Humas UM- Health Innovation Festival 2024 yang berlangsung di Jakarta Convention Center (JCC) pada tanggal 7-9 November 2024 di Jakarta Convention Center dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-60 adalah sebuah acara besar yang mempertemukan berbagai inovasi terbaru di bidang kesehatan, teknologi medis, dan gaya hidup sehat.Health Innovation Festival 2024 juga memiliki area khusus untuk produk kesehatan alami, makanan organik, dan produk perawatan diri yang berfokus pada kesehatan holistik. Produk-produk ini termasuk suplemen herbal, bahan pangan superfood, dan produk perawatan diri yang ramah lingkungan. Pengunjung bisa merasakan langsung manfaat dari produk-produk ini, serta mendapatkan informasi lengkap dari para ahli mengenai gaya hidup sehat yang seimbang.

Salah satu team Apoteker Praktik Herbal Indonesia (APHI) mengenalkan Teh herbal Daun Sengkuang Dari Universitas Mulia

Dalam Health Innovation Festival 2024 di Jakarta Convention Center, Apoteker Praktik Herbal Indonesia (APHI) menjadi salah satu peserta yang menarik perhatian. APHI hadir untuk memperkenalkan peran apoteker dalam pengembangan dan pemanfaatan produk herbal di Indonesia, sekaligus memberikan edukasi kepada masyarakat tentang manfaat, keamanan, dan efektivitas penggunaan obat-obatan herbal sebagai alternatif atau pelengkap dari terapi konvensional.Di stan APHI, pengunjung dapat berkonsultasi langsung dengan apoteker yang bersertifikasi praktik herbal mengenai pemilihan dan penggunaan produk herbal yang sesuai dengan kondisi kesehatan masing-masing. Mereka juga menampilkan beragam produk herbal yang diproduksi dengan standar mutu tinggi dan telah melalui uji keamanan serta efektivitas, termasuk jamu, suplemen herbal, dan minyak atsiri.

Teh herbal Daun Sengkuang Dari Universitas Mulia

Salah satu produk yang ditampilkan adalah teh daun sengkuang yang merupakan hasil karya dari Universitas Mulia Balikpapan. Daun Sengkuang merupakan salah satu kearifan lokal khas suku dayak Kalimantan yang berkhasiat untuk menjaga stamina dan kesehatan tubuh. Selain daun Sengkuang produk ini juga ditambahkan dengan Jahe dimana secara tradisional telah terbukti untuk meningkatkan daya tahan tubuh.

Beberapa pengunjung Health Innovation Festival 2024 di Jakarta Convention Center

Selain pameran produk, APHI juga mengadakan seminar dan workshop tentang pemanfaatan bahan-bahan herbal lokal, cara pengolahan herbal yang tepat, serta panduan kombinasi herbal untuk kesehatan harian dan terapi pendukung. APHI berharap, melalui partisipasinya di festival ini, masyarakat semakin memahami bahwa pengobatan herbal yang benar dan aman memerlukan pengetahuan yang mendalam serta didukung oleh apoteker profesional.

Keikutsertaan APHI dalam festival ini menunjukkan komitmen mereka untuk mendorong praktik kesehatan berbasis herbal yang aman, berkualitas, dan berbasis ilmiah.

Humas UM (WN)

Foto bersama Rektor Prof. Muhammad Ahsin, Direktur Yayasan Airlangga Dr. Agung Sakti, Wakil Rektor Wisnu Hera dan Yusuf Wibisono, Prof. Ajeng Diantini, Dr. Kintoko, Dekan dan pejabat lainnya. Foto: Media Kreatif

UM – Program Studi S1 Farmasi Fakultas Humaniora dan Kesehatan (FHK) Universitas Mulia untuk pertama kalinya menggelar Seminar Farmasi Nasional (Safana) Tahun 2024. Seminar yang digelar secara hybrid, onsite dan online ini berlangsung di Ballroom Cheng Ho, Kampus Utama, Jalan Letjen Zaini Azhar Maulani, Kamis (17/10).

Rektor Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i, M.Si dalam sambutannya mengatakan, seminar ini sangat penting mengingat pengalaman krisis pandemi Covid-19 belum lama ini. Untuk itu, diperlukan upaya kesiapan di bidang kesehatan dalam menghadapi krisis serupa di masa yang akan datang.

Rektor mengatakan, menurut International Health Regulations (IHR) yang dikeluarkan oleh World Health Organization (WHO), tenaga kesehatan memegang peran penting dalam penanganan kesehatan masyarakat, terutama dalam konteks pencegahan, deteksi dini, dan respons terhadap potensi ancaman kesehatan yang bersifat lintas negara.

“Tenaga kesehatan memegang peran kunci dalam memperkuat sistem kesehatan nasional, meningkatkan ketahanan sistem kesehatan serta mendorong kolaborasi lintas sektor untuk menangani krisis kesehatan,” tutur Rektor.

Rektor berharap, lewat seminar ini, seluruh peserta dapat berbagi pengetahuan dan memperkuat kolaborasi antar lembaga serta menjalin jaringan yang lebih luas di tingkat nasional.

