia, ia berharap setelah lulus menjadi Sarjana mendapatkan pekerjaan yang layak dan lulus dengan IPK tinggi.

“Semoga bisa dapat pekerjaan yang layak, udah gitu bisa lulus dengan IPK yang tinggi biar jadi stelan cumlaude,” ujarnya, dengan tersenyum.

Senada dengan Anisa, Melinda Putri Haidir dari SMA 2 Balikpapan, yang akan menempuh studi S1 Farmasi, mengaku terkesan dengan lingkungan Universitas Mulia.

“Universitas Mulia ini keren banget gedungnya, kayak estetik lah kata anak-anak zaman sekarang,” tuturnya.

Meskipun awalnya memiliki pilihan S1 Teknik Sipil, Melinda merasa bersyukur bisa lolos di Program Studi S1 Farmasi dan berharap dapat menjadi apoteker serta meraih rezeki yang baik di masa depan.

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Sumardi, S.Kom., M.Kom menerangkan program Gratispol Pemprov Kaltim kepada Mahasiswa Baru 2025 Gelombang I, Kamis (8/5). Foto: Vio/Media Kreatif

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Sumardi, S.Kom., M.Kom menerangkan program Gratispol Pemprov Kaltim kepada Mahasiswa Baru 2025 Gelombang I, Kamis (8/5). Foto: Vio/Media Kreatif

Sebagian Mahasiswa Baru 2025 menyimak pemaparan. Tampak Melinda Putri Haidir, dan Selvira Julita Saputri, dan Anisa Najmi duduk bersama di barisan ketiga. Foto: Vio/Media Kreatif

Sebagian Mahasiswa Baru 2025 menyimak pemaparan. Tampak Melinda Putri Haidir, dan Selvira Julita Saputri, dan Anisa Najmi duduk bersama di barisan ketiga. Foto: Vio/Media Kreatif

Sementara itu, Selvira Julita Saputri, alumni SMK Negeri 3 Balikpapan, melihat Universitas Mulia sebagai tempat untuk menambah wawasan dan terinspirasi oleh suasana kampus yang positif. Adanya teman yang juga berkuliah di sana turut menjadi faktor pendukung.

“Pengen lulus tepat waktu, IPK yang tinggi, terus mendapatkan pekerjaan yang layak,” ungkap Selvira mengenai harapannya lulus dari S1 Manajemen.

Kisah dan motivasi dari ketiga calon mahasiswa ini sejalan dengan visi Universitas Mulia dan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan.

Program Gratispol yang menawarkan bantuan biaya kuliah menjadi angin segar bagi banyak calon mahasiswa, membuka kesempatan lebih luas bagi putra-putri Kaltim untuk mengenyam pendidikan tinggi tanpa terbebani biaya.

Rektor Universitas Mulia, Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsan Rifa’i, dalam sambutannya menegaskan komitmen universitas untuk mendukung program pemerintah dan menyediakan lingkungan belajar yang kondusif.

Begitu pula Direktur Eksekutif Yayasan Airlangga, Dr. Agung Sakti Pribadi, yang terus memotivasi generasi muda untuk berkontribusi bagi kemajuan bangsa.

Semangat dan harapan yang ditunjukkan oleh Anisa, Melinda, Selvira serta calon mahasiswa baru lainnya menjadi bukti bahwa Universitas Mulia menjadi pilihan yang menarik bagi generasi muda Kaltim.

Dengan dukungan program Gratispol dan lingkungan kampus yang menarik, Universitas Mulia mengajak seluruh calon mahasiswa yang memiliki mimpi besar untuk bergabung dan bersama-sama membangun masa depan Kaltim yang lebih cerah melalui pendidikan.

Ini adalah kesempatan emas untuk meraih cita-cita dan menjadi bagian dari generasi yang akan meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Kalimantan Timur.

Yuk, daftarkan dirimu di Universitas Mulia, raih manfaat program Gratispol dari Pemprov Kaltim.

(SA/Kontributor)

Direktur Eksekutif Yayasan Airlangga Dr. Agung Sakti Pribadi bersama Rektor Prof. Dr. Muhammad Ahsin Rifa'i secara simbolis menerima Mahasiswa Baru 2025 dengan memakaikan jas almamater merah marun kepada perwakilan mahasiswa baru. Foto: Vio/Media Kreatif

UM – Universitas Mulia menggelar penyambutan Mahasiswa Baru 2025 penerima program Gratispol Kaltim, bertempat di Ballroom Cheng Ho, Kamis (8/5). Ratusan Mahasiswa Baru 2025 Gelombang I dari 13 program studi berkumpul untuk menerima jas almamater dan informasi seputar Gratispol.

