Tag Archive for: universitas mulia

“Menghadapi disrupsi teknologi dan percepatan digitalisasi, Universitas Mulia menyiapkan prodi-prodi barunya agar tampil kompetitif di tingkat nasional melalui technopreneurship, kurikulum OBE-KKNI yang adaptif, serta literasi digital yang terintegrasi di setiap mata kuliah. Kami ingin lulusan tidak hanya menguasai aspek teknis, tetapi juga terlatih berinovasi, berwirausaha digital, dan berkolaborasi lintas sektor. Karena itu, jejaring dengan industri 4.0, inkubator bisnis, dan komunitas kreatif harus terus diperluas, membuka ruang magang, proyek nyata, hingga peluang startup mahasiswa. Ekosistem kampus digital, dosen yang melek teknologi, dan penguatan nilai lokal berbasis digital akan memastikan prodi-prodi baru Universitas Mulia relevan dan unggul di masa depan.”Prof. Dr. Ir. H. Muhammad Ahsin Rifai, M.Si. (Rektor Universitas Mulia)

 

Humas Universitas Mulia, 17 Juli 2025 — Tahun akademik ini, Universitas Mulia menapaki fase baru dengan membuka empat program studi yang langsung diarahkan menanamkan fondasi mutu dan visi technopreneur. Teknik Sipil, Teknik Industri, Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian (TPHP), serta Desain Komunikasi Visual (DKV) resmi dibuka sebagai jawaban kebutuhan kompetensi kontemporer.

Rektor Universitas Mulia, Prof. Dr. Ir. H. Muhammad Ahsin Rifai, M.Si., menyebut pembukaan prodi baru ini bukan sekadar perluasan administratif, melainkan langkah terukur yang menempatkan kualitas akademik sebagai pijakan utama.

“Strategi Universitas Mulia untuk menjaga kualitas akademik pada masa awal pembukaan program studi baru yang belum memiliki jejak alumni adalah memastikan rekrutmen dosen yang kompeten, menyusun kurikulum berbasis KKNI dan OBE yang relevan dengan kebutuhan industri, serta menerapkan sistem penjaminan mutu internal (SPMI) secara konsisten,” ujarnya, Kamis (17/7).

Di lantai kerja akademik kampus, pembekalan bagi para Kaprodi baru mulai dirancang sebagai ruang pembinaan yang terhubung langsung dengan kebutuhan industri. Sementara, diskusi tentang kurikulum dilakukan lintas unit agar tidak hanya berhenti pada tataran formal, tetapi menyentuh aspek implementasi pembelajaran.

“Selain itu, kerja sama dengan mitra eksternal seperti industri dan perguruan tinggi lain dapat memperkuat pelaksanaan Tridharma,” jelasnya.

Menurutnya, jejaring eksternal menjadi bagian penting untuk mengimbangi fase awal prodi yang belum memiliki lulusan sebagai indikator kualitas.

Pada tahap awal, penyiapan dosen, materi ajar, sarana pembelajaran, serta promosi penerimaan mahasiswa menjadi fokus praktis. Namun universitas tidak berhenti di tataran target jangka pendek.

“Target jangka panjang mencakup pencapaian akreditasi Baik Sekali atau Unggul, pelacakan jejak lulusan yang terserap di dunia kerja, penguatan riset dan inovasi berbasis technopreneur, serta perluasan kerja sama dengan industri dan institusi internasional untuk meningkatkan rekognisi dan daya saing prodi,” terang Ahsin Rifai.

Dinamika kurikulum juga menuntut para Kaprodi baru agar tidak hanya memegang mandat administratif, tetapi terlibat aktif merumuskan strategi belajar yang adaptif. “UM perlu melakukan pembinaan terpadu melalui pelatihan intensif tentang kurikulum berbasis Outcome-Based Education (OBE), Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI), dan integrasi Kampus Berdampak,” katanya.

Pendekatan praktis berupa benchmarking ke perguruan tinggi mapan, forum asosiasi prodi, hingga diskusi bersama pengguna lulusan akan dilakukan agar pembaruan kurikulum tidak berhenti pada dokumen cetak.

Dalam lanskap disrupsi teknologi, Universitas Mulia mendorong setiap prodi baru berdiri dengan ekosistem technopreneur. “Universitas Mulia dapat memposisikan program studi barunya secara kompetitif di tingkat nasional dengan mengedepankan pendekatan technopreneurship, kurikulum adaptif berbasis OBE dan KKNI, serta integrasi literasi digital pada seluruh mata kuliah,” paparnya.

Kolaborasi lintas prodi juga menjadi salah satu instrumen yang diharapkan bisa mengokohkan ekosistem belajar. Rektor mencontohkan potensi integrasi di level pembelajaran praktis. “Peran sivitas akademika lintas prodi di Universitas Mulia sangat penting dalam membangun sinergi multidisipliner antara prodi baru dan prodi lama,” tegasnya.

Di ruang diskusi kampus, integrasi pengetahuan bukan lagi slogan. Dosen DKV dapat terlibat mendukung visualisasi rancangan proyek Teknik Sipil. Pengembangan efisiensi sistem produksi pada TPHP dapat dikonsolidasikan bersama Teknik Industri.

Melalui pembukaan empat prodi baru ini, Universitas Mulia merumuskan ulang strategi Tridharma Perguruan Tinggi agar lebih responsif, adaptif, dan kontekstual di tengah akselerasi teknologi. Di balik setiap lembar kurikulum, universitas menanamkan satu pondasi: technopreneur bukan hanya muatan materi, tetapi etos kerja dan pola pikir generasi yang disiapkan untuk menjemput peluang masa depan.