“Kita juga dapat memperkuat komitmen dan kolaborasi untuk memajukan dunia kesehatan, khususnya dalam menghadapi krisis yang tidak terduga,” tutur Rektor.

Pada kesempatan ini, hadir Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur Jaya Mualimin. Dalam pernyataannya, Jaya mengungkapkan pengalaman selama tiga tahun menangani pandemi Covid telah menyadarkan pentingnya pengelolaan kesehatan.

“Transformasi yang dilakukan Kementerian Kesehatan kini bertujuan menguatkan ketahanan terhadap krisis dengan mempersiapkan semua sumber daya, baik manusia maupun kesehatan serta meningkatkan koordinasi lintas sektor,” tutur Jaya Mualimin.

Rektor Prof. Muhammad Ahsin Rifai menyerahkan cenderamata kepada Prof. Ajeng Diantini disaksikan Dr. Kintoko dan Kepala LPPM Richki Hardi. Foto: Media Kreatif

Rektor Prof. Muhammad Ahsin Rifai menyerahkan cenderamata kepada Prof. Ajeng Diantini disaksikan Dr. Kintoko dan Kepala LPPM Richki Hardi. Foto: Media Kreatif

Tampak peserta yang mengikuti seminar onsite di Ballroom Cheng Ho. Foto: Media Kreatif

Tampak peserta yang mengikuti seminar onsite di Ballroom Cheng Ho. Foto: Media Kreatif

Panitia seminar nasional Safana tahun 2024. Foto: Media Kreatif

Panitia seminar nasional Safana tahun 2024. Foto: Media Kreatif

Tari tradisional hiburan peserta seminar. Foto: Media Kreatif

Tari tradisional hiburan peserta seminar. Foto: Media Kreatif

Pelaksanaan Seminar

Seminar yang diikuti 153 peserta, baik yang onsite maupun online ini mengambil tema Peranan Tenaga Kesehatan dalam Menunjang Pencegahan, Persiapan dan Respon terhadap Krisis Kesehatan Akan Datang.

Tampil sebagai narasumber, Prof. Dr. apt. Ajeng Diantini, M.Si, pakar Farmakologi dan Farmasi Klinis dari Universitas Padjajaran Bandung dan Dr. apt. Kintoko, M.Sc, seorang Pakar Etnomedisin dari Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta.

Ditemui terpisah, Prof. Ajeng Diantini mengatakan, kesehatan merupakan tanggung jawab bersama, dan untuk Indonesia terutama derajat kesehatannya masih harus banyak ditingkatkan

Menurutnya, dalam menghadapi krisis kesehatan, kolaborasi antar tenaga kesehatan harus kuat. Hal ini lantaran setiap tenaga kesehatan memiliki peran dan fungsi masing-masing.

“Dan dengan adanya sinergi di antara tenaga kesehatan itu, akan berkontribusi besar untuk peningkatan derajat kesehatan. Jadi, saling melengkapi, ya dari tugas-tugas yang dimiliki dokter, apoteker, perawat, bidan, dokter gigi, semuanya,” ujarnya.

Prof. Ajeng mengingatkan pentingnya mengupayakan kesehatan, bukan saja kesehatan jasmani, tetapi juga kesehatan rohani.

“Jadi, harus kuat justru kolaborasinya. Mungkin bukan hanya dengan tenaga kesehatan, tetapi dengan keilmuan lain yang memang berkontribusi untuk kesehatan mental,” tuturnya.

Narasumber berikutnya, Dr. Kintoko menaruh perhatian pada kearifan lokal atau indigenous knowledge, pengobatan asli yang berbasis pada budaya yang dimiliki Provinsi Kalimantan Timur.

Menurutnya, apabila kearifan lokal ini dikembangkan secara sistematis terstruktur akan bisa menghasilkan banyak sekali temuan-temuan yang berguna untuk menjawab tantangan masa depan.

Ia menambahkan, temuan-temuan pengobatan asli berbasis budaya sampai saat ini belum bisa diselesaikan oleh kecanggihan teknologi, terutama dalam Western Medicine atau dalam Kedokteran Barat Konvensional.

“Nah, inilah kearifan lokal tadi atau pengobatan yang asli yang dimiliki oleh Kalimantan. Kaya dengan sumber dari alamnya inilah yang harus disentuh dengan research yang mengarah kepada temuan-temuan baru untuk menjadi pilihan bagi kesehatan di masyarakat dan negara,” ujarnya.

Sementara itu, panitia seminar apt. Warrantia Citta Citti Putri, S.Farm., M.Sc menyebut terdapat 37 orang penyaji makalah dalam lingkup Analisis Farmasi, Farmakologi dan Toksikologi, Farmasi Klinik, Farmakognosi, Fitokimia, Mikrobiologi Farmasi, Bioteknologi Farmasi, Manajemen Farmasi serta Undang-undang dan Etika Kefarmasian.

Para pemakalah berasal dari beberapa perguruan tinggi di Kalimantan Timur dan Jawa Timur. Di antaranya adalah Universitas Jember, Politeknik Nusantara Balikpapan, Universitas Mulawarman, Stikes Medistra, Universitas Santo Borromeus, dan Universitas Mulia.

