Tag Archive for: dosen

Peserta Percepatan Jabatan Fungsional Dosen Universitas Mulia bersama LLDIKTI 11 Kalimantan, Selasa (13/12). Foto: Media Kreatif

UM – Rektor Dr. Muhammad Rusli, M.T mendorong dosen-dosen Universitas Mulia baik yang baru maupun yang lama untuk memperhatikan Jabatan Fungsional atau Jafung. Hal ini disampaikan pada pertemuan daring dan luring Program Percepatan Jafung bersama LLDIKTI 11 Kalimantan, bertempat di Aula Cheng Ho Universitas Mulia, Selasa (13/12).

Sebagai narasumber dari LLDIKTI 11 Kalimantan Ida Adhiyati, S.E bersama dengan Operator BKD Wilayah Kalimantan Barat Emi Hidayah dan Verifikator Jabatan Fungsional Wilayah Kalimantan Timur, Utara, dan Barat Noorhayati serta Hidayatul Hijrah selaku Tim Verifikator BKD yang telah lulus Sertifikasi Dosen utuk Wilayah Kalimantan Timur dan Riza Rahadian selaku Operator Tim IT Sister LLDIKTI 11.

Tampak hadir Direktur Eksekutif Yayasan Airlangga Dr. Agung Sakti Pribadi, Wakil Rektor Bidang Akademik dan Sistem Informasi Yusuf Wibisono, M.T.I, Wakil Rektor Bidang Ketenagaan dan Keuangan Wisnu Hera Pamungkas serta Kepala Biro Penjaminan Mutu Internal (BPMI) Mada Aditia Wardana.

“Sehubungan dengan tugas Rektor dalam melaksanakan tridarma perguruan tinggi, yaitu pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat harus didukung oleh semua dosen yang ada di sini, baik dosen tetap yang sudah memiliki jafung maupun yang belum,” tutur Dr. Rusli dalam sambutannya.

Rektor mengingatkan bagi dosen yang memiliki NIDN atau Nomor Induk Dosen Nasional berkewajiban melaksanakan tridarma perguruan tinggi. “Dalam pendidikan, minimal Bapak Ibu minimal harus memiliki beban mengajar yang ditunjukkan dengan SK Mengajar, dan itu digunakan untuk mengurus Jafung,” tutur Rektor.

“Kedua, terkait dengan penelitian, diusahakan setiap dosen dalam satu tahun minimal satu jurnal yang terbit, apakah sebagai penulis pertama atau kedua dalam sebuah grup, tapi minimal ada satu jurnal atas namanya sebagai penulis pertama atau utama,” ungkap Rektor.

Berikutnya, dosen juga dituntut untuk melaksanakan pengabdian pada masyarakat. “Jadi, tridarma itu memang harus ada. Harapan saya, ke depan kita sama-sama menata ini lebih baik lagi, baik secara administratif maupun secara dokumen. Kita usahakan semua berbasis IT,” tuturnya.

Ke depan, Rektor berharap dokumen terkait kebutuhan kenaikan Jabatan Fungsional seperti SK Mengajar, Surat Penugasan, dan surat-surat lainnya dapat menggunakan Sistem Informasi dan Aplikasi SISTER sehingga seluruh dokumen dapat dikelola dengan mudah.

“Jadi saya mencoba menata ini lebih baik lagi sehingga tidak ada lagi dosen-dosen yang sudah senior itu ternyata belum mengurus jafungnya,” ungkap Rektor.

Ke depan, Rektor berharap akan menata bersama-sama dengan keterlibatan seluruh dosen dan administrasi agar lebih cepat dan secara administratif lebih tertata.

Salah satu upaya yang dilakukan Rektor adalah ke depan bersama jajaran Wakil Rektor maupun Bidang Ketenagaan Kepegawaian mengontrol dan mengingatkan kepada masing-masing dosen untuk mengurus kepangkatan.

“Setiap tahun itu mengecek dosen-dosen yang sudah waktunya naik pangkat harus diberi Surat Cinta. Jadi, mengingatkan Bapak Ibu yang sudah waktunya untuk mengurus kenaikan pangkat,” tutur Rektor.

Dengan demikian, Rektor berharap bisa mempercepat kenaikan Jafung setiap dosen. Baginya, saat ini terbuka kesempatan dari pemerintah lewat Koordinator Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah 11 Kalimantan untuk mengurus kepangkatan menjadi lebih mudah.

“Untuk mengurus Guru Besar bukanlah suatu hal yang tidak mungkin sepanjang data kita tertib,” tuturnya.

Rektor Dr. Muhammad Rusli bersama Direktur Eksekutif Yayasan Airlangga Dr. Agung Sakti Pribadi, Wakil Rektor Bidang Akademik dan Sistem Informasi Yusuf Wibisono, M.T.I serta Kepala Biro Penjaminan Mutu Internal (BPMI) Mada Aditia Wardana.

Rektor Dr. Muhammad Rusli bersama Direktur Eksekutif Yayasan Airlangga Dr. Agung Sakti Pribadi, Wakil Rektor Bidang Akademik dan Sistem Informasi Yusuf Wibisono, M.T.I serta Kepala Biro Penjaminan Mutu Internal (BPMI) Mada Aditia Wardana.

Narasumber dari LLDIKTI 11 Kalimantan Ida Adhiyati, S.E bersama dengan Operator BKD Wilayah Kalimantan Barat Emi Hidayah dan Verifikator Jabatan Fungsional Wilayah Kalimantan Timur, Utara, dan Barat Noorhayati serta Hidayatul Hijrah selaku Tim Verifikator BKD yang telah lulus Sertifikasi Dosen untuk Wilayah Kalimantan Timur dan Riza Rahadian selaku Operator Tim IT Sister LLDIKTI 11.

Narasumber dari LLDIKTI 11 Kalimantan Ida Adhiyati, S.E bersama dengan Operator BKD Wilayah Kalimantan Barat Emi Hidayah dan Verifikator Jabatan Fungsional Wilayah Kalimantan Timur, Utara, dan Barat Noorhayati serta Hidayatul Hijrah selaku Tim Verifikator BKD yang telah lulus Sertifikasi Dosen untuk Wilayah Kalimantan Timur dan Riza Rahadian selaku Operator Tim IT Sister LLDIKTI 11.

Sistem Informasi Angka Kredit Online milik LLDIKTI 11 Kalimantan yang digunakan untuk mengurus Jabatan Fungsional.

Sistem Informasi Angka Kredit Online milik LLDIKTI 11 Kalimantan yang digunakan untuk mengurus Jabatan Fungsional.