Acara ini tidak hanya menjadi momen perkenalan bagi calon mahasiswa baru dengan civitas akademika, tetapi juga menyoroti peran penting program Gratispol Pemprov Kaltim untuk meningkatkan akses pendidikan dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Kaltim.

Tampak hadir Rektor Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i, wakil rektor, dekan serta Direktur Eksekutif Yayasan Airlangga Dr. Agung Sakti Pribadi. Acara diawali doa oleh H. Akhmad Priyanto dan Drs. Suprijadi, M.Pd selaku pemandu acara.

Dalam sambutannya, Rektor Prof. Muhammad Ahsin Rifa’i mengatakan, penerimaan mahasiswa baru tahun ini sedikit berbeda dan dibuka lebih awal.

Hal ini sebagai bentuk apresiasi program Gratispol yang telah digagas dan diluncurkan Gubernur dan Wakil Gubernur Kaltim, Dr. Rudy Mas’ud dan Seno Aji, sebagai langkah konkret untuk memajukan pendidikan.

“Program Gratispol diperuntukkan kepada seluruh masyarakat Kalimantan Timur yang ingin melanjutkan studi, baik di jenjang SMA, SMK maupun di perguruan tinggi,” ujar Prof. Ahsin.

Prof. Ahsin mengatakan, program ini diharapkan dapat berkontribusi signifikan terhadap peningkatan IPM (Indeks Pembangunan Manusia) Kaltim, yang saat ini menunjukkan angka positif namun masih perlu ditingkatkan.

Dalam kesempatan ini, Prof. Ahsin juga memperkenalkan jajaran wakil rektor dan dekan dari berbagai fakultas, termasuk Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Fakultas Humaniora dan Kesehatan serta Fakultas Ilmu Komputer.

Ia berharap para mahasiswa baru dapat segera beradaptasi dan memanfaatkan seluruh fasilitas serta bimbingan yang ada di Universitas Mulia.

Perwakilan Mahasiswa Baru 2025 dari 13 Program Studi menerima jas almamater merah marun dan foto bersama Rektor Prof. Muhammad Ahsin Rifai, Wakil Rektor, Dekan serta Direktur Eksekutif Yayasan Airlangga Dr. Agung Sakti Pribadi. Foto: Vio/Media Kreatif

Perwakilan Mahasiswa Baru 2025 dari 13 Program Studi menerima jas almamater merah marun dan foto bersama Rektor Prof. Muhammad Ahsin Rifai, Wakil Rektor, Dekan serta Direktur Eksekutif Yayasan Airlangga Dr. Agung Sakti Pribadi. Foto: Vio/Media Kreatif

Tampak sebagian Mahasiswa Baru 2025 Gelombang I. Foto: SA/Kontributor

Tampak sebagian Mahasiswa Baru 2025 Gelombang I. Foto: SA/Kontributor

Tampak sebagian Mahasiswa Baru 2025 Gelombang I. Foto: SA/Kontributor

Tampak sebagian Mahasiswa Baru 2025 Gelombang I. Foto: SA/Kontributor

Sementara itu, Direktur Eksekutif Yayasan Airlangga, Dr. Agung Sakti Pribadi, dalam sambutannya memberikan semangat para calon mahasiswa dengan mengutip pernyataan inspiratif dari Presiden Soekarno.

“Beri saya 10 pemuda, maka akan kuguncang dunia,” kutip Dr. Agung. Ia menekankan peran vital generasi muda dalam membawa perubahan dan kemajuan bangsa.

Dr. Agung juga menaruh perhatian pada kondisi sistem hukum di Indonesia dan mengajak mahasiswa, khususnya yang mengambil studi hukum, untuk menjadi agen perubahan.

Lebih lanjut, ia mendorong para mahasiswa baru untuk menjadi duta dalam program Gratispol.

“Sampaikan kepada teman-teman kalian yang nggak bisa kuliah, karena nggak punya biaya, saatnya merubah, memutus mata rantai kemiskinan,” pesannya.