(SA/Kontributor)

Dijadwalkan akan hadir sebagai narasumber, Prof.Dr. apt. Ajeng Diantini, M.Si, seorang pakar Farmakologi dan Farmasi Klinis dari Universitas Padjajaran Bandung dan Dr. apt. Kintoko, M.Sc, seorang Pakar Etnomedisin dari Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta. Foto: safana.universitasmulia.ac.id

Call for Papers Safana 2024

UM – Program Studi S1 Farmasi akan menggelar Seminar Farmasi Nasional secara Hybrid, Kamis (17/10) dan Jumat (18/10) mendatang. Seminar dengan tema Peranan Tenaga Kesehatan dalam Menunjang Pencegahan, Persiapan dan Respon terhadap Krisis Kesehatan Akan Datang.

Dijadwalkan akan hadir sebagai narasumber, Prof.Dr. apt. Ajeng Diantini, M.Si, seorang pakar Farmakologi dan Farmasi Klinis dari Universitas Padjajaran Bandung dan Dr. apt. Kintoko, M.Sc, seorang Pakar Etnomedisin dari Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta.

Ketua Panitia apt. Murtiyana Sari, M.Clin.Pharm mengatakan, panitia mengundang peserta lainnya, baik sebagai partisipan maupun sebagai pemakalah (Call for Papers), baik dosen, guru, apoteker, praktisi, maupun mahasiswa di bidang terkait.

Dengan lingkup antara lain Analisis Farmasi, Farmakologi dan Toksikologi, Farmasi Klinik, Farmakognosi, Fitokimia, Mikrobiologi Farmasi, Bioteknologi Farmasi, Manajemen Farmasi serta Undang-undang dan Etika Kefarmasian.

Makalah yang diterima diwajibkan untuk dipresentasikan dan akan dimasukkan ke dalam Prosiding Seminar Farmasi Nasional 2024. Adapun makalah terbaik akan dimasukkan ke dalam Jurnal terindeks Sinta.

Adapun pelaksanaan akan digelar secara hybrid, yaitu onsite di Ballroom Cheng Ho, Kampus Utama Universitas Mulia, Jalan Letjen Zaini Azhar Maulani, Balikpapan Kalimantan Timur maupun daring Zoom.

Seminar akan dilaksanakan pada Kamis, 17 Oktober 2024. Sedangkan Presentasi Oral masing-masing pemakalah pada Jumat 18 Oktober 2024.

Saat ini pendaftaran baik sebagai partisipan maupun pemakalah masih dibuka hingga 30 September 2024. Adapun batas penerimaan makalah direncanakan sampai denganl 30 September 2024.

Selengkapnya bisa diakses melalui website https://safana.universitasmulia.ac.id. Informasi lebih lanjut dapat menghubungi Ayu (0852 4643 4545) atau Citta (0852 4619 8001) lewat pesan WhatsApp.

(SA/Kontributor)

Rombongan disambut hangat Dekan FMIPA ULM Prof. Drs. Abdul Gafur, M.Si., M.Sc., Ph.D, Wakil Dekan III M. Reza Faizal, S.Si., M.Sc., Ph.D, Ketua Prodi S1 Farmasi Prof. Apt. Arnida, M.Si, Sekretaris Prodi, Kepala Laboratorium, tim editor Jurnal Pharmascience serta Ketua Program Studi Profesi Apoteker Apt. Difa Intannia, M.Farm. Foto: Dok. Farmasi

UM – Pengelola Program Studi S1 Farmasi melakukan kunjungan ke Program Studi S1 Farmasi FMIPA Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Kamis (25/7). Kunjungan dalam rangka peningkatan akreditasi ini ditemani Rektor Prof. Muhammad Ahsin Rifa’i bersama Dekan Fakultas Humaniora dan Kesehatan (FHK) Dr. Mada Aditia Wardhana.

Tampak juga Ketua Prodi Farmasi Apt. Warrantia Citta Citti Putri, S.Farm, M.Sc, Sekretaris Prodi, dan Kepala Laboratorium Farmakologi yang juga merangkap Ketua Seminar Nasional Farmasi (SAFANA).

Rombongan disambut hangat Dekan FMIPA ULM Prof. Drs. Abdul Gafur, M.Si., M.Sc., Ph.D, Wakil Dekan III M. Reza Faizal, S.Si., M.Sc., Ph.D, Ketua Prodi S1 Farmasi Prof. Apt. Arnida, M.Si, Sekretaris Prodi, Kepala Laboratorium, tim editor Jurnal Pharmascience serta Ketua Program Studi Profesi Apoteker Apt. Difa Intannia, M.Farm.

Ketua Prodi Farmasi Apt. Warrantia Citta Citti Putri, S.Farm, M.Sc mengatakan, kunjungan ke kampus yang berlokasi di Gedung 2 FMIPA ULM Banjarbaru ini lantaran memiliki karakteristik yang kurang lebih sama dengan Farmasi Universitas Mulia.

“Memiliki karakteristik yang kurang lebih sama ya, yaitu pengolahan bahan alam berbasis obat dengan karakteristik lokal dan penerapan hingga ke pelayanan kesehatan dalam bentuk obat tradisional,” tuturnya.