Humas UM (YMN)

“Daycare Ananda Mulia tidak kami bangun hanya untuk sekadar menjadi layanan penitipan anak, tetapi sebagai laboratorium multifungsi di mana mahasiswa PG-PAUD belajar langsung mendampingi pengasuhan anak sambil mengasah jiwa technopreneur. Mereka merasakan praktik nyata, memahami manajemen layanan, dan menanamkan mental wirausaha sejak di bangku kuliah,”—Dr. Mada Aditia Wardhana, S.Sos., M.M., (Dekan FHK Universitas Mulia).

Dr. Mada Aditia Wardhana, S.Sos., M.M., Dekan Fakultas Humaniora dan Kesehatan UM (kedua dari kiri).

Humas Universitas Mulia, 17 Juli 2025 — Fakultas Humaniora dan Kesehatan (FHK) Universitas Mulia resmi merealisasikan salah satu program strategisnya melalui pendirian Daycare Ananda Mulia. Kehadiran taman pengasuhan ini bukan hanya menambah layanan berbasis pengasuhan anak bagi sivitas akademika, tetapi juga menjadi area praktik pembelajaran aplikatif bagi mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PG-PAUD).

Dekan FHK, Dr. Mada Aditia Wardhana, S.Sos., M.M., menjelaskan bahwa Daycare Ananda Mulia dirancang tidak sekadar sebagai penopang pemasukan lembaga (income generator) atau sekadar layanan sosial, melainkan sebagai laboratorium multifungsi. “Mahasiswa PAUD tidak hanya belajar teori di ruang kelas. Mereka terjun langsung, mendampingi proses pengasuhan anak dengan supervisi ketat dari dosen. Praktik nyata inilah yang membedakan, karena mereka menyerap pengetahuan melalui pengalaman,” ungkap Mada.

Sebagai bagian dari ciri khas Universitas Mulia yang mengedepankan technopreneurship, Daycare juga difungsikan sebagai ruang pembentukan karakter kewirausahaan. Mahasiswa didorong memahami bagaimana unit layanan berjalan, merancang program, memecahkan persoalan riil, sekaligus mengenal aspek manajerial layanan pengasuhan anak. “Pengalaman ini menjadi dasar pembelajaran entrepreneurship. Mereka mengalami proses belajar bisnis layanan secara nyata, bukan hanya simulasi,” tambah Mada.

Berbeda dari daycare pada umumnya, layanan ini dikembangkan berbasis kepakaran para dosen PG-PAUD UM. Kombinasi keilmuan pedagogi anak usia dini dan praktik pengasuhan diarahkan untuk melahirkan inovasi layanan yang relevan dengan kebutuhan masyarakat perkotaan, sekaligus mendukung kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) melalui model pembelajaran berbasis pengalaman kerja riil.

Bagi universitas, keberadaan Daycare Ananda Mulia juga diharapkan memperkaya kontribusi UM sebagai institusi pendidikan yang berdampak langsung ke masyarakat, terutama dalam bidang kepaudan. Selain menjadi sarana pembelajaran, fungsi income generator ini ditujukan untuk mendukung kemandirian ekonomi mahasiswa yang terlibat di dalamnya.

“Harapannya, melalui program ini mahasiswa tidak hanya kompeten sebagai pendidik anak usia dini, tetapi juga memiliki mental wirausaha dan kemandirian ekonomi sejak duduk di bangku kuliah,” pungkas Mada.

Humas UM (YMN)

“Daycare Ananda Mulia bukan hanya berfungsi sebagai ruang penitipan, tetapi menjadi laboratorium riil yang memfasilitasi mahasiswa PG-PAUD menerapkan praktik terbaik dalam pengasuhan dan pendidikan anak usia dini. Melalui fasilitas ini, mahasiswa dilatih mendampingi tumbuh kembang anak secara komprehensif—mulai dari merancang stimulasi, mengembangkan media pembelajaran, hingga menyusun asesmen perkembangan dengan standar kualitas yang terukur” –Bety  Vitriana, M.Pd. (Kaprodi PG-PAUD Universitas Mulia)

Humas Universitas Mulia, 16 Juli 2025 — Universitas Mulia melalui Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PG-PAUD) resmi membuka Daycare Ananda Mulia mulai 1 Agustus 2025 mendatang. Kehadiran Taman Pengasuhan Anak ini tidak hanya menjawab kebutuhan pengasuhan bagi sivitas akademika, tetapi juga berfungsi sebagai laboratorium praktik yang mendukung kompetensi mahasiswa sesuai kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).

Daycare ini kami hadirkan bukan hanya sebagai layanan pengasuhan, tetapi juga sebagai ruang belajar nyata agar mahasiswa PG-PAUD dapat langsung menerapkan teori di lapangan,” ungkap Bety Vitriana, M.Pd., Kaprodi PG-PAUD Universitas Mulia.

Mahasiswa terlibat langsung mulai dari perancangan stimulasi pembelajaran, pembuatan media edukasi, hingga asesmen perkembangan anak di bawah supervisi dosen pendamping dan tenaga profesional bersertifikat.

“Mereka tidak hanya belajar mengasuh, tetapi juga merancang program pembelajaran, membuat media edukasi, sampai menyusun asesmen perkembangan anak usia dini,” tambah Bety.

Pengasuhan di Daycare Ananda Mulia mengacu pada Standar Nasional PAUD sesuai Permendikbud No. 137 Tahun 2014 serta Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) Level 6. Audit mutu dilakukan rutin oleh tim Prodi PG-PAUD bersama pengawas atau penilik dari Dinas Pendidikan. Setiap pendamping anak wajib memiliki sertifikat pengasuhan PAUD dan telah menjalani pelatihan khusus. Beberapa tenaga pengasuh merupakan lulusan diklat profesional yang juga didampingi dosen bersertifikasi, di antaranya mantan Kepala Seksi PAUD Dinas Pendidikan Kota Balikpapan.