Sementara itu, Ida Adhiyati dari LLDIKTI 11 mengatakan bahwa dipilihnya Universitas Mulia dalam sosialisasi Program Percepatan Jabatan Fungsional mengingat memiliki jumlah dosen yang banyak dan belum memiliki jabatan fungsional.

“Seperti kita diketahui bersama bahwa dengan Jabatan Fungsional seorang dosen dapat meningkatkan karier pada perguruan tinggi dan merupakan syarat utama untuk mendapatkan Sertifikat Pendidik serta meningkatkan akreditasi perguruan tinggi,” tutur Ida Adhiyati.

Beberapa syarat untuk kenaikan Jafung, lanjutnya, di antaranya adalah memiliki Ijazah Magister S2 sesuai dengan bidangnya, diangkat sebagai dosen tetap dan memiliki NIDN atau NIDK serta melaksanakan tugas mengajar paling sedikit satu tahun atau dua semester.

Selain itu, dosen juga harus memiliki karya ilmiah yang dipublikasikan pada jurnal sebagai penulis pertama, telah melaksanakan pengabdian untuk satu kegiatan, dan melaksanakan tugas penunjang sebanyak minimal satu kegiatan.

Ida Adhiyati mengingatkan penghitungan masa penugasan dosen tetap dimulai terhitung mulai tanggal (tmt) diangkat sebagai dosen tetap. “Kalau misalnya dia diangkat duluan, kemudian setelah itu lulus S2, maka penghitungannya dimulai setelah dia lulus S2,” tuturnya.

Ia menambahkan, kegiatan tridarma yang dilakukan sebelum S2 atau sebelum diangkat sebagai dosen tetap, maka kegiatan tersebut belum dapat diakui untuk keperluan Jafung.

Paparan selanjutnya perihal tutorial penggunaan Aplikasi Singkron 2 atau Sistem Informasi Angka Kredit Online untuk mengurus Jabatan Fungsional. Aplikasi tersebut milik LLDIKTI 11 Kalimantan. Dengan mengetahui cara menggunakan aplikasi tersebut diharapkan percepatan kenaikan pangkat jabatan fungsional dosen tercapai.

(SA/Puskomjar)

Perwakilan Dosen setiap Fakultas menerima Sertifikat PEKERTI, yang diserahkan langsung oleh Wakil Rektor II Wsinu Hera Pamungkas, S.T.P, M.Eng di Hall Chang Ho, Jumat (9/12). Foto: Wisnu Hera

UM – Sebanyak 22 orang dosen menerima Sertifikat PEKERTI atau Pelatihan Peningkatan Keterampilan Dasar Teknik Instruksional yang diselenggarakan Universitas Mulia bekerja sama dengan Universitas Mulawarman. Sertifikat diserahkan oleh Wakil Rektor Bidang Ketenagaan dan Keuangan Wisnu Hera Pamungkas, bertempat di Hall Cheng Ho, Jumat (9/12).

“Selamat kami ucapkan kepada Bapak/Ibu penerima sertifikat PEKERTI dan terima kasih kepada para pihak yang telah membantu hingga diterimanya sertifikat kepada para dosen,” tutur Wisnu Hera singkat.

Lantaran tidak semua dosen hadir pada serah terima ini, maka penyerahan Sertifikat PEKERTI diberikan kepada dosen secara simbolis kepada setiap perwakilan Fakultas. Dari Fakultas Ilmu Komputer, sertifikat diwakilkan M. Safii. Dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis oleh Nandha Muvano dan Lisda Hani Gustina dari Fakultas Humaniora Kesehatan.

Pelatihan PEKERTI ini merupakan pelatihan yang ditujukan bagi tenaga pengajar untuk mempersiapkan program pembelajaran sehingga memiliki keterampilan mengajar dan melakukan evaluasi terhadap hasil belajar.

Pelatihan PEKERTI memiliki arti penting bagi peran dosen dalam pengembangan profesionalismenya mengingat kurikulum yang ditetapkan oleh DIKTI sejalan dengan amanat UU No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

Beban Kerja Dosen atau BKD meliputi kegiatan pokok antara lain dosen harus melakukan perencanaan, pelaksanaan proses, penilaian hasil pembelajaran, pembimbingan dan pelatihan serta melakukan penelitian.

Selain itu, dosen juga mendapatkan tugas tambahan serta melakukan kewajiban untuk melaksanakan pengabdian kepada masyarakat.

Pelatihan PEKERTI saat ini menjadi salah satu syarat pengangkatan dalam jabatan Asisten Ahli Madya/Asisten Ahli bagi dosen pemula. Mengikuti Pelatihan PEKERTI merupakan jalan awal bagi dosen meniti karier dosen profesional.

Beberapa langkah untuk menjadi dosen profesional antara lain harus memiliki Nomor Induk Dosen Nasional (NIDN), memiliki Jabatan Fungsional, memiliki Pangkat/Golongan Ruang atau SK Inpassing, memenuhi BKD selama 2 tahun, memiliki Sertifikat PEKERTI dan AA (Ancangan Aplikasi), memenuhi Passing Grade TKBI, memenuhi Passing Grade TKDA, dan memiliki masa kerja minimal 2 tahun.

“Kepada Bapak/Ibu yang ingin mengambil sertifikatnya dapat menghubungi Bapak Ahmad,” tutup Wisnu Hera.

(SA/Puskomjar)

Rektor yang baru DR. Muhammad Rusli, M.T di ruang kerjanya, Selasa (22/2). Foto: PSI

UM – Universitas Mulia awal Februari 2022 ini tengah mengalami pergantian kepemimpinan yang baru. Rektor sebelumnya DR. Agung Sakti Pribadi, S.H., M.H digantikan oleh DR. Muhammad Rusli, M.T, akademisi dari Institut Teknologi dan Bisnis STIKOM Bali. Ingin tahu rencana kerja rektor yang baru?

Sebelumnya, pada Rapat Kerja di Bali, Senin (7/2), yang lalu Ketua Yayasan Airlangga Ibu Hj. Mulia Hayati Deviantie telah mengumumkan bahwa per tanggal 1 Februari 2022 melakukan rotasi jabatan untuk jabatan Rektor.

“Pak Rusli sebenarnya pulang kampung, dulunya dosen STIKOM Balikpapan yang kemudian pindah ke STIKOM Bali. Sekarang STIKOM Balikpapan menjadi Universitas Mulia. Sedangkan STIKOM Bali menjadi Institut Teknologi dan Bisnis (ITB) Bali. Kedua perguruan tinggi tersebut telah berkembang jauh lebih baik,” tutur Ibu Mulia.