Dr. Agung optimis, dengan adanya program Gratispol, diharapkan akan mendongkrak lebih banyak anak muda Kaltim dapat mengenyam pendidikan tinggi, yang pada akhirnya akan berdampak positif pada IPM Kaltim.

Program Gratispol sendiri menawarkan bantuan biaya kuliah sebesar Rp5 juta per semester selama empat tahun bagi mahasiswa S1 yang memenuhi syarat.

Dengan adanya Gratispol, diharapkan dapat meringankan beban orang tua dan membuka akses seluas-luasnya bagi putra-putri Kaltim untuk meraih cita-cita melalui pendidikan tinggi.

Acara dilanjutkan dengan penyerahan jas almamater merah marun kepada mahasiswa baru 2025, sebagai tanda secara resmi diterima menjadi keluarga besar sivitas akademika Universitas Mulia.

Acara penyambutan mahasiswa baru Universitas Mulia ini menjadi momentum penting untuk menegaskan komitmen universitas dalam mendukung program pemerintah dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Kalimantan Timur.

Dengan sinergi antara institusi pendidikan, pemerintah, dan semangat para mahasiswa baru, harapan untuk peningkatan IPM Kaltim dan terwujudnya generasi emas Indonesia semakin terbuka lebar.

Para calon mahasiswa baru diharapkan dapat memanfaatkan kesempatan ini sebaik-baiknya untuk menimba ilmu dan berkontribusi bagi kemajuan daerah dan bangsa.

Yuk, daftarkan dirimu di Universitas Mulia dan dapatkan manfaat program Gratispol dari Pemprov Kaltim!

(SA/Kontributor)

Mahasiswa HIMATI Universitas Mulia foto bersama dengan siswa SMK Adzkiya. Foto: Istimewa

Dalam Rangka Program HIMATI Goes to School

UM – Himpunan Mahasiswa Program Studi S1 Teknologi Informasi (HIMATI), Fakultas Ilmu Komputer Universitas Mulia menggelar kegiatan sosial bertajuk Goes to School, yang kali ini dilaksanakan di SMK Adzkiya Balikpapan, Selasa (6/5/2025).

Kegiatan ini mengangkat tema edukasi teknologi informasi. Adapun materi edukasi melikputi pengenalan dan praktek membangun jaringan komputer yang aman menggunakan sistem operasi Mikrotik OS.

Para siswa dari jurusan Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ) tampak antusias mengikuti pelatihan yang dibimbing langsung oleh mahasiswa HIMATI.

Ketua Program Studi Teknologi Informasi, Agus Wijayanto, S.Kom., M.Kom mengatakan, kegiatan Goes to School merupakan bagian dari program kerja Divisi Pengembangan Sumber Daya Mahasiswa (PSDM) HIMATI.

Menurutnya, kegiatan Goes to School masih akan berlanjut di enam sekolah yang akan dikunjungi.

Agus menerangkan, Divisi PSDM memiliki tugas antara lain merencanakan dan menjalankan program pelatihan, mengembangkan anggota, mengelola rekrutmen, dan mengevaluasi kinerja anggota.

Mahasiswa serius memberikan penjelasan kepada para siswa. Foto: Istimewa

Mahasiswa serius memberikan penjelasan kepada para siswa. Foto: Istimewa

Mahasiswa bergaya ceria bersama, tapi ada yang serius belajar. Foto: Istimewa

Mahasiswa bergaya ceria bersama, tapi ada yang serius belajar. Foto: Istimewa

Mahasiswa memberikan cenderamata kenang-kenang kepada para siswa SMK Adzkiya Balikpapan. Foto: Istimewa

Mahasiswa memberikan cenderamata kenang-kenang kepada perwakilan siswa SMK Adzkiya Balikpapan. Foto: Istimewa

“Salah satu tujuannya adalah untuk memperkenalkan Program Studi Teknologi Informasi melalui kegiatan pelatihan, dengan mahasiswa sebagai pemateri. Ini menjadi ajang pengabdian sekaligus pelatihan kepemimpinan dan komunikasi bagi mahasiswa,” ujar Agus.

Program ini juga menjadi sarana HIMATI dalam menumbuhkan semangat berbagi ilmu, serta mempererat hubungan antara perguruan tinggi dengan sekolah-sekolah kejuruan, khususnya yang memiliki kompetensi sejalan.