Dr. Mada Aditia Wardhana, S.Sos., M.M. (Dekan FHK UM)

Sistem perlindungan data anak dan orang tua diterapkan secara ketat. Akses CCTV dengan sistem terenkripsi hanya dapat dipantau oleh orang tua dan pengawas. Pengelola juga menyediakan ruang khusus untuk anak berganti pakaian di luar jangkauan kamera. Dokumentasi kegiatan anak tidak disebarluaskan ke publik, hanya dilaporkan kepada orang tua sebagai bagian evaluasi harian.

“Kami berkomitmen menjaga keamanan data dan privasi anak-anak, termasuk dengan prosedur ruang ganti dan pelaporan harian khusus untuk orang tua,” tegas Bety.

Dari sisi evaluasi keberhasilan, Daycare Ananda Mulia menerapkan pengukuran ganda. Di aspek akademik, ketercapaian kompetensi mahasiswa tercatat dalam logbook praktikum dan portofolio. Sementara di sisi layanan, survei kepuasan orang tua dilakukan tiap semester dan menjadi bagian dari akreditasi lembaga.

Selain fungsi layanan pengasuhan, Daycare juga menjadi living lab untuk riset Prodi PG-PAUD. Riset ini mencakup studi perkembangan anak, pengembangan model asesmen dan stimulasi inovatif, hingga uji coba teknologi edukasi seperti IoT sensorik dan media pembelajaran inklusi. Prodi juga memperluas kerja sama eksternal dengan Dinas Pendidikan, HIMPAUDI, IGTKI, SPS, BKPAKSI, dan membuka peluang dukungan industri untuk alat permainan edukatif (APE) dan media pembelajaran.

Sri Purwanti, S.Pd., M.Pd. (Wakil Dekan FHK UM)

Dalam pendiriannya, Daycare Ananda Mulia lahir melalui peran strategis Wakil Dekan Fakultas Humaniora dan Kesehatan (FHK), Sri Purwanti, M.Pd., yang mengurus perizinan lembaga ke Dinas Pendidikan. Sebagai mantan Kepala Seksi PAUD Dinas Pendidikan Kota Balikpapan, Purwanti memanfaatkan jejaring dan pengalamannya untuk memastikan izin berjalan lancar. Dr. Mada Aditia Wardhana, M.M., Dekan FHK, menyusun kebijakan dan memfasilitasi sinergi teknis-operasional antara Prodi PG-PAUD dan Yayasan Airlangga. Nama Daycare Ananda Mulia sendiri diberikan langsung oleh Direktur Eksekutif Yayasan Airlangga, Dr. Agung Sakti Pribadi, M.H.

Saat ini, lokasi operasional Daycare berada di Laboratorium PAUD Jalan Pupuk dengan skema transit. Anak-anak diantar ke Kantor FHK, disediakan ruang tidur, kemudian diantar ke Lab PAUD. Setelah tiga bulan, Daycare akan pindah ke gedung permanen di area belakang Ballroom Cheng Hoo, Kampus Universitas Mulia.

Dengan hadirnya Daycare Ananda Mulia, Universitas Mulia memperkuat komitmen sebagai kampus ramah keluarga sekaligus mencetak pendidik PAUD yang terampil, adaptif, dan siap terjun ke masyarakat.

Humas UM (YMN)

“Melibatkan Ketua RT menjadi cara kami menjawab keraguan publik, karena RT berada di garis terdepan dan paling memahami kondisi ekonomi warganya. Subsidi Rp5 juta per semester jelas meringankan beban orang tua mahasiswa, namun penting agar masyarakat betul-betul memahami cara memanfaatkan Gratis Pol secara tepat. Lewat jalur rekomendasi RT, warga kurang mampu dapat menempuh kuliah tanpa terbebani uang gedung, sehingga manfaat program ini benar-benar maksimal sebagai Gratis Pol Plus.”Dr. Agung Sakti Pribadi, S.H., M.H. (Direktur Eksekutif BPH Yayasan Airlangga)

Dr. Agung Sakti Pribadi menyampaikan sambutan pada kegiatan sosialisasi Beasiswa Gratis Pol di Ball Room Cheng Hoo, Universitas Mulia.

Humas Universitas Mulia, 15 Juli 2025— Program Beasiswa Gratis Pol dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur membawa manfaat nyata bagi warga yang ingin kuliah, terutama keluarga dengan keterbatasan ekonomi. Hal ini disampaikan Direktur Eksekutif BPH Yayasan Airlangga, Dr. Agung Sakti Pribadi, S.H., M.H., saat menjelaskan alasan strategis di balik keterlibatan Universitas Mulia dalam sosialisasi program tersebut ke seluruh Ketua RT se-Kota Balikpapan.

Menurutnya, subsidi biaya kuliah sebesar Rp5 juta per semester selama delapan semester untuk jenjang sarjana sangat meringankan beban orang tua mahasiswa baru. Namun, di masyarakat masih muncul anggapan keliru bahwa program Gratis Pol bersifat politis atau seluruh biaya kuliah ditanggung penuh tanpa syarat. Karena itu, Universitas Mulia bersama Yayasan Airlangga memutuskan menjembatani informasi secara langsung melalui Ketua RT.

Suasana peserta sosialisasi yang dihadiri Ketua RT dari seluruh kecamatan se-Kota Balikpapan.

“Dengan mengundang Ketua RT, kami ingin menepis keraguan di masyarakat. RT adalah ujung tombak di lingkungan, mereka paling memahami kondisi ekonomi warganya,” kata Dr. Agung.

Yayasan Airlangga juga memperkenalkan skema Rekomendasi RT. Warga yang ingin kuliah melalui jalur ini bisa mendapatkan keringanan biaya seperti penghapusan uang gedung. “RT diberikan kewenangan merekomendasikan warganya agar tepat sasaran,” tambahnya.

Para narasumber berdiskusi dalam sesi talkshow di Ballroom Cheng Ho0 Universitas Mulia.