Dalam lima tahun ke depan, sesuai dengan peta jalan atau roadmap pengembangan perguruan tinggi, Universitas Mulia diharapkan akan menjadi perguruan tinggi pembelajaran atau Teaching University, yakni perguruan tinggi yang fokus pada pengembangan kualitas pendidikan. Hingga pada 25 tahun ke depan Universitas Mulia diharapkan menjadi Global Technopreneurship Campus.

“Suatu visi yang jelas dan terukur dengan rencana capaian yang sangat tinggi. Sebagai Ketua Yayasan, saya akan mendukung seoptimal mungkin agar cita-cita kampus Universitas Mulia menjadi Global Technopreneur Campus terwujud di periode kelima, tahun 2037-2043,” tutur Ibu Mulia.

Rektor yang baru DR. Muhammad Rusli, M.T di ruang kerjanya, Selasa (22/2). Foto: PSI

Rektor yang baru DR. Muhammad Rusli, M.T di ruang kerjanya, Selasa (22/2). Foto: PSI

Untuk mewujudkan hal itu, pada lima tahun ke depan agar menjadi Teaching University, DR. Muhammad Rusli, M.T Rektor yang baru mengungkapkan akan mengembangkan pendidikan lewat beberapa hal, antara lain dengan menerapkan Transfer Knowledge, konten-konten pembelajaran berbasis ICT (Information Communication and Technology) dan teknologi multimedia.

Ketika ditemui media ini, DR. Rusli mengatakan bahwa menjadi dosen tidak sekadar mengajar kepada mahasiswa. “Kita (dosen) itu mengajar, menyampaikan materi pembelajaran kepada mahasiswa, tetapi juga harus mampu memotivasi mahasiswa untuk mau belajar lebih lanjut,” tuturnya di ruang kerjanya, Selasa (22/2).

Oleh karena itu, menurut DR. Rusli, kemampuan dosen dalam mendukung kegiatan belajar mengajarnya juga harus diimbangi dengan kemampuannya untuk bagaimana mengajarkan ilmu dan pengetahuannya kepada mahasiswa secara efektif. Dosen tidak hanya sekedar berpengalaman memiliki pengalaman mengajar sebagaimana yang lain, tetapi juga diharapkan memiliki kompetensi pedagogi dan secara bertahap mampu membangun modul-modul pembelajaran berbasis video atau multimedia interaktif.

“Itulah mengapa dosen-dosen mengikuti pelatihan Pekerti, Applied Approach, itu kan sarana untuk dosen-dosen meningkatkan kemampuan mengajarnya, meningkatkan pengetahuan di dalam pembelajaran,” tuturnya.

Dengan telah terbangunnya modul-modul pembelajaran tersebut, dan berjalan di platform LMS Moodle atau pembelajaran daring diharapkan dapat mengakomodasi berbagai ragam perbedaan, kecepatan pemahaman dalam proses Transfer Knowledge.

Dalam pembelajaran daring sering kali dosen lepas kontrol terhadap mahasiswa, apakah mereka benar-benar belajar atau tidak. “Tahu-tahu diberi tes, ada yang dapat 50, 60, 100. Apakah yang mendapat nilai 50 bisa dikatakan tidak berhasil? Belum tentu,” tuturnya.

Untuk itu, menurutnya, perlu penerapan salah satu metodologi seperti Active Mastery Learning kepada mahasiswa yang memiliki kekurangan tersebut dengan cara pendampingan. Meski demikian, hal ini dirasa menyulitkan apabila diterapkan di sebuah kelas pembelajaran yang cukup banyak mahasiswanya.

“Oleh karena itulah kita perlu pembelajaran dengan menggunakan Multimedia, dengan membuat konten-konten yang menarik sehingga mahasiswa bisa belajar di rumah sesuai dengan kesempatan dan waktu yang dimilikinya,” tuturnya DR. Rusli.

Ke depan, menurut DR. Rusli, pengembangan pembelajaran di Universitas Mulia secara bertahap akan mulai diterapkan, diawali dari pembekalan pelatihan dosen terkait dengan teknologi multimedia dan pembelajaran yang efektif.

Ketika ditanya kapan waktu penerapannya, DR. Rusli memperkirakan mulai diterapkan pada Semester Ganjil 2022/2023 mendatang. “Diperkirakan paling lama dua tahun sudah selesai,” tuturnya. Pada Semester Genap 2021/2022 ini masih memerlukan waktu pendataan dan persiapan atas kebutuhan dan ketersediaan sarana dan prasarana.

(SA/PSI)

eBook Pembelajaran Daring yang Efektif Karya DR. Muhammad Rusli, Dadang Hermawan, I Gusti Agung Vony Purnama. Foto: PSI

UM – DR. Muhammad Rusli, M.T. menerbitkan buku yang sangat bermanfaat untuk dijadikan pegangan guru dan dosen dalam melaksanakan pendidikan dan pengajaran saat ini. Dengan mempelajari ilmu di dalam buku ini, guru dan dosen diharapkan mampu memiliki wawasan dan menerapkan pembelajaran daring yang lebih efektif. Seperti apa?

Menurut DR. Rusli, berbicara tentang keefektifan sebuah pembelajaran daring secara umum terdapat dua hal penting yang perlu mendapatkan perhatian, yaitu eksistensi pembelajar atau peserta didik dan hasil capaian belajar yang diinginkan.

“Yang pertama, eksistensi peserta didik itu berhubungan dengan ketersediaan portal pengguna yang mencakup delivery Kurikulum lewat Learning Management Systems (LMS), layanan konsultasi, pendaftaran, Help Desk, ujian, server yang aman, sistem informasi pengguna, perpustakaan digital, repository obyek-obyek belajar, dan proses assessment kualitas atau mutu,” tulis DR. Rusli.

“Yang kedua, capaian belajar berhubungan dengan pedagogi dan konten atau materi belajar yang meliputi tim pengembang pembelajaran, desainer pembelajaran, ahli atau teknisi TIK dan multimedia, dan petugas penanganan Hak Cipta,” tulis Doktor di bidang Teknologi Pendidikan ini.

Menurutnya, untuk menilai tingkat keefektifan pembelajaran daring apakah sudah tercapai atau belum, tergantung pada tingkat pemahaman pendidik, dukungan yang diberikan, dan komitmen dalam memenuhi kriteria, tahapan, dan proses yang diprasyaratkan dalam rangka memenuhi gol dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

“Nah, semua itu dijabarkan atau dideskripsikan dalam buku ini,” tuturnya. Menurutnya, tujuan pembelajaran yang efektif tidak hanya mempresentasikan informasi, tetapi juga menganjurkan pembelajar menggunakan proses kognitif yang tepat selama pembelajaran.