Prodi S1 Farmasi ULM berdiri sejak 7 Desember 2005, hingga saat ini meraih akreditasi B berdasarkan keputusan LAM-PTKes Nomor 0465/LAM-PTKes/Akr/Sar/VIII/2019.

Foto bersama Rektor Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa'i dan Dekan FHK Dr. Mada Aditia bersama pengelola prodi Farmasi Universitas Mulia dan Farmasi ULM. Foto: dok. Farmasi

Foto bersama Rektor Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i dan Dekan FHK Dr. Mada Aditia bersama pengelola prodi Farmasi Universitas Mulia dan Farmasi ULM. Foto: dok. Farmasi

Foto di depan UPT Laboratorium Terpadu ULM. Foto: dok. Farmasi

Foto di depan UPT Laboratorium Terpadu ULM. Foto: dok. Farmasi

Oleh karena itu, dirinya bersama tim ingin belajar bagaimana mengelola Prodi Farmasi dalam pelaksanaan tridharma.

“Pengelolaan penelitian di ULM saat ini, dosen membuat payung penelitian yang membawahi empat orang mahasiswa untuk skripsi,” sebut wanita yang akrab dipanggil Bu Citta ini.

“Sedangkan untuk bidang kerjasama diharapkan dibuatkan IA (Implementation Agreement) masing-masing. Jika dalam bentuk penelitian/publikasi diharapkan IA muncul per judul,” tambahnya.

Pada hibah penelitian internal, lanjutnya, ada bagian kolaborasi yang terbagi menjadi dua, yaitu skema padanan dan skema kerjasama.

“Dua skema tersebut bisa direalisasikan antara ULM dengan Universitas Mulia. Selain itu, bisa dilakukan kolaborasi hibah penelitian eksternal mulai tahun 2025 dan direncanakan dari sekarang,” ujarnya, terkait rencananya ke depan.

Dirinya bersama tim juga melihat Farmasi ULM memiliki jurnal Pharmascience yang dikelolanya dan sudah terakreditasi SINTA 4 serta berencana reakreditasi.

Untuk Seminar Nasional Farmasi Universitas Mulia bisa dilakukan kerjasama publikasi dan bisa diselipkan kuota, sekitar tiga paper, mengikuti penerbitan tahun 2025.

“ULM juga memiliki seminar internasional yang rutin diadakan dalam dua tahun sekali. Insya Allah akan diselenggarakan di tahun 2024 ini,” ujarnya.

Citta menuturkan, pihaknya berencana bekerja sama di bidang pendidikan dan pengajaran, terutama pertukaran dosen mengajar. Menurutnya, hal itu bisa dimungkinkan untuk dilakukan di bidang bahan alam dan juga teknologi farmasi.

“Tinggal menyesuaikan kurikulum yang relevan satu sama lain,” tandasnya.

Di akhir pertemuan, rombongan juga diajak untuk melihat UPT Laboratorium Terpadu. Diharapkan, laboratorium terpadu nantinya bisa digunakan untuk memfasilitasi kolaborasi penelitian antara ULM dengan Universitas Mulia.

(SA/Kontributor)

Pelatihan pemanfaatan e-Learning Lentera untuk dosen-dosen Program Studi S1 Farmasi Universitas Mulia, Rabu (26/7). Foto: Tangkapan layar

UM – Pengelola e-Learning Lentera Universitas Mulia menggelar pelatihan pemanfaatan e-Learning bagi dosen-dosen Program Studi S1 Farmasi, Rabu (26/7). Pelatihan yang digelar daring ini dibuka resmi oleh Wakil Rektor Bidang Akademik dan Sistem Informasi Yusuf Wibisono, S.E., M.T.I.

“Pelatihan dilaksanakan full-online. Mulai pukul 08.30 WITA sampai dengan 15.00 WITA. Pemateri Pak Thami Rusdi Agus, Kepala Bagian E-Learning dan Pengembangan Sistem Informasi,” tutur Muhammad Yani, S.Kom., M.T.I, Manajer E-Learning.

Thami Rusdi mengatakan, materi pelatihan meliputi tutorial bagaimana memanfaatkan Lentera untuk memfasilitasi kegiatan pembelajaran dalam jaringan (daring). “Betul, mulai dari login, materi pembelajaran, quiz, ujian, bank soal, hingga backup,” tutur Thami.

Ketika ditanya apakah seluruh dosen saat ini sudah bisa menggunakan Lentera, Thami mengatakan sebagian dosen sudah menerapkan penggunaan Lentera.

“Dosen-dosen yang ikut pelatihan sebagian sudah menerapkan di kelas Semester Antara saat ini,” katanya.

Sementara itu, salah satu dosen Prodi S1 Farmasi Apt. Warrantia Citta Citti Putri, M.Sc, usai mengikuti pelatihan mengatakan dirinya telah memanfaatkan Lentera untuk pembelajaran di Semester Antara saat ini.

“Yup, sudah (menggunakan Lentera),” tutur Citta saat ditanya media ini.

