Tag Archive for: Inkubator Bisnis

Suasana Pasar Pagi Mulia pada hari Sabtu (22/2) pagi. Foto: Vio/Media Kreatif

Menghidupkan Kampus dengan UMKM, Silaturahmi, dan Pemberdayaan Masyarakat

UM – Suasana di Kampus Universitas Mulia Sabtu pagi (22/2) tampak berbeda. Halaman parkir Gedung Putih dan Ballroom Cheng Ho berubah menjadi pusat keramaian, layaknya pasar tumpah.

Ratusan pengunjung, mulai dari mahasiswa, pelajar, guru, dosen, hingga warga sekitar, memadati Pasar Pagi Mulia, sebuah inisiatif yang menggabungkan semangat kewirausahaan, silaturahmi, dan penguatan komunitas kampus.

Kegiatan yang berlangsung di Kampus Utama Universitas Mulia, Jalan Letjen Zaini Azhar Maulani No. 9, Kelurahan Damai Bahagia, Balikpapan Selatan ini menghadirkan puluhan stand Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang menawarkan berbagai produk kuliner, fesyen, hingga kerajinan tangan.

Direktur Eksekutif Yayasan Airlangga, Dr. Agung Sakti Pribadi, menyambut antusias gelaran Pasar Pagi Mulia. Menurutnya, pasar ini bukan sekadar pasar biasa, melainkan wadah untuk memberdayakan masyarakat, khususnya kalangan mahasiswa dan pelajar.

Kegiatan ini luar biasa. Kita berada di pusat kota, dan kini ada pasar pagi di lingkungan kampus. Mahasiswa dan pelajar bisa beraktivitas di sini tanpa harus jauh-jauh mencari tempat untuk berkumpul. Di sini bisa menikmati kuliner, bertemu teman, bahkan berjejaring,” ujarnya.

Dr. Agung juga mengungkapkan rencana jangka panjang Yayasan Airlangga untuk menjadikan Pasar Pagi Mulia sebagai kegiatan rutin setiap akhir pekan.

Sabtu dan Minggu kampus biasanya sepi. Nah, sekarang kita hidupkan dengan kegiatan produktif. Insya Allah ini akan menjadi agenda tetap yang bermanfaat bagi mahasiswa, pelaku UMKM, dan masyarakat sekitar,” tambahnya.

Rektor: Silaturahmi, Pemberdayaan UMKM, dan Promosi Kampus

Senada, Rektor Universitas Mulia, Prof. Dr. Muhammad Ahsin Rifa’i, menuturkan bahwa Pasar Pagi Mulia merupakan bagian dari rangkaian rapat kerja (raker) yang digelar selama tiga hari, dengan dua hari pertama difokuskan pada pembahasan program kerja dan strategi pengembangan kampus.

Ini bagian dari upaya kami memberdayakan UMKM sekaligus memperkenalkan Universitas Mulia ke masyarakat Balikpapan. Kami ingin warga tahu bahwa kampus ini bukan sekadar tempat belajar, tetapi juga pusat aktivitas yang menyatukan pendidikan, kewirausahaan, dan kebersamaan,” jelasnya.

Prof. Ahsin menambahkan, silaturahmi juga menjadi tujuan utama acara ini, mengingat keterlibatan seluruh divisi di bawah Yayasan Airlangga. Sebagai bentuk apresiasi, yayasan membagikan voucher belanja yang dapat digunakan di seluruh stand.

Kami ingin semua yang hadir, baik mahasiswa, karyawan, maupun masyarakat umum, merasakan manfaat dari acara ini. Dengan voucher belanja, mereka bisa menikmati produk UMKM sambil mempererat kebersamaan,” katanya.

Rektor Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa'i bersama istri santap bareng jajanan kuliner bersama Direktur Eksekutif Yayasan Airlangga Dr. Agung Sakti Pribadi dan mantan Wali Kota Balikpapan H. Rizal Effendi. Foto: SA/Kontributor

Rektor Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i bersama istri santap bareng jajanan kuliner bersama Direktur Eksekutif Yayasan Airlangga Dr. Agung Sakti Pribadi dan mantan Wali Kota Balikpapan H. Rizal Effendi. Foto: SA/Kontributor

Rektor foto bersama Direktur Eksekutif Yayasan Airlangga, mantan Wali Kota Balikpapan, dan pimpinan kantor cabang Bank BNI di lokasi Pasar Pagi Mulia. Foto: Vio/Media Kreatif

Rektor foto bersama Direktur Eksekutif Yayasan Airlangga, mantan Wali Kota Balikpapan, dan pimpinan kantor cabang Bank BNI di lokasi Pasar Pagi Mulia. Foto: Vio/Media Kreatif

Suasana Pasar Pagi Mulia pada hari Sabtu (22/2) pagi. Foto: Vio/Media Kreatif

Suasana Pasar Pagi Mulia pada hari Sabtu (22/2) pagi. Foto: Vio/Media Kreatif

Ngobrol Santai Bareng Mantan Wali Kota

Keistimewaan Pasar Pagi Mulia semakin terasa dengan kehadiran mantan Wali Kota Balikpapan, Rizal Effendi, yang turut berkeliling menikmati suasana pasar bersama Rektor Prof. Ahsin dan Dr. Agung Sakti.