Proses kognitif itu sendiri didefinisikan sebagai perubahan dalam pemikiran, kecerdasan, dan bahasa pembelajar. Perubahan terjadi karena adanya proses belajar.

eBook Pembelajaran Daring yang Efektif Karya DR. Muhammad Rusli, Dadang Hermawan, I Gusti Agung Vony Purnama. Foto: PSI

eBook Pembelajaran Daring yang Efektif Karya DR. Muhammad Rusli, Dadang Hermawan, I Gusti Agung Vony Purnama. Foto: PSI

Menurut DR. Rusli, ada tiga proses kognitif yang penting. Pertama, pemilihan kata (words) dan gambar (pictures) guna memberikan perhatian pada kata dan gambar yang relevan dari konten/materi yang dipresentasikan dalam memori jangka-pendek yang berhubungan dengan pancaindra.

Kedua, mengorganisasikan materi terpilih, baik berupa kata dan gambar, secara mental dalam representasi verbal dan pektoral yang koheren dalam kerja memori (working memory).

Dan yang ketiga, mengintegrasikan representasi verbal dan pektoral satu dengan yang lainnya dan dengan pengetahuan sebelumnya (prior knowledge) dalam memori jangka-panjang (long-term memory).

Problem daring sekarang adalah ‘how to transfer knowledge effectively‘ sebagaimana yang ada di buku saya tersebut,” pungkas DR. Rusli.

Lebih lanjut, silakan pesan buku ini dalam bentuk eBook, gratis. eBook akan dikirimkan lewat email yang terdaftar pada formulir di bawah ini atau link berikut ini. Semoga bermanfaat.

(SA/PSI)

DR. M Rusli, M.T. saat memaparkan metode Active Mastery Learning kepada dosen Universitas Mulia yang digelar daring, Senin (24/1). Foto: PSI

UM – Mengawali tahun 2022 ini, pimpinan Universitas Mulia terus berbenah dengan mengajak seluruh dosen dan pengajar untuk menyamakan persepsi tentang pelaksanaan pendidikan dan pengajaran. Hal ini disampaikan DR. Muhammad Rusli, M.T. dalam pertemuan daring bersama dosen Universitas Mulia yang digelar Senin (24/1).

“Ini adalah model pembelajaran penguasaan aktif atau Active Mastery Learning, saya kira Bapak Ibu sudah memahami dan menerapkan metode pembelajaran ini,” tutur DR. Muhammad Rusli dari Institut Teknologi dan Bisnis STIKOM Bali ketika memaparkan presentasinya.

Menurut DR. Rusli, Active Mastery Learning (AML) menggabungkan tiga kegiatan atau aktivitas, di antaranya adalah Penguasaan Konten, Penerapan Aktif, dan Interaksi.

Penguasaan Konten menghendaki pembelajar atau mahasiswa menguasai konten melalui aktivitas yang menarik, menyenangkan, dan kumulatif. “Aktivitas mulai dari menyimak dulu, mendengarkan, kemudian menjawab pertanyaan dari dosen, mengerjakan tugas, jadi yang sifatnya menyenangkan melalui aktivitas yang tidak memberatkan mereka,” tuturnya.

Kegiatan berikutnya adalah Penerapan Aktif, yakni pembelajar atau mahasiswa secara aktif menerapkan konten melalui aktivitas-aktivitas kolaborasi dan berbasis masalah yang relevan dan bermakna.

Dan kegiatan ketiga adalah Interaksi, yakni pembelajar atau mahasiswa berinteraksi dengan pengajar atau dosen, mahasiswa berinteraksi dengan mahasiswa yang lain, juga dengan konten melalui aktivitas pembelajaran, diskusi, proyek kelompok dan masukan dari dosen.

DR. M Rusli, M.T. saat memaparkan metode Active Mastery Learning kepada dosen Universitas Mulia yang digelar daring, Senin (24/1). Foto: PSI

DR. M Rusli, M.T. saat memaparkan metode Active Mastery Learning kepada dosen Universitas Mulia yang digelar daring, Senin (24/1). Foto: PSI

“Jadi bagaimana kita berinteraksi dengan mahasiswa, Bapak Ibu, dan ini umum yang dipakai dan banyak model pembelajaran yang lain. Jadi, itu yang juga dipakai di daring (kuliah online),” tuturnya.

Dirinya mengakui dalam pembelajaran daring harus dirancang dengan baik agar tujuan penguasaan pembelajaran tercapai. “Kalau di pembelajaran daring bukan agak susah ya, tapi memang harus dirancang dengan baik, kalau di kelas (tatap muka) tentu lebih mudah,” ungkapnya.

AML atau sering juga disebut pembelajaran berbasis penguasaan merupakan salah satu metode pembelajaran strategi instruksional yang diusulkan oleh Benjamin S. Bloom, Profesor Pendidikan dari Universitas Chicago AS pada tahun 1968 silam. AML menghendaki agar pembelajar, baik siswa maupun mahasiswa, harus mencapai tingkat penguasaan, misalnya, 90% menguasai materi belajar yang dibuktikan dari tes pengetahuan atau ujian.

Tes penguasaan biasa digunakan dalam pembelajaran di kelas saat ini sebagai prasyarat sebelum melangkah maju pada jenjang berikutnya atau naik kelas. Jika siswa tidak mencapai ketuntasan penguasaan, mereka diberikan dukungan tambahan belajar, menelaah kembali materi belajar, kemudian diuji lagi. Siklus ini berlanjut sampai pembelajar dinilai memenuhi syarat penguasaan sehingga dapat melanjutkan ke tahap berikutnya.

Metode pembelajaran penguasaan menyarankan pembelajar fokus pada pengajaran. Tiap pembelajar memiliki waktu yang berbeda untuk mempelajari materi yang sama dan mencapai tingkat penguasaan yang sama. Adakalanya seorang mahasiswa cepat menerima materi pembelajaran, namun disisi lain ada juga mahasiswa yang sangat lambat dalam menerima dan memahami materi pembelajaran.

Hal ini sangat kontras dengan model pengajaran klasik yang lebih fokus pada perbedaan kemampuan mahasiswa. Semua mahasiswa diberikan waktu yang sama untuk belajar dan serangkaian instruksi yang sama.

Dalam ketuntasan belajar (Mastery of Learning) terjadi pergeseran tanggung jawab. Kegagalan mahasiswa lebih disebabkan oleh instruksi dan belum tentu kurangnya kemampuan. Oleh karena itu, dalam lingkungan pembelajaran berbasis penguasaan ini tantangannya adalah menyediakan waktu yang cukup dan menerapkan strategi pembelajaran sehingga semua mahasiswa dapat mencapai tingkat pembelajaran yang sama.