Selaku Ketua Program Studi S1 Farmasi, dirinya meminta seluruh dosen-dosennya bisa memanfaatkan Lentera untuk mendukung kegiatan pembelajaran, baik daring maupun luring.

“Ini pelatihan e-Learning untuk dosen Farmasi. Karena target mulai Semester Antara ini Kita memaksimalkan penggunaan e-Learning, terutama pelaksanaan Kuis, UTS dan UAS,” ungkapnya.

Dirinya mengakui meski belum semua dosen menggunakan Lentera, namun ke depan secara bertahap mau tak mau seluruh dosen akan menerapkannya apabila tidak ingin tertinggal.

Ketika ditanya apakah ada mahasiswanya yang kesulitan menggunakan Lentera, Citta mengatakan hingga saat berita ini ditulis, dirinya belum menerima keluhan dari mahasiswanya.

“Hingga saat ini belum ada laporan dari mahasiswa. Cuman yang saya pantau terkait penggunaan e-Learning ini memudahkan mahasiswa dan dosen dalam melaksanakan remedial,” tuturnya.

Menurutnya, remedial menjadi kewajiban bagi para dosen yang diberikan kepada mahasiswanya untuk memperbaiki hasil pembelajaran. “Sehingga akan berpengaruh pada kelulusan mata kuliah mahasiswa dan peningkatan IPS,” pungkas Citta.

(SA/Puskomjar)

Salah satu mahasiswa Farmasi tengah melakukan praktik persiapan spesimen herbarium di Herbarium Wanariset BPSILHK Samboja. Foto: Facebook Bpsilhk Samboja

UM – Mahasiswa Program Studi Farmasi Fakultas Humaniora dan Kesehatan (FHK) melaksanakan magang di Balai Penerapan Standar dan Instrumen Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BPSILHK) Kec. Samboja Kutai Kartanegara. Tampak beberapa mahasiswa melakukan pengumpulan bahan riset, bertempat di Herbarium Wanariset, Selasa (14/3).

Ketua Program Studi Farmasi Apt. Warrantia Citta Citti Putri, M.Sc mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian Roadmap Penelitian yang dimulai tahun 2023 hingga 2027 di bidang Bahan Alam.

Menurutnya, di tahun 2023 ini fokus penelitian mahasiswa di bidang Bahan Alam meliputi eksplorasi tumbuhan khas Kaltim yang memiliki aktivitas farmakologi, terutama terkait Etnomedisin atau kajian perbandingan obat tradisional yang dipraktikkan oleh kelompok etnis dan juga kajian literatur. Tujuannya adalah mahasiswa melakukan inventarisasi tanaman berkhasiat obat khas Kaltim.

Dalam kegiatan magang ini, mahasiswa dibimbing melakukan pengumpulan tumbuhan khas Kaltim, mulai dari bagaimana proses penyusunan spesimen herbarium yang baik sebelum dikeringkan, melakukan “mounting” atau menempelkan spesimen herbarium yang telah dikeringkan pada kertas plak yang bebas asam (acid free).

Kertas bebas asam ini digunakan agar koleksi herbarium dapat bertahan dalam waktu yang lama dan mengurangi gangguan jamur ataupun serangga yang dapat merusak koleksi herbarium.

Untuk menempelkan material tumbuhan pada kertas plak digunakan potongan kertas kecil yang telah diberi lem dengan ukuran sesuai kondisi spesimen.

Mahasiswa kemudian melakukan scanning spesimen herbarium dengan menggunakan mesin scan, melakukan pengeditan gambar hasil scan spesimen herbarium dengan menggunakan software photo editing.

Mahasiswa magang dari Fakultas Farmasi Universitas Mulia Balikpapan sedang mendapatkan bimbingan Iman Suharja, salah satu Tim Herbarium Wanariset tentang bagaimana proses penyusunan spesimen herbarium yang baik sebelum dikeringkan. Foto: Bpsilhk Samboja, 9 Maret 2023

Mahasiswa magang dari Prodi Farmasi Universitas Mulia Balikpapan sedang mendapatkan bimbingan Iman Suharja, salah satu Tim Herbarium Wanariset tentang bagaimana proses penyusunan spesimen herbarium yang baik sebelum dikeringkan. Foto: Bpsilhk Samboja, 9 Maret 2023

Praktik melakukan scanning spesimen herbarium dengan menggunakan mesin scan. Selanjutnya dilakukan pengeditan gambar hasil scan spesimen herbarium dengan menggunakan software photo editor. Foto: Facebook Bpsilhk Samboja, 14 Maret 2023.

Praktik melakukan scanning spesimen herbarium dengan menggunakan mesin scan. Selanjutnya dilakukan pengeditan gambar hasil scan spesimen herbarium dengan menggunakan software photo editor. Foto: Facebook Bpsilhk Samboja, 14 Maret 2023.

Hasil scan kemudian disimpan dalam Database Herbarium Wanariset untuk kemudian di-upload di website Herbarium Wanariset BPSILHK Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. (https://herbarium-wanariset.bsilhk.menlhk.go.id/)

Kegiatan tersebut merupakan tahap dalam transformasi digital yang telah dilakukan BPSILHK Samboja untuk mempermudah berbagai pihak yang memerlukan informasi koleksi spesimen yang tersimpan di Herbarium Wanariset.

