Penerapan Metode Active Mastery Learning dalam Pembelajaran Daring

DR. M Rusli, M.T. saat memaparkan metode Active Mastery Learning kepada dosen Universitas Mulia yang digelar daring, Senin (24/1). Foto: PSI

UM – Mengawali tahun 2022 ini, pimpinan Universitas Mulia terus berbenah dengan mengajak seluruh dosen dan pengajar untuk menyamakan persepsi tentang pelaksanaan pendidikan dan pengajaran. Hal ini disampaikan DR. Muhammad Rusli, M.T. dalam pertemuan daring bersama dosen Universitas Mulia yang digelar Senin (24/1).

“Ini adalah model pembelajaran penguasaan aktif atau Active Mastery Learning, saya kira Bapak Ibu sudah memahami dan menerapkan metode pembelajaran ini,” tutur DR. Muhammad Rusli dari Institut Teknologi dan Bisnis STIKOM Bali ketika memaparkan presentasinya.

Menurut DR. Rusli, Active Mastery Learning (AML) menggabungkan tiga kegiatan atau aktivitas, di antaranya adalah Penguasaan Konten, Penerapan Aktif, dan Interaksi.

Penguasaan Konten menghendaki pembelajar atau mahasiswa menguasai konten melalui aktivitas yang menarik, menyenangkan, dan kumulatif. “Aktivitas mulai dari menyimak dulu, mendengarkan, kemudian menjawab pertanyaan dari dosen, mengerjakan tugas, jadi yang sifatnya menyenangkan melalui aktivitas yang tidak memberatkan mereka,” tuturnya.

Kegiatan berikutnya adalah Penerapan Aktif, yakni pembelajar atau mahasiswa secara aktif menerapkan konten melalui aktivitas-aktivitas kolaborasi dan berbasis masalah yang relevan dan bermakna.

Dan kegiatan ketiga adalah Interaksi, yakni pembelajar atau mahasiswa berinteraksi dengan pengajar atau dosen, mahasiswa berinteraksi dengan mahasiswa yang lain, juga dengan konten melalui aktivitas pembelajaran, diskusi, proyek kelompok dan masukan dari dosen.

DR. M Rusli, M.T. saat memaparkan metode Active Mastery Learning kepada dosen Universitas Mulia yang digelar daring, Senin (24/1). Foto: PSI

DR. M Rusli, M.T. saat memaparkan metode Active Mastery Learning kepada dosen Universitas Mulia yang digelar daring, Senin (24/1). Foto: PSI

“Jadi bagaimana kita berinteraksi dengan mahasiswa, Bapak Ibu, dan ini umum yang dipakai dan banyak model pembelajaran yang lain. Jadi, itu yang juga dipakai di daring (kuliah online),” tuturnya.

Dirinya mengakui dalam pembelajaran daring harus dirancang dengan baik agar tujuan penguasaan pembelajaran tercapai. “Kalau di pembelajaran daring bukan agak susah ya, tapi memang harus dirancang dengan baik, kalau di kelas (tatap muka) tentu lebih mudah,” ungkapnya.

AML atau sering juga disebut pembelajaran berbasis penguasaan merupakan salah satu metode pembelajaran strategi instruksional yang diusulkan oleh Benjamin S. Bloom, Profesor Pendidikan dari Universitas Chicago AS pada tahun 1968 silam. AML menghendaki agar pembelajar, baik siswa maupun mahasiswa, harus mencapai tingkat penguasaan, misalnya, 90% menguasai materi belajar yang dibuktikan dari tes pengetahuan atau ujian.

Tes penguasaan biasa digunakan dalam pembelajaran di kelas saat ini sebagai prasyarat sebelum melangkah maju pada jenjang berikutnya atau naik kelas. Jika siswa tidak mencapai ketuntasan penguasaan, mereka diberikan dukungan tambahan belajar, menelaah kembali materi belajar, kemudian diuji lagi. Siklus ini berlanjut sampai pembelajar dinilai memenuhi syarat penguasaan sehingga dapat melanjutkan ke tahap berikutnya.

Metode pembelajaran penguasaan menyarankan pembelajar fokus pada pengajaran. Tiap pembelajar memiliki waktu yang berbeda untuk mempelajari materi yang sama dan mencapai tingkat penguasaan yang sama. Adakalanya seorang mahasiswa cepat menerima materi pembelajaran, namun disisi lain ada juga mahasiswa yang sangat lambat dalam menerima dan memahami materi pembelajaran.

Hal ini sangat kontras dengan model pengajaran klasik yang lebih fokus pada perbedaan kemampuan mahasiswa. Semua mahasiswa diberikan waktu yang sama untuk belajar dan serangkaian instruksi yang sama.

Dalam ketuntasan belajar (Mastery of Learning) terjadi pergeseran tanggung jawab. Kegagalan mahasiswa lebih disebabkan oleh instruksi dan belum tentu kurangnya kemampuan. Oleh karena itu, dalam lingkungan pembelajaran berbasis penguasaan ini tantangannya adalah menyediakan waktu yang cukup dan menerapkan strategi pembelajaran sehingga semua mahasiswa dapat mencapai tingkat pembelajaran yang sama.

(SA/PSI)

1 reply

Trackbacks & Pingbacks

  1. […] itu, menurutnya, perlu penerapan salah satu metodologi seperti Active Mastery Learning kepada mahasiswa yang memiliki kekurangan tersebut dengan cara pendampingan. Meski demikian, hal […]

Comments are closed.