(SA/PSI)

Rektor DR. Agung Sakti Pribadi bersama Bunda PAUD Kota Balikpapan Hj. Nurlena Rahmad Masud didampingi Kadiknas Muhaimin S.T., M.T. memberikan dukungan pada peluncuran buku Mendidik Anak Penuh Cinta karya Baldwine Honest, Rabu (8/12). Foto Media Kreatif

UM – Perhatiannya yang mendalam pada pengasuhan anak atau Parenting membuat Baldwine Honest, S.T., M.Pd., dosen sekaligus Ketua Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Mulia, selalu berusaha mencatat apa yang menarik dirinya ketika bersentuhan dengan dunia anak. Keingintahuannya yang mendalam tentang Parenting membuat catatannya semakin lama makin menebal.

Tak heran, catatan yang berhasil dikumpulkannya telah dibukukan sebanyak tiga buah judul. Semuanya terkait dengan Parenting dan dunia anak, seperti buku Mendidik Anak Penuh Cinta yang diluncurkan Rabu (8/12), di Ruang Eksekutif White Campus Universitas Mulia. Ia berharap, dengan membuatnya sebagai buku, dunia Parenting dapat dipelajari dan diambil manfaatnya untuk semua lapisan masyarakat.

“Kita bisa menunda untuk beberapa kegiatan, tapi kita tidak bisa melakukannya pada pentingnya pendidikan untuk anak-anak kita,” catat Baldwine Honest dalam bukunya.

Menurut Bu Honest, demikian panggilan rekan-rekannya di Universitas Mulia, anak bukan orang dewasa yang berbentuk mini. Anak, menurutnya, punya dunianya sendiri yang penuh warna sehingga orang tua maupun guru tidak diperkenankan mengubah warna menjadi hitam dan putih saja. Lalu apa yang harus dilakukan orang tua dalam pertumbuhan anak?

Peluncuran buku ini dihadiri Bunda PAUD Kota Balikpapan Hj. Nurlena Rahmad Mas’ud, istri Wali Kota Balikpapan H. Rahmad Mas’ud, Rektor Universitas Mulia DR. Agung Sakti Pribadi, S.H., M.H., Kepala Dinas Pendidikan Muhaimin, S.T., M.T., Kepala Perpustakaan Kota Balikpapan, perwakilan penerbit CV. Githa Cahya Media Aksara, perwakilan Harian Tribun Kaltim Fransina Luhukay serta para undangan.

Rektor DR. Agung Sakti Pribadi bersama Bunda PAUD Kota Balikpapan Hj. Nurlena Rahmad Masud didampingi Kadiknas Muhaimin S.T., M.T. memberikan dukungan pada peluncuran buku Mendidik Anak Penuh Cinta karya Baldwine Honest, Rabu (8/12). Foto Media Kreatif

Rektor DR. Agung Sakti Pribadi bersama Bunda PAUD Kota Balikpapan Hj. Nurlena Rahmad Masud didampingi Kadiknas Muhaimin S.T., M.T. memberikan dukungan pada peluncuran buku Mendidik Anak Penuh Cinta karya Baldwine Honest, Rabu (8/12). Foto Media Kreatif

Peluncuran buku Mendidik Anak Penuh Cinta karya Baldwine Honest, dosen Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Mulia di Ruang Eksekutif, Rabu (8/12). Foto: Media Kreatif

Peluncuran buku Mendidik Anak Penuh Cinta karya Baldwine Honest, dosen Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Mulia di Ruang Eksekutif, Rabu (8/12). Foto: Media Kreatif

Buku Mendidik Anak Penuh Cinta karya Baldwine Honest, S.T., M.Pd. dosen Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Mulia.

Buku Mendidik Anak Penuh Cinta karya Baldwine Honest, S.T., M.Pd. dosen Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Mulia.

Pada kesempatan ini, Hj. Nurlena mengungkapkan perhatiannya pada keberhasilan penulis buku yang berasal dari Guru Pendidikan Anak Usia Dini di Balikpapan. Menurutnya, menulis bukan persoalan mudah seperti halnya menulis pada sebuah status di media sosial.

“Saya saja menulis status di IG (Instagram) itu susahnya luar biasa, sebentar hapus,” tuturnya sembari menceritakan bagaimana sulitnya membuat tulisan di media sosial.

“Ini luar biasa menulis sebuah buku termasuk orang-orang yang cerdas yang mampu memberikan ilmu. Kita buat caption (status media sosial) saja susahnya luar biasa,” tuturnya.

Menurut Hj. Nurlena, buku Mendidik Anak Penuh Cinta memberikan wawasan kepada orang tua terutama seorang ibu dalam mendidik anak.

“Saya saja juga seperti itu, kadang-kadang kita sibuk dengan gadget kita sendiri,” ungkapnya. Anak-anak zaman sekarang, lanjutnya, bukan memperhatikan ucapan dari orang tuanya. “Tapi melihat tingkah laku kita sendiri,” ungkapnya.

Untuk itu, Ia mengingatkan kepada ibu untuk tidak sibuk dengan gadget sendiri ketika berinteraksi dengan anak-anak di rumah.

Senada dengan Hj. Nurlena, Rektor DR. Agung Sakti Pribadi mengatakan sudah pernah melihat orang tua ‘kalah’ menghadapi anak. “Kalau anak ribut (rewel), apa yang diberikan orang tua? Kasih hape,” ungkap Pak Agung sambil tersenyum. Dengan bermain hape atau Smartphone, anak menjadi diam dan tidak rewel.

Untuk itu, Ia mengatakan bahwa untuk mengatasi permasalahan ibu dengan anak juga perlu memperhatikan lingkungan sekitar seiring dengan perkembangan teknologi digital saat ini. Kemampuan anak dalam hal literasi digital perlu ditingkatkan dengan melibatkan anak untuk terlibat dan berpartisipasi.

Orang tua juga diharapkan mampu membaca karakteristik dan kecerdasan masing-masing anak. Beberapa kecerdasan itu seperti kecerdasan bermain musik, olahraga, bernyanyi, logika matematika, serta kecerdasan lainnya yang bisa berbeda untuk setiap anak.

“Zaman saya dulu ikut lomba menyanyi, baca puisi, kemudian kalau yang mengadakan pemerintah itu bangganya luar biasa. Semua sekolah bergerak untuk ikut dan bangganya mendapat piala,” tuturnya.

Pada kesempatan ini, Rektor mengatakan akan memberikan dukungan kepada penulis buku untuk membuat kembali buku dengan topik sesuai dengan perkembangan era digital saat ini. “Insyaallah kami support untuk tahun depan,” tutur Rektor.

Peluncuran buku Mendidik Anak Penuh Cinta ini dihadiri sivitas akademika Universitas Mulia dan Universitas Terbuka serta mendapat dukungan dari Dinas Pendidikan Kota Balikpapan, LP3M Universitas Mulia, Harian Tribun Kaltim, penerbit buku CV. Gita Cahya Media Aksara Balikpapan, dan UM TV.