Herbarium Wanariset merupakan satu herbarium yang dimiliki Badan Litbang dan Inovasi Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI. Herbarium adalah suatu koleksi spesimen tumbuhan yang diawetkan berikut data terkait yang digunakan untuk keperluan penelitian ilmiah.

Herbarium Wanariset Samboja berstandar internasional dan telah terdaftar secara resmi pada Index Herbariorum dengan akronim WAN.

Dalam kegiatan tersebut, mahasiswa mendapatkan bimbingan oleh Iman Suharja, salah satu Tim Herbarium Wanariset dan pendampingan oleh anggota tim Pengendali Ekosistem Hutan (PEH) BPSILHK Samboja, Dwi Wahyu Mentari.

(SA/Puskomjar)

Ketua Program Studi Farmasi Apt. Warrantia Citta Citti Putri, M.Sc didampingi Apt. Murtiyana Sari, S.Farm., M.Clin.Pharm, salah satu dosen Farmasi yang aktif berbicara di forum Apotek Q24 serta seorang Laboran Farmasi Sapri, S.Si. Foto: Media Kreatif

UM – Program Studi Farmasi Fakultas Humaniora dan Kesehatan menggelar sosialisasi Roadmap Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Jumat (20/1/2023). Sosialisasi diikuti 42 orang mahasiswa, berlangsung di Ruang Eksekutif White Campus Universitas Mulia, Jalan Letjen Zaini Azhar Maulani Balikpapan.

Ketua Program Studi Farmasi Apt. Warrantia Citta Citti Putri, M.Sc. mengatakan bahwa sosialisasi ditujukan kepada mahasiswa tahun masuk 2019 dan 2020. “Agar topik Skripsi dan rencana PKM (Program Kreativitas Mahasiswa Dikti mendatang) lebih terarah,” tutur Citta.

Menurutnya, dalam waktu dekat mahasiswanya pada tahun ini memasuki semester akhir dan harus menyusun tugas akhir. “Mereka harus fokus pada penyelesaian studi. Untuk itu, harus memiliki landasan penelitian dan penulisan tugas akhir agar terarah dan selaras dengan peminatan dan bidang keahlian yang diinginkan,” tuturnya.

Begitu juga dengan dosen yang akan memberikan bimbingan kepada mahasiswanya maupun akan melakukan tridarma, Citta berharap dosen bisa saling bersinergi satu sama lain, baik dengan sesama dosen maupun dengan mahasiswa untuk menghasilkan tujuan akhir yang bermanfaat bagi masyarakat. “Lebih terarah,” tuturnya.

Pada sosialisasi Roadmap ini, Citta didampingi Apt. Murtiyana Sari, S.Farm., M.Clin.Pharm, salah satu dosen Farmasi yang aktif berbicara di forum Apotek Q24 serta seorang Laboran Farmasi Sapri, S.Si.

Ketua Program Studi Farmasi Apt. Warrantia Citta Citti Putri, M.Sc didampingi Apt. Murtiyana Sari, S.Farm., M.Clin.Pharm, Foto: Media Kreatif

Ketua Program Studi Farmasi Apt. Warrantia Citta Citti Putri, M.Sc didampingi Apt. Murtiyana Sari, S.Farm., M.Clin.Pharm, Foto: Media Kreatif

Mahasiswa Prodi Farmasi menyimak sosialisasi Roadmap Penelitian. Foto: Media Kreatif

Mahasiswa Prodi Farmasi menyimak sosialisasi Roadmap Penelitian. Foto: Media Kreatif

Roadmap Penelitian Prodi Farmasi Universitas Mulia. Foto: tangkapan layar

Roadmap Penelitian Prodi Farmasi Universitas Mulia. Foto: tangkapan layar

Materi yang disampaikan dalam sosialisasi ini disusun oleh Tim Riset dan PKM FHK (perwakilan program studi farmasi) yang dibentuk oleh Dekan FHK, antara lain Rencana Pengembangan Prodi Farmasi, Roadmap Penelitian, dan Roadmap Pengabdian pada Masyarakat.

Citta mengamati beberapa permasalahan yang muncul khususnya di Kalimantan Timur. Di bidang kesehatan, menurutnya, distribusi tenaga kesehatan tampak belum merata dan kurangnya sarana prasarana serta layanan kesehatan bagi masyarakat miskin.

Di bidang kebudayaan, ia mengatakan belum meratanya pemahaman masyarakat tentang pentingnya pelestarian dan pengamalan budaya lokal. Permasalahan juga muncul pada Koperasi dan UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah), masih minim kompetensi kewirausahaan, rendahnya minat berwirausaha serta belum tumbuhnya inkubasi bisnis.

“Nah, bagaimana Prodi Farmasi dapat berkontribusi dalam pemerataan layanan kesehatan bagi masyarakat? Bagaimana dapat berkontribusi dalam pelestarian dan pengamalan budaya lokal, dalam hal ini keanekaragaman hayati di Kaltim? Bagaimana berkontribusi agar terbentuk UMKM baru?” tuturnya.