Ia menjelaskan, tantangan di lapangan masih seputar pemahaman istilah “Gratis Pol”. Tidak sedikit yang mengira semua biaya akan digratiskan. Padahal, subsidi hanya untuk UKT atau SPP. Jika ada selisih dari total biaya, mahasiswa tetap menanggung kekurangannya. Misalnya, UKT Program Studi Manajemen Universitas Mulia sebesar Rp7 juta, maka subsidi Rp5 juta akan mengurangi beban, sisanya dibayar mahasiswa.

Dr. Agung Sakti Pribadi memaparkan teknis Program Gratis Pol Plus di hadapan para Ketua RT.

Untuk jalur Rekomendasi RT, Yayasan Airlangga menyediakan kuota seratus mahasiswa. Kuota ini diprioritaskan bagi keluarga kurang mampu dengan surat rekomendasi RT setempat. Menurut Dr. Agung, melalui pertemuan tatap muka di tingkat RT, Universitas Mulia membangun sinergi dengan Pemerintah Provinsi Kaltim sekaligus Pemkot Balikpapan agar program ini dipahami dengan benar.

Sosialisasi juga dilakukan melalui sekolah-sekolah dengan menjalin komunikasi bersama guru Bimbingan Konseling dan kepala sekolah. Namun, Ketua RT tetap menjadi jalur yang dinilai paling efektif untuk menjangkau warga yang membutuhkan.

Sejak awal, Universitas Mulia menjadi salah satu perguruan tinggi pertama yang aktif menginformasikan Gratis Pol ke publik, termasuk memasang spanduk dan banner di beberapa titik kota. Dr. Agung menyebut, informasi yang benar sangat penting agar warga memanfaatkan bantuan ini sesuai peruntukannya.

Para narasumber berdiskusi dalam sesi talkshow di Ballroom Cheng Ho Universitas Mulia.

Dari sisi kesiapan, Dr. Agung memastikan Universitas Mulia memiliki sumber daya dan fasilitas memadai. Kampus menyediakan dua belas program studi, di antaranya Program Studi Komputer di Fakultas Ilmu Komputer (FIKOM) yang sejak dulu menjadi daya tarik utama. Lulusan FIKOM Universitas Mulia telah bekerja di berbagai daerah, tidak hanya di Kalimantan, tetapi juga di Pulau Jawa. Beberapa program studi seperti Farmasi juga dilengkapi laboratorium khusus.

Agar mahasiswa penerima subsidi bisa menyelesaikan studi sesuai waktu, kurikulum Universitas Mulia dirancang mendukung penyelesaian empat tahun. Jika terdapat mata kuliah yang belum tuntas, mahasiswa dapat mengikuti semester pendek tanpa mengganggu durasi studi.

Dr. Agung juga mencatat, sambutan para Ketua RT di Balikpapan di luar perkiraan. Antusiasme mereka tinggi karena Universitas Mulia memberikan skema jalur rekomendasi yang memperluas manfaat Gratis Pol.

“Ketua RT sangat antusias karena kampus UM memberikan berbagai kemudahan dan keringanan biaya. Dengan jalur Rekomendasi RT, program Gratis Pol bisa menjadi Gratis Pol Plus,” tegasnya.

Humas UM (YMN)

Humas Universitas Mulia, 15 Juli 2025 — Mahasiswa Program Studi Sistem Informasi Universitas Mulia, Gray Hansen Limantoro, menyerahkan karya ilmiahnya berjudul The Existence of Time ke Perpustakaan Universitas Mulia. Penyerahan ini menjadi salah satu bentuk nyata kontribusi mahasiswa dalam pengembangan literasi akademik di lingkungan kampus.

Gray menjelaskan, tema The Existence of Time lahir dari pertanyaan mendasar: “Apa itu waktu?” Menurutnya, satu perubahan peristiwa kecil dapat menghasilkan perubahan besar dan jangka panjang. “Setiap peristiwa saling berkaitan satu dengan lainnya, baik masa lalu, masa kini, maupun masa depan,” jelasnya melalui analogi sederhana tentang perubahan aktivitas kerja ketika kondisi cuaca tiba-tiba berubah.

Gray menilai kajian tentang waktu penting dibawa ke ranah Sistem Informasi karena teknologi masa kini telah memasuki era di mana prediksi masa depan berbasis data menjadi keniscayaan.

“Sistem informasi memiliki tools untuk memprediksi masa depan, misalnya data mining yang digunakan untuk memproyeksikan penjualan satu tahun ke depan. Ini membuktikan bahwa masa depan dapat diprediksi jika peristiwa acak tidak mengubah alur kejadian secara drastis,” ungkapnya.

Ia menekankan bahwa konsep The Existence of Time juga mengangkat gagasan hukum kausalitas waktu yang ia rumuskan selama proses penelitiannya.

“Hukum ini menyatakan bahwa setiap masa pada waktu saling terhubung: masa depan adalah hasil konsekuensi oleh masa lalu dan masa kini,” jelas Gray.

Proses penulisan karya tersebut memakan waktu satu tahun lima bulan. Gray bercerita bahwa penelitian ini dilakukan di sela kesibukan skripsi dan aktivitas organisasi. “Saya tidak lagi menghitung waktu penelitian dalam bentuk hari, tetapi jam-menit-detik,” ujarnya. Tantangan terbesarnya adalah membongkar berbagai teori yang kontradiktif. “Semakin dalam saya menggali, semakin terasa bahwa waktu terlalu susah dipahami,” katanya.

Selama penelitian, ia memanfaatkan fasilitas kampus. “Universitas Mulia sangat mendukung, seperti lab multimedia yang saya gunakan untuk mengembangkan teori dan mengkaji literatur. Dosen-dosen juga ramah dan mau berbagi pandangan,” tambah Gray.