(SA/PSI)

Peserta Pelatihan Training for Trainers SI APIK yang diselenggarakan KPw BI Balikpapan, Sabtu (13/11). Foto: Ivan

UM – Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia Balikpapan menyelenggarakan Training for Trainers Pendamping Sistem Informasi Aplikasi Pencatatan Informasi Keuangan (SI APIK) Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) untuk 50 orang dosen dan guru bidang ekonomi di Kota Balikpapan. Kegiatan ini berlangsung di Ballroom Hotel Novotel, Sabtu (13/11).

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Ivan Armawan, S.E., M.M. mengatakan bahwa pelatihan bagi pendamping SI APIK ini diikuti dosen-dosen dari FEB maupun dari Fakultas Ilmu Komputer (FIKOM). Pelatihan ini ditujukan untuk mendampingi KPw Bank Indonesia Balikpapan dalam mensosialisasikan pemanfaatan SI APIK bagi UMKM di Kota Balikpapan.

“Selamat bagi dosen FEB dan FIKOM yang telah mengikuti pelatihan SI APIK dari Bank Indonesia. Mudahan setelah ini siap mendampingi UMKM di Kota Balikpapan,” tutur Ivan Armawan.

Ivan Armawan juga menyampaikan selamat kepada Lidia Rohana Silitonga, S.E., M.Ak., dosen FEB yang telah diganjar panitia sebagai peserta terbaik Training SIAPIK dari Bank Indonesia. “Selamat kepada Bu Lidia R Silitonga,” ujarnya.

SI APIK adalah aplikasi akuntansi berbasis Android dan iOS yang berfungsi sebagai sarana untuk melakukan pencatatan informasi dan transaksi keuangan sederhana serta dapat menyajikan laporan keuangan dan laporan kinerja keuangan bagi usaha mikro dan usaha kecil (UMK).

SI APIK dapat diunduh di Google Play Store bagi smartphone Android, dan App Store bagi pengguna iPhone secara gratis. Adapun pengguna atau user SI APIK bisa setiap perseorangan atau badan usaha yang terdaftar dan memiliki hak akses.

Peserta Pelatihan Training for Trainers SI APIK yang diselenggarakan KPw BI Balikpapan, Sabtu (13/11). Foto: Ivan

Peserta Pelatihan Training for Trainers SI APIK yang diselenggarakan KPw BI Balikpapan, Sabtu (13/11). Foto: Ivan

Dosen FEB Lidia Rohana Silitonga menerima penghargaan sebagai peserta pelatihan terbaik SI APIK. Foto: Ivan

Dosen FEB Lidia Rohana Silitonga menerima penghargaan sebagai peserta pelatihan terbaik SI APIK. Foto: Ivan

Pendaftaran pengguna dan badan usaha hanya dapat dilakukan dengan aplikasi mobile tersebut dan seluruh pencatatan transaksi keuangan akan diproses melalui aplikasi mobile.

Sebagai bagian pada proses inisialisasi/pendaftaran, individu wajib menginformasikan Nomor KTP dan/atau Nomor NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak).

Setelah melakukan inisialisasi/pendaftaran, pengguna/user dapat mendaftarkan lebih dari 1 (satu) usaha yang dimiliki, dengan jenis usaha meliputi Perorangan, Pertanian, Perdagangan, Manufaktur, Jasa, Peternakan dan Perikanan Tangkap, dan Perikanan Budidaya.

Pengguna SI APIK terbagi atas admin dan operator. Admin memiliki kewenangan untuk melakukan input transaksi, melihat hasil penginputan transaksi, merubah transaksi, melihat laporan, backup dan restore transaksi, membuat dan merubah aturan kewenangan operator.

Sedangkan pengguna operator memiliki kewenangan terbatas yang mencakup input transaksi, melihat hasil transaksi dan melihat laporan, terkecuali pengguna/user admin memberikan kewenangan lainnya.

(SA/PSI)

Prof. Dr. Sri Umi Mintarti W dari Universitas Negeri Malang saat memberikan paparan tentang Pembelajaran Inovatif di Universitas Mulia. Foto: Tangkapan layar

UM – Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen menggelar pelatihan Pembelajaran Inovatif bagi dosen Universitas Mulia. Tampil sebagai narasumber Prof. Dr. Sri Umi Mintarti W., S.E., M.P.,Ak, Guru Besar Universitas Negeri Malang, Sabtu (18/9) yang lalu.

“Sebagai dosen, kita tentu wajib untuk meningkatkan keilmuan kita, tidak sedikit dosen yang pintar dan sangat menguasai keilmuannya, tetapi kurang mampu melakukan transfer ilmu, delivery ke mahasiswa. Ini tentu menjadi masalah sendiri, karena kita sebagai dosen pendidik, bukan ilmuwan,” tutur Yusuf Wibisono, S.E., M.T.I., Wakil Rektor Bidang Akademik Universitas Mulia mengawali sambutan.

Menurut Yusuf Wibisono, hal ini diibaratkan seperti kue yang berhasil dibuat dengan baik, tetapi saat melalui proses pengiriman kepada pelanggan kue dalam kondisi berantakan.

Kedua, menurutnya, sebenarnya dosen sudah memiliki berbagai macam metode yang selama ini digunakan untuk mengajar. “Tetapi karena tidak adanya pembaruan, dan metode yang digunakan itu-itu saja, maka mahasiswa boleh jadi akan bosan, karena caranya tidak pernah ganti, tidak ada variasi,” tuturnya.

Ia berharap, dengan pelatihan Pembelajaran Inovatif ini akan membuka cakrawala bagi para dosen, selain memiliki kemampuan keilmuan dengan baik, dosen juga memiliki keahlian untuk melakukan delivery kepada mahasiswa dengan baik.

Sementara itu, Prof. Umi Mintarti mengatakan bahwa kegiatan ini bukan pelatihan, tetapi sharing ilmu terkait pembelajaran inovatif. Menurutnya, pembelajaran inovatif diawali dengan pembelajaran efektif.

Prof. Dr. Sri Umi Mintarti W dari Universitas Negeri Malang saat memberikan paparan tentang Pembelajaran Inovatif di Universitas Mulia. Foto: Tangkapan layar

Prof. Dr. Sri Umi Mintarti W dari Universitas Negeri Malang saat memberikan paparan tentang Pembelajaran Inovatif di Universitas Mulia. Foto: Tangkapan layar

Prof. Mintarti mengatakan bahwa pembelajaran efektif bagaimana pembelajaran efektif. “Nah, pembelajaran inovatif itu barangkali ibu bapak akan menggabungkan atau membuat yang lebih bagus, yang inovatif dari pembelajaran efektif sehingga akan menjadi pembalajaran inovatif,” tuturnya.