Dengan mengetahui permasalahan dan bagaimana solusinya, Citta berharap dalam waktu yang tidak lama Prodi Farmasi memiliki Riset Unggulan pengembangan obat-obatan terstandar berbasis keanekaragaman hayati Kaltim.

Paparan Roadmap Penelitian yang dimulai tahun 2023 hingga 2027 mendatang dibagi tiga bidang keahlian, yakni Penelitian Bidang Keahlian Bahan Alam, Bidang Keahlian Analisis Farmasi, dan Bidang Keahlian Klinis.

Di tahun ini, misalnya, fokus penelitian bidang bahan alam meliputi, pertama eksplorasi tumbuhan khas Kaltim yang memiliki aktivitas farmakologi ethnomedicine dan kajian literatur. Tujuannya adalah inventarisasi tanaman berkhasiat obat khas Kaltim.

Kedua, fokus penelitian tentang eksplorasi senyawa dari ekstrak tumbuhan yang memiliki aktivitas biologi dan farmakologi melalui uji bioaktivitas dan uji farmakologi. Tujuannya, agar didapatkan tumbuhan yang memiliki potensi berkhasiat sebagai obat.

Dan yang ketiga, fokus penelitian tentang standarisasi simplisis dan ekstrak dari tumbuhan berkhasiat obat. Ada dua tujuan yang diharapkan, yakni agar dihasilkan bahan baku obat bahan alam yang terstandar. Dan menemukan formula jamu dan obat herbal terstandar.

(SA/Puskomjar)

Dampak pandemi Covid-19 hingga kini masih perlu diwaspadai, meski pemerintah mulai menetapkan kebijakan new normal. Pembatasan sosial dan kegiatan yang melibatkan orang banyak saat ini harus dihindari, termasuk kegiatan penyuluhan.

Walau penuh dengan keterbatasan, pemberian informasi khususnya dibidang kesehatan semestinya tetap harus dilakukan, terlebih disaat penyebaran Covid-19 yang semakin meningkat. Dengan memanfaatkan kemajuan teknologi, penyuluhan dapat dilakukan tanpa harus bertatap muka, misalnya melalui diskusi online ataupun kreatifitas di media sosial.

Ini adalah jenis eksperimen digital kreatif yang sangat dibutuhkan saat ini. Dan eksperimen ini datang pada saat dibutuhkan lebih dari apa pun sebelumnya. Dengan adanya larangan berkumpul, tentu memicu terciptanya lebih banyak ruang virtual yang dapat menopang dahaga ilmu dan kebutuhan bersosialisasi.

Melalui program studi (Prodi) S1 Farmasi, eksperimen penyuluhan itu pun dibahas dalam webinar. Dengan mengusung tema “Kreatifitas Komunikasi Penyuluhan pada Masa new Normal” menghadirkan para ahli dibidang kesehatan, Rabu (26/8).

Mereka adalah Agent of change GeMa CerMat Balikpapan Bapak Apt. Rida Saputra, S.Farm serta Ketua PD PAFI Kaltim Bapak H.M. Faisal, S.Sos., M.Si. Dipandu oleh moderator Ibu Wury Damayanti, S.Farm., M.Farm yang juga sebagai dosen Farmasi Universitas Mulia.

Kepala Prodi S1 Farmasi Ibu Apt. Warrantia Citta, S.Farm., M.Cs. menjelaskan, dipilihnya tema webinar tersebut karena komunikasi penyuluhan atau promosi kesehatan (promkes) merupakan bagian yang paling krusial saat ini, terlebih disaat masih dalam pandemi Covid-19. “Apalagi kesehatan saat ini begitu sangat amat penting diperhatikan masyarakat. Maka terkait informasi memilih, mendapatkan, menggunakan hingga menyimpan obat perlu diperhatikan masyarakat,” jelasnya.

Dia menyebut, di tengah keterbatasan, sebagai pihak yang berkecimpung dibidang ini, perlu adanya pengembangan dalam memberikan informasi kepada masyarakat. Agar walau tanpa bertatap muka, komunikasi atau penyuluhan itu tetap bisa dilakukan. Yakni dengan menciptakan kreatifitas dalam komunikasi penyuluhan.

“Dengan webinar  ini, kita mencoba untuk mempersiapkan penyuluhan promkes yang lebih menarik. Karena dengan didukung perkembangan teknologi, maka materi penyuluhan harus lebih menarik, mudah diingat khususnya saat pertemuan yang bisa dilakukan melalui media sosial,” terangnya.

Walau saat ini, prodi Farmasi UM, kata dia belum melakukan penyuluhan, tetapi dari webinar ini, pihaknya sudah mendapatkan gambaran pengembangan kedepan. “Karena kami juga memiliki rencana untuk membuat hasil diskusi ini menjadi materi dalam mata kuliah. Sebagai tantangan untuk mahasiswa, bagaimana mereka nantinya dapat menciptakan promkes yang menarik, walau dengan konten yang terbatas namun pesan tetap tersampaikan dengan baik,” ujarnya.