Bersama-sama bahkan sempat menikmati kuliner khas yang dijajakan di salah satu stand sambil berbincang santai, setelah berbelanja di stand yang ada.

Hal ini untuk menghidupkan kampus dan menghadirkan ruang baru yang bermanfaat, bukan hanya untuk mahasiswa, tetapi juga warga sekitar.

Tak hanya kalangan kampus, masyarakat sekitar, terutama dari Perumahan Posindo, turut memadati lokasi bersama keluarga. Anak-anak terlihat ceria menikmati jajanan, sementara orang tua berburu produk menarik yang disediakan.

Iqbal, pengelola Domain Universitas Mulia, selaku penggagas acara, berharap ke depan mengemas Pasar Pagi Mulia lebih menarik dengan tambahan kegiatan. Bisa jadi dalam bentuk workshop interaktif, pertunjukan seni, atau ajang kompetisi kreatif.

Kami ingin pasar ini menjadi ajang pemberdayaan yang berkelanjutan. Bukan sekadar tempat berjualan, tapi juga ruang belajar dan berjejaring,” ujar Iqbal.

Pasar Pagi Mulia di Universitas Mulia Balikpapan bukan sekadar pasar, melainkan platform yang menghubungkan pendidikan, ekonomi kreatif, dan silaturahmi sosial.

Melalui dukungan yayasan, acara ini diharapkan dapat terus menjadi ruang kolaborasi produktif bagi kampus, UMKM, dan masyarakat.

Semoga semangat ini terus terjaga, menginspirasi sivitas akademika, dan semakin memperkuat peran Universitas Mulia sebagai pusat pemberdayaan di Balikpapan,” tutup Prof. Ahsin.

Dengan semangat harmoni dan kolaborasi, Pasar Pagi Mulia kini siap menjadi ikon baru kampus yang hidup, kreatif, dan berdaya saing.

(SA/Kontributor)

Pasar Pagi Mulia yang digelar di halaman Gedung Cheng Ho, Jumat (21/2) siang. Foto: SA/Kontributor

Dari Kuliner Hingga Fashion, Serunya Universitas Mulia di Akhir Pekan

UM – Suasana di Kampus Universitas Mulia Balikpapan, tepatnya di halaman parkir Gedung Putih dan Ballroom Cheng Ho, mendadak ramai layaknya pasar tumpah, Jumat (21/2/2025) pagi. Ratusan pengunjung dari kalangan mahasiswa, siswa, hingga warga sekitar tampak antusias memadati area pasar bertajuk Pasar Pagi Mulia.

Puluhan stand Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang menjajakan beragam produk kuliner dan fashion menjadi daya tarik utama acara yang digelar di Jalan Letjen Zaini Azhar Maulani No. 9, Kelurahan Damai Bahagia, Balikpapan Selatan ini.

Saat media ini menyusuri stand kuliner, sebuah stand nasi ayam McDonald’s yang dipadukan dengan teh kotak dan es krim menarik perhatian.

Ayo, Pak. Beli saja, nanti saya yang bayar,” ujar Ibu Elly, seorang pejabat Yayasan Airlangga, sambil tersenyum ramah.

Tawaran traktiran tak terduga ini tentu disambut dengan gembira. Bak durian runtuh, paket nasi ayam lengkap dengan es krim pun berpindah tangan.

Tak hanya stand makanan cepat saji, Himpunan Mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer (HIMA FIKOM) juga membuka lapak. Namun, alih-alih produk teknologi, mereka justru menjual aneka kuliner.

“Wah, saya kira jualan aplikasi atau robot, ternyata kuliner,” canda media ini ketika mengunjungi lapaknya.

Salah seorang mahasiswa HIMA FIKOM menjelaskan bahwa mereka ingin mendalami dunia kewirausahaan dan mempelajari cara memasarkan produk secara langsung.

Pasar Pagi Mulia yang digelar di depan Gedung Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jumat (21/2) siang. Foto: SA/Kontributor

Pasar Pagi Mulia yang digelar di depan Gedung Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jumat (21/2) siang. Foto: SA/Kontributor

Stand produk fashion untuk generasi Z. Foto: SA/Kontributor

Stand produk fashion untuk generasi Z. Foto: SA/Kontributor

Stand kopi racikan di depan Gedung Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jumat (21/2) siang. Foto: SA/Kontributor

Stand kopi racikan di depan Gedung Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jumat (21/2) siang. Foto: SA/Kontributor

Penjaga stand McDonalds memamerkan paket nasi ayam unggulannya. Foto: SA/Kontributor

Penjaga stand McDonalds memamerkan paket nasi ayam unggulannya. Foto: SA/Kontributor

Tak hanya kuliner, Pasar Pagi Mulia juga menghadirkan stand fashion yang menawarkan pakaian kekinian, khususnya untuk generasi Z. Produk-produk ini dijual dalam jumlah terbatas, menjadikannya incaran pengunjung muda yang ingin tampil beda.