Penyerahan karya ilmiah ke perpustakaan dilakukan sebagai bentuk apresiasi Gray kepada kampus. “Saya berharap Universitas Mulia ke depan mampu terus menerima ide sekecil apa pun, karena segala sesuatu yang besar dimulai dari satu langkah kecil, seperti pertanyaan: apa itu waktu?” ungkapnya. Ia juga menargetkan publikasi lanjutan melalui jurnal ilmiah yang lebih luas.

Ke depan, Gray tengah fokus pada skripsinya yang mengangkat tema penggunaan metode GDLC tools dalam pengembangan media arsitektural sebagai arena permainan yang dilengkapi dengan tipografi Jepang sebagai media edukasi. Ia berpesan kepada mahasiswa lain agar tidak ragu menulis dan meneliti. “Pertanyaan kecil Anda bisa menjadi ide luar biasa yang dapat melengkapi dunia akademis. Bertanya, mencari, dan menulis adalah budaya dasar untuk melatih kemampuan berpikir kritis,” pesannya.

Kepala Bagian Kemahasiswaan dan Alumni, Riski Zulkarnain, mengapresiasi capaian Gray. Menurutnya, Gray menunjukkan kualitas berpikir kritis mendalam yang membedakan dirinya dengan mahasiswa pada umumnya. “Gray ini adalah mahasiswa pekerja keras dan pemikir ulung. Sebagai mantan Ketua HIMA SI, ia berhasil menjembatani gap antara teori akademis dan aplikasi praktis,” ujarnya.

Lebih lanjut, Riski menjelaskan bahwa kampus berkomitmen agar karya ilmiah mahasiswa tidak berhenti hanya di rak perpustakaan. “Kampus mengambil langkah progresif untuk memastikan karya mahasiswa menjadi kontribusi nyata bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan masyarakat,” tegasnya.

Ia juga memaparkan rencana penguatan gerakan literasi melalui pembentukan komunitas literasi di setiap fakultas. “Dapat dibentuk UKM seperti LKIM Pena, yang berfungsi sebagai wadah pengembangan literasi, penelitian, dan publikasi. Didukung dengan kompetisi rutin serta sistem mentorship untuk menciptakan tradisi akademik yang kuat,” jelas Riski.

Gray sendiri berharap pengembangan koleksi literasi Universitas Mulia semakin variatif. “Saya berharap tidak hanya menampilkan koleksi dari prodi di Universitas Mulia, tetapi juga variasi buku ilmiah dari luar rumpun keilmuwan agar mahasiswa bisa berkreasi lebih luas,” pungkasnya.

Humas UM (YMN)

Humas Universitas Mulia, 10 Juli 2025— Universitas Mulia melalui Fakultas Ilmu Komputer (FIKOM) mendorong perluasan akses dan pemerataan teknologi kecerdasan buatan (AI) di wilayah Indonesia Timur, khususnya Kalimantan. Langkah ini terwujud melalui kolaborasi strategis dengan NVIDIA Indonesia, pemain global teknologi AI, serta Bitracom Informatika sebagai mitra lokal.

Dekan FIKOM, Bapak Djumadi, S.Kom., M.Kom., memaknai kemitraan tersebut sebagai strategi berani untuk menjembatani kesenjangan digital antara pusat dan daerah. Menurutnya, kehadiran NVIDIA dan Bitracom menjadi pintu masuk penting agar teknologi AI tidak hanya terkonsentrasi di Pulau Jawa, tetapi juga menjangkau institusi pendidikan yang memiliki semangat untuk maju bersama.

Urgensi kolaborasi ini lahir dari kesadaran bahwa transformasi digital, khususnya AI, tidak dapat lagi ditunda. Bagi FIKOM UM, menggandeng mitra sekelas NVIDIA bukan sekadar kebanggaan, melainkan kebutuhan agar universitas dapat berperan sebagai pusat distribusi kompetensi digital yang kredibel di tingkat global.

“Kami ingin mahasiswa tidak hanya menjadi pengguna teknologi, tetapi juga kontributor di dalamnya,” jelasnya.

Dalam kegiatan sosialisasi teknologi AI yang telah dilaksanakan, Djumadi menekankan pentingnya perubahan paradigma di kalangan sivitas akademika. Menurutnya, AI bukan hanya alat bantu, tetapi juga sistem kecerdasan yang menuntut pola pikir adaptif dan keberanian untuk bereksperimen. Hal ini sejalan dengan dorongan agar dosen dan mahasiswa tidak berhenti pada literasi teknologi semata, melainkan juga mengasah kemampuan berpikir kritis dan kreatif.

Optimisme juga terlihat pada kesiapan mahasiswa dan dosen Universitas Mulia dalam mengadopsi teknologi AI. Djumadi menilai antusiasme mahasiswa FIKOM terhadap teknologi baru cukup tinggi. Sementara itu, para dosen terus meningkatkan kapasitas melalui pelatihan, sertifikasi, dan riset kolaboratif. Dukungan ekosistem dan infrastruktur menjadi hal yang akan terus diperkuat melalui kolaborasi ini.

Ke depan, berbagai rencana tindak lanjut telah disiapkan. FIKOM UM akan menginisiasi seminar AI, membangun AI Sandbox Lab berbasis proyek di website fakultas, serta menjajaki program magang virtual bersama NVIDIA. Selain itu, akses ke sumber daya GPU dan peluang inkubasi startup berbasis AI untuk menjawab persoalan lokal seperti pertanian, perikanan, dan kebencanaan juga tengah dipersiapkan.

Meskipun demikian, Djumadi mengakui masih ada tantangan yang dihadapi perguruan tinggi daerah, mulai dari keterbatasan akses teknologi mutakhir, literasi digital yang belum merata, hingga kebutuhan kemitraan strategis yang berkelanjutan. Ia menilai sinergi dengan industri global seperti NVIDIA adalah salah satu cara efektif untuk melompati hambatan tersebut.