SMK Adzkiya sendiri merupakan salah satu sekolah kejuruan yang terletak di Kompleks Perumahan Rawamangun Indah RT.10, Kelurahan Lamaru, Kecamatan Balikpapan Timur, yang memiliki jurusan TKJ aktif dan berkembang.

Kegiatan ditutup dengan sesi tanya jawab dan diskusi interaktif serta penyerahan kenang-kenangan dari HIMATI kepada perwakilan siswa.

Baik mahasiswa maupun siswa terlihat semangat dan berkomitmen untuk terus memperdalam pemahaman teknologi informasi di era digital ini.

Yuk, daftarkan dirimu di Universitas Mulia, raih manfaat Gratispol dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur.

(SA/Kontributor)

Rektor UM: Kami Siap Sambut Program Diktisaintek Berdampak

Humas Universitas Mulia, 6 Mei 2025 Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Ditjen Diktisaintek) baru-baru ini mengumumkan arah baru pengembangan pendidikan tinggi melalui program bertajuk “Diktisaintek Berdampak”. Program ini dinilai sebagai kelanjutan dari semangat Merdeka Belajar–Kampus Merdeka (MBKM) yang telah digagas sebelumnya, bukan sebagai bentuk penggantian.

Hal ini ditegaskan oleh Rektor Universitas Mulia, Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i, dalam wawancara eksklusif terkait respons kampus terhadap arah kebijakan baru tersebut. Menurutnya, semangat program Diktisaintek Berdampak adalah menjadikan capaian-capaian Kampus Merdeka lebih bermakna melalui penguatan outcome dan impact, khususnya bagi masyarakat dan dunia industri.

“Kalau mengganti itu seakan-akan program yang sudah dilakukan menteri sebelumnya tidak berdampak. Tapi ini saya lihat sebagai kelanjutan dari Kampus Merdeka menjadi Kampus Berdampak,” ujar Prof. Ahsin.

Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i

Ia menilai bahwa meskipun secara formal belum ada juklak, juknis, atau kebijakan turunan resmi, namun filosofi yang dibawa program ini cukup jelas. Fokusnya adalah memastikan proses pendidikan yang sudah bermutu di perguruan tinggi mampu menghasilkan dampak nyata dan terukur—baik melalui penelitian, inovasi, maupun kontribusi lulusan di masyarakat.

“Selama ini riset hanya sampai pada jurnal atau laporan. Nah sekarang riset itu harus menjawab masalah nyata dan berdampak sosial-ekonomi. Teknologi harus masuk ke industri, penelitian harus bisa meningkatkan kesejahteraan,” lanjutnya.

Universitas Mulia sendiri disebut telah berada pada jalur yang tepat. Program MBKM seperti KKN, magang, hingga pengalaman belajar di luar kampus telah dilaksanakan. Dalam aspek kurikulum, Universitas Mulia juga telah menerapkan pendekatan Outcome Based Education (OBE) yang menjadi arah penjaminan mutu internasional dan dinilai sejalan dengan semangat Diktisaintek Berdampak.

Namun demikian, Prof. Ahsin menekankan pentingnya kejelasan kebijakan dari kementerian untuk menjamin implementasi yang solid di lapangan.

“Dulu MBKM ada buku saku. Nah, sekarang kami juga menunggu pedoman resmi. Seperti soal 20 SKS lintas prodi dan 40 SKS di luar kampus, itu masih jadi tantangan karena belum semua perguruan tinggi siap melakukan rekognisi,” jelasnya.

Dengan kesiapan yang telah dimiliki dan komitmen untuk terus adaptif, Universitas Mulia menyatakan siap menyambut arah baru pendidikan tinggi Indonesia yang lebih berdampak dan akuntabel.

Humas UM (YMN)

Humas Universitas Mulia, 5 Mei 2025 Pada hari ke dua Pelatihan Kepemimpinan dan Manajemen OSIS yang diselenggarakan oleh ATC (Airlangga Training Center) bekerja sama dengan Universitas Mulia, menghadirkan sesi pelatihan yang sangat aplikatif dan relevan dengan tantangan organisasi masa kini. Salah satu sesi yang mendapat apresiasi tinggi dari peserta adalah pelatihan bertema Dinamika Organisasi, yang difasilitasi oleh narasumber akademisi dan praktisi pendidikan, Dr. Linda Fauziyah Ariyani, S.Pd., M.Pd.