Menurut Iqbal dan Yufi, pengelola Domain Universitas Mulia sekaligus inisiator acara, Pasar Pagi Mulia tidak sekadar pasar biasa.

Acara yang berlangsung hingga hari Minggu (23/2) ini menghadirkan serangkaian kegiatan menarik, mulai dari pasar kuliner dan UMKM dengan harga terjangkau dan pertunjukan seni komunitas lokal.

Acara ini bukan hanya tentang belanja, tapi juga tentang pemberdayaan UMKM, jejaring komunitas, dan edukasi kewirausahaan bagi generasi muda,” jelas Iqbal.

Tak heran, informasi tentang Pasar Pagi Mulia menyebar luas, termasuk ke warga sekitar kampus, seperti di Perumahan Posindo yang berada di belakang Universitas Mulia.

Mulai jam berapa acaranya?” tanya seorang warga melalui WhatsApp.

Panitia menjelaskan bahwa Pasar Pagi Mulia dibuka mulai pukul 08.00 hingga 18.00 WITA setiap harinya selama pasar berlangsung.

Bagi yang penasaran dan ingin tahu lebih banyak, panitia juga mengimbau untuk mengikuti akun Instagram resmi @pasarpagimulia guna mendapatkan update terbaru seputar acara.

Dengan semangat kolaborasi dan pemberdayaan UMKM, Pasar Pagi Mulia menjadi wadah produktif bagi mahasiswa, pelaku usaha lokal, dan masyarakat untuk belajar, berjejaring, dan berbelanja sambil menikmati akhir pekan.

Jangan lupa ajak keluarga, sahabat, dan tetangga. Siapa tahu, seperti saya, Anda juga beruntung dapat traktiran!

(SA/Kontributor)

Foto bersama sebagian peserta Pra Raker Universitas Mulia bersama Rektor dan Direktur Eksekutif Yayasan Airlangga. Foto: Media Kreatif

Juga Digelar Bazar Produk Inovasi Binaan Inkubator Bisnis

UM – Universitas Mulia menggelar Pra Rapat Kerja di Ballroom Cheng Ho, Kamis (21/11). Dalam kesempatan ini, Rektor Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i, M.Si memperkenalkan visi baru Universitas Mulia bersama Roadmap menuju Global Technopreneur Campus di tahun 2045 Indonesia Emas.

Ditemui usai rapat yang berakhir sore hari, Rektor Prof. Muhammad Ahsin mengatakan rapat ini merupakan sarana brainstorming atau bertukar pikiran bersama seluruh unit yang ada.

Brainstorming dari unit-unit, mulai dari Dekan sampai UPT, kira-kira program apa yang harus dibuat yang inovatif. Saya memberikan arahan secara global, kemudian diturunkan ke dalam program-program,” tutur Rektor.

“Nah, hari ini kita sudah sampaikan di hadapan Yayasan sebagai bentuk tanggung jawab dan akuntabilitas. Setelah ini kita akan menggelar rapat lagi untuk menentukan program-program mana yang akan menjadi prioritas, sebelum dibawa ke keuangan,” tambahnya.

Ketika ditanya tentang mana yang kira-kira menjadi prioritas pada pelaksanaan rapat ini, Rektor mengungkapkan program yang terkait dengan capaian luaran dan capaian tridharma perguruan tinggi.

“Terutama, misalkan, di bidang pendidikan tentang prestasi mahasiswa. Kemudian yang kedua tentang lulus tepat waktu. Jadi, bagian yang harus kita lakukan di program ini,” terangnya.

Tetapi, menurut Rektor, yang juga menjadi perhatian saat ini adalah jabatan fungsional atau Jafung para tenaga pendidik, yang dinilai masih kurang dan sangat dibutuhkan saat ini. Setelah itu, rapat membahas tahapan kedua dari Roadmap.

“Nah, harusnya kita sudah membenahi kurikulum yang membahas OBE itu. Jadi, nanti itu yang paling penting, program studi menyelesaikan itu, kemudian diimplementasikan di tahun 2025,” harapnya.

Selebihnya, rapat membahas beberapa kebijakan yang dibuat oleh para Wakil Rektor untuk mendukung dan mewujudkan program-program tersebut.

Dalam kesempatan ini, Rektor memperkenalkan visi baru Universitas Mulia bersama sejumlah tonggak pencapaian pada Roadmap atau peta jalan menuju Indonesia Emas tahun 2045 mendatang.