“Jadi tidak berdiri sendiri, misalnya, hanya satu pembelajaran efektif, tetapi efektif yang mana yang bisa kita kolaborasi atau yang kita modif sehingga menjadi pembelajaran yang lebih inovatif dari pembelajaran efektif,” tutur Pakar Pendidikan dari Kota Malang ini.

Prof. Mintarti mengatakan dirinya yakin banyak dosen yang telah melakukan pembelajaran inovatif, hanya saja bisa jadi menggunakan cara dengan nama yang lain. “Apalah arti dari sebuah nama, yang penting bapak ibu melakukan aksi transfer ilmu kepada para pembelajar,” tuturnya.

Menurutnya, dengan telah melakukan transfer ilmu tersebut, dosen sudah merasa yakin mahasiswa kan menerima ilmu yang telah disampaikan dosen dengan baik. Tetapi, Prof. Mintarti mengingatkan bahwa mahasiswa juga perlu tahu mengapa sesuatu fenomena itu terjadi.

Hal itu terjadi mengingat dosen sering menganggap mahasiswa memiliki pemahaman yang sama dengan pemahaman diri dosen. “Karena (mahasiswa) disamakan dengan diri kita (dosen), ah (diajari) begini saja (mahasiswa langsung) sudah bisa, nah inilah kelemahan kita (dosen), sama seperti saya, saya juga memiliki pemahaman seperti itu,” tuturnya.

Pada sesi sharing pembelajaran inovatif ini, Prof. Mintarti memberikan paparan terkait tiga hal, yakni hakikat pembelajaran, inovasi pembelajaran, dan role playing inovasi pembelajaran. Dirinya dibantu oleh beberapa dosen muda (mahasiswanya) untuk membantu memaparkan role playing pembelajaran inovatif.

“Di tempat kami ada semacam kompetensi inobel, inovasi pembelajaran, jadi masing-masing mahasiswa membuat proposal inovasi pembelajaran pada masing-masing mata kuliah yang diajarkan,” tuturnya.

Prof. Mintarti mengatakan bahwa pembelajaran masa kini sangat berbeda dengan pembelajaran masa lalu.

“Dulu, murid itu hanya menerima, jadi apa yang diberikan oleh guru, ya itu yang akan diterima, tidak minta yang lainnya. Tetapi, sekarang, murid itu akan minta lebih daripada apa yang kita sampaikan sehingga guru harus mengikuti jalan pikiran peserta didik kita,” terangnya panjang lebar.

Sharing pembelajaran inovatif ini sangat menarik, terutama bagi dosen yang selama ini telah menjalankan pembelajaran di kelas dan tampak berhasil.

Tidak heran, jumlah peserta dalam sesi sharing yang berlangsung lebih dari 3 jam ini diikuti beberapa dosen baik dari Fakultas Ilmu Komputer maupun Fakultas Humaniora dan Kesehatan Universitas Mulia.

Paparan pakar pendidikan tentang pembelajaran inovatif ini sangat menarik. Ikuti lebih lanjut pada rekaman video di Channel YouTube Universitas Mulia ini.

(SA/PSI)

Yusuf Wibisono memaparkan makalahnya pada CITA 2021 secara virtual, 25 Agustus 2021. Foto: Tangkapan layar

UM – Dosen Program Studi Informatika Yusuf Wibisono, S.E., M.T.I. dan Riovan Styx Roring, S.T., M.Kom. memaparkan hasil risetnya pada Konferensi Internasional CITA 2021 yang diselenggarakan Universiti Malaysia Sarawak secara virtual, 25-26 Agustus 2021.

CITA 2021 atau Conference on Information Technology in ASIA 2021 adalah Konferensi Internasional yang ke-12 yang digelar rutin dua tahunan sejak 1999 oleh Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informatika, Universiti Malaysia Sarawak. Untuk pertama kalinya, tahun ini konferensi dilakukan secara virtual.

CITA 2021 memiliki tema Inspiring Technologies for Digital Inclusivity ini bertujuan untuk menampilkan presentasi dan diskusi terkini terkait tantangan, tren, dan temuan penelitian. Dengan dasar lintas bidang keilmuan atau transdisipliner, menjadikan tantangan bagi para dosen, peneliti, praktisi, hingga mahasiswa untuk belajar menyajikan hasil penelitian dan/atau hasil pengabdian masyarakat yang menghasilkan ide-ide yang menginspirasi.

Yusuf Wibisono mendapat kesempatan presentasi di hari pertama, 25 Agustus 2021. “Saya berbicara di Session 3 dengan judul The Design of Integrated Fire Spot Monitoring System for Industrial Plantation Forest Using Enterprise Architecture Approach,” tutur Yusuf Wibisono, yang juga Wakil Rektor Bidang Akademik ini. Makalah dapat diakses terbuka pada tandfonline.com

Yusuf Wibisono memaparkan makalahnya pada CITA 2021 secara virtual, 25 Agustus 2021. Foto: Tangkapan layar

Yusuf Wibisono memaparkan makalahnya pada CITA 2021 secara virtual, 25 Agustus 2021. Foto: Tangkapan layar

User Interaction pada Desain Sistem Pemantauan Titik Api Terintegrasi dengan menggunakan pendekatan Zachman Framework pada perusahaan HTI. Foto: Tangkapan layar

User Interaction pada Desain Sistem Pemantauan Titik Api Terintegrasi dengan menggunakan pendekatan Zachman Framework pada perusahaan HTI. Foto: Tangkapan layar

Metode pada Desain Sistem Pemantauan Titik Api Terintegrasi dengan menggunakan pendekatan Zachman Framework pada perusahaan HTI. Foto: Tangkapan layar

Metode pada Desain Sistem Pemantauan Titik Api Terintegrasi dengan menggunakan pendekatan Zachman Framework pada perusahaan HTI. Foto: Tangkapan layar

Pak Wibi, demikian media ini menyapa, mengatakan bahwa penelitiannya didasari atas peristiwa kebakaran yang terjadi di hutan Kalimantan dan menyebabkan kepulan asap yang mengganggu hingga menimbulkan dampak yang buruk gangguan pernapasan di negara tetangga.

“Pengendalian kebakaran di kawasan hutan sering terkendala karena terlambatnya informasi lokasi titik api. Padahal kunci keberhasilan dalam kegiatan pemadaman adalah kecepatan dalam mendeteksi dan memadamkan titik api,” tuturnya membuka isi makalahnya.