Dalam sesi tersebut, Dr. Linda menekankan pentingnya kesiapan seorang pemimpin dalam menghadapi perubahan atau dinamika yang terjadi di dalam organisasi. Para peserta tidak hanya mendapatkan teori, tetapi juga diajak untuk berlatih menyusun perencanaan strategis yang dibutuhkan ketika organisasi mengalami krisis, seperti pemangkasan anggaran secara tiba-tiba, konflik internal, keluarnya anggota tim yang memiliki keahlian khusus, hingga isu-isu reputasi di media sosial yang bisa berdampak pada nama baik organisasi.

“Saya sengaja menghadirkan studi kasus yang real dan sering terjadi dalam dinamika organisasi modern. Tujuannya agar peserta tidak hanya berpikir normatif, tetapi benar-benar merespons tantangan dengan solusi strategis,” ungkap Dr. Linda.

Dr. Linda Fauziyah Ariyani, S.Pd., M.Pd. sedang memaparkan materi pelatihan tentang strategi menghadapi dinamika organisasi dan perencanaan strategis kepada para peserta pelatihan.

Kegiatan ini juga memperkuat aspek kolaboratif, di mana peserta dilatih untuk menyusun solusi secara berkelompok dan mempresentasikannya dengan argumentasi yang kuat. Interaksi antarpeserta sangat dinamis—mereka berdiskusi, berdebat sehat, bahkan saling menyanggah strategi kelompok lain dengan cara yang konstruktif.

“Saya sangat terkesan dengan antusiasme para peserta. Mereka tidak hanya menyerap, tetapi juga aktif mengeksplorasi dan menguji strategi yang mereka rancang. Ini adalah bekal penting bagi calon-calon pemimpin muda kita,” lanjutnya.

Aktivitas kelompok peserta yang sedang melakukan simulasi dalam pelatihan, berkolaborasi dan saling bertukar pikiran untuk menghadapi berbagai tantangan yang muncul dalam organisasi.

Sebagai bentuk apresiasi terhadap partisipasi aktif, kelompok terbaik dari sesi tersebut diberikan penghargaan oleh narasumber. Dr. Linda juga menyampaikan harapannya agar pelatihan serupa terus digelar secara berkala, agar semakin banyak pengurus OSIS dari sekolah lain mendapatkan kesempatan belajar dan berlatih kepemimpinan secara langsung.

Pesan penutup dari Dr. Linda sangat menginspirasi, “Kesempatan bisa datang pada siapa saja, tetapi tidak dengan kesiapan. Maka, jadilah pribadi yang selalu siap. Be prepared for every opportunity.

Pelatihan ini menjadi salah satu bentuk nyata komitmen Yayasan Airlangga melalui ATC dan Universitas Mulia dalam mencetak pemimpin muda yang tangguh, adaptif, dan strategis di masa depan.

Humas UM (YMN)

Agus Wijayanto saat menerangkan materi pelatihan Networking Devices and Initial Configuration, Sabtu (3/5). Foto: Istimewa

UM – Program Studi S1 Teknologi Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Mulia menggelar pelatihan Networking Devices and Initial Configuration untuk siswa SMA/SMK, Sabtu (3/5). Pelatihan bertujuan untuk pemahaman dasar-dasar jaringan komputer, lengkap dengan sertifikat dan badge internasional dari Cisco Netacad.

Ketua Prodi TI, Agus Wijayanto, S.Kom., M.Kom., yang juga menjadi narasumber utama dalam pelatihan ini, menyebutkan bahwa sebanyak 49 peserta berasal dari berbagai sekolah di Balikpapan, antara lain SMK Adzkiya, SMK Pertiwi Balikpapan, SMK Kartika V-1, SMK Negeri 6, dan SMK Airlangga.

Pelatihan dilaksanakan secara daring dengan dua metode pembelajaran: sinkronus (tatap muka online langsung) dan asinkronus (belajar mandiri). Fleksibilitas ini memungkinkan peserta untuk menyesuaikan waktu belajar, tanpa mengganggu aktivitas harian.

Materi yang disampaikan mencakup pemahaman perangkat jaringan, konfigurasi dasar, pengenalan teknologi Cloud dan Virtualisasi, hingga pengalamatan IP secara manual dan otomatis.

Peserta juga akan belajar menghitung skema pengalamatan IP, mengkonfigurasi perangkat Cisco, dan melakukan uji konektivitas jaringan menggunakan tools seperti Wireshark.