Menurut Rektor, visi Universitas Mulia saat ini adalah menjadi perguruan tinggi yang unggul dan berwawasan global di bidang Technopreneurship pada tahun 2045.

Sejumlah harapan dan capaian untuk memenuhi standar pendidikan tinggi yang unggul pun diungkap, seperti masuk dalam daftar universitas terbaik tingkat Asia Pasifik.

Senada, Direktur Eksekutif Yayasan Airlangga Dr. Agung Sakti Pribadi, S.H., M.H mengatakan rapat saat ini membahas program-program unggulan dengan inovasi baru, yakni pengembangan inovasi pada program-program unggulan yang sudah ada.

“Kuncinya adalah inovasi, baik dari metodologi, pengembangan teknik, maupun pengembangan pendekatan keilmuan dan sebagainya untuk dikembangkan,” ujar Dr. Agung.

Dr. Agung berharap, seluruh program unggulan yang sudah dipaparkan, selanjutnya dibuat lebih detail agar lebih mudah ditemukan, adakah inovasi yang bisa diwujudkan agar program unggulan tersebut semakin baik.

Ia berharap, program prioritas saat ini fokus kepada mahasiswa dan program studi.

“Mahasiswa itu punya kompetensi sesuai dengan program studinya masing-masing. Jadi, mereka punya Surat Keterangan Pendamping Ijazah, punya portofolio, supaya dia percaya diri ketika dia lulus,” harapnya.

Dengan aktif dalam kegiatan di himpunan mahasiswa atau Hima, misalnya, atau Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), hal itu akan menjadi bagian dari portofolio mahasiswa.

Pengembangan diri hingga pengoptimalan portofolio mahasiswa inilah yang diharapkan diwujudkan sebagai bentuk inovasi program studi.

Direktur Eksekutif Yayasan Airlangga Dr. Agung Sakti Pribadi memimpin rapat bersama Rektor Prof. Muhammad Ahsin Rifa'i. Foto: Media Kreatif

Direktur Eksekutif Yayasan Airlangga Dr. Agung Sakti Pribadi memimpin rapat bersama Rektor Prof. Muhammad Ahsin Rifa’i. Foto: Media Kreatif

Roadmap atau peta jalan Universitas Mulia menuju perguruan tinggi unggul di tahun 2045 Indonesia Emas. Foto: Kontributor

Roadmap atau peta jalan Universitas Mulia menuju perguruan tinggi unggul di tahun 2045 Indonesia Emas. Foto: Kontributor

Visi baru Universitas Mulia yang diperkenalkan Rektor Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa'i pada Pra Raker, Kamis (21/11). Foto: Kontributor

Visi baru Universitas Mulia yang diperkenalkan Rektor Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i pada Pra Raker, Kamis (21/11). Foto: Kontributor

Direktur Eksekutif Yayasan Airlangga Dr. Agung Sakti Pribadi ikut membeli produk mahasiswa. Foto: Media Kreatif

Direktur Eksekutif Yayasan Airlangga Dr. Agung Sakti Pribadi ikut membeli produk mahasiswa. Foto: Media Kreatif

Tampak dosen ikut ikut membeli produk mahasiswa. Foto: Media Kreatif

Tampak dosen ikut ikut membeli produk mahasiswa. Foto: Media Kreatif

Bazar Produk Inovasi Inkubator Bisnis

Sementara itu, di halaman pintu masuk Aula Cheng Ho, sejumlah mahasiswa dari berbagai program studi memasarkan produk inovasinya.

Setidaknya, lebih dari 70 macam produk makanan dan minuman, herbal, dan teknologi yang merupakan produk spesial dari program studi Farmasi dan Informatika. Produk tersebut juga dipasarkan langsung oleh para mahasiswa program studi Manajemen dan program studi lainnya.

Ketika ditanya perihal kegiatan tersebut, Dr. Agung mengatakan sangat mendukung. Yayasan kemudian membagikan sejumlah voucher kepada masing-masing peserta rapat sebagai alat transaksi produk inovasi mahasiswa.

“Oh, itu bagus sekali. Sangat bagus. Itu menginspirasi juga. Nah, itu bibit wirausaha, entrepreneur yang harus didukung,” ujarnya.

Menurutnya, lewat kegiatan ini, mahasiswa bisa belajar menjadi entrepreneur lewat sarana yang disediakan oleh Inkubator Bisnis Universitas Mulia.

Entrepreneur sekarang ini, ketika dia diskusikan, dikembangkan, menjadi technopreneur dia,” ujarnya. Pasalnya, dengan memanfaatkan teknologi, mahasiswa bisa langsung belajar manajemen, pemasaran hingga penjualan.

“Orang pesan itu by handphone sekarang. Dan saya lihat produknya ada 70 item ya. Dan itu menarik, enak-enak, tinggal bagaimana memasarkan,” pungkasnya.