Namun, untuk menciptakan sebuah komunikasi penyuluhan yang menarik, sebut Citta dibutuhkan keterampilan dan pelatihan yang cukup. “Karena cara menuangkan apa yang biasa kami komunikasikan secara verbal menjadi bentuk konten menarik baik untuk di media sosial atau lainnya dibutuhkan keterampilan khusus. Maka saat ini, dengan adanya webinar ini, langkah lanjutan yang akan kami lakukan adalah pendalaman kurikulum yang mengedepankan komunikasi yang lebih tajam terlebih dahulu. Kita kembangkan dulu untuk masuk dalam kurikulum, serta rancangan studi. Bisa juga nantinya saat tugas akhir kami lakukan kolaborasi dengan Teknik Informatika,” katanya.

Citta melanjutkan, masukan-masukan yang diberikan oleh para narasumber dapat menjadi acuan untuk pengembangan kedepan. “Seperti yang disampaikan bapak Faisal menjadi PR bagi kita untuk membuat sebuah promosi kesehatan yang lebih menarik sehingga dapat lebih dikenal. Dalam artian gampang diingat, mudah dipahami dengan waktu yang singkat. Dengan isi yang padat dan jelas namun mampu dipahami. Dan ini memerlukan teknik mendalam,” bebernya.

Dirinya pun menegaskan, walau ini menjadi materi pertama yang dibahas dalam prodi Farmasi UM, dan masih banyak materi lanjutan yang harus dibahas, namun pihaknya berusaha untuk mengembangkan kreatifitas dan bersaing dengan kemajuan teknologi. “Dengan memanfaatkan teknologi, peralihan teknik komunikasi di saat pandemi, bagaimana yang biasanya kita tatap muka atau langsung mulut ke mulut, hanya bisa melalui sosial media dan itu harus lebih efektif dibandingkan saat penyuluhan tatap muka,” pungkasnya. (mra)

Indahnya berbagi di Bulan Suci Ramadan, Himpunan Mahasiswa Farmasi (HIMA Farmasi) Universitas Mulia bagikan takjil pada Jumat 08 Mei 2020 / 15 Ramadan 1441 H.

Dengan mengumpulkan donasi secara tunai maupun transfer dari kalangan dosen dan mahasiswa Program Studi Farmasi selama kurang lebih dua minggu dan berhasil mengumpulkan dana sebesar Rp 1.069.000,00 lalu dana yang terkumpul tersebut digunakan untuk membeli takjil, berbagai macam sembako seperti gula, teh, minyak, sirup, telur, beras dan lain-lain. Kegiatan ini merupakan bentuk inisiatif dan kesadaran Himpunan Mahasiswa Farmasi (HIMA Farmasi) yang diketuai oleh Nayaka Ariya Untara terhadap sesama untuk saling berbagi kepada masyarakat yang membutuhkan.

Pembagian takjil diberikan kepada para pengguna jalan yang lalu lalang melewati lampu merah Rapak dan Kebun Sayur Balikpapan begitu juga pedagang kaki lima yang berjualan di sekitaran daerah tersebut. Tak hanya takjil, bantuan pun tersalurkan dalam bentuk sembako yang akan dilakukan pada hari Minggu esok.

“Kegiatan ini sebagai bentuk kesadaran kita untuk berbagi terhadap sesama dan masyarakat yang benar-benar membutuhkan di Bulan Suci Ramadan,” kata Della Pramudita Mahasiswa Prodi Farmasi

Sabtu 21 Maret 2020, Rektor Universitas Mulia Bapak Dr. Agung Sakti Pribadi, S.H., M.H. Merilis Hand Sanitizer Prodi Farmasi Fakultas Humaniora dan Kesehatan bersama Dosen Program Studi Farmasi Universitas Mulia Ibu Wury Damayantie, S.Farm., M.Farm., yang didampingi Dekan Fakultas Humaniora dan Kesehatan Universitas Mulia Bapak Vidy, S.S., M.Si., serta turut hadir Wakil Rektor Bidang Akademik Universitas Mulia Bapak Yusuf Wibisono, S.E., M.TI.

Langkanya hand sanitizer di pasaran membuat mahasiswa Program Studi Farmasi Fakultas Humaniora dan Kesehatan Universitas Mulia mengambil langkah untuk memproduksi hand sanitizer sendiri. Proses produksi dilakukan pada saat praktikum di Laboratorium Farmasi Gedung Cheng Ho Universitas Mulia pada Kamis, 19 Maret 2020 lalu. “Saat ini, produksi hand sanitizer masih dalam skala kecil dan hanya dipergunakan di lingkungan Universitas Mulia saja”, kata Wury Damayantie, S.Farm., M.Farm Dosen Program Studi Farmasi Universitas Mulia.

Pesan Wury terkait penyebaran virus covid 19, sahabat UM harus meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dengan cara seperti :
1. Hindari kontak/jarak dekat dengan pasien ISPA
2. Gunakan alat pelindung diri
3. Sering cuci tangan terlebih dahulu minimal 20 detik
4. Menerapkan gaya hidup sehat dan jangan lupa makan tinggi akan serat
5. Dan kapan menggunakan hand sanitizer yang efektif? Jika jauh dari tempat hand wash maka baru menggunakan hand sanitizer.