“Inti materi pelatihan adalah pengenalan perangkat jaringan, desain jaringan handal, simulasi protokol, konfigurasi dasar perangkat Cisco serta eksplorasi platform Netacad yang digunakan di Universitas Mulia,” ujar Agus.

Ia menambahkan, peserta yang mengikuti pelatihan hingga selesai dan menyelesaikan tugas yang diberikan akan memperoleh Certificate of Completion dan Badge dari Cisco Netacad, dokumen kredibel yang bisa menjadi nilai tambah di dunia kerja.

Siswa-siswi SMA/SMK peserta pelatihan daring tentang Networking Devices and Initial Configuration, Sabtu (3/5/2025). Foto: Istimewa

Siswa-siswi SMA/SMK peserta pelatihan daring tentang Networking Devices and Initial Configuration, Sabtu (3/5/2025). Foto: Istimewa

Selain memperkenalkan Netacad Academy, Agus juga mengenalkan berbagai platform pelatihan teknologi lainnya yang dimiliki Fakultas Ilmu Komputer, seperti Mikrotik Academy dan EC-Council Academy.

Peserta juga dikenalkan dengan keberadaan Himpunan Mahasiswa Teknologi Informasi (HIMATI) yang memiliki divisi PSDM sebagai penggerak pelatihan teknologi internal.

Pelatihan ini resmi dimulai pada Minggu, 27 April 2025 yang lalu, dan saat ini masih berlangsung setiap hari Sabtu dan Minggu sebanyak 12 hingga 14 kali pertemuan.

Bagi siswa yang ingin mengikuti program ini, cukup mengisi formulir pendaftaran dan bergabung dalam grup WhatsApp resmi.

Jangan lewatkan kesempatan berharga ini untuk memperkuat portofolio IT-mu sejak dini dan membuka jalan karier di bidang teknologi!

(SA/Kontributor)

Humas Universitas Mulia, 2 Mei 2025 – Dalam rangka memperkuat kapasitas administratif pendidik anak usia dini, Program Studi Pendidikan Guru PAUD (PGPAUD) Universitas Mulia menggelar Workshop Pelaporan SPT Pajak untuk Lembaga dan Individu pada Jumat (2/5/2025) di Kampus Universitas Mulia. Kegiatan ini merupakan kolaborasi antara Prodi PGPAUD dari Fakultas Humaniora dan Kesehatan (FHK) dan Prodi Akuntansi dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Mulia sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat, khususnya mitra-mitra lembaga PAUD di Kota Balikpapan.

Para peserta workshop tampak antusias mengikuti pelatihan pelaporan SPT Pajak untuk lembaga dan individu di lingkungan PAUD.

Workshop ini diikuti oleh dosen, mahasiswa, tenaga kependidikan, serta para pengelola lembaga PAUD. Para peserta dibekali dengan keterampilan teknis pelaporan SPT baik secara lembaga maupun individu, termasuk penggunaan aplikasi pajak digital dan studi kasus nyata.

Ketua Program Studi PGPAUD Bety Vitriana, S.Pd., M.Pd. menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan agenda rutin tahunan dan refleksi dari kebutuhan nyata di masyarakat.

“Kami memiliki tanggung jawab untuk memfasilitasi peningkatan kapasitas para pendidik PAUD secara holistik, termasuk dalam aspek administrasi dan kepatuhan hukum,” ujarnya.

Ia juga menambahkan bahwa manfaat kegiatan ini terasa luas: dosen memperoleh pengayaan materi perkuliahan, mahasiswa mendapatkan pemahaman praktis sebelum terjun ke dunia kerja, dan tenaga kependidikan dapat meningkatkan kualitas tata kelola lembaga yang sesuai dengan regulasi.

Dekan Fakultas Humaniora dan Kesehatan Universitas Mulia, Dr. Mada Aditia Wardhana, S.Sos., M.M., membuka kegiatan pelatihan dengan menyampaikan pentingnya literasi pajak bagi pengelola lembaga PAUD.

Dekan FHK, Dr. Mada Aditia Wardhana, S.Sos., M.M., menekankan bahwa pelatihan ini bukan hanya kegiatan akademik, tetapi juga wujud nyata pengabdian masyarakat dari Prodi PGPAUD Universitas Mulia.

“Kegiatan ini dilaksanakan bersama Prodi Akuntansi UM. Dari sisi keilmuan, konten utama memang disampaikan oleh dosen Prodi Akuntansi, sedangkan PGPAUD fokus pada peningkatan kapasitas pengelola PAUD,” jelasnya.