Untuk memastikan manfaat kolaborasi dapat dirasakan lintas program studi, FIKOM UM berkomitmen mengintegrasikan materi AI ke dalam kurikulum di berbagai prodi, mulai dari Informatika, Sistem Informasi, Teknologi Informasi, hingga Desain Komunikasi Visual. Model pembelajaran berbasis proyek lintas disiplin akan dioptimalkan agar mahasiswa memiliki pengalaman nyata dalam memanfaatkan AI untuk memecahkan masalah riil.

Di akhir pernyataannya, Djumadi berpesan kepada generasi muda untuk tidak ragu terjun ke dunia AI. Menurutnya, AI bukan ranah eksklusif, melainkan ruang terbuka bagi siapa saja yang memiliki rasa ingin tahu dan keberanian bereksperimen.

“Keberanian bereksperimen dan kecepatan belajar jauh lebih penting daripada sekadar nilai akademik,” ujarnya.

Saat ini Universitas Mulia juga tengah menjajaki peluang kerja sama lebih luas, termasuk pengembangan laboratorium berbasis GPU, integrasi sertifikasi industri AI, serta dukungan komputasi awan bagi riset mahasiswa. Djumadi berharap Universitas Mulia dapat berperan sebagai sentra pertumbuhan talenta AI di Indonesia Timur, sekaligus penggerak inovasi digital yang inklusif dan aplikatif.

Humas UM (YMN)

 

Humas Universitas Mulia, 2 Juli 2025— Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Mulia menegaskan keseriusannya dalam meningkatkan kualitas dan relevansi hibah penelitian serta pengabdian kepada masyarakat untuk Tahun Anggaran 2025. Komitmen tersebut ditegaskan melalui berbagai langkah strategis yang diungkapkan dalam sosialisasi teknis hibah DIPA LPPM.

Dalam upaya memastikan proposal hibah benar-benar relevan dengan roadmap riset Universitas Mulia, LPPM telah menyiapkan indikator penilaian yang lebih ketat. Proses evaluasi dilakukan melalui mekanisme desk evaluation dan peer review agar setiap proposal tidak sekadar menjadi formalitas, tetapi mampu mendukung arah riset universitas secara strategis.

Selain aspek seleksi, LPPM juga memfokuskan perhatian pada kualitas luaran. Tidak hanya mendorong peningkatan kuantitas proposal, lembaga ini berupaya memastikan setiap penelitian dan pengabdian menghasilkan publikasi bereputasi dan inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat. Beberapa langkah konkret yang dijalankan meliputi sosialisasi dan workshop penyusunan proposal bermutu, pendampingan proposal secara intensif, sinkronisasi dengan roadmap riset, skema insentif berbasis luaran, serta monitoring dan evaluasi berkelanjutan.

Untuk menjamin transparansi dan akuntabilitas, proses seleksi hibah di Universitas Mulia dilaksanakan dengan prosedur tertulis, penilaian terbuka yang terdokumentasi, double peer review, penyimpanan bukti penilaian, rapat pleno penetapan proposal terbaik, hingga pengumuman secara terbuka. Mekanisme ini diharapkan dapat mencegah bias maupun dominasi kelompok tertentu dalam pembagian dana penelitian dan pengabdian.

LPPM juga menaruh perhatian serius pada keberlanjutan dampak pengabdian kepada masyarakat. Proposal disusun berbasis indikator outcome, didukung pendampingan berkelanjutan serta monitoring lapangan, sehingga kegiatan pengabdian tidak berhenti pada laporan administratif, tetapi menghasilkan perubahan sosial yang terukur.

Dalam konteks hilirisasi, LPPM membuka jalur penghubung agar hasil penelitian dapat ditindaklanjuti ke skema hibah eksternal, paten, hingga kemitraan industri. Pendekatan ini dilaksanakan melalui pendampingan proposal eksternal, proses pendaftaran hak paten, perluasan jejaring industri, dan program inkubasi inovasi.

Adapun dari sisi kontribusi terhadap institusi, capaian hibah penelitian dan pengabdian di Universitas Mulia ditargetkan dapat memberikan dampak langsung pada reputasi akademik sekaligus mendongkrak skor akreditasi di tingkat nasional maupun internasional. Hal ini diwujudkan melalui kontribusi pada indikator publikasi ilmiah, perolehan Hak Kekayaan Intelektual (HKI), pengabdian masyarakat yang berdampak, keterlibatan mahasiswa, serta penguatan kerja sama eksternal.

Dengan langkah-langkah ini, LPPM Universitas Mulia menegaskan peran sentralnya dalam mengawal kualitas riset dan pengabdian, sekaligus mengoptimalkan dampaknya bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan pemberdayaan masyarakat.

Humas UM (YMN)

Humas Universitas Mulia, 2 Juli 2025— Sebagai wujud nyata komitmen Universitas Mulia terhadap keberlanjutan ekosistem dan pembangunan usaha yang selaras dengan alam, Inkubator Bisnis UM di bawah kepemimpinan Dr. Linda Fauziyah Ariyani, S.Pd., M.Pd. kembali menghadirkan sebuah agenda penting bertajuk “The Future is Green.” Webinar ini diangkat dari kesadaran mendalam akan semakin mendesaknya kebutuhan penerapan green business di tengah masyarakat dan dunia usaha.

Saat ini, kesadaran publik akan pentingnya hidup selaras dengan alam semakin tumbuh. Produk-produk ramah lingkungan makin diminati, bahkan pasarnya terbuka semakin lebar. Namun di sisi lain, masih banyak pelaku usaha yang belum memahami bagaimana semestinya green business dijalankan dengan benar. Di sinilah letak urgensi webinar ini — menjadi jembatan pengetahuan bagi mahasiswa, dosen, dan pelaku usaha di lingkungan Universitas Mulia untuk memahami prinsip green innovation dan penerapannya pada setiap lini aktivitas ekonomi.