Penelitiannya diawali dengan observasi dan wawancara untuk memperoleh informasi dari narasumber langsung yang terlibat dalam proses penanganan titik api. “Kemudian dengan metode analisis SWOT diperoleh ringkasan kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dari sistem manajemen titik api yang ada saat ini,” ungkapnya.

“Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis implementasi sistem pemantauan dan penanganan titik api dan menghasilkan desain Sistem Pemantauan Titik Api Terintegrasi dengan menggunakan pendekatan Zachman Framework pada perusahaan HTI,” terang Pak Wibi.

Perusahaan HTI atau Hutan Tanaman Industri adalah perusahaan yang bergerak di bidang Hutan Tanaman Industri (HTI), seperti perkebunan kayu monokultur skala besar yang ditanam dan dipanen untuk produksi bubur dan bubur kertas. Pohon-pohon seperti Eucalyptus dan Akasia ditanam melebihi batas produktivitas alami dengan kecepatan tumbuh dan toleransi tinggi terhadap lahan terdegradasi.

Menurutnya, desain Sistem Pemantauan Titik Api Terintegrasi merupakan sebuah model baru yang dirancang dengan mengintegrasikan semua metode deteksi yang ada.

Model baru ini, lanjutnya, memanfaatkan teknologi pendukung seperti teknologi messenger, satelit, drone, CCTV, dan aplikasi di server yang secara cerdas melengkapi data yang dibutuhkan, termasuk informasi spasial untuk jalur terdekat ke titik api.

Dengan model baru tersebut, pada tahap implementasi Enterprise Architecture menggunakan Zachman Framework yang didukung oleh SWOT Analysis dan Value Chain Analysis. “Fungsinya untuk memastikan semua kebutuhan dapat dieksplorasi dan menghasilkan desain sistem yang mempertimbangkan semua kebutuhan secara komprehensif,” tuturnya.

Ia meyakini, apabila penerapan model baru ini tanpa pendekatan Enterprise Architecture, maka dikhawatirkan solusi yang didapatkan hanya akan fokus pada aspek teknologi saja.

“Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam kegiatan ini selain melibatkan tim pemadam kebakaran, juga melibatkan tanggung jawab dan tindakan dari banyak bagian di perusahaan, termasuk kontraktor dan masyarakat yang beraktivitas di hutan,” pungkasnya.

Sementara itu, Riovan Styx Roring memaparkan hasil penelitiannya di hari kedua, 26 Agustus 2021, dengan judul Towards Society 5.0: A Costless Smart Transportation Business Model.

Menurut informasi, CITA 2021 akan memublikasikan makalah pada jurnal internasional terindeks Scopus, di antaranya adalah International Journal of Systematic Innovation (Scopus), Acta Informatica Pragensia (Scopus), EDPACS (Scopus), International Journal of Business and Society (Scopus), Journal of Telecommunications and Information Technology (Scopus), dan Journal of IT in Asia.

(SA/PSI)

Bimbingan Teknis

UM – Dosen Universitas Mulia Muhammad Yani, S.Kom., M.T.I menjadi narasumber pada Bimbingan Teknis Sistem Pembelajaran Teknologi yang diselenggarakan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kalimantan Timur selama dua hari, Kamis (19/8) dan Jumat (20/8) pekan lalu.

Kegiatan tersebut dalam rangka Peningkatan Kinerja Guru Pendidikan Agama dan Keagamaan Buddha Tahun 2021 dengan tema Memanfaatkan Teknologi Informasi dalam Mendukung Proses Pembelajaran Daring.

Muhammad Yani mengatakan bahwa ia bersyukur mendapat kepercayaan untuk memberikan bimbingan teknis untuk yang kesekian kalinya. “Bersyukur sekali mendapat kesempatan untuk berbagi pengalaman belajar bersama Guru Pendidikan Agama dan Keagamaan Buddha Se-Kalimantan Timur,” tutur Muhammad Yani.

Menurutnya, pelatihan yang diselengarakan daring menggunakan aplikasi Zoom Meeting ini berbeda dengan pelatihan sebelumnya yang diselenggarakan luring tatap muka di kelas dan dibuka pagi hingga berakhir menjelang sore hari.

“Pelatihan ini dilaksanakan daring dengan aplikasi Zoom Meeting selama 2 hari, 19-20 Agustus 2021, masing-masing berlangsung selama dua jam dibuka setiap pukul 19.30 sampai dengan pukul 21.30 WITA,” terangnya.

Pelatihan diikuti 57 Guru Pendidikan Agama Buddha dengan materi terkait pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam proses pembelajaran daring dan seputar teknik dalam pembuatan video pembelajaran.

Bimbingan Teknis Sistem Pembelajaran Teknologi yang diselenggarakan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kalimantan Timur selama dua hari, Kamis (19/8) dan Jumat (20/8). Foto: Muhammad Yani

Bimbingan Teknis Sistem Pembelajaran Teknologi yang diselenggarakan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kalimantan Timur selama dua hari, Kamis (19/8) dan Jumat (20/8). Foto: Muhammad Yani

Bimbingan Teknis Sistem Pembelajaran Teknologi yang diselenggarakan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kalimantan Timur selama dua hari, Kamis (19/8) dan Jumat (20/8). Foto: Muhammad Yani

Bimbingan Teknis Sistem Pembelajaran Teknologi yang diselenggarakan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kalimantan Timur selama dua hari, Kamis (19/8) dan Jumat (20/8). Foto: Muhammad Yani

Menurut Muhammad Yani, spektrum pembelajaran berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi saat ini dikelompokkan menjadi empat, yakni Video Conference, Video Based Learning, Web/Mobile Learning, dan Blended/Hybrid Learning.

Pada Blended Learning atau yang sering dikenal dengan pembelajaran bauran, yakni menjalankan pembelajaran baik tatap muka maupun daring secara bersamaan.

Dari keempat spektrum tersebut, menurutnya, dibedakan menurut jenis komunikasi yang terjadi, yakni synchronous atau asynchronous.

Synchronous atau singkron, yakni komunikasi yang terjadi dalam pembelajaran bersifat real-time atau belajar terjadi dalam waktu bersamaan antara pengajar dengan peserta didik, seperti halnya tatap muka di kelas. Sedangkan Asynchronous atau asingkron pembelajaran terjadi secara tidak bersamaan, baik waktu dan tempat yang berbeda.

Muhammad Yani merupakan dosen Program Studi Di luar Kampus Utama (PSDKU) Sistem Informasi (S1) Universitas Mulia di Samarinda. Pendidikan S1 diselesaikan di Samarinda dan lulusan S2 Universitas Binus Jakarta. Saat ini tengah melanjutkan pendidikan S3 Bidang Teknologi Informasi di Malaysia dengan beasiswa dari Yayasan Airlangga.

(SA/PSI)