Ia juga mengisyaratkan bahwa FHK akan menjajaki kemitraan lanjutan terkait literasi pajak. “Insya Allah FHK akan mengembangkan kemitraan dengan lembaga terkait. Literasi pajak ini krusial bagi lembaga maupun personal,” tegasnya. Dr. Mada berharap, setelah mengikuti pelatihan ini, para peserta dapat langsung menerapkan pengetahuan yang diperoleh dalam pelaporan pajak lembaga mereka.

Peserta melakukan simulasi langsung pengisian SPT Pajak lembaga dan perorangan dengan bimbingan narasumber.

Narasumber workshop, Dr. Hety Devita, S.E., M.M., C.Med., C.P.Arb. menyampaikan berbagai materi penting, mulai dari dasar-dasar kewajiban perpajakan untuk berbagai bentuk lembaga PAUD, penghitungan PPh Pasal 21, hingga strategi dokumentasi transaksi keuangan yang efektif. Ia juga memaparkan kesalahan-kesalahan umum dalam pelaporan pajak yang masih banyak dijumpai, seperti ketidaktepatan klasifikasi badan hukum atau penghasilan guru.

Narasumber Dr. Hety Devita, S.E., M.M., C.Med., C.P.Arb. dari Prodi Akuntansi Universitas Mulia memaparkan materi terkait regulasi dan praktik pelaporan pajak.

Menariknya, antusiasme peserta sangat tinggi. Meskipun banyak peserta harus mengajar di pagi hari dan mengikuti upacara Hardiknas terlebih dahulu, mereka tetap hadir tepat waktu dan aktif dalam praktik simulasi pelaporan pajak. Bahkan, terbentuk jejaring informal antar-pengelola PAUD untuk saling membantu menyelesaikan persoalan pajak di kemudian hari.

Kegiatan ini menjadi bukti bahwa Universitas Mulia tidak hanya mencetak pendidik yang cakap secara pedagogis, tetapi juga berupaya menyiapkan lulusan dan mitra yang sadar hukum, paham administrasi, dan siap menghadapi tantangan tata kelola pendidikan di era modern.

Humas UM (YMN)

Drs. Suprijadi, M.Pd, Dosen Universitas Mulia, Dewan Pendidikan Provinsi Kalimantan Timur, PA - Fasilitator Program Sekolah Penggerak. Foto: Media Kreatif

Refleksi Hari Pendidikan Nasional dan Tantangan Kurikulum Deep Learning

Oleh: Drs. Suprijadi, M.Pd
Dosen Universitas Mulia, Dewan Pendidikan Provinsi Kalimantan Timur, PA – Fasilitator Program Sekolah Penggerak

Setiap tanggal 2 Mei, bangsa Indonesia memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) sebagai momentum reflektif untuk melihat sejauh mana pendidikan kita berjalan menuju cita-cita bangsa: mencerdaskan kehidupan bangsa, sebagaimana termaktub dalam Pembukaan UUD 1945.

Namun, apakah kita sudah berada di jalur yang tepat? Atau justru pendidikan kita kini berada di persimpangan jalan yang membingungkan?

Dalam konteks Hari Pendidikan Nasional 2025 ini, pertanyaan-pertanyaan itu menjadi semakin relevan. Pendidikan kita tidak hanya menghadapi tantangan struktural dan kebijakan, tetapi juga ideologis dan filosofis, terutama dalam mengaktualisasikan kurikulum baru yang disebut Kurikulum Deep Learning.

Menguji Kualitas Sekolah Rakyat dan Ancaman Diskriminasi Struktural

Dalam beberapa tahun terakhir, muncul kebijakan “Sekolah Rakyat” yang bertujuan memberi akses pendidikan bagi anak-anak dari keluarga miskin. Meskipun niatnya mulia, pelaksanaannya menimbulkan kekhawatiran. Alih-alih menjadi solusi, sekolah rakyat justru berpotensi melanggengkan dualisme dan diskriminasi pendidikan.

Menurut teori Equal Opportunity in Education (Bowles & Gintis, 1976), sistem pendidikan yang baik adalah sistem yang tidak hanya membuka akses, tetapi juga menjamin kesetaraan kualitas. Mendirikan sekolah khusus untuk masyarakat miskin berisiko menciptakan segregasi sosial.