Mengapa Mahasiswa dan Dosen Perlu Hadir?

Mahasiswa dan dosen memiliki peran vital dalam membangun generasi technopreneur masa depan. Adaptasi teknologi dan pengembangan produk ramah lingkungan merupakan kunci menjaga keberlangsungan usaha di masa mendatang. Webinar ini bukan sekadar diskusi konseptual, tetapi forum untuk menggali wawasan dari pakar dan praktisi yang relevan, sekaligus ajang bertukar gagasan tentang bagaimana green business dapat diterapkan dalam berbagai skala usaha.

Dengan menghadiri webinar ini, dosen akan memperoleh perspektif baru yang dapat diintegrasikan ke dalam pengajaran maupun riset di bidang keberlanjutan. Bagi mahasiswa, kesempatan ini menjadi pintu awal membangun ide bisnis inovatif yang tidak hanya mendatangkan profit, tetapi juga menjaga keseimbangan lingkungan.

Narasumber yang Berpengalaman dan Inspiratif

Kehadiran Dr. Ali Azwar sebagai narasumber menjadi nilai tambah yang tidak ternilai. Beliau adalah pakar energi terbarukan dan pelaku green business asal Maladewa dengan pengalaman hampir tiga dekade. Keahlian beliau lahir dari kombinasi antara pendidikan tinggi dan ketekunan membangun karir dari bawah, dengan semangat belajar yang konsisten dan dedikasi di bidang energi terbarukan dan bisnis hijau.

Dalam forum ini, Dr. Linda Fauziyah Ariyani, S.Pd., M.Pd. selaku Kepala Inkubator Bisnis UM akan bertindak sebagai moderator, memfasilitasi diskusi mendalam antara narasumber dan peserta. Kesempatan berinteraksi langsung dengan pakar sekaliber Dr. Ali Azwar di bawah moderasi akademisi yang berpengalaman akan membuka ruang inspirasi yang luas bagi seluruh peserta.

Langkah Awal untuk Inisiatif Hijau yang Berkelanjutan

Webinar “The Future is Green” juga menandai rangkaian inisiatif hijau Inkubator Bisnis UM ke depan. Melalui kegiatan ini, Universitas Mulia berkomitmen untuk turut menerapkan dan mengampanyekan green business sebagai solusi kehidupan berkelanjutan yang lebih baik.

Maka, ajakan ini patut direnungkan bersama. Kesadaran akan pentingnya keberlanjutan harus diikuti langkah nyata. Hadir dalam forum ini berarti menjadi bagian dari perubahan menuju masa depan yang lebih hijau. Mahasiswa, dosen, dan seluruh civitas akademika Universitas Mulia, mari bergabung, belajar, dan bertindak. Karena masa depan adalah hijau — the future is green.

Humas UM (YMN)

Humas Universitas Mulia, 1 Juli 2025 — BEM Universitas Mulia menunjukan komitmennya dalam membangun kontribusi mahasiswa di tingkat nasional dengan keikutsertaan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dalam Musyawarah Nasional (MUNAS) BEM Seluruh Indonesia (SI) XVIII yang digelar di Institut Pertanian Bogor (IPB).

Ketua BEM Universitas Mulia, Agung, hadir secara langsung mewakili kampus untuk mengambil peran strategis bersama ratusan perwakilan mahasiswa dari berbagai daerah di Indonesia. MUNAS BEM SI XVIII tahun ini mengusung tema “Menakar Arah, Menguji Janji: Revitalisasi Peran Mahasiswa dalam Menjaga Demokrasi, Keadilan Sosial, dan Pembangunan Kabinet Merah Putih.”

Dalam keterangannya, Agung menjelaskan bahwa forum MUNAS ini menjadi momentum penting untuk memperkuat eksistensi Universitas Mulia pada level nasional. “Dengan keterlibatan aktif kami, Universitas Mulia bukan hanya hadir sebagai peserta, tetapi juga sebagai bagian dari pengambil keputusan strategis gerakan mahasiswa Indonesia. Ini adalah bentuk positioning bahwa mahasiswa UM siap bersuara, berpikir kritis, dan berjejaring menjawab tantangan bangsa,” jelasnya.

Sejumlah isu krusial diangkat dalam forum tersebut, di antaranya akses pendidikan yang merata, digitalisasi kampus, ketimpangan pembangunan, isu lingkungan — khususnya tambang di Raja Ampat — hingga penguatan peran pemuda dalam demokrasi dan ekonomi berkelanjutan. Menurut Agung, isu-isu tersebut memiliki relevansi langsung dengan kondisi Universitas Mulia, terutama dalam mendukung transformasi digital, inklusi pendidikan, serta kesiapan mahasiswa menghadapi disrupsi teknologi. “Mahasiswa hari ini jangan hanya jadi penonton, tetapi harus aktif mengawal isu-isu strategis tersebut,” tambahnya.

Sebagai perwakilan kampus, Agung membawa tiga rekomendasi utama: pemerataan dukungan teknologi pendidikan di daerah, pentingnya kolaborasi strategis antar-BEM, serta penguatan literasi digital dan kebangsaan. “Balikpapan sebagai kota penyangga IKN harus siap dengan dukungan teknologi pendidikan yang merata. Kolaborasi antar-BEM juga menjadi kunci untuk mengawal isu daerah maupun nasional secara bersama-sama,” ujarnya.

Dalam menjawab dinamika gerakan mahasiswa di era digital, Agung menegaskan bahwa mahasiswa harus mampu bertransformasi menjadi aktor yang adaptif, inovatif, dan tetap kritis. “Gerakan mahasiswa tidak hanya turun ke jalan, tetapi juga harus mampu memengaruhi kebijakan melalui data, narasi, dan kampanye strategis di ruang digital,” tuturnya.