(SA/Kontributor)

Foto bersama saat penutupan ToF pada Sabtu (7/9). Foto: Istimewa

Berharap Lahir Wiramuda seperti Nadiem Makarim dan Sandiaga Uno

UM – Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Kemenpora RI) menyelenggarakan Training of Facilitator (ToF) Dosen Kewirausahaan di Hotel Sagita Horison Balikpapan selama tiga hari, mulai Kamis (5/9) sampai dengan Sabtu (7/9).

Dalam kesempatan ini, tiga orang dosen Universitas Mulia mendapat penugasan untuk mengikuti hingga selesai, antara lain Dr. Linda Fauziyah Ariyani, Istia Budi, S.T., M.M dan Subur Anugerah, S.T., M.Eng. Selengkapnya, kegiatan ini diikuti 45 orang dosen dari 22 perguruan tinggi di Kalimantan Timur.

Acara dibuka oleh Asisten Deputi Kewirausahaan Pemuda Kemenpora Dr. Ir. Hendro Wicaksono, M.Sc., Eng. Mengutip pernyataan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Dito Ariotedjo, Hendro mengatakan masa depan Indonesia yang cemerlang ada di tangan wirausaha muda, yang bermimpi dan bergerak untuk meraihnya.

“Bukan tidak mungkin kita bisa menjadi seperti Nadiem Makarim (Mendikbudristek) dan Sandiaga Uno (Menparekraf). Dengan begitu, Indonesia Emas 2045 bisa diwujudkan oleh pemimpin muda,” tutur Hendro.

Hendro mengatakan, ToF Dosen Kewirausahaan ini merupakan lanjutan dari program kuliah penumbuhan minat kewirausahaan pemuda yang digelar Kemenpora pada tahun sebelumnya. Program tersebut diikuti 14 ribu mahasiswa dari 37 kampus.

Namun, tambahnya, target penumbuhan minat kewirausahaan mahasiswa atau pemuda tersebut dinilai kurang menjangkau seluruh pemuda Indonesia yang berjumlah 64 juta.

“Atas dasar itu, pimpinan membuat inisiatif kegiatan Training of Facilitator untuk memberikan pelatihan kepada dosen kewirausahaan, yang kemudian meneruskan kepada mahasiswanya,” terang Hendro.

Hendro menerangkan, ToF bertujuan untuk meningkatkan kompetensi dosen atau tenaga kependidikan yang mengampu mata kuliah kewirausahaan. Diharapkan, dosen dapat memberikan bimbingan yang lebih efektif kepada mahasiswanya dalam mengembangkan jiwa kewirausahaan.

Selain itu, lanjutnya, ToF juga bertujuan menumbuhkan semangat kewirausahaan di kalangan mahasiswa. Dengan demikian, diharapkan para lulusan perguruan tinggi tidak hanya menguasai ilmu pengetahuan di bidang akademik saja, tetapi juga memiliki semangat dan kemampuan menjadi wirausahawan muda yang berhasil.

Di kesempatan lain, Hendro memaparkan, berdasarkan data yang diolah dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2022, kecenderungan Kegiatan Penduduk berumur 15 tahun ke atas menurut pendidikan tertinggi yang ditamatkan, terungkap paradigma baru lulusan pendidikan di Indonesia.

Berdasarkan data BPS terungkap, semakin tinggi tingkat pendidikan, semakin tinggi pula kecenderungan memilih untuk menjadi pegawai (76,55%). Sebaliknya, semakin rendah tingkat pendidikan, maka semakin tinggi kecenderungan memilih untuk berwirausaha.

Hendro berharap, melalui ToF Dosen Kewirausahaan, peran pengembangan kewirausahaan di kalangan pemuda bukan saja menjadi tanggung jawab pemerintah saja, melainkan juga tanggung jawab bersama dengan perguruan tinggi.

“Melalui kolaborasi ini, ekosistem kewirausahaan di Indonesia dapat tumbuh dengan lebih pesat, dan pada akhirnya mampu menghasilkan wiramuda yang tidak hanya sukses di tingkat nasional tetapi juga mampu bersaing di pasar global,” jelasnya.

Tiga orang dosen Universitas Mulia, dari kanan Subur Anugerah, Linda Fauziyah, Istia Budi, Dr. Hendro Wicaksono dan Founder Gue Girang Afiat Rasyid serta dua dosen lainnya. Foto: dok. Linda

Tiga orang dosen Universitas Mulia, dari kanan Subur Anugerah, Linda Fauziyah, Istia Budi, Dr. Hendro Wicaksono dan Founder Gue Girang Afiat Rasyid serta dua dosen lainnya. Foto: dok. Linda

Dosen Istia Budi (tiga dari kanan) foto bersama dengan narasumber Dr. Herawati, Afiat Rasyid, Kukuh Prasena dan Bastian serta anggota kelompok kerjanya. Foto: Istimewa