Hal ini sejalan dengan kritik Paulo Freire dalam Pedagogy of the Oppressed (1970), bahwa pendidikan yang membebaskan adalah pendidikan yang mengintegrasikan semua anak bangsa dalam satu sistem yang adil, bukan memisahkannya berdasarkan status ekonomi.

Solusinya bukan dengan membuka sekolah baru, melainkan memperkuat kolaborasi antar kementerian. Kementerian Sosial dapat bekerja sama dengan Kemendikdasmen untuk memastikan peserta didik dari keluarga miskin bisa diterima di sekolah negeri berkualitas tanpa seleksi.

Semua biaya pendidikan ditanggung negara, dengan tetap menjamin mutu sarana, prasarana, dan SDM pendidik. Ini jauh lebih hemat dan adil dibanding membuka sekolah baru dengan infrastruktur dan anggaran baru.

Kurikulum Deep Learning Menjanjikan, Tapi Belum Menjawab Semua Tantangan

Kurikulum selalu menjadi ladang eksperimen dalam sistem pendidikan Indonesia. Dalam sejarahnya, Indonesia telah mengganti kurikulum lebih dari 12 kali.

Kini, kita dihadapkan pada Kurikulum Deep Learning, yang diklaim mampu menjawab tantangan abad ke-21 melalui tiga pendekatan, yakni Pemahaman Mendalam, Mindful Learning, dan Joyful Learning.

Pendekatan ini selaras dengan teori konstruktivisme Vygotsky, yang menekankan pentingnya scaffolding (bantuan terstruktur) untuk membangun pemahaman melalui pengalaman yang bermakna.

Selain itu, Joyful Learning dan Mindfulness juga sejalan dengan pendekatan neuro-edukatif modern yang menekankan keseimbangan antara emosi dan kognisi.

Namun ada yang terlupakan: pentingnya Rote Learning (strategi hafalan) sebagai fondasi memori jangka panjang. Dalam konteks psikologi kognitif (Anderson, 1980), rote memorization masih relevan, terutama pada tahap awal belajar.

Tanpa penguasaan dasar yang otomatis dalam memori jangka panjang, kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS) justru tidak bisa berkembang optimal.

Kurikulum Deep Learning yang ideal haruslah sintesis antara pemahaman mendalam dan penguasaan fakta-fakta dasar. Tanpa itu, kita hanya akan melahirkan generasi yang merasa “senang belajar” tetapi miskin pengetahuan.

Kebijakan Pendidikan Butuh Konsistensi, Bukan Ganti Menteri Ganti Kurikulum

Salah satu tantangan besar dalam pendidikan kita adalah inkonsistensi kebijakan. Setiap kali terjadi pergantian menteri, seringkali kurikulum juga ikut berubah. Ini menunjukkan lemahnya arah dan haluan pendidikan nasional.

Sudah saatnya Indonesia memiliki Garis-Garis Besar Haluan Pendidikan Nasional (GBHPN) yang bersifat jangka panjang, lintas rezim pemerintahan, dan disusun berbasis data, teori pendidikan, serta praktik terbaik global.

GBHPN harus menjadi “konstitusi pendidikan” yang memandu pengambilan kebijakan, bukan sekadar peta jalan jangka pendek seperti Roadmap 2045 yang kini ada.

Guru, Orang Tua, dan Masa Depan Pendidikan

Pendidikan bukan hanya urusan negara, tetapi juga tanggung jawab semua elemen bangsa. Hari Pendidikan Nasional adalah momen yang tepat untuk memberikan penghormatan tertinggi kepada guru – pahlawan tanpa tanda jasa – yang telah membentuk karakter dan intelektualitas anak bangsa di tengah berbagai keterbatasan.

Namun, keluarga juga harus menjadi aktor utama. Orang tua perlu menjadi guru pertama dan utama di rumah. Jika orang tua hanya menyerahkan anak sepenuhnya pada sekolah, maka upaya mencerdaskan kehidupan bangsa akan berjalan pincang.

Dirgahayu Hari Pendidikan Nasional. Mari kita kawal masa depan pendidikan Indonesia agar tidak terus berada di persimpangan jalan. Pendidikan yang berkualitas, adil, dan berkesinambungan adalah satu-satunya jalan menuju Indonesia yang benar-benar maju dan berdaulat dalam kecerdasan.

Editor: Subur Anugerah