Selain itu, BEM UM juga memanfaatkan MUNAS ini untuk memperluas jejaring. Komunikasi aktif dilakukan dengan BEM dari Aceh, Sumatra, Balinusra, Kalimantan, Sulawesi, hingga Papua. Beberapa rencana tindak lanjut telah dirancang, di antaranya program pertukaran gagasan, RAKERNAS, kajian strategis antar-BEM, serta proyek kolaboratif advokasi isu lingkungan dan pendidikan di wilayah pinggiran.

Agung memastikan hasil MUNAS ini tidak akan berhenti pada forum seremonial semata. Resolusi nasional akan diintegrasikan ke dalam program kerja BEM UM melalui forum diskusi kebijakan publik, penguatan literasi digital, serta gerakan kampus hijau yang mendukung agenda pembangunan berkelanjutan.

“Kami juga memastikan aspirasi mahasiswa UM benar-benar terwakili melalui forum dengar pendapat sebelum keberangkatan. Aspirasi mahasiswa kami formulasikan sebagai isu prioritas, dan kami selalu terbuka menerima masukan selama forum berlangsung,” jelas Agung.

Tantangan terbesar yang dihadapi dalam forum nasional ini menurut Agung adalah bagaimana menyatukan keberagaman perspektif antar-BEM dari berbagai wilayah, terutama pada isu sensitif. Namun hal tersebut menjadi ruang pembelajaran dalam membangun konsolidasi gerakan mahasiswa yang solid dan bermakna.

Ia juga menegaskan bahwa BEM idealnya tidak hanya menjadi corong aspirasi internal kampus, tetapi juga motor penggerak perubahan sosial-politik. “Mahasiswa memiliki keistimewaan untuk berpikir bebas, kritis, dan idealis. BEM harus bisa menjembatani kepentingan mahasiswa dengan realitas kebijakan publik,” ujarnya.

Menutup keterangannya, Agung berpesan kepada mahasiswa Universitas Mulia untuk bangga dan terus mendukung kiprah BEM UM di tingkat nasional. “Partisipasi di MUNAS BEM SI ini adalah langkah awal marwah kampus dan value BEM UM terbranding secara nasional. Walau periode ini adalah periode pertama BEM UM, kami berkomitmen penuh membuka gerbong aliansi BEM dari kota, regional, hingga nasional. Semoga kepengurusan berikutnya dapat melanjutkan dan memperkuat pondasi ini dengan semangat berembuk, beraksi, bermanfaat, dan berdampak bagi mahasiswa serta masyarakat,” pungkasnya.

Musyawarah Nasional BEM SI XVIII merupakan forum musyawarah tertinggi BEM Seluruh Indonesia. Tahun ini, Institut Pertanian Bogor didaulat sebagai tuan rumah dengan menghadirkan sejumlah tokoh nasional di antaranya Menteri Pertanian Dr. Ir. H. Andi Amran Sulaiman, M.P., Menteri Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi Prof. Brian Yuliarto, Ph.D., Sekjen Kementerian ESDM, Anggota DPR RI Komisi IV Prof. Dr. Ir. H. Rakhmin Dahuri, M.S., Bupati Bogor Rudy Susmanto, S.Si., serta Rektor IPB University Prof. Dr. Arif Satria, S.P., M.Si.

Humas UM (YMN)

“Sehebat apa pun proposal Kosabangsa disusun, tanpa pendamping yang hadir penuh, program hanya akan berhenti di rencana — bukan di hasil nyata. Pendamping bukan sekadar pengawas, tetapi ruh yang menjaga program tetap hidup di lapangan, menjembatani gagasan dan realitas. Sebab pada akhirnya, kualitas pendampinglah yang menentukan seberapa jauh program memberi dampak; tanpa integritas dan kepedulian, pendamping hanya akan menjadi formalitas yang kehilangan makna.”
— Prof. Dr. Ir. H. Muhammad Ahsin Rifa’i, M.Si.

Humas Universitas Mulia, 30 Juni 2025 — Rektor Universitas Mulia, Prof. Dr. Ir. H. Muhammad Ahsin Rifa’i, M.Si., menekankan pentingnya peran pendamping dalam mendukung kelancaran pelaksanaan Program Kosabangsa. Hal tersebut disampaikan dalam sesi “Panduan Pendamping Kosabangsa 2025” yang diikuti para dosen dan mitra pendamping di lingkungan Universitas Mulia.

Dalam paparannya, Prof. Ahsin menyoroti bahwa pendamping bukan hanya bertugas mengawasi, tetapi juga berperan sebagai penghubung, fasilitator, sekaligus katalisator agar program Kosabangsa dapat berjalan optimal di lapangan.

Beliau menjelaskan, pendamping harus memahami betul isi proposal, tujuan program, serta dinamika mitra di daerah. Dengan demikian, pendamping dapat membantu memastikan implementasi di lapangan tetap sesuai rencana dan sasaran luaran dapat dicapai.

“Jangan sampai pendamping hanya hadir di atas kertas. Mereka harus hadir mendampingi proses, memecahkan masalah, dan menjadi jembatan komunikasi antara tim pelaksana, mitra, dan pemerintah daerah,” ujar Prof. Ahsin.

Lebih lanjut, beliau juga menekankan pentingnya integritas dan profesionalisme para pendamping. Menurutnya, keberhasilan program Kosabangsa sangat bergantung pada kualitas pendampingan di setiap tahap pelaksanaan.

Beliau mendorong para dosen untuk berperan aktif menjadi pendamping yang responsif, adaptif, dan solutif. Dengan demikian, program yang dijalankan tidak hanya bersifat formalitas, tetapi benar-benar berdampak nyata pada mitra dan masyarakat.

Melalui panduan ini, Prof. Ahsin berharap para pendamping Kosabangsa di Universitas Mulia dapat menjadi motor penggerak keberhasilan program sekaligus agen penguatan sinergi antara kampus, mitra, dan pemerintah daerah.

Humas UM (YMN)