Dosen Istia Budi (tiga dari kanan) foto bersama dengan narasumber Dr. Herawati (tengah), Afiat Rasyid (dua dari kanan), Kukuh Indra Prasena (empat dari kiri) dan Bastian Saputra (paling kiri) serta dosen lainnya. Foto: Istimewa

Dr. Linda Fauziyah saat presentasi tugas. Foto: Panitia

Dr. Linda Fauziyah saat presentasi tugas. Foto: Panitia

Para peserta ToF sedang megerjakan tugas bersama Framework Inkubator Bisnis. Foto: Bastian

Para peserta ToF sedang mengerjakan tugas membuat Inkubator Bisnis menggunakan Framework. Foto: Bastian

Sementara itu, tampil sebagai narasumber dalam ToF Dosen Kewirausahaan di Balikpapan ini antara lain Dr. Susetya Herawati, S.T., M.Si, yang berprofesi sebagai dosen Universitas Krisnadwipayana dan penggiat kewirausahaan dan kebudayaan.

Kemudian Afiat Rasyid Rustamadji, pelaku usaha Gue Girang, yang memproduksi buah tangan khas Jakarta. Produk yang dihasilkan berupa karya unik dalam bidang fesyen dan kriya dengan menampilkan ikon-ikon Jakarta.

Narasumber berikutnya adalah Kukuh Indra Prasena, S.Si selaku Direktur tatainsan.org. Kemudian Bastian A Saputra, seorang wiramuda yang menjadi Direktur Eksekutif Perkumpulan Untuk Peningkatan Usaha Kecil (PUPUK) Bandung, Jawa Barat.

Selama mengikuti pelatihan, seluruh peserta dosen mendapatkan buku kerja (Workbook) bagi fasilitator. Buku kerja ini merupakan modul dasar pengayaan pengalaman kewirausahaan.

Adapun materi ToF setara dengan 30 jam pelatihan, meliputi konsep pengembangan ekosistem kewirausahaan, fondasi kurikulum kewirausahaan, Framework Bisnis UKM dan Bisnis Digital, perancangan kurikulum pendampingan wirausaha, Framework Inkubator Bisnis hingga gamifikasi pengembangan kewirausahaan.

Dr. Herawati, dalam salah satu pesannya mengucapkan terima kasih atas partisipasi para peserta. “Tetap semangat, mohon dapat dilengkapi lembar Workbook ToF dan semoga hasil ToF dapat lebih dikembangkan dan diimplementasikan di kampus dan masyarakat sekitar,” tuturnya.

Terpisah, Dr. Linda Fauziyah mengatakan ToF sangat menarik dan banyak memberi inspirasi terkait model pengembangan kewirausahaan di lingkungan kampus.

“Semoga perguruan tinggi semakin memahami pentingnya peran inkubator bisnis bagi mahasiswa dan dapat memberi perhatian lebih,” ujar Linda.

Sedangkan Istia Budi menambahkan, dirinya berharap ilmu yang telah didapatkan bisa implementasikan di kampus dan lingkungan sekitar.

“Inkubasi Bisnis Kampus UM bisa dioptimalkan sebaik mungkin agar muncul pengusaha hebat dari UM. Ilmunya bisa diterapkan di kurikulum kampus UM,” tutup Istia Budi.

(SA/Kontributor)

Sejumlah mahasiswa tertarik melihat salah satu stand UMKM di tengah rintik hujan. Foto: Kontributor

UM – Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Mulia bekerja sama dengan Bank CIMB Niaga menggelar bazar UMKM di Parkir Barat Kampus Cheng Ho, Jalan Letjen Zaini Azhar Maulani, Senin (29/4). Bazar dengan tema Kejar Mimpi Talks ini diikuti 29 Tenant yang terdaftar, baik dari para mahasiswa maupun UMKM di Balikpapan.

Dekan FEB Dr. Ivan Armawan mengatakan kegiatan ini merupakan bagian dalam rangka edukasi kepada para mahasiswa terkait dengan bisnis dan Entrepreneurship atau praktik kewirausahaan.

“Kebetulan CIMB Niaga memiliki program Kejar Mimpi, itu temanya,” ujarnya. Kejar Mimpi fokus mendukung masyarakat untuk berkembang di berbagai aspek dan untuk terus maju dalam mencapai keinginan dan mimpi-mimpinya.

“Kerja sama itu intinya adalah mereka memberikan edukasi kepada mahasiswa FEB. Kalau bisa ya kita berharap sekelas Universitas Mulia. Ada FHK, ada FIKOM, turut bergabung” tutur Ivan Armawan.

Dengan kerjasama ini pula, para tenant maupun pembeli mendapatkan dukungan dan keuntungan dengan melakukan transaksi dengan menggunakan QRIS dari Bank CIMB Niaga.

“Jadi, beberapa mahasiswa yang ikut di dalamnya melakukan kegiatan Entrepreneur-nya. Selain mahasiswa, siswa sekolah juga ikut dalam kegiatan,” terangnya.

