UM – Universitas Mulia menandatangani kerjasama dengan Universiti Malaysia Sabah (UMS), Universitas Mulawarman, Universiti Malaysia Sarawak (UNIMAS) dan Universiti Teknologi Brunei UTB. Kelima universitas secara resmi menandatangani Memorandum of Understanding menandai awal kerjasama dan kolaborasi antar perguruan tinggi selama 5 tahun ke depan, Rabu (17/2) pagi.
Rektor Universitas Mulia Dr. Agung Sakti Pribadi, S.H., M.H. menyambut baik kerjasama tersebut. Ia berharap kerjasama ini dapat meningkatkan kerjasama dan kolaborasi antar perguruan tinggi berbasis informatika dan komputer di Borneo.
“Era sekarang ini adalah era kolaborasi. Saya menyambut baik dan tentu sangat berharap kerjasama ini menjadi salah satu upaya yang konstruktif untuk meningkatkan pendidikan, penelitian dan kerjasama antar perguruan tinggi,” tutur Dr. Agung Sakti Pribadi.
Sementara itu, Wakil Rektor I Bidang Akademik Yusuf Wibisono, M.T.I. yang turut mendampingi mengatakan bahwa UMS telah melakukan penjajakan sejak kurang lebih satu tahun yang lalu.
“Sesuai dengan pertemuan sebelumnya, kita telah melakukan penjajakan dengan perguruan tinggi terkait. Hari ini Pak Rektor telah melakukan penandatanganan MoU sebagai awal dimulainya kerjasama dalam bidang pendidikan, pertukaran pelajar, kolaborasi penelitian, dan kolaborasi dalam rangka meningkatkan mutu lulusan,” tutur Yusuf Wibisono.
Yusuf Wibisono mengatakan bahwa perguruan tinggi yang tergabung dalam kerjasama tersebut sepakat mendirikan konsorsium yang selanjutnya disebut Konsortium Komputeran dan Informatik Borneo atau KKIB.
“Nama konsorsium dalam Bahasa Melayu Malaysia, Konsortium Komputeran dan Informatik Borneo atau KKIB, kurang lebih Konsorsium Perguruan Tinggi Informatika dan Komputer yang ada di Pulau Borneo,” ungkapnya.
Rektor Dr. Agung Sakti Pribadi, S.H., M.H. bersama Wakil Rektor I Bidang Akademik Yusuf Wibisono, M.T.I. saat menandatangani MoU di Ruang Rektor Universitas Mulia, Rabu (17/2). Foto: Nadya
“Konsorsium ini berlaku mulai saat ini sampai dengan lima tahun ke depan, tentu ini diharapkan dapat kita ambil manfaatnya untuk meningkatkan kualitas tri dharma perguruan tinggi di Universitas Mulia, ini kesempatan kita untuk belajar mengembangkan diri,” tutur Yusuf Wibisono.
Seperti diberitakan sebelumnya, UMS telah melakukan penjajakan dengan menghubungi Universitas Mulia pada bulan April 2020 yang lalu untuk menjalin kerjasama di bidang pendidikan dan penelitian.
UMS merupakan salah satu universitas negeri ternama di Malaysia yang berdiri sejak tahun 1994. Hingga tahun 2017, universitas yang ada di Kota Kinabalu Sabah Malaysia ini tercatat telah menghasilkan lulusan sebanyak 15.817 Sarjana, 2.805 Magister, dan 620 Doktor.
Perguruan tinggi yang tergabung dalam konsorsium KKIB telah melakukan penandatanganan Letter of Intent pada 18 Mei 2020 yang lalu secara daring menggunakan aplikasi Zoom Meeting.
“Pertemuan intensif telah kami lakukan dengan Dr. Muzaffar bin Hamzah dari UMS serta tim dari universitas lainnya untuk mematangkan kerjasama, dan pada 17 Agustus yang lalu draf Nota Kesepahaman telah dikirimkan UMS dan telah kami pelajari bersama,” ungkap Yusuf Wibisono.
Salah satu Rencana Strategis KKIB di bidang akademik adalah pertukaran mahasiswa (Student Exchange) baik jangka pendek dalam 1-3 minggu maupun jangka panjang dalam 1-2 semester.
Termasuk sharing program pembelajaran virtual, baik menggunakan MOOC (Massive Online Open Course), LMS (Learning Management System), hybrid atau Blended Learning, online courses yang saat ini tidak memungkinkan belajar di kampus secara fisik karena pandemik Covid-19.
Pertemuan untuk mematangkan kerjasama dalam konsorsium terus dilanjutkan pada September 2020 yang lalu. Kerjasama diharapkan ke depan akan sangat relevan dengan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Kemdikbud RI, seperti kerjasama pertukaran mahasiswa dan pembelajaran dengan Blended Learning.
“Di dalam program Merdeka Belajar Kampus Merdeka mahasiswa diharapkan mengambil mata kuliah di luar Universitas Mulia, bisa di luar kampus di perguruan tinggi lain, di komunitas, masyarakat, atau pun di industri untuk belajar selama 1-2 semester,” tuturnya.
Dengan demikian, KKIB dapat mengakomodasi MBKM sehingga memberikan manfaat yang lebih luas bagi masing-masing perguruan tinggi. Kerjasama diharapkan dapat berjalan sesuai dengan rencana. (SA/PSI)