Setidaknya, sekira 250 mahasiswa terlibat dalam kegiatan ini yang dibagi menjadi dua sesi, yakni mulai pukul 9.00 pagi hingga sore, kemudian dilanjutkan sore hingga pukul 10.00 malam. Mereka belajar tentang literasi keuangan digital dan sosial media digital.

Dukungan Program Kejar Mimpi Talks dari Bank CIMB Niaga. Foto: Kontributor

Dukungan Program Kejar Mimpi Talks dari Bank CIMB Niaga. Foto: Kontributor

Ibu Martha, salah seorang pelaku usaha UMKM Bakulan Nyaak dari Kec. Balikpapan Selatan menawarkan produknya. Foto: Kontributor

Ibu Martha, salah seorang pelaku usaha UMKM Bakulan Nyaak dari Kec. Balikpapan Selatan menawarkan produknya. Foto: Kontributor

Rinda dan Vika, dua orang amahasiswa semester 2 Prodi S1 Manajemen sedang bertugas menjaga stand Inkubator Bisnis. Foto: Kontributor

Rinda dan Vika, dua orang mahasiswa semester 2 Prodi S1 Manajemen sedang bertugas menjaga stand Inkubator Bisnis. Foto: Kontributor

Menurut Ivan, sepertiga dari keseluruhan tenant diisi oleh para mahasiswa dengan beberapa produk unggulan, diantaranya dari Program Studi S1 Farmasi dan Inkubator Bisnis.

Dari keseluruhan produk yang ditawarkan tenant mahasiswa, Ivan mengakui masih didominasi produk makanan. Sedangkan produk UMKM lebih bervariasi, di antaranya terdapat fashion, batik, dan makanan minuman.

Meski demikian, Ivan berharap dari kegiatan ini mahasiswa dapat belajar bagaimana praktik menjalankan bisnis di lapangan dan berhadapan langsung dengan pelaku usaha UMKM yang dikelola masyarakat umum.

“Ya, memang kalau kita bicara bisnis, caranya agar bagaimana produk kita bisa mudah terjual. Orang itu akan mengingat umumnya apa yang dimakan. Sehingga ketika melihat sebuah produk, langsung bisa dibeli,” ujar Ivan.

Dalam kegiatan bisnis tersebut, menurutnya, di satu sisi mencoba mendorong para mahasiswa dan pelaku usaha UMKM untuk mengangkat kegiatan atau event itu untuk memudahkan atau memperkenalkan produk-produknya.

“Di sisi yang lain, para mahasiswa juga belajar tentang praktik di lapangan, terutama mengimplementasikan teori, mereka akan mengetahui bahwa, oh disinilah letak-letak daripada strategi yang nanti mereka bisa lakukan ke depan,” terang Ivan.

Lebih lanjut, ia menambahkan, ketika banyak pilihan produk dan banyak kompetitor, para mahasiswa diharap bisa berpikir tentang strategi apa yang tepat untuk proses penjualan produk mereka.

Ketika ditanya harapannya, Ivan mengatakan, pertama, kegiatan ini menjadi sarana belajar para mahasiswa mengenal bagaimana dunia usaha pelaku usaha UMKM atau Entrepreneur pada umumnya.

Kedua, lanjutnya, para mahasiswa juga diharapkan akan belajar memahami produk yang sebenarnya yang lebih disukai oleh pasar atau tidak.

“Dan yang ketiga, yang paling penting adalah mereka sudah punya jiwa wirausahanya. Ya, menjaga usaha sehingga mereka berani untuk mengeksplor diri mereka, yang paling penting adalah mereka jadi lebih tahu,” tuturnya.

Dengan demikian, mahasiswa diharapkan akan mencoba lebih lanjut, apakah produknya akan dikembangkan atau akan dipasarkan atau mereka akan ikut event-event yang lain di kemudian hari.

“Jadi, lebih tepatnya fakultas atau prodi itu berusaha untuk bagaimana melakukan proses edukasi (Entrepreneurship) dengan caranya masing-masing, memperkenalkan produk mereka,” pungkasnya.

(SA/Kontributor)

Tim Usaha Rintisan (Startup) dan Inkubator Bisnis Unversitas Mulia ikut meramaikan Pameran Kewirausahaan Pemuda Pemula Kota Balikpapan yang digelar di Tennis Indoor Balikpapan, Jalan Letkol Pol Asnawi Arbain, Jumat (23/2). Foto: Istimewa

UM – Wirausaha Pemula (Startup) dan Inkubator Bisnis Universitas Mulia mengikuti Pameran Kewirausahaan Pemuda Pemula Kota Balikpapan yang digelar Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disporapar). Pameran berlangsung selama tiga hari, 23-25 Februari 2024, bertempat di Tennis Indoor Balikpapan, Jalan Letkol. Pol. HM Asnawi Arbain.

Kepala Disporapar C.I Ratih Kusuma mengatakan bahwa Disporapar terus berupaya mendorong para pemuda Kota Balikpapan untuk bergerak di bidang wirausaha secara mandiri.

“Kami ingin melihat kewirausahaan pemuda ini untuk bisa mandiri, produk yang dihasilkan bisa dipromosikan,” tuturnya, saat mendampingi Wali Kota Rahmad Mas’ud meresmikan Festival Olahraga Rekreasi Masyarakat (FORMAS) di Gedung Tennis, Jumat (23/2).

Seluruh kegiatan tersebut digelar sebagai bagian dari rangkaian kegiatan dalam rangka memeriahkan HUT ke-127 Kota Balikpapan. Pameran kewirausahaan sebanyak 30 tenant ini diikuti perguruan tinggi, OPD, organisasi olahraga dan kepemudaan serta organisasi disabilitas.

Salah seorang dosen pendamping Wuri Handayani bersama mahasiswa menjaga stand, Jumat (23/2) malam. Foto: SA/Kontributor

Salah seorang dosen pendamping Wuri Damayanti, S.Farm., M.Farm bersama mahasiswa menjaga stand, Jumat (23/2) malam. Foto: SA/Kontributor

Salah seorang mahasiswa promosi produk. Foto: SA/Kontributor

Salah seorang mahasiswa promosi produk. Foto: SA/Kontributor

Suasana Pameran Kewirausahaan Pemuda Pemula Kota Balikpapan, Jumat (23/2) malam di Tennis Indoor Balikpapan. Foto: SA/Kontributor

Suasana Pameran Kewirausahaan Pemuda Pemula Kota Balikpapan, Jumat (23/2) malam di
Tennis Indoor Balikpapan. Foto: SA/Kontributor

Panggung hiburan band lokal dengan penonton para remaja. Foto: SA/Kontributor

Panggung hiburan band lokal dengan penonton para remaja. Foto: SA/Kontributor

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Inkubator Bisnis Mundzir, S.Kom., M.T ketika ditemui di lokasi pameran, Jumat (23/2) malam, mengatakan bahwa dirinya bersama para dosen mengajak para mahasiswa yang telah bergerak di bidang wirausaha untuk terlibat.

“Kebetulan hari ini masih dalam rangka libur semester, belum ada aktivitas perkuliahan di kampus. Tapi para dosen dan mahasiswa ada yang sudah memiliki produk yang siap untuk dipromosikan dan dipasarkan, karena mereka memang sudah berwirausaha,” tutur Mundzir.

Ia kemudian menugaskan kepada tiga orang dosen untuk menjadi pembimbing mahasiswa mengisi stand atau tenda tenant.

Tiga orang dosen pendamping antara lain Dr. Linda Fauziyah Ariyani, S.Pd., M.Pd, Wuri Damayanti, S.Farm., M.Farm, dan Riski Zulkarnain, S.Pd., M.Pd. Para dosen bertugas mendampingi secara bergantian selama pameran berlangsung, mulai pukul 8.00 sampai dengan pukul 22.00 Wita.

Mundzir menerangkan setidaknya terdapat 20-30 macam produk yang siap dipasarkan para mahasiswa.

Tampak tenda Universitas Mulia, yang bersanding dengan Institut Teknologi Kalimantan (ITK), menyediakan ragam produk kuliner seperti jajanan, minuman herbal karya Prodi Farmasi, produk permainan karya Prodi Pendidikan Guru Anak Usia Dini (PGAUD).

“Ini juga ada Mie Pangsit buatan mahasiswa, ada juga jajanan salome produk mahasiswa Prodi Manajemen,” tutur Dr. Linda sambil menunjukkan contoh Mie Pangsit yang siap dijual.

Para mahasiswa yang terlibat berasal dari lintas program studi. Ada yang dari Prodi Manajemen, Hukum, PGAUD, hingga Farmasi yang membawa produk masing-masing.

Mereka tampak senang belajar bisnis dan wirausaha, mulai dari menciptakan produk, melakukan pengemasan, pemasaran, hingga melayani transaksi penjualan.

Tampak mahasiswa mencatat setiap transaksi penjualan dengan catatan manual dan menyimpan kumpulan uang ratusan ribu dalam sebuah dompet.

Mahasiswa juga menyediakan QRIS atau Quick Response Code Indonesian Standard, yakni standar pembayaran menggunakan metode QR Code dari Bank Indonesia.

Dalam bisnis dan wirausaha, belajar mencatat transaksi penjualan berfungsi untuk memastikan akurasi laporan keuangan. Sangat berguna untuk mengetahui keuntungan, membuat neraca pendapatan serta perpajakan.

Yuk, datang dan ramaikan stand Universitas Mulia!

(SA/Kontributor)

Baca juga: Selamat! Tim Universitas Mulia Juara Stand Terbaik Pameran Kewirausahaan Pemuda